www.wikidata.id-id.nina.az
BakteriRentang fosil Arkean atau sebelumnya saat ini Had n Arkean Proterozoikum Pha Mikrograf pemindai elektron basilus Escherichia coliKlasifikasi ilmiahDomain Bacteria Woese dkk 1990 1 FilumAcidobacteria Actinobacteria Aquificae Armatimonadetes Bacteroidetes Caldiserica Chlamydiae Chlorobi Chloroflexi Chrysiogenetes Coprothermobacterota 2 Cyanobacteria Deferribacteres Deinococcus Thermus Dictyoglomi Elusimicrobia Fibrobacteres Firmicutes Fusobacteria Gemmatimonadetes Lentisphaerae Nitrospirae Planctomycetes Proteobacteria Spirochaetes Synergistetes Tenericutes Thermodesulfobacteria Thermotogae VerrucomicrobiaSinonimEubacteria Woese amp Fox 1977 3 Bakteri nama ilmiah Bacteria adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada tingkat domain Bersama dengan domain Arkea bakteri digolongkan sebagai prokariota Sel bakteri memiliki bentuk tertentu misalnya menyerupai bola batang atau spiral yang biasanya berukuran beberapa mikrometer Bakteri merupakan salah satu bentuk kehidupan pertama yang muncul dan saat ini menghuni sebagian besar habitat di Bumi Bakteri dapat hidup di tanah air mata air panas yang asam limbah radioaktif hingga kerak Bumi Bakteri juga menjalin hubungan simbiosis dengan tumbuhan dan hewan Sebagian besar bakteri belum diketahui karakternya dan hanya sekitar 27 persen filum bakteri yang memiliki spesies yang dapat ditumbuhkan di laboratorium Studi tentang bakteri disebut bakteriologi salah satu cabang mikrobiologi Hampir semua hewan bergantung pada bakteri agar mereka dapat bertahan hidup karena hanya bakteri dan sejumlah arkea yang memiliki gen dan enzim yang diperlukan untuk menyintesis vitamin B12 Vitamin ini diperoleh hewan melalui rantai makanan atau dihasilkan oleh mikroorganisme yang hidup dalam sistem pencernaan mereka Ada sekitar 40 juta sel bakteri dalam satu gram tanah dan satu juta sel bakteri dalam satu mililiter air tawar Secara keseluruhan ada sekitar 4 6 x 1030 bakteri dan arkea di Bumi yang membentuk biomassa yang hanya dilampaui oleh tumbuhan Bakteri sangat berperan dalam siklus nutrisi misalnya dalam proses pengikatan nitrogen dari atmosfer dan dekomposisi mayat Pada komunitas organisme di sekitar ventilasi hidrotermal dan ventilasi dingin bakteri ekstremofil menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan dengan mengubah senyawa terlarut seperti hidrogen sulfida dan metana menjadi energi Pada manusia dan sebagian besar hewan bakteri paling banyak berada di saluran pencernaan Kulit juga dihuni bakteri dalam jumlah besar Mayoritas bakteri dalam tubuh tidak berbahaya karena tubuh dilindungi sistem imun Di samping itu banyak bakteri yang bermanfaat terutama sebagai flora usus Namun beberapa spesies bakteri bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit menular antara lain kolera sifilis gonore antraks kusta dan pes Penyakit bakterial mematikan yang paling banyak ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan Tuberkulosis membunuh sekitar dua juta orang per tahun yang kebanyakan terjadi di Afrika Sub Sahara Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan juga digunakan dalam pertanian yang membuat resistansi antibiotik menjadi masalah yang terus berkembang Di bidang perindustrian bakteri berperan penting dalam pengolahan limbah dan penguraian tumpahan minyak produksi keju dan yoghurt melalui fermentasi pemurnian emas paladium tembaga dan logam lainnya pada sektor pertambangan serta dalam bioteknologi seperti pembuatan antibiotik dan bahan kimia lainnya Daftar isi 1 Sejarah penemuan 2 Asal usul dan evolusi awal 3 Fosil 4 Morfologi 5 Struktur sel 5 1 Struktur intraseluler 5 2 Struktur ekstraseluler 5 3 Endospora 6 Metabolisme 7 Habitat 8 Pengaruh lingkungan 9 Pertumbuhan dan reproduksi 10 Genetika 11 Perilaku 11 1 Pergerakan 11 2 Komunikasi 12 Klasifikasi 12 1 Pohon filogenetika 13 Interaksi dengan organisme lain 13 1 Predator 13 2 Mutualis 13 3 Patogen 14 Peranan 14 1 Bidang lingkungan 14 2 Bidang pangan 14 3 Bidang kesehatan 14 4 Dekomposisi 15 Referensi 16 Bacaan lebih lanjut 17 Pranala luarSejarah penemuan Sunting Antony van Leeuwenhoek orang pertama yang mengamati bakteri melalui mikroskop Bakteri merupakan organisme mikroskopik sehingga sulit dideteksi terutama sebelum ditemukannya mikroskop Organisme ini pertama kali diamati pada tahun 1676 oleh Antony van Leeuwenhoek pedagang dan ilmuwan Belanda Ia menggunakan mikroskop berlensa tunggal yang dirancangnya sendiri 4 Leeuwenhoek lalu menerbitkan pengamatannya dalam serangkaian surat kepada Royal Society of London 5 6 7 yang kemudian dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada 1684 8 Bakteri merupakan objek yang berada dalam batas yang bisa dilihat oleh lensa sederhana Leeuwenhoek dan tak ada orang lain yang bisa melihatnya selama lebih dari satu abad 9 Leeuwenhoek juga mengamati protozoa yang kesemuanya ia sebut sebagai hewan kecil 10 Christian Gottfried Ehrenberg ilmuwan Jerman memperkenalkan kata bacterium pada tahun 1838 11 12 Kata ini berasal dari romanisasi bahasa Yunani bakthrion bakterion 13 bentuk diminutif dari bakthria bakteria yang memiliki arti batang atau tongkat karena bakteri pertama yang ditemukan berbentuk batang 14 15 Pada pertengahan abad ke 19 Ferdinand Cohn seorang ahli botani asal Breslau Prusia sekarang bagian dari Polandia tertarik pada bakteri yang tahan panas Ia menemukan bahwa sejumlah bakteri membentuk endospora yang resistan terhadap suhu tinggi termasuk Bacillus yang mampu beralih dari bentuk vegetatif menjadi endospora dan sebaliknya Cohn juga menginisiasi pengelompokan bakteri berdasarkan bentuknya bulat batang filamen dan spiral serta mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada tabung reaksi 8 16 Louis Pasteur ahli kimia Prancis menemukan bahwa pemanasan dapat membunuh atau menonaktifkan bakteri dan mikroorganisme lain pada anggur sehingga anggur tersebut tidak mudah rusak dan memiliki umur simpan yang lebih panjang 17 Metode ini kemudian disebut pasteurisasi Pada periode 1859 hingga 1864 Pasteur membantah konsep pembentukan spontan melalui eksperimen eksperimennya yang kemudian diterima secara luas 18 Bersama Robert Koch yang hidup sezaman dengannya Pasteur adalah pendukung awal teori kuman penyakit 19 Ilustrasi basil penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch pada 1882Pada masa itu mikroorganisme telah diketahui menyebabkan penyakit menular Namun belum ada bukti definitif yang mendukung teori ini sampai Robert Koch dokter berkebangsaan Jerman berhasil mengisolasi dan membuat biakan murni bakteri serta menumbuhkannya di laboratorium Bacillus anthracis dan Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang digunakan Koch untuk membuktikan teori kuman penyakit hingga ia diberikan penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada 1905 20 21 Postulat Koch yang dirumuskannya untuk menentukan kausalitas antara patogen dan penyakit infeksi masih dipakai hingga saat ini 22 Meskipun berbagai penyakit bakterial telah diketahui tetapi saat itu belum ada pengobatan yang memadai 23 Sekitar tahun 1910 Paul Ehrlich bersama rekan rekannya mengembangkan antibiotik sintetis pertama yaitu Salvarsan yang kemudian dikenal sebagai Arsfenamina untuk mengobati sifilis yang diakibatkan oleh Treponema pallidum 24 Ehrlich menerima penghargaan Nobel pada 1908 atas karyanya di bidang imunologi 25 Ia juga memelopori penggunaan bahan pewarna untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri yang menjadi dasar berbagai teknik pewarnaan seperti Ziehl Neelsen 26 Perkembangan besar pada bakteriologi terjadi pada tahun 1977 ketika Carl Woese memublikasikan bahwa arkea memiliki garis keturunan evolusioner yang terpisah dari bakteri 3 Taksonomi filogenetik ini bergantung pada pengurutan RNA ribosomal 16S dan membagi prokariota menjadi dua domain sebagai bagian dari sistem tiga domain 1 Asal usul dan evolusi awal Sunting Pohon filogenetik yang menunjukkan bahwa bakteri lebih dulu bercabang dari garis keturunan arkea dan eukariotaNenek moyang bakteri masa kini adalah mikroorganisme uniseluler yang merupakan bentuk kehidupan pertama di Bumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu Selama sekitar 3 miliar tahun mayoritas organisme berukuran mikroskopis yang didominasi oleh bakteri dan arkea 27 28 Walaupun fosil bakteri ditemukan misalnya dalam bentuk stromatolit morfologinya yang tidak terlalu khas mengakibatkan mereka tak bisa digunakan untuk mengetahui riwayat evolusi bakteri atau waktu munculnya spesies bakteri tertentu Meskipun demikian urutan gen dapat digunakan untuk merekonstruksi filogeni bakteri yang menunjukkan bahwa bakterilah yang pertama kali membentuk cabang dan keluar dari garis keturunan arkea eukariota 29 Nenek moyang bersama paling terkini dari bakteri dan arkea mungkin adalah hipertermofil yang hidup sekitar 2 5 hingga 3 2 miliar tahun yang lalu 30 31 Bentuk kehidupan paling awal di darat mungkin berupa bakteri yang hidup sekitar 3 22 miliar tahun yang lalu 32 Bakteri juga terlibat dalam divergensi evolusioner besar kedua yang menciptakan percabangan arkea dan eukariota Saat itu eukariota terbentuk dari peristiwa masuknya bakteri purba ke dalam nenek moyang sel eukariota yang mungkin masih berhubungan dekat dengan arkea melalui asosiasi endosimbiotik 33 34 Secara lebih spesifik sel sel proto eukariota menelan Alphaproteobacteria sebagai simbion sehingga terbentuk salah satu dari mitokondria atau hidrogenosom yang masih ditemukan di semua sel eukariota yang diketahui kadang kadang dalam bentuk yang sangat tereduksi misalnya dalam protozoa kuno tanpa mitokondria Belakangan beberapa eukariota yang sudah memiliki mitokondria juga menelan organisme mirip sianobakteri yang pada akhirnya membentuk kloroplas pada alga dan tumbuhan Hal ini dikenal sebagai endosimbiosis primer 35 36 Fosil SuntingSatu kelompok bakteri sianobakteri atau blue green algae telah meninggalkan fosil jauh dari zaman Prakambrium Fosil cyanobacteria tertua yang diketahui hingga saat ini berusia hampir 3 5 miliar tahun Sianobakteri lebih besar dari bakteri pada umumnya dan dapat mengeluarkan dinding sel yang tebal Selain itu sianobakteri juga dapat membentuk struktur berlapis besar yang disebut stromatolit jika berbentuk kubah atau onkolit jika bulat Struktur ini terbentuk sebagai alas sianobakteri yang tumbuh di lingkungan akuatik membentuk sedimen dan terkadang mengeluarkan kalsium karbonat Ketika dipotong sangat tipis sianobakteri dan alga fosil yang terawetkan dengan baik dapat ditemukan pada fosil stromatolit Selain sianobakteri tidak banyak fosil bakteri yang dipublikasikan Dalam kondisi tertentu sel bakteri dapat di salah pahamkan dengan mineral terutama dengan pirit atau siderit besi karbonat mineral yang dapat membentuk replika dari sel hidup atau pseudomorphs Beberapa bakteri juga mengeluarkan selubung berlapis besi yang terkadang memfosil Adapula bakteri yang masuk ke dalam cangkang atau batu dan membentuk saluran mikroskopis di dalam cangkang bakteri tersebut disebut sebagai endolitik Bakteri juga telah ditemukan dalam damar fosil resin pohon dan dalam jaringan mumi 37 Morfologi Sunting Berbagai morfologi dan tampilan sel bakteriBakteri memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran Sel bakteri besarnya sekitar sepersepuluh sel eukariota dan biasanya berukuran 0 5 hingga 5 mikrometer Namun beberapa spesies bisa dilihat dengan mata telanjang misalnya Thiomargarita namibiensis yang panjangnya mencapai setengah milimeter 38 dan Epulopiscium fishelsoni yang mencapai 0 7 mm 39 Contoh bakteri terkecil adalah anggota genus Mycoplasma yang berukuran 0 3 mikrometer kurang lebih sama dengan ukuran virus terbesar 40 Beberapa bakteri bahkan mungkin lebih kecil tetapi jenis jenis bakteri ultramikro ini belum dipahami dengan baik 41 Sebagian besar spesies bakteri berbentuk bulat disebut kokus dari bahasa Yunani kokkos yang artinya butir atau biji atau berbentuk batang disebut basilus dari bahasa Latin baculus yang artinya tongkat 42 Beberapa jenis bakteri berbentuk seperti batang yang agak melengkung atau berbentuk koma disebut vibrio bakteri bakteri lainnya bisa berbentuk spiral disebut spirillum atau melingkar rapat disebut spiroket Bentuk yang tidak umum juga telah dijumpai misalnya bakteri berbentuk bintang 43 Berbagai macam bentuk ini ditentukan oleh dinding sel bakteri dan sitoskeleton yang berperan penting karena dapat memengaruhi kemampuan bakteri dalam memperoleh nutrisi menempel pada permukaan berenang dalam cairan dan melarikan diri dari predator 44 45 Kisaran ukuran prokariota secara relatif terhadap biomolekul dan organisme lainnyaBanyak spesies bakteri hanya berupa sel tunggal sementara bakteri yang lain berkelompok dalam pola yang khas Neisseria berbentuk diploid berpasangan Streptococcus membentuk rantai sedangkan Staphylococcus bergerombol bersama sama menyerupai sekumpulan anggur Bakteri juga dapat berkelompok membentuk struktur multiseluler yang lebih besar seperti Actinobacteria dengan filamen yang memanjang miksobakteri yang membentuk agregat dan Streptomyces yang mempunyai hifa kompleks 46 Struktur struktur multiseluler ini sering kali hanya terlihat pada kondisi tertentu Sebagai contoh ketika kekurangan asam amino miksobakteri mendeteksi sel sel di sekitarnya melalui proses yang dikenal sebagai pengindraan kuorum untuk bermigrasi menuju satu sama lain dan berkumpul membentuk tubuh buah dengan panjang hingga 500 mikrometer dan mengandung sekitar 100 000 sel bakteri 47 Dalam tubuh buah ini bakteri bakteri melakukan tugas terpisah misalnya sekitar satu dari sepuluh sel bermigrasi ke bagian atas tubuh buah dan berdiferensiasi menjadi bentuk dorman khusus yang disebut miksospora yang lebih tahan terhadap kondisi kering dan keadaan lingkungan yang merugikan 48 Bakteri sering kali menempel pada suatu permukaan dan membentuk agregasi padat yang disebut biofilm sementara formasi yang lebih besar dikenal sebagai tikar mikrob Ketebalan biofilm dan tikar ini sekitar beberapa mikrometer sedangkan kedalamannya dapat mencapai setengah meter dan mungkin mengandung banyak spesies bakteri protista dan arkea Bakteri yang hidup dalam biofilm menampilkan susunan sel dan komponen ekstraseluler yang kompleks serta membentuk struktur sekunder seperti mikrokoloni yang di dalamnya terdapat jejaring saluran untuk memungkinkan difusi nutrisi yang lebih baik 49 50 Di lingkungan alami seperti tanah atau permukaan tumbuhan sebagian besar bakteri terikat dalam bentuk biofilm 51 Biofilm merupakan hal penting dalam kedokteran karena struktur ini sering kali muncul saat infeksi bakteri berlangsung kronis atau saat terjadi infeksi pada implan peralatan medis Bakteri yang terlindung dalam biofilm jauh lebih sulit dibunuh dibandingkan bakteri yang hidup sendiri sendiri 52 Struktur sel SuntingArtikel utama Struktur sel bakteri Struktur sel bakteri yang menunjukkan membran plasma DNA nukleoid kapsul dinding sel mesosom ribosom sitoplasma dan flagelaStruktur intraseluler Sunting Sel bakteri dikelilingi oleh membran sel yang terutama terbuat dari fosfolipid Membran ini membungkus isi sel dan menjadi pembatas bagi nutrien protein dan komponen komponen penting lainnya di sitoplasma agar mereka tetap berada di dalam sel 53 Tidak seperti eukariota sel bakteri biasanya tidak memiliki struktur besar yang terbungkus membran di dalam sitoplasma mereka seperti nukleus mitokondria kloroplas dan organel organel lainnya 54 Meskipun demikian sejumlah bakteri mempunyai organel yang berikatan dengan protein contohnya karboksisom 55 yang menciptakan kompartemen untuk memisahkan aspek aspek metabolisme bakteri 56 57 Selain itu bakteri memiliki sitoskeleton multikomponen untuk mengatur lokalisasi protein dan asam nukleat di dalam sel serta untuk mengelola proses pembelahan sel 58 59 60 Banyak reaksi biokimia esensial seperti pembangkitan energi terjadi karena adanya gradien konsentrasi lintas membran Akibatnya tercipta perbedaan potensial yang serupa dengan baterai Secara umum kurangnya jumlah membran internal pada bakteri mengakibatkan reaksi reaksi ini misalnya rantai transpor elektron berlangsung melintasi membran sel baik antara sitoplasma di bagian dalam sel dengan bagian luar sel ataupun dengan periplasma 61 Namun pada banyak bakteri fotosintetik membran plasma sangat terlipat dan mengisi sebagian besar sel dengan lapisan lapisan membran pengumpul cahaya 62 Kompleks pengumpul cahaya ini dapat membentuk struktur yang ditutupi lipid yang disebut klorosom pada bakteri belerang hijau 63 Bakteri tidak memiliki nukleus yang terbungkus membran Materi genetiknya biasanya berupa nukleoid yaitu DNA yang terletak di sitoplasma secara ireguler yang membentuk kromosom melingkar tunggal 64 Nukleoid mengandung kromosom yang lengkap dengan struktur protein dan RNA nya Seperti semua organisme lain bakteri memiliki ribosom untuk menghasilkan protein tetapi struktur ribosom bakteri berbeda dari ribosom pada eukariota dan arkea 65 Sejumlah bakteri menghasilkan butiran penyimpanan nutrisi di dalam selnya seperti glikogen 66 polifosfat 67 belerang 68 atau polihidroksi alkanoat 69 Beberapa bakteri seperti sianobakteri fotosintetik mempunyai vakuola gas internal yang mereka gunakan untuk mengatur daya apung sehingga mereka dapat berpindah untuk naik atau turun di dalam lap air yang memiliki intensitas cahaya dan tingkat nutrisi yang berbeda 70 Struktur ekstraseluler Sunting Mikrograf elektron Helicobacter pylori yang mempunyai beberapa flagela di permukaan selnyaLapisan yang mengelilingi bagian luar membran sel adalah dinding sel Dinding sel bakteri terbuat dari peptidoglikan disebut juga murein yang disusun oleh rantai polisakarida yang terhubung secara silang dengan peptida yang mengandung asam amino D 71 Dinding sel bakteri berbeda dari dinding sel tumbuhan dan fungi yang masing masing terbuat dari selulosa dan kitin 72 Dinding sel bakteri juga berbeda dengan arkea yang tidak mengandung peptidoglikan Bagi banyak bakteri dinding sel sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka karena beberapa zat misalnya penisilin antibiotik yang diproduksi oleh jamur Penicillium mampu membunuh bakteri dengan menghalangi satu langkah reaksi dalam sintesis peptidoglikan 72 Secara garis besar ada dua jenis dinding sel pada bakteri yang mengelompokkan bakteri menjadi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Penamaan tersebut didasarkan dari reaksi sel terhadap pewarnaan Gram suatu metode yang telah lama dilakukan untuk mengklasifikasikan jenis bakteri 73 Bakteri Gram positif mempunyai dinding sel tebal yang mengandung banyak lapisan peptidoglikan dan asam teikoat Sebaliknya bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang relatif tipis yang terdiri atas beberapa lapisan peptidoglikan yang dikelilingi oleh membran lipida dwilapis yang mengandung lipopolisakarida dan lipoprotein Sebagian besar bakteri memiliki dinding sel bertipe Gram negatif dan hanya filum Firmicutes dan Actinobacteria sebelumnya masing masing dikenal sebagai bakteri Gram positif dengan G C rendah dan G C tinggi yang memiliki susunan Gram positif alternatif 74 Perbedaan struktur ini dapat menghasilkan perbedaan kerentanan terhadap antibiotik misalnya vankomisin hanya dapat membunuh bakteri Gram positif dan tidak efektif melawan patogen Gram negatif seperti Haemophilus influenzae atau Pseudomonas aeruginosa 75 Sebagian bakteri mempunyai struktur dinding sel yang tidak tergolong Gram positif atau Gram negatif termasuk bakteri yang penting secara klinis seperti Mycobacterium yang mempunyai dinding sel dengan peptidoglikan tebal seperti bakteri Gram positif tetapi juga memiliki lapisan lipid kedua di bagian luarnya 76 Pada banyak bakteri lapisan S berupa molekul protein yang tersusun secara kaku menutupi bagian luar sel 77 Lapisan ini melindungi permukaan sel secara fisik dan kimiawi dan dapat bertindak sebagai penghalang difusi makromolekul Lapisan S memiliki fungsi yang beragam tetapi sebagian besar fungsinya kurang dipahami Sejauh ini lapisan S diketahui bertindak sebagai faktor virulensi pada Campylobacter dan mengandung enzim permukaan pada Bacillus stearothermophilus 78 Diagram flagela yang pangkalnya menempel pada rotor di permukaan sel bakteriBanyak bakteri memiliki struktur ekstrasel lainnya seperti flagela fimbria dan pili yang digunakan untuk bergerak melekat dan berkonjugasi 79 Flagela merupakan struktur protein kaku yang digunakan untuk motilitas Diameter flagela sekitar 20 nanometer dan panjangnya mencapai 20 mikrometer Flagela digerakkan oleh energi yang dilepaskan oleh transfer ion yang terjadi karena gradien elektrokimia lintas membran sel 80 Fimbria kadang kadang disebut pili yang melekat adalah filamen protein yang halus dengan diameter sekitar 2 10 nanometer dan panjang beberapa mikrometer Mereka tersebar di permukaan sel dan terlihat seperti rambut halus bila diamati melalui mikroskop elektron Fimbria diyakini terlibat dalam perlekatan bakteri ke permukaan padat atau ke sel lain dan berperan dalam virulensi beberapa bakteri patogen 81 Sementara itu pili adalah struktur pelengkap yang sedikit lebih besar dari fimbria Struktur ini disebut sebagai pili konjugasi atau pili kelamin saat menjadi sarana transfer materi genetik antarsel bakteri dalam proses yang disebut konjugasi lihat genetika bakteri di bawah 82 Mereka juga dapat menghasilkan gerakan yang disebut pili tipe IV 83 Beberapa struktur ekstraseluler bakteri 1 Kapsul 2 lapisan lendir 3 biofilmBanyak bakteri memproduksi glikokaliks untuk mengelilingi sel mereka Kompleksitas struktur glikokaliks bervariasi mulai dari lapisan lendir tak teratur yang terbuat dari zat polimer ekstraseluler hingga kapsul yang sangat terstruktur Struktur struktur ini dapat melindungi sel bakteri dari sel eukariota misalnya makrofag bagian dari sistem imun manusia yang hendak menelan mereka 84 Glikokaliks juga memiliki beberapa peran lain bertindak sebagai antigen terlibat dalam pengenalan sel serta membantu perlekatan ke suatu permukaan dan pembentukan biofilm 85 Perakitan struktur struktur ekstraseluler bergantung pada sistem sekresi bakteri yang mentransfer protein dari sitoplasma ke periplasma atau ke lingkungan di sekitar sel Para ilmuwan telah mengetahui bermacam macam sistem sekresi bakteri dan menemukan bahwa struktur struktur ekstrasel yang dihasilkannya sering kali berperan penting dalam menentukan virulensi patogen Oleh karenanya mereka dipelajari secara intensif 86 Endospora Sunting Informasi lebih lanjut Endospora Gambaran mikroskop fase kontras bakteri Paenibacillus alvei yang endosporanya terlihat terangBeberapa genus bakteri Gram positif seperti Bacillus Clostridium Sporohalobacter Anaerobacter dan Heliobacterium dapat membentuk struktur yang sangat resistan yang disebut endospora 87 Endospora berkembang di dalam sitoplasma dan umumnya ada satu endospora yang berkembang di setiap sel Setiap endospora mengandung DNA dan ribosom yang dikelilingi oleh lapisan korteks dan dilindungi oleh berlapis lapis selubung kaku yang terdiri dari peptidoglikan dan berbagai protein 88 Endospora tidak menunjukkan tanda tanda metabolisme dan dapat bertahan dari tekanan fisik dan kimia seperti sinar ultraungu radiasi gama detergen disinfektan panas pembekuan tekanan dan pengeringan dalam tingkatan yang ekstrem 89 Dalam keadaan yang tidak aktif ini suatu organisme dapat tetap hidup selama jutaan tahun 90 91 dan endospora bahkan memungkinkan bakteri bertahan hidup pada kondisi hampa udara dan radiasi di ruang angkasa sehingga mungkin bakteri dapat didistribusikan ke seluruh Alam semesta melalui debu kosmik meteoroid asteroid komet planetoid atau melalui panspermia terarah 92 Bakteri pembentuk endospora juga dapat menyebabkan penyakit Sebagai contoh antraks dapat ditularkan dengan menghirup endospora Bacillus anthracis sementara luka tusuk dalam yang terkontaminasi endospora Clostridium tetani dapat menyebabkan tetanus 93 Selain itu endospora Clostridium botulinum membuatnya terlindung dari suhu dan tekanan tinggi pada pemrosesan makanan kaleng sehingga dapat mengakibatkan keracunan saat dikonsumsi 94 Metabolisme SuntingBakteri menunjukkan tipe metabolisme yang sangat beragam 95 Perbedaan sifat metabolik dalam suatu kelompok bakteri awalnya digunakan untuk menentukan taksonomi mereka tetapi sifat sifat ini sering kali tidak selaras dengan klasifikasi modern berbasis genetik 96 Metabolisme bakteri dibagi menjadi beberapa kelompok nutrisi berdasarkan tiga kriteria utama sumber energi donor elektron yang digunakan dan sumber karbon yang digunakan untuk pertumbuhan 97 Diagram alir untuk mengelompokkan mikrob berdasarkan karakteristik metabolismenyaBakteri memperoleh energi dengan salah satu dari dua cara berfotosintesis untuk mengubah energi dari cahaya mereka disebut fototrof atau dengan memecah senyawa kimia menggunakan oksidasi disebut kemotrof 98 Bakteri kemotrof menggunakan senyawa kimia sebagai sumber energi dengan mentransfer elektron dari donor ke akseptor terminal dalam reaksi redoks Reaksi ini melepaskan energi yang dapat digunakan untuk bermetabolisme Kemotrof selanjutnya dibagi berdasarkan jenis senyawa yang mereka gunakan untuk mentransfer elektron Bakteri yang menggunakan senyawa anorganik seperti hidrogen karbon monoksida atau amonia sebagai sumber elektron disebut litotrof sedangkan yang menggunakan senyawa organik disebut organotrof Senyawa yang digunakan untuk menerima elektron juga digunakan untuk mengklasifikasikan bakteri organisme aerob menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terminal sedangkan organisme anaerob menggunakan senyawa lain seperti nitrat sulfat atau karbon dioksida 98 Banyak bakteri mendapatkan karbon untuk selnya dari karbon organik lain mereka disebut heterotrof Bakteri lainnya seperti sianobakteri dan beberapa bakteri ungu merupakan autotrof artinya mereka memperoleh karbon dengan memfiksasi karbon dioksida 99 Dalam situasi tertentu gas metana dapat digunakan oleh bakteri metanotrof sebagai sumber elektron dan sebagai substrat untuk anabolisme karbon 100 Tipe nutrisi dalam metabolisme bakteri Tipe nutrisi Sumber energi Sumber karbon ContohFototrof Cahaya matahari Senyawa organik fotoheterotrof atau fiksasi karbon fotoautotrof Sianobakteri bakteri belerang hijau Chloroflexi dan bakteri unguLitotrof Senyawa anorganik Senyawa organik litoheterotrof atau fiksasi karbon litoautotrof Thermodesulfobacteriaceae Hydrogenophilaceae dan NitrospiraceaeOrganotrof Senyawa organik Senyawa organik kemoheterotrof atau fiksasi karbon kemoautotrof Bacillus Clostridium dan EnterobacteriaceaeDalam banyak hal metabolisme bakteri memberi manfaat bagi stabilitas ekologi dan kehidupan manusia Sebagai contoh beberapa bakteri mampu memfiksasi gas nitrogen menggunakan enzim nitrogenase Sifat ini penting bagi lingkungan dan dapat ditemukan pada sebagian besar tipe metabolisme bakteri yang disebutkan di atas 101 yang mengarah pada proses denitrifikasi reduksi sulfat dan asetogenesis yang semuanya penting secara ekologis 102 103 Proses metabolisme bakteri juga berperan penting dalam pencemaran misalnya bakteri pereduksi sulfat sangat bertanggung jawab atas produksi bentuk merkuri yang sangat beracun metilmerkuri dan dimetilmerkuri di lingkungan 104 Bakteri anaerob nonrespiratori menggunakan fermentasi untuk menghasilkan energi dan mengurangi daya serta mengeluarkan produk sampingan metabolik seperti etanol dalam pembuatan bir sebagai limbah Bakteri anaerob fakultatif dapat beralih antara fermentasi dan beberapa bentuk akseptor elektron terminal yang berbeda tergantung pada kondisi lingkungan tempat mereka berada 105 Habitat SuntingLihat pula Habitat bakteri Ventilasi hidrotermal di dasar laut tempat bakteri kemosintetik menyediakan sumber energi bagi organisme lainnyaBakteri hidup di mana mana dengan jumlah berlimpah Ekosistem tempat bakteri hidup mencakup ekosistem terestrial ekosistem akuatik di dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan di struktur buatan manusia 106 Menurut sebuah penelitian tahun 1998 jumlah bakteri dan arkea yang ada di Bumi diperkirakan sebanyak 4 6 x 1030 yang mayoritas hidup di biosfer dalam Sekitar 3 5 x 1030 prokariota hidup di biosfer dalam di laut lapisan dasar laut yang lebih dalam dari 10 cm dan antara 0 25 2 5 x 1030 di biosfer dalam di terestrial lapisan bawah tanah yang lebih dalam dari 8 m Jumlah yang lebih rendah ditemukan di habitat habitat terestrial yaitu 2 6 x 1029 sel dan di habitat habitat akuatik yaitu 1 2 x 1029 sel Proporsi yang jauh lebih kecil ditemukan di dalam tubuh hewan termasuk manusia di daun dan bagian tumbuhan lain serta di udara 107 Kesemuanya membentuk biomassa terbesar di Bumi yang hanya dilampaui oleh tumbuhan 108 Di tanah yang merupakan habitat penting bagi berbagai organisme jumlah dan kepadatan bakteri berbeda beda tergantung tipe ekosistemnya Secara umum jumlah bakteri tanah di ekosistem hutan lebih rendah dibandingkan tipe ekosistem lainnya seperti gurun bersemak sabana dan lahan pertanian Hingga kedalaman satu meter jumlah prokariota diperkirakan 40 juta sel per gram tanah hutan sedangkan di tipe ekosistem terestrial lainnya mencapai 2 miliar sel per gram tanah Di lingkungan akuatik kepadatan bakteri tertinggi ditemukan di sedimen pada ketebalan 0 hingga 10 cm di dasar laut yakni 460 juta sel per ml 107 Di sedimen dasar laut ini bakteri mempunyai peran penting dalam siklus biogeokimia misalnya pada siklus belerang yang diperankan oleh Desulfobulbaceae 109 Di sekitar ventilasi hidrotermal dan ventilasi dingin bakteri ekstremofil menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan dengan mengubah senyawa terlarut seperti hidrogen sulfida dan metana menjadi energi melalui kemosintesis 110 111 Sementara itu konsentrasi prokariota yang lebih rendah ditemukan di ekosistem sungai danau air tawar dan danau garam yaitu 10 juta sel per ml sedangkan kepadatan 5 juta sel per ml ada di perairan landas benua dan di laut lepas hingga kedalaman 200 m 107 Ragam bakteri yang ada di berbagai bagian tubuh manusia 112 Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia terutama di dalam saluran pencernaan Banyak media populer dan tulisan ilmiah menyebutkan bahwa jumlah sel bakteri yang menghuni tubuh manusia sekitar 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah sel manusianya sendiri dengan perkiraan 100 triliun sel bakteri dan 10 triliun sel manusia 113 Meskipun demikian jumlah mereka sangat bergantung pada banyak hal seperti usia ukuran tubuh lingkungan hingga pangan yang dikonsumsi 114 Di sisi lain sebuah studi yang diterbitkan pada 2016 menemukan bahwa perbandingannya sekitar 1 3 sel bakteri untuk setiap sel manusia 115 Jumlah bakteri di saluran pencernaan manusia cukup bervariasi Mereka paling banyak ditemukan di usus besar yaitu sekitar 1011 sel per gram isi usus sedangkan di usus halus sebanyak 108 sel per gram dan di lambung yang asam jumlahnya 104 sel mikrob per gram 116 Dari segi variasi hanya dua filum utama yang menghuni tubuh manusia yaitu Firmicutes dan Bacteroidetes Selain mereka tercatat pula filum Actinobacteria Proteobacteria Fusobacteria dan Verrucomicrobia 112 117 Contoh yang biasa ditemukan adalah bakteri asam laktat Lactobacillus acidophilus 118 Jenis ini tergolong probiotik yang dilaporkan bermanfaat bagi tubuh dan mencegah gangguan kesehatan seperti diare dan penyakit degeneratif 119 120 Bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit dan mulut Di dalam mulut bakteri dapat membentuk biofilm berupa plak yang mengakibatkan bau mulut 121 Pengaruh lingkungan Sunting Thermus aquaticus bakteri termofil yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi Kondisi lingkungan dapat memacu maupun menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri Faktor faktor lingkungan yang sangat memengaruhi kehidupan bakteri adalah suhu pH ketersediaan air dan oksigen 122 Meskipun demikian serupa dengan arkea bakteri mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup misalnya lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin terlalu asam atau basa dan terlalu bergaram Habitat habitat yang ekstrem menuntut mikroorganisme mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup Kelompok mikroorganisme ini disebut sebagai ekstremofil 123 Suhu sangat berkaitan dengan metabolisme Seiring dengan naiknya suhu reaksi enzimatik akan berlangsung lebih cepat hingga mencapai suhu optimum yang memungkinkan sel bakteri tumbuh dengan kecepatan tertinggi Akan tetapi setelah melewati suhu tertentu protein dan komponen komponen sel lainnya akan mengalami denaturasi sehingga sel akan mati 122 Demikian pula bila suhu lingkungan berada di bawah batas toleransi sel membran sel akan kehilangan wujud semicairnya sehingga tak bisa menjalankan fungsinya Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya bakteri dibagi menjadi empat golongan psikrofili yang hidup di lingkungan bersuhu rendah dengan suhu optimum sekitar 4 C mesofili yang hidup di lingkungan bersuhu sedang dengan suhu optimum sekitar 40 C termofili yang hidup di lingkungan bersuhu tinggi dengan suhu optimum sekitar 60 C dan hipertermofili yang hidupnya di lingkungan bersuhu sangat tinggi dengan suhu optimum 88 C dan bahkan di atasnya 124 Sebagai contoh Thermus aquaticus merupakan salah satu spesies bakteri termofili yang hidup di mata air panas 125 Di Antarktika sejumlah bakteri melakukan vetrifikasi untuk bertahan hidup pada suhu hingga 20 C 126 Selain suhu pertumbuhan dan reproduksi bakteri juga ditentukan oleh derajat keasaman pH Sebagian besar lingkungan alam memiliki pH antara 3 hingga 9 sehingga hampir semua bakteri hidup pada kisaran pH ini Tiap jenis mikroorganisme memiliki kisaran pH optimum sendiri sendiri dengan rentang 2 3 unit pH 127 Oleh karena itu bakteri juga bisa dikelompokkan berdasarkan pH lingkungannya Organisme neutrofili tumbuh di pH netral sedangkan asidofili tumbuh di lingkungan asam dan alkalifili tumbuh di lingkungan basa 128 Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi kira kira 85 129 Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara 129 Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan 129 Sebagai contoh bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84 130 Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer 131 Deinococcus radiodurans hasil pencitraan dengan transmission electron micrograph TEM Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri 132 Secara umum bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal 132 Akan tetapi paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet UV tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri 132 Teknik penggunaan sinar UV sinar x dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal abad ke 20 132 133 Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk berbagai keperluan terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan 133 Beberapa contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157 H7 dan Salmonella 133 Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup terutama bakteri 134 Sebagai contoh pada manusia radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut katarak hipertensi dan bahkan kanker 134 Akan tetapi terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi yaitu kelompok Deinococcaceae 135 Sebagai perbandingan manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray Gy 1 Gy 100 rad sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5 000 Gy 135 136 Pada umumnya paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA 137 Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi bakteri dapat mengalami kematian 137 Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien 137 Ada pula bakteri halofili yang dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam yang sangat tinggi seperti Salinibacter ruber yang tumbuh optimal pada konsentrasi garam antara 20 hingga 30 138 Selain itu sejumlah bakteri lain yang mampu hidup pada kadar gula tinggi kelompok osmofil kadar air rendah kelompok xerofil serta derajat keasaman yang sangat tinggi dan rendah 129 Beberapa komunitas bakteri dapat bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 kilometer Sebuah tim peneliti menggunakan pesawat tua DC 8 yang dimodifikasi sebagai laboratorium terbang berhasil menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan 139 Pertumbuhan dan reproduksi Sunting Banyak bakteri bereproduksi dengan pembelahan biner yang pada gambar ini dibandingkan dengan mitosis dan meiosis Informasi lebih lanjut Pertumbuhan bakteri Pada organisme uniseluler penambahan ukuran sel pertumbuhan sel dan reproduksi melalui pembelahan sel merupakan dua hal yang terkait erat Bakteri tumbuh hingga mencapai ukuran yang tetap dan kemudian berkembang biak melalui pembelahan biner salah satu bentuk reproduksi aseksual 140 Dalam kondisi optimal bakteri dapat tumbuh dan membelah dengan sangat cepat populasi bakteri dapat bertambah dua kali lipat setiap 9 8 menit 141 Pembelahan sel menghasilkan dua sel anakan yang identik Meskipun masih bereproduksi secara aseksual beberapa bakteri membentuk struktur reproduksi yang lebih kompleks untuk membantu menyebarkan sel anak yang baru terbentuk Contohnya pembentukan tubuh buah oleh miksobakteri pembentukan hifa oleh Streptomyces serta pembentukan tunas Pertunasan terjadi saat sebuah sel membentuk tonjolan yang kemudian memisahkan diri dari sel induk menjadi sel anak Pertumbuhan koloni Escherichia coli 142 Di laboratorium bakteri biasanya ditumbuhkan dengan menggunakan media padat atau media cair Media pertumbuhan padat seperti lempeng agar digunakan untuk mengisolasi kultur murni suatu galur bakteri Sementara itu media pertumbuhan cair digunakan saat ilmuwan ingin mengukur pertumbuhan bakteri atau memerlukan sejumlah besar volume sel bakteri Media cair dapat diaduk sampai terbentuk suspensi sel yang merata sehingga kultur bakteri mudah dibagi bagi dan dipindahkan ke wadah lainnya Penggunaan media selektif media dengan penambahan atau pengurangan nutrisi tertentu atau dengan penambahan antibiotik dapat membantu mengidentifikasi organisme spesifik 143 Sebagian besar teknik untuk menumbuhkan bakteri di laboratorium menggunakan nutrisi yang tinggi untuk menghasilkan sel dalam jumlah besar dengan murah dan cepat Namun di lingkungan alami jumlah nutrisi terbatas Artinya bakteri tidak dapat terus berkembang biak selamanya Keterbatasan nutrisi menyebabkan bakteri berevolusi dengan strategi pertumbuhan yang berbeda lihat teori pemilihan r K Beberapa organisme dapat tumbuh sangat cepat ketika tersedia cukup nutrisi seperti ledakan populasi alga dan sianobakteri yang sering terjadi di danau selama musim panas 144 Bakteri lainnya beradaptasi terhadap lingkungan yang keras seperti Streptomyces yang menghasilkan beberapa antibiotik untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pesaing 145 Di alam banyak organisme yang hidup dalam komunitas misalnya biofilm yang memungkinkan peningkatan pasokan nutrisi dan perlindungan dari tekanan lingkungan 51 Hubungan hubungan ini menjadi penting bagi pertumbuhan organisme tertentu atau kelompok organisme tertentu disebut sebagai sintrofi 146 Empat fase pertumbuhan bakteri yang digambarkan dengan kurvaPertumbuhan bakteri terdiri atas empat fase Ketika populasi bakteri pertama kali memasuki lingkungan bernutrisi tinggi yang memungkinkan pertumbuhan mereka perlu beradaptasi dengan lingkungan barunya Fase pertama adalah fase lamban Pertumbuhan terjadi secara perlahan saat sel sel bakteri beradaptasi dengan lingkungan kaya nutrisi dan bersiap untuk pertumbuhan cepat Fase lamban memiliki tingkat biosintesis yang tinggi karena protein yang diperlukan untuk pertumbuhan diproduksi dengan cepat 147 148 Fase pertumbuhan yang kedua adalah fase logaritmik yang juga dikenal sebagai fase eksponensial Fase log ditandai dengan pertumbuhan eksponensial yang cepat Laju peningkatan jumlah sel selama fase ini dikenal sebagai laju pertumbuhan k sementara waktu yang dibutuhkan sel untuk menggandakan diri dikenal sebagai waktu pembentukan g Selama fase log nutrisi dimetabolisme dengan kecepatan maksimum hingga salah satu nutrisi habis sehingga pertumbuhan mulai terbatas Fase ketiga adalah fase stasioner atau fase diam akibat nutrisi yang terkuras Sel sel mengurangi aktivitas metaboliknya dan mengonsumsi protein internal sel yang nonesensial Fase diam merupakan transisi dari kondisi pertumbuhan cepat ke kondisi yang menanggapi stres Ada peningkatan ekspresi gen yang terlibat dalam perbaikan DNA metabolisme antioksidan dan transportasi nutrisi 149 Fase terakhir adalah fase kematian saat bakteri kehabisan nutrisi dan mati Genetika Sunting Animasi kromosom melingkar tunggal yang sedang mengalami replikasiSebagian besar bakteri memiliki kromosom melingkar tunggal yang panjangnya dapat berkisar dari 160 000 pasangan basa bp pada bakteri endosimbiotik Carsonella ruddii 150 hingga 12 200 000 pasangan basa 12 2 Mbp pada bakteri penghuni tanah Sorangium cellulosum 151 Ada banyak variasi bentuk kromosom bakteri misalnya beberapa spesies Streptomyces dan Borrelia yang mempunyai satu kromosom linier 152 153 sementara beberapa spesies Vibrio memiliki lebih dari satu kromosom 154 Bakteri juga dapat mengandung plasmid molekul DNA ekstrakromosomal kecil yang mungkin mengandung gen gen yang berguna mengembangkan berbagai fungsi seperti resistansi antibiotik kemampuan metabolisme atau faktor virulensi 155 Genom bakteri biasanya menyandi beberapa ratus hingga beberapa ribu gen Gen gen tersebut umumnya tersusun saling menyambung dalam satu bentangan DNA dan meskipun beberapa jenis intron ditemukan dalam genom bakteri frekuensinya jauh lebih sedikit dibandingan dengan intron pada eukariota 156 Sebagai organisme aseksual bakteri mewarisi salinan genom yang identik dengan sel induknya dan bersifat klonal Walaupun begitu semua bakteri dapat berevolusi dan mengalami perubahan DNA akibat rekombinasi genetik atau mutasi Mutasi disebabkan oleh kesalahan yang terjadi selama replikasi DNA atau oleh paparan mutagen Laju mutasi sangat bervariasi di antara berbagai spesies bakteri dan bahkan di antara klon yang berasal dari satu spesies bakteri 157 Mutasi bisa muncul secara acak selama replikasi atau akibat dorongan stres saat terjadi peningkatan laju mutasi pada gen gen tertentu yang terlibat dalam situasi yang membatasi pertumbuhan 158 Skema konjugasi bakteriSejumlah bakteri bisa melakukan transfer materi genetik antarsel melalui tiga cara utama Pertama bakteri dapat mengambil DNA eksogen dari lingkungan sekitarnya melalui proses yang disebut transformasi 159 Secara alami banyak bakteri yang memiliki kompetensi untuk mengambil DNA dari lingkungan sementara bakteri lain harus dimodifikasi secara kimiawi untuk menginduksi mereka agar mengambil DNA 160 Kemampuan ini dapat dikembangkan secara alami dan biasanya dikaitkan dengan kondisi lingkungan yang penuh tekanan sebagai adaptasi bakteri untuk memperbaiki DNA yang rusak Cara kedua untuk mentransfer materi genetik adalah dengan transduksi ketika bakteriofag suatu jenis virus memasukkan DNA asing ke dalam kromosom bakteri Ada banyak jenis bakteriofag beberapa di antaranya hanya menginfeksi dan melisiskan bakteri inangnya sementara yang lain masuk ke dalam kromosom bakteri 161 Bakteri melawan infeksi fag melalui sistem modifikasi restriksi yang mendegradasi DNA asing 162 dan sistem yang menggunakan CRISPR yang memungkinkan mereka untuk memblokir replikasi virus melalui interferensi RNA 163 164 Metode ketiga untuk mentransfer gen adalah konjugasi saat DNA ditransfer melalui kontak antarsel secara langsung Dalam keadaan biasa transfer DNA melalui transduksi konjugasi dan transformasi melibatkan individu bakteri dari spesies yang sama tetapi terkadang transfer DNA dapat terjadi antara individu bakteri yang spesiesnya berbeda dan hal ini dapat menimbulkan efek yang signifikan seperti transfer kemampuan resistansi antibiotik 165 166 Perilaku SuntingPergerakan Sunting Mikrograf mikroskop transmisi elektron dari Desulfovibrio vulgaris yang menampilkan flagela tunggal di salah satu ujung sel bakteri Panjang garis skala yaitu 0 5 mikrometer Banyak bakteri bersifat motil dapat bergerak sendiri dengan menggunakan berbagai mekanisme Alat gerak yang paling dipelajari dengan baik adalah flagela filamen panjang menyerupai cambuk yang pangkalnya menempel pada rotor yang berputar untuk menghasilkan gerakan seperti baling baling 167 Arah putaran flagela bersifat reversibel yang menggunakan gradien elektrokimia lintas membran untuk menciptakan daya 168 Beragam susunan flagela bakteri A Monotrik B Lofotrik C Amfitrik D PeritrikSpesies bakteri yang berbeda memiliki jumlah dan susunan flagela yang berbeda Ada spesies yang mempunyai flagela tunggal disebut bakteri monotrik ada juga yang memiliki flagela di setiap ujungnya amfitrik memiliki kelompok flagela di kutub sel lofotrik atau flagela yang terdistribusi di seluruh permukaan sel peritrik Flagela pada spiroket ditemukan di tempat yang unik yaitu antara dua membran di ruang periplasmik Kelompok bakteri ini memiliki tubuh heliks khas yang ikut berputar saat mereka bergerak 167 Bakteri motil mendekati atau menjauhi rangsangan tertentu Perilaku ini disebut taksis yang mencakup kemotaksis fototaksis energitaksis dan magnetotaksis 169 170 171 Pada satu kelompok khusus miksobakteri individu bakteri bergerak bersama sama untuk membentuk gelombang sel yang kemudian berdiferensiasi membentuk tubuh buah yang mengandung spora 48 Miksobakteri hanya bergerak pada permukaan padat tidak seperti E coli yang bergerak dalam media cair atau padat 172 Sebagai patogen intraseluler beberapa spesies Listeria dan Shigella bergerak di dalam sel inang dengan mengambil alih sitoskeleton yang biasanya digunakan untuk memindahkan organel di dalam sel inang Dengan mendorong polimerisasi aktin di salah satu kutub selnya mereka dapat membentuk semacam ekor agar dapat bergerak di dalam sitoplasma sel inang 173 Komunikasi Sunting Bentuk komunikasi antarbakteri dijumpai pada biofilm Sel sel bakteri yang membentuk agregat saling bertukar sinyal molekuler untuk berkomunikasi dan terlibat dalam perilaku multiseluler yang terkoordinasi Manfaat dari kerja sama multiseluler di antaranya mengatur pembagian kerja seluler mengakses sumber daya yang tidak dapat digunakan secara efektif oleh sel tunggal secara kolektif bertahan melawan antagonis dan mengoptimalkan kelangsungan hidup populasi dengan berdiferensiasi menjadi sel sel yang berbeda jenisnya 174 Sebagai contoh sekumpulan bakteri dalam biofilm dapat meningkatkan resistansi terhadap agen antibakteri hingga lebih dari 500 kali lipat dibandingkan bakteri bakteri planktonik bakteri yang cenderung hidup bebas yang spesiesnya seragam 175 Salah satu jenis komunikasi antarsel yang menggunakan sinyal molekuler adalah pengindraan kuorum Mekanisme ini berfungsi untuk menentukan kepadatan lokal bakteri sejenis Jika kepadatannya cukup tinggi bakteri bakteri tersebut akan bersama sama melakukan hal yang sama misalnya mengeluarkan enzim pencernaan atau memancarkan cahaya 176 177 Pada pengindraan kuorum bakteri akan menghasilkan melepaskan dan mendeteksi sinyal molekuler Jika sinyal molekulernya banyak sebagai akibat dari banyaknya jumlah bakteri sejenis mereka kemudian melakukan ekspresi gen yang terkoordinasi yang akan menghasilkan protein dan menginisiasi perilaku yang serupa 178 Klasifikasi Sunting Pohon filogenetik yang menunjukkan keanekaragaman bakteri dibandingkan organisme lainnya Di gambar ini bakteri dikelompokkan menjadi tiga supergrup ultramikrobakteri CPR Terrabacteria dan Gracilicutes menurut analisis genomik tahun 2019 179 Taksonomi bertujuan menguraikan keanekaragaman spesies bakteri dengan cara memberi nama dan mengelompokkan bakteri berdasarkan kesamaan mereka Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur sel metabolisme sel atau perbedaan komponen selnya seperti DNA asam lemak pigmen antigen dan kuinon 143 Meskipun metode ini memungkinkan identifikasi dan klasifikasi hingga galur bakteri tetapi perbedaan yang ditemukan masih tidak jelas apakah mewakili variasi di antara spesies yang berbeda atau di antara galur pada spesies yang sama Ketidakpastian ini disebabkan oleh kurangnya struktur pembeda pada sebagian besar bakteri serta adanya transfer gen horizontal di antara spesies yang tidak terkait 180 Akibat transfer gen horizontal sejumlah bakteri yang berkerabat dekat dapat memiliki morfologi dan metabolisme yang sangat berbeda Untuk mengatasi ketidakpastian ini klasifikasi bakteri modern menggunakan filogenetika molekuler yang memakai teknik genetik seperti penentuan rasio sitosina guanina hibridisasi genom genom serta pengurutan gen yang belum mengalami transfer gen horizontal secara ekstensif seperti gen rRNA 181 Klasifikasi bakteri ditentukan oleh publikasi dalam International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology dan Bergey s Manual 182 183 Komite Internasional Sistematika Prokariota ICSP menetapkan aturan internasional mengenai penamaan bakteri kategori taksonomi dan peringkat mereka dalam Peraturan Internasional bagi Nomenklatur Prokariota 184 Pada awalnya istilah bakteri digunakan untuk menyebut semua prokariota mikroskopis bersel tunggal Namun filogenetika molekuler menunjukkan bahwa prokariota terdiri dari dua domain terpisah yang awalnya disebut Eubacteria dan Archaebacteria tetapi sekarang disebut Bacteria dan Archaea keduanya berevolusi secara independen dari satu nenek moyang bersama 1 Hubungan kekerabatan antara arkea dan eukariota lebih dekat dibandingkan antara mereka dengan bakteri Kesemuanya yaitu Bacteria Archaea dan Eukarya membentuk sistem tiga domain yang saat ini menjadi sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan 185 Namun karena penerapan filogenetika molekuler masih relatif baru dan jumlah urutan genom yang diketahui meningkat dengan cepat klasifikasi bakteri tetap menjadi bidang yang berubah dan berkembang 186 187 Sebagai contoh Cavalier Smith ahli biologi evolusioner berpendapat bahwa arkea dan eukariota berevolusi dari bakteri Gram positif 188 Identifikasi bakteri di laboratorium sangat relevan dalam ilmu kedokteran karena terapi yang tepat ditentukan oleh keakuratan identifikasi bakteri penyebab infeksi Akibatnya kebutuhan untuk mengidentifikasi patogen merupakan dorongan utama untuk mengembangkan teknik identifikasi bakteri Perbandingan warna bakteri Gram positif kiri dan Gram negatif kanan setelah diberi pewarnaan Gram Pewarnaan Gram yang dikembangkan pada tahun 1884 oleh Hans Christian Gram mengelompokkan bakteri berdasarkan struktur dinding selnya Lapisan tebal peptidoglikan di dinding sel bakteri Gram positif menunjukkan warna ungu sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif yang tipis tampak merah muda Dengan menggabungkan morfologi dan pewarnaan Gram sebagian besar bakteri dapat diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat kelompok kokus Gram positif basil Gram positif kokus Gram negatif dan basil Gram negatif Sejumlah bakteri lebih baik diidentifikasi dengan pengecatan selain pewarnaan Gram terutama Mycobacterium atau Nocardia yang menunjukkan sifat tahan asam pada pewarnaan Ziehl Neelsen atau pewarnaan serupa 189 Bakteri lainnya mungkin perlu diidentifikasi dengan ditumbuhkan di media khusus atau dengan teknik lain seperti serologi 190 Beragam jenis media kultur masing masing memiliki komposisi kimiawi yang berbeda untuk menumbuhkan atau mencegah pertumbuhan bakteri tertentuKultur bakteri dirancang untuk mendorong pertumbuhan dan mengidentifikasi bakteri spesifik sekaligus membatasi pertumbuhan bakteri lain dalam sampel Jenis spesimen tertentu biasanya diperlakukan dengan teknik tertentu misalnya spesimen dahak akan ditangani untuk mengidentifikasi organisme penyebab pneumonia sedangkan spesimen feses dikultur pada media selektif yang dapat mengidentifikasi organisme penyebab diare sekaligus mencegah pertumbuhan bakteri nonpatogenik Spesimen yang biasanya steril seperti darah urine atau cairan serebrospinal dikultur dalam kondisi yang dirancang untuk menumbuhkan semua kemungkinan mikroorganisme 143 191 Setelah bakteri patogenik berhasil diisolasi mereka dapat dikarakterisasi lebih lanjut berdasarkan morfologi pola pertumbuhan seperti pertumbuhan aerobik atau anaerobik pola hemolisis dan respons mereka terhadap pewarnaan 192 Seperti klasifikasi teknik identifikasi bakteri juga semakin meningkat dengan adanya metode molekuler Diagnosis menggunakan metode berbasis DNA seperti reaksi berantai polimerase semakin populer karena kecepatan dan spesifisitasnya dibandingkan metode berbasis kultur 193 Metode molekuler juga memungkinkan deteksi dan identifikasi sel yang dapat hidup tetapi tidak dapat dibiakkan yaitu bakteri yang aktif secara metabolik tetapi tidak membelah 194 Akan tetapi bahkan dengan menggunakan metode metode modern jumlah spesies bakteri belum diketahui dan bahkan tidak dapat diperkirakan dengan pasti Berdasarkan klasifikasi saat ini jumlah spesies prokariota bakteri dan arkea yang diketahui hampir mencapai 9 300 Di sisi lain studi yang memperkirakan keseluruhan jumlah keanekaragaman bakteri berkisar dari 107 hingga 109 spesies dan bahkan perkiraan berinterval besar ini mungkin saja meleset jauh 195 196 Pohon filogenetika Sunting Bagian ini memerlukan pengembangan Anda dapat membantu dengan mengembangkannya Interaksi dengan organisme lain Sunting Mikrograf mikroskop pemindai elektron dengan warna yang ditingkatkan menunjukkan Salmonella typhimurium merah yang menyerang kultur sel manusiaMeskipun terlihat sederhana bakteri dapat membentuk asosiasi yang kompleks dengan organisme lain Asosiasi berupa simbiosis ini dapat dibedakan menjadi parasitisme mutualisme dan komensalisme Karena ukurannya yang kecil bakteri komensal ada di mana mana baik di permukaan maupun di dalam tubuh hewan dan tumbuhan serta di permukaan benda lainnya Pertumbuhan bakteri dapat ditingkatkan oleh suhu hangat dan keringat pada manusia populasi bakteri yang besar merupakan penyebab bau badan 197 Predator Sunting Bakteri predator yaitu spesies bakteri yang membunuh dan kemudian memakan mikroorganisme lain 198 Contohnya adalah Myxococcus xanthus yang membentuk kawanan sel yang membunuh dan mencerna bakteri yang mereka temui 199 Predator bakteri lain mampu menempel pada mangsanya untuk mencerna dan menyerap nutrisi seperti Vampirovibrio chlorellavorus 200 atau menginvasi sel lain dan berkembang biak di dalam sitosolnya seperti Daptobacter 201 Bakteri predator diperkirakan telah berevolusi dari saprofag yang memakan mikroorganisme mati melalui adaptasi yang memungkinkan mereka untuk menjebak dan membunuh organisme lain 202 Mutualis Sunting Bintil akar pada alfalfa Medicago italica yang muncul akibat fiksasi nitrogenBeberapa jenis bakteri membentuk hubungan erat dengan organisme lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya Salah satu simbiosis mutualisme ini disebut transfer hidrogen antarspesies yang terjadi antara kelompok bakteri anaerob yang mengonsumsi asam organik seperti asam butirat atau asam propionat dan menghasilkan hidrogen dengan arkea metanogenik yang mengonsumsi hidrogen 203 Bakteri bakteri ini tidak dapat mengonsumsi asam organik dalam jumlah banyak karena reaksinya akan menghasilkan hidrogen yang terakumulasi di sekitarnya Hanya dengan berhubungan dekat dengan arkea pengonsumsi hidrogen konsentrasi hidrogen terjaga cukup rendah sehingga bakteri bisa tetap tumbuh 204 Di dalam tanah mikroorganisme yang berada di rizosfer zona yang meliputi permukaan akar dan tanah yang menempel pada akar tersebut setelah diguncang perlahan melakukan fiksasi nitrogen yang mengubah gas nitrogen menjadi senyawa yang mengandung nitrogen 205 Reaksi ini berfungsi untuk menyediakan bentuk nitrogen yang mudah diserap bagi banyak tumbuhan yang tidak dapat mengikat nitrogen sendiri Sementara itu banyak bakteri lain ditemukan sebagai simbion pada manusia dan organisme lain Misalnya ada lebih dari 1 000 spesies bakteri sebagai flora normal pada usus manusia yang berperan dalam membentuk kekebalan usus menyintesis vitamin seperti vitamin B7 vitamin B9 dan vitamin K mengubah gula menjadi asam laktat disebut bakteri asam laktat seperti Lactobacillus serta memfermentasi karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna manusia 206 207 208 Kehadiran flora usus ini juga menghambat pertumbuhan bakteri yang berpotensi menjadi patogen biasanya melalui eksklusi kompetitif sehingga bakteri bakteri bermanfaat ini dijual sebagai suplemen makanan dalam bentuk probiotik 209 Patogen Sunting Gambaran umum infeksi bakteri dan spesies spesies utama yang terlibat 210 Jika bakteri membentuk simbiosis parasitisme dengan organisme lain mereka digolongkan sebagai patogen Bakteri patogenik merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi seperti tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani demam tifoid Salmonella serovar Typhi difteri Corynebacterium diphtheriae sifilis Treponema pallidum kolera Vibrio cholerae kusta Mycobacterium leprae dan tuberkulosis Mycobacterium tuberculosis hingga beragam penyakit bawaan makanan Suatu penyakit mungkin saja diketahui patogen penyebabnya setelah bertahun tahun kemudian seperti kasus penyakit tukak lambung dan Helicobacter pylori Penyakit bakterial juga penting dalam pertanian dan peternakan misalnya bakteri penyebab penyakit bercak daun hawar api dan kelayuan pada tumbuhan serta paratuberkulosis mastitis dan antraks pada hewan ternak 211 Setiap spesies patogen memiliki spektrum interaksi yang khas dengan inangnya Bakteri dalam genus Staphylococcus dan Streptococcus dapat mengakibatkan infeksi kulit pneumonia meningitis dan sepsis yaitu respons peradangan sistemik yang dapat berujung pada syok vasodilasi masif dan kematian 212 Namun mereka juga merupakan bagian dari flora normal manusia dan biasanya ada di kulit atau di hidung tanpa menyebabkan penyakit sama sekali Bakteri lain selalu menyebabkan penyakit pada manusia seperti Rickettsia yang merupakan parasit intraseluler obligat yang mampu tumbuh dan berkembang biak hanya di dalam sel organisme lain Satu spesies Rickettsia menyebabkan tifus sementara spesies yang lain menyebabkan demam berbintik Pegunungan Rocky Chlamydia patogen intraseluler obligat lainnya mengandung spesies yang dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi saluran kemih serta mungkin terlibat dalam penyakit jantung koroner 213 Beberapa spesies lainnya seperti Pseudomonas aeruginosa Burkholderia cenocepacia dan Mycobacterium avium merupakan patogen oportunistik yang menyebabkan penyakit terutama pada orang yang menderita imunosupresi atau fibrosis sistik 214 215 Infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik yang digolongkan sebagai bakterisida jika mereka membunuh bakteri atau bakteriostatik jika mereka hanya mencegah pertumbuhan bakteri Ada banyak jenis antibiotik yang dikelompokkan menjadi beberapa golongan Setiap golongan antibiotik mempunyai aksi yang berbeda dalam mencegah proses kimiawi tertentu dalam sel bakteri yang ditemukan dalam inang Contoh antibiotik yang menghasilkan toksisitas selektif adalah kloramfenikol dan puromisina Kedua golongan antibiotik ini menghambat ribosom bakteri tetapi bukan ribosom eukariota yang strukturnya berbeda 216 Antibiotik digunakan untuk mengobati penyakit manusia dan untuk mempercepat pertumbuhan hewan di peternakan intensif yang mungkin berkontribusi pada cepatnya perkembangan resistansi antibiotik dalam populasi bakteri 217 Infeksi bakteri dapat dicegah dengan tindakan antiseptik misalnya mensterilkan kulit sebelum menusuknya dengan jarum suntik dan menjaga sterilitas kateter yang akan dimasukkan ke dalam tubuh Peralatan bedah dan kedokteran gigi juga disterilkan untuk mencegah kontaminasi bakteri Disinfektan seperti zat pemutih digunakan untuk membunuh bakteri atau patogen lain pada permukaan benda untuk mencegah kontaminasi dan mengurangi risiko infeksi 218 Peranan SuntingBidang lingkungan Sunting Artikel utama Bakteri pengurai Bakteri nitrifikasi Bakteri denitrifikasi dan Bakteri nitrogen Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang besar bagi lingkungan 133 Sebagai contoh bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa sisa atau kotoran organisme 133 Bakteri tersebut menguraikan protein karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2 gas amoniak dan senyawa senyawa lain yang lebih sederhana 133 Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium 133 Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis 133 Frankia alni salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen seperti bakteri nitrifikasi 129 Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah 219 Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof 219 Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi oksidasi amonia NH4 menjadi nitrit NO2 dan nitratasi oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat NO3 219 Dalam bidang pertanian nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat 219 Setelah reaksi nitrifikasi selesai akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi 219 Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas N2 yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup 129 Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri Pseudomonas aeruginosa and Paracoccus denitrificans 220 Di samping itu reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain seperti dinitrogen oksida N2O 129 Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon 129 Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon O3 membentuk NO2 yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam HNO2 129 Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah 133 Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen Bakteri nitrogen adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen terutaman N2 bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia NH4 dan ion nitrat NO3 oleh bantuan enzim nitrogenase 221 222 Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme 129 222 Secara umum kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium Bradyrhizobium Mesorhizobium Photorhizobium dan Sinorhizobium 129 Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong polongan yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil bintil akar 129 Bidang pangan Sunting Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan 133 Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut 133 Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan No Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan1 Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus2 Mentega susu Streptococcus lactis3 Terasi ikan Lactobacillus sp 4 Asinan buah buahan buah buahan Lactobacillus sp 5 Sosis daging Pediococcus cerevisiae6 Kefir susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactisBeberapa spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh di dalam makanan 223 Kelompok bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kemudian menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun 223 Clostridium botulinum menghasilkan racun botulinin sering kali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sebagai bahan dasar botox 223 Beberapa contoh bakteri perusak makanan Burkholderia gladioli sin Pseudomonas cocovenenans menghasilkan asam bongkrek terdapat pada tempe bongkrek 224 Leuconostoc mesenteroides penyebab pelendiran makanan penurunan pH dan pembentukkan gas 225 Bakteri juga dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Ralstonia solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu pada tanaman tomat Tanaman yang terserang menunjukkan gejala layu mendadak bahkan dapat menimbulkan kematian 226 Salah satu penyakit yang menyerang tanaman anggrek yaitu busuk busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora Dalam perkembangan patogennya gejala yang ditimbulkan akan cepat meluas dan dapat mematikan titik tumbuh tanaman 227 Xanthomonas oryzae pv oryzae Swings et al 1990 adalah bakteri patogen tanaman yang menyebabkan penyakit hawar daun pada padi yang juga dikenal dengan sebutan penyakit kresek 228 Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kedelai oleh Sclerotium rolsfii dapat menyebabkan rendahnya produksi kedelai Penyakit ini sering ditemukan pada tanaman kedelai baik lahan kering tadah hujan maupun pasang surut dengan intensitas serangan sebesar 5 55 Tingkat serangan lebih dari 5 di lapang sudah dapat merugikan secara ekonomi 229 Fusarium oxysporum f sp cubense Foc menyebabkan layu fusarium pada tanaman pisang Infeksinya akan menganggu proses penyerapan transportasi air dan zat makanan di dalam tanah sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati 230 Bidang kesehatan Sunting Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit 133 Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah Streptomyces griseus menghasilkan antibiotik streptomisin 129 Streptomyces aureofaciens menghasilkan antibiotik tetrasiklin 129 Streptomyces venezuelae menghasilkan antibiotik kloramfenikol 129 Penicillium menghasilkan antibiotik penisilin 133 Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polimiksin 133 Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen 231 Pada manusia beberapa jenis bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus 231 232 Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks 233 Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal adalah Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah buahan 234 Dekomposisi Sunting Dekomposisi buah persik setelah 6 hari Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh banyak organisme salah satunya adalah bakteri Beberapa jenis bakteri terutama bakteri heterotrof mampu mendegradasi senyawa organik dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhannya 235 Proses dekomposisi ini dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk memecah makromolekul seperti karbohidrat protein dan lemak untuk dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana Sebagai contoh enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana seperti asam amino 235 Proses dekomposisi ini juga berperan dalam pengembalian unsur unsur terutama karbon dan nitrogen ke alam untuk masuk ke dalam siklus lagi 236 Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia dimulai dari jaringan jaringan otot 236 Proses ini dipercepat saat tubuh telah dikuburkan Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino 236 Selanjutnya asam amino akan diubah menjadi asam asetat gas hidrogen gas nitrogen dan karbon dioksida sehingga pH lingkungan akan turun menjadi 4 5 236 Reaksi ini dilakukan oleh bakteri acetogen Pada tahap akhir semua senyawa tersebut diubah menjadi gas metana oleh metanogen 236 Referensi Sunting a b c Woese C R Kandler O Wheelis M L 1 Juni 1990 Towards a natural system of organisms proposal for the domains Archaea Bacteria and Eucarya Proceedings of the National Academy of Sciences 87 12 4576 4579 doi 10 1073 pnas 87 12 4576 ISSN 0027 8424 PMC 54159 PMID 2112744 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Pavan Maria Elisa Pavan Esteban E Glaeser Stefanie P Etchebehere Claudia Kampfer Peter Pettinari Maria Julia Lopez Nancy I 1 Mei 2018 Proposal for a new classification of a deep branching bacterial phylogenetic lineage transfer of Coprothermobacter proteolyticus and Coprothermobacter platensis to Coprothermobacteraceae fam nov within Coprothermobacterales ord nov Coprothermobacteria classis nov and Coprothermobacterota phyl nov and emended description of the family Thermodesulfobiaceae International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology 68 5 1627 1632 doi 10 1099 ijsem 0 002720 ISSN 1466 5026 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 24 Diakses tanggal 2021 05 24 a b Woese C R Fox G E 1 November 1977 Phylogenetic structure of the prokaryotic domain The primary kingdoms Proceedings of the National Academy of Sciences 74 11 5088 5090 doi 10 1073 pnas 74 11 5088 ISSN 0027 8424 PMC 432104 PMID 270744 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 09 Diakses tanggal 2021 05 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Porter J R Juni 1976 Antony van Leeuwenhoek tercentenary of his discovery of bacteria Bacteriological Reviews 40 2 260 269 doi 10 1128 mmbr 40 2 260 269 1976 PMC 413956 PMID 786250 van Leeuwenhoek A 1684 An abstract of a letter from Mr Anthony Leevvenhoek at Delft dated Sep 17 1683 Containing Some Microscopical Observations about Animals in the Scurf of the Teeth the Substance Call d Worms in the Nose the Cuticula Consisting of Scales Philosophical Transactions 14 155 166 568 574 Bibcode 1684RSPT 14 568L doi 10 1098 rstl 1684 0030 van Leeuwenhoek A 1700 Part of a Letter from Mr Antony van Leeuwenhoek concerning the Worms in Sheeps Livers Gnats and Animalcula in the Excrements of Frogs Philosophical Transactions 22 260 276 509 18 Bibcode 1700RSPT 22 509V doi 10 1098 rstl 1700 0013 van Leeuwenhoek A 1702 Part of a Letter from Mr Antony van Leeuwenhoek F R S concerning Green Weeds Growing in Water and Some Animalcula Found about Them Philosophical Transactions 23 277 288 1304 11 Bibcode 1702RSPT 23 1304V doi 10 1098 rstl 1702 0042 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Madigan dkk 2015 hlm 13 Asimov Isaac 1982 Asimov s Biographical Encyclopedia of Science and Technology edisi ke 2 Garden City NY Doubleday and Company hlm 143 Lane Nick 19 April 2015 The unseen world reflections on Leeuwenhoek 1677 Concerning little animals Philosophical Transactions of the Royal Society B Biological Sciences 370 1666 20140344 doi 10 1098 rstb 2014 0344 ISSN 0962 8436 PMC 4360124 PMID 25750239 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 29 Diakses tanggal 2021 05 15 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Ehrenberg Christian Gottfried Carlgren Oskar Hemprich W F Hilgendorf Franz Klug Fr Klug Fr Martens Eduard von Matschie Paul Schumann K 1828 Symbolae Physicae Animalia Evertebrata Exclusis Insectis Symbolae physicae seu Icones et descriptiones corporum naturalium novorum aut minus cognitorum quae ex itineribus per Libyam Aegyptum Nubiam Dongalam Syriam Arabiam et Habessiniam publico institutis sumptu Friderici Guilelmi Hemprich et Christiani Godofredi Ehrenberg studio annis MDCCCXX MDCCCXXV redierunt Berolini Ex Officina Academica venditur a Mittlero hlm 16 doi 10 5962 bhl title 107403 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 27 Diakses tanggal 2021 05 15 Breed Robert S Conn H J 1936 The Status of the Generic Term Bacterium Ehrenberg 1828 Journal of Bacteriology 31 5 517 518 doi 10 1128 JB 31 5 517 518 1936 ISSN 0021 9193 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 15 Diakses tanggal 2021 05 15 Liddell Henry George Scott Robert 1940 bakthrion A Greek English Lexicon Perseus Project Oxford Clarendon Press Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 13 Diakses tanggal 2021 05 15 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bacterium Lexico Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 15 Diakses tanggal 15 Mei 2021 Harper Douglas Bacteria Online Etymology Dictionary Drews Gerhart 1999 Ferdinand Cohn a founder of modern microbiology PDF ASM News 65 8 547 552 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 13 Juli 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Vallery Radot Rene 1919 The Life of Pasteur Diterjemahkan oleh Devonshire R L London Constable amp Company hlm 113 Roll Hansen Nils 1979 Experimental Method and Spontaneous Generation The Controversy between Pasteur and Pouchet 1859 64 PDF Journal of the History of Medicine and Allied Sciences XXXIV 3 273 292 doi 10 1093 jhmas XXXIV 3 273 PMID 383780 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 3 Maret 2019 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pasteur s Papers on the Germ Theory Louisiana State University Law Center s Medical and Public Health Law Site Historic Public Health Articles Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Desember 2006 Diakses tanggal 23 November 2006 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Madigan dkk 2015 hlm 16 20 The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905 Nobel Prize Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Desember 2006 Diakses tanggal 22 November 2006 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Inglis TJ November 2007 Principia aetiologica taking causality beyond Koch s postulates Journal of Medical Microbiology 56 Pt 11 1419 1422 doi 10 1099 jmm 0 47179 0 PMID 17965339 Thurston AJ Desember 2000 Of blood inflammation and gunshot wounds the history of the control of sepsis The Australian and New Zealand Journal of Surgery 70 12 855 861 doi 10 1046 j 1440 1622 2000 01983 x PMID 11167573 Schwartz RS Maret 2004 Paul Ehrlich s magic bullets The New England Journal of Medicine 350 11 1079 1080 doi 10 1056 NEJMp048021 PMID 15014180 Biography of Paul Ehrlich Nobel Prize Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2006 Diakses tanggal 26 November 2006 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Titford Michael Agustus 2010 Paul Ehrlich Histological Staining Immunology Chemotherapy Laboratory Medicine 41 8 497 498 doi 10 1309 LMHJS86N5ICBIBWM ISSN 0007 5027 Schopf J W Juli 1994 Disparate rates differing fates tempo and mode of evolution changed from the Precambrian to the Phanerozoic Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 91 15 6735 6742 Bibcode 1994PNAS 91 6735S doi 10 1073 pnas 91 15 6735 PMC 44277 PMID 8041691 DeLong E F Pace N R Agustus 2001 Environmental diversity of bacteria and archaea Systematic Biology 50 4 470 478 CiteSeerX 10 1 1 321 8828 doi 10 1080 106351501750435040 PMID 12116647 Brown J R Doolittle W F Desember 1997 Archaea and the prokaryote to eukaryote transition Microbiology and Molecular Biology Reviews 61 4 456 502 doi 10 1128 61 4 456 502 1997 PMC 232621 PMID 9409149 Di Giulio M Desember 2003 The universal ancestor and the ancestor of bacteria were hyperthermophiles Journal of Molecular Evolution 57 6 721 730 Bibcode 2003JMolE 57 721D doi 10 1007 s00239 003 2522 6 PMID 14745541 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Battistuzzi F U Feijao A Hedges S B November 2004 A genomic timescale of prokaryote evolution insights into the origin of methanogenesis phototrophy and the colonization of land BMC Evolutionary Biology 4 44 doi 10 1186 1471 2148 4 44 PMC 533871 PMID 15535883 Homann Martin dkk 23 Juli 2018 Microbial life and biogeochemical cycling on land 3 220 million years ago PDF Nature Geoscience 11 9 665 671 Bibcode 2018NatGe 11 665H doi 10 1038 s41561 018 0190 9 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 05 09 Diakses tanggal 2021 05 17 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Poole A M Penny D Januari 2007 Evaluating hypotheses for the origin of eukaryotes BioEssays 29 1 74 84 doi 10 1002 bies 20516 PMID 17187354 Dyall S D Brown M T Johnson P J April 2004 Ancient invasions from endosymbionts to organelles Science 304 5668 253 257 Bibcode 2004Sci 304 253D doi 10 1126 science 1094884 PMID 15073369 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Lang B F Gray M W Burger G 1999 Mitochondrial genome evolution and the origin of eukaryotes Annual Review of Genetics 33 351 397 doi 10 1146 annurev genet 33 1 351 PMID 10690412 McFadden G I Desember 1999 Endosymbiosis and evolution of the plant cell Current Opinion in Plant Biology 2 6 513 519 doi 10 1016 S1369 5266 99 00025 4 PMID 10607659 Fossil Record of the Bacteria ucmp berkeley edu Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 17 Diakses tanggal 2022 02 21 Schulz Heide N Jorgensen Bo Barker Oktober 2001 Big Bacteria Annual Review of Microbiology 55 1 105 137 doi 10 1146 annurev micro 55 1 105 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 02 22 Diakses tanggal 2021 05 18 Williams Caroline 2011 Who are you calling simple New Scientist 211 2821 38 41 doi 10 1016 S0262 4079 11 61709 0 Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Robertson J Gomersall M Gill P November 1975 Mycoplasma hominis growth reproduction and isolation of small viable cells Journal of Bacteriology 124 2 1007 1018 doi 10 1128 JB 124 2 1007 1018 1975 PMC 235991 PMID 1102522 Velimirov Branko 2001 Nanobacteria Ultramicrobacteria and Starvation Forms A Search for the Smallest Metabolizing Bacterium Microbes and environments 16 2 67 77 doi 10 1264 jsme2 2001 67 ISSN 1342 6311 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 18 Diakses tanggal 2021 05 18 Dusenbery David B 2009 Living at Micro Scale The Unexpected Physics of Being Small Cambridge Mass Harvard University Press hlm 20 25 ISBN 978 0 674 03116 6 OCLC 225874255 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 09 Diakses tanggal 2021 05 18 Yang D C Blair K M Salama N R Maret 2016 Staying in Shape the Impact of Cell Shape on Bacterial Survival in Diverse Environments Microbiology and Molecular Biology Reviews 80 1 187 203 doi 10 1128 MMBR 00031 15 PMC 4771367 PMID 26864431 Cabeen Matthew T Jacobs Wagner Christine Agustus 2005 Bacterial cell shape Nature Reviews Microbiology 3 8 601 610 doi 10 1038 nrmicro1205 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 16 Diakses tanggal 2021 05 18 Young K D September 2006 The selective value of bacterial shape Microbiology and Molecular Biology Reviews 70 3 660 703 doi 10 1128 MMBR 00001 06 PMC 1594593 PMID 16959965 Claessen Dennis Rozen Daniel E Kuipers Oscar P Sogaard Andersen Lotte van Wezel Gilles P Februari 2014 Bacterial solutions to multicellularity a tale of biofilms filaments and fruiting bodies Nature Reviews Microbiology 12 2 115 124 doi 10 1038 nrmicro3178 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 28 Diakses tanggal 2021 05 18 Shimkets Lawrence J Oktober 1999 Intercellular Signaling During Fruiting Body Development of Myxococcus xanthus Annual Review of Microbiology 53 1 525 549 doi 10 1146 annurev micro 53 1 525 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 17 Diakses tanggal 2021 05 18 a b Kaiser Dale Oktober 2004 Signaling in myxobacteria Annual Review of Microbiology 58 1 75 98 doi 10 1146 annurev micro 58 030603 123620 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 10 Diakses tanggal 2021 05 18 Donlan Rodney M September 2002 Biofilms Microbial Life on Surfaces Emerging Infectious Diseases 8 9 881 890 doi 10 3201 eid0809 020063 ISSN 1080 6040 PMC 2732559 PMID 12194761 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 02 28 Diakses tanggal 2021 05 18 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Branda Steven S Vik Ashild Friedman Lisa Kolter Roberto Januari 2005 Biofilms the matrix revisited Trends in Microbiology 13 1 20 26 doi 10 1016 j tim 2004 11 006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 18 a b Davey Mary Ellen O toole George A 1 Desember 2000 Microbial Biofilms from Ecology to Molecular Genetics Microbiology and Molecular Biology Reviews 64 4 847 867 doi 10 1128 MMBR 64 4 847 867 2000 ISSN 1098 5557 PMC 99016 PMID 11104821 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 11 Diakses tanggal 2021 05 18 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Donlan Rodney M Costerton J William April 2002 Biofilms Survival Mechanisms of Clinically Relevant Microorganisms Clinical Microbiology Reviews 15 2 167 193 doi 10 1128 CMR 15 2 167 193 2002 ISSN 0893 8512 PMC 118068 PMID 11932229 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 18 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Slonczewski Joan Foster John Watkins 2014 Microbiology An Evolving Science edisi ke 3 New York John Watkins Foster hlm 82 ISBN 978 0 393 91929 5 OCLC 881060733 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Lodish Harvey F Berk Arnold Kaiser Chris A 2013 Molecular Cell Biology edisi ke 7 New York W H Freeman and Co hlm 13 ISBN 978 1 4292 3413 9 OCLC 171110915 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 18 Diakses tanggal 2021 05 21 Kerfeld C A 5 Agustus 2005 Protein Structures Forming the Shell of Primitive Bacterial Organelles Science 309 5736 936 938 doi 10 1126 science 1113397 ISSN 0036 8075 Bobik Thomas A Mei 2006 Polyhedral organelles compartmenting bacterial metabolic processes Applied Microbiology and Biotechnology 70 5 517 525 doi 10 1007 s00253 005 0295 0 ISSN 0175 7598 Yeates Todd O Kerfeld Cheryl A Heinhorst Sabine Cannon Gordon C Shively Jessup M September 2008 Protein based organelles in bacteria carboxysomes and related microcompartments Nature Reviews Microbiology 6 9 681 691 doi 10 1038 nrmicro1913 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 18 Diakses tanggal 2021 05 21 Gitai Zemer Maret 2005 The New Bacterial Cell Biology Moving Parts and Subcellular Architecture Cell 120 5 577 586 doi 10 1016 j cell 2005 02 026 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 27 Diakses tanggal 2021 05 21 Shih Yu Ling Rothfield Lawrence September 2006 The Bacterial Cytoskeleton Microbiology and Molecular Biology Reviews 70 3 729 754 doi 10 1128 MMBR 00017 06 ISSN 1092 2172 PMC 1594594 PMID 16959967 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 07 Diakses tanggal 2021 05 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Norris Vic den Blaauwen Tanneke Cabin Flaman Armelle Doi Roy H Harshey Rasika Janniere Laurent Jimenez Sanchez Alfonso Jin Ding Jun Levin Petra Anne Maret 2007 Functional Taxonomy of Bacterial Hyperstructures Microbiology and Molecular Biology Reviews 71 1 230 253 doi 10 1128 MMBR 00035 06 ISSN 1092 2172 PMC 1847379 PMID 17347523 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Harold F M 1972 Conservation and transformation of energy by bacterial membranes Bacteriological Reviews 36 2 172 230 doi 10 1128 BR 36 2 172 230 1972 ISSN 0005 3678 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 21 Diakses tanggal 2021 05 21 Bryant Donald A Frigaard Niels Ulrik November 2006 Prokaryotic photosynthesis and phototrophy illuminated Trends in Microbiology 14 11 488 496 doi 10 1016 j tim 2006 09 001 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 03 Diakses tanggal 2021 05 21 Psencik J Ikonen T P Laurinmaki P Merckel M C Butcher S J Serimaa R E Tuma R Agustus 2004 Lamellar Organization of Pigments in Chlorosomes the Light Harvesting Complexes of Green Photosynthetic Bacteria Biophysical Journal 87 2 1165 1172 doi 10 1529 biophysj 104 040956 PMC 1304455 PMID 15298919 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Thanbichler Martin Wang Sherry C Shapiro Lucy 15 Oktober 2005 The bacterial nucleoid A highly organized and dynamic structure Journal of Cellular Biochemistry 96 3 506 521 doi 10 1002 jcb 20519 ISSN 0730 2312 Poehlsgaard Jacob Douthwaite Stephen November 2005 The bacterial ribosome as a target for antibiotics Nature Reviews Microbiology 3 11 870 881 doi 10 1038 nrmicro1265 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 17 Diakses tanggal 2021 05 21 Yeo Marcus Chater Keith 1 Maret 2005 The interplay of glycogen metabolism and differentiation provides an insight into the developmental biology of Streptomyces coelicolor Microbiology 151 3 855 861 doi 10 1099 mic 0 27428 0 ISSN 1350 0872 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 15 Diakses tanggal 2021 05 21 Shiba T Tsutsumi K Ishige K Noguchi T Maret 2000 Inorganic polyphosphate and polyphosphate kinase their novel biological functions and applications Biochemistry Biokhimiia 65 3 315 323 ISSN 0006 2979 PMID 10739474 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 04 Diakses tanggal 2021 05 21 Brune Daniel C Juni 1995 Isolation and characterization of sulfur globule proteins from Chromatium vinosum and Thiocapsa roseopersicina Archives of Microbiology 163 6 391 399 doi 10 1007 BF00272127 ISSN 0302 8933 Kadouri Daniel Jurkevitch Edouard Okon Yaacov Castro Sowinski Susana Januari 2005 Ecological and Agricultural Significance of Bacterial Polyhydroxyalkanoates Critical Reviews in Microbiology 31 2 55 67 doi 10 1080 10408410590899228 ISSN 1040 841X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 09 Diakses tanggal 2021 05 21 Walsby A E 1994 Gas vesicles Microbiological Reviews 58 1 94 144 doi 10 1128 MR 58 1 94 144 1994 ISSN 0146 0749 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 21 Diakses tanggal 2021 05 21 Heijenoort J v 1 Maret 2001 Formation of the glycan chains in the synthesis of bacterial peptidoglycan Glycobiology 11 3 25R 36R doi 10 1093 glycob 11 3 25R ISSN 0959 6658 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 05 11 Diakses tanggal 2021 05 21 a b Koch Arthur L Oktober 2003 Bacterial Wall as Target for Attack Clinical Microbiology Reviews 16 4 673 687 doi 10 1128 CMR 16 4 673 687 2003 ISSN 0893 8512 PMC 207114 PMID 14557293 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 02 03 Diakses tanggal 2021 05 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Gram HC 1884 Uber die isolierte Farbung der Schizomyceten in Schnitt und Trockenpraparaten Fortschr Med 2 185 189 Hugenholtz Philip 29 Januari 2002 Exploring prokaryotic diversity in the genomic era Genome Biology 3 2 reviews0003 1 doi 10 1186 gb 2002 3 2 reviews0003 PMC 139013 PMID 11864374 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 24 Diakses tanggal 2021 05 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Walsh Fiona M Amyes Sebastian GB Oktober 2004 Microbiology and drug resistance mechanisms of fully resistant pathogens Current Opinion in Microbiology 7 5 439 444 doi 10 1016 j mib 2004 08 007 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 31 Diakses tanggal 2021 05 21 Alderwick Luke J Harrison James Lloyd Georgina S Birch Helen L Agustus 2015 The Mycobacterial Cell Wall Peptidoglycan and Arabinogalactan Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine 5 8 a021113 doi 10 1101 cshperspect a021113 ISSN 2157 1422 PMC 4526729 PMID 25818664 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Engelhardt Harald Peters Jurgen Desember 1998 Structural Research on Surface Layers A Focus on Stability Surface Layer Homology Domains and Surface Layer Cell Wall Interactions Journal of Structural Biology 124 2 3 276 302 doi 10 1006 jsbi 1998 4070 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 25 Diakses tanggal 2021 05 21 Beveridge T J Pouwels P H Sara M Kotiranta A Lounatmaa K Kari K Kerosuo E Haapasalo M Egelseer E M Juni 1997 Functions of S layers FEMS microbiology reviews 20 1 2 99 149 doi 10 1111 j 1574 6976 1997 tb00305 x ISSN 0168 6445 PMID 9276929 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 25 Diakses tanggal 2021 05 21 Carl The Bacteria Cell http www lanesville k12 in us lcsyellowpages tickit carl bacteria html pranala nonaktif permanen Diakses pada 22 Juni 2011 Kojima Seiji Blair David F 2004 International Review of Cytology 233 Elsevier hlm 93 134 doi 10 1016 s0074 7696 04 33003 2 ISBN 978 0 12 364637 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 21 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Beachey E H 1 Maret 1981 Bacterial Adherence Adhesin Receptor Interactions Mediating the Attachment of Bacteria to Mucosal Surfaces Journal of Infectious Diseases 143 3 325 345 doi 10 1093 infdis 143 3 325 ISSN 0022 1899 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 13 Diakses tanggal 2021 05 21 Silverman Philip M Januari 1997 Towards a structural biology of bacterial conjugation Molecular Microbiology 23 3 423 429 doi 10 1046 j 1365 2958 1997 2411604 x Costa Tiago R D Felisberto Rodrigues Catarina Meir Amit Prevost Marie S Redzej Adam Trokter Martina Waksman Gabriel Juni 2015 Secretion systems in Gram negative bacteria structural and mechanistic insights Nature Reviews Microbiology 13 6 343 359 doi 10 1038 nrmicro3456 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 10 Diakses tanggal 2021 05 21 Stokes Richard W Norris Jones Raymond Brooks Donald E Beveridge Terry J Doxsee Dan Thorson Lisa M Oktober 2004 The Glycan Rich Outer Layer of the Cell Wall of Mycobacterium tuberculosis Acts as an Antiphagocytic Capsule Limiting the Association of the Bacterium with Macrophages Infection and Immunity 72 10 5676 5686 doi 10 1128 IAI 72 10 5676 5686 2004 ISSN 0019 9567 PMC 517526 PMID 15385466 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 18 Diakses tanggal 2021 05 23 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Daffe M Etienne G Juni 1999 The capsule of Mycobacterium tuberculosis and its implications for pathogenicity Tubercle and Lung Disease 79 3 153 169 doi 10 1054 tuld 1998 0200 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 31 Diakses tanggal 2021 05 23 Finlay B B Falkow S 1997 Common themes in microbial pathogenicity revisited Microbiology and molecular biology reviews MMBR 61 2 136 169 doi 10 1128 61 2 136 169 1997 ISSN 1092 2172 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 23 Nicholson Wayne L Munakata Nobuo Horneck Gerda Melosh Henry J Setlow Peter 1 September 2000 Resistance of Bacillus Endospores to Extreme Terrestrial and Extraterrestrial Environments Microbiology and Molecular Biology Reviews 64 3 548 572 doi 10 1128 MMBR 64 3 548 572 2000 ISSN 1098 5557 PMC 99004 PMID 10974126 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 26 Diakses tanggal 2021 05 23 Pemeliharaan CS1 Format PMC link McKenney Peter T Driks Adam Eichenberger Patrick Januari 2013 The Bacillus subtilis endospore assembly and functions of the multilayered coat Nature Reviews Microbiology 11 1 33 44 doi 10 1038 nrmicro2921 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 17 Diakses tanggal 2021 05 23 Nicholson Wayne L Fajardo Cavazos Patricia Rebeil Roberto Slieman Tony A Riesenman Paul J Law Jocelyn F Xue Yaming 2002 Bacterial endospores and their significance in stress resistance Antonie van Leeuwenhoek 81 1 4 27 32 doi 10 1023 A 1020561122764 Vreeland Russell H Rosenzweig William D Powers Dennis W Oktober 2000 Isolation of a 250 million year old halotolerant bacterium from a primary salt crystal Nature 407 6806 897 900 doi 10 1038 35038060 ISSN 0028 0836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 05 Diakses tanggal 2021 05 23 Cano R Borucki M 19 Mei 1995 Revival and identification of bacterial spores in 25 to 40 million year old Dominican amber Science 268 5213 1060 1064 doi 10 1126 science 7538699 ISSN 0036 8075 Nicholson Wayne L Schuerger Andrew C Setlow Peter 1 April 2005 The solar UV environment and bacterial spore UV resistance considerations for Earth to Mars transport by natural processes and human spaceflight Mutation Research Fundamental and Molecular Mechanisms of Mutagenesis 571 1 2 249 264 doi 10 1016 j mrfmmm 2004 10 012 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 23 Hatheway C L Januari 1990 Toxigenic clostridia Clinical Microbiology Reviews 3 1 66 98 doi 10 1128 CMR 3 1 66 ISSN 0893 8512 PMC 358141 PMID 2404569 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Margosch Dirk Ehrmann Matthias A Buckow Roman Heinz Volker Vogel Rudi F Ganzle Michael G Mei 2006 High Pressure Mediated Survival of Clostridium botulinum and Bacillus amyloliquefaciens Endospores at High Temperature Applied and Environmental Microbiology 72 5 3476 3481 doi 10 1128 AEM 72 5 3476 3481 2006 ISSN 0099 2240 PMC 1472378 PMID 16672493 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 23 Diakses tanggal 2021 05 23 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Nealson Kenneth H 1999 Post Viking Microbiology New Approaches New Data New Insights Origins of Life and Evolution of the Biosphere 29 1 73 93 doi 10 1023 A 1006515817767 Xu Jianping 8 Maret 2006 Microbial ecology in the age of genomics and metagenomics concepts tools and recent advances Molecular Ecology 15 7 1713 1731 doi 10 1111 j 1365 294X 2006 02882 x Zillig Wolfram Desember 1991 Comparative biochemistry of Archaea and Bacteria Current Opinion in Genetics amp Development 1 4 544 551 doi 10 1016 S0959 437X 05 80206 0 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 04 Diakses tanggal 2021 05 24 a b Slonczewski Joan L Foster John W 2013 Microbiology An Evolving Science W W Norton amp Company hlm 491 ISBN 0 393 12368 5 OCLC 956340090 Parameter Edisi yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hellingwerf K J Crielaard W Hoff W D Matthijs H C P Mur L R van Rotterdam B J Desember 1994 Photobiology of Bacteria Antonie van Leeuwenhoek 65 4 331 347 doi 10 1007 BF00872217 ISSN 0003 6072 Dalton Howard 29 Juni 2005 The Leeuwenhoek Lecture 2000 The natural and unnatural history of methane oxidizing bacteria Philosophical Transactions of the Royal Society B Biological Sciences 360 1458 1207 1222 doi 10 1098 rstb 2005 1657 ISSN 0962 8436 PMC 1569495 PMID 16147517 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 18 Diakses tanggal 2021 05 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Zehr Jonathan P Jenkins Bethany D Short Steven M Steward Grieg F Juli 2003 Nitrogenase gene diversity and microbial community structure a cross system comparison Environmental Microbiology 5 7 539 554 doi 10 1046 j 1462 2920 2003 00451 x ISSN 1462 2912 Zumft W G 1997 Cell biology and molecular basis of denitrification Microbiology and molecular biology reviews 61 4 533 616 doi 10 1128 61 4 533 616 1997 ISSN 1092 2172 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 24 Drake Harold L Daniel Steven L Kusel Kirsten Matthies Carola Kuhner Carla Braus Stromeyer Susanna 1997 Acetogenic bacteria what are the in situ consequences of their diverse metabolic versatilities BioFactors 6 1 13 24 doi 10 1002 biof 5520060103 Morel Francois M M Kraepiel Anne M L Amyot Marc November 1998 The Chemical Cycle and Bioaccumulation of Mercury Annual Review of Ecology and Systematics 29 1 543 566 doi 10 1146 annurev ecolsys 29 1 543 ISSN 0066 4162 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 24 Slesak Ireneusz Kula Monika Slesak Halina Miszalski Zbigniew Strzalka Kazimierz Agustus 2019 How to define obligatory anaerobiosis An evolutionary view on the antioxidant response system and the early stages of the evolution of life on Earth Free Radical Biology and Medicine 140 61 73 doi 10 1016 j freeradbiomed 2019 03 004 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 24 Madigan dkk 2015 hlm 6 7 a b c Whitman W B Coleman D C Wiebe W J 9 Juni 1998 Prokaryotes The unseen majority Proceedings of the National Academy of Sciences 95 12 6578 6583 doi 10 1073 pnas 95 12 6578 ISSN 0027 8424 PMC 33863 PMID 9618454 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Bar On Yinon M Phillips Rob Milo Ron 19 Mei 2018 The biomass distribution on Earth Proceedings of the National Academy of Sciences 115 25 6506 6511 doi 10 1073 pnas 1711842115 ISSN 0027 8424 PMC 6016768 PMID 29784790 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Jorgensen Bo Barker Findlay Alyssa J Pellerin Andre 24 April 2019 The Biogeochemical Sulfur Cycle of Marine Sediments Frontiers in Microbiology 10 849 doi 10 3389 fmicb 2019 00849 ISSN 1664 302X PMC 6492693 PMID 31105660 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Fry Brian Gest Howard Hayes J M November 1983 Sulphur isotopic compositions of deep sea hydrothermal vent animals Nature 306 5938 51 52 doi 10 1038 306051a0 ISSN 0028 0836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 07 Diakses tanggal 2021 05 30 Wirsen Carl O Jannasch Holger W Molyneaux Stephen J 1993 Chemosynthetic microbial activity at Mid Atlantic Ridge hydrothermal vent sites Journal of Geophysical Research 98 B6 9693 doi 10 1029 92JB01556 ISSN 0148 0227 a b Segre Julie A 18 Desember 2018 Microbiome National Human Genome Research Institute Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 02 Diakses tanggal 31 Mei 2021 Savage D C Oktober 1977 Microbial Ecology of the Gastrointestinal Tract Annual Review of Microbiology 31 1 107 133 doi 10 1146 annurev mi 31 100177 000543 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 03 Diakses tanggal 2021 05 30 Rosner Judah L 1 Februari 2014 Ten Times More Microbial Cells than Body Cells in Humans Microbe Magazine 9 2 47 47 doi 10 1128 microbe 9 47 2 ISSN 1558 7452 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 09 17 Diakses tanggal 2021 05 30 Sender Ron Fuchs Shai Milo Ron Januari 2016 Are We Really Vastly Outnumbered Revisiting the Ratio of Bacterial to Host Cells in Humans Cell 164 3 337 340 doi 10 1016 j cell 2016 01 013 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 09 Diakses tanggal 2021 05 30 Madigan dkk 2015 hlm 10 Rinninella Emanuele Raoul Pauline Cintoni Marco Franceschi Francesco Miggiano Giacinto Gasbarrini Antonio Mele Maria 10 Januari 2019 What is the Healthy Gut Microbiota Composition A Changing Ecosystem across Age Environment Diet and Diseases Microorganisms 7 1 14 doi 10 3390 microorganisms7010014 ISSN 2076 2607 PMC 6351938 PMID 30634578 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 31 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Heilig Hans G H J Zoetendal Erwin G Vaughan Elaine E Marteau Philippe Akkermans Antoon D L de Vos Willem M Januari 2002 Molecular Diversity of Lactobacillus spp and Other Lactic Acid Bacteria in the Human Intestine as Determined by Specific Amplification of 16S Ribosomal DNA Applied and Environmental Microbiology 68 1 114 123 doi 10 1128 AEM 68 1 114 123 2002 ISSN 0099 2240 PMC 126540 PMID 11772617 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 31 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Guandalini Stefano November 2011 Probiotics for Prevention and Treatment of Diarrhea Journal of Clinical Gastroenterology 45 S149 S153 doi 10 1097 MCG 0b013e3182257e98 ISSN 0192 0790 Azad Md Abul Kalam Sarker Manobendro Li Tiejun Yin Jie 2018 Probiotic Species in the Modulation of Gut Microbiota An Overview BioMed Research International 2018 1 8 doi 10 1155 2018 9478630 ISSN 2314 6133 PMC 5964481 PMID 29854813 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 02 Diakses tanggal 2021 05 31 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Porter S R Scully C 23 September 2006 Oral malodour halitosis BMJ 333 7569 632 635 doi 10 1136 bmj 38954 631968 AE ISSN 0959 8138 a b Madigan dkk 2015 hlm 158 Rothschild Lynn J Mancinelli Rocco L Februari 2001 Life in extreme environments Nature 409 6823 1092 1101 doi 10 1038 35059215 ISSN 0028 0836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 06 25 Madigan dkk 2015 hlm 160 Brock Thomas D Freeze Hudson April 1969 Thermus aquaticus gen n and sp n a Nonsporulating Extreme Thermophile Journal of Bacteriology 98 1 289 297 doi 10 1128 jb 98 1 289 297 1969 ISSN 0021 9193 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 24 Diakses tanggal 2021 06 24 Clarke Andrew Morris G John Fonseca Fernanda Murray Benjamin J Acton Elizabeth Price Hannah C 19 Juni 2013 Neufeld Josh ed A Low Temperature Limit for Life on Earth PLoS ONE 8 6 e66207 doi 10 1371 journal pone 0066207 ISSN 1932 6203 PMC 3686811 PMID 23840425 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Madigan dkk 2015 hlm 165 Madigan dkk 2015 hlm 166 a b c d e f g h i j k l m n o Madigan MT 2009 Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition Pearson Benjammin Cummings Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Nikiyan H Vasilchencko A Deryabin D 2010 Humidity Dependent Bacterial Cells Functional Morphometry Investigations Using Atomic Force Microscope Int J Microbiol Vol 2010 doi 10 1155 2010 704170 Maier RM Pepper IL Gerba CP 2009 Environmental Microbiology 2nd Edition Elsevier hlm 91 ISBN 978 0 12 370519 8 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c d Caldwell A 2011 The Effects of Ultraviolet Light on Bacterial Growth http www ehow com facts 5871403 effects ultraviolet light bacterial growth html Diarsipkan 2012 02 15 di Wayback Machine Diakses pada 24 Juni 2011 a b c d e f g h i j k l m n Todar Kenneth Gregory Todar s Online Textbook of Bacteriology Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 09 Diakses tanggal 2021 05 29 a b Shrieve DC Loeffler JS 2010 Human Radiation Injury Halaman 105 Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins ISBN 978 1 60547 011 5 a b Mattimore V Battista JR 1995 Radioresistance of Deinococcus radiodurans Functions Necessary To Survive Ionizing Radiation Are Also Necessary To Survive Prolonged Desiccation J Bacteriol 178 3 633 637 Madigan MT 2009 Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition Pearson Benjammin Cummings hlm 480 481 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan a b c Battista JR Cox MM 2005 Deinococcus radiodurans the consummate survivor Nat Rev Microbiol 3 882 892 doi 10 1038 nrmicro1264 Anton Josefa Oren Aharon Benlloch Susana Rodriguez Valera Francisco Amann Rudolf Rossello Mora Ramon 1 Maret 2002 Salinibacter ruber gen nov sp nov a novel extremely halophilic member of the Bacteria from saltern crystallizer ponds International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology 52 2 485 491 doi 10 1099 00207713 52 2 485 ISSN 1466 5026 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 24 Diakses tanggal 2021 06 24 Bakteri Hidup Tinggi di Awan Badai Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 03 06 Diakses tanggal 29 Januari 2013 Teks Jurnal KeSimpulan akan diabaikan bantuan Koch Arthur L Januari 2002 Control of the Bacterial Cell Cycle by Cytoplasmic Growth Critical Reviews in Microbiology 28 1 61 77 doi 10 1080 1040 840291046696 ISSN 1040 841X Eagon R G 1962 Pseudomonas natriegens a marine bacterium with a generation time of less than 10 minutes Journal of Bacteriology 83 4 736 737 doi 10 1128 JB 83 4 736 737 1962 ISSN 0021 9193 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 24 Stewart Eric J Madden Richard Paul Gregory Taddei Francois 1 Februari 2005 Kirkwood Thomas ed Aging and Death in an Organism That Reproduces by Morphologically Symmetric Division PLoS Biology 3 2 e45 doi 10 1371 journal pbio 0030045 ISSN 1545 7885 PMC 546039 PMID 15685293 Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b c Thomson Richard B Bertram Heidi Desember 2001 Laboratory diagnosis of central nervous system infections Infectious Disease Clinics of North America 15 4 1047 1071 doi 10 1016 S0891 5520 05 70186 0 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 24 Paerl Hans W Fulton Rolland S Moisander Pia H Dyble Julianne 2001 Harmful Freshwater Algal Blooms With an Emphasis on Cyanobacteria The Scientific World JOURNAL 1 76 113 doi 10 1100 tsw 2001 16 ISSN 1537 744X PMC 6083932 PMID 12805693 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 03 Diakses tanggal 2021 05 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Challis G L Hopwood D A 25 November 2003 Synergy and contingency as driving forces for the evolution of multiple secondary metabolite production by Streptomyces species Proceedings of the National Academy of Sciences 100 Supplement 2 14555 14561 doi 10 1073 pnas 1934677100 ISSN 0027 8424 PMC 304118 PMID 12970466 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Kooijman S A L M Auger P Poggiale J C Kooi B W Agustus 2003 Quantitative steps in symbiogenesis and the evolution of homeostasis Biological Reviews 78 3 435 463 doi 10 1017 S1464793102006127 Bertrand Robert L 14 Januari 2019 Margolin William ed Lag Phase Is a Dynamic Organized Adaptive and Evolvable Period That Prepares Bacteria for Cell Division Journal of Bacteriology 201 7 e00697 18 jb 201 7 JB 00697 18 atom doi 10 1128 JB 00697 18 ISSN 0021 9193 PMC 6416914 PMID 30642990 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 24 Diakses tanggal 2021 05 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Prats Clara Lopez Daniel Giro Antoni Ferrer Jordi Valls Joaquim Agustus 2006 Individual based modelling of bacterial cultures to study the microscopic causes of the lag phase Journal of Theoretical Biology 241 4 939 953 doi 10 1016 j jtbi 2006 01 029 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 24 Hecker Michael Volker Uwe 2001 General stress response of Bacillus subtilis and other bacteria Advances in Microbial Physiology 44 Elsevier hlm 35 91 doi 10 1016 s0065 2911 01 44011 2 ISBN 978 0 12 027744 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 24 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Nakabachi A Yamashita A Toh H Ishikawa H Dunbar H E Moran N A Hattori M 13 Oktober 2006 The 160 Kilobase Genome of the Bacterial Endosymbiont Carsonella Science 314 5797 267 267 doi 10 1126 science 1134196 ISSN 0036 8075 Pradella Silke Hans Astrid Sproer Cathrin Reichenbach Hans Gerth Klaus Beyer Stefan 1 Desember 2002 Characterisation genome size and genetic manipulation of the myxobacterium Sorangium cellulosum So ce56 Archives of Microbiology 178 6 484 492 doi 10 1007 s00203 002 0479 2 ISSN 0302 8933 Hinnebusch Joe Tilly Kit Desember 1993 Linear plasmids and chromosomes in bacteria Molecular Microbiology 10 5 917 922 doi 10 1111 j 1365 2958 1993 tb00963 x ISSN 0950 382X Lin Yi Shing Kieser Helen M Hopwood David A Chen Carton W Desember 1993 The chromosomal DNA of Streptomyces lividans 66 is linear Molecular Microbiology 10 5 923 933 doi 10 1111 j 1365 2958 1993 tb00964 x ISSN 0950 382X Val Marie Eve Soler Bistue Alfonso Bland Michael J Mazel Didier Desember 2014 Management of multipartite genomes the Vibrio cholerae model Current Opinion in Microbiology 22 120 126 doi 10 1016 j mib 2014 10 003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 25 Kado Clarence I 3 Oktober 2014 Historical Events That Spawned the Field of Plasmid Biology Microbiology Spectrum 2 5 doi 10 1128 microbiolspec PLAS 0019 2013 ISSN 2165 0497 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 25 Belfort M Reaban M E Coetzee T Dalgaard J Z 1995 Prokaryotic introns and inteins a panoply of form and function Journal of bacteriology 177 14 3897 3903 doi 10 1128 JB 177 14 3897 3903 1995 ISSN 0021 9193 PMC 177115 PMID 7608058 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 12 01 Diakses tanggal 2021 05 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Denamur Erick Matic Ivan Mei 2006 Evolution of mutation rates in bacteria Molecular Microbiology 60 4 820 827 doi 10 1111 j 1365 2958 2006 05150 x ISSN 0950 382X Wright Barbara E 29 Maret 2004 Stress directed adaptive mutations and evolution Stress directed mutations Molecular Microbiology 52 3 643 650 doi 10 1111 j 1365 2958 2004 04012 x Chen Ines Dubnau David Maret 2004 DNA uptake during bacterial transformation Nature Reviews Microbiology 2 3 241 249 doi 10 1038 nrmicro844 ISSN 1740 1526 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 26 Diakses tanggal 2021 05 25 Johnsborg Ola Eldholm Vegard Havarstein Leiv Sigve Desember 2007 Natural genetic transformation prevalence mechanisms and function Research in Microbiology 158 10 767 778 doi 10 1016 j resmic 2007 09 004 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 25 Brussow Harald Canchaya Carlos Hardt Wolf Dietrich 1 September 2004 Phages and the Evolution of Bacterial Pathogens from Genomic Rearrangements to Lysogenic Conversion Microbiology and Molecular Biology Reviews 68 3 560 602 doi 10 1128 MMBR 68 3 560 602 2004 ISSN 1092 2172 PMC 515249 PMID 15353570 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 08 Diakses tanggal 2021 05 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Bickle T A Kruger D H 1993 Biology of DNA restriction Microbiological Reviews 57 2 434 450 doi 10 1128 MR 57 2 434 450 1993 ISSN 0146 0749 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 25 Barrangou R Fremaux C Deveau H Richards M Boyaval P Moineau S Romero D A Horvath P 23 Maret 2007 CRISPR Provides Acquired Resistance Against Viruses in Prokaryotes Science 315 5819 1709 1712 doi 10 1126 science 1138140 ISSN 0036 8075 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 12 12 Diakses tanggal 2021 05 25 Brouns S J J Jore M M Lundgren M Westra E R Slijkhuis R J H Snijders A P L Dickman M J Makarova K S Koonin E V 15 Agustus 2008 Small CRISPR RNAs Guide Antiviral Defense in Prokaryotes Science 321 5891 960 964 doi 10 1126 science 1159689 ISSN 0036 8075 PMC 5898235 PMID 18703739 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Michod Richard E Bernstein Harris Nedelcu Aurora M Mei 2008 Adaptive value of sex in microbial pathogens Infection Genetics and Evolution 8 3 267 285 doi 10 1016 j meegid 2008 01 002 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 07 Diakses tanggal 2021 05 25 Hastings P Rosenberg S Slack A September 2004 Antibiotic induced lateral transfer of antibiotic resistance Trends in Microbiology 12 9 401 404 doi 10 1016 j tim 2004 07 003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 25 a b Bardy Sonia L Ng Sandy Y M Jarrell Ken F 1 Februari 2003 Prokaryotic motility structures Microbiology 149 2 295 304 doi 10 1099 mic 0 25948 0 ISSN 1350 0872 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 15 Diakses tanggal 2021 05 25 Macnab Robert M 1 Desember 1999 The Bacterial Flagellum Reversible Rotary Propellor and Type III Export Apparatus Journal of Bacteriology 181 23 7149 7153 doi 10 1128 JB 181 23 7149 7153 1999 ISSN 1098 5530 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 25 Lux Renate Shi Wenyuan Juli 2004 C hemotaxis guided M ovements in B acteria Critical Reviews in Oral Biology amp Medicine 15 4 207 220 doi 10 1177 154411130401500404 ISSN 1045 4411 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 09 Diakses tanggal 2021 05 25 Schweinitzer Tobias Josenhans Christine Juli 2010 Bacterial energy taxis a global strategy Archives of Microbiology 192 7 507 520 doi 10 1007 s00203 010 0575 7 ISSN 0302 8933 PMC 2886117 PMID 20411245 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Frankel R B Bazylinski D A Johnson M S Taylor B L Agustus 1997 Magneto aerotaxis in marine coccoid bacteria Biophysical Journal 73 2 994 1000 doi 10 1016 S0006 3495 97 78132 3 PMC 1180996 PMID 9251816 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 09 Diakses tanggal 2021 05 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Nan Beiyan Zusman David R 15 Desember 2011 Uncovering the Mystery of Gliding Motility in the Myxobacteria Annual Review of Genetics 45 1 21 39 doi 10 1146 annurev genet 110410 132547 ISSN 0066 4197 PMC 3397683 PMID 21910630 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Goldberg Marcia B 1 Desember 2001 Actin Based Motility of Intracellular Microbial Pathogens Microbiology and Molecular Biology Reviews 65 4 595 626 doi 10 1128 MMBR 65 4 595 626 2001 ISSN 1098 5557 PMC 99042 PMID 11729265 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 18 Diakses tanggal 2021 05 26 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Shapiro James A Oktober 1998 Thinking about bacterial populations as multicellular organisms Annual Review of Microbiology 52 1 81 104 doi 10 1146 annurev micro 52 1 81 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2021 05 27 Costerton J W Lewandowski Z Caldwell D E Korber D R Lappin Scott H M Oktober 1995 Microbial Biofilms Annual Review of Microbiology 49 1 711 745 doi 10 1146 annurev mi 49 100195 003431 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 04 24 Diakses tanggal 2021 05 27 Miller Daniel P Lamont Richard J 2019 Belibasakis Georgios N Hajishengallis George Bostanci Nagihan Curtis Michael A ed Oral Mucosal Immunity and Microbiome 1197 Cham Springer International Publishing hlm 27 43 doi 10 1007 978 3 030 28524 1 3 ISBN 978 3 030 28523 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Abisado Rhea G Benomar Saida Klaus Jennifer R Dandekar Ajai A Chandler Josephine R 22 Mei 2018 Garsin Danielle A ed Bacterial Quorum Sensing and Microbial Community Interactions mBio 9 3 e02331 17 mbio 9 3 mBio 02331 17 atom doi 10 1128 mBio 02331 17 ISSN 2150 7511 PMC 5964356 PMID 29789364 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 15 Diakses tanggal 2021 05 27 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Miller Melissa B Bassler Bonnie L Oktober 2001 Quorum Sensing in Bacteria Annual Review of Microbiology 55 1 165 199 doi 10 1146 annurev micro 55 1 165 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 04 05 Diakses tanggal 2021 05 27 Zhu Qiyun Mai Uyen Pfeiffer Wayne Janssen Stefan Asnicar Francesco Sanders Jon G Belda Ferre Pedro Al Ghalith Gabriel A Kopylova Evguenia Desember 2019 Phylogenomics of 10 575 genomes reveals evolutionary proximity between domains Bacteria and Archaea Nature Communications 10 1 5477 doi 10 1038 s41467 019 13443 4 ISSN 2041 1723 PMC 6889312 PMID 31792218 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 2021 05 27 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Boucher Yan Douady Christophe J Papke R Thane Walsh David A Boudreau Mary Ellen R Nesbo Camilla L Case Rebecca J Doolittle W Ford Desember 2003 Lateral Gene Transfer and the Origins of Prokaryotic Groups Annual Review of Genetics 37 1 283 328 doi 10 1146 annurev genet 37 050503 084247 ISSN 0066 4197 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 16 Diakses tanggal 2021 05 27 Olsen G J Woese C R Overbeek R A 1 Maret 1996 The winds of evolutionary change Breathing new life into microbiology Journal of Bacteriology 176 1 1 6 doi 10 2172 205047 PMC 205007 PMID 8282683 International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology Microbiology Research Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 16 Diakses tanggal 27 Mei 2021 Bergey s Manual Trust Publications Bergey s Manual of Systematics of Archaea and Bacteria Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 27 Diakses tanggal 27 Mei 2021 Hedlund Brian P Dodsworth Jeremy A Staley James T Juni 2015 The changing landscape of microbial biodiversity exploration and its implications for systematics Systematic and Applied Microbiology 38 4 231 236 doi 10 1016 j syapm 2015 03 003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 07 Diakses tanggal 2021 05 27 Gupta Radhey S Januari 2000 The Natural Evolutionary Relationships among Prokaryotes Critical Reviews in Microbiology 26 2 111 131 doi 10 1080 10408410091154219 ISSN 1040 841X Rappe Michael S Giovannoni Stephen J Oktober 2003 The Uncultured Microbial Majority Annual Review of Microbiology 57 1 369 394 doi 10 1146 annurev micro 57 030502 090759 ISSN 0066 4227 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 02 Diakses tanggal 2021 05 27 Doolittle Russell F Juni 2005 Evolutionary aspects of whole genome biology Current Opinion in Structural Biology 15 3 248 253 doi 10 1016 j sbi 2005 04 001 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 01 Diakses tanggal 2021 05 27 Cavalier Smith T 1 Januari 2002 The neomuran origin of archaebacteria the negibacterial root of the universal tree and bacterial megaclassification International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology 52 1 7 76 doi 10 1099 00207713 52 1 7 ISSN 1466 5026 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 13 Diakses tanggal 2021 05 27 span