www.wikidata.id-id.nina.az
Sistem imun sistem kekebalan atau sistem pertahanan tubuh adalah sel sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen Sementara itu respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun Agar dapat berfungsi dengan baik sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi bakteri virus sampai parasit serta menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal Dengarkan versi lisan dari artikel ini 4 bagian 1 jam 22 menit source source source source source source source source source source source source Berkas berkas suara berikut dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 27 September 2022 2022 09 27 sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini Bantuan Artikel lainnya Hasil pemindaian mikroskop elektron yang menunjukkan suatu neutrofil kuning yang sedang menelan bakteri antraks jingga Daftar isi 1 Jenis Sistem Imun 2 Gangguan Pada Sistem Imun 3 Sejarah imunologi 4 Perlindungan berlapis 5 Sistem imun bawaan 5 1 Penghalang permukaan 5 2 Peradangan 5 3 Sistem komplemen 5 4 Komponen seluler 5 4 1 Fagosit 5 4 2 Sel dendritik 5 4 3 Sel pembunuh alami 5 4 4 Sel mast 5 4 5 Granulosit 5 4 6 Sel limfoid bawaan 6 Sistem imun adaptif 6 1 Imunitas diperantarai sel 6 1 1 Sel T sitotoksik 6 1 2 Sel T pembantu 6 1 3 Sel T gamma delta 6 2 Imunitas humoral 7 Regulasi fisiologis 7 1 Hormon 7 2 Vitamin D 7 3 Tidur dan istirahat 7 4 Nutrisi dan diet 7 5 Perbaikan dan regenerasi 8 Gangguan pada imunitas 8 1 Imunodefisiensi 8 2 Autoimunitas 8 3 Hipersensitivitas 9 Manipulasi pada kedokteran 9 1 Obat imunosupresif 9 2 Imunostimulan 9 3 Imunologi tumor 9 4 Memori imunologi dan vaksinasi 9 5 Prediksi imunogenisitas 10 Evolusi dan mekanisme lainnya 10 1 Evolusi sistem imun 10 2 Imunitas adaptif alternatif 10 3 Manipulasi oleh patogen 11 Lihat pula 12 Referensi 13 Pranala luarJenis Sistem ImunManusia dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme pertahanan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif Sistem imun bawaan merupakan bentuk pertahanan awal yang melibatkan penghalang permukaan reaksi peradangan sistem komplemen dan komponen seluler Sistem imun adaptif berkembang karena diaktifkan oleh sistem imun bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan respons pertahanan yang lebih kuat dan spesifik Imunitas adaptif atau dapatan membentuk memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen dan membuat perlindungan yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan patogen yang sama berikutnya Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari vaksinasi Gangguan Pada Sistem ImunGangguan pada sistem imun dapat berupa imunodefisiensi penyakit autoimun penyakit inflamasi dan kanker 1 Imunodefisiensi dapat terjadi ketika sistem imun kurang aktif sehingga dapat menimbulkan infeksi berulang dan dapat mengancam jiwa Pada manusia imunodefisiensi dapat disebabkan karena faktor genetik seperti pada penyakit defisiensi imunitas kombinasi serta kondisi dapatan seperti sindrom defisiensi imun dapatan AIDS yang disebabkan oleh retrovirus HIV Sebaliknya penyakit autoimun menyebabkan sistem imun menjadi hiperaktif menyerang jaringan normal seakan akan jaringan tersebut merupakan benda asing Di satu sisi ilmu pengetahuan pun terus berkembang dan manipulasi dalam kedokteran telah dilakukan Penggunaan obat imunosupresif telah berhasil menekan sistem imun yang hiperaktif dan penggunaan imunoterapi telah dilakukan untuk pengobatan kanker Patogen dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar terhindar dari identifikasi dan penghancuran oleh sistem imun tetapi mekanisme pertahanan tubuh juga berevolusi untuk mengenali dan menetralkan patogen Bahkan organisme uniseluler seperti bakteri juga memiliki sistem imun sederhana dalam bentuk enzim yang melindunginya dari infeksi bakteriofag Mekanisme imun lainnya terbentuk melalui evolusi pada eukariota kuno tetapi masih ada hingga sekarang seperti pada tumbuhan dan invertebrata Sejarah imunologiImunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sistem imun Imunologi awalnya berasal dari ilmu mikrobiologi Imunitas pertama kali diketahui saat terjadi wabah Athena pada 430 SM Thukidides mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat bertahan tanpa terkena penyakit lagi 2 Lambat laun diciptakan istilah immunity yang diturunkan dari istilah Latin immunitas untuk menggambarkan resistensi semacam itu Pada abad ke 10 dokter Iran Al Razi merupakan orang pertama yang membedakan antara cacar smallpox dan campak measles dan juga mencatat kemungkinan teori pertama tentang imunitas dapatan acquired immunity Pada abad ke 11 dokter dan filsuf Ibnu Sina juga mengusulkan teori lebih lanjut untuk imunitas dapatan 3 Pada sekitar 1000 M bangsa Tiongkok dilaporkan telah mempraktikkan bentuk imunisasi ini dengan menghirup bubuk kering yang berasal dari kulit lesi cacar Pada awal abad ke 18 muncul minat baru pada imunitas dapatan melalui penggunaan variolasi sebagai tindakan pencegahan yaitu dengan memasukkan sebagian dari lesi penderita cacar ke dalam tubuh orang yang sehat Praktik variolasi juga makin umum dilakukan Inggris pada tahun 1720 an karena usaha Mary Wortley Montagu istri duta besar Inggris untuk Konstantinopel sekarang Istanbul yang mengamati efek positifnya dan melakukannya pada anak anaknya Pada tahun 1798 Edward Jenner mempublikasikan hasil vaksinasinya yang pertama menggunakan nanah dari penderita cacar sapi cowpox dan disuntikkan ke seorang anak bernama James Phipps 3 Pengamatan imunitas dapatan berikutnya diteliti oleh Louis Pasteur pada tahun 1880 tentang vaksinasi dan pembuktian teori kuman penyakit 4 Teori tersebut menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh mikroorganisme dan teori ini merupakan perlawanan dari teori penyakit saat itu seperti teori miasma yang menyatakan penyakit disebabkan oleh uap atau kabut beracun yang diyakini terdiri dari partikel partikel dari bahan pembusuk dan dapat diidentifikasi dengan baunya yang busuk 5 Lebih lanjut Robert Koch membuktikan teori kuman ini pada 1891 untuk itu ia diberikan penghargaan Nobel pada 1905 Ia membuktikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab dari penyakit infeksi 6 Virus dikonfirmasi sebagai patogen manusia pada 1901 dengan penemuan virus demam kuning oleh Walter Reed 7 Imunologi mengalami perkembangan luar biasa pada akhir abad ke 19 pada penelitian imunitas humoral dan imunitas diperantarai sel 8 Paul Ehrlich mengusulkan teori rantai samping yang menjelaskan spesifisitas interaksi antigen antibodi Kontribusinya dalam memahami imunitas humoral diakui dengan penghargaan Nobel pada 1908 yang bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi seluler Elie Metchnikoff 9 Perlindungan berlapisSistem imun tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan perlindungan berlapis yang semakin dalam semakin tinggi spesifisitasnya kekhususannya terhadap jenis infeksi Pelindung fisik mencegah patogen seperti bakteri dan virus memasuki tubuh Jika patogen melewati pelindung tersebut sistem imun bawaan menyediakan perlindungan dengan segera dalam hitungan menit hingga jam Sistem imun bawaan ditemukan pada semua jenis tumbuhan dan hewan 10 Jika patogen berhasil melewati respons bawaan vertebrata memiliki lapisan perlindungan berikutnya yaitu sistem imun adaptif yang diaktifkan oleh respons imun bawaan Di sini sistem imun mengadaptasi respons tersebut selama infeksi untuk meningkatkan pengenalan patogen tersebut Respons ini lalu dipertahankan setelah patogen dimusnahkan dalam wujud memori imunologis sehingga pada kemudian hari sistem imun adaptif dapat melawan patogen yang sama dengan lebih cepat dan efektif 11 Sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif keduanya memiliki komponen seluler dan humoral dan masing masing memberikan imunitas diperantarai sel dan imunitas humoral Imunitas diperantarai sel diperankan oleh sel sel imun seperti neutrofil makrofag sel NK dan limfosit sedangkan imunitas humoral diperankan oleh komponen terlarut seperti antibodi dan protein komplemen Antibodi adalah protein yang merupakan produk dari sel B yang teraktivasi yang berperan dalam menetralkan patogen dan menginisiasi proses imunologi yang lain seperti pengaktifan sistem komplemen pengaktifan pembunuhan sel NK sel T sitotoksik dan sel sel efektor lainnya 12 Komponen sistem imun Sistem imun bawaan Sistem imun adaptifRespons tidak spesifik Respons spesifik patogen dan antigenPaparan menyebabkan respons maksimal segera Perlambatan waktu antara paparan dan respons maksimalKomponen imunitas diperantarai sel dan imunitas humoral Komponen imunitas diperantarai sel dan imunitas humoralTidak ada memori imunologis Paparan menyebabkan adanya memori imunologisDitemukan hampir pada semua bentuk kehidupan Hanya ditemukan pada vertebrata berahang Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem imun untuk membedakan molekul self dan non self Dalam imunologi molekul self adalah komponen tubuh organisme yang dapat dibedakan dari bahan asing oleh sistem imun Sebaliknya molekul non self adalah yang dianggap sebagai molekul asing Satu kelas dari molekul non self adalah antigen kependekan dari bahasa Inggris antibody generator atau pembangkit antibodi yaitu bahan bahan yang mengikat reseptor imun tertentu dan membangkitkan respons imun 13 Bayi yang baru lahir mendapat beberapa lapisan perlindungan pasif yang disediakan oleh ibu Selama kehamilan jenis antibodi yang disebut IgG yang dikirim dari ibu ke bayi secara langsung melewati plasenta sehingga bayi memiliki antibodi tinggi bahkan saat lahir dengan rentang spesifisitas antigen fragmen kecil patogen yang sama dengan ibunya 14 Air susu ibu atau kolostrum juga mengandung antibodi yang dikirim ke sistem pencernaan bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi bakteri sampai bayi dapat menyintesis antibodinya sendiri 15 Hal ini disebut imunitas pasif karena fetus tidak membuat sel memori atau antibodi sendiri Pada ilmu kedokteran imunitas pasif protektif juga dapat dikirim dari satu individu ke individu lainnya melalui serum yang kaya antibodi 16 Sistem imun bawaanArtikel utama Sistem imun bawaan Mikroorganisme atau racun yang berhasil memasuki organisme akan berhadapan dengan mekanisme sistem imun bawaan Respons bawaan biasanya dijalankan ketika mikrob teridentifikasi oleh reseptor pengenal pola pattern recognition receptor PRR yang mengenali komponen yang disebut pola molekuler terkait patogen pathogen associated molecular pattern PAMP 17 atau pola molekuler terkait kerusakan damage associated molecular pattern DAMP 18 Sistem ini tidak memberikan perlindungan yang bertahan lama terhadap serangan patogen sehingga diperlukan sistem imun lain yaitu sistem imun adaptif Sistem imun bawaan merupakan sistem dominan pertahanan tubuh pada kebanyakan organisme 10 Penghalang permukaan Beberapa penghalang melindungi organisme dari infeksi termasuk penghalang mekanis kimiawi dan biologis Contoh penghalang mekanis yaitu kulit ari tanaman pada daun eksoskeleton serangga kulit telur dan membran bagian luar dari telur serta kulit yang merupakan pertahanan awal terhadap infeksi Namun karena organisme tidak dapat sepenuhnya tertutup sempurna dari lingkungan sistem lainnya diperlukan untuk melindungi tubuh pada bagian seperti paru paru usus dan saluran urogenital Pada paru paru batuk dan bersin secara mekanis mengeluarkan patogen dan iritan lainnya dari saluran pernapasan 19 1298 Pengeluaran air mata dan urin juga secara mekanis mengeluarkan patogen sementara ingus dikeluarkan oleh saluran pernapasan dan saluran pencernaan untuk menangkap mikroorganisme 20 Penghalang kimiawi juga melindungi tubuh terhadap infeksi Kulit dan sistem pernapasan mengeluarkan peptida antimikrobial seperti b defensin 21 Enzim seperti lisozim dan fosfolipase A2 pada air liur air mata dan air susu ibu juga bersifat antibakteri 22 23 Sekresi vagina berperan sebagai penghalang kimiawi selama menstruasi pertama membuat lingkungan vagina agak bersifat asam sementara semen mengandung defensin dan seng untuk membunuh patogen 24 25 Pada lambung asam lambung dan protease menyediakan pertahanan kimiawi yang sangat kuat untuk melawan patogen yang tertelan 26 Flora komensal dalam saluran pencernaan dan saluran urogenital merupakan penghalang biologi yang bersaing dengan patogen untuk makanan dan tempat Selain itu flora komensal kadang mengubah kondisi lingkungan mereka seperti pH atau ketersediaan zat besi 27 Hal ini menyebabkan adanya hubungan simbiosis antara flora komensal dan sistem imun hingga mengurangi jumlah patogen dan kemungkinan munculnya penyakit Namun karena kebanyakan antibiotik menyasar bakteri dan tidak menyerang fungi antibiotik oral dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih dari fungi dan dapat memicu kondisi seperti kandiasis vagina infeksi jamur pada vagina 28 Terdapat bukti kuat bahwa konsumsi flora probiotik seperti kultur murni lactobacillus umum ditemukan pada yogurt yang belum dipasteurisasi membantu mengembalikan keseimbangan komposisi mikrob pada usus anak anak yang terkena infeksi Hasil penelitian awal juga menunjukkan hal yang serupa dalam kasus gastroenteritis bakterial radang usus infeksi saluran kemih dan infeksi setelah operasi 29 30 31 Peradangan Artikel utama Radang Peradangan merupakan salah satu dari respons pertama sistem imun terhadap infeksi 32 Gejala peradangan yaitu kemerahan bengkak dan nyeri yang diakibatkan oleh peningkatan aliran darah ke jaringan Peradangan dihasilkan oleh senyawa senyawa eikosanoid dan molekul sitokin yang dilepaskan oleh sel yang terinfeksi Senyawa senyawa eikosanoid termasuk prostaglandin menginduksi demam dan pelebaran pembuluh darah dan leukotrien yang menarik sel darah putih leukosit 33 34 Sitokin juga terlibat termasuk interleukin yang bertanggung jawab untuk komunikasi antarsel darah putih kemokin yang mendorong kemotaksis dan interferon yang memiliki kemampuan antivirus seperti menghentikan sintesis protein virus yang sedang menginfeksi sel inang 35 Faktor pertumbuhan dan faktor sitotoksik juga dapat dilepaskan Sitokin dan senyawa kimia lainnya mengerahkan sel sel imun ke tempat infeksi dan menyembuhkan jaringan yang mengalami kerusakan yang diikuti dengan pemusnahan patogen 36 Sistem komplemen Artikel utama Sistem komplemen Sistem komplemen merupakan kaskade biokimia rangkaian reaksi berurutan yang akhirnya menyerang permukaan sel asing Sistem komplemen terdiri dari lebih dari 20 protein yang berbeda Sistem ini dinamakan komplemen sesuatu yang melengkapi karena pertama kali kemampuannya dikenali untuk melengkapi pembunuhan patogen oleh antibodi Komplemen merupakan komponen humoral utama dari respons imun bawaan 37 Banyak spesies memiliki sistem komplemen termasuk spesies bukan mamalia seperti tumbuhan ikan dan beberapa invertebrata 38 Pada manusia respons ini diaktifkan oleh protein komplemen yang terikat ke antibodi yang menempel pada mikrob tersebut atau protein komplemen yang terikat dengan karbohidrat di permukaan mikrob Sinyal pengenalan ini memicu respons pembunuhan yang cepat 39 Kecepatan respons ini merupakan hasil dari penguatan yang muncul setelah pengaktifan proteolisis pemecahan dari molekul komplemen yang juga merupakan protease Setelah protein komplemen terikat pada mikrob protein protein ini mengaktifkan aktivitas proteasenya yang kemudian mengaktifkan protease komplemen lainnya dan seterusnya Hasilnya adalah kaskade katalisis yang memperkuat sinyal awal melalui umpan balik positif teratur 40 Hasil kaskade ini adalah peptida peptida yang menarik sel sel imun meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan membungkus permukaan patogen opsonisasi sehingga menandainya untuk dihancurkan Protein komplemen yang berkumpul ini juga dapat membunuh sel secara langsung dengan cara merusak membran plasma sel patogen 37 Komponen seluler nbsp Gambar darah normal manusia diamati menggunakan mikroskop elektron Dapat terlihat sel darah merah dan juga terlihat sel darah putih termasuk limfosit monosit neutrofil dan banyak platelet kecil lainnya Leukosit sel darah putih bertindak layaknya organisme bersel tunggal yang bebas dan merupakan pertahanan penting dalam sistem imun bawaan Jenis jenis leukosit dalam sistem imun bawaan di antaranya fagosit makrofag neutrofil dan sel dendritik sel limfoid bawaan sel mast eosinofil basofil dan sel NK Sel sel tersebut mengidentifikasi dan menghilangkan patogen dengan cara menyerang patogen yang lebih besar melalui kontak atau dengan cara menelan dan lalu membunuh mikroorganisme 19 1301 Sel sel pada imunitas bawaan juga merupakan mediator penting pada pengaktifan sistem imun adaptif 41 Makrofag neutrofil dan sel dendritik merupakan kelas sel sensor yang mendeteksi dan menginisiasi respons imun dengan menghasilkan mediator inflamasi Sel sel ini mengekspresikan sejumlah reseptor terbatas untuk mengenali patogen atau sel yang rusak bernama PRR Beberapa PRR merupakan reseptor transmembran reseptor pada permukaan sel seperti reseptor jenis Toll Toll like receptor TLR yang dapat mendeteksi struktur pola molekuler terkait patogen pathogen associated molecular pattern PAMP yang dihasilkan oleh bakteri ekstraseluler atau bakteri yang ditangkap dan mengalami fagositosis PRR lainnya merupakan protein sitoplasmik berada di sitoplasma misalnya reseptor jenis NOD NOD like receptor NLR yang dapat mendeteksi serangan bakteri intraseluler 42 9 Fagosit Fagositosis adalah sifat penting pada imunitas bawaan yang dilakukan oleh sel fagosit yaitu sel yang menelan patogen atau partikel Fagosit biasanya berpatroli di seluruh tubuh mencari patogen tetapi dapat dipanggil ke lokasi spesifik oleh sitokin 19 1301 Ketika patogen ditelan oleh fagosit patogen terperangkap di vesikel intraseluler yang disebut fagosom yang sesudah itu menyatu dengan vesikel lainnya disebut lisosom untuk membentuk fagolisosom Patogen dibunuh oleh aktivitas enzim pencernaan atau ledakan pernapasan respiratory burst yang mengeluarkan molekul radikal bebas ke fagolisosom 43 44 Secara evolusi fungsi asal fagositosis adalah untuk memperoleh nutrisi tetapi peran ini diperluas sehingga fagosit juga berfungsi menelan patogen sebagai mekanisme pertahanan 45 Fagositosis mungkin mewakili bentuk pertahanan tertua karena fagosit telah diidentifikasikan ada pada vertebrata dan invertebrata 46 Neutrofil dan monosit merupakan fagosit utama yang berkeliling di seluruh tubuh untuk mengejar dan menyerang patogen 47 Neutrofil ditemukan di aliran darah dan merupakan jenis fagosit yang paling melimpah normalnya sebanyak 50 sampai 60 jumlah leukosit yang bersirkulasi 48 Selama radang fase akut terutama karena infeksi bakteri neutrofil bermigrasi ke tempat radang dalam sebuah proses yang disebut kemotaksis dan merupakan sel pertama yang tiba pada saat infeksi 49 Makrofag merupakan sel serba guna yang bermukim pada jaringan dan menghasilkan banyak zat zat kimia termasuk enzim protein komplemen dan sitokin Makrofag juga bertindak sebagai sel pemakan yang membersihkan tubuh dari sel mati dan debris pecahan komponen sel lainnya dan sebagai sel penyaji antigen yang mengaktifkan sistem imun adaptif 50 Sel dendritik Sel dendritik adalah fagosit pada jaringan yang berhubungan dengan lingkungan luar oleh karena itu sel sel ini terutama berada di kulit hidung paru paru lambung dan usus 51 Mereka dinamai demikian karena kemiripannya dengan dendrit saraf keduanya memiliki proyeksi seperti paku tetapi sel dendritik tidak ada hubungan dengan sistem saraf Sel dendritik menyediakan hubungan antara sistem imun adaptif dan bawaan dengan cara menyajikan antigen kepada sel T 51 Sel pembunuh alami Sel pembunuh alami Inggris Natural Killer NK merupakan komponen sistem imun bawaan yang tidak secara langsung menyerang mikrob penyerang 52 Sebaliknya sel sel NK menghancurkan sel sel inang yang terinfeksi atau sel yang bertransformasi 53 Sel sel demikian dinamakan missing self kehilangan pengenalan diri dikarenakan sel memiliki penanda permukaan sel disebut MHC I yang sangat rendah Sel NK dinamai pembunuh alami karena gagasan awal bahwa mereka tidak memerlukan pengaktifan untuk membunuh sel sel yang missing self Sel sel tubuh normal tidak dikenali dan tidak diserang oleh sel sel NK karena mereka mengekspresikan antigen MHC diri yang utuh Kompleks antigen diri MHC itu dikenali oleh reseptor imunoglobulin sel pembunuh KIR yang menahan aktivitas sel NK 54 Sel mast Sel mast adalah sel penting dari sistem kekebalan dan merupakan bagian dari hematopoietik Sel mast berasal dari sel progenitor pluripoten dari sumsum tulang dan matang di bawah pengaruh ligan c kit dan faktor sel induk dengan adanya faktor pertumbuhan lain yang berbeda yang disediakan oleh lingkungan mikro jaringan Dalam kondisi normal sel mast yang matang tidak bersirkulasi dalam aliran darah Namun sel mast yang matang bermigrasi ke jaringan dan berdiferensiasi menjadi sel mast di bawah pengaruh faktor sel induk dan berbagai sitokin Sel mast terdapat di seluruh tubuh dan mereka memainkan peran penting dalam pemeliharaan banyak fungsi fisiologis serta dalam patofisiologi penyakit 55 Sel mast terletak di jaringan penghubung dan membran mukosa berfungsi untuk mengatur respons peradangan 56 Mereka berkaitan dengan alergi dan anafilaksis 48 Pada hewan pengerat sel mast juga berada di rongga peritoneal dan toraks Sel mast ditemukan di semua jaringan vaskuler kecuali sistem saraf pusat dan retina 57 Sel mast terletak pada titik pertemuan pejamu dan lingkungan luar tempat masuknya antigen saluran cerna kulit epitel respiratori 58 Sel mast terletak di daerah di bawah epitel di jaringan ikat yang mengelilingi sel darah otot polos mukosa dan folikel rambut Granulosit Basofil dan eosinofil memiliki kesamaan dengan neutrofil dalam hal adanya banyak granul di sitoplasmanya Mereka menyekresikan bahan kimia yang ikut serta melindungi tubuh terhadap parasit dan memainkan peran pada reaksi alergi seperti asma 59 Sel limfoid bawaan Sel limfoid bawaan Inggris innate lymphoid cell ILC adalah sekelompok sel imun bawaan yang termasuk dalam garis keturunan limfoid tetapi tidak memiliki reseptor sel B atau reseptor sel T spesifik antigen ILC juga tidak mengekspresikan penanda sel myeloid atau dendritik 60 Kelompok sel ini memiliki fungsi fisiologis yang bervariasi beberapa fungsi dianalogikan dengan sel T pembantu sementara kelompok ini juga termasuk sel NK sitotoksik Oleh karena itu mereka memiliki peran penting dalam kekebalan protektif dan pengaturan homeostasis dan peradangan sehingga kelainan pada ILC dapat menyebabkan gangguan sistem imun seperti alergi asma bronkial dan penyakit autoimun 61 Sistem imun adaptifArtikel utama Sistem imun adaptif Sistem imun adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respons imun yang lebih kuat serta terbentuknya memori imunologi yaitu tiap patogen diingat oleh pengenal antigen 62 Respons imun adaptif bersifat spesifik terhadap antigen tertentu dan membutuhkan pengenalan antigen non self tertentu selama proses yang disebut presentasi antigen Spesifisitas antigen memungkinkan produksi respons yang disesuaikan pada patogen tertentu atau sel tertentu yang terinfeksi patogen Kemampuan tersebut dipelihara di tubuh oleh sel memori Sel sel memori ini akan segera memusnahkan dengan cepat patogen patogen yang menginfeksi sel kembali di kemudian hari Imunitas diperantarai sel Komponen sel utama pada sistem imun adaptif yaitu jenis leukosit khusus yang disebut limfosit Limfosit T sel T dan limfosit B sel B merupakan jenis limfosit utama yang berasal dari sel punca hematopoietik pada sumsum tulang 42 297 Sel T terlibat dalam respons imun diperantarai sel sedangkan sel B terlibat dalam respons imun humoral 63 Baik sel T dan sel B memiliki reseptor yang mengenali target spesifik Sel T mengenali target non self seperti patogen tetapi hanya jika antigen telah diolah dan disajikan pada molekul kompleks histokompatibilitas utama bahasa Inggris major histocompatibility complex disingkat MHC 42 14 Sementara itu reseptor antigen pada sel B yang merupakan suatu molekul antibodi pada permukaan dapat mengenali semua patogen tanpa perlu adanya pengolahan antigen Tiap garis keturunan sel B memiliki antibodi yang berbeda sehingga kumpulan reseptor antigen sel B yang lengkap mewakili semua antibodi yang dapat diproduksi oleh tubuh 42 12Awalnya subtipe sel T dibagi menjadi dua yaitu sel T sitotoksik sel T pembunuh dan sel T pembantu Namun seiring pesatnya penelitian imunologi pada dekade terakhir banyak ditemukan jenis lain dari limfosit misalnya sel T gamma delta sel T gd Sel T sitotoksik hanya mengenali antigen yang dirangkaikan pada molekul MHC kelas I sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen yang dirangkaikan pada molekul MHC kelas II Dua mekanisme presentasi antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T Jenis lain sel T yang termasuk subtipe minor yaitu sel T gd yang mengenali antigen yang tidak melekat pada molekul MHC 64 Sel T sitotoksik nbsp Sel T sitotoksik secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing atau abnormal di permukaan 65 12Sel T sitotoksik Inggris cytotoxic T lymphocyte CTL atau sel T pembunuh merupakan subkelompok dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi virus dan patogen lainnya sel sel yang rusak atau sel yang tidak berfungsi dengan baik 66 Sel T sitotoksik diaktifkan ketika reseptor sel T melekat pada antigen spesifik ini dalam sebuah kompleks dengan reseptor MHC kelas I dari sel lainnya Pengenalan MHC antigen ini dibantu oleh koreseptor pada sel T yang disebut CD8 Sel T lalu berkeliling ke seluruh tubuh untuk mencari sel yang menyajikan antigen ini pada molekul MHC kelas I Ketika sel T yang aktif berikatan dengan sel yang demikian sel T melepaskan protein sitotoksik seperti perforin yang dapat membentuk pori pada membran plasma target membuat ion air dan toksin masuk ke dalamnya Hal ini menyebabkan sel mengalami apoptosis 67 Sel T sitotoksik penting untuk mencegah replikasi virus Pengaktifan sel T membutuhkan sinyal pengaktifan antigen MHC yang sangat kuat dan sinyal pengaktifan tambahan yang disediakan oleh sel T pembantu 67 Sel T pembantu Sel T pembantu Inggris T helper cell Th mengatur respons imun bawaan dan respons imun adaptif serta membantu menentukan jenis respons imun pada patogen khusus 68 69 Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung tetapi mereka mengontrol respons imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan tugas tersebut 70 Sel T pembantu mengekspresikan reseptor sel T yang mengenali antigen terikat pada molekul MHC kelas II MHC antigen juga dikenali oleh protein CD4 yang penting dalam pengaktifan sel T Sel T pembantu memiliki ikatan yang lebih lemah dengan MHC antigen daripada sel T sitotoksik sehingga pengaktifannya memerlukan lebih banyak ikatan sekitar 200 300 sementara sel T sitotoksik dapat diaktifkan dengan satu ikatan molekul MHC antigen dengan reseptor Pengaktifan sel T pembantu juga membutuhkan durasi pengikatan lebih lama dengan sel yang memiliki antigen 71 Sel T pembantu yang telah aktif selanjutnya menyekresikan sitokin yang memengaruhi aktivitas banyak jenis sel Sinyal sitokin yang dihasilkan oleh sel T pembantu memperbesar fungsi mikrobisidal dari makrofag dan aktivitas sel T sitotoksik 19 1335 1336 Selain itu pengaktifan sel T pembantu menyebabkan peningkatan molekul yang diekspresikan pada permukaan sel T seperti CD40 juga dikenal sebagai CD154 yang menyediakan sinyal stimulasi tambahan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sel B menjadi sel plasma 72 Sel T gamma delta Sel T gamma delta sel T gd memiliki reseptor sel T alternatif yang berbeda dengan sel T CD4 dan CD8 ab serta memiliki ciri yang mirip dengan sel T pembantu sel T sitotoksik dan sel NK sehingga berada pada perbatasan antara sistem imun adaptif dan sistem imun bawaan 73 Di satu sisi sel T gd merupakan komponen dari sistem imun adaptif karena gen reseptor sel T menjalani penataan ulang dan menghasilan diversitas reseptor serta dapat mengembangkan memori Di sisi lain beberapa bagian sel ini merupakan komponen sistem imun bawaan karena reseptor sel T atau reseptor NK yang dimilikinya dapat digunakan sebagai PRR Contohnya sejumlah besar sel T Vg9 Vd2 berespons dalam hitungan jam terhadap molekul umum yang diproduksi oleh mikrob dan jenis sel T Vd1 yang khusus hanya ada di epitelium merespons terhadap sel epitelial yang rusak 74 nbsp Antibodi tersusun dari dua rantai berat dan dua rantai ringan Daerah variasi unik membuat antibodi mengenali antigen yang cocok 65 8Imunitas humoral Pada sistem imun adaptif peran utama imunitas humoral dijalankan oleh antibodi yang dihasilkan oleh sel B Sel B mengidentifikasi patogen ketika antibodi yang terikat pada permukaan sel B berikatan dengan antigen asing spesifik 75 Kompleks antigen antibodi ini ditelan oleh sel B kemudian antigen dipecah menjadi potongan peptida proteolisis Selanjutnya sel B menyajikan peptida antigenik pada permukaan molekul MHC kelas II Kompleks MHC dan antigen ini menarik sel T pembantu yang memiliki kesesuaian dengan antigen yang selanjutnya melepaskan sitokin dan mengaktifkan sel B 76 Sel B yang aktif berikutnya berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mengeluarkan jutaan antibodi yang mengenali antigen itu Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan limfatik mengikat patogen dan menandainya untuk dihancurkan oleh pengaktifan komplemen atau untuk penghancuran oleh fagosit Antibodi juga dapat menetralkan toksin bakteri atau dengan mengganggu reseptor yang digunakan virus dan bakteri untuk menginfeksi sel 77 Regulasi fisiologisSistem imun terlibat dalam banyak aspek regulasi fisiologis dalam tubuh Sistem imun berinteraksi secara intensif dengan sistem lain seperti sistem endokrin 78 79 dan saraf 80 81 82 Sistem imun tubuh juga memainkan peran penting dalam perkembangan serta dalam perbaikan jaringan dan regenerasi 83 Hormon Hormon dapat bertindak sebagai imunomodulator yaitu mengubah sensitivitas sistem imun Sebagai contoh hormon seks wanita diketahui menstimulasi baik respons imun adaptif 84 dan respons imun bawaan 85 86 87 88 Beberapa penyakit autoimun seperti lupus erythematosus sering menyerang wanita dan mulainya serangan sering dengan pubertas Sebaliknya hormon seks pria seperti testosteron tampak menekan sistem imun 89 Vitamin D Saat suatu sel T menjumpai patogen asing pada beberapa kasus melibatkan reseptor vitamin D Hal ini pada dasarnya merupakan alat pensinyalan yang memungkinkan sel T untuk berikatan dengan bentuk aktif vitamin D suatu hormon steroid kalsitriol Di sisi lain sel T mengekspresikan CYP27B1 suatu enzim yang bertanggung jawab mengubah versi pra hormon vitamin D kalsidiol menjadi versi hormon steroid kalsitriol Setelah mengikat dengan kalsitriol sel T dapat melakukan fungsi yang diinginkan Sel sel sistem imun lainnya seperti sel dendritik keratinosit dan makrofag dikenal mengekspresikan CYP27B1 dan dengan demikian dapat mengaktifkan vitamin D kalsidiol 90 91 Diperkirakan bahwa penurunan progresif kadar hormon seiring bertambahnya usia juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pelemahan respons imun pada individu yang menua 92 Penurunan fungsi kekebalan yang sehubungan dengan usia juga terkait dengan penurunan kadar vitamin D pada lansia Seiring bertambahnya usia ada dua hal yang secara negatif memengaruhi kadar vitamin D mereka Pertama mereka yang tinggal di dalam rumah akan lebih menurun tingkat aktivitasnya Mereka mendapat lebih sedikit sinar matahari dan karenanya menghasilkan lebih sedikit kolekalsiferol melalui radiasi ultraungu B Kedua seiring bertambahnya usia kulit menjadi berkurang kemampuannya memproduksi vitamin D 93 Tidur dan istirahat Sistem imun bertambah dengan tidur dan beristirahat 94 sebaliknya kurang tidur dapat merusak fungsi kekebalan tubuh 95 Putaran umpan balik melibatkan sitokin seperti interleukin 1 dan TNF alfa yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi tampaknya juga berperan dalam pengaturan tidur non REM non rapid eye movement 96 Dengan demikian respons imun terhadap infeksi dapat menyebabkan perubahan pada siklus tidur termasuk peningkatan tidur gelombang lambat relatif terhadap tidur REM 97 Nutrisi dan diet Kelebihan gizi dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan obesitas yang diketahui memengaruhi fungsi kekebalan tubuh Malnutrisi yang lebih sedang serta defisiensi mineral dan nutrisi tertentu juga dapat membahayakan respons imun 98 Demikian juga kekurangan gizi pada janin dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan seumur hidup 99 Perbaikan dan regenerasi Sistem imun tubuh khususnya sistem imun bawaan memainkan peran yang menentukan dalam perbaikan jaringan setelah cedera 100 101 102 103 104 Komponen kunci termasuk makrofag dan neutrofil juga komponen seluler lainnya termasuk sel T gd sel limfoid bawaan ILC dan sel T regulator Treg Makrofag memainkan peran dominan dalam pemulihan homeostasis jaringan dengan membersihkan pecahan komponen seluler debris sel renovasi matriks ekstraseluler extracellular matrix ECM dan penyintesisan berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan 105 Dalam konteks penyembuhan jaringan sel T gd epitel dendritik dendritic epithelial gdT cell DETC merupakan bagian sel yang sudah dikarakterisasi dengan baik DETC memiliki morfologi seperti sel dendritik pada kulit tikus dan mereka merespons dalam beberapa jam terhadap kerusakan jaringan kulit dengan mengeluarkan kemokin dan TNF a untuk menarik makrofag Selain itu DETC mempercepat perbaikan jaringan dengan mensekresi faktor pertumbuhan dan sitokin seperti IGF 1 KGF 1 FGF 7 KGF 2 FGF 10 IL 22 dan IL 17A 106 Plastisitas sel sel imun dan keseimbangan antara sinyal pro inflamasi dan anti inflamasi merupakan aspek penting dari perbaikan jaringan yang efisien 104 Gangguan pada imunitasSistem imun merupakan struktur yang luar biasa efektif dalam hal spesifisitas indusibilitas dan adaptasi Namun kegagalan pertahanan bisa juga terjadi dan dibagi menjadi tiga kelompok besar imunodefisiensi autoimunitas dan hipersensitivitas 107 108 Imunodefisiensi Imunodefisiensi terjadi ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif Kemampuan sistem imun untuk merespons patogen berkurang pada anak anak dan orang tua pada kasus orang tua disebabkan oleh imunosenesens 109 110 Di negara negara berkembang penyebab melemahnya sistem imun yaitu obesitas penyalahgunaan alkohol dan penggunaan obat 110 Namun malnutrisi adalah penyebab paling umum yang menyebabkan imunodefisiensi di negara berkembang 110 Diet dengan protein yang tidak mencukupi dikaitkan dengan gangguan imunitas seluler aktivitas komplemen fungsi fagosit konsentrasi antibodi IgA dan produksi sitokin Selain itu ketiadaan timus pada usia dini melalui mutasi genetik atau pengangkatan melalui operasi mengakibatkan imunodefisiensi yang parah dan kerentanan tinggi terhadap infeksi 111 Imunodefisiensi juga bisa muncul akibat faktor turunan atau perolehan didapat Penyakit granuloma kronis yaitu penyakit dengan rendahnya kemampuan fagosit untuk menghancurkan patogen adalah contoh dari imunodefisiensi turunan Sementara itu AIDS dan beberapa jenis kanker merupakan contoh imunodefisiensi dapatan 112 113 Autoimunitas Autoimunitas adalah respons imun terlalu aktif termasuk fungsi imun yang tidak berfungsi baik sehingga berakhir pada gangguan autoimun Sistem imun tidak mampu membedakan dengan tepat antara self dan non self sehingga dapat menyerang bagian dari tubuh Pada keadaan kondisi yang normal banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptida self 114 Terdapat sel khusus terletak di timus dan sumsum tulang yang menyajikan limfosit muda dengan antigen self yang dihasilkan pada tubuh dan untuk membunuh sel yang dianggap antigen self akhirnya mencegah autoimunitas 75 Beberapa contoh penyakit autoimun yaitu artritis rematoid diabetes melitus tipe 1 penyakit Hashimoto dan lupus eritematosus sistemik 115 Hipersensitivitas Hipersensitivitas adalah respons imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh sendiri Hipersensitivitas terbagi menjadi empat kelas Tipe I IV berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif Hipersensitivitas tipe I atau reaksi segera atau reaksi anafilaksis sering dikaitkan dengan alergi Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian Hipersensitivitas tipe I diperantarai oleh IgE yang memicu degranulasi sel mast dan basofil saat IgE berikatan silang dengan antigen Hipersensitivitas tipe II terjadi saat antibodi mengikat antigen sel inang dan menandai mereka untuk penghancuran Jenis ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik dan diperantarai oleh antibodi IgG dan IgM Kompleks imun kompleks antara antigen protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM terkumpul pada berbagai jaringan yang memicu reaksi hipersensitivitas tipe III Hipersensitivitas tipe IV dikenal juga sebagai hipersensitivitas diperantarai sel atau hipersensitivitas jenis tertunda biasanya membutuhkan waktu antara dua sampai tiga hari untuk berkembang Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai penyakit autoimun dan penyakit infeksi tetapi juga dalam ikut serta dalam dermatitis kontak misalnya disebabkan oleh racun tumbuhan jelatang Reaksi tersebut diperantarai oleh sel T monosit dan makrofag 116 Manipulasi pada kedokteran nbsp Obat imunosupresif deksametasonRespons imun dapat dimanipulasi untuk menekan respons yang tidak diinginkan akibat autoimunitas alergi atau penolakan transplantasi Manipulasi juga dapat dilakukan untuk merangsang respons perlindungan terhadap patogen yang sebagian besar menghindari sistem imun lihat imunisasi atau kanker Obat imunosupresif Obat imunosupresif digunakan untuk mengontrol gangguan autoimun atau inflamasi ketika terjadi kerusakan jaringan yang berlebihan dan untuk mencegah penolakan transplantasi setelah transplantasi organ 42 117 Obat anti inflamasi sering digunakan untuk mengontrol pengaruh peradangan Glukokortikoid merupakan obat anti inflamasi yang paling kuat tetapi obat tersebut memiliki banyak efek samping seperti obesitas pusat hiperglikemia dan osteoporosis sehingga penggunaan obat tersebut harus diawasi dengan baik 118 Obat anti inflamasi dosis rendah sering digunakan bersamaan dengan obat sitotoksik atau obat imunosupresif seperti metotreksat atau azatioprin Obat sitotoksik menghambat respons imun dengan membunuh sel yang membelah dengan cepat seperti sel T yang teraktivasi Namun pembunuhan sel dilakukan sembarangan sehingga sel sel membelah dengan cepat lainnya serta organ organ lain pun terpengaruh yang dapat menyebabkan efek samping berbahaya 117 Obat imunosupresif seperti siklosporin mencegah sel T dari merespons sinyal dengan menghalangi transduksi sinyal 119 Imunostimulan Pada pengobatan tradisional beberapa obat obatan tradisional dipercaya dapat menstimulasi imunitas seperti ekinasea akar manis ginseng astragalus saga bawang putih sangitan jamur shiitake jamur lingzhi hisop dan madu Penelitian telah menunjukan bahwa bahan bahan tersebut dapat menstimulasi sistem imun 120 121 walaupun cara kerja mereka belum sepenuhnya dimengerti Imunologi tumor nbsp Makrofag telah mengidentifikasi sebuah sel kanker berukuran besar dan runcing Setelah membran antarsel menyatu makrofag sel putih yang lebih kecil menyuntikkan toksin yang akan membunuh sel tumor Imunoterapi untuk pengobatan kanker merupakan salah satu bidang yang saat ini sedang aktif diteliti dalam penelitian medis 122 Peran penting sistem imun lainnya yaitu untuk menemukan dan menghancurkan tumor melalui mekanisme yang disebut pengawasan imun immune surveillance Sel tumor mengekspresikan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal Oleh sistem imun antigen tersebut dianggap sebagai antigen asing dan keberadaannya mendorong sel imun untuk menyerang sel tumor tersebut Antigen yang diekspresikan oleh tumor dapat berasal dari berbagai sumber 123 misal dari virus onkogenik seperti papillomavirus yang menyebabkan kanker leher rahim 124 sementara lainnya adalah protein organisme itu sendiri yang diekspresikan pada tingkat tinggi dibanding tingkat pada sel normal sehat Salah satu contoh yaitu enzim tirosinase yang ketika diekspresikan pada tingkat tinggi mengubah beberapa sel kulit seperti melanosit menjadi tumor yang disebut melanoma 125 126 Sumber antigen tumor yang ketiga adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan daya hidup sel tetapi protein ini mengalami mutasi menjadi kanker dan lalu menimbulkan molekul molekul yang disebut onkogen 123 127 128 Respons utama sistem imun terhadap tumor yaitu untuk menghancurkan sel abnormal menggunakan sel T sitotoksik kadang kadang dengan bantuan sel T pembantu 126 129 Antigen tumor disajikan pada molekul MHC kelas I dengan cara yang serupa dengan antigen virus sehingga sel T sitotoksik dapat mengenali sel tumor sebagai sel abnormal 130 Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip terutama jika sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan daripada keadaan normal hal ini merupakan fenomena umum pada tumor 131 Terkadang antibodi dihasilkan untuk melawan sel tumor dan menghancurkannya melalui kerja sama dengan sistem komplemen 127 Makrofag memiliki peran ganda dalam karsinogenesis proses perkembangan kanker Peran tersebut yaitu dengan cara melawan aktivitas sitotoksik sel imun terhadap sel kanker atau dengan meningkatkan respons antitumor 132 Makrofag terkait tumor tumor associated macrophage TAM dapat menghasilkan sitokin dan faktor pertumbuhan seperti TNF alfa yang dapat memelihara perkembangan tumor atau mendorong plastisitas sifat seperti sel punca 133 Sementara itu sel tumor yang terus menerus terpapar keadaan hipoksia relatif ditambah dengan sitokin dan TNF alfa menyebabkan turunnya produksi protein yang menghalangi metastasis sehingga mempercepat penyebaran sel kanker 133 Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai menjadi kanker 133 134 Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang lebih rendah sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T sitotoksik 130 Beberapa sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respons imun contohnya dengan menyekresikan sitokin TGF b yang menekan aktivitas makrofag dan limfosit 135 Selain itu toleransi imunologis dapat berkembang terhadap antigen tumor sehingga sistem imun tidak lagi menyerang sel tumor 134 Memori imunologi dan vaksinasi Ketika limfosit telah aktif dan mulai melakukan replikasi beberapa dari keturunan mereka menjadi sel memori berumur panjang Sel memori akan mengingat setiap patogen yang pernah ditemui secara spesifik dan dapat melakukan respons lebih kuat jika patogen terdeteksi kembali Hal ini disebut adaptif karena terjadi sepanjang hidup suatu individu dalam beradaptasi pada infeksi patogen dan menyiapkan sistem imun untuk tantangan berikutnya 136 nbsp Lama waktu respons imun dimulai dengan pertemuan dengan patogen awal atau vaksinansi awal dan mendorong pembentukan dan penjagaan memori imunologi aktif Memori aktif jangka panjang didapat setelah terjadinya infeksi melalui proses pengaktifan sel B dan sel T Imunitas aktif dapat juga dibuat melalui vaksinasi Prinsip di balik vaksinasi juga disebut imunisasi yaitu untuk memperkenalkan antigen dari patogen untuk menstimulasi sistem imun dan mengembangkan imunitas spesifik melawan patogen tanpa menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan organisme tersebut 19 1311 Induksi respons imun yang disengaja ini berhasil karena memanfaatkan spesifisitas alami sistem imun Penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada populasi manusia sehingga vaksinasi muncul sebagai manipulasi sistem imun manusia yang paling efektif 42 33Kebanyakan vaksin virus berasal dari virus yang dilemahkan sedangkan banyak vaksin bakteri berasal dari komponen aseluler dari mikroorganisme termasuk komponen toksin yang tidak berbahaya Karena banyak antigen berasal dari vaksin aseluler tidak menginduksi respons adaptf dengan kuat maka kebanyakan vaksin bakteri disediakan dengan penambahan adjuvan yang mengaktifkan sel penyaji antigen pada sistem imun bawaan dan memaksimalkan imunogenisitas 137 Prediksi imunogenisitas Obat obat berukuran besar gt 500 Da dapat memicu aksi penetralan oleh respons imun terutama jika obat digunakan berulang ulang atau pada dosis yang lebih besar 138 Hal ini membatasi obat obat yang berbentuk peptida dan protein dengan ukuran besar yang umumnya lebih besar dari 6000 Da Pada beberapa kasus obat tersebut tidak imunogenik tetapi dapat diberikan bersamaan dengan senyawa imunogenik seperti pada kasus paklitaksel Taxol serta kombinasi oksaliplatin dan siklofosfamid 139 140 Metode komputerisasi telah dikembangkan untuk memprediksi imunogenisitas peptida dan protein yang berguna dalam merancang antibodi untuk obat menilai keganasan mutasi pada partikel pembungkus virus dan validasi pengobatan calon obat dengan bahan peptida Teknik zaman awal memanfaatkan kecenderungan bahwa asam amino hidrofil memiliki konsentrasi lebih tinggi pada daerah epitop 141 Namun demikian perkembangan perkembangan terbaru lebih bersandar pada teknik pembelajaran mesin yang menggunakan basis data epitop yang diketahui ada biasanya mengenai protein protein virus yang sudah diteliti dengan baik sebagai set pelatihan 142 Basis data yang dapat diakses publik telah dibuat untuk mengatalogkan epitop dari patogen yang diketahui bisa dikenali oleh sel B 143 Penelitian berdasarkan bioinformatika terhadap imunogenisitas disebut juga imunoinformatika 144 Imunoproteomik merupakan studi kumpulan besar protein proteomika yang terlibat dalam respons imun Evolusi dan mekanisme lainnyaEvolusi sistem imun Sistem imun adaptif dengan berbagai komponennya tampaknya muncul pada vertebrata pertama sementara invertebrata tidak menghasilkan limfosit atau respons humoral berupa antibodi 145 Namun banyak spesies yang memanfaatkan mekanisme mekanisme yang agaknya merupakan pendahulu imunitas pada vertebrata Sistem imun pun dimiliki oleh organisme yang paling sederhana misalnya bakteri menggunakan mekanisme pertahanan unik yang disebut sistem modifikasi restriksi untuk melindungi diri dari patogen virus yang disebut bakteriofag 146 Prokariota juga memiliki imunitas adaptif melalui sistem yang menggunakan urutan CRISPR untuk mempertahankan fragmen genom dari bakteriofag yang pernah ditemui sebelumnya yang memungkinkan prokariota menghalangi replikasi virus melalui mekanisme sejenis interferensi RNA 147 148 Sistem imun yang bersifat menyerang juga terdapat pada eukariota uniseluler tetapi belum banyak penelitian tentang peranan sistem tersebut dalam pertahanan 149 Reseptor pengenal pola merupakan protein yang digunakan oleh hampir semua organisme untuk mengidentifikasi molekul yang terkait dengan patogen Peptida antimikrobial yang disebut defensin adalah komponen evolusioner respons imun bawaan yang ditemukan pada semua jenis hewan dan tumbuhan serta mewakili bentuk utama imunitas sistemik invertebrata 145 Sistem komplemen dan fagositik juga digunakan oleh hampir semua bentuk kehidupan invertebrata Ribonuklease dan jalur interferensi RNA digunakan pada semua eukariot keduanya diyakini memainkan peran pada respons imun terhadap virus 150 Tidak seperti hewan tumbuhan tidak memiliki sel fagositik tetapi kebanyakan respons imun tumbuhan melibatkan sinyal kimia bersifat sistemik yang dikirim ke seluruh bagian tumbuhan Sel sel tumbuhan merespons molekul yang terkait dengan patogen yang dikenal sebagai pola molekuler terkait patogen PAMP 151 Ketika bagian dari tumbuhan terinfeksi tumbuhan menghasilkan respons hipersensitif yaitu sel di tempat infeksi mengalami apoptosis dengan cepat untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian lainnya Resistensi dapatan sistemik merupakan jenis respons pertahanan yang digunakan oleh tumbuhan agar resisten terhadap penyebab infeksi 152 Mekanisme peredaman RNA sangat penting pada sistem respons sistemik ini karena dapat menghalangi replikasi virus 153 Imunitas adaptif alternatif Evolusi sistem imun adaptif terjadi pada nenek moyang vertebrata berahang Banyak molekul klasik pada sistem imun adaptif seperti antibodi dan reseptor sel T hanya dimiliki vertebrata berahang Namun molekul berbeda yang berasal dari limfosit ditemukan pada vertebrata tak berahang primitif seperti ikan lamprey dan remang Hewan tersebut memiliki sejumlah molekul disebut reseptor limfosit variabel mirip reseptor antigen pada vertebrata berahang yang dihasilkan dari segelintir gen satu atau dua Molekul tersebut dipercaya berikatan pada patogen dengan cara yang sama dengan antibodi dan dengan tingkat spesifisitas yang sama 154 Manipulasi oleh patogen Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk menghindar dari respons imun Oleh karena itu patogen telah mengembangkan beberapa metode yang menyebabkan mereka dapat menginfeksi inang sementara patogen menghindari deteksi dan kehancuran akibat sistem imun 155 Bakteri sering menembus penghalang fisik dengan mengeluarkan enzim yang bisa menghancurkan penghalang tersebut contohnya dengan menggunakan sistem sekresi tipe II 156 Selain itu patogen dapat menggunakan sistem sekresi tipe III yaitu mereka dapat memasukan tuba berongga pada sel inang yang menyediakan saluran langsung untuk protein agar dapat bergerak dari patogen ke inang Protein yang dikirim melalui tuba sering digunakan untuk membuat tidak aktif pertahanan tubuh 157 Strategi menghindar digunakan oleh beberapa patogen untuk menghindari sistem imun bawaan yaitu bersembunyi dalam sel inang juga disebut patogenesis intraseluler Dalam hal ini patogen menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya dalam sel inang yang dilindungi dari kontak langsung dengan sel imun antibodi dan sistem komplemen Beberapa contoh patogen intraseluler termasuk virus bakteri Salmonella yang terdapat pada makanan beracun dan parasit eukariot yang menyebabkan malaria Plasmodium falciparum dan leismaniasis Leishmania spp Bakteri lain seperti Mycobacterium tuberculosis hidup di dalam kapsul pelindung yang mencegah lisis oleh sistem komplemen 158 Banyak patogen mengeluarkan senyawa yang melemahkan respons imun atau mengarahkan respons imun ke arah yang salah 155 Beberapa bakteri membentuk biofilm untuk melindungi diri mereka dari sel dan protein sistem imun Biofilm dapat ditemui pada banyak infeksi seperti infeksi Pseudomonas aeruginosa kronis dan Burkholderia cenocepacia yang merupakan penanda dari infeksi fibrosis sistik 159 Bakteri lain menghasilkan protein permukaan yang mengikat pada antibodi mengubah mereka menjadi tidak efektif contohnya Streptococcus protein G Staphylococcus aureus protein A dan Peptostreptococcus magnus protein L 160 Mekanisme yang digunakan oleh virus untuk menghindari sistem imun adaptif adalah lebih rumit Pendekatan paling sederhana yaitu dengan cepat mengubah epitop yang tidak esensial asam amino dan gula pada permukaannya sementara terus menyembunyikan epitop esensial Proses ini dinamakan variasi antigenik Contohnya yaitu HIV yang bermutasi dengan cepat sehingga protein pada selubung virus yang esensial untuk masuk pada sel target secara terus menerus berubah Perubahan tersebut bisa jadi adalah sebab gagalnya vaksin yang diarahkan pada virus tersebut 161 Parasit Trypanosoma brucei menggunakan strategi yang serupa selalu mengubah protein permukaan sehingga selangkah lebih maju dari respons antibodi 162 Strategi lainnya yaitu menutup antigen dari molekul inang untuk menghindari deteksi oleh sistem imun Pada HIV selubung yang menutupi virion dibentuk dari membran paling luar dari sel inang membuat sistem imun kesulitan untuk mengidentifikasikan mereka sebagai benda asing 163 Lihat pulaEpitop Hapten Antibodi monoklonal AntigenReferensi O Byrne KJ Dalgleish AG Aug 2001 Chronic immune activation and inflammation as the cause of malignancy British Journal of Cancer 85 4 473 83 doi 10 1054 bjoc 2001 1943 PMC 2364095 nbsp PMID 11506482 Retief F Cilliers L 1998 The epidemic of Athens 430 426 BC S Afr Med J 88 1 50 3 PMID 9539938 a b Doherty M Robertson M 2004 12 Some early Trends in Immunology Trends in Immunology 25 12 623 631 doi 10 1016 j it 2004 10 008 ISSN 1471 4906 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 21 Periksa nilai tanggal di date bantuan Plotkin S 2005 Vaccines past present and future Nat Med 11 4 Suppl S5 11 PMID 15812490 Karamanou Marianna Panayiotakopoulos George Tsoucalas Gregory Kousoulis Antonis A Androutsos George 2012 3 From miasmas to germs a historical approach to theories of infectious disease transmission Le Infezioni in Medicina Rivista Periodica Di Eziologia Epidemiologia Diagnostica Clinica E Terapia Delle Patologie Infettive 20 1 58 62 ISSN 1124 9390 PMID 22475662 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 26 Diakses tanggal 2019 01 26 Periksa nilai tanggal di date bantuan The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905 Diarsipkan 2006 12 10 di Wayback Machine Nobelprize org Diakses 8 Januari 2007 Major Walter Reed Medical Corps U S Army Walter Reed Army Medical Center Diakses 8 Januari 2007 Doherty Michelle Robertson Morag J 2004 12 Some early Trends in Immunology Trends in Immunology 25 12 623 631 doi 10 1016 j it 2004 10 008 ISSN 1471 4906 PMID 15530829 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 19 Diakses tanggal 2019 01 19 Periksa nilai tanggal di date bantuan The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1908 Diarsipkan 2007 02 19 di Wayback Machine Nobelprize org Diakses 8 Januari 2007 a b Litman G Cannon J Dishaw L 2005 Reconstructing immune phylogeny new perspectives Nat Rev Immunol 5 11 866 79 PMID 16261174 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Kurosaki T Kometani K Ise W Maret 2015 Memory B cells Nature Reviews Immunology 15 3 149 59 doi 10 1038 nri3802 PMID 25677494 Forthal Donald N 2014 08 15 Functions of Antibodies Microbiology Spectrum 2 4 1 17 ISSN 2165 0497 PMC 4159104 nbsp PMID 25215264 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 21 Diakses tanggal 2019 01 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Smith A D Ed Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology 2000 1997 Oxford University Press ISBN 0 19 854768 4 hlm 592 Saji F Samejima Y Kamiura S Koyama M 1999 Dynamics of immunoglobulins at the feto maternal interface PDF Rev Reprod 4 2 81 9 PMID 10357095 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2008 06 24 Diakses tanggal 2007 11 09 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Van de Perre P 2003 Transfer of antibody via mother s milk Vaccine 21 24 3374 6 PMID 12850343 Keller Margaret A and E Richard Stiehm 2000 Passive Immunity in Prevention and Treatment of Infectious Diseases Clinical Microbiology Reviews 13 4 602 614 PMID 11023960 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 08 Diakses tanggal 2007 11 09 Medzhitov R Oct 2007 Recognition of microorganisms and activation of the immune response Nature 449 7164 819 26 Bibcode 2007Natur 449 819M doi 10 1038 nature06246 PMID 17943118 Matzinger P Apr 2002 The danger model a renewed sense of self PDF Science 296 5566 301 5 Bibcode 2002Sci 296 301M doi 10 1126 science 1071059 PMID 11951032 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2007 04 17 Diakses tanggal 2022 02 09 a b c d e Alberts Bruce 2017 Molecular Biology of the Cell Sixth Edition New York and London Garland Science ISBN 978 0 8153 4464 3 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Boyton R Openshaw P Pulmonary defences to acute respiratory infection Br Med Bull 61 1 12 PMID 11997295 Agerberth B Gudmundsson G Host antimicrobial defence peptides in human disease Curr Top Microbiol Immunol 306 67 90 PMID 16909918 Moreau J Girgis D Hume E Dajcs J Austin M O Callaghan R 2001 Phospholipase A 2 in rabbit tears a host defense against Staphylococcus aureus Invest Ophthalmol Vis Sci 42 10 2347 54 PMID 11527949 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 04 17 Diakses tanggal 2007 11 05 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Hankiewicz J Swierczek E 1974 Lysozyme in human body fluids Clin Chim Acta 57 3 205 9 PMID 4434640 Fair W Couch J Wehner N 1976 Prostatic antibacterial factor Identity and significance Urology 7 2 169 77 PMID 54972 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Yenugu S Hamil K Birse C Ruben S French F Hall S 2003 Antibacterial properties of the sperm binding proteins and peptides of human epididymis 2 HE2 family salt sensitivity structural dependence and their interaction with outer and cytoplasmic membranes of Escherichia coli Biochem J 372 Pt 2 473 83 PMID 12628001 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2019 09 16 Diakses tanggal 2007 11 05 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Proteolytic enzyme enzyme Encyclopedia Britannica dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 05 13 Diakses tanggal 2019 01 31 Gorbach S 1990 Lactic acid bacteria and human health Ann Med 22 1 37 41 PMID 2109988 Hill L Embil J 1986 Vaginitis current microbiologic and clinical concepts CMAJ 134 4 321 31 PMID 3510698 Reid G Bruce A 2003 Urogenital infections in women can probiotics help Postgrad Med J 79 934 428 32 PMID 12954951 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 05 05 Diakses tanggal 2007 11 05 Salminen S Gueimonde M Isolauri E 2005 Probiotics that modify disease risk J Nutr 135 5 1294 8 PMID 15867327 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 03 23 Diakses tanggal 2007 11 05 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Reid G Jass J Sebulsky M McCormick J 2003 Potential uses of probiotics in clinical practice Clin Microbiol Rev 16 4 658 72 PMID 14557292 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Kawai T Akira S 2006 Innate immune recognition of viral infection Nat Immunol 7 2 131 7 PMID 16424890 Miller SB 2006 Prostaglandins in Health and Disease An Overview Seminars in Arthritis and Rheumatism 36 1 37 49 PMID 16887467 Ogawa Y Calhoun WJ 2006 The role of leukotrienes in airway inflammation J Allergy Clin Immunol 118 4 789 98 PMID 17030228 Le Y Zhou Y Iribarren P Wang J 2004 Chemokines and chemokine receptors their manifold roles in homeostasis and disease PDF Cell Mol Immunol 1 2 95 104 PMID 16212895 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2008 04 14 Diakses tanggal 2007 11 09 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Martin P Leibovich S 2005 Inflammatory cells during wound repair the good the bad and the ugly Trends Cell Biol 15 11 599 607 PMID 16202600 a b Rus H Cudrici C Niculescu F 2005 The role of the complement system in innate immunity Immunol Res 33 2 103 12 PMID 16234578 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Nonaka M Kimura A 2006 Genomic view of the evolution of the complement system Immunogenetics 58 9 701 13 PMID 16896831 Liszewski M Farries T Lublin D Rooney I Atkinson J Control of the complement system Adv Immunol 61 201 83 PMID 8834497 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Sim R Tsiftsoglou S 2004 Proteases of the complement system PDF Biochem Soc Trans 32 Pt 1 21 7 PMID 14748705 Iwasaki A Medzhitov R 2015 Control of adaptive immunity by the innate immune system Nat Immunol 16 4 343 53 PMID 25789684 a b c d e f Murphy Kenneth 2017 Janeway s Immunobiology edisi ke 9 New York and London Garland Science ISBN 978 0 8153 4551 0 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2019 01 13 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Ryter A 1985 Relationship between ultrastructure and specific functions of macrophages Comp Immunol Microbiol Infect Dis 8 2 119 33 PMID 3910340 Langermans J Hazenbos W van Furth R 1994 Antimicrobial functions of mononuclear phagocytes J Immunol Methods 174 1 2 185 94 PMID 8083520 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link May R Machesky L 2001 Phagocytosis and the actin cytoskeleton J Cell Sci 114 Pt 6 1061 77 PMID 11228151 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 05 03 Diakses tanggal 2007 11 09 Salzet M Tasiemski A Cooper E 2006 Innate immunity in lophotrochozoans the annelids Curr Pharm Des 12 24 3043 50 PMID 16918433 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Zen K Parkos C 2003 Leukocyte epithelial interactions Curr Opin Cell Biol 15 5 557 64 PMID 14519390 a b Stvrtinova Viera 1995 Inflammation and Feverfrom Pathophysiology Principles of Disease Computing Centre Slovak Academy of Sciences Academic Electronic Press Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001 07 11 Diakses tanggal 2007 01 01 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Edwards Steven W Bucknall Roger C Moots Robert J Wright Helen L 2010 09 01 Neutrophil function in inflammation and inflammatory diseases Rheumatology dalam bahasa Inggris 49 9 1618 1631 doi 10 1093 rheumatology keq045 ISSN 1462 0324 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 20 Diakses tanggal 2019 01 20 Murray PJ Wynn TA 2011 Protective and pathogenic functions of macrophage subsets Nat Rev Immunol 11 1 723 37 PMID 15283665 a b Guermonprez P Valladeau J Zitvogel L Thery C Amigorena S Antigen presentation and T cell stimulation by dendritic cells Annu Rev Immunol 20 621 67 PMID 11861614 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Gabrielli S Ortolani C Del Zotto G Luchetti F Canonico B Buccella F Artico M Papa S Zamai L 2016 The Memories of NK Cells Innate Adaptive Immune Intrinsic Crosstalk Journal of Immunology Research 2016 1376595 doi 10 1155 2016 1376595 PMC 5204097 nbsp PMID 28078307 Middleton D Curran M Maxwell L 2002 Natural killer cells and their receptors Transpl Immunol 10 2 3 147 64 PMID 12216946 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Rajalingam R 2012 Overview of the killer cell immunoglobulin like receptor system Methods in Molecular Biology Methods in Molecular Biology 882 391 414 doi 10 1007 978 1 61779 842 9 23 ISBN 978 1 61779 841 2 PMID 22665247 Krystel Whittemore Melissa Dileepan Kottarappat N Wood John G 2016 Mast Cell A Multi Functional Master Cell Frontiers in Immunology 6 doi 10 3389 fimmu 2015 00620 ISSN 1664 3224 PMC 4701915 nbsp PMID 26779180 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2022 04 06 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Krishnaswamy G Ajitawi O Chi D The human mast cell an overview Methods Mol Biol 315 13 34 PMID 16110146 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link da Silva Elaine Zayas Marcelino Jamur Maria Celia Oliver Constance 2014 10 Mast Cell Function A New Vision of an Old Cell Journal of Histochemistry amp Cytochemistry dalam bahasa Inggris 62 10 698 738 doi 10 1369 0022155414545334 ISSN 0022 1554 PMC 4230976 nbsp PMID 25062998 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 05 Diakses tanggal 2022 04 06 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Format PMC link Galli Stephen J Tsai Mindy 2010 07 Mast cells in allergy and infection Versatile effector and regulatory cells in innate and adaptive immunity European Journal of Immunology dalam bahasa Inggris 40 7 1843 1851 doi 10 1002 eji 201040559 PMC 3581154 nbsp PMID 20583030 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 04 06 Diakses tanggal 2022 04 06 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Format PMC link Kariyawasam H Robinson D 2006 The eosinophil the cell and its weapons the cytokines its locations Semin Respir Crit Care Med 27 2 117 27 PMID 16612762 Spits Hergen Cupedo Tom 2012 Innate lymphoid cells emerging insights in development lineage relationships and function Annual Review of Immunology 30 647 675 doi 10 1146 annurev immunol 020711 075053 PMID 22224763 Walker Jennifer A Jillian L Barlow Andrew N J McKenzie 2013 Innate lymphoid cells how did we miss them Nature Reviews Immunology 13 2 75 87 doi 10 1038 nri3349 ISSN 1474 1733 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 11 05 Diakses tanggal 2013 08 03 Pancer Z Cooper M The evolution of adaptive immunity Annu Rev Immunol 24 497 518 PMID 16551257 Shlomchik Mark J Walport Mark Travers Paul Charles A Janeway Jr 2001 T Cell Mediated Immunity Immunobiology The Immune System in Health and Disease 5th edition dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 05 31 Diakses tanggal 2019 01 31 Holtmeier W Kabelitz D gammadelta T cells link innate and adaptive immune responses Chem Immunol Allergy 86 151 83 PMID 15976493 a b Understanding the Immune System How it Works PDF National Institute of Allergy and Infectious Diseases NIAID Archived from the original on 2009 01 17 Diakses tanggal 2007 01 01 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Harty J Tvinnereim A White D CD8 T cell effector mechanisms in resistance to infection Annu Rev Immunol 18 275 308 PMID 10837060 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Radoja S Frey A Vukmanovic S 2006 T cell receptor signaling events triggering granule exocytosis Crit Rev Immunol 26 3 265 90 PMID 16928189 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Abbas A Murphy K Sher A 1996 Functional diversity of helper T lymphocytes Nature 383 6603 787 93 PMID 8893001 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link McHeyzer Williams L Malherbe L McHeyzer Williams M Helper T cell regulated B cell immunity Curr Top Microbiol Immunol 311 59 83 PMID 17048705 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Romagnani S 1991 Type 1 T helper and type 2 T helper cells functions regulation and role in protection and disease International Journal of Clinical amp Laboratory Research 21 2 152 158 ISSN 0940 5437 PMID 1687725 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 01 Diakses tanggal 2019 01 31 Kovacs B Maus M Riley J Derimanov G Koretzky G June C Finkel T 2002 Human CD8 T cells do not require the polarization of lipid rafts for activation and proliferation Proc Natl Acad Sci U S A 99 23 15006 11 PMID 12419850 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 10 15 Diakses tanggal 2007 11 09 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Grewal I Flavell R CD40 and CD154 in cell mediated immunity Annu Rev Immunol 16 111 35 PMID 9597126 Girardi M 2006 Immunosurveillance and immunoregulation by gd T cells J Invest Dermatol 126 1 25 31 PMID 16417214 Holtmeier W Kabelitz D 2005 gd T cells link innate and adaptive immune responses Chem Immunol Allergy 86 151 183 PMID 15976493 a b Sproul T Cheng P Dykstra M Pierce S 2000 A role for MHC class II antigen processing in B cell development Int Rev Immunol 19 2 3 139 55 PMID 10763706 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Kehry M Hodgkin P 1994 B cell activation by helper T cell membranes Crit Rev Immunol 14 3 4 221 38 PMID 7538767 Baldridge JR Buchmeier MJ 1992 Mechanisms of antibody mediated protection against lymphocytic choriomeningitis virus infection mother to baby transfer of humoral protection J Virol 66 7 4252 7 PMID 1376367 WICK G HU Y SCHWARZ S KROEMER G 1993 10 01 Immunoendocrine Communication via the Hypothalamo Pituitary Adrenal Axis in Autoimmune Diseases Endocrine Reviews dalam bahasa Inggris 14 5 539 563 doi 10 1210 edrv 14 5 539 ISSN 0163 769X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 26 Diakses tanggal 2022 02 09 Kroemer Guido Brezinschek Hans Peter Faessler Reinhard Schauenstein Konrad Wick Georg 1988 01 01 Physiology and pathology of an immunoendocrine feedback loop Immunology Today 9 6 163 165 doi 10 1016 0167 5699 88 91289 3 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 11 07 Diakses tanggal 2022 02 09 Trakhtenberg Ephraim F Goldberg Jeffrey L 2011 10 07 Neuroimmune Communication Science dalam bahasa Inggris 334 6052 47 48 Bibcode 2011Sci 334 47T doi 10 1126 science 1213099 ISSN 0036 8075 PMID 21980100 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 25 Diakses tanggal 2022 02 09 Veiga Fernandes Henrique Mucida Daniel 2016 05 05 Neuro Immune Interactions at Barrier Surfaces Cell 165 4 801 811 doi 10 1016 j cell 2016 04 041 ISSN 1097 4172 PMC 4871617 nbsp PMID 27153494 Neuroimmune communication Nature Neuroscience dalam bahasa Inggris 20 2 127 127 Februari 2017 doi 10 1038 nn 4496 ISSN 1097 6256 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 07 05 Diakses tanggal 2022 02 09 Olson Eric N Aurora Arin B 2014 07 03 Immune Modulation of Stem Cells and Regeneration Cell Stem Cell dalam bahasa English 15 1 14 25 doi 10 1016 j stem 2014 06 009 ISSN 1934 5909 PMC 4131296 nbsp PMID 24996166 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2019 01 31 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Wira CR 2004 Endocrine regulation of the mucosal immune system in the female reproductive tract Dalam In Ogra PL Mestecky J Lamm ME Strober W McGhee JR Bienenstock J eds Mucosal Immunology San Francisco Elsevier ISBN 0 12 491543 4 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama editors list link Pemeliharaan CS1 Teks tambahan editors list link Lang TJ 2004 Estrogen as an immunomodulator Clin Immunol 113 224 230 PMID 15507385 Moriyama A 1999 Secretory leukocyte protease inhibitor SLPI concentrations in cervical mucus of women with normal menstrual cycle Molecular Human Reproduction 5 656 661 PMID 10381821 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 10 06 Diakses tanggal 2007 11 09 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Cutolo M 2004 Sex hormones influence on the immune system basic and clinical aspects in autoimmunity Lupus 13 635 638 PMID 15485092 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan King AE 2000 Presence of secretory leukocyte protease inhibitor in human endometrium and first trimester decidua suggests an antibacterial role Molecular Human Reproduction 6 191 196 PMID 10655462 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 09 06 Diakses tanggal 2007 11 09 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Fimmel 2005 Influence of physiological androgen levels on wound healing and immune status in men Aging Male 8 166 174 PMID 16390741 Parameter fist yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan von Essen MR Kongsbak M Schjerling P Olgaard K Odum N Geisler C Apr 2010 Vitamin D controls T cell antigen receptor signaling and activation of human T cells Nature Immunology 11 4 344 9 doi 10 1038 ni 1851 PMID 20208539 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 06 21 Diakses tanggal 2022 02 09 Sigmundsdottir H Pan J Debes GF Alt C Habtezion A Soler D Butcher EC Mar 2007 DCs metabolize sunlight induced vitamin D3 to program T cell attraction to the epidermal chemokine CCL27 Nature Immunology 8 3 285 93 doi 10 1038 ni1433 PMID 17259988 Hertoghe T Dec 2005 The multiple hormone deficiency theory of aging is human senescence caused mainly by multiple hormone deficiencies Annals of the New York Academy of Sciences 1057 1 448 65 Bibcode 2005NYASA1057 448H doi 10 1196 annals 1322 035 PMID 16399912 Mosekilde L Mar 2005 Vitamin D and the elderly Clinical Endocrinology 62 3 265 81 doi 10 1111 j 1365 2265 2005 02226 x PMID 15730407 Lange T 2003 Sleep Enhances the Human Antibody response to Hepatitis A Vaccination Psychosomatic Medicine 65 831 835 PMID 14508028 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 04 10 Diakses tanggal 2007 11 09 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Bryant PA Trinder J Curtis N Jun 2004 Sick and tired Does sleep have a vital role in the immune system Nature Reviews Immunology 4 6 457 67 doi 10 1038 nri1369 PMID 15173834 Krueger JM Majde JA Mei 2003 Humoral links between sleep and the immune system research issues Annals of the New York Academy of Sciences 992 1 9 20 Bibcode 2003NYASA 992 9K doi 10 1111 j 1749 6632 2003 tb03133 x PMID 12794042 Majde JA Krueger JM Dec 2005 Links between the innate immune system and sleep The Journal of Allergy and Clinical Immunology 116 6 1188 98 doi 10 1016 j jaci 2005 08 005 PMID 16337444 R M Suskind C L Lachney J N Udall Jr Malnutrition and the Immune Response Diarsipkan 2023 03 27 di Wayback Machine in Dairy products in human health and nutrition M Serrano Rios ed CRC Press 1994 pp 285 300 Langley Evans SC Carrington LJ 2006 Diet and the developing immune system Lupus 15 11 746 52 doi 10 1177 0961203306070001 PMID 17153845 Park Julie E Barbul Adrian 2004 05 01 Understanding the role of immune regulation in wound healing The American Journal of Surgery dalam bahasa English 187 5 S11 S16 doi 10 1016 s0002 9610 03 00296 4 ISSN 0002 9610 PMID 15147986 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 31 Diakses tanggal 2019 01 13 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Burzyn Dalia Kuswanto Wilson Kolodin Dmitriy Shadrach Jennifer L Cerletti Massimiliano Jang Young Sefik Esen Tan Tze Guan Wagers Amy J 2013 12 05 A Special Population of Regulatory T Cells Potentiates Muscle Repair Cell dalam bahasa English 155 6 1282 1295 doi 10 1016 j cell 2013 10 054 ISSN 0092 8674 PMC 3894749 nbsp PMID 24315098 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 02 04 Diakses tanggal 2022 02 09 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Leoni G Neumann P A Sumagin R Denning T L Nusrat A September 2015 Wound repair role of immune epithelial interactions Mucosal Immunology dalam bahasa Inggris 8 5 959 968 doi 10 1038 mi 2015 63 ISSN 1933 0219 PMC 4916915 nbsp PMID 26174765 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 07 16 Diakses tanggal 2022 02 09 Wynn Thomas A Vannella Kevin M 2016 03 15 Macrophages in Tissue Repair Regeneration and Fibrosis Immunity dalam bahasa English 44 3 450 462 doi 10 1016 j immuni 2016 02 015 ISSN 1074 7613 PMC 4794754 nbsp PMID 26982353 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 02 05 Diakses tanggal 2022 02 09 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b Laurent Paoline Jolivel Valerie Manicki Pauline Chiu Lynn Contin Bordes Cecile Truchetet Marie Elise Pradeu Thomas 2017 Immune Mediated Repair A Matter of Plasticity Frontiers in Immunology dalam bahasa English 8 doi 10 3389 fimmu 2017 00454 ISSN 1664 3224 PMC 5403426 nbsp PMID 28484454 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2022 02 09 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Julier Ziad Park Anthony J Briquez Priscilla S Martino Mikael M 2017 04 15 Promoting tissue regeneration by modulating the immune system Acta Biomaterialia 53 13 28 doi 10 1016 j actbio 2017 01 056 ISSN 1742 7061 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 14 Diakses tanggal 2019 01 21 Ramirez Kevin Witherden Deborah A Havran Wendy L 2015 07 01 All hands on DE T C Epithelial resident gd T cells respond to tissue injury Cellular Immunology Gamma delta T cells 30 years post discovery 296 1 57 61 doi 10 1016 j cellimm 2015 04 003 ISSN 0008 8749 PMC 4466205 nbsp PMID 25958272 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Giardino Giuliana Gallo Vera Prencipe Rosaria Gaudino Giovanni Romano Roberta De Cataldis Marco Lorello Paola Palamaro Loredana Di Giacomo Chiara 2016 Unbalanced Immune System Immunodeficiencies and Autoimmunity Frontiers in Pediatrics 4 107 doi 10 3389 fped 2016 00107 ISSN 2296 2360 PMC 5052255 nbsp PMID 27766253 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 01 Diakses tanggal 2019 01 31 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Weiss R B 1992 10 Hypersensitivity reactions Seminars in Oncology 19 5 458 477 ISSN 0093 7754 PMID 1384149 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 01 Diakses tanggal 2019 01 31 Periksa nilai tanggal di date bantuan Aw D Silva A Palmer D 2007 Immunosenescence emerging challenges for an ageing population Immunology 120 4 435 446 PMID 17313487 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c Chandra RK 1997 Nutrition and the immune system an introduction American Journal of Clinical Nutrition Vol 66 460S 463S PMID 9250133 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 04 22 Diakses tanggal 2007 11 09 Miller JF Jul 2002 The discovery of thymus function and of thymus derived lymphocytes Immunological Reviews 185 1 7 14 doi 10 1034 j 1600 065X 2002 18502 x PMID 12190917 Joos L Tamm M 2005 Breakdown of pulmonary host defense in the immunocompromised host cancer chemotherapy Proc Am Thorac Soc 2 5 445 8 PMID 16322598 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 04 29 Diakses tanggal 2007 11 09 Copeland K Heeney J 1996 T helper cell activation and human retroviral pathogenesis Microbiol Rev 60 4 722 42 PMID 8987361 Miller J 1993 Self nonself discrimination and tolerance in T and B lymphocytes Immunol Res 12 2 115 30 PMID 8254222 Cho Judy H Feldman Marc 2015 7 Heterogeneity of autoimmune diseases pathophysiologic insights from genetics and implications for new therapies Nature Medicine 21 7 730 738 doi 10 1038 nm 3897 ISSN 1546 170X PMC 5716342 nbsp PMID 26121193 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 01 Diakses tanggal 2019 01 31 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Format PMC link Uzzaman A Cho SH 2012 Chapter 28 Classification of hypersensitivity reactions Allergy Asthma Proc Suppl 1 96 99 PMID 22794701 a b Taylor A Watson C Bradley J 2005 Immunosuppressive agents in solid organ transplantation Mechanisms of action and therapeutic efficacy Crit Rev Oncol Hematol 56 1 23 46 PMID 16039869 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Barnes P 2006 Corticosteroids the drugs to beat Eur J Pharmacol 533 1 3 2 14 PMID 16436275 Masri M 2003 The mosaic of immunosuppressive drugs Mol Immunol 39 17 18 1073 7 PMID 12835079 Spelman K 2006 Modulation of cytokine expression by traditional medicines a review of herbal immunomodulators Alternative Medicine reviews 128 150 PMID 16813462 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Brush J 2006 The effect of Echinacea purpurea Astragalus membranaceus and Glycyrrhiza glabra on CD69 expression and immune cell activation in humans Phytotherapy Research 20 687 695 PMID 16807880 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Morgan R et al 2006 Cancer regression in patients after transfer of genetically engineered lymphocytes Science 314 126 129 PMID 16946036 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link a b Andersen MH Schrama D Thor Straten P Becker JC 2006 Cytotoxic T cells J Invest Dermatol 126 1 32 41 PMID 16417215 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Boon T van der Bruggen P 1996 Human tumor antigens recognized by T lymphocytes J Exp Med 183 725 29 PMID 8642276 Castelli C Rivoltini L Andreola G Carrabba M Renkvist N Parmiani G 2000 T cell recognition of melanoma associated antigens J Cell Physiol 182 323 31 PMID 10653598 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Romero P Cerottini JC Speiser DE 2006 The human T cell response to melanoma antigens Adv Immunol 92 187 224 PMID 17145305 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Guevara Patino JA Turk MJ Wolchok JD Houghton AN 2003 Immunity to cancer through immune recognition of altered self studies with melanoma Adv Cancer Res 90 157 77 PMID 14710950 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Renkvist N Castelli C Robbins PF Parmiani G 2001 A listing of human tumor antigens recognized by T cells Cancer Immunol Immunother 50 3 15 PMID 11315507 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Gerloni M Zanetti M 2005 CD4 T cells in tumor immunity Springer Semin Immunopathol 27 1 37 48 PMID 15965712 a b Seliger B Ritz U Ferrone S 2006 Molecular mechanisms of HLA class I antigen abnormalities following viral infection and transformation Int J Cancer 118 1 129 38 PMID 16003759 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Hayakawa Y Smyth MJ 2006 Innate immune recognition and suppression of tumors Adv Cancer Res 95 293 322 PMID 16860661 Poh Ashleigh R Ernst Matthias 2018 Targeting Macrophages in Cancer From Bench to Bedside Frontiers in Oncology 8 49 doi 10 3389 fonc 2018 00049 ISSN 2234 943X PMC 5858529 nbsp PMID 29594035 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 01 Diakses tanggal 2019 01 31 Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b c Syn Nicholas L Teng Michele W L Mok Tony S K Soo Ross A 2017 De novo and acquired resistance to immune checkpoint targeting The Lancet Oncology dalam bahasa Inggris 18 12 e731 e741 doi 10 1016 s1470 2045 17 30607 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 05 14 Diakses tanggal 2019 01 13 a b Seliger B 2005 Strategies of tumor immune evasion BioDrugs 19 6 347 54 PMID 16392887 Frumento G Piazza T Di Carlo E Ferrini S 2006 Targeting tumor related immunosuppression for cancer immunotherapy Endocr Metab Immune Disord Drug Targets 6 3 233 7 PMID 17017974 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link MacLeod Megan K L Kappler John W Marrack Philippa 2010 5 Memory CD4 T cells generation reactivation and re assignment Immunology 130 1 10 15 doi 10 1111 j 1365 2567 2010 03260 x ISSN 1365 2567 PMC 2855788 nbsp PMID 20331469 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 25 Diakses tanggal 2019 01 25 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Format PMC link Singh M O Hagan D 1999 Advances in vaccine adjuvants Nat Biotechnol 17 11 1075 81 PMID 10545912 Krishna Murli Nadler Steven G 2016 Immunogenicity to Biotherapeutics The Role of Anti drug Immune Complexes Frontiers in Immunology 7 21 doi 10 3389 fimmu 2016 00021 ISSN 1664 3224 PMC 4735944 nbsp PMID 26870037 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 21 Diakses tanggal 2019 01 21 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Hodge James W Garnett Charlie T Farsaci Benedetto Palena Claudia Tsang Kwong Yok Ferrone Soldano Gameiro Sofia R 2013 08 01 Chemotherapy induced immunogenic modulation of tumor cells enhances killing by cytotoxic T lymphocytes and is distinct from immunogenic cell death International Journal of Cancer 133 3 624 636 doi 10 1002 ijc 28070 ISSN 1097 0215 PMC 3663913 nbsp PMID 23364915 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 25 Diakses tanggal 2019 01 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Pfirschke Christina Engblom Camilla Rickelt Steffen Cortez Retamozo Virna Garris Christopher Pucci Ferdinando Yamazaki Takahiro Poirier Colame Vichnou Newton Andita 2016 02 16 Immunogenic Chemotherapy Sensitizes Tumors to Checkpoint Blockade Therapy Immunity 44 2 343 354 doi 10 1016 j immuni 2015 11 024 ISSN 1097 4180 PMC 4758865 nbsp PMID 26872698 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 25 Diakses tanggal 2019 01 25 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Welling GW Wiejer WJ van der Zee R Welling Werster S 1985 Prediction of sequential antigenic regions in proteins J Mol Recognit 88 2 215 8 PMID 2411595 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Sollner J Mayer B 2006 Machine learning approaches for prediction of linear B cell epitopes on proteins 19 3 200 8 PMID 16598694 Saha S Bhasin M Raghava GP 2005 Bcipep a database of B cell epitopes BMC Bioinformatics 6 1 79 PMID 15921533 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Flower DR Doytchinova IA 2002 Immunoinformatics and the prediction of immunogenicity Appl Bioinformatics 1 4 167 76 PMID 15130835 a b Beck Gregory November 1996 Immunity and the Invertebrates PDF Scientific American 60 66 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2009 03 04 Diakses tanggal 2007 01 01 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Bickle T Kruger D 1993 Biology of DNA restriction Microbiol Rev 57 2 434 50 PMID 8336674 Barrangou R Fremaux C Deveau H Richards M Boyaval P Moineau S Romero DA Horvath P Mar 2007 CRISPR provides acquired resistance against viruses in prokaryotes Science 315 5819 1709 12 Bibcode 2007Sci 315 1709B doi 10 1126 science 1138140 PMID 17379808 Brouns SJ Jore MM Lundgren M Westra ER Slijkhuis RJ Snijders AP Dickman MJ Makarova KS Koonin EV van der Oost J Aug 2008 Small CRISPR RNAs guide antiviral defense in prokaryotes Science 321 5891 960 4 Bibcode 2008Sci 321 960B doi 10 1126 science 1159689 PMC 5898235 nbsp PMID 18703739 Bayne CJ 2003 Origins and evolutionary relationships between the innate and adaptive arms of immune systems Integr Comp Biol 43 2 293 299 doi 10 1093 icb 43 2 293 PMID 21680436 Stram Y Kuzntzova L 2006 Inhibition of viruses by RNA interference Virus Genes 32 3 299 306 PMID 16732482 Jones JD Dangl JL 2006 The plant immune system Nature 444 7117 323 9 Bibcode 2006Natur 444 323J doi 10 1038 nature05286 PMID 17108957 Durrant WE Dong X 2004 Systemic acquired resistance Annu Rev Phytopathol 42 185 209 PMID 15283665 Baulcombe D 2004 RNA silencing in plants Nature 431 7006 356 63 PMID 15372043 M N Alder I B Rogozin L M Iyer G V Glazko M D Cooper Z Pancer 2005 Diversity and Function of Adaptive Immune Receptors in a Jawless Vertebrate Science 310 5756 1970 1973 PMID 16373579 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Finlay B McFadden G 2006 Anti immunology evasion of the host immune system by bacterial and viral pathogens Cell 124 4 767 82 PMID 16497587 Cianciotto NP 2005 Type II secretion a protein secretion system for all seasons Trends Microbiol 13 12 581 8 PMID 16216510 Winstanley C Hart CA 2001 Type III secretion systems and pathogenicity islands J Med Microbiol 50 2 116 26 PMID 11211218 Finlay B Falkow S 1997 Common themes in microbial pathogenicity revisited PDF Microbiol Mol Biol Rev 61 2 136 69 PMID 9184008 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2009 03 04 Diakses tanggal 2007 11 09 Kobayashi H 2005 Airway biofilms implications for pathogenesis and therapy of respiratory tract infections Treat Respir Med 4 4 241 53 PMID 16086598 Housden N Harrison S Roberts S Beckingham J Graille M Stura E Gore M 2003 Immunoglobulin binding domains Protein L from Peptostreptococcus magnus PDF Biochem Soc Trans 31 Pt 3 716 8 PMID 12773190 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Burton Dennis R 2005 Antibody vs HIV in a clash of evolutionary titans Proc Natl Acad Sci U S A 102 42 14943 8 PMID 16219699 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Taylor JE Rudenko G Nov 2006 Switching trypanosome coats what s in the wardrobe Trends in Genetics 22 11 614 20 doi 10 1016 j tig 2006 08 003 PMID 16908087 Cantin R Methot S Tremblay MJ 2005 Plunder and stowaways incorporation of cellular proteins by enveloped viruses J Virol 79 11 6577 87 PMID 15890896 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pranala luar nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Imunologi Bagaimana Imunitasmu bekerja dari How Stuff Works Imunitas Diarsipkan 2007 01 01 di Wayback Machine dari Universitas Hartford Buku elektronik Imunobiologi edisi kelima ISBN 0 8153 3642 X oleh Charles Janeway et al Imunologi dari jurnal ilmu pengetahuan Pusat BioMed Kehidupan dalam sel Diarsipkan 2008 04 22 di Wayback Machine Fungsi dalam tubuh manusia Dunia mikroba pertahanan binatang terhadap mikroba Diarsipkan 2008 05 01 di Wayback Machine bahasan dalam buku elektronik mikrobiologi Imunitas tanaman Diarsipkan 2007 09 30 di Wayback Machine Institut Patologi Tanaman Biokimia di Pusat Penelitian GSF National untuk lingkungan dan kesehatan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sistem imun amp oldid 24170654