www.wikidata.id-id.nina.az
Virus imunodefisiensi manusia 1 bahasa Inggris human immunodeficiency virus sering disingkat HIV adalah virus mematikan dari dua spesies lentivirus penyebab AIDS 2 Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Jika virus ini terus menyerang tubuh sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah Tanpa pengobatan seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9 11 tahun setelah terinfeksi tergantung tipenya Dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan sistem imun 2 Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen reproduksi Darah cairan vagina dan ASI HIV bekerja dengan membunuh sel sel penting yang dibutuhkan oleh manusia salah satunya adalah Sel T pembantu Makrofaga Sel dendritik HIVLentivirusTaksonomiSuperdomainBiotaDomainVirusDuniaRiboviriaKerajaanPararnaviraeFilumArtverviricotaKelasRevtraviricetesOrdoOrterviralesFamiliRetroviridaeSubfamiliOrthoretrovirinaeGenusLentivirusSpesiesHuman immunodeficiency virus 1 Human immunodeficiency virus 2lbsPada tahun 2014 the Joint United Nation Program on HIV AIDS UNAIDS memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV AIDS Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005 Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS ODHA yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral ARV 3 Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu sebanyak 640 000 orang setelah China dan India karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0 43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen 4 Daftar isi 1 Penyebab 2 Sejarah 3 Klasifikasi 4 Struktur dan materi genetik 5 Siklus 6 Deteksi HIV 7 Penularan dan pencegahan 7 1 Hubungan seksual 7 2 Ibu ke anak transmisi perinatal 7 3 Lain lain 8 Lihat pula 9 Referensi 10 Pranala luarPenyebab SuntingBerhubungan badan dengan banyak pasangan Kurangnya kebersihan diri dan makanan mungkin terkena darah orang dengan HIV AIDS ODHA Tatto atau ditularkan oleh jarum suntik saat suntikan Sejarah SuntingPada tahun 1983 Jean Claude Chermann dan Francoise Barre Sinoussi dari Prancis berhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati 5 Pada awalnya virus itu disebut ALV lymphadenopathy associated virus 6 Bersama dengan Luc Montagnier mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS 6 Pada awal tahun 1984 Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV III 5 7 Setelah diteliti lebih lanjut terbukti bahwa ALV dan HTLV III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986 istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV atau lebih spesifik lagi disebut HIV 1 8 Tidak lama setelah HIV 1 ditemukan suatu subtipe baru ditemukan di Portugal dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV 2 5 Melalui kloning dan analisis sekuens susunan genetik HIV 2 memiliki perbedaan sebesar 55 dari HIV 1 dan secara antigenik berbeda 5 Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain galur virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung 5 Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa HIV 2 berasal dari SIV retrovirus yang menginfeksi primata karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut 5 Klasifikasi Sunting nbsp Pohon kekerabatan filogenetik yang menunjukkan kedekatan SIV dan HIV Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia HIV 1 dan 2 pada mulanya berasal dari Afrika barat dan tengah berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis 9 HIV 1 merupakan hasil evolusi darisimian immunodeficiency virus SIVcpz yang ditemukan dalam subspesies simpanse Pan troglodyte troglodyte Sedangkan HIV 2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda SIVsmm ditemukan pada Sooty mangabey monyet dunia lama Guinea Bissau 9 Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV 1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV 2 9 Sedangkan HIV 2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat 9 Berdasarkan susunan genetiknya HIV 1 dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu M N dan O 10 Kelompok HIV 1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda 10 Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya 10 Namun kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse 10 HIV 2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda beda 10 Apabila beberapa virus HIV dengan subtipe yang berbeda menginfeksi satu individu yang sama maka akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi circulating recombinant forms CRF 11 bahasa Inggris circulating recombinant form CRF Bagian dari genom beberapa subtipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu genom utuh yang baru 12 Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG dari Afrika tengah dan barat kemudian rekombinan AGI dari Yunani dan Siprus kemudian rekombinan AB dari Rusia dan AE dari Asia tenggara 12 Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia sebanyak 47 kasus disebabkan oleh subtipe C 27 berupa CRF02 AG 12 3 berupa subtipe B 5 3 adalah subtipe D dan 3 2 merupakan CRF AE sedangkan sisanya berasal dari subtipe dan CRF lain 12 Struktur dan materi genetik SuntingHIV memiliki diameter 100 150 nm dan berbentuk sferis spherical hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus virion 13 Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida 13 Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks 13 Bagian internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama yaitu genom dan kapsid 14 Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA 14 Sedangkan kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom 14 Berbeda dengan sebagian besar retrovirus yang hanya memiliki tiga gen gag pol dan env HIV memiliki enam gen tambahan vif vpu vpr tat ref dan nef 15 Gen gen tersebut disandikan oleh RNA virus yang berukuran 9 kb 13 Kesembilan gen tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan fungsinya yaitu gen penyandi protein struktural Gag Pol Env protein regulator Tat Rev dan gen aksesoris Vpu hanya pada HIV 1 Vpx hanya pada HIV 2 Vpr Vif Nef 14 Nama Gen dan Protein yang disandikan Ukuran Lokalisasi FungsiTat trans aktivator transkripsi 86 asam amino AA 2 ekson 14 kDalton nukleus nukleolus protein awal Penting untuk replikasi Trans aktivasi ekspresi mRNA virus mengatur ekspresi sitokin dan reseptor 16 Rev regulator ekspresi protein virus 116 AA 2 ekson 19 kDalton nukleus di antara sitoplasma dan nukleolus Penting untuk replikasi mengatur transkripsi dan ekspresi protein Gag Pol Env Vif Vpu dan Vpr 16 Vif faktor infektivitas virus 192 AA 23 kDalton sitoplasma beberapa molekul yang terbungkus dalam virion dewasa Penting untuk infektivitas dan replikasi pada sel primer berperan dalam tahap awal replikasi HIV 16 Vpr Protein R virus 96 106 AA 10 15 kDalton komponen dari inti virus dan kompleks membran Mediasi replikasi di sel yang tidak membelah 16 Vpx Protein X virus 112 AA 12 16 kDalton komponen virion Berfungsi seperti Vpr 16 Vpu Protein U virus 81 AA terfosforilasi 9 2 amp 16 kDalton retikulum endoplasma protein transmembran Degradasi CD4 meningkatkan pelepasan HIV pembentukan membran protein integral regulasi ekpresi permukaan sel terhadap MHC I 16 Nef Faktor Negatif 206 AA 27 kDalton virion sitoplasma nukleus Meningkatkan produksi HIV di tahap akhir mengatur ekspresi MHC I dan CD4 16 Siklus Sunting nbsp Struktur HIV Seperti virus lain pada umumnya HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang Siklus HIV diawali dengan penempelan partikel virus virion dengan reseptor pada permukaan sel inang di antaranya adalah CD4 CXCR5 dan CXCR5 Sel sel yang menjadi target HIV adalah sel dendritik sel T dan makrofaga 14 Sel sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam mukosa penis vagina dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV 14 Selain itu HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di noda limpa 14 Setelah menempel selubung virus akan melebur fusi dengan membran sel sehingga isi partikel virus akan terlepas di dalam sel 17 Selanjutnya enzim transkriptase balik yang dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA 17 Kemudian DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia 17 DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di dalam sel 17 Saat sel teraktivasi enzim enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus sama dengan DNA manusia yaitu diubah menjadi mRNA 17 Kemudian mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat protein dan enzim HIV 17 Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA virus 17 Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus utuh 17 Pada tahap perakitan ini enzim HIV protease virus berperan penting untuk memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang menyusun inti virus 17 Apabila HIV utuh telah matang maka virus tersebut dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya 18 Proses pengeluaran virus tersebut melalui pertunasan budding di mana virus akan mendapatkan selubung dari membran permukaan sel inang 18 Deteksi HIV Sunting nbsp Seorang wanita sedang menggunakan alat tes HIV Pada saat paling awalpun deteksi HIV dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah walaupun tidak ada gejala apapun Pada tahap kedua telah ada gejala klinis misalnya kulitnya jelek gatal gatal dan batuk pilek seperti flu biasa Pada tahap ketiga akan mengalami penurunan berat badan dan terkena TBC Dan pada tahap keempat telah mengalami komplikasi sulit disembuhkan dan biasanya diikuti dengan kematian 19 Umumnya ada tiga tipe deteksi HIV yaitu tes PCR tes antibodi HIV dan tes antigen HIV 20 Tes reaksi berantai polimerase PCR merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat DNA dan RNA yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia 21 Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat HIV NAAT 20 PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus 22 Sedangkan untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real time PCR yang merupakan metode kuantitatif 22 Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11 16 hari sejak awal infeksi terjadi 10 Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya 20 Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat 20 Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut 20 Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah saliva liur dan urin 20 Sejak tahun 2002 telah dikembangkan suatu penguji cepat rapid test untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur saliva manusia 23 Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu Kemudian kepingan alat uji test strip dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan 23 Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99 6 namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA 23 Selain ELISA tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut adalah Western blot 21 Tes antigen dapat mendeteksi antigen protein P24 pada HIV yang memicu respon antibodi 20 Pada tahap awal infeksi HIV P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah 20 Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal 20 Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk 20 Kesemua cara di atas mendeteksi virusnya tetapi cara paling murah adalah tes CD4 yang hanya Rp 100 000 lebih di RS Kanker CD4 tidak mengetes kehadiran virus HIVnya atau antibodi spesifik yang melawan HIV CD4 mengukur sistem imunitas pasien Sebelumnya jika CD4 belum mencapai nilai tertentu walaupun diketahui keberadaan virus HIV maka belum dilakukan pengobatan apapun tetapi sekarang ini jika sudah diketahui keberadaan virus HIV maka berapapun nilai CD4 harus dilakukan pengobatan Di Indonesia dimana masalah dana menjadi kendala maka tes CD4 sudah cukup memadai untuk deteksi awal kemungkinan keberadaan virus HIV Dan perlu diingat bahwa HIV belum tentu menjadi AIDS dengan pengobatan yang adekuat CD4 juga berguna sebagai indikasi awal keberadaan kanker atau segala hal yang berhubungan dengan sistem imunitas pasien Jika CD4 telah mencapai nilai tertentu maka perlu dilakukan tes CD8 Penularan dan pencegahan SuntingHIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV 24 Cairan tertentu itu meliputi darah semen sekresi vagina dan ASI 24 Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak perinatal penggunaan obat obatan intravena transfusi dan transplantasi serta paparan pekerjaan 25 Tetapi untuk tiap satu kali tindakan maka yang paling berisiko adalah transfusi darah dari donor darah penderita HIV dimana kemungkinan resipien terkena HIV mencapai 90 persen sedangkan ibu hamil penderita HIV yang melahirkan dan menyusuinya kemungkinan akan menularkan pada bayinya HIV sebesar 25 persen tetapi dengan pemberian obat obatan dan penanganan yang tepat pada saat kelahiran dan sesudahnya maka angka ini dapat ditekan menjadi 1 sampai 2 persen saja Sekarang ini semua darah dari donor mengalami penapisan HIV sehingga kasus penularan melalui transfusi darah boleh dikatakan sudah tidak ada lagi Hubungan seksual Sunting Menurut data WHO pada tahun 1983 1995 sebanyak 70 80 penularan HIV dilakukan melalui hubungan heteroseksual sedangkan 5 10 terjadi melalui hubungan homoseksual Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki risiko yang lebih besar untuk menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral 26 Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan melalui hubungan seksual adalah kehadiran penyakit menular seksual kuantitas beban virus penggunaan douche Seseorang yang menderita penyakit menular seksual lain contohnya sifilis herpes genitali kencing nanah dsb akan lebih mudah menerima dan menularkan HIV kepada orang lain yang berhubungan seksual dengannya 27 28 Beban virus merupakan jumlah virus aktif yang ada di dalam tubuh Penularah HIV tertinggi terjadi selama masa awal dan akhir infeksi HIV karena beban virus paling tinggi pada waku tersebut 28 Pada rentan waktu tersebut beberapa orang hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali 28 Penggunaan douche dapat meningkatkan risiko penularan HIV karena menghancurkan bakteri baik di sekitar vagina dan anus yang memiliki fungsi proteksi 28 Selain itu penggunaan douche setelah berhubungan seksual dapat menekan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh dan mengakibatkan infeksi 28 Pencegahan HIV melalui hubungan seksual dapat dilakukan dengan tidak berganti ganti pasangan dan menggunakan kondom 25 Cara pencegahan lainnya adalah dengan melakukan hubungan seks tanpa menimbulkan paparan cairan tubuh 27 Untuk menurunkan beban virus di dalam saluran kelamin dan darah dapat digunakan terapi anti retroviral 28 Ibu ke anak transmisi perinatal Sunting Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui infeksi in utero saat proses persalinan dan melalui pemberian ASI 25 Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transmisi HIV ke bayi di antaranya banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama kelahiran prematur dan lain lain 25 Penurunan sel imun CD4 pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak Selain itu sebuah studi pada wanita hamil di Malawi dan AS juga menyebutkan bahwa kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi HIV Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan persalinan secara caesar tidak memberikan ASI dan pemberian AZT pada masa akhir kehamilan dan setelah kelahiran bayi 25 Di sebagian negara berkembang pencegahan pemberian ASI dari penderita HIV AIDS kepada bayi menghadapi kesulitan karena harga susu formula sebagai pengganti relatif mahal 29 Selain itu para ibu juga harus memiliki akses ke air bersih dan memahami cara mempersiapan susu formula yang tepat 29 Lain lain Sunting Cara efektif lain untuk penyebaran virus ini adalah melalui penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi terutama di negara negara yang kesulitan dalam sterilisasi alat kesehatan 25 Bagi pengguna obat intravena dimasukkan melalui pembuluh darah HIV dapat dicegah dengan menggunakan jarum dan alat suntik yang bersih 25 Penularan HIV melalui transplantasi dan transfusi hanya menjadi penyebab sebagian kecil kasus HIV di dunia 3 5 25 Hal ini pun dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan produk darah dan transplan sebelum didonorkan dan menghindari donor yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV 25 Penularan dari pasien ke petugas kesehatan yang merawatnya juga sangat jarang terjadi lt 0 0001 dari keseluruhan kasus di dunia 25 Hal ini dicegah dengan memeberikan pengajaran atau edukasi kepada petugas kesehatan pemakaian pakaian pelindung sarung tangan dan pembuangan alat dan bahan yang telah terkontaminasi sesuai dengan prosedur 25 Pada tahun 2005 sempat diusulkan untuk melakukan sunat dalam rangka pencegahan HIV Namun menurut WHO tindakan pencegahan tersebut masih terlalu awal untuk direkomendasikan 30 Ada beberapa jalur penularan yang ditakutkan dapat menyebarkan HIV yaitu melalui ludah gigitan nyamuk dan kontak sehari hari berjabat tangan terekspos batuk dan bersin dari penderita HIV menggunakan toilet dan alat makan bersama berpelukan 24 Namun CDC Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa aktivitas tersebut tidak mengakibatkan penularan HIV 24 Beberapa aktivitas lain yang sangat jarang menyebabkan penularan HIV adalah melalui gigitan manusia dan beberapa tipe ciuman tertentu 24 Sub Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15 24 tahun di sejumlah negara di sana Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin praktik menoreh tubuh transfusi darah dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana 31 Lihat pula SuntingARV Faktor NE Penularan kriminal HIV Orang HIV positif Tes HIV Post exposure prophylaxisReferensi Sunting Kateglo virus imunodifisiensi manusia pranala nonaktif permanen a b Jenny Page Maylani Louw Delene Pakkiri Monica Jacobs 2006 Working with HIV AIDS Cape Town Juta Legal and Academic Publishers Muhammad Ridho July 19 2014 Memprihatinkan Indonesia Sumbang Empat Persen Infeksi Baru HIV di Dunia Tribunnews com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 10 Diakses tanggal 2014 07 19 Cho Kah Sin Indonesia s HIV prevention should be an example Tempo co 19 Agustus 2014 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 09 26 Diakses tanggal 2014 08 23 a b c d e f Jay A Levy 2007 HIV and the pathogenesis of AIDS ASM Press a b Barre Sinoussi F Chermann J C Rey F Nugeyre M T Chamaret S Gruest J Dauguet C Axler Blin C Vezinet Brun F Rouzioux C Rozenbaum W and Montagnier L 1983 Isolation of a T lymphotropic retrovirus from a patient at risk for acquired immune deficiency syndrome AIDS Science 220 868 871 PMID 6189183 Popovic M Sarngadharan M G Read E and Gallo R C 1984 Detection isolation and continuous production of cytopathic retroviruses HTLV III from patients with AIDS and pre AIDS Science 224 497 500 PMID 6200935 Coffin J Haase A Levy J A Montagnier L Oroszlan S Teich N Temin H Toyoshima K Varmus H Vogt P and Weiss R A 1986 What to call the AIDS virus Nature 321 10 PMID 3010128 a b c d Reeves J D and Doms R W 2002 Human immunodeficiency virus type 2 Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine J Gen Virol 83 1253 1265 PMID 12029140 a b c d e f Microbiology Australia Diarsipkan 2013 04 21 di Wayback Machine The Australian Society for Microbiology Volume 22 Number 1 Maret 2010 Page 17 20 Inggris The Circulating Recombinant Forms CRFs Los Alamos National Laboratory Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 20 Diakses tanggal 2010 04 02 a b c MetaPathogen com Diarsipkan 2011 06 03 di Wayback Machine Human Immunodeficiency Virus 1 HIV 1 Diakses pada 19 Juni 2011 a b c d Inggris B D Schoub 1999 AIDS and HIV in Perspective A Guide to Understanding the Virus and its Consequences Cambridge University Press Page 57 59 a b c d e f g Inggris Felissa R Lashley Jerry D Durham 2009 The person with HIV AIDS nursing perspectives Springer Publishing Company Mary Ropka Ann Williams 1998 HIV nursing and symptom management Jones amp Bartlett Page 4 a b c d e f g Andreas Holzenburg Elke Bogner 2002 Structure function relationships of human pathogenic viruses New York Kluwer Academic Plenum Publisher Page 303 a b c d e f g h i Avert org Diarsipkan 2013 08 21 di Wayback Machine HIV Structure and Life Cycle a b Inggris About com Diarsipkan 2011 08 10 di Wayback Machine Mark Cichocki R N The HIV Life Cycle Understanding HIV replication Diakses 29 Mei 2011 Kenali Empat Stadium HIV Tribunnews com 26 Nopember 2014 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 12 Diakses tanggal 2014 11 26 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b c d e f g h i j AVERT org Diarsipkan 2013 08 21 di Wayback Machine HIV Testing The different types of HIV test Diakses 18 Juni 2011 a b Inggris David Mahan Knipe Peter M Howley Fields virology Volume 1 2001 Lippincott William amp Wilkins Page 596 598 a b World Health Organization Diarsipkan 2022 03 05 di Wayback Machine Early detection of HIV infection in infants and children a b c Hung Fan Ross F Conner Luis P Villarreal 2010 AIDS Science and Society Jones amp Bartlett Publishers Page 150 151 a b c d e Center for Disease Control and Prevention HIV Transmission Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 06 07 Diakses tanggal 2011 05 31 a b c d e f g h i j k Trace Tennessee Research and Creative Exchange Diarsipkan 2021 04 12 di Wayback Machine Jonathan Richard Hughes 2002 HIV Structure Life Cycle and Pathogenecity CDC HIV AIDS Facts Diarsipkan 2013 05 10 di Wayback Machine Oral Sex and HIV Risk Juni 2009 a b HIVInfo us An HIV Information Site amp HIV Educational Resource Site HIS amp HERS Diarsipkan 2023 05 29 di Wayback Machine Prevention for Positives HIV amp STD Transmission Issues Diakeses pada 12 Juni 2011 a b c d e f Public Health Seattle amp King County Diarsipkan 2011 05 22 di Wayback Machine Update on Sexual Transmission of HIV March 2002 Diakses pada 17 Juni 2011 a b RAND Health Diarsipkan 2022 07 20 di Wayback Machine Michael A Stoto Ann S Goldman 2003 Preventing Perinatal Transmission of HIV Inggris WHO UNAIDS statement on South African trial findings regarding male circumcision and HIV Diarsipkan 2021 01 26 di Wayback Machine Inggris Bentwich Z Kalinkovich A and Weisman Z 1995 Immune activation is a dominant factor in the pathogenesis of African AIDS Immunol Today 16 187 191 PMID 7734046Pranala luar SuntingAIDS HIV Education Diarsipkan 2006 06 18 di Wayback Machine Continuing medical education about HIV for healthcare providers Diarsipkan 2023 06 11 di Wayback Machine Declaration of Commitment on HIV AIDS Diarsipkan 2019 08 16 di Wayback Machine UN 2001 FightAIDS Home Diarsipkan 2019 10 08 di Wayback Machine HIV AIDS Treatment Information Service Diarsipkan 2020 10 28 di Wayback Machine Genome HIV 1 Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Genome HIV 2 Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine HIV AIDS Education in Teacher Preparation Programs Diarsipkan 2006 06 18 di Wayback Machine HIV InSite Diarsipkan 2005 08 09 di Wayback Machine How Aids Works Diarsipkan 2010 03 26 di Wayback Machine with animation Medecins Sans Frontieres Doctors Without Borders HIV AIDS Pages Diarsipkan 2006 05 15 di Wayback Machine NIH NIAD DAIDS Diarsipkan 2006 04 14 di Wayback Machine The Molecules of HIV information resource Diarsipkan 2006 06 14 di Wayback Machine Unsafe Health Care and the HIV AIDS Pandemic Diarsipkan 2006 05 15 di Wayback Machine 2003 Inggris Innate Immune System Damage in Human Immunodeficiency Virus Type 1 Infection Diarsipkan 2008 10 13 di Wayback Machine Immunobiology Unit MRC Centre for Inflammation and Departments of Pathology and Chemistry Edinburgh University SARAH HOWIE ROBERT RAMAGE and TIM HEWSON Inggris Binding of serum immunoglobulins to collagens in IgA nephropathy and HIV infection Diarsipkan 2014 02 23 di Wayback Machine Bukrinsky M Adzhubei A 1999 Viral protein R of HIV 1 Rev Med Virol 9 39 49 PMID 10371671 Campbell GR Pasquier E Watkins J Bourgarel Rey V Peyrot V Esquieu D Barbier P de Mareuil J Braguer D Kaleebu P Yirrell DL Loret EP 2004 The glutamine rich region of the HIV 1 Tat protein is involved in T cell apoptosis J Biol Chem 279 48197 48204 PMID 15331610 Carr J K Foley B T Leitner T Salminen M Korber B and McCutchan F 1998 Reference Sequences Representing the Principal Genetic Diversity of HIV 1 in the Pandemic In Los Alamos National Laboratory Ed HIV Sequence Compendium pp 10 19 Chan D C and Kim P S 1998 HIV entry and its inhibition Cell 93 681 684 PMID 9630213 Coakley E Petropoulos C J and Whitcomb J M 2005 Assessing chemokine co receptor usage in HIV Curr Opin Infect Dis 18 9 15 PMID 15647694 Dybul M Fauci A S Bartlett J G Kaplan J E Pau A K and the Panel on Clinical Practices for Treatment of HIV 2002 Guidelines for using antiretroviral agents among HIV infected adults and adolescents Ann Intern Med 137 381 433 PMID 12617573 Gao F Bailes E Robertson D L Chen Y Rodenburg C M Michael S F Cummins L B Arthur L O Peeters M Shaw G M Sharp P M and Hahn B H 1999 Origin of HIV 1 in the chimpanzee Pantroglodytes troglodytes Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Nature 397 436 441 PMID 9989410 Gelderblom H R 1997 Fine structure of HIV and SIV In Los Alamos National Laboratory Ed HIV Sequence Compendium 31 44 Kahn J O and Walker B D 1998 Acute Human Immunodeficiency Virus type 1 infection N Engl J Med 331 33 39 PMID 9647878 Kim JB Sharp PA 2001 Positive transcription elongation factor B phosphorylates hSPT5 and RNA polymerase II carboxyl terminal domain independently of cyclin dependent kinase activating kinase J Biol Chem 276 12317 12323 PMID 11145967 Knight S C Macatonia S E and Patterson S 1990 HIV I infection of dendritic cells Int Rev Immunol 6 163 75 PMID 2152500 Learmont JC Geczy AF Mills J Ashton LJ Raynes Greenow CH Garsia RJ Dyer WB McIntyre L Oelrichs RB Rhodes DI Deacon NJ Sullivan JS 1999 Immunologic and virologic status after 14 to 18 years of infection with an attenuated strain of HIV 1 A report from the Sydney Blood Bank Cohort N Engl J Med 340 1715 1722 PMID 10352163 Osmanov S Pattou C Walker N Schwardlander B Esparza J and the WHO UNAIDS Network for HIV Isolation and Characterization 2002 Estimated global distribution and regional spread of HIV 1 genetic subtypes in the year 2000 J Acquir Immune Defic Syndr 29 184 190 PMID 11832690 Pollard V W and Malim M H 1998 The HIV 1 Rev protein Annu Rev Microbiol 52 491 532 PMID 9891806 Strebel K 2003 Virus host interactions role of HIV proteins Vif Tat and Rev AIDS 17 Suppl 4 S25 S34 PMID 15080177 Thomson M M Perez Alvarez L and Najera R 2002 Molecular epidemiology of HIV 1 genetic forms and its significance for vaccine development and therapy Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Lancet Infect Dis 2 461 71 PMID 12150845 Xiao H Neuveut C Tiffany H L Benkirane M Rich E A Murphy P M and Jeang K T 2000 Selective CXCR4 antagonism by Tat implications for in vivo expansion of coreceptor use by HIV 1 Proc Natl Acad Sci U S A 97 11466 11471 PMID 11027346 Wyatt R and Sodroski J 1998 The HIV 1 envelope glycoproteins fusogens antigens and immunogens Science 280 1884 1888 PMID 9632381 Zheng Y H Lovsin N and Peterlin B M 2005 Newly identified host factors modulate HIV replication Immunol Lett 97 225 234 PMID 15752562 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title HIV amp oldid 24005689