Penyakit adalah kondisi abnormal tertentu yang secara negatif memengaruhi struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk hidup, dan bukan merupakan dampak langsung dari cedera eksternal. Penyakit juga dikenal sebagai kondisi medis yang dihubungkan dengan gejala dan tanda klinis tertentu. Suatu penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti patogen maupun oleh disfungsi internal. Sebagai contoh, disfungsi internal sistem imun dapat menghasilkan berbagai penyakit yang berbeda, di antaranya berbagai bentuk defisiensi imun, hipersensitivitas, alergi, dan penyakit autoimun.
Pada manusia, penyakit sering digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada kondisi apa pun yang menimbulkan rasa nyeri, disfungsi, distres, masalah sosial, atau kematian bagi penderitanya, atau masalah serupa bagi mereka yang berhubungan dengan orang tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas ini, penyakit kadang-kadang juga mencakup cedera, disabilitas, kelainan, sindrom, infeksi, gejala terisolasi, perilaku menyimpang, serta variasi struktur dan fungsi yang atipikal (tidak lazim), sementara dalam konteks lain dan untuk tujuan lain, hal-hal tersebut dikategorikan secara berbeda. Penyakit tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga secara mental, karena mengidap dan hidup dengan suatu penyakit dapat mengubah pandangan hidup seseorang.
Kematian karena penyakit disebut kematian oleh sebab alami. Ada berbagai cara mengklasifikasikan penyakit, misalnya kelompok penyakit infeksius, penyakit defisiensi, dan penyakit genetik. Penyakit juga dapat dibagi menjadi penyakit menular dan tidak menular. Salah satu sistem pengelompokan yang banyak digunakan adalah Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit yang mengakibatkan paling banyak kematian pada manusia pada tahun 2019 adalah penyakit jantung koroner, lalu diikuti oleh strok dan penyakit paru obstruktif kronis.
Studi tentang penyakit disebut patologi. Sementara itu, pencegahan dan penanganan penyakit banyak dipelajari dalam ilmu kesehatan.
Terminologi
Konsep
Dalam banyak kasus, istilah-istilah seperti sakit, penyakit, gangguan, kelainan, dan morbiditas, digunakan secara bergantian; namun, ada situasi ketika istilah tertentu dianggap lebih sesuai.
Jenis berdasarkan sistem tubuh
Tahapan
Pada penyakit menular, masa inkubasi adalah periode waktu antara infeksi dan munculnya gejala. Periode latensi adalah periode waktu antara infeksi dan kemampuan agen penyakit untuk menyebar ke orang lain, yang kejadiannya dapat mendahului, mengikuti, atau secara bersamaan dengan munculnya gejala. Beberapa virus juga menunjukkan fase dorman, yang disebut latensi virus, yaitu ketika virus bersembunyi di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Sebagai contoh, virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air pada fase akut; setelah sembuh dari cacar air, virus dapat tetap dorman dalam sel saraf selama bertahun-tahun, dan kemudian menyebabkan herpes zoster.
Tingkat
Klasifikasi
Penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab, patogenesis (mekanisme terjadinya penyakit), atau berdasarkan gejalanya. Klasifikasi juga dilakukan menurut sistem organ yang terlibat, meskipun pengelompokan ini lebih rumit karena ada banyak penyakit yang memengaruhi lebih dari satu organ.
Kesulitan utama dalam nosologi yaitu penyakit sering kali tidak dapat didefinisikan dan diklasifikasikan dengan jelas, terutama ketika penyebab atau patogenesisnya tidak diketahui. Dengan demikian, diagnosis terkadang hanya mencerminkan gejala atau serangkaian gejala (sindrom).
Secara klasik, klasifikasi penyakit pada manusia dilakukan berdasarkan pengamatan atas korelasi antara analisis patologis dan sindrom klinis. Saat ini, klasifikasi cenderung dilakukan berdasarkan penyebabnya jika diketahui. Klasifikasi penyakit yang paling dikenal dan banyak dipakai adalah ICD yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Sistem klasifikasi ini diperbarui secara berkala dengan publikasi terakhir saat ini yaitu ICD-11.
Penyebab
Hanya sejumlah penyakit yang menular dan umumnya diyakini infeksius, misalnya influenza. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit ini dikenal sebagai patogen (terkadang disebut agen infeksi atau agen penyakit) yang meliputi berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Penyakit infeksi dapat ditularkan, misalnya melalui kontak dari tangan-ke-mulut setelah menyentuh materi infeksius pada permukaan benda, melalui gigitan serangga atau pembawa penyakit lainnya, serta dari air atau makanan yang terkontaminasi (sering kali melalui kontaminasi tinja), dll. Terdapat pula penyakit menular seksual. Dalam beberapa kasus, suatu penyakit dapat dicegah atau diperbaiki dengan nutrisi yang tepat atau perubahan gaya hidup lainnya.
Beberapa penyakit, seperti sebagian besar (tetapi tidak semua) kanker, penyakit jantung, dan gangguan mental, merupakan penyakit tidak menular. Banyak penyakit tidak menular didasarkan oleh genetik, baik sebagian atau seluruhnya, sehingga dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Penentu sosial kesehatan adalah kondisi sosial yang menentukan perbedaan status kesehatan individu atau kelompok masyarakat. Pada umumnya, penyakit terkait dengan keadaan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Penentu sosial kesehatan telah diakui oleh beberapa organisasi kesehatan seperti Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kolektif dan pribadi. Dewan Penentu Sosial di bawah WHO juga mengakui faktor-faktor penentu sosial kesehatan dalam kemiskinan.
Ketika penyebab suatu penyakit tidak dipahami dengan baik, masyarakat cenderung membuat mitos untuk penyakit tersebut atau menggunakannya sebagai metafora atau simbol apa pun yang dianggap jahat oleh budaya setempat. Misalnya, sampai bakteri penyebab tuberkulosis ditemukan pada tahun 1882, para ahli dengan berbagai cara mengaitkan penyakit ini dengan faktor keturunan, gaya hidup kurang bergerak, depresi, dan kegemaran berlebihan dalam seks, makanan, atau alkohol—semua penyakit sosial pada masa itu.
Ketika suatu penyakit disebabkan oleh patogen (misalnya penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium), istilah penyakit dapat digunakan secara keliru bahkan dalam literatur ilmiah sebagai pengganti agen penyebabnya, yaitu patogen. Kebiasaan bahasa ini dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi prinsip sebab-akibat dalam epidemiologi, dan karenanya sangat tidak dianjurkan.
Jenis penyebab
Pencegahan
Banyak penyakit dan gangguan dapat dicegah melalui berbagai cara. Contoh tindakan pencegahan penyakit yaitu penerapan sanitasi, asupan nutrisi yang tepat, latihan fisik yang memadai, vaksinasi dan perawatan diri lainnya, serta tindakan kesehatan masyarakat.
Perawatan
Perlakuan medis, perawatan medis, atau terapi adalah upaya untuk menyembuhkan atau meringankan penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Pada bidang medis, terapi identik dengan kata pengobatan. Di antara para psikolog, istilah ini dapat merujuk secara khusus pada psikoterapi atau "terapi bicara". Pengobatan umum di antaranya medikasi, pembedahan, penggunaan peralatan medis, dan perawatan diri. Terapi dapat dilakukan oleh sistem layanan kesehatan yang terorganisir, atau secara informal oleh pasien atau anggota keluarganya.
Perawatan kesehatan preventif merupakan cara untuk menghindari cedera, sakit, atau penyakit sejak awal. Pengobatan atau penyembuhan diterapkan setelah masalah medis terjadi. Perawatan medis mencoba untuk memperbaiki atau menghilangkan masalah, tetapi mungkin tidak menghasilkan kesembuhan permanen, terutama pada penyakit kronis. Penyembuhan adalah bagian dari perawatan yang menghilangkan penyakit sepenuhnya atau mengakhiri masalah medis secara permanen. Banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya masih bisa dirawat. Manajemen nyeri (juga disebut kedokteran nyeri) adalah cabang kedokteran yang menggunakan pendekatan interdisipliner untuk meredakan rasa nyeri dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang hidup dengan rasa nyeri.
Perawatan untuk kedaruratan medis harus diberikan segera, sering kali melalui instalasi gawat darurat.
Epidemiologi
Epidemiologi adalah studi tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau mendorong penyakit. Beberapa penyakit lebih umum ditemukan di daerah geografis tertentu, di antara orang-orang dengan karakteristik genetik atau sosial ekonomi tertentu, atau pada waktu yang berbeda dalam setahun.
Epidemiologi dianggap sebagai metodologi utama penelitian kesehatan masyarakat dan sangat dihargai dalam kedokteran berbasis bukti untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit. Dalam studi penyakit menular dan tidak menular, pekerjaan seorang epidemiologis berkisar dari penyelidikan wabah hingga desain studi, pengumpulan data, dan analisis, termasuk pengembangan model statistik untuk menguji hipotesis dan dokumentasi hasil untuk diserahkan ke jurnal ilmiah. Ahli epidemiologi juga mempelajari interaksi penyakit dalam suatu populasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai sindemik. Ahli epidemiologi mengandalkan sejumlah disiplin ilmu lain seperti biologi (untuk lebih memahami proses penyakit), biostatistik (untuk mengolah informasi mentah yang tersedia), ilmu informasi geografis (untuk menyimpan data dan memetakan pola penyakit), serta ilmu sosial (untuk lebih memahami berbagai faktor risiko). Epidemiologi dapat membantu mengidentifikasi penyebab serta memandu upaya pencegahan.
Dalam mempelajari penyakit, epidemiologi menghadapi tantangan untuk mendefinisikan suatu penyakit. Khususnya untuk penyakit yang kurang dipahami, berbagai kelompok yang berbeda mungkin menggunakan definisi penyakit yang sangat berbeda. Tanpa definisi yang disepakati, beragam peneliti dapat melaporkan suatu penyakit dengan jumlah kasus dan karakteristik yang berbeda.
Beberapa basis data morbiditas penyakit dikompilasi dari data yang disediakan oleh otoritas kesehatan negara dan teritori, di tingkat nasional atau skala yang lebih besar (seperti Basis Data Morbiditas Rumah Sakit Eropa (HMDB) yang mungkin berisi data rumah sakit dengan diagnosis rinci,usia, dan jenis kelamin. Data HMDB Eropa diserahkan oleh negara-negara Eropa ke Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa.
Beban penyakit
Beban penyakit adalah dampak akibat masalah kesehatan di suatu daerah yang diukur dengan biaya keuangan, kematian, morbiditas, atau indikator lainnya. Ada beberapa langkah yang digunakan untuk mengukur beban yang ditimbulkan oleh penyakit pada manusia. Kehilangan tahun kehidupan potensial (YPLL) adalah perkiraan sederhana akan hilangnya tahun kehidupan seseorang akibat suatu penyakit. Misalnya, jika seseorang meninggal pada usia 65 karena suatu penyakit, dan mungkin akan hidup sampai usia 80 tanpa penyakit itu, maka penyakit itu telah menyebabkan hilangnya 15 tahun kehidupan potensial. Pengukuran YPLL tidak memperhitungkan seberapa difabel seseorang sebelum meninggal, sehingga pengukuran tersebut menyetarakan seseorang yang mati mendadak dan seseorang yang meninggal pada usia yang sama setelah puluhan tahun menderita penyakit. Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 932 juta tahun potensi kehidupan hilang karena kematian dini.
Metrik tahun kehidupan berkualitas tersesuaikan (QALY) dan tahun kehidupan disabilitas tersesuaikan (DALY) diukur dengan cara serupa, tetapi memperhitungkan apakah orang tersebut tetap sehat setelah didiagnosis menderita penyakit tertentu. Selain jumlah tahun yang hilang karena kematian prematur, pengukuran ini menambahkan tahun-tahun yang hilang karena sakit. Tidak seperti YPLL, kedua pengukuran ini menunjukkan beban yang dikenakan pada orang yang sangat sakit, tetapi hidup dengan durasi normal. Penyakit yang memiliki morbiditas tinggi, tetapi mortalitas rendah, memiliki DALY tinggi dan YPLL rendah. Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 1,5 miliar DALY hilang karena penyakit dan cedera. Di negara maju, penyakit jantung dan strok paling banyak menyebabkan kematian, tetapi kondisi neuropsikiatrik seperti gangguan depresi mayor mengakibatkan sebagian besar tahun hilang karena sakit.
Masyarakat dan budaya
Bagaimana masyarakat merespons penyakit merupakan subjek dari sosiologi medis. Suatu kondisi dapat dianggap sebagai penyakit pada beberapa budaya atau era tetapi tidak pada yang lain. Misalnya, obesitas dapat menunjukkan kekayaan dan kelimpahan, dan merupakan simbol status di daerah rawan kelaparan dan beberapa tempat yang dilanda HIV/AIDS. Epilepsi dianggap sebagai tanda bakat spiritual di antara orang-orang Mong.
Penyakit memberi legitimasi sosial atas manfaat tertentu, seperti tunjangan sakit, penghindaran kerja, dan perawatan oleh orang lain. Orang yang sakit mengambil peran sosial yang disebut peran sakit. Seseorang yang merespons penyakit yang menakutkan, seperti kanker, dengan cara yang dapat diterima secara budaya mungkin secara publik dan pribadi dihormati dengan status sosial yang lebih tinggi. Sebagai imbalan atas manfaat ini, orang yang sakit berkewajiban untuk mencari perawatan dan berupaya untuk menjadi sehat kembali. Sebagai perbandingan, kehamilan, tidak diartikan sebagai penyakit, bahkan jika ibu dan bayi sama-sama mendapat manfaat dari perawatan medis.
Sebagian besar agama memberikan pengecualian dari tugas keagamaan kepada orang yang sakit. Misalnya, seseorang yang hidupnya akan terancam dengan berpuasa pada Yom Kippur atau selama bulan Ramadan akan dibebaskan dari persyaratan, atau bahkan dilarang berpartisipasi. Orang yang sakit juga dibebaskan dari tugas sosial. Misalnya, kesehatan yang buruk adalah satu-satunya alasan yang diterima secara sosial bagi seorang Amerika Serikat untuk menolak undangan ke Gedung Putih.
Identifikasi suatu kondisi sebagai penyakit, dan bukan sekadar variasi struktur atau fungsi manusia, dapat memiliki implikasi sosial atau ekonomi yang signifikan. Pengakuan kontroversial penyakit seperti cedera regangan berulang (RSI) memiliki sejumlah efek positif dan negatif pada tanggung jawab keuangan dan lainnya dari pemerintah, perusahaan, dan lembaga terhadap seorang individu, serta pada individu penderita itu sendiri. Implikasi sosial dari memandang penuaan sebagai suatu penyakit bisa sangat mendalam, meskipun klasifikasi ini belum tersebar luas.
Penderita kusta merupakan orang-orang yang secara historis dijauhi karena mereka memiliki penyakit menular, dan istilah "kusta" masih membangkitkan stigma sosial. Ketakutan akan penyakit masih bisa menjadi fenomena sosial yang luas, meskipun tidak semua penyakit membangkitkan stigma sosial yang ekstrem.
Status sosial dan status ekonomi memengaruhi kesehatan. Penyakit kemiskinan adalah penyakit yang berhubungan dengan kemiskinan dan status sosial yang rendah; penyakit kemakmuran adalah penyakit yang berhubungan dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi. Jenis penyakit yang dikaitkan dengan kondisi tertentu akan bervariasi menurut waktu dan tempat. Beberapa penyakit, seperti diabetes melitus, dapat dikaitkan dengan kemiskinan (pilihan makanan yang buruk) maupun kemakmuran (rentang hidup yang panjang dan gaya hidup yang kurang gerak), melalui mekanisme yang berbeda. Istilah penyakit gaya hidup menggambarkan penyakit yang terkait dengan umur panjang dan lebih umum terjadi pada antara orang tua. Sebagai contoh, kanker jauh lebih umum di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya hidup hingga usia 80 tahun dibandingkan di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya meninggal sebelum mereka mencapai usia 50 tahun.
Bahasa penyakit
Narasi penyakit adalah cara mengatur pengalaman medis menjadi cerita yang koheren yang menggambarkan pengalaman pribadi individu yang sakit.
Orang-orang menggunakan metafora untuk memahami pengalaman mereka akan penyakit. Metafora memindahkan penyakit dari hal obyektif yang ada menjadi pengalaman afektif. Metafora yang paling populer mengacu pada konsep militer: Penyakit adalah musuh yang harus ditakuti, diperangi, diperangi, dan dialihkan. Pasien atau penyedia layanan kesehatan adalah pejuang, bukan korban pasif atau pengamat. Agen infeksi adalah penjajah; penyakit tidak menular merupakan pemberontakan internal atau perang saudara. Karena ancaman penyakit bersifat mendesak, dan mungkin masalah antara hidup dan mati, maka tindakan yang radikal, bahkan menindas, menjadi tugas moral masyarakat dan pasien saat mereka dengan berani bergerak untuk berjuang melawan kehancuran. Perang melawan kanker adalah contoh dari penggunaan bahasa secara metaforis. Bahasa ini memberdayakan beberapa penderita, tetapi membuat orang lain merasa gagal.
Jenis metafora lain menggambarkan pengalaman penyakit sebagai perjalanan: Penderitanya melakukan perjalanan ke atau dari suatu tempat penyakit, dan mengubah dirinya sendiri, menemukan informasi baru, atau menambah pengalamannya selama perjalanan. Ia mungkin bepergian "di jalan menuju pemulihan" atau membuat perubahan untuk "mencapai jalur yang benar" atau memilih "jalur". Beberapa di antaranya secara eksplisit bertema imigrasi: penderita penyakit telah diasingkan dari wilayah rumah yang sehat ke tanah orang sakit, yang mengubah identitas dan hubungan dalam prosesnya. Bahasa ini lebih umum di kalangan profesional kesehatan Inggris dibandingkan bahasa agresi fisik.
Beberapa metafora bersifat spesifik terhadap penyakit. Perbudakan adalah metafora umum untuk kecanduan: Pecandu alkohol diperbudak oleh minuman, dan perokok ditawan oleh nikotin. Beberapa pasien kanker memperlakukan kerontokan rambut mereka dari kemoterapi sebagai metonimia atau metafora untuk semua kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini.
Beberapa penyakit digunakan sebagai metafora untuk penyakit sosial: "Kanker" merupakan deskripsi umum untuk apa pun yang endemik dan merusak dalam masyarakat, seperti kemiskinan, ketidakadilan, atau rasisme. AIDS dipandang sebagai penghakiman ilahi untuk kemerosotan moral, dan hanya dengan membersihkan diri dari "polusi" oleh "penyerbu" maka masyarakat dapat menjadi sehat kembali. Kemudian, ketika AIDS tampaknya kurang mengancam, jenis bahasa emosi ini diterapkan pada flu burung dan diabetes melitus tipe 2. Penulis pada abad ke-19 umumnya menggunakan tuberkulosis sebagai simbol dan metafora untuk transendensi. Penderita penyakit ini digambarkan dalam literatur sebagai orang yang telah melampaui kehidupan sehari-hari untuk menjadi objek pencapaian spiritual atau artistik sesaat. Pada abad ke-20, setelah penyebabnya lebih dipahami, penyakit yang sama menjadi lambang kemiskinan, kemelaratan, dan masalah sosial lainnya.
Lihat pula
- Kecacatan perkembangan, kecacatan berat dan seumur hidup yang disebabkan oleh gangguan mental atau fisik
- Penyakit lingkungan
- Interaksi inang–patogen
- Daftar penyakit tak dapat disembuhkan
- Penyakit mitokondrial
- Patologi tumbuhan
- Penyakit langka, penyakit yang diderita sangat sedikit orang
- Sosiologi kesehatan dan penyakit
- Filsafat kedokteran
Referensi
- ^ "Disease" di Dorland's Medical Dictionary
- White, Tim (19 Desember 2014). . Tindall Gask Bentley. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Oktober 2017. Diakses tanggal 6 November 2017.
- "The Top 10 Causes of Death". WHO. 9 Desember 2020. Diakses tanggal 9 Agustus 2022.
- . US National Institute of Mental Health accessdate=18 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2010.
- . Oswego City School District Regents Exam Prep Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2012. Diakses tanggal 12 November 2012.
- Sefton, Phil (21 November 2011). "Condition, Disease, Disorder". AMA Style Insider. American Medical Association. Diakses tanggal 20 August 2019.
- American Psychiatric Association Task Force on DSM-IV (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (edisi ke-4th). Washington, DC: American Psychiatric Association. ISBN 978-0-89042-025-6.
- . Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 October 2008. Diakses tanggal 20 November 2008.
- Lenzer, Jeanne (14 August 2012). . Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2012. Diakses tanggal 16 August 2012.
- Viera, Anthony J. (2011), "Predisease: when does it make sense?", Epidemiologic Reviews, 33 (1), hlm. 122–34, doi:10.1093/epirev/mxr002, PMID 21624963
- "clinical disease". Mosby's Medical Dictionary (edisi ke-9th). Elsevier. 2009. Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com.
- Shiel, William C. Jr. (2019-06-20). . MedicineNet. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-23. Diakses tanggal 2019-12-21.
- "subclinical". Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com.
- Loscalzo J1, Kohane I, Barabasi AL. Human disease classification in the postgenomic era: a complex systems approach to human pathobiology. Mol Syst Biol. 2007;3:124. Epub 2007 Jul 10.
- Alexander van Geen, et al. "Impact of population and latrines on fecal contamination of ponds in rural Bangladesh." Science Of The Total Environment 409, no. 17 (August 2011): 3174–82.
- Olson, James Stuart (2002). Bathsheba's breast: women, cancer & history. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 168–70. ISBN 978-0-8018-6936-5.
- Marcantonio, Matteo; Pascoe, Emily; Baldacchino, Frederic (January 2017). "Sometimes Scientists Get the Flu. Wrong…!". Trends in Parasitology. 33 (1): 7–9. doi:10.1016/j.pt.2016.10.005. PMID 27856180.
- Hardy, Paul A.; Hardy, Paul A. J. (1997). . Cambridge University Press. hlm. 10. ISBN 978-1-900151-85-6. OCLC 36881282. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2015.
- Tuller, David (4 March 2011). . The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 January 2017.
- . aihw.gov.au. Australian Institute of Health and Welfare. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2013. Diakses tanggal 11 July 2013.
- . statcan.gc.ca. Statistics Canada. 2007-10-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30June2016. Diakses tanggal 21 September 2015.
- . who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2013.
- ^ . who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2010. Standard DALYs (3% discounting, age weights). Also DALY spreadsheet and YLL spreadsheet.
- Gerten-Jackson, Carol. . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 May 2009.
- Haslam DW, James WP (2005). "Obesity". Lancet. 366 (9492): 1197–209. doi:10.1016/S0140-6736(05)67483-1. PMID 16198769.
- Fadiman, Anne (1997). The spirit catches you and you fall down: a Hmong child, her American doctors, and the collision of two cultures. New York: Farrar, Straus, and Giroux. ISBN 978-0-374-52564-4.
- Sulik, Gayle (2010). Pink Ribbon Blues: How Breast Cancer Culture Undermines Women's Health. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-974045-1.
- Martin, Judith (2005). Miss Manners' Guide to Excruciatingly Correct Behavior. New York: W.W. Norton & Co. hlm. 703. ISBN 978-0-393-05874-1. OCLC 57549405.
- ^ Gwyn, Richard (1999). "10". Dalam Cameron, Lynne; Low, Graham. Researching and applying metaphor. Cambridge, England: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64964-3. OCLC 40881885.
- ^ Span, Paula (22 April 2014). "Fighting Words Are Rarer Among British Doctors". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2014.
- ^ Diedrich, Lisa (2007). Treatments: language, politics, and the culture of illness. Minneapolis: University of Minnesota Press. hlm. 8, 29. ISBN 978-0-8166-4697-5. OCLC 601862594.
- Hanne M, Hawken SJ (December 2007). "Metaphors for illness in contemporary media". Med Humanit. 33 (2): 93–99. doi:10.1136/jmh.2006.000253. PMID 23674429.
Pranala luar
- Media terkait penyakit dan gangguan di Wikimedia Commons