www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Flu burung bahasa Inggris avian influenza disingkat AI adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang telah beradaptasi untuk menginfeksi burung Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena membunuh ternak ayam dalam jumlah besar Terkadang mamalia termasuk manusia dapat tertular flu burung 1 Flu burungSianosis pada jengger ayam merupakan salah satu tanda klinis flu burung Informasi umumNama lainAvian influenza AI avian flu bird fluSpesialisasiPenyakit infeksi kedokteran hewanTipePatogenisitas tinggi HPAI patogenisitas rendah LPAI PenyebabVirus influenza ADiagnosisIsolasi virus PCR ELISA Daftar isi 1 Penyebab 1 1 Subtipe 1 2 Patogenisitas 1 3 Nomenklatur dan klad 1 4 Sifat alami dan perubahan antigen 2 Spesies peka 3 Kejadian penyakit 3 1 Kasus pada hewan 3 2 Kasus pada manusia 4 Cara penularan 4 1 Hewan 4 2 Manusia 5 Manifestasi klinis 5 1 Hewan 5 2 Manusia 6 Diagnosis 6 1 Hewan 6 2 Manusia 7 Pencegahan 8 Referensi 8 1 Catatan kaki 8 2 Daftar pustaka 9 Lihat pula 10 Pranala luarPenyebab SuntingFlu burung disebabkan oleh virus influenza A dari genus Alphainfluenzavirus famili Orthomyxoviridae Ia tergolong dalam grup V dalam klasifikasi Baltimore yaitu virus dengan RNA utas tunggal negatif Terdapat tujuh genus dalam famili Orthomyxoviridae empat di antaranya adalah virus influenza 2 yaitu Genus virus Spesies virus Inang peka 3 Alphainfluenzavirus Influenza A virus Manusia mamalia lain dan burungBetainfluenzavirus Influenza B virus Manusia dan anjing lautGammainfluenzavirus Influenza C virus Manusia dan babiDeltainfluenzavirus Influenza D virus SapiSubtipe Sunting Virus influenza A memiliki beberapa protein pada permukaannya di antaranya protein hemaglutinin disingkat H atau HA serta protein neuraminidase disingkat NA atau N Kombinasi jenis protein H dan protein N akan menentukan sifat dan penamaan subtipe virus influenza misalnya H5N1 Hingga tahun 2019 telah ditemukan 18 jenis hemaglutinin H1 sampai H18 dan 11 jenis neuraminidase N1 sampai N11 2 tetapi hanya subtipe H1 H16 dan N1 N9 yang diidentifikasi dari virus yang menginfeksi burung 4 Sementara itu ada dua subtipe yang diketahui tidak menginfeksi burung yaitu H17N10 dan H18N11 yang keduanya diisolasi dari kelelawar 2 Patogenisitas Sunting Berdasarkan kemampuannya menimbulkan penyakit flu burung dibagi menjadi dua jenis yaitu flu burung dengan patogenisitas tinggi HPAI yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi dan flu burung dengan patogenisitas rendah LPAI yang menyebabkan penyakit dengan tanda klinis yang ringan butuh rujukan Sebagian besar virus flu burung memiliki patogenisitas yang rendah LPAI Namun beberapa beberapa di antara mereka mengalami mutasi genetik sehingga berubah menjadi HPAI Secara alami kasus HPAI disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5 atau H7 Walaupun demikian mayoritas virus subtipe H5 dan H7 tergolong LPAI 5 Penentuan tingkat patogenisitas virus influenza A didasarkan pada karakteristik molekuler serta kemampuannya menimbulkan penyakit dan kematian pada ayam pada kondisi laboratorium bukan berdasarkan beratnya derajat penyakit yang ditimbulkan pada manusia 2 Isolat virus flu burung digolongkan sebagai HPAI jika 6 7 Saat diinokulasi secara intravena terhadap minimum delapan ekor anak ayam peka berumur 4 8 minggu akan menyebabkan lebih dari 75 kematian dalam waktu 10 hari Saat diinokulasi terhadap 10 ekor anak ayam peka berumur 6 minggu menghasilkan indeks patogenisitas intravena IVPI lebih dari 1 2 atau Isolat virus H5 dan H7 yang memiliki nilai IVPI tidak lebih dari 1 2 atau tidak menimbulkan 75 kematian pada uji letalitas intravena harus diurutkan sekuensing untuk menentukan apakah terdapat beberapa asam amino basa di lokasi pembelahan molekul hemaglutinin HA0 Jika urutan asam aminonya mirip dengan isolat HPAI lainnya maka isolat tersebut dianggap HPAI Organisasi Kesehatan Hewan Dunia OIE mendefinisikan kasus flu burung sebagai infeksi pada unggas yang disebabkan oleh 1 Virus influenza A dengan patogenisitas tinggi HPAI dan 2 Virus influenza A subtipe H5 dan H7 dengan patogenisitas rendah H5 H7 LPAI 7 Definisi ini dibuat sebagai batasan untuk kasus flu burung yang wajib dilaporkan kepada OIE Oleh karena itu flu burung patogenisitas rendah LPAI yang penyebabnya bukanlah subtipe H5 atau H7 tidak perlu dilaporkan kepada OIE 8 Nomenklatur dan klad Sunting nbsp Penamaan virus influenza Isolat virus influenza A subtipe H5 dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi beberapa klad dan diberi nama berdasarkan sistem nomenklatur yang standar 9 Standar pemberian nama ini meliputi jenis virus misalnya A B atau C asal spesies misalnya canine equine chicken atau swine identitas ini tidak dituliskan jika virus berasal dari manusia asal lokasi geografis misalnya Taiwan atau Vietnam nomor strain misalnya 1 atau 134 tahun isolasi misalnya 2003 serta jenis antigen H dan N yang ditulis dalam tanda kurung apabila virus tersebut merupakan virus influenza A 10 Contoh A chicken Pekalongan BBVW308 2007 H5N1 A chicken Scotland 59 H5N1 Klad merupakan kelompok taksonomi berupa gambaran pohon kladistika untuk mengetahui hubungan kekerabatan Penetapan klad virus flu burung dilakukan dengan pengurutan antigen H5 yang kemudian dikelompokkan dan diberi kode berupa angka Sebagai contoh hingga tahun 2008 semua virus H5N1 di Indonesia digolongkan dalam klad 2 1 dengan tiga turunan yaitu 2 1 1 2 1 2 dan 2 1 3 Virus klad 2 1 3 selanjutnya menyebar di banyak daerah di Indonesia Pada bulan September 2012 isolat virus subtipe H5 dari bebek di Jawa Tengah dilaporkan berhubungan erat dengan klad 2 3 2 1 yang sebelumnya baru ditemukan di Vietnam Tiongkok dan Hong Kong 11 Situs web Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyediakan gambaran lengkap pohon kladistika virus flu burung subtipe H5 9 12 13 Sifat alami dan perubahan antigen Sunting Kelangsungan hidup virus di lingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya jumlah virus temperatur paparan sinar matahari keberadaan materi organik pH dan salinitas jika virus di air serta kelembapan relatif pada permukaan padat atau tinja 14 Virus influenza A rentan terhadap berbagai jenis disinfektan di antaranya natrium hipoklorit etanol 60 90 senyawa amonium kuartener aldehid fenol asam dan iodin povidon juga bisa diinaktivasi dengan pemanasan 56 60 C selama minimum 60 menit serta oleh radiasi ionisasi atau pH ekstrem pH 1 3 atau pH 10 14 14 Virus flu burung terus berubah dengan konstan Ada dua cara mereka untuk berubah 15 Antigenic drift yaitu ketika gen virus influenza mengalami perubahan perubahan kecil seiring dengan waktu saat virus bereplikasi Perubahan genetik yang kecil ini akan berakumulasi perlahan lahan sehingga sifat antigeniknya berbeda dan tidak dikenali lagi oleh sistem kekebalan tubuh Hal ini menyebabkan komposisi vaksin influenza perlu ditinjau secara berkala agar dapat mengimbangi laju perubahan virus Antigenic shift yaitu ketika terjadi perubahan gen yang besar dan mendadak yang menghasilkan jenis protein H yang baru dan atau kombinasi protein H dan N yang baru Kebanyakan individu tidak memiliki kekebalan terhadap virus influenza yang baru ini sehingga menyebabkan terjadinya wabah penyakit yang luas Spesies peka SuntingVirus influenza dapat menyerang berbagai spesies hewan dan penyakitnya diberi nama sesuai dengan jenis hewan yang diinfeksi misalnya flu burung flu babi flu kuda dan flu anjing Mutasi genetik memungkinkan terjadinya infeksi silang antarspesies 16 Burung liar akuatik diduga merupakan reservoir alami virus flu burung Virus flu burung telah diisolasi pada lebih dari 100 spesies burung liar yang sebagian besar infeksinya disebabkan oleh virus LPAI 17 Infeksi umumnya ditemukan pada ordo Anseriformes seperti bebek dan angsa serta dua famili pada ordo Charadriiformes atau burung wader yaitu famili Laridae seperti burung camar serta famili Scolopacidae seperti burung trinil 14 Burung burung yang telah didomestikasi baik unggas seperti ayam dan kalkun maupun unggas air bebek dan angsa peka terhadap serangan virus flu burung 14 Kejadian penyakit SuntingPeta penyebaran global H5N1 hingga tahun 2013 nbsp Negara dengan kematian manusia unggas dan burung liar akibat H5N1Negara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1 dan kasus pada manusia telah dilaporkanNegara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1Kasus pada hewan Sunting Flu burung pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 di Italia Awalnya penyakit ini disangka sebagai kolera unggas bentuk akut dan septisemik Virusnya sendiri belum diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai virus influenza hingga 1955 Sebelum dikenal sebagai flu burung penyakit ini diberi nama pes unggas fowl plague 18 Pada Simposium Internasional Flu Burung yang pertama pada tahun 1981 istilah HPAI mulai digunakan menggantikan pes unggas untuk menggambarkan bentuk flu burung yang sangat virulen 18 Istilah LPAI mulai digunakan pada tahun 2002 pada simposium yang kelima 19 Virus flu burung ditemukan di seluruh dunia dengan laporan isolasi dari benua Afrika Asia Australia Amerika Utara Amerika Selatan dan Eropa 20 Bukti serologis infeksi pada penguin di Antarktika juga telah ditemukan 21 Kasus pada manusia Sunting Organisasi Kesehatan Dunia WHO mencatat sejumlah kasus flu burung pada manusia Manusia dapat terinfeksi virus influenza A subtipe H5N1 H7N9 dan H9N2 3 Infeksi flu burung pada manusia pertama kali ditemukan di Hong Kong pada tahun 1997 dengan jumlah kasus 18 orang dan 6 di antaranya meninggal dunia 22 Temuan infeksi pada manusia selanjutnya dilaporkan di Tiongkok Vietnam Thailand Kamboja lalu Indonesia 22 Hingga 1 Oktober 2021 WHO telah mencatat sebanyak 863 kasus dengan 456 kematian pada manusia dengan rincian pada tabel di bawah ini 23 Negara Jumlahkasus Jumlahkematian nbsp Azerbaijan 8 5 nbsp Bangladesh 8 1 nbsp India 1 1 nbsp Indonesia 200 168 nbsp Irak 3 2 nbsp Jibuti 1 0 nbsp Kamboja 56 37 nbsp Kanada 1 1 nbsp Laos 3 2 nbsp Mesir 359 120 nbsp Myanmar 1 0 nbsp Nepal 1 1 nbsp Nigeria 1 1 nbsp Pakistan 3 1 nbsp Thailand 25 17 nbsp Tiongkok 53 31 nbsp Turki 12 4 nbsp Vietnam 127 64Jumlah 863 456Jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium Cara penularan SuntingHewan Sunting Flu burung ditularkan melalui kontak langsung antara burung terinfeksi dengan burung sehat Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui kontak dengan benda benda yang terkontaminasi seperti pakaian sepatu kendaraan maupun peralatan kandang Partikel virus flu burung ditemukan pada sekresi dari hidung mulut dan mata kotoran serta permukaan luar telur yang dihasilkan oleh burung terinfeksi 24 Flu burung tidak termasuk penyakit yang menular melalui udara Penularan dari satu peternakan ke peternakan lain terjadi melalui perpindahan unggas produk unggas orang dan kendaraan yang digunakan untuk transportasi 24 Ketahanan virus dalam kotoran burung bergantung pada jumlah virus suhu dan kelembaban Secara umum virus lebih cepat mati jika suhu semakin tinggi dan tinja semakin kering 24 Manusia Sunting Meskipun tidak biasa bagi manusia untuk terinfeksi virus influenza A langsung dari hewan infeksi secara sporadik yang disebabkan oleh virus flu burung dan virus flu babi telah dilaporkan 25 Sebagian besar kasus influenza A pada manusia H5N1 dan H7N9 diasosiasikan dengan kontak dengan unggas terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi 3 Bukti epidemiologis dan virologis menunjukkan bahwa virus tidak mampu menular dari manusia ke manusia 26 Beberapa ilmuwan berpendapat flu burung tidak menular ke manusia karena perbedaan reseptor virus pada sel manusia dan sel burung butuh rujukan Manifestasi klinis SuntingHewan Sunting Flu burung menyebabkan beragam manifestasi klinis bergantung pada jenis virus yang menginfeksi jenis dan umur hewan terinfeksi hingga faktor lingkungan Virus HPAI mampu menyebabkan kematian mendadak sedangkan virus LPAI tidak menimbulkan tanda klinis atau hanya menyebabkan tanda klinis yang ringan Tanda klinis yang sering ditemukan antara lain gangguan sistem pernapasan seperti leleran dari hidung dan mata batuk kesulitan bernapas dispnea pembengkakan sinus dan atau kepala penurunan nafsu makan dan minum sianosis pada kulit yang tak berbulu pial dan jengger diare hingga inkoordinasi dan gangguan saraf 6 Pada ayam petelur dapat terjadi penurunan produksi dan kualitas telur 6 Menurut OIE masa inkubasi flu burung adalah 21 hari 27 Manusia Sunting Infeksi flu burung pada manusia dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang ringan demam dan batuk hingga pneumonia berat sindrom gangguan pernapasan akut syok bahkan kematian 3 Gangguan pencernaan seperti mual muntah dan diare lebih sering dilaporkan pada infeksi virus subtipe H5N1 sedangkan konjungtivitis dilaporkan pada infeksi subtipe H7 3 Diagnosis SuntingHewan Sunting nbsp Pengambilan spesimen usap pada seekor ayamIdentifikasi virus dilakukan untuk mengonfirmasi kasus klinis pada hewan menilai bebasnya individu dari infeksi sebelum dilalulintaskan menilai bebasnya populasi dari infeksi dan serta mengetahui prevalensi infeksi dalam rangka surveilans penyakit Metode uji yang dilakukan dapat berupa reaksi berantai polimerase transkripsi balik RT PCR isolasi virus dan deteksi antigen Sementara itu untuk mendeteksi respons kekebalan tubuh misalnya memeriksa status kekebalan pascavaksinasi uji hemaglutinasi inhibisi untuk H5 atau H7 ELISA dan imunodifusi gel agar AGID untuk influenza A dapat digunakan 6 Diagnosis banding untuk flu burung pada unggas adalah penyakit Newcastle ND laringotrakeitis infeksius ILT bronkitis infeksius IB kolera unggas dan infeksi Escherichia coli 28 Manusia Sunting Berdasarkan WHO dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia kasus flu burung pada manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu 1 seseorang dalam investigasi 2 kasus suspek 3 kasus probabel dan 4 kasus konfirmasi 29 Kasus konfirmasi adalah seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel dan disertai satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium influenza yang hasil pemeriksaan H5N1 nya butuh rujukan Hasil PCR H5 positif Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut diambil 7 hari setelah muncul gejala penyakit dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula 1 80 Isolasi virus H5N1 atau Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1 80 pada spesimen serum yang diambil hari ke 14 setelah ditemukan penyakit disertai hasil positif uji serologi lain misalnya titer HI sel darah merah kuda 1 160 blot Western spesifik H5 positif Pencegahan SuntingFlu burung dapat dicegah dengan pemberian vaksin penerapan biosekuriti pengendalian lalu lintas media pembawa virus influenza A pemusnahan unggas secara selektif depopulasi di daerah tertular dan pemusnahan unggas secara menyeluruh di daerah tertular baru 30 Orang yang sehari hari bekerja dengan unggas atau orang yang merespons wabah flu burung disarankan mengikuti prosedur biosekuriti dan pengendalian infeksi seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan memperhatikan higiene tangan 31 Referensi SuntingCatatan kaki Sunting Avian Influenza Portal www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 06 18 Diakses tanggal 12 Juni 2019 a b c d Influenza type A viruses www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 01 Diakses tanggal 17 Juni 2019 a b c d e Influenza Avian and other zoonotic www who int dalam bahasa Inggris World Health Organization 13 November 2018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 03 14 Diakses tanggal 25 Juni 2019 What is Avian Influenza www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 01 Diakses tanggal 12 Juni 2019 OIE Manual 2018 hlm 821 a b c d OIE Manual 2018 a b OIE Code 2019 hlm 1 OIE Manual 2018 hlm 822 a b Updated unified nomenclature system for the highly pathogenic H5N1 avian influenza viruses www who int dalam bahasa Inggris World Health Organization Oktober 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 02 08 Diakses tanggal 12 Juni 2019 Types of influenza viruses www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 03 Diakses tanggal 17 Juni 2019 Putri dkk 2019 Evolution of the Asian H5 Hemagglutinin PDF dalam bahasa Inggris World Health Organization diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 02 12 diakses tanggal 2019 06 12 HA Full Tree PDF dalam bahasa Inggris World Health Organization diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 01 28 diakses tanggal 2019 06 12 a b c d Spickler 2019 How the flu virus can change Drift and Shift www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 18 Diakses tanggal 17 Juni 2019 Short dkk 2015 Avian influenza in birds www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 04 30 Diakses tanggal 17 Juni 2019 a b Lupiani amp Reddy 2009 Fifth International Symposium on Avian Influenza 1 September 2003 Recommendations of the Fifth International Symposium on Avian Influenza Avian Diseases 47 1260 1261 doi 10 1637 0005 2086 47 s3 1260 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 18 Diakses tanggal 25 Juni 2019 Saif dkk 2008 hlm 164 Hurt dkk 2014 a b WHO 25 Januari 2012 H5N1 avian influenza Timeline of major events PDF World Health Organization Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 02 05 Diakses tanggal 25 Juni 2019 WHO 1 Oktober 2021 Cumulative number of confirmed human cases for avian influenza A H5N1 reported to WHO 2003 2021 PDF World Health Organization Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2023 02 15 Diakses tanggal 4 November 2021 a b c FAO Avian Flu Questions amp Answers Food and Agriculture Organization Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 10 Diakses tanggal 30 Juni 2019 Transmission of Avian Influenza A Viruses Between Animals and People www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention 10 Februari 2015 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 10 Diakses tanggal 30 Juni 2019 Influenza at the human animal interface PDF www who int dalam bahasa Inggris World Health Organization 10 Mei 2019 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 02 16 Diakses tanggal 26 Juni 2019 OIE Code 2019 Kementan RI 2014 hlm 11 Kemenkes RI 2017 hlm 29 33 Kementan RI 2014 hlm 12 15 Prevention and Treatment of Avian Influenza A Viruses in People www cdc gov dalam bahasa Inggris Centers for Disease Control and Prevention Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 28 Diakses tanggal 27 Agustus 2019 Daftar pustaka Sunting Hurt Aeron C Vijaykrishna D Butler J Baas C 2014 Detection of Evolutionarily Distinct Avian Influenza A Viruses in Antarctica PDF MBio 5 3 e01098 14 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 02 26 Diakses tanggal 2019 11 13 Kementerian Kesehatan RI 2017 Pedoman Penanggulangan Flu Burung Jakarta Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 21 Diakses tanggal 2019 09 06 Kementerian Pertanian RI 2014 Manual Penyakit Unggas PDF Jakarta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2023 05 17 Diakses tanggal 2019 09 06 Parameter edisi yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan 2018 Chapter 3 3 4 Avian influenza infection with avian influenza viruses PDF Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals World Organisation for Animal Health OIE diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 04 29 diakses tanggal 2019 06 15 Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan 2019 Chapter 10 4 Infection with Avian Influenza Viruses PDF Terrestrial Animal Health Code World Organisation for Animal Health OIE diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 03 10 diakses tanggal 2019 06 30 Lupiani Blanca Reddy Sanjay M Juli 2009 Review The history of avian influenza PDF Comparative Immunology Microbiology and Infectious Diseases 32 4 311 323 doi 10 1016 j cimid 2008 01 004 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019 06 25 Diakses tanggal 2019 06 25 Putri Khrisdiana Widyarini Sitarina Sugiyono Asmara Widya 21 Maret 2019 The Thrift of Avian Influenza in Indonesia IntechOpen doi 10 5772 intechopen 85105 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 22 Diakses tanggal 2019 06 12 Saif Y M Fadly A M Glisson J R McDougald L R Nolan L K Dwayne D E 29 Juli 2008 Diseases of Poultry edisi ke 12 Oxford Blackwell Publishing ISBN 978 0 8138 0718 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 22 Diakses tanggal 2019 06 25 Short Kirsty R Richard Mathilde Verhagen Josanne H Debbie van Riel 26 Maret 2015 One health multiple challenges The inter species transmission of influenza A virus One Health 1 1 3 doi 10 1016 j onehlt 2015 03 001 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 19 Diakses tanggal 17 Juni 2019 Spickler Anna Rovid November 2015 Avian Influenza PDF CFSPH Technical Disease Fact Sheets The Center for Food Security and Public Health Iowa State University diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2023 04 22 diakses tanggal 2019 06 15 Lihat pula SuntingFlu burung di IndonesiaPranala luar Sunting nbsp Media terkait Avian influenza di Wikimedia Commons Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Flu burung amp oldid 23888327