www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu Biasanya vaksin mengandung agen atau zat yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering kali dibuat dari mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan dari toksinnya atau dari salah satu protein permukaannya Agen dalam vaksin merangsang sistem imun agar dapat mengenali agen tersebut sebagai ancaman menghancurkannya dan mengingatnya agar sistem imun dapat kembali mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang berhubungan dengan agen tersebut saat ditemui pada masa depan Vaksin dapat bersifat profilaksis misalnya untuk mencegah atau memperbaiki dampak akibat infeksi patogen pada masa depan atau terapeutik misalnya vaksin terhadap kanker 1 2 3 4 VaksinSeorang anak mendapat vaksinasi polio poliomyelitis Vaksin ini diberikan secara oral hanya beberapa tetes cairan yang berasa manis Informasi umumPemberian vaksin disebut vaksinasi yang merupakan salah satu bentuk imunisasi Vaksinasi merupakan metode paling efektif untuk mencegah penyakit menular 5 Penerapan vaksinasi secara luas telah menciptakan kekebalan kelompok yang berperan penting dalam pemberantasan cacar di seluruh dunia dan pembatasan sejumlah penyakit seperti polio campak dan tetanus di banyak belahan dunia Efektivitas vaksinasi telah dipelajari dan diverifikasi secara luas 6 vaksin yang telah terbukti efektif misalnya vaksin influenza 7 vaksin HPV 8 dan vaksin cacar air 9 Organisasi Kesehatan Dunia WHO melaporkan bahwa saat ini telah diterbitkan izin untuk vaksin bagi dua puluh lima jenis infeksi yang dapat dicegah 10 Vaksin berasal dari kata variolae vaccinae cacar sapi Istilah ini dibuat oleh Edward Jenner yang mengembangkan konsep vaksin dan menciptakan vaksin pertama untuk menyebut penyakit cacar sapi Ia menggunakan frasa tersebut pada tahun 1798 dalam bukunya Penyelidikan Variolae vaccinae yang dikenal sebagai cacar sapi yang menjelaskan efek perlindungan cacar sapi terhadap cacar 11 Pada tahun 1881 untuk menghormati Jenner Louis Pasteur mengusulkan bahwa istilah tersebut harus diperluas agar mencakup inokulasi pelindung metode baru saat itu yang kemudian dikembangkan 12 Ilmu yang mempelajari pengembangan dan produksi vaksin disebut vaksinologi Daftar isi 1 Jenis 1 1 Dilemahkan 1 2 Inaktif 1 3 Toksoid 1 4 Subunit 1 5 Konjugat 1 6 Vaksin genetik 2 Imunologi vaksin 3 Bahan 4 Efektivitas 5 Menumbuhkan kekebalan 5 1 Efek samping 6 Pemberantasan penyakit 7 Sistem pemberian vaksin 8 Ekonomi pengembangan 8 1 Paten 9 Sejarah 10 Lihat pula 11 Referensi 12 Pranala keluarJenis Sunting nbsp Tiga cara pembuatan vaksin menggunakan keseluruhan organisme bagian dari organisme yang memicu sistem imun atau hanya materi genetik organismeAda berbagai jenis vaksin yang masing masing dibuat dengan proses yang berbeda Vaksin diklasifikasikan menurut jenis zat yang terkandung di dalamnya yang masing masing dirancang dengan strategi berbeda untuk mengurangi risiko penyakit sambil mempertahankan kemampuan untuk menginduksi respons imun yang menguntungkan Beberapa jenis vaksin yaitu vaksin yang berupa keseluruhan patogen baik patogen inaktif patogen hidup yang dilemahkan dan vaksin kimerik vaksin subunit komponen tertentu yang dapat menstimulasi sistem imun misalnya vaksin konjugat vaksin toksoid dan vaksin protein rekombinan serta vaksin asam nukleat misalnya vaksin plasmid DNA vaksin mRNA dan vaksin vektor rekombinan 13 Dilemahkan Sunting Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme hidup yang dilemahkan Vaksin ini menghasilkan infeksi terbatas yang cukup untuk memicu respons imun tetapi tidak cukup untuk menyebabkan keadaan penyakit yang sebenarnya 14 Banyak di antara vaksin ini berisi virus aktif yang telah dikultur dalam kondisi yang menonaktifkan sifat virulennya atau berisi organisme serupa yang berkerabat dekat tetapi kurang berbahaya tetapi dapat menghasilkan respons imun yang luas Meskipun sebagian besar vaksin yang dilemahkan berupa virus beberapa di antaranya adalah bakteri Contohnya virus penyebab demam kuning campak beguk dan rubela serta bakteri penyebab demam tifoid Vaksin Mycobacterium tuberculosis hidup yang dikembangkan oleh Calmette dan Guerin tidak dibuat dari galur yang menular melainkan galur yang virulensinya dimodifikasi dan disebut BCG yang digunakan untuk membangkitkan respons imun Vaksin hidup yang dilemahkan biasanya memicu respons imun yang lebih tahan lama Namun vaksin ini mungkin tidak aman bagi individu yang memiliki gangguan sistem imun dan walaupun sangat langka dapat bermutasi ke bentuk virulen yang malah menyebabkan penyakit 15 nbsp Vaksin flu burung dikembangkan dengan teknik genetika arah balikInaktif Sunting Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme yang tidak aktif tetapi sebelumnya bersifat virulen yang telah dihancurkan oleh bahan kimia pemanasan atau radiasi 13 Vaksin ini seperti hantu mikroorganisme misalnya selubung sel bakteri yang utuh tetapi kosong tak berisi yang dianggap sebagai fase peralihan antara vaksin yang inaktif dengan vaksin yang dilemahkan 16 Vaksin bakteri umumnya menggunakan mikroorganisme mati sedangkan vaksin virus terdiri dari agen yang tidak aktif 14 Contoh vaksin inaktif adalah vaksin polio vaksin hepatitis A vaksin rabies dan sebagian besar vaksin influenza 17 Toksoid Sunting Vaksin toksoid berarti vaksin yang mengandung toksoid atau toksin yang sudah diinaktifkan Contoh vaksin toksoid yaitu toksoid tetanus dan difteri toksoid 18 Subunit Sunting Vaksin subunit mengandung antigen murni daripada menggunakan seluruh mikroorganisme Antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid fragmen subseluler atau molekul permukaan yang diangkut oleh pembawa yang berbeda Respon imun terhadap vaksin subunit berbeda berdasarkan antigen yang digunakan Antigen protein biasanya menimbulkan respons imun adaptif bergantung sel T sedangkan antigen polisakarida menghasilkan respons tidak bergantung sel T 19 Contoh vaksin subunit acellular pertussis aP Haemophilus influenza type b Hib pneumococcal PCV 7 PCV 10 PCV 13 dan hepatitis B HepB 18 Konjugat Sunting Vaksin terkonjugasi dapat didefinisikan sebagai subkelas vaksin subunit karena pembawa protein digunakan untuk membawa antigen berbasis polisakarida Vaksin genetik Sunting Vaksin genetik atau vaksin berbasis gen adalah vaksin yang mengandung asam nukleat seperti DNA atau RNA yang selanjutnya digunakan untuk biosintesis protein antigen di dalam sel Vaksin genetik mencakup vaksin DNA vaksin RNA dan vaksin vektor virus Imunologi vaksin SuntingVaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh dapat merangsang bangkitnya sistem imun dan tahap akhirnya adalah dibentuknya antibodi dan sel sel memori Proses ini melibatkan sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif Antigen yang masuk akan ditangkap oleh sel dendritik dan mengalami pengolahan antigen Selanjutnya terjadi reaksi berantai yang menghasilkan sel pembantu dan sel memori Sel pembantu dalam hal ini menginduksi aktivasi sel B dalam menghasilkan antibodi 20 Bahan SuntingVaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil hasil pemurniannya protein peptida partikel serupa virus Vaksin akan mempersiapkan sistem imun manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu terutama bakteri virus atau toksin Vaksin juga bisa membantu sistem imun untuk melawan sel sel kanker Sekarang ini telah terdapat berbagai macam vaksin untuk bermacam macam penyakit walaupun demikian vaksin belum ada untuk beberapa penyakit penting seperti vaksin untuk malaria HIV 21 atau demam berdarah Vaksin biasanya mengandung satu atau lebih adjuvan yang digunakan untuk meningkatkan respons kekebalan Toksoid tetanus misalnya biasanya diadsorpsi ke tawas Bahan ini menyajikan antigen sedemikian rupa untuk menghasilkan aksi yang lebih besar daripada toksoid tetanus cair bia sa Vaksin juga mengandung bahan pengawet untuk mencegah kontaminasi dengan bakteri atau jamur Sampai beberapa tahun terakhir thimerosal pengawet digunakan dalam banyak vaksin yang tidak mengandung virus hidup Pada tahun 2005 satu satunya vaksin anak anak di AS yang mengandung thimerosal dalam jumlah lebih banyak adalah vaksin influenza 22 yang saat ini direkomendasikan hanya untuk anak anak dengan faktor risiko tertentu 23 Vaksin influenza dosis tunggal yang diberikan di Inggris tidak mencantumkan thiomersal namanya di Inggris dalam bahan bahannya Pengawet dapat digunakan pada berbagai tahap produksi vaksin dan metode pengukuran yang paling canggih mungkin mendeteksi jejak mereka pada produk jadi 24 Efektivitas SuntingDalam sejarah vaksin adalah yang terefektif untuk melawan dan memusnahkan penyakit infeksi Bagaimanapun keterbatasan dari efektivitasnya ada 25 Kadang kadang perlindungan gagal karena sistem kekebalan tubuh tidak memberikan respons yang diinginkan atau malah tidak merespons sama sekali terhadap antigen yang diberikan oleh vaksin Kurangnya respons sistem kekebalan tubuh tersebut terjadi karena faktor faktor klinis seperti misalnya diabetes penggunaan steroid infeksi HIV atau usia Bagaimanapun hal ini juga terjadi karena faktor genetik jika sistem kekebalannya tidak memiliki galur sel B yang dapat menghasilkan antibodi yang bereaksi efektif dan mengikat antigen dari patogen Bahkan jika yang divaksinasi mengembangkan antibodinya proteksinya mungkin tidak cukup kekebalan mungkin berkembang terlalu lambat antibodi mungkin tidak dapat menumpas antigen sepenuhnya atau bisa juga terdapat berbagai galur patogen tidak semuanya bergantung pada sistem rekasi kekebalan Bagaimanapun bahkan hanya sebagian terlambat atau kekebalan yang lemah seperti terjadi pada kekebalan silang pada suatu galur daripada galur target mungkin meringankan infeksinya yang menurunkan tingkat kematian menurunkan banyaknya yang sakit morbiditas dan mempercepat penyembuhan Vaksinasi ulang umumnya digunakan untuk meningkatkan tanggapan kekebalan terutama untuk usia lanjut 50 75 tahun ke atas di mana tanggapan kekebalan untuk vaksin sederhana mungkin melemah 26 Efektivitas vaksin bergantung pada beberapa faktor penyakit itu sendiri vaksin untuk penyakit A lebih ampuh daripada vaksin untuk penyakit B starin dari vaksin beberapa vaksin spesifik terhadapnya atau sekurangnya kurang efektif melawan galur tertentu dari penyakit 27 apakah jadwal imunisasi benar benar dipatuhi tanggapan yang berbeda terhadap vaksin sejumlah individu tidak memberikan tanggapan pada vaksin tertentu berati mereka tidak memproduksi antibodi bahkan setelah divaksin dengan benar berbagai macam faktor seperti etnis usia atau kelainan genetik Jika individu yang divaksin tetap sakit maka penyakitnya lebih jinak dan tidak mudah menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak divaksin 28 Hal hal yang harus dipertimbangkan untuk efektivitas program vaksinasi membuat pemodelan yang lebih hati hati untuk mengantisipasi dampak dari sebuah kampanye imunisasi pada epidemiologi penyakit dalam jangka menengah dan panjang pemantauan terus menerus pada penyakit tersebut setelah penggunaan vaksin baru tetap menjaga tingkat imunisasi yang tinggi bahkan ketika penyakit sudah jarang ditemukanPada 1958 terdapat 763 094 kasus campak di Amerika Serikat dan 552 di antaranya meninggal 29 30 Setelah pemakaian vaksin baru jumlah kasus menurun hingga kurang dari 150 kasus per tahun 30 Di awal 2008 terdapat 64 kasus terduga campak 54 penderita mendapatkannya dari luar AS dan hanya 13 yang benar benar terkena di AS 63 dari 64 orang tersebut belum pernah divaksinasi campak atau tidak yakin telah divaksinasi sebelumnya 30 Menumbuhkan kekebalan SuntingSistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai agen asing menghancurkannya dan mengingat nya Ketika di kemudian hari agen yang virulen menginfeksi tubuh sistem kekebalan telah siap Menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel dan Mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini dapat berbiak Jika tetap sakit maka sakitnya akan jauh lebih ringanVaksin yang dilemahkan digunakan untuk melawan tuberkulosis rabies dan cacar agen yang telah mati digunakan untuk mengatasi kolera dan tifus toksoid digunakan untuk melawan difteri dan tetanus Efek samping Sunting Terdapat beberapa efek samping setelah menerima vaksin seperti mual pusing dan muntah Hal tersebut terjadi karena tubuh akan merespon seolah olah terjadi infeksi 31 Meskipun begitu vaksin sejauh ini tidak virulen sebagaimana agen sebenarnya dan maka dari itu harus diperkuat dengan vaksinasi ulang beberapa kali tiap tahun Suatu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan vaksinasi DNA DNA yang menyandi suatu bagian virus atau bakteri yang dapat dikenali oleh sistem kekebalan dimasukkan dan diekspresikan dalam sel manusia hewan Sel sel ini selanjutnya menghasilkan toksoid agen penginfeksi tanpa pengaruh berbahaya lainnya Pada tahun 2003 vaksinasi DNA masih dalam percobaan namun menunjukkan hasil yang menjanjikan Pemberantasan penyakit SuntingBerbagai penyakit seperti polio telah dapat dikendalikan di negara negara maju dan juga Indonesia melalui penggunaan vaksin secara massal rubella dilaporkan telah musnah dari AS Cacar nanah telah berhasil dimusnahkan dari seluruh dunia makanya tidak ada lagi vaksinasi cacar nanah harap bedakan dengan cacar air Sepanjang mayoritas masyarakat telah diimunisasi penyakit infeksi akan sulit mewabah Pengaruh ini disebut kekebalan kelompok Beberapa kalangan terutama yang melakukan praktik pengobatan alternatif menolak untuk mengimunisasi dirinya atau keluarganya berdasarkan keyakinan bahwa efek samping vaksin merugikan mereka Para pendukung vaksinasi rutin menjawab dengan mengatakan bahwa efek samping vaksin yang telah berizin jika ada jauh lebih kecil dibandingkan dengan akibat infeksi penyakit atau sangat jarang dan beranggapan bahwa hitungan untung rugi haruslah berdasarkan keuntungan terhadap kemanusiaan secara keseluruhan bukan hanya keuntungan pribadi yang diimunisasi Risiko utama rubella misalnya adalah terhadap janin wanita hamil tetapi risiko ini dapat secara efektif dikurangi dengan imunisasi anak anak agar tidak menular kepada wanita hamil Sistem pemberian vaksin SuntingTerdapat beberapa cara baru dalam pengembangan pada sistem pemberian vaksin yang diharapkan akan lebih efisien dalam pemberiannya Metode metode yang mungkin termasuk liposome dan ISCOM immune stimulating complex 32 Sistem pemberian vaksin yang baru adalah pemberian melalui oral seperti vaksin polio juga vaksin kolera Dengan pemberian melalui oral maka tidak ada risiko mengkontaminasi darah Vaksin oral padatan telah terbukti lebih stabil dan tak perlu terlalu dibekukan kestabilan mengurangi kebutuhan pendinginan terus menerus yang biasanya pada rentang suhu tertentu tergantung produsennya yang pada akhirnya mengurangi biaya keseluruhan 33 Vaksin tanpa menggunakan jarum dengan nanopatch juga sedang dikembangkan oleh WHO 34 35 36 Ekonomi pengembangan SuntingArtikel utama Ekonomi vaksin Salah satu tantangan dalam pengembangan vaksin adalah masalah ekonomi Banyak penyakit yang paling membutuhkan vaksin termasuk HIV malaria dan TBC pada dasarnya ada di negara negara miskin Perusahaan farmasi dan perusahaan bioteknologi hanya memiliki sedikit insentif untuk mengembangkan vaksin untuk penyakit penyakit ini karena potensi pendapatannya kecil Bahkan di negara negara yang lebih makmur keuntungan finansial biasanya sangat minim dan risiko finansial dan risiko lainnya sangat besar 37 Sebagian besar pengembangan vaksin hingga saat ini bergantung pada pendanaan dorongan dari pemerintah universitas dan organisasi nirlaba 38 Banyak vaksin yang sangat efektif dari segi biaya dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat 39 Jumlah vaksin yang diberikan telah meningkat secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir 40 Peningkatan ini terutama dalam jumlah vaksin yang berbeda yang diberikan kepada anak anak sebelum masuk ke sekolah mungkin disebabkan oleh mandat dan dukungan pemerintah bukan karena insentif ekonomi 41 Paten Sunting Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO penghalang terbesar untuk produksi vaksin di negara negara kurang berkembang bukanlah paten melainkan persyaratan keuangan infrastruktur dan tenaga kerja yang substansial yang diperlukan untuk memasuki pasar Vaksin adalah campuran senyawa biologis yang kompleks dan tidak seperti obat resep tidak ada vaksin generik yang sebenarnya Vaksin yang diproduksi oleh fasilitas baru harus menjalani pengujian klinis lengkap untuk keamanan dan kemanjuran oleh produsen Untuk sebagian besar vaksin proses spesifik dalam teknologi telah dipatenkan Hal ini dapat diakali dengan metode produksi alternatif namun hal ini membutuhkan infrastruktur penelitian dan pengembangan serta tenaga kerja yang terampil Dalam kasus beberapa vaksin yang relatif baru seperti vaksin human papillomavirus paten dapat menjadi penghalang tambahan 42 Ketika peningkatan produksi vaksin sangat dibutuhkan selama pandemi COVID 19 pada tahun 2021 Organisasi Perdagangan Dunia dan pemerintah di seluruh dunia mengevaluasi apakah akan mengesampingkan hak kekayaan intelektual dan paten pada vaksin COVID 19 yang akan menghilangkan semua hambatan potensial terhadap akses tepat waktu terhadap produk medis COVID 19 yang terjangkau termasuk vaksin dan obat obatan serta meningkatkan produksi dan pasokan produk medis esensial 43 Sejarah SuntingEdward Jenner menyadari bahwa mereka yang telah terinfeksi oleh cacar sapi cowpox sebelumnya maka tidak akan terkena smallpox Variola vera Pada tahun 1796 Edward Jenner menggunakan sapi yang diinfeksi dengan cacar sapi variolae vaccinae untuk membuat vaksin yang melindungi masyarakat dari smallpox 21 Ia menginokulasi seorang anak dengan cowpox dan kemudian menginfeksinya dengan smallpox Anak tersebut tetap sehat karena telah terkena cowpox sebelumnya Inokulasi cowpox menyebabkan yang sakit lebih sedikit daripada inokulasi smallpox Lihat pula SuntingEdward Jenner Imunisasi Jadwal imunisasi Vaksinasi Vaksin kolera Anti vaksinReferensi Sunting Melief Cornelis J M van Hall Thorbald Arens Ramon Ossendorp Ferry van der Burg Sjoerd H 2015 Therapeutic cancer vaccines Journal of Clinical Investigation 125 9 3401 3412 doi 10 1172 JCI80009 ISSN 0021 9738 PMC 4588240 nbsp PMID 26214521 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Bol Kalijn F Aarntzen Erik H J G Pots Jeanette M Olde Nordkamp Michel A M van de Rakt Mandy W M M Scharenborg Nicole M de Boer Annemiek J van Oorschot Tom G M Croockewit Sandra A J 2016 Prophylactic vaccines are potent activators of monocyte derived dendritic cells and drive effective anti tumor responses in melanoma patients at the cost of toxicity Cancer Immunology Immunotherapy 65 3 327 339 doi 10 1007 s00262 016 1796 7 ISSN 0340 7004 PMC 4779136 nbsp PMID 26861670 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Brotherton Julia M L 2015 HPV prophylactic vaccines lessons learned from 10 years experience Future Virology 10 8 999 1009 doi 10 2217 fvl 15 60 ISSN 1746 0794 Frazer Ian H 2014 Development and Implementation of Papillomavirus Prophylactic Vaccines The Journal of Immunology 192 9 4007 4011 doi 10 4049 jimmunol 1490012 ISSN 0022 1767 United States Centers for Disease Control and Prevention 2011 A CDC framework for preventing infectious diseases Diarsipkan 2017 08 29 di Wayback Machine Accessed 11 September 2012 Vaccines are our most effective and cost saving tools for disease prevention preventing untold suffering and saving tens of thousands of lives and billions of dollars in healthcare costs each year American Medical Association 2000 Vaccines and infectious diseases putting risk into perspective Diarsipkan 2015 02 05 di Wayback Machine Accessed 11 September 2012 Vaccines are the most effective public health tool ever created Public Health Agency of Canada Vaccine preventable diseases Diarsipkan 2015 03 13 di Wayback Machine Accessed 11 September 2012 Vaccines still provide the most effective longest lasting method of preventing infectious diseases in all age groups United States National Institute of Allergy and Infectious Diseases NIAID NIAID Biodefense Research Agenda for Category B and C Priority Pathogens Diarsipkan 2016 03 04 di Wayback Machine Accessed 11 September 2012 Vaccines are the most effective method of protecting the public against infectious diseases Zimmer Carl 20 November 2020 2 Companies Say Their Vaccines Are 95 Effective What Does That Mean You might assume that 95 out of every 100 people vaccinated will be protected from Covid 19 But that s not how the math works The New York Times Diakses tanggal 21 November 2020 Fiore Anthony E Bridges Carolyn B Cox Nancy J 2009 Compans Richard W Orenstein Walter A ed Vaccines for Pandemic Influenza 333 Berlin Heidelberg Springer Berlin Heidelberg hlm 43 82 doi 10 1007 978 3 540 92165 3 3 ISBN 978 3 540 92164 6 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Chang Yuli Brewer Noel T Rinas Allen C Schmitt Karla Smith Jennifer S 2009 Evaluating the impact of human papillomavirus vaccines Vaccine 27 32 4355 4362 doi 10 1016 j vaccine 2009 03 008 Liesegang Thomas J 2009 Varicella zoster virus vaccines effective but concerns linger Canadian Journal of Ophthalmology 44 4 379 384 doi 10 3129 i09 126 Organisasi Kesehatan Dunia Global Vaccine Action Plan 2011 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2014 Baxby Derrick 1999 Edward Jenner s Inquiry a bicentenary analysis Vaccine 17 4 301 307 doi 10 1016 S0264 410X 98 00207 2 Pasteur Louis 1881 An Address on the Germ Theory The Lancet 118 3024 271 272 doi 10 1016 S0140 6736 02 35739 8 a b Vaccine Types National Institute of Allergy and Infectious Disease 1 Juli 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juni 2021 Diakses tanggal 28 Juni 2021 a b Baxter D 2007 Active and passive immunity vaccine types excipients and licensing Occupational Medicine 57 8 552 556 doi 10 1093 occmed kqm110 ISSN 0962 7480 Jenis Jenis Vaksin Dasar Dasar Keamanan Vaksin WHO Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 01 25 Diakses tanggal 28 Juni 2021 Batah Ali M Ahmad Tarek A 2020 The development of ghost vaccines trials Expert Review of Vaccines 19 6 549 562 doi 10 1080 14760584 2020 1777862 ISSN 1476 0584 Different Types of Vaccines The History of Vaccines Diakses tanggal 28 Juni 2021 a b MODUL 1 Tipe Vaksin DASAR KEAMANAN VAKSIN WHO in vaccine safety training org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 17 Diakses tanggal 2019 01 17 Active and passive immunity vaccine types excipients and licensing Occup Med 57 2007 552 556 doi 10 1093 occmed kqm110 PMID 18045976 Vartak Abhishek Sucheck Steven J 2016 04 19 Recent Advances in Subunit Vaccine Carriers Vaccines 4 2 doi 10 3390 vaccines4020012 ISSN 2076 393X PMC 4931629 nbsp PMID 27104575 Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b Stern AM Markel H 2005 The history of vaccines and immunization familiar patterns new challenges Health Aff 24 3 611 21 doi 10 1377 hlthaff 24 3 611 PMID 15886151 Institute for Vaccine Safety Thimerosal Table Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005 12 10 Wharton Melinda E National Vaccine Advisory committee U S A national vaccine plan Error in webarchive template Check url value Empty http www npl co uk environment vam nongaseouspollutants ngp metals html Error in webarchive template Check url value Empty Grammatikos Alexandros P Mantadakis Elpis Falagas Matthew E June 2009 Meta analyses on Pediatric Infections and Vaccines Infectious Disease Clinics of North America 23 2 431 57 doi 10 1016 j idc 2009 01 008 PMID 19393917 Neighmond Patti 2010 02 07 Adapting Vaccines For Our Aging Immune Systems Morning Edition NPR Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 09 05 Diakses tanggal 2014 01 09 nbsp Schlegel et al August 1999 Comparative efficacy of three mumps vaccines during disease outbreak in eastern Switzerland cohort study BMJ 319 7206 352 doi 10 1136 bmj 319 7206 352 PMC 32261 nbsp PMID 10435956 Diakses tanggal 2014 01 09 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link nbsp Preziosi M Halloran M E 2003 Effects of Pertussis Vaccination on Disease Vaccine Efficacy in Reducing Clinical Severity Clinical Infectious Diseases Oxford Journals 37 6 772 779 doi 10 1086 377270 Orenstein WA Papania MJ Wharton ME 2004 Measles elimination in the United States J Infect Dis 189 Suppl 1 S1 3 doi 10 1086 377693 PMID 15106120 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c Measles United States January 1 April 25 2008 Morb Mortal Wkly Rep 57 18 494 8 May 2008 PMID 18463608 nbsp Wisnubrata 2017 09 02 Wisnubrata ed Mengenal Berbagai Efek Samping Imunisasi Bahaya Atau Tidak Kompas com dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2018 08 07 Morein B Hu KF Abusugra I 2004 Current status and potential application of ISCOMs in veterinary medicine Adv Drug Deliv Rev 56 10 1367 82 doi 10 1016 j addr 2004 02 004 PMID 15191787 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Firdos Alam Khan 2011 09 20 Biotechnology Fundamentals CRC Press hlm 270 ISBN 978 1439820094 WHO to trial Nanopatch needle free delivery system ABC News 16 Sep 2014 Archived copy Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 04 02 Diakses tanggal 2015 09 15 Australian scientists develop needle free vaccination The Sydney Morning Herald 18 August 2013 Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2015 Vaxxas raises 25m to take Brisbane s Nanopatch global Business Review Weekly 10 February 2015 Archived copy Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 03 16 Diakses tanggal 2015 03 05 Goodman Jesse L 2005 05 04 Statement by Jesse L Goodman M D M P H Director Center for Biologics Evaluation and Research Food and Drug Administration U S Department of Health and Human Services on US Influenza Vaccine Supply and Preparations for the Upcoming Influenza Season before Subcommittee on Oversight and Investigations Committee on Energy and Commerce United States House of Representatives Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 09 21 Diakses tanggal 2008 06 15 Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Olesen OF Lonnroth A Mulligan B January 2009 Human vaccine research in the European Union Vaccine 27 5 640 645 doi 10 1016 j vaccine 2008 11 064 PMC 7115654 nbsp PMID 19059446 Jit M Newall AT Beutels P April 2013 Key issues for estimating the impact and cost effectiveness of seasonal influenza vaccination strategies Human Vaccines amp Immunotherapeutics 9 4 834 840 doi 10 4161 hv 23637 PMC 3903903 nbsp PMID 23357859 Newall AT Reyes JF Wood JG McIntyre P Menzies R Beutels P February 2014 Economic evaluations of implemented vaccination programmes key methodological challenges in retrospective analyses Vaccine 32 7 759 765 doi 10 1016 j vaccine 2013 11 067 PMID 24295806 Roser Max Vanderslott Samantha 2013 05 10 Vaccination Our World in Data Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 09 01 Diakses tanggal 2019 05 03 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Increasing Access to Vaccines Through Technology Transfer and Local Production PDF World Health Organization 2011 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2015 11 23 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Christy Somos 7 May 2021 Everything you need to know about the WTO s COVID 19 vaccine patent proposal CTV News Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 May 2021 Diakses tanggal 23 May 2021 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Vartak Abhishek Sucheck Steven J 2016 04 19 Recent Advances in Subunit Vaccine Carriers Vaccines 4 Pranala keluar SuntingConventional medical opinion on vaccination Brian Deer s investigation of UK MMR scare Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Vaksin amp oldid 24109258