www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Rabies adalah penyakit akibat infeksi virus rabies yang menimbulkan radang otak pada mamalia termasuk manusia Penyakit ini sangat mematikan dan bersifat zoonotik atau menular dari hewan ke manusia Penularan terjadi saat partikel virus yang berada dalam air liur hewan terinfeksi seperti anjing kucing monyet kelelawar dan rakun berhasil masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan peka lainnya misalnya melalui gigitan atau cakaran atau saat air liur tersebut mengenai mata mulut hidung atau kulit yang terluka Jangka waktu antara paparan virus dan timbulnya gejala biasanya berkisar dari satu hingga tiga bulan tetapi dapat bervariasi dari kurang dari satu minggu hingga lebih dari satu tahun tergantung pada jarak yang harus ditempuh virus dari saraf tepi ke saraf pusat Gejala awal dapat berupa demam dan kesemutan di lokasi paparan Gejala ini diikuti oleh satu atau beberapa gejala gejala berikut mual muntah kejang kejang eksitasi yang tidak terkendali ketakutan terhadap air hidrofobia ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh kebingungan dan kehilangan kesadaran Begitu virus mencapai otak dan memicu gejala saraf penderita rabies hampir selalu mengalami kematian apa pun perawatan dan pengobatannya RabiesSeorang penderita rabies yang sedang dirawat 1958Informasi umumNama lainPenyakit anjing gilaSpesialisasiPenyakit infeksiTipeUrban silvatikPenyebabVirus rabiesAspek klinisGejala dan tandaDemam gangguan saraf kejang hidrofobiaAwal munculUmumnya 2 3 bulan pada manusia dan 6 bulan pada hewan setelah virus masuk melalui gigitan dan cakaran hewan penular rabiesDiagnosisFAT IHC RT PCRTata laksanaPencegahanPemberian vaksin dan imunoglobulin rabiesPerawatanObat penenang analgesikPrognosisHampir selalu berakhir dengan kematian jika tanda klinis telah munculDistribusi dan frekuensiKematian59 000 per tahunSecara epidemiologis terdapat dua siklus rabies yaitu rabies urban yang bersirkulasi di tengah masyarakat dengan hewan domestik sebagai reservoir utama dan rabies silvatik yang bersirkulasi di alam liar dengan satwa liar sebagai reservoir utama Di negara negara dengan rabies urban lebih dari 99 kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing Di Benua Amerika gigitan kelelawar merupakan sumber infeksi rabies yang paling banyak dilaporkan sedangkan gigitan anjing berkontribusi pada kurang dari 5 kasus Program pengendalian rabies terutama dengan vaksinasi anjing telah menurunkan risiko rabies yang bersumber dari anjing di berbagai wilayah di dunia Imunisasi rabies dianjurkan bagi individu berisiko tinggi misalnya orang orang yang pekerjaannya melibatkan anjing dan kelelawar atau orang yang menghabiskan waktu yang lama di wilayah wilayah dengan kasus rabies yang tinggi Pada orang yang diduga telah terpapar virus rabies mencuci luka gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan sabun dan air iodin povidon atau detergen dapat mengurangi jumlah partikel virus dan mungkin dapat meminimalkan risiko penularan Pemberian vaksin rabies dan terkadang imunoglobulin rabies dapat mencegah penyakit ini secara efektif jika intervensi tersebut dilakukan sebelum gejala rabies muncul Rabies ditemukan di semua benua kecuali Antarktika Penyakit ini menyebabkan sekitar 59 000 kematian di seluruh dunia per tahun Lebih dari 95 kematian tersebut terjadi di Afrika dan Asia dan sekitar 40 kematian terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun Sejumlah negara termasuk Australia dan Jepang serta sebagian besar Eropa Barat tidak memiliki kasus rabies urban pada anjing Banyak pulau pulau di Samudra Pasifik tidak memiliki kasus rabies sama sekali Daftar isi 1 Penyebab 2 Hewan peka 3 Penularan 3 1 Hewan penular rabies 3 2 Cara penularan 4 Gejala dan tanda klinis 4 1 Masa inkubasi 4 2 Fase prodromal 4 3 Fase neurologis 4 4 Koma dan kematian 5 Diagnosis 6 Penanganan 6 1 Vaksinasi pascapajanan 6 2 Pemberian imunoglobulin rabies 7 Pencegahan 8 Distribusi 9 Sejarah 10 Hari Rabies Sedunia 11 Lihat pula 12 Catatan kaki 13 Daftar pustaka 13 1 Buku dan dokumen 13 2 Jurnal 14 Pranala luarPenyebab Sunting nbsp Ilustrasi tiga dimensi bentuk virus rabies Rabies disebabkan oleh virus rabies nama ilmiah Lyssavirus rabies sebuah spesies virus yang digolongkan dalam filum Negarnaviricota kelas Monjiviricetes ordo Mononegavirales keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus 1 Virus ini dikelompokkan dalam grup V dalam sistem klasifikasi Baltimore yaitu virus RNA untai tunggal dengan sense negatif Karakter Rhabdoviridae yaitu beramplop berbentuk seperti peluru dan memiliki panjang 180 nm dan diameter 75 nm 2 Selain virus rabies RABV anggota Lyssavirus lainnya juga dapat mengakibatkan penyakit pada kelelawar yang serupa dengan rabies Hewan peka SuntingInang bagi virus rabies adalah mamalia Berdasarkan siklus epidemiologisnya rantai penularan rabies digolongkan menjadi dua bentuk yaitu urban dan silvatik Rabies bentuk urban bersirkulasi di tengah masyarakat dengan hewan domestik terutama anjing sebagai reservoir utama 3 Siklus ini ditemukan di Asia Afrika Amerika Tengah dan Amerika Selatan 3 Sementara itu rabies bentuk silvatik merupakan rabies yang bersirkulasi di alam liar dengan hewan seperti kelelawar rakun dan rubah sebagai reservoir utama 4 Rabies silvatik ditemukan di Amerika Utara dan Australia Kombinasi keduanya juga bisa terjadi di beberapa wilayah di dunia 3 Penularan Sunting nbsp Rubah merah Vulpes vulpes salah satu hewan penular rabies Hewan penular rabies Sunting Walaupun semua mamalia rentan terhadap rabies tetapi hanya sejumlah hewan yang dapat menularkan virus rabies Kelompok ini disebut hewan penular rabies HPR Jenis HPR bervariasi pada berbagai letak geografis misalnya HPR di Amerika Utara ialah rubah sigung rakun dan kelelawar pemakan serangga di Amerika Selatan yaitu anjing dan kelelawar vampir di Eropa yaitu rubah dan kelelawar di Afrika yaitu anjing garangan dan antelop di Timur Tengah yaitu serigala dan anjing dan di Asia yaitu anjing 5 Secara garis besar hewan pemakan daging ordo karnivora dan kampret subordo microchiroptera merupakan reservoir virus rabies yang umum di seluruh dunia 6 Sementara jenis hewan yang dikategorikan sebagai HPR di Indonesia yaitu anjing kucing kera dan hewan sebangsanya anggota ordo karnivora dan primata Cara penularan Sunting Dalam tubuh individu terinfeksi virus ditemukan di air liur serta jaringan otak dan jaringan saraf 7 Individu lain yang sehat dapat terinfeksi saat virus rabies masuk ke dalam tubuhnya melalui kulit yang terluka atau membran mukosa di mata hidung dan mulut 7 Cara penularan yang paling sering terjadi adalah gigitan hewan terinfeksi Di Indonesia sebagian besar penularan rabies pada manusia terjadi akibat gigitan anjing 98 dan sisanya oleh kera dan kucing 8 Selain gigitan virus rabies juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka cakaran hewan apabila pada cakar hewan terdapat air liur yang mengandung virus Partikel virus dapat ditemukan pada air liur sejak beberapa hari sebelum hewan menunjukkan tanda klinis rabies 9 Meskipun sangat jarang terjadi rabies bisa ditularkan secara aerosol dengan cara menghirup udara yang tercemar virus rabies Pada tahun 1962 dilaporkan kasus rabies pada dua orang penjelajah gua setelah mereka memasuki Gua Frio di Texas Amerika Serikat yang ditempati kelelawar terinfeksi 10 Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda tanda bekas gigitan kelelawar 10 Hingga saat ini belum ada bukti bahwa konsumsi hewan terinfeksi dapat menyebabkan penyakit rabies Namun orang yang menyembelih dan mengolah anjing dan kucing untuk dimakan dapat terinfeksi rabies Secara terpisah dua orang di Vietnam tertular rabies setelah masing masing mengolah anjing yang telah mati karena kecelakaan lalu lintas dan kucing yang sedang sakit 11 Beberapa pekan setelahnya kedua orang ini meninggal dunia dengan hasil uji molekuler PCR positif rabies 11 Orang lain yang mengonsumsi daging anjing dan daging kucing yang telah dimasak tetap sehat 11 Gejala dan tanda klinis Sunting nbsp Seorang penderita rabies pada tahun 1959Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh penyakit rabies berjalan melalui lima fase atau stadium 1 masa inkubasi 2 fase prodomal 3 fase neurologis 4 koma dan 5 kematian 12 13 Pendapat lain membagi fase penyakit rabies menjadi tiga yaitu prodomal eksitasi dan paralisis 14 Masa inkubasi Sunting Lamanya masa inkubasi periode sejak virus masuk ke dalam tubuh hingga timbulnya manifestasi klinis cukup bervariasi tergantung pada jumlah virus yang masuk melalui luka jumlah dan kedalaman luka jarak luka dengan susunan saraf pusat dan perlakuan luka setelah gigitan 15 Pada manusia masa inkubasi bervariasi mulai dari 5 hari hingga beberapa tahun pada umumnya 2 3 bulan sekitar 2 3 kasus memiliki masa inkubasi di atas 1 tahun dengan kasus spesial di atas 8 tahun 16 17 18 Sebagian besar hewan terinfeksi akan menunjukkan tanda rabies dalam 6 bulan setelah terpapar virus sehingga Organisasi Kesehatan Hewan Dunia WOAH menetapkan 6 bulan sebagai masa inkubasi penyakit rabies pada hewan 19 Fase prodromal Sunting Pada fase prodomal awal gejala yang timbul tidak khas dan menyerupai infeksi pada umumnya seperti demam gangguan pencernaan dan mialgia 12 Fase neurologis Sunting source source source source source source source source source source Penderita rabies yang mengalami hidrofobiaPada fase ini tanda tanda gangguan saraf mulai terlihat Penyakit rabies baik pada manusia maupun hewan dapat termanifestasi dalam bentuk ganas furious rabies bentuk paralitik dumb rabies maupun bentuk nonklasik sebagaimana berikut 12 Bentuk ganas terjadi pada sekitar 85 kasus yang ditandai dengan ensefalitis Penderita mungkin kejang dan menunjukkan ketakutan pada air hidrofobia dan pada udara aerofobia Hidrofobia terutama timbul akibat rasa sakit dan kejang saat hendak menelan air Selain gejala saraf penderita bisa menjadi agresif hiperaktif dan hipersalivasi Bentuk paralisis terjadi pada kurang dari 20 kasus Penderita mengalami kelumpuhan kelemahan umum dan gangguan mental Bentuk yang dianggap nonklasik jarang terjadi Umumnya terkait dengan kejang dan gejala motorik dan sensorik yang lebih dalam Koma dan kematian Sunting Koma biasanya dimulai 10 hari setelah fase sebelumnya 12 Penderita mungkin mengalami hidrofobia berkelanjutan periode apnea berkepanjangan dan kelumpuhan yang lembek Setelah koma sebagian besar pasien akan mati dalam 2 3 hari tanpa perawatan suportif akibat gagal jantung 12 Dengan perawatan suportif hampir nol pasien yang mampu selamat dari rabies Penelitian di Bali pada 122 kasus gigitan HPR menunjukkan bahwa lokasi gigitan anjing rabies terbanyak ditemukan di kaki 52 tangan 32 badan 6 dan kepala 4 20 Rerata kematian timbul setelah 19 hari pada gigitan wajah 83 hari pada badan 122 hari pada tangan dan 166 hari pada kaki 20 Semakin dekat lokasi gigitan dengan kepala maka semakin cepat waktu kematian setelah gigitan 20 Diagnosis Sunting nbsp Spesimen kepala HPR untuk uji laboratoriumDiagnosis terhadap hewan dan manusia yang diduga menderita rabies perlu dilakukan sesegera mungkin untuk menentukan penanganan selanjutnya Metode standar untuk mendiagnosis penyakit ini adalah uji antibodi fluoresen FAT suatu uji berbasis imunohistokimia yang direkomendasikan oleh WHO 21 22 Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies dan antibodi spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi Spesimen yang dibutuhkan oleh pengujian ini adalah otak Oleh karena itu FAT tidak bisa diterapkan terhadap individu yang masih hidup Hewan yang diduga terinfeksi virus rabies akan disuntik mati terlebih dahulu eutanasia untuk mendapatkan spesimen otak Metode pengujian lain dapat dilakukan menggunakan serum cairan sumsum tulang belakang atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100 Selain itu diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis pascamati setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal 22 Penanganan SuntingOrang yang digigit anjing harus mewaspadai kemungkinan tertular rabies terutama di daerah endemik Kewaspadaan juga dilakukan saat digigit atau dicakar HPR lainnya Sebisa mungkin hewan yang menyerang ditangkap dan diamankan untuk pengamatan lebih lanjut Penanganan pertama setelah digigit anjing adalah mencuci luka bekas gigitan dengan sabun atau deterjen di bawah air mengalir selama 15 menit diikuti pemberian etanol 700 ml l cairan iodin povidon atau zat lain yang bersifat virusidal 23 24 Perawatan yang diberikan setelah terpapar atau terpajan disebut dengan profilaksis pascapajanan bergantung pada jenis kontak dan kondisi luka yang ditimbulkan WHO mengelompokkan tiga kategori paparan terhadap rabies untuk menentukan tindakan selanjutnya yang akan diambil Profilaksis pascapajanan yang direkomendasikan WHO tergantung pada jenis pajanan 23 25 26 Kategori Jenis kontak dengan hewan ganas terduga atau terinfeksi rabies Jenis paparan Rekomendasi profilaksis pascapajananI Menyentuh atau memberi makan hewan jilatan pada kulit yang utuh kontak antara kulit yang utuh dengan sekresi atau eksresi manusia atau hewan ganas Tidak ada Tak ada jika riwayat dapat dipercayaII Menggigit kulit yang tidak tertutup goresan kecil atau lecet tanpa perdarahan Ringan Berikan vaksinasi sesegera mungkin Hentikan terapi jika hewan tetap sehat setelah 10 hari atau terbukti negatif rabies berdasarkan pengujian laboratoriumIII Gigitan atau goresan transdermal baik tunggal maupun banyak kulit terluka atau selaput lendir bersentuhan dengan air liur misalnya akibat jilatan dan paparan terhadap kelelawar Berat Berikan vaksinasi dan imunoglobulin rabies sesegera mungkin Imunoglobulin dapat diberikan hingga 7 hari setelah injeksi vaksin yang pertama Hentikan terapi jika hewan tetap sehat setelah 10 hari atau terbukti negatif rabies berdasarkan pengujian laboratoriumPeriode observasi selama 10 hari hanya berlaku untuk anjing dan kucing 27 Jenis hewan lain sebaiknya langsung dieutanasi kecuali bila termasuk satwa langka atau dilindungi lalu diambil spesimen jaringannya untuk deteksi antigen rabies melalui uji laboratorium 28 Gigitan di daerah kepala leher wajah tangan dan genital dianggap paparan kategori III karena daerah tersebut memiliki banyak inervasi saraf 28 Vaksinasi pascapajanan Sunting Bagi orang dewasa dan anak anak vaksin rabies disuntikkan di daerah deltoideus bagi anak berusia di bawah 2 tahun suntikan dilakukan di sisi anterolateral samping depan paha 29 Penyuntikan secara intradermal lebih direkomendasikan dibanding intramuskuler 27 Bagi orang yang belum pernah diberi vaksin rabies sebelumnya vaksinasi secara intradermal dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada hari ke 0 ke 3 dan ke 7 masing masing disuntikkan pada dua lokasi yang berbeda 30 Bagi orang yang pernah disuntik dengan minimum dua dosis vaksin rabies vaksinasi pascapajanan cukup diberikan pada hari ke 0 dan hari ke 3 di satu lokasi atau hanya pada hari ke 0 di empat lokasi 31 Sebagai alternatif penyuntikan vaksin secara intramuskuler juga dapat dilakukan Bagi orang yang belum pernah divaksinasi penyuntikan vaksin intramuskuler bisa dilakukan dengan dua cara 1 Empat kali suntikan pada hari ke 0 ke 3 ke 7 dan ke 14 masing masing di satu lokasi dan 2 Tiga kali suntikan yaitu pada hari ke 0 dua lokasi hari ke 7 satu lokasi dan hari ke 21 hingga ke 28 dua lokasi 30 Bagi orang yang telah mendapatkan kekebalan melalui dua dosis vaksin rabies vaksinasi intramuskuler cukup diberikan pada hari ke 0 dan hari ke 3 masing masing di satu lokasi 31 Pemberian imunoglobulin rabies Sunting Artikel utama imunoglobulin rabies Selain vaksin rabies orang orang dengan pajanan kategori III wajib diberikan imunoglobulin rabies Pemberian obat ini juga dilakukan untuk orang dengan pajanan kategori II yang memiliki gangguan sistem imun misalnya pasien AIDS dan transplantasi organ 32 Orang yang telah mendapatkan kekebalan terhadap rabies tidak perlu diberikan imunoglobulin rabies Imunoglobulin rabies berfungsi untuk memberikan kekebalan pasif sebelum tubuh pasien membentuk antibodi sebagai respons terhadap vaksinasi 33 Imunoglobulin rabies disuntikkan pada lokasi gigitan dan di sekitar lokasi gigitan untuk menetralkan virus rabies yang berada di lokasi tersebut 34 Pemberiannya hanya dilakukan satu kali bersamaan dengan vaksinasi pascapajanan atau beberapa hari sesudahnya Setelah tujuh hari pasca vaksinasi pemberian imunoglobulin rabies tidak disarankan karena tubuh telah mulai membentuk antibodi 33 Pencegahan Sunting nbsp Vaksin rabiesMeskipun sifatnya sangat mematikan rabies bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi Penyuntikan vaksin rabies pada hewan merupakan kunci untuk memberantas penyakit ini Orang orang yang berisiko tinggi terpapar virus juga dapat diberi vaksin seperti dokter hewan petugas laboratorium yang menangani hewan hewan terinfeksi Orang orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah endemik rabies 35 Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup 36 Namun seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun 37 Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan Distribusi Sunting nbsp Kematian akibat rabies per juta orang pada tahun 2012 0 1 2 4 5 9 10 17 18 69 nbsp Negara bebas rabies warna hijau pada tahun 2010 selalu bebas rabies rabies dieliminasi sebelum 1990 rabies dieliminasi pada atau setelah 1990 tahun eliminasi rabies tidak diketahuiRabies ditemukan di seluruh dunia kecuali Antarktika dengan 95 kematian pada manusia terjadi di Asia dan Afrika 38 Setiap tahun hampir 59 000 orang meninggal dunia akibat rabies 39 Gigitan anjing berkontribusi terhadap 99 kasus rabies pada manusia dan sekitar 40 orang yang digigit anjing terduga rabies merupakan anak berusia di bawah 15 tahun 38 Sejarah SuntingKata rabies berasal dari bahasa Sanskerta kuno rabhas yang artinya melakukan kekerasan atau kejahatan 40 Dalam bahasa Yunani rabies disebut lyssa atau lytaa yang artinya kegilaan 40 Dalam bahasa Jerman rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indo Jermanik dhvar yang artinya merusak dan wut yang artinya marah 40 Dalam bahasa Prancis rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya menjadi gila 40 Rabies merupakan penyakit yang telah lama tercatat dalam sejarah perabadan manusia Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis sekitar tahun 2300 SM 41 Sekitar 500 SM Demokritos juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies 40 Pada abad ke 4 SM Aristoteles menulis pada Natural History of Animals edisi 8 bab 22 40 anjing itu menjadi gila Hal ini menyebabkan mereka menjadi lekas marah dan semua binatang yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama Hippokrates Plutarkhos Xenophon Epimarcus Virgil Horatius dan Ovidius adalah orang orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan tulisannya 40 Celsius seorang dokter pada zaman Romawi mengasosiasikan hidrofobia ketakutan terhadap air dengan gigitan anjing pada tahun 100 Masehi 41 Cardanus seorang penulis zaman Romawi menjelaskan infektivitas air liur anjing yang terkena rabies 40 Para penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan materi infeksius tersebut sebagai racun di mana virus adalah kata Latin bagi racun 40 Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies yaitu cacing lidah anjing dog tongue worm 40 Untuk mencegah rabies pada masa itu permukaan lidah yang diduga mengandung cacing dipotong 40 Anggapan tersebut bertahan sampai abad ke 19 ketika akhirnya Louis Pasteur berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan otak yang terinfeksi pada tahun 1885 40 41 Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958 yaitu dengan teknik antibodi imunofluoresens langsung direct immunofluorescent antibody untuk menemukan antigen rabies pada jaringan 41 Hari Rabies Sedunia Sunting nbsp Logo Hari Rabies Sedunia Artikel utama Hari Rabies Sedunia Hari Rabies Sedunia bahasa Inggris World Rabies Day atau WRD merupakan hari penting internasional yang diselenggarakan pada tanggal 28 September setiap tahun Peringatan Hari Rabies Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit rabies dan pentingnya memberantas penyakit ini Hari Rabies Sedunia mulai diselenggarakan pada tahun 2007 42 Secara umum pelaksanaan WRD dilakukan dengan sosialiasi kepada masyarakat dan vaksinasi rabies terhadap hewan terutama anjing Tujuan yang ingin dicapai oleh kampanye ini adalah memastikan anjing divaksin membantu masyarakat yang membutuhkan profilaksis pascapajanan dan menjadikan dunia bebas dari penyakit rabies pada tahun 2030 43 Lihat pula SuntingRabies di IndonesiaCatatan kaki Sunting ICTV Code The International Code of Virus Classification and Nomenclature October 2018 International Committee on Taxonomy of Viruses ICTV Diakses tanggal 26 Agustus 2019 Lyssavirus Viral Zone Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2019 Diakses tanggal 17 September 2019 a b c OIE 2014 hlm 1 Animal rabies Organisasi Kesehatan Dunia WHO Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2018 Diakses tanggal 17 September 2019 Kemenkes 2016 hlm 2 Smith 1996 hlm 168 a b How is rabies transmitted Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC Diakses tanggal 25 Desember 2019 Kemenkes 2014 hlm 1 OIE 2014 hlm 2 a b Constantine 1962 a b c Wertheim dkk 2009 a b c d e Koury amp Warrington 2019 Rupprecht 1996 Yousaf dkk 2012 Dirkeswan 2014 hlm 85 WHO 2018 hlm 18 WHO 2018 hlm 61 Boland dkk 2014 OIE Code 2019 hlm 1 a b c Suatha dkk 2015 Diagnosis WHO Diakses tanggal 30 Januari 2020 a b Diagnosis of rabies in animals Rabies Information System of the WHO Collaboration Centre for Rabies Surveillance and Research Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juni 2010 Diakses tanggal 16 Mei 2010 a b International travel and health Rabies WHO Diakses tanggal 1 Januari 2020 WHO 2014 hlm 6 WHO announces new rabies recommendations WHO Diakses tanggal 1 Januari 2020 WHO 2014 hlm 7 a b WHO 2018 hlm 153 a b WHO 2018 hlm 156 WHO 2018 hlm 66 a b WHO 2018 hlm 67 a b WHO 2018 hlm 68 WHO 2018 hlm 52 a b WHO 2018 hlm 69 WHO 2018 hlm 53 Sacramento dkk 1992 Dowdle amp Orenstein 1994 Madigan dkk 2009 hlm 1003 1005 a b Rabies Key Facts Organisasi Kesehatan Dunia WHO 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2019 Rabies Portal What is rabies Organisasi Kesehatan Hewan Dunia OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 September 2019 Diakses tanggal 17 September 2019 a b c d e f g h i j k l Steele amp Fernandez 1991 hlm 1 a b c d Mrak amp Young 1994 hlm 1 GARC 2019 hlm 4 Get ready for World Rabies Day 2019 Rabies alliance Global Alliance for Rabies Control GARC 2019 Diakses tanggal 21 September 2019 Daftar pustaka SuntingBuku dan dokumen Sunting Direktorat Kesehatan Hewan 2014 Manual Penyakit Hewan Mamalia cetakan ke 2 PDF Jakarta Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia hlm 81 95 Global Alliance for Rabies Control 2019 Rabies Vaccinate to Eliminate Kansas Global Alliance for Rabies Control Kementerian Kesehatan RI 2014 Situasi dan Analisis Rabies PDF Infodatin Jakarta Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan RI 2016 Jangan Ada Lagi Kematian Akibat Rabies PDF Infodatin Jakarta Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan RI 2017 Situasi Rabies di Indonesia PDF Infodatin Jakarta Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Pertanian RI Organisasi Pangan dan Pertanian Perlindungan Hewan Dunia 2019 Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia Jakarta Koury Ron Warrington Steven J 2019 Rabies StatPearls Internet Treasure Island Florida StatPearls Publishing PMID 28846292 Madigan M T Martinko J M Dunlap P V Clarck D P 2009 Brock Biology of Microorganisms edisi ke 12 San Francisco CA Pearson Benjamin Cummings ISBN 9780132324601 Organisasi Kesehatan Dunia 2014 WHO Guide for Rabies Pre and Post Exposure Prophylaxis in Humans PDF World Health Organization WHO Organisasi Kesehatan Dunia 2018 WHO Expert Consultation on Rabies Third Report PDF WHO Technical Report Series No 1012 Jenewa World Health Organization WHO ISBN 9789241210218 Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2013 Rabies PDF General Disease Information Sheet World Organisation for Animal Health OIE pranala nonaktif permanen Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 7 Mei 2014 Rabies PDF OIE Technical Disease Cards World Organisation for Animal Health OIE diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2020 07 11 diakses tanggal 2019 09 06 Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2018 Chapter 3 1 17 Rabies Infection with Rabies Virus and Other Lyssaviruses PDF OIE Terrestrial Manual World Organisation for Animal Health OIE Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 28 Juni 2019 Chapter 8 14 Infection with Rabies Virus PDF OIE Terrestrial Animal Health Code World Organisation for Animal Health OIE Rupprecht Charles E 1996 Chapter 61 Rhabdoviruses Rabies Virus Dalam Baron Samuel Medical Microbiology edisi ke 4 Galveston Texas University of Texas Medical Branch at Galveston ISBN 978 0 9631172 1 2 PMID 21413354 Steele J H Fernandez J 1991 Chapter 1 History of Rabies and Global Aspects dalam Baer G M The Natural History of Rabies edisi ke 2 Boca Raton Florida CRC Press Inc ISBN 0849367603 Jurnal Sunting Alfonso dkk 2016 Taxonomy of the order Mononegavirales update 2016 Archives of Virology 161 8 2351 2360 doi 10 1007 s00705 016 2880 1 ISSN 1432 8798 PMC 4947412 nbsp PMID 27216929 Batan I W dkk 2014 Kerugian Ekonomi Akibat Penyakit Rabies di Provinsi Bali Jurnal Veteriner 15 4 515 522 ISSN 2477 5665 Bogia S Y Kardena I M Sukadaa I M Supartika K E 2012 Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Uji Pewarnaan Sellers dan Fluorescent Antibody Technique FAT dalam Mendiagnosa Penyakit Rabies pada Anjing di Bali Indonesia Medicus Veterinus 1 1 12 21 ISSN 2477 6637 Boland Torrey A McGuone Declan Jindal Jenelle Rocha Marcelo Cumming Melissa Rupprecht Charles E Barbosa Taciana Fernandes Souza de Novaes Oliveira Rafael Chu Catherine J Januari 2014 Phylogenetic and epidemiologic evidence of multiyear incubation in human rabies Annals of Neurology 75 1 155 160 doi 10 1002 ana 24016 ISSN 1531 8249 PMC 4118733 nbsp PMID 24038455 Constantine D G April 1962 Rabies transmission by nonbite route Public Health Reports 77 4 287 289 ISSN 0094 6214 PMC 1914752 nbsp PMID 13880956 Dowdle W R Orenstein W A 1994 Quest for life long protection by vaccination PDF Proc Natl Acad Sci USA 91 2464 8 Faizah N Batan I W Suatha I K 2012 Gambaran Klinik Sapi Bali Tertular Rabies di Ungasan Kutuh dan Peminge Indonesia Medicus Veterinus 1 3 370 384 ISSN 2301 7848 Mrak R E Young L 1994 Rabies Encephalitis in Humans Pathology Pathogenesis and Pathophysiology J Neuropathol Exp Neurol 53 1 1 10 Raflizar 2010 Diagnostic and Medical Treatment of Rabies Disease in Health Center of Community Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 13 3 270 278 ISSN 1410 2935 diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 02 diakses tanggal 2019 09 15 Sacramento D Badrane H Bourhy H Tordo N 1992 Molecular epidemiology of rabies virus in France comparison with vaccine strains PDF J Gen Virol 73 5 1149 58 Smith J S 1996 New Aspects of Rabies with Emphasis on Epidemiology Diagnosis and Prevention of the Disease in the United States PDF Clin Microbiol Rev 9 2 166 176 Suatha I K dkk 2015 Lokasi Gigitan Secara Anatomi dan Waktu Kematian Pascagigitan Anjing Rabies pada Korban Manusia di Bali Jurnal Veteriner 16 1 31 37 ISSN 2477 5665 Tanzil Kunadi 2014 Penyakit Rabies dan Penatalaksanaannya PDF E Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan 1 1 61 67 Wertheim Heiman F L Nguyen Thai Q Nguyen Kieu Anh T Jong Menno D de Taylor Walter R J Le Tan V Nguyen Ha H Nguyen Hanh T H Farrar Jeremy 17 Maret 2009 Furious Rabies after an Atypical Exposure PLOS Medicine dalam bahasa Inggris 6 3 e1000044 doi 10 1371 journal pmed 1000044 ISSN 1549 1676 PMC 2656546 nbsp PMID 19296718 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Wirata I K Berata I K Puja I K 2014 Sensitifitas dan Spesifisitas Teknik Imunohistokimia Rabies Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan 2 1 49 59 Wirblich C Tan G S Papaneri A Godlewski P J Orenstein J M Harty R N Schnelle M J 2008 PPEY Motif within the Rabies Virus RV Matrix Protein is Essential for Efficient Virion Release and RV Pathogenicity PDF J Virol 82 19 9730 Yousaf Muhammad Zubair Qasim Muhammad Zia Sadia Rehman Khan Muti ur Ashfaq Usman Ali Khan Sanaullah 21 Februari 2012 Rabies molecular virology diagnosis prevention and treatment Virology Journal 9 50 doi 10 1186 1743 422X 9 50 ISSN 1743 422X PMC 3307483 nbsp PMID 22348291 Pranala luar Sunting nbsp Media terkait Rabies di Wikimedia Commons Wikidata memiliki halaman tentang rabies Q39222 KlasifikasiDICD 10 A82ICD 9 CM 071MeSH D011818DiseasesDB 11148Sumber luarMedlinePlus 001334eMedicine med 1374Patient UK RabiesGARD 7516Orphanet 770 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Rabies amp oldid 23721981