www.wikidata.id-id.nina.az
Reaksi berantai polimerase transkripsi balik lebih dikenal dengan nama Inggris reverse transcription polymerase chain reaction code en is deprecated atau RT PCR adalah teknik amplifikasi DNA komplemen dengan RNA virus melalui reaksi berantai polimerase yang menggunakan enzim transkriptase balik Proses amplifikasi menggunakan sepasang primer oligonukleotida pada sekuen gen spesifik 1 Reaksi berantai polimerase transkripsi balik umumnya digunakan pada berbagai macam agen penyakit Salah satu deteksinya yang umum ialah pada virus flu burung 2 Selain itu reaksi berantai polimerase transkripsi balik dijadikan sebagai penanda molekuler untuk analisis asam nukleat pada uji koronavirus Hasil pengujian dari reaksi berantai polimerase balik bersifat cepat dan dapat diandalkan Keuntungan lain dalam penggunaannya adalah proses penargetan dan identifikasi patogen yang spesifik Reaksi berantai polimerase transkripsi balik mulai dikembangkan setelah diketahui mampu melakukan identifikasi genomik dan proteomik dari SARS CoV 2 3 Metode reaksi berantai polimerase transkripsi balik menghasilkan analisis secara kualitatif 4 Daftar isi 1 Prinsip kerja 2 Tahapan 3 Perlakuan 4 Jenis 4 1 Reaksi berantai polimerase transkripsi balik multiprima RT PCR multiprima 5 Organisasi genom 5 1 Genom ORSV 6 Deteksi virus 6 1 Virus flu burung 6 2 Virus imunodefisiensi manusia HIV 6 3 Koronavirus 2019 7 Referensi 8 Daftar pustakaPrinsip kerja suntingReaksi berantai polimerase transkripsi balik merupakan pengembangan dari reaksi berantai polimerase Dalam biologi molekuler teknik ini digunakan untuk menghasilkan penggandaan untai DNA Penggandaan diawali dengan transkripsi balik untai RNA menjadi DNA komplemen menggunakan enzim transkriptase balik Proses penggandaan sama dengan reaksi berantai polimerase pada umumnya Sepasang primer yang komplemen dengan sekuensing dua untai DNA komplemen digunakan sebagai bahan pengganda Enzim DNA polimerase kemudian digunakan untuk memperpanjang ukuran primer sehingga akan dihasilkan untai ganda DNA 5 Reaksi berantai polimerase transkripsi balik juga digunakan untuk menggandakan jumlah RNA Proses amplifikasi RNA tidak berbeda jauh dengan amplifikasi pada DNA RNA target dihancurkan lalu diubah menjadi DNA melalui proses denaturasi yang menggunakan enzim transkriptase balik Enzim ini mampu melakukan transkripsi RNA menjadi DNA 6 Tahapan suntingDeteksi ekspresi gen pada reaksi berantai polimerase transkripsi balik terdiri dari tiga tahap Tahap pertama isolasi RNA total kemudian dilanjutkan dengan sintesis DNA komplemen dan diakhiri dengan amplifikasi daerah transkip gen target Tahpan tahapannya secara rinci sebagai berikut Tahap pertama adalah isolasi RNA Sampel klinis pada tahap ini berasal dari jaringan tubuh seperti darah spesimen biopsi jaringan dan kultur sel atau kultur jaringan Tujuan isolasi RNA adalah untuk mendapatkan mRNA yang terkandung dalam sel Isolasi RNA dimulai dengan melisiskan sel dan inti sel lalu dilanjutkan dengan pemisahan DNA RNA dan protein dengan metoda presipitasi protein pemisahan RNA dan DNA dengan enzim DNase dan terakhir melakukan penyimpanan RNA dalam ddH2O bebas enzim nukleasi Larutan RNA yang diperoleh langsung dianalisis dan dapat pula disimpan dalam jangka waktu lama pada suhu 80 C Tahap kedua adalah sintesis DNA komplemen yaitu mengubah RNA khususnya mRNA gen target menjadi DNA komplemen Enzim yang digunakan ialah enzim transkriptase balik dan Oligo dT 15 primer Larutan DNA komplemen yang akan digunakan secepatnya harus disimpan pada suhu 2 8 C bila selama 1 2 jam Sedangkan suhu 15 C hingga 25 C diterapkan pada penyimpanan dalam jangka waktu lama Tahap ketiga adalah amplifikasi daerah transkrip gen target Proses amplifikasi menggunakan primer oligonukleotida yang spesifik Amplikon DNA komplemen akan dihasilkan jika reaksi berantai polimerase dilakukan dengan metode dua langkah Kegunaan amplikon ini sebagai ekspresi transkrip gen target yang dapat divisualisasi secara biokimia dengan elektroforesis pada gel agarose Penerapan klinis dari reaksi berantai polimerase transkripsi balik ialah visualisasi ekspresi mRNA BRLF1 EBV pada penderita kanker nasofaring 7 Perlakuan suntingDalam prosedur reaksi berantai polimerase transkripsi balik perlu diperhatikan hal hal berikut 8 Alat alat yang bebas dari RNAseRNA sangat rentan terhadap RNAse yang menyebar di lingkungan sehingga sangat dianjurkan menggunakan alat alat yang bebas dari RNAse seperti tabung Eppendorf dan tip mikropipet Aluminium dianjurkan sebagai pelapisan pada peralatan laboratorium berbahan gelas Degradasi RNAse melalui sterilisasi pada suhu gt 180 C selama 2 jam Reagen dan larutan yang digunakan sebaiknya bebas RNAse Dapat pula diberi perlakuan dengan dietil pirokarbonat DEPC 0 1 v v yang telah disterilisasi Tris Hidroklorida tidak boleh diperlakukan dengan Dietil pirokarbonat karena bersifat sangat reaktif Menggunakan sarung tangan berbahan karet pada saat melakukan isolasi RNA Tutup tabung eppendorf hanya dilakukan dalam waktu yang singkat Meja laboratorium dibersihkan sebelum bekerja Bahan pembersihnya berupa larutan natrium hipoklorit etanol dengan kandungan 70 atau 0 1 Sodium Dodesil Sulfat Penyimpanan RNA dalam waktu yang lama dianjurkan pada suhu 80 C Isolasi RNA diperlakukan di atas es suhu 4 C selama bekerja Penyimpanan stok isopropanol dalam waktu yang lama dilakukan pada suhu 80 C Reagen transkriptase balik disimpan pada suhu 20 C Pengerjaan di atas es suhu 4 C diterapkan pada saat melakukan sintesis DNA komplemen Penyimpanan DNA dan reagen dalam waktu yang lama dianjurkan pada suhu 80 C Preparasi untuk membuat campuran reaksi dilakukan di atas es dengan suhu 4 C Penyimpanan amplikon selama 1 2 hari menerapkan suhu 4 C Anjuran yang umum untuk produk reaksi adalah pada suhu 20 C untuk penyimpanan waktu lama Tujuannya adalah menghindari degradasi oleh aktivitas 5 eksonuklease dari enzim Taq polimerase Jenis suntingReaksi berantai polimerase transkripsi balik multiprima RT PCR multiprima sunting RT PCR multiprima mendeteksi ekspresi mRNA gen laten pada biopsi jaringan tumor kultur sel dan darah secara sensitif Secara simultan teknik ini mendeteksi ekspresi mRNA EBV yaitu EBNA1 EBNA2 LMP1 LMP2A LMP2B BZLF1 BARTs dan U1A snRNP Dalam deteksi gen gen tersebut dianggap sebagai gen rumah tangga untuk kontrol internal kuantitas RNA Selanjutnya dilakukan hibridisasi amplikon fragmen DNA komplemen dengan pelacak oligoneukleotida spesifik Sebelum hibridisasi masing masing pelacak dilabeli dengan radioaktif agar meningkatkan spesifitas 9 Autoradiografi pada film sinar X menjadi visualisasi amplikon fragmen DNA komplemen yang menunjukkan ekspresi transkrip gen laten RT PCR multiprima sensitif dalam mendeteksi mRNA yang mengalami proses pembuangan intron dalam jumlah kecil Selain itu teknik ini sesuai pada deteksi yang memerlukan lebih sedikit jumlah sampel klinis Kualitas kontrolnya juga dapat diandalkan pada biopsi jaringan limfoma dengan jumlah sedikit Kuantitas RNA perlu diukur terlebih dahulu sebelum sampel dianalisis dengan teknik gel elektroforesis RNA untuk mendeteksi 18S RNA atau 28S RNA Profil ekspresi transkrip gen laten EBV khususnya pada ekspresi gen laten I II dan III pada biopsi jaringan kultur sel dan darah sesuai diperiksa dengan teknik ini 10 Organisasi genom suntingGenom ORSV sunting Reaksi berantai polimerase transkripsi balik telah digunakan untuk mengetahui organisasi genom Odontoglossum ringspot virus Genom ini diketahui dengan penggunaan empat pasang primer yaitu POR RdRpF POR RdRpR POR CPF dan POR CPR Bahan tambahan yang digunakan ialah dua suar molekuler dengan tipe MOR RdRp dan MORCP 11 Deteksi virus suntingVirus flu burung sunting Reaksi berantai polimerase transkripsi balik digunakan sebagai penanda molekuler lanjutan pada sampel virus yang berasal dari unggas Pengujian ini diterapkan jika virus memiliki kemampuan melakukan aglutinasi SDM Virus ini umumnya dalam famili Orthomyxoviridae yang menyebabkan influenza atau dalam famili Paramyxoviridae yang menyebabkan penyakit newcastle Virus virus tersebut diketahui ada jika hasil uji hemaglutinasi positif 12 Isolasi RNA virus diterapkan untuk identifikasi subtipe virus flu burung Primer yang digunakan spesifik terhadap Hahnium dan Natrium serta metode elektroforesis 13 Pada virus flu burung hasil reaksi berantai polimerase transkripsi balik dapat sangat bervariasi sesuai dengan jenis primer dan reagen kit yang digunakan 14 Prosesnya juga memerlukan periode waktu tertentu Proses transkripsi balik dilakukan selama 60 menit dengan suhu 45oC Tahap predenaturasi dilakukan selama 5 menit pada suhu 95oC Siklus reaksi berlanjut ke tahap denaturasi selama 30 detik pada suhu 95oC Lalu aniling selama 30 detik dengan suhu 55oC 30 detik dilanjutkan dengan tahap ekstensi selama 40 detik dengan suhu 72oC dan post ekstensi selama 10 menit dengan suhu 72oC 15 Setiap isolat diamplifikasi dengan primer H5 dan N1 untuk identifikasi subtipe virus Primer spesifik hanya dilakukan pada isolat yang positif berdasarkan uji hemaglutinasi tetapi hasil H5 dan N1 negatif Primer ini umum digunakan pada virus penyakit newcastle Suhu selama proses aniling mencapai 48oC Keberadaan pita DNA spesifik hasil reaksi diidentifikasi melalui elektroforesis pada gel agarose dengan kadar 2 16 Pasangan primer H5 1 dan H5 3 serta CU N1F dan CU N1R digunakan sebagai alat identifikasi subtipe H5 dan N1 secara berturut turut Sedangkan pasangan primer NDVF dan NDVR digunakan untuk identifikasi lebih lanjut terhadap virus penyakit newcastle Ketiga pasang primer tersebut menghasilkan produk yang relatif kecil dengan 219 pasangan basa untuk H5 131 pasangan basa untuk N1 dan 202pasangan basa untuk NDV Hal ini membuat deteksi lebih sensitif dan spesifik Setiap isolat diamplifikasi dengan primer H5 dan N1 untuk identifikasi subtipe virus Primer spesifik untuk NDV menggunakan isolat negatif H5 dan N1 sedangkan isolat yang positif berdasarkan uji hemaglutinasi menggunakan primer non spesifik Primer lain juga dapat digunakan sesuai dengan pustaka genom virus yang tersedia di GenBank 17 Amplifikasi gen H5 N1 dan ND serta besaran produk PCR yang diharapkan memerlukan sekuen basa berikut 14 Sekuen basa primer untuk mengamplifikasi gen H5 N1 dan ND serta besaran produk PCR yang diharapkan Primer Sekuen basa Fragmen gen Produk pasangan basa 1 H5 1 5 GCC ATT CCA CAA CATACA CCC 3H5 3 5 CTC CCC TGC TCA TTGCTA TG 3 H5 basa 915 1133 2192 CU N1F 5 GTTTGAGTCTGTTGCTTGGTC 3CU N1R 5 TGATAGTGTCTGTTATTATGCC 3 N1 basa479 609 1313 NDVF 5 GGTGAGTCTATCCGGARGATACAAG 3NDVR 5 TCATTGGTTGCRGCAATGCTCT 3 NDV basa 4829 5030 202Virus imunodefisiensi manusia HIV sunting Proses hibridisasi pada reaksi berantai polimerase transkripsi balik menggunakan pelacak DNA spesifik Metode ini digunakan jika RNA HIV dapat dideteks dalam darah secara langsung baik secara kualitatif maupun kuantitatif 18 RNA virus menjadi DNA komplemen diubah melalui ekstraksi dari plasma sampel dan dibiarkan bereaksi dengan enzim transkriptase balik Reaksi yang timbul kemudian menguatkan potongan DNA spesifik yang berfungsi sebagai penyandi gen gen virus tertentu Manfaat lainnya adalah adanya refleksi ekspresi gen sehingga dapat mengamati ekspresi gen dari produksi RNA gen tertentu dan menghidupkan gen tertentu tersebut 19 Koronavirus 2019 sunting Organisasi Kesehatan Dunia menjadikan reaksi berantai polimerase transkripsi balik sebagai tes pilihan dalam pengujian sampel pernapasan Sensitivitas yang bervariasi bergantung pada asal spesimen tersebut diambil Penyebaran virus tingkat positif dapat bervariasi antara kedua kasus dan selama perjalanan penyakit Maka suatu tes negatif tunggal tidak mengeksklusi kemungkinan infeksi 20 Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia juga memberikan rekomendasi diagnosis infeksi SARS CoV 2 menggunakan reaksi berantai polimerase transkripsi balik Jumlah DNA komplemen SARS CoV 2 dalam spesimen pasien dapat dihitung karena deteksi menggunakan primer yang khusus menargetkan genom SARS CoV 2 21 Reaksi berantai polimerase transkripsi balik diterapkan pada pengujian sampel koronavirus 22 Metode untuk pengujian asam nukleat ini secara umum terbagi menjadi 2 tahapan yaitu proses transkripsi balik dari RNA menjadi DNA komplemen Selanjutnya dilakukan tahap amplifikasi DNA komplemen Secara umum area dari genom SARS CoV 2 yang menjadi target amplifikasi adalah gen protein E gen protein N dan gen RdRP yang terdapat pada area rangka baca terbuka ORF1ab 22 Konfirmasi hasilnya dapat diperoleh melalui sekuensing 23 Spesifisitas tes dapat ditingkatkan pada target berjumlah lebih dari satu Identifikasi virus dapat dilakukan dalam spesimen dengan jumlah virus yang sedikit Selama tahap awal atau akhir koronavirus kurangnya jumlah virus dapat terjadi pada orang tanpa gejala Hal ini juga dapat terjadi karena proses pengumpulan spesimen yang tidak tepat Kemampuan reaksi dalam mendeteksi koronavirus juga dipengaruhi oleh jenis sampel yang digunakan 24 Reaksi berantai polimerase transkripsi balik mampu memeriksa banyak sampel sekaligus sehingga menyingkat waktu pengujian Namun pemeriksaannya memerlukan teknisi profesional dengan kemampuan analisis data yang tepat Selain itu pengerjaan yang lebih rumit membutuhkan peralatan khusus Kesalahan diagnostik dapat terjadi akibat kesalahan pengerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur Terjadinya kesalahan dapat dimulai sebelum proses analisa seperti identifikasi sampel dan pengambilan sampel yang tidak benar kualitas spesimen yang buruk atau hanya mengandung sampel dengan jumlah yang sangat sedikit kondisi pengiriman dan penyimpanan sampel yang tidak akurat kontaminasi sampel atau kesalahan pipeting selama persiapan sampel manual atau aliquot Kesalahan juga dapat terjadi selama tahap analisa yang memungkinkan adanya hasil negatif palsu Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kontaminasi silang pengujian di luar jendela diagnostik atau pada fase infeksi ketidaksesuaian primer dan probe penggabungan nukleotida yang salah serta penempelan pada target non spesifik sebagai risiko rekombinasi aktif dan mutasi 24 Karakteristik deteksi RNA koronavirus dengan reaksi berantai polimerase transkripsi balik adalah sebagai berikut 25 Deteksi RNAJenis deteksi Antigen berupa RNA virusJenis sampel Usap orofaring usap nasofaring sputum cairan BALBatas kemapuan deteksi terendah 0 5 salinan mLDurasi pengujian sampel 2 3 jamDaya guna alat pengujian Deteksi sampel dalam jumlah besarStandar minimal keahlian petugas Memerlukan keahlian khusus dengan tingkat keterampilan tinggiKebutuhan peralatan dan ruangan Memerlukan alat dan ruangan laboratorium khusus Standar minimalnya yaitu BSL 2Biaya peralatan dan pemeriksaan MahalRisiko paparan virus ke petugas Risiko tinggiUji SARS CoV 2 dilakukan dengan beberapa metode reaksi yang dikembangkan oleh beberapa negara maju Metode pertama dibuat oleh Center for Disease Control and Prevention Metode ini dikembangkan di Amerika Serikat Gen dalam sekuen N protein dan RdRP ditargetkan menggunakan campuran primer N1 dan N2 serta pasangan primer RP Primer 2019 nCoV digunakan untuk kontrol positif Applied Biosystems 7500 Fast Dx Real Time PCR digunakan untuk amplifikasi DNA komplemen Sedangkan analisis data menggunakan perangkat lunak SDS versi 1 4 Metode kedua dikembangkan oleh Charite Germany di Jerman Tahapan analisisnya terbagi menjadi tiga Pertama tahap skrining menggunakan primer gen E Tujuannya untuk mendeteksi semua jenis SARS Tahpa kedua yaitu konfirmasi menggunakan primer gen RdRp dengan dua probes yang berbeda dan dua macam primer Sedangkan tahap terakhir disebut dengan tahap diskriminasi karena mengunakan probe yang hanya bisa mendeteksi SARS CoV 2 Metode ketiga dikembangkan di Institut Pasteur Paris Metode ini menargetkan gen RdRp dengan menggunakan primer dan probe Primer E digunakan sebagai konfirmasi yang mengikuti protokol Charite 22 Universitas Hong Kong dan BGI Group di Beijing mengembangkan metode Chinese National Institute for Viral Disease Control and Prevention Metode Altona Diagnostics digunakan di Hamburg Jerman Singapura membuat metode uji SARS CoV 2 di Agency for Science Technology and Research dan MiRXES Sedangkan di Berlin uji SARS CoV 2 dikembangkan oleh TIB Molbiol 26 Referensi sunting Susanti 2013 hlm 48 Dharmayanti N L P I Hartawan R Hewajuli D A 2016 Pengembangan Sejumlah Primer untuk Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction Guna Melacak Virus Flu Burung di Indonesia Jurnal Veteriner 17 2 184 doi 10 19087 jveteriner 2016 17 2 183 ISSN 2477 5665 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Wardiana 2020 hlm 23 Rawpassa I E Rafiah S dan S A I Wayan 2008 Deteksi Helicobacter pylori pada Plak Gigi dengan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction Dentofasial 7 1 41 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Mahfut 2019 hlm 32 Susilowati 2019 hlm 234 235 Wahyono dkk 2017 hlm 32 Wahyono dkk 2019 hlm 33 34 Wahyono dkk 2017 hlm 36 Wahyono dkk 2017 hlm 36 37 Mahfut 2019 hlm 38 Susanti 2013 hlm 40 Susanti 2013 hlm 46 47 a b Susanti 2013 hlm 53 Susanti 2013 hlm 53 54 Susanti 2013 hlm 54 Susanti 2013 hlm 52 Rosilawati M L dan Bela Budiman 2007 Teknik reverse transcription polymerase chain reaction RT PCR dan hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA untuk deteksi human immunodeficiency virus HIV dalam serum darah Universa Medicina 26 3 113 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Susilowati 2019 hlm 235 Setiawan dkk 978 623 232631 6 The Journey to Normal Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Masa Pandemi Covid 19 PDF Malang UIN MALIKI Press hlm 11 ISBN 978 623 232631 6 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Periksa nilai tanggal di date bantuan Agustina dan Fajrunni mah 2020 hlm 48 a b c Wardiana 2020 hlm 24 Wardiana 2020 hlm 25 a b Agustina dan Fajrunni mah 2020 hlm 52 Agustina dan Fajrunni mah 2020 hlm 51 Wardiana 2020 hlm 24 25 Daftar pustaka suntingAgustina A S dan Fajrunni mah R 2020 Perbandingan Metode RT PCR dan Tes Rapid Antibodi untuk Deteksi COVID 19 Jurnal Kesehatan Manarang 6 47 54 ISSN 2528 5602 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Mahfut 2019 Mengenal Anggrek Phalaenopsis dan Penyakit Virus Tanaman PDF Bandar Lampung Aura ISBN 978 623 211 139 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Susanti R 2013 Virus Avian Influenza dan Dinamika Molekulernya PDF Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ISBN 978 602 18553 5 5 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Susilowati Rani Priastini 2019 Kajian Sel dan Molekuler Hubungannya Dengan Penyakit Pada Manusia PDF Banyumas Penerbit CV Pena Persada ISBN 978 979 3025 78 0 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wahyono dkk 2017 Diagnosa Molekuler Epstein Barr virus Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring Banyumas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas Jenderal Soedirman ISBN 978 602 1643 47 1 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wardiana Andri 2020 Diagnosis SARS CoV 2 Peran Sistem Deteksi dan Ragam Metode Uji Dalam Menanggulangi Pandemi COVID 19 BioTrends 11 1 21 29 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori Tag ini diberikan pada Januari 2023 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Reaksi berantai polimerase transkripsi balik amp oldid 23088572