www.wikidata.id-id.nina.az
Torium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Th dan nomor atom 90 Logam torium berwarna keperakan dan bernoda hitam saat terkena udara membentuk torium dioksida logam ini cukup keras mudah dibentuk dan memiliki titik lebur yang tinggi Torium adalah aktinida elektropositif yang sifat kimianya didominasi oleh keadaan oksidasi 4 unsur ini cukup reaktif dan bisa menyala di udara saat terbagi halus Torium 90ThSampel torium di dalam ampul yang berisi gas argonGaris spektrum toriumSifat umumNama lambangtorium ThPengucapan torium 1 Penampilankeperakan seringkali dengan noda hitamTorium dalam tabel periodikHidrogen HeliumLithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor NeonNatrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor ArgonPotasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin KriptonRubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine XenonCaesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury element Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine RadonFrancium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson Ce Th Uqq aktinium torium protaktiniumNomor atom Z 90Golongangolongan n aPeriodeperiode 7Blokblok fKategori unsur aktinidaBerat atom standar Ar 232 0377 0 0004232 04 0 01 diringkas 2 Konfigurasi elektron Rn 6d2 7s2Elektron per kelopak2 8 18 32 18 10 2Sifat fisikFase pada STS 0 C dan 101 325 kPa padatTitik lebur2115 K 1842 C 3348 F Titik didih5061 K 4788 C 8650 F Kepadatan mendekati s k 11 7 g cm3Kalor peleburan13 81 kJ molKalor penguapan514 kJ molKapasitas kalor molar26 230 J mol K Tekanan uapP Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 kpada T K 2633 2907 3248 3683 4259 5055Sifat atomBilangan oksidasi 1 2 3 4 oksida basa lemah ElektronegativitasSkala Pauling 1 3Energi ionisasike 1 587 kJ mol ke 2 1110 kJ mol ke 3 1930 kJ molJari jari atomempiris 179 8 pmJari jari kovalen206 6 pmLain lainKelimpahan alamiprimordialStruktur kristal kubus berpusat muka fcc Kecepatan suara batang ringan2490 m s suhu 20 C Ekspansi kalor11 0 µm m K suhu 25 C Konduktivitas termal54 0 W m K Resistivitas listrik157 nW m suhu 0 C Arah magnetparamagnetik 3 Suseptibilitas magnetik molar132 0 10 6 cm3 mol 293 K 4 Modulus Young79 GPaModulus Shear31 GPaModulus curah54 GPaRasio Poisson0 27Skala Mohs3 0Skala Vickers295 685 MPaSkala Brinell390 1500 MPaNomor CAS7440 29 1SejarahPenamaandari Thor dewa guntur NorsePenemuanJons J Berzelius 1829 Isotop torium yang utamaIso top Kelim pahan Waktu paruh t1 2 Mode peluruhan Pro duk227Th renik 18 68 hri a 223Ra228Th renik 1 9116 thn a 224Ra229Th renik 7917 thn a 225Ra230Th 0 02 75400 thn a 226Ra231Th renik 25 5 jam b 231Pa232Th 99 98 1 405 1010 thn a 228Ra234Th renik 24 1 hri b 234Palihatbicarasunting referensi di WikidataSemua isotop torium yang diketahui tidak stabil Isotop yang paling stabil 232Th memiliki waktu paruh 14 05 miliar tahun atau sekitar umur alam semesta isotop ini meluruh sangat lambat melalui proses peluruhan alfa dan memulai rantai peluruhan yang dinamai deret torium yang berakhir pada 208Pb yang stabil Di Bumi torium bismut dan uranium adalah tiga unsur radioaktif yang masih ada secara alami dalam jumlah banyak sebagai unsur primordial a Diperkirakan torium tiga kali lebih berlimpah daripada uranium di kerak bumi Logam torium terutama dimurnikan dari pasir monasit sebagai produk sampingan dari ekstraksi logam tanah jarang Torium ditemukan pada tahun 1828 oleh ahli mineral amatir Norwegia Morten Thrane Esmark dan diidentifikasi oleh ahli kimia Swedia Jons Jacob Berzelius yang menamainya dari Thor dewa petir Nordik Kegunaan pertamanya dikembangkan pada akhir abad ke 19 Radioaktivitas torium diketahui secara luas semasa awal dekade abad ke 20 Pada paruh kedua abad ini torium telah digantikan penggunaannya dalam berbagai situasi karena muncul kekhawatiran mengenai sifat radioaktifnya Torium masih digunakan sebagai unsur paduan dalam elektrode pengelasan TIG namun secara perlahan digantikan dengan bahan lainnya Ia juga digunakan sebagai bahan dalam instrumen optik dan ilmiah canggih dan sebagai sumber cahaya pada perangkat lampu gas tapi penggunaannya sudah semakin jarang Torium telah diusulkan digunakan sebagai pengganti uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir dan beberapa reaktor torium telah dibangun Daftar isi 1 Sifat umum 2 Isotop 2 1 Penanggalan radiometrik 3 Sifat kimia 3 1 Reaktivitas 3 2 Senyawa anorganik 3 3 Senyawa koordinasi 3 4 Senyawa organotorium 4 Keberadaan 4 1 Pembentukan torium 4 2 Di Bumi 5 Sejarah 5 1 Laporan penemuan yang keliru 5 2 Penemuan torium 5 3 Penggolongan dan kegunaan awal 5 4 Radioaktivitas 5 5 Penggolongan lebih lanjut 5 6 Penghentian penggunaan torium secara perlahan 5 7 Tenaga nuklir 5 8 Senjata nuklir 6 Produksi 6 1 Pengonsentrasian dan ekstraksi 6 1 1 Ekstraksi menggunakan asam 6 1 2 Ekstraksi menggunakan basa 6 2 Pemurnian 7 Aplikasi modern 8 Potensi kegunaan untuk energi nuklir 8 1 Keuntungan 8 2 Kekurangan 9 Bahaya 9 1 Bahaya radiologis 9 2 Bahaya biologis 9 3 Bahaya kimiawi 9 4 Lajur paparan 10 Catatan kaki 11 Referensi 12 Daftar pustakaSifat umum SuntingTorium merupakan logam aktinida radioaktif berwana keperakan terang paramagnetik dan agak lunak Di dalam tabel periodik torium berada di sebelah kanan aktinium kiri protaktinium dan di bawah serium Torium murni sangat lunak dan seperti logam pada umumnya dapat dirolkan dalam keadaan dingin ditempa dan dibentuk 5 Pada temperatur ruangan logam torium memiliki struktur kristal kubus berpusat muka Ia juga memiliki dua bentuk lain satu pada temperatur tinggi lebih dari 1360 C yaitu kubus berpusat badan dan satu lagi pada tekanan tinggi sekitar 100 GPa yaitu tetragonal berpusat badan 5 Logam torium memiliki modulus kompresi ukuran ketahanan terhadap kompresi dari bahan sebesar 54 GPa hampir sama seperti timah 58 2 GPa Sebagai perbandingan modulus kompresi aluminium sebesar 75 2 GPa tembaga 137 8 GPa dan baja ringan sebesar 160 169 GPa 6 Kekerasan torium adalah sama kerasnya dengan baja lunak sehingga ketika dipanaskan torium dapat dirolkan menjadi lembaran dan ditarik menjadi kawat 7 Kepadatan torium mendekati setengah dari kepadatan uranium dan plutonium Namun ia lebih keras dari kedua logam tersebut 7 Torium menjadi superkonduktif di bawah suhu 1 4 K 5 Titik lebur torium yang sebesar 1 750 C berada di atas titik lebur aktinium 1 227 C dan protaktinium 1568 C Pada unsur unsur permulaan periode 7 dari fransium sampai dengan torium titik lebur unsur meningkat seperti halnya unsur pada periode lain Hal ini disebabkan jumlah elektron terdelokalisasi yang setiap atom kontribusikan meningkat dari satu elektron pada fransium menjadi empat elektron pada torium Ini menyebabkan gaya tarik antara elektron elektron dengan ion logam menjadi lebih besar seiring dengan muatan positif logam yang meningkat dari satu menjadi empat Setelah torium ada kecenderungan penurunan titik lebur yang berawal dari torium sampai dengan plutonium Ini beriringan dengan meningkatnya jumlah elektron f dari sekitar 0 4 pada torium menjadi sekitar 6 pada polonium kecenderungan ini disebabkan oleh peningkatan hibridisasi orbital 5f dan 6d pada atom dan pembentukan ikatan berarah yang mengakibatkan struktur kristal logam menjadi lebih kompleks dan melemahkan ikatan antar logam 7 8 Perhitungan elektron f untuk torium tidaklah bulat karena adanya tumpang tindih orbital 5f 6d 8 Di antara unsur aktinida aktinida hingga kalifornium yang dapat dipelajari setidaknya dalam jumlah miligram torium memiliki titik lebur dan titik didih yang tertinggi dan kepadatan yang terendah kedua hanya unsur aktinium yang lebih lebih ringan daripada torium b Titik didih torium adalah 4788 C merupakan titik didih yang tertinggi kelima di antara semua unsur yang telah diketahui titik didihnya c Sifat sifat torium sangat bervariasi tergantung pada tingkat ketidakmurnian dalam sampel logam Pengotor utama biasanya torium dioksida ThO2 bahkan spesimen torium yang paling murni biasanya masih mengandung dioksida tersebut dalam takaran sekitar sepersepuluh persen 0 1 5 Pengukuran pengukuran eksperimental yang dilakukan untuk menentukan berat jenis torium memberikan nilai sebesar antara 11 5 sampai dengan 11 66 g cm3 nilai tersebut sedikit lebih rendah dari nilai teoretis yang diharapkan yaitu 11 7 g cm3 dihitung dari parameter kisi torium Perbedaan ini mungkin disebabkan rongga rongga mikroskopis yang terbentuk dalam logam ketika dicetak 5 Nilai nilai ini berada di antara nilai berat jenis unsur aktinium 10 1 g cm3 dan protaktinium 15 4 g cm3 yang bersebelahan dengan torium 5 Torium dapat dibentuk menjadi aloi dengan logam lainnya Penambahan sebagian kecil torium pada magnesium akan meningkatkan kekuatan mekanik logam tersebut Selain itu pemaduan torium aluminium telah dipertimbangkan sebagai cara untuk menyimpan torium dalam reaktor nuklir torium usulan di masa depan Torium membentuk campuran eutektik dengan kromium dan uranium Selain itu torium tercampur sepenuhnya dalam wujud padat maupun cair dengan unsur saudaranya yang lebih ringan serium 5 Isotop Sunting nbsp Rantai peluruhan 4n 232Th umumnya dikenal sebagai deret torium Kecuali dua unsur teknesium unsur 43 dan prometium unsur 61 semua unsur hingga bismut unsur 83 memiliki satu isotop yang praktis stabil Sedangkan polonium unsur 84 dan semua unsur seterusnya bersifat radioaktif 232Th merupakan salah satu dari tiga nuklida selain bismut dua lainnya adalah 235U dan 238U yang memiliki waktu paruh dalam ukuran milyaran tahun waktu paruhnya 14 05 miliar tahun sekitar tiga kali umur bumi dan sedikit lebih tua dari umur alam semesta Sekitar delapan puluh persen torium yang ada pada saat pembentukan bumi masih bertahan hingga sekarang 11 12 13 232Th merupakan satu satunya isotop torium yang ada dalam jumlah memadai di alam 11 Stabilitasnya disebabkan oleh kulit inti tertutupnya yang ber 142 neutron 14 15 Torium memiliki karakteristik komposisi isotop bumi dengan berat atom sebesar 232 0377 4 Torium merupakan salah satu dari empat unsur radioaktif bersama dengan bismut protaktinium dan uranium yang kelimpahannya cukup besar di bumi untuk ditentukan berat atom standarnya 16 Inti torium rentan terhadap peluruhan alfa karena gaya nuklir kuatnya tidak dapat mengatasi tolakan elektromagnetik antar proton protonnya 17 Peluruhan alfa 232Th memulai rantai peluruhan 4n yang melibatkan isotop bernomor massa kelipatan 4 disebut juga deret torium sesuai dengan nama unsur induknya Rangkaian peluruhan alfa dan beta berturut turut ini dimulai dari peluruhan 232Th menjadi 228Ra dan berakhir pada 208Pb 11 Semua sampel logam torium maupun senyawa senyawanya akan mengandung sekelumit anak anak peluruhan ini yaitu isotop isotop talium timbal bismut polonium radon radium dan aktinium Sampel torium alami dapat dimurnikan secara kimiawi untuk mengekstraksi berbagai nuklida anak yang berguna seperti 212Pb yang digunakan dalam kedokteran nuklir untuk terapi kanker 18 19 227Th pemancar partikel alfa berwaktu paruh 18 68 hari juga dapat digunakan dalam terapi kanker seperti terapi partikel alfa bertarget 20 21 22 232Th kadang kadang juga mengalami fisi spontan daripada peluruhan alfa Bukti bukti peristiwa ini tertinggal dalam mineral mineral torium sebagai gas xenon yang terjebak dan terbentuk dari hasil fisi tersebut Namun waktu paruh parsial dari proses ini sangat besar di atas 1021 tahun dan sebaliknya peluruhan alfa lah yang mendominasi 23 24 Terdapat tiga puluh radioisotop torium yang telah dikarakterisasi dari yang bernomor massa 209 25 hingga 238 23 Setelah 232Th yang paling stabil berdasarkan waktu paruhnya adalah 230Th dengan waktu paruh 75 380 tahun 229Th dengan waktu paruh 7 340 tahun 228Th dengan waktu paruh 1 92 tahun 234Th dengan waktu paruh 24 10 hari dan 227Th dengan waktu paruh 18 68 hari Semua isotop isotop ini terdapat di alam sebagai radioisotop kelumit karena keberadaan mereka dalam rantai peluruhan 232Th 235U 238U dan 237Np yang terakhir ini telah lama punah di alam karena waktu paruhnya yang pendek 2 14 juta tahun tetapi terus diproduksi dalam jumlah sekelumit akibat proses tangkapan neutron dalam bijih uranium Isotop isotop torium yang lain memiliki waktu paruh kurang dari 30 hari dan sebagian besarnya kurang dari 10 menit 11 Di laut dalam isotop 230Th menduduki hingga 0 04 dari torium alami 16 Ini disebabkan oleh induk 238U yang larut dalam air tetapi 230Th tak larut dan mengendap ke dalam sedimen Bijih uranium dengan konsentrasi torium yang rendah dapat dimurnikan untuk menghasilkan sampel torium berukuran gram yang lebih dari seperempatnya berisotop 230Th karena 230Th merupakan salah satu anak peluruhan dari 238U 23 Persatuan Kimia Murni dan Terapan Internasional IUPAC menggolongkan kembali torium sebagai unsur binuklida pada tahun 2013 sebelumnya torium dianggap sebagai unsur mononuklida 16 Torium memiliki 3 isomer nuklir atau keadaan metastabil yaitu 216m1Th 216m2Th dan 229mTh 229mTh memiliki energi eksitasi terendah dari semua isomer tersebut 26 yang terukur bernilai 7 6 0 5 eV Energi ini sebegitu rendahnya sehingga ketika menjalani transisi isomer radiasi gama yang dipancarkan berada dalam kisaran ultraviolet 27 28 d Isotop isotop torium yang berbeda memiliki sifat kimia yang sama tetapi sifat fisikanya yang sedikit berbeda sebagai contoh kepadatan dari 228Th 229Th 230Th dan 232Th murni berturut turut adalah 11 5 11 6 11 6 dan 11 7 g cm3 30 Isotop 229Th diprediksi dapat menjalani fisi dengan masa kritis polosnya 2839 kg walaupun dengan reflektor baja nilai ini turun menjadi 994 kg 30 e 232Th tidak dapat berfisi tetapi merupakan nuklida fertil karena dapat diubah menjadi bahan fisil 233U melalui tangkapan neutron yang diikuti peluruhan beta 30 31 Penanggalan radiometrik Sunting Terdapat dua metode penanggalan radiometrik yang melibatkan isotop torium yaitu penanggalan uranium torium yang didasarkan pada peluruhan 234U menjadi 230Th dan penanggalan ionium torium yang mengukur rasio 232Th terhadap 230Th f Kedua metode ini didasarkan pada fakta bahwa 232Th adalah radioisotop purba dan 230Th hanya muncul sebagai produk antara dalam rantai peluruhan 238U 32 Penanggalan uranium torium merupakan proses yang relatif berjangka pendek karena waktu paruh 234U dan 230Th yang relatif pendek terhadap usia Bumi Proses ini juga dibarengi dengan proses yang melibatkan peluruhan alfa 235U menjadi 231Th yang kemudian dengan cepat menjadi 231Pa yang berwaktu paruh panjang Proses berbarengan ini sering digunakan untuk mengecek hasil penanggalan uranium torium Penanggalan uranium torium umumnya digunakan untuk menentukan usia material kalsium karbonat seperti speleotem dan batu karang karena uranium lebih larut daripada torium dan protaktinium sehingga kedua unsur ini secara selektif mengendap ke dalam sedimen laut Dari sedimen inilah rasio kedua unsur tersebut diukur Penanggalan ini memiliki kisaran waktu beberapa ratus tahunan 32 33 Penanggalan ionium torium merupakan proses yang mirip yaitu dengan mengukur rasio 232Th terhadap 230Th di sedimen laut 34 35 Kedua metode penanggalan ini memiliki asumsi dasar bahwa proporsi 230Th terhadap 232Th adalah konstan selama periode sewaktu lapisan sedimen tersebut terbentuk bahwa sedimen tersebut belumlah mengandung torium sebelum uranium meluruh dan bahwa torium tidak dapat bermigrasi dalam lapisan sedimen tersebut 34 35 Sifat kimia SuntingArtikel utama Senyawa toriumSebuah atom torium memiliki 90 elektron 4 dari elektron tersebut merupakan elektron valensi Terdapat tiga orbital atom yang secara teoretis tersedia bagi elektron valensi untuk diduduki yakni orbital 5f 6d dan 7s 36 Walaupun torium terletak pada blok f tabel periodik ia memiliki konfigurasi elektron dalam keadaan dasar yang tak lazim yakni Rn 6d27s2 Pada unsur aktinida awal energi subkelopak 5f dan 6d unsur sangatlah dekat pada torium subkelopak 6d nya berenergi lebih rendah daripada subkelopak 5f nya Hal ini karena subkelopak 5f nya terdestabilisasi dan tidak terperisai dengan baik oleh subkelopak 6s dan 6p yang terisi Hal ini disebabkan oleh efek efek relativitas yang semakin kuat pada unsur bagian bawah dalam tabel periodik terutama efek interaksi spin orbit Kedekatan energi 5f 6d dan 7s pada torium menyebabkannya hampir selalu melepaskan keempat elektron valensinya dan sehingganya berwujud dalam keadaan oksidasi 4 Hal ini berbeda dengan serium saudara lantanida torium yang walaupun dapat berwujud dalam keadaan oksidasi 4 keadaan oksidasi 3 nya lah yang memainkan peran penting dan lebih stabil Sifat sifat kimiawi torium lebih mirip dengan logam logam transisi seperti zirkonium dan hafnium daripada dengan serium dalam hal energi ionisasi dan potensial redoksnya Perilaku bak logam transisi ini merupakan kecenderungan yang normal pada separuh awal deret unsur aktinida 37 38 nbsp Torium dioksida memiliki struktur kristal fluorit Th4 O2 Walaupun konfigurasi elektron atom torium dalam wujud gas tidak lazim torium dalam wujud logam menunjukkan keterlibatan orbital 5f yang signifikan Sebuah keadaan metalik torium teoretis yang berkonfigurasi Rn 6d27s2 dengan orbital 5f nya di atas aras Fermi haruslah tersusun rapat heksagonal seperti pada unsur golongan 4 titanium zirkonium dan hafnium Namun struktur torium yang terpantau sebenarnya adalah struktur kubus berpusat muka Struktur kristal yang terpantau ini dapat dijelaskan apabila keadaan orbital 5f torium dilibatkan 8 Senyawa tetravalen torium biasanya tidak berwarna ataupun berwarna kuning Ini karena ion Th4 tidak memiliki elektron 5f atau 6d 7 Sifat sifat kimiawi torium oleh sebab itu didominasi oleh keelektropositifannya yang berbentuk ion diamagnetik berkonfigurasi gas mulia 39 g Torium dan uranium merupakan unsur radioaktif yang paling banyak dipelajari karena radioaktivitasnya cukup rendah sehingga tidak diperlukan penanganan yang khusus dalam laboratorium 40 Reaktivitas Sunting Torium merupakan logam yang bereaktivitas tinggi dan elektropositif Potensial reduksi standar torium adalah 1 90 V untuk pasangan Th4 Th Torium sedikit lebih elektropositif daripada zirkonium ataupun aluminium 41 Logam torium yang terbagi halus bersifat piroforik dan dapat menyala spontan di udara bebas 5 Ketika dipanaskan di udara bebas remah torium menyala dan terbakar memancarkan cahaya putih yang terang membentuk senyawa torium dioksida Dalam bentuk bongkahan torium murni bereaksi dengan lambat di udara bebas walaupun korosi dapat terjadi setelah beberapa bulan Kebanyakan sampel torium terkontaminasi sesedikit oleh torium dioksida Kontaminasi ini mempercepat proses korosi 5 Sampel torium seperti ini akan mengusam dengan perlahan permukaannya menjadi abu abu dan akhirnya menghitam 5 Pada suhu dan tekanan standar torium dengan lambat diserang oleh air tetapi akan dengan segera larut dalam kebanyakan asam terkecuali dalam larutan asam klorida yang meninggalkan residu tak larut ThO OH Cl H 5 42 Torium larut dalam asam nitrat pekat yang mengandung sejumlah kecil ion katalitik fluorida atau fluorosilikat 5 43 apabila tidak terdapat kedua ion ini proses pasivasi oleh nitrat akan terjadi sebagaimana yang terjadi pada uranium dan plutonium 5 44 45 Senyawa anorganik Sunting nbsp Struktur kristal torium tetrafluoridaTh4 F Kebanyakan senyawa biner torium dengan unsur nonlogam dapat dibuat melalui pemanasan kedua unsur tersebut 46 Di udara bebas torium terbakar menjadi ThO2 yang berstruktur fluorit 47 Torium dioksida ini merupakan bahan refraktori yang bertitik lebur tertinggi 3390 C di antara semua senyawa oksida yang diketahui 48 Torium dioksida sedikit bersifat higroskopik dan bereaksi dengan air dan berbagai gas 49 ia larut dalam asam nitrat pekat apabila terdapat ion fluorida dalam larutan tersebut 50 Ketika dipanaskan di udara bebas torium dioksida memancarkan cahaya biru yang terang Cahaya ini berubah menjadi putih ketika torium dioksida dicampur dengan serium dioksida CeO2 Kedua campuran senyawa ini dahulunya umumnya digunakan dalam kaus lampu untuk menghasilkan cahaya putih yang terang 49 Kobaran api tidaklah diperlukan untuk mendapatkan cahaya terang ini Pada tahun 1910 ditemukan bahwa kaus lampu Welsbach terbuat dari ThO2 dengan 1 CeO2 yang panas tetap berpancar penuh ketika terpapar dengan campuran gas bakar dan udara 51 Cahaya yang dipancarkan torium dioksida memiliki panjang gelombang yang lebih tinggi daripada yang diharapkan dari emisi benda hitam sebuah pijaran yang bertemperatur sama efek ini disebut sebagai kandoluminesens Ini terjadi karena ThO2 Ce berperan sebagai katalis bagi rekombinasi radikal bebas yang muncul pada kobaran api bertemperatur tinggi Deeksitasi radikal bebas ini menghasilkan energi yang besar Penambahan 1 serium dioksida pada kaus lampu meningkatkan efek tersebut dengan meningkatkan emisivitas bahan pada daerah spektrum cahaya tampak serium tidak seperti torium dapat berwujud dalam berbagai keadaan oksidasi yang bermacam macam Oleh karenanya muatan beserta emisivitas cahaya tampak serium bergantung pada daerah di mana ia ditemukan dalam kobaran api 51 Beberapa senyawa torium kalkogenida dan oksikalkogenida yang diketahui meliputi persenyawaan dengan sulfur selenium and telurium 52 Torium dapat bersenyawa dengan seluruh unsur golongan halogen sebagai torium tetrahalida 53 Semua senyawa torium tetrahalida berkoordinasi 8 dan merupakan senyawa higroskopik yang larut dengan mudah dalam pelarut polar seperti air 54 Senyawa torium tetrafluorida memiliki struktur kristal monoklinik seperti yang ditemukan pada zirkonium tetrafluorida dan hafnium tetrafluorida Senyawa ini memilki geometri antiprisma persegi yang terdistorsi 53 Sebaliknya senyawa torium tetrahalida lainnya klorida bromida dan iodida memiliki geometri dodekahedral 54 Selain itu torium ditemukan juga dapat bersenyawa dalam valensi rendah dengan bromida ThBr2 dan ThBr3 dan iodida ThI2 dan ThI3 53 Senyawa ThI3 yang berwarna hitam dan ThI2 yang berwarna emas dapat dibuat dari reduksi torium tetraiodida dengan logam torium Senyawa torium iodida bervalensi rendah ini tidak mengandung Th3 ataupun Th2 melainkan mengandung Th4 yang beranion elektron Th4 I 3 e pada ThI3 Ini disebut sebagai senyawa elektrida 53 Berbagai ion torium polihalida juga telah diketahui 53 Sebagai contohnya ketika kalium fluorida dan asam fluorida direaksikan dengan Th4 kompleks anion ThF2 6 akan terbentuk dan mengendap menjadi garam K2ThF6 yang tak larut 43 Torium borida karbida silisida dan nitrida adalah bahan bahan refraktori Oleh sebab itu senyawa senyawa ini mendapat perhatian khusus sebagai bahan bakar nuklir 46 Keempat unsur pniktogen seperti fosforus arsenik antimon dan bismut juga bersenyawa dengan torium menjadi senyawa biner Torium germanida juga telah diketahui keberadaannya 55 Torium bereaksi dengan hidrogen membentuk torium hidrida ThH2 dan Th4H15 Senyawa terakhir ini bersifat superkonduktif pada temperatur di bawah 7 5 8 K pada temperatur dan tekanan standar ia menghantarkan listrik seperti logam pada umumnya 56 Senyawa torium hidrida secara termal tidak stabil dan terurai cepat seketika terpapar dengan udara bebas dan kelembaban 57 Senyawa koordinasi Sunting nbsp Struktur molekul apit torosenaDalam larutan air yang asam ion torium berwujud sebagai ion akua tetrapositif Th H2O 9 4 yang bergeometri prisma trigonal bertudung tiga 58 59 Pada pH lt 3 larutan garam torium didominasi oleh kation tersebut 58 Ion Th4 merupakan ion unsur aktinida tetrapositif yang terbesar Bergantung pada bilangan koordinasinya ion ini berjari jari antara 0 95 sampai dengan 1 14 A 58 Ion ini bersifat cukup asam karena muatannya yang tinggi Keasamannya sedikit lebih kuat daripada asam sulfit sehingga ia cenderung mengalami hidrolisis dan polimerisasi menjadi Th2 OH 2 6 dalam larutan ber pH 3 atau kurang Dalam larutan yang lebih basa proses polimerisasi berlanjut sampai dengan terbentuknya Th OH 4 yang bergelatin dan kemudian mengendap 60 Sebagai asam Lewis keras Th4 lebih memfavoritkan ligan keras yang beratom oksigen sebagai donor Senyawa kompleks dengan ligan beratom sulfur sebagai donor kurang stabil dan sehingganya lebih rentan terhidrolisis 37 Bilangan koordinasi yang tinggi sangatlah lazim bagi senyawa koordinasi torium karena ukuran torium yang besar Torium nitrat pentahidrat merupakan contoh senyawa berbilangan koordinasi 11 yang pertama kali diketahui Torium oksalat tetrahidrat berbilangan koordinasi 10 sedangkan torium borohidrida pertama kali dibuat pada Proyek Manhattan berbilangan koordinasi 14 60 Garam garam torium ini dikenal baik atas kelarutannya yang tinggi dalam air dan pelarut organik polar 7 Terdapat pula banyak senyawa torium anorganik beranion poliatomik yang diketahui Contohnya torium perklorat sulfat sulfit nitrat karbonat fosfat vanadat molibdat dan kromat beserta dengan bentuk bentuk hidrat mereka 61 Senyawa senyawa ini sangatlah penting dalam proses pemurnian torium dan pembuangan limbah nuklir Sebagian besar dari senyawa ini belumlah dikarakterisasi dengan penuh terutama mengenai sifat sifat strukturnya 61 Senyawa kompleks torium dengan ligan organik seperti oksalat sitrat dan EDTA cenderung lebih stabil Dalam perairan yang mengandung torium alami senyawa torium organik biasanya ditemukan dalam konsentrasi yang beberapa pangkat orde lebih besar daripada senyawa torium anorganik Hal ini berlaku bahkan apabila konsentrasi ligan anorganik lebih besar daripada konsentrasi ligan organik 58 Senyawa organotorium Sunting nbsp Struktur molekul bangku piano h8 C8H8 ThCl2 THF 2Kebanyakan hasil riset mengenai senyawa organotorium berfokus pada kompleks siklopentadienil dan siklooktatetraenil torium Sama seperti dengan banyak unsur aktinida awal dan menengah sampai dengan amerisium torium dapat bersenyawa menjadi kompleks siklooktatetraenida Th C8H8 2 torosena yang berwarna kuning Kompleks ini isotipik dengan senyawa analog uranium uranosena yang lebih terkenal 62 Torosena dapat dibuat dengan mereaksikan kalium siklooktatetraenida K2C8H8 dengan torium tetraklorida dalam tetrahidrofuran THF pada temperatur es kering Ia juga dapat dibuat dengan mereaksikan torium tetrafluorida dengan MgC8H8 62 Torosena tidak stabil di udara bebas dan akan terurai dalam air atau pada suhu 190 C 62 Berbagai senyawa apit setengah torium juga telah diketahui seperti misalnya h8 C8H8 ThCl2 THF 2 yang berstruktur bangku piano Senyawa ini dibuat dari reaksi antara torosena dengan torium tetraklorida dalam tetrahidrofuran 37 Senyawa siklopentadienil torium yang paling sederhana adalah Th C5H5 3 dan Th C5H5 4 Turunan turunan dari senyawa ini juga banyak diketahui Senyawa yang pertama yang memiliki dua bentuk bentuk berwarna ungu dan bentuk berwarna hijau adalah contoh langka torium dalam keadaan oksidasi formal 3 62 63 torium dalam keadaan oksidasi 2 juga berwujud pada turunan senyawa tersebut 64 Turunan klorida Th C5H5 3Cl dibuat dari pemanasan torium tetraklorida dengan K C5H5 yang berjumlah terbatas Turunan alkil dan aril senyawa torium siklopentadienil dapat dibuat dari turunan klorida tersebut dan telah digunakan untuk mempelajari ciri ciri ikatan sigma Th C 63 Senyawa organotorium yang lainnya kuranglah terkaji dengan baik Senyawa tetrabenziltorium Th CH2C6H5 dan tetraaliltorium Th C3H5 4 telah diketahui keberadaannya tetapi strukturnya belum berhasil ditentukan Keduanya terurai dengan lambat pada suhu ruangan Torium dapat membentuk anion prismatik trigonal bertudung tunggal Th CH3 7 3 heptametiltorat Anion ini dapat bersenyawa menjadi garam Li tmeda 3 ThMe7 tmeda Me2NCH2CH2NMe2 Walaupun satu gugus metil tersebut terikat hanya dengan atom torium jarak Th C 257 1 pm dan enam gugus metil lainnya terikat menghubungkan litium dengan karbon jarak Th C 265 5 276 5 pm ketujuh gugus metil tersebut berperilaku sama dalam larutan Tetrametiltorium Th CH3 4 tidaklah diketahui keberadaannya tetapi aduk senyawa ini distabilkan oleh ligan fosfina 37 Keberadaan SuntingArtikel utama Keberadaan torium Pembentukan torium Sunting 232Th adalah nuklida purba yang telah berwujud dalam keadaan seperti sekarang sejak 10 milyar tahun yang lalu Torium tercipta di dalam inti bintang sekarat melalui proses r dan terhambur ke seluruh galaksi oleh supernova dan tabrakan bintang neutron 65 66 Huruf r pada proses r berasal dari frasa rapid neutron capture tangkapan neutron yang cepat Tangkapan ini terjadi di dalam supernova runtuh inti di mana inti benih yang berat seperti 56Fe dengan cepat menangkap neutron melawan garis tetesan neutron neutron tertangkap dengan lebih cepat daripada kecepatan nuklida menjalani peluruhan beta menjadi nuklida stabil Penangkapan neutron adalah satu satunya cara bintang mensintesis unsur unsur yang lebih berat daripada besi Ini karena terdapat peningkatan sawar Coulomb yang membuat interaksi antar partikel bermuatan lebih sulit terjadi pada atom bernomor atom tinggi Sebenarnya pula reaksi fusi atom yang lebih berat dari 56Fe bersifat endotermik 67 Karena stabilitas nuklida hilang dengan tiba tiba ketika mencapai 209Bi proses r merupakan satu satunya proses pada nukleosintesis bintang yang dapat menciptakan unsur torium dan uranium proses proses lainnya terlalu lambat dan inti antara yang terbentuk menjalani peluruhan alfa sebelum berhasil menangkap neutron yang cukup untuk menjadi unsur torium dan uranium 65 68 69 nbsp Perkiraan kelimpahan 83 unsur unsur primordial dalam Tata Surya Dalam skala logaritmik Torium atom bernomor 90 adalah salah satu unsur yang terlangka di Tata Surya Dalam alam semesta torium adalah salah satu dari unsur unsur primordial yang paling langka sebab torium adalah satu dari dua unsur yang lainnya uranium yang hanya dapat diciptakan dari proses r Selain itu torium juga telah secara perlahan meluruh menjadi unsur lainnya sejak pertama kali diciptakan Unsur unsur primordial lainnya yang lebih langka daripada torium adalah tulium lutesium tantalum renium dan uranium 65 67 Pada waktu yang lampau kelimpahan torium dan uranium diperkaya oleh peluruhan isotop plutonium dan kurium Torium diperkaya relatif terhadap uranium melalui peluruhan 236U menjadi 232Th dan deplesi alami 235U Sekarang hal ini tidaklah berkontribusi lagi kepada kelimpahan torium 70 Dalam kerak Bumi torium lebih berlimpah dengan kelimpahan sebesar 8 1 bagian per juta ppm Torium merupakan salah satu unsur berat yang paling melimpah Kelimpahannya menghampiri kelimpahan timbal 13 ppm dan lebih berlimpah daripada timah 2 1 ppm 71 Hal ini terjadi karena torium cenderung bersenyawa menjadi mineral oksida yang tidak tenggelam ke dalam inti Bumi ia digolongkan sebagai litofil Senyawa senyawa torium umumnya juga kurang larut dalam air Oleh karenanya walaupun unsur unsur logam refraktori memiliki kelimpahan relatif yang sama di Bumi maupun di Tata Surya torium lebih terjangkau di kerak Bumi daripada logam logam golongan platina berat lainnya 72 Di Bumi Sunting nbsp Kalor radiogenik yang dihasilkan dari peluruhan 232Th ungu berkontribusi besar terhadap neraca panas internal Bumi Dari keempat nuklida yang menghasilkan panas ini 232Th telah menjadi nuklida yang berkontribusi paling besar seiring dengan lebih cepatnya nuklida nuklida lain meluruh 73 74 75 76 Hampir semua torium yang ditemukan di alam biasanya berisotop 232Th Isotop ini merupakan isotop torium yang berumur paling panjang dan stabil Waktu paruhnya sebanding dengan usia alam semesta 23 Panas yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif isotop ini berkontribusi terbesar terhadap panas internal bumi kontributor panas bumi lainnya melibatkan radionuklida radionuklida primordial yang berumur pendek seperti 238U 40K dan 235U berturut turut Pada saat Bumi terbentuk 40K dan 235U berkontribusi lebih besar tetapi keduanya meluruh dengan cepat Karena itu sekarang hanya 232Th dan 238U yang mendominasi 77 Peluruhan isotop 232Th berkontribusi terhadap penurunan kandungan torium di Bumi secara perlahan lahan Kandungan torium di Bumi saat ini hanya sebesar 85 dari kandungan awal torium saat Bumi terbentuk 48 Isotop torium lainnya berumur pendek Hanya 230Th yang biasanya dapat dideteksi Torium ini berada dalam keadaan kesetimbangan sekuler dengan induk 238U 230Th menduduki sekitar 0 04 torium alami 23 h Torium hanya ditemukan sebagai komponen minor dalam kebanyakan mineral Karena itu torium sebelumnya dianggap merupakan unsur yang langka 79 Tanah biasanya mengandung sekitar 6 ppm torium 80 Di alam torium berwujud dalam keadaan oksidasi 4 79 Karena keradiokatifannya mineral mineral yang mengandung torium sering kali berbentuk metamik amorf Ini disebabkan oleh perusakan struktur kristal oleh radiasi alfa yang dihasilkan torium 81 Contoh ekstremnya adalah mineral ekanit Ca Fe Pb 2 Th U Si8O20 yang hampir tidak pernah ditemukan dalam keadaan non metamik karena kandungan toriumnya 82 Monasit terdiri atas utamanya persenyawaan fosfat berbagai unsur tanah jarang adalah sumber torium komersial yang penting karena ditemukan dalam endapan yang besar di seluruh dunia utamanya di India Afrika Selatan Brazil Australia dan Malaysia Monasit rata ratanya mengandung sekitar 2 5 torium walaupun kadang kadang terdapat endapan monasit yang mengandung hingga 20 torium 79 83 Monasit secara kimiawi relatif tidak reaktif dan ditemukan sebagai pasir yang berwarna kuning atau cokelat Reaktivitasnya yang rendah membuatnya sulit untuk diekstraksi untuk mendapatkan torium 79 Mineral alanit komposisi utamanya berupa silikat hidroksida berbagai logam dapat mangandung 0 1 2 torium Mineral zirkon komposisi utamanya berupa zirkonium silikat ZrSiO4 dapat mengandung paling banyak 0 4 torium 79 Torium dioksida ditemukan dalam mineral langka torianit Karena senyawanya yang isotipik dengan uranium dioksida kedua senyawa aktinida dioksida ini dapat saling larut dalam keadaan padat membentuk larutan padat Nama mineral yang mengandung kedua senyawa ini berbeda beda bergantung pada kandungan ThO2 dalam mineral 79 i Torit komposisi utamanya berupa torium silikat ThSiO4 juga memiliki kandungan torium yang tinggi dan juga adalah mineral di mana torium pertama kali ditemukan 79 Dalam mineral torium silikat ion Th4 dan SiO4 4 sering kali digantikan dengan ion M3 M Sc Y or Ln dan fosfat PO3 4 79 Karena torium dioksida sangat tidak larut torium biasanya tidak menyebar dengan cepat ketika dilepaskan ke lingkungan sekitar Ion Th4 bersifat larut terutama di tanah yang asam Dalam kondisi tersebut konsentrasi torium dapat mencapai 40 ppm 48 Sejarah SuntingLaporan penemuan yang keliru Sunting nbsp Tors strid med jattarna 1872 oleh Marten Eskil Winge Thor dewa petir Nordik mengacungkan palu Mjolnirnya dalam suatu pertarungan melawan raksasa Jotunn 84 Pada tahun 1815 seorang kimiawan Swedia Jons Jacob Berzelius menganalisis sebuah sampel gadolinit yang berasal dari tambang tembaga di Falun Swedia tengah Ia mencermati adanya jejak jejak mineral putih yang terkandung dalam sampel tersebut dan dengan berhati hatinya berasumsi bahwa jejak tersebut merupakan oksida unsur baru yang belum diketahui Berzelius sebelumnya telah menemukan dua unsur baru yaitu serium dan selenium tetapi ia juga pernah sekali melakukan kesalahan di depan umum dengan mengumumkan penemuan unsur baru gahnium yang ternyata merupakan seng oksida 85 Berzelius pada tahun 1817 secara pribadi menamai unsur sangkaan tersebut sebagai thorium 86 dan oksida unsur tersebut sebagai thorina Nama ini berasal dari Thor seorang dewa petir Nordik 87 Pada tahun 1824 setelah endapan mineral yang sama ditemukan di Vest Agder Norwegia Berzelius menarik penemuannya karena mineral tersebut yang kemudian dinamai xenotim ternyata mayoritas komposisinya adalah itrium ortofosfat 31 85 88 89 Penemuan torium Sunting nbsp Jons Jacob Berzelius yang pertama kali mengidentifikasi torium sebagai suatu unsur baruPada tahun 1828 Morten Thrane Esmark menemukan sebuah mineral hitam di pulau Lovoya wilayah Telemark Norwegia Esmark adalah pendeta Norwegia dan juga seorang ahli mineralogi amatir yang mempelajari berbagai mineral yang ada di Telemark Di sana ia menjabat sebagai seorang vikep Seringkali dia mengirimkan berbagai spesimen yang menarik ke ayahnya Jens Esmark seorang ahli mineralogi ternama dan profesor mineralogi dan geologi di Universitas Kerajaan Frederick sekarang Universitas Oslo di Christiania sekarang Oslo 90 Jens Esmark menentukan bahwa spesimen yang dia terima dari anaknya merupakan mineral yang belum diketahui sebelumnya Ia kemudian mengirim sampel tersebut kepada Berzelius untuk diperiksa lebih lanjut Berzelius menentukan bahwa sampel tersebut mengandung unsur baru 31 Ia mempublikasikan penemuannya pada tahun 1829 setelah mengisolasi sampel torium yang tak murni dari reduksi KThF5 menggunakan logam kalium 91 92 93 Berzelius menggunakan kembali nama Thorium torium 91 94 untuk merujuk pada unsur baru tersebut dan menamakan sumber mineral unsur tersebut sebagai thorit torit 31 Berzelius melakukan beberapa karakterisasi awal logam baru tersebut beserta senyawa senyawanya Ia menentukan dengan benar bawah rasio massa torium dengan oksigen pada torium oksida adalah 7 5 nilai yang aktual adalah 7 3 Namun ia mengasumsikan bahwa unsur baru tersebut bervalensi dua dan bukannya bervalensi empat sehingga perhitungan massa atomnya menjadi 7 5 kali massa atom oksigen 120 amu massa atom torium yang sebenarnya adalah 15 kali massa atom oksigen j Ia menentukan bahwa torium adalah logam yang sangat elektropositif melebihi elektropositivitas serium dan di bawah zirkonium 95 Logam torium murni 99 diisolasi pertama kalinya pada tahun 1914 oleh dua usahawan Belanda Dirk Lely Jr dan Lodewijk Hamburger k Penggolongan dan kegunaan awal Sunting Pada tabel periodik yang diterbitkan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869 torium dan unsur unsur tanah jarang lainnya diletakkan di luar tabel utama di akhir ujung setiap periode setelah logam alkali tanah Hal ini mencerminkan keyakinan pada saat itu bahwa torium dan unsur unsur tanah jarang bervalensi dua Setelah diketahui bahwa unsur unsur tanah jarang kebanyakan bervalensi tiga dan torium bervalensi empat Mendeleev memindahkan serium dan torium ke golongan IV pada tahun 1871 Golongan IV ini juga mengandung unsur unsur golongan karbon golongan 14 dan golongan titanium golongan 4 Ini karena keadaan oksidasi semua unsur unsur golongan tersebut maksimum adalah 4 98 99 Serium kemudian dipindahkan dari tabel utama ke tabel terpisah yang mengandung deret lantanida sedangkan torium tetap berada dalam golongan IV karena sifat sifatnya yang dianggap mirip dengan unsur lain golongan tersebut seperti titanium dan zirkonium 100 l Walaupun telah ditemukan pada tahun 1828 torium pertama kali digunakan hanya sejak tahun 1885 ketika kimiawan Austria Carl Auer von Welsbach menciptakan kaus lampu yakni sumber cahaya portabel yang mampu menghasilkan cahaya dari pijaran torium oksida ketika dipanaskan oleh bahan bakar gas 31 Radioaktivitas Sunting nbsp Kaus lampu torium dioksida zaman Perang Dunia IITorium pertama kali diamati bersifat radioaktif pada tahun 1898 oleh kimiawan Jerman Gerhard Carl Schmidt Setelahnya pada tahun yang sama secara terpisah fisikawan Polandia Prancis Marie Curie juga mengamati hal yang sama Torium adalah unsur kedua yang ditemukan beradioaktivitas setelah uranium yang radioaktivitasnya ditemukan oleh fisikawan Prancis Henri Becquerel pada tahun 1896 101 102 103 Bermula dari tahun 1899 fisikawan Selandia Baru Ernest Rutherford dan insinyur listrik Amerika Robert Bowie Owens mulai mengkaji radiasi yang dihasilkan torium Pengamatan awal menunjukkan bahwa radiasi torium bervariasi secara signifikan Keduanya menentukan bahwa variasi ini disebabkan oleh anak inti torium yang berbentuk gas dan berumur pendek Anak inti tersebut kemudian ditemukan sebagai unsur yang baru dan sekarang dinamakan radon Radon adalah satu satunya unsur radioaktif langka yang ditemukan di alam sebagai anak inti dari torium daripada dari uranium 104 Setelah mempertimbangkan kontribusi radon Rutherford yang setelahnya bekerja di bawah bimbingan fisikawan Britania Frederick Soddy menunjukkan pada tahun 1900 1903 bagaimana torium meluruh dengan laju yang tetap seiring waktu menjadi sederetan unsur unsur lain Pengamatan ini berimbas pada identifikasi waktu paruh sebagai salah satu akibat dari peluruhan alfa 105 Efek biologis radiasi tersebut kemudian ditemukan pada tahun 1903 106 Penemuan fenomena radioaktivitas yang baru tersebut membangkitkan semangat para ilmuwan dan masyarakat umum Pada tahun 1920 an radiaktivitas torium dipromosikan sebagai obat untuk penyakit rematik diabetes dan impotensi seksual Penggunaan torium untuk tujuan seperti ini kemudian dilarang di Amerika Serikat pada tahun 1932 setelah investigasi pemerintah federal Amerika mengenai efek efek radioaktivitas terhadap kesehatan seseorang 107 Sebelum dilarang 10 000 orang di Amerika Serikat telah disuntik torium sewaktu menjalani diagnosis sinar X mereka kemudian ditemukan menderita masalah kesehatan seperti leukimia dan kromosom abnormal 48 Ketertarikan publik dengan radioaktivitas menurun pada akhir tahun 1930 an 107 Penggolongan lebih lanjut Sunting nbsp Glenn T Seaborg yang menempatkan torium kepada blok fSampai dengan akhir abad ke 19 para kimiawan secara bulat setuju bahwa torium dan uranium memiliki sifat sifat kimia yang beranalogi dengan hafnium dan wolfram keberadaan unsur unsur lantanida pada baris periode ke 6 tabel periodik dianggap hanya sebagai pengecualian saja Pada tahun 1892 kimiawan Britania Henry Bassett mempostulatkan keberadaan baris periode tambahan di bawah lantanida untuk mengakomodasi baik unsur unsur yang telah diketahui maupun yang belum ditemukan Henry Bassett berpendapat bahwa torium dan uranium beranalogi dengan unsur unsur lantanida Pada tahun 1913 fisikawan Denmark Niels Bohr mempublikasikan suatu model teoretis atom beserta dengan orbital orbital elektronnya Model ini dengan cepat mendapat penerimaan yang luas Berdasarkan model ini unsur unsur periode ke 7 pada tabel periodik haruslah kelopak f nya terisi penuh terlebih dahulu sebelum kelopak d terisi seperti pada unsur unsur lantanida periode ke 6 yang mendahului logam logam transisi 5d 98 Keberadaan deret unsur transisi dalam kedua unsur unsur aktinida ini tidaklah diterima luas sebelum ditentukannya struktur elektron unsur unsur lantanida 108 Bohr memberikan pendapat bahwa orbital 5f mungkin tidak terisi terlebih dahulu pada unsur unsur setelah uranium 98 Hanya setelah penemuan unsur unsur transuranium pertama yang mayoritas berkeadaan oksidasi 3 dan 4 seperti pada lantanida barulah disadari bahwa unsur unsur aktinida semuanya sebenarnya mengisi orbital f terlebih dahulu sebelum orbital d Kemiripan kimiawi unsur unsur awal aktinida dengan logam transisi sekarang dianggap sebagai pengecualian daripada sebagai kecenderungan sifat yang berlanjut 109 Pada tahun 1945 fisikawan Amerika Glenn T Seaborg dan anggota tim risetnya menemukan unsur transuranium amerisium dan kurium Seaborg mengagaskan konsep aktinida setelah menyadari bahwa torium adalah anggota ke 2 deret unsur aktinida blok f beranalogi dengan unsur unsur lantanida daripada dengan unsur hafnium pada periode ke 4 blok d 100 m Penghentian penggunaan torium secara perlahan Sunting Pada tahun 1990 an kebanyakan penggunaan torium yang tidak memanfaatkan sifat sifat radioaktivitasnya menurun drastis karena kekhawatiran akan keselamatan dan dampak lingkungan torum hal ini juga diiringi oleh penemuan bahan pengganti torium yang lebih aman 31 112 Walaupun radioaktif torium masih digunakan pada pelbagai aplikasi yang pengganti alternatif toriumnya masih belum ditemukan Dalam suatu kajian tahun 1981 oleh Laboratorium Nasional Oak Ridge Amerika Serikat diperkirakan bahwa penggunaan kaus lampu torium setiap akhir minggu adalah aman bagi seseorang 112 Namun ini tidaklah aman bagi para pekerja manufaktur kaus tersebut maupun pada lingkungan tanah tempat pabrik kaus tersebut berada 113 Beberapa produsen kaus lampu telah mengubah bahan materi kaus misalnya dengan itrium 114 Pada tahun 2007 beberapa perusahaan masih memproduksi dan menjual kaus lampu torium tanpa pemberitahuan informasi yang memadai tentang radioaktivitas produk tersebut Beberapa perusahaan bahkan mengklaim palsu bahwa produk mereka tidak bersifat radioaktif 112 115 Tenaga nuklir Sunting Artikel utama Siklus bahan bakar torium nbsp Indian Point Energy Center Buchanan New York Amerika Serikat adalah tempat reaktor torium pertama di dunia didirikanTorium telah digunakan sebagai sumber energi pada skala purwarupa Reaktor berbasis torium pertama kali didirikan di Indian Point Energy Center di Buchanan New York Amerika Serikat pada tahun 1962 116 Salah satu sumber terbesar torium di dunia berada di India Pada tahun 1950 an pemerintah India menargetkan pencapaian swasembada energi melalui program tenaga nuklir tiga tahap India yang tahap ketiganya adalah pembanguan reaktor nuklir torium 117 118 Di kebanyakan negara uranium secara relatif lebih berlimpah daripada torium sehingga kemajuan pembangunan reaktor berbasis torium di negara lain berjalan lambat 119 Riset berskala besar dimulai pada tahun 1996 oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk mengkaji penggunaan reaktor torium setahun kemudian Departemen Energi Amerika Serikat memulai riset mereka Pada abad ke 21 potensi torium dalam mengurangi proliferasi nuklir dan karakteristik limbahnya berujung pada ketertarikan kembali kepada siklus bahan bakar torium 120 121 122 Pemerintah India memproyeksikan pencapaian pemenuhan 30 konsumsi listrik menggunakan torium pada tahun 2050 Pada bulan Februari 2014 Pusat Penelitian Atom Bhabha di Mumbai India memamerkan desain reaktor nuklir generasi mendatang terbaru mereka yang menggunakan torium sebagai inti bahan bakar reaktor dinamai Advanced Heavy Water Reactor AWHR atau Reaktor air berat tingkat lanjut Kepala Komisi Energi Atom India pada tahun 2009 mengatakan bahwa India memiliki tujuan jangka panjang untuk berswasembada energi menggunakan sumber daya mineral India yang kaya akan torium 123 Senjata nuklir Sunting Sewaktu sejumlah gram plutonium pertama kali diproduksi pada Proyek Manhattan ditemukan bahwa isotop minor 240Pu menjalani fisi spontan yang signifikan Hal ini menjadikan senjata nuklir jenis bedil berbahan bakar plutonium dipertanyakan kelayakannya Untuk menghindari masalah tersebut tim riset Los Alamos mulai mendesain senjata jenis implosi Di saat yang bersamaan tim riset Chicago juga mendiskuksikan penyelesaian masalah tersebut dengan menggunakan desain reaktor baru Eugene Wigner mengusulkan penggunaan plutonium yang terkontaminasi 240Pu tersebut untuk mendorong transmutasi torium menjadi 233U dalam suatu reaktor konverter khusus Dihipotesiskan bahwa 233U tersebut akan dapat digunakan pada senjata nuklir jenis bedil walaupun terdapat pula kekhawatiran akan kontaminasi 232U Kemajuan pada desain senjata jenis implosi Los Alamos membuat pengembangan reaktor konverter ini tidak dilanjutkan Tetapi desain reaktor ini berpengaruh kuat terhadap pengembangan energi nuklir selanjutnya Dalam rancangannya terdapat deskripsi mendetail mengenai penggunaan reaktor berpendingin dan bermoderator air tingkat tinggi yang mirip dengan reaktor kapal laut dan reaktor pembangkit listrik di kemudian hari 124 Semasa Perang Dingin Amerika Serikat mempertimbangkan kemungkinan penggunaan 232Th sebagai sumber 233U untuk kegunaan bom nuklir Pemerintah Amerika meluncurkan sebuah bom uji pada tahun 1955 125 Dari hasil pengujian bom tersebut disimpulkan bahwa bom berbahan 233U cukup ampuh tetapi tidak memiliki keunggulan teknis yang berkelanjutan dibandingkan dengan bom kontemporer berbahan uranium plutonium 126 Hal ini terutama karena 233U sulit diproduksi dalam keadaan berisotop murni 125 Logam torium digunakan dalam hohlraum senjata nuklir W71 milik Amerika Serikat 127 Produksi SuntingBatas bawah perkiraan cadangan torium pada tahun 2014 dalam ribuan ton 125 Negara Jumlah cadangan nbsp India 1070 nbsp Brasil 632 nbsp Australia 595 nbsp Amerika Serikat 595 nbsp Mesir 380 nbsp Turki 374 nbsp Venezuela 300 nbsp Kanada 172 nbsp Rusia 155 nbsp Afrika Selatan 148 nbsp Tiongkok 100 nbsp Norwegia 87 nbsp Greenland 86 nbsp Finlandia 60 5 nbsp Swedia 50 nbsp Kazakhstan 50Negara lainnya 1725Total seluruh dunia 6579 5 Permintaan torium yang rendah membuat pembangunan tambang khusus ekstraksi torium tidak menguntungkan Karena itu torium hampir selalu diekstraksi bersamaan dengan logam logam tanah jarang lainnya Logam logam tanah jarang ini pun dapat merupakan produk sampingan produksi mineral lain 128 Kebanyakan torium di dunia diproduksi sebagai produk sampingan dari ekstraksi mineral monasit Sumber mineral lainnya seperti torit mengandung lebih banyak torium dan dapat diekstraksi untuk mendapatkan torium apabila permintaan meningkat 129 Distribusi sumber daya torium di dunia saat ini kurang diketahui karena permintaannya yang rendah membuat usaha eksplorasi torium jarang dilakukan 130 Pada tahun 2014 produksi konsentrat monasit dunia yang darinya torium dapat diekstraksi mencapai 2700 ton 131 Lajur produksi torium pada umumnya melibatkan pengonsentrasian mineral bertorium ekstraksi torium dari konsentrat tersebut dan pemurnian torium Jika diperlukan torium dapat diubah setelahnya menjadi senyawa senyawa turunannya seperti torium dioksida 132 Pengonsentrasian dan ekstraksi Sunting Terdapat dua kategori mineral pada proses pengonsentrasian torium yakni mineral primer dan mineral sekunder Endapan mineral primer terdapat pada magma asam granit dan pegmatit Keduanya berkonsentrat monasit secara lokal tetapi ukurannya kecil kecil Endapan mineral sekunder terdapat pada muara sungai daerah pegunungan bergranit Pada endapan ini torium diperkaya bersamaan dengan logam mineral berat lainnya 41 Konsentrasi awal torium dalam mineral bervariasi tergantung pada jenis endapan 132 Untuk endapan primer pegmatit yang biasanya didapatkan dari penambangan digiling menjadi bagian bagian yang kecil kemudian diflotasikan Karbonat logam alkali tanah dalam mineral dipisahkan melalui reaksi dengan hidrogen klorida Ini kemudian diikuti oleh proses pengentalan penyaringan dan kalsinasi Hasilnya adalah konsentrat dengan kandungan logam tanah jarang yang dapat mencapai 90 132 Untuk endapan sekunder pasir pasir yang didapatkan pertama tama dipisahkan terlebih dahulu melalui gravitasi selanjutnya dipisahkan menggunakan magnet secara bertahap tahap dari magnet berkekuatan rendah sampai dengan magnet berkekuatan tinggi Monasit yang dihasilkan dari metode ini kemurniannya dapat mencapai hingga 98 132 Ekstraksi torium pada industri abad ke 20 mengandalkan perlakuan konsentrat monasit dengan asam sulfat pekat yang panas di dalam wadah yang terbuat dari besi cor Ini kemudian diikuti oleh proses pengendapan selektif setelah pengenceran dengan air Keberhasilan metode ini bergantung pada spesifikasi dan ukuran butir konsentrat Oleh karenanya terdapat pula banyak metode metode alternatif lainnya yang telah diusulkan tetapi hanya satu yang telah terbukti efektif dan ekonomis yakni perlakuan konsentrat dengan larutan natrium hidroksida panas Metode ini sedikit lebih mahal daripada metode perlakuan asam sulfat pekat panas tetapi metode ini dapat menghasilkan logam torium berkemurnian lebih tinggi terutamanya metode ini mampu memisahkan senyawa fosfat dari konsentrat 132 Ekstraksi menggunakan asam Sunting Untuk mengekstraksi torium konsentrat monasit dicerna terlebih dahulu menggunakan asam Proses ini terdiri dari dua tahap dan melibatkan penggunaan asam sulfat berkepekatan hingga 93 pada suhu 210 230 C Pertama tama asal sulfat pekat dalam jumlah gt 60 massa konsentrat ditambahkan dan dipanaskan di dalam wadah diikuti oleh penambahan pasir monasit Oleh karena proses pelarutan konsentrat ini bersifat eksotermik pasir monasit yang ditambahkan ke dalam asam haruslah dilakukan secara perlahan Hal ini menyebabkan mengentalnya campuran reaksi menjadi seperti bubur dan kemudian memadat seiring dengan terbentuknya produk produk reaksi Pada tahap kedua asam sulfat berasap yang berlebih kemudian ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan suhu campuran dijaga tetap 210 230 C selama lebih dari 5 jam Konsentrasi asam sulfat yang digunakan memengaruhi laju reaksi dan kekentalan campuran Laju reaksi dan kekentalan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat yang digunakan Namun kekentalan campuran reaksi yang berlebihan dapat menghambat laju reaksi Peningkatan suhu reaksi juga dapat digunakan untuk meningkatkan laju reaksi tetapi suhu lebih dari 300 C harus dihindari karena akan menyebabkan terbentuknya torium pirofosfat yang tak larut Sebaliknya apabila suhunya kurang dari 200 C reaksi berjalan dengan lambat dan menjadi tidak praktis Untuk menghindari terbentuknya endapan endapan yang menutupi permukaan pasir monasit massa asam yang digunakan haruslah dua kali lipat lebih banyak daripada massa pasir 132 Setelah proses pencernaan selesai campuran reaksi didinginkan ke suhu 70 C dan diencerkan dengan air dingin sejumlah 10 kali lipat volume campuran Garam garam torium dan logam tanah jarang lain yang dihasilkan akan larut ke dalam air sementara sisa sisa pasir monasit yang tidak bereaksi mengendap ke bawah wadah Torium kemudian dapat dipisahkan sebagai garam fosfat dengan mengatur pH larutan tersebut Pada pH 1 3 garam fosfat torium akan secara selektif mengendap sementara garam garam logam tanah jarang lainnya hanya akan mengendap pada pH gt 2 132 Ekstraksi menggunakan basa Sunting Dalam metode ini ekstraksi dilakukan dengan larutan natrium hidroksida 30 45 pada suhu 140 C selama tiga jam Suhu yang terlalu tinggi harus dihindari karena akan menyebabkan pembentukan torium oksida dan uranium oksida yang tak larut dalam filtrat Selain itu konsentrasi basa yang terlalu rendah juga akan memperlambat laju reaksi Oleh karena kondisi reaksi yang cukup lembut pasir monasit yang digunakan dalam ekstraksi harus berukuran partikel di bawah 45 mm Campuran reaksi kemudian disaring dan hasil saringan padat yang didapatkan mengandung campuran hidroksida logam logam tanah jarang torium hidroksida dan natrium diuranat sedangkan larutan filtrat yang didapatkan mengandung trinatrium fosfat Trinatrium fosfat ini dapat mengkristal sebagai kristal dekahidrat ketika larutan didinginkan di bawah suhu 60 C 132 Campuran padat hidroksida yang didapatkan kemudian dilarutkan ke dalam larutan asam klorida 37 pada suhu 80 C Bagian bagian yang tak larut disaring keluar dan filtrat yang didapatkan diendapkan menggunakan larutan natrium hidroksida 47 Senyawa torium dan uranium akan mengendap pada pH 5 8 sedangkan senyawa logam logam tanah jarang lainnya mengendap pada pH yang lebih tinggi Endapatan senyawa torium dan uranium tersebut kemudian dilarutkan dalam asam nitrat untuk pemisahan lebih lanjut 132 Pemurnian Sunting Hasil endapan baik dari ekstraksi menggunakan asam maupun basa haruslah dimurnikan lebih lanjut agar dapat digunakan dalam pelbagai aplikasi nuklir Sebelumnya pemurnian torium dicapai dengan melakukan pelarutan dan rekristalisasi secara berulang ulang Pada zaman sekarang teknik tersebut telah digantikan dengan metode ekstraksi pelarut lawan arus berjenjang yang melibatkan kompleksasi Th4 Ekstraksi ini menggunakan larutan tributil fosfat TBP dalam minyak tanah 132 Proses Amex amine extraction yang menggunakan berbagai macam basa basa amina juga dapat digunakan untuk memisahkan torium dari uranium dan logam logam tanah jarang lainnya 133 Aplikasi modern SuntingKebanyakan penggunaan torium yang tidak berkaitan dengan radioaktivitasnya telah menurun sejak tahun 1950 an 134 Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan dampak lingkungan radioaktivitas torium beserta produk produk peluruhannya 31 112 Torium mayoritas digunakan dalam bentuk torium dioksida daripada dalam bentuk logam murni Senyawa torium dioksida memiliki titik lebur 3300 C 6000 F merupakan yang tertinggi di antara semua senyawa oksida yang diketahui 48 Hal ini menyebabkan senyawa ini tetap berwujud padat di dalam kobaran api Selain itu torium dioksida juga meningkatkan tingkat kecerahan api tersebut Sifat sifat inilah yang menjadi sebab digunakannya torium dioksida dalam kaus lampu 135 Semua senyawa akan memancarkan energi berpijar pada suhu yang tinggi tetapi sinar yang dipancarkan torium hampir semuanya termasuk dalam spektrum cahaya tampak sehingga tampak lebih cerah 51 Walaupun masih sering dijumpai penggunaan torium dioksida dalam kaus lampu telah digantikan oleh itrium secara perlahan sejak akhir tahun 1990 an 136 nbsp Lensa torium dioksida yang menguning kiri lensa serupa yang telah diawakuningkan secara parsial dengan radiasi ultraviolet tengah dan lensa tanpa penguningan kanan Dalam produksi filamen lampu pijar berbahan wolfram rekristalisasi wolfram dapat ditekan secara signifikan dengan penambahan sejumlah kecil torium dioksida ke dalam bubuk sinter wolfram 134 Penambahan sejumlah kecil torium dioksida ke katode panas wolfram secara signifikan menurunkan fungsi kerja elektron Sebagai akibatnya elektron terpancarkan pada suhu yang jauh lebih rendah 31 Torium membentuk lapisan berketebalan satu atom yang menyelimuti permukaan wolfram Fungsi kerja dari permukaan torium menurun kemungkinan karena terbentuknya medan listrik pada antarmuka torium dan wolfram yang disebabkan oleh elektropositivitas torium yang lebih besar 137 Sejak tahun 1920 an kawat wolfram bertorium telah digunakan dalam tabung tabung elektronik berserta katode dan antikatode pada tabung sinar X dan penyearah Oleh karena torium bereaksi dengan oksigen dan nitrogen dari atmosfer torium juga berperan sebagai penangkap zat pengotor dalam tabung vakum Penemuan transistor pada tahun 1950 an secara signifikan menyebabkan penurunan penggunaan torium untuk tujuan tersebut 134 Torium dioksida juga digunakan dalam las busur wolfram gas gas tungsten arc welding disingkat GTAW untuk meningkatkan kekuatan elektrode wolfram dan stabilitas busur pada suhu tinggi 31 Penggunaan torium dioksida untuk tujuan ini secara perlahan telah digantikan dengan senyawa oksida lainnya seperti oksida dari zirkonium serium dan lantanum 138 139 Torium dioksida digunakan juga dalam bahan keramik tahan panas misalnya pada krus laboratorium Torium dioksida dapat digunakan sebagai bahan utama keramik maupun sebagai zat tambahan ke dalam zirkonium dioksida 31 Paduan 90 platina dan 10 torium adalah katalis yang efektif dalam pengoksidasian amonia menjadi berbagai senyawa oksida nitrogen Namun ia telah digantikan dengan logam paduan 95 platina dan 5 rodium karena sifat sifat mekanik dan daya tahannya yang lebih baik 134 Ketika ditambahkan ke dalam kaca torium dioksida membantu meningkatkan indeks refraksi dan menurunkan dispersi kaca Kaca kaca seperti ini digunakan sebagai lensa berkualitas tinggi pada kamera dan instrumen ilmiah 42 Radiasi yang dihasilkan oleh lensa tersebut dapat menyebabkan lensa menjadi kuning secara perlahan walaupun dampak kesehatannya minimal 140 Lensa yang telah menguning tersebut dapat dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memaparkan lensa tersebut dengan radiasi ultraviolet Torium dioksida telah digantikan penggunaannya untuk tujuan seperti ini oleh senyawa oksida tanah jarang lainnya 134 Torium tetrafluorida digunakan sebagai bahan antirefleksi pada pelapis optik berlapis Torium tetrafluorida transparan terhadap gelombang elektromagnetik yang berpanjang gelombang antara 0 35 12 µm Rentang gelombang elektromagnetik ini meliputi sinar ultraviolet dekat cahaya tampak dan sinar inframerah Radiasi yang disebabkan torium tetrafluorida utamanya adalah partikel alfa Partikel ini dapat dihentikan dengan lapisan tipis bahan materi lain 141 Penggantian torium tetrafluorida untuk tujuan ini telah dalam pengembangan sejak tahun 2010 142 Potensi kegunaan untuk energi nuklir SuntingSumber tenaga nuklir utama dalam sebuah reaktor nuklir adalah reaksi fisi sebuah nuklida yang diinduksi oleh neutron Bahan fisil sintetik e seperti inti 233U dan 239Pu dapat dibiakkan melalui penangkapan neutron oleh nuklida 232Th dan 238U yang keduanya terdapat di alam 235U yang terdapat di alam juga bersifat fisil 143 144 n Dalam siklus bahan bakar torium isotop fertil 232Th dibombardir oleh neutron lambat dan menjalani penangkapan neutron menjadi 233Th Isotop ini kemudian menjalani peluruhan beta dua kali menjadi 233Pa dan kemudian 233U 31 23290 Th n 23390 Th g b 21 8 mnt 23391 Pa b 27 0 hari 23392 U233U bersifat fisil dan dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir selayaknya 235U dan 239Pu Ketika 233U menjalani fisi nuklir neutron neutron yang dipancarkannya dapat menumbuk inti 232Th lebih lanjut sehingga siklus bersinambung 31 Siklus ini berparalel dengan siklus bahan bakar uranium dalam reaktor pembiak cepat yang 238U nya menjalani penangkapan neutron menjadi 239U 239U kemudian meluruh beta menjadi 239Np dan selanjutnya menjadi 239Pu yang fisil 145 Keuntungan Sunting Transmutasi dalam siklus bahan bakar torium 237Np 231U 232U 233U 234U 235U 236U 237U 231Pa 232Pa 233Pa 234Pa 230Th 231Th 232Th 233Th Nuklida yang berwarna latar kuning memiliki waktu paruh di bawah 30 hari nuklida yang ditebalkan memiliki waktu paruh lebih dari 1 000 000 tahun nuklida yang dikotakmerahkan bersifat fisil Keuntungan penggunaan torium ada pada kelimpahannya yang lebih besar daripada uranium sehingga dapat memenuhi permintaan energi dunia dalam jangka waktu lebih lama 146 Selain itu 232Th menyerap neutron lebih mudahnya daripada 238U 233U yang dihasilkannya pun memiliki probabilitas menjalani fisi lebih besar 92 daripada 235U 85 5 ataupun 239Pu 73 5 seketika tertumbuk neutron 147 Neutron hasil fisi 233U juga secara rata rata dihasilkan lebih banyak 146 Sebuah penangkapan neutron oleh 238U menghasilkan limbah transuranium bersamaan dengan inti fisil 239Pu tetapi penangkapan neutron yang sama oleh 232Th hanya akan menghasilkan limbah setelah lima kali penangkapan menghasilkan limbah 237Np Mayoritas 98 99 inti 232Th tidak akan menjalani penangkapan neutron sebanyak ini karena produk antaranya yakni 233U dan 235U akan menjalani fisi sehingga sangat sedikit limbah transuranium berumur panjang yang dihasilkan Oleh sebab inilah torium merupakan bahan bakar alternatif yang berpotensi menggantikan uranium dalam bahan bakar MOX bahan bakar oksida campuran untuk meminimalisasi penghasilan limbah inti transuranium dan memaksimalkan penghancuran plutonium 148 Penggunaan bahan bakar torium berdampak pada kinerja sekaligus keselamatan inti reaktor yang lebih baik karena torium dioksida memiliki titik lebur yang lebih tinggi konduktivitas termal yang lebih tinggi dan koefisien pemuaian termal yang lebih rendah 31 Ia juga secara kimiawi lebih stabil daripada uranium dioksida yang sekarang umumnya dipakai Ini karena uranium dioksida dapat teroksidasi menjadi triuranium oktoksida U3O8 yang secara substansial berkurang kepadatannya 149 Kekurangan Sunting Bahan bakar torium yang telah habis digunakan selain sulit juga berbahaya untuk diproses kembali karena menghasilkan banyak anak inti 232Th dan 233U yang merupakan pemancar gama yang kuat 146 Semua metode produksi inti 233U akan menghasilkan ketidakmurnian 232U baik dari reaksi pengguguran parasitik n 2n 232Th 233Pa dan 233U yang berakibat pada pelepasan sebuah neutron ataupun dari penangkapan neutron ganda oleh 230Th yang merupakan ketidakmurnian yang dijumpai pada 232Th alami 150 23090 Th n 23190 Th g b 25 5 jam 23191 Pa a 3 28 104 thn 23191 Pa n 23291 Pa g b 1 3 hari 23292 U232U itu sendiri tidaklah begitu berbahaya tetapi ia dengan cepat meluruh menjadi inti 208Tl yang merupakan pemancar sinar gama yang kuat 232Th juga mengikuti rantai peluruhan yang sama tetapi waktu paruhnya sangat panjang sehingga jumlah 208Tl yang dihasilkan dapat diabaikan 151 Ketidakmurnian yang berupa 232U ini membuat 233U mudah terdeteksi sekaligus berbahaya untuk ditangani Selain itu tidaklah praktis untuk memisahkan keduanya Ini berdampak pada terbatasnya penggunaan 233U sebagai bahan fisil 150 233Pa memiliki waktu paruh yang relatif lebih panjang 27 hari dan penampang lintang neutron yang tinggi Karenanya 233Pa adalah racun neutron Alih alih 233Pa meluruh cepat menjadi 233U yang berguna sebagian besarnya mengonsumsi neutron dan berubah menjadi 234U Sebagai akibatnya efisiensi reaktor berkurang Untuk menghindari hal tersebut 233Pa diekstraksi keluar dari zona aktif reaktor garam cair torium semasa pengoperasiannya sehingga tiada kesempatan bagi 233Pa untuk menangkap neutron dan sebaliknya hanya akan meluruh menjadi 233U 152 Sebelum keuntungan keuntungan penggunaan torium dapat direalisasikan teknologi proses iradiasi 232Th dengan neutron beserta pemrosesan lanjutannya perlu dikembangkan lebih jauh 31 Hal ini memerlukan kemajuan teknologi yang lebih lanjut daripada teknologi dalam siklus bahan bakar uranium dan plutonium Penelitian penelitian masih terus dilakukan untuk mengembangkan teknologi tersebut Selain itu terdapat pula pendapat bahwa siklus bahan bakar torium tidak memiliki keekonomian yang layak 153 154 155 Asosiasi Nuklir Dunia memprediksikan bahwa siklus bahan bakar torium tidak akan berkeekonomian layak selama uranium masih tersedia dalam jumlah yang berlimpah 156 Bahaya SuntingBahaya radiologis Sunting nbsp Eksperimen mengenai efek radiasi dari kaus lampu torium yang belum terbakar terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih Phleum pratenseTorium alami meluruh dengan sangat lambat dibandingkan dengan bahan bahan radioaktif lainnya Ia memancarkan radiasi alfa yang tidak dapat menembus kulit manusia Oleh karenanya penanganan sejumlah kecil torium seperti pada kaus lampu dianggap aman walaupun penggunaannya kemungkinan berisiko 157 Pemaparan terhadap torium aerosol seperti pada debu yang terkontaminasi torium dapat berdampak pada peningkatan risiko kanker paru paru pankreas dan darah Hal ini disebabkan oleh radiasi alfa yang mampu menembus organ dalam 157 Paparan internal torium juga dapat meningkatkan risiko penyakit pada hati 158 Produk produk peluruhan 232Th sebagian adalah radium dan radon Keduanya adalah radionuklida yang lebih berbahaya Walaupun produk peluruhan torium dihasilkan dalam jumlah yang kecil karena peluruhannya yang sangat lambat penaksiran keracunan radiologis 232Th haruslah memasukkan kontribusi anak anak intinya Beberapa anak intinya merupakan pemancar radiasi gama yang kuat 159 dan dapat berakumulasi dengan cepat setelah peluruhan 232Th bermula 160 Karena anak anak inti torium yang berbahaya memiliki titik lebur yang lebih rendah daripada torium dioksida anak anak inti tersebut akan menguap dengan mudah setiap kali kaus lampu dipanaskan Dalam jangka waktu satu jam pertama penggunaan kaus lampu bertorium anak anak inti seperti 224Ra 228Ra 212Pb dan 212Bi dilepaskan ke udara bebas 161 Kebanyakan radiasi yang terpapar kepada konsumen berasal dari penghirupan radium Diperkirakan dosis radiasinya adalah 0 2 milisievert setiap penggunaan Nilai ini adalah sekitar sepertiga dosis pemaparan yang diterima dalam pemeriksaan mamografi 162 Walaupun dosis radiasi dari satu kaus lampu tidaklah bermasalah hal ini akan menjadi bermasalah apabila kaus kaus lampu dikumpulkan bersama dalam jumlah besar seperti yang terjadi di pabrik pembuatan kaus lampu maupun di tempat pembuangan sampah 158 Bahaya biologis Sunting Torium tidak berbau dan tidak berasa 163 Toksisitas kimiawi torium rendah karena torium dan kebanyakan senyawa senyawa turunannya seperti dioksida tidaklah larut dengan baik dalam air 164 Ia akan mengendap dari larutan sebagai torium hidroksida sebelum masuk ke dalam tubuh 165 Beberapa senyawa torium memiliki sifat racun yang menengah terutama apabila terdapat ion pembentuk kompleks yang kuat seperti sitrat yang mampu membawa torium ke dalam tubuh dalam bentuk terlarut 160 Apabila kaus lampu bertorium terkunyah ataupun terhisap sekitar 0 4 torium dan 90 anak anak intinya akan terlepas dari kaus 115 Tiga per empat torium yang telah masuk ke dalam tubuh akan terakumulasi ke dalam tulang Penyerapan torium melalui kulit adalah dimungkinkan tetapi bukanlah jalur paparan yang utama 157 Kelarutan senyawa torium yang rendah dalam air juga berarti bahwa ekskresi senyawa torium oleh ginjal dan dalam feses berjalan lambat 160 Pengujian yang dilakukan terhadap para pekerja pemrosesan monasit menunjukkan bahwa tingkat torium yang terdapat dalam tubuh pekerja melebihi batas rekomendasi Namun tiada dampak buruk yang ditemukan dari tingkat paparan menengah rendah tersebut Sampai sekarang tidak ditemukan adanya dampak buruk kimiawi terhadap saluran napas dan paru paru dari paparan torium walaupun dampak radiologisnya telah diketahui 165 Bahaya kimiawi Sunting Debu logam torium bersifat piroforik yakni ia akan terbakar secara spontan di udara bebas 5 Titik nyala torium dalam bentuk debu adalah 270 C 520 F sedangkan dalam bentuk lapisan tipis adalah 280 C 535 F Konsentrasi ledak minimum torium adalah 0 075 oz cu ft 0 075 kg m3 sedangkan energi ledak minimum untuk debu torium adalah 5 mJ 166 Pada tahun 1956 terjadi ledakan di laboratorium Sylvania Electric Products semasa pemrosesan ulang dan pembakaran lumpur torium di kota New York Amerika Serikat Sembilan orang terluka satu di antaranya meninggal karena komplikasi luka bakar derajat tiga 167 168 169 Lajur paparan Sunting Torium terdapat di mana mana di Bumi dalam jumlah kecil walaupun terdapat pula sejumlah besar torium di bagian tertentu Bumi Manusia rata ratanya mengandung 40 mikrogram torium dan umumnya mengonsumsi 3 mikrogram torium setiap hari 48 Kebanyakan paparan torium terjadi melalui penghirupan debu beberapa jenis torium juga masuk lewat makanan dan minuman Karena kelarutannya yang rendah dalam air paparan lewat makanan dan minuman dapat diabaikan 160 Tingkat paparan meningkat bagi orang orang yang tinggal dekat endapan torium tempat pembuangan limbah nuklir pabrik pemrosesan uranium fosfat dan timah dan bagi orang orang yang bekerja di pabrik kaus lampu bertorium 170 Torium terutama sangatlah umum ditemukan di daerah pesisir Tamil Nadu di India Penduduk daerah tersebut terpapar dosis radiasi alami yang 10 kali lipat lebih tinggi daripada dosis radiasi rata rata dunia 171 Lajur paparan lainnya yang dimungkinkan adalah melalui debu torium yang dihasilkan dalam pengujian senjata rudal karena torium digunakan dalam sistem kendali beberapa jenis rudal Hal ini disalahkan sebagai sebab tingginya insiden kelainan bawaan dan kanker di Salto di Quirra di pulau Sardinia Italia 172 Catatan kaki Sunting Bismut hanya sedikit radioaktif Waktu paruhnya yang bernilai 1 9 1019 tahun adalah sangat panjang sedemikiannya peluruhannya dapat diabaikan bahkan dalam jangka waktu geologis Manakala einsteinium telah terukur memiliki kepadatan yang lebih rendah pengukuran ini dilakukan pada sampel kecil bermassa mikrogram Kemungkinan besar hasil pengukuran dipengaruhi oleh penghancuran diri kristal logam einsteinium yang disebabkan oleh radioaktivitasnya yang ekstrem 9 Titik didih torium di bawah titik didih osmium tantalum wolfram dan renium 5 titik didih yang lebih tinggi dispekulasikan ditemukan pada logam logam transisi 6d Namun logam logam ini belumlah diproduksi dalam jumlah yang cukup besar untuk menguji prediksi ini 10 Sinar gama ditentukan dari asal usulnya yang berasal dari inti atom bukan dari panjang gelombangnya Oleh karena itu tiada batas bawah bagi energi gama yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif 29 a b Sebuah nuklida dapat menjalani fisi bahkan dengan probabilitas yang kecil setelah menangkap neutron berenergi tinggi Beberapa nuklida ini dapat dipancing untuk menjalani fisi dengan neutron termal berenergi rendah dengan probabilitas tinggi nuklida jenis ini disebut sebagai fisil Nuklida yang fertil adalah nuklida yang dapat dibombardir neutron untuk menghasilkan produk nuklida fisil Massa kritis adalah massa sebuah bahan berbentuk bola yang dapat menjalani reaksi rantai nuklir berkelanjutan Nama ionium untuk 230Th adalah nama yang dulunya diberikan sewaktu unsur unsur berisotop berbeda tidak dikenali sebagai unsur yang sama dan mempunyai nama yang berbeda Tidak seperti kemiripan antara aktinida dan logam transisi kemiripan antara aktinida dengan unsur golongan utama berakhir di torium sebelum kemudian berlanjut di paruh kedua deret aktinida Hal ini karena kontribusi yang meningkat dari orbital 5f terhadap ikatan kovalen Unsur aktinida uranium masih memiliki sedikit kemiripan dengan unsur golongan utama yakni keadaan oksidasi umumnya yang berupa uranium VI dan uranium IV Keduanya berselisih dua dan keadaan oksidasi 6 menandakan hilangnya semua elektron valensi unsur secara formal Perilaku ini mirip dengan unsur unsur berat golongan utama pada blok p 39 Berbagai isotop lainnya juga dapat terbentuk bersama sama dengan 232Th tetapi hanya dalam jumlah sekelumit Apabila tidak terkandung uranium isotop lain yang hanya dapat ditemukan adalah 228Th yang berasal dari rantai peluruhan 232Th deret torium rasio 228Th terhadap 232Th bernilai di bawah 10 10 23 Apabila terkandung uranium sekelumit isotop isotop lainnya juga dapat ditemukan yakni 231Th dan 227Th yang berasal dari rantai peluruhan 235U deret aktinium dan 234Th dan 230Th yang berasal dari rantai peluruhan 238U deret uranium 23 229Th juga dapat dihasilkan dari rantai peluruhan 237Np deret neptunium semua isotop primordial 237Np telah punah tetapi masih dihasilkan sebagai hasil reaksi nuklir dalam bijih uranium 78 229Th kebanyakan diproduksi dari peluruhan 233U buatan yang dibuat dari iradiasi neutron 232Th 233U sangatlah langka di alam 23 Torianit merujuk pada mineral yang mengandung 75 100 mol ThO2 uranotorianit 25 75 mol ThO2 torian uraninit 15 25 mol ThO2 uraninit 0 15 mol ThO2 79 Pada saat itu unsur unsur tanah jarang termasuk torium dianggap sebagai unsur bervalensi dua sehingganya massa atom unsur tanah jarang pada saat itu bernilai dua per tiga dari massa sebenarnya dan torium dan uranium bernilai setengah dari massa sebenarnya Kesulitan utama isolasi logam torium bukan pada sifat elektropositifnya melainkan pada asosiasi torium di alam dengan unsur unsur tanah jarang lainnya dan uranium yang membuatnya sulit dipisahkan satu sama lainnya Kimiawan Swedia Lars Fredrik Nilson sebelumnya pernah mencoba mengisolasi logam torium pada tahun 1882 tetapi tidak berhasil mendapatkan logam dengan kemurnian yang tinggi 96 Lely dan Hamburger mendapatkan logam torium 99 murni dengan mereduksi torium klorida dengan logam natrium 97 Metode yang lebih sederhana dan menghasilkan logam berkemurnian lebih tinggi ditemukan pada tahun 1927 oleh dua insinyur Amerika John Marden dan Harvey Rentschler Metode ini melibatkan reduksi torium oksida dengan kalsium dan keberadaan kalsium klorida 97 Torium juga muncul pada tabel yang dibuat oleh kimiawan Britania John Newlands pada tahun 1864 sebagai unsur yang terakhir dan terberat Ini karena awalnya uranium dianggap sebagai unsur bervalensi tiga dengan massa atom sekitar 120 nilai ini adalah setengah kali nilai sebenarnya karena uranium sebenarnya kebanyakan bervalensi enam Torium juga muncul sebagai unsur terberat pada tabel tahun 1864 ciptaan kimiawan Britania William Odling di bawah titanium zirkonium dan tantalum Torium tidak muncul pada tabel periodik tahun 1862 yang diterbikan oleh ahli geologi Prancis Alexandre Emile Beguyer de Chancourtois tabel tahun 1867 yang diterbitkan oleh pemusik Jerman Amerika Gustav Hinrichs ataupun tabel tahun 1870 yang diterbitkan oleh kimiawan Jerman Julius Lothar Meyer kesemuaan tabel tersebut juga tidak memasukkan unsur unsur tanah jarang 98 Pengisian orbital subkelopak 5f yang berawal dari deret aktinida dikonfirmasi pada tahun 1964 ketika ruterfordium pertama kali disintesis dan diamati berperilaku seperti hafnium Ini sesuai dengan prediksi perilaku unsur yang telah terisi penuh orbital 5f nya 110 Pada zaman sekarang kemiripan torium dengan hafnium kadang kadang masih diakui dan disebut sebagai unsur golongan 4 semu 111 Ketigabelas isotop aktinida fisil yang berwaktu paruh lebih dari satu tahun ialah 229Th 233U 235U 236Np 239Pu 241Pu 242mAm 243Cm 245Cm 247Cm 249Cf 251Cf and 252Es Dari ketigabelas isotop ini hanya 235U yang terdapat di alam dan hanya 233U dan 239Pu yang dapat dibiakkan dari inti alami melalui penangkapan neutron tunggal 144 Referensi Sunting Hasil Pencarian KBBI Daring Diakses tanggal 17 Juli 2022 Meija J et al 2016 Atomic weights of the elements 2013 IUPAC Technical Report Pure Appl Chem 88 3 265 91 doi 10 1515 pac 2015 0305 Lide D R ed 2005 Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds CRC Handbook of Chemistry and Physics PDF edisi ke 86 CRC Press hlm 4 135 ISBN 978 0 8493 0486 6 Weast R 1984 CRC Handbook of Chemistry and Physics Chemical Rubber Company Publishing hlm E110 ISBN 978 0 8493 0464 4 a b c d e f g h i j k l m n o Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 61 63 Gale W F Totemeier T C 2003 Smithells Metals Reference Book dalam bahasa Inggris Butterworth Heinemann hlm 15 2 15 3 ISBN 978 0 08 048096 1 a b c d e Tretyakov Yu D ed 2007 Non organic chemistry in three volumes Chemistry of transition elements 3 Academy ISBN 978 5 7695 2533 9 a b c Johansson B Abuja R Eriksson O et al 1995 Anomalous fcc crystal structure of thorium metal Physical Review Letters 75 2 280 283 Bibcode 1995PhRvL 75 280J doi 10 1103 PhysRevLett 75 280 PMID 10059654 Haire R G Baybarz R D 1979 Studies of einsteinium metal PDF Le Journal de Physique 40 C4 101 doi 10 1051 jphyscol 1979431 Fricke Burkhard 1975 Superheavy elements a prediction of their chemical and physical properties Recent Impact of Physics on Inorganic Chemistry Structure and Bonding 21 hlm 89 144 doi 10 1007 BFb0116498 ISBN 978 3 540 07109 9 Diakses tanggal 4 October 2013 a b c d Audi G Bersillon O Blachot J et al 2003 The NUBASE evaluation of nuclear and decay properties PDF Nuclear Physics A 729 1 3 128 Bibcode 2003NuPhA 729 3A CiteSeerX 10 1 1 692 8504 nbsp doi 10 1016 j nuclphysa 2003 11 001 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 24 July 2013 de Laeter John Robert Bohlke John Karl De Bievre Paul Hidaka Hiroshi Peiser H Steffen Rosman Kevin J R Taylor Philip D P 2003 Atomic weights of the elements Review 2000 IUPAC Technical Report Pure and Applied Chemistry 75 6 683 800 doi 10 1351 pac200375060683 nbsp International Union of Pure and Applied Chemistry 2006 Atomic weights of the elements 2005 IUPAC Technical Report PDF Pure and Applied Chemistry 78 11 2051 2066 doi 10 1351 pac200678112051 Diakses tanggal 27 July 2017 Nagy S 2009 Radiochemistry and Nuclear Chemistry 2 EOLSS Publications hlm 374 ISBN 978 1 84826 127 3 Griffin H C 2010 Natural Radioactive Decay Chains Dalam Vertes A Nagy S Klencsar Z et al Handbook of Nuclear Chemistry Springer Science Business Media hlm 668 ISBN 978 1 4419 0719 6 a b c Meija Juris et al 2016 Atomic weights of the elements 2013 IUPAC Technical Report Pure and Applied Chemistry 88 3 265 91 doi 10 1515 pac 2015 0305 nbsp Beiser A 2003 Nuclear Transformations PDF Concepts of Modern Physics edisi ke 6 McGraw Hill Education hlm 432 434 ISBN 978 0 07 244848 1 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 10 04 Diakses tanggal 2020 06 06 Areva AREVA Med launches production of lead 212 at new facility Siaran pers Diakses pada 1 January 2017 Mineral Yearbook 2012 PDF United States Geological Survey Diakses tanggal 30 September 2017 Ramdahl Thomas Bonge Hansen Hanne T Ryan Olav B Larsen Asmund Herstad Gunnar Sandberg Marcel Bjerke Roger M Grant Derek Brevik Ellen M 2016 09 01 An efficient chelator for complexation of thorium 227 Bioorganic amp Medicinal Chemistry Letters 26 17 4318 4321 doi 10 1016 j bmcl 2016 07 034 nbsp ISSN 0960 894X PMID 27476138 Deblonde Gauthier J P Lohrey Trevor D Booth Corwin H Carter Korey P Parker Bernard F Larsen Asmund Smeets Roger Ryan Olav B Cuthbertson Alan S 2018 11 19 Solution Thermodynamics and Kinetics of Metal Complexation with a Hydroxypyridinone Chelator Designed for Thorium 227 Targeted Alpha Therapy Inorganic Chemistry 57 22 14337 14346 doi 10 1021 acs inorgchem 8b02430 ISSN 0020 1669 PMID 30372069 Captain Ilya Deblonde Gauthier J P Rupert Peter B An Dahlia D Illy Marie Claire Rostan Emeline Ralston Corie Y Strong Roland K Abergel Rebecca J 2016 11 21 Engineered Recognition of Tetravalent Zirconium and Thorium by Chelator Protein Systems Toward Flexible Radiotherapy and Imaging Platforms Inorganic Chemistry 55 22 11930 11936 doi 10 1021 acs inorgchem 6b02041 ISSN 0020 1669 PMID 27802058 a b c d e f g h Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 53 55 Bonetti R Chiesa C Guglielmetti A et al 1995 First observation of spontaneous fission and search for cluster decay of 232Th Physical Review C 51 5 2530 2533 Bibcode 1995PhRvC 51 2530B doi 10 1103 PhysRevC 51 2530 PMID 9970335 Ikezoe H Ikuta T Hamada S et al 1996 alpha decay of a new isotope of 209Th Physical Review C 54 4 2043 2046 Bibcode 1996PhRvC 54 2043I doi 10 1103 PhysRevC 54 2043 PMID 9971554 Ruchowska E Plociennik W A Zylicz J et al 2006 Nuclear structure of 229Th Physical Review C 73 4 044326 Bibcode 2006PhRvC 73d4326R doi 10 1103 PhysRevC 73 044326 hdl 10261 12130 Beck B R Becker J A Beiersdorfer P et al 2007 Energy splitting in the ground state doublet in the nucleus 229Th Physical Review Letters 98 14 142501 Bibcode 2007PhRvL 98n2501B doi 10 1103 PhysRevLett 98 142501 PMID 17501268 von der Wense L Seiferle B Laatiaoui M et al 2016 Direct detection of the 229Th nuclear clock transition Nature 533 7601 47 51 arXiv 1710 11398 nbsp Bibcode 2016Natur 533 47V doi 10 1038 nature17669 PMID 27147026 Feynman R Leighton R Sands M 1963 The Feynman Lectures on Physics 1 Addison Wesley hlm 2 5 ISBN 978 0 201 02116 5 Diakses tanggal 13 January 2018 a b c Evaluation of nuclear criticality safety data and limits for actinides in transport PDF Institut de radioprotection et de surete nucleaire hlm 15 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 10 July 2007 Diakses tanggal 20 December 2010 a b c d e f g h i j k l m n Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 52 53 a b 3 6 Uranium Thorium Dating PDF Institute for Structure and Nuclear Astrophysics University of Notre Dame Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2021 04 21 Diakses tanggal 7 October 2017 Davis O Uranium Thorium Dating Department of Geosciences University of Arizona Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2017 Diakses tanggal 7 October 2017 a b Rafferty J P 2010 Geochronology Dating and Precambrian Time The Beginning of the World As We Know It The Geologic History of Earth Rosen Publishing hlm 150 ISBN 978 1 61530 125 6 a b Vertes A 2010 Nagy S Klencsar Z Lovas R G et al ed Handbook of Nuclear Chemistry 5 edisi ke 2nd Springer Science Business Media hlm 800 ISBN 978 1 4419 0719 6 Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 59 60 a b c d Cotton S 2006 Lanthanide and Actinide Chemistry John Wiley amp Sons Martin W C Hagan L Reader J et al 1974 Ground Levels and Ionization Potentials for Lanthanide and Actinide Atoms and Ions PDF J Phys Chem Ref Data 3 3 771 779 Bibcode 1974JPCRD 3 771M doi 10 1063 1 3253147 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 4 March 2016 Diakses tanggal 19 October 2013 a b King R Bruce 1995 Inorganic Chemistry of Main Group Elements Wiley VCH ISBN 978 0 471 18602 1 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1262 a b Stoll 2005 hlm 6 a b Hammond C R 2004 The Elements in Handbook of Chemistry and Physics nbsp edisi ke 81st CRC Press ISBN 978 0 8493 0485 9 a b Hyde E K 1960 The radiochemistry of thorium PDF National Academy of Sciences Diakses tanggal 29 September 2017 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1264 Moore Robert Lee Goodall C A Hepworth J L Watts R A May 1957 Nitric Acid Dissolution of Thorium Kinetics of Fluoride Catalyzed Reaction Industrial amp Engineering Chemistry 49 5 885 887 doi 10 1021 ie50569a035 a b Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1267 Yamashita Toshiyuki Nitani Noriko Tsuji Toshihide Inagaki Hironitsu 1997 Thermal expansions of NpO2 and some other actinide dioxides J Nucl Mater 245 1 72 78 Bibcode 1997JNuM 245 72Y doi 10 1016 S0022 3115 96 00750 7 a b c d e f Emsley J 2011 emsley blocks an A Z guide to the elements Oxford University Press hlm 544 548 ISBN 978 0 19 960563 7 a b Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 70 77 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1269 a b c Ivey H F 1974 Candoluminescence and radical excited luminescence Journal of Luminescence 8 4 271 307 Bibcode 1974JLum 8 271I doi 10 1016 0022 2313 74 90001 5 Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 95 97 a b c d e Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 78 94 a b Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1271 Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 97 101 Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 64 66 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 127 a b c d Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 117 134 Persson I 2010 Hydrated metal ions in aqueous solution How regular are their structures Pure and Applied Chemistry 82 10 1901 1917 doi 10 1351 PAC CON 09 10 22 nbsp a b Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1275 1277 a b Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 101 115 a b c d Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 116 117 a b Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1278 1280 Langeslay Ryan R Fieser Megan E Ziller Joseph W Furche Philip Evans William J 2015 Synthesis structure and reactivity of crystalline molecular complexes of the C5H3 SiMe3 2 3Th 1 anion containing thorium in the formal 2 oxidation state Chemical Science 6 6 517 521 doi 10 1039 C4SC03033H PMC 5811171 nbsp PMID 29560172 a b c Cameron A G W 1973 Abundance of the Elements in the Solar System PDF Space Science Reviews 15 1 121 146 Bibcode 1973SSRv 15 121C doi 10 1007 BF00172440 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 21 October 2011 Frebel Anna Beers Timothy C 2018 The formation of the heaviest elements Physics Today 71 1 30 37 arXiv 1801 01190 nbsp Bibcode 2018PhT 71a 30F doi 10 1063 pt 3 3815 ISSN 0031 9228 a b Roederer I U Kratz K L Frebel A et al 2009 The End of Nucleosynthesis Production of Lead and Thorium in the Early Galaxy The Astrophysical Journal 698 2 1963 1980 arXiv 0904 3105 nbsp Bibcode 2009ApJ 698 1963R doi 10 1088 0004 637X 698 2 1963 Burbidge E M Burbidge G R Fowler W A et al 1957 Synthesis of the Elements in Stars PDF Reviews of Modern Physics 29 4 547 Bibcode 1957RvMP 29 547B doi 10 1103 RevModPhys 29 547 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 06 24 Diakses tanggal 2020 06 09 Clayton D D 1968 Principles of Stellar Evolution and Nucleosynthesis nbsp McGraw Hill Education hlm 577 591 ISBN 978 0 226 10953 4 Stoll 2005 hlm 2 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1294 Albarede F 2003 Geochemistry an introduction Cambridge University Press hlm 17 ISBN 978 0 521 89148 6 Trenn T J 1978 Thoruranium U 236 as the extinct natural parent of thorium The premature falsification of an essentially correct theory Annals of Science 35 6 581 597 doi 10 1080 00033797800200441 Diamond H Friedman A M Gindler J E et al 1956 Possible Existence of Cm247 or Its Daughters in Nature Physical Review 105 2 679 680 Bibcode 1957PhRv 105 679D doi 10 1103 PhysRev 105 679 Rao M N Gopalan K 1973 Curium 248 in the Early Solar System Nature 245 5424 304 307 Bibcode 1973Natur 245 304R doi 10 1038 245304a0 Rosenblatt D B 1953 Effects of a Primeval Endowment of U236 Physical Review 91 6 1474 1475 Bibcode 1953PhRv 91 1474R doi 10 1103 PhysRev 91 1474 Gando A Gando Y Ichimura K et al 2011 Partial radiogenic heat model for Earth revealed by geoneutrino measurements PDF Nature Geoscience 4 9 647 651 Bibcode 2011NatGe 4 647K doi 10 1038 ngeo1205 Peppard D F Mason G W Gray P R et al 1952 Occurrence of the 4n 1 Series in Nature Journal of the American Chemical Society 74 23 6081 6084 doi 10 1021 ja01143a074 a b c d e f g h i Wickleder Fourest amp Dorhout 2006 hlm 55 56 Agency for Toxic Substances and Disease Registry 2016 Thorium PDF Laporan Diakses tanggal 30 September 2017 Woodhead J A 1991 The metamictization of zircon Radiation dose dependent structural characteristics PDF American Mineralogist 76 74 82 Szymanski J T 1982 A mineralogical study and crystal structure determination of nonmetamict ekanite ThCa2Si8O20 PDF Canadian Mineralogist 20 65 75 Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1255 Tor s Fight with the Giants dalam bahasa Inggris Google Arts amp Culture Diakses tanggal 26 June 2016 a b Fontani M Costa M Orna V 2014 The Lost Elements The Periodic Table s Shadow Side Oxford University Press hlm 73 ISBN 978 0 19 938334 4 Ryabchikov D I Gol braikh E K 2013 The Analytical Chemistry of Thorium International Series of Monographs on Analytical Chemistry Elsevier hlm 1 ISBN 978 1 4831 5659 0 Thomson T 1831 A System of Chemistry of Inorganic Bodies 1 Baldwin amp Cradock and William Blackwood hlm 475 Berzelius J J 1824 Undersokning af nagra Mineralier 1 Phosphorsyrad Ytterjord Examining some minerals 1st phosphoric yttria Kungliga Svenska Vetenskapsakademiens Handlingar dalam bahasa Swedia 2 334 338 Xenotime Y Mindat database Diakses tanggal 7 October 2017 Selbekk R S 2007 Morten Thrane Esmark Store norske leksikon dalam bahasa Norwegia Kunnskapsforlaget Diakses tanggal 16 May 2009 a b Weeks M E 1932 The discovery of the elements XI Some elements isolated with the aid of potassium and sodium Zirconium titanium cerium and thorium Journal of Chemical Education 9 7 1231 Bibcode 1932JChEd 9 1231W doi 10 1021 ed009p1231 Berzelius J J 1829 Untersuchung eines neues Minerals und einer darin erhalten zuvor unbekannten Erde Investigasi suatu mineral baru beserta oksida tak diketahui yang terkandung di dalamnya Annalen der Physik und Chemie dalam bahasa Jerman 16 7 385 415 Bibcode 1829AnP 92 385B doi 10 1002 andp 18290920702 modern citation Annalen der Physik vol 92 no 7 pp 385 415 Berzelius J J 1829 Undersokning af ett nytt mineral Thorit som innehaller en forut obekant jord Investigasi suatu mineral baru torit yang terkandung dalam oksida yang sebelumnya tak diketahui Kungliga Svenska Vetenskaps Akademiens Handlingar dalam bahasa Swedia 1 30 Schilling J 1902 Die eigentlichen Thorit Mineralien Thorit und Orangit The actual thoritic minerals thorite and orangite Zeitschrift fur Angewandte Chemie dalam bahasa Jerman 15 37 921 929 doi 10 1002 ange 19020153703 Leach M R The Internet Database of Periodic Tables Berzelius Electronegativity Table Diakses tanggal 16 July 2016 Nilson L F 1882 Uber metallisches Thorium About metallic thorium Berichte der Deutschen Chemischen Gesellschaft dalam bahasa Jerman 15 2 2537 2547 doi 10 1002 cber 188201502213 a b Meister G 1948 Production of Rarer Metals PDF Laporan United States Atomic Energy Commission Diakses tanggal 22 September 2017 a b c d Leach M R The Internet Database of Periodic Tables Diakses tanggal 14 May 2012 Jensen William B 2003 The Place of Zinc Cadmium and Mercury in the Periodic Table PDF Journal of Chemical Education 80 8 952 961 Bibcode 2003JChEd 80 952J doi 10 1021 ed080p952 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 11 June 2010 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Masterton W L Hurley C N Neth E J 2011 Chemistry Principles and reactions edisi ke 7th Cengage Learning hlm 173 ISBN 978 1 111 42710 8 Curie M 1898 Rayons emis par les composes de l uranium et du thorium Sinar yang dipancarkan senyawa senyawa uranium dan torium Comptes Rendus dalam bahasa Prancis 126 1101 1103 OL 24166254M Schmidt G C 1898 Uber die vom Thorium und den Thoriumverbindungen ausgehende Strahlung Tentang radiasi yang dipancarkan oleh torium dan senyawa senyawa torium Verhandlungen der Physikalischen Gesellschaft zu Berlin Proceedings of the Physical Society in Berlin dalam bahasa Jerman 17 14 16 Schmidt G C 1898 Uber die von den Thorverbindungen und einigen anderen Substanzen ausgehende Strahlung Tentang radiasi yang dipancarkan oleh senyawa torium dan beberapa senyawa lainnya Annalen der Physik und Chemie dalam bahasa Jerman 65 5 141 151 Bibcode 1898AnP 301 141S doi 10 1002 andp 18983010512 modern citation Annalen der Physik vol 301 pp 141 151 1898 Rutherford E Owens R B 1899 Thorium and uranium radiation Trans R Soc Can 2 9 12 The radiation from thorium oxide was not constant but varied in a most capricious manner whereas All the compounds of Uranium give out a radiation which is remarkably constant Simmons J G 1996 The Scientific 100 A Ranking of the Most Influential Scientists Past and Present nbsp Carol hlm 19 ISBN 978 0 8065 2139 8 Froman N 1996 Marie and Pierre Curie and the Discovery of Polonium and Radium nobelprize org Nobel Media AB Diakses tanggal 11 May 2017 a b Burns M 1987 Low Level Radioactive Waste Regulation Science Politics and Fear CRC Press hlm 24 25 ISBN 978 0 87371 026 8 van Spronsen J W 1969 The periodic system of chemical elements Elsevier hlm 315 316 ISBN 978 0 444 40776 4 Rhodes R 2012 The Making of the Atomic Bomb edisi ke 25th Anniversary Simon amp Schuster hlm 221 222 349 ISBN 978 1 4516 7761 4 Turler A Buklanov G V Eichler B et al 1998 Evidence for relativistic effects in the chemistry of element 104 Journal of Alloys and Compounds 271 273 287 doi 10 1016 S0925 8388 98 00072 3 Kratz J V Nagame Y 2014 Liquid Phase Chemistry of Superheavy Elements Dalam Schadel M Shaughnessy D The Chemistry of Superheavy Elements edisi ke 2nd Springer Verlag hlm 335 doi 10 1007 978 3 642 37466 1 ISBN 978 3 642 37465 4 a b c d Furuta E Yoshizawa Y Aburai T 2000 Comparisons between radioactive and non radioactive gas lantern mantles J Radiol Prot 20 4 423 431 Bibcode 2000JRP 20 423F doi 10 1088 0952 4746 20 4 305 PMID 11140713 New Jersey Department of Health 1996 Health and hazardous waste PDF A Practitioner s Guide to Patients Environmental Exposures 1 3 1 8 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 15 April 2016 Toepker Terrence P 1996 Thorium and yttrium in gas lantern mantles American Journal of Physics 64 2 109 Bibcode 1996AmJPh 64 109T doi 10 1119 1 18463 a b Poljanc K Steinhauser G Sterba J H et al 2007 Beyond low level activity on a non radioactive gas mantle Science of the Total Environment 374 1 36 42 Bibcode 2007ScTEn 374 36P doi 10 1016 j scitotenv 2006 11 024 PMID 17270253 Kazimi M 2003 Thorium Fuel for Nuclear Energy American Scientist Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 January 2017 Diakses tanggal 29 September 2017 Majumdar S Purushotham D S C 1999 Experience of thorium fuel development in India Thorium fuel utilization Options and trends PDF Laporan International Atomic Energy Agency Diakses tanggal 7 October 2017 Nuclear Power in India World Nuclear Association 2017 Diakses tanggal 29 September 2017 IAEA TECDOC 1450 Thorium Fuel Cycle Potential Benefits and Challenges PDF International Atomic Energy Agency 2005 Diakses tanggal 23 March 2009 IAEA TECDOC 1349 Potential of thorium based fuel cycles to constrain plutonium and to reduce the long lived waste toxicity PDF International Atomic Energy Agency 2002 Diakses tanggal 24 March 2009 Evans B 2006 Scientist urges switch to thorium ABC News Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2010 Diakses tanggal 17 September 2011 Martin R 2009 Uranium is So Last Century Enter Thorium the New Green Nuke Wired Diakses tanggal 19 June 2010 Thorium based nuclear power Wikipedia dalam bahasa Inggris 2020 01 16 diakses tanggal 2020 01 30 Weinberg Alvin 1994 The First Nuclear Era The Life and Times of a Technological Fixer New York AIP Press hlm 36 38 ISBN 978 1 56396 358 2 a b c Thorium World Nuclear Association 2017 Diakses tanggal 21 June 2017 Woods W K 1966 LRL Interest in U 233 PDF Laporan dalam bahasa English Battelle Memorial Institute doi 10 2172 79078 OSTI 79078 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Classification Bulletin WNP 118 PDF U S Department of Energy March 12 2008 Stoll 2005 hlm 7 United States Geological Survey 2012 Thorium PDF Diakses tanggal 12 May 2017 Jayaram K M V 1987 An Overview of World Thorium Resources Incentives for Further Exploration and Forecast for Thorium Requirements in the Near Future PDF Laporan Department of Atomic Energy Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 28 June 2011 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Thorium Statistics and Information Laporan dalam bahasa Inggris United States Geological Survey 2017 Diakses tanggal 6 January 2018 a b c d e f g h i j Stoll 2005 hlm 8 Crouse David J Brown Keith B 1959 12 01 The Amex Process for Extracting Thorium Ores with Alkyl Amines Industrial amp Engineering Chemistry 51 12 1461 1464 doi 10 1021 ie50600a030 ISSN 0019 7866 a b c d e Stoll 2005 hlm 32 Stoll 2005 hlm 31 Matson Tim 2011 The Book of Non electric Lighting The Classic Guide to the Safe Use of Candles Fuel Lamps Lanterns Gaslights amp Fire View Stoves Countryman Press hlm 60 ISBN 978 1 58157 829 4 Pridham G J 2016 Electronic Devices and Circuits The Commonwealth and International Library Electrical Engineering Division dalam bahasa Inggris Elsevier hlm 105 ISBN 978 1 4831 3979 1 Uttrachi J 2015 Weld Like a Pro Beginning to Advanced Techniques CarTech Inc hlm 42 ISBN 978 1 61325 221 5 Jeffus L 2016 Welding Principles and Applications Cengage Learning hlm 393 ISBN 978 1 305 49469 5 Oak Ridge Associated Universities 1999 Thoriated Camera Lens ca 1970s Diakses tanggal 29 September 2017 Rancourt J D 1996 Optical thin films user handbook SPIE Press hlm 196 ISBN 978 0 8194 2285 9 Kaiser N Pulker H K 2013 Optical Interference Coatings dalam bahasa Inggris Springer hlm 111 ISBN 978 3 540 36386 6 Ronen Y 2006 A rule for determining fissile isotopes Nuclear Science and Engineering 152 3 334 335 doi 10 13182 nse06 a2588 ISSN 0029 5639 a b Ronen Y 2010 Some remarks on the fissile isotopes Annals of Nuclear Energy 37 12 1783 1784 doi 10 1016 j anucene 2010 07 006 Plutonium World Nuclear Association 2017 Diakses tanggal 29 September 2017 a b c Greenwood amp Earnshaw 1997 hlm 1259 Interactive Chart of Nuclides Brookhaven National Laboratory Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 01 24 Diakses tanggal 12 August 2013 Thorium test begins World Nuclear News 2013 Diakses tanggal 21 July 2013 IAEA TECDOC 1450 Thorium Fuel Cycle Potential Benefits and Challenges PDF International Atomic Energy Agency 2005 Diakses tanggal 23 March 2009 a b Langford R E 2004 Introduction to Weapons of Mass Destruction Radiological Chemical and Biological John Wiley amp Sons hlm 85 ISBN 978 0 471 46560 7 Stoll 2005 hlm 30 Nakajima Ts Groult H 2005 Fluorinated Materials for Energy Conversion Elsevier hlm 562 565 ISBN 978 0 08 044472 7 Rees E 2011 Don t believe the spin on thorium being a greener nuclear option The Guardian Diakses tanggal 29 September 2017 Sovacool B K Valentine S V 2012 The National Politics of Nuclear Power Economics Security and Governance Routledge hlm 226 ISBN 978 1 136 29437 2 Nuclear Energy FAQs PDF Argonne National Laboratory 2014 Diakses tanggal 13 January 2018 Findlay T 2011 Nuclear Energy and Global Governance Ensuring Safety Security and Non proliferation Routledge hlm 9 ISBN 978 1 136 84993 0 a b c Thorium Radiation Protection United States Environmental Protection Agency Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2006 Diakses tanggal 27 February 2016 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Radioactivity in Lantern Mantles Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 October 2007 Diakses tanggal 29 September 2017 Natural Decay Series Uranium Radium and Thorium PDF Argonne National Laboratory 2005 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 17 August 2016 Diakses tanggal 30 September 2017 a b c d Stoll 2005 hlm 35 Luetzelschwab J W Googins S W 1984 Radioactivity released from burning gas lantern mantles Health Phys 46 4 873 881 doi 10 1097 00004032 198404000 00013 PMID 6706595 Huyskens C J Hemelaar J T Kicken P J 1985 Dose estimates for exposure to radioactivity in gas mantles Sci Total Environ 45 157 164 Bibcode 1985ScTEn 45 157H doi 10 1016 0048 9697 85 90216 5 PMID 4081711 Toxicological Profile for Thorium PDF Agency for Toxic Substances and Disease Registry U S Public Health Service 1990 hlm 4 Merkel B Dudel G et al 1988 Untersuchungen zur radiologischen Emission des Uran Tailings Schneckenstein PDF Laporan dalam bahasa Jerman Sachsisches Staatsministerium fur Umwelt und Landesentwicklung Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 8 January 2013 a b Stoll 2005 hlm 34 Jacobson M Cooper A R Nagy J 1964 Explosibility of metal powders PDF Laporan United States Department of the Interior Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2017 03 05 Diakses tanggal 29 September 2017 Nine Injured In Atomic Lab Blasts Pittsburgh Post Gazette Associated Press 1956 hlm 2 Diakses tanggal 29 September 2017 No Radiation Threat Seen In A laboratory Blast St Petersburg Times Associated Press 1956 hlm 2 Diakses tanggal 29 September 2017 Harrington M 2003 Sad Memories of 56 Sylvania Explosion New York Newsday Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 February 2012 Diakses tanggal 29 September 2017 Thorium ToxFAQs PDF Agency for Toxic Substances and Disease Registry Diakses tanggal 29 September 2017 Compendium Of Policy And Statutory Provisions Relating To Exploitation Of Beach Sand Minerals Department of Atomic Energy Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 December 2008 Diakses tanggal 19 December 2008 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Alberici Emma 29 January 2019 Italian military officials trial ignites suspicions of links between weapon testing and birth defects in Sardinia ABC News Australian Broadcasting Corporation Diakses tanggal 29 January 2019 Daftar pustaka SuntingGreenwood N N Earnshaw A 1997 Chemistry of the Elements edisi ke 2nd Butterworth Heinemann ISBN 978 0 08 037941 8 Stoll W 2005 Thorium and Thorium Compounds Ullmann s Encyclopedia of Industrial Chemistry Wiley VCH doi 10 1002 14356007 a27 001 ISBN 978 3 527 31097 5 Wickleder M S Fourest B Dorhout P K 2006 Thorium Dalam Morss L R Edelstein N M Fuger J The Chemistry of the Actinide and Transactinide Elements PDF 3 edisi ke 3rd Springer Verlag hlm 52 160 doi 10 1007 1 4020 3598 5 3 ISBN 978 1 4020 3598 2 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 14 December 2017 https en wikipedia org wiki Thorium Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Torium amp oldid 23831825