www.wikidata.id-id.nina.az
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan Indonesia Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru Kesultanan ini semula beribu kota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke beberapa tempat dan terkahir di Martapura Ketika beribu kota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kesultanan Banjarكسلطانن بنجر1520 1905 2010 1 sekarang tanpa kekuasaan politik Bendera LambangWilayah Kesultanan Banjar pada masa pemerintahan Sulaiman dari Banjar 1809 Ibu kotaKuin Banjar Lama 1520 Pemakuan 1612 Muara sungai Tambangan Batang Mangapan 1622 Batang Banyu 1632 Martapura Lama 1642 Sungai Pangeran Banjarmasin 1663 Kayu Tangi 1680 Bumi Kencana 1771 2 3 atau Bumi Selamat 1806 4 Sungai Mesa Banjarmasin 1857 Karang IntanAmuntai Banua LimaBaras KuningBahasa yang umum digunakanBahasa BanjarAgamaIslam Sunni resmi 5 Templat Primary source inlineKaharinganKonghucuKristenPemerintahanMonarki KesultananSultan 1520 1550Sultan Suriansyah 1862 1905Sultan Muhammad Seman 24 Juni 2010 sekarangKhairul SalehSejarah Didirikan sebagai Kerajaan Banjar1520 berubah menjadi Kesultanan1526 Vazal Kerajaan Belanda1826 1858 6 pemerintahan Darurat18 1905 Di dirikan kembali tanpa kekuasaan 2010 1 Akhir pemerintahan Darurat1905 2010 1 sekarang tanpa kekuasaan politik Didahului oleh Digantikan olehkrj KerajaanNegara Daha PagustianSekarang bagian dari Indonesia1526 1548 sebagai bawahan Kesultanan Demak Sunting kotak info Lihat BicaraBantuan penggunaan templat iniSang Dewa Sadewa puteranya Maharaja Pandu Dewata adalah leluhur Raja raja Banjar menurut Hikayat Sang Bima Gambar kraton istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura pada tahun 1843 Profil Bangsawan Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat Profil gadis Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat kerajaan Banjar berdiri pada Tahun 1520 dan menjadi Kesultanan Banjar sejak 1526 Lalu dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860 Namun rakyat Banjar tetap mengakui ada pemerintahan darurat pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905 Namun sejak 24 Juli 2010 Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu tashim Billah 1 berlandaskan Permendagri No 39 tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan Keraton dan Lembaga Adat dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah Tugas melestarikan lembaga keraton adat istiadat budaya dan sejenisnya ini dibebankan kepada kepala daerah dan masyarakat 16 Lewat wewenang tersebut Sultan Khairul Saleh Sultan Banjar sekarang menjalin silaturahmi dengan tokoh tokoh raja dan sultan se Nusantara melalui berbagai forum komunikasi kekerabatan guna melestarikan kebudayaan masing masing daerah di Indonesia Kegiatan ini tak hanya lingkup nasional bahkan bersifat Internasional 17 Wilayah terluas kerajaan ini pada masa kejayaannya disebut empire kekaisaran Banjar membawahi beberapa negeri yang berbentuk kesultanan kerajaan kerajamudaan kepengeranan keadipatian dan daerah daerah kecil yang dipimpin kepala kepala suku Dayak Ketika ibu kotanya masih di Banjarmasin maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribu kota di kota Negara sekarang merupakan ibu kota kecamatan Daha Selatan Hulu Sungai Selatan Bendera Negara Banjar berwarna kuning di atas dan hitam dibawah dengan Posisi horizontal 18 Tradisi lebih lanjut menyatakan bahwa setelah kematian Ampoe Djatmaka pendiri Negara Dipa putranya Limbong Mengkoerat berhasil membawa keajaiban yang muncul dari aliran Poetri Djoendjoeng Boeih seorang putri keluarganya menikahi seorang Pangeran Jawa dari Madjapahit yang memerintah dengan nama Maharaja Soeria Nata dan dianggap sebagai pendiri kekaisaran dan leluhur para pangeran Bandjermasin Peristiwa itu dan seringnya sentuhan yang ada di antara kedua wilayah itu mungkin merupakan alasan bahwa fondasi Bandjermasin dikaitkan dengan sebuah koloni Jawa Agaknya Maharaja Soeria Nata tidak lain adalah Tjakra Nagara putra pangeran Madjapahit yang menurut Kronik Jawa Raffles dikirim ke Bandjermasin dengan banyak kapal dan pasukan sebagai penguasa sekitar tahun 1437 yang kerajaan sebelumnya telah ditundukkan oleh jenderal Ratu Pengging Andayaningrat 19 Kekaisaran sekarang menikmati kedamaian dan kemakmuran di antara serangkaian penguasa dari rumah suku asli dan perbatasannya meluas dari Solok Karasikan ke Sambas di sepanjang pantai selatan dan timur Kalimantan Situasi ini berlangsung hingga akhir abad ke 16 ketika pangeran Sakar Soengsang yang melewati anak anaknya sendiri menunjuk Radhen Samudra putra dari putrinya sebagai penerus takhta menciptakan perang sipil yang sengit Radhen yang belakangan menjadi pangeran Samudra yang tidak mampu menang meminta dan mendapatkan bantuan Sulthan dari Damak dengan syarat bahwa ia dan rakyatnya akan memeluk doktrin Muslim dan membayar upeti kepada pangeran itu Diperkuat oleh bantuan Jawa Pangeran segera mengalahkan lawan lawannya dan naik tahta dengan gelar Sulthan 19 Setelah mencapai tujuannya sulthan baru Hidayatullah 1 segera lupa untuk memenuhi perkiraan yang telah ditentukan tetapi ancaman ancaman berikutnya dari atasannya memiliki efek yang cukup untuk memaksa dia kembali ke Jawa untuk memuaskan sang pangeran Di sana ia dipenjara karena ketidaksetiaannya dan hanya dibebaskan melalui mediasi putranya Raden Senapati Sultan Mustain Billah tentu saja tidak dengan pengorbanan besar Dengan semakin melemahnya para pangeran Jawa tampaknya tidak lama setelah itu supremasi mereka atas Banjarmasin yang telah dipecah beberapa kali tampaknya telah berakhir untuk selamanya dan sebagai tindakan terakhir subordinasi kerajaan Jawa ini saya menemukan catatan mengirimkan kedutaan pada tahun 1642 kepada sulthan Agoeng raja Mataram 19 Daftar isi 1 Sejarah 2 Masa kejayaan 3 Wilayah Kesultanan Banjar 4 Sistem Pemerintahan 5 Sultan Banjar 6 Referensi 6 1 Rujukan 7 Pranala luar 7 1 Catatan kakiSejarah suntingMenurut mitologi suku Maanyan suku tertua di Kalimantan Selatan kerajaan pertama di Kalimantan bagian selatan adalah Kerajaan Nan Sarunai yang diperkirakan wilayah kekuasaannya terbentang luas mulai dari daerah Tabalong ke Pamukan hingga ke daerah Pasir Keberadaan mitologi Maanyan yang menceritakan tentang masa masa keemasan Kerajaan Nan Sarunai sebuah kerajaan purba yang dulunya mempersatukan etnis Maanyan di daerah ini dan telah melakukan hubungan dengan pulau Madagaskar sehingga sebagian rakyatnya menyingkir ke pedalaman wilayah suku Lawangan Salah satu peninggalan arkeologis yang berasal dari zaman ini adalah Candi Agung yang terletak di kota Amuntai Pada tahun 1996 telah dilakukan pengujian C 14 terhadap sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242 226 SM Kusmartono dan Widianto 1998 19 20 Menilik dari angka tahun dimaksud maka Kerajaan Nan Sarunai Kerajaan Tabalong Kerajaan Tanjungpuri usianya lebih tua 600 tahun dibandingkan dengan Kerajaan Kutai Martapura di Kalimantan Timur Menurut Hikayat Sang Bima wangsa yang menurunkan raja raja Banjar adalah Sang Dewa bersaudara dengan wangsa yang menurunkan raja raja Bima Sang Bima raja raja Bali Sang Kuala raja raja Dompu Darmawangsa raja raja Gowa Sang Rajuna yang merupakan lima bersaudara putera putera dari Maharaja Pandu Dewata 20 21 Sesuai Tutur Candi Hikayat Banjar versi II di Kalimantan telah berdiri suatu pemerintahan dari dinasti kerajaan keraton yang terus menerus berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam Hindia Belanda pada 11 Juni 1860 yaitu Keraton awal disebut Kerajaan Kuripan Keraton I disebut Kerajaan Negara Dipa Keraton II disebut Kerajaan Negara Daha Keraton III disebut Kesultanan Banjar Keraton IV disebut Kerajaan Martapura Kayu Tangi Keraton V disebut PagustianMaharaja Sukarama Raja Negara Daha telah berwasiat agar penggantinya adalah cucunya Raden Samudera anak dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari Ayah dari Raden Samudera adalah Raden Manteri Jaya putra dari Raden Begawan saudara Maharaja Sukarama Wasiat tersebut menyebabkan Raden Samudera terancam keselamatannya karena para putra Maharaja Sukarama juga berambisi sebagai raja yaitu Pangeran Bagalung Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Tumenggung Dibantu oleh Arya Taranggana Pangeran Samudra melarikan diri dengan sampan ke hilir sungai Barito Sepeninggal Sukarama Pangeran Mangkubumi menjadi Raja Negara Daha selanjutnya digantikan Pangeran Tumenggung yang juga putra Sukarama Pangeran Samudra yang menyamar menjadi nelayan di daerah Balandean dan Kuin ditampung oleh Patih Masih di rumahnya Oleh Patih Masih bersama Patih Muhur Patih Balitung diangkat menjadi raja yang berkedudukan di Bandarmasih Pangeran Tumenggung melakukan penyerangan ke Bandarmasih Pangeran Samudra dibantu Kerajaan Demak dengan kekuatan 40 000 prajurit dengan armada sebanyak 1 000 perahu yang masing masing memuat 400 prajurit mampu menahan serangan tersebut 22 Akhirnya Pangeran Tumenggung bersedia menyerahkan kekuasaan Kerajaan Negara Daha kepada Pangeran Samudra Kerajaan Negara Daha kemudian dilebur menjadi Kesultanan Banjar yang beristana di Bandarmasih Sedangkan Pangeran Tumenggung diberi wilayah di Batang Alai Pangeran Samudra menjadi raja pertama Kerajaan banjar dengan gelar Sultan Suriansyah Ia pun menjadi raja pertama yang masuk islam dibimbing oleh Khatib Dayan Masa kejayaan suntingKesultanan Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade pertama abad ke 17 dengan lada sebagai komoditas dagang secara praktis barat daya tenggara dan timur pulau Kalimantan membayar upeti pada kerajaan Banjarmasin Sebelumnya Kesultanan Banjar membayar upeti kepada Kesultanan Demak tetapi pada masa Kesultanan Pajang penerus Kesultanan Demak Kesultanan Banjar tidak lagi mengirim upeti ke Jawa 23 Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin dilakukan lagi oleh Tuban pada tahun 1615 untuk menaklukkan Banjarmasin dengan bantuan Madura Arosbaya dan Surabaya tetapi gagal karena mendapat perlawanan yang sengit 24 Sultan Agung dari Mataram 1613 1646 mengembangkan kekuasaannya atas pulau Jawa dengan mengalahkan pelabuhan pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan Gresik 1610 Tuban 1619 Madura 1924 dan Surabaya 1625 Pada tahun 1622 Mataram kembali merencanakan program penjajahannya terhadap kerajaan sebelah selatan barat daya dan tenggara pulau Kalimantan dan Sultan Agung menegaskan kekuasaannya atas Kerajaan Sukadana tahun 1622 25 Seiring dengan hal itu karena merasa telah memiliki kekuatan yang cukup dari aspek militer dan ekonomi untuk menghadapi serbuan dari kerajaan lain Sultan Banjar mengklaim Sambas Lawai Sukadana Kotawaringin Pembuang Sampit Mendawai Kahayan Hilir dan Kahayan Hulu Kutai Pasir Pulau Laut Satui Asam Asam Kintap dan Swarangan sebagai vazal dari kerajaan Banjarmasin hal ini terjadi pada tahun 1636 26 27 28 29 Sejak tahun 1631 Banjarmasin bersiap siap menghadapi serangan Kesultanan Mataram tetapi karena kekurangan logistik maka rencana serangan dari Kesultanan Mataram sudah tidak ada lagi Sesudah tahun 1637 terjadi migrasi dari pulau Jawa secara besar besaran sebagai akibat dari korban agresi politik Sultan Agung Kedatangan imigran dari Jawa mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga pelabuhan pelabuhan di pulau Kalimantan menjadi pusat difusi kebudayaan Jawa Disamping menghadapi rencana serbuan serbuan dari Mataram kesultanan Banjarmasin juga harus menghadapi kekuatan Belanda Pada tahun 1637 Banjarmasin dan Mataram mengadakan perdamaian setelah hubungan yang tegang selama bertahun tahun 24 Perang Makassar 1660 1669 menyebabkan banyak pedagang pindah dari Somba Opu pelabuhan kesultanan Gowa ke Banjarmasin 30 Mata uang yang beredar di Kesultanan Banjar disebut doit 31 Sebelum dibagi menjadi beberapa daerah kerajaan kecil wilayah asal Kesultanan Banjar meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura pada lokasi Tanjung Sambar Ketapang dan sebelah timur berbatasan dengan Kesultanan Pasir pada lokasi Tanjung Aru Pada daerah daerah pecahannya rajanya bergelar Pangeran hanya di Kesultanan Banjar yang berhak memakai gelar Sultan Kesultanan kesultanan lainnya mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar termasuk Kesultanan Pasir yang ditaklukan tahun 1636 dengan bantuan Belanda Kesultanan Banjarmasin merupakan kerajaan terkuat di pulau Kalimantan 32 Sultan Banjar menggunakan perkakas kerajaan yang bergaya Hindu 33 34 Wilayah Kesultanan Banjar suntingKesultanan Banjar merupakan penerus dari kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan dengan wilayah inti meliputi 5 distrik besar di Kalimantan Selatan yaitu Kuripan Amuntai Daha Nagara Margasari Gagelang Alabio Pudak Sategal Kalua dan Pandan Arum Tanjung 35 Sejak awal abad ke 16 berdirilah Kesultanan Banjar yang bertindak sebagai wakil Kesultanan Demak di Kalimantan Menurut Hikayat Banjar sejak zaman pemerintahan kerajaan Hindu wilayah yang termasuk mandala Kerajaan Banjar meliputi daerah taklukan paling barat adalah negeri Sambas Kerajaan Sambas kuno sedangkan wilayah taklukan paling timur adalah negeri Karasikan Banjar Kulan Buranun Dahulu kala batas batas negeri kerajaan adalah antara satu tanjung dengan tanjung lainnya sedangkan penduduk daerah pedalaman dianggap takluk kepada kerajaan bandar yang ada di hilir misalnya terdapat 3 suku besar Dayak yaitu Dayak Biaju Dayak Dusun dan Dayak Pari Ot Danum yang merupakan bagian dari rakyat kerajaan Banjar Kesultanan Brunei merupakan kesultanan yang pertama di pulau Kalimantan dan kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banjar tahun 1526 Kedua kesultanan merupakan saingan Kesultanan Brunei menjadi penguasa tunggal di wilayah utara Kalimantan Pada masa kejayaannya Kesultanan Banjar mampu menyaingi kekayaan Kesultanan Brunei dan menarik upeti kepada raja raja lokal 36 Teritorial kerajaan Banjar pada abad ke 15 17 dalam tiga wilayah meskipun terminologi ini tidak dipergunakan dalam sistem politik dan pemerintahan dalam kerajaan yaitu Negara Agung wilayah sentral budaya Banjar yaitu wilayah Banjar Kuala Batang Banyu dan Pahuluan Mancanegara daerah rantau Kepangeranan Kotawaringin Tanah Dusun Tanah Laut Pulau Laut Tanah Bumbu dan Paser Daerah Pesisir daerah tepi terluar Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Utara Pada mulanya ibu kota Kesultanan Banjar adalah Banjarmasin kemudian pindah ke Martapura 37 Pada masa kejayaannya wilayah yang pernah diklaim sebagai wilayah pengaruh mandala kesultanan Banjar meliputi titik pusat yaitu istana raja di Martapura dan berakhir pada titik luar dari negeri Sambas di barat laut sampai ke negeri Karasikan Banjar Kulan Buranun di timur laut yang letaknya jauh dari pusat kesultanan Banjar Negeri Sambas dan Karasikan Banjar Kulan Buranun pernah mengirim upeti kepada raja Banjar Selain itu dalam Hikayat Banjar juga disebutkan negeri negeri di Batang Lawai Sukadana Bunyut Kutai Hulu dan Sewa Agung Sawakung 26 Negeri negeri bekas milik Tanjungpura yaitu Sambas Batang Lawai dan Sukadana terletak di sebelah barat Tanjung Sambar Pulau Kalimantan kuno terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar Brunei Borneo Tanjungpura Sukadana dan Banjarmasin Tanjung Sambar merupakan perbatasan kuno antara wilayah mandala Sukadana Tanjungpura dengan wilayah mandala Banjarmasin daerah Kotawaringin Menurut sumber Inggris Tanjung Kanukungan sekarang Tanjung Mangkalihat adalah perbatasan wilayah mandala Banjarmasin dengan wilayah mandala Brunei tetapi Hikayat Banjar mengklaim daerah daerah di sebelah utara dari Tanjung Kanukungan Mangkalihat yaitu Kerajaan Berau kuno juga pernah mengirim upeti kepada Kerajaan Banjar Hindu dan sejarah membuktikan daerah daerah tersebut dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda 38 39 Perbatasan di pedalaman daerah aliran sungai Pinoh sebagian Kabupaten Melawi termasuk dalam wilayah Kerajaan Kotawaringin bawahan Banjarmasin yang dinamakan daerah Lawai 40 Sanggau dan Sintang juga dimasukan dalam wilayah pengaruh mandala Kesultanan Banjar Dari bagian timur Kalimantan sampai ke Tanjung Sambar terdapat beberapa distrik kerajaan kecil yang berada di bawah pengaruh mandala kekuasaan Sultan Banjar yaitu Berau Kutai Paser Tanah Bumbu Tanah Laut Tatas Dusun Hulu Dusun Ilir Bakumpai Dayak Besar Kahayan Dayak Kecil Kapuas Murung Mendawai Sampit Pembuang dan Kotawaringin Inilah yang disebut negara Kerajaan Banjar Daerah daerah kekuasaan Sultan Banjar yang paling terasa di Paser Tanah Bumbu Tanah Laut Bakumpai dan Dusun 41 Terminologi wilayah Tanah Seberang tidak ada dalam wilayah Kesultanan Banjar karena tidak memiliki jajahan di luar kepulauan Kalimantan walaupun orang Banjar juga merantau sampai keluar pulau Kalimantan 42 nbsp Wilayah Kesultanan Banjar pada tahun 1700 an dengan negara vasal ditandai dengan warna hijau muda Kerajaan Banjar menaungi hingga ke wilayah Sungai Sambas adalah dari awal abad ke 15 M hingga pertengahan abad ke 16 M yaitu pada masa Kerajaan Melayu hindu Sambas yang menguasai wilayah Sungai Sambas Kerajaan Melayu hindu Sambas ini kemudian runtuh pada pertengahan abad ke 16 M dan dilanjutkan dengan Panembahan Sambas hindu yang merupakan keturunan Bangsawan Majapahit dari Wikramawadhana Pada saat memerintah Panembahan Sambas hindu ini bernaung dibawah Dipati Panembahan Sukadana bawahan Sultan Banjar sampai awal abad ke 17 M yang kemudian beralih bernaung dibawah Kesultanan Johor Panembahan Sambas hindu ini kemudian runtuh pada akhir abad ke 17 M dan digantikan dengan Kesultanan Sambas yang didirikan oleh keturunan Sultan Brunei melalui Sultan Tengah pada tahun 1675 M Sejak berdirinya Kesultanan Sambas hingga seterusnya Kesultanan Sambas adalah berdaulat penuh yaitu tidak pernah bernaung atau membayar upeti kepada pihak manapun kecuali pada tahun 1855 yaitu dikuasai dikendalikan pemerintahannya oleh Hindia Belanda seperti juga Kerajaan Kerajaan lainnya diseluruh Nusantara terutama di Pulau Jawa yang saat itu seluruhnya yang berada dibawah Pemerintah Hindia Belanda di Batavia yaitu pada masa Sultan Sambas ke 12 Sultan Umar Kamaluddin Dalam perjalanan sejarah ketetapan wilayah Kesultanan Banjar tersebut tidak dapat dilihat dengan jelas dengan batas yang tetap karena dipengaruhi oleh keadaan yang tidak stabil dan batas wilayah yang fleksibel disebabkan oleh berkembangnya atau menurunnya kekuasaan Sultan Banjar Sejak ibu kota dipindahkan ke Daerah Martapura 43 maka kota Martapura sebagai Kota Raja merupakan wilayah ring pertama dan pusat pemeritahan Sultan Banjar Wilayah teritorial ring kedua Negara Agung terdiri dari Tanah Laut atau Laut Darat terdiri Satui Tabunio Diserahkan kepada VOC Belanda pada 13 Agustus 1787 Maluka daerah yang dikuasai Inggris pada 1815 1816 yaitu Maluka Liang Anggang Kurau dan Pulau Lamai Daerah Banjar Lama Kuin Banjarmasin bagian Utara dan Pulau Tatas Banjarmasin bagian Barat Tahun 1709 44 45 atau Tahun 1747 Belanda mendirikan benteng di Pulau Tatas Banjarmasin bagian barat merupakan daerah yang mula mula dimiliki VOC Belanda 46 Pulau Tatas termasuk daerah yang diserahkan kepada VOC Belanda pada 13 Agustus 1787 selanjutnya Mantuil sampai Sungai Mesa diserahkan kepada Hindia Belanda pada 4 Mei 1826 sedangkan Banjar Lama Kuin sampai perbatasan daerah Margasari masih tetap sebagai wilayah kesultanan sampai 1860 Margasari Wilayah kerajaan sampai 1860 Banua Ampat artinya banua nang empat yaitu Banua Padang Banua Halat Banua Parigi dan Banua Gadung Wilayah kesultanan sampai 1860 Amandit Wilayah kerajaan sampai 1860 Labuan Amas Wilayah kerajaan sampai 1860 Alay Wilayah kerajaan sampai 1860 Banua Lima artinya lalawangan nang lima yaitu Negara Alabio Sungai Banar Amuntai dan Kalua Wilayah kerajaan sampai 1860 Pulau Bakumpai yaitu tebing barat sungai Barito dari kuala Anzaman ke hilir sampai kuala Lupak Diserahkan kepada Hindia Belanda pada 4 Mei 1826 bersama daerah Pulau Burung Tanah Dusun yaitu dari kuala Marabahan sampai hulu sungai Barito Pada 13 Agustus 1787 Dusun Atas diserahkan kepada VOC Belanda tetapi daerah Mengkatip Dusun Hilir dan Tamiang Layang Dusun Timur dan sekitarnya tetap termasuk daalam wilayah inti Kesultanan Banjar hingga dihapuskan oleh Belanda tahun 1860 Teritorial ring ketiga yaitu Mancanegara dengan tambahan kedua daerah ini merupakan wilayah asal Kesultanan Banjar sebelum pemekaran yang terdiri dari Wilayah Barat yaitu wilayah Negara bagian Kotawaringin dan Tanah Dayak Biaju yaitu meliputi daerah Kerajaan Kotawaringin dengan distrik distriknya Jelai dan Kumai Pembuang Sampit Mendawai serta daerah milik Kotawaringin di Kalbar yang dihuni Dayak Ot Danum yaitu Lawai atau Pinoh sebagian Kabupaten Melawi yang letaknya bersebelahan dengan kawasan udik sungai Katingan Mendawai dan berbatasan dengan Kerajaan Sintang Perbatasan Kerajaan Kotawaringin dengan Kerajaan Sukadana Matan terletak di Tanjung Sambar Juga turut diklaim wilayah Tanah Dayak Rumpun Ot Danum yang berpusat mandala di udik sungai Kahayan Tumbang Anoi yaitu daerah daerah suku Dayak Biaju dan Dayak Pari Ot Danum beserta semua daratan yang takluk kepadanya Semua distrik distrik di wilayah Tanah Kotawaringin dan Tanah Dayak diserahkan kepada VOC Belanda pada 13 Agustus 1787 Secara resmi daerah daerah Dayak pedalaman tersebut diduduki Belanda sejak Perjanjian Tumbang Anoi pada Tahun 1894 Wilayah Timur Kalimantan Tenggara yaitu Negara bagian Paser dan Negara bagian Tanah Bumbu Kerajaan Paser didirikan oleh seorang panglima Kerajaan Banjar atau Kuripan Daha sehingga sejak semula takluk kepada Kesultanan Banjar namun belakangan berada di bawah pengaruh La Madukelleng Tahun 1703 Tanah Paser berubah dari pemerintahan Panembahan menjadi kesultanan daerah ini diserahkan kepada Hindia Belanda pada 13 Agustus 1787 dan dimulai pada masa Sultan Paser Sultan Mahmud Han menjalin kontrak politik dengan Hindia Belanda Kerajaan Tanah Bumbu didirikan Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah yang pada mulanya mencakup kawasan mulai Tanjung Aru sampai Tanjung Silat belakangan wilayah intinya terutama terdiri atas 7 divisi Cengal Pamukan Manunggul Sampanahan Bangkalaan Kelumpang Cantung Buntar Laut dan Batulicin Pada bulan Juli 1825 Raja Aji Jawi penguasa Tanah Bumbu yang memiliki 6 daerah Cengal Manunggul Sampanahan Bangkalaan Cantung Buntar Laut membuat kontrak politik dengan Hindia Belanda yang menjadikan Tanah Bumbu sebagai swapraja Tahun 1841 negeri Sampanahan di bawah Pangeran Mangku Bumi Gusti Ali menjadi swapraja terpisah dari wilayah Tanah Bumbu lainnya Tahun 1846 Buntar Laut dianeksasi diintegrasikan oleh penguasa Cantung yang kelak menjadi swapraja tersendiri terpisah dari wilayah Tanah Bumbu di bawah Raja Aji Mandura sebagai Raja Cantung dan Buntar Laut Negeri Batulicin di bawah Pangeran Aji Musa kemudian digantikan puteranya Pangeran Abdul Kadir yang kelak mendapatkan negeri Kusan dan Pulau Laut Kerajaan Kusan pada mulanya didirikan Sultan Amir bin Sultan Muhammadillah rival Sunan Nata Alam dalam memperebutkan tahta Kesultanan Banjar Sultan Banjar melantik Hasan La Pangewa sebagai kapten suku Bugis bergelar Kapitan Laut Pulo sebagai penguasa Pagatan setelah ia berhasil mengusir Sultan Amir dari Kerajaan Kusan Di masa Arung Botto Raja Pagatan menjalin kontrak sebagai swapraja di bawah Hindia Belanda Belakangan wilayah Kusan digabung dengan Tanah Pagatan dan kemudian Hindia Belanda membentuk pula swapraja Sabamban Wilayah Kalimantan Tenggara ini diserahkan kepada VOC Belanda pada 13 Agustus 1787 ditegaskan lagi pada tahun 1826 Pada akhir abad ke 19 Hindia Belanda menjadikannya Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan 11 swapraja yang meliputi Kesultanan Paser dan wilayah Tanah Bumbu Sabamban Kusan Pagatan Batu Licin Pulau Laut dengan Pulau Sebuku Bangkalaan Cantung dengan Buntar Laut Sampanahan Manunggul Cengal Semua kerajaan ini termasuk ke dalam Borneo Timur di bawah Asisten Residen yang berkedudukan di Samarinda sejak tahun 1846 Teritorial ring keempat adalah Pesisir yaitu daerah terluar maka dengan tambahan kedua wilayah ini teritorial kerajaan semakin bertambah luas lebih kurang sama dengan Provinsi Borneo pada masa kolonial Hindia Belanda Perjanjian Sultan Tamjidullah I dengan VOC pada 20 Oktober 1756 yang berencana untuk menaklukan kembali daerah daerah yang melepaskan diri yaitu Sanggau Sintang Lawai Paser Kutai dan Berau Daerah Pesisir terdiri dari 47 Pesisir Timur disebut tanah yang di atas angin meliputi kawasan timur Kalimantan dan jika digabung dengan kawasan selatan Kalimantan menjadi Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo pada masa kolonial Hindia Belanda 48 Kerajaan kerajaan di Kaltim tergolang sebagai negara dependen di dalam Kesultanan Banjar 49 Wilayah Negara bagian Kutai Tahun 1735 Kerajaan Kutai Kartanegara berubah dari pemerintahan Pangeran Adipati menjadi kesultanan Diserahkan kepada Hindia Belanda pada 13 Agustus 1787 dan 4 Mei 1826 Tahun 1844 Sultan Kutai mengakui kedaulatan Hindia Belanda Wilayah Negara bagian Berau Kuran sejak 1810 an terbagi menjadi Gunung Tabur dan Tanjung beserta daerah daerah Berau yang melepaskan diri pada abad ke 18 dan bawah pengaruh Kesultanan Sulu amp Brunei yaitu Tanah Bulungan dan Tanah Tidung Diserahkan kepada Hindia Belanda pada 13 Agustus 1787 dan 4 Mei 1826 50 Wilayah terluar di timur yang telah lama melepaskan diri dan kemudian di bawah pengaruh Brunei yaitu Negara bagian Karasikan atau Buranun Banjar Kulan Banjar Kecil 39 51 52 53 2 54 55 Pesisir Barat disebut tanah yang di bawah angin meliputi kawasan barat Kalimantan yang kemudian menjadi Karesidenan Borneo Barat pada masa kolonial Hindia Belanda Wilayah Batang Lawai atau sungai Kapuas Negara bagian Sanggau Negara bagian Sintang dan Negara bagian Lawai 56 Wilayah Batang Lawai mengirim upeti melalui anak anak sungai Melawi dilanjutkan dengan jalan darat menuju sungai Katingan yang bermuara ke laut Jawa dilanjutkan perjalanan laut dekat sungai Barito di Banjarmasin Kerajaan Sintang mulai diperintah Dinasti Majapahit semenjak pernikahan Patih Logender dari Majapahit dengan Dara Juanti Raja Sintang ke 9 Tahun 1600 Raja Sintang mengirim utusan ke Banjarmasin untuk menyalin kitab suci Al Quran Kerajaan Sintang dan Mlawai Kabupaten Melawi dan Jelai termasuk daerah yang diserahkan oleh Sultan Adam kepada Hindia Belanda pada 4 Mei 1826 Mlawai sebelumnya termasuk daerah daerah yang diserahkan oleh Sunan Nata Alam kepada VOC Belanda pada 13 Agustus 1787 Belakangan Tanah Sanggau ditaklukan dan berada di bawah supremasi pemerintahan Sultan Pontianak protektorat VOC Belanda Wilayah Negara bagian Sukadana Tanjungpura sebagian besar Kalbar 57 Kerajaan Sukadana Tanjungpura diperintah oleh Dinasti Majapahit Kerajaan Sukadana menjadi vazal sejak era Kerajaan Banjar Hindu Sejak pernikahan Raden Saradewa Giri Mustaka dengan Putri Gilang Dayang Gilang cucu Sultan Mustainbillah maka sebagai hadiah perkawinan Sukadana Matan dibebaskan dari membayar upeti 26 Saat itu Raja Sukadana memiliki bisnis dan tinggal di Banjarmasin dan termasuk anggota Dewan Mahkota Pada tahun 1622 kerajaan Sukadana berubah dari pemerintahan Panembahan menjadi kesultanan selanjutnya Panembahan Giri Mustaka bergelar Sultan Muhammad Safi ad Din Pada tahun 1661 Sukadana Matan terakhir kalinya Sukadana mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Zainuddin kembali mengirim upeti sebagai daerah perlindungan Kesultanan Banjar Kemudian Sukadana dianggap sebagai vazal Kesultanan Banten setelah mengalami kekalahan dalam perang Sukadana Landak pada tahun 1700 dimana Landak dibantu Banten amp VOC kemudian Banten menyerahkan Landak vazal Banten dan Tanah Sukadana Tanjungpura sebagian besar Kalbar kepada VOC Belanda pada 26 Maret 1778 kemudian diserahkan oleh VOC di bawah supremasi pemerintahan Sultan Pontianak karena itu gelar Sultan untuk penguasa Sukadana Matan diubah menjadi Panembahan 58 Wilayah terluar di barat adalah Negara bagian Sambas Menurut Hikayat Banjar sejak era pemerintahan kerajaan Banjar Hindu wilayah Sambas kuno menjadi taklukannya dan terakhir kalinya Pangeran Adipati Sambas Panembahan Sambas mengantar upeti dua biji intan yang besar yaitu si Misim dan si Giwang kepada Sultan Banjar IV Marhum Panembahan 1595 1642 26 59 60 Pada 1 Oktober 1609 negeri Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan lepas dari pengaruh kesultanan Banjar Intan Si Misim kemudian dipersembahkan oleh Sultan Banjar kepada Sultan Agung raja Mataram pada bulan Oktober tahun 1641 yang merupakan persembahan bukan upeti terakhir yang dikirim kepada pemerintahan di Jawa Kesultanan Mataram 61 62 63 Semula Kerajaan Sambas diperintah oleh Dinasti Majapahit yang bergelar Pangeran Adipati Panembahan Sambas selanjutnya mulai tahun 1675 Tanah Sambas diperintah oleh Dinasti Brunei dan berubah menjadi kesultanan bernama Kesultanan Sambas Tahun 1855 Sambas digabungkan ke dalam Hindia Belanda sebagai ibu kota dari Karesidenan Sambas yang membawahi kerajaan kerajaan di Kalimantan Barat 64 Pada abad ke 18 Pangeran Tamjidullah I berhasil memindahkan kekuasaan pemerintahan kepada dinastinya dan menetapkan Pangeran Nata Dilaga sebagai Sultan yang pertama sebagai Panembahan Kaharudin Khalilullah Pangeran Nata Dilaga yang menjadi raja pertama dinasti Tamjidullah I dalam masa kejayaan kekuasaannya menyebutkan dirinya Susuhunan Nata Alam pada tahun 1772 Putera dari Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah yang bernama Pangeran Amir atau cucu Sultan Hamidullah melarikan diri ke negeri Pasir dan meminta bantuan pada pamannya yang bernama Arung Tarawe dan Ratu Dewi Pangeran Amir kemudian kembali dan menyerbu Kesultanan Banjar dengan pasukan orang Bugis yang besar pada tahun 1757 dan berusaha merebut kembali tahtanya dari Susuhunan Nata Alam Karena takut kehilangan tahta dan kekuatiran jatuhnya kerajaan di bawah kekuasaan orang Bugis Susuhunan Nata Alam meminta bantuan kepada VOC VOC menerima permintaan tersebut dan mengirimkan Kapten Hoffman dengan pasukannya dan berhasil mengalahkan pasukan Bugis itu Sedangkan Pangeran Amir terpaksa melarikan diri kembali ke negeri Pasir Beberapa waktu kemudian Pangeran Amir mencoba pula untuk meminta bantuan kepada para bangsawan Banjar di daerah Barito yang tidak senang kepada Belanda karena di daerah Bakumpai Barito diserahkan Pangeran Nata kepada VOC Dalam pertempuran yang kedua ini Pangeran Amir tertangkap dan dibuang ke Sri Langka pada tahun 1787 Sesudah itu diadakan perjanjian antara Kesultanan Banjar dengan VOC dimana raja raja Banjar memerintah kerajaan sebagai peminjam tanah VOC Dalam tahun 1826 diadakan perjanjian kembali antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Adam berdasarkan perjanjian dengan VOC yang terdahulu berdasarkan perjanjian ini maka Belanda dapat mencampuri pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Putra Mahkota dan Mangkubumi yang mengakibatkan rusaknya adat kerajaan dalam bidang ini yang kemudian menjadikan salah satu penyebab pecahnya Perang Banjar Perjanjian itu terdiri atas 28 pasal dan ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826 atau 26 Ramadhan 1241 H Selain Sultan Adam al Watsiq Billah perjanjian itu juga ditandatangani oleh Paduka Pangeran Ratu Putra Mahkota Pangeran Mangkubumi Pangeran Dipati Pangeran Ahmad dan disaksikan oleh para Pangeran lainnya Perjanjian inilah yang menjadi dasar hubungan politik dan ekonomi antara Kesultanan Banjar dengan pemerintah Hindia Belanda di Batavia Dalam perjanjian tersebut Kesultanan Banjar mengakui suzerinitas atau pertuanan Pemerintah Hindia Belanda dan menjadi sebuah Leenstaat atau negeri pinzaman Berdasarkan perjanjian ini maka kedaulatan kerajaan keluar negeri hilang sama sekali sedangkan kekuasaan ke dalam tetap berkuasa dengan beberapa pembatasan dan Residen berperan sebagai agen politik pemerintah kolonial Hindia Belanda Isi perjanjian 1826 itu antara lain adalah 65 Kerajaan Banjar tidak boleh mengadakan hubungan dengan lain kecuali hanya dengan Belanda Wilayah Kerajaan Banjar menjadi lebih kecil karena beberapa wilayah menjadi bagian dibawah pemerintahan langsung Hindia Belanda Wilayah wilayah milik Hindia Belanda seperti tersebut dalam Pasal 4 Pulau Tatas dan Kuwin sampai di seberang kiri Antasan Kecil Pulau Burung mulai Kuala Banjar seberang kanan sampai di Mantuil Mantuil seberang Pulau Tatas sampai ke Timur pada Rantau Keliling dengan sungai sungainya Kelayan Kecil Kelayan Besar dan kampung di seberang Pulau Tatas Sungai Mesa di hulu kampung Cina sampai ke darat Sungai Baru sampai Sungai Lumbah Pulau Bakumpai mulai dari Kuala Banjar seberang kiri mudik sampai di Kuala Anjaman di kiri ke hilir sampai Kuala Lupak Segala Tanah Dusun semuanya desa desa kiri kanan mudik ke hulu mulai Mangkatip sampai terus negeri Siang dan hilir sampai di Kuala Marabahan Tanah Dayak Besar Kecil dengan semua desa desanya kiri kanan mulai dari Kuala Dayak mudik ke hulu sampai terus di daratan yang takluk padanya Tanah Mandawai Sampit Pambuang semuanya desa desa dengan segala tanah yang takluk padanya Tanah Kotawaringin Sintang Lawai Jelai dengan desa desanya Desa Tabanio dan segala Tanah Laut sampai di Tanjung Selatan dan ke Timur sampai batas dengan Pagatan ke utara sampai ke Kuala Maluku mudik sungai Maluku Selingsing Liang Anggang Banyu Irang sampai ke timur Gunung Pamaton sampai perbatasan dengan Tanah Pagatan Negeri negeri di pesisir timur Pagatan Pulau Laut Batu Licin Pasir Kutai Berau semuanya dengan yang takluk padanya Penggantian Pangeran Mangkubumi harus mendapat persetujuan pemerintah Belanda Belanda menolong Sultan terhadap musuh dari luar kerajaan dan terhadap musuh dari dalam negeri Beberapa daerah padang perburuan Sultan yang sudah menjadi tradisi diserahkan pada Belanda Semua padang perburuan itu dilarang bagi penduduk sekitarnya untuk berburu menjangan Padang perburuan itu meliputi Padang pulau Lampi sampai ke Batang Banyu Maluka Padang Bajingah Padang Penggantihan Padang Munggu Basung Padang Taluk Batangang Padang Atirak Padang Pacakan Padang Simupuran Padang Ujung Karangan Belanda juga memperoleh pajak penjualan intan sepersepuluh dari harga intan dan sepersepuluhnya untuk Sultan Kalau ditemukan intan yang lebih dari 4 karat harus dijual pada Sultan Harga pembelian intan itu sepersepuluhnya diserahkan pada Belanda nbsp Wilayah terakhir Kesultanan Banjar pada masa Sultan Adam yang telah menyusut antara tahun 1826 1860 sebelum dibubarkan Hindia Belanda karena wilayah sekelilingnya telah diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banjar Wilayah Banjar yang lebih kuno terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru 66 67 68 Gambaran umum abad ke 19 bagi Kesultanan Banjar bahwa hubungan kerajaan keluar sebagaimana yang pernah dijalankan sebelumnya terputus khususnya dalam masalah hubungan perdagangan internasional Tetapi kekuasaan Sultan ke dalam tetap utuh tetap berdautat menjalani kekuasaan sebagai seorang Sultan Pada tahun 1860 Kesultanan Banjar dihapuskan dan digantikan pemerintahan regent yang berkedudukan masing masing di Martapura Pangeran Jaya Pemenang dan di Amuntai Raden Adipati Danu Raja Adat istiadat sembah menyembah tetap berlaku hingga meninggalnya Pangeran Suria Winata Regent Martapura saat itu Jabatan regent di daerah ini akhirnya dihapuskan pada tahun 1884 Sistem Pemerintahan suntingRaja bergelar Sultan Panambahan Ratu Susuhunan Putra Mahkota bergelar Ratu Anum Pangeran Ratu Sultan Muda Perdana Menteri disebut Perdana Mantri Mangkubumi Wazir di bawah Mangkubumi Mantri Panganan Mantri Pangiwa Mantri Bumi dan 40 orang Mantri Sikap setiap Mantri Sikap memiliki 40 orang pengawal Lalawangan kepala distrik kedudukannya sama seperti pada masa Hindia Belanda Sarawasa Sarabumi dan Sarabraja Kepala Urusan keraton Mandung dan Raksayuda Kepala Balai Longsari dan Bangsal dan Benteng Mamagarsari Pengapit raja duduk di Situluhur Parimala Kepala urusan dagang dan pekan pasar Dibantu Singataka dan Singapati Sarageni dan Saradipa Kuasa dalam urusan senjata tombak ganjur duhung tameng badik parang badil meriam dll Puspawana Kuasa dalam urusan tanaman hutan perikanan ternak dan berburu Pamarakan dan Rasajiwa Pengurus umum tentang keperluan pedalaman istana Kadang Aji Ketua Balai petani dan Perumahan Nanang sebagai Pembantu Wargasari Pengurus besar tentang persediaan bahan makanan dan lumbung padi kesejahteraan Anggarmarta Juru Bandar Kepala urusan pelabuhan Astaprana Juru tabuh tabuhan kesenian dan kesusasteraan Kaum Mangkumbara Kepala urusan upacara Wiramartas Mantri Dagang berkuasa mengadakan hubungan dagang dengan luar negeri dengan persetujuan Sultan Bujangga Kepala urusan bangunan rumah agama dan rumah ibadah Singabana Kepala ketenteraman umum Jabatan jabatan pada masa Panembahan Kacil Sultan Mustain Billah terdiri Mangkubumi Mantri Pangiwa dan Mantri Panganan Mantri Jaksa Tuan Panghulu Tuan Khalifah Khatib Para Dipati Para PryaiMasalah masalah agama Islam dibicarakan dalam rapat musyawarah oleh Penghulu yang memimpin pembicaraan dengan anggota terdiri dari Mangkubumi Dipati Jaksa Khalifah dan Penghulu Masalah masalah hukum sekuler dibicarakan oleh Jaksa yang memimpin pembicaraan dengan anggota terdiri dari Raja Mangkubumi Dipati dan Jaksa Masalah tata urusan kerajaan merupakan pembicaraan antara raja Mangkubumi dan Dipati Dalam hierarki struktur negara di bawah Mangkubumi adalah Panghulu kemudian Jaksa Urutan dalam suatu sidang negara adalah Raja Mangkubumi Panghulu kemudian Jaksa Urutan kalau Raja berjalan diikuti Mangkubumi kemudian Panghulu dan selanjutnya Jaksa Kewenangan Panghulu lebih tinggi dari Jaksa karena Panghulu mengurusi masalah keagamaan sedangkan Jaksa mengurusi masalah keduniaan Para Dipati terdiri dari para saudara raja menemani dan membantu raja tetapi mereka adalah kedua setelah Mangkubumi Sistem pemerintahan mengalami perubahan pada masa pemerintahan Sultan Adam Al Watsiq Billah Perubahan itu meliputi jabatan Mufti hakim tertinggi pengawas Pengadilan umum Qadi kepala urusan hukum agama Islam Penghulu hakim rendah Lurah langsung sebagai pembantu Lalawangan Kepala Distrik dan mengamati pekerjaan beberapa orang Pambakal Kepala Kampung dibantu oleh Khalifah Bilal dan Kaum Pambakal Kepala Kampung yang menguasai beberapa anak kampung Mantri pangkat kehormatan untuk orang orang terkemuka dan berjasa di antaranya ada yang menjadi kepala desa dalam wilayah yang sama dengan Lalawangan Tatuha Kampung orang yang terkemuka di kampung Panakawan orang yang menjadi suruhan raja dibebas dari segala macam pajak dan kewajiban Sebutan Kehormatan Sultan disebut Tuan Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Gubernur Jenderal VOC Tuan Yang Maha Bangsawan Gubernur Jenderal Permaisuri disebut Ratu jika keturunan bangsawan atau Nyai Ratu jika berasal dari kalangan biasa sedangkan para selir disebut Nyai Anak laki laki raja bergelar Gusti Raden Raden Aria pada zaman Hindu amp awal Islam dan jika anak permaisuri akan mendapat gelar Pangeran dan jika menjabat Dipati mendapat gelar berganda menjadi Pangeran Dipati Para Pangeran keturunan Sultan yang memerintah menurunkan gelar Gusti ini kepada keturunannya baik anak lelaki maupun wanita Para Gusti lelaki yang sudah jauh garis keturunannya dengan Sultan yang memerintah hanya menurunkan gelar Gusti hanya kepada anak lelaki Anak perempuan raja bergelar Gusti Raden Galuh pada zaman Hindu jika anak permaisuri akan mendapat gelar Putri dan setelah menikah mendapat gelar Ratu Andin menurut Tutur Candi gelar tersebut untuk keturunan kerajaan Negara Daha yang telah dikalahkan oleh Sultan Suriansyah dan tidak diperkenankan lagi memakai gelar Pangeran Antung gelar untuk putera puteri dari wanita Gusti yang menikah dengan orang kalangan biasa Antung setara dengan gelar Utin wanita di Kotawaringin Seorang lelaki dari kalangan biasa yang menikah dengan puteri Sultan akan mendapat gelar Raden Raden juga merupakan gelar bagi pejabat birokrasi dari golongan Nanang Anang misalnya gelar Raden Tumenggung yang selanjutnya meningkat menjadi Raden Dipati Menurut Hikayat Banjar gelar Nanang diberikan untuk kalangan keluarga Ampu Jatmika yang disebut Kadang Haji haji raja sedangkan keluarga isteri Ampu Jatmika tidak mendapat gelar tersebut atau juga diberikan kepada lelaki dari kalangan biasa yang menikah dengan puteri Sultan misalnya Nanang Sarang digunakan pada abad ke 17 Seorang lelaki keturunan Arab yang menikah dengan puteri Sultan akan mendapat gelar Pangeran Serip Syarif sedangkan puteri Sultan tersebut menjadi isteri permaisuri disebut Ratu Serip Ratu Syarif 69 Sultan Banjar suntingBerikut ini adalah daftar figur figur pemimpin yang memerintah di Kesultanan Banjar yang disebut Paduka Seri Sultan Banjar atau Susuhunan Panembahan Banjarmasin 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 No Nama Masa Kekuasaan Sultan Gambar1 Sultan Suriansyah 1520 1540 Raja Banjarmasih Nama lahirnya Raden Samudra Raja Banjar pertama sebagai perampas kekuasaan yang memindahkan pusat pemerintahan di Kampung Banjarmasih yang menggantikan pamannya raja Pangeran Tumenggung Raden Panjang menurutnya dia ahli waris yang sah sesuai wasiat kakeknya Maharaja Sukarama Raden Paksa dari Kerajaan Negara Daha padahal ia garis keturunan perempuan menurut Hikayat Banjar versi resensi I Setelah turun tahta Pangeran Tumenggung pindah ke daerah Alai beserta seribu penduduk Sultan Suryanullah dibantu mangkubumi Aria Taranggana 26 Baginda memeluk Islam pada 24 September 1526 Makamnya di Komplek Makam Sultan Suriansyah dengan gelar anumerta Sunan Batu Habang Dalam agama lama dia dianggap hidup membegawan di alam gaib sebagai sangiang digelari Perbata Batu Habang 2 Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah 1540 1570 Raja Banjarmasih Sultan Rahmatullah merupakan putera sulung Sultan Suryanullah sedangkan Pangeran Anom Pangeran di Hangsana merupakan putera kedua Sultan Suryanullah Pangeran Anom Pangeran di Hangsana menjabat sebagai Dipati Sultan Rahmatullah dibantu mangkubumi Aria Taranggana 26 Makam Sultan Rahmatullah terdapat di Komplek Makam Sultan Suriansyah dengan gelar anumerta Panembahan Batu Putih 3 Sultan Hidayatullah I bin Sultan Rahmatullah 1570 1595 Raja Banjarmasih Pemerintahannya dibantu mangkubumi Kiai Anggadipa 26 Makamnya di Komplek Makam Sultan Suriansyah dengan gelar anumerta Panembahan Batu Irang Puteranya Raden Bagus dilantik sebagai raja muda dengan gelar Ratu Bagus belakangan Ratu Bagus ditawan di Tuban oleh Sultan Mataram dan baru dibebaskan pada masa Sultan Mustain Billah Trah keturunan Sultan Hidayatullah I menjadi Datu datu Taliwang dan Sultan sultan Sumbawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II Gusti Mesir Abdurrahman Dewa Pangeran Sultan Sumbawa 1763 1766 merupakan seorang keturunan Raja Banjar yang menjadi menantu Sultan Sumbawa Kemudian dia dilantik sebagai Sultan Sumbawa berikutnya oleh Datu Taliwang raja daerah Taliwang yang juga keturunan Raja Banjar Sultan Hidayatullah I 84 4 Sultan Mustain Billah bin Sultan Hidayatullah I 1595 1642 Raja Banjarmasih Raja Martapura Nama lahirnya Raden Senapati diduga ia perampas kekuasaan sebab ia bukanlah anak dari permaisuri meskipun ia anak tertua Pemerintahannya dibantu mangkubumi Kiai Jayanagara dilanjutkan sepupunya Kiai Tumenggung Raksanagara Gelar lain Raden Kushil Gusti Kacil Pangeran Senapati Panembahan Marhum Raja Maruhum dan gelar yang dimasyhurkan Marhum Panembahan Dia memindahkan ibu kota ke sebelah hulu setelah mendapat serangan dari VOC Belanda dan memberi nama ibu kota baru Martapura 26 Oleh Suku Dayak yang menghayati Kaharingan baginda dianggap hidup sebagai sangiang di Lewu Tambak Raja dikenal sebagai Raja Helu Maruhum Usang Pada bulan Oktober 1641 baginda mengirim utusan yang membawa hadiah persembahan bukan upeti kepada Sultan Mataram sebagai tanda persahabatan Sekitar tahun 1635 hubungan Banjar dan Mataram mengalami ketegangan namun mulai membaik sejak tahun 1637 Keturunannya menjadi Sultan sultan Banjar dan Pangeran Ratu Kotawaringin 5 Sultan Inayatullah bin Sultan Mustain Billah 1636 1642 1645 Raja Martapura Sultan Inayatullah Pangeran Dipati Tuha ke 1 merupakan putera sulung Sultan Mustain Billah sedangkan Pangeran Dipati Anom ke 1 merupakan putera kedua Sultan Mustain Billah Setelah dilantik sebagai mangkubumi Kepala Pemerintahan maka Pangeran Dipati Anom ke 1 memperoleh gelar Pangeran di Darat Sultan Inayatullah juga bergelar Ratu Agung Ia dimakamkan di Kampung Keraton Martapura Pangeran Dipati Anta Kasuma putera ketiga Sultan Mustain Billah kemudian dilantik menjadi raja daerah di wilayah perbatasan sebelah barat yang disebut Kerajaan Kotawaringin 6 Sultan Saidullah bin Sultan Inayatullah 1645 1660 Raja Martapura Nama lahirnya Raden Kasuma Alam Sultan Saidullah memiliki saudara sebapak yaitu Raden Kasuma Lelana Kepala Pemerintahan mangkubumi tetapa dipegang Pangeran di Darat yang kini bergelar Panembahan di Darat Setelah wafatnya Panembahan di Darat jabatan mangkubumi dilanjutkan pamannya Pangeran Dipati Anta Kasuma terakhir dilanjutkan paman tirinya Pangeran Dipati Mangkubumi Raden Halit Terdapat masa kekosongan Sultan selama setahun sebelum dia ditabalkan dan menjalankan kekuasaan saat itu adalah mangkubumi Pangeran di Darat 26 Gelar lain Wahidullah Ratu Anum Ratu Anumdullah Sultan Ratu Sultan Ratu memiliki dua putera yaitu Pangeran Suria Angsa Raden Bagus Sultan Amrullah dan Pangeran Suria Negara Raden Basus Pangeran Dipati Tuha 85 Keturunannya menjadi Raja raja Banjar dan Tanah Bumbu 7 Sultan Ri ayatullah bin Sultan Mustain Billah 1660 1663 Raja Martapura Nama lahirnya Raden Halit Ia sebagai temporary king badal menjadi pelaksana tugas bagi Raden Bagus Putra Mahkota yang belum dewasa Sebagai Penjabat Sultan dengan gelar resmi dalam khutbah Sultan Rakyatullah Rakyat Allah Pemerintahannya dibantu mangkubumi keponakan tirinya Pangeran Mas Dipati bin Pangeran Dipati Antasari Gelar lain Pangeran Dipati Tapasena Pangeran Mangkubumi Panembahan Sepuh Tahalidullah Dipati Halit Pada tahun 1663 ia dipaksa menyerahkan tahta kepada cucu tirinya Pangeran Dipati Anom II Sultan Agung yang berpura pura akan menyerahkan tahta kepada Putra Mahkota Raden Bagus tetapi ternyata untuk dirinya sendiri yang hendak menjadi Sultan 26 8 Sultan Amrullah Bagus Kasuma bin Sultan Saidullah 1663 1679 Nama lahirnya Raden Bagus Masa pemerintahannya sering ditulis tahun 1660 1700 Pada tahun 1660 1663 ia diwakilkan oleh Sultan Rakyatullah dalam menjalankan pemerintahan karena ia belum dewasa Pada tahun 1663 paman tirinya Pangeran Dipati Anom II Sultan Agung merampas tahta dari Sultan Rakyatullah yang semestinya dirinyalah sebagai ahli waris yang sah sebagai Sultan Banjar berikutnya 26 Sementara itu ia telah dilantik oleh Pangeran Tapesana Sultan Rakyatullah dengan gelar Sultan Amrullah Bagus Kasuma Tahun 1663 1679 ia sebagai raja pelarian yang memerintah dari pedalaman Alay 9 Sultan Agung bin Sultan Inayatullah 1663 1679 Raja Banjarmasih Nama lahirnya Raden Kasuma Lalana kemudian bergelar Pangeran Dipati Anom II setelah menjadi Sultan disebut Sultan Dipati Anom 26 Ia mengambil hak kemenakannya Raden Bagus sebagai Sultan Banjar setalah mengambil alih jabatan Wali Pemangku sultan yang dijabat oleh Pangeran Ratu Sultan Ri ayatullah Ia dengan bantuan suku Biaju memindahkan pusat pemerintahan ke Sungai Pangeran Banjarmasin Pemerintahannya dibantu mangkubumi Pangeran Aria Wiraraja putera dari Pangeran Ratu Sultan Ria ayatullah Sebagai raja muda ditunjuk adik kandungnya Pangeran Purbanagara Ia berbagi kekuasaan dengan saudara kakeknya Pangeran Ratu Sultan Rakyatullah yang kembali memegang pemerintahan Martapura sampai mangkatnya pada tahun 1666 10 Sultan Amrullah Bagus Kasuma Sultan Tahlilullah bin Sultan Saidullah 1679 1708 Raja Kayu Tangi Pangeran Suria Angsa Raden Bagus pewaris tahta Sultan Banjar yang sah setelah tersingkir dari istana kemudian lari ke daerah Alay 1663 1679 untuk menyusun kekuatan dan berhasil kembali ke ibukota untuk membinasakan pamannya tirinya Sultan Agung Sultan Dipati Anom beserta anaknya Pangeran Dipati kemudian ia naik tahta kedua kalinya Saudara tirinya Raden Basus Suria Negara Pangeran Dipati Tuha diangkat sebagai Raja daerah Negara yang kemudian membangun kerajaan Tanah Bumbu dengan wilayah dari Tanjung Aru sampai Tanjung Silat yang diperuntukan bagi anaknya yaitu Pangeran Mangu anak lainnya Pangeran Citra menjadi Sultan Kelua 11 Sultan Tahmidullah I bin Sultan Tahlilullah Sultan Amrullah 1700 1717 Raja Kayu Tangi Tahmidullah I Sulthan Tahlilloellah 2 memiliki dua putera dewasa yang tertua adalah Sultan Ilhamidullah Sultan Kuning Sultan Badarul Alam dan yang kedua Sultan Sepuh Tamjidullah I 86 87 Sedangkan penguasa daerah Negara dijabat oleh Pangeran Mas Dipati 88 Trah keturunan Sultan Tahmisillah I menjadi Sultan sultan Sumbawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II Gusti Mesir Abdurrahman Dewa Pangeran Sultan Sumbawa 1763 1766 merupakan seorang putera dari Pangeran Aria bin Sultan Tahmidillah ke 1 Sebagai menantu Sultan Sumbawa kemudian dia dilantik sebagai Sultan Sumbawa berikutnya oleh Datu Taliwang raja daerah Taliwang yang juga keturunan Raja Banjar Sultan Hidayatullah I 84 12 Panembahan Kasuma Dilaga bin Sultan Amrullah 1717 1730 Raja Kayu Tangi Ia adalah mangkubumi dan adik sultan sebelumnya Iparnya yang bernama Raden Jaya Negara dilantik sebagai penguasa daerah Negara13 Sultan il Hamidullah bin Sultan Tahmidullah I 1730 1734 Raja Kayu Tangi Gelar lain Sultan Kuning atau Pangeran Bata Kuning 89 Panglima perang dari La Madukelleng menyerang Banjarmasin pada tahun 173314 Sultan Tamjidillah I bin Sultan Tahmidullah I 1734 1759 Raja Kayu Tangi Gelar lain Sultan Sepuh Panembahan Badarulalam 89 Raja Kayu Tangi Ia semula mangkubuminya Sultan Kuning kemudian setelah mangkatnya Sultan Kuning ia bertindak sebagai wali Putra Mahkota Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah gelar Ratu Anom yang belum dewasa Tamjidullah I yang bergelar Sultan Sepuh ini berusaha Sultan Banjar tetap dipegang pada dinasti garis keturunannya Adiknya Pangeran Nullah Penembahan Hirang dilantik sebagai mangkubumi 90 Tamjidullah I mangkat 1767 15 Sultan Muhammadillah bin Sultan Il Hamidullah 1759 1761 Raja Kayu Tangi Ia menggantikan mertuanya Sultan Sepuh Tamjidullah I sebagai Sultan Banjar Setelah itu mantan Sultan Sepuh tidak lagi memakai gelar Sultan tetapi hanya sebagai Panembahan Sebagai mangkubumi adalah Pangeran Nata dengan gelar Ratu Dipati putera Sultan Sepuh Gelar lain Sultan Muhammadillah Sultan Aminullah Muhammad Iya uddin Aminullah Muhammad Iya uddin Amir ulatie ketika mangkat anak anaknya masih belum dewasa tahta kerajaan kembali dibawah kekuasaan mangkubumi Tamjidillah I tetapi dijalankan oleh anaknya Pangeran Nata Dilaga sebagai wali Putra Mahkota 16 Sultan Tahmidillah II bin Sultan Tamjidillah I 1761 1801 Raja Kayu Tangi Tahun 1771 ia memindah ibu kota ke Martapura yang dinamakan Bumi Selamat Semula sebagai wali Putra Mahkota dengan gelar Panembahan Kaharuddin Halilullah Pamannya yang bernama Pangeran Mas menjadi mangkubumi dengan gelar Ratu Anom Kasuma Yuda mangkubumi Sultan Tahmidullah II Ratu Anom Kasuma Yuda kemudian wafat dan digantikan Ratu Anom Ismail atau Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga 90 Gelar lain Sultan Tahmidullah II Sunan Nata Alam 1772 Pangeran Nata Dilaga Pangeran Wira Nata Pangeran Nata Negara Akamuddin Saidullah 1762 Amirul Mu minin Abdullah 1762 Sunan Sulaiman Saidullah I 1787 Panembahan Batu 1797 Panembahan Anom Mendapat bantuan VOC untuk menangkap Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah yang menuntut tahta dengan bantuan Pangeran Terawei atau Patta To Rawe anak Aroe Singkang pimpinan suku Bugis Paser yang mengalami kegagalan kemudian Pangeran Amir menjalin hubungan dengan suku Bakumpai dan akhirnya ditangkap Kompeni Belanda 14 Mei 1787 kemudian diasingkan ke Srilangka Sebagai balas jasa kepada VOC maka dibuat perjanjian 13 Agustus 1787 yang menyebabkan Kesultanan Banjar menjadi vazal VOC atau daerah protektorat bahkan pengangkatan Sultan Muda dan mangkubumi harus dengan persetujuan VOC Sultan Tahmidullah II mempunyai saudara perempuan bernama Ratu Laiya yang menikah dengan Sultan Muhammad dari Sumbawa 91 17 Sultan Sulaiman al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah II 1801 1825 Menurut tradisi suksesi di kesultanan Banjar yang berlaku saat itu maka putera sulung dari permaisuri akan dilantik sebagai Sultan Muda dan putera kedua akan dilantik sebagai mangkubumi Pangeran Mangkubumi untuk menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia Baginda dilantik sebagai Sultan Muda atau Pangeran Ratu Sultan Sulaiman sejak tahun 1767 ketika berusia 6 tahun Adiknya yaitu Pangeran Mangku Dilaga Pangeran Ismail kemudian dilantik sebagai mangkubumi dengan gelar Ratu Anom Mangku Dilaga Ratoe Anom Ismail Belakangan Ratoe Anom Ismail dihukum bunuh oleh Sultan Sulaiman Saidullah karena diduga akan merencanakan kudeta sehingga jabatan mangkubumi berikutnya jatuh kepada putera kedua Sultan Sulaiman Saidullah yang bernama Pangeran Husin Sebagai mangkubumi Pangeran Husin bergelar Pangeran Mangku Bumi Nata jadi ia merupakan adik Sultan Adam anak sulung Sultan Sulaiman Saidullah 92 Pada masa itu wilayah Hindia Belanda jatuh ke tangan Inggris namun Inggris melepaskan kekuasaannya atas Banjarmasin Kemudian Pemerintahan Hindia Belanda datang kembali ke Banjarmasin untuk menegaskan kekuasaannya Sultan Sulaiman digantikan anaknya Sultan Adam Keturunannya menjadi Sultan Banjar dan raja raja Kusan Batulicin dan Pulau Laut Di antaraputera puterinya adalah Ratu Mashud ibunda Pangeran Antasari dan Pangeran Singosari yang menurunkan Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu tashim Billah 18 Sultan Adam Al Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al Mutamidullah 1825 1857 Baginda mendapat gelar Sultan Muda sejak tahun 1782 selanjutnya ia menggantikan ayahandanya sebagai Sultan Banjar Ia dibantu adiknya Pangeran Husin bergelar Pangeran Mangku Bumi Nata sebagai mangkubumi Setelah wafatnya Pangeran Mangku Bumi Nata maka putera kedua Sultan Adam yaitu Pangeran Noh dilantik sebagai mangkubumi Pangeran Mangkubumi dengan gelar Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana oleh Belanda pada 1842 sedangkan putera sulung yaitu Pangeran Ratu dilantik sebagai Sultan Muda dengan gelar Sultan Muda Abdul Rahman Untuk memperoleh calon Pangeran Mahkota berikutnya maka Sultan Muda dinikahkan dengan sepupunya putri dari mangkubumi 93 Setelah wafatnya Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana maka pemerintah kolonial Belanda melantik putera dari selir Sultan Muda Abdul Rahman yang bernama Pangeran Tamjidillah ke 2 untuk mengisi jabatan mangkubumi pada saat Sultan Muda Abdul Rahman masih hidup Ketika Sultan Muda Abdul Rahman mangkat sebelum sempat menjabat sebagai Sultan Banjar maka Belanda melantik Tamjidullah II sebagai Sultan Muda sejak 8 Agustus 1852 sambil merangkap jabatan mangkubumi yang sudah dijabat sebelumnya Hal ini melanggar adat keraton biasanya mangkubumi dan Sultan Muda dijabat oleh orang yang berbeda karena sepatutnya Sultan Muda dijabat oleh putera sulung dari permaisuri Sultan Adam menolak pengangkatan Tamjidullah II sebagai Sultan Muda karena ia menginginkan Pangeran Hidayatullah II untuk jabatan tersebut Namun setelah wafatnya Sultan Adam malahan Pangeran Tamjidullah II tetap dilantik pemerintah kolonial Belanda sebagai Sultan Banjar untuk menggantikan sultan Adam dan sehari kemudian Tamjidullah II menandatangani surat pengasingan pamannya sendiri Pangeran Prabu Anom untuk diasingkan ke Bandung pada 23 Februari 1858 Tahun 1853 Sultan Adam sebenarnya sudah mengutus surat ke Batavia agar pengangkatan Tamjidullah II sebagai Sultan Muda calon Sultan dibatalkan Sebagai tandingan Sultan Muda Tamjidullah tahun 1855 Sultan Adam melantik puteranya Pangeran Prabu Anom adik almarhum Sultan Muda Abdul Rahman sebagai Raja Muda Kemudian Sultan Adam sempat membuat surat wasiat yang menunjuk cucunya Hidayatullah II sebagai Sultan Banjar penggantinya dan Pangeran Prabu Anom sebagai Mangkubumi surat wasiat inilah yang menjadi dasar perlawanan segenap bangsawan dan rakyat Banjar terhadap kolonial Hindia Belanda 94 19 Sultan Tamjidullah II bin Pangeran Sultan Muda Abdur Rahman 1857 1859 Sejak 1851 ia dilantik Belanda sebagai mangkubumi sewaktu Sultan Muda Abdurrahaman masih hidup untuk menggantikan Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana adik Sultan Muda Abdurrahaman yang meninggal dunia tidak hanya itu kemudian pada tahun 1852 ia dilantik Belanda menjadi Sultan Muda merangkap mangkubumi menggantikan ayahnya Sultan Muda Abdurrahman yang mangkat pada 5 Maret 1852 walaupun pelantikannya sebagai Sultan Muda ini tidak disetujui kakeknya Sultan Adam Pada 3 November 1857 Tamjidullah II diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar padahal ia anak selir meskipun ia sebagai anak tertua dan kemudian Belanda mengangkat Hidayatullah II sebagai mangkubumi Jalur suksesi menurut tradisi kesultanan Banjar untuk promosi jabatan putera putera dari seorang Sultan yang bertahta maka putera permaisuri yang sulung dilantik sebagai Sultan Muda dan seorang putera yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi jabatan bergengsi kedua setelah Sultan Pelantikan Tamjidullah II ini sengaja dibuat salah oleh Belanda Tamjidullah II memiliki tanah lungguh di Kota Banjarmasin karena itu sebagian rakyat dan ulama Banjarmasin mendukungnya Banjarmasin menurut tradisi berada di bawah otoritas putera tertua Sultan Pengangkatan Tamjidullah II ditentang segenap bangsawan karena menurut wasiat semestinya Hidayatullah II sebagai Sultan karena ia anak permaisuri Pada 25 Juni 1859 Hindia Belanda memakzulkan Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar kemudian mengirimnya ke Bogor Sultan Seman mertua Tamjidullah II ditangkap dan dihukum gantung dengan empat orang pengikutnya dengan tuduhan melakukan pemberontakan Sebagai pengganti jabatan Sultan Banjar yang kosong Belanda melantik komisi pemerintahan kerajaan yang terdiri atas Pangeran Surya Mataram dan Pangeran Muhammad Tambak Anyar Sementara Sultan Muda menghindari penangkapan Belanda melarikan diri ke pulau Sumatera 20 Sultan Hidayatullah II bin Pangeran Sultan Muda Abdurrahman 1859 1862 Nama lahirnya adalah Gusti Andarun kemudian sebagai mangkubumi ia memakai gelar Pangeran Hidayatullah Ia dikenal sebagai Sultan tanpa mahkota Sesuai wasiat Sultan Adam ia sebagai Sultan Banjar penggantinya Pada 9 Oktober 1856 ia dilantik Belanda sebagai mangkubumi tetapi diam diam ia menjadi oposisi Tamjidullah II misalnya dengan mengangkat Kiai Adipati Anom Dinding Raja Jalil sebagai tandingan adipati Banua Lima Kiai Adipati Danu Raja yang berada di pihak Belanda Sultan Tamjidullah II Pangeran Hidayatullah II memiliki tanah lungguh meliputi Alai Paramasan Amandit Karang Intan Margasari dan Basung Perjuangan Sultan Hidayatullah II dibantu oleh tangan kanannya Demang Lehman yang memegang pusaka kerajaan Keris Singkir dan Tombak Kalibelah 95 Ketika berada di Banua Lima pada bulan September 1859 ia dilantik di Amuntai oleh rakyat Banua Lima sebagai Sultan Banjar dan Pangeran Wira Kasuma sebagai mangkubumi Pelantikan ini untuk memenuhi angan angan rakyat Banua Lima walaupun bersifat marjinal karena pada dasarnya seluruh wilayah berada dalam kekuasaan Belanda Penobatanya ini pada umumnya disetujui pula oleh rakyat yang berada di Banua Lima maupun di luar Banua Lima Pada tanggal 11 Juni 1860 Residen I N Nieuwen Huyzen mengumumkan penghapusan Kesultanan Banjar yang digantikan komisi kerajaan yang terdiri atas Pangeran Suria Mataram anak Sultan Adam Pangeran Mohammad Tambak Anyar anak Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana Pangeran Hamim anak Sultan Sulaiman Pangeran Achmid anak Sultan Sulaiman Pangeran Dullah Pangeran Adi Kusuma Pangeran Djaija Samitra Kia Patih Guna Wijaya Kia Wira Yuda Kiai Rana Manggala dan Kiai Mangun Rasmi Sultan Hidayatullah II pada 2 Maret 1862 dibawa dari Martapura dan diasingkan ke Cianjur nbsp 21 Pangeran Antasari bin Pangeran Mashud bin Sultan Amir 1862 Raja Bakumpai dan Tanah Dusun Pada 14 Maret 1862 yaitu setelah 11 hari Pangeran Hidayatullah II diasingkan ke Cianjur rakyat Tanah Dusun Siang dan Murung memproklamasikan pengangkatan Pangeran Antasari sebagai pimpinan tertinggi dalam kerajaan Banjar dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin Khalifah ini dibantu Tumenggung Surapati sebagai panglima perang Pusat perjuangan di Menawing pedalaman sungai Barito Murung Raya Kalteng Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional wafat 11 Oktober 1862 di kampung Sampirang Bayan Begak karena penyakit cacar Dimakamkan kembali 11 November 1958 di Komplek Makam Pangeran Antasari Banjarmasin nbsp 22 Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari 1862 1905 Raja Pagustian Kastapura 96 Sebagai kepala Pemerintahan Pagustian meneruskan perjuangan ayahnya Pangeran Antasari melawan kolonial Belanda dengan dibantu kakaknya Panembahan Muda Gusti Muhammad Said sebagai mangkubumi dan Panglima Batur sebagai panglima perang Ia melantik menantunya Pangeran Perbatasari bin Panembahan Muhammad Said sebagai Mangkubumi menggantikan almarhum ayahandanya Pangeran Perbatasari tertangkap di daerah Pahu Kutai Barat dan dibuang ke Kampung Jawa Tondano Sultan Muhammad Seman sempat mengirim Panglima Bukhari ke Kandangan untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda Muhammad Seman gugur pada 24 Januari 1905 ditembak Belanda yang mengakhiri Perang Banjar dan banyak para pahlawan pejuang yang tertangkap Pangeran Aminullah menantu Pangeran Prabu Anom dibuang ke Surabaya Ratu Zaleha diasingkan ke Bogor keturunan Tumenggung Surapati yang tertangkap diasingkan ke Bengkulu dan sebagai penerus Sultan Muhammad Seman adalah Gusti Berakit Negeri Banjar menjadi sepenuhnya di bawah pemerintahan Residen Belanda dilanjutkan Gubernur Haga Pimpinan Pemerintahan Civil Pangeran Musa Ardi Kesuma Ridzie Zaman Jepang Pangeran Muhammad Noor Gubernur Kalimantan I sekarang menjadi Provinsi Kalimantan Selatan 23 Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu tashim Billah bin Gusti Jumri bin Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Sultan Sulaiman al Mu tamidullah 2010 Sultan Haji Khairul Saleh Al Mu tashim Billah zuriat dari Pangeran Singosari bin Sultan Sulaiman Pada masa kemelut Perang Banjar hanya Pangeran Singosari saudara Sultan Adam dan Pangeran Surya Mataram anak Sultan Adam yang masih dipercaya oleh rakyat Banjar sebagai tempat mengadukan segala permasalahan pada masa itu Pangeran Singosari merupakan perwakilan Kesultanan Banjar di Banua Lima Setelah lama mengalami kevakuman para zuriat Kesultanan Banjar bertekad Maangkat Batang Tarandam untuk menghidupkan kembali Kesultanan Banjar Maka melalui musyawarah Tinggi Adat para zuriat yang tergabung dalam Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar LAKKB pada 24 Juli 2010 resmi menganugerahkan gelar Pangeran dan menobatkan Gusti Khairul Saleh Bupati Kabupaten Banjar 2005 2015 sebagai Raja Muda Banjar Diarsipkan 2013 04 05 di Wayback Machine dan seterusnya diangkat menjadi Sultan Banjar nbsp Pelarian Lima Pangeran Diarsipkan 2010 12 22 di Wayback Machine sultan sulaimanReferensi suntingRujukan sunting Paul Michel Munoz Kerajaan kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia Mitra Abadi Maret 2009 Hikayat Banjar Inggris Han Knapen Forests of fortune the environmental history of Southeast Borneo 1600 1880 Jilid 189 dari Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde KITLV Press 2001 ISBN 90 6718 158 7 9789067181587 Pangeran Shuria Rum Martapura 1986 Riwayat Perjuangan Pangeran Hidayatullah Pangeran Shuria Rum Ranji Silsilah Raja Sultan Kerajaan Banjar Versi Pedatuan Makalah pada Acara Sarasehan Sejarah Kerajaan Banjarmasin Banjarmasin 12 Mei 2003 Pranala luar sunting Indonesia 20 Tokoh Dapat Gelar dari Kesultanan Banjar Indonesia Kesultanan Banjar Pertahankan aksara Arab Melayu Banjar Indonesia Sultan Adam al Watsiqubillah Diarsipkan 2016 03 06 di Wayback Machine Indonesia Banjar Kesultanan Indonesia Indonesia Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar Inggris Daftar Sultan Banjar dalam Regnal Chronologies Diarsipkan 2018 01 11 di Wayback Machine Indonesia Daftar Sultan Banjar dalam Indonesian Traditional States II Indonesia Silsilah Sultan Banjar Pulau Laut versi Gusti Abdul Aziz Indonesia Sejarah Kerajaan Banjar di MelayuOnline com Diarsipkan 2007 11 21 di Wayback Machine Inggris Territorial Expansion and Contraction in the Malay Traditional Polity as Reflected in Contemporary Thought and Administration Indonesia Kepercayaan Masyarakat Talan Terhadap Danau Undan di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong Diarsipkan 2017 07 09 di Wayback Machine Indonesia Kerajaan Banjar Belanda Banjer Massin Overzicht van de vestigingen van de Verenigde Oostindische CompagnieCatatan kaki sunting a b c Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 05 27 Diakses tanggal 2015 05 27 a b Inggris J H Moor 1837 Notices of the Indian archipelago amp adjacent countries being a collection of papers relating to Borneo Celebes Bali Java Sumatra Nias the Philippine islands Singapore F Cass amp co Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama J H Moor didefinisikan berulang dengan isi berbeda Salinan arsip PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2012 01 18 Diakses tanggal 2011 07 03 Dengan di temukannya deposit batubara di daerah dekat Bumi Selamat Martapura maka pemerintah Hindia Belanda merencanakan mengambil alih Martapura dan memindah ibukota Kesultanan Banjar ke kota Nagara bekas ibukota pada era Kerajaan Hindu Negara Daha Perkara 1 Undang undang Sultan Adam 1835 Adapoen perkara jang pertama akoe soeroehkan sekalian ra jatkoe laki laki dan bini bini beratikat dalal al soenat waldjoemaah dan djangan ada seorang baratikat dengan atikat ahal a bidaah maka siapa siapa jang tadangar orang jang beratikat lain daripada atikat soenat waldjoemaah koesoeroeh bapadah kapada hakimnja lamoen benar salah atikatnja itoe koesoeroehkan hakim itoe menobatkan dan mengadjari atikat jang betoel lamoen anggan inja daripada toebat bapadah hakim itu kajah diakoe http alanqasaharica blogspot com 2017 07 kronologi sejarah pulau kalimantan html m 1 Inggris The New American encyclopaedia a popular dictionary of general knowledge 2 D Appleton 1865 hlm 571 Inggris Houtsma M Th E J Brill s first encyclopaedia of Islam 1913 1936 BRILL hlm 647 ISBN 9004082654 ISBN 978 90 04 08265 6 KALIMANTAN SELATAN Politik dan Perdagangan Lada di Kesultanan Banjar PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2012 01 18 Diakses tanggal 2011 07 03 Indonesia Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto 1992 Sejarah nasional Indonesia Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan kerajaan Islam di Indonesia PT Balai Pustaka hlm 85 ISBN 9794074098 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link pranala nonaktif permanen ISBN 978 979 407 409 1 Belanda Van Doren J B J 1860 Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen volken enz 1 J D Sybrandi Inggris Ooi Keat Gin Southeast Asia a historical encyclopedia from Angkor Wat to East Timor 3 ABC CLIO 2004 hlm 211 ISBN 1576077705 ISBN 978 1 57607 770 2 Inggris Brookes Richard 1843 Brookes s Universal gazetteer re modelled and brought down to the present time E H Butler hlm 73 Reconstructie van het archief van de VOC vestiging PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2014 02 21 Diakses tanggal 2011 08 04 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama kalimantan onoffsolutindo com Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama kesultananbanjar com John McMeekin 15 Januari 2011 Bendera Banjar a b c Belanda Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen 1860 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde 9 Lange hlm 94 Indonesia Chambert Loir Henri 2004 Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah Kepustakaan Populer Gramedia hlm 121 ISBN 9799100119 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan ISBN 978 979 9100 11 5 Indonesia Tajib H Abdullah 1995 Sejarah Bima Dana Mbojo Jakarta Harapan Masa PGRI Indonesia Muljana Slamet 2005 Runtuhnya kerajaan Hindu Jawa dan timbulnya negara negara Islam di Nusantara PT LKiS Pelangi Aksara hlm 70 ISBN 9798451163 ISBN 978 979 8451 16 4 Goh Yoon Pong Trade and Politics in Bandjermasin 1700 1747 Disertation University of London 1969 a b Hermanus Johannes de Graaf Puncak kekuasaan Mataram politik ekspansi Sultan Agung Grafitipers 1986 Inggris 2007 Mataram s overseas empire Digital Atlas of Indonesian History Robert Cribb Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 11 13 Diakses tanggal 11 August 2011 a b c d e f g h i j k l Melayu Ras Johannes Jacobus 1990 Hikayat Banjarditerjemahkan oleh Siti Hawa Salleh Malaysia Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka ISBN 9789836212405 ISBN 983 62 1240 X Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama hikayat banjar didefinisikan berulang dengan isi berbeda Belanda van Dijk Ludovicus Carolus Desiderius 1862 Neerlands vroegste betrekkingen met Borneo den Solo Archipel Cambodja Siam en Cochin China een nagelaten werk J H Scheltema hlm 23 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Inggris Ooi Keat Gin 2004 Southeast Asia a historical encyclopedia from Angkor Wat to East 3 ABC CLIO hlm 211 ISBN 9781576077702 ISBN 1 57607 770 5 Indonesia Kartodirdjo Sartono 1993 Pengantar sejarah Indonesia baru 1500 1900 Dari emporium sampai imperium Gramedia hlm 121 ISBN 9794031291 ISBN 978 979 403 129 2 Indonesia M Shaleh Putuhena Historiografi haji Indonesia PT LKiS Pelangi Aksara 2007 ISBN 979 25 5264 2 9789792552645 Inggris John Bucknill The coins of the Dutch East Indies an introduction to the study of the series sian Educational Services 2000 ISBN 81 206 1448 8 9788120614482 Inggris Templat Cite boo Inggris Lembaga Kebudajaan Indonesia 1814 Verhandelingen 7 s Hage hlm 23 http www google com culturalinstitute asset viewer sultan banjar throne 8AFRvwq9NJHSTw hl en Bondan A H K Suluh Sedjarah Kalimantan Padjar Banjarmasin 1953 Inggris Cook James 1790 A collection of voyages round the world performed by royal authrity Containing a complete historical account of Captain Cook s first second third and last voyages undertaken for making new discoveries amp c Printed for A Millar W Law and R Cater hlm 1095 Inggris Brookes Richard 1838 The London general gazetteer or compendious geographical dictionary T Tegg and Son hlm 61 Inggris Smedley Edward 1845 Encyclopaedia metropolitana or Universal dictionary of knowledge hlm 713 a b Inggris Malayan miscellanies 1820 Malayan miscellanies hlm 7 Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama Malayan miscellanies didefinisikan berulang dengan isi berbeda Belanda Perhimpunan Ilmu Alam Indonesia Madjalah ilmu alam untuk Indonesia 1856 Indonesian journal for natural science 10 11 Indonesia Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1992 Sejarah nasional Indonesia Nusantara pada abad ke 18 dan ke 19 PT Balai Pustaka ISBN 9794074101 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 09 22 Diakses tanggal 2011 04 02 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link ISBN 978 979 407 410 7 Migrasi Orang Banjar di Kalimantan Catatan kecil pola migrasi antar kawasan Martapura Distrik Riam Kanan Riam Kanan atau Kayu Tangi Distrik Riam Kanan Inggris Thorn Sir William 2004 The conquest of Java Tuttle Publishing ISBN 0794600735 ISBN 978 0 7946 0073 0 Inggris Jedidiah Morse Aaron Arrowsmith Samuel Lewis 1819 The American universal geography or A view of the present state of all the kingdoms states and colonies in the known world edisi ke 7 Published by Lincoln amp Edmands S T Armstrong West Richardson amp Lord hlm 687 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Inggris Hamilton Walter M R A S 1828 The East Indian Gazetteer Containing Particular Descriptions of the Empires Kingdoms Principalities Provinces Cities Towns Districts Fortresses Harbours Rivers Lakes amp c of Hindostan and the Adjacent Countries India Beyond the Ganges and the Eastern Archipelago Together with Sketches of the Manners Customs Institutions Agriculture Commerce Manufactures Revenues Population Castes Religion History amp c of Their Various Inhabitants Printed for Parbury Allen and Co Indonesia Kartodirdjo Sartono 1987 Pengantar sejarah Indonesia baru 1500 1900 Dari emporium sampai imperium Indonesia Gramedia hlm 121 ISBN 9794031291 ISBN 978 979 403 129 2 Belanda Staatsblad van Nederlandisch Indie s n 1849 Inggris A Gazetteer of the world or Dictionary of geographical knowledge compiled from the most recent authorities and forming a complete body of modern geography physical political statistical historical and ethnographical Volume 5 A Fullarton 1856 Parameter first1 tanpa last1 di Authors list bantuan Inggris The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia 2 1848 438 Inggris Ongsotto Ongsotto et al 2002 Philippine History Module based Learning I 2002 Ed Rex Bookstore Inc ISBN 9789712334498 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link ISBN 971 23 3449 X Inggris Balfour Edward 1885 The cyclopaedia of India and of eastern and southern Asia commercial industrial and scientific products of the mineral vegetable and animal kingdoms useful arts and manufactures Jilid 2 Bernard Quaritch Jerman Waitz Theodor 1865 Anthropologie der naturvolker Die Volker der Sudsee Pt 1 Die Malaien Pt 2 Die Mikron esier und nordwestlichen PolynesierPeriksa nilai url bantuan F Fleischer Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Jerman Berlin Gesellschaft fur Erdkunde 1867 Zeitschrift der Gesellschaft fur Erdkunde zu Berlin zugl Organ d Deutschen Geographischen Gesellschaft Volume 2 Gesellschaft fur Erdkunde Jerman Gesellschaft fur Erdkunde zu Berlin Gesellschaft fur Erdkunde zu Berlin 1867 Zeitschrift D Reimer Belanda Perhimpunan Ilmu Alam Indonesia Madjalah ilmu alam untuk Indonesia Indonesian journal for natural science Volume 2 1851 Cabang cabang Kerajaan Tanjungpura Sukadana merupakan sebagian besar Kalbar seperti Kerajaan Tayan Kerajaan Meliau Kerajaan Sekadau Kerajaan Mempawah tidak termasuk Sambas Landak Sanggau Sintang dan Mlawai Melawi Belakangan Sanggau ditaklukan Sultan Pontianak atas perintah VOC Inggris Soekmono Soekmono 1981 Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 3 Kanisius ISBN 9794132918 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 01 19 Diakses tanggal 2011 04 11 ISBN 978 979 413 291 3 Diarsipkan 2015 01 19 di Wayback Machine Inggris Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 1861 Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 23 1 2 218 Belanda Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia 1857 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde 6 Lange amp Co 243 Indonesia Abdul Gafar Pringgodigdo Hassan Shadily Ensiklopedi umum Kanisius 1973 ISBN 979 413 522 4 9789794135228 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 04 06 Diakses tanggal 2011 03 28 Indonesia Abdul Gafar Pringgodigdo Hassan Shadily Ensiklopedi umum Kanisius 1973 ISBN 979 413 522 4 9789794135228 Indonesia Hermanus Johannes de Graaf Puncak kekuasaan Mataram politik ekspansi Sultan Agung Grafitipers 1986 Indonesia Amir Hasan Kiai Bondan Suluh Sedjarah Kalimantan Indonesia Bernard Dorleans Orang Indonesia dan orang Prancis dari abad XVI sampai dengan abad XX Kepustakaan Populer Gramedia 2006 ISBN 979 9100 50 X 9789799100504 Indonesia Bandjermasin Sultanate Surat surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V O C Bataafse Republik Inggeris dan Hindia Belanda 1635 1860 Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965 Belanda van Rees Willem Adriaan 1865 De bandjermasinsche krijg van 1859 1863 met portretten platen en een terreinkaart 1 D A Thieme hlm 9 Inggris 1846 Elijah Coleman Bridgman Samuel Wells Williams ed The Chinese repository 15 hlm 506 Borneo 1800 1857 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 05 05 Diakses tanggal 2011 07 22 Belanda Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde Volume 3 1855 De tijdspiegel dalam bahasa Belanda Fuhri 1867 hlm 165 Belanda Wolter Robert Hoevel 1861 Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 52 Ter Lands drukkerij hlm 199 Belanda Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 23 Ter Lands drukkerij 1861 hlm 199 Belanda Tijdschrift voor Nederlandsch Indie Becht 1861 hlm 199 Schwaner C A L M 1853 Borneo Beschrijving van het stroomgebied van den Barito en reizen dalam bahasa Belanda 1 P N van Kampen hlm 50 Indonesia M Idwar Saleh Sri Sutjiatiningsih 1 1 1993 Pangeran Antasari Direktorat Jenderal Kebudayaan hlm 77 Periksa nilai tanggal di date bantuan disporbudpar kalselprov go id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 06 17 Diakses tanggal 2011 07 02 KALIMANTAN SELATAN Banjarmasin merebut kembali sejarah kerajaan dan budaya http kasultananbanjar blogspot com 2012 09 silsilah sultan hidayatullah al html http sejarahastrologimetafisika blogspot co id 2011 06 silsilah kerajaan banjar html http www 4shared com file WiiUKzgw SILSILAH KETURUNAN PANGERAN AN html pranala nonaktif permanen http www de paula lopes nl downloads bandjermasingen40 htm Indonesia Bambang Budi Utomo 2011 Atlas Sejarah Indonesia Masa Silam Dirjen Sejarah dan Purbakala Indonesia 2011 Sejarah Indonesia Bukupedia hlm 141 pranala nonaktif permanen a b SEJARAH RAJA amp PEMERINTAHAN DI SUMBAWA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 11 26 Diakses tanggal 2012 11 11 Inggris Souza George Bryan 2004 The Survival of Empire Portuguese Trade and Society in China and the South China Sea 1630 1754 Cambridge University Press hlm 127 ISBN 0521531357 ISBN 9780521531351 Belanda Willem Adriaan Rees De bandjermasinsche krijg van 1859 1863 met portretten platen en een terreinkaart D A Thieme 1865 Indonesia Helius Sjamsuddin Pegustian dan Temenggung akar sosial politik etnis dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 1859 1906 Balai Pustaka 2001 Salinan arsip PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2012 01 18 Diakses tanggal 2011 07 19 a b Tamar Djaja Pustaka Indonesia riwajat hidup orang orang besar tanah air Jilid 2 Bulan Bintang 1965 a b Indonesia Mohamad Idwar Saleh 1986 Tutur Candi sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah hlm 150 Belanda Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde Jilid 14 Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen 1864 Padoeka Pangeran Mangkoe Boemi yang memegang parintah dalam negrie BANDJARMASING Belanda Philippus Pieter Roorda van Eysinga Handboek der land en volkenkunde geschiedtaal aardrijks en staatkunde von Nederlandsch Indie 3 boeken in 5 pt 1841 Indonesia Mohamad Idwar Saleh Sri Sutjiatiningsih Pangeran Antasari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional 1993 Indonesia Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sejarah nasional Indonesia Nusantara pada abad ke 18 dan ke 19 PT Balai Pustaka 1992 ISBN 979 407 410 1 9789794074107 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 01 04 Diakses tanggal 2010 08 31 Indonesia Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sejarah nasional Indonesia Nusantara pada abad ke 18 dan ke 19 PT Balai Pustaka 1992 ISBN 979 407 410 1 9789794074107 Belanda Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Notulen van de Directievergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Jilid 3 1866 Indonesia Susanto A Budi 2007 Masihkah Indonesia Kanisius hlm 216 ISBN 9792116575 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 03 18 Diakses tanggal 2012 11 08 ISBN 9789792116571 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kesultanan Banjar amp oldid 25365758