www.wikidata.id-id.nina.az
Kesultanan Paser Darul Aman sebelumnya bernama Kerajaan Sadurengas adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada tahun 1516 1 dan dipimpin oleh seorang wanita Ratu I yang dinamakan Ratu Aji Petri Botung Ratu Aji Putri Petong Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurengas meliputi Kabupaten Paser yang ada sekarang ditambah dengan Kabupaten Penajam Paser Utara Balikpapan dan Pamukan sekarang menjadi Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kota Baru di Provinsi Kalimantan Selatan 2 Menurut perjanjian VOC Belanda dengan Kesultanan Banjar negeri Paser merupakan salah satu bekas negara dependensi negara bagian di dalam negara Banjar Raya 3 4 5 6 7 Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Paser 30 000 jiwa 8 Istana Sultan Paser pada tahun 1910 1925 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Kerajaan Sadurengas 1 2 Islamisasi 1 3 Versi Hikayat Banjar 2 Penguasa Pasir 3 Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe 4 Referensi 5 Pranala luarSejarah SuntingArtikel utama Sejarah Paser Kerajaan Sadurengas Sunting Tentang terbentuknya awal kerajaan Paser Haji Aji Abdoel Rasyid dan kawan kawan yang ditulis oleh M Irfan lqbal et al Dalam bukunya yang berjudul Budaya dan Sejarah Kerajaan Paser mengatakan terbentuknya Kerajaan Paser pada tanggal 2 Safar tahun 9 Hijriyah atau tahun 630 Masehi Pada saat Putri Petong berusia 22 tahun dilantik atau dinobatkan menjadi ratu ratu pertama kerajaan Paser yang semula kerajaan Padang Bertinti menjadi kerajaan Sadurengas Namun dalam versi Pemerintah Kabupaten Paser Kerajaan Sadurangas didirikan pada abad ke 16 atau sekitar tahun 1516 1 Sebelum Putri Petong menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya Putri Petong diyakini menganut kepercayaan animisme atau suatu kepercayaan yang memuja roh roh halus dan dewa dewa Roh roh halus atau dewa dewa diyakini bisa membantu sewaktu waktu diperlukan untuk memanggil roh roh halus tersebut dibutuhkan sebuah bangunan berbentuk rumah yang dinamakan Panti di dalam panti tersebut diberi sesajen kue kue yang dibuat berbentuk patung patung dari tepung beras menyerupai roh yang akan dipanggil Putri Petong setelah bersuamikan Abu Mansyur Indra Jaya setahun kemudian Putri Petong melahirkan anak yang pertama seorang lelaki yang diberi nama Aji Mas Nata Pangeran Berlindung bin Abu Mansyur Indra Jaya Tiga tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang anak perempuan yang diberi nama Aji Putri Mitir binti Abu Mansyur Indra Jaya dan enam tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang lelaki yang diberi nama Aji Mas Pati Indra bin Abu Mansyur Indra Jaya Islamisasi Sunting Islamisasi di Kerajaan Paser melalui beberapa jalur antara lain Jalur perkawinan perkawinan dilakukan oleh Abu Mansyur Indra Jaya dengan Putri Petong dari Kerajaan Paser raja komunitas Paser Begitu juga perkawinan Sayyid Ahmad Khairuddin yang kawin dengan Aji Mitir anak Putri Petong dengan Abu Mansyur Indra Jaya Jalur perdagangan sungai Kendilo merupakan sungai besar pada zaman mereka yang selalu dilalui para pedagang dari berbagai daerah Nusantara termasuk pedagang dari Arab Interaksi antara masyarakat Kerajaan Paser dengan para pedagang muslim menyebabkan sebagian masyarakat penduduk tertarik untuk memeluk agarna Islam Dalam sebuah cerita rakyat Putri Petong sebelum kawin dengan Abu Mansyur Indra Jaya sudah beberapa kali kawin akan tetapi jika akan berhubungan badan dengan lelaki jika tidak lari dari peraduan atau mati Hal ini disebabkan sari bambu yang melekat pada Putri Petong Kawinlah dengan Abu Mansyur Indra Jaya yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut 9 Daerah Paser saat kedatangan Islam banyak diketahui dari berbagai tulisan diantaranya berdasarkan kitab yang ditulis Aji Aqub tahun 1350 Hijriyah atau tahun 1920 Masehi yang berjudul Pelayaran mencari raja tanah Paser Sumber lain dari tulisan A S Assegaf dengan judul Sejarah kerajaan Kutai dan Kesultanan Paser tanpa tahun Sumber yang lain dapat ditelusuri dari sumber sumber Belanda diantaranya oleh S C Knappert dengan judul Tijdschrift voor ned Indie 1883 Sedangkan yang memuat legenda Putri Petong ditulis oleh III Nieuwkuyk dalam Versi Reide opstillen ove Boneo Velome 9 kerajaan Paser juga disinggung dalam tulisan J Zwager dengan judul Tijdschrift voor Nederlan Indie Seri 4 1866 Versi Hikayat Banjar Sunting Keberadaan kerajaan Paser yang pertama disebutkan di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyatakan Paser adalah salah satu daerah taklukan Gajah Mada dari Majapahit 10 Sedangkan menurut Salasilah Kutai seorang putera dari Maharaja Sakti bin Aji Batara Agung Paduka Nira menjadi raja muda di Paser Putera dari raja muda tersebut yang bernama Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya kemudian dilantik menjadi Raja Kutai Kartanegara V menggantikan Raja Kutai Kertanegara IV Aji Raja Mandarsyah Kerajaan Paser yang disebutkan dalam Nagarakretagama maupun dalam Salasilah Kutai merupakan kerajaan yang sama yang masih dalam pemerintahan Dinasti Kutai Kartanegara Kerajaan berikutnya yang muncul di Tanah Paser adalah Kerajaan Sadurangas yang kelak mengganti namanya sebagai Kesultanan Paser Balengkong yang asal mulanya didirikan seorang panglima Aria Manau Sang Pangaruntung Manau Teruntung Manau dari Kerajaan Kuripan Daha Banjar Hindu 11 Menurut Hikayat Banjar 1663 semenjak masa kekuasaan Maharaja Suryanata gubernur Majapahit untuk Negara Dipa Banjar Hindu orang besar penguasa Paser sudah menjadi taklukannya Pasir dalam Hikayat Banjar disebutkan sebagai salah satu tanah yang di atas angin negeri di sebelah timur atau utara yang takluk dan menyerahkan upeti kepada Maharaja Suryanata hingga masa Maharaja Sukarama selanjutnya sampai masa Sultan Suriansyah dari Banjar 12 Penguasa orang besar Paser Haji Tunggul Adji Tenggal 13 Aria Manau Kakah Ukop menjadi bawahan Sultan Banjar Mustain Billah yang berkuasa tahun 1595 1642 Ketika itu keraton Kesultanan Banjar telah dipindahkan dari Pemakuan ke daerah Batang Banyu antara 1622 1632 karena sebelumnya pada tahun 1612 Keraton Kuin diserang VOC tatkala itu Marhum Panembahan Sultan Mustain Billah menyuruh Kiai Lurah Cucuk membawa sebuah perahu beserta awak perahu empat puluh orang untuk menjemput Aji Tunggul Adji Tenggal dengan anak isteri serta keluarganya Ketika tiba di keraton Banjar waktu itu berada di daerah Batang Banyu Aji Ratna puteri Aji Tunggul dinikahkan dengan Dipati Ngganding adipati Kotawaringin kemudian memperoleh dua anak Andin Juluk dan Andin Hayu 14 Kemudian Andin Juluk menikahi Pangeran Dipati Anta Kasuma putera Sultan Mustainbillah dengan permaisuri Ratu Agung yaitu yang kelak menjabat adipati raja Kotawaringin menggantikan Dipati Ngganding Pasangan Anta Kasuma dan Andin Juluk ini memperoleh empat anak Putri Gelang Raden Tuan Raden Pamadi dan Raden Nating Sedangkan Andin Hayu menikahi Pangeran Dipati Tapasena putera Sultan Mustainbillah dari selir orang Jawa kemudian memperoleh anak Pangeran Aria Wiraraja dan Putri Samut 12 15 Perkawinan seorang puteri dari Aria Manau Kakah Ukop Aji Tunggul bernama Sri Sukma Dewi yang bergelar Putri Betung 16 dengan Abu Mansyur Indra Jaya pimpinan ekspedisi agama Islam dari Giri yang dikaruniai anak yaitu 17 Adjie Patih Raden Aria Mandalika memiliki anak bernama Adjie Anum Raden Kakatang Putri Adjie Meter memiliki anak bernama Imam Mustafa dan Putri Ratna Berana Beberapa tahun berlalu setelah pernikahan Aji Ratna binti Aji Tunggul dengan Dipati Ngganding di negeri Banjar seorang cucu Aji Tunggul 18 yaitu Raden Aria Mandalika Adjie Patih putera dari priyayi dari Giri yang menikah dengan puteri dari Aji Tunggul Aria Manau Kakah Ukop datang berkunjung ke Kesultanan Banjar ketika itu keraton telah dipindah dari Batang Banyu ke Martapura kemudian Raden Aria Mandalika oleh Sultan Mustainbillah dinikahkan dengan cucunya bernama Putri Limbuk Dayang Limbuk binti Pangeran Dipati Antasarii Dengan adanya perkawinan ini maka Aji Tunggul tidak lagi diharuskan mengantarkan upeti tiap tiap tahun seperti zaman dahulu kala karena upeti tersebut sudah diberikan kepada Putri Limbuk Dayang Limbuk kecuali hanya jika ada suruhan dari Marhum Panembahan untuk memintanya atau mengambilnya Dengan demikian Paser mendapat pembebasan pembayaran upeti bahkan kemungkinan Raden Aria Mandalika Adjie Patih menjadi raja muda di Paser sebagai perwakilan Kesultanan Banjar Pasangan Aria Mandalika Adjie Patih dan Putri Limbuk ini memperoleh anak bernama Raden Kakatang Adjie Anum Setahun setelah kelahiran Raden Kakatang Sultan Mustainbillah kemudian mangkat 12 Dengan demikian maka penguasa Paser kemungkinan masih termasuk trah Sultan Banjar IV Marhum Panembahan Raja Kutai Kartanegara II Aji Batara Agung Paduka Nira dan bangsawan dari Giri 1636 Paser kembali ditaklukan atas bantuan VOC sesuai Perjanjian 4 September 1635 antara Sultan Banjar dengan VOC 19 1641 Sultan Mustain Billah menyuruh Kiai Martasura ke Makassar Tallo Gowa untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara pada masa I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud Raja Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa 1638 1654 ia meminjam Pasir kepada Marhum Panembahan sebagai tempat berdagang Sejak itu Paser dan wilayah ring terluar tidak lagi mengirim upeti ke Banjar 20 Peristiwa sebelum adanya Perjanjian Bungaya ini menunjukkan pengakuan Makassar Tallo Gowa mengenai kekuasaan Kesultanan Banjar terhadap daerah di sepanjang tenggara dan timur pulau Kalimantan Pada masa itu Sultan Makassar terfokus untuk menaklukkan kerajaan kerajaan di kawasan timur Nusantara Namun setelah Perjanjian Bungaya 1667 Kesultanan Gowa dilarang berdagang ke timur dan utara Kalimantan Pada abad ke 18 Raja Wajo La Madukelleng menawan daerah Kutai Paser Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan Andin Anjang Andeng Ajeng putri dari Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana Sultan Aji Muhammad Alamsyah Ketika Sultan wafat istri La Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser Namun sebagian orang orang Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di kerajaan Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama Pasukannya menyerang dan menaklukkan Paser Ia menjadi Raja Paser tahun 1726 1736 Salah seorang putri La Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji Putri Agung kemudian menikah dengan Sultan Aji Muhammad Idris Sultan Kutai XIV 1736 Datanglah Utusan dari Kerajaan Wajo La Dalle Arung Taa memanggilnya kembali ke Wajo Dengan kekuatan bersenjata yang baru dibeli dari Inggris La Madukkeleng bersama Sultan Aji Muhammad Idris dan pasukan Kerajaan Kutai pasukan Kerajaan Pagatan dan beberapa tambahan pasukan kerajaan Johor berangkat ke Sulawesi untuk bergabung dengan Kerajaan Gowa Kerajaan Tallo dan Kerajaan Wajo untuk menghadapi Kerajaan Bone dan VOC yang bersekutu dengan Ternate Tidore Bacan Butung Bugis Bone Soppeng Luwu Turatea Layo Bajing Bima Sepeninggal La Maddukelleng selanjutnya kerajaan Paser dipimpin Sultan Sepuh Alamsyah Sultan Paser II 1738 1799 1765 VOC berjanji membantu Sultan Banjar Tamjidullah I yang dibantu VOC Belanda untuk menaklukan Paser kembali untuk memungut upeti Paser sudah berada di bawah pengaruh La Madukkeleng yang anti VOC Belanda 19 1768 1799 Pemerintahan Aji Dipati yang bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah ia menikahi Ratu Intan I binti Daeng Malewa Ratu negeri Cantung dan Batulicin 21 1787 Paser sebagai salah satu vazal Banjarmasin yang diserahkan Sultan Banjar Sunan Nata Alam kepada VOC dalam Traktat 13 Agustus 1787 setelah Pangeran Nata diakui oleh VOC sebagai Sultan Banjarmasin dan berhasil menangkap ahli waris Kesultanan Banjar yang sah Pangeran Amir bin Sultan Muhammadillah yang telah dibantu Arung Trawe dan bangsawan Bugis Paser tetapi gagal Sunan Nata Alam berkuasa atas tanah yang dipinjam dari VOC atau sebagai daerah protektorat VOC 19 1797 Kedaulatan atas Paser dan Pulau Laut diserahkan kembali oleh VOC kepada Sultan Banjar Sunan Nata Alam Belanda kemudian digantikan oleh kolonial Inggris 19 1799 1811 Pemerintahan Aji Panji yang bergelar Sultan Sulaiman Alamsyah ia menganeksasi negeri negeri Kerajaan Tanah Bumbu yang berada di bawah kekuasaan Raja Gusti Besar selama 15 tahun Aji Radin suami Gusti Besar mati terbunuh oleh seorang Bugis yang menjadi misi dari Sultan Sulaiman raja Paser kemudian tanah milik Gusti Besar Landschap Cengal dapat direbut kembali oleh Adi Jawi anak Gusti Besar dengan bantuan Punggawa Tatioep 1817 Paser diserahkan sebagai daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan I pada 1 Januari 1817 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt Hal ini terjadi setelah Belanda masuk kembali ke Kalimantan menggantikan Inggris 19 1823 Paser menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan II pada 13 September 1823 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr Tobias 19 1826 Paser ditegaskan kembali menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda menurut Perjanjian Sultan Adam dari Banjar dengan Hindia Belanda yang ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826 19 1815 1843 Pemerintahan Sultan Mahmud Han Alamsyah ia membuat kontrak politik dengan Hindia Belanda 1849 Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indie no 40 tahun 1849 wilayah Paser termasuk dalam zuid ooster afdeeling menurut Besluit van den Minister van Staat Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie pada 27 Agustus 1849 No 8 22 1880 1897 Pemerintahan Sultan Muhammad Ali Alamsyah dialah yang pertama kali berani menentang Belanda sehingga ia dibuang dan mangkat di Banjarmasin 23 1906 1918 masa perjuangan rakyat Paser melawan pemerintahan kolonial Hindia Belanda Hingga 1959 Wilayah Paser berstatus kawedanan di dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Penguasa Pasir SuntingNama Penguasa Gelar Tahun BerkuasaPutri Di Dalam Petung 1516 xxxxAji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra 1607 1644Aji Anom Singa Amulana bin Aji Mas Anom Indra 1644 1667Aji Perdana bin Aji Anom Singa Maulana Penambahan Sulaiman 1667 1680Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa Maulana Penambahan Adam 1680 1705Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana Sultan Aji Muhammad Alamsyah Sultan Pasir I 1703 1726La Madukelleng La Madukelleng Sultan Pasir Arung Matoa Kerajaan Wajo Bugis 1726 1736Aji Negara bin Sultan Aji Muhammad Alamsyah Sultan Sepuh Alamsyah Sultan Pasir II 1738 1768Aji Dipati bin Panembahan Adam Sultan Dipati Anom Alamsyah Sultan Pasir III 1768 1799Aji Panji bin Ratu Agung Sultan Sulaiman Alamsyah Sultan Pasir IV 1799 1811Aji Sembilan bin Aji Muhammad Alamsyah Sultan Ibrahim Alamsyah 1811 1815Aji Karang bin Sultan Sulaiman Alamsyah Sultan Mahmud Han Alamsyah 1815 1843Aji Adil bin Sultan Sulaiman Alamsyah Sultan Adam Alamsyah 1843 1853Aji Tenggara bin Aji Kimas Sultan Sepuh II Alamsyah 1853 1875Aji Timur Balam Sultan Abdurahman Alamsyah 1875 1890Sultan Muhammad Ali Alamsyah 1880 1897Pangeran Nata bin Pangeran Dipati Sulaiman Sultan Sulaiman Alamsyah 1897 1898Pangeran Ratu bin Sultan Adam Alamsyah Sultan Ratu Raja Besar Alamsyah 1898 1900Pangeran Mangku Jaya Kesuma Sultan Ibrahim Khaliluddin 24 1900 1906Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe SuntingKesultanan Pasir mengadakan kontrak dengan Belanda pada 18 November 1850 di bawah Sultan Mahmud Han 25 Kesultanan Pasir merupakan salah satu daerah leenplichtige landschappen dalam Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe menurut Staatblaad tahun 1898 no 178 Referensi Sunting a b Pemkab Paser Sejarah Paser Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 08 05 Diakses tanggal 2010 06 19 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 05 05 Diakses tanggal 2013 11 13 perjanjian antara Kesultanan Banjar dan pemerintah kerajaan kolonial Hindia Belanda tersebut hanyalah perjanjian yang hanya berlaku di atas kertas saja ini dibuktikan bahwa Kesuktanan Paser tidak mau tunduk dengan hasil perjanjian antara kedua belah pihak itu karena dianggap sebagai perjanjian yang sepihak saja dan ini dibuktikan oleh Kesultanan Paser dengan tidak mau membayar upeti baik kepada Kesultanan Banjar maupun kepada pemerintah Kerajaan Kolonial Hindia Belanda VOC pada saat itu Borneo ca 1750 abad ke 18 Diarsipkan 2012 06 10 di Wayback Machine Indonesia Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1992 Sejarah nasional Indonesia Nusantara pada abad ke 18 dan ke 19 PT Balai Pustaka ISBN 9794074101 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 09 22 Diakses tanggal 2012 05 17 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link ISBN 978 979 407 410 7 Inggris Royal Geographical Society Great Britain 1856 A Gazetteer of the world or Dictionary of geographical knowledge compiled from the most recent authorities and forming a complete body of modern geography physical political statistical historical and ethnographical 5 A Fullarton Belanda Rees Willem Adriaan 1865 De bandjermasinsche krijg van 1859 1863 D A Thieme hlm 2 Inggris 1848 The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia 2 438 Belanda 1853 Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde 13 hlm 358 Vr Cilik Riwut Kalimantan Membangun alam dan kebudayaan PT Tiara Wacana Yogya cetakan pertama 17 Agustus 1993 halaman 119 120 Belanda J L A Brandes Nagarakretagama Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara Hajam Wuruk van Madjapahit naar het eenige daarvan bekende handschrift aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok 1902 Antemas Anggraini 54 Orang Orang Terkemuka dalam Sejarah Kalimantan edisi ke 5 Kalimantan Selatan Ananda Nusantara Periksa nilai tanggal di year bantuan a b c Melayu Johannes Jacobus Ras Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka Lot 1037 Mukim Perindustrian PKNS Ampang Hulu Kelang Selangor Darul Ehsan Malaysia 1990 Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia 1857 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde 6 Lange amp Co 241 Parameter ang yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Sudah itu maka Marhum Panembahan menyuruh Kiai Lurah Tjutjuk orang empat puluh sebuah perahu ke Pasir ia itu mengambil Haji Tunggul serta anak isterinya Artinya Haji Aji itu orang besarnya bukannya haji artinya orang datang dari Mekkah Sudah itu datang Haji Tunggul itu dengan anak isterinya serta keluarganya Sudah itu anaknya yang perempuan bernama Haji Ratna itu dijadikan oleh Marhum Panembahan lawan Dipati Ngganding Hatta sudah itu beranak perempuan dinamai Andin Djuluk Sudah itu beranak pula itu perempuan namanya Andin Hayu Banyak tiada tersebut petikan HIKAYAT BANJAR Inggris Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 1861 Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 23 1 2 Nederlandsch Indie 198 Putri di Dalam Petung merupakan gelar anumerta yang berkaitan dengan mitos putra putri yang keluar dari buluh betung sebagai cikal bakal dinasti raja raja yang banyak terdapat dalam mitos Melayu Asal Usul Kerajaan Pasir Sadurangas Kemudian lagi tersebut ada seorang anak orang besar Pasir bernama Raden Aria Mandalika Asal bapanya itu priyayi dari Giri beristerikan anak Haji Tunggul orang Pasir Maka Raden Aria Mandalika datang ke Martapura diperisterikan lawan Gusti Limbuk itu saudara Raden Kasuma Raga itu Maka pangandika Marhum Panembahan pada Haji Tunggul itu Dahulunya anak Haji Tunggul itu menjadi pawaranganku jadi mintuha oleh Dipati Anta Kasuma itu maka sekarang ini Aria Mandalika ini sudah beristeri lawan cucuku Si Dayang Limbuk Adapun akan upati di Pasir itu akan berikan arah cucuku itu Lamun ada suruhanku meminta atau maambili maka serahkan lamun tiada itu jangan seperti zaman dahulu kalanya itu Maka sembah Haji Tunggul itu Kaula junjung kaula suhun nugraha sampian itu atas batu kepala kaula Itulah mulanya Pasir itu maka tiada tiap tiap tahun menghantarkan upati ke Banjar ke Martapura itu Cuplikan HIKAYAT BANJAR a b c d e f g Indonesia Bandjermasin Sultanate Surat surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V O C Bataafse Republik Inggeris dan Hindia Belanda 1635 1860 Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965 Kemudian daripada itu tatkala Kiai Martasura ke Mangkasar zaman Karaing Patigaloang itu ia menyuruh pada Marhum Panembahan itu meminjam Pasir itu akan tempatnya berdagang serta bersumpah Barang siapa anak cucuku hendak aniaya lawan negeri Banjar mudah mudahan dibinasakan Allah itu Maka dipinjamkan oleh Marhum Panembahan Itulah mulanya Pasir serta diberi desa namanya Satui dan Hasam Hasam dan Kintap dan Sawarangan itu Banacala Balang Pasir dan Kutai dan Berau serta Karasikan itu tiada mahanjurkan hupati ke Martapura itu Cuplikan HIKAYAT BANJAR Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia 1853 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde dalam bahasa Belanda 1 Lange amp Co Belanda Nederlandisch Indie 1849 Staatsblad van Nederlandisch Indie s n Seksi Sejarah Perlawanan Terhadap Belanda Jilid 2 Seksi Sejarah Perlawanan Terhadap Belanda Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Indonesia Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1982 Belanda Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen Zeevaartkunde de Hydrographie de Kolonien Volume 13 1853 Belanda Willem Adriaan Rees De bandjermasinsche krijg van 1859 1863 met portretten platen en een terreinkaart Bagian 1 D A Thieme 1865Pranala luar Sunting Indonesia Kesultanan Pasir Inggris Silsilah Raja Pasir http kabarbanjarmasin com posting keluarga gusti dan keluarga sultan pasir html Diarsipkan 2015 04 19 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kesultanan Paser amp oldid 22610611