www.wikidata.id-id.nina.az
Kerajaan Tanah Bumbu adalah kerajaan yang pernah berdiri di kabupaten Kotabaru sebelah timur laut provinsi Kalimantan Selatan Wilayah utara Kerajaan Tanah Bumbu terletak di Tanjung Aru Di sebelah timur berbatasan dengan selat Makassar dan sebelah barat dan selatan Kerajaan Tanah Bumbu berbatasan dengan Kerajaan Banjar Bekas wilayah kerajaan Tanah Bumbu hari ini dinamakan Tanah Kambatang Lima 1 2 3 Penguasa Kerajaan Bangkalaan dianggap penerus Kerajaan Tanah Bumbu selanjutnya dengan penguasa terakhir Adji Mas Rawan gelar Pangeran Arga Kesuma sebagai Raja Tanah Bumbu raja Cengal Manunggul Bangkalaan Daftar isi 1 Kerajaan Pamukan 2 Sejarah Kepemilikan Tanah Bumbu 3 Raja Tanah Bumbu 4 Berita Lontara Bilang 5 Silsilah 6 Pustaka 7 Pranala luar 8 ReferensiKerajaan Pamukan suntingKerajaan Tanah Bumbu didirikan di atas bekas wilayah Negeri Pamukan atau Kerajaan Pamukan yang terletak di kawasan Teluk Pamukan Negeri Pamukan merupakan salah satu daerah vazal kesultanan Banjar Negeri Pamukan atau Kerajaan Pamukan adalah sebuah nama wilayah historis di muara Daerah Aliran Sungai Cengal menurut sejarah Kesultanan Banjar 4 Diceritakan dalam Hikayat Banjar Kotawaringin bahwa Negeri Pamukan atau Kerajaan Pamukan turut serta mengirim prajurit membantu Pangeran Samudera Sultan Suriansyah berperang melawan pamannya Pangeran Tumenggung Raja Negara Daha terakhir Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan 4 Maka Patih Masih menyuruh orang memberitahu ke Kintap ke Satui ke Sawarangan ke Hasam Hasam ke Laut Pulau ke Pamukan ke Paser ke Kutai ke Berau ke Karasikan dan memberitahu ke Biaju ke Sebangau ke Mendawai ke Sampit ke Pembuang ke Kotawaringin ke Sukadana ke Lawai ke Sambas Pangeran Samudera menjadi raja di Banjarmasih Banyak tiada tersebut Keberadaan wilayah Negeri Pamukan atau Kerajaan Pamukan diceritakan dalam Hikayat Banjar Kotawaringin merupakan salah satu daerah yang mengirim pasukan perang untuk membantu Raja Banjar Pangeran Samudera Sultan Suryanullah melawan pamannya Pangeran Tumenggung Raja Negara Daha 4 Maka Patih Balit itu kembali maka datang serta orang bantu itu Maka orang yang takluk tatkala zaman Maharaja Suryanata sampai ke zaman Maharaja Sukarama itu seperti negeri Sambas dan negeri Batang Lawai dan negeri Sukadana dan Kotawaringin dan Pembuang dan Sampit Mendawai dan Sebangau dan Biaju Besar dan orang Biaju Kecil dan orang negeri Karasikan dan Kutai dan Berau dan Paser dan Pamukan dan orang Laut Pulau dan Satui dan Hasam Hasam dan Kintap dan Sawarangan dan Tambangan Laut dan orang Takisung dan Tabuniau sekaliannya itu sudah sama datang serta senjata serta persembahnya Sama suka hatinya merajakan Pangeran Samudera itu Sekaliannya orang itu berhimpun di Banjar dengan orang Banjarmasih itu kira kira orang empat laksa Serta orang dagang itu seperti orang Melayu orang Cina orang Bugis orang Mangkasar orang Jawa yang berdagang itu sama lumpat menyerang itu Banyak tiada tersebut Karaeng Patingallowang meminjam negeri negeri di pantai timur sebagai Tanah Pinjaman Kesultanan Makassar sebagai tempat berdagang Pada masa itu Negeri Pamukan merupakan vazal state Kesultanan Banjar Pada masa kekuasaan Raja Banjar Islam ke 4 Maruhum Panembahan alias Sultan Mustain Billah w 1642 Baginda mengijinkan berdirinya pemukiman orang orang Makassar dan Bugis di pantai timur Kalimantan Sekitar tahun 1641 Raja Tallo yang bernama I Mangngadaccinna Daeng I Ba le Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang m 1641 1654 telah meminjam negeri negeri di pantai timur Kalimantan kepada Raja Banjar Sultan Mustain Billah sebagai Tanah Pinjaman Kesultanan Makassar Hikayat Banjar Kotawaringin menyebutkan Kemudian daripada itu tatkala Kiai Martasura ke Mangkasar zaman Karaing Patigaloang itu ia menyuruh pada Marhum Panembahan itu meminjam Pasir itu akan tempatnya berdagang serta bersumpah Barang siapa anak cucuku hendak aniaya lawan negeri Banjar mudah mudahan dibinasakan Allah itu Maka dipinjamkan oleh Marhum Panembahan Itulah mulanya Pasir serta diberi desa namanya Satui dan Hasam Hasam dan Kintap dan Sawarangan itu Banacala Balang Pasir dan Kutai dan Berau serta Karasikan itu tiada mahanjurkan hupati ke Martapura itu Sejarah Kepemilikan Tanah Bumbu suntingPangeran Dipati Anom 01 alias Pangeran di Darat penerus dipati Tuwah dengan kepemilikan atas wilayah bagian tenggara kerajaan Banjar disebut Tanah boemboe tanah campuran Namun beliau tetap memerintah kerajaan sebagai pemangku mangkubumi kerajaan Banjar selama lima tahun kemudian jabatan ini diwariskan kepada ratu Kota ringin pangeran Anta Kesuma bergelar Ratu Bagawan Mahapandita dan menyerahkan kekuasaan kepada ratu Anom Dia memerintah seperti itu selama lima belas tahun Dengan demikian tampaknya sultan sendiri tidak menjalankan pemerintahan tetapi berada di tangan perdana menteri 5 Pangeran Panembahan Marhoem menikah dengan seorang wanita Jawa di tempat lain disebut selir di mana dia menjadi ayah seorang putra bernama Raden Alit sebagai seorang anak yang kemudian diangkat menjadi pangeran Mangkoe Boemi menggantikan Ratu Bagawan 01 dibantu pangeran Mas Dipati dan pewaris tahta Ia menggantikan sultan Said ollah sebagai wali pangeran tersebut dengan gelar sultan Achmad ollah atau Tantahi ollah yang juga diwakili sebagai pangeran dipati Tuwa penguasa pertama Tanah bumbu 5 Pangeran Dipati Anom 02 saudara Dipati Tuwa mungkin tidak puas dengan tatanan yang ada melarikan diri ke pedalaman dan berusaha mendirikan kerajaan di antara suku Biaju menghasut penduduk pedalaman itu melawan Banjarmasin Tiga ribu orang Biaju menyusuri sungai besar dengan perahu kecil memasuki Batang Banyu tetapi dihentikan terlebih dahulu Pangeran dipati Anom sendiri memajukan Kayu Tangi didukung oleh pangeran Kesuma Mandoera pangeran Kota ringin dan mengklaim sebagian pemerintahan saham negara bagian Bagus Kesuma Mataram gubernur negara bagian Kota ringin Ini menye babkan perang internal Bandjermasin adalah kerajaan yang sangat luas menguasai separuh besar Kalimantan meliputi seluruh pantai timur dan selatan dan sebelumnya juga pantai barat dan pedalaman sebagai sampai ke sungai besar Kapuas Kapuas Buhang atasan atas semua suku asli yang disebut Biaju 5 Raja Tanah Bumbu suntingPangeran Dipati Tuha Pangeran Dipati Mangkubumi bin Sultan Saidullah 1660 1700 Ia diutus Sultan Banjar mengamankan wilayah tenggara Kalimantan dari para pendatang atas permintaan penduduk lokal orang orang suku Dayak Samihim kode mhy sam 6 yaitu rumpun Dayak Maanyan yang tinggal dahulu tinggal di kota Pamukan di muara sungai Cengal yang telah dihancurkan oleh para penyerang dari laut Kemudian kedatangan rombongan Pangeran Dipati Tuha melalui jalan darat yang berasal dari Kelua utara Kalsel dan menetap di Sampanahan pada sebuah sungai kecil bernama sungai Bumbu anak sungai Sampanahan sehingga wilayah ini kemudian dinamakan Kerajaan Tanah Bumbu berdasarkan nama sungai Bumbu tersebut dengan wilayah kekuasaan membentang dari Tanjung Aru hingga Tanjung Silat Pangeran Dipati Tuha Pangeran Dipati Mangkubumi memiliki dua putera yaitu Pangeran Mangu Mangun Kesuma dan Pangeran Citra Citra Yuda Setelah berhasil mengamankan Tanah Bumbu dari pendatang Pangeran Citra kembali ke tanah lungguh milik ayahnya Pangeran Dipati Tuha yaitu negeri Kalua dan menjadi sultan negorij Kloeak Sedangkan Pangeran Mangu dipersiapkan sebagai Raja Tanah Bumbu berikutnya 7 Pangeran Mangu Pangeran Mangun Kesuma bin Pangeran Dipati Tuha 1700 1740 memiliki anak bernama Ratu Mas Ratu Mas bersaudara dengan Ratu Sepuh 7 Ratu Mas binti Pangeran Mangu 1740 1780 Ratu Mas dari Tanah Bumbu menikah dengan seorang pedagang Bugis bernama Daing Malewa yang bergelar Pangeran Dipati pasangan ini memperoleh anak bernama Ratu Intan I Dari dua istri orang bawahan Daeng Malewa memiliki putra yaitu Pangeran Prabu dan Pangeran Layah Ratu Intan I menikahi Aji Dipati yang bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah Sultan Pasir III tahun 1768 1799 8 Pernikahan Ratu Intan I dengan Sultan Anom tidak memiliki keturunan tetapi dari istri selir Sultan Anom memiliki anak bernama Pangeran Muhammad Andin Kedot Andin Girok dan Andin Proah Pangeran Layah memiliki anak bernama Gusti Cita putri dan Gusti Tahora putra Sepeninggal Ratu Mas maka sejak 1780 kerajaan Tanah Bumbu dibagi menjadi beberapa divisi negeri Ratu Intan I memperoleh negeri Cantung dan Batulicin 9 Ratu Intan I masih dikenang dalam ingatan suku Dayak Meratus 10 Pangeran Layah memperoleh negeri Buntar Laut Sedangkan Pangeran Prabu bergelar Sultan Sepuh sebagai Raja Sampanahan Bangkalaan Manunggul dan Cengal 7 Kerajaan Tanah Bumbu tamat dan dibagi menjadi beberapa divisi negeri Negeri PenguasaCantung Batu Licin Ratu Intan I binti Daeng Malewa Pangeran Dipati anak kandungnya Buntar Laut Pangeran Layah bin Daeng Malewa Pangeran Dipati anak tirinya Sampanahan Bangkalaan Manunggul Cengal Pangeran Prabu Sultan Sepuh bin Daeng Malewa Pangeran Dipati anak tirinya Berita Lontara Bilang suntingMenurut Lontara Bilang pada 28 Juli 1699 atau 1 Safar 1111 Hijriyah Pangeran Aria Pangeran Pamukan di pantai Timur Kalimantan menikahi Daeng Nisajoe janda Aroe Teko putri Karaeng Mandalle Daeng Tulolo Pada 18 Juli 1707 16 Rabiul akhir 1119 Hijriyah Pangeran Arija pergi bersama istrinya Daeng Nisajoe putri Karaeng Mandalle ke negaranya Pamoekan Pada 1 Januari 1707 Karaeng Balassari Zainab Saena putri Aru Teko lahir dari Daeng Nisayu menikahi raja masa depan Siradjoe d din Pada 30 Desember 1707 6 Syawal 1119 Hijriyah Karaeng Balassari saudara perempuan Aroe Kadjoe dan istri calon raja Tallo dan Gowa Siradju d din melahirkan seorang putri bernama Karaeng Tana Sanga Mahbulaah Mamunja ragi Pada 9 Juli 1715 7 Rajab 1127 Hijriyah Daeng Mamuntoli Aroe Kadjoe kembali dari Laut poelo pulau di selatan Kalimantan biasa disebut Pulau Laut 11 12 13 Silsilah suntingSultan Hidayatullah Panembahan Batu Hirang Sultan Mustainbillah Marhum Panembahan Pangeran Senapati Pangeran Dipati Anom Panembahan di Darat Pangeran Dipati Tuha Sultan Inayatullah Ratu Agung Pangeran Dipati Anom Sultan Dipati Anom Sultan Agung Pangeran Suryanata II Raden Kasuma Lalana Sultan Saidullah Ratu Anom Raden Kasuma Alam Panembahan Batu I Gusti Gade anak Nyai Wadon Gadung Sultan Saidillah 02 Amrullah Bagus Kasuma Raden Bagus Suria Angsa dari Banjar anak Nyai Wadon Sultan Tahlil Lillah Radon Basus Suria Negara anak Nyai Wadon Raras Pangeran Dipati Tuha Pangeran Dipati Mangkubumi Ratu Tanah Bumbu I Njahi Galih Pangeran Desa Bumi Pangeran Kesuma Negara Pangeran Mangku Pangeran Haji Muhammad Pangeran Hadji Mahmud Pangeran Hadji Musa x Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman al Mu tamidullah Gusti Jamaluddin anak Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman Pangeran Panji anak Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman menikah dengan Aji Landasan binti Raja Aji Jawi Pg Muhammad Nafis anak Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman Ratu Wira Kasuma menikah dengan Pg Wira Kasuma bin Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam Al Watsiqu Billah Pangeran Jaya Sumitra anak selir Pangeran Aji Musa Pangeran Abdoel Kadir anak Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman Pangeran Berangta Kasuma Pangeran Amir Husin Kasuma Pangeran Muhammad Aminullah Kasuma Pangeran Abdurrahman Kasuma Pangeran Mangun Kasuma Ratu Tanah Bumbu II Ratu Sepuh Ratu Mas Ratu Tanah Bumbu III x Daeng Malewa Pangeran Dipati x selir Ratu Intan I anak Ratu Mas Pangeran Daud Pangeran Citra Yuda Sultan negeri Kelua Pustaka sunting Belanda Utrechtsche bijdragen tot de geschiedenis het staatsrecht en de economie van Nederlandsch Indie Volume 14Pranala luar sunting Indonesia Silsilah Ratu Agung Gusti Besar https www flickr com photos 125605764 N04 15729377071 in set 72157645242442796 Diarsipkan 2014 12 13 di Wayback Machine Referensi sunting Truhart P Regents of Nations Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present A Biographical Reference Book Part 3 Asia amp Pacific Oceania Munchen 2003 s 1245 1257 ISBN 3 598 21545 2 Administrative sub divisions in Dutch Borneo ca 1879 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 05 24 Diakses tanggal 2011 07 24 Native states zelfbesturen in Dutch Borneo 1900 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 12 11 Diakses tanggal 2012 07 25 a b c Ras Johannes Jacobus 1990 Hikayat Banjarditerjemahkan oleh Siti Hawa Salleh dalam bahasa Melayu Malaysia Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka ISBN 9789836212405 ISBN 983 62 1240 X a b c Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia 1857 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde dalam bahasa Belanda 6 Lange amp Co 245 http multitree org codes mhy sam a b c Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen 1853 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde dalam bahasa Belanda 1 Lange hlm 339 http www guide2womenleaders com indonesia substates htm T Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama tijdschrift Indonesia Anna Lowenhaupt Tsing Di Bawah Bayang Bayang Ratu Intan Proses Marjinalisasi pada Masyarakat Yayasan Obor Indonesia ISBN 979 461 306 1 9789794613061 William Cummings ed 2011 The Makassar Annals dalam bahasa Inggris 35 Diterjemahkan oleh William Cummings Indonesia BRILL hlm 162 ISBN 9004253629 ISSN 0067 8023 ISBN 9789004253629 Koninklijk Instituut voor de Taal Land en Volkenkunde van Nederlandsch Indie Bijdragen tot de taal land en volkenkunde van Nederlandsch Indie dalam bahasa Belanda 28 Martinus Nijhoff 1880 Koninklijk Instituut voor de Taal Land en Volkenkunde van Nederlandsch Indie Bijdragen tot de taal land en volkenkunde van Nederlandsch Indie dalam bahasa Belanda 1880 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Tanah Bumbu amp oldid 23848161