Pangeran Djaija Samitra/Semitra (ejaan 1860) atau Pangeran Djaja Samitra/Soemitra (Ejaan Van Ophuijsen 1901) atau PANGERAN DJAYA SUMITRA (Ejaan Republik 1947) atau Pangeran Jaya Sumitra (EBI 2015) adalah Sekretaris (penulis) pribadi Sultan Adam Raja Banjar, termasuk dalam staff pemerintahan Kesultanan Banjar.
PANGERAN DJAYA SUMITRA Pangeran Djaija Samitra | ||
---|---|---|
RAJA KUSAN V & RAJA PULAU LAUT I + RAJA BATU LICIN | ||
RAJA PULAU LAUT 1 | ||
Berkuasa | 1850 – 1 Januari 1861 | |
Penobatan | 1850 | |
Pendahulu | Pangeran Muhammad Nafis (1840-Wafat 10 April 1845) | |
Penerus | Pangeran Abdoel Kadir (1 Januari 1861- Wafat 1873 | |
Raja Kusan V | ||
Berkuasa | 10 April 1845 – 1850 | |
Penobatan | 10 April 1845 | |
Kelahiran | Goesti Djaya Sumitra 1815 | |
Kematian | 1 Januari 1861 Desa Sigam,Pulau Laut Sigam,Kotabaru Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara. | (umur 45–46)|
Pemakaman | Desa Sigam,Pulau Laut Sigam,Kotabaru Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara. | |
Wangsa | Dinasti Pulau Laut | |
| ||
Ayah | Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati (Pangeran Dipati Desa Bumi) bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Tahlilullah/Tahirullah/Tahlil-Lillah Tahlilullah | |
Ibu | ♀ Nyai Dimalu / Nyai Abuk | |
Pasangan | 1 ♀ Nyai Ambak binti Kiai Adipati Singasari (adik Njahi Ratoe Koemala Sarie Kamala Sari) | |
Anak | ♂Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah) anak : 1, ♂ Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra (kepala distrik Martapura)
| |
Agama | Islam Sunni |
Pangeran Jaya Sumitra dan Gusti Umi (Puteri Kecil) merupakan anak Pangeran Haji Musa dengan Nyai Mabuk atau Nyai Ambuk. Saudaranya sepihak (sebapak) adalah Pangeran Muhammad Nafis, Pangeran Abdoel Kadir, Pangeran Panji, Gusti Awang, Gusti Jamaluddin dan Gusti Pengulu. Rupanya hanya 4 orang putera tertua dari Pangeran Haji Musa yang bergelar Pangeran dan masing-masing pernah memiliki kedudukan sebagai pemilik Tanah Badatu / apanase yaitu Pangeran Jaya Sumitra pemilik Tanah Badatu / apanase Pulau Laut, Pangeran Panji pemilik Tanah Badatu / apanase Batulicin, Pangeran Muhammad Nafis sebagai Raja Kusan sekaligus pewaris Batulicin dari almarhum Pangeran Panji yang tidak memiliki anak dan terakhir Pangeran Abdoel Kadir, Raja Kusan, Batulicin dan Pulau Laut.
Silsilah Pangeran Jaya Sumitra ini ternyata masih keturunan dari petinggi dua kesultanan di Borneo dan Raja Kusan.Dalam darah Pangeran Jaya Sumitra mengalir trah Kesultanan Banjar dan Kerajaan PaserRAJA KUSAN V & RAJA BATU LICIN, asal usulnya putra Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad juriat Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma Tahlilullah . PANGERAN DJAYA SUMITRA Berkuasa 10 April 1845 – 1850 Penobatan 10 April 1845 dibantu saudaranya Pangeran Abdoel Kadir, sebagai Pangeran Mangkubumi NYA.Pendahulunya adalah Pangeran Muhammad Nafis (berkuasa 1840-Wafat 10 April 1845) Penerusnya ialah Pangeran Abdoel Kadir (berkuasa 1 Januari 1861- Wafat 1873).Dengan diusirnya Pangeran Amir maka pemerintahan kerajaan Kusan kemudian beralih kepada keturunan Panembahan Batu dari dinasti Tamjidullah I yaitu dilanjutkan oleh Ratu Sepuh Ratu Salamah Hadji Musa bin Sultan Sulaiman dari Banjar menjadi Raja Kusan III. Raja-raja Kusan merupakan trah Sultan Sulaiman dari Banjar. Ketika pemerintahan raja ke-V Pangeran Djaija Samitra, pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Sigam, Pulau Laut. Pangeran Djaija Samitra kemudian bergelar Raja Pulau Laut I dan Batu Licin II.Wilayah kerajaan Kusan yang ditinggalkan ini digabung ke dalam kerajaan Pagatan sehingga Raja Kusan selanjutnya dipegang oleh Raja Pagatan. Federasi kedua negeri ini kemudian disebut kerajaan Pagatan dan Kusan.
Bagan Silsilah Pangeran Jaya Sumitra juriat Tuan Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/ Tahlilullah /Tahirullah/Tahlil-Lillah Leluhur
16. ♂ Pangeran Kasuma Nagara Dipati | ||||||||||||||||
8. Pangeran Mangku | ||||||||||||||||
17. ♀ Putri Ratu Kasuma Nagara | ||||||||||||||||
4. ♂ Pangeran Hadji Moehamad | ||||||||||||||||
18. | ||||||||||||||||
9. ♀ Putri Ratu Mangku | ||||||||||||||||
19. | ||||||||||||||||
2. ♂ Pangeran Haji Musa | ||||||||||||||||
20. | ||||||||||||||||
10. | ||||||||||||||||
21. | ||||||||||||||||
5. ♀ Ratoe Sela Selilau | ||||||||||||||||
22. | ||||||||||||||||
11. | ||||||||||||||||
23. | ||||||||||||||||
1. ♂ Pangeran Djaija Samitra | ||||||||||||||||
24. ♂ Amarullah Bagus Kasuma Tamjidillah I | ||||||||||||||||
12. ♂ Pangeran Wira Nata Panembahan Batuah Sunan Nata Alam Sultan Tahmidillah | ||||||||||||||||
25. ♀ Putri Ratu Amarul Kasuma Tamjidillah I | ||||||||||||||||
6. ♂ Sultan Sulaiman Rahmatullah | ||||||||||||||||
26. ♂ Sultan Muhammad Illah Muhammad dari Banjar Aliuddin Aminullah bin Sultan Hamidullah dari Banjar Sultan Kuning | ||||||||||||||||
13. ♀ Putri Ratu Lawiyah | ||||||||||||||||
27. ♀ Putri Ratu Aminullah binti Amarullah Bagus Kasuma Tamjidillah I | ||||||||||||||||
3. ♀ Ratu Salamah Hadji Musa | ||||||||||||||||
28. | ||||||||||||||||
14. ♂ Kiai Adipati Singasari | ||||||||||||||||
29. | ||||||||||||||||
7. ♀ Njahi Ratoe Intan Sarie | ||||||||||||||||
30. | ||||||||||||||||
15. ♀ Aluh Arijah | ||||||||||||||||
31. | ||||||||||||||||
Perkawinan Pangeran Musa dan Ratu Salamah dianugerahi keturunan sebanyak 7 orang yaitu
1. Pangeran Muhammad Nafis anak dari Ratu Salamah Hadji Musa iamenikahi Alooh Sinah binti Alooh Angool binti Kiai Adipati Singasari melahirkan Goesti Ratna (Ratna Nafis) Bergelar Ratoe wira Kasoema (Ratoe Pangeran Mangko Boemi Ira kasoema) Njahi Ratoe Ratna Nafis menikahi Pangeran Wira kasoema nama lahir Gusti mayur Wirakusuma II dari Banjar Pangeran Mangkubumi Wira kasoema bin Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar bin Sultan Adam dari Banjar
2. Pangeran Mangkubumi Djamaluddin Djamaloedin anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
3. Pangeran Abdoel Kadir anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
4. Pangeran Panji
(beristeri ♀ Aji Landasan binti Raja Aji Jawi, tidak memiliki keturunan). anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
5. Pangeran Saputra anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
6. Pangeran kasuma Indra anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
7. Pangeran Bendahara anak dari Ratu Salamah Hadji Musa
Perkawinan Pangeran Musa dan ♀ Nyai Dimalu / Nyai Abuk dianugerahi keturunan yaitu
1. Pangeran Jaya Sumitra
Makam Pangeran Djaija Samitra (Pangeran Jaya Sumitra) dan Raja-raja Pulau Laut lainnya terletak di desa Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara.
Pangeran Djaija Samitra, atau Pangeran Djaja Samitra atau Pangeran Djaya Simitra adalah sekretaris pribadi Sultan Adam, Raja Banjar. Sebagai Staff Sultan Adam,Pangeran Djaija (Djaja) Samitra memperoleh hasil pungutan tanah apanage sebagai penghasilannya. Dalam tahun 1860, Pangeran Djaija (Djaja) Samitra (Sumitra) berusia 45 tahun dan kerabatnya yang juga menjadi staff Sultan Adam yaitu Pangeran Aminullah berusia 30 tahun.
Leluhur Silsilah Nazab Kerajaan KUSAN- PULAU LAUT-BATULICIN dari Trah Sultan Tahlilullah | succession = RAJA PULAU LAUT I
DAFTAR RAJA PERGANTIAN LAST RAJA OF PULAU LAUT WAS ALLOWED TO RULE ON UNTIL 1-1-1905.MAYBE LATER AS REGENT? DP TICK SECR. PUSAT DOKUMENTASI KERAJAAN2 DI INDONESIA "PUSAKA" PUSAKA.TICK@KPNMAIL.NL FACEBOOK: DONALD TICK.'
HOOFD VAN HET LANDSCHAP POELOE LAUT (KEPALA LANDSCHAP PULAU LAUT)
- Raja Kusan I Pangeran Aminullah Muhammad dari Banjar (1734-3 Agustus 1759) BERTAHTA KE BANJAR SEBAGAI SULTAN (3 Agustus 1759-16 Januari 1761)
- Raja Kusan II Pangeran Amir bin Sultan Aminullah Muhammad dari Banjar(1759 - 1785) PERANG KESULTANAN LAWAN SUNAN NATA ALAM (1785-1789) DAN LAWAN SULTAN SULAIMAN
- Raja Kusan III Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad & Raja Bangkalaan VI (1830-1840) = Raja Batulicin 1832-1840: . Pangeran Aji Musa meninggal pada bulan Januari 1840.
- Raja Kusan IV RAJA BATU LICIN: Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa(1840-Tahanan Belanda di Batavia empang Bogor 10 April 1845, adiknya sebagai Pangeran Mangkubumi Djamaluddin Djamaloedin.
- RAJA KUSAN V & RAJA BATU LICIN Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa Raja Kusan V Berkuasa10 April 1845 – 1850 Penobatan 10 April 1845 sebagai Pangeran Mangkubumi NYA DALAH ADIKNYA Pangeran Abdoel Kadir, berkedudukan di negeri Kusan. Pendahulunya Pangeran Muhammad Nafis (1840-Wafat 10 April 1845) Penerus IALAH Pangeran Abdoel Kadir (1 Januari 1861- Wafat 1873) IA MELEPASKAN KUSAN MENJADI RAJA DI PULAU LAUT I. Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa MEMBANGUN KERJAAN BARU DI kampung Salino Berkuasa1850 – 1 Januari 1861 Penobatan1850 .Kelahiran (Pangeran Djaija Samitra ) tahun 1815 Kematian1 Januari 1861.
- Raja negeri Kusan, Batulicin & Pulau Laut.: Pangeran Abdoel Kadir (Raja bin Pangeran Haji Musa,(10 April 1845-1 Januari 1861) Belakangan negeri Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan.
- La Paliweng Arung Abdul Rahim, Raja negeri Pagatan dan Kusan
- Ratu Arung Daeng Makau atau Ratu Senggen
pada tahun 1845, Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan V.Pangeran kemudian mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut. Tepatnya di Salino, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah.Meski begitu, sambungnya lagi, wilayah kekuasaannya masih membawahi wilayah Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.setahun lebih memimpin kerajaan Pulau Laut, Jaya Sumitra kemudian diminta langsung oleh pamannya Sultan Adam untuk menjadi penasihat Kesultanan Banjar.Menerima titah langsung dari Sultan Adam, Jaya Sumitra akhirnya mengiyakan dan membantu pemerintahan di lingkup Kesultanan Banjar."Lalu kala itu, kepemimpinan Raja Pulau Laut II digantikan oleh sang adik Jaya Sumitra, yakni Abdul Kadir.Selanjutnya setelah dirasa cukup mengabdikan diri menjadi penasihat raja, pada tahun 1861, Jaya Sumitra kemudian kembali ke Pulau Laut hingga wafat.Menjabat sebagai penasihat, Pangeran Jaya Sumitra tercatat lebih satu tahun, dan pengabdiannya lebih dominan di lingkup Kesultanan Banjar.Menariknya, saat menjadi sosok penasihat raja pun secara otomatis Jaya Sumitra juga menjadi penghubung langsung dengan di kerajaan Pulau Laut."Nah, saat Kerjaan Banjar mengalami gejolak, Kerajaan Pulau Laut lah yang banyak membantu saat itu,"
Pangeran Djaija (Djaja) Samitra merupakan anak Pangeran Hadji Moesa (bin Pangeran Hadji Moehamad). Pangeran Hadji Moehamad, pemilik tanah apanage Sela-Selilau, Tanah Kusan, dan Kuranji.Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak-anak berikut, seperti: Pangeran Djaja Samitra, Mohamad Napis, Pandji dan Ab'doel Kadir dan Goesti Djamal-oedin.Pangeran Djaja Samitra, yang ibunya keturunan masyarakat kecil, masih menjadi penulis rahasia Sulthan di Banjarmasin. Pangeran Mohamad Napis pengganti ayahnya sebagai raja Koessan, telah wafat pada tahun 1845 dan kemudian digantikan oleh saudaranya, Abd'oel Kadir. Pangeran Pandji meninggal di Batavia. Goesti Djamal-oedien menjabat mangkubumi negara Koessan saat ini (tahuh 1860).
Silsilah Versi An-Nasabah sunting
1. Sayyid Ahmad Rahmatullah Maula Ampel
2. Raden Ali Zainal Abidin Mekkah
3. Ahmad Sunan Serabut Sunan Demak Pangeran Tengah Giri Kedaton
4. Raden Jaya Menteri Malaka
5. Pangeran Suriansyah
6. Sultan Rahmatullah
7. Sultan Hidayatullah I
8. Sultan Mustainbillah
9. Sultan Inayatullah
10. Sultan Saidullah
11. Sultan Tahlilullah
12. Pangeran Dipati Desa Bumi
13. Pangeran Kasuma Nagara
14. Pangeran Mangku
15. Pangeran Haji Muhammad Kepala Sela Selilau Kusambi
16. Pangeran Haji Musa Raja Kusan Batulicin Bangkalan Ketiga (Wafat Dalam Tahanan Belanda)
17. Pangeran Djaija Samitra Raja Pulau Laut Kelima
18. Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah)
Penghasilan sunting
Sebagai sekretaris pribadi Sultan Adam, Pangeran Jaya Samitra memperoleh hasil pungutan (tanah apanage) dari Banua Parincahan (nama kampung di Kota Kandangan).
Latar Belakang sunting
Silsilah Pangeran Dipati [Desa Bumi] bin Sultan Tahlil-Lillah versi hikayat Tutur Candi, yang menurunkan raja-raja Pulau Laut.
"Maka Sultan Hidayatullah pun matilah, maka ditanam di Kuin dekat dengan kubur Rakhmatillah. Adapun Sultan Musta'inbillah berputra Sultan Indallah, dan Sultan Indallah berputra Sultan Sa'idillah, berputra Sultan Tahlilillah, berputra enam orang, yang tuha Sultan Tamjidillah dan Pangeran Nullah jadi mangkubumi, dan Pangeran Dipati dan Pangeran Mas dan Pangeran Istana Dipati dan Pangeran Wira Kusuma. ".
— Tutur Candi.
♂ Sultan Suriansyah | ||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Hidayatullah | ||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Rakhmatillah | ||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Indallah | ||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Sa'idillah | ||||||||||||||||||||||||||
♂ ♂ Sultan Tahlillillah (Panembahan Tengah) | ||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Istana Dipati | ♂ Pangeran Mas (Pangeran Mas Dipati Gending) | ♂ Sultan Tamjidillah | ♂ Pangeran Nullah (Mangkubumi) | ♂ Pangeran Wira Kasuma Wirakusuma I dari Banjar | ♂ Pangeran Dipati (Pangeran Dipati Desa Bumi) | |||||||||||||||||||||
Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati (Pangeran Dipati Desa Bumi) bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Tahlilullah/Tahirullah/Tahlil-Lillah Tahlilullah. merupakan anak Pangeran Hadji Moesa, dan juga sekaligus cucu dari Pangeran Hadji Moehamad alias Hadji Pangeran/Aji Pangeran (bin Pangeran Dipati Desa Boemi ?).
Pangeran Hadji Moehamad juga keturunan Pangeran Dipati Toeha raja Tanah Bumbu ke-1. Sekitar waktu itu datang Pangeran Hadji Mohamad, keturunan Pangeran Dipati Toeha. di Tjengal, tempat Goesti Besar tinggal, dan mengajukan proposal untuk tangan ratu ini, yang, bagaimanapun, menolak tawarannya, tetapi setuju untuk mengasosiasikan putranya, bocah lelaki Adji Djawa, dengan seorang putrinya. Namun, karena Pangeran Mohamad hanya ingin menyelesaikan ini dengan syarat Adji Djawa menetap di Bandjarmasin dan Goesti Besar dengan bijak menolak untuk mengakui hal ini, pernikahan ini tidak terjadi.
Pangeran Hadji Mohamad, melihat rencana pemukiman kembali untuk dirinya sendiri atau keturunannya dari tanah Goesti Besar digagalkan, kembali ke Bandjarmasin, tetapi, sebelum meninggalkan Cengal, melamar ke Goesti Besar, untuk meminjam darinya distrik penambangan intan Sèla, Selillau dan Koesampi, sekarang menjadi milik negara-negara Koesan.
Goesti Besar setuju, dengan syarat, bagaimanapun, bahwa negara-negara itu, pada usia Adji Djawa, akan dikembalikan kepada mereka.
Setelah tanah Goesti Besar mematuhi raja-raja Pasir selama lima belas tahun, Adji Djawa, yang telah mencapai usia laki-laki dewasa, mencoba mendapatkan kembali kepemilikan. Untuk tujuan ini dia, dari waktu ke waktu, dengan dalih berdagang, pindah dari Batu-Liljin, tempat dia menetap setelah meninggalkan Tjengal bersama ibunya.
Dalam perjalanan ini, ia diam-diam menjalin hubungan erat dengan para kepala Tjengal, Menoenggul, dan Sampanahan, dan memperoleh penganut yang memungkinkannya untuk mengamankan tanah yang sebelumnya dimiliki oleh ibunya, dengan bantuan Panggawa Tatieop, kembali. Dia menyerang negara-negara tersebut, dan setelah beberapa hari berjuang keras dan keras kepala, dia mengejar para pemimpin Pasir dan menyatakan dirinya penguasa Tjengal dan Menoenggoel.
Selama masa sebelum masa itu, masa kerusuhan dan kelemahan pemerintah, beberapa kepala atau Pembekel, yang sebelumnya ditunjuk oleh Ratoe Intan, telah menganggap diri mereka "penguasa independen distrik". Yaitu, Goesti Moeso tertentu di Tjantoeng dan Goesti Kamír di Bangkala-an telah mengambil alih sebagai tuan. Yang terakhir, yang memerintah dengan nama Pangeran Moeda, memiliki seorang putri bernama Goesti Kamil, dengan siapa Adji Djawa memasuki pernikahan, karena ia memiliki cara untuk mendapatkan kepemilikan mantan juga dengan cara lain. LansdchapBangkalaan milik ibunya. Dengan cara yang sama ia juga memiliki Tjantoeng, karena ia juga menikahi Goesti Katapi, putri Goesti Moeso.
Sebagian karena perang dan sebagian karena perkawinan, dengan demikian Adji Djawa telah menyatukan negara-negara berikut sebagai: Tjengal, Menoenggoel, Sampanahan, Bangkala-an, Tjantoeng dan Batu-litjin.
Sebagai hadiah atas bantuan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan kembali kerajaannya, Adji Djawa memberi Panggawa Tatieop lanskap Menoenggoel sebagai pangkalan dan kepada pamannya yang masih hidup, Paman Goesti Ali, bersama dengan nama dan gelar Pangeran Mangkoe, tanah Sampanahan di warisan Pangeran Mangkoe ini memiliki ahli waris laki-laki bernama Goesti Hina.
Sementara peristiwa yang dijelaskan di atas terjadi, Pangeran Hadji Mohamad meninggal, di mana putranya, Pangeran Hadji Moesa, datang ke tanah Kusan, untuk mempertahankan hak-hak ayah dan ayah almarhum di sana.
Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak-anak berikut, seperti: Pangeran Djaija Samitra, Pangeran Muhammad Nafis, Pangeran Panji dan Pangeran Abdoel Kadir dan Goesti Djamaluddin Djamaloedin.
Dia menyebabkan, melalui intrik yang gigih, banyak kesulitan bagi Adji Djawa, yang, melalui tindakannya, melihat negeri Cantung, yang paling makmur dari Tanah Boemboe, terbaring dalam aseh (1), meskipun dia terpaksa, bahkan bentang Bangkala baginya. -untuk mengembalikan ke negara-negara Koessan dan putranya, Pangeran Mohamad Napis
Buah dari pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Kamil adalah Adji Tukul dan Adji Landasan, sedangkan buah pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Katapi adalah Adji Mandoera juga disebut Adji Daha. Adji Landasan menikahi putra Pangeran Haji Moesa, bernama Pangeran Pandji, dan menerima daerah Batu-litjin sebagai apanage, sementara Pangeran Haji Musa, berturut-turut menjadi wali ayahnya Pangeran Hadji Mohamad, untuk distrik Sèla dan Selillau.
Setelah kematian Pangeran Pandji, saudara lelakinya, Pangeran Muhammad Nafis, mengambil alih distrik-distrik yang disebutkan di atas, sementara Adji Landasan memasuki pernikahan kedua dengan Daing Magading. Dia meninggal tanpa anak dan setelah suaminya Batu-litjin
Adji Toekoel, putri tertua Adji Djawa dan Goesti Kamil, menikahi Adji Pati, putra Sulthan Soleiman dari Pasir.
Setelah kematian Adji Djawa, Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut:
- Bangkala-an, Tjengal, Menoengoel kepada Adji Tukul
- Tjantoeng kepada Adji Mandoera,
- Sampanahan kepada Pangeran Mangkoe (Gusti Ali),
- Boentar-laut kepada Goesti Dandai.
Saat tahun 1853, Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut: Tjengal, Menoenggoel dan Bangkala-an di bawah Pangeran Moeda, putra mendiang Adji Pati dan Adji Toekoel, cucu Adji Djawa;
Sampanahan di bawah Pangeran Mangkoe (Gusti Ali), paman dari ibu Adji Djawa, merupakan saudara dari Goesti Besar, ibu dari Adji Djawa, dan putra Pangeran Praboe, yang, sebagaimana disebutkan di atas, adalah penguasa Sampanahan pada tahun 1780;
Tjantoeng, termasuk Boentar-laut, di bawah Adji Mandoera, putra mendiang Adji Djawa dan Goesti Katapi.
Pememilik [pertama kali] Tanah Bumbu, Pangeran Dipati Toewa (putera mahkota dengan wali Sultan Achmad-ollah/Tantahid-ollah/Raden Alit pemangku raja Banjar), saudara dari Pangeran Dipati Anom (mangkubumi Banjar).
Bagan Silsilah sunting
SULTAN BANJAR ♂ Sultan Tahlilullah - Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah)
SULTAN BANJAR ♂ Sultan Tahlilullah | ||||||||||||||||||
♂ Pangeran Dipati Desa Boemi | ||||||||||||||||||
♂ Pangeran Kasuma Nagara | ||||||||||||||||||
♂ Pangeran Mangku | ||||||||||||||||||
APANAGE SELA SELILAU (1802) ♂ Pangeran Hadji Moehamad | ||||||||||||||||||
RAJA BATULICIN-BANGKALAAN (1832) ♂ Pangeran Haji Musa = ♀ Nyai Dimalu Nyai Abuk | ||||||||||||||||||
RAJA PULAU LAUT1 ♂ Pangeran Djaija Samitra = ♀ Nyai Ambak | ||||||||||||||||||
♂ Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah) | ||||||||||||||||||
♂ Goesti M.Basoe | ||||||||||||||||||
♂ Goesti Abdoellah | ||||||||||||||||||
♂ Goesti Moehammad | ||||||||||||||||||
Kekerabatan dengan kerajaan Banjar sunting
♀ Sita Rara | ♂ Saudagar Mangkubumi (Saudagar Jantam) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Aria Malingkun | ♀ Sira Manguntur (Déwi Sekar Gading) | RAJA NEGARA DIPA ♂ Ampu Jatmaka Maharaja di Candi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Dayang Diparaja | PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA ♂ Lambu Mangkurat (Patih Lamboeng Mangkoerat) (Ratu Kuripan) | ♀ Puteri Bayam Beraja | ♀ Putri Ratna Déwi | ♂ Ampu Mandastana Patih Mandastana Lambu (Lambung) Djaja Wanagiri | ♂ Raja Majapahit | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Bangbang Patmaraga | ♂ Bangbang Sukmaraga | RAJA NEGARA DIPA ♂ Raden Putra Raden Suria-Nata Maharaja Suria-Nata (Pangeran Suria-Nata) (Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa) | RAJA NEGARA DIPA ♀ Putri Junjung Buih Ratu Tunjung Buih (Putri Ratna Janggala Kadiri) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Putri Huripan | RAJA NEGARA DIPA ♂ Maharaja Suria-Gangga-Wangsa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Putri Kalarang | ♂ Pangeran Suria-Wangsa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA ♀ Putri Kalungsu (Putri Kabu Waringin) | RAJA NEGARA DIPA ♂ Maharaja Carang Laleyan (Arya Dewangsa) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
RAJA NEGARA DAHA ♂ Raden Sekar Sungsang Ki Mas Lelana Raden Sari Kaburungan Maharaja Sari Kaburungan (Pandji Agung Rama Nata) | ♀ Poetrie Ratna Minasih | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raden Bangawan | ♀ Nyai..... | ♀ Nyai..... | RAJA NEGARA DAHA ♂ Maharaja Sukarama (Pangeran Sukarama) | ♀ Nyai....... | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raden Mantri Alu | ♀ Putri Galuh Baranakan | ♂ Pangeran Jayadewa Raden Mambang | RAJA NEGARA DAHA ♂ Pangeran Tumenggung Raden Panjang | RAJA NEGARA DAHA ♂ Maharaja Mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) Raden Paksa | ADIPATI BERANGAS ♂ Pangeran Bagalung Raden Bali | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR I 1500-1546 ♂ Sultan Suryanullah (Sultan Suriansyah) | ♀ Ratu Sultan Suriansyah | ♂ Raden Bagawan | ♀ Dayang Sari Bulan (Putri Sari Bulan) | ♂ Raden Harja | ♀ Raden Lamarsari | ♂ Prabu Tunggul Ametung | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Anom Pangeran di Hangsana | SULTAN BANJAR II ♂ Sultan Rahmatillah | ♀ Ratu Sultan Rahmatillah | ♂ Pangeran di Laut | ♀ Putri..... | ♂RAJA DOMPU | RAJA SELEPARANG ♂ Demung Mumbul (Batara Mumbul) Prabu Turunan Prabu Purwawisesa | ♂ Pangeran Kaesari | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raden Zakaria | ♂ Pangeran Demang | ♀ Nyai Ratu..... binti Tuan Khatib Banun | SULTAN BANJAR III ♂ Sultan Hidayatullah I | ♀ Putri Nur Alam | SULTAN DOMPU II ♂ Sultan Jamaluddin | SULTAN DOMPU I ♂ Sultan Syamsuddin Ma Wa'a Tunggu | RAJA SELEPARANG ♂ Prabu Indra Jaya (Prabu Rangkesari) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti Hajang binti Sultan Hidayatullah I | ♂ Pangeran Mancanagara (Raden Gulu 1) | ♂ Raden Aria Sami (Raden Warjo) | PERMAISURI BANJAR ♂ Ratu Agung binti Pangeran Demang | SULTAN BANJAR IV ♂ Sultan Mustain Billah Raden Senapati Pangeran Senapati (Gusti Kacil) | ♂ selir orang Jawa (ibunda Sultan Ri'ayatullah Pangeran Tapasena Raden Halit) | ♂ Raden Subamanggala Pangeran Mangkunagara | SULTAN GOWA ♂ Sultan ..... | ♂ Daeng .... | SULTAN BIMA m. 1620-1640 La Ka’i Sultan Abdul Kahir Mantau Wata Wadu | SULTAN DOMPU III ♂ Sultan Sirajuddin | RAJA SELEPARANG ♂ Prabu Panji Anom (Raden Mas Pakenak) | "Raja Taliwang" (♂ Dewa Lengit Ling Kertasari ?) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR V ♂ Sultan Inayatullah Pangeran Dipati Tuha | RAJA KOTAWARINGIN 1 MANGKUBUMI BANJAR ♂ Ratu Bagawan dari Kotawaringin | MANGKUBUMI BANJAR ♂ Panembahan di Darat | PANGERAN BANJAR ♂ Pangeran Dipati Antasari | PUTRI BANJAR ♀ Ratu Hayu Putri Busu | ♂Raden Timbakal Pangeran Dipati Martasari | ♀ Si Jawa | Putri Sumbawa | RAJA SELAPARANG (m. 1648-1660) ♂ Adipati Topati Dewa Maja Paruwa | Putri Bali | RAJA TALLO VIII I Manginyarrang Daeng Makkio Karaeng Kanjilo "Sultan Abdul Jafar Muzaffar" Tumammalinga ri Timoro gelar anumerta "Tumenanga ri Tallo" Raja / Ma'gau Tallo ke-8 | SULTAN GOWA ♂ Sultan Hasanuddin | ♀ Ratu .... | ♀ I Pattimang Daeng Nissaking Karaeng Bontoje’ne (adik ipar Sultan Hasanuddin SULTAN GOWA) | SULTAN BIMA m. 1640-1682 I Ambela ♂ Sultan Abi'l Khair Sirajuddin Mantau Uma Jati bin Sultan Abdul Kahir Mantau Wata Wadu b. 1629, wafat + 23-7-1682 | SULTAN DOMPU IV ♂ Sultan Ahmad Manuru Kilo | RAJA SELEPARANG ♂ Deneq Mas Pakel (Dewa Mraja Mas Pekel) | ♂ Raden Mas Panji Tilar Negara | "Putri Taliwang" (♀ Lala Ayu Kencana Dewi) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR VI ♂ Sultan Saidillah Pangeran Kasuma Alam | ♂ Raden Kasuma Taruna Pangeran Dipati Kasuma Mandura | ♀ Gusti Hacil | ♂ Pangeran Singamarta Raden Sutasoma | ♂ putri dari Adipati Topati Taliwang | ♂ Raden Pamekas Raden Sutarta | "Putri Taliwang" ♀ Mas Surabaya binti Raja Paruwa | PANGERAN BANJAR "Raja Banjar" ♂ Raden Subangsa Raden Marabut "Pangeran Taliwang" | "Putri Sumbawa" ♀ Mas Panghulu binti Raja Paruwa | RAJA SELEPARANG (m. 1660-1697) ♂ Raden Munda | DATU KAMUTAR SULTAN SUMBAWA (m. 1648-1668) ♂ Dewa Mas Pamayan Pemban Mas Aji Komala Maas Tjini | ♂ I Nampa Daeng Niak (Nija') Karaeng Panaikang (janda Katjili Kalamata) | ♂ Katjili Kalimata Kaitsjili Kalamatta (saudara Mandar Syah Sultan Ternate) | RAJA TALLO X ♂ I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana(Taminar Lampana) (cucu Mantau Uma Jati Sirajudin Sultan Bima) | ♀ I Pangka Dampu Karaeng Bonto Matte'ne | SULTAN BIMA m. 1682-1687 Mapparabung Daeng Mattali' Karaeng Panaragang ♂ Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali Syah Mawa'a Paju b. 13-12-1651,wafat + 23-7-1687 | ♀ Daeng Mami Ruma Paduka Dompu | SULTAN DOMPU V ♂ Sultan Abdur Rasul I Manuru Dorongao | RAJA SELEPARANG ♂ Dewa Mas Kertajagat (Raden Dipati Prakosa) | ♂ Raden Untalan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR VII ♂ Sultan Amarullah Bagus Kasuma (Raden Bagus) Pangeran Suria Angsa dari Banjar | ♂ Raden Pajang Raden Suta Kasuma | ♀ Gusti Pandara | ♂ Pangeran Laya Kesuma | DATU TALIWANG "Raja Taliwang" Raden Mataram ♂ Mas Mataram (yang hilang di Tallo) | SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05) Raden Bantan ♂ Dewa Mas Bantan Datu Loka Dewa Dalam Bawa Sultan Harunnurrasyid I | ♀ Siti Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga | ♂ Rumata Sangaji Bolo | SULTAN BIMA m. 1687-1696 ♂ Sultan Jamaluddin 'Inayat Syah Rumata Mawa'a Romo b. 1673, wafat + 6-7-1696 di pengasingan Batavia | SULTAN DOMPU VI ♂ Sultan Ahmad Syah Manuru Kambu | SULTAN DOMPU VII ♂ Sultan Usman Manuru Goa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN NEGARA ♂ Panembahan Kusuma Dilaga | SULTAN (KAYU TANGI) BANJAR VIII ♂ Sultan Tahmidullah 1 Sultan Suria Alam dari Banjar Panembahan Kuning | ♂ Pangeran Laya Kesuma | RAJA BONE XX m. 1724-1749 ♀ We Bataritoja Datu Talaga Arung Timurung Sultanah Zainab Zulkiyahtuddin | DATU TALIWANG SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..) ♂ Mas Madina Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I | ♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740) | DATU JEREWEH Mas Palembang ♂ Dewa Maja Jereweh | ♀ Karaeng Bontoje'ne | ♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola | ♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone | DATU SERAN PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725) ♂ Raja Tua Datu Bala Sawo Dewa Loka Ling Sampar | ♀ Ince' Bagus | SULTAN BIMA m. 1696-1731 Mapatalli' Syaad Syah ♂ Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah Rumata Mantau Bata Baharu (Bou) b. 7-9-1689, wafat + 23-1-1731 bin Sultan Jamaluddin 'Inayat Syah Rumata Mawa'a Romo | ♀ Dewa Iya Datu Balasao Datu Tengah (Karaeng Bonto Pa'ja) | ♂ Datu Budi | SULTAN DOMPU X ♂ Sultan Syamsuddin Manuru Sampela | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan, artikel, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan. Tanggal penerbitan: Pangeran Djaija Samitra Semitra ejaan 1860 31 atau Pangeran Djaja Samitra Soemitra Ejaan Van Ophuijsen 1901 atau PANGERAN DJAYA SUMITRA Ejaan Republik 1947 atau Pangeran Jaya Sumitra EBI 2015 32 adalah Sekretaris penulis pribadi Sultan Adam Raja Banjar termasuk dalam staff pemerintahan Kesultanan Banjar 31 32 PANGERAN DJAYA SUMITRA Pangeran Djaija SamitraRAJA KUSAN V amp RAJA PULAU LAUT I RAJA BATU LICINPANGERAN DJAYA SUMITRA Pangeran Djaija Samitra RAJA KUSAN V amp RAJA PULAU LAUT I RAJA BATU LICINRAJA PULAU LAUT 1 1 2 3 Berkuasa1850 1 Januari 1861Penobatan1850PendahuluPangeran Muhammad Nafis 1840 Wafat 10 April 1845 PenerusPangeran Abdoel Kadir 1 Januari 1861 Wafat 1873Raja Kusan V 4 5 6 Berkuasa10 April 1845 1850Penobatan10 April 1845KelahiranGoesti Djaya Sumitra1815Kematian1 Januari 1861 1861 01 01 umur 45 46 7 8 9 Desa Sigam Pulau Laut Sigam Kotabaru Sigam Jalan Barangas km 3 5 Pulau Laut Utara 10 11 PemakamanDesa Sigam Pulau Laut Sigam Kotabaru Sigam Jalan Barangas km 3 5 Pulau Laut Utara 12 13 WangsaDinasti Pulau LautNama takhtaRAJA KUSAN V amp RAJA PULAU LAUT I RAJA BATU LICIN 14 15 16 AyahPangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati Pangeran Dipati Desa Bumi bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma Tahlilullah Tahirullah Tahlil Lillah TahlilullahIbu Nyai Dimalu Nyai Abuk 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Pasangan1 Nyai Ambak binti Kiai Adipati Singasari adik Njahi Ratoe Koemala Sarie Kamala Sari Anak Pangeran Kasoema Giri Goesti Abdoellah anak 1 Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra kepala distrik Martapura 2 Pangeran Muhammad Basoe bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra berputra Goesti Abdoellah berputra Goesti Moehammad3 Ratu Intan binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra Pangeran Ali berputra Pangeran Mohammad Noor4 Ratu Mulia Moelik binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra Pangeran Udan berputra Pangeran Muhammad berputra patih Gusti Ahmad M Putri Hj Zubaedah binti Pangeran Arga Kasuma binti Pangeran Arga Kasuma 30 AgamaIslam Sunni Pangeran Jaya Sumitra dan Gusti Umi Puteri Kecil merupakan anak Pangeran Haji Musa dengan Nyai Mabuk atau Nyai Ambuk Saudaranya sepihak sebapak adalah Pangeran Muhammad Nafis Pangeran Abdoel Kadir Pangeran Panji Gusti Awang Gusti Jamaluddin dan Gusti Pengulu Rupanya hanya 4 orang putera tertua dari Pangeran Haji Musa yang bergelar Pangeran dan masing masing pernah memiliki kedudukan sebagai pemilik Tanah Badatu apanase yaitu Pangeran Jaya Sumitra pemilik Tanah Badatu apanase Pulau Laut Pangeran Panji pemilik Tanah Badatu apanase Batulicin Pangeran Muhammad Nafis sebagai Raja Kusan sekaligus pewaris Batulicin dari almarhum Pangeran Panji yang tidak memiliki anak dan terakhir Pangeran Abdoel Kadir Raja Kusan Batulicin dan Pulau Laut 33 Silsilah Pangeran Jaya Sumitra ini ternyata masih keturunan dari petinggi dua kesultanan di Borneo dan Raja Kusan Dalam darah Pangeran Jaya Sumitra mengalir trah Kesultanan Banjar dan Kerajaan Paser 34 RAJA KUSAN V amp RAJA BATU LICIN asal usulnya putra Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad juriat Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma Tahlilullah PANGERAN DJAYA SUMITRA Berkuasa 10 April 1845 1850 Penobatan 10 April 1845 dibantu saudaranya Pangeran Abdoel Kadir sebagai Pangeran Mangkubumi NYA Pendahulunya adalah Pangeran Muhammad Nafis berkuasa 1840 Wafat 10 April 1845 Penerusnya ialah Pangeran Abdoel Kadir berkuasa 1 Januari 1861 Wafat 1873 Dengan diusirnya Pangeran Amir maka pemerintahan kerajaan Kusan kemudian beralih kepada keturunan Panembahan Batu dari dinasti Tamjidullah I yaitu dilanjutkan oleh Ratu Sepuh Ratu Salamah Hadji Musa bin Sultan Sulaiman dari Banjar menjadi Raja Kusan III Raja raja Kusan merupakan trah Sultan Sulaiman dari Banjar Ketika pemerintahan raja ke V Pangeran Djaija Samitra pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Sigam Pulau Laut Pangeran Djaija Samitra kemudian bergelar Raja Pulau Laut I dan Batu Licin II Wilayah kerajaan Kusan yang ditinggalkan ini digabung ke dalam kerajaan Pagatan sehingga Raja Kusan selanjutnya dipegang oleh Raja Pagatan Federasi kedua negeri ini kemudian disebut kerajaan Pagatan dan Kusan 35 POTRET BANGSAWAN Arsip dokumentasi terkait Kerajaan Pulau Laut di Kotabaru Stempel Raja Kusan dan Pagatan Bagan Silsilah Pangeran Jaya Sumitra juriat Tuan Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma Tahlilullah Tahirullah Tahlil Lillah Leluhur 16 Pangeran Kasuma Nagara Dipati 8 Pangeran Mangku 17 Putri Ratu Kasuma Nagara 4 Pangeran Hadji Moehamad 18 9 Putri Ratu Mangku 19 2 Pangeran Haji Musa 20 10 21 5 Ratoe Sela Selilau 22 11 23 1 Pangeran Djaija Samitra 24 Amarullah Bagus Kasuma Tamjidillah I 12 Pangeran Wira Nata Panembahan Batuah Sunan Nata Alam Sultan Tahmidillah 25 Putri Ratu Amarul Kasuma Tamjidillah I 6 Sultan Sulaiman Rahmatullah 26 Sultan Muhammad Illah Muhammad dari Banjar Aliuddin Aminullah bin Sultan Hamidullah dari Banjar Sultan Kuning 13 Putri Ratu Lawiyah 27 Putri Ratu Aminullah binti Amarullah Bagus Kasuma Tamjidillah I 3 Ratu Salamah Hadji Musa 28 14 Kiai Adipati Singasari 29 7 Njahi Ratoe Intan Sarie 30 15 Aluh Arijah 31 Perkawinan Pangeran Musa dan Ratu Salamah dianugerahi keturunan sebanyak 7 orang yaitu 36 37 38 39 40 41 42 43 1 Pangeran Muhammad Nafis anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 44 iamenikahi Alooh Sinah binti Alooh Angool binti Kiai Adipati Singasari melahirkan Goesti Ratna Ratna Nafis Bergelar Ratoe wira Kasoema Ratoe Pangeran Mangko Boemi Ira kasoema Njahi Ratoe Ratna Nafis menikahi Pangeran Wira kasoema nama lahir Gusti mayur Wirakusuma II dari Banjar Pangeran Mangkubumi Wira kasoema bin Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar bin Sultan Adam dari Banjar2 Pangeran Mangkubumi Djamaluddin Djamaloedin anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 45 46 3 Pangeran Abdoel Kadir anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 47 48 4 Pangeran Panji beristeri Aji Landasan binti Raja Aji Jawi tidak memiliki keturunan anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 49 50 5 Pangeran Saputra anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 51 52 6 Pangeran kasuma Indra anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 53 54 7 Pangeran Bendahara anak dari Ratu Salamah Hadji Musa 55 56 Perkawinan Pangeran Musa dan Nyai Dimalu Nyai Abuk 57 58 59 60 61 62 63 dianugerahi keturunan yaitu1 Pangeran Jaya Sumitra 64 PANGERAN DJAYA SUMITRA Pangeran Djaija Samitra RAJA KUSAN V amp RAJA PULAU LAUT I RAJA BATU LICIN Makam Pangeran Djaya Sumitra Djaija Samitra Makam Pangeran Djaija Samitra Pangeran Jaya Sumitra dan Raja raja Pulau Laut lainnya terletak di desa Sigam Jalan Barangas km 3 5 Pulau Laut Utara Pangeran Djaija Samitra 65 atau Pangeran Djaja Samitra 66 atau Pangeran Djaya Simitra 67 adalah sekretaris pribadi Sultan Adam Raja Banjar Sebagai Staff Sultan Adam Pangeran Djaija Djaja Samitra memperoleh hasil pungutan tanah apanage sebagai penghasilannya Dalam tahun 1860 Pangeran Djaija Djaja Samitra Sumitra berusia 45 tahun dan kerabatnya yang juga menjadi staff Sultan Adam yaitu Pangeran Aminullah berusia 30 tahun 65 67 Makam Sultan Tahlilullah di Keraton Martapura Kabupaten Banjar Leluhur Silsilah Nazab Kerajaan KUSAN PULAU LAUT BATULICIN dari Trah Sultan Tahlilullah succession RAJA PULAU LAUT IDAFTAR RAJA PERGANTIAN LAST RAJA OF PULAU LAUT WAS ALLOWED TO RULE ON UNTIL 1 1 1905 MAYBE LATER AS REGENT DP TICK SECR PUSAT DOKUMENTASI KERAJAAN2 DI INDONESIA PUSAKA PUSAKA TICK KPNMAIL NL FACEBOOK DONALD TICK 68 69 70 HOOFD VAN HET LANDSCHAP POELOE LAUT KEPALA LANDSCHAP PULAU LAUT Raja Kusan I Pangeran Aminullah Muhammad dari Banjar 1734 3 Agustus 1759 BERTAHTA KE BANJAR SEBAGAI SULTAN 3 Agustus 1759 16 Januari 1761 Raja Kusan II Pangeran Amir bin Sultan Aminullah Muhammad dari Banjar 1759 1785 PERANG KESULTANAN LAWAN SUNAN NATA ALAM 1785 1789 DAN LAWAN SULTAN SULAIMAN Raja Kusan III Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad amp Raja Bangkalaan VI 1830 1840 Raja Batulicin 1832 1840 71 Pangeran Aji Musa meninggal pada bulan Januari 1840 72 Raja Kusan IV RAJA BATU LICIN Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa 1840 Tahanan Belanda di Batavia empang Bogor 10 April 1845 adiknya sebagai Pangeran Mangkubumi Djamaluddin Djamaloedin RAJA KUSAN V amp RAJA BATU LICIN Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa Raja Kusan V Berkuasa10 April 1845 1850 Penobatan 10 April 1845 sebagai Pangeran Mangkubumi NYA DALAH ADIKNYA Pangeran Abdoel Kadir berkedudukan di negeri Kusan Pendahulunya Pangeran Muhammad Nafis 1840 Wafat 10 April 1845 Penerus IALAH Pangeran Abdoel Kadir 1 Januari 1861 Wafat 1873 IA MELEPASKAN KUSAN MENJADI RAJA DI PULAU LAUT I Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa MEMBANGUN KERJAAN BARU DI kampung Salino Berkuasa1850 1 Januari 1861 Penobatan1850 Kelahiran Pangeran Djaija Samitra tahun 1815 Kematian1 Januari 1861 Raja negeri Kusan Batulicin amp Pulau Laut Pangeran Abdoel Kadir Raja bin Pangeran Haji Musa 10 April 1845 1 Januari 1861 73 74 Belakangan negeri Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan La Paliweng Arung Abdul Rahim Raja negeri Pagatan dan Kusan Ratu Arung Daeng Makau atau Ratu Senggen pada tahun 1845 Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan V Pangeran kemudian mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut Tepatnya di Salino yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah Meski begitu sambungnya lagi wilayah kekuasaannya masih membawahi wilayah Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu setahun lebih memimpin kerajaan Pulau Laut Jaya Sumitra kemudian diminta langsung oleh pamannya Sultan Adam untuk menjadi penasihat Kesultanan Banjar Menerima titah langsung dari Sultan Adam Jaya Sumitra akhirnya mengiyakan dan membantu pemerintahan di lingkup Kesultanan Banjar Lalu kala itu kepemimpinan Raja Pulau Laut II digantikan oleh sang adik Jaya Sumitra yakni Abdul Kadir Selanjutnya setelah dirasa cukup mengabdikan diri menjadi penasihat raja pada tahun 1861 Jaya Sumitra kemudian kembali ke Pulau Laut hingga wafat Menjabat sebagai penasihat Pangeran Jaya Sumitra tercatat lebih satu tahun dan pengabdiannya lebih dominan di lingkup Kesultanan Banjar Menariknya saat menjadi sosok penasihat raja pun secara otomatis Jaya Sumitra juga menjadi penghubung langsung dengan di kerajaan Pulau Laut Nah saat Kerjaan Banjar mengalami gejolak Kerajaan Pulau Laut lah yang banyak membantu saat itu 75 76 77 Pangeran Djaija Djaja Samitra merupakan anak Pangeran Hadji Moesa bin Pangeran Hadji Moehamad Pangeran Hadji Moehamad pemilik tanah apanage Sela Selilau Tanah Kusan dan Kuranji 66 78 Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak anak berikut seperti Pangeran Djaja Samitra Mohamad Napis Pandji dan Ab doel Kadir dan Goesti Djamal oedin 66 78 Pangeran Djaja Samitra yang ibunya keturunan masyarakat kecil masih menjadi penulis rahasia Sulthan di Banjarmasin Pangeran Mohamad Napis pengganti ayahnya sebagai raja Koessan telah wafat pada tahun 1845 dan kemudian digantikan oleh saudaranya Abd oel Kadir Pangeran Pandji meninggal di Batavia Goesti Djamal oedien menjabat mangkubumi negara Koessan saat ini tahuh 1860 66 Daftar isi 1 Silsilah Versi An Nasabah 2 Penghasilan 3 Latar Belakang 4 Bagan Silsilah 5 Kekerabatan dengan kerajaan Banjar 6 Referensi 7 Pranala luarSilsilah Versi An Nasabah sunting1 Sayyid Ahmad Rahmatullah Maula Ampel2 Raden Ali Zainal Abidin Mekkah3 Ahmad Sunan Serabut Sunan Demak Pangeran Tengah Giri Kedaton4 Raden Jaya Menteri Malaka5 Pangeran Suriansyah6 Sultan Rahmatullah7 Sultan Hidayatullah I8 Sultan Mustainbillah9 Sultan Inayatullah10 Sultan Saidullah11 Sultan Tahlilullah12 Pangeran Dipati Desa Bumi13 Pangeran Kasuma Nagara14 Pangeran Mangku15 Pangeran Haji Muhammad Kepala Sela Selilau Kusambi16 Pangeran Haji Musa Raja Kusan Batulicin Bangkalan Ketiga Wafat Dalam Tahanan Belanda 17 Pangeran Djaija Samitra Raja Pulau Laut Kelima18 Pangeran Kasoema Giri Goesti Abdoellah Penghasilan suntingSebagai sekretaris pribadi Sultan Adam Pangeran Jaya Samitra memperoleh hasil pungutan tanah apanage dari Banua Parincahan nama kampung di Kota Kandangan 79 Latar Belakang suntingSilsilah Pangeran Dipati Desa Bumi bin Sultan Tahlil Lillah versi hikayat Tutur Candi yang menurunkan raja raja Pulau Laut 80 81 Maka Sultan Hidayatullah pun matilah maka ditanam di Kuin dekat dengan kubur Rakhmatillah Adapun Sultan Musta inbillah berputra Sultan Indallah dan Sultan Indallah berputra Sultan Sa idillah berputra Sultan Tahlilillah berputra enam orang yang tuha Sultan Tamjidillah dan Pangeran Nullah jadi mangkubumi dan Pangeran Dipati dan Pangeran Mas dan Pangeran Istana Dipati dan Pangeran Wira Kusuma Tutur Candi 80 Sultan Suriansyah Sultan Hidayatullah Sultan Rakhmatillah Sultan Indallah Sultan Sa idillah Sultan Tahlillillah Panembahan Tengah Pangeran Istana Dipati Pangeran Mas Pangeran Mas Dipati Gending Sultan Tamjidillah Pangeran Nullah Mangkubumi Pangeran Wira Kasuma Wirakusuma I dari Banjar Pangeran Dipati Pangeran Dipati Desa Bumi Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati Pangeran Dipati Desa Bumi bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma Tahlilullah Tahirullah Tahlil Lillah Tahlilullah merupakan anak Pangeran Hadji Moesa dan juga sekaligus cucu dari Pangeran Hadji Moehamad alias Hadji Pangeran Aji Pangeran bin Pangeran Dipati Desa Boemi Pangeran Hadji Moehamad juga keturunan Pangeran Dipati Toeha raja Tanah Bumbu ke 1 Sekitar waktu itu datang Pangeran Hadji Mohamad keturunan Pangeran Dipati Toeha di Tjengal tempat Goesti Besar tinggal dan mengajukan proposal untuk tangan ratu ini yang bagaimanapun menolak tawarannya tetapi setuju untuk mengasosiasikan putranya bocah lelaki Adji Djawa dengan seorang putrinya Namun karena Pangeran Mohamad hanya ingin menyelesaikan ini dengan syarat Adji Djawa menetap di Bandjarmasin dan Goesti Besar dengan bijak menolak untuk mengakui hal ini pernikahan ini tidak terjadi Pangeran Hadji Mohamad melihat rencana pemukiman kembali untuk dirinya sendiri atau keturunannya dari tanah Goesti Besar digagalkan kembali ke Bandjarmasin tetapi sebelum meninggalkan Cengal melamar ke Goesti Besar untuk meminjam darinya distrik penambangan intan Sela Selillau dan Koesampi sekarang menjadi milik negara negara Koesan Goesti Besar setuju dengan syarat bagaimanapun bahwa negara negara itu pada usia Adji Djawa akan dikembalikan kepada mereka Setelah tanah Goesti Besar mematuhi raja raja Pasir selama lima belas tahun Adji Djawa yang telah mencapai usia laki laki dewasa mencoba mendapatkan kembali kepemilikan Untuk tujuan ini dia dari waktu ke waktu dengan dalih berdagang pindah dari Batu Liljin tempat dia menetap setelah meninggalkan Tjengal bersama ibunya Dalam perjalanan ini ia diam diam menjalin hubungan erat dengan para kepala Tjengal Menoenggul dan Sampanahan dan memperoleh penganut yang memungkinkannya untuk mengamankan tanah yang sebelumnya dimiliki oleh ibunya dengan bantuan Panggawa Tatieop kembali Dia menyerang negara negara tersebut dan setelah beberapa hari berjuang keras dan keras kepala dia mengejar para pemimpin Pasir dan menyatakan dirinya penguasa Tjengal dan Menoenggoel Selama masa sebelum masa itu masa kerusuhan dan kelemahan pemerintah beberapa kepala atau Pembekel yang sebelumnya ditunjuk oleh Ratoe Intan telah menganggap diri mereka penguasa independen distrik Yaitu Goesti Moeso tertentu di Tjantoeng dan Goesti Kamir di Bangkala an telah mengambil alih sebagai tuan Yang terakhir yang memerintah dengan nama Pangeran Moeda memiliki seorang putri bernama Goesti Kamil dengan siapa Adji Djawa memasuki pernikahan karena ia memiliki cara untuk mendapatkan kepemilikan mantan juga dengan cara lain LansdchapBangkalaan milik ibunya Dengan cara yang sama ia juga memiliki Tjantoeng karena ia juga menikahi Goesti Katapi putri Goesti Moeso Sebagian karena perang dan sebagian karena perkawinan dengan demikian Adji Djawa telah menyatukan negara negara berikut sebagai Tjengal Menoenggoel Sampanahan Bangkala an Tjantoeng dan Batu litjin Sebagai hadiah atas bantuan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan kembali kerajaannya Adji Djawa memberi Panggawa Tatieop lanskap Menoenggoel sebagai pangkalan dan kepada pamannya yang masih hidup Paman Goesti Ali bersama dengan nama dan gelar Pangeran Mangkoe tanah Sampanahan di warisan Pangeran Mangkoe ini memiliki ahli waris laki laki bernama Goesti Hina Sementara peristiwa yang dijelaskan di atas terjadi Pangeran Hadji Mohamad meninggal di mana putranya Pangeran Hadji Moesa datang ke tanah Kusan untuk mempertahankan hak hak ayah dan ayah almarhum di sana Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak anak berikut seperti Pangeran Djaija Samitra Pangeran Muhammad Nafis Pangeran Panji dan Pangeran Abdoel Kadir dan Goesti Djamaluddin Djamaloedin Dia menyebabkan melalui intrik yang gigih banyak kesulitan bagi Adji Djawa yang melalui tindakannya melihat negeri Cantung yang paling makmur dari Tanah Boemboe terbaring dalam aseh 1 meskipun dia terpaksa bahkan bentang Bangkala baginya untuk mengembalikan ke negara negara Koessan dan putranya Pangeran Mohamad NapisBuah dari pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Kamil adalah Adji Tukul dan Adji Landasan sedangkan buah pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Katapi adalah Adji Mandoera juga disebut Adji Daha Adji Landasan menikahi putra Pangeran Haji Moesa bernama Pangeran Pandji dan menerima daerah Batu litjin sebagai apanage sementara Pangeran Haji Musa berturut turut menjadi wali ayahnya Pangeran Hadji Mohamad untuk distrik Sela dan Selillau Setelah kematian Pangeran Pandji saudara lelakinya Pangeran Muhammad Nafis mengambil alih distrik distrik yang disebutkan di atas sementara Adji Landasan memasuki pernikahan kedua dengan Daing Magading Dia meninggal tanpa anak dan setelah suaminya Batu litjinAdji Toekoel putri tertua Adji Djawa dan Goesti Kamil menikahi Adji Pati putra Sulthan Soleiman dari Pasir Setelah kematian Adji Djawa Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut Bangkala an Tjengal Menoengoel kepada Adji Tukul Tjantoeng kepada Adji Mandoera Sampanahan kepada Pangeran Mangkoe Gusti Ali Boentar laut kepada Goesti Dandai Saat tahun 1853 Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut Tjengal Menoenggoel dan Bangkala an di bawah Pangeran Moeda putra mendiang Adji Pati dan Adji Toekoel cucu Adji Djawa Sampanahan di bawah Pangeran Mangkoe Gusti Ali paman dari ibu Adji Djawa merupakan saudara dari Goesti Besar ibu dari Adji Djawa dan putra Pangeran Praboe yang sebagaimana disebutkan di atas adalah penguasa Sampanahan pada tahun 1780 Tjantoeng termasuk Boentar laut di bawah Adji Mandoera putra mendiang Adji Djawa dan Goesti Katapi 78 Pememilik pertama kali Tanah Bumbu Pangeran Dipati Toewa putera mahkota dengan wali Sultan Achmad ollah Tantahid ollah Raden Alit pemangku raja Banjar saudara dari Pangeran Dipati Anom mangkubumi Banjar 82 Bagan Silsilah suntingSULTAN BANJAR Sultan Tahlilullah Pangeran Kasoema Giri Goesti Abdoellah 83 84 SULTAN BANJAR Sultan Tahlilullah Pangeran Dipati Desa Boemi Pangeran Kasuma Nagara Pangeran Mangku APANAGE SELA SELILAU 1802 Pangeran Hadji Moehamad RAJA BATULICIN BANGKALAAN 1832 Pangeran Haji Musa Nyai Dimalu Nyai Abuk RAJA PULAU LAUT1 Pangeran Djaija Samitra Nyai Ambak Pangeran Kasoema Giri Goesti Abdoellah Goesti M Basoe Goesti Abdoellah Goesti MoehammadKekerabatan dengan kerajaan Banjar sunting Sita Rara Saudagar Mangkubumi Saudagar Jantam Aria Malingkun Sira Manguntur Dewi Sekar Gading RAJA NEGARA DIPA Ampu Jatmaka 85 Maharaja di Candi Dayang Diparaja PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA Lambu Mangkurat Patih Lamboeng Mangkoerat Ratu Kuripan 86 Puteri Bayam Beraja 87 Putri Ratna Dewi 88 Ampu MandastanaPatih MandastanaLambu Lambung Djaja Wanagiri Raja Majapahit Bangbang Patmaraga Bangbang Sukmaraga RAJA NEGARA DIPA Raden Putra Raden Suria Nata Maharaja Suria Nata Pangeran Suria Nata Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa RAJA NEGARA DIPA Putri Junjung BuihRatu Tunjung Buih Putri Ratna Janggala Kadiri Putri Huripan RAJA NEGARA DIPA Maharaja Suria Gangga Wangsa Putri Kalarang Pangeran Suria Wangsa PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA Putri Kalungsu Putri Kabu Waringin RAJA NEGARA DIPA Maharaja Carang Laleyan Arya Dewangsa RAJA NEGARA DAHA Raden Sekar SungsangKi Mas LelanaRaden Sari Kaburungan Maharaja Sari Kaburungan Pandji Agung Rama Nata Poetrie Ratna Minasih 89 Raden Bangawan Nyai Nyai RAJA NEGARA DAHA Maharaja Sukarama Pangeran Sukarama Nyai Raden Mantri Alu Putri Galuh Baranakan Pangeran JayadewaRaden Mambang RAJA NEGARA DAHA Pangeran TumenggungRaden Panjang RAJA NEGARA DAHA Maharaja Mangkubumi Pangeran Mangkubumi Raden Paksa ADIPATI BERANGAS Pangeran BagalungRaden Bali SULTAN BANJAR I 1500 1546 Sultan Suryanullah Sultan Suriansyah Ratu Sultan Suriansyah Raden Bagawan Dayang Sari Bulan Putri Sari Bulan Raden Harja Raden Lamarsari Prabu Tunggul Ametung 90 Pangeran AnomPangeran di Hangsana SULTAN BANJAR II Sultan Rahmatillah Ratu Sultan Rahmatillah Pangeran di Laut Putri RAJA DOMPU RAJA SELEPARANG Demung Mumbul Batara Mumbul Prabu TurunanPrabu Purwawisesa Pangeran Kaesari Raden Zakaria Pangeran Demang Nyai Ratu binti Tuan Khatib Banun SULTAN BANJAR III Sultan Hidayatullah I 91 Putri Nur Alam SULTAN DOMPU II Sultan Jamaluddin SULTAN DOMPU I Sultan SyamsuddinMa Wa a Tunggu RAJA SELEPARANG Prabu Indra Jaya Prabu Rangkesari Gusti Hajangbinti Sultan Hidayatullah I Pangeran Mancanagara Raden Gulu 1 Raden Aria Sami Raden Warjo PERMAISURI BANJAR Ratu Agung binti Pangeran Demang SULTAN BANJAR IV Sultan Mustain BillahRaden Senapati Pangeran Senapati Gusti Kacil selir orang Jawa ibunda Sultan Ri ayatullah Pangeran Tapasena Raden Halit Raden SubamanggalaPangeran Mangkunagara SULTAN GOWA Sultan Daeng SULTAN BIMAm 1620 1640La Ka iSultan Abdul Kahir Mantau Wata Wadu SULTAN DOMPU III Sultan Sirajuddin RAJA SELEPARANG Prabu Panji Anom Raden Mas Pakenak Raja Taliwang Dewa Lengit Ling Kertasari SULTAN BANJAR V Sultan InayatullahPangeran Dipati Tuha RAJA KOTAWARINGIN 1MANGKUBUMI BANJAR Ratu Bagawan dari Kotawaringin MANGKUBUMI BANJAR Panembahan di Darat PANGERAN BANJAR Pangeran Dipati Antasari PUTRI BANJAR Ratu HayuPutri Busu Raden TimbakalPangeran Dipati Martasari Si Jawa Putri Sumbawa RAJA SELAPARANG m 1648 1660 Adipati TopatiDewa Maja Paruwa 92 93 Putri Bali RAJA TALLO VIIII Manginyarrang Daeng MakkioKaraeng Kanjilo Sultan Abdul Jafar Muzaffar Tumammalinga ri Timorogelar anumerta Tumenanga ri Tallo Raja Ma gau Tallo ke 8 SULTAN GOWA Sultan Hasanuddin Ratu I PattimangDaeng NissakingKaraeng Bontoje ne adik ipar Sultan Hasanuddin SULTAN GOWA SULTAN BIMAm 1640 1682I Ambela Sultan Abi l Khair SirajuddinMantau Uma Jati 94 bin Sultan Abdul Kahir Mantau Wata Wadub 1629 wafat 23 7 1682 SULTAN DOMPU IV Sultan Ahmad Manuru Kilo RAJA SELEPARANG Deneq Mas Pakel Dewa Mraja Mas Pekel 95 Raden Mas Panji Tilar Negara Putri Taliwang Lala Ayu Kencana Dewi SULTAN BANJAR VI Sultan SaidillahPangeran Kasuma Alam Raden Kasuma TarunaPangeran Dipati Kasuma Mandura Gusti Hacil Pangeran SingamartaRaden Sutasoma putri dari Adipati Topati Taliwang Raden PamekasRaden Sutarta Putri Taliwang Mas Surabaya binti Raja Paruwa PANGERAN BANJAR Raja Banjar Raden SubangsaRaden Marabut Pangeran Taliwang Putri Sumbawa Mas Panghulu binti Raja Paruwa RAJA SELEPARANG m 1660 1697 Raden Munda DATU KAMUTARSULTAN SUMBAWA m 1648 1668 Dewa Mas PamayanPemban Mas Aji KomalaMaas Tjini 95 96 97 98 99 I Nampa Daeng Niak Nija Karaeng Panaikang janda Katjili Kalamata 96 100 Katjili Kalimata Kaitsjili Kalamatta saudara Mandar Syah Sultan Ternate 96 RAJA TALLO X I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana Taminar Lampana cucu Mantau Uma Jati Sirajudin Sultan Bima I Pangka Dampu Karaeng Bonto Matte ne SULTAN BIMAm 1682 1687MapparabungDaeng Mattali Karaeng Panaragang Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali SyahMawa a Paju 101 b 13 12 1651 wafat 23 7 1687 Daeng MamiRuma Paduka Dompu SULTAN DOMPU V Sultan Abdur Rasul IManuru Dorongao RAJA SELEPARANG Dewa Mas Kertajagat Raden Dipati Prakosa Raden Untalan SULTAN BANJAR VII Sultan Amarullah Bagus Kasuma Raden Bagus Pangeran Suria Angsa dari Banjar Raden PajangRaden Suta Kasuma Gusti Pandara Pangeran Laya Kesuma DATU TALIWANG Raja Taliwang Raden Mataram Mas Mataram yang hilang di Tallo 102 SULTAN SUMBAWA III 1672 75 1702 05 Raden Bantan Dewa Mas BantanDatu LokaDewa Dalam BawaSultan Harunnurrasyid I Siti Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga Rumata Sangaji Bolo SULTAN BIMAm 1687 1696 Sultan Jamaluddin Inayat Syah Rumata Mawa a Romo 103 b 1673 wafat 6 7 1696 di pengasingan Batavia SULTAN DOMPU VI Sultan Ahmad SyahManuru Kambu SULTAN DOMPU VII Sultan UsmanManuru Goa SULTAN NEGARA Panembahan Kusuma Dilaga 104 SULTAN KAYU TANGI BANJAR VIII Sultan Tahmidullah 1Sultan Suria Alam dari BanjarPanembahan Kuning 105 106 Pangeran Laya Kesuma RAJA BONE XX m 1724 1749 We BataritojaDatu Talaga Arung TimurungSultanah Zainab Zulkiyahtuddin DATU TALIWANGSULTAN SUMBAWA IV 1702 17 Mas MadinaSultan Jalaluddin Muhammad Syah I I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII m 1720 1740 DATU JEREWEHMas Palembang Dewa Maja Jereweh Karaeng Bontoje ne Dewa Isa Karaeng Barong Patola Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone DATU SERANPEMANGKU SULTAN SUMBAWA 1723 1725 Raja Tua Datu Bala SawoDewa Loka Ling Sampar Ince Bagus SULTAN BIMAm 1696 1731Mapatalli Syaad Syah Sultan Hasanuddin Muhammad Ali SyahRumata Mantau Bata Baharu Bou 107 b 7 9 1689 wafat 23 1 1731bin Sultan Jamaluddin Inayat Syah Rumata Mawa a Romo Dewa Iya Datu BalasaoDatu Tengah Karaeng Bonto Pa ja 108 Datu Budi SULTAN DOMPU X Sultan SyamsuddinManuru Sampela |