www.wikidata.id-id.nina.az
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini Untuk keterangan lebih lanjut klik tampil di bagian kanan Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan Tambahkan pranala wiki Bila dirasa perlu buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan dan pada kata yang bersangkutan lihat WP LINK untuk keterangan lebih lanjut Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca seperti profesi istilah geografi umum dan perkakas sehari hari Sunting bagian pembuka Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini Susun header artikel ini sesuai dengan pedoman tata letak Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan Hapus tag templat ini Lihat pula Hindu di Indonesia Kaharingan adalah agama asli suku Dayak di Pulau Kalimantan Agama Kaharingan sudah ada sejak lama di Kalimantan bahkan sebelum agama agama lainnya memasuki Kalimantan Kaharingan bukan merupakan animisme atau dinamisme Saat ini Kaharingan menjadi salah satu agama leluhur di Indonesia yang masih bertahan dan dianut oleh sebagian suku Dayak khususnya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan 5 6 Kaharingan Batang Garing simbol agama Kaharingan JenisAgama asli Nusantara Suku Dayak Kitab suciPanaturanTeologiMonoteismeBentukpemerintahanParisada Hindu Dharma IndonesiaMajelis Besar Agama Hindu Kaharingan MBAHK Majelis Agama Kaharingan Indonesia MAKI Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan MUKK Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan MDAHK Organisasi Hiang PiumpangBasorahBabolinPemimpinBalianBasir BasieMantirPisor KandongPangkalimaWilayahKalimantan TengahKalimantan SelatanKalimantan BaratKalimantan TimurBahasaBahasa Sangiang utama Bahasa NgajuBahasa Dayak MeratusBahasa KatinganBahasa LawanganBahasa Ma anyan Bahasa JanyawaiBahasa Ot DanumBahasa SiangBahasa Punan AputDayak Mali serta bahasa suku Dayak yang lainnya Kantor pusatKalimantan TengahPengakuan Diakui pada 1980 sebagai bagian dari agama Hindu Diakui pada 2017 sebagai Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1 Jumlah pengikut 200 000 jiwa 2 3 4 KaharinganDaerah dengan populasi signifikanKalimantan Tengah Kabupaten KatinganKabupaten KapuasGunung MasMurung RayaKotawaringin TimurKota PalangkarayaKabupaten LamandauKabupaten Barito UtaraKalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai TengahKabupaten BalanganKabupaten Tanah BumbuKabupaten KotabaruKabupaten TabalongKalimantan Barat Kabupaten SanggauKalimantan Timur SamarindaKutai TimurKelompok etnik terkaitSuku Dayak NgajuSuku Dayak MeratusSuku Dayak KatinganSuku Dayak Ot DanumSuku Dayak Siang MurungLawanganSuku Dayak MaanyanKaharingan artinya tumbuh atau hidup seperti dalam istilah danum kaharingan air kehidupan 7 Penganut Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda beda di tiap daerah Ranying Hatalla Langit Suwara Yustu Ha Latalla dianut secara turun temurun dan dihayati oleh para penganutnya di Kalimantan Ucapan salam dalam agama Kaharingan adalah Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sahujud Karendem Malempang yang berasal dari bahasa Sangiang dan memiliki arti Selamat bertemu semoga dalam keadaan bahagia 8 Namun kini ucapan salam tersebut disalah artikan sebagai ucapan salam adat suku Dayak Agama Kaharingan mempunyai simbol tersendiri yang disebut Batang Garing yang berarti pohon kehidupan dalam bahasa Sangiang Simbol Batang Garing ini sudah tidak asing bagi masyarakat Dayak karena sering dijumpai pada banyak bangunan di Kalimantan bahkan menjadi motif pakaian batik suku Dayak Akibat pemerintah Indonesia yang mewajibkan penduduk dan warganegara untuk menganut salah satu agama resmi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia maka sejak 20 April 1980 agama Kaharingan akhirnya dikategorikan sebagai salah satu cabang dari agama Hindu sebutannya menjadi Hindu Kaharingan 9 Sehingga dalam pembuatan KTP para penganut Kaharingan mencantumkan Hindu pada kolom agamanya Seperti halnya agama Tolotang pada suku Bugis yang memiliki persamaan dengan Hindu dalam melaksanakan ritual pengorbanan hewan suci yang dalam agama Hindu disebut Yadnya yang kemudian diresmikan menjadi Hindu Tolotang 10 Dahulu umat Kaharingan menjadi target para Misionaris dalam menyebarkan agama Kristen Protestan dan Katolik secara besar besaran 11 Dalam sejarahnya Gereja Katolik muncul di tanah Borneo pada akhir abad ke 19 Sejarah ini dimulai dengan pembukaan sekolah misi di antara orang Dayak yang pada saat itu masih hidup komunal di dalam hutan tropis Pulau Kalimantan Pada tahun 1835 penyebaran agama Kristen Protestan sudah masuk ke daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Upaya misionaris tersebut berhasil menjadikan sebagian rumpun suku Dayak sebagai mayoritas beragama Kristen walau tidak secara menyeluruh dengan sebagian masih menganut kepercayaan lokal Kegiatan pengkabaran injil masih berlaku sampai saat ini terlebih dipedalaman Kalimantan Ada beberapa golongan suku Dayak non Kaharingan yang masih melakukan sebagian ritual kecil dalam agama Kaharingan sebagai tradisi adat seperti ritual Nahunan dan ritual Hinting Pali Dalam prosesinya mereka akan mengundang pemuka agama Kaharingan yang mereka anggap sebagai pemuka adat Dayak untuk memimpin ritual tersebut 12 Meskipun begitu masyarakat suku Dayak yang beragama samawi tidak bisa melaksanakan ritual ritual besar dalam agama Kaharingan seperti ritual Tiwah Wara Ayah an Ijame dan Dallok karena ritual ritual tersebut merupakan ritual keagamaan Kaharingan Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir seluruh hal yang disebut sebagai adat budaya suku Dayak bersumber dari unsur ajaran agama Kaharingan Seringkali ritual keagamaan Kaharingan disalahgunakan sebagai simbol tradisi adat kesukuan Dayak tanpa mengetahui makna dari ritual yang dilakukan oleh para penganut Kaharingan 13 Sandung adalah tempat peletakan tulang manusia setelah dilakukan upacara Tiwah upacara kematian dalam agama Kaharingan Sandung milik Ngabe Sukah sudah dilindungi oleh pemerintah dan dimasukan ke cagar budaya Gelar Pangkalima adalah gelar tertinggi bagi pemuka agama Kaharingan yang memiliki kekuatan spiritual tinggi dan gelar Pangkalima ini tidak bisa diberikan kepada sembarang orang apalagi kepada orang yang bukan penganut agama Kaharingan Pada masa kini pemuka agama Kaharingan yang bergelar Pangkalima jumlahnya lebih sedikit daripada Basir Balian dan Pisor Salah satu Pangkalima umat Kaharingan yang terkenal pada masanya adalah Pangkalima Baiyoh yang sudah meninggal dan sudah di Tiwahkan begitupun dengan istrinya Daftar isi 1 Pengakuan Agama Kaharingan 2 Kerajaan Kaharingan di Kalimantan pada masa lampau 2 1 Kerajaan Tanjung Pematang Sawang 2 2 Kerajaan Nan Sarunai 3 Organisasi 4 Ajaran 5 Peribadahan 5 1 Basarah Sembahyang Ibadah 6 Ritual Keagamaan 6 1 Ritual Memanggil Roh Leluhur Tolak Bala Syukuran Penyembuhan Penyambutan 6 2 Ritual kematian 6 3 Ritual Pernikahan Perkawinan 6 4 Nyanyian Sakral 6 5 Tarian Sakral 7 Burung Enggang Tingang dalam Mitologi Kaharingan 8 Adat Rukun Kematian Agama Kaharingan Dayak Ma anyan 9 Hal hal yang berkaitan dengan Kaharingan 10 Galeri 11 ReferensiPengakuan Agama Kaharingan SuntingAgama Kaharingan diperkenalkan kepada publik oleh Tjilik Riwut pada tahun 1944 saat ia menjabat Residen Sampit yang berkedudukan di Banjarmasin 14 Pada tahun 1945 pemerintah pendudukan Jepang mengajukan Kaharingan sebagai nama agama Dayak Bahkan agama Kaharingan mendapat penghargaan dan kedudukan yang terhormat Jepang juga mengaitkan agama Kaharingan dengan agama Shinto agama asli Jepang untuk mencari dukungan rakyat Kalimantan untuk Perang Dunia II 15 Pemerintah Indonesia pada masa itu tidak menganggap Kaharingan sebagai sebuah agama sedangkan sebagai kepercayaan adat sebagai contoh animisme atau dinamisme walaupun Kaharingan merupakan agama yang mengajarkan tentang adanya Ketuhanan 16 Penganut Kaharingan yang tidak menerima keputusan pemerintah pada masa itu melakukan upaya untuk meresmikan agama Kaharingan sebagai agama yang diakui negara Indonesia walau tidak berhasil Ada banyak Agama asli Nusantara lain yang tidak diakui oleh pemerintah Indonesia dan dikelompokkan sebagai aliran kepercayaan 17 Pasca tragedi G30SPKI pada tahun 1965 para penghayat agama lokal sering dituduh dan dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia atau PKI bahkan dituduh tidak beragama sama sekali karena tidak diakui secara resmi oleh pemerintah 18 19 Tragedi mengenaskan sempat terjadi di Sulawesi Selatan dimana kelompok Darul Islam yang ingin membentuk Negara Islam Indonesia dalam kurun waktu 1959 1965 melakukan pembantaian besar besaran kepada suku Bugis yang menganut agama Tolotang 20 Kejadian ini menyebabkan banyak penganut agama Tolotang mati terbunuh dan dituduh sebagai anggota PKI 21 22 Banyak dari penganut Tolotang yang dipaksa memeluk Islam atau jika tidak mereka akan dibunuh namun sebagian berhasil menyelamatkan diri ke pelosok yang kemudian membentuk komunitas yang membuat kesepakatan bahwa agama Tolotang suku Bugis resmi digabungkan dengan Hindu pada 4 Juli 1966 Setelah tragedi G30SPKI itulah pemerintah Indonesia mengharuskan seluruh rakyat indonesia untuk memilih dan mencantumkan satu agama resmi pada kolom KTP sehingga banyak penganut agama lokal yang harus rela berpindah agama dari agama leluhur ke agama resmi yang diakui negara demi tidak dituduh sebagai bagian dari PKI juga supaya lebih mudah dalam mendapat pekerjaan Adapula beberapa agama lokal yang digabungkan dengan Hindu oleh para penganutnya Mengikuti jejak penganut agama Tolotang dan agama lokal lainnya yang memilih bergabung dengan Hindu akhirnya para penganut Kaharingan pun memilih untuk mengintegrasikan agama Kaharingan dengan Hindu pada 20 April 1980 supaya umat Kaharingan bisa memperoleh hak hidup dan hak beragama yang setara dengan masyarakat beragama lainnnya di Indonesia Keputusan ini disepakati berdasarkan hasil pengamatan bahwa ajaran Hindu bisa disesuaikan dengan budaya lokal tanpa menghilangkan ritual serta ajaran inti Kaharingan Contohnya seperti menghaturkan sesaji dan pengorbanan hewan suci yang mana ajaran Hindu dan Kaharingan sama sama melakukannya dalam banyak ritual dan upacara keagamaan Alasan lainnya adalah karena agama Hindu merupakan salah satu agama tertua yang masuk ke Kalimantan dan dianut oleh Suku Kutai zaman dulu dibuktikan sejak adanya Kerajaan Kutai Martadipura Meskipun agama Kaharingan tergabung ke dalam Hindu praktik keagamaan Kaharingan masih menjadi dominan dan diutamakan oleh penganutnya Beberapa agama lokal di Nusantara yang resmi tergabung ke dalam Hindu meliputi Agama Tirtha agama asli Suku Bali agama lokal pertama di Indonesia yang diakui sebagai agama Hindu yang juga akhirnya membuat agama Hindu diakui sebagai agama resmi di Indonesia pada 1959 7 23 Naurus agama asli Suku Manusela amp Suku Nuaulu tergabung ke dalam Hindu sejak 1962 Tolotang agama asli Suku Bugis tergabung ke dalam Hindu sejak 1966 Aluk To Dolo agama asli Suku Toraja tergabung ke dalam Hindu sejak 1970 Pemena agama asli Suku Karo tergabung ke dalam Hindu sejak 1978 24 Kaharingan agama asli suku Dayak tergabung ke dalam Hindu sejak 1980 nbsp Balai Basarah Induk Intan salah satu tempat ibadah umat Kaharingan di Muara Teweh Kalimantan Tengah Indonesia Kitab suci agama Kaharingan adalah Panaturan adapun buku buku keagamaan Kaharingan lainnya seperti Kidung Kandayu Talatah Basarah Kumpulan Doa Tawur petunjuk tatacara meminta pertolongan Tuhan dengan upacara menabur beras dan sebagainya Penganut Kaharingan di Kalimantan Tengah mempunyai tempat ibadah yang dinamakan Balai Basarah atau Balai Kaharingan Perguruan tinggi yang menyediakan pelajaran tentang agama Kaharingan adalah IAHN Tampung Penyang yang terletak di kota Palangka Raya Umat Kaharingan di Kalimantan Tengah setiap tahunnya akan menggelar suatu festival keagamaan yang disebut Festival Tandak Intan Kaharingan yang mana kegiatannya mencakup beberapa perlombaan keagamaan Kaharingan seperti lomba melantunkan Karungut lomba membaca kitab suci Panaturan lomba melantunkan kidung Kandayu lomba tari tradisional Dayak dan masih banyak lagi Penutup kepala atau topi tradisional umat beragama Kaharingan saat melaksanakan ritual keagamaan di Kalimantan Tengah disebut Lawung yang kini dikira sebagai topi adat Suku Dayak oleh banyak orang awam Suku Dayak Ngaju pada zaman dulu pernah mendirikan kerajaan dengan corak agama Kaharingan yang bernama Kerajaan Tanjung Pematang Sawang dengan dipimpin oleh seorang ratu yang terkenal bernama Nyai Undang Dan kini sisa peninggalan kerajaan tersebut masih bisa dijumpai pada beberapa daerah di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Gunung Mas seperti situs Kuta Bataguh benteng Bataguh yang berada di Kabupaten Kapuas dan situs Pasah Patahu Tambun Bungai serta Sandung milik Tamanggung Sempung ayah Nyai Undang yang berada di Kabupaten Gunung Mas Penganut Kaharingan di Kalimantan Selatan khususnya Suku Dayak Meratus Suku Dayak Deah Suku Dayak Halong dan Suku Dayak Pitap juga mempunyai tempat ibadah yang disebut Balai Adat Agama Kaharingan Beberapa upacara keagamaan Kaharingan yang sering dilakukan di Kalimantan Selatan meliputi Aruh Adat Aruh Baharin Aruh Bawanang Aruh Buntang dan masih banyak lagi Upacara Aruh tersebut bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas penganugerahan hasil panen padi yang melimpah dan sekaligus penghormatan terhadap arwah para leluhur yang diyakini senantiasa melindungi mereka dari malapetaka Suku Dayak Maanyan pada zaman dulu juga pernah mendirikan kerajaan dengan corak agama Kaharingan yang bernama Nan Sarunai yang terletak di Kalimantan Selatan Suku Dayak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sudah banyak menganut Islam dan Kristen dan tersisa sebagian kecil masyarakat Suku Kutai di Kalimantan Timur yang masih menganut Kaharingan Ada sebagian penganut Kaharingan yang masih memperjuangkan hak yaitu menuntut pemerintah Indonesia khususnya Mahkamah Konstitusi supaya mengakui agama Kaharingan sebagai agama resmi di Indonesia Upaya ini dilakukan karena ada beberapa kelompok suku Dayak penganut agama samawi yang melaksanakan ritual agama Kaharingan dengan mengubah beberapa prosesi ritual yang dianggap musyrik oleh ajaran agama tersebut Sehingga dimodifikasi supaya bisa disebut sebagai adat dan bisa dilaksanakan secara umum 25 Hal ini ditakutkan akan menggeser identitas penganut agama Kaharingan Masih ada banyak hal yang menyebabkan sebagian penganut Kaharingan memperjuangkan agamanya alasan lainnya karena sejatinya agama Kaharingan adalah agama asli Kalimantan yang termasuk ke dalam wilayah Negara Indonesia namun tidak diakui sebagai agama Ketika membuat E KTP banyak masyarakat Dayak Meratus penganut agama Kaharingan yang memilih mengosongkan kolom agamanya namun sebagian lainnya memilih mencantumkan Hindu Sejak adanya keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2017 yang memperbolehkan penganut agama leluhur untuk mencantumkan agama nya pada KTP kini sudah ada beberapa masyarakat Dayak Meratus yang memilih agama Kaharingan ke dalam kolom agama sehingga tertulis Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Organisasi keagamaan Hindu Kaharingan adalah Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan MBAHK yang pusatnya di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Dan sebagian penganut Kaharingan yang menentang integrasi dengan agama Hindu dan berpaham Kaharingan sebagai agama mandiri akhirnya mendirikan Majelis Agama Kaharingan Indonesia MAKI di Kalimantan Tengah 26 27 28 29 30 serta Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan MUKK di Kalimantan Selatan 31 32 33 Kerajaan Kaharingan di Kalimantan pada masa lampau SuntingKerajaan Tanjung Pematang Sawang Sunting Kerajaan ini diperkirakan sudah ada pada abad ke 8 sampai abad ke 14 Masehi dengan ratu yang terkenal akan kecantikannya yaitu Ratu Nyai Undang didampingi oleh dua rekannya yang juga terkenal yaitu Pangeran Tamanggung Tambun yang merupakan anak dari Tamanggung Sarupoi Raja Kerajaan Suku Ot Danum serta Pangeran Tamanggung Bungai yang merupakan adik kandung Nyai Undang Tambun dan Bungai mendapat gelar dari Nyai Undang Raja di Pematang Sawang yaitu gelar Tamanggung Tambun Terjun Ringkin Duhung dan Tamanggung Bungai Andin Sindai karena keberanian mereka berdua dalam berperang mempertahankan kerajaan Kini nama Tambun dan Bungai diabadikan sebagai julukan bagi Provinsi Kalimantan Tengah julukannya yaitu Bumi Tambun Bungai Kerajaan Nan Sarunai Sunting nbsp Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama divalidkan oleh Warisan Nyanyian Wadian setempat Nansarunai Usak Jawa yang menceritakan peristiwa tragis runtuhnya Kerajaan Nan Sarunai pada sekitar abad ke 13 Kerajaan Nan Sarunai adalah pemerintahan masa lampau yang muncul dan berkembang di wilayah yang sekarang termasuk dalam daerah administratif Provinsi Kalimantan Selatan Indonesia tepatnya di antara wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong Daerah daerah yang menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Nan Sarunai adalah meliputi sebagian besar tempat yang sekarang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Diperkirakan wilayah kekuasaan Kerajaan Nan Sarunai terbentang luas dari Tabalong hingga ke daerah Paser Orang orang Suku Dayak Maanyan ketika sudah mendirikan Kerajaan Nan Sarunai sering berpindah pindah tempat bermukim namun masih berlokasi di sekitar Sungai Tabalong dan dekat dengan Pegunungan Meratus Beberapa tempat yang pernah menjadi wilayah permukiman orang orang Suku Dayak Maanyan sekaligus sebagai wilayah kekuasaan Kerajaan Nan Sarunai antara lain Tumpuk Lalung Kuwung Gumi Rarak Ransai Tumpuk Pupur Purumatung Tumpuk Sida Matung Tumpuk Laliku Meah Pulau Hujung Tanah Kuripan Margoni Sinobala dan Lalung Nyawung Organisasi SuntingKaharingan Dayak Maanyan Hiang Piumpang Babolin BasorahAjaran Sunting nbsp Panaturan Kitab Suci umat Kaharingan KetuhananMasyarakat Dayak yang masih memegang teguh agama Kaharingan percaya adanya Tuhan tunggal yang mempunyai beberapa sebutan berbeda antara satu suku Dayak dan suku Dayak lainnya namun mayoritas umat Kaharingan menyebut Tuhan dengan sebutan Ranying Hatalla Langit Walaupun penyebutannya berbeda tetap saja memiliki arti sebagai Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta Beberapa penyebutan Tuhan dalam agama Kaharingan diantaranya Ranying Hatalla Langit bahasa Sangiang Suwara bahasa Dayak Meratus Yustu Ha Lattala bahasa Dayak Dusun Lahtala bahasa Dayak Benuaq Moho Tara Danum Diang bahasa Dayak Siang dan Bahasa Ot Danum Kadorih Talamana Tuah Hukat bahasa Dayak Maanyan Jubata bahasa Dayak Kanayatn Petara bahasa Dayak Kenyah Penompa bahasa Dayak Jangkang dan masih banyak lagi Kemudian penganut Kaharingan percaya bahwa ada penguasa lain dibawah kekuasaan Tuhan seperti Raja Sangiang Dayak Ngaju Raja Sangen Puyang Gana Dayak mualang sebagai penguasa tanah Raja Juata penguasa Air Kama Baba penguasa Darat Apet Kuyan gh Dayak Mali Uwokng Dayak Benuaq dan masih banyak lagi Konsep KepercayaanAda banyak sekali konsep kepercayaan yang dihayati oleh penganut Kaharingan dengan penyebutan Tuhan yang berbeda hal ini terjadi karena bahasa yang digunakan pun berbeda beda pula di tiap daerah Kalimantan 1 Konsep Kepercayaan Kaharingan dalam bahasa Dayak Meratus meliputi Suwara artinya Tuhan Yang Maha Esa Nining Bathara adalah sebutan untuk manifestasi Tuhan yang bersifat sebagai pengatur rejeki Penganut Kaharingan percaya adanya pengatur rejeki sehingga hendaknya melakukan ritual keagamaan dengan tulus ikhlas niscaya suatu saat akan ada rejeki melimpah yang datang melalui berbagai usaha atau pekerjaan Sangkawanang adalah sebutan untuk manifestasi Tuhan yang bersifat sebagai pemelihara padi Hal ini berkaitan dengan ritual Aruh Baharin dipercaya hasil panen akan selalu baik Pujut adalah sebutan untuk manifestasi Tuhan yang bersifat sebagai pemelihara hutan dan gunung Masyarakat Dayak Meratus sampai saat ini masih mempertahankan hutan adat mereka dan menolak adanya pembangunan perusahaan pertambangan yang dapat merusak alam karena kerusakan alam bisa sang Pujut murka dan mendatangkan marabahaya Sia Sia Banua adalah manifestasi Tuhan yang bersifat sebagai penjaga kampung desa 2 Konsep Kepercayaan Kaharingan dalam bahasa Dayak Sangiang disebut Lime Sarahan artinya lima pengakuan yang meliputi Ranying Hatalla Langit Katamparan Tuhan yang maha esa adalah awal dari segalanya Pengakuan keimanan ini memiliki arti bahwa Tuhan adalah sumber pertama yang ada sehingga patut dipercaya dan pada akhirnya manusia akan kembali kepada Nya Langit Katambuan Langit menjadi tumpuan Artinya manusia berkeyakinan bahwa langit menjadi atap bagi makhluk di bumi dan sebagai penerangan di bumi Petak Tapajakan Tanah tempat berpijak Kalimat ini mempunyai arti bahwa manusia meyakini bumi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas juga tempat dimana manusia mendapatkan balasan atas perbuatan baik maupun buruk yang kita lakukan pada orang lain Nyalung Kapanduian Air untuk membersihkan diri Kalimat ini berarti manusia berterimakasih pada Tuhan yang telah menciptakan air yang bisa digunakan untuk mensucikan tubuh manusia Manusia dipercaya terlahir dengan keadaan suci dan kelak jika sudah meninggal akan dimandikan lagi sebagai wujud kepercayaan bahwa manusia akan kembali kepada Nya dalam keadaan yang suci juga Kalata Padadukan Dunia tempat berkedudukan manusia untuk sementara Artinya manusia percaya bahwa segala sesuatu yang di dunia hanya bersifat sementara Maka dari itu manusia tidak boleh terlalu fokus dengan godaan duniawi namun juga harus ingat dengan Tuhan yang menciptakan alam dan seisinya Peribadahan SuntingBasarah Sembahyang Ibadah Sunting Istilah persembahyangan dalam agama Kaharingan yang sering terdengar di kalangan suku Dayak adalah Basarah khususnya suku Dayak di Kalimantan Tengah Basarah artinya berserah diri kepada Ranying Hatalla Tuhan Terdapat 3 macam Basarah yakni Basarah umum yaitu ibadah wajib bagi umat Kaharingan yang diadakan rutin setiap hari kamis malam jum at seminggu sekali dilaksanakan di Balai Basarah dan dihadiri oleh banyak umat Pemuka agama atau pemimpin dalam Basarah umum adalah Mantir Basarah namun jika diperlukan akan ada seorang lagi yang bertugas sebagai pembaca susunan ibadah Sikap tubuh saat berlangsungnya Basarah umum adalah duduk bersila di lantai mengelilingi Sangku Tambak Raja Ada aturan dalam Basarah bahwa perempuan yang sedang datang bulan tidak diperkenankan mengikuti peribadahan Basarah keluarga biasanya dilakukan oleh sebuah keluarga pelaksaannya bisa di rumah maupun tempat tertentu yang disesuaikan dengan keadaan yang terjadi misalnya basarah kawin adat pernikahan basarah syukuran basarah Bayar Hajat basarah di tempat orang yang meninggal dan sebagainya Pelaksanaan Basarah keluarga mempunyai syarat yang sama dengan Basarah umum Basarah perorangan yaitu berdo a beribadah seorang diri dengan cara meletakan telur menabur beras atau sesaji lainnya pada tempat tempat khusus yang keramat misalnya di Pasah patahu Balai paseban dan Keramat Dalam melaksanakan Basarah umum dan Basarah keluarga sarana persembahyangan yang wajid disediakan adalah Sangku Tambak Raja yang meliputi Sangku Tambak sejenis wadah mangkok yang terbuat dari tembaga atau kuningan mirip seperti wadah Sasanggan dalam adat Banjar Sangku Tambak diletakan di atas meja dan di tengah tengah orang yang beribadah Behas yaitu beras yang dipakai untuk mengisi Sangku Tambak secukupnya Dandang Tingang yaitu bulu ekor dari burung Tingang dan ditancapkan ke dalam beras Sangku Tambak Sipa Giling Pinang yaitu gulungan daun sirih yang diolesi kapur dan diisi pinang diletakan ke dalam Sangku Tambak Rukun Tarahan yaitu rokok tembakau diletakan ke dalam Sangku Tambak Bulau Pungkal Raja Duit Singah Sangku yaitu uang persembahan yang diletakan ke dalam Sangku Tambak secara sukarela oleh umat yang beribadah Behas Hambaruan adalah 7 butir beras yang diambil dari beras biasa namun hanya dipilih yang bersih bening dan tidak rusak sedikitpun kemudian dibungkus dengan kain kecil dan diletakan ke dalam Sangku Tambak Undus Tanak yaitu minyak kelapa yang dimuat dalam wadah kecil juga diletakan ke dalam Sangku Tambak Tampung Tawar yaitu gelas kecil berisi air yang disucikan di campur dengan minyak wangi dan dibubuhkan ketupat telur sebagai alat untuk memercikan airnya diletakan ke dalam Sangku Tambak Kambang sukup macam yaitu bermacam jenis bunga secukupnya diletakan ke dalam sangku Lapik Sangku yaitu kain sebagai alas sangku Tanteluh manuk manta yaitu telur ayam kampung mentah yang di buka sedikit dengan uang koin juga diletakan ke dalam Sangku Tambak Parapen yaitu perapian yang berisi dupa kemenyan dan kayu gaharu yang dibakar yang nantinya digunakan untuk mensucikan Sangku Tambak beserta isinya Adapun kidung suci yang di nyanyikan saat Basarah umum dan Keluarga yaitu Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja Kandayu Mantang Kayu Erang Kandayu Parawei dan Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan Basarah umum diawali dengan mensucikan sangku tambak disebut dengan Manggaru Sangku Tambak Raja Sangku Tambak yang sudah lengkap akan diangkat dan disucikan secara memutar di atas Parapen sembari melantunkan kidung Tandak yaitu do a untuk mensucikan Sangku yang dinyanyikan dengan nada dan cengkok yang khas Manggaru Sangku dilakukan oleh Mantir Basarah atau bisa juga salah satu umat yang bersedia atas permintaan Mantir Basarah hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan pada semua umat Kaharingan untuk percaya diri dan semangat dalam beribadah Karena Tandak dan Karungut adalah seni suara yang diwariskan melalui umat agama Kaharingan Setelah Manggaru Sangku kemudian dilanjutkan dengan do a Tamparan Basarah memulai Basarah yang dipimpin oleh Mantir Basarah setelah itu dilanjut dengan melantunkan Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja yang dinyanyikan secara massal Tahapan selanjutnya adalah pembacaan kitab suci Panaturan oleh Mantir Basarah disusul dengan menyanyikan Kandayu Mantang Kayu Erang bersama sama Di pertengahan basarah tibalah saatnya mendengarkan Pandehen wejangan ceramah dari Mantir Basarah yang berlandaskan isi dari kitab suci Panaturan maupun peristiwa dalam kehidupan sehari hari lalu dilanjutkan dengan menyanyikan Kandayu Parawei bersama sama Mendekati akhir peribadahan Mantir Basarah akan memimpin do a penutup Basarah lalu mengucapkan Sahey sebanyak 3 kali di akhir do a Sahey adalah mantra penutup do a dalam agama Kaharingan memiliki makna yang sama dengan Amin dalam agama lain Dan tahapan Basarah yang paling akhir adalah menyanyikan Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan yang diiringi dengan pemberian berkat kepada semua yang beribadah menggunakan 4 sarana yang diambil dari Sangku Tambak Raja yaitu Tampung tawar Undus tanak minyak kelapa Telur ayam kampung mentah Tujuh butir beras Hambaruan yang dicampur dengan beras Sangku supaya jumlahnya agak banyakPemberian berkat ini dilakukan oleh empat orang kepada seluruh orang yang Basarah termasuk keempat pemberi berkat itu sendiri Tahapan Pemberian berkat dilakukan secara berututan diawali dari menabur beras Hambaruan pada pucuk kepala kemudian memercikan air Tampung Tawar pada pucuk kepala maupun telapak tangan kemudian mengoleskan telur ayam mentah pada dahi menggunakan uang koin atau bulu ekor burung tingang dan yang terakhir adalah mengoleskan minyak kelapa pada rambut Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan tidak boleh berhenti dinyanyikan jika semua orang yang beribadah belum diberikan ke empat berkat tersebut Ritual Keagamaan SuntingRitual Memanggil Roh Leluhur Tolak Bala Syukuran Penyembuhan Penyambutan Sunting Belian Bawo suku Dayak Benuaq Belian Sentiu suku Dayak Benuaq Nahunan suku Dayak Ngaju Mampakanan Sahur Pakanan Sahur Lewu suku Dayak Ngaju Nyangahatn suku Dayak Kanayatn Mamapas Lewu suku Dayak Ngaju Aruh Baharin Aruh Adat suku Dayak Meratus Naik Dango suku Dayak Kanayatn Bontang Hajat suku Dayak Ma anyan Nyobeng suku Dayak Bidayuh Manyanggar Ritual suku Dayak Ngaju Wadian Dadas suku Dayak Ma anyan Tetek Pantan suku Dayak Ngaju Hinting Pali suku Dayak Ngaju Batampung Tawar suku Dayak Ngaju Buli Huma suku Dayak Ngaju Tawur suku Dayak Ngaju Manajah Antang suku Dayak Ngaju Bayar Hajat suku Dayak Ngaju Nyadiri suku Dayak Ngaju Mangumul suku Dayak Ngaju Basangiang Nyangiang Badewa suku Dayak Ngaju Manyaki Dirit suku Dayak Ngaju Nyaki Tihi suku Dayak Ngaju Nyambuhul suku Dayak Ngaju Basamsam suku Dayak Bakati Ngahap Paniu suku Dayak Bakati Nyabak ng suku Dayak Bakati Baliatn suku Dayak Kanayatn Basasah Dayak Kanayatn Baremah suku Dayak Kanayatn Baboreh suku Dayak Kanayatn Balenggang suku Dayak Kanayatn Mulakng Ngi Tamparopogk suku Dayak Kanayatn Nabo Panyugu Nyangahatn Manta suku Dayak Kanayatn Notokng suku Dayak Kanayatn Ncangi suku Dayak Kanayatn Balala Tamakng suku Dayak Kanayatn Mpaya Mungu Nampe suku Dayak Tae Bekudung Betiung suku Dayak Ga ay Melah Tano suku Dayak Punan Pesangen suku Dayak Punan Petalo suku Dayak Punan Ngemudaeh suku Dayak Ketungau Banaik Manau suku Dayak Deah Mesiwah Pare Gumboh suku Dayak Deah Ngumo Ngentaotn suku Dayak Deah Bokas suku Dayak Dusun Bawanang suku Dayak Meratus Batumban suku Dayak Meratus Manyanggar Banua suku Dayak Meratus Miwit Abeh suku Dayak Ma anyan Ipaket Miwit Alah suku Dayak Ma anyan Itangai suku Dayak Ma anyan Purih Amah suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Purih Ineh suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Mpokang Pedagi suku Dayak Ribun Nyaki Botohi suku Dayak Siang Baranyun suku Dayak Balangin Lepa Ajau suku Dayak Kenyah Lalemu suku Dayak Ahe Nuak Suku Dayak Benuaq Bekelew suku Dayak Benuaq Nalitn Tautn suku Dayak Benuaq Paper Maper suku Dayak Benuaq Bob Jengea suku Dayak Wehea Besamat suku Dayak Benuaq Pakatn Nyahuq suku Dayak Benuaq Belian Kenyong Suku Dayak Benuaq Belian Luangan suku Dayak Benuaq Belian Bejamu suku Dayak Benuaq Ritual kematian Sunting Tiwah suku Dayak Ngaju Babukung suku Dayak Tomun Kwangkey Kuangkay suku Dayak Benuaq Mandung Suku Ot Danum dan Dayak Siang Aruh Buntang suku Dayak Deah Mantat Tu Mate suku Dayak Taman Ijambe Ijame Mapui suku Dayak Ma anyan Buntang Gawe suku Dayak Ma anyan Dayak Warukin Nyorat suku Dayak Ngaju Napesan Tiwah Jandau suku Dayak Ngaju Balian Tantulak suku Dayak Ngaju Manenung suku Dayak Ngaju Kangkahem suku Dayak Ngaju Tawekas suku Dayak Ngaju Sepak Sawut suku Dayak Ngaju Gomek suku Dayak Tewoyan Mambatur suku Dayak Warukin dan Dayak Meratus Ngalapasi suku Dayak Kanayatn Barapus suku Dayak Kanayatn Muakng ai Balik suku Dayak Kanayatn Totoh Dalo suku Dayak Siang Dalok Dallo suku Dayak Ot Danum Marabia suku Dayak Ma anyan Ngadatonuntuk suku Dayak Ma anyan Kanjan Serayong suku Dayak Pesaguan Kenyeuw suku Dayak Benuaq Parepm Api suku Dayak Benuaq Ritual Pernikahan Perkawinan Sunting Ngompokng suku Dayak Benuaq Panganten Mandai suku Dayak Ngaju Ticak Kacang suku Dayak Ngaju Bahkas Nyahkik Bawik suku dayak Ot Danum Natas Banyang suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Nyanyian Sakral Sunting Karungut suku Dayak Ngaju Kelentangan suku Dayak Benuaq Kandayu suku Dayak ngaju Tandak suku Dayak Ngaju Deder suku Dayak Ngaju Kasana Kayau suku Dayak Ngaju Dayak Katingan Tumet Leut suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Santangis suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Nyiang Lengan suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Diki Hiang suku Dayak Ma anyan era Kerajaan Nansarunai Sekarang Jong Nyelong suku Dayak Modang Nyanyian Ledang suku Dayak Kanayatn Badendo suku Dayak Kanayatn Nyanyian Parung suku Ot Danum Mohing Asang suku Ot Danum Nyanyian Balian suku Dayak Ngaju Dayak Siang Dayak Meratus Dayak Ma anyan Tarian Sakral Sunting Nganjan suku Dayak Ngaju Dayak Pesaguan Dayak Ot Danum Babukung suku Dayak Tomun Tari Ajat Temuai Datai suku Dayak Mualang Jonggan suku Dayak Kanayatn Manasai suku Dayak Ngaju Kanjar suku Dayak Meratus Bejiak Bejeik suku Dayak Ga ay Manampak suku Dayak Siang Kejien suku Dayak Wehea Burung Enggang Tingang dalam Mitologi Kaharingan Sunting nbsp Rangkong badakMasyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi keberadaan burung Enggang badak atau Rangkong badak karena burung ini dianggap sebagai lambang kebesaran perdamaian dan persatuan Sehingga dalam kehidupan sehari hari masyarakat Dayak burung Enggang senantiasa ada dalam bentuk patung keramat tempat ibadah umat Kaharingan lukisan pakaian adat bangunan rumah balai desa monumen pintu pintu gerbang bahkan digunakan sebagai hiasan antik di rumah maupun ukiran patung di kuburan 34 Dalam agama Kaharingan burung Enggang memiliki makna yang luas Berdasarkan mitologi agama Kaharingan di Lewu Batu Nindan Tarung alam atas Tingang Rangga Bapantung Nyahu burung Tingang Enggang Rangkong adalah salah satu manifestasi Ranying Hatalla melalui perubahan wujud Luhing Pantung Tingang Lawung penutup atau ikat kepala yang dipakai oleh Raja Bunu ketika ia menerima Danum Nyalung Kaharingan Belum air suci kehidupan Seperti yang terdapat pada ayat ayat kitab suci Panaturan yaitu pasal 27 ayat 21 Hayak auh nyahu batengkung ngaruntung langit Homboh malentar kilat basiring hawunLuhing pantung tingang basaluh manjari Tingang Rangga Bapantung Nyahu Artinya Bersama bunyi guntur menggemuruh memenuhi alam semestaPetir halilintar menggetarkan buanaLuhing Pantung Tingang berubah menjadi Tingang Rangga Bapantung Nyahu burung Tingang Enggang Rangkong Kemudian burung Tingang tersebut tinggal dan menempati Lunuk Jayang Tingang Sempeng Tulang Tambarirang pohon beringin Sehingga pada saat umat Kaharingan melakukan upacara Balian Balaku Untung wujud burung Enggang Tingang yang ada dalam pohon beringin akan memberkati kehidupan manusia melalui perjalanan Banama Tingang perahu Oleh karena itu umat Kaharingan tidak boleh bersikap sembarangan di depan pohon beringin dan jika ingin menebang pohon beringin haruslah melakukan ritual terlebih dahulu Oleh karena itu pula dalam ibadah rutin Basarah yang dilakukan umat Kaharingan diharuskan adanya Dandang Tingang bulu ekor burung Tingang Enggang sebagai sarana wajib di dalam Sangku Tambak Raja supaya umat yang beribadah mendapatkan Bulau Untung Aseng Panjang berkat dan karunia NYA Dari filsafat agama Kaharingan warna dari Dandang Tingang bulu ekor Enggang memiliki makna simbolis dalam kehidupan umat Kaharingan yaitu Warna putih di bagian atas bulu bermakna sebagai alam kekuasaan Ranying Hatalla beserta manifestasi manifestasi NYA Warna hitam di bagian tengah bulu yaitu alam kehidupan manusia di Pantai Danum Kalunen dunia yang penuh dengan rintangan dan cobaan Warna putih di bagian bawah bulu bermakna sebagai alam kekuasaan Jatha Balawang Bulau Adat Rukun Kematian Agama Kaharingan Dayak Ma anyan SuntingJenis atau istilah adat rukun kematian agama Kaharingan dalam suku Dayak Maanyan meliputi Ngalangkang Nambak Ngatet Panuk Wara Wara Myalimbat Ijambe Bontang Kedaton Manenga Lewu dan Marabia Hanya boleh dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan September setiap tahun Kecuali upacara kematian agama Kaharingan suku Dayak Lawangan upacara kematiannya hanya Wara Ketentuan waktu lamanya upacara adat rukun kematian agama Kaharingan meliputi Ngalangkang bisa paling lama 2 dua hari atau menyesuaikan tradisi leluhur Wara bisa 3 tiga hari tidak sampai memotong kerbau Wara bisa 5 lima hari membunuh kerbau Wara Nyalimbat 14 empat belas hari Nambak bisa 3 tiga hari Ijambe bisa 7 tujuh hari Marabia bisa 7 tujuh hari Manenga Lewu 7 tujuh hari Kedaton bisa 9 sembilan hari Ngatet Panuk 2 dua hari Ngandrei Apui Ramai 3 tiga hari dan 7 tujuh hari hanya untuk para tokoh agama Kaharingan Hal hal yang berkaitan dengan Kaharingan SuntingNgabe Anom Soekah Balai Basarah Tambun Bungai Kerajaan Tanjung Pematang Sawang Kerajaan Nan Sarunai Babukung Festival Tandak Intan Kaharingan Festival Babukung Suku Dayak Tampung Tawa Basara Bahasa Sangian Balian Balai Basarah Panaturan Kandayu Karungut Lilis Lamiang Manas Sambelum Wara Ijambe Tiwah Sandung Sapundu Pasah Patahu Kwangkey Blontang Mandung Toemenggoeng Soera Djaja Institut Agama Hindu Negeri Tampung PenyangGaleri Sunting nbsp Sandung Dayak Pesaguan di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Perhatikan arca naga di bagian atas nbsp Sandung Dayak Pebihingan di Kabupaten Ketapang bersisian dengan dua makam nbsp Mapui prosesi puncak dari ritual kematian Ijambe bagi penganut Kaharingan di Paju Epat Barito Timur nbsp Rohaniawan agama Kaharingan Dayak Tunjung Kalimantan Timur Referensi Sunting Penghayat Kepercayaan Setelah Putusan MK dan Kolom KTP voaindonesia com 10 April 2018 Diakses tanggal 25 Juli 2023 Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah Menurut Agama Kepercayaan Juni 2021 Databoks katadata co id 19 Oktober 2021 Diakses tanggal 8 Januari 2023 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kalimantan Barat Tahun 2022 Dukcapil kalbarprov go id 21 November 2022 Diakses tanggal 8 Januari 2023 Table Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan di Kalimantan Selatan Tahun 2021 Data kalsel prov go id 21 November 2022 Diakses tanggal 8 Januari 2023 Inggris Susanto A Budi 2003 Politik dan postkolonialitas di Indonesia Kanisius ISBN 9789792108507 Parameter link yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan ISBN 979 21 0850 5 Indonesia Fr Wahono Nitiprawiro Moh Sholeh Isre Lembaga Kajian Islam dan Sosial LKIS Teologi pembebasan sejarah metode praksis dan isinya PT LKiS Pelangi Aksara 2000 ISBN 979 8966 85 6 9789798966859 a b Indonesia Fridolin Ukur Tuaiannya sungguh banyak sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835 BPK Gunung Mulia 2000 ISBN 979 9290 58 9 9789799290588 Abubakar Ngalimun Fimier Liadi Latifah 1 Oktober 2020 Bahasa Sebagai Nilai Perekat Dalam Simbol Budaya Lokal Tokoh Agama Kota Palangkaraya IAIN Palangkaraya hlm 167 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Indonesia Susanto A Budi 2007 Masihkah Indonesia Kanisius ISBN 9792116575 pranala nonaktif permanen ISBN 978 979 21 1657 1 Indonesia A Budi Susanto Masihkah Indonesia Kanisius 2007 ISBN 979 21 1657 5 9789792116571 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 02 19 Diakses tanggal 2010 07 31 Indonesia A Budi Susanto Masihkah Indonesia Kanisius 2007 ISBN 979 21 1657 5 9789792116571 Manjau Arga Bagaimana sejarah mayoritas suku Dayak menganut agama Kristen archive org Quora Diakses tanggal 6 Maret 2023 PROSES PEMAKAMAN ADAT DEMANG AJONG SUKU DAYAK TOMUN KALTENG diakses tanggal 2023 03 06 Supriadi Hairil 2022 06 11 Hinting Pali Tidak Bisa Dipasang Sembarangan KALTENGTIMES Diakses tanggal 2023 03 31 Sanjaya Usop Linggua Pergulatan Eliti Lokal Kaharingan dan Hindu Kaharingan Representasi Relasi Kuasa dan Identitas Internet Archieve Eko Antonius 2014 02 25 Agama Kaharingan Penciptaan Alam Tuhan dan Suku Dayak Kantor Berita Radio Diakses tanggal 2023 06 28 SISTEM KEPERCAYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT SUKU DAYAK LAWANGAN pustaka bpnbkalbar org 30 Maret 2020 Diakses tanggal 12 Januari 2023 PENGAKUAN NEGARA TERHADAP AGAMA LELUHUR LOKAL business law binus ac id Agustus 2017 Diakses tanggal 12 Januari 2023 Cerita Penghayat Kepercayaan Dicap PKI hingga Tak Dapat Hak Publik Diakses tanggal 6 Maret 2023 Mereka Bukan Atheis Nasib Agama Lokal Era Orde Lama dan Orde Baru islami co MELAWAN ARUS STRATEGI KOMUNITAS TOLOTANG MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAANNYA researchgate net 48 49 MELAWAN ARUS STRATEGI KOMUNITAS TOLOTANG MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAANNYA researchgate net 48 49 1001 Indonesia Kepercayaan Lokal Komunitas Towani Tolotang di Sidenreng Rappang 25 Januari 2019 Diakses 30 Maret 2019 About us Hindu Dharma Indonesia GDHDI dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 27 Sihotang Mira Permata Sari 2022 01 19 Perkembangan Hindu Pemena Di Desa Namo Rube Julu Kec Kutalimbaru Universitas Negeri Medan Supriadi Hairil 2022 06 11 Hinting Pali Tidak Bisa Dipasang Sembarangan KALTENGTIMES Diakses tanggal 2023 03 31 Popov Igor Dr Igor Popov LLM 2017 Agama agama asli Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia Singaraja Toko Buku Indra Jaya hlm 96 104 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 05 07 Diakses tanggal 2020 04 24 http www aman or id 2018 10 majelis agama kaharingan indonesia mendesak pemerintah indonesia agar mengakui kaharingan menjadi agama pranala nonaktif permanen https ombudsman go id artikel r artikel anggota ombudsman lakukan pertemuan dengan sekda kalteng bahas permohonan pengurus maki agar kaharingan menjadi agama resmi di indonesia https majalah tempo co read agama 144726 kaharingan menuntut status Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 27 Diakses tanggal 2020 04 24 https kalsel prokal co read news 21860 6 ribu penganut kepercayaan kaharingan mohon perubahan kolom agama html https banjarmasin tribunnews com 2019 01 24 kepercayaan kaharingan di kotabaru diakui kemendikbud ri ktp tak kosong lagi Pulau Dayak TINGANG RANGGA BAPANTUNG NYAHU Burung www facebook com Diakses tanggal 2023 03 27 nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Hinduism in Indonesia nbsp Artikel bertopik agama atau kepercayaan ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs nbsp Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kaharingan amp oldid 23931416