Blontang, Baluntang, atau Blontakng adalah patung ukir terbuat dari kayu ulin yang merupakan patung simbol pada upacara kematian Kwangkey oleh Suku Dayak Benuaq penganut agama Kaharingan di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ukiran pada Blontang biasanya berbentuk sosok manusia yang merupakan gambaran sosok yang meninggal.
Seperti contohnya Blontang yang ditemukan di Tanjung Issuy, Kalimantan Timur, Blontang tersebut berbentuk sosok manusia dengan wajah laki-laki yang bersedekap tanganya di dada seperti orang meninggal. Digambarkan sebagai seorang yang mengenakan baju, ikat pinggang, celana panjangan dan sepatu. Di atas kepalanya terdapat remaung atau harimau, sedangkan di bagian bawah kaki berpijak pada antakng atau tempayan.
Tinggi Blontang pada umumnya antara 2,5 meter sampai dengan 3,5 meter dengan diameter 30 cm. Patung Blontang sendiri dibuat bersamaan waktunya dengan prosesi upacara Kwangkey, sehingga ada orang yang mengatakan lamanya proses pembuatan Blontang menjadi tolak ukur lamanya waktu upacara Kwangkey itu sendiri.
Blontang selain menjadi simbol orang yang di upacarain juga berfungsi sebagai tempat mengikat hewan yang akan dikurbankan pada saat acara Kwangkey berlangsung, biasanya berupa kerbau ataupun sapi.
Bentuk Ukiran sunting
Ada bebrapa ciri khas ukiran orang Benuaq yang dipahatkan pada patung Blontang atau pada seni ukir lainnya. Ciri ukiran ini tetap dipertahankan sekalipun ada sentuhan modern di zaman sekarang.
- Sosok Manusia
- Binatang Di atas Kepala
- Kaki Berpijak Di atas Tempayan
- Ukiran Berbentuk Naga
Referensi sunting
- . Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-24. Diakses tanggal 2015-02-25.
- "Sculptures, 138". Diakses tanggal 2015-02-25.
- ^ Yusriadi, dkk, (2012). Pengetahuan Tradisional Masyarakat Dayak:Study Atas Masyarakat Benuaq di Tanjung Isuy Kaltim. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Hal. 135
- "Anjungan Provinsi Kalimantan Timur, TMII". Diakses tanggal 2015-02-25.
- "Desa Spontan adakan Ngugu Tahunan". Diakses tanggal 2015-02-25. [pranala nonaktif permanen]