www.wikidata.id-id.nina.az
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya Anda dapat memohon permintaan penyuntingan diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan memohon untuk melepaskan pelindungan masuk atau buatlah sebuah akun Suku Toraja adalah sebuah suku bangsa yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan Indonesia Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa dengan sekitar 500 000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Mamasa di Mamasa disebut juga sebagai suku Mamasa 1 Mayoritas suku Toraja memeluk Kekristenan sebagian masih menganut agama asli Aluk To Dolo dan sebagian lagi menganut Islam Pemerintah Indonesia telah mengakui Aluk To Dolo sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma 2 TorajaAnak perempuan Toraja pada upacara pernikahanDaerah dengan populasi signifikanSulawesi Selatan 60 Sulawesi Barat 14 BahasaToraja Sa dan Kalumpang Mamasa Tae Talondo dan Toala Agama 65 15 Kristen Protestan 16 97 Katolik 5 99 Aluk To Dolo 5 99 Islam Sunni 1 Kelompok etnik terkaitBugis Mamasa MandarKata Toraja berasal dari bahasa Bugis To Riaja yang berarti orang yang berdiam di negeri atas Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909 3 Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya Ritual pemakaman Suku Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari Sebelum abad ke 20 suku Toraja tinggal di desa desa otonom Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar Pada awal tahun 1900 an misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970 an kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog 4 Masyarakat Toraja sejak tahun 1990 an mengalami transformasi budaya dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat 5 Daftar isi 1 Identitas etnis 2 Sejarah 3 Masyarakat 3 1 Keluarga 3 2 Kelas sosial 3 3 Agama 4 Kebudayaan 4 1 Tongkonan 4 2 Ukiran kayu 4 3 Upacara pemakaman 4 4 Musik dan Tarian 5 Bahasa 6 Perkawinan 7 Pewarisan 8 Ekonomi 9 Komersialisasi 10 Lihat juga 11 Catatan kaki 12 Referensi 13 Bacaan lanjutan 14 Pranala luarIdentitas etnis Rumah Tongkonan di TorajaSuku Toraja memiliki sedikit gagasan secara jelas mengenai diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis sebelum abad ke 20 Sebelum penjajahan Belanda dan masa pengkristenan suku Toraja yang tinggal di daerah dataran tinggi dikenali berdasarkan desa mereka dan tidak beranggapan sebagai kelompok yang sama Meskipun ritual ritual menciptakan hubungan di antara desa desa ada banyak keragaman dalam dialek hierarki sosial dan berbagai praktik ritual di kawasan dataran tinggi Sulawesi Toraja dari bahasa pesisir to yang berarti orang dan Riaja dataran tinggi pertama kali digunakan sebagai sebutan penduduk dataran rendah untuk penduduk dataran tinggi 3 Akibatnya pada awalnya Toraja lebih banyak memiliki hubungan perdagangan dengan orang luar seperti suku Bugis suku Makassar dan suku Mandar yang menghuni sebagian besar dataran rendah di Sulawesi daripada dengan sesama suku di dataran tinggi Kehadiran misionaris Belanda di dataran tinggi Toraja memunculkan kesadaran etnis Toraja di wilayah Sa dan Toraja dan identitas bersama ini tumbuh dengan bangkitnya pariwisata di Tana Toraja 4 Sejak itu Sulawesi Selatan memiliki empat kelompok etnis utama suku Bugis meliputi pembuat kapal dan pelaut suku Makassar pedagang dan pelaut suku Mandar pedagang pembuat kapal dan pelaut dan suku Toraja petani di dataran tinggi 6 SejarahWilayah sekitaran Teluk Tonkin yang terletak antara Vietnam utara dan Cina selatan adalah tempat asal suku Toraja 7 Awalnya imigran tersebut tinggal di wilayah pantai Sulawesi namun akhirnya pindah ke dataran tinggi Sejak abad ke 17 Belanda mulai menancapkan kekuasaan perdagangan dan politik di Sulawesi melalui Vereenigde Oost Indische Compagnie VOC Selama dua abad mereka mengacuhkan wilayah dataran tinggi Sulawesi tengah tempat suku Toraja tinggal karena sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan yang produktif Pada akhir abad ke 19 Belanda mulai khawatir terhadap pesatnya penyebaran Islam di Sulawesi selatan terutama di antara suku Makassar dan Bugis Belanda melihat suku Toraja yang menganut animisme sebagai target yang potensial untuk dikristenkan Pada tahun 1920 an misi penyebaran agama Kristen mulai dijalankan dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda 2 Selain menyebarkan agama Belanda juga menghapuskan perbudakan dan menerapkan pajak daerah Sebuah garis digambarkan di sekitar wilayah Sa dan dan disebut Tana Toraja Tana Toraja awalnya merupakan subdivisi dari kerajaan Luwu yang mengklaim wilayah tersebut 8 Pada tahun 1946 Belanda memberikan Tana Toraja status regentschap dan Indonesia mengakuinya sebagai suatu kabupaten pada tahun 1957 2 Misionaris Belanda yang baru datang mendapat perlawanan kuat dari suku Toraja karena penghapusan jalur perdagangan budak yang menguntungkan Toraja 9 Beberapa orang Toraja telah dipindahkan ke dataran rendah secara paksa oleh Belanda agar lebih mudah diatur Pajak ditetapkan pada tingkat yang tinggi dengan tujuan untuk menggerogoti kekayaan para elit masyarakat Meskipun demikian usaha usaha Belanda tersebut tidak merusak budaya Toraja dan hanya sedikit orang Toraja yang saat itu menjadi Kristen 10 Pada tahun 1950 hanya 10 orang Toraja yang berubah agama menjadi Kristen 9 Penduduk Muslim di dataran rendah menyerang Toraja pada tahun 1930 an Akibatnya banyak orang Toraja yang ingin beraliansi dengan Belanda berpindah ke agama Kristen untuk mendapatkan perlindungan politik dan agar dapat membentuk gerakan perlawanan terhadap orang orang Bugis dan Makassar yang beragama Islam Antara tahun 1951 dan 1965 setelah kemerdekaan Indonesia Sulawesi Selatan mengalami kekacauan akibat pemberontakan yang dilancarkan Darul Islam yang bertujuan untuk mendirikan sebuah negara Islam di Sulawesi Perang gerilya yang berlangsung selama 15 tahun tersebut turut menyebabkan semakin banyak orang Toraja berpindah ke agama Kristen 11 Pada tahun 1965 sebuah dekret presiden mengharuskan seluruh penduduk Indonesia untuk menganut salah satu dari lima agama yang diakui Islam Kristen Protestan Katolik Hindu dan Buddha 12 Kepercayaan asli Toraja aluk tidak diakui secara hukum dan suku Toraja berupaya menentang dekret tersebut Untuk membuat aluk sesuai dengan hukum ia harus diterima sebagai bagian dari salah satu agama resmi Pada tahun 1969 Aluk To Dolo dilegalkan sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma 2 MasyarakatKeluarga Sebuah perkampungan suku TorajaKeluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja Setiap desa adalah suatu keluarga besar Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa Keluarga ikut memelihara persatuan desa Pernikahan dengan sepupu jauh sepupu keempat dan seterusnya adalah praktik umum yang memperkuat hubungan kekerabatan Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat sampai dengan sepupu ketiga kecuali untuk bangsawan untuk mencegah penyebaran harta 13 Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian berbagi dalam ritual kerbau dan saling membayarkan utang Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya 14 Anak dengan demikian mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya termasuk tanah dan bahkan utang keluarga Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal Nama bibi paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu ayah dan saudara kandung Sebelum adanya pemerintahan resmi oleh pemerintah kabupaten Tana Toraja masing masing desa melakukan pemerintahannya sendiri Dalam situasi tertentu ketika satu keluarga Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri beberapa desa biasanya membentuk kelompok kadang kadang beberapa desa akan bersatu melawan desa desa lain Hubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah perkawinan dan berbagi rumah leluhur tongkonan secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual Pertukaran tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga menempatkan masing masing orang dalam hierarki sosial siapa yang menuangkan tuak siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan tempat setiap orang boleh atau tidak boleh duduk piring apa yang harus digunakan atau dihindari dan bahkan potongan daging yang diperbolehkan untuk masing masing orang 15 Kelas sosial Dalam masyarakat Toraja awal hubungan keluarga bertalian dekat dengan kelas sosial Ada tiga tingkatan kelas sosial bangsawan orang biasa dan budak perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda Kelas sosial diturunkan melalui ibu Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diizinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tinggi Ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga 5 Kaum bangsawan yang dipercaya sebagai keturunan dari surga 16 tinggal di tongkonan sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana pondok bambu yang disebut banua Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka Rakyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsawan biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka Rakyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan kematian Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan ada juga beberapa gerak sosial yang dapat memengaruhi status seseorang seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan 13 Kekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki Budak dalam masyarakat Toraja merupakan properti milik keluarga Kadang kadang orang Toraja menjadi budak karena terjerat utang dan membayarnya dengan cara menjadi budak Budak bisa dibawa saat perang dan perdagangan budak umum dilakukan Budak bisa membeli kebebasan mereka tetapi anak anak mereka tetap mewarisi status budak Budak tidak diperbolehkan memakai perunggu atau emas makan dari piring yang sama dengan tuan mereka atau berhubungan seksual dengan perempuan merdeka Hukuman bagi pelanggaran tersebut yaitu hukuman mati Agama Sebuah Gereja Toraja Saat ini mayoritas orang Toraja telah menganut agama Kekristenan yang sebagian besar ialah Protestan Gereja Toraja adalah salah satu gereja Protestan untuk orang Toraja yang ibadahnya menggunakan bahasa Toraja dan bahasa Indonesia dan kantor pusatnya berada di Rantepao Toraja Utara 17 Dua kabupaten di Sulawesi Selatan sebagai kawasan dominan orang Toraja yakni Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara dan kedua kabupaten ini penduduknya mayoritas orang Toraja dan mayoritas beragama Kristen Selain itu beberapa kawasan atau kecamatan di Luwu Luwu Utara Luwu Timur dan Kota Makassar juga banyak orang Toraja Namun sebelum mengenal Kristen sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk atau jalan kadang diterjemahkan sebagai hukum Dalam mitos Toraja leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua dewa pencipta 18 Alam semesta menurut aluk dibagi menjadi dunia atas Surga dunia manusia bumi dan dunia bawah 9 Pada awalnya surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan pemisah dan kemudian muncul cahaya Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar bumi adalah tempat bagi umat manusia dan surga terletak di atas ditutupi dengan atap berbetuk pelana Dewa dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante dewa bumi Indo Ongon Ongon dewi gempa bumi Pong Lalondong dewa kematian Indo Belo Tumbang dewi pengobatan dan lainnya 19 Kekuasaan di bumi yang kata kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman disebut to minaa seorang pendeta aluk Aluk bukan hanya sistem kepercayaan tetapi juga merupakan gabungan dari hukum agama dan kebiasaaan Aluk mengatur kehidupan bermasyarakat praktik pertanian dan ritual keagamaan Tata cara Aluk bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya Satu hukum yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan 20 Kedua ritual tersebut sama pentingnya Ketika ada para misionaris dari Belanda orang Kristen Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan tetapi diizinkan melakukan ritual kematian 10 Akibatnya ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan KebudayaanTongkonan Tiga tongkonan di desa Toraja Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah hitam dan kuning Kata tongkonan berasal dari bahasa Toraja tongkon duduk Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka 15 Menurut cerita rakyat Toraja tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar 21 Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya dilakukan dengan bantuan keluarga besar Ada tiga jenis tongkonan Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi yang digunakan sebagai pusat pemerintahan Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu Eksklusifitas kaum bangsawan atas tongkonan semakin berkurang seiring banyaknya rakyat biasa yang mencari pekerjaan yang menguntungkan di daerah lain di Indonesia Setelah memperoleh cukup uang orang biasa pun mampu membangun tongkonan yang besar Ukiran kayu Ukiran kayu Toraja setiap panel melambangkan niat baik Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan 22 Untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Passura atau tulisan Oleh karena itu ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja Setiap ukiran memiliki nama khusus Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja terdiri atas 15 panel persegi Panel tengah bawah melambangkan kerbau atau kekayaan sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau Panel tengah melambangkan simpul dan kotak sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian seperti barang barang yang tersimpan dalam sebuah kotak Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras seperti hewan yang bergerak di permukaan air Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja lihat desain tabel di bawah selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris Alam sering digunakan sebagai dasar dari ornamen Toraja karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur 22 Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri 22 Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat oranamen geometris Beberapa motif ukiran Toraja pa tedong kerbau pa barre allo matahari pa re po sanguba menari ne limbongan perancang legendaris sumber 23 Upacara pemakaman Tempat penguburan Toraja yang diukir Ritual Ma nene adalah ritual tradisional di Tana Toraja ketika jenazah leluhur keluarga Toraja akan digantikan kainnya Dalam masyarakat Toraja upacara pemakaman Rambu Solo merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal Semakin kaya dan berkuasa seseorang maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal Dalam agama aluk hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar Upacara pemakaman yang besar Upacara pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas selain sebagai tempat pelayat yang hadir juga sebagai tempat lumbung padi dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan Musik suling nyanyian lagu dan puisi tangisan dan ratapan merupakan ekspresi dukacita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak anak orang miskin dan orang kelas rendah 24 Upacara pemakaman ini kadang kadang baru digelar setelah berminggu minggu berbulan bulan bahkan bertahun tahun sejak kematian yang bersangkutan dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman 25 Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya dunia arwah atau akhirat Dalam masa penungguan itu jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya 26 Sebuah makam Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau Mantunu Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok Bangkai kerbau termasuk kepalanya dijajarkan di padang menunggu pemiliknya yang sedang dalam masa tertidur Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum 27 Ada tiga cara pemakaman Peti mati dapat disimpan di dalam gua atau di makam batu berukir atau digantung di tebing Orang kaya kadang kadang dikubur di makam batu berukir Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan Di beberapa daerah gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar 28 Peti mati bayi atau anak anak digantung dengan tali di sisi tebing Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh Musik dan Tarian Peragaan tari pa gellu di Tana TorajaSuku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara kebanyakan dalam upacara penguburan Mereka menari untuk menunjukkan rasa dukacita dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum karena sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat Pertama tama sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum ritual terseebut disebut Ma badong 6 27 Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman 24 Pada hari kedua pemakaman tarian prajurit Ma randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang perisai besar dari kulit kerbau helm tanduk kerbau dan berbagai ornamen lainnya Tarian Ma randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante tempat upacara pemakaman Selama upacara para perempuan dewasa melakukan tarian Ma katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu Tarian Ma akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum Setelah penyembelihan kerbau dan babi sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma dondan Tarian Manganda ditampilkan pada ritual Ma Bua Seperti di masyarakat agraris lainnya suku Toraja bernyanyi dan menari selama musim panen Tarian Ma bugi dilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur dan tarian Ma gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras 29 Ada beberapa tarian perang misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian Ma dandan oleh perempuan Agama Aluk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari Sebuah tarian yang disebut Ma bua hanya bisa dilakukan 12 tahun sekali Ma bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci Alat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa suling Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian seperti pada tarian Ma bondensan ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya misalnya Pa pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah 30 BahasaBahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja dengan Sa dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat 1 akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang Mamasa Tae Talondo Toala dan Toraja Sa dan dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia dari bahasa Austronesia 31 Pada mulanya sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi yang diperkenalkan sejak masa penjajahan Hal itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja 6 Keragaman dalam bahasa Toraja Denominasi ISO 639 3 Populasi pada tahun DialekKalumpang kli 12 000 1991 Karataun Mablei Mangki E da Bone Hau Ta da Mamasa mqj 100 000 1991 Mamasa Utara Mamasa tengah Pattae Mamasa Selatan Patta Binuang Binuang Tae Binuang Paki Batetanga Anteapi Tae rob 250 000 1992 Rongkong Luwu Timur Laut Luwu Selatan Bua Talondo tln 500 1986 Toala tlz 30 000 1983 Toala Palili Toraja Sa dan sda 500 000 1990 Makale Tallulembangna Rantepao Kesu Toraja Barat Toraja Barat Mappa Pana Sumber Gordon 2005 31 Ciri yang menonjol dalam bahasa Toraja adalah gagasan tentang dukacita kematian Pentingnya upacara kematian di Toraja telah membuat bahasa mereka dapat mengekspresikan perasaan dukacita dan proses berkabung dalam beberapa tingkatan yang rumit 24 Bahasa Toraja mempunyai banyak istilah untuk menunjukkan kesedihan kerinduan depresi dan tekanan mental Merupakan suatu katarsis bagi orang Toraja apabila dapat secara jelas menunjukkan pengaruh dari peristiwa kehilangan seseorang hal tersebut kadang kadang juga ditujukan untuk mengurangi penderitaan karena dukacita itu sendiri PerkawinanSuku Toraja menerapkan sistem perkawinan endogami Perkawinan dilakukan antara anggota yang satu lelaki dengan perempuan dari anggota yang lain yang masih dalam lingkungan rumpun yang sama Perkawinan tidak diperbolehkan dilakukan di luar rumpun Model perkawinan ini sangat dianjurkan dalam suku Toraja karena adanya kepentingan persatuan dalam hubungan antar keluarga Perkawinan endogami juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mempertahankan kepemilikan tanah sebagai milik lingkungan keluarga sendiri atau milik rumpun sendiri Suku Toraja memiliki sistem endogami yang bertentangan sekali dengan sifat hubungan kekerabatan yang ada di wilayahnya 32 PewarisanSuku Toraja melakukan pembagian warisan berdasarkan hukum adat Pewarisan harta dilakukan dalam bentuk pembagian harta waris dari pewaris Pewarisan juga digunakan untuk menentukan proses pelaksanaan upacara adat kematian pewaris Anak anak dari pewaris memiliki hak untuk memperoleh harta warisan dengan berdasarkan pada banyaknya jumlah penyembelihan kerbau Jumlah warisan yang diperoleh disesuaikan dengan banyaknya kerbau yang disembelih oleh anak anak yang menjadi ahli waris Dalam hukum adat Toraja pembagian warisan dibagi menjadi dua jenis warisan yang disebut Ba gi dan Pa tallang Ba gi adalah warisan yang diberikan semasa orang tua masih hidup sedangkan Pa tallang adalah pembagian pewaris sesudah orang tua meninggal Ba gi merupakan sebahagian harta orang tua yang dibagi secara merata sedangkan harta yang belum dibagi akan diperoleh anak anaknya melalui Pa tallang Istilah pa tallang berarti pengorbanan kepada orang tua pada saat telah meninggal dunia 33 EkonomiSebelum masa Orde Baru ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau babi dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan 34 Satu satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi Jepang Kopi Toraja Dengan dimulainya Orde Baru pada tahun 1965 ekonomi Indonesia mulai berkembang dan membuka diri pada investasi asing Banyak perusahaan minyak dan pertambangan Multinasional membuka usaha baru di Indonesia Masyarakat Toraja khususnya generasi muda banyak yang berpindah untuk bekerja di perusahaan asing Mereka pergi ke Kalimantan untuk kayu dan minyak ke Papua untuk menambang dan ke kota kota di Sulawesi dan Jawa Perpindahan ini terjadi sampai tahun 1985 35 Ekonomi Toraja secara bertahap beralih menjadi pariwisata berawal pada tahun 1984 Antara tahun 1984 dan 1997 masyarakat Toraja memperoleh pendapatan dengan bekerja di hotel menjadi pemandu wisata atau menjual cenderamata Timbulnya ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia pada akhir 1990 an termasuk berbagai konflik agama di Sulawesi telah menyebabkan pariwisata Toraja menurun secara drastis Toraja lalu dikenal sebagai tempat asal dari kopi Indonesia Kopi Arabika ini terutama dijalankan oleh pengusaha kecil Komersialisasi Makam suku Toraja di tebing tinggi berbatu adalah salah satu tempat wisata di Tana Toraja Sebelum tahun 1970 an Toraja hampir tidak dikenal oleh wisatawan barat Pada tahun 1971 sekitar 50 orang Eropa mengunjungi Tana Toraja Pada 1972 sedikitnya 400 orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla bangsawan tertinggi di Tana Toraja dan bangsawan Toraja terakhir yang berdarah murni Peristiwa tersebut didokumentasikan oleh National Geographic dan disiarkan di beberapa negara Eropa 2 Pada 1976 sekitar 12 000 wisatawan mengunjungi Toraja dan pada 1981 seni patung Toraja dipamerkan di banyak museum di Amerika Utara 36 Tanah raja raja surgawi di Toraja seperti yang tertulis di brosur pameran telah menarik minat dunia luar Pada tahun 1984 Kementerian Pariwisata Indonesia menyatakan Kabupaten Toraja sebagai primadona Sulawesi Selatan Tana Toraja dipromosikan sebagai perhentian kedua setelah Bali 5 Pariwisata menjadi sangat meningkat menjelang tahun 1985 terdapat 150 000 wisatawan asing yang mengunjungi Tana Toraja selain 80 000 turis domestik 37 dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 40 000 orang pada tahun 1989 2 Suvenir dijual di Rantepao pusat kebudayaan Toraja banyak hotel dan restoran wisata yang dibuka selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun 1981 15 Para pengembang pariwisata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang eksotis memiliki kekayaan budaya dan terpencil Wisatawan Barat dianjurkan untuk mengunjungi desa zaman batu dan pemakaman purbakala Toraja adalah tempat bagi wisatawan yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau pulau lain yang liar dan belum tersentuh 2 Tetapi suku Toraja merasa bahwa tongkonan dan berbagai ritual Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan dan mengeluh bahwa hal tersebut terlalu dikomersialkan Hal ini berakibat pada beberapa bentrokan antara masyarakat Toraja dan pengembang pariwisata yang dianggap sebagai orang luar oleh suku Toraja 4 Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pengembang wisata terjadi pada tahun 1985 Pemerintah menjadikan 18 desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai objek wisata Akibatnya beberapa pembatasan diterapkan pada daerah daerah tersebut misalnya orang Toraja dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka Hal tersebut ditentang oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja karena mereka merasa bahwa ritual dan tradisi mereka telah ditentukan oleh pihak luar Akibatnya pada tahun 1987 desa Kete Kesu dan beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai objek wisata menutup pintu mereka dari wisatawan Namun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suvenir 4 Pariwisata juga turut mengubah masyarakat Toraja Dahulu terdapat sebuah ritual yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsawan Puang dan dengan demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsawan Namun citra masyarakat Toraja yang diciptakan untuk para wisatawan telah mengikis hierarki tradisionalnya yang ketat 5 sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya Banyak laki laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak anak mereka sebagai bangsawan dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsawan Lihat jugaMuslim Toraja Bahasa TorajaCatatan kaki a b c Tana Toraja official website dalam bahasa Indonesia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 05 29 Diakses tanggal 2006 10 04 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b c d e f g Volkman Toby Alice 1990 Visions and Revisions Toraja Culture and the Tourist Gaze American Ethnologist 17 1 91 110 doi 10 1525 ae 1990 17 1 02a00060 Diakses tanggal 2007 05 18 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Nooy Palm Hetty 1975 Introduction to the Sa dan People and their Country Archipel 15 163 192 a b c d Adams Kathleen M January 31 1990 Cultural Commoditization in Tana Toraja Indonesia Cultural Survival Quarterly 14 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 27 Diakses tanggal 2007 05 18 a b c d Adams Kathleen M Spring 1995 Making Up the Toraja The Appropriate of Tourism Anthropology and Museums for Politics in Upland Sulawesi Indonesia Ethnology 34 2 143 doi 10 2307 3774103 ISSN 0014 1828 Diakses tanggal 2007 05 18 a b c Sutton R Anderson 1995 Performing arts and cultural politics in South Sulawesi PDF Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 151 4 672 699 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2007 06 20 Diakses tanggal 2010 05 16 Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama Sutton1995 didefinisikan berulang dengan isi berbeda Kruyt A C 1938 De West Toradjas op Midden Celebes dalam bahasa Bahasa Belanda Amsterdam Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Schrauwers Albert 1997 Houses hierarchy headhunting and exchange Rethinking political relations in the Southeast Asian realm of Luwu PDF Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 153 3 356 380 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2007 06 20 Diakses tanggal 2007 05 18 a b c cf Kis Jovak et al 1988 Ch 2 Hetty Nooy Palm The World of Toraja hal 12 18 a b Ngelow Zakaria J Summer 2004 Traditional Culture Christianity and Globalization in Indonesia The Case of Torajan Christians PDF Inter Religio 45 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2007 06 20 Diakses tanggal 2007 05 18 Volkman Toby Alice December 31 1983 A View from the Mountains Cultural Survival Quarterly 7 4 Diarsipkan dari versi asli pranala nonaktif Scholar search tanggal 2007 09 28 Diakses tanggal 2007 05 18 Yang Heriyanto 2005 The history and legal position of Confucianism in postindependence Indonesia PDF Marburg Journal of Religion 10 1 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2006 09 10 Diakses tanggal 2007 05 18 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Waterson Roxana 1986 The ideology and terminology of kinship among the Sa dan Toraja PDF Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 142 1 87 112 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2020 08 09 Diakses tanggal 2007 05 18 Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama Waterson1986 didefinisikan berulang dengan isi berbeda Waterson Roxana 1995 Houses graves and the limits of kinship groupings among the Sa dan Toraja PDF Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 151 2 194 217 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2020 08 09 Diakses tanggal 2007 05 18 a b c Volkman Toby Alice 1984 Great Performances Toraja Cultural Identity in the 1970s American Ethnologist 11 1 152 doi 10 1525 ae 1984 11 1 02a00090 Diakses tanggal 2007 05 21 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wellenkamp Jane C 1988 Order and Disorder in Toraja Thought and Ritual Ethnology 27 3 311 326 doi 10 2307 3773523 Gereja Toraja bps gerejatoraja org Diakses tanggal 23 Oktober 2021 toraja go id Diarsipkan 2007 05 20 di Wayback Machine diakses pada 18 Mei 2007 Toraja Religion Diarsipkan 2006 10 06 di Wayback Machine Overview of World Religion St Martin College Britania Raya Diakses pada 6 September 2009 cf Wellenkamp 1988 Toraja Architecture Ladybamboo Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 07 27 Diakses tanggal 2009 09 04 a b c Palmer Miquel Alberti 2006 The Kira kira method of the Torajan woodcarvers of Sulawesi to divide a segment into equal parts Third International Conference on Ethnomathematics Cultural Connections and Mathematical Manipulations Auckland New Zealand University of Auckland Diarsipkan dari versi asli doc tanggal 2007 06 20 Diakses tanggal 2007 05 18 Sande J S 1989 Toraja Wood Carving Motifs Ujung Pandang Diakses tanggal 2007 05 18 a b c Jane C Wellenkamp 1988 Notions of Grief and Catharsis among the Toraja American Ethnologist 15 3 486 500 doi 10 1525 ae 1988 15 3 02a00050 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama Wellenkamp1988 didefinisikan berulang dengan isi berbeda Pada tahun 1992 seorang pemuka Toraja mantan bupati Tana Toraja meninggal dan keluarganya meminta sebanyak US 125 000 dari sebuah stasiun televisi Jepang sebagai lisensi untuk merekam upacara pemakaman tersebut Cf Yamashita 1994 Hollan Douglas 1995 To the Afterworld and Back Mourning and Dreams of the Dead among the Toraja Ethos 23 4 424 436 doi 10 1525 eth 1995 23 4 02a00030 Diakses tanggal 2007 05 18 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Yamashita Shinji 1994 Manipulating Ethnic Tradition The Funeral Ceremony Tourism and Television among the Toraja of Sulawesi pranala nonaktif Scholar search Indonesia 58 69 82 doi 10 2307 3351103 Diakses tanggal 2007 05 18 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Tau tau sring dicuri dan dijual sebagai barang antik contohnya adalah tau tau yang dipamerkan di pameran di museum Brooklyn pada tahun 1981 serta di Galeri Arnold Herstand di New York pada 1984 Cf Volkman Volkman 1990 Toraja Dances www batusura de Diakses tanggal 2007 05 02 Toraja Music www batusura de Diakses tanggal 2007 05 02 a b Gordon Raymond G 2005 Ethnologue Languages of the World online version Dallas Tex SIL International Diakses tanggal 2006 10 17 Yulia 2016 Buku Ajar Hukum Adat PDF Lhokseumawe Unimal Press hlm 59 ISBN 978 602 1373 46 0 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Tuken Ritha 2020 Pembagian Harta Warisan Berdasarkan Hukum Adat Toraja PDF Gowa AGMA hlm 4 ISBN 978 623 92321 9 1 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan cf Volkman 1983 cf Volkman 1990 Volkman Toby 31 Juli 1982 Tana toraja A Decade of Tourism Cultural Survival Quarterly 6 3 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 27 Diakses tanggal 2007 05 18 Adams Kathleen M Cultural Commoditization in Tana Toraja Indonesia Cultural Survival Quarterly 14 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 27 Diakses tanggal 2007 05 18 Teks dateJ31 Januari 1990 akan diabaikan bantuan ReferensiAdams Kathleen M 2006 Art as Politics Re crafting Identities Tourism and Power in Tana Toraja Indonesia Honolulu University of Hawaii Press ISBN 978 0 8248 3072 4 Bigalke Terance 2005 Tana Toraja A Social History of an Indonesian People Singapore KITLV Press ISBN 9971 69 318 6 Kis Jovak J I Nooy Palm H Schefold R and Schulz Dornburg U 1988 Banua Toraja changing patterns in architecture and symbolism among the Sa dan Toraja Sulawesi Indonesia Amsterdam Royal Tropical Institute ISBN 90 6832 207 9 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Nooy Palm Hetty 1988 The Sa dan Toraja A Study of Their Social Life and Religion The Hague Martinus Nijhoff ISBN 90 247 2274 8 Bacaan lanjutanKathleen M Adams 2006 Art as Politics Re crafting Identities Tourism and Power in Tana Toraja Indonesia Honolulu University of Hawaii Press ISBN 978 0 8248 3072 4 Parinding Samban C and Achjadi Judi 1988 Toraja Indonesia s Mountain Eden Singapore Time Edition ISBN 981 204 016 1 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Douglas W Hollan and Jane C Wellenkamp 1996 The Thread of Life Toraja Reflections on the Life Cycle Honolulu University of Hawaii Press ISBN 0 82481 839 3 Buijs Kees Powers of blessing from the wilderness and from heaven Structure and transformations in the religion of the Toraja in the Mamasa area of South Sulawesi Leiden 2006 KITLVPranala luar Wikimedia Commons memiliki media mengenai Toraja Indonesia Situs resmi pemerintah Kabupaten Tana Toraja Diarsipkan 2005 11 10 di Wayback Machine Indonesia Informasi Budaya Toraja Jerman Galeria foto Tana Toraja Inggris Situs berisi informasi mengenai Tana Toraja Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Toraja amp oldid 23985111