www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini ditujukan sebagai artikel pengantar untuk topik teknis agar lebih mudah dimengerti Untuk artikel yang isinya lebih teknis lihat virus Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang hidup Ketika terinfeksi sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virus asli dengan cepat Virus sendiri tidak memiliki sel pembentukan virus virus baru berlangsung dalam sel inang yang terinfeksi Walaupun demikian virus memiliki materi genetik yang memungkinkannya untuk bermutasi dan berevolusi Hingga tahun 2019 lebih dari 6 000 spesies virus telah dideskripsikan dengan baik 1 dari total jutaan virus di lingkungan Asal usul virus belum jelas beberapa di antaranya mungkin berevolusi dari plasmid potongan DNA yang dapat berpindah di antara sel sementara yang lain mungkin berevolusi dari bakteri Ilustrasi sebuah virion SARS CoV 2 penyebab pandemi koronavirus 2019 2020 Virus terdiri dari dua atau tiga bagian materi genetik kapsid mantel protein dan selubung Semua virus memiliki materi genetik berupa DNA asam deoksiribonukleat atau RNA asam ribonukleat saja yaitu molekul panjang dengan banyak gen pemberi instruksi pada sel Semua virus juga ditutupi dengan mantel protein untuk melindungi gen Sebagian virus memiliki selubung atau amplop berupa lipid yang menutupi lapisan protein sehingga golongan virus ini dapat dihancurkan oleh sabun Selubung ini memiliki reseptor spesifik yang membantu virus memasuki sel inang baru Bentuk virus bervariasi mulai dari heliks pilinan sederhana ikosahedral bangun ruang bersisi 20 hingga struktur yang lebih kompleks Ukuran virus berkisar dari 20 hingga 300 nanometer yang berarti garis sepanjang 1 sentimeter dapat diisi 33 000 hingga 500 000 virus yang berbaris lurus Virus menyebar melalui berbagai cara Meskipun demikian virus bersifat sangat spesifik dalam menentukan spesies inang atau jaringan yang mereka serang dan masing masing spesies virus bergantung pada metode khusus untuk memperbanyak diri Banyak virus tumbuhan menyebar dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain melalui serangga dan organisme lain yang dikenal sebagai vektor Virus pada manusia dan hewan disebarkan dengan cara yang bervariasi mulai dari hubungan seks misalnya virus imunodefisiensi manusia atau HIV melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi misalnya Norovirus dan Rotavirus hingga percikan dari saluran pernapasan dari individu yang terinfeksi misalnya virus influenza virus parainfluenza dan virus korona Sebagian virus lainnya misalnya virus dengue ditularkan melalui serangga pengisap darah Berbagai virus dapat menginfeksi hewan dan manusia misalnya HIV dan Ebolavirus Penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia disebut zoonosis Infeksi virus dapat mengakibatkan penyakit pada manusia hewan dan tumbuhan Pada manusia dan hewan yang sehat infeksi biasanya dihilangkan oleh sistem imun yang memberikan kekebalan seumur hidup kepada inang virus tersebut Pemberian antibiotik tidak efektif terhadap virus tetapi beberapa obat antivirus mampu mengobati infeksi yang mengancam jiwa Pemberian vaksin dapat mencegah sejumlah infeksi virus dan menghasilkan kekebalan seumur hidup Virus dapat mengalami mutasi genetik Virus RNA bermutasi lebih cepat dibandingkan virus DNA sehingga memunculkan tipe baru yang tidak dapat diatasi dengan cepat oleh sistem imun inang mereka Virus influenza misalnya sering kali bermutasi sehingga diperlukan vaksin baru setiap tahun Kemunculan galur baru yang belum pernah ditemui sebelumnya dapat mengakibatkan pandemi seperti pandemi flu H1N1 pada tahun 2009 dan pandemi koronavirus pada tahun 2020 Daftar isi 1 Penemuan 2 Sifat biologi 2 1 Status kehidupan 2 2 Struktur 2 2 1 Ukuran 2 2 2 Materi genetik 2 2 3 Sintesis protein 2 3 Inaktivasi 3 Siklus 4 Efek terhadap sel inang 5 Virus dan penyakit 5 1 Pada manusia 5 1 1 Endemi 5 1 2 Kemunculan penyakit baru dan pandemi 5 2 Pada tumbuhan 5 3 Bakteriofag 5 4 Imunitas 5 4 1 Imunitas bawaan pada hewan 5 4 2 Imunitas adaptif pada hewan 5 4 3 Pertahanan tumbuhan 5 4 4 Pertahanan terhadap bakteriofag 5 5 Pencegahan dan pengobatan 5 5 1 Vaksinasi 5 5 2 Obat antivirus 6 Asal usul 7 Peranan dalam ekosistem laut 8 Lihat pula 9 Rujukan 9 1 Catatan kaki 9 2 Daftar pustakaPenemuanArtikel utama Sejarah virologi nbsp Martinus Beijerinck ahli mikrobiologi Belanda yang menemukan bahwa penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh zat yang lebih kecil dari bakteri Ia menyebutnya contagium vivum fluidum cairan hidup menular Pada tahun 1884 ahli mikrobiologi Prancis Charles Chamberland menemukan filter Chamberland atau filter Chamberland Pasteur yang memiliki pori pori yang lebih kecil dari bakteri Dengan demikian ia bisa melewatkan larutan yang mengandung bakteri melalui saringan tersebut sehingga larutan benar benar bebas dari bakteri Pada awal 1890 an ahli biologi Rusia Dmitri Ivanovsky menggunakan metode ini untuk mempelajari suatu zat yang kemudian dikenal sebagai virus mosaik tembakau Eksperimennya menunjukkan bahwa ekstrak dari daun tanaman tembakau terinfeksi yang telah dihancurkan tetap menularkan penyakit setelah penyaringan 2 Pada saat yang sama beberapa ilmuwan lain menunjukkan bahwa meskipun agen ini yang kemudian disebut virus berbeda dengan bakteri dan berukuran sekitar seratus kali lebih kecil mereka masih dapat menimbulkan penyakit Pada tahun 1899 ahli mikrobiologi Belanda Martinus Beijerinck mengamati bahwa agen tersebut berkembang biak hanya dalam sel yang membelah Ia menyebutnya cairan hidup menular bahasa Latin contagium vivum fluidum atau kuman hidup terlarut karena ia tidak dapat menemukan partikel seperti kuman 3 Pada awal abad ke 20 ahli bakteriologi Inggris Frederick Twort menemukan virus yang menginfeksi bakteri 4 Ahli mikrobiologi Prancis Kanada Felix d Herelle juga menemukan bahwa penambahan virus ke dalam media agar yang ditumbuhi bakteri akan mematikan bakteri pada agar tersebut Kematian bakteri ditandai oleh terbentuknya zona bening atau jernih pada agar yang sebelumnya terlihat kusam akibat pertumbuhan bakteri Penghitungan zona yang tidak ditumbuhi bakteri ini memungkinkan Felix untuk memperkirakan jumlah virus dalam suspensi tersebut 5 Penemuan mikroskop elektron pada tahun 1931 memunculkan gambar virus untuk pertama kalinya 6 Pada tahun 1935 ahli biokimia dan virologi Amerika Serikat Wendell Meredith Stanley memeriksa virus mosaik tembakau dan menemukan bahwa virus tersebut sebagian besar terbuat dari protein 7 Tidak lama kemudian virus ini dipisahkan menjadi bagian protein dan RNA 8 Masalah bagi para peneliti virus awal adalah mereka tidak tahu cara mengembangkan virus tanpa menggunakan hewan hidup Sebuah terobosan terjadi pada tahun 1931 ketika ahli patologi Amerika Serikat Ernest William Goodpasture dan Alice Miles Woodruff menumbuhkan virus influenza dan beberapa virus lain pada telur ayam yang telah dibuahi 9 Beberapa virus tidak dapat tumbuh dalam telur ayam tetapi masalah ini terpecahkan pada tahun 1949 ketika John Franklin Enders Thomas Huckle Weller dan Frederick Chapman Robbins menumbuhkan virus polio dalam biakan sel hewan hidup 10 Hingga tahun 2019 sebanyak 6 590 spesies virus telah dideskripsikan dengan baik 1 Sifat biologiStatus kehidupan Ada perbedaan pendapat ilmiah tentang apakah virus digolongkan sebagai makhluk hidup atau sekadar struktur organik yang berinteraksi dengan makhluk hidup Walaupun demikian mereka lebih sering dianggap sebagai replikator zat yang melakukan replikasi DNA dan tidak termasuk bentuk kehidupan 11 Virus digambarkan sebagai organisme di ujung kehidupan 12 karena mereka serupa dengan makhluk hidup dalam hal kepemilikan gen berevolusi melalui seleksi alam 13 dan bereproduksi dengan membuat banyak salinan dari diri mereka sendiri melalui perakitan diri Meskipun virus memiliki gen mereka tidak memiliki sel yang sering dipandang sebagai unit dasar kehidupan Virus tidak memiliki metabolisme sendiri dan membutuhkan sel inang untuk membuat produk baru Oleh karena itu mereka tidak dapat bereproduksi secara alami di luar sel inang 14 Walaupun sejumlah bakteri seperti Rickettsia dan Chlamydia memiliki keterbatasan yang sama mereka dianggap sebagai organisme hidup karena memiliki sel sendiri 15 16 Perakitan diri virus di dalam sel inang berimplikasi pada studi asal mula kehidupan karena mendukung hipotesis bahwa kehidupan dapat dimulai dari molekul organik yang dapat merakit diri 17 Struktur nbsp Diagram sederhana yang menggambarkan contoh struktur virus Partikel virus disebut juga virion terdiri dari materi genetik yaitu DNA asam deoksiribonukleat atau RNA asam ribonukleat yang dikelilingi lapisan protein pelindung yang disebut kapsid 18 Kapsid terbentuk dari susunan molekul molekul protein kecil identik yang disebut kapsomer Kapsomer kapsomer ini dapat tersusun dalam struktur ikosahedron bangun ruang bersisi 20 heliks spiral atau pilinan atau bentuk bentuk lain yang lebih kompleks Di dalam kapsid terdapat selubung nukleokapsid yang juga terdiri dari protein Sebagian virus dikelilingi bagian luar yang terdiri dari lipid lemak dan disebut selubung virus amplop Selubung luar ini menyebabkan virus tersebut dapat dihancurkan sabun atau alkohol 19 Ukuran Virus adalah salah satu agen infeksi terkecil dan tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya Kebanyakan virus hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron Ukuran virus berkisar antara 20 hingga 300 nanometer Dengan kata lain garis sepanjang 1 sentimeter dapat diisi 33 000 hingga 500 000 virus yang berbaris lurus 18 Bakteri umumnya memiliki diameter 1 000 nanometer 1 mikrometer dan sel makhluk hidup yang lebih besar biasanya berukuran puluhan mikrometer Terdapat juga golongan virus yang berukuran relatif besar dibandingkan virus biasa seperti Mimivirus Megavirus dan Pandoravirus Virus virus ini berukuran sekitar 1 000 nanometer menginfeksi ameba dan ditemukan pada 2003 hingga 2013 20 21 Ukuran virus virus ini sekitar sepuluh kali lebih panjang dari virus influenza sehingga volumenya 1 000 kali lebih besar sehingga disebut virus raksasa dan penemuannya mengejutkan para ilmuwan 22 Materi genetik Gen virus terbuat dari DNA saja atau RNA saja Gen menyimpan informasi biologis dari suatu organisme dalam bentuk kode Sebagian besar organisme menggunakan DNA sebagai materi genetik tetapi sejumlah virus menggunakan RNA golongan ini disebut virus RNA DNA atau RNA virus dapat berbentuk satu untaian saja atau berbentuk heliks ganda 23 Virus dapat berkembang biak dengan cepat karena jumlah gennya relatif sedikit Virus influenza hanya memiliki delapan gen sedangkan Rotavirus memiliki sebelas gen sebagai perbandingan manusia memiliki 20 000 hingga 25 000 24 Gen gen ini mengandung kode untuk menghasilkan protein baik protein struktural yang membentuk tubuh virus itu sendiri maupun protein nonstruktural yang hanya ditemukan dalam sel yang diinfeksi virus 25 Banyak virus yang mampu menghasilkan enzim jenis protein yang mendorong terjadinya reaksi kimia Beberapa enzim ini disebut DNA polimerase dan RNA polimerase berfungsi membuat salinan DNA atau RNA Enzim polimerase sebuah virus sering lebih efisien dalam menyalin DNA atau RNA dibandingkan enzim serupa yang dimiliki sel inangnya 26 tetapi RNA polimerase dari virus lebih rentan mengalami kesalahan penyalinan Hal ini menyebabkan virus RNA mudah bermutasi dan menghasilkan jenis jenis atau galur baru 27 Beberapa virus RNA memiliki gen yang tidak menyatu dalam satu molekul RNA tunggal Misalnya virus influenza memiliki delapan gen terpisah yang masih masing berupa molekul RNA tersendiri Saat beberapa galur dari virus influenza menginfeksi sel yang sama gen gen ini dapat bercampur dan membentuk galur baru dalam sebuah proses yang disebut pemilahan ulang reassortment 28 Sintesis protein nbsp Ilustrasi sel inang eukariota yang telah diinfeksi virus Virus ditunjukkan dengan nomor 14 tidak dapat membuat protein sendiri sehingga harus mengandalkan pembuatan protein sel inang di ribosom 3 Protein merupakan molekul yang mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup Sebuah sel membuat protein dengan merangkai asam amino sesuai informasi yang ada dalam DNA Sintesis pembuatan protein membutuhkan berbagai proses yang tidak dimiliki oleh virus 29 Karena itu virus memaksa sel inangnya untuk membuat protein protein yang tidak dibutuhkan sel inang tetapi diperlukan oleh virus untuk memperbanyak diri 30 Dalam sebuah sel sintesis protein terdiri dari dua tahap utama transkripsi penyalinan dan translasi penerjemahan 31 Dalam transkripsi informasi yang dikandung DNA disebut kode genetik digunakan untuk membuat salinan berupa RNA yang disebut RNA duta disebut mRNA dari messenger RNA Molekul mRNA ini berpindah menuju ribosom sel tempat protein dibuat berdasarkan informasi yang ada dalam mRNA Tahap ini disebut translasi atau penerjemahan karena informasi mRNA yang formatnya adalah susunan asam nukleat diubah menjadi protein yang merupakan susunan asam amino seolah dari suatu bahasa ke bahasa lain 31 Virus membajak proses dalam sel ini dengan berbagai cara Sebagian virus RNA bekerja dengan menggunakan RNA nya secara langsung sebagai mRNA sel Golongan virus seperti ini disebut virus RNA untai positif atau untai plus 32 Sebaliknya dalam golongan virus RNA lainnya RNA virus harus diubah menjadi komplemennya terlebih dahulu agar berfungsi sebagai mRNA sehingga harus dilakukan penyalinan komplemen menggunakan enzim milik sel inang atau milik virus itu sendiri Golongan virus ini disebut virus RNA untai negatif atau untai minus Sebagian virus lainnya memiliki DNA bukan RNA golongan virus ini membuat mRNA dari DNA dengan proses yang sama seperti proses sebuah sel Ada golongan virus lain yaitu retrovirus yang menggunakan mekanisme berbeda golongan virus ini memiliki RNA tetapi pembuatan salinan DNA dalam sel inang yang berasal dari RNA virus dilakukan dengan bantuan enzim transkriptase balik Salinan DNA ini kemudian disisipkan ke dalam DNA sel inang dan akan diubah menjadi mRNA dan protein sebagaimana proses normal dalam sel 33 Inaktivasi Karena virus tidak digolongkan sebagai organisme hidup mereka tidak dapat dibunuh Tindakan untuk menonaktifkan virus sehingga ia tidak lagi menjadi infeksius disebut inaktivasi virus Berbagai virus memiliki lapisan lipid dan protein yang dapat dinonaktifkan oleh perubahan kimiawi Inaktivasi virus merupakan hal penting dalam pemrosesan plasma darah untuk memastikan bahwa darah yang ditangani tidak mengandung virus virus berbahaya 34 Metode yang biasa digunakan yaitu inaktivasi oleh pelarut atau detergen pemanasan serta inaktivasi oleh pH asam 35 Campuran pelarut organik detergen mampu merusak lapisan lipid yang dimiliki oleh virus berselubung Metode ini mudah diterapkan tetapi tidak efektif terhadap virus yang tidak memiliki selubung 36 Konsentrasi reagen dan durasi kontak dengan virus merupakan hal yang perlu diperhatikan Pemanasan dilakukan untuk mendenaturasi protein virus Pasteurisasi panas kering dan panas uap merupakan metode pemanasan yang dapat dilakukan 36 Pasteurisasi mampu menonaktifkan virus berselubung maupun tak berselubung dengan berbagai karakteristik fisikokimia 37 Pengaturan temperatur durasi pemanasan penentuan jenis protein yang akan dirusak dan dilindungi serta penambahan bahan kimia lainnya perlu divalidasi agar metode ini mencapai tujuannya Sebagian besar protein juga dirusak oleh pH asam Perlakuan pH rendah ini efektif untuk virus berselubung dan memiliki efektivitas terbatas terhadap virus yang tidak berselubung 36 Beberapa metode lain yang dikembangkan untuk menonaktifkan virus di antaranya iradiasi dengan sinar ultraviolet sinar gama serta pemberian iodin 38 Iradiasi dengan sinar gama dan pemberian iodin mampu menonaktifkan virus berselubung dan virus tak berselubung 39 40 Iradiasi sinar ultraviolet juga mampu menonaktifkan kedua jenis virus tersebut meskipun diperlukan dosis yang lebih besar untuk menonaktifkan virus tak berselubung 41 Siklus nbsp Siklus sebuah contoh virus dari kiri ke kanan Infeksi sebuah virus ke satu sel inang berakhir dengan dilepaskannya ratusan virus virus baru nbsp Siklus litik dan lisogenik yang dialami bakteriofag Saat sebuah virus menginfeksi sel virus tersebut mengendalikan sel inangnya untuk memperbanyak virus itu dengan membuat sel inang menyalin DNA atau RNA virus dan membuat protein yang kemudian bergabung untuk membentuk partikel virus baru 42 Pada dasarnya ada enam tahap siklus virus dalam sel makhluk hidup 25 Adsorpsi atau perlekatan yaitu mengikatnya virus ke molekul tertentu pada permukaan sel Setiap virus hanya bisa terikat pada molekul yang sesuai Alhasil virus hanya bisa menginfeksi jenis sel yang sangat terbatas Fenomena ini disebut tropisme dan kadang virus juga memiliki tropisme spesies yaitu hanya menginfeksi sel dari spesies atau golongan spesies tertentu Misalnya virus HIV hanya bisa menginfeksi sel T manusia karena protein di permukaan virus ini gp120 hanya bisa bereaksi dengan molekul CD4 dengan adanya koreseptor tertentu di permukaan sel T 43 Penetrasi yang terjadi setelah terbentuk ikatan dalam tahap adsorpsi Virus memasuki sel inang melalui endositosis atau fusi dengan sel tersebut 44 Pembukaan atau pembongkaran yaitu saat kapsid yang melindungi virus terbuka dan dihancurkan oleh enzim virus atau enzim sel inang sehingga materi genetik yang dimiliki virus dapat memasuki sel 45 Replikasi yaitu ketika sel inang menyintesis protein protein yang dibutuhkan virus dan memperbanyak DNA atau RNA virus Hal ini terjadi karena virus telah mengendalikan kemampuan sel untuk membuat protein dan memperbanyak materi genetik 25 Perakitan yaitu ketika protein protein dan DNA atau RNA yang terbentuk di tahap sebelumnya menyusun diri membentuk ratusan partikel partikel virus baru 46 Pelepasan yaitu keluarnya virus virus baru dari sel inangnya Hal ini dicapai sebagian besar virus dengan cara memecahkan sel inang dalam proses yang disebut lisis sehingga tahap ini juga disebut tahap lisis Virus lain seperti HIV keluar dengan cara yang lebih halus yang disebut pertunasan budding yang tidak langsung menghancurkan sel inang 47 Berdasarkan penghancuran sel inangnya siklus virus dibagi menjadi siklus litik dan siklus lisogenik Siklus litik akan langsung menghancurkan sel inang yang terinfeksi Enam tahap siklus virus yang dimulai dari perlekatan hingga lisis merupakan tahapan penuh dari siklus litik Sementara itu siklus lisogenik dicirikan oleh infeksi yang diam Setelah masuk ke dalam sel inang DNA virus akan bergabung ke dalam DNA sel inang dan secara pasif ikut mengalami replikasi saat sel inang membelah diri 48 Genom virus yang bergabung dengan DNA inang disebut provirus Ketika terjadi perubahan kondisi yang mengganggu hubungan antara virus dan sel inang provirus dapat menjadi aktif dan memulai siklus litik yang menghancurkan sel inang 49 Efek terhadap sel inangVirus menimbulkan banyak efek dan perubahan pada struktur dan biokimia sel inang 50 yang disebut efek sitopatik 51 Sebagian besar infeksi virus berakhir dengan kematian sel inang Sel inang mati dengan berbagai cara di antaranya dengan pecah mengalami lisis mengalami perubahan membran sel dan apoptosis bunuh diri atau kematian sel terprogram 52 Sering kali sel mati karena aktivitas normalnya terhenti akibat protein protein yang dihasilkan virus termasuk protein yang bukan bagian dari partikel virus itu sendiri 53 Sebagian virus tidak mengakibatkan perubahan yang terlihat pada sel inang Virus yang laten tidak aktif tidak banyak menunjukkan tanda infeksi dan sel inangnya sering berfungsi normal 54 Hal ini merupakan manifestasi dari siklus lisogenik yang menyebabkan virus tersebut dapat tersembunyi selama bertahun tahun Golongan virus herpes sering mengalami hal ini contohnya virus herpes simpleks yang berdiam di sistem saraf inangnya tanpa menggandakan diri dan sewaktu waktu dapat aktif kembali 55 56 Sebagian virus seperti Papilomavirus dapat menyebabkan sel memperbanyak diri tak terkendali dan menjadi penyebab kanker 57 Sebagian virus lainnya seperti virus Epstein Barr juga membuat sel memperbanyak diri dengan berbagai manifestasi terkadang berupa tumor jinak dan kadang tumor ganas kanker 58 Saat DNA sel terlalu rusak akibat serangan virus sehingga tidak dapat diperbaiki lagi apoptosis sering terjadi Salah satu akibatnya adalah penghancuran DNA oleh sel itu sendiri Beberapa virus seperti HIV memiliki mekanisme untuk membatasi apoptosis sehingga sel inang tidak mati sebelum virus berhasil memperbanyak diri 59 Virus dan penyakit nbsp Gambar virus HIV 1 diberi warna hijau dalam mikroskop pemindai elektron setelah bertunas dari sebuah limfosit Infeksi virus pada sel inang dapat menimbulkan penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit infeksi Penyebaran virus dari satu inang ke inang lain bisa dilakukan dengan banyak cara tetapi setiap virus memiliki karakteristik tertentu dan mengandalkan cara tertentu untuk menyebar Banyak virus yang menginfeksi tumbuhan berpindah dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain melalui serangga dan organisme lain yang disebut vektor 60 Virus yang menginfeksi hewan dan manusia menyebar dengan berbagai cara Beberapa virus berpindah melalui kontak langsung antara individu terinfeksi dengan individu sehat misalnya herpes simpleks yang menular melalui sentuhan fisik 61 Penularan virus melalui kontak langsung juga dapat terjadi melalui hubungan seks misalnya HIV 62 Virus yang menginfeksi saluran pencernaan seperti Norovirus dan Rotavirus ditularkan melalui transmisi fekal oral yang melibatkan tangan makanan dan minuman yang terkontaminasi 63 64 Virus virus yang menyerang sistem pernapasan seperti virus influenza virus parainfluenza dan virus korona dapat menyebar melalui percikan dari saluran pernapasan saat seseorang berbicara batuk atau bersin 65 66 67 Apabila partikel virus dalam percikan tersebut berhasil menyentuh membran mukosa orang lain yang ada di hidung mulut dan beberapa organ lain mereka dapat masuk ke dalam tubuh individu tersebut Virus lainnya seperti virus dengue disebarkan oleh serangga pengisap darah 68 Sementara itu Cytomegalovirus bisa diturunkan secara vertikal dari ibu hamil ke janin yang sedang dikandungnya 69 Berbagai virus dapat menginfeksi hewan dan manusia misalnya virus rabies HIV dan virus ebola 70 Hal ini memungkinkan penyebaran penyakit dari hewan ke manusia maupun sebaliknya Penyakit yang secara alami dapat berpindah dari hewan vertebrata ke manusia disebut zoonosis 71 Rabies merupakan zoonosis akibat virus yang sangat mematikan Penderita yang telah menunjukkan tanda klinis rabies hampir selalu berakhir dengan kematian 72 Meskipun demikian rabies bisa dicegah dan dieliminasi dari suatu daerah dengan vaksinasi Untuk mencegah infeksi dan penyebaran penyakit perlu diketahui cara penyebaran masing masing jenis virus 73 Pada manusia Penyakit penyakit umum pada manusia yang diakibatkan oleh virus di antaranya pilek influenza cacar air dan herpes oral Penyakit penyakit serius seperti Ebola dan AIDS pun disebabkan oleh infeksi virus 74 Virus virus yang tidak menimbulkan penyakit atau hanya menyebabkan penyakit ringan dianggap sebagai virus jinak Sementara itu virus yang lebih ganas dan berbahaya disebut bersifat virulen 75 Beberapa virus malah bisa menimbulkan infeksi sepanjang hayat atau kronis apabila virus tersebut terus saja menggandakan diri di dalam tubuh meskipun ada mekanisme pertahanan diri inang 76 Hal ini umum terjadi pada infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C Orang yang terjangkit suatu virus secara kronis dinamakan pembawa virus Mereka berperan sebagai reservoir virus tersebut 77 78 Endemi Jika proporsi pembawa penyakit dalam populasi tertentu mencapai ambang tertentu suatu penyakit dikatakan endemik 79 Sebelum munculnya vaksinasi infeksi virus merupakan hal biasa dan wabah terjadi secara reguler Di negara dengan iklim sedang penyakit akibat virus biasanya terjadi secara musiman Poliomielitis akibat virus polio sering terjadi pada bulan bulan musim panas 80 Sebaliknya infeksi virus influenza dan Rotavirus biasanya terjadi selama musim dingin 81 82 Virus lain seperti virus campak menyebabkan wabah secara rutin setiap tiga tahun 83 Di negara berkembang virus yang mengakibatkan infeksi pernapasan dan pencernaan sering ditemui sepanjang tahun Virus yang dibawa oleh serangga merupakan penyebab umum penyakit di negara ini Sebagai contoh virus zika dan virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes betina yang menggigit manusia khususnya selama musim kawin nyamuk 84 Kemunculan penyakit baru dan pandemi nbsp Kiri ke kanan monyet hijau Afrika sumber SIV mangabey hitam sumber HIV 2 dan simpanse sumber HIV 1Selain mutasi patogen perubahan perilaku manusia akibat industrialisasi yang memicu perubahan iklim dan resistansi obat serta globalisasi yang mengubah demografi dan meningkatkan perdagangan internasional turut berkontribusi memunculkan penyakit infeksi baru 85 Penyakit penyakit baru ini dapat menyebar secara lokal maupun global pandemi 86 Meskipun pandemi virus jarang terjadi HIV yang berevolusi dari virus yang ditemukan pada monyet dan simpanse telah menjadi pandemi setidaknya sejak tahun 1980 an 87 Sepanjang abad ke 20 ada empat pandemi yang diakibatkan oleh virus influenza yang masing masing dimulai pada tahun 1918 1957 1968 dan 2009 Sebelum diberantas variola merupakan penyebab pandemi selama lebih dari 3 000 tahun 88 Sepanjang sejarah perpindahan manusia membantu penyebaran infeksi pandemik awalnya melalui perjalanan laut dan pada zaman modern juga melalui perjalanan udara 89 Selain variola sebagian besar pandemi diakibatkan oleh virus yang baru berevolusi Virus yang baru muncul ini biasanya merupakan mutan dari virus yang kurang berbahaya yang telah beredar sebelumnya baik pada manusia maupun pada hewan lain 90 Koronavirus merupakan kelompok virus yang telah beberapa kali memunculkan penyakit infeksi baru Sindrom pernapasan akut berat SARS dan sindrom pernapasan Timur Tengah MERS yang masing masing muncul pada tahun 2002 dan 2012 diakibatkan oleh koronavirus tipe baru Koronavirus lain diketahui mengakibatkan infeksi ringan pada manusia 91 sehingga virulensi dan penyebaran SARS yang cepat yang pada Juli 2003 telah mengakibatkan sekitar 8 000 kasus dan 800 kematian tidak terduga dan sebagian besar negara tidak siap 92 Koronavirus baru juga muncul di Wuhan Tiongkok pada November 2019 dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia Virus yang baru muncul ini kemudian diberi nama koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 SARS CoV 2 Virus ini memiliki tingkat kemiripan tinggi dengan koronavirus pada kelelawar dan tenggiling 93 94 95 sehingga timbul dugaan bahwa SARS CoV 2 berasal dari hewan hewan tersebut Infeksi virus ini mengakibatkan penyakit koronavirus 2019 COVID 19 yang memiliki tingkat keparahan bervariasi mulai dari ringan hingga mematikan 96 dan mengakibatkan pandemi pada tahun 2020 97 98 99 Akibat pandemi ini berbagai negara mengambil kebijakan yang mengubah keseharian hidup penduduknya seperti karantina wilayah 100 perintah untuk tinggal di rumah dan pembatasan perjalanan internasional 101 Pada tumbuhan Artikel utama Fitopatologi nbsp Capsicum yang terinfeksi Pepper mild mottle virusAda banyak jenis virus tumbuhan tetapi sering kali mereka hanya mengakibatkan penurunan hasil produksi dan secara ekonomis tidak efisien untuk melakukan pengendaliannya Virus tumbuhan sering menyebar dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain oleh organisme yang disebut vektor Vektor biasanya berupa serangga tetapi beberapa jamur cacing nematoda dan organisme bersel tunggal juga terbukti berperan sebagai vektor Pengendalian infeksi virus tumbuhan misalnya dengan membunuh vektor dan menghilangkan inang alternatif seperti gulma akan dilakukan jika upaya tersebut membawa keuntungan ekonomis contohnya pada perkebunan buah buahan menahun 102 Virus tumbuhan tidak berbahaya bagi manusia dan hewan lain karena mereka hanya dapat bereproduksi dalam sel tumbuhan hidup 103 Bakteriofag Artikel utama Bakteriofag nbsp Struktur umum bakteriofag Bakteriofag adalah virus yang menginfeksi bakteri dan arkea Komite Internasional Taksonomi Virus ICTV secara resmi mengakui 28 genus bakteriofag yang ditempatkan dalam 11 keluarga virus 104 Bakteriofag berperan penting dalam ekosistem laut ketika bakteri yang terinfeksi meledak senyawa karbon dilepaskan kembali ke lingkungan dan senyawa tersebut kemudian merangsang pertumbuhan organik segar Bakteriofag berguna dalam penelitian ilmiah karena mereka tidak berbahaya bagi manusia dan dapat dipelajari dengan mudah Di sisi lain bakteriofag dapat menjadi sumber masalah pada industri makanan dan obat obatan yang melibatkan fermentasi dan bergantung pada bakteri bermanfaat Beberapa infeksi bakteri menjadi sulit dikendalikan dengan antibiotik sehingga ada kecenderungan untuk memanfaatkan bakteriofag sebagai terapi infeksi bakterial pada manusia 105 Imunitas Lihat pula Sistem imun Imunitas bawaan pada hewan Artikel utama Sistem imun bawaan Hewan termasuk manusia memiliki banyak pertahanan alami melawan virus Sebagian pertahanan ini bersifat umum dan melindungi dari banyak virus tanpa tergantung jenisnya Sistem imun bawaan ini tidak bertambah kuat jika infeksi berulang dan tidak memiliki memori akan infeksi sebelumnya Contohnya adalah kulit hewan terutama permukaan luarnya yang memiliki lapisan sel sel mati yang mencegah masuknya virus ke tubuh inang Contoh lain adalah keasaman isi lambung yang dapat menghancurkan virus virus yang tertelan Saat virus berhasil melewati rintangan rintangan ini dan berhasil masuk tubuh inang pertahanan bawaan lainnya mencegah penyebaran infeksi di dalam tubuh Hormon yang bernama interferon diproduksi tubuh ketika virus masuk dan mencegah virus memperbanyak diri dengan cara membunuh sel sel yang terinfeksi beserta sel sel terdekatnya Di dalam sel ada enzim enzim yang berfungsi merusak RNA virus disebut enzim interferensi RNA Beberapa sel darah memakan dan menghancurkan sel sel yang terinfeksi virus 106 Imunitas adaptif pada hewan Artikel utama Sistem imun adaptif nbsp Dua partikel rotavirus dalam gambar kanan virus telah dilapisi antibodi yang mencegah virus tersebut melekat dan menginfeksi selPertahanan yang bersifat spesifik terhadap virus tertentu berkembang dari waktu ke waktu Sel sel darah putih jenis limfosit menjadi komponen penting dengan menyimpan memori infeksi virus dan membuat molekul molekul khusus yang disebut antibodi Molekul molekul antibodi menempel pada virus dan mencegahnya menginfeksi sel Antibodi bersifat selektif dan masing masing hanya menyerang satu jenis virus Tubuh hewan dan manusia membuat berbagai antibodi terutama saat awal infeksi Setelah infeksi virus mereda sebagian antibodi tetap bertahan dan terus dibuat sehingga biasanya memberi ketahanan seumur hidup untuk virus jenis tersebut 107 Pertahanan tumbuhan Tumbuhan juga memiliki mekanisme pertahanan melawan virus Salah satu pertahanan terkuat adalah adanya gen pertahanan gen R resistance Setiap gen R memberikan pertahanan melawan virus tertentu dengan memicu kematian sel terlokalisasi di sekitar sel sel yang terinfeksi Area terlokalisasi ini sering dapat dilihat mata sebagai bintik bintik besar Hal ini mencegah penyebaran infeksi 108 Tumbuhan juga memiliki enzim interferensi RNA 109 dan menghasilkan disinfektan alami yang menghancurkan virus seperti asam salisilat nitrogen monoksida dan spesi oksigen reaktif 110 Pertahanan terhadap bakteriofag Bakteri dan arkea memiliki alat pertahanan untuk melindungi sel mereka dari serangan bakteriofag Sistem imun bakteri baik imunitas bawaan maupun adaptif telah berkali kali mengalami evolusi untuk mengatasi serangan ini 111 Pertahanan dilakukan oleh segmen DNA bakteri dan arkea yang disebut CRISPR yang mendeteksi DNA bakteriofag serta protein terasosiasi CRISPR Cas seperti Cas9 yang memotong DNA bakteriofag 112 Selain sistem CRISPR Cas pemotongan DNA virus juga dilakukan oleh enzim restriksi 113 Sebagai respons terhadap sistem pertahanan ini virus juga mengembangkan protein yang disebut anti CRISPR untuk melindungi DNA mereka dari pemotongan Persaingan antara virus dan bakteri arkea untuk memenangkan kompetisi ini dapat diibaratkan sebagai perlombaan senjata 111 Pencegahan dan pengobatan Vaksinasi Artikel utama Vaksinasi Vaksin bekerja dengan cara meniru infeksi alami dalam memicu respons sistem imun adaptif tetapi tidak mengakibatkan penyakit Vaksin dapat dibuat dari virus yang telah dilemahkan atau virus yang telah dinonaktifkan Penggunaan vaksinasi telah berhasil memusnahkan penyakit variola dari muka bumi serta mengurangi penyakit dan kematian akibat infeksi virus lain seperti polio campak beguk dan rubela 114 Vaksin telah tersedia untuk mencegah lebih dari 14 jenis infeksi virus pada manusia 115 dan vaksin lain telah dibuat untuk mencegah infeksi virus pada hewan 116 Virus virus yang bermutasi dengan cepat contohnya virus influenza membutuhkan vaksin baru untuk setiap galur yang baru terbentuk Organisasi Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan pemberian vaksin influenza setiap tahun bagi orang orang yang berisiko tinggi menderita penyakit ini 117 Sementara itu vaksin yang berisi virus yang dilemahkan bisa berbahaya untuk orang orang dengan sistem imun yang lemah karena malah bisa menyebabkan penyakit yang ingin dicegah 118 Teknik teknik bioteknologi dan rekayasa genetika digunakan untuk menghasilkan vaksin yang hanya memiliki protein kapsid dari virus sehingga lebih aman karena tidak mungkin menyebabkan munculnya penyakit Vaksin hepatitis B adalah salah satu contoh vaksin jenis ini 119 120 Obat antivirus Artikel utama Obat antivirus nbsp Struktur basa DNA guanosina atas dan obat antivirus asiklovir bawah yang berfungsi dengan cara menjadi tiruan palsu dari guanosina Obat obatan antivirus berfungsi dengan mengganggu proses yang diperlukan untuk penggandaan virus dan idealnya tidak menimbulkan efek negatif terhadap organisme inang Obat seperti ini sangat sulit dicari karena penggandaan virus sangat mengandalkan fungsi normal sel inangnya dan fungsi fungsi tersebut tidak dapat dihentikan tanpa dampak negatif untuk sel inang 121 Obat antivirus pertama ditemukan pada 1962 122 dan pengembangan golongan obat ini mulai meningkat dengan cepat sejak pertengahan 1980 an setelah terjadi pandemi AIDS Obat obatan ini sering menggunakan sifat analog nukleosida yang bertindak sebagai tiruan palsu dari nukleosida molekul pembentuk DNA Saat proses penggandaan DNA virus dimulai sebagian bahan bahan palsu ini ikut terpakai Hal ini menggagalkan penggandaan karena obat tersebut dirancang untuk tidak memiliki sifat sifat yang diperlukan dalam pembentukan rantai DNA Saat produksi DNA berhenti virus tidak lagi dapat memperbanyak diri 123 Contoh jenis obat seperti ini adalah asiklovir obat virus herpes salah satu obat antivirus paling awal dan paling banyak digunakan dalam resep 124 Contoh lain golongan obat ini adalah lamivudin obat HIV dan hepatitis B 124 dan ribavirin obat hepatitis C 125 Obat hepatitis B dan C tersebut menghentikan penggandaan virus dan interferon membunuh sel sel terinfeksi yang masih tersisa 126 Selain itu terdapat obat antivirus yang mengganggu tahap lain dalam siklus virus Misalnya HIV bergantung pada enzim HIV 1 protease untuk menjadi infeksius Jenis obat yang disebut inhibitor protease bekerja dengan cara berikatan dengan enzim ini untuk menghentikan fungsinya 127 Infeksi HIV biasanya diobati dengan kombinasi berbagai obat antivirus yang masing masing mengganggu tahap tahap yang berbeda dalam siklus virus Ada obat yang mencegah adsorpsi melengketnya virus ke sel ada obat analog nukleosida yang mencegah replikasi penggandaan dan ada obat yang menghentikan kerja enzim yang dibutuhkan dalam replikasi Kesuksesan obat obatan ini merupakan hasil dari pengetahuan tentang cara virus memperbanyak diri 128 Satu obat antivirus tidak mampu sepenuhnya mengendalikan suatu infeksi virus karena virus selalu bermutasi sehingga akan muncul variasi yang tahan terhadap obat yang telah ada Selain itu sebagian infeksi virus membutuhkan pengobatan bertahun tahun 129 Ilmuwan terus meneliti dan mengembangkan obat obatan antivirus baru untuk mengatasi ketahanan virus serta untuk menangani virus virus baru virus virus yang belum ada obatnya dan kemungkinan pandemi global 130 Asal usulArtikel utama Paleovirologi Virus selalu berdampingan dengan organisme dan mungkin telah ada sejak sel hidup pertama kali berevolusi Virus tidak meninggalkan fosil sehingga asal muasal virus hanya bisa dihipotesiskan dengan cara cara seperti teknik teknik biologi molekuler Teknik teknik ini mengandalkan keberadaan DNA atau RNA virus yang terdahulu Akan tetapi sebagian besar virus yang diawetkan dan disimpan di laboratorium berusia kurang dari 90 tahun 131 132 Metode metode biologi molekuler hanya berhasil melacak nenek moyang virus yang berevolusi pada abad ke 20 133 Golongan virus baru berkali kali muncul dalam berbagai tahap evolusi makhluk hidup 134 Ada tiga hipotesis utama tentang asal usul virus hipotesis regresi hipotesis keluar dari sel dan hipotesis koevolusi 134 135 Hipotesis regresi Menurut hipotesis ini virus bisa jadi dulunya adalah sel sel kecil yang menjadi parasit dalam sel yang lebih besar Kemudian parasit parasit ini kehilangan gen gen yang tidak lagi dibutuhkan setelah hidup sebagai parasit Dengan demikian sel sel tersebut mengalami regresi menjadi virus Hipotesis ini didukung oleh keberadaan bakteri seperti Rickettsia dan Chlamydia yang hanya mampu bereproduksi di dalam sel inang seperti halnya virus Menurut hipotesis regresi jika sel sel seperti ini bisa mengandalkan hidup sebagai parasit gen gen lain yang hanya diperlukan untuk hidup mandiri dapat hilang 136 Hipotesis keluar dari sel Menurut hipotesis ini virus berevolusi dari potongan DNA atau RNA yang keluar dari gen gen organisme yang lebih besar DNA yang keluar ini dapat berasal dari plasmid potongan potongan DNA yang dapat berpindah dari satu sel ke sel lain dan juga dari bakteri 137 Hipotesis koevolusi Menurut hipotesis ini virus tidak berasal dari sel dan berevolusi dari molekul molekul kompleks protein dan DNA pada saat yang sama dengan munculnya sel di bumi dan selama bertahun tahun selalu bergantung kepada sel hidup 138 Viroid adalah molekul RNA yang tidak digolongkan sebagai virus karena mereka tidak memiliki lapisan protein Viroid sering disebut agen subviral 139 Sementara itu virofag bergantung pada virus raksasa dalam menginfeksi sel inang misalnya virofag Sputnik bergantung pada Mimivirus yang menginfeksi protozoa Acanthamoeba castellanii 140 Virus virus yang bergantung pada keberadaan spesies virus lain di dalam sel inang disebut satelit dan dapat menjadi perantara evolusi antara viroid dan virus 141 142 Ketiga hipotesis ini memiliki kelemahan Hipotesis regresi tidak dapat menjelaskan mengapa sel sel parasit terkecil yang ditemukan pun tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan virus Hipotesis keluar dari sel tidak dapat menjelaskan struktur struktur yang hanya ada pada virus dan tidak pada sel Hipotesis koevolusi tidak dapat menjelaskan bagaimana virus yang terbentuk pertama kali dapat bertahan dan memperbanyak diri tanpa keberadaan sel 138 143 Peranan dalam ekosistem lautVirus merupakan entitas biologis yang paling melimpah di lingkungan perairan 17 Satu sendok teh air laut mengandung sekitar sepuluh juta virus 144 dan mereka berperan penting dalam pengaturan ekosistem air asin dan air tawar 145 Sebagian besar virus dalam perairan tersebut merupakan bakteriofag 146 yang tidak berbahaya bagi tumbuhan dan hewan Mereka menginfeksi dan menghancurkan bakteri pada komunitas mikrob akuatik dan hal ini merupakan mekanisme daur ulang karbon yang paling penting dalam ekosistem laut Molekul organik yang dilepaskan dari sel bakteri oleh virus merangsang pertumbuhan bakteri dan alga segar 147 Mikroorganisme mencakup lebih dari 90 biomassa di laut Virus diperkirakan membunuh sekitar 20 dari biomassa ini setiap hari Jumlah virus di lautan 10 15 kali lebih banyak dibandingkan bakteri dan arkea 148 Virus virus ini terutama bertanggung jawab atas pengurangan populasi alga dengan cepat sehingga mencegah ledakan populasi alga 149 yang sering kali membunuh kehidupan laut lainnya 150 Peran virus di lautan sangat besar dengan meningkatkan jumlah respirasi di lautan virus secara tidak langsung berperan untuk mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer sekitar 3 gigaton karbon per tahun 151 Jumlah virus di lautan semakin berkurang di area pantai dan laut dalam karena jumlah organisme inang lebih sedikit di area area tersebut 151 Mamalia laut juga rentan terhadap infeksi virus Pada tahun 1988 dan 2002 ribuan anjing laut di Eropa mati akibat infeksi Phocine morbillivirus 152 Banyak virus lain termasuk calicivirus herpesvirus adenovirus dan parvovirus beredar pada populasi mamalia laut 151 Lihat pula nbsp Portal Virus nbsp Portal KedokteranRujukanCatatan kaki a b Virus Taxonomy 2019 Release International Committee on Taxonomy of Viruses Juli 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 20 Diakses tanggal 27 Oktober 2020 Shors 2017 hlm 6 Collier dkk 1998 hlm 3 Shors 2017 hlm 827 D herelle F 2007 On an invisible microbe antagonistic toward dysenteric bacilli brief note by Mr F D Herelle presented by Mr Roux 1917 Research in Microbiology 158 7 553 54 doi 10 1016 j resmic 2007 07 005 PMID 17855060 From Nobel Lectures Physics 1981 1990 1993 Editor in Charge Tore Frangsmyr Editor Gosta Ekspang World Scientific Publishing Co Singapore Stanley WM Loring HS 1936 The isolation of crystalline tobacco mosaic virus protein from diseased tomato plants Science 83 2143 85 Bibcode 1936Sci 83 85S doi 10 1126 science 83 2143 85 PMID 17756690 Stanley WM Lauffer MA 1939 Disintegration of tobacco mosaic virus in urea solutions Science 89 2311 345 47 Bibcode 1939Sci 89 345S doi 10 1126 science 89 2311 345 PMID 17788438 Goodpasture EW Woodruff AM Buddingh GJ Oktober 1931 The Cultivation Of Vaccine and other Viruses In The Chorioallantoic Membrane of Chick Embryos Science 74 1919 371 72 Bibcode 1931Sci 74 371G doi 10 1126 science 74 1919 371 PMID 17810781 Rosen FS Oktober 2004 Isolation of poliovirus John Enders and the Nobel Prize N Engl J Med 351 15 1481 83 doi 10 1056 NEJMp048202 PMID 15470207 Koonin E V Starokadomskyy P 7 Maret 2016 Are viruses alive The replicator paradigm sheds decisive light on an old but misguided question Stud Hist Philos Biol Biomed Sci 59 125 34 doi 10 1016 j shpsc 2016 02 016 PMC 5406846 nbsp PMID 26965225 Rybicki EP 1990 The classification of organisms at the edge of life or problems with virus systematics South African Journal of Science 86 182 86 Holmes EC October 2007 Viral evolution in the genomic age PLOS Biology 5 10 e278 doi 10 1371 journal pbio 0050278 PMC 1994994 nbsp PMID 17914905 Wimmer E Mueller S Tumpey TM Taubenberger JK December 2009 Synthetic viruses a new opportunity to understand and prevent viral disease Nature Biotechnology 27 12 1163 72 doi 10 1038 nbt 1593 PMC 2819212 nbsp PMID 20010599 Horn M 2008 Chlamydiae as symbionts in eukaryotes Annual Review of Microbiology 62 113 31 doi 10 1146 annurev micro 62 081307 162818 PMID 18473699 Ammerman NC Beier Sexton M Azad AF November 2008 Laboratory maintenance of Rickettsia rickettsii Current Protocols in Microbiology Chapter 3 1 Unit 3A 5 doi 10 1002 9780471729259 mc03a05s11 ISBN 978 0471729259 PMC 2725428 nbsp PMID 19016440 a b Koonin EV Senkevich TG Dolja VV September 2006 The ancient Virus World and evolution of cells Biology Direct 1 1 29 doi 10 1186 1745 6150 1 29 PMC 1594570 nbsp PMID 16984643 a b Collier dkk 1998 hlm 33 55 Rotter ML Agustus 2001 Arguments for alcoholic hand disinfection The Journal of Hospital Infection 48 Suppl A S4 8 doi 10 1016 s0195 6701 01 90004 0 PMID 11759024 Abergel C Legendre M Claverie JM November 2015 The rapidly expanding universe of giant viruses Mimivirus Pandoravirus Pithovirus and Mollivirus FEMS Microbiol Rev 39 6 779 96 doi 10 1093 femsre fuv037 PMID 26391910 Philippe N Legendre M Doutre G Coute Y Poirot O Lescot M Arslan D Seltzer V Bertaux L Bruley C Garin J Claverie JM Abergel C Juli 2013 Pandoraviruses amoeba viruses with genomes up to 2 5 Mb reaching that of parasitic eukaryotes PDF Science 341 6143 281 86 Bibcode 2013Sci 341 281P doi 10 1126 science 1239181 PMID 23869018 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2020 04 02 Diakses tanggal 2020 03 27 Zimmer C 18 Juli 2013 Changing View on Viruses Not So Small After All New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 12 20 Diakses tanggal 20 Desember 2014 Shors 2017 hlm 81 International Human Genome Sequencing Consortium 2004 Finishing the euchromatic sequence of the human genome Nature 431 7011 931 45 Bibcode 2004Natur 431 931H doi 10 1038 nature03001 PMID 15496913 a b c Shors 2017 hlm 129 Shors 2017 hlm 129 131 Shors 2017 hlm 652 Shors 2017 hlm 654 Shors 2017 hlm 113 Shors 2017 hlm 104 a b de Klerk E t Hoen PA Maret 2015 Alternative mRNA transcription processing and translation insights from RNA sequencing Trends in Genetics TIG 31 3 128 39 doi 10 1016 j tig 2015 01 001 PMID 25648499 Collier dkk 1998 hlm 75 82 Shors 2017 hlm 698 WHO 2004 hlm 154 WHO 2004 hlm 166 a b c WHO 2004 hlm 168 Groner Albrecht Broumis Connie Fang Randel Nowak Thomas Popp Birgit Schafer Wolfram Roth Nathan J Januari 2018 Effective inactivation of a wide range of viruses by pasteurization VIRUS INACTIVATION BY PASTEURIZATION Transfusion dalam bahasa Inggris 58 1 41 51 doi 10 1111 trf 14390 WHO 2004 hlm 204 208 Moore Mark A Agustus 2012 Inactivation of enveloped and non enveloped viruses on seeded human tissues by gamma irradiation Cell and Tissue Banking dalam bahasa Inggris 13 3 401 407 doi 10 1007 s10561 011 9266 0 ISSN 1389 9333 PMC 3432196 nbsp PMID 21809182 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 07 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Lee C A Kessler C M Varon D Martinowitz U Heim M Miekka S I Busby T F Reid B Pollock R Juli 1998 New methods for inactivation of lipid enveloped and nonenveloped viruses Haemophilia dalam bahasa Inggris 4 4 402 408 doi 10 1046 j 1365 2516 1998 440402 x Blazquez Elena Rodriguez Carmen Rodenas Jesus Navarro Nuria Riquelme Cristina Rosell Rosa Campbell Joy Crenshaw Joe Segales Joaquim 21 Februari 2019 Heldt Caryn L ed Evaluation of the effectiveness of the SurePure Turbulator ultraviolet C irradiation equipment on inactivation of different enveloped and non enveloped viruses inoculated in commercially collected liquid animal plasma PLOS ONE dalam bahasa Inggris 14 2 e0212332 doi 10 1371 journal pone 0212332 ISSN 1932 6203 PMC 6383881 nbsp PMID 30789926 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 07 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Shors 2017 hlm 6 13 Shors 2017 hlm 124 125 Shors 2017 hlm 125 Shors 2017 hlm 127 Shors 2017 hlm 137 Shors 2017 hlm 141 De Paepe Marianne Leclerc Marion Tinsley Colin R Petit Marie Agnes 28 Maret 2014 Bacteriophages an underestimated role in human and animal health Frontiers in Cellular and Infection Microbiology 4 doi 10 3389 fcimb 2014 00039 ISSN 2235 2988 PMC 3975094 nbsp PMID 24734220 Smith Kenneth Manley Ritchie Donald Andrew 1980 Introduction to virology London Chapman and Hall hlm 131 ISBN 0 412 21960 3 OCLC 5336780 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 04 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Collier dkk 1998 hlm 115 146 Collier dkk 1998 hlm 115 Okamoto T Suzuki T Kusakabe S Tokunaga M Hirano J Miyata Y Matsuura Y 2017 Regulation of Apoptosis during Flavivirus Infection Viruses 9 9 243 doi 10 3390 v9090243 PMC 5618009 nbsp PMID 28846635 Alwine JC 2008 Modulation of host cell stress responses by human cytomegalovirus Curr Top Microbiol Immunol Current Topics in Microbiology and Immunology 325 hlm 263 79 doi 10 1007 978 3 540 77349 8 15 ISBN 978 3 540 77348 1 PMID 18637511 Sinclair J Maret 2008 Human cytomegalovirus Latency and reactivation in the myeloid lineage J Clin Virol 41 3 180 85 doi 10 1016 j jcv 2007 11 014 PMID 18164651 Jordan MC Jordan GW Stevens JG Miller G Juni 1984 Latent herpesviruses of humans Ann Intern Med 100 6 866 80 doi 10 7326 0003 4819 100 6 866 PMID 6326635 Sissons JG Bain M Wills MR Februari 2002 Latency and reactivation of human cytomegalovirus PDF J Infect 44 2 73 77 doi 10 1053 jinf 2001 0948 PMID 12076064 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019 02 22 Diakses tanggal 2020 03 29 Graham SV 2017 The human papillomavirus replication cycle and its links to cancer progression a comprehensive review Clinical Science 131 17 2201 21 doi 10 1042 CS20160786 PMID 28798073 Barozzi P Potenza L Riva G Vallerini D Quadrelli C Bosco R Forghieri F Torelli G Luppi M Desember 2007 B cells and herpesviruses a model of lymphoproliferation Autoimmun Rev 7 2 132 36 doi 10 1016 j autrev 2007 02 018 PMID 18035323 Roulston A Marcellus RC Branton PE 1999 Viruses and apoptosis Annu Rev Microbiol 53 577 628 doi 10 1146 annurev micro 53 1 577 PMID 10547702 Dietzgen Ralf Mann Krin Johnson Karyn 9 November 2016 Plant Virus Insect Vector Interactions Current and Potential Future Research Directions Viruses dalam bahasa Inggris 8 11 303 doi 10 3390 v8110303 ISSN 1999 4915 PMC 5127017 nbsp PMID 27834855 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 19 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Herpes simplex virus WHO dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 11 Diakses tanggal 8 April 2020 Shaw G M Hunter E 1 November 2012 HIV Transmission Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine dalam bahasa Inggris 2 11 a006965 a006965 doi 10 1101 cshperspect a006965 ISSN 2157 1422 PMC 3543106 nbsp PMID 23043157 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Gaythorpe K A M Trotter C L Lopman B Steele M Conlan A J K Januari 2018 Norovirus transmission dynamics a modelling review Epidemiology and Infection dalam bahasa Inggris 146 2 147 158 doi 10 1017 S0950268817002692 ISSN 0950 2688 PMC 5851036 nbsp PMID 29268812 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Crawford Sue E Ramani Sasirekha Tate Jacqueline E Parashar Umesh D Svensson Lennart Hagbom Marie Franco Manuel A Greenberg Harry B O Ryan Miguel Desember 2017 Rotavirus infection Nature Reviews Disease Primers dalam bahasa Inggris 3 1 17083 doi 10 1038 nrdp 2017 83 ISSN 2056 676X PMC 5858916 nbsp PMID 29119972 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 07 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Neumann Gabriele Kawaoka Yoshihiro Mei 2015 Transmission of influenza A viruses Virology dalam bahasa Inggris 479 480 234 246 doi 10 1016 j virol 2015 03 009 PMC 4424116 nbsp PMID 25812763 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 19 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Burke Crystal W Bridges Olga Brown Sherri Rahija Richard Russell Charles J 21 November 2013 Subbarao Kanta ed Mode of Parainfluenza Virus Transmission Determines the Dynamics of Primary Infection and Protection from Reinfection PLoS Pathogens dalam bahasa Inggris 9 11 e1003786 doi 10 1371 journal ppat 1003786 ISSN 1553 7374 PMC 3836739 nbsp PMID 24278024 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Singhal Tanu April 2020 A Review of Coronavirus Disease 2019 COVID 19 The Indian Journal of Pediatrics dalam bahasa Inggris 87 4 281 286 doi 10 1007 s12098 020 03263 6 ISSN 0019 5456 PMC 7090728 nbsp PMID 32166607 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Marques Toledo Cecilia A Bendati Maria Mercedes Codeco Claudia T Teixeira Mauro M Desember 2019 Probability of dengue transmission and propagation in a non endemic temperate area conceptual model and decision risk levels for early alert prevention and control Parasites amp Vectors dalam bahasa Inggris 12 1 38 doi 10 1186 s13071 018 3280 z ISSN 1756 3305 PMC 6335707 nbsp PMID 30651125 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 19 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Britt William 3 Agustus 2018 Maternal Immunity and the Natural History of Congenital Human Cytomegalovirus Infection Viruses dalam bahasa Inggris 10 8 405 doi 10 3390 v10080405 ISSN 1999 4915 PMC 6116058 nbsp PMID 30081449 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 16 Diakses tanggal 2020 04 08 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Warren Cody J Sawyer Sara L 19 April 2019 How host genetics dictates successful viral zoonosis PLOS Biology dalam bahasa Inggris 17 4 e3000217 doi 10 1371 journal pbio 3000217 ISSN 1545 7885 PMC 6474636 nbsp PMID 31002666 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 03 Zoonosis WHO Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 01 03 Diakses tanggal 5 April 2020 Rabies Key Facts Organisasi Kesehatan Dunia WHO 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2019 Shors 2017 hlm 32 Shors 2017 hlm 271 Berngruber TW Froissart R Choisy M Gandon S 2013 Evolution of Virulence in Emerging Epidemics PLOS Pathogens 9 3 e1003209 3 e1003209 doi 10 1371 journal ppat 1003209 PMC 3597519 nbsp PMID 23516359 Shors 2017 hlm 464 Tanaka J Akita T Ko K Miura Y Satake M September 2019 Countermeasures against viral hepatitis B and C in Japan An epidemiological point of view Hepatology Research The Official Journal of the Japan Society of Hepatology 49 9 990 1002 doi 10 1111 hepr 13417 PMC 6852166 nbsp PMID 31364248 Lai CC Liu YH Wang CY Wang YH Hsueh SC Yen MY Ko WC Hsueh PR Maret 2020 Asymptomatic carrier state acute respiratory disease and pneumonia due to severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 SARS CoV 2 Facts and myths Journal of Microbiology Immunology and Infection Wei Mian Yu Gan Ran Za Zhi doi 10 1016 j jmii 2020 02 012 PMID 32173241 Collier dkk 1998 hlm 766 Strand LK Juli 2018 The Terrible Summer of 1952 When Polio Struck Our Family Seminars in Pediatric Neurology 26 39 44 doi 10 1016 j spen 2017 04 001 PMID 29961515 Moorthy M Castronovo D Abraham A Bhattacharyya S Gradus S Gorski J Naumov YN Fefferman NH Naumova EN Oktober 2012 Deviations in influenza seasonality odd coincidence or obscure consequence Clinical Microbiology and Infection The Official Publication of the European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases 18 10 955 62 doi 10 1111 j 1469 0691 2012 03959 x PMC 3442949 nbsp PMID 22958213 Barril PA Fumian TM Prez VE Gil PI Martinez LC Giordano MO Masachessi G Isa MB Ferreyra LJ Re VE Miagostovich M Pavan JV Nates SV April 2015 Rotavirus seasonality in urban sewage from Argentina effect of meteorological variables on the viral load and the genetic diversity Environmental Research 138 409 15 Bibcode 2015ER 138 409B doi 10 1016 j envres 2015 03 004 PMID 25777068 Durrheim DN Crowcroft NS Strebel PM Desember 2014 Measles The epidemiology of elimination Vaccine 32 51 6880 83 doi 10 1016 j vaccine 2014 10 061 PMID 25444814 Mbanzulu KM Mboera LE Luzolo FK Wumba R Misinzo G Kimera SI Februari 2020 Mosquito borne viral diseases in the Democratic Republic of the Congo a review Parasites amp Vectors 13 1 103 doi 10 1186 s13071 020 3985 7 PMC 7045448 nbsp PMID 32103776 Morse Stephen S 1995 Factors in the Emergence of Infectious Diseases Emerging Infectious Diseases 1 1 7 15 doi 10 3201 eid0101 950102 ISSN 1080 6040 PMC 2626828 nbsp PMID 8903148 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 04 Institute of Medicine US Forum on Emerging Infections 2001 Davis Jonathan R Lederberg Joshua ed Emerging Infectious Diseases from the Global to the Local Perspective A Summary of a Workshop of the Forum on Emerging Infections Washington D C National Academy Press doi 10 17226 10084 ISBN 0 309 56482 4 OCLC 49549298 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 05 24 Diakses tanggal 2020 04 09 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Eisinger RW Fauci AS Maret 2018 Ending the HIV AIDS Pandemic1 Emerging Infectious Diseases 24 3 413 16 doi 10 3201 eid2403 171797 PMC 5823353 nbsp PMID 29460740 Nishiyama Y Matsukuma S Matsumura T Kanatani Y Saito T April 2015 Preparedness for a smallpox pandemic in Japan public health perspectives Disaster Medicine and Public Health Preparedness 9 2 220 23 doi 10 1017 dmp 2014 157 PMID 26060873 Houghton F 2019 Geography global pandemics amp air travel Faster fuller further amp more frequent Journal of Infection and Public Health 12 3 448 49 doi 10 1016 j jiph 2019 02 020 PMID 30878442 Geisbert Tom ed Emerging viruses Virology Journal ISSN 1743 422X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 03 Diakses tanggal 20 April 2020 Weiss SR Leibowitz JL 2011 Coronavirus pathogenesis Advances in Virus Research 81 hlm 85 164 doi 10 1016 B978 0 12 385885 6 00009 2 ISBN 978 0 12 385885 6 PMID 22094080 Wong AT Chen H Liu SH Hsu EK Luk KS Lai CK Chan RF Tsang OT Choi KW Kwan YW Tong AY Cheng VC Tsang DC Mei 2017 From SARS to Avian Influenza Preparedness in Hong Kong Clinical Infectious Diseases An Official Publication of the Infectious Diseases Society of America 64 suppl 2 S98 S104 doi 10 1093 cid cix123 PMID 28475794 Zhou Peng Yang Xing Lou Wang Xian Guang Hu Ben Zhang Lei Zhang Wei Si Hao Rui Zhu Yan Li Bei Maret 2020 A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin Nature dalam bahasa Inggris 579 7798 270 273 doi 10 1038 s41586 020 2012 7 ISSN 0028 0836 PMC 7095418 nbsp PMID 32015507 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 03 Diakses tanggal 2020 04 04 Cyranoski David 7 Februari 2020 Did pangolins spread the China coronavirus to people Nature dalam bahasa Inggris d41586 020 00364 2 doi 10 1038 d41586 020 00364 2 ISSN 0028 0836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 04 Diakses tanggal 2020 04 04 Zhang Tao Wu Qunfu Zhang Zhigang Maret 2020 Probable Pangolin Origin of SARS CoV 2 Associated with the COVID 19 Outbreak Current Biology dalam bahasa Inggris S0960982220303602 doi 10 1016 j cub 2020 03 022 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 04 07 Diakses tanggal 2020 04 04 Report of the WHO China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 COVID 19 PDF Laporan World Health Organization WHO 16 24 Februari 2020 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2020 02 29 Diakses tanggal 21 Maret 2020 Pemeliharaan CS1 Format tanggal link Ashour HM Elkhatib WF Rahman MM Elshabrawy HA Maret 2020 Insights into the Recent 2019 Novel Coronavirus SARS CoV 2 in Light of Past Human Coronavirus Outbreaks Pathogens Basel Switzerland 9 3 186 doi 10 3390 pathogens9030186 PMID 32143502 Deng SQ Peng HJ Februari 2020 Characteristics of and Public Health Responses to the Coronavirus Disease 2019 Outbreak in China Journal of Clinical Medicine 9 2 575 doi 10 3390 jcm9020575 PMC 7074453 nbsp PMID 32093211 Han Q Lin Q Jin S You L Februari 2020 Coronavirus 2019 nCoV A brief perspective from the front line The Journal of Infection 80 4 373 77 doi 10 1016 j jinf 2020 02 010 PMID 32109444 A third of the global population is on coronavirus lockdown here s our constantly updated list of countries and restrictions Business Insider 28 Maret 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 05 19 Diakses tanggal 2020 04 05 Coronavirus Travel Restrictions Across the Globe The New York Times 1 April 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 12 Diakses tanggal 5 April 2020 Shors 2017 hlm 822 Shors 2017 hlm 802 803 Desk Encyclopedia of General Virology Boston Academic Press 2009 ISBN 978 0 12 375146 1 p 82 Shors 2017 hlm 803 Shors 2017 hlm 116 117 Shors 2017 hlm 225 233 Garcia Ruiz H 2018 Susceptibility Genes to Plant Viruses Viruses 10 9 484 doi 10 3390 v10090484 PMC 6164914 nbsp PMID 30201857 Shors 2017 hlm 812 Soosaar JL Burch Smith TM Dinesh Kumar SP 2005 Mechanisms of plant resistance to viruses Nature Reviews Microbiology 3 10 789 98 doi 10 1038 nrmicro1239 PMID 16132037 a b Hampton Hannah G Watson Bridget N J Fineran Peter C Januari 2020 The arms race between bacteria and their phage foes Nature dalam bahasa Inggris 577 7790 327 336 doi 10 1038 s41586 019 1894 8 ISSN 0028 0836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 04 05 Diakses tanggal 2020 04 05 Horvath Philippe Barrangou Rodolphe 8 Januari 2010 CRISPR Cas the Immune System of Bacteria and Archaea Science dalam bahasa Inggris 327 5962 167 170 doi 10 1126 science 1179555 ISSN 0036 8075 PMID 20056882 Stern Adi Sorek Rotem Januari 2011 The phage host arms race Shaping the evolution of microbes BioEssays dalam bahasa Inggris 33 1 43 51 doi 10 1002 bies 201000071 PMC 3274958 nbsp PMID 20979102 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Shors 2017 hlm 237 255 Small JC Ertl HC 2011 Viruses from pathogens to vaccine carriers Current Opinion in Virology 1 4 241 45 doi 10 1016 j coviro 2011 07 009 PMC 3190199 nbsp PMID 22003377 Burakova Y Madera R McVey S Schlup JR Shi J 2018 Adjuvants for Animal Vaccines Viral Immunology 31 1 11 22 doi 10 1089 vim 2017 0049 PMID 28618246 Influenza Seasonal WHO 6 November 2018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 10 25 Diakses tanggal 5 April 2020 Thomssen R 1975 Live attenuated versus killed virus vaccines Monographs in Allergy 9 155 76 PMID 1090805 Shors 2017 hlm 237 Shors 2017 hlm 238 Shors 2017 hlm 142 143 Shors 2017 hlm 143 Shors 2017 hlm 514 515 a b Shors 2017 hlm 514 Applegate TL Fajardo E Sacks JA Juni 2018 Hepatitis C Virus Diagnosis and the Holy Grail PDF Infectious Disease Clinics of North America 32 2 425 45 doi 10 1016 j idc 2018 02 010 PMID 29778264 pranala nonaktif permanen Paul N Han SH Juni 2011 Combination Therapy for Chronic Hepatitis B Current Indications Curr Hepat Rep 10 2 98 105 doi 10 1007 s11901 011 0095 1 PMC 3085106 nbsp PMID 21654909 Shors 2017 hlm 568 Shors 2017 hlm 463 Shors 2017 hlm 146 Shors 2017 hlm 148 Shors 2017 hlm 16 Collier dkk 1998 hlm 18 19 Liu Y Nickle DC Shriner D Jensen MA Learn GH Mittler JE Mullins JI November 2004 Molecular clock like evolution of human immunodeficiency virus type 1 Virology 329 1 101 08 doi 10 1016 j virol 2004 08 014 PMID 15476878 a b Krupovic M Dooja W Koonin EV 2019 Origin of viruses primordial replicators recruiting capsids from hosts Nature Reviews Microbiology 17 7 449 58 doi 10 1038 s41579 019 0205 6 PMID 31142823 Collier dkk 1998 hlm 11 21 Collier dkk 1998 hlm 11 Collier dkk 1998 hlm 11 12 a b Wessner D R 2010 The Origins of Viruses Nature Education 3 9 37 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 11 03 Diakses tanggal 2020 11 01 Dimmock dkk 2007 hlm 55 La Scola B Desnues C Pagnier I Robert C Barrassi L Fournous G et al September 2008 The virophage as a unique parasite of the giant mimivirus Nature 455 7209 100 4 Bibcode 2008Natur 455 100L doi 10 1038 nature07218 PMID 18690211 Collier dkk 1998 hlm 777 Dimmock dkk 2007 hlm 55 57 Nasir Arshan Kim Kyung Mo Caetano Anolles Gustavo September 2012 Viral evolution Primordial cellular origins and late adaptation to parasitism Mobile Genetic Elements 2 5 247 252 doi 10 4161 mge 22797 ISSN 2159 256X PMC 3575434 nbsp PMID 23550145 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 02 Diakses tanggal 2020 11 01 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Davila Ramos S Castelan Sanchez HG Martinez Avila L Sanchez Carbente MD Peralta R Hernandez Mendoza A Dobson AD Gonzalez RA Pastor N Batista Garcia RA 2019 A Review on Viral Metagenomics in Extreme Environments Frontiers in Microbiology 10 2403 doi 10 3389 fmicb 2019 02403 PMC 6842933 nbsp PMID 31749771 Shors 2017 hlm 5 Breitbart M Bonnain C Malki K Sawaya NA Juli 2018 Phage puppet masters of the marine microbial realm Nature Microbiology 3 7 754 66 doi 10 1038 s41564 018 0166 y PMID 29867096 Shors 2017 hlm 25 26 Schaechter Moselio ed 2009 Encyclopedia of microbiology edisi ke 3 Amsterdam Elsevier hlm 554 ISBN 978 0 12 373944 5 OCLC 399645273 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2020 04 05 Suttle CA September 2005 Viruses in the sea Nature 437 7057 356 61 Bibcode 2005Natur 437 356S doi 10 1038 nature04160 PMID 16163346 Harmful Algal Blooms Red Tide Home CDC HSB www cdc gov Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 27 Diakses tanggal 23 Agustus 2009 a b c Suttle CA Oktober 2007 Marine viruses major players in the global ecosystem Nat Rev Microbiol 5 10 801 12 doi 10 1038 nrmicro1750 PMID 17853907 Hall A Jepson P Goodman S Harkonen T 2006 Phocine distemper virus in the North and European Seas Data and models nature and nurture Biological Conservation 131 2 221 29 doi 10 1016 j biocon 2006 04 008 Daftar pustaka Collier Leslie Balows Albert Sussman Max ed 1998 Topley and Wilson s Microbiology and Microbial Infections edisi ke 9 London Arnold ISBN 0 340 61470 6 OCLC 38290809 Dimmock N J Easton A J Leppard K N 2007 Introduction to modern virology edisi ke 6 Malden MA Blackwell Publishing ISBN 1 4051 3645 6 OCLC 65207057 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 15 Diakses tanggal 2020 04 09 Organisasi Kesehatan Dunia 2004 Annex 4 Guidelines on Viral Inactivation and Removal Procedures Intended to Assure the Viral Safety of Human Blood Plasma Products PDF WHO Expert Commitee on Biological Standardization WHO Technical Report No 924 Fifty second report Jenewa Organisasi Kesehatan Dunia Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2017 06 23 Diakses tanggal 2020 04 03 Shors Teri 2017 Understanding Viruses edisi ke 3 Burlington Massachusetts Jones and Bartlett Learning ISBN 978 1 284 02592 7 OCLC 948427269 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pengantar tentang virus amp oldid 23177890