www.wikidata.id-id.nina.az
Jenderal TNI Tit Purn H Sri Sultan Hamengkubuwana IX Jawa ꦲꦩ ꦏ ꦨ ꦮꦤ ꧙ 12 April 1912 2 Oktober 1988 a lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun adalah Sultan Yogyakarta kesembilan dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia kedua yang menjabat pada tahun 1973 1978 Hamengkubuwana IX juga merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia Ingkang Sinuwun Sri SultanHamengkubuwana IXꦲꦩ ꦏ ꦨ ꦮꦤ ꧙ Sri Sultan Hamengkubuwana IXSultan Yogyakarta ke 9Mulai bertakhta 18 Maret 1940 2 Oktober 1988PendahuluHamengkubuwana VIIIPenggantiHamengkubuwana XWakil Presiden Indonesia ke 2Masa jabatan 23 Maret 1973 23 Maret 1978PresidenSoehartoPendahuluMohammad HattaPenggantiAdam MalikMenteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri Indonesia ke 1Masa jabatan 25 Juli 1966 29 Maret 1973PresidenSoehartoPendahuluTidak ada jabatan baruPenggantiWidjojo NitisastroWakil Perdana Menteri Indonesia ke 5Masa jabatan 6 September 1950 27 April 1951PresidenSoekarnoPerdana MenteriMohammad NatsirPendahuluAbdul HakimPenggantiSuwiryoMasa jabatan ad interim 18 Maret 1966 27 Maret 1966Menjabat bersama Johannes Leimena Adam Malik a i Idham Chalid Roeslan AbdulganiPerdana MenteriSoekarnoPendahuluSoebandrio Wakil Perdana Menteri I Masa jabatan 31 Maret 1966 25 Juli 1966Menjabat bersama Johannes Leimena Adam Malik Soeharto Idham ChalidPenggantiJabatan dihapuskanMenteri Negara Indonesia1948 1949Menteri Negara1948 19501952 1953Menteri Pertahanan1964 1966Menteri Ketua Badan Pemeriksa Keuangan1966Menteri PariwisataGubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke 1Masa jabatan 4 Maret 1950 2 Oktober 1988WakilPaku Alam VIIIPenggantiPaku Alam VIIIKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ke 1Masa jabatan 14 Agustus 1961 27 November 1974PendahuluTidak ada jabatan baruPenggantiM SarbiniKomite Olahraga Nasional Indonesia ke 1Masa jabatan 1967 1986PendahuluTidak ada jabatan baruPenggantiSurono ReksodimedjoInformasi pribadiLahirGusti Raden Mas Dorodjatun 1912 04 12 12 April 1912Ngasem Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Keresidenan Yogyakarta Hindia BelandaMeninggal2 Oktober 1988 1988 10 02 umur 76 a Washington D C Amerika SerikatPemakamanAstana Saptorenggo Imogiri YogyakartaWangsaMataramNama takhtaNgarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta HadiningratAyahSultan Hamengkubuwana VIIIIbuKanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara Raden Ajeng Kustilah AgamaIslamTanda tanganKarier militerDinas cabangTNI Angkatan DaratMasa dinas1945 1953PangkatJenderal TNI Tit 1 Pertempuran perangRevolusi Nasional IndonesiaAgresi Militer Belanda IISerangan Umum 1 Maret 1949Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil Daftar isi 1 Kehidupan awal dan pendidikan 1 1 Masa kecil 1 2 Pendidikan di Belanda 2 Menjadi Sultan Yogyakarta 2 1 Pulang ke Hindia Belanda 2 2 Kontrak politik 2 3 Penobatan 3 Perang Dunia II 3 1 Pendudukan Belanda 3 2 Pendudukan Jepang 4 Masa Revolusi Nasional 4 1 Bergabung dengan Indonesia 4 2 Awal masa Revolusi Nasional 4 3 Yogyakarta menjadi ibu kota negara 4 4 Awal karier di kabinet 4 5 Agresi Militer II 4 5 1 Pengepungan Yogyakarta 4 5 2 Serangan Umum 1 Maret 1949 4 6 Penyerahan kedaulatan Indonesia 5 Pasca Revolusi Nasional 6 Kepramukaan 7 Mangkat 7 1 Pemakaman 8 Peninggalan 8 1 Seni dan budaya 9 Kehidupan pribadi 9 1 Silsilah 10 Penghargaan 10 1 Gelar dan tanda kehormatan 10 2 Lambang kebesaran 11 Galeri 12 Lihat pula 13 Catatan kaki 14 Referensi 14 1 Daftar pustaka 15 Bacaan lanjutan 16 Pranala luarKehidupan awal dan pendidikan SuntingMasa kecil Sunting nbsp Potret kedua orang tua Dorodjatun dikelilingi oleh abdi dalem Lahir di Ngasem Sompilan Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun Hamengkubuwana IX merupakan anak kesembilan 2 Gusti Pangeran Puruboyo dari istri utamanya Raden Ajeng Kustilah 3 Pada tahun 1914 ketika Dorodjatun belum genap tiga tahun Gusti Pangeran Puruboyo diangkat menjadi Putra Mahkota Yogyakarta b Karena suaminya menjadi Putra Mahkota Raden Ajeng Kustilah mendapat gelar Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom pada tahun 1915 5 Meskipun demikian KRA Adipati Anom tidak sempat menjadi Ratu Yogyakarta Ia dipulangkan ke rumah ayahnya sekitar tahun 1918 1919 6 Monfries serta Roem dkk menuliskan bahwa penyebab pemulangan ini adalah retaknya hubungan antara KRA Adipati Anom dengan mertuanya 7 sementara Romo Tirun c mengatakan bahwa penyebabnya adalah KRA Adipati Anom merupakan keturunan Untung Suropati yang merupakan musuh Belanda sehingga kejadian ini bermaksud untuk melindungi KRA Adipati Anom 8 Ketika berumur empat tahun Dorodjatun diperintah ayahnya untuk mulai tinggal terpisah dari keraton 4 Dorodjatun kecil menangis keras dan terus memeluk salah satu tiang di keraton sebelum dapat dipisahkan 9 Ia tinggal bersama keluarga Mulder orang Belanda yang menjabat sebagai Kepala Sekolah Neutrale Hollands Javaansche Jongens School dan tinggal di daerah Gondokusuman 10 Ketika tinggal bersama keluarga Mulder Dorodjatun diberi nama panggilan Henkie Henk kecil yang diambil dari nama Pangeran Hendrik dari Belanda 11 Nama panggilan ini terus ia gunakan hingga bersekolah dan kuliah di Belanda serta oleh teman teman dekatnya tetap digunakan sampai masa tuanya sebagai Hamengkubuwana IX 12 Henkie mendapatkan pendidikan pertamanya di taman kanak kanak Frobel School kemudian Eerste Europese Lagere School B untuk pendidikan dasarnya Setahun kemudian ia pindah ke kediaman keluarga Cock dan bersekolah di Neutrale Europeesche Lagere School hingga lulus pada bulan Juli 1925 13 Ayahnya diangkat menjadi Hamengkubuwana VIII ketika ia duduk di kelas III sekolah tersebut 14 yaitu pada bulan Februari 1921 15 Di sekolah tersebut Dorodjatun bertemu dan berteman dengan Sultan Hamid II yang dijuluki Mozes saat itu 16 Dorodjatun mengenyam pendidikan menengahnya di Hoogere Burgerschool HBS Semarang mulai bulan Juli 1925 Ia tinggal bersama keluarga Voskuil seorang sipir penjara di Semarang Karena iklim Semarang yang cukup panas Dorodjatun merasa tidak cocok dan kemudian dipindahkan oleh ayahnya ke HBS Bandoeng pada tahun 1928 Di sana ia bersama kakaknya BRM Tinggarto tinggal bersama dengan seorang tentara militer Belanda Letnan Kolonel De Boer 17 Pendidikan di Belanda Sunting nbsp Dorodjatun ketiga dari kiri menoleh ke kanan bersama para perwakilan Vorstenlanden di Den Haag 1938 Sebelum menyelesaikan pendidikan menengahnya di HBS Bandung ayah Dorodjatun dan Tinggarto memerintahkan mereka untuk belajar ke Belanda Mereka berangkat melalui jalur laut bulan Maret 1930 dengan ditemani oleh keluarga Hofland seorang direktur pabrik gula di Gesikan 18 Mereka berdua bersekolah di Gymnasium atau Lyceum Haarlem yang merupakan gabungan dari dua lembaga berbeda yaitu Hoogere Burgerschool B HBS B dan Stedelijk Gymnasium 19 Di Haarlem mereka tinggal di kediaman kepala sekolah mereka Mourik Broekman 20 Dorodjatun kerap dipanggil Sultan Henk ketika menuntut ilmu di sekolah tersebut 21 Karena perbedaan kualitas pendidikan dengan Hindia Belanda ia harus turun dua kelas di Haarlem 22 Ia bukanlah siswa yang istimewa maupun cemerlang di sana Meskipun beberapa nilainya tergolong baik Dorodjatun harus mengulang di beberapa mata pelajaran terutama hingga dua kali di pelajaran geometri dan trigonometri 23 Kakaknya Tinggarto juga mengalami hal yang sama di Haarlem 24 Keduanya berhasil lulus dari sekolah ini pada tahun 1934 25 Dorodjatun dan kakaknya kemudian pindah ke Leiden Mereka masuk ke perguruan tinggi Rijksuniversiteit Leiden kini Universitas Leiden Dorodjatun mengambil studi Indologi studi yang mempelajari administrasi kolonial etnologi dan kesusastraan di Hindia Belanda 26 sementara Tinggarto memilih studi yang lebih populer yakni bidang hukum 27 Belum sempat menyelesaikan tesis untuk gelar doktorandusnya Dorodjatun bersama saudara saudaranya yang berada di luar negeri dipanggil oleh keluarga di Jogja untuk kembali ke Hindia Belanda setelah terjadinya Penyerbuan Jerman ke Polandia tahun 1939 28 Tesis yang hampir selesai tersebut dibawa ke Jawa bersamanya dalam bentuk manuskrip dan belum pernah dikumpulkan Naskah itu hilang dan hanya diketahui judulnya saja yaitu Kontrak Politik antara Sunan Solo dan Pemerintah Belanda 29 Hingga akhir hayatnya Hamengkubuwana IX belum mendapatkan gelar apapun dari universitas karena belum sempat mengikuti wisuda kelulusannya 30 Menjadi Sultan Yogyakarta SuntingPulang ke Hindia Belanda Sunting Setelah tiba di Batavia pada bulan Oktober 1939 GRM Dorodjatun dijemput oleh keluarganya di Pelabuhan Tanjung Priok 31 Paman paman yang menjemputnya bersikap hormat serta menggunakan krama inggil untuk menegurnya bukan ngoko seperti biasanya 32 Dorodjatun beserta rombongan penjemputnya kemudian pergi menuju Hotel des Indes tempat ayah dan anggota keluarga lainnya menginap di Batavia 33 Ketika seorang penguasa swapraja sedang berada di Batavia umumnya ada banyak agenda kegiatan yang harus dipenuhi Salah satu acara yang dihadiri keluarga kerajaan bersama Dorodjatun di Batavia adalah undangan santapan malam di Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda 34 Pada saat bersiap untuk menghadiri undangan tersebut Dorodjatun disematkan keris Kyai Jaka Piturun oleh ayahnya Keris ini umumnya diwariskan kepada putra penguasa yang dikehendaki menjadi putra mahkota Oleh karena itu penyematan ini menandakan bahwa Dorodjatun adalah pewaris takhta Kesultanan Yogyakarta 35 Setelah menghadiri agenda selama tiga hari di Batavia keluarga kerajaan beserta Dorodjatun kembali ke Yogyakarta menggunakan Kereta api Eendaagsche Express Dalam perjalanan Hamengkubuwana VIII jatuh sakit hingga tak sadarkan diri Sesampainya di Yogyakarta ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Onder de Bogen dan dirawat hingga wafat pada tanggal 22 Oktober 1939 36 Kontrak politik Sunting nbsp Hamengkubuwana VIII menggandeng tangan Gubernur Bijleveld Kebiasaan Sultan Yogyakarta menggandeng tangan Gubernur Hindia Belanda Yogyakarta dalam acara resmi dinilai sebagai simbol paternalisme Belanda 37 nbsp Hamengkubuwana IX setelah penobatannya sebagai Sultan Yogyakarta berjalan beriringan dengan Gubernur Adam Tampak dirinya tidak menggandeng tangan Gubernur Adam mungkin karena desakan darinya kepada Adam 37 Sejak abad ke 18 para Penguasa Mataram diharuskan menandatangani kontrak politik baru dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebelum naik takhta Hal ini juga terjadi ketika Dorodjatun akan naik takhta 38 Sebelum pejabat Belanda dapat melakukan negosiasi dengan calon Sultan baru proses suksesi di internal keluarga kerajaan harus diselesaikan terlebih dahulu 39 Dengan ini Dorodjatun sebagai putra mahkota kemudian mengumpulkan para saudara dan pamannya untuk bermusyawarah siapa yang akan menjadi Sultan selanjutnya Kesemua kerabatnya tidak keberatan jika Dorodjatun sebagai Sultan selanjutnya 40 Banyak penulis dan sejarawan yang mengatakan bahwa secara de facto dari sini Dorodjatun sebenarnya sudah menjadi Sultan Yogyakarta ke 9 tepatnya sekitar tanggal 26 Oktober 1939 dua hari setelah pemakaman ayahnya 41 Untuk membuat kontrak baru Dorodjatun harus bernegosiasi dengan Gubernur Yogyakarta Lucien Adam sebagai perwakilan Pemerintah Hindia Belanda Lucien Adam merupakan seorang pejabat senior Hindia Belanda dan seorang Javanicus ahli adat istiadat Jawa 42 Monfries mencatat bahwa Gubernur Adam ingin segera membentuk hubungan yang baik dengan Dorodjatun dalam laporan laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia 37 Mereka berdua pun memiliki satu kesamaan yaitu pernah mengambil studi di Universitas Leiden meskipun terpaut umur yang cukup jauh 43 Adam yang umurnya sudah mendekati 50 tahun merasa harus menjadi seperti figur ayah yang bertanggung jawab bagi Dorodjatun Keduanya sebenarnya termasuk cukup akrab bahkan sering saling meminjam buku bacaan satu sama lain 37 Hampir setiap hari Dorodjatun harus bertemu dengan Gubernur Adam sejak awal November 1939 untuk merundingkan kontrak politiknya Perjanjian ini digunakan untuk memperbarui kontrak politik yang ditandatangani pada masa Hamengkubuwana VIII berkuasa dan memiliki isi yang lebih detail 44 Perundingan tersebut berlangsung alot Menurut buku Takhta untuk Rakyat pembicaraan mengenai jabatan Patih Danurejo yang selain bertanggung jawab kepada Sultan juga menjadi pegawai Belanda adanya dewan penasihat dari Pemerintah Hindia Belanda serta prajurit keraton yang diminta agar berada di bawah KNIL menjadi penyebabnya 45 Sementara itu Monfries mengutip laporan laporan Gubernur Adam menuliskan bahwa Adam mengalami kesulitan dalam perundingan di bidang anggaran sipil kepolisian hutan dan jangkauan otoritas hukum Sultan atas rakyat rakyatnya 46 Monfries berpendapat bahwa sangat sulit menemukan penjelasan dari bukti bukti yang ada atas perbedaan yang sangat besar dari versi Hamengkubuwana dengan laporan laporan Gubernur Adam 47 Di lain hal Gubernur Adam dalam laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia mengatakan bahwa Dorodjatun memiliki perilaku yang baik 48 Ia menambahkan bahwa Dorodjatun telah mengubah sistem perbelanjaan di keraton dengan cepat 48 Rencana kebijakan lain yang disorot oleh Adam adalah reformasi besar besaran di keraton oleh Dorodjatun yaitu dalam hal tingkat kekuasaan kepada rakyatnya pembagian antara kekayaan keraton dan kesultanan yang lebih jelas dan pengaturan pembayaran gaji kepada anggota keluarganya 48 Selain itu Dorodjatun ingin mengurangi jumlah pegawai negeri sembari menaikkan gaji mereka juga mengubah peran tentara dengan menambahkan tugas jaga kepada mereka 48 Setelah empat bulan berunding dengan alot Dorodjatun tiba tiba menyetujui kontrak politik tersebut secara langsung tanpa adanya penolakan atas isi isinya sebagaimana yang telah ia sampaikan dalam perundingan perundingan sebelumnya Ia mengaku melakukannya setelah mendapatkan wisik bisikan dari almarhum ayahnya yang mendatanginya dalam mimpi 49 Wis Thole tekena wae Landa bakal lunga saka bumi kene Sudahlah Nak tanda tangani saja Belanda akan pergi dari bumi sini Wisik yang diterima Dorodjatun 50 Kegiatan perundingan selesai lebih cepat daripada laporan Gubernur Adam tanggal 18 Februari 1940 yang menyatakan bahwa perundingan mungkin selesai pada bulan April sebelum Grebeg diadakan Dengan demikian prosesi upacara penobatan dilaksanakan sebulan lebih cepat daripada pelaksanaan Grebeg 51 Kontrak politik yang terdiri atas 17 bab dan 59 pasal tersebut kemudian ditandatangani oleh kedua pihak pada tanggal 12 Maret 1940 meskipun dalam surat tertanggal 18 Maret 1940 52 Penobatan Sunting nbsp Gubernur Lucien Adam dan Hamengkubuwana IX di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta dalam prosesi penobatan Hamengkubuwana IX GRM Dorodjatun dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada tanggal 18 Maret 1940 d sesuai dengan tanggal berlakunya kontrak politik dengan Pemerintah Hindia Belanda Gubernur Adam menobatkan GRM Dorodjatun untuk dua gelar sekaligus Gelar pertama adalah gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram gelarnya sebagai Putra Mahkota Setelahnya dinobatkanlah Sri Sultan Hamengkubuwana IX dengan gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga 54 Upacara ini dihadiri oleh Sri Paku Alam KGPAA Mangkunegara serta dua pangeran dari Solo Beberapa pejabat senior Belanda seperti H J van Mook Gubernur Semarang dan Gubernur Solo juga hadir 55 Dalam upacara ini Hamengkubuwana IX menyampaikan pidato yang bernada progresif dan teguh pendirian serta menegaskan identitasnya sebagai orang Jawa 56 Perang Dunia II SuntingPendudukan Belanda Sunting nbsp Hamengkubuwana IX kedua dari kiri dan Gubernur Lucien Adam depan paling kanan dalam suatu kunjungan ke Rumah Sakit Palang Merah di Yogyakarta Panglima Angkatan Laut Kerajaan Belanda rencananya akan menghadiri perayaan naik takhta Hamengkubuwana IX di Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1940 Belum sempat sampai di Yogyakarta Panglima dipanggil kembali ke Belanda Dua hari setelah perayaan dilangsungkan Jerman menduduki Belanda 57 Pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk mengumpulkan dana perang Gubernur Adam di Yogyakarta mengadakan Komite Dukungan dengan sumbangan sebesar 2 000 gulden dari Hamengkubuwana IX 3 000 gulden dari Kesultanan Yogyakarta dan 1 500 gulden dari Pakualaman Meskipun demikian otoritas Belanda agak kecewa kepada Hamengkubuwana karena hanya sedikit berbicara untuk hal ini berbeda dengan Paku Alam yang menyatakan dukungannya kepada Gubernur Adam 58 Pada bulan April Mei 1941 Menteri Koloni Charles Walter sempat berkunjung ke Hindia Belanda tetapi tidak mengunjungi Vorstenlanden meskipun telah didesak oleh pers lokal 58 Tanggal 6 Desember 1941 Gubernur Jenderal Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang setelah terjadinya Pengeboman Pearl Harbor 59 Gubernur Adam dalam pertemuannya dengan Gubernur Jenderal di Batavia menyusun rencana apabila Jepang menyerang Hindia Belanda Monfries mengungkapkan bahwa empat penguasa Vorstenlanden rencananya akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Jakarta atau Bandung e sementara Sultan mengatakan bahwa keempat penguasa akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Australia 62 Hamengkubuwana menolak ajakan tersebut dan menyatakan akan tetap berada di Yogyakarta 63 Dalam beberapa catatan dan wawancara ia juga mengatakan bahwa Belanda memiliki rencana untuk menculiknya dan menjadikannya tawanan tetapi pergerakan tentara Jepang yang sangat cepat menyebabkan rencana ini gagal 64 Apa pun yang akan terjadi saya tak akan meninggalkan Yogya Justru bila bahaya memuncak saya wajib berada di tempat demi keselamatan Keraton dan rakyat 65 Pendudukan Jepang Sunting Tanggal 5 Maret 1942 Yogyakarta diduduki oleh Jepang 66 Tentara Jepang yang datang kemudian menyerahkan kekuasaan di Yogyakarta kepada Gubernur Adam untuk sementara 67 Gubernur Adam dan Hamengkubuwana IX selalu aktif memberikan pesan publik agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat 68 Setelah keadaan Yogyakarta lebih tenang Sultan Hamengkubuwana bersama Patih Danurejo mengunjungi beberapa daerah kekuasaannya Sultan menyimpulkan bahwa rakyat tetap tenang dan tidak terlalu terganggu dengan keadaan perang 69 Hamengkubuwana yang mudah mengadaptasikan pemerintahannya dengan tentara Jepang ditambah Gubernur Adam dan Patih Danurejo yang sangat aktif dalam mengumumkan dan mengimplementasikan sebagian besar isi dekret pemerintahan militer Jepang membuat atmosfer pendudukan di Yogyakarta terasa lebih damai 70 Terlepas dari itu Adam diturunkan jabatannya menjadi residen pada akhir bulan Maret dan diasingkan secara tiba tiba pada tanggal 21 April oleh tentara Jepang 71 Sultan Hamengkubuwana IX diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan di daerahnya di bawah Pemerintah Kolonial Jepang Jabatan Pepatih Dalem yang sebelumnya harus bertanggung jawab kepada Sultan dan Pemerintah Kolonial Belanda kini hanya bertanggung jawab kepada Sultan saja 72 Pada tanggal 1 Agustus 1942 Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang di Jakarta menjadikan Yogyakarta sebuah Kooti atau Kochi 73 sementara Hamengkubuwana IX menjadi Koo penguasa wilayah tersebut 74 Jepang menganggap Sunan Pakubuwana sebagai primus inter pares di antara keempat penguasa Vorstenlanden ketika ada undangan pertemuan dengan petinggi tentara Jepang Sunan sering mewakili tiga penguasa lainnya Jika Sunan dan Sultan bersama sama hadir Sunan mewakili Surakarta dan Mangkunegaran sementara Sultan mewakili Yogyakarta dan Pakualaman Bulan September 1944 Pakubuwana XI jatuh sakit Hamengkubuwana IX menggantikannya menjadi perwakilan di antara para penguasa Vorstenlanden Peran ini kemudian diambil kembali oleh Pakubuwana XII ketika naik takhta menggantikan ayahnya yang mangkat 75 Di tengah banyaknya pengambilan penduduk menjadi romusa banyak catatan mengatakan bahwa Sultan mampu mencegahnya dengan memanipulasi data statistik produktivitas pertanian dan peternakan 76 Sultan mengajukan pembangunan sebuah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Kali Opak agar pengairan sawah dapat dilakukan sepanjang tahun dari yang sebelumnya masih bersistem tadah hujan Usulan ini diterima oleh pihak Jepang 77 Monfries mencatat bahwa pemerintah kolonial bahkan membantu pendanaan pembangunannya sebanyak satu juta gulden 78 Pembangunan saluran irigasi ini kemudian dijadikan alasan agar tidak banyak romusa yang diambil dari Yogyakarta sehingga masyarakat lebih difokuskan di sini 79 Saluran irigasi ini kemudian disebut Selokan Mataram sementara dalam bahasa Jepang dinamakan Gunsei Hasuiro atau Gunsei Yosuiro Kanal Yosuiro 80 Saluran ini dinilai berhasil ditandai dengan meningkatnya produktivitas pertanian sehingga sumbangan bahan pangan kepada tentara Jepang juga meningkat 81 Meskipun telah berhasil mengurangi jumlah romusa yang diambil kolonial Romo Tirun mengungkapkan bahwa tetap ada penduduk yang diambil menjadi romusa tetapi jika dibandingkan dengan daerah lain maka jumlah di Yogyakarta lebih sedikit 82 Klaim ini dibantah oleh Monfries yang menuliskan bahwa walaupun memang jumlahnya lebih kecil daripada keseluruhan Jawa laporan tahun 1944 mengatakan bahwa jumlah romusa yang dikirim malah melebihi jumlah yang diminta Jepang 83 Selama masa pendudukan Jepang ini Hamengkubuwana IX melakukan beberapa reformasi di Kesultanan Pada akhir bulan Juli 1942 ia mengganti nama nama lembaga pemerintahan daerah yang sebelumnya berbahasa Belanda menjadi berbahasa Jawa 84 Pada tahun 1944 ia membuat layanan publik dapat diakses dari kelas dan kelompok masyarakat mana pun sehingga banyak pegawai negeri yang diterima dari kalangan biasa membentuk komite daerah untuk membantu para panewu camat juga mengeluarkan instruksi agar pelatihan pegawai negeri dilakukan lebih intensif 85 Selain itu ia menghapus distrik dan menjadikan kapanewon kecamatan sebagai lembaga administratif terbawah juga menghapus pengadilan khusus bagi bangsawan Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa sebagian besar reformasi itu adalah uji coba sehingga tidak semuanya berjalan dengan sukses 86 Akhir tahun 1944 kesehatan Patih Danurejo yang merupakan sepupu ayah Sultan mulai menurun Pada tanggal 17 Juli 1945 Patih Danurejo mengundurkan diri dengan alasan umur yang sudah lanjut dan telah mengabdi selama 12 tahun di jabatan tersebut Hamengkubuwana IX mengambil alih tugas tugasnya sejak 1 Agustus 1945 dan berkantor di Kepatihan tempat para patih bekerja Meskipun dalam dekret pembentukan Kooti dijelaskan bahwa Pemerintahan Tentara Jepang harus menunjuk seorang Somutyokan Patih pemerintah saat itu tidak mempermasalahkan hal ini Sejak saat itu jabatan Patih Danurejo dihapuskan 86 Masa Revolusi Nasional SuntingInformasi lebih lanjut Sejarah Indonesia 1945 1949 Bergabung dengan Indonesia Sunting Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengirimkan telegram ucapan selamat kepada Soekarno Mohammad Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat atas kemerdekaan Indonesia 87 Pada tanggal 20 Agustus 1945 f dikirimkan lagi telegram oleh Hamengkubuwana IX sebagai Ketua Badan Kebaktian Rakyat Hokokai Yogyakarta 89 menegaskan bahwa Yogyakarta sanggup berdiri di belakang pimpinan diikuti oleh Paku Alam VIII 90 Peristiwa ini menjadikan Yogyakarta sebagai kerajaan di Indonesia pertama yang bergabung dengan Republik Indonesia 91 Pada tanggal 5 September 1945 Sultan mengeluarkan amanat posisi Yogyakarta sebagai daerah istimewa dengan Sultan sebagai pemimpinnya yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia Paku Alam VIII juga menyatakan amanat setelahnya atas Kadipaten Pakualaman dan menjadi wakil pemimpin Yogyakarta 92 Amanat ini diterima dengan baik oleh pemerintah pusat ditandai dengan tibanya Mr Sartono dan Mr A A Maramis di Yogyakarta sebagai perwakilan pemerintah pusat untuk menyerahkan piagam penetapan kedudukan Yogyakarta Piagam ini ditandatangani Soekarno pada tanggal 19 Agustus 1945 sehari setelah telegram dari Yogyakarta tiba menandakan bahwa Yogyakarta telah menjadi bagian Indonesia 93 Awal masa Revolusi Nasional Sunting nbsp Sultan Hamengkubuwana IX pada masa Revolusi Nasional Indonesia sekitar akhir 1940 an Karena banyaknya jumlah laskar pemuda setelah kemerdekaan termasuk di Yogyakarta Hamengkubuwana IX meminta para pemuda melapor kepadanya di kantornya Kepatihan agar lebih mudah mengorganisasikan mereka 94 Ia kemudian membentuk Laskar Rakyat Mataram yang kemudian dikenal dengan sebutan Tentara Rakyat Mataram gabungan dari laskar laskar yang telah ada 94 Sri Sultan menjadi panglimanya sementara Selo Soemardjan menjadi kepala stafnya 95 Setelahnya Hamengkubuwana diterima menjadi perwira kehormatan senior Tentara Keamanan Rakyat menjadi anggota dewan tertinggi tentara bersama tiga penguasa Catur Sagotra yang lain serta menerima pangkat jenderal kehormatan pada bulan November 1945 94 Bulan November 1945 saat Pertempuran Surabaya terjadi Sri Sultan melawat ke Surabaya Ia bertemu dengan Gubernur Soerjo di Mojokerto sebelum tiba di pinggiran Kota Surabaya Sultan mengatakan kepada wartawan bahwa pertempuran ini menunjukkan kekejaman Inggris serta kebijakan diplomasi bukanlah hal yang tepat untuk kasus ini Terdapat cerita terkenal dari kunjungan ini yaitu ketika Sultan mencapai daerah sekitar Madiun ia dicegat sekelompok warok yang menanyakan Mana Dorodjatun Sultan menjawab Saya Suyono dan lolos 96 Yogyakarta menjadi ibu kota negara Sunting Pada tanggal 3 Januari 1946 sidang kabinet memutuskan ibu kota dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta 97 Pemindahan ini pada awalnya merupakan tawaran Sri Sultan dalam sebuah surat yang dikirimkan melalui kurir ke Jakarta 98 Sore tanggal 4 Januari 1946 Soekarno Mohammad Hatta dan para pejabat negara kala itu berangkat dengan perjalanan kereta luar biasa ke Yogyakarta 99 Kedatangan mereka di Stasiun Tugu disambut oleh Sri Sultan 100 Untuk kebutuhan pemerintahan RI banyak gedung di Yogyakarta dijadikan kantor kantor pemerintah Salah satunya adalah Gedung Agung menjadi kantor presiden yang hingga saat ini masih menjadi Istana Presiden Indonesia 101 Selama Yogyakarta menjadi ibu kota Sultan Hamengkubuwana membantu pendanaan operasional pemerintahan RI 102 Selama Yogyakarta menjadi ibu kota Hamengkubuwana memulai beberapa reformasi Ia menetapkan seluruh bisnis resmi dilakukan dengan bahasa Indonesia bukan lagi bahasa Jawa 103 Ia memberikan sebagian keraton untuk digunakan Universitas Gadjah Mada UGM juga menghibahkan lahan di Bulaksumur yang menjadi kampus UGM saat ini 104 Ia dinilai berhasil mengantisipasi adanya revolusi seperti yang terjadi di Surakarta dan sebagian besar Sumatra di Yogyakarta yang dikhawatirkan akan melengserkan dirinya 105 Awal karier di kabinet Sunting nbsp Hamengkubuwana sebagai Menteri Negara di Kabinet Sjahrir III Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara di Kabinet Sjahrir III pertama kalinya ia masuk ke dalam jajaran kabinet Kala itu ia ditugasi dalam urusan mengenai daerah istimewa di Indonesia Semasa menjabat jabatan tersebut ia memberi saran dan mencoba memecahkan masalah yang terjadi di daerah daerah istimewa yang lain Ia mengunjungi Surakarta setelah terjadinya pergolakan antarpihak pemerintahan di sana pada bulan Oktober 1946 Ia juga mengunjungi beberapa kota di Sumatra pada bulan Maret 1946 untuk melihat keadaan pemimpin adat dan keluarga mereka yang ditahan oleh revolusionis di sana Bulan April 1947 ia kembali lagi ke Sumatra mengunjung Pematangsiantar Bukittinggi dan Medan Ia mencoba menyelesaikan masalah revolusi sosial Sumatra yang disebutkan Monfries sebagai usaha yang hampir mustahil Dalam kunjungannya ke Pematangsiantar Hamengkubuwana sempat menegaskan bahwa Perundingan Linggarjati tidak menjamin kemerdekaan sepenuhnya menekankan bahwa perlu adanya kesatuan antara tentara pemerintah dan masyarakat 106 Pada tahun 1948 Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara Koordinator Keamanan dalam Kabinet Hatta I Hatta pada awalnya menginginkannya menjadi Menteri Pertahanan tetapi ia menolak sehingga Hatta yang mengisi jabatan itu 107 g Bulan September 1948 terjadi Pemberontakan PKI di Madiun Sri Sultan kemudian berdiskusi dengan Soekarno dan mengutus Abdul Haris Nasution ke Madiun Nasution menganggap pemberontakan tersebut harus cepat ditumpaskan ia khawatir komandan komandan lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan bergabung dengan pemberontak Pada pertemuan kabinet setelahnya Soedirman diberikan kuasa untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi menjaga negara Soedirman menempatkan Nasution dalam komando strategis operasi itu Hamengkubuwana IX membuat siaran agar rakyat mendukung Soekarno dan pemerintahan Hatta menegaskan bahwa pemerintahan ini dibentuk untuk membangun negara dan pihak komunis hanya ingin menghancurkannya Hamengkubuwana Gubernur Soerjo dan Kepala Kepolisian Provinsi Jawa Timur lantas pergi ke Madiun Hamengkubuwana IX jauh di depan meninggalkan mobil Gubernur Soerjo dan Kepala Kepolisian yang kemudian diketahui terbunuh di Walikukun Hamengkubuwana IX mengatakan bahwa ia dilaporkan hal tersebut oleh seorang kurir setengah jam setelah melewati daerah tersebut kontras dengan klaim Nasution yang menyebutkan bahwa pembunuhan tersebut baru diketahui olehnya dua hari setelah jasad mereka ditemukan 109 Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Negara Koordinator Keamanan Hamengkubuwana IX mengusulkan bentuk pemerintahan baru di Surakarta Ia secara terbuka menyamakan Surakarta sebagai Barat yang Liar The Wild West Ia melapor kepada Hatta bahwa pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah di sana adalah dengan menggunakan organ administratif yang masih layak dengan tetap memasukkan para pangeran agar kalangan monarki tidak menjadi kekuatan antirevolusioner Ia mengusulkan Daerah Istimewa Surakarta dengan identitasnya sendiri tetapi dipandu undang undang yang diberlakukan di Jawa Tengah Struktur pemerintahan yang ada adalah daerah tersebut akan dipimpin seorang gubernur yang dipilih Presiden dibantu tujuh orang dewan pemerintahan lima orang dipilih badan legislatif daerah satu dipilih Sunan Surakarta dan satu dipilih Adipati Mangkunegara dan juga dibantu oleh Dewan Penasihat yang terdiri atas Sunan dan Adipati Keputusan ini dianggap lumayan memuaskan Republiken yang antifeodal tanpa menghilangkan pengaruh monarki demi menarik sentimen lokal karena penggabungan Surakarta ke Jawa Tengah yang belum begitu umum bagi rakyat Surakarta 110 Agresi Militer II Sunting Informasi lebih lanjut Agresi Militer Belanda II nbsp Soekarno bersama Hamengkubuwana IX April 1949 Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda kembali melancarkan agresi militernya 111 Aksi militer ini diawali dengan penyerbuan Lapangan Terbang Maguwo Tentara Belanda mulai menyebar ke Yogyakarta dan mengepung kota 112 Soekarno segera melaksanakan sidang kabinet darurat Sebelum sidang dimulai Soekarno memberi tahu Sultan Hamengkubuwana IX bahwa ia tetap akan keluar kota untuk menghindari penangkapan Belanda 113 Perdana Menteri Mohammad Hatta sedang berada di Kaliurang untuk bertemu dengan Komisi Tiga Negara karena tak kunjung datang di Gedung Agung Sultan diminta Soekarno untuk menjemputnya Sultan ditemani dengan Sjahrir berangkat ke Kaliurang singgah sebentar di Kepatihan untuk memerintahkan persiapan pengungsian sementara bagi pemimpin pemerintahan di Gunungkidul dan di tengah perjalanan menjumpai Hatta yang telah berjalan kembali ke kota Mereka kembali ke Yogyakarta ketika tiba di Gedung Agung sidang telah selesai diputuskan Soekarno memutuskan untuk tidak jadi keluar kota membiarkan dirinya ditangkap oleh Belanda 114 dan memberikan kekuasaan kepada Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi 115 Syafruddin diberitahukan keputusan ini melalui siaran radio tetapi ia tak mengetahuinya Meskipun demikian Syafruddin telah berinisiasi membentuk pemerintahan serupa di sana sehingga keputusan ini telah dilaksanakan meskipun tanpa konsultasi dengan pemerintah pusat 116 Pengepungan Yogyakarta Sunting nbsp Hamengkubuwana IX kanan dan Sri Paku Alam VIII kiri 1961 Siang hari tanggal 19 Desember 1948 Tentara Belanda telah sampai di tengah kota Yogya 116 Sultan Hamengkubuwana IX memerintahkan untuk menutup seluruh gerbang keraton agar tidak ada mata mata Belanda yang masuk Ia tidak menerima tamu kecuali rakyat yang telah mengungsi di keraton sebelum perintah penutupan gerbang dikeluarkan 117 Sultan sempat bertemu dengan Kolonel van Langen dan Westerhof seorang pejabat Belanda yang menunjukkannya sebuah peta Yogyakarta yang telah diberi tanda tanda tertentu Peta tersebut memiliki arti bahwa Sultan bebas bergerak tetapi hanya di dalam area keraton 118 h Satu demi satu pemimpin negara diasingkan Soekarno Sjahrir dan Agus Salim diberangkatkan ke Berastagi 119 sebelum kemudian disatukan kembali bersama Hatta Mohamad Roem Ali Sastroamidjojo dan Assaat di Bangka 120 Beberapa pemimpin negara yang selamat dapat meloloskan diri ke luar kota maupun hidup dalam penyamaran 119 Bulan Januari 1949 Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri dari jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 121 Hal ini dimaksudkan agar urusan keamanan diserahkan kepada tentara Belanda 122 Selain itu karena tidak lagi mengemban tanggung jawab pemerintah daerah mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk bekerja sama dengan Belanda membuktikan bahwa rumor mereka bekerja sama dengan Belanda adalah salah 123 Belanda yang menyadari masih kuatnya pengaruh Sultan terhadap rakyatnya berusaha untuk merangkulnya 124 Letnan Gubernur Jenderal van Mook kemudian digantikan oleh Komisaris Tinggi Beel 125 Utusan utusan Belanda dari kalangan bangsa Indonesia seperti Hussein Jayadiningrat dan Sultan Hamid II juga pejabat pejabat Belanda seperti Residen E M Stok Dr Berkhuis dan Kolonel van Langen yang satu persatu datang ke keraton semuanya ditolak 126 Pada masa itu Menteri Koloni Maan Sassen merencanakan sebuah negara bagian Indonesia yang baru di Jawa Tengah yang mungkin akan dipimpin oleh Sultan 125 Sultan dibujuk dengan tawaran daerah kekuasaan di Kedu dan Banyumas tambahan wilayah di Jawa Timur kemudian seluruh Jawa dan Madura sebagai Super Wali Negara 127 dan bahkan sebagai Deputi Wakil Gubernur Jenderal Hindia Timur 128 Tak hanya itu Sultan juga ditawari saham perusahaan kereta api hingga sejumlah besar uang 129 Meskipun demikian utusan utusan tersebut hanya dapat bertemu saudara Sultan seperti Prabuningrat Mudaningrat dan Bintoro dengan alasan bahwa ia sedang sakit Mereka menerima utusan utusan tersebut tetapi tidak memberikan jawaban atau balasan atas tawaran yang ada 127 Tak peduli dengan itu Kabinet Belanda masih tetap berharap Hamengkubuwana akan memihak kepada mereka 130 Serangan Umum 1 Maret 1949 Sunting Informasi lebih lanjut Serangan Umum 1 Maret 1949Karena kondisi perang yang berkepanjangan Sultan Hamengkubuwana IX memandang rakyatnya makin menderita dan melihat semangat para pejuang makin memudar 131 Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi atas Indonesia pada tanggal 28 Januari 1949 132 Sultan mengetahui bahwa pada awal bulan Maret sebuah rapat Dewan Keamanan PBB mengenai Indonesia akan diadakan kembali Ia mengambil kesempatan ini dengan mengusulkan kepada Soedirman sebuah serangan agar dunia tahu bahwa Republik Indonesia masih ada Soedirman menyetujuinya dan menyarankan Sultan berbicara dengan komandan setempat Letkol Soeharto 133 Pada tanggal 14 Februari 1949 i Letkol Soeharto bertemu dengan Sultan 135 Ia menyamar sebagai seorang abdi dalem 136 Pertemuan yang membahas rencana Serangan Umum 1 Maret ini 135 diadakan di tempat tinggal Prabuningrat kakak Sultan 137 nbsp Batu penanda garis demarkasi penarikan tentara Belanda dari Kota Yogyakarta pada 29 Juni 1949 Pada tanggal 22 Februari 1949 kompleks Kepatihan kantor Sultan dijarah oleh tentara Belanda 138 Mereka membawa beberapa dokumen termasuk naskah tesis Sultan yang belum sempat dikumpulkan 139 dan menemukan beberapa instruksi rahasia 140 Oleh karenanya para pejabat Belanda mulai tidak sabar Mereka mulai berencana menggulingkan Sultan Menteri Luar Negeri Belanda van Maarseveen setuju bahwa Komisaris Tinggi Beel dapat menduduki keraton dan mengganti Sultan jika situasinya memburuk Beberapa sumber mencatat bahwa beberapa anggota keluarga Sultan sempat terbujuk tetapi tidak berlangsung lama 141 Pada tanggal 1 Maret 1949 pukul enam pagi ditandai dengan bunyi sirene berakhirnya jam malam yang ditetapkan Belanda pasukan Indonesia menyerang Yogyakarta secara serentak Setelah serangan berlangsung selama enam jam pasukan berhasil menduduki tempat tempat yang telah direncanakan kemudian dikomando untuk menarik diri dan kembali ke pangkalan masing masing Ketika bala bantuan Belanda datang dari Magelang para pejuang sudah menarik diri 142 Sore harinya j Kolonel van Langen dan Residen Stok datang menuduh bahwa ada tembakan dari dalam keraton selama Serangan Umum Mereka juga memberi tahu bahwa Jenderal Meijer Komandan Umum Jawa Tengah akan datang menemui Sultan 144 Keesokan harinya 2 Maret 1949 k Jenderal Meijer datang Sultan ditemani Prabuningrat menerima mereka dengan pakaian sederhana 145 untuk menunjukkan keterpaksaannya hingga taraf sesuatu yang tidak sopan untuk menerima tamu dalam adat Jawa 146 Di sini Sultan sempat berkata Saya tidak meminta Tuan Tuan datang ke Yogya yang dimaksudkan kepada seluruh tamu yang datang 147 Selain itu Sultan bahkan telah menyiapkan satu tas penuh pakaian karena menduga akan ditangkap 146 dan akan turun takhta apabila berbagai provokasi Belanda makin menjadi jadi 148 Namun Sultan meminta agar ia ditinggalkan dalam kedamaian dan bila Belanda akan mengacak acak keraton Lebih baik saya mati dulu 148 l Rombongan tersebut akhirnya meninggalkan keraton dengan tenang dan sopan 139 Penyerahan kedaulatan Indonesia Sunting Informasi lebih lanjut Perjanjian Roem Roijen dan Konferensi Meja Bundar source source source source source source source source source source Film berita mengenai penyerahan kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 Pada tanggal 3 Maret 1949 Majelis Permusyawaratan Federal BFO mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemulangan pemimpin pemimpin Republik dari pengasingan 150 Pada tanggal 23 Maret Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Kanada 132 yang dinilai berkekuatan lemah tetapi memperkuat resolusi bulan Januari 151 Perundingan Roem Roijen dimulai pada pertengahan April 1949 132 mencapai kesepakatan Persetujuan Roem Roijen yang ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 152 Hamengkubuwana IX membuka kembali kantor kantor Kesultanan pada pertengahan bulan Mei 153 Tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta dimulai dari Bantul tanggal 24 Juni dari Kota Yogyakarta tanggal 29 Juni hingga dari DIY sepenuhnya pada tanggal 30 Juni 1949 kekuasaan atas Yogyakarta dikembalikan kepada Hamengkubuwana IX 154 Pada tanggal 6 Juli 1949 Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh Hatta tiba di Yogyakarta dari Bangka 155 Syafruddin Prawiranegara mengembalikan kekuasaan dari PDRI kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 156 Pada tanggal 24 Juli 1949 dibentuk susunan delegasi Konferensi Meja Bundar 156 Persetujuan mengenai penyerahan kedaulatan Indonesia ditandatangani di Den Haag pada tanggal 2 November 1949 157 Di Amsterdam dilakukan upacara penyerahan kedaulatan di Istana Dam oleh Ratu Juliana dengan Moh Hatta Di Jakarta upacara serupa dilakukan di Istana Koningsplein oleh A H J Lovink dengan Hamengkubuwana IX 158 Upacara dilanjutkan dengan penurunan Bendera Belanda dan penaikan Bendera Indonesia di Istana Koningsplein Karena teriakan merdeka yang bersahutan di sana Istana Koningsplein atau Istana Gambir kemudian mulai disebut sebagai Istana Merdeka 159 Pasca Revolusi Nasional SuntingBagian ini memerlukan pengembangan Anda dapat membantu dengan mengembangkannya nbsp Hamengkubuwana IX ketika mengucapkan sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden Indonesia pada tanggal 24 Maret 1973 di Gedung DPR MPR RI Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Sukarno Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai Wakil Presiden Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978 ia menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan Namun ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN Kepramukaan SuntingBab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan Menjelang tahun 1960 an Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung Pemimpin Kepanduan Pada tahun 1961 ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah Sri Sultan Hamengkubuwana IX memiliki peran penting di dalamnya Presiden RI saat itu Sukarno berulang kali berkonsultasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan pendirian Gerakan Pramuka dan pengembangannya Pada tanggal 9 Maret 1961 Presiden Sukarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengkubuwana IX Prof Prijono Menteri P dan K Dr A Azis Saleh Menteri Pertanian dan Achmadi Menteri Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 Pada tanggal 14 Agustus 1961 yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile juga dilakukan pelantikan Mapinas Majelis Pimpinan Nasional Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka Sri Sultan Hamengkubuwana IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas Ketua Mapinas adalah Presiden RI Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut turut yakni pada masa bakti 1961 1963 1963 1967 1967 1970 dan 1970 1974 Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali Hamengkubuwana IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua yang menjabat selama 13 tahun 4 periode setelah Letjen Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun 3 periode Keberhasilan Sri Sultan Hamengkubuwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari kepanduan ke kepramukaan mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri Dia bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement WOSM pada tahun 1973 Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu satunya dari World Organization of the Scout Movement WOSM kepada orang orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan Atas jasa tersebutlah Musyawarah Nasional Munas Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili Ibu kota Provinsi Timor Timur sekarang negara Timor Leste mengukuhkan Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10 MUNAS 88 tentang Bapak Pramuka Mangkat SuntingSultan Hamengkubuwana IX bersama KRA Nindyakirana berkunjung ke Washington D C pada tanggal 27 September 1988 Di sana Sultan bersama KRA Nindyakirana menginap di Hotel Embassy Row tepat di depan KBRI Washington 160 Pada tanggal 28 September Sultan menjalankan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Walter Reed Ia juga menjadwalkan pemeriksaan kesehatan mata di Boston pada tanggal 3 Oktober Sore hari Minggu 2 Oktober 1988 waktu setempat Sri Sultan diketahui muntah muntah di hotel tempatnya menginap 15 menit kemudian ambulans datang Sultan dilarikan ke unit gawat darurat George Washington University Hospital Tidak ada pengantar yang dapat masuk ke tempat perawatan gawat darurat Sultan Pada pukul 20 05 waktu setempat tim dokter menyatakan Hamengkubuwana IX telah meninggal dunia 161 Kabar meninggalnya Hamengkubuwana IX disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono kepada Presiden Soeharto pukul 07 00 WIB di kediaman Presiden di Jalan Cendana Presiden Soeharto memutuskan untuk melakukan upacara pemakaman kenegaraan dan menetapkan masa berkabung selama seminggu Beberapa saat kemudian datang Duta Besar Amerika Serikat Paul Wolfowitz menyampaikan surat belasungkawa Presiden Ronald Reagan Ia juga menyampaikan bahwa AS telah menyiapkan pesawat Air Force Two untuk menerbangkan jenazah Sultan hingga ke Jakarta Soeharto berterima kasih atas bantuan AS tetapi ia ingin pesawat Indonesia yang menjemput jenazah Sultan Pada akhirnya disepakati Air Force Two akan terbang dari Pangkalan Udara Bersama Andrew Maryland ke Pangkalan Udara Hickam Honolulu Pesawat Garuda Indonesia DC 10 kemudian membawa jenazah dari Honolulu ke Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta 162 Kamis 6 Oktober 1988 jenazah telah sampai di Jakarta Dilakukan upacara penerimaan dengan inspektur upacara Jenderal Benny Moerdani Setelah disemayamkan sebentar di Kantor Perwakilan DIY di Jakarta jenazah dilepas oleh Wakil Presiden Soedharmono dan diterbangkan ke Bandara Adisutjipto dengan pesawat Hercules milik TNI AU 163 Pemakaman Sunting Jumat 7 Oktober 1988 jenazah Sultan telah sampai di Yogyakarta dan disemayamkan di Bangsal Kencono Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Pada pukul 10 30 WIB dilaksanakan pernikahan massal empat putra Sultan yang sebenarnya akan dilaksanakan tanggal 5 November Pangeran Pakuningrat Cakraningrat Candraningrat dan Yudhaningrat dinikahkan oleh Penghulu Keraton di depan peti jenazah Sultan Keraton dibuka sejak pukul 14 00 hingga pukul 06 00 keesokan harinya dan langsung diramaikan oleh masyarakat yang berkumpul untuk menyaksikan 164 Prosesi pemakaman Hamengkubuwana IX dimulai pada Sabtu 8 Oktober 1988 Jenazah dilepas dari gerbang Magangan oleh Presiden Soeharto Pangeran Purubojo kakak Sultan dan Pangeran Mangkubumi putra sulung Sultan Iring iringan pembawa jenazah dipimpin oleh Pangeran Yudhaningrat Di belakang kereta pembawa jenazah kuda kesayangan Sultan dibiarkan berjalan tanpa penunggang mengikuti iring iringan Sesuai dengan tradisi kereta Kyai Rata Pralaya yang membawa jenazah Sultan Hamengkubuwana dilewatkan di antara dua beringin kembar di Alun Alun Selatan lalu di bawah Gerbang Nirbaya keluar dari kompleks keraton 165 Pada pukul 15 00 iring iringan tiba di Astana Imogiri pemakaman kerajaan Wangsa Mataram Jenazah disalatkan di Masjid Pajimatan sebelum dibawa dan dimakamkan di Astana Saptorenggo tempat makam Sultan yang telah disiapkan sebelumnya Pemakaman Sultan dihadiri oleh Ketua BPK Jenderal M Jusuf Kepala Staf Angkatan Darat Angkatan Udara dan Angkatan Laut Kapolri serta Duta Besar AS Paul Wolfowitz dan Duta Besar Australia Bill Morrisson 166 Peninggalan SuntingSeni dan budaya Sunting Meskipun sibuk di bidang pemerintahan Hamengkubuwana IX juga peduli akan seni dan budaya di Yogyakarta 2 Ia mewariskan Tari Golek Menak yang terinspirasi dari cerita wayang golek dan Serat Menak yang bersumber kepada Hikayat Amir Hamzah 167 Ia juga mewariskan Tari Bedhaya Sapta yang dimainkan oleh tujuh orang tidak seperti Tari Bedhaya pada umumnya yang dimainkan sembilan orang 168 Selain itu ada pula Tari Bedhaya Sangaskara m atau Bedhaya Manten yang dimainkan enam orang pada saat pernikahan putra putrinya 169 Tari Bedhaya Arya Penangsang dan Bedhaya Damarwulan juga diciptakan olehnya 170 Selain menekuni bidang tari Sultan juga menekuni bidang fotografi 171 Ada dua kamera yang senantiasa dipakainya yang kini disimpan di Museum Hamengkubuwana IX Keraton Yogyakarta Beberapa hasil potret Hamengkubuwana IX adalah ketika Mohammad Hatta bersalaman dengan pemain sepak bola asal Mozambik pada tahun 1955 Pada tahun yang sama ia juga sempat memotret atlet kejuaraan atletik Ikada Ikatan Atletik Djakarta di Stadion Ikada Jakarta Pada tahun 1972 ia juga sempat memotret Candi Borobudur sebelum dipugar 172 173 Kehidupan pribadi Sunting nbsp Sri Sultan Hamengkubuwana IX bersama istri kelimanya Kanjeng Raden Ayu Norma Nindya KiranaSilsilah Sunting Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwana VIII dan permaisuri Raden Ajeng Kustilah Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara Kanjeng Ratu Alit Istri Anak MantuBRA Pintakapurnama KRA Pintakapurnama putri R B Suryokusumo buyut HB VI 1940 BRM Murtyanta GBPH Adi Kusuma GBPH Hadikusuma 1947 1994 Dr Sri HardaniBRM Kaswara GBPH Hadisurya l 1951 AndinideviBRA Gusti Sri Murhanjati GKR Anom w 2006 Kolonel Budi Permana KPH AdibrataBRA Sri Murdiyatun GBRAy Murdakusuma 1943 2020 KRT MurdakusumaBRA Dra Sri Murywati GBRAy Dra Darmakusuma 1945 2021 KRT Ir Suyono DarmakusumaRA Siti Kustina BRA Windyaningrum KRA Widyaningrum RAy Adipati Anom putri Raden Wedana Purwowinoto buyut HB III 1943 BRM Herjuna Darpita KGPH Mangkubumi SH KGPAA Mangkubumi Sri Sultan Hamengkubuwana X l 1946 Tatiek Drajad Suprihastuti BRA Mangkubumi GKR HemasBRM Ibnu Prastawa KGPH Hadiwinoto 1948 2021 Aryuni UtariBRM Sumyandana GBPH Joyokusumo 1955 2013 Hj NuraidaBRA Dr Sri Kuswarjanti GBRAy Dr Riyakusuma l 1944 KRT RiyakusumaKRA Hastungkara BRA Kusyadinah putri Raden Panji Trusthajumena buyut HB VII 1948 BRM Harumanta GBPH Prabukusuma S Psi l 1952 Roswarini Sri YuniarsihBRM Kuslardiyanta 1956 1978 Jeng YeniBRM Sulaksmana GBPH Yudhaningrat MM l 1958 Raden Roro Endang HermaningrumBRM Abirama GBPH Candradiningrat l 1959 Hery IswantiBRA Kushandanari 1961 1965 BRA Sri Kusulodewi GBRAy Padmokusumo l 1963 KRT Padmokusumo SastronegoroKRA Ciptamurti putri KPH BRA Brongtodiningrat cucu HB VII BRM Anindita GBPH Pakuningrat l 1957 Nurita AfridianaBRM Prasasta GBPH Cakraningrat l 1959 Lakhsmi Indra SuharjanaBRM Arianta GBPH Suryodiningrat l 1961 Farida IndahBRM Sarsana GBPH Suryomataram l 1963 BRM Harkomoyo GBPH Hadinegoro l 1965 Iceu CahyaniBRM Swatindra GBPH Suryonegoro l 1968 Rr Endang Retno Werid Soelasmi LimNorma Musa KRA Norma Nindya Kirana putri Musa Alimad 1975 Penghargaan SuntingGelar dan tanda kehormatan Sunting Atas jasa jasanya kepada Republik Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwana IX dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1990 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 TK Tahun 1990 2 Hamengkubuwana IX juga dianugerahi berbagai tanda kehormatan dari dalam maupun luar negeri Tanda kehormatan tersebut di antaranya 174 Indonesia nbsp Bintang Republik Indonesia Adipradana 175 20 Mei 1967 176 nbsp Bintang Mahaputera Adipurna 175 20 Mei 1967 177 nbsp Bintang Mahaputera Adipradana 175 15 Februari 1961 177 nbsp Bintang Gerilya 178 175 1959 179 nbsp Bintang Bhayangkara Pratama 175 30 Juni 1962 180 nbsp Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia 175 nbsp Satyalancana Peringatan Kemerdekaan 175 nbsp Satyalancana Kesetiaan 175 nbsp Satyalancana Perang Kemerdekaan I 175 nbsp Satyalancana Perang Kemerdekaan II 175 Luar negeri nbsp Malaysia nbsp Seri Setia Mahkota S S M K Tun 1972 181 nbsp Jerman nbsp Salib Agung Orde Jasa Republik Federal Jerman 175 nbsp Belanda nbsp Kesatria Salib Agung Orde Singa Belanda 175 nbsp Panglima Orde Oranye Nassau 182 nbsp Thailand nbsp Kesatria Salib Agung Kelas Pertama Orde Gajah Putih 175 nbsp Jepang nbsp Kordon Agung Orde Matahari Terbit 1982 183 nbsp Britania Raya nbsp Honorary Knight Grand Cross of The Most Distinguished Order of St Michael and St George GCMG 1974 Lambang kebesaran Sunting Lambang Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat nbsp Mahkota Songkok dengan sumping Emas Perisai Merah aksara Jawa Ha Bha emas Penyokong Sayap kembar sembilan helai bulu Emas nbsp Foto resmi Sri Sultan Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Wakil Presiden dengan Presiden Soeharto 1973 1978 Galeri Sunting nbsp Sultan Hamengkubuwana IX membacakan sumpah jabatannya sebagai Wakil Presiden RI nbsp Sultan Hamengkubuwana IX dan Presiden Soeharto dalam Rapat Paripurna Pertama Kabinet Pembangunan I di Gedung Bina Graha Jakarta pada tanggal 19 Juni 1968 nbsp Sultan Hamengkubuwana IX menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Robert McNamara di Jakarta 11 Juni 1968 Lihat pula SuntingDaftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Raja Raja Jawa Daerah Istimewa YogyakartaCatatan kaki Sunting a b Sultan wafat tanggal 2 Oktober pukul 20 05 waktu Washington DC atau tanggal 3 Oktober pukul 07 05 Waktu Indonesia Barat Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra ing Mataram 4 Panggilan KRT H Jatiningrat cucu Hamengkubuwana VIII juga sepupu Hamengkubuwana X Bertepatan dengan 8 Sapar tahun Dal 1871 Jawa 53 Saat itu Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Bandung menjadi tempat pertahanan terakhir mereka 60 Selain itu Surabaya juga akan dipertahankan karena pangkalan utama Angkatan Laut berada di sana Dengan demikian Jawa Tengah akan dibiarkan kosong tanpa pertahanan karena tentara dikonsentrasikan ke kedua tempat tersebut 61 21 Agustus 1945 menurut catatan Monfries 88 Latar belakang maupun tanggal pengangkatan Sultan untuk jabatan Menteri Negara Koordinator Keamanan tidak diketahui secara pasti banyak sumber yang berbeda pernyataannya mengenai hal ini 108 Dengan demikian Roem dkk menganggap Sultan telah menjadi tahanan rumah Diketahui hal yang sama juga terjadi kepada Paku Alam VIII di Pura Pakualaman 119 Buku Takhta untuk Rakyat menuliskan yang berlangsung sekira tanggal 13 Februari 134 Atmakusumah penyunting buku Takhta untuk Rakyat berpendapat ini terjadi keesokan harinya 143 Atmakusumah berpendapat bahwa ini terjadi pada 3 Maret 1949 143 Atau yang terkenal dengan kutipan Langkahi mayat saya dahulu 149 Kadang ditulis Bedhaya Sanghaskara 2 Referensi Sunting Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat Nomor 14 Tahun 1950 Tentang Pemberian Pangkat Militair Titulair Jenderal kepada J M Hamengku Buwono IX Sistem Informasi Kearsipan Nasional Arsip Nasional Republik Indonesia 4 Januari 1950 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 29 Diakses tanggal 2021 09 29 a b c d Sri Sultan Hamengku Buwono IX Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 25 Diakses tanggal 2021 09 11 Roem et al 2011 hlm 7 8 Monfries 2018 hlm 35 Suyono amp Parera 2015 hlm 35 36 a b Roem et al 2011 hlm 9 Monfries 2018 hlm 36 Suyono amp Parera 2015 hlm 36 Roem et al 2011 hlm 9 Monfries 2018 hlm 35 Suyono amp Parera 2015 hlm 36 Monfries 2018 hlm 38 Roem et al 2011 hlm 9 Monfries 2018 hlm 38 Suyono amp Parera 2015 hlm 36 Monfries 2018 hlm 36 37 Roem et al 2011 hlm 9 Suyono amp Parera 2015 hlm 34 36 Roem et al 2011 hlm 11 Monfries 2018 hlm 36 Suyono amp Parera 2015 hlm 36 Roem et al 2011 hlm 13 Monfries 2015 hlm 45 46 Suyono amp Parera 2015 hlm 37 Monfries 2018 hlm 37 Roem et al 2011 hlm 14 16 Monfries 2018 hlm 45 Roem et al 2011 hlm 17 18 Monfries 2018 hlm 46 Suyono amp Parera 2015 hlm 37 39 Roem et al 2011 hlm 18 Monfries 2018 hlm 46 Monfries 2018 hlm 47 Roem et al 2011 hlm 18 Monfries 2018 hlm 47 Suyono amp Parera 2015 hlm 41 42 Suyono amp Parera 2015 hlm 41 43 Roem et al 2011 hlm 18 Monfries 2018 hlm 47 48 Suyono amp Parera 2015 hlm 43 Monfries 2018 hlm 48 Roem et al 2011 hlm 18 Monfries 2018 hlm 48 Suyono amp Parera 2015 hlm 43 Roem et al 2011 hlm 18 21 Soemardjan 1989 hlm 115 Monfries 2018 hlm 48 50 Suyono amp Parera 2015 hlm 44 46 Monfries 2018 hlm 50 Roem et al 2011 hlm 22 23 Monfries 2018 hlm 59 60 Suyono amp Parera 2015 hlm 59 60 Monfries 2018 hlm 60 Suyono amp Parera 2015 hlm 48 49 Roem et al 2011 hlm 26 27 Monfries 2018 hlm 75 Suyono amp Parera 2015 hlm 60 Roem et al 2011 hlm 26 27 Monfries 2018 hlm 75 Suyono amp Parera 2015 hlm 61 Roem et al 2011 hlm 27 Monfries 2018 hlm 75 Suyono amp Parera 2015 hlm 60 Roem et al 2011 hlm 27 Roem et al 2011 hlm 28 Monfries 2018 hlm 75 Suyono amp Parera 2015 hlm 58 59 Roem et al 2011 hlm 28 29 Monfries 2018 hlm 75 Suyono amp Parera 2015 hlm 61 62 a b c d Monfries 2018 hlm 88 Roem et al 2011 hlm 30 31 Monfries 2018 hlm 86 Suyono amp Parera 2015 hlm 64 Monfries 2018 hlm 89 Roem et al 2011 hlm 31 32 Monfries 2018 hlm 89 90 Suyono amp Parera 2015 hlm 62 Roem et al 2011 hlm 41 Monfries 2018 hlm 90 Roem et al 2011 hlm 31 Monfries 2018 hlm 87 Suyono amp Parera hlm 67 Monfries 2018 hlm 87 Monfries 2018 hlm 96 Roem et al 2011 hlm 35 36 Suyono amp Parera 2015 hlm 66 Monfries 2018 hlm 90 Suyono amp Parera 2015 hlm 66 Monfries 2018 hlm 92 93 95 96 a b c d Monfries 2018 hlm 91 Roem et al 2011 hlm 36 37 40 Monfries 2018 hlm 92 Suyono amp Parera 2015 hlm 63 64 68 Roem et al 2011 hlm 37 Suyono amp Parera 2015 hlm 63 Monfries 2018 hlm 92 98 Roem et al 2011 hlm 37 40 41 Suyono amp Parera 2015 hlm 68 Roem et al 2011 hlm 42 Roem et al 2011 hlm 43 46 Monfries 2018 hlm 98 Roem et al 2011 hlm 47 Monfries 2018 hlm 99 100 Roem et al 2011 hlm 48 a b Monfries 2018 hlm 102 Roem et al 2011 hlm 48 50 Roem et al 2011 hlm 50 Monfries 2018 hlm 132 Monfries 2018 hlm 132 Roem et al 2011 hlm 52 53 Roem et al 2011 hlm 50 Monfries 2018 hlm 133 Roem et al 2011 hlm 52 53 Monfries 2018 hlm 132 133 Roem et al 2011 hlm 50 Roem et al 2011 hlm 54 Monfries 2018 hlm 134 Monfries 2018 hlm 135 136 Monfries 2018 hlm 136 Monfries 2018 hlm 141 Monfries 2018 hlm 142 Roem et al 2011 hlm 54 Suyono amp Parera 2015 hlm 72 Roem et al 2011 hlm 55 Monfries 2018 hlm 137 Monfries 2018 hlm 137 Monfries 2018 hlm 137 138 Roem et al 2011 hlm 55 56 Monfries 2018 hlm 148 Suyono amp Parera 2015 hlm 69 70 Roem et al 2011 hlm 56 57 Monfries 2018 hlm 145 Suyono amp Parera 2015 hlm 70 72 Monfries 2018 hlm 145 Roem et al 2011 hlm 57 Monfries 2015 hlm 146 Suyono amp Parera 2015 hlm 72 73 Roem et al 2011 hlm 57 Monfries 2018 hlm 145 169 Roem et al 2011 hlm 57 Suyono amp Parera 2015 hlm 73 Monfries 2018 hlm 146 Monfries 2018 hlm 158 Monfries 2018 hlm 158 159 a b Monfries 2018 hlm 159 Roem et al 2011 hlm 61 Monfries 2018 hlm 177 Suyono amp Parera 2015 hlm 12 13 Monfries 2018 hlm 178 Roem et al 2011 hlm 61 Monfries 2018 hlm 178 Suyono amp Parera 2015 hlm 13 Roem et al 2011 hlm 61 Suyono amp Parera 2015 hlm 13 Suyono amp Parera 2015 hlm 13 Roem et al 2011 hlm 61 62 Monfries 2018 hlm 183 Suyono amp Parera 2015 hlm 15 16 Roem et al 2011 hlm 62 Monfries 2018 hlm 183 a b c Monfries 2018 hlm 187 Roem et al 2011 hlm 67 Monfries 2018 hlm 187 Roem et al 2011 hlm 97 Monfries 2018 hlm 188 Suyono amp Parera 2015 hlm 5 Roem et al 2011 hlm 65 Suyono amp Parera 2015 hlm 19 Roem et al 2011 hlm 65 66 Suyono amp Parera 2015 hlm 18 19 Roem et al 2011 hlm 66 Monfries 2018 hlm 191 Suyono amp Parera 2015 hlm 20 Suyono amp Parera 2015 hlm 20 Roem et al 2011 hlm 75 77 Monfries 2018 hlm 198 199 Monfries 2018 hlm 199 Suyono amp Parera 2015 hlm 20 Monfries 2018 hlm 199 Monfries 2018 hlm 197 198 Monfries 2018 hlm 205 Monfries 2018 hlm 223 Monfries 2018 hlm 206 207 Monfries 2018 hlm 208 Roem et al 2011 hlm 67 Monfries 2018 hlm 225 Suyono amp Parera 2015 hlm 21 Roem et al 2011 hlm 67 Roem et al 2011 hlm 68 69 Roem et al 2011 hlm 69 70 Monfries 2018 hlm 225 226 Roem et al 2011 hlm 70 Suyono amp Parera 2015 hlm 21 a b Roem et al 2011 hlm 70 Roem et al 2011 hlm 70 Monfries 2018 hlm 227 228 Roem et al 2011 hlm 70 71 a b c Roem et al 2011 hlm 71 Roem et al 2011 hlm 71 Monfries 2018 hlm 225 Roem et al 2011 hlm 72 Monfries 2018 hlm 228 231 Roem et al 2011 hlm 72 Roem et al 2011 hlm 72 Monfries 2018 hlm 232 233 Roem et al 2011 hlm 73 a b Monfries 2018 hlm 230 Roem et al 2011 hlm 73 74 Monfries 2018 hlm 228 a b Roem et al 2011 hlm 74 Monfries 2018 hlm 233 Roem et al 2011 hlm 74 Monfries 2018 hlm 233 234 Monfries 2018 hlm 231 Roem et al 2011 hlm 79 a b c Roem et al 2011 hlm 93 Roem et al 2011 hlm 80 Monfries 2018 hlm 236 237 Suyono amp Parera 2015 hlm 6 78 80 Roem et al 2011 hlm 80 a b Roem et al 2011 hlm 80 Monfries 2018 hlm 236 237 Suyono amp Parera 2015 hlm 76 77 Monfries 2018 hlm 236 Suyono amp Parera 2015 hlm 76 77 Suyono amp Parera 2015 hlm 76 77 Roem et al 2011 hlm 84 Monfries 2018 hlm 234 235 a b Roem et al 2011 hlm 84 Monfries 2018 hlm 234 Monfries 2018 hlm 235 236 Roem et al 2011 hlm 80 81 Monfries 2018 hlm 237 a b Roem et al 2011 hlm 91 Roem et al 2011 hlm 82 Roem et al 2011 hlm 83 Monfries 2018 hlm 237 a b Monfries 2018 hlm 237 Roem et al 2011 hlm 87 Monfries 2018 hlm 237 a b Roem et al 2011 hlm 90 Monfries 2018 hlm 237 Monfries 2018 hlm 238 Suyono amp Parera 2015 hlm 6 Monfries 2018 hlm 241 Monfries 2018 hlm 242 Roem et al 2011 hlm 94 Monfries 2018 hlm 246 Monfries 2018 hlm 248 Roem et al 2011 hlm 94 Doel 2001 hlm 344 Monfries 2018 hlm 249 250 Roem et al 2011 hlm 94 Monfries 2018 hlm 250 a b Roem et al 2011 hlm 94 Suyono amp Parera 2015 hlm 28 Doel 2001 hlm 351 Suyono amp Parera 2015 hlm 26 27 Suyono amp Parera 2015 hlm 27 28 Roem et al 2011 hlm 335 Suyono amp Parera 2015 hlm 2 Roem et al 2011 hlm 335 Roem et al 2011 hlm 335 336 Roem et al 2011 hlm 337 338 Roem et al 2011 hlm 339 340 Roem et al 2011 hlm 340 341 Roem et al 2011 hlm 341 342 Tari Golek Menak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat 9 Oktober 2018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 11 Diakses tanggal 2021 09 12 Bedhaya Sapta Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat 18 Oktober 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 11 Diakses tanggal 2021 09 12 Bedhaya Wiwaha Sangaskara Sang Amurwabhumi Bedhaya Kakung Bedhaya Madiun Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta 4 Maret 2014 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 11 Diakses tanggal 2021 09 12 Suyono amp Parera 2015 hlm 159 Sejarah Dokumentasi Visual Keraton Yogyakarta Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 13 Diakses tanggal 2021 09 13 Sejeli Mata Kamera nbsp Majalah Tempo 17 Agustus 2015 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 13 Diakses tanggal 2021 09 13 Suyono amp Parera 2015 hlm 164 166 Lembaga Pemilihan Umum 1973 hlm 914 a b c d e f g h i j k l m Roem et al 2011 hlm 435 Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Tahun 1959 sekarang PDF Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 07 29 Diakses tanggal 2021 09 12 a b Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 1959 s d 2003 PDF Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 08 05 Diakses tanggal 2021 09 12 Bintang Gerilya dari Pemerintah yang diberikan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX Sistem Informasi Kearsipan Statis Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 09 12 Diakses tanggal 2021 09 12 Keputusan Presiden Nomor 176 Tahun 1959 Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Diakses tanggal 2022 01 05 pranala nonaktif permanen Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1962 PDF Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 01 05 Diakses tanggal 2022 01 05 Senarai Penuh Penerima Darjah Kebesaran Bintang dan Pingat Persekutuan Tahun 1972 PDF Bahagian Istiadat dan Urusetia Persidangan Antarabangsa Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2018 10 16 Diakses tanggal 2021 09 12 Roem et al 2011 hlm 394 Sri Sultan Hamengku Buwono IX datatempo co Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 31 Diakses tanggal 2022 01 31 Daftar pustaka Sunting Hughes John 2002 1968 The End of Sukarno A Coup That Misfired A Purge That Ran Wild dalam bahasa Inggris edisi ke 3 Singapore Archipelago Press ISBN 981 4068 65 9 OCLC 52567484 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Roem Mohamad Lubis Mochtar Mochtar Kustiniyati Maimoen S 2011 1982 Atmakusumah ed Takhta untuk Rakyat Celah Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama ISBN 978 979 2267 67 9 OCLC 729721382 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 03 Diakses tanggal 2021 09 10 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Baca di iPusnas Diarsipkan 2022 03 05 di Wayback Machine Soemardjan Selo 1989 In Memoriam Hamengkubuwono IX Sultan of Yogyakarta 1912 1988 Indonesia dalam bahasa Inggris Cornell University Southeast Asia Program 47 115 117 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 03 Diakses tanggal 2022 08 28 Doel H W van den 2001 Afscheid Van Indie De Val Van Het Nederlandse Imperium In Azie dalam bahasa Belanda Amsterdam Prometheus ISBN 978 904 4600 43 8 Elson Robert 2001 Suharto A Political History dalam bahasa Inggris Cambridge Press Syndicate of the University of Cambridge ISBN 0 521 77326 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 03 Diakses tanggal 2021 09 10 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Monfries John 2018 2015 Ditulis di Singapura Raja di Negara Republik Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta Diterjemahkan oleh Hasanah Uswatun Yogyakarta Biography ISBN 978 602 5638 18 3 Suyono Seno Joko Parera Philipus 2015 Hamengku Buwono IX Pengorbanan Sang Pembela Republik Seri Buku Tempo Bapak Bangsa Jakarta KPG ISBN 978 602 6208 38 5 OCLC 1239329972 Bacaan lanjutan SuntingInilah Mati yang Paling Hidup Sri Sultan Hamengku Buwono IX 1912 1988 Jakarta Biro Informasi dan Data Centre for Strategic and International Studies 1988 Monfries John 2008 The Sultan and the Revolution Bijdragen tot de taal land en volkenkunde Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia dalam bahasa Inggris Brill 164 2 269 297 doi 10 1163 22134379 90003659 ISSN 2213 4379 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 21 Diakses tanggal 2022 01 21 nbsp Pour Julius 2009 Doorstoot naar Djokja Pertikaian Pemimpin Sipil Militer Jakarta Penerbit Buku Kompas ISBN 978 979 709 454 6 Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Hamengkubuwono IX nbsp Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Hamengkubuwana IX Indonesia Sri Sultan HB IX Diarsipkan 2023 04 05 di Wayback Machine di tokoh id Indonesia Bangsawan yang Demokratis Diarsipkan 2023 03 21 di Wayback Machine di tokoh id Indonesia Profil Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwana IX Diarsipkan 2023 04 05 di Wayback Machine di Kepustakaan Presiden Presiden RI Jabatan politikJabatan lowongTerakhir dijabat olehMohammad Hatta Wakil Presiden Indonesia1973 1978 Diteruskan oleh Adam MalikDidahului oleh Jabatan baru Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta1945 1988 Diteruskan oleh Sri Paku Alam VIIIJabatan menteri baru Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri Indonesia1966 1973 Diteruskan oleh Widjojo NitisastroDidahului oleh Soebandrio Wakil Perdana Menteri Indonesia1966 Jabatan dihapuskanDidahului oleh R Mas Sewaka Menteri Pertahanan Indonesia1952 1953 Diteruskan oleh Abdoel HalimDidahului oleh Abdoel Hakim Wakil Perdana Menteri Indonesia1950 1951 Diteruskan oleh WilopoDidahului oleh Amir Sjarifoeddin Menteri Pertahanan Indonesia1948 1950 Diteruskan oleh Abdoel HalimGelar kebangsawananDidahului oleh Hamengkubuwono VIII Raja Kesultanan Yogyakarta1940 1988 Diteruskan oleh Hamengkubuwono XJabatan lainDidahului oleh Jabatan baru Ketua Kwartir Nasional1961 1974 Diteruskan oleh M SarbiniDidahului oleh Jabatan baru Komite Olahraga Nasional Indonesia1967 1986 Diteruskan oleh Surono Reksodimedjo Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Hamengkubuwana IX amp oldid 24033920