www.wikidata.id-id.nina.az
Ada usul agar Agama Hindu diganti judulnya dan dipindahkan ke Hinduisme Diskusikan Hindu beralih ke halaman ini Untuk kegunaan lain lihat Hindu disambiguasi Hinduisme merupakan kepercayaan dominan di Asia Selatan terutama di India dan Nepal yang mengandung beraneka ragam tradisi Kepercayaan ini meliputi berbagai aliran di antaranya Saiwa Waisnawa dan Sakta serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang moralitas sehari hari yang berdasar pada karma darma dan norma kemasyarakatan Hinduisme cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam seperti pada agama Abrahamik 1 Sungai Indus di Pakistan yang merupakan asal dari kata Hindu Hinduisme diklaim sebagian orang sebagai agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini a dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanatana dharma Dewanagari सन तन धर म b artinya darma abadi atau jalan abadi 11 yang melampaui asal mula manusia 12 Agama ini menyediakan kewajiban kekal untuk diikuti oleh seluruh umatnya tanpa memandang strata kasta atau sekte seperti kejujuran kesucian dan pengendalian diri Para ahli dari Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India dengan pangkal yang beragam dan tanpa tokoh pendiri Pangkal pangkalnya meliputi Brahmanisme agama Weda Kuno agama agama masa peradaban lembah Sungai Indus dan tradisi lokal yang populer Sintesis tersebut muncul sekitar 500 200 SM dan tumbuh berdampingan dengan agama Buddha hingga abad ke 8 Dari India Utara Sintesis Hindu tersebar ke selatan hingga sebagian Asia Tenggara Hal itu didukung oleh Sanskritisasi Sejak abad ke 19 di bawah dominansi kolonialisme Barat serta Indologi saat istilah Hinduisme mulai dipakai secara luas 13 agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang koheren dan independen Pemahaman populer tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan modernisme Hindu yang menekankan mistisisme dan persatuan tradisi Hindu Ideologi Hindutva dan politik Hindu muncul pada abad ke 20 sebagai kekuatan politis dan jati diri bangsa India Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari hari contohnya puja sembahyang dan pembacaan doa perayaan suci pada hari hari tertentu dan penziarahan Kaum petapa yang disebut sadu orang suci memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok Sruti apa yang terdengar dan Smerti apa yang diingat Susastra tersebut memuat teologi filsafat mitologi yadnya kurban prosesi ritual dan bahkan kaidah arsitektur Hindu 14 Kitab kitab utama di antaranya adalah Weda Upanishad keduanya tergolong Sruti Mahabharata Ramayana Bhagawadgita Purana Manusmerti dan Agama semuanya tergolong Smerti 14 Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa 15 agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia setelah Kristen dan Islam Daftar isi 1 Etimologi 2 Definisi 2 1 Pengaruh kolonial 2 2 Pendapat orang Hindu 2 3 Pendapat orang Barat 3 Karakteristik 3 1 Akar Hinduisme 3 2 Keanekaragaman 3 3 Persamaan 3 4 Penggolongan 3 4 1 Enam tipe umum 3 4 2 Religi dan religiositas Hindu 3 5 Toleransi 4 Mazhab aliran dan gerakan 4 1 Enam mazhab filsafat 4 2 Empat aliran utama 4 3 Sekte dan aliran lainnya 4 4 Gerakan keagamaan 5 Keyakinan 5 1 Konsep ketuhanan 5 2 Atman dan jiwa 5 3 Para dewa dan awatara 5 4 Karma dan reinkarnasi 5 5 Tujuan hidup manusia 5 6 Jalan menuju Tuhan 6 Pustaka suci 6 1 Sruti 6 2 Smerti 7 Sejarah 7 1 Periodisasi 7 2 Agama Agama Pra Weda 7 3 Periode Weda 7 4 Reformisme Asketis 7 5 Hinduisme Klasik 7 5 1 Hinduisme Praklasik 7 5 2 Zaman Kejayaan 7 5 3 Hinduisme Klasik Akhir 7 6 Kehadiran Islam dan sekte Hindu 7 7 Hinduisme masa kini 8 Pranata 8 1 Caturwarna 8 2 Jenjang kehidupan 9 Praktik keagamaan 9 1 Persembahyangan 9 2 Upacara 9 3 Ahimsa 9 3 1 Vegetarianisme 9 4 Pertapaan 10 Tempat suci 11 Simbolisme 12 Keterangan 13 Lihat pula 13 1 Catatan kaki 13 2 Daftar pustaka 14 Pranala luar 14 1 Riset tentang HinduismeEtimologi SuntingDalam teks berbahasa Arab al Hind adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suku bangsa di suatu daerah yang kini disebut India sedangkan Hindu atau Hindoo digunakan sejak akhir abad ke 18 dan seterusnya oleh orang Inggris untuk menyebut penduduk Hindustan yaitu bangsa di sebelah barat daya India Akhirnya Hindu menjadi istilah padanan bagi orang India yang bukan Muslim Sikh Jaina atau Kristen sehingga mencakup berbagai penganut dan pelaksana kepercayaan tradisional yang berbeda beda Akhiran isme ditambahkan pada kata Hindu sekitar tahun 1830 an untuk merujuk pada kebudayaan dan agama kasta brahmana yang berlainan dengan agama lainnya dan kemudian istilah tersebut diterima oleh orang India sendiri dalam hal membangun jati diri bangsa untuk menentang kolonialisme meski istilah Hindu pernah dicantumkan dalam babad berbahasa Sanskerta dan Bengali sebagai antonim bagi Yawana atau Muslim sekitar awal abad ke 16 Gavin Flood An Introduction to Hinduism 16 Kiri Peta kawasan peradaban Lembah Indus ditandai dengan warna hijau beserta kota kota kuno di sekitar aliran sungai Sindhu Kanan Peta aliran sungai Sindhu di negara Pakistan yang terletak di antara negara Afghanistan dan India Kata Hindu melalui bahasa Persia berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya Subbenua India sebagian besar alirannya terletak di wilayah negara Pakistan yang dalam bahasa Inggris disebut Indus 16 c Menurut Gavin Flood pada mulanya istilah hindu muncul sebagai istilah geografis bangsa Persia untuk menyebut suku bangsa yang tinggal di seberang sungai Sindhu 16 Para sejarawan pun menyebut peradaban suku tersebut sebagai Peradaban Lembah Indus Maka dari itu awalnya istilah Hindu merupakan istilah geografis dan tidak mengacu pada suatu agama Kata Hindu diserap oleh bahasa bahasa Eropa dari istilah Arab al Hind dan mengacu kepada negeri bagi bangsa yang mendiami daerah sekitar Sungai Sindhu 19 Istilah Arab tersebut berasal istilah Persia Hindu yang mengacu kepada seluruh suku di India Pada abad ke 13 Hindustan muncul sebagai nama alternatif India yang acap disebutkan yang memiliki arti Negeri para Hindu 20 Istilah agama Hindu kemudian sering digunakan dalam beberapa teks berbahasa Sanskerta seperti Rajatarangini dari Kashmir Hinduka ca 1450 dan beberapa teks mazhab Gaudiya Waisnawa dari abad ke 16 hingga ke 18 yang berbahasa Bengali seperti Caitanyacaritamerta dan Caitanyabhagawata Istilah itu digunakan untuk membedakan Hindu dengan Yawana atau Mleccha 21 Sejak abad ke 18 dan seterusnya istilah Hindu digunakan oleh para kolonis dan pedagang dari Eropa untuk menyebut para penganut agama tradisional India secara umum Istilah Hinduism diserap ke dalam bahasa Inggris pada abad ke 19 untuk menyebut tradisi keagamaan filasat dan kebudayaan asli India Definisi SuntingStudi tentang India beserta kebudayaan dan agamanya demikian pula definisi Hinduisme telah dibentuk oleh minat kolonialisme serta gagasan orang Barat tentang agama tersebut 22 23 Sejak 1990 an pengaruh pengaruh beserta dampaknya telah menjadi topik perdebatan di kalangan ahli Hindu 22 dan turut dicampuri oleh kritik kritik terhadap India menurut pandangan Barat 24 Karena istilah tersebut melingkupi berbagai tradisi dan gagasan yang luas maka sulit untuk memperoleh definisi yang komprehensif 16 Tanpa keseragaman Hinduisme didefinisikan sebagai agama tradisi keagamaan dan seperangkat kepercayaan religius 25 Pengaruh kolonial Sunting Gagasan untuk sebuah sebutan umum bagi beberapa aliran kepercayaan dan tradisi di India sudah mendapat perhatian sejak abad ke 12 26 27 Gagasan Hinduisme sebagai tradisi keagamaan dunia yang tunggal dipopulerkan pada abad ke 19 oleh Indolog Eropa yang mengacu kepada kasta kasta brahmana sebagai informasi mereka tentang agama agama di India 28 Hal ini mengacu pada suatu kecenderungan untuk menegaskan sastra dan keyakinan terhadap Weda sebagai esensi bagi praktik keagamaan Hindu pada umumnya serta bagi hubungan doktrin Hindu masa kini dengan berbagai perguruan Wedanta khususnya Adwaita Wedanta 23 Kolonialisme telah menjadi faktor signifikan dalam pengaruh kasta brahmana dan brahmanisasi dalam masyarakat Hindu Adat kaum brahmana juga memengaruhi pengertian Hinduisme di mata orang Eropa Kaum brahmana melestarikan kitab kitab Hindu yang kemudian diteliti oleh orang orang Eropa Kewenangan kitab kitab tersebut telah menjadi sasaran penelitian orang Eropa Penetapan basis basis tekstual agama Hindu oleh kaum orientalis Eropa didasari oleh kecenderungan untuk mengacu kepada otoritas tertulis daripada otoritas lisan Kaum Brahmana dan ilmuwan Eropa memiliki persepsi yang sama tentang suatu deklinasi umum dari sebuah agama yang mulanya murni 22 Pendapat orang Hindu Sunting Menurut Sarvepalli Radhakrishnan Hinduisme tidak sekadar keyakinan Ia adalah gabungan antara penalaran dan intuisi yang tak dapat didefinisikan tapi hanya bisa dirasakan 29 Bagi orang Hindu Hinduisme adalah jalan hidup tradisional 30 Banyak penganutnya yang menyebut Hinduisme sebagai Sanatana dharma artinya darma yang abadi atau jalan yang abadi 11 Istilah ini mengacu kepada kewajiban abadi yang harus dijalankan oleh seluruh umat Hindu tanpa memandang derajat kasta atau sekte aliran seperti kejujuran tidak menyakiti makhluk hidup menjaga kesucian berniat baik pemaaf bersabar mengendalikan nafsu mengendalikan diri sendiri murah hati dan bertafakur Ini berbeda dengan swadarma artinya darma seseorang yaitu kewajiban yang harus dijalankan sesuai aliran yang diikuti dan tingkatan kehidupan 31 Menurut Kim Knott perihal darma ini mengacu pada gagasan bahwa sumbernya melampaui sejarah umat manusia dan kebenarannya disampaikan oleh Tuhan Sruti serta diwariskan dari zaman ke zaman hingga masa kini dalam suatu kumpulan kitab tertua di dunia yaitu Weda 12 Menurut Encyclopaedia Britannica Pada masa kini istilah Sanatana dharma itu pun digunakan oleh para pemuka reformis dan nasionalis Hindu untuk menyebut Hinduisme sebagai suatu agama dunia yang bersatu Maka dari itu Sanatana dharma menjadi sinonim bagi kebenaran dan ajaran Hindu yang abadi yang kemudian dipahami bahwa tidak hanya transenden bagi sejarah dan tak berubah ubah tapi juga tak terbagi bagi dan pada pokoknya bukanlah sektarian d 31 Sebagai tanggapan atas kolonialisme dan orientalisme Barat para pemuka dan ahli Hindu menginterpretasikan agamanya dalam suatu upaya yang disebut modernisme Hindu oleh orang Barat Tokoh terkemuka dalam upaya tersebut adalah Swami Vivekananda Sarvepalli Radhakrishnan dan Mahatma Gandhi 32 Menurut Gavin Flood Vivekanda 1863 1902 adalah tokoh penting dalam pengembangan pemahaman diri umat Hindu masa kini dan telah merumuskan pandangan terhadap Hinduisme bagi orang Barat 33 Intisari dalam filsafatnya adalah gagasan bahwa percikan dari Tuhan berada dalam setiap makhluk hidup sehingga seluruh umat manusia dapat mencapai persatuan dengan sifat ilahi bawaan tersebut dan dengan memandang bahwa sifat ilahi ini juga terkandung pada setiap orang maka berkembanglah kasih sayang dan harmoni sosial 34 Menurut Flood pandangan Vivekananda terhadap Hinduisme adalah yang paling umum diterima oleh kebanyakan umat Hindu golongan menengah berbahasa Inggris English speaking middle class Hindus pada masa kini 35 Sarvepalli Radhakrishnan adalah salah satu cendekiawan terpelajar dari India yang bergelut dengan filsafat Barat dan India 36 Ia mencari keselarasan antara rasionalisme barat dengan Hinduisme dan memperkenalkan Hinduisme sebagai pengalaman religius yang pada hakikatnya rasional dan humanistis 37 e Wawasan Radhakrishnan disebut sangat relevan dan penting dalam membentuk jati diri Hindu kontemporer 37 Pendapat orang Barat Sunting Monier Williams 1819 1899 Profesor Sastra Sanskerta dan Indolog terawal berpendapat bahwa berawal dari Weda Hinduisme telah merangkul berbagai bentuk kepercayaan dan menyajikan fase yang cocok bagi berbagai pikiran Paham tersebut begitu toleran rendah hati komprehensif dan menerima berbagai bentuk tradisi f Toleransi agama Hindu terhadap aneka ragam aliran kepercayaan dan tradisi yang berbeda beda membuatnya sulit untuk didefinisikan sebagai suatu agama menurut pemahaman tradisional orang Barat 41 Dalam sejumlah kajian didapati bahwa agama Hindu dapat dipandang sebagai suatu kategori dengan batas batas yang kabur daripada suatu lembaga yang tegar dan terdefinisikan dengan baik Beberapa aktivitas keagamaan Hindu dapat dipandang sebagai hal yang lazim dalam agama tersebut sementara yang tak lazim pun masih dapat dimasukkan ke dalam kategori agama Hindu Berdasarkan pemikiran pemikiran tersebut Ferro Luzzi menulis suatu pendekatan Teori Prototipe untuk mendefinisikan Hinduisme 42 Menurut Flood globalisasi kebudayaan Hindu diprakarsai oleh Swami Vivekananda dengan mendirikan Misi Ramakrishna dan diikuti oleh para pemuka Hindu lainnya yang membawa ajaran yang menjadi kekuatan kultural penting dalam masyarakat Barat dan sebagai akibatnya menjadi kekuatan kultural penting di India tempat ajaran itu bermula 43 Hinduisme Global tersebut menarik minat di seluruh dunia melampaui batas batas nasional dan telah menjadikannya suatu agama dunia yang berdampingan dengan Kekristenan Islam dan Buddhisme bagi komunitas Hindu seluruh dunia maupun orang orang Barat yang tertarik dengan kebudayaan dan kepercayaan non Barat 44 Agama ini menekankan nilai nilai spiritual universal seperti keadilan sosial kedamaian serta transformasi spiritual umat manusia 44 Sebagian perkembangannya disebabkan oleh re enkulturasi atau efek Pizza yaitu suatu kondisi ketika unsur unsur kebudayaan Hindu diperkenalkan ke Dunia Barat lalu mendapatkan popularitas di sana dan sebagai akibatnya juga mendapatkan popularitas yang lebih besar di India 45 Karakteristik SuntingKeberadaan agama Hindu sebagai agama tersendiri yang berbeda dengan agama Buddha dan Jainisme diperkuat oleh penegasan para penganutnya bahwa agama mereka memang demikian berbeda 46 Berbeda dengan dua agama tersebut Hinduisme bersifat lebih teistik Sebagian besar sekte dan aliran Hinduisme meyakini suatu pengatur alam semesta dasar bagi segala fenomena di dunia yang memanifestasikan diri dalam berbagai wujud yang disebut dengan berbagai nama seperti Iswara Dewa Batara Hyang dan lain lain Sebagian aliran meyakini bahwa berbagai kemajemukan di dunia merupakan bagian dari Brahman Dalam agama Hindu seorang umat boleh berkontemplasi tentang misteri Brahman dalam konteks tertentu Brahman dapat didefinisikan sebagai Tuhan personal ataupun impersonal dan mengungkapkannya melalui mitos yang jumlahnya tidak habis habisnya serta melalui penyelidikan filosofis Mereka mencari kemerdekaan atas penderitaan melalui praktik praktik brata atau meditasi yang mendalam atau dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta kasih bhakti dan percaya sradha Akar Hinduisme Sunting Seorang wanita melakukan puja saat matahari terbenam di Rishikesh Haridwar Sejak minat akan Indologi dan studi Hindu bertumbuh sejarah dan pangkal agama Hindu telah menjadi perdebatan para cendekiawan di Dunia Barat Sebelumnya tidak ada istilah Hinduisme atau agama Hindu tetapi keberadaan tradisi Hindu seperti sekarang telah berpangkal sejak purbakala 47 Selain itu para ahli sulit mendefinisikan Hinduisme karena ketiadaan seorang tokoh pendiri agama tersebut Para cendekiawan memandang Hinduisme sebagai gabungan dari berbagai kebudayaan atau tradisi yang ada di India 48 49 50 Salah satu akarnya adalah Brahmanisme atau agama Weda Kuno dari India pada Zaman Besi 51 49 yang merupakan hasil peleburan antara bangsa Indo Arya dengan kebudayaan dan peradaban Harrapa 52 Selain itu tradisi yang mendukung perkembangan agama Hindu meliputi Sramana atau tradisi penolakan dari India Utara serta kebudayaan mesolitik dan neolitik di India seperti agama agama peradaban lembah sungai Indus 53 54 55 tradisi bangsa Dravida 56 serta tradisi dan agama lokal dari suku bangsa di India 57 Setelah periode Weda antara 500 200 SM dan ca 300 M 48 pada permulaan periode Wiracarita dan Purana atau periode Praklasik sintesis Hindu mulai timbul 48 masa ketika dimasukkannya pengaruh Sramana dan Buddhisme diiringi dengan kemunculan tradisi bhakti ke dalam balutan Brahmanisme melalui kitab kitab Smerti Sintesis ini muncul di bawah tekanan perkembangan Buddhisme dan Jainisme 58 Selama pemerintahan Dinasti Gupta kitab kitab Purana disusun digunakan untuk menyebarkan ideologi keagamaan umum di tengah tengah akulturasi yang dijalani masyarakat tribal dan buta huruf Hasilnya adalah kemunculan Hinduisme Puranis Puranic Hinduism yang memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan Brahmanisme sebelumnya yang berpegang pada Dharmasastra dan Smerti Selama beberapa abad Hinduisme dan Buddhisme tumbuh berdampingan 59 sampai akhirnya memperoleh keunggulan pada abad ke 8 M 60 61 Dari India Utara sintesis Hindu beserta konsep pembagian masyarakat menyebar ke India Selatan dan sebagian Asia Tenggara 62 Hal tersebut didukung oleh sejumlah kegiatan pengadaan permukiman bagi kaum brahmana di kawasan yang diizinkan oleh penguasa lokal 63 64 dimasukkannya atau diasimilasikannya dewa dewi non Weda tidak disebut dalam Weda yang populer 65 66 dan proses Sanskritisasi yaitu kondisi ketika orang orang dari berbagai strata masyarakat India cenderung menyesuaikan kehidupan religius dan sosial mereka dengan norma norma Brahmanis 65 67 Proses asimilasi tersebut menjelaskan bahwa keanekaragaman budaya lokal di India diselimuti oleh selubung persamaan konseptual 68 Keanekaragaman Sunting Diversitas Hinduisme Anak anak Hindu saat perayaan gaijtra di Kathmandu Nepal Ritual keagamaan Hindu di Candi Prambanan Yogyakarta Indonesia Tari kebaktian yang dilakukan wanita Hindu di Moskwa Rusia Upacara Puja barthaband di Bagmati Nepal Seorang petapa Hindu di tepi sungai Gangga Benares India Ritus tindik lidah saat thaipusam di Batu Caves Malaysia Perayaan mandi suci baruni snan di Bangladesh Praktisi yoga melakukan sikap halasana di Zhengzhou Tiongkok Prosesi keagamaan Hindu di Bali Indonesia Prosesi pembubuhan tika saat perayaan Tihar di Nepal Agama Hindu dapat dideskripsikan sebagai sebuah wadah tradisi yang memiliki sifat kompleks bertumbuh berhierarki dan kadangkala inkonsisten secara internal 69 Agama Hindu tidak mengenal satu sistem kepercayaan yang disusun demi menyeragamkan keyakinan atau iman 16 namun menjadi istilah awam yang meliputi kemajemukan tradisi keagamaan di India 70 71 Menurut Mahkamah Agung India Tidak seperti agama lainnya di dunia agama Hindu tidak mengklaim satu nabi saja tidak memuja satu dewa saja tidak menganut satu konsep filosofis saja tidak mengikuti atau mengadakan satu ritus keagamaan saja faktanya ciri ciri agama Hindu itu tidak seperti agama atau kepercayaan lain pada umumnya Tak lain dan tak bukan agama Hindu itu merupakan suatu jalan hidup g 72 73 Salah satu masalah dalam merumuskan satu definisi tentang istilah agama Hindu adalah adanya fakta bahwa agama Hindu tidak didirikan oleh seorang tokoh 16 74 Agama ini merupakan sintesis dari berbagai tradisi atau himpunan tradisi keagamaan yang berbeda tetapi memiliki persamaan 48 50 Konsep ketuhanan dalam tubuh agama Hindu pun tidak seragam Beberapa aliran bersifat monoteisme mengagungkan Wisnu Kresna atau Siwa sementara aliran lainnya bersifat monisme yang memandang bahwa para dewa atau sembahan apa pun merupakan manifestasi beragam dari Yang Maha Esa 75 Beberapa aliran Hindu bersifat panenteisme sebagaimana disebutkan dalam kitab Bhagawadgita yang meyakini bahwa Tuhan meresap ke seluruh alam semesta tapi alam semesta bukanlah Tuhan 76 Beberapa filsafat Hindu membuat postulat ontologi teistis dalil ketuhanan tentang penciptaan dan peleburan alam semesta meskipun beberapa umat Hindu merupakan ateis yang memandang Hinduisme tak lebih dari sebuah filsafat bukan agama Di samping itu agama Hindu tidak mengenal satu sistem saja untuk mencari keselamatan salvation 16 namun mengandung sejumlah aliran dan berbagai bentuk tradisi keagamaan 77 Beberapa tradisi Hindu mengandalkan ritus tertentu sebagai hal penting demi keselamatan tapi berbagai pandangan mengenai hal tersebut juga hadir secara berdampingan Agama Hindu juga dicirikan dengan adanya kepercayaan akan reinkarnasi samsara atau siklus lahir mati yang ditentukan oleh hukum karma dan gagasan tentang keselamatan adalah kondisi saat individu terbebas dari siklus lahir mati yang terus berputar Berdasarkan hal hal tersebut di atas agama Hindu dipandang sebagai agama yang paling kompleks dari seluruh agama yang masih bertahan hingga saat ini 78 Persamaan Sunting Di samping berbagai perbedaan yang teramati ada pula rasa persamaan dalam Hinduisme 79 Menurut tokoh spiritual Hindu Swami Vivekananda ada kesatuan fundamental dalam tubuh Hinduisme yang mendasari berbagai perbedaan dalam bentuk bentuk pelaksanaannya 34 Pada umumnya umat Hindu mengenal berbagai nama dan gelar seperti Wisnu Siwa Sakti Hyang Dewata dan Batara Beberapa aliran memandang nama dan gelar tersebut sebagai aneka manifestasi dari Yang Maha Esa atau Yang Mahakuasa sehingga agama Hindu dapat dikatakan bersifat monisme Agama Hindu juga dicirikan dengan adanya kepercayaan akan makhluk ilahi makhluk surgawi yang dipandang tidak setara dengan Yang Mahakuasa sedangkan beberapa aliran juga memandangnya sebagai manifestasi dari Yang Mahakuasa 75 Karakteristik lainnya yang kerap dijumpai dalam tubuh Hinduisme adalah iman tentang reinkarnasi dan karma serta keyakinan akan kewajiban yang harus dipenuhi secara mutlak darma Selain itu banyak aliran Hinduisme mentakzimkan suatu kumpulan kitab suci yang disebut Weda meskipun ada beberapa aliran yang mengabaikannya 80 Sekte Hindu seperti Linggayata bahkan tidak mengikuti Weda tapi masih memiliki kepercayaan akan Siwa 81 Sebaliknya sekte Ayyavazhi memiliki kitab suci tersendiri yang disebut Akilattirattu Ammanai 82 namun masih mengimani Tuhan yang sama dengan Hinduisme contohnya Narayana dan Laksmi serta memiliki sejumlah mitos yang mirip dengan mitologi Hindu pada umumnya Dalam perkembangannya tradisi Hindu yang cenderung mengagungkan Wisnu atau Narayana dan Kresna disebut Waisnawa sementara yang memuja Siwa disebut Saiwa Saiwisme Dilihat dari luar aliran Saiwa dan Waisnawa memiliki konsep tersendiri tentang Tuhan yang diagungkan Menurut Halbfass meskipun aliran Saiwa dan Waisnawa dapat dipandang sebagai aliran keagamaan yang mandiri ada kadar interaksi dan saling acu antara para teoretikus dan pujangga dari masing masing tradisi yang mengindikasikan adanya rasa jati diri yang lebih luas rasa koherensi dalam konteks yang sama serta inklusi dalam kerangka dan garis besar kepercayaan secara umum 79 Menurut Nicholson pada masa antara abad ke 12 dan ke 16 para cendekiawan tertentu mulai memandang benang merah terhadap kekayaan ajaran filsafat yang berasal dari Upanishad wiracarita Purana dan beberapa mazhab yang dikenal sebagai enam sistem saddarsana dari filsafat Hindu yang umum 26 Tendensi dari kekaburan distingsi filosofis juga digarisbawahi oleh Burley 83 Hacker menyebut perihal tersebut sebagai inklusivisme 84 dan Michaels berpendapat tentang sifat identifikasi diri 85 Menurut Lorenzen rasa identitas ke Hindu an bermula dari masa interaksi antara kaum Muslim dan Hindu 86 dan dari sebuah proses penentuan jati diri untuk membedakan kaum Hindu dengan kaum Muslim yang sudah dimulai sebelum 1800 an 87 Menurut Michaels Sebagai pencegahan terhadap supremasi Islam dan sebagai bagian dari proses regionalisasi yang berkelanjutan dua inovasi keagamaan berkembang dalam tubuh agama Hindu pembentukan sekte sekte serta historisasi yang mendahului nasionalisme pada masa berikutnya Para orang suci dan kadangkala pemuka sekte yang militan seperti pujangga Maratha bernama Tukaram 1609 1649 dan Ramdas 1608 1681 menyuarakan gagasan gagasan yang mengagungkan kejayaan agama Hindu pada masa lampau Para brahmana juga menyusun tulisan tulisan bersejarah yang kian bertambah terutama eulogi dan riwayat tempat tempat suci mahatmya atau mengobarkan semangat reflektif untuk menghimpun dan menggubah suatu koleksi kutipan yang ekstensif tentang berbagai subjek h 88 Inklusivisme ini dikembangkan lebih jauh lagi pada abad ke 19 dan ke 20 oleh gerakan reformasi Hindu dan Neo Vedanta serta telah menjadi karakteristik agama Hindu modern Penggolongan Sunting Agama Hindu sebagaimana biasanya dapat digolongkan ke dalam beberapa mazhab atau aliran besar Dalam suatu kelompok mazhab pada masa lalu yang digolongkan sebagai enam darsana hanya dua mazhab yang popularitasnya masih bertahan Wedanta dan Yoga Golongan golongan utama Hinduisme pada masa kini disesuaikan dengan aliran aliran besar yang ada Waisnawa Waisnawisme Saiwa Saiwisme Sakta Saktisme dan Smarta Smartisme 89 Enam tipe umum Sunting Prosesi ganga aarti di Dashashwamedh Ghat Benares Menurut J McDaniel ada enam tipe umum dalam tubuh agama Hindu yang disusun dengan maksud menampung berbagai pandangan terhadap suatu subjek yang kompleks Adapun enam tipe tersebut sebagai berikut 90 Agama Hindu rakyat yaitu agama Hindu yang berdasarkan pada tradisi masyarakat setempat serta pemujaan dewa dewi lokal seperti Hindu Tamil Hindu Newa Hindu Bali Hindu Manipuri Hindu Kaharingan dan lain lain Berpangkal dari masa prasejarah atau setidaknya mendahului penulisan Weda 90 Srauta atau Agama Hindu Weda dilaksanakan oleh kaum brahmana tradisional yang disebut srautin Agama Hindu Wedanta yaitu agama Hindu yang mengacu pada filsafat Wedanta meliputi Adwaita Wedanta Smarta dan menekankan pendekatan filosofis pada kitab kitab Upanishad Agama Hindu Yoga yaitu sekte yang menitikberatkan pelaksanaan yoga menurut Yogasutra Patanjali Agama Hindu Dharma atau agama moralitas sehari hari yaitu Hinduisme yang berdasarkan pada realisasi karma dan pelaksanaan norma kemasyarakatan seperti wiwaha adat pernikahan Hindu Bhakti yaitu agama Hindu yang menekankan pelaksanaan kebaktian bagi entitas tertentu seperti Kresna Siwa Ganesa Religi dan religiositas Hindu Sunting Menurut Axel Michaels ada tiga bentuk religi agama Hindu dan empat macam religiositas pengabdian umat Hindu 77 Pembagian agama Hindu menjadi tiga bentuk bersuaian dengan metode pembagian dari India yang mengelompokkannya sebagai berikut praktik ritual menurut Weda vaidika agama rakyat dan lokal gramya dan sekte keagamaan agama atau tantra 91 Menurut Michaels tiga bentuk agama Hindu yakni Hinduisme Brahmanis Sanskritis Brahmanic Sanskritic Hinduism suatu agama politeistis ritualistis dan kependetaan yang berpusat pada suatu keluarga besar serta upacara pengorbanan dan merujuk kepada kitab kitab Weda sebagai keabsahannya 77 Agama ini mendapat sorotan utama dalam banyak risalah tentang agama Hindu karena memenuhi banyak kriteria untuk disebut sebagai agama serta karena agama ini merupakan yang dominan di berbagai wilayah India sebab masyarakat non brahmana pun mencoba untuk mengasimilasinya 77 Agama rakyat dan agama suku suatu agama lokal yang politeistis kadang kala animistis dengan tradisi lisan yang luas Kadang kala bertentangan dengan Hinduisme Brahmanis Sanskritis 92 Agama bentukan tradisi dengan komunitas monastis yang dibentuk untuk mencari keselamatan salvation biasanya menjauhkan diri dari belenggu duniawi dan sering kali anti Brahmanis 77 Agama ini dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga bagian Agama sektarian aliran keagamaan yang menggarisbawahi suatu konsep filosofis dari Hinduisme dan menekankan praktik religius menurut konsep tersebut contohnya Waisnawa dan Saiwa 92 Agama bentukan sinkretis agama tersendiri yang terbentuk dari sinkretisme antara Hinduisme dengan agama lain contohnya Hindu Islam Sikhisme Hindu Buddha Buddhisme Newara atau Hindu Kristen Neohinduisme 92 Agama proselitisis proselytizing religions atau Guru isme kelompok keagamaan yang berawal dari seorang guru dan biasanya menekankan isu universalisme contohnya Maharishi Mahesh Yogi dengan gerakan Meditasi Transendental Sathya Sai Baba dengan Federasi Satya Sai Bhaktivedanta Swami Prabhupada dengan gerakan ISKCON Maharaj Ji dengan Divine Light Mission dan Osho 92 Menurut Michaels empat macam religiositas Hindu yakni Ritualisme terutama mengacu pada ritualisme Weda Brahmanistis Vedic Brahmanistic ritualism yang domestik dan butuh kurban tapi dapat juga meliputi beberapa bentuk TantrismeTantrisme 91 Ini merupakan karma marga klasik 93 Spiritualisme kesalehan intelektual bertujuan untuk mencari kebebasan moksa bagi individu biasanya dengan bimbingan seorang guru Ini merupakan karakteristik Adwaita Wedanta Saiwa Kashmir Saiwa Siddhanta Neo Wedanta Guruisme esoterik masa kini dan beberapa macam Tantrisme 91 Ini merupakan jnana marga klasik 93 Devosionalisme pemujaan kepada Tuhan seperti yang ditekankan dalam tradisi bhakti dan Kresnaisme 91 Ini merupakan bhakti marga klasik 93 Heroisme bentuk religiositas politeistis yang berpangkal dari tradisi militeristis seperti Ramaisme dan sebagian dari Hinduisme politis 91 Ini juga disebut wirya marga 93 Toleransi Sunting Pendeta Hindu diberi kesempatan melantunkan doa dalam suatu upacara yang diselenggarakan umat agama Romuva di Lituania Agama Hindu memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran karena tiadanya skisma meskipun ada kemajemukan tradisi yang bernaung di bawah simbol simbol agama Hindu 94 95 Pada awal perkembangannya saat tiadanya perselisihan antaragama umat Hindu menganggap setiap orang yang mereka temui sebagai umat Hindu pula 96 97 Tetapi pada masa kini umat Hindu menerima pengaruh dari Barat tentang pengadaan konversi agama 98 Maka banyak umat Hindu berpendapat bahwa identitas kehinduan diperoleh semenjak lahir 99 sementara yang lainnya berpendapat bahwa siapa pun yang mengikuti kepercayaan dan praktik agama Hindu merupakan seorang Hindu 100 Gandhi menyatakan bahwa Hinduisme bebas dari dogma dogma yang memaksa serta dapat menampung berbagai bentuk ekspresi diri dalam ruang lingkup yang besar 101 Dalam tubuh agama Hindu perbedaan pada setiap tradisi bahkan pada agama lain tidak untuk diperkarakan karena ada keyakinan bahwa setiap orang memuja Tuhan yang sama dengan nama yang berbeda entah disadari atau tidak oleh umat bersangkutan 102 Dalam kitab Regweda terdapat suatu bait yang sering dikutip oleh umat Hindu untuk menegaskan hal tersebut sebagai berikut एकम सत व प र बह ध वदन त Ekam Sat Viprah Bahudha Vadanti Arti Hanya ada satu kebenaran tetapi para cendekiawan menyebut Nya dengan banyak nama I CLXIV 46 Dalam Parlemen Agama Agama Dunia 1893 di Chicago Swami Vivekananda sebagai perwakilan India mengawali pidatonya dengan salam Sisters and brothers of America dan mendapatkan sambutan yang hangat 103 Ia memperkenalkan Hinduisme sebagai agama yang mengajarkan toleransi dan bersikap sangat terbuka 104 Agama Hindu memandang seluruh dunia sebagai suatu keluarga besar yang mengagungkan satu kebenaran yang sama sehingga agama tersebut menghargai segala bentuk keyakinan dan tidak mempersoalkan perbedaan agama 105 Maka dari itu agama Hindu tidak mengakui konsep murtad bidah dan penghujatan 94 106 107 Agama Hindu bersifat mendukung pluralisme agama dan lebih menekankan harmoni dalam kehidupan antar umat beragama dengan tetap mengindahkan bahwa tiap agama memiliki perbedaan mutlak yang tak patut diperselisihkan 108 Menurut tokoh spiritual Hindu Swami Vivekananda setiap orang tidak hanya patut menghargai agama lain tapi juga merangkulnya dengan pikiran yang baik dan kebenaran itulah yang merupakan dasar bagi setiap agama 109 Dalam agama Hindu toleransi beragama tidak hanya ditujukan pada umat agama lain tapi juga pada umat Hindu sendiri Hal ini terkait dengan keberadaan beragam tradisi dalam tubuh Hinduisme Agama Hindu memberikan jaminan kebebasan bagi para penganutnya untuk memilih suatu pemahaman dan melakukan tata cara persembahyangan tertentu 95 110 111 Sebuah sloka dalam Bhagawadgita sering dikutip untuk mendukung pernyataan tersebut य यथ म प रपद यन त त स तथ व भज म यहम मम वर त म न वर तन त मन ष य प र थ सर वश Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah Arti Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada Ku Aku memberinya anugerah setimpal Semua orang mencari Ku dengan berbagai jalan wahai Arjuna Bhagawadgita IV 11 Dalam Parlemen Agama Agama Dunia 1893 di Chicago Vivekananda juga mengutip suatu ayat yang menyatakan bahwa setiap orang menempuh jalan yang berbeda beda dalam memuja Tuhan sebagaimana berbagai aliran sungai pada akhirnya menyatu di lautan 104 Mazhab aliran dan gerakan Sunting Partisipasi umat Waisnawa dalam acara Festival Woodstock di Polandia Hinduisme tidak mengandalkan otoritas berdasarkan doktrin sentral seperti kredo pengakuan iman rukun iman atau syahadat 112 Meskipun tradisi Hindu tidak seragam banyak umat Hindu yang tidak mau mengakui dirinya sebagai penganut aliran atau sekte Hindu tertentu 112 Pada umumnya aliran dibedakan berdasarkan pada dewa yang dipuja sebagai manifestasi Yang Mahakuasa serta pada tradisi mengenai cara pemujaan dewa tersebut Ada empat aliran utama yang sering teramati Waisnawa Saiwa Sakta dan Smarta 113 Umat Waisnawa memuja Wisnu sebagai manifestasi Yang Mahakuasa umat Saiwa memuja Siwa sebagai manifestasi Yang Mahakuasa umat Sakta memuja Sakti kekuatan atau Dewi yang dipersonifikasikan sebagai wanita ilahi sedangkan Smarta meyakini kesatuan mendasar dari lima Pancadewa atau enam Shanmata dewa sebagai personifikasi dari Yang Mahakuasa Aliran lainnya seperti Ganapatya pemujaan terhadap Ganesa dan Saura pemujaan terhadap Surya kurang menyebar secara luas Sejumlah gerakan keagamaan terkategorikan ke dalam salah satu aliran besar Hinduisme contohnya Gerakan Hare Krishna terkategorikan ke dalam golongan Waisnawa Ada pula gerakan keagamaan Hindu yang sukar ditentukan untuk dimasukkan ke dalam golongan yang disebutkan di atas contohnya Arya Samaj yang diprakarsai Swami Dayananda Saraswati Gerakan keagamaan ini berbeda dengan tradisi Hindu pada umumnya yaitu tidak memuja Tuhan dengan sarana arca atau lukisan Gerakan ini berfokus kepada Weda dan yadnya yajna ritus keagamaan berdasarkan Weda Di samping empat aliran besar dalam agama Hindu sekte sekte keagamaan yang ada meliputi Ayyavazhi Swaminarayana Ravidassia Linggayata dan lain lain Beberapa sekte memiliki konsep mitologi serta pustaka suci tersendiri yang berbeda dengan tradisi Hindu pada umumnya Sekte sekte tertentu pun memiliki aliran di dalamnya misalnya tradisi Tantra 114 Enam mazhab filsafat Sunting Artikel utama Filsafat Hindu Lukisan Kapila dari abad ke 19 Menurut sistem astika dan nastika ada sembilan filsafat India klasik Enam di antaranya merupakan filsafat Hindu klasik astika yang mengakui otoritas Weda sebagai kitab suci Tiga filsafat lainnya merupakan aliran heterodoks nastika yang tidak mengakui otoritas Weda tapi menekankan tradisi perguruan yang berbeda Adapun enam filsafat Hindu tersebut sebagai berikut Samkhya mazhab filsafat yang dipercaya secara tradisional digagas oleh Resi Kapila Mazhab ini dianggap sebagai salah satu mazhab filsafat tertua di India 115 Mazhab ini bersifat dualisme 116 117 118 Menurut Samkhya alam semesta terdiri dari dua realitas purusa kesadaran dan prakerti materi Jiwa adalah kondisi saat purusa terikat pada prakriti karena suatu perekat yang disebut kehendak dan akhir dari ikatan itu disebut moksa Samkhya menolak bahwa sumber segalanya adalah Iswara Tuhan 119 Samkhya tidak mendeskripsikan apa yang terjadi setelah moksa dan tidak menyinggung apa pun yang berkaitan dengan Iswara atau Tuhan karena filsafat ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan esensial antara purusa individu dengan alam semesta setelah mencapai moksa Yoga mazhab yang menekankan pada pengendalian diri dan pikiran Mazhab Yoga menerima psikologi dan metafisika yang diajarkan Samkhya tapi bersifat lebih teistis daripada Samkhya karena ditambahkannya entitas ketuhanan pada 25 elemen realitas menurut Samkhya 120 Mazhab ini digagas oleh Resi Patanjali Yoga menurut Patanjali dikenal sebagai Rajayoga yaitu suatu sistem untuk mengontrol pikiran 121 Berbagai tradisi Yoga didapati dalam agama Hindu Buddha dan Jaina 122 Para guru dari India memperkenalkan Yoga ke Dunia Barat 123 mengikuti keberhasilan Vivekananda pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 123 Pada tahun 1980 an salah satu jenis Yoga menjadi populer sebagai suatu sistem latihan jasmani di Dunia Barat Bentuk Yoga semacam itu disebut Hathayoga Nyaya mazhab logika dalam Hinduisme Mazhab spekulasi filosofis ini berdasarkan kitab kitab yang disebut Nyayasutra ditulis oleh Aksapada Gautama pada abad ke 2 Masehi 124 Kontribusi signifikan dari mazhab Nyaya adalah metodologi untuk membuktikan keberadaan Tuhan menurut kitab Weda Menurut mazhab Nyaya ada empat sumber untuk memperoleh pengetahuan pramana persepsi inferensi perbandingan dan testimoni Pengetahuan yang diperoleh melalui masing masing sumber tersebut bisa saja sahih atau tidak Sebagai dampaknya para filsuf Nyaya berusaha keras untuk mencari cara membuktikan kesahihan pengetahuan melalui sejumlah bagan penjelasan Waisesika mazhab atomisme dalam Hinduisme yang menyatakan suatu postulat bahwa segala benda di alam semesta dapat dibagi bagi menjadi sejumlah atom Mazhab ini mulanya digagas oleh Resi Kanada sekitar abad ke 2 Masehi 125 Secara historis mazhab ini dikaitkan erat dengan Nyaya Meskipun sistem Waisesika dan Nyaya berkembang secara mandiri keduanya bergabung karena teori teori metafisis yang memiliki keterkaitan Akan tetapi dalam bentuknya yang klasik ajaran Waisesika berbeda dengan Nyaya karena Nyaya mengakui empat sumber pengetahuan sementara Waisesika hanya mengakui persepsi dan inferensi Mimamsa mazhab yang kajian utamanya adalah sifat sifat darma berdasarkan hermeneutika pada kitab kitab Weda Sifat sifat darma tidak dapat diakses untuk penalaran atau pengamatan sehingga harus dikaji melalui otoritas wahyu wahyu yang dikandung dalam Weda yang diyakini kekal tanpa pengarang apauruṣeyatva dan sempurna 126 Mazhab Mimamsa mengandung doktrin yang ateistis maupun teistis dan tidak terlalu tertarik pada keberadaan Tuhan tapi pada karakteristik darma 127 128 Mimamsa sangat memerhatikan penafsiran tekstual sehingga memberi rintisan pada kajian filologi dan filsafat bahasa Gagasannya tentang tuturan sabda sebagai kesatuan suara dan makna penanda dan petanda yang tak dapat dibagi lagi dipengaruhi oleh Bhartṛhari ca abad ke 5 129 Patung Adi Shankara filsuf mazhab Adwaita yang tertemuka terletak di Mysore India Wedanta mazhab yang berfokus pada kajian tentang tiga sastra dasar dalam filsafat Hindu yaitu Upanishad Brahmasutra dan Bhagawadgita 130 Sekurang kurangnya ada sepuluh aliran dalam mazhab Wedanta 131 namun tiga di antaranya Adwaita Wisistadwaita dan Dwaita lebih termasyhur 132 Wedanta terdiri dari berbagai macam aliran tiga di antaranya ialah Adwaita perguruan Wedanta yang dirintis oleh Adi Shankara awal abad ke 8 dan guru besarnya Gaudapada yang menjabarkan Ajatiwada Menurut perguruan ini Brahman adalah satu satunya kenyataan sedangkan dunia yang teramati hanyalah ilusi belaka Karena Brahman adalah kenyataan sejati Ia tidak dapat dikatakan memiliki atribut Kekuatan ilusif dari Brahman yang disebut maya maya membuat dunia ini tampak ada Ketidaktahuan akan kenyataan tersebut merupakan penyebab adanya penderitaan di dunia sehingga kebebasan dari penderitaan hanya bisa diperoleh melalui kesadaran akan Brahman Ketika seseorang mencoba memahami Brahman melalui pikirannya maka karena pengaruh maya Brahman hadir sebagai Tuhan berkepribadian Iswara yang berbeda dengan dunia dan juga individu Pada kenyataannya tiada perbedaan antara esensi individu yang sejati jiwatman dengan Brahman Kebebasan dapat diperoleh dengan merasakan bahwa tiada perbedaan antara keduanya Maka dari itu jalan kebebasan ditempuh dengan pengetahuan jnana 133 Wisistadwaita perguruan Wedanta yang dirintis oleh Ramanuja 1017 1137 Menurut perguruan ini jiwatman adalah bagian dari Brahman sehingga mereka mirip tetapi tidak sama Menurut Wisistadwaita Brahman dinyatakan memiliki atribut Saguna brahman termasuk materi dan jiwa kesadaran individu Brahman materi dan jiwa individu tidaklah sama tetapi merupakan entitas yang tidak terpisahkan Perguruan ini menegaskan Bhakti atau pengabdian kepada Tuhan yang dibayangkan sebagai Wisnu sebagai jalan untuk mencapai kebebasan moksa Dalam perguruan ini maya dipandang sebagai daya cipta dari Tuhan 133 Dwaita perguruan Wedanta yang dirintis oleh Madhwacarya 1199 1278 Perguruan ini juga disebut sebagai tatvavada Filsafat Kenyataan Perguruan ini menyamakan Tuhan dengan Brahman sehingga tiada berbeda dengan Wisnu ataupun berbagai perwujudan Nya seperti Kresna Narasinga Wenkateswara dan lain lain Perguruan ini memandang Brahman jiwa individu dan materi sebagai entitas yang berbeda Perguruan ini menekankan Bhakti sebagai jalan yang benar untuk mencapai kebebasan dan pengabaian akan Tuhan akan berujung pada neraka serta ikatan duniawi Menurut Dwaita segala tindakan diberdayakan oleh jiwa yang diberi kekuatan oleh Tuhan dan hasil tindakan tersebut dilimpahkan kepada jiwa tapi Tuhan tidak ikut terpengaruh oleh hasil tindakan tersebut 133 Dalam sejarah agama Hindu keberadaan enam mazhab tersebut di atas mencapai masa gemilang pada masa Dinasti Gupta Dengan bubarnya Waisesika dan Mimamsa perguruan filsafat tersebut kehilangan pamornya pada masa masa berikutnya sedangkan berbagai aliran aliran Wedanta mulai naik pamor sebagai cabang cabang utama dalam filsafat keagamaan Nyaya bertahan sampai abad ke 17 dan berganti nama menjadi Nawya nyaya Nyaya Baru sedangkan Samkhya lenyap perlahan lahan tapi ajarannya diserap oleh Yoga dan Wedanta Empat aliran utama Sunting Umat Saiwa di kuil Pashupatinatha Nepal Empat aliran utama yang sering didapati adalah Waisnawa Saiwa Sakta dan Smarta Dalam masing masing aliran ada beberapa perguruan atau aliran lain yang menempuh caranya sendiri Waisnawa aliran dalam tubuh Hinduisme yang memuja Wisnu dewa pemelihara menurut konsep Trimurti Tritunggal beserta sepuluh perwujudannya awatara Aliran ini menekankan pada kebaktian dan para pengikutnya turut memuja berbagai dewa termasuk Rama dan Kresna yang diyakini sebagai perwujudan Wisnu Pengikut aliran ini biasanya non asketis monastis mengikuti cara hidup biarawan dan menekuni praktik meditasi serta melantunkan lagu lagu pemujaan 134 135 136 Biasanya umat Waisnawa bersifat dualisme Aliran ini memiliki banyak tokoh suci kuil dan kitab suci 137 Aliran ini terbagi dalam beberapa golongan yaitu Sri Sampradaya Waisnawa yang memuja Laksmi sebagai pasangan Wisnu Brahma Sampradaya Waisnawa yang memuja Wisnu secara eksklusif Rudra Sampradaya Waisnawa yang memuja Wisnu atau para awatara seperti Kresna Rama Balarama dan lain lain Kumara Sampradaya Waisnawa yang memuja Caturkumara Saiwa aliran dalam tubuh Hinduisme yang memuja Siwa Kadang kala Siwa digambarkan sebagai Bhairawa yang menyeramkan Umat Saiwa lebih tertarik pada tapa brata daripada umat Hindu aliran lainnya dan biasa ditemui berkeliaran di India dengan wajah yang dilumuri abu dan melakukan ritual penyucian diri 134 135 136 Mereka bersembahyang di kuil dan melakukan yoga berjuang untuk dapat menyatukan diri dengan Siwa 137 Aliran ini terbagi dalam beberapa golongan yaitu Pasupata Saiwa yang menekankan tapa brata terutama tersebar di Gujarat Kashmir dan Nepal Saiwa Siddhanta Saiwa yang mendapat pengaruh Tantra Kashmira Saiwadarshana Saiwa yang monistis dan idealistis Natha Siddha Siddhanta Saiwa yang monistis Linggayata Saiwa yang monoteistis Saiwa Adwaita Saiwa yang monistis dan teistis Umat Hindu Nepal mengoleskan tika dan jamara pada puncak hari raya Dashain yaitu hari pemujaan terhadap 9 manifestasi Dewi Durga selama 9 hari berturut turut Sakta aliran Hinduisme yang memuja Sakti atau Dewi Pengikut Saktisme meyakini Sakti sebagai kekuatan yang mendasari prinsip prinsip maskulinitas yang dipersonifikasikan sebagai pasangan dewa Sakti diyakini memiliki berbagai wujud Beberapa di antaranya tampak ramah seperti Parwati pasangan Siwa atau Laksmi pasangan Wisnu Yang lainnya tampak menakutkan seperti Kali atau Durga Sakta memiliki kaitan dekat dengan Hinduisme Tantra yang mengajarkan ritual dan praktik untuk penyucian pikiran dan tubuh 134 135 136 Umat Sakta menggunakan mantra mantra sihir gambar sakral yoga dan upacara untuk memanggil kekuatan kosmis 137 Aliran ini mengandung dua golongan utama yaitu Srikula pemujaan kepada dewi dewi yang bergelar Sri dan Kalikula pemujaan kepada dewi dewi perwujudan Kali Smarta aliran Hindu monistis yang memuja lebih dari satu dewa meliputi Siwa Wisnu Sakti Ganesa dan Surya di antara dewa dan dewi lainnya tetapi menganggap bahwa dewa dewi tersebut merupakan manifestasi dari zat yang Maha Esa Dibandingkan tiga aliran Hinduisme yang disebutkan di atas Smarta berusia relatif muda Berbeda dengan Waisnawa atau Saiwa aliran ini tidak bersifat sektarian secara gamblang dan berdasarkan pada iman bahwa Brahman adalah asas tertinggi di alam semesta dan meresap ke dalam segala sesuatu yang ada 134 135 136 Pada umumnya umat Smarta memuja Yang Mahakuasa dalam enam personifikasi Ganesa Siwa Sakti Wisnu Surya dan Skanda Karena umat Smarta menerima keberadaan dewa dewi Hindu yang utama mereka dikenal sebagai umat liberal atau non sektarian Mereka mengikuti praktik praktik filosofis dan meditasi serta menekankan persatuan antara individu dengan Tuhan melalui kesadaran 137 Sekte dan aliran lainnya Sunting Upacara tiwah yang dilaksanakan umat Hindu Kaharingan di Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Para peniup seruling saat hari raya Gaijatra yang dirayakan oleh umat Hindu Newa Umat Hindu di Ghana merayakan Ganesh Chaturthi Umat Hindu Cham di Vietnam merayakan festival Kuil Yan Po Nagar alias Dewi Bhagawati Pengikut Gerakan Hare Krishna di Rusia menyelenggarakan prosesi Rathayatra pada musim dingin 2011 Agama Hindu Newa agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar suku Newa di Nepal Agama Hindu ini mengenal beberapa tradisi unik seperti tarian sakral dengan topeng yang disebut Chachaa Pyakhan Agama Hindu ini juga mengenal sejumlah hari raya dan adakalanya bertepatan dengan perayaan Buddhis di sana Agama Hindu Nusantara tradisi serta kepercayaan masyarakat Indonesia yang telah mengalami akulturasi berasimilasi dengan konsep konsep Hindu dari India sehingga membentuk suatu tradisi Hindu yang unik contohnya Hindu Jawa dan Hindu Bali Karena sikap lembaga Hindu yang terbuka beberapa kepercayaan asli Nusantara pun diakui sebagai bagian dari agama Hindu Nusantara sehingga mendapatkan label Hindu contohnya Hindu Kaharingan dan Hindu Tollotang Agama Hindu Swaminarayana agama yang dianut oleh sebagian besar orang Hindu Gujarat 138 Pengikut Hindu Swaminarayana memuja Wisnu atau Kresna sebagai Tuhan sehingga sering dianggap sebagai salah satu aliran dalam Waisnawa Tetapi tidak seperti aliran Waisnawa pada umumnya Hindu Swaminarayana tidak membedakan Wisnu dan Siwa Aliran ini menggunakan pemahaman sebagaimana aliran Smarta bahwa para dewa adalah manifestasi dari Brahman 139 140 Ayyavazhi sistem kepercayaan monistis berdasarkan darma yang berasal dari India Selatan Aliran ini dikatakan sebagai agama tersendiri oleh media massa dan beberapa penganutnya tetapi banyak penganutnya yang mengaku sebagai umat Hindu sehingga Ayyavazhi juga dianggap sebagai sekte Hindu 141 142 Ayyavazhi berpusat pada ajaran dan khotbah Ayya Vaikundar gagasan dan filosofi mereka berdasarkan kitab Akilattirattu Ammanai dan Arul Nool Ayyavazhi memiliki banyak kesamaan dengan Hinduisme dalam hal mitologi dan praktik tapi memiliki perbedaan dalam konsep baik dan buruk serta perbedaan pandangan tentang darma Balmiki sekte yang memuja Begawan Walmiki sebagai leluhur dan dewa mereka Pengikutnya meyakini bahwa Walmiki adalah awatara Tuhan dan menghormati karya karya gubahannya seperti Ramayana dan Yoga Vasistha sebagai kitab suci Ekasarana Dharma aliran Hindu panenteistis yang dirintis oleh Srimanta Sankardeva pada abad ke 15 Kini banyak penganutnya yang tinggal di negara bagian Assam Aliran kepercayaan ini menolak upacara dan ritus berbasis Weda menentang pelaksanaan kurban hewan dan hanya melakukan pemujaan dengan menyebut nama Tuhan berulang ulang Kitab pegangan bagi aliran ini adalah Sankardewa Bhagawata Aliran kepercayaan ini terbagi menjadi empat golongan Brahma sanghati Purusha sanghati Nika sanghati dan Kala sanghati Ganapatya sekte Hinduisme yang berfokus pada pemujaan Ganesa sebagai Tuhan Yang Mahakuasa Ganesa dipuja sebagai bagian dari Saiwa sejak sekitar abad ke 5 Sekte Ganapatya mulai muncul sekitar abad ke 6 dan ke 9 Kemudian sekte ini dipopulerkan oleh Sri Morya Gosavi Sekte Ganapatya mulai masyhur antara abad ke 17 dan ke 19 di Maharashtra Kapadi Sampradaya aliran dan tradisi Hinduisme yang dianut sebagian masyarakat kesatria di Gujarat terutama di Kutch Pengikut tradisi ini memuja Rama sebagai Tuhan Yang Mahakuasa Kepercayaan ini terbagi menjadi empat golongan Ramsnehi Ashapuri Sravani dan Makadbantha Kaumaram sekte Hinduisme yang berfokus pada pemujaan Murugan atau Skanda di kawasan India Selatan terutama yang didominasi oleh suku Tamil Tradisi tersebut juga dapat ditemui di luar India khususnya di kawasan permukiman imigran Tamil Mahima Dharma sekte Hinduisme yang penganutnya banyak terdapat di Orissa India Sekte ini diprakarsai oleh seorang guru spiritual yang dikenal dengan nama Mahima Swami atau Mahima Gosain 143 Sekte ini memusatkan kebaktian pada Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Alekha serta menolak pemujaan Tuhan dengan sarana arca gambar ataupun pratima 143 Pranami Sampradaya disebut pula Nijananda Sampradaya adalah suatu aliran monoteistis yang memuja Tuhan dengan sebutan Raj Ji atau Prannath Ji Pengikut kepercayaan ini tidak diperkenankan makan daging mengonsumsi alkohol atau merokok Mereka juga memiliki kitab tersendiri yang disebut Kuljam Swarup atau Tartam Sagar Pengikut kepercayaan ini banyak terdapat di Najarpur Nepal Saura sekte Hinduisme yang memuja Surya sebagai Saguna brahman Aliran ini berpangkal dari tradisi Weda kuno Kini hanya ada sedikit penganut aliran ini di India Srauta golongan brahmana ortodoks yang mengikuti Purwamimamsa berbeda dengan Wedanta yang diikuti oleh kaum brahmana lainnya Mereka merupakan penganut tradisi ritual konservatif dan membentuk golongan minoritas di antara umat Hindu di India Penganut aliran ini biasanya terdapat di negara bagian Kerala kaum Nambudiri dan Karnataka Mattur Holenarsipur Sringeri Gerakan keagamaan Sunting Beberapa gerakan Hindu modern muncul di India pada periode antara abad ke 18 dan ke 20 antara lain sebagai berikut Brahmoisme gerakan keagamaan yang berasal dari Benggala pada awal abad ke 19 Gerakan ini didirikan oleh Ram Mohan Roy Dia menggagas pentingnya pemanfaatan nalar untuk mereformasi praktik sosial dan religius agama Hindu dengan pengaruh dari agama monoteistis dan ilmu pengetahuan modern 144 Brahmoisme menolak dogma takhayul otoritas kitab suci dan penggambaran Tuhan 145 Prarthana Samaj gerakan reformasi sosial dan keagamaan yang dimulai di Bombay didirikan oleh Dr Atmaram Pandurang pada tahun 1867 dengan tujuan agar masyarakat meyakini satu Tuhan dan hanya menyembah satu Tuhan Gerakan ini dimulai sebagai reformasi sosial dan keagamaan sebagaimana Brahmo Samaj Perintis Prarthana Samaj di Mumbai adalah Paramahamsa Sabha perkumpulan rahasia untuk memajukan gagasan gagasan liberal yang didirikan oleh Ram Balkrishna Jaykar 146 Arya Samaj gerakan reformasi Hindu yang diprakarsai oleh Swami Dayananda dan didirikan pada tanggal 7 April 1875 147 Gerakan ini bermaksud mengamalkan Weda sebagaimana mestinya dan mengesampingkan kitab kitab yang ditulis setelah Weda Gerakan ini bersifat monoteistis karena tidak mengakui dewa dewi tertentu 148 serta menolak pemujaan Tuhan dengan sarana patung atau lukisan 149 150 Misi Ramakrishna gerakan filantropis dan sukarela yang diprakarsai oleh murid Ramakrishna Swami Vivekananda pada tanggal 1 Mei 1897 Gerakan ini berfokus pada masalah kemanusiaan seperti pemeliharaan kesehatan bencana alam kesejahteraan masyarakat desa pendidikan dan lain lain Misi gerakan ini berdasarkan konsep Karmayoga 151 Dalil dalil yang digunakan adalah filsafat Wedanta 152 Masyarakat Internasional Kesadaran Krishna The International Society for Krishna Consciousness ISKCON gerakan keagamaan berdasarkan tradisi Gaudiya Waisnawa Gerakan ini juga dikenal dengan nama Gerakan Hare Krishna didirikan pada tahun 1966 di New York City oleh A C Bhaktivedanta Swami Prabhupada Ajarannya berpegang pada Bhagawadgita dan Srimad Bhagawatam Gerakan ini didirikan untuk menyebarkan Bhaktiyoga dan memuja Tuhan dengan wujud Kresna Di luar Asia Selatan dan Asia Tenggara aliran Hindu yang cukup populer adalah tradisi Waisnawa yang dibawa oleh misionaris Gerakan Hare Krishna Tradisi Hindu juga dilaksanakan di beberapa negara dengan jumlah imigran India yang signifikan seperti Mauritius Afrika bagian selatan dan Trinidad dan Tobago Amerika Tengah Keyakinan SuntingAgama Hindu tidak memiliki seorang pendiri dan tidak berpedoman pada satu kitab suci 47 Meskipun demikian ada keyakinan yang kerap dijumpai dalam berbagai tradisi Hindu Perihal yang umum dijumpai dalam berbagai keyakinan masyarakat Hindu namun tidak untuk terbatas pada beberapa hal tersebut meliputi kepercayaan akan zat Yang Mahakuasa dapat disebut sebagai Iswara Awatara Dewata Batara dan lain lain darma etika kewajiban samsara siklus kelahiran kehidupan kematian dan kelahiran kembali yang berulang ulang karma sebab dan akibat moksa kebebasan dari samsara dan berbagai yoga jalan atau praktik spiritual 153 Konsep ketuhanan Sunting Agama Hindu memiliki konsep Nirguna brahman esensi alam semesta realitas sejati atau Tuhan impersonal sementara sebagian mazhab menganut konsep Saguna brahman zat ilahi yang berkepribadian Tuhan personal yang memiliki kasih sayang yang menyebut Tuhan dengan nama Wisnu Siwa atau bahkan Sakti kualitas feminin dari Tuhan contohnya Saraswati gambar Agama Hindu merupakan sistem kepercayaan yang kaya mencakup keyakinan yang bersifat monoteisme politeisme panenteisme panteisme monisme dan ateisme 154 155 156 157 Konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan filsafat yang diikuti Kadang kala agama Hindu dikatakan bersifat henoteisme melakukan pemujaan terhadap satu Tuhan sekaligus mengakui keberadaan para dewa tapi istilah istilah demikian hanyalah suatu generalisasi berlebihan 158 Mazhab Wedanta dan Nyaya menyatakan bahwa karma itu sendiri telah membuktikan keberadaan Tuhan 159 Nyaya merupakan suatu perguruan logika sehingga menarik kesimpulan logis bahwa keberadaan alam semesta hanyalah suatu akibat maka pasti ada suatu penyebab di balik semuanya 160 Agama Hindu mengandung suatu konsep filosofis yang disebut Brahman yang sering didefinisikan sebagai kenyataan sejati esensi bagi segala hal atau sukma alam semesta yang menjadi asal usul serta sandaran bagi segala sesuatu dan fenomena 161 Tetapi umat Hindu tidak menyembah Brahman secara harfiah Pada zaman Brahmanisme Brahman adalah istilah yang disematkan bagi suatu kekuatan yang membuat yadnya upacara menjadi efektif yaitu kekuatan spiritual dari ucapan ucapan suci yang dirapalkan para ahli Weda sehingga mereka disebut brahmana 162 Kadang kala Brahman dipandang sebagai Yang Mahamutlak atau Mahakuasa atau asas ilahi bagi segala materi energi waktu ruang benda dan sesuatu di dalam atau di luar alam semesta Sebagai hasil dari berbagai kontemplasi tentang Brahman maka Ia dapat dipandang sebagai Tuhan dengan atribut Saguna brahman Tuhan tanpa atribut Nirguna brahman dan atau Tuhan Mahakuasa Parabrahman tergantung mazhab dan aliran Mazhab dan aliran Hindu dualistis seperti Dwaita dan tradisi Bhakti menyembah Tuhan yang berkepribadian memiliki guna atau atribut ketuhanan yaitu supremasi dari sifat sifat baik manusia seperti Maha penyayang Maha pemurah Maha pelindung dan sebagainya sehingga mereka memujanya dengan nama Wisnu Siwa Dewi Dewata Batara dan lain lain tergantung aliran masing masing Dalam tradisi Hindu pada umumnya Tuhan yang dipandang sebagai zat mahakuasa dengan supremasi dari sifat baik manusia daripada dianggap sebagai asas semesta yang tak terbatas disebut Iswara Bhagawan atau Parameswara 163 Meski demikian ada beragam penafsiran tentang Iswara mulai dari keyakinan bahwa Iswara sesungguhnya tiada sebagaimana ajaran Mimamsa sampai pengertian bahwa Brahman dan Iswara sesungguhnya tunggal sebagaimana yang diajarkan mazhab Adwaita 164 Dalam banyak tradisi Waisnawa Ia disebut Wisnu sedangkan kitab Waisnawa menyebutnya sebagai Kresna dan kadang kala menyebutnya Swayam Bhagawan Sementara itu dalam aliran Sakta Ia disebut Dewi atau Adiparasakti sedangkan dalam aliran Saiwa Ia disebut Siwa Ajaran Smarta yang monistis memandang bahwa seluruh nama nama ilahi seperti Wisnu Siwa Ganesa Sakti Surya dan Skanda sesungguhnya manifestasi dari Brahman yang Maha Esa Mazhab Adwaita Wedanta menolak teisme dan dualisme dengan menegaskan bahwa pada hakikatnya Brahman tidak memiliki bagian atau atribut 165 Menurut mazhab ini Tuhan yang berkepribadian atau menyandang atribut tertentu adalah salah satu fenomena maya atau kekuatan ilusif Brahman Pada hakikatnya Brahman tidak dapat dikatakan memiliki sifat sifat kemanusiaan seperti pelindung penyayang perawat pengasih dan sebagainya 166 Menurut mazhab ini pikiran manusia yang terperangkap maya menyebabkan Brahman terbayangkan sebagai Tuhan dengan sifat atau atribut tertentu yang dapat disebut sebagai Iswara Bhagawan Wisnu dan nama nama lainnya 166 Mazhab ini menegaskan bahwa tiada larangan untuk membayangkan Tuhan dengan sifat sifat tertentu tapi tujuan hidup sejati adalah untuk merasakan bahwa sesuatu yang nyata dalam tiap makhluk sesungguhnya tiada berbeda dengan Brahman 167 Mazhab Adwaita dapat dikatakan sebagai monisme atau panteisme karena meyakini bahwa alam semesta tidak sekadar berasal dari Brahman tapi pada hakikatnya sama dengan Brahman 168 Doktrin ateistis mendominasi aliran Hindu seperti Samkhya dan Mimamsa 169 Dalam kitab Samkhyapravachana Sutra dari aliran Samkhya dinyatakan bahwa keberadaan Tuhan Iswara tidak dapat dibuktikan sehingga keberadaan Tuhan tidak dapat diakui 170 Samkhya berpendapat bahwa Tuhan yang abadi tidak mungkin menjadi sumber bagi dunia yang senantiasa berubah Dikatakan bahwa Tuhan merupakan gagasan metafisik yang dibuat untuk suatu keadaan 171 Pendukung dari aliran Mimamsa yang berdasarkan pada ritual dan ortopraksi menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti untuk membuktikan keberadaan Tuhan Aliran ini berpendapat bahwa kita tidak perlu membuat postulat tentang suatu pencipta dunia sebagaimana kita tidak perlu memikirkan siapa penulis Weda atau Tuhan apa yang dibuatkan upacara 127 Mimamsa menganggap bahwa nama nama Tuhan yang tertulis dalam Weda sebenarnya tidak mengacu pada wujud apa pun di dunia nyata dan hanya untuk keperluan mantra belaka Atas pemahaman tersebut mantra itulah yang sebenarnya merupakan kekuatan Tuhan sehingga Tuhan tiada lain hanyalah kekuatan mantra belaka 172 Atman dan jiwa Sunting Diagram yang menunjukkan lapisan penyelubung atman annamayakosa lapisan badan kasar yang mengandung daging dan kulit pranamayakosa lapisan tenaga kehidupan manomayakosa lapisan pikiran atau indra yang menerima rangsangan wijanamayakosa lapisan nalar akal budi atau kecerdasan anandamayakosa lapisan kebahagiaan atau tubuh kausal Dalam agama Hindu terdapat keyakinan bahwa ada sesuatu yang sejati dalam tiap individu yang disebut atman sifatnya abadi atau tidak terhancurkan 173 Taittiriya upanishad mendeskripsikan bahwa atman individu diselimuti oleh lima lapisan annamayakosa pranamayakosa manomayakosa wijanamayakosa dan anandamayakosa 174 Istilah atman dan jiwa kadang kala dipakai untuk konteks yang sama Dalam suatu pengertian atman adalah percikan dari Brahman sedangkan jiwa adalah penggerak segala makhluk hidup 175 Menurut teologi Hindu yang monistis panteistis seperti mazhab Adwaita Wedanta sukma individu sama sekali tiada berbeda dari Brahman Sukma individu disebut jiwatman sedangkan Brahman disebut paramatman Maka dari itu ajaran ini disebut aliran non dualis 164 Ketika tubuh individu hancur jiwa tidak turut hancur Sebaliknya ia berpindah ke tubuh baru melalui reinkarnasi samsara Jiwa mengalaminya karena diselubungi oleh awidya atau ketidaksadaran bahwa dirinya sesungguhnya sama dengan Paramatman Tujuan kehidupan menurut mazhab Adwaita adalah untuk mencapai kesadaran bahwa atman sesungguhnya sama dengan Brahman 176 Kitab Upanishad menyatakan bahwa siapa pun yang merasakan bahwa atman merupakan esensi dari tiap individu maka ia akan menyadari kesetaraan dengan Brahman sehingga mencapai moksa kebebasan atau kemerdekaan dari proses reinkarnasi samsara 177 Yoga dari Resi Patanjali sebagaimana yang diuraikan dalam Yogasutra berbeda dengan monisme yang diuraikan dalam filsafat Adwaita 178 Menurut yoga pencapaian spiritual tertinggi bukanlah untuk menyadari bahwa segala kemajemukan di alam semesta merupakan maya Jati diri yang diperoleh saat mencapai pengalaman religius tertinggi bukanlah atman belaka Itu hanyalah salah satu jati diri yang ditemukan oleh individu Meruntuhkan tembok alam sadar manusia untuk membangun persatuan jati diri individu jiwatman dengan sukma alam semesta paramatman merupakan tujuan praktik yoga 179 Menurut pemahaman dualistis seperti mazhab Dwaita jiwa merupakan entitas yang berbeda dengan Tuhan tapi memiliki kesamaan Jiwa bergantung kepada Tuhan sedangkan pencapaian moksa lepas dari samsara bergantung kepada cinta pada Tuhan serta kasih sayang Tuhan 180 Para dewa dan awatara Sunting Lukisan dari akhir abad ke 18 menggambarkan tiga dewa utama Hinduisme Brahma Wisnu dan Siwa beserta sakti pasangan masing masing Umat dari berbagai sekte agama Hindu memuja dewa dewi tertentu yang tak terhitung banyaknya dan mengikuti aneka upacara untuk memuja dewa dewi tersebut Karena merupakan agama Hindu maka para penganutnya memandang kekayaan tradisi tersebut sebagai ungkapan dari suatu realitas yang kekal Dewa dewi yang memanggul senjata dipahami oleh umatnya sebagai simbol simbol dari suatu realitas sejati yang tunggal Brandon Toropov amp Luke Buckles The Complete Idiot s Guide to World Religions 181 Susastra Hindu menyebutkan suatu kelompok entitas ilahi yang disebut dewa atau dewi dalam bentuk feminin sedangkan dewata bersinonim dengan dewa bermakna yang bersinar atau dapat diterjemahkan sebagai makhluk surgawi 182 183 Para dewa merupakan bagian integral dalam kebudayaan Hindu dan ditampilkan dalam kesenian lukisan patung relief arsitektur dan ikon Cerita mitologis mengenai keberadaan mereka terkandung dalam sejumlah sastra Hindu terutama wiracarita Hindu dan Purana Keberadaan banyak dewa diyakini sebagai manifestasi dari Brahman i Pustaka Weda dan Upanishad tidak mengajarkan panteisme ataupun politeisme melainkan monoteisme dan monisme 185 Ada banyak dewa tapi mereka merupakan manifestasi berbagai aspek dari suatu kenyataan sejati 185 Keberadaan konsep monisme dan monoteisme berjalin jalin Dalam banyak sloka kenyataan sejati dikatakan imanen sedangkan dalam sloka lainnya dikatakan transenden 186 Secara monisme kenyataan sejati tersebut adalah Brahman sedangkan pandangan monoteisme lebih berfokus pada wujud wujud beratribut Saguna dari Brahman 186 Biasanya pengertian dewa dibedakan dengan Iswara Tuhan Yang Maha Esa meskipun banyak umat Hindu menyembah Iswara dalam suatu perwujudan tertentu seolah olah ada Tuhan yang berbeda sebagai istadewata iṣṭa devata yaitu sosok ideal dewa dewi tertentu dari Tuhan yang cenderung dipuja 187 188 Pilihan tersebut bergantung pada preferensi seseorang atau menurut tradisi regional dan keluarga 189 Dalam kitab suci Regweda disebutkan adanya 33 dewa atau dewata dan Purana menjelaskan bahwa sebagian di antaranya merupakan para putra Dewi Aditi dan Bagawan Kasyapa dan merupakan murid dari Wrehaspati Menurut mitologi Hindu dalam Purana sebelum memperoleh keabadian melalui tirta amerta minuman keabadian dewata adalah golongan makhluk yang berseteru dengan para asura atau raksasa dan dapat gugur dalam pertempuran Kekuatan dewata berbeda dengan tiga dewa utama yang abadi Brahma Wisnu Siwa Siwa dan Wisnu dimuliakan sebagai Mahadewa karena kemasyhuran mereka dalam kitab suci dan pemujaan 190 Mereka berdua beserta Brahma dipandang sebagai Trimurti tiga aspek dari Yang Mahakuasa Ketiga aspek tersebut melambangkan seluruh siklus samsara menurut agama Hindu Brahma sebagai pencipta Wisnu sebagai pelindung atau pemelihara dan Siwa sebagai pelebur Dua di antara tiga dewa tersebut yaitu Wisnu dan Siwa memiliki pengikut dengan jumlah banyak sehingga membentuk dua aliran utama Waisnawa dan Saiwa dalam tubuh agama Hindu Dalam kajian tentang Trimurti Sir William Jones menyatakan bahwa umat Hindu menyembah Tuhan dalam tiga wujud Wisnu Siwa Brahma Gagasan fundamental agama Hindu bahwa metamorfosis atau transformasi dicontohkan melalui konsep awatara 191 Tridewi Tiga Dewi dalam agama Hindu memiliki peran penting sebagaimana Trimurti dan berfungsi sebagai pasangan bagi Trimurti Brahma adalah Sang Pencipta sehingga ia membutuhkan pengetahuan atau Dewi Saraswati Wisnu adalah Sang Pelindung sehingga ia membutuhkan kemakmuran yang dimanifestasikan sebagai Dewi Laksmi Sri Sedangkan Siwa adalah Sang Pelebur sehingga ia membutuhkan Dewi Parwati Durga atau Kali sebagai kekuatannya Para dewi tersebut adalah manifestasi dari satu entitas yaitu Sakti Wiracarita Hindu dan Purana menceritakan beberapa kisah tentang turunnya Tuhan ke dunia inkarnasi dalam wujud fana demi menegakkan di masyarakat dan menuntun manusia mencapai moksa Inkarnasi itu disebut pula awatara Beberapa awatara terkenal merupakan perwujudan Wisnu meliputi Rama tokoh utama Ramayana dan Kresna tokoh penting dalam Mahabharata Karma dan reinkarnasi Sunting Dua sadu di Kuil Pahupatinatha Nepal Sadu adalah istilah bagi kaum yogi yang sedang menempuh Rajayoga yaitu jalan pengendalian pikiran demi melepaskan diri dari belenggu duniawi sehingga dapat mencapai kesadaran spiritual tingkat tinggi atau bahkan moksa Karma diterjemahkan secara harfiah sebagai tindakan kerja perbuatan 192 dan dapat dideskripsikan sebagai hukum moral sebab akibat 193 Menurut hukum karma nasib baik berasal dari tindakan baik terdahulu dan nasib buruk berasal dari tindakan buruk terdahulu yang merupakan suatu sistem aksi reaksi dan membentuk suatu siklus reinkarnasi 194 Fenomena sebab akibat tersebut tidak hanya berlaku bagi dunia material tapi juga terhadap pikiran perkataan tindakan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah seseorang 195 Menurut kitab Upanishad suatu jiwa membentuk sanskara kesan dari tindakan baik secara fisik atau mental Linga sarira tubuh yang lebih halus daripada tubuh fisik namun lebih kasar daripada jiwa dilekati kesan kesan tersebut dan membawanya ke kehidupan selanjutnya sehingga menciptakan jalan kehidupan tersendiri bagi setiap orang 196 Maka dari itu konsep karma yang universal netral dan tak pernah meleset berkaitan dengan reinkarnasi demikian pula kepribadian watak dan keluarga seseorang Karma menyatukan konsep kehendak bebas dan nasib Karena agama Hindu meyakini bahwa jiwa tidak dapat dihancurkan 197 maka kematian tidak dipandang sebagai momok bagi kehidupan karena merupakan fenomena alami 198 Maka dari itu seseorang yang sudah meninggalkan ambisi dan keinginannya tidak memiliki tanggung jawab lagi di dunia atau terjangkiti penyakit mematikan dapat mengusahakan kematian dengan cara Prayopavesa 199 Siklus aksi reaksi kelahiran kematian dan kelahiran adalah proses berkesinambungan yang disebut samsara reinkarnasi Pemahaman akan reinkarnasi dan karma merupakan premis kuat dalam filsafat Hindu Dalam kitab Bhagawadgita II 22 tertulis Seperti halnya seseorang memakai baju baru dan menanggalkan baju yang lama demikian pula jiwa memasuki tubuh yang baru meninggalkan tubuh yang lama Dalam kepercayaan Hindu samsara memberikan kesempatan bagi manusia untuk menikmati kesenangan sesaat pada setiap kelahiran Selama manusia terlena untuk terus menikmati kesenangan tersebut maka mereka akan dilahirkan kembali Akan tetapi pelepasan diri dari belenggu samsara melalui moksa diyakini dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian abadi 200 Menurut kepercayaan ini setelah mengalami reinkarnasi berkali kali pada akhirnya suatu atman akan mencari persatuan dengan sukma alam semesta Brahman Paramatman Dalam agama Hindu tujuan hidup sejati yang disebut sebagai moksa nirwana atau semadi dipahami dalam berbagai arti realisasi penyatuan jiwa dengan Tuhan realisasi hubungan kekal dengan Tuhan realisasi dari penyatuan seluruh hal yang ada wawas diri sempurna serta pengetahuan akan diri yang sejati pencapaian atas kedamaian batin yang sempurna dan pelepasan dari segala keinginan duniawi Realisasi semacam itu membebaskan seseorang dari samsara dan mengakhiri siklus lahir kembali 201 202 Konseptualisasi moksa berbeda beda tergantung mazhab atau aliran Hinduisme Sebagai contoh mazhab Adwaita Wedanta berpedoman bahwa setelah mencapai moksa atman tidak lagi mengenali dirinya sebagai individu melainkan menyadari bahwa Brahman identik dalam segala hal termasuk kesamaannya dengan atman Pengikut mazhab Dwaita dualistis memandang individu sebagai bagian dari Brahman dan setelah mencapai moksa mereka yakin akan memperoleh kekekalan di loka bersama dengan manifestasi Iswara yang dipilihnya Maka dari itu dianalogikan bahwa pengikut dwaita berharap untuk menikmati gula sementara pengikut Adwaita berharap untuk menjadi gula 203 Tujuan hidup manusia Sunting Filsafat Hindu klasik mengakui empat hal yang harus dipenuhi sebagai tujuan hidup manusia sebagaimana dijabarkan di bawah ini yang disebut purusarta Darma Darma adalah prinsip yang tak boleh diabaikan oleh umat Hindu Darma dapat dipandang sebagai kewajiban dalam hal kegiatan duniawi ataupun rohani hukum keadilan tindakan benar dan berbagai kualitas yang mendukung harmoni segala sesuatu Brihadaranyaka upanishad memandang darma sebagai prinsip universal tentang aturan kewajiban dan harmoni yang berasal dari Brahman Darma berlaku sebagai prinsip moral bagi alam semesta Darma merupakan sat kebenaran ajaran pokok dalam agama Hindu Hal ini berpangkal pada pernyataan dalam Regweda bahwa Ekam Sat Kebenaran Hanya Satu dari keyakinan bahwa Brahman itu sendiri merupakan Satcitananda Kebenaran Kesadaran Keberkatan Darma tidak hanya sekadar aturan atau harmoni tapi kebenaran murni Dalam Mahabharata Kresna mendefinisikan darma sebagai penegak perkara di dunia manusia dan dunia lain Mbh 12 110 11 Kata Sanatana berarti kekal tak mati atau selamanya maka agama Hindu sebagai Sanatana dharma bermakna suatu darma yang tidak berawal atau berakhir 204 Arta Arta adalah upaya mencari harta demi penghidupan dan kemakmuran Hal ini juga mencakup usaha mencari pekerjaan berpolitik memelihara kesehatan dan mencari kesejahteraan material 205 Arta dibutuhkan demi mencapai kehidupan yang makmur sentosa terutama bagi umat yang sudah berumah tangga Ajaran tentang arta disebut Arthashastra dan yang termasyhur di antaranya adalah Arthashastra karya Kautilya 206 Kama Kama berarti hasrat keinginan gairah kemauan dan kenikmatan panca indra Kama dapat pula berarti kesenangan estetis dalam menikmati kehidupan seni hiburan kegembiraan kasih sayang ataupun asmara 207 208 Akan tetapi kama dalam hubungan asmara atau percintaan hanya dapat dipenuhi melalui hubungan pernikahan Kama dibutuhkan dalam membangun kehidupan rumah tangga atau grehasta Moksa Moksa atau mukti adalah tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu Moksa adalah keadaan yang sama sekali berbeda dengan pencapaian surga Moksa adalah suatu kondisi saat individu menyadari esensi dan realitas sejati dari alam semesta sehingga individu mengalami kemerdekaan dari kesan kesan duniawi tanpa suka ataupun duka lepas belenggu samsara serta lepas dari hasil perbuatan karma yang melekati individu selama mengalami proses reinkarnasi 209 Jalan menuju Tuhan Sunting Karmayoga Bhaktiyoga Jnanayoga RajayogaEmpat jalan spiritualitas caturmarga dalam agama Hindu Setiap jalan menyediakan cara yang berbeda untuk mencapai moksa Umat Hindu memenuhi tujuan hidupnya dengan menempuh jalan yang berbeda beda Jalan tersebut merupakan yoga Yoga di sini dapat diartikan sebagai disiplin fisik mental dan spiritual demi memperoleh kedamaian dan ketenangan pikiran 210 Dalam konteks dan tradisi lain yoga dapat pula didefinisikan sebagai upaya mengendalikan pikiran agar pikiran tidak liar atau usaha mempersatukan diri dengan Tuhan 210 Ajaran tentang pelaksanaan yoga dihimpun dan diuraikan oleh para resi atau orang bijak Kitab yang memuat ajaran yoga meliputi Bhagawadgita Yogasutra Hathayoga pradipika dan Upanishad sebagai basis filosofis dan historisnya Yoga mengarahkan umat Hindu untuk mencapai tujuan hidup yang spiritual moksa samadhi atau nirwana baik secara langsung maupun tidak langsung Empat macam jalan yoga utama yang sering disinggung yakni 211 Karmayoga melaksanakan kewajiban sebaik baiknya dengan ikhlas Bhaktiyoga mencintai Tuhan dan menyayangi segala makhluk Jnanayoga mencari pengetahuan dan berkontemplasi tentang Tuhan Rajayoga mengendalikan pikiran dengan meditasi sikap tubuh atau semacamnya Seseorang dapat memilih salah satu atau beberapa yoga sekaligus sesuai dengan kecenderungan dan pemahamannya Beberapa aliran Hinduisme yang menekankan pengabdian mengajarkan bahwa bhakti adalah satu satunya jalan praktis untuk mencapai kesempurnaan spiritual bagi masyarakat awam berdasarkan kepercayaan bahwa dunia sedang berada pada masa Kaliyuga salah satu jangka waktu dalam siklus Yuga yang kini sedang berlangsung 212 Melaksanakan salah satu yoga tidak berarti mengabaikan yang lainnya Banyak mazhab Hinduisme mengajarkan bahwa berbagai yoga secara alami berbaur dan mendukung pelaksanaan yoga lainnya Contohnya praktik jnanayoga yang dianggap pasti mengarahkan seseorang untuk memberikan kasih sayang murni tujuan utama bhaktiyoga dan demikian sebaliknya 213 Seseorang yang mendalami meditasi tingkat tinggi seperti yang ditekankan raja yoga harus mewujudkan prinsip pokok dari karmayoga jnanayoga dan bhaktiyoga baik secara langsung maupun tak langsung 211 214 Pustaka suci SuntingArtikel utama Susastra Hindu Menurut tokoh spiritual Hindu Swami Vivekananda agama Hindu berdasarkan kepada himpunan pedoman spiritual yang ditemukan oleh orang yang berbeda beda pada zaman yang berbeda beda 215 216 Selama berabad abad pedoman itu diwariskan secara lisan dalam bentuk syair agar dapat dihafalkan sampai akhirnya dituliskan 217 Selama berabad abad para resi menyaring ajaran tersebut dan memperluas dalil dalilnya Pada masa setelah Periode Weda dan menurut keyakinan Hindu masa kini banyak pustaka Hindu tidak untuk ditafsirkan secara harfiah Yang diutamakan adalah etika dan makna metaforis yang terkandung di dalamnya 218 Di antara pustaka suci tersebut Weda merupakan yang paling tua yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra Agama Purana serta dua wiracarita yaitu Ramayana dan Mahabharata Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata merupakan susastra yang dipelajari secara luas yang sering disebut sebagai intisari Weda Banyak pustaka Hindu yang ditulis dalam bahasa Sanskerta Pustaka pustaka tersebut digolongkan menjadi dua kelas Sruti dan Smerti Sruti Sunting Regweda adalah salah satu kitab suci tertua di dunia Naskah Regweda dalam foto ini ditulis dengan aksara Dewanagari Sruti artinya apa yang didengar 219 terutama mengacu kepada kumpulan Weda yang merupakan bentuk pustaka Hindu tertua Banyak umat Hindu mengagungkan Weda sebagai kebenaran abadi yang diwahyukan kepada para resi purbakala 216 220 sementara umat yang lain tidak menyangkutpautkan penyusunan Weda dengan Tuhan atau seseorang Umat Hindu meyakini kumpulan Weda sebagai pedoman bagi dunia spiritual yang akan ada selama lamanya bahkan tetap ada jika seandainya tidak pernah diwahyukan kepada para resi 215 221 Umat Hindu memiliki kepercayaan demikian karena mengimani bahwa kebenaran spiritual dalam Weda bersifat kekal yang dapat terus diungkapkan dengan cara cara yang baru 222 Ada empat kitab Weda yaitu Regweda Ṛg veda Samaweda Samaveda Yajurweda Yajurveda dan Atharwaweda Atharvaveda Kitab Regweda adalah kitab Weda yang pertama dan terpenting Setiap Weda dibagi menjadi empat bagian yang utama Weda yang baku adalah Samhita Saṃhita yang menghimpun mantra mantra Tiga bagian lainnya membentuk seperangkat golongan suplemen bagi Samhita biasanya dalam bentuk prosa dan dipercaya berusia lebih muda daripada Saṃhita Adapun tiga bagian tersebut adalah Brahmana Brahmaṇa Aranyaka Araṇyaka dan Upanishad Dua bagian pertama disebut Karmakanda Karmakaṇḍa porsi ritual sedangkan yang terakhir disebut Jnanakanda Jnanakaṇḍa porsi pengetahuan 223 Kumpulan Weda berfokus kepada pelaksanaan upacara sementara kumpulan Upanishad berfokus kepada pandangan spiritual dan ajaran filosofis serta memperbincangkan Brahman dan reinkarnasi 218 224 225 Smerti Sunting Kitab kitab Hindu yang tak termasuk Sruti digolongkan ke dalam Smerti ingatan Kitab Smerti yang terkenal yaitu wiracarita India Itihasa terdiri dari Mahabharata Mahabharata dan Ramayana Ramayaṇa Itihasa adalah suatu bagian dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah kepahlawanan para raja dan kesatria Hindu pada masa lampau dan dikombinasikan dengan filsafat keagamaan mitologi dan cerita tentang makhluk supernatural Kitab Bhagawadgita Bhagavadgita merupakan suatu bagian integral dalam Mahabharata dan merupakan salah satu kitab suci Hindu yang masyhur Kitab tersebut mengandung ajaran filosofis yang dinarasikan oleh Kresna sebagai awatara Wisnu kepada Arjuna menjelang perang di Kurukshetra Bhagawadgita terdiri dari delapan belas bab dan berisi 650 sloka Setiap bab menguraikan jawaban jawaban yang diajukan oleh Arjuna kepada Kresna Jawaban jawaban tersebut merupakan wejangan suci sekaligus pokok pokok ajaran Weda 226 Akan tetapi kitab yang termasuk Gita kadang kala disebut Gitopanishad sering kali digolongkan ke dalam Sruti karena konteksnya bersifat Upanishad 227 Kitab kitab Purana Puraṇa yang menguraikan ajaran ajaran Hindu melalui kisah kisah yang gamblang tergolong ke dalam Smerti Purana memuat mitologi legenda dan kisah kisah zaman purba yang diyakini kebenarannya oleh umat Hindu Kata Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno Penulisan kitab kitab Purana diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM Terdapat delapan belas kitab Purana yang disebut Mahapurana Kitab lain yang tergolong ke dalam Smerti meliputi Dewimahatmya Devimahatmya Tantra Yogasutra Tirumantiram Siwasutra dan Agama Agama Selain itu ada kitab Manusmerti yang merupakan kitab hukum preskriptif yang mendasari aturan kemasyarakatan dan stratifikasi sosial yang kemudian menuntun masyarakat membentuk sistem kasta di India Kitab Tantra memuat tentang cara pemujaan masing masing aliran dalam agama Hindu Kitab Tantra juga mengatur tentang pembangunan tempat suci Hindu dan peletakkan arca Kitab Nitisastra memuat ajaran kepemimpinan dan pedoman untuk menjadi seorang pemimpin yang baik 228 Kitab Jyotisha merupakan kitab yang memuat ajaran sistem astronomi tradisional Hindu Kitab Jyotisha berisi pedoman tentang benda langit dan peredarannya Kitab Jyotisha digunakan untuk meramal dan memperkirakan datangnya suatu musim Sejarah SuntingPeriodisasi Sunting James Mill 1773 1836 dalam bukunya The History of British India 1817 membagi sejarah India menjadi tiga tahap yaitu peradaban Hindu Muslim dan Britania 229 230 Periodisasi ini menuai kritik karena kesalahpahaman yang ditimbulkannya 231 Periodisasi lainnya memilah milah menjadi periode kuno klasik pertengahan dan modern 232 Smart 233 dan Michaels 234 tampaknya mengikuti periodisasi menurut Mill j sedangkan Flood 235 dan Muesse 237 238 mengikuti periodisasi yang terbagi menjadi periode kuno klasik pertengahan dan modern 239 Periode periode yang berbeda ditentukan sebagai masa Hinduisme Klasik Smart menyatakan rentang waktu antara 1000 SM dan 100 M sebagai praklasik Itu merupakan periode formatif bagi Upanishad dan Brahmanisme k Jainisme dan Buddhisme Menurut Smart periode klasik berlangsung dari 100 M hingga 1000 M dan bertepatan dengan suburnya Hinduisme Klasik serta pertumbuhan dan kemunduran Buddha Mahayana di India 241 Menurut Michaels rentang waktu antara 500 SM dan 200 SM adalah masa Reformisme Asketis 242 sedangkan rentang waktu antara 200 SM dan 1100 M adalah masa Hinduisme Klasik karena adanya titik balik antara agama Weda dan agama Hindu 243 Muesse menyatakan perbedaan rentang waktu yang lebih jauh yaitu antara 800 SM dan 200 SM yang ia sebut sebagai Periode Klasik Menurut Muesse beberapa konsep dasar agama Hindu yaitu karma reinkarnasi serta pencerahan dan transformasi seseorang yang tidak ditemui dalam agama Weda berkembang pada periode tersebut 244 Smart 233 Michaels 14 Muesse 238 Flood 245 Umum DetailPeradaban Lembah Sungai IndusdanPeriode Weda ca 3000 1000 SM Agama Agama Pra Weda prasejarah ca 1750 SM Peradaban Lembah Sungai Indus 3300 1400 SM Peradaban Lembah Sungai Indus ca 2500 1500 SM Agama Weda Kuno ca 1750 500 SM Periode Weda Awal ca 1750 1200 SM Periode Weda 1600 800 SM Periode Weda ca 1500 500 SM Periode Weda Pertengahan dari 1200 SM Periode Praklasik ca 1000 SM 100 M Periode Weda Akhir dari 850 SM Periode Klasik 800 200 SM Reformisme Asketis ca 500 200 SM Periode Epos dan Purana ca 500 SM 500 M Hinduisme Klasik ca 200 SM 1100 M Hinduisme Praklasik ca 200 SM 300 M Periode Epos dan Purana 200 SM 500 M Periode Klasik ca 100 M 1000 M Zaman Kejayaan Kemaharajaan Gupta ca 320 650 M Hinduisme Klasik Akhir ca 650 1100 M Periode Purana Pertengahan dan Akhir 500 1500 M Periode Purana Pertengahan dan Akhir 500 1500 M Peradaban Hindu Islam ca 1000 1750 M Penaklukan Muslim danKemunculan Sekte Sekte Hinduisme ca 1100 1850 M Abad Modern 1500 kini Abad Modern ca 1500 kini Periode Modern ca 1750 kini Hinduisme Modern sejak ca 1850 Agama Agama Pra Weda Sunting Artefak yang disebut cap Shiva pashupati Siwa sang penguasa satwa berasal dari masa Peradaban Lembah Sungai Indus Ras manusia pertama yang menduduki India ca 40 000 60 000 tahun yang lalu saat periode Paleolitik adalah Australoid yang mungkin memiliki hubungan dengan penduduk asli Australia 246 Ada dugaan bahwa ras tersebut hampir punah atau terdesak oleh gelombang migrasi pada masa berikutnya 247 Setelah pendudukan oleh Australoid maka ras Kaukasoid meliputi bangsa Elamo Dravida ca 4000 248 hingga 6000 SM 249 dan Indo Arya ca 2000 250 hingga 1500 SM 251 dan Mongoloid Sino Tibet bermigrasi ke India Bangsa Elamo Dravida l ada kemungkinan berasal dari Elam kini merupakan wilayah Iran 248 249 252 253 Agama prasejarah tertua di India yang mungkin meninggalkan jejaknya pada agama Hindu m berasal dari zaman mesolitik 255 dan neolitik 254 Beberapa agama suku di India masih bertahan mendahului dominansi agama Hindu tapi tidak harus dianggap bahwa ada banyak kemiripan antara masyarakat suku pada zaman prasejarah dengan masa kini 256 Menurut antropolog Gregory Possehl peradaban lembah sungai Indus 2600 1900 SM mengandung titik pangkal yang logis atau mungkin arbitrer bagi beberapa aspek pada tradisi Hindu di kemudian hari 257 Agama pada masa tersebut mengandung pemujaan kepada Dewa Yang Mahakuasa yang dibandingkan oleh beberapa ahli terutama John Marshall sebagai proto Siwa dan mungkin sesosok Ibu Dewi yang mendasari figur Sakti Praktik praktik lain dari zaman peradaban lembah sungai Indus yang berlanjut ke periode Weda meliputi pemujaan kepada air dan api Akan tetapi hubungan antara dewa dewi dan praktik agama lembah sungai Indus dengan agama Hindu masa kini telah menjadi subjek perselisihan politis serta perdebatan para ahli 258 Periode Weda Sunting Artikel utama Periode Weda dan Brahmanisme Peta dataran subur India Utara Periode Weda yang berlangsung dari ca 1750 sampai 500 SM 234 n disebut demikian karena berdasarkan agama berbasis Weda yang dianut oleh bangsa Indo Arya 260 o yang bermigrasi ke India barat daya setelah mundurnya peradaban lembah sungai Indus 261 262 263 ada kemungkinan dari stepa Asia Tengah 252 264 Bangsa ini membawa serta bahasa 265 dan agama mereka 251 266 Agama mereka berkembang lebih jauh ketika bermigrasi ke dataran India Utara setelah ca 1100 SM dan menjadi pastoralis 267 268 269 Meskipun kepercayaan dan praktik pada masa Hinduisme Praklasik boleh jadi berasal dari bahan bahan agama Proto Indo Eropa yang masih hipotesis 270 sastra yang mendasari tradisi pada masa itu adalah Weda Samhita sehingga periode tersebut dinamai demikian Kitab tertua di antara sastra Weda tersebut adalah Regweda yang diperkirakan telah disusun pada periode 1700 1100 SM p Sastra Weda memusatkan pemujaan kepada para dewa seperti Indra Baruna dan Agni serta melangsungkan upacara Soma Kurban dengan api yang disebut yadnya yajna dilaksanakan dengan merapalkan mantra mantra Weda 272 273 Sastra Weda dikodifikasi ketika bangsa Indo Arya mulai menduduki dataran India Utara yang subur kemudian melakukan transisi dari masyarakat penggembala menuju masyarakat agraris sehingga kebutuhan akan organisasi yang lebih terstruktur mulai timbul Masyarakat baru tersebut melibatkan penduduk yang lebih dahulu bermukim di dataran subur tersebut Mereka dimasukkan ke dalam sistem warna menurut bangsa Arya dengan otoritas politik dan keagamaan berada di tangan kaum brahmana dan kesatria 274 Selama Periode Weda Awal ca 1500 1100 SM suku suku penganut Weda merupakan suku penggembala berkelana di sekitar India sebelah barat laut 275 Setelah 1100 SM seiring ditemukannya besi suku suku penganut Weda berpindah ke dataran India Utara sebelah barat dan mengadaptasi gaya hidup agraris 276 277 Bentuk bentuk wilayah berdaulat yang belum sempurna mulai muncul dan yang paling menonjol atau berpengaruh adalah kerajaan suku Kuru 267 278 Kerajaan tersebut merupakan ikatan kesukuan yang kemudian berkembang menjadi masyarakat setingkat negara yang pertama kali tercatat dalam sejarah Asia Selatan sekitar 1000 M 267 Secara terang terangan mereka mengubah warisan budaya dari Periode Weda sebelumnya mengumpulkan himne himne Weda menjadi suatu himpunan dan mengembangkan upacara upacara baru yang menonjol dalam peradaban India sebagai upacara upacara srauta 267 yang berkontribusi bagi sintesis klasik atau sintesis Hindu 274 48 Pada abad ke 9 dan ke 8 SM terjadi penyusunan kitab kitab Upanishad tertua 279 Upanishad membentuk suatu dasar teoretis bagi Hinduisme Klasik dan dikenal sebagai Wedanta kesimpulan dari Weda 280 Kitab kitab Upanishad kuno menangkal intensitas upacara upacara yang kian bertambah 281 Spekulasi monistis yang beragam dari ajaran Upanishad disintesiskan menjadi suatu kerangka teistis dalam kitab suci Hindu Bhagawadgita 282 Etika dalam kitab kitab Weda berdasarkan konsep satya dan reta Satya adalah prinsip integrasi yang berakar pada kemutlakan Reta adalah ungkapan dari satya yang meregulasi dan mengkoordinasi jalannya alam semesta beserta segala sesuatu di dalamnya 283 Kesesuaian dengan reta akan memungkinkan sesuatu berjalan sebagaimana mestinya sedangkan penyimpangan akan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan 284 Istilah dharma sudah digunakan dalam filsafat filsafat Brahmanis yang dipandang sebagai aspek dari reta 285 Istilah reta juga dikenal dalam agama Proto Indo Iran yaitu agama orang orang Indo Iran sebelum kehadiran kitab kitab Weda Indo Aryan dan Zoroastrianisme Iran Asha asa adalah istilah dalam bahasa Avesta yang mirip dengan ṛta dalam Weda 286 Kitab kitab Weda merupakan pustaka bagi golongan atas dan tidak semata mata mengungkapkan gagasan atau praktik yang populer 287 Agama berbasis Weda pada periode selanjutnya hadir berdampingan dengan agama agama lokal seperti pemujaan Yaksa 274 288 289 dan ia sendiri merupakan hasil dari campuran antara kebudayaan Indo Arya dengan Harrapa 52 Reformisme Asketis Sunting Mahavira Siddhartha GautamaDua tokoh terkemuka dari golongan Sramana tradisi yang tidak mengakui kewenangan sastra Weda Di kemudian hari Mahavira menjadi figur utama dalam Jainisme sedangkan Siddhartha Gautama dalam Buddhisme Artikel utama Sramana Peningkatan urbanisasi di India pada abad ke 7 dan ke 6 SM telah mendukung terjadinya gerakan asketis atau Sramana yang menentang fanatisme terhadap berbagai upacara 290 Mahavira ca 549 477 SM pemuka Jainisme dan Buddha Gautama ca 563 483 SM penggagas tradisi Buddhisme adalah tokoh tokoh terkemuka dalam gerakan tersebut 291 Menurut Heinrich Zimmer Jainisme dan Buddhisme adalah bagian dari warisan kebudayaan pra Weda yang juga meliputi Samkhya dan Yoga Jainisme tidak berasal dari sumber sumber budaya Brahman Arya q tetapi mencerminkan kosmologi dan antropologi masyarakat kuno pra Arya golongan atas yang tinggal di India bagian timur laut dengan berpangkal pada dasar dasar yang sama tentang spekulasi metafisis kuno seperti Yoga Sankhya dan Buddhisme yaitu ajaran ajaran India lainnya yang tidak berbasis Weda r 292 293 Dalam suatu bagian tradisi Sramana mengajarkan konsep siklus kelahiran dan kematian siklus reinkarnasi konsep samsara dan konsep pencarian kebebasan dari reinkarnasi tersebut yang menjadi karakteristik Hinduisme 294 James B Pratt dalam bukunya The Pilgrimage of Buddhism and a Buddhist Pilgrimage menulis bahwa Oldenberg 1854 1920 Neumann 1865 1915 dan Radhakrishnan 1888 1975 percaya bahwa Tripitaka Buddhis mendapat pengaruh dari kitab kitab Upanishad sedangkan la Vallee Poussin menyatakan ketiadaan pengaruh apa pun dan ahli lainnya menegaskan bahwa pada bagian bagian tertentu Sang Buddha menyatakan antitesis secara langsung kepada Upanishad 295 Hinduisme Klasik Sunting Periode Hinduisme Klasik diawali dengan periode Hinduisme Praklasik dilanjutkan dengan zaman kejayaan Hindu pada masa Dinasti Gupta lalu ditutup dengan periode Hinduisme Klasik Akhir Periode Hinduisme Klasik ini disusul dengan kedatangan agama Islam ke Asia Selatan lalu diikuti dengan pendirian aliran atau sekte dalam agama Hindu Hinduisme Praklasik Sunting Pada periode dari 500 48 hingga 200 SM 296 dan ca 300 M terjadi sintesis Hindu 48 yang menyerap pengaruh pengaruh Sramana dan Buddha 296 297 serta kemunculan tradisi bhakti dalam balutan Brahmanisme melalui pustaka Smerti 298 Sintesis ini timbul di bawah tekanan perkembangan agama Buddha dan Jainisme 58 Menurut Embree beberapa tradisi keagamaan lainnya hadir berdampingan dengan agama berbasis Weda Agama agama pribumi tersebut akhirnya menemukan tempat di bawah naungan agama Weda 299 Ketika Brahmanisme mulai kehilangan pamornya 243 dan harus bersaing dengan Buddhisme dan Jainisme 298 agama agama yang populer mendapat kesempatan untuk menonjolkan ajarannya 299 Menurut Embree Para Brahmanis tampaknya bergiat untuk memperluas perkembangan agamanya sebagai maksud untuk menghadapi gempuran aliran aliran yang lebih heterodoks Pada saat yang sama di kalangan agama agama pribumi yang ada kesetiaan terhadap kewenangan sastra Weda telah memberikan suatu tali persatuan yang tipis namun begitu signifikan di antara kemajemukan dewa dewi dan praktik keagamaan yang ada s 299 Menurut Larson para brahmana menanggapinya dengan asimilasi dan konsolidasi Hal tersebut tercerminkan dalam pustaka Smerti yang mulai disusun pada periode itu 300 Kitab kitab Smerti dari periode 200 SM 100 M mempermaklumkan kewenangan Weda sehingga pengakuan terhadap kewenangan Weda menjadi kriteria utama untuk membedakan Hinduisme dengan aliran heterodoks yang menolak Weda 301 Sebagian besar gagasan dasar dan praktik Hinduisme Klasik berasal dari pustaka Smerti yang kemudian menjadi inspirasi dasar bagi kebanyakan umat Hindu 300 Dua wiracarita India terkemuka Ramayana dan Mahabharata yang tergolong ke dalam Smerti disusun dalam periode panjang selama akhir zaman Sebelum Masehi dan awal zaman Masehi 302 Pustaka tersebut mengandung cerita mitologis tentang para pemimpin dan peperangan pada zaman India Kuno dan diselingi dengan filsafat dan ajaran agama Sastra Purana yang disusun pada masa berikutnya mengandung cerita tentang para dewa dewi interaksi mereka dengan manusia dan pertempuran mereka melawan para rakshasa Kitab Bhagawadgita memperkuat keberhasilan 303 konsolidasi agama Hindu 303 dengan memadupadankan gagasan gagasan Brahmanis dan Sramana menjadi suatu kebaktian yang teistis 303 304 305 Pada awal zaman Masehi beberapa mazhab filsafat Hindu dikodifikasikan secara formal meliputi Samkhya Yoga Nyaya Waisesika Purwamimamsa dan Wedanta 306 Zaman Kejayaan Sunting Artikel utama Kemaharajaan Gupta Candi Dashavatara di Deogarh negara bagian Uttar Pradesh India Candi ini dibangun pada abad ke 6 era Dinasti Gupta Selama periode ini kekuasaan atas India disentralisasi seiring dengan berkembangnya perdagangan ke negeri yang jauh standardisasi prosedur legal dan pemberantasan buta huruf 307 Buddhisme aliran Mahayana menyebar sedangkan kebudayaan Brahmana ortodoks mulai disegarkan kembali di bawah perlindungan Dinasti Gupta 308 yang dipimpin para raja penganut Waisnawa 309 Kedudukan para brahmana diperkuat kembali dan kuil kuil Hindu mulai didirikan sebagai dedikasi untuk dewa dewi Hindu 307 Selama pemerintahan Dinasti Gupta sastra Purana mulai ditulis digunakan untuk menyebarkan ideologi keagamaan umum di kalangan masyarakat pribumi dan buta huruf yang menjalani akulturasi 310 Para raja Gupta melindungi tradisi Purana yang mulai berkembang demi perbawa wangsa mereka 309 Hal ini menyebabkan timbulnya Hinduisme Puranis Puranic Hinduism yang berbeda dengan Brahmanisme sebelumnya yang mengacu pada Dharmasastra dan Smerti 310 Gerakan Bhakti muncul pada periode ini Gerakan Bhakti merupakan perkembangan tradisi bhakti yang tumbuh sangat cepat bermula di Tamil Nadu India Selatan Para Nayanar dari aliran Saiwa abad ke 4 ke 10 311 serta para Alwar dari aliran Waisnawa abad ke 3 ke 9 menyebarkan puisi dan tradisi bhakti ke berbagai penjuru India dari abad ke 12 hingga ke 18 312 311 Menurut P S Sharma periode Gupta dan Harsha membentuk dari segi intelektual kurun waktu paling gemilang dalam perkembangan filsafat India ketika filsafat Hindu dan Buddha tumbuh subur secara berdampingan 313 Carwaka mazhab materialisme ateistis tampil di India Utara sebelum abad ke 8 314 Hinduisme Klasik Akhir Sunting Setelah runtuhnya kemaharajaan Gupta dan Harsha kekuasaan di India mengalami desentralisasi Beberapa kerajaan besar mulai berdiri dengan negeri taklukan yang sangat banyak Kerajaan kerajaan tersebut dipimpin dengan sistem feodal Kerajaan yang lebih kecil bergantung pada kerajaan yang lebih besar Maharaja sulit dijangkau sangat diagungkan dan didewakan 315 sebagaimana yang digambarkan dalam mandala Tantra dan kadang kala raja digambarkan sebagai pusat mandala 316 Perpecahan kekuasaan pusat juga mengarah kepada regionalisasi religiositas serta persaingan religius 317 Kultus dan bahasa lokal lebih diutamakan dan pengaruh Hinduisme Brahmanis ritualistis ritualistic Brahmanic Hinduism berkurang 317 Gerakan rakyat dan kebaktian mulai bermunculan seiring dengan tumbuhnya aliran Saiwa Waisnawa Bhakti dan Tantra meskipun pengelompokan menurut sekte hanya terjadi saat permulaan perkembangan aliran aliran tersebut 317 Gerakan keagamaan berkompetisi untuk memperoleh pengakuan dari penguasa lokal Agama Buddha kehilangan pamornya setelah abad ke 8 lalu mulai memudar di India 317 Hal tersebut tersirat dari penghentian ritus puja Buddhis di lingkungan istana istana India pada abad ke 8 ketika dewa dewa Hindu menggantikan peran Buddha sebagai pelindung kerajaan 318 Sastra Purana kuno disusun untuk menyebarkan ideologi keagamaan yang awam di kalangan masyarakat pribumi yang mengalami akulturasi Seiring dengan dadal yang dialami Dinasti Gupta tanah tanah perawan dikumpulkan oleh para brahmana yang tidak hanya menjamin keuntungan agraris dari eksploitasi tanah yang dimiliki para raja tetapi juga memberikan status bagi kelas penguasa yang baru 319 Para brahmana menyebar ke berbagai penjuru India berinteraksi dengan warga lokal yang menganut kepercayaan dan ideologi berbeda Para brahmana menggunakan Purana untuk mengajak berbagai klan menjadi masyarakat agraris serta mengikuti agama dan ideologi para brahmana 64 Menurut Flood para brahmana yang mengikuti agama berbasis Purana kemudian dikenal sebagai Smarta artinya orang yang bersembahyang berdasarkan Smerti atau Pauranika yaitu penganut Purana 320 Kepala suku dan warga lokal diserap ke dalam sistem warna demi mengendalikan tindak tanduk kaum kesatria dan sudra baru tersebut 321 Kelompok kelompok brahmana semakin besar dengan mengikutsertakan orang lokal seperti pendeta dan rohaniwan lokal Hal ini mengarah ke stratifikasi bagi kaum brahmana sehingga ada golongan brahmana yang memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan brahmana lainnya 64 Penarapan sistem kasta lebih sesuai bagi Hinduisme Puranis daripada aliran aliran Sramana Buddha atau Jaina Pustaka Purana mencantumkan suatu riwayat silsilah yang luas sehingga dapat memberikan status kesatria baru bagi suatu golongan Sementara itu ajaran Buddha menggambarkan pemerintah sebagai suatu kontrak antara orang yang terpilih dengan rakyat dan chakkavatti Buddhis adalah konsep yang berbeda dengan model penaklukkan yang dilakukan para kesatria dan kaum Rajput Hindu 321 Lukisan Kresna sebagai Gowinda atau pelindung para sapi dari abad ke 19 Brahmanisme berdasarkan pustaka Dharmasastra dan Smerti mengalami transformasi radikal di tangan para penyusun Purana mengakibatkan munculnya Hinduisme Puranis Puranic Hinduism 310 bagaikan raksasa yang melangkahi cakrawala keagamaan yang kemudian melintangi segala agama agama yang ada 322 Hinduisme Puranis merupakan sistem kepercayaan yang terdiri dari banyak bagian yang tumbuh dan meluas dengan menyerap dan memadukan gagasan gagasan bertentangan dan berbagai tradisi pemujaan 322 Agama ini berbeda dengan Smarta yang menjadi pangkalnya Perbedaan itu terletak pada ketenaran pluralisme teologis pluralisme sekte pengaruh Tantra dan pengutamaan bhakti 322 Banyak kepercayaan dan tradisi lokal yang diasimilasi ke dalam Hinduisme Puranis Wisnu dan Siwa tampil sebagai dewa yang utama berdampingan dengan Sakti Dewi Pemujaan kepada Wisnu akhirnya menimbulkan kultus Narayana Jagatnata Wenkateswara dan lain lain Menurut Nath Beberapa inkarnasi Wisnu seperti Matsya Kurma Waraha dan bahkan Narasinga membantu pemaduan simbol simbol totem populer dan mitos penciptaan khususnya yang berkaitan dengan babi hutan yang umumnya meresapi mitologi masyarakat prapustaka sedangkan inkarnasi lainnya seperti Kresna dan Balarama menjadi alat untuk mengasimilasi kultus dan mitos lokal yang berpusat pada dewa dewa pedesaan dan pertanian t 323 Rama dan Kresna menjadi pujaan utama dalam tradisi bhakti yang terutama diungkapkan dalam Bhagawatapurana Tradisi pemujaan Kresna melibatkan beberapa kultus berbasis naga yaksa bukit dan pepohonan 324 Siwa menyerap kultus kultus lokal dengan menambahkan kata Isa atau Iswara pada nama dewa dewa lokal contohnya Buteswara Hatakeswara Candeswara 325 Dalam lingkungan keluarga raja pada abad ke 8 puja terhadap Buddha mulai tergantikan oleh puja terhadap dewa dewi Hindu Pada periode itu pula Buddha dimasukkan sebagai salah satu awatara Wisnu 326 Mazhab Adwaita Wedanta yang non dualistis yang mendapat pengaruh agama Buddha 327 dirumuskan kembali oleh Adi Shankara dengan membuat sistematisasi karya karya para filsuf pendahulunya 328 Pada masa kini karena pengaruh Orientalisme Barat dan Perenialisme terhadap Neo Wedanta India dan nasionalisme Hindu 329 Adwaita Wedanta mendapatkan sambutan yang luas dalam kebudayaan India dan di luar India sebagai contoh paradigmatis dari spiritualitas Hindu 329 Kehadiran Islam dan sekte Hindu Sunting Informasi lebih lanjut Penaklukan India oleh Muslim Reruntuhan Candi Somnath pada tahun 1869 Candi ini pernah didirikan dan dihancurkan berkali kali selama periode penaklukan India oleh Muslim sampai akhirnya dipugar pada tahun 1951 Meskipun Islam sudah datang ke India sejak awal abad ke 7 seiring dengan kedatangan para pedagang Arab dan penaklukan Sindhu agama tersebut menjadi agama utama selama periode penaklukan Islam di Asia Selatan pada masa selanjutnya 330 Pada periode tersebut agama Buddha memudar secara drastis dan banyak umat Hindu pindah agama ke Islam 331 332 Banyak penguasa muslim beserta panglimanya seperti Aurangzeb dan Malik Kafur yang menghancurkan tempat ibadah umat Hindu dan menindas kaum non muslim 333 334 akan tetapi beberapa penguasa muslim seperti Akbar bersikap lebih toleran Agama Hindu mengalami reformasi besar besaran karena pengaruh Guru Ramanuja yang terkemuka serta Guru Madhwa dan Sri Caitanya 330 Pengikut gerakan Bhakti beralih dari konsep Brahman yang abstrak yang dianjurkan oleh filsuf Adi Shankara berabad abad sebelumnya dengan tradisi kebaktian yang lebih bersemangat terhadap pemujaan para awatara yang lebih mudah dibayangkan terutama Kresna dan Rama 335 Menurut Nicholson antara abad ke 17 dan ke 16 beberapa cendekiawan tertentu mulai menarik benang merah pada kanekaragaman ajaran filosofis dalam Upanishad wiracarita Purana dan mazhab filsafat yang dikenal sebagai enam sistem saddarsana dari filsafat Hindu yang umum 336 Lorenzen menentukan bahwa asal mula identitas ke Hindu an yang khas berawal dari interaksi antara muslim dan umat Hindu 86 dan dari suatu proses pencarian jati diri yang membedakan diri dengan muslim 337 yang sudah dimulai sebelum 1800 an 87 Baik cendekiawan India ataupun Eropa yang mempopulerkan istilah Hinduisme pada abad ke 19 telah mendapat pengaruh dari filsafat tersebut 26 Michaels menggarisbawahi bahwa historisasi muncul sebelum nasionalisme di kemudian hari yang menyuarakan gagasan kejayaan agama Hindu dan masa lampau 88 Hinduisme masa kini Sunting Di tengah kekuasaan British Raj penjajahan Inggris atas India Renaisans Hindu mulai bangkit pada abad ke 19 yang memberi perubahan besar bagi pemahaman akan agama Hindu baik di India ataupun di Barat 13 Indologi disiplin ilmiah tentang kajian kebudayaan India dari sudut pandang Eropa didirikan pada abad ke 19 dipimpin oleh para ahli seperti Max Muller dan John Woodroffe Mereka memboyong filsafat dan pustaka Weda Purana dan Tantra ke Eropa Para orientalis mencari cari hakikat agama agama di India dan menemukannya pada pustaka Weda 338 sambil membuat gagasan bahwa Hinduisme adalah suatu kesatuan dari berbagai adat keagamaan dan gambaran populer mengenai India yang mistis 339 13 Gagasan tersebut diambil alih oleh beberapa gerakan reformasi Hindu seperti Brahmo Samaj yang didukung untuk sesaat oleh Gereja Unitarian 340 bersama dengan gagasan Universalisme dan Perenialisme yaitu gagasan bahwa seluruh agama memiliki dasar mistisisme yang sama 341 Modernisme Hindu dengan tokoh terkemuka seperti Vivekananda Aurobindo serta Radhakrishnan menjadi panutan dalam pemahaman populer mengenai agama Hindu 342 343 344 345 Tokoh Hindu yang berpengaruh pada abad ke 20 adalah Ramana Maharshi B K S Iyengar Paramahansa Yogananda Swami Prabhupada pendiri ISKCON Sri Chinmoy dan Swami Rama yang menerjemahkan merumuskan ulang dan memperkenalkan pustaka dasar agama Hindu bagi khalayak awam masa kini dengan imla yang baru mengangkat pandangan tentang Yoga dan Wedanta di Dunia Barat serta menarik pengikut baru dan perhatian masyarakat di India dan negara lainnya Pada abad ke 20 agama Hindu juga mendapatkan keunggulan sebagai kekuatan politis dan acuan bagi jati diri bangsa India Sejak pendirian Hindu Mahasabha pada 1910 an banyak gerakan bertumbuh dengan perumusan dan perkembangan ideologi Hindutva pada dekade dekade berikutnya pendirian Rashtriya Swayamsevak Sangh RSS pada tahun 1925 dan percabangan RSS yang kemudian berhasil yaitu Jana Sangha dan Bharatiya Janata Party BJP dalam politik pemilu pada masa pascakemerdekaan India 346 Religiositas Hindu juga memainkan peran penting dalam gerakan nasionalis 347 Pranata SuntingCaturwarna Sunting Sekelompok pendeta Hindu suku Tengger Jawa Timur Foto dari tahun 1910 an Artikel utama Warna dalam agama Hindu Masyarakat Hindu dikategorikan menjadi empat kelas disebut warna yaitu sebagai berikut Brahmana pendeta dan guru kerohanian Kesatria bangsawan pejabat dan tentara Waisya petani pedagang dan wiraswasta Sudra pelayan dan buruhKitab Bhagawadgita menghubungkan warna dengan kewajiban seseorang swadharma pembawaan swabhawa dan kecenderungan alamiah guṇa 84 Berdasarkan pengertian warna menurut Bhagawadgita tokoh spiritual Hindu Sri Aurobindo membuat doktrin bahwa pekerjaan seseorang semestinya ditentukan oleh bakat dan kapasitas alaminya 348 349 Dalam kitab Manusmerti terdapat pengelompokan kasta kasta yang berbeda 350 Mobilitas dan fleksibitas dalam warna menampik dugaan diskriminasi sosial dalam sistem kasta sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa sosiolog 351 352 meskipun beberapa ahli tidak sependapat 353 Para ahli memperdebatkan apakah sistem kasta merupakan bagian dari Hinduisme yang diatur oleh kitab suci ataukah sekadar adat masyarakat 354 355 u Berbagai ahli berpendapat bahwa sistem kasta dibangun oleh rezim kolonial Britania 357 Menurut guru rohani Hindu Sri Ramakrishna 1836 1886 Para pencinta Tuhan tidak tergolong dalam kasta tertentu Seorang brahmana tanpa cinta pada Tuhan bukanlah brahmana lagi Dan seorang paria tanpa cinta pada Tuhan bukanlah paria lagi Melalui bhakti pengabdian kepada Tuhan seorang hina dina dapat menjadi suci dan derajatnya pun meningkat 358 Menurut sastra Wedanta orang yang berada di luar warna disebut warnatita Para ahli seperti Adi Sankara menegaskan bahwa tidak hanya Brahman yang melampaui seluruh warna tapi seseorang yang dapat bersatu dengan Nya juga dapat melampaui seluruh perbedaan dan pembatasan kasta kasta Jenjang kehidupan Sunting Upacara pernikahan umat Hindu menurut adat di Orissa India Artikel utama Caturasrama Secara tradisional kehidupan umat Hindu terbagi menjadi empat asrama atau caturasrama empat fase atau empat tahapan Bagian pertama dalam kehidupan seseorang adalah Brahmacari yaitu masa menuntut ilmu Tahap ini dilaksanakan sebelum masa kawin untuk dapat berkontemplasi secara murni dan bijaksana di bawah bimbingan Guru demi membangun pikiran dan fondasi spiritual Tahap berikutnya adalah Grehasta yaitu tahap membangun kehidupan rumah tangga dilaksanakan dengan cara menikah dan memenuhi kama kenikmatan indria dan arta kemakmuran Setelah berumah tangga kewajiban moral yang dilaksanakan meliputi mengasuh anak merawat orang tua menghormati tamu dan orang suci Setelah berumah tangga dalam jangka waktu tertentu umat Hindu kemudian menempuh tahap Wanaprasta yaitu masa pensiun atau masa melepaskan diri dari kesibukan duniawi Tahap ini dapat dilaksanakan dengan cara menyerahkan tanggung jawab kepada keturunan agar pensiunan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas keagamaan dan mengunjungi tempat tempat suci Tahap yang terakhir adalah Sannyasa yaitu masa menghabiskan sisa hidup dengan melakukan tapa brata atau berusaha melepaskan diri dari ikatan duniawi Pelepasan tersebut dilakukan dalam rangka menemukan Tuhan serta untuk mencari cara meninggalkan tubuh fana secara damai agar mencapai suatu kondisi yang disebut moksa 359 Praktik keagamaan SuntingPraktik keagamaan Hindu biasanya bertujuan untuk mencari kesadaran akan Tuhan dan kadang kala mencari anugerah dari para dewa Maka dari itu ada beragam praktik keagamaan dalam tubuh Hinduisme yang dimaksudkan untuk membantu seseorang dalam upaya memahami Tuhan dalam kehidupan sehari hari Persembahyangan Sunting Seorang praktisi Bhaktiyoga sedang bermeditasi Dalam banyak praktik keagamaan dan ritual umat Hindu biasanya mengucapkan mantra Mantra adalah seruan panggilan atau doa yang membantu umat Hindu agar dapat memusatkan pikiran kepada Tuhan atau dewa tertentu melalui kata kata suara dan cara pelantunan Pada pagi hari di tepi sungai yang dikeramatkan banyak umat Hindu yang melaksanakan upacara pembersihan sambil melantunkan Gayatri Mantra atau mantra mantra Mahamrityunjaya 360 Wiracarita Mahabharata mengagungkan japa lagu lagu pujaan sebagai kewajiban terbesar pada masa Kaliyuga zaman sekarang 3102 SM kini 361 Banyak aliran yang mengadopsi japa sebagai praktik spiritual yang utama 361 Praktik spiritual Hindu yang cukup populer adalah Yoga Yoga merupakan ajaran Hindu yang gunanya melatih kesadaran demi kedamaian kesehatan dan pandangan spiritual Hal ini dilakukan melalui seperangkat latihan dan pembentukan posisi tubuh untuk mengendalikan raga dan pikiran 362 Bhajan merupakan praktik pelantunan lagu lagu pujian Praktik ini memiliki bentuk beragam dapat berupa mantra semata atau kirtan atau berupa dhrupad atau kriti dengan musik berdasarkan raga dan tala menurut musik klasik India 363 Biasanya bhajan mengandung syair untuk mengungkapkan cinta kepada Tuhan Istilah tersebut sepadan dengan bhakti yang artinya pengabdian religius menyiratkan pentingnya bhajan bagi gerakan bhakti yang menyebar dari India bagian selatan ke seluruh subkontinen India pada masa Moghul Penggalan cerita dari kitab suci ajaran para orang suci serta deskripsi para dewa telah menjadi subjek bagi pelaksanaan bhajan Tradisi dhrupad qawwali Sufi 364 dan kirtan atau lagu dalam tradisi Haridasi berkaitan dengan bhajan Nanak Kabir Meera Narottama Dasa Surdas dan Tulsidas adalah para pujangga bhajan terkemuka Tradisi dalam bhajan seperti Nirguni Gorakhanathi Vallabhapanthi Ashtachhap Madhura bhakti dan Sampradya Bhajan dari India Selatan memiliki repertoar dan cara pelantunan masing masing Upacara Sunting Upacara choroonu nama lain dari annaprashan di Kerala Banyak umat Hindu dari berbagai aliran yang melaksanakan ritual keagamaan sehari hari 365 366 Banyak umat Hindu yang melaksanakannya di rumah 367 tetapi pelaksanaannya berbeda beda tergantung daerah desa dan kecenderungan umat itu sendiri Umat Hindu yang saleh melaksanakan ritual sehari hari seperti sembahyang subuh sehabis mandi biasanya di kamar suci tempat suci keluarga dan biasanya juga diiringi dengan menyalakan pelita serta menghaturkan sesajen ke hadapan arca dewa dewi membaca kitab suci berulang ulang menyanyikan lagu lagu pemujaan meditasi merapalkan mantra mantra dan lain lain 367 Ciri menonjol dalam ritual keagamaan Hindu adalah pembedaan antara yang murni dan sudah tercemar Ada aturan yang mengisyaratkan bagaimana kondisi kondisi yang dikatakan tercemar atau tak murni lagi sehingga pelaksana upacara harus melakukan pembersihan atau pemurnian kembali sebelum upacara dimulai Maka dari itu penyucian biasanya dengan air menjadi ciri umum dalam kebanyakan aktivitas keagamaan Hindu 367 Ciri lainnya meliputi kepercayaan akan kemujaraban upacara dan konsep pahala yang diperoleh melalui kemurahan hati atau keikhlasan yang akan bertumpuk tumpuk dari waktu ke waktu sehingga mengurangi penderitaan di kehidupan selanjutnya 367 Ritus dengan sarana api yadnya kini tidak dilakukan sesering mungkin meskipun pelaksanaannya sangat diagungkan dalam teori Akan tetapi dalam upacara pernikahan dan pemakaman adat Hindu pelaksanaan yadnya dan perapalan mantra mantra Weda masih disesuaikan dengan norma 368 Beberapa upacara juga berubah seiring berjalannya waktu Sebagai contoh pada masa beberapa abad yang lalu persembahan tarian dan musik sakral menurut kaidah Sodasa Upachara yang standar sebagaimana tercantum dalam Agamashastra tergantikan oleh persembahan dari nasi dan gula gula Peristiwa seperti kelahiran pernikahan dan kematian melibatkan seperangkat tradisi Hindu yang terperinci Dalam agama Hindu upacara bagi siklus kehidupan meliputi Annaprashan ketika bayi dapat memakan makanan yang keras untuk pertama kalinya Upanayanam pelantikan anak anak kasta menengah ke atas saat mulai menempuh pendidikan formal dan Sraddha upacara menjamu orang orang dengan makanan karena bersedia melantunkan doa doa kepada Tuhan agar jiwa mendiang mendapatkan kedamaian 369 370 Untuk perihal pernikahan bagi sebagian besar masyarakat India masa pertunangan pasangan muda mudi serta tanggal dan waktu pernikahan ditentukan oleh para orang tua dengan konsultasi ahli perbintangan 369 Untuk perihal kematian kremasi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kerabat mendiang kecuali bila mendiang adalah sanyasin hijra atau anak di bawah lima tahun Biasanya kremasi dilakukan dengan membungkus jenazah dengan pakaian terlebih dahulu lalu membakarnya dengan api unggun Ahimsa Sunting Artikel utama Ahimsa Mahatma Gandhi adalah tokoh Hindu dari India yang memilih untuk menerapkan praktik ahimsa dalam upaya menentang pemerintah kolonial Inggris pada masa Gerakan Kemerdekaan India Umat Hindu menganjurkan praktik ahimsa ahiṃsa artinya tanpa kekerasan dan penghormatan kepada seluruh bentuk kehidupan karena mereka meyakini bahwa percikan dari Tuhan juga meresap ke dalam setiap makhluk hidup termasuk tumbuhan dan hewan 371 Istilah ahimsa disebutkan dalam kitab kitab Upanishad 372 dan wiracarita Mahabharata Ahimsa adalah yang pertama di antara lima yama pancayamabrata lima prinsip pengendalian diri dalam Yogasutra Patanjali 373 dan menjadi prinsip pertama bagi seluruh anggota Warnasramadarma brahmana kesatria waisya dan sudra menurut Manusmerti 374 Konsep ahimsa dalam Hinduisme tidak seketat agama Buddha dan Jainisme karena jejak keberadaan praktik praktik pengorbanan dapat ditelusuri dalam kitab kitab Weda contohnya mantra mantra untuk kurban kambing dalam Regweda 375 kurban kuda Aswameda dalam Yajurweda dan kurban manusia Purusameda dalam Yajurweda 376 sedangkan dalam ritus Jyotistoma ada tiga hewan yang dikurbankan melalui upacara yang masing masing disebut Agnisomiya Sawaniya dan Anubandya Yajurweda dianggap sebagai Weda pengorbanan dan ritual 377 378 serta menyebutkan beberapa ritus pengurbanan hewan contohnya mantra dan prosedur pengurbanan kambing putih kepada Bayu 379 seekor anak lembu kepada Saraswati seekor sapi bertutul kepada Sawitr seekor banteng kepada Indra seekor sapi yang dikebiri kepada Baruna dan lain lain 380 Tanggapan yang menentang pelaksanaan kurban datang dari aliran Carwaka yang menuliskan kritik mereka dalam Barhaspatyasutra abad ke 3 SM sebagai berikut Jika hewan yang dikurbankan dalam ritus Jyotistoma akan segera mencapai surga mengapa si pelaksana tidak segera mengurbankan ayahnya saja 381 Pada masa perkembangan Hinduisme dan Buddhisme di India para raja Buddhis seperti Ashoka memengaruhi rakyatnya dengan larangan pelaksanaan kurban 376 Pada masa pemerintahan Ashoka sebuah titah diberlakukan dan dituliskan pada sebuah batu dengan kata kata sebagai berikut Ini adalah titah dari orang yang disayangi para dewa Raja Piyadasi Tindak pembunuhan kepada hewan tidak boleh dilakukan untuk seterusnya 376 Dari sini reaksi sosial berkenaan dengan kitab tata cara pengorbanan Brahmana dapat ditelusuri 376 Menurut Panini ada dua macam Brahmana yaitu Brahmana Lama dan Brahmana Baru 376 Dalam Brahmana Lama seperti Aitareya Brahmana untuk Regweda pengorbanan benar benar dilakukan tapi dalam Brahmana Baru seperti Shatapatha Brahmana hewan kurban dilepaskan setelah terikat pada tiang pengorbanan 376 Hal ini merupakan reaksi dari kebangkitan agama agama Sramana seperti agama Buddha dan Jainisme yang berakibat pada peletakan konsep ahimsa di kalangan praktisi kitab Brahmana Vegetarianisme Sunting Masakan vegetarian khas India Utara yang disajikan di suatu restoran di Tokyo Jepang Sesuai dengan konsep ahimsa maka banyak umat Hindu yang mengikuti vegetarianisme tidak makan daging demi menghormati bentuk kehidupan yang tingkatannya tinggi Sejumlah umat justru pantang makan daging hanya pada hari hari tertentu Budaya makan juga bervariasi sesuai komunitas dan kawasan Sebagai contoh beberapa kasta memiliki sedikit penganut vegetarianisme sedangkan masyarakat pesisir cenderung bergantung kepada masakan laut 382 383 Perkiraan jumlah lakto vegetarian di India mencakup umat seluruh agama di sana bervariasi antara 20 dan 42 v Dalam agama Hindu kemurnian makanan bersifat sangat penting karena ada keyakinan bahwa makanan mencerminkan tiga kualitas sifat triguna yang umum yaitu kesucian satwam semangat rajas dan kelambanan tamas Maka dari itu aturan makan yang sehat akan menjadi sesuatu yang turut membersihkan hati seseorang 384 Berdasarkan alasan tersebut umat Hindu dianjurkan untuk menghindari atau meminimalkan konsumsi makanan yang tidak meningkatkan kebersihan hati Beberapa contoh makanan yang dimaksud adalah bawang merah dan bawang putih yang diyakini mengandung sifat rajas keadaan yang dicirikan oleh sifat suka menentang dan egois serta daging daging dari hewan apa pun yang diyakini mengandung sifat tamas keadaan yang dicirikan oleh kemarahan kerakusan dan iri hati 385 Vegetarianisme dianjurkan oleh sejumlah aliran Hinduisme meliputi Waisnawa dan Saiwa yang melarang pengorbanan hewan 386 tetapi tidak dianjurkan oleh aliran Hinduisme yang mengizinkan pengorbanan hewan 387 Pada umumnya pengorbanan hewan dilakukan oleh umat Hindu dari aliran Sakta 388 beberapa komunitas Hindu dari golongan sudra dan kesatria 389 390 penganut aliran Hinduisme di India Timur 387 serta penganut aliran Hinduisme di Asia Tenggara 391 Pada umumnya umat Hindu yang mengonsumsi daging tidak akan mau memakan daging sapi Dalam masyarakat Hindu sapi dipercaya sebagai pengasuh manusia serta merupakan figur keibuan 392 dan mereka menghormatinya sebagai lambang kasih tak bersyarat 393 Maka dari itu praktik penyembelihan sapi dilarang secara resmi di hampir seluruh negara bagian di India 394 Pada masa kini ada banyak kelompok keagamaan Hindu yang menekankan praktik vegetarianisme yang ketat Salah satu contoh yang terkenal adalah gerakan ISKCON International Society for Krishna Consciousness yang mewajibkan pengikutnya untuk tidak hanya pantang makan daging termasuk ikan dan unggas tetapi juga menghindari sayuran tumbuhan tertentu yang dianggap dapat memberikan pengaruh negatif seperti bawang merah bawang putih 384 dan jamur 395 Contoh yang kedua adalah gerakan Swaminarayan Pengikut gerakan ini juga sangat setia untuk tidak mengkonsumsi daging telur dan ikan 396 Pertapaan Sunting Tiga petapa Hindu di Lapangan Durbar Kathmandu Sejumlah umat Hindu memilih untuk hidup sebagai petapa Sanyasa dalam upaya mencapai moksa ataupun bentuk kesempurnaan spiritual lainnya Para petapa berkomitmen untuk hidup sederhana tidak berhubungan seksual tidak mencari harta duniawi serta berkontemplasi tentang Tuhan 397 Petapa Hindu disebut sanyasin sadu atau swami sedangkan yang wanita disebut sanyasini Orang yang melepaskan diri dari ikatan duniawi memperoleh respek yang tinggi dalam masyarakat Hindu karena egoisme dan ikatan duniawi yang mereka lepaskan menjadi inspirasi bagi umat yang masih berkeluarga untuk berjuang dalam pengendalian pikiran Beberapa petapa tinggal di tempat suci atau asrama sedangkan yang lainnya berkelana dari satu tempat ke tempat lain dengan keyakinan bahwa hanya Tuhan yang dapat memenuhi keinginan mereka 398 Bagi umat Hindu awam menyediakan makanan dan kebutuhan untuk para petapa atau sadu merupakan jasa yang sangat besar Sebaliknya para sadu menerimanya dengan rasa hormat dan simpati tanpa memedulikan orang miskin atau kaya baik atau jahat tanpa perlu memuji mencela menunjukkan rasa senang ataupun sedih 397 Tempat suci SuntingArtikel utama Tempat suci Hindu Tempat suci atau tempat peribadatan umat Hindu pada umumnya disebut kuil Beberapa istilah lokal untuk menyebut tempat suci Hindu meliputi candi pura mandir devasthana ksetram dharmakshetram koil deula wat dan bale keramat Pembangunan kuil dan tata cara persembahyangan diatur dalam beberapa kitab berbahasa Sanskerta yang disebut Agama yang berhubungan dengan dewa dewi individual Ada perbedaan substansial dalam arsitektur adat ritual dan tradisi mengenai kuil di berbagai wilayah India 399 Umat Hindu dapat menyelenggarakan puja persembahyangan atau kebaktian di rumah atau kuil Untuk peribadatan di rumah biasanya umat Hindu membuat kamar suci atau kuil kecil dengan ikon atau altar yang didedikasikan bagi dewa atau dewi tertentu istadewata misalnya Kresna Ganesa Durga dewa dewi lokal atau entitas lainnya yang dihormati misalnya leluhur atau roh pelindung Umat Hindu melakukan persembahyangan melalui suatu murti atau pratima dapat berupa arca lingga atau sesuatu lainnya sebagai lambang dari dewa yang dipuja yang disakralkan disucikan terlebih dahulu melalui suatu upacara Biasanya bangunan kuil didedikasikan sebagai tempat pemujaan kepada suatu dewa utama beserta dewa dewi sekunder yang terkait Adapula bangunan kuil yang didedikasikan untuk beberapa dewa sekaligus Bagi sebagian besar umat Hindu di India mengunjungi kuil bukanlah suatu kewajiban 400 dan banyak umat yang mengunjungi kuil hanya pada saat ada perayaan hari raya Murti atau pratima dalam kuil berperan sebagai medium antara umat dan Tuhan 401 Pencitraan murti dianggap sebagai perwakilan atau manifestasi dari Tuhan sebab umat Hindu meyakini bahwa Tuhan ada di mana mana Meskipun demikian ada golongan umat Hindu yang tidak melakukan persembahyangan dengan murti dalam bentuk apa pun contoh yang terkemuka adalah aliran Arya Samaj Akshardham pemegang rekor Guiness sebagai kuil Hindu terbesar di dunia 402 terletak di New Delhi India Angkor Wat di Kamboja dibangun oleh Suryavarman II pada abad ke 12 merupakan kuil Hindu terluas di dunia Kuil Brihadiswara yang termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO terletak di Thanjavur negara bagian Tamil Nadu India Pura Besakih kompleks kuil Hindu terbesar di seluruh Bali Indonesia Kuil Siwa Parwati di Lapangan Durbar Kathmandu Nepal Di belakangnya berjajar Kuil Taleju Kuil Degutale dan Kuil Bhagawati Belur Math di Kolkata Benggala Barat India Kuil ini didirikan oleh Swami Vivekananda dari Misi Ramakrishna Kuil Hindu Shri Swaminarayan di London Inggris Kuil ini merupakan kuil Hindu terbesar di Eropa Kuil bergaya jor bangla atau char chala dari Benggala Barat didedikasikan untuk Krishna Gouranga Kuil Surya di Konark negara bagian Odisha India Kuil Brahma di Kokrajhar negara bagian Assam India Timur Laut Kuil Siwa di atas bukit Chure distrik Nuwakot Nepal Kuil Sri Kamadachi Ampal di Hamm Jerman Simbolisme SuntingDalam agama Hindu ada aturan tentang simbolisme dan ikonografi untuk ditampilkan dalam karya seni arsitektur dan pustaka yang disakralkan Makna simbol simbol tersebut dicantumkan dalam kitab suci mitologi serta tradisi masyarakat Suku kata om yang melambangkan Parabrahman dan swastika yang melambangkan keberuntungan telah berkembang dalam sejarahnya sebagai lambang bagi agama Hindu sedangkan petanda lainnya seperti tilaka memberi ciri mengenai aliran atau kepercayaan yang dianut 403 404 Umat Hindu juga menyangkutpautkan beberapa simbol meliputi bunga teratai padma cakra dan veena dengan dewa dewi tertentu 405 406 Om yang ditulis dalam aksara Dewanagari Swastika dalam agama Hindu Trisula lambang Siwa dan pengikutnya Padma atau teratai simbol kemurnian dan ketidakterikatan Cakra simbol darma yang tak terbatas Lingga simbol kesuburan Seorang bocah Hindu Nepal dengan tilaka di dahinya Anjali mudra persatuan telapak tangan dalam sikap namaskara Keterangan Sunting Ada sejumlah pakar yang menilai usia Hinduisme di dunia Hinduisme sebagai kepercayaan tertua dinyatakan oleh Fowler probably the oldest religion in the world mungkin merupakan kepercayaan tertua di dunia 2 Gellman amp Hartman Hinduism the world s oldest religion Hinduisme kepercayaan tertua di dunia 3 Stevens Hinduism the oldest religion in the world Hinduisme kepercayaan tertua di dunia 4 Sarma The oldest living religion kepercayaan tertua yang masih bertahan 5 Meriam Webster amp Klostermaier The oldest living major religion in the world salah satu kepercayaan besar yang paling tua dan masih bertahan di dunia 6 7 Laderman World s oldest living civilisation and religion kepercayaan dan peradaban tertua di dunia yang masih bertahan 8 Turner It is also recognized as the oldest major religion in the world Ia Hindu juga dipahami sebagai salah satu kepercayaan besar dunia yang tertua 9 Di sisi lain Smart menyebut Hinduisme sebagai salah satu kepercayaan termuda Hinduism could be seen to be much more recent though with various ancient roots in a sense it was formed in the late 19th Century and early 20th Century Hinduisme terlihat lebih segar seperti sekarang kendati berasal dari sumber sumber kuno dalam pengertian bahwa ia dikukuhkan pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 10 Bandingkan pula dengan Ureligion syamanisme animisme dan pemujaan leluhur sebagai bentuk bentuk tradisi kepercayaan tertua di dunia Sarnaisme dan sanamahisme agama tribal India yang berkaitan dengan migrasi manusia terawal ke India Mitologi Aborigin salah satu agama tertua yang masih bertahan hingga kini Hindu juga dikenal dengan Hindu dharma atau Vaidika dharma dalam beberapa bahasa India modern seperti bahasa Hindi Bahasa Bengali dan beberapa turunan Bahasa Indo Arya juga beberapa dialek Bahasa Dravida seperti Bahasa Tamil dan Bahasa Kannada Kata Sindhu pertama kali disebutkan dalam Regweda 17 18 Teks asli dalam Encyclopaedia Britannica The term has also more recently been used by Hindu leaders reformers and nationalists to refer to Hinduism as a unified world religion Sanatana dharma has thus become a synonym for the eternal truth and teachings of Hinduism the latter conceived of as not only transcendent of history and unchanging but also as indivisible and ultimately nonsectarian Menurut King 2001 menekankan pengalaman sebagai pembenaran bagi pandangan global religius merupakan suatu gagasan yang dikembangkan pada masa modern yang dimulai sejak abad ke 19 dan diperkenalkan kepada bangsa India oleh misionaris Unitarianisme dari barat 38 Istilah pengalaman religius juga ditulis oleh James seperti dikutip Hori 1999 dalam bukunya The Varieties of Religious Experience 39 Teks asli Starting from the Vedas Hinduism has ended in embracing something from all religions and in presenting phases suited to all minds It is all tolerant all compliant all comprehensive all absorbing 40 Teks asli Unlike other religions in the World the Hindu religion does not claim any one Prophet it does not worship any one God it does not believe in any one philosophic concept it does not follow any one act of religious rites or performances in fact it does not satisfy the traditional features of a religion or creed It is a way of life and nothing more Teks asli As a counteraction to Islamic supremacy and as part of the continuing process of regionalization two religious innovations developed in the Hindu religions the formation of sects and a historicization which preceded later nationalism S aints and sometimes and sometimes militant sect leaders such as the Marathi poet Tukaram 1609 1649 and Ramdas 1608 1681 articulated ideas in which they glorified Hinduism and the past The Brahmans also produced increasingly historicizing texts especially eulogies and chronicles of sacred sites Mahatmyas or developed a reflexive passion for collecting and compiling extensive collections of quotations on various subjects Di samping konsep Brahman agama Hindu mengenal ratusan dewa dan dewi secara harfiah Maka dari itu agama Hindu dapat disebut politeistis Akan tetapi umat Hindu menganggap bahwa seluruh dewa dewi tersebut merupakan awatara atau perwujudan dari Brahman 184 Michaels menyebut Flood 1996 235 sebagai acuan bagi periodisasi Agama agama Praweda 236 Smart membedakan Brahmanisme dengan agama Weda karena Brahmanisme dihubungkan dengan Upanishad 240 Bangsa Elamo Dravida disebut dengan nama ini untuk membedakannya dengan bangsa Dravida masa kini yang menduduki India yang didominasi oleh keturunan ras Australoid Menurut Jones amp Ryan Beberapa praktik Hinduisme pastilah berasal dari zaman neolitik ca 4000 SM Sebagai contoh pemujaan tumbuhan dan hewan tertentu karena dianggap suci kemungkinan besar sudah ada sejak zaman kuno Demikian pula pemujaan dewi dewi suatu bagian agama Hindu masa kini mungkin merupakan fitur yang sudah ada sejak zaman neolitik 254 Tidak ada tahun pasti yang memungkinkan sebagai awal periode Weda Witzel menyebutkan jangka waktu antara 1900 dan 1400 SM 259 Flood menyebutkan 1500 SM 232 Menurut Michaels Mereka menyebut diri sebagai arya secara harfiah berarti ramah dari kata arya dalam Weda artinya nyaman murah hati tetapi dalam Regweda arya juga berarti batas budaya dan bahasa dan tidak hanya terbatas bagi ras 261 Menurut T Oberlies 271 jangka waktu 1700 1100 SM ditentukan berdasarkan bukti bukti kumulatif Brahman Arya di sini adalah Brahmanisme dan kebudayaan bangsa Arya Teks asli Jainism does not derive from Brahman Aryan sources but reflects the cosmology and anthropology of a much older pre Aryan upper class of northeastern India being rooted in the same subsoil of archaic metaphysical speculation as Yoga Sankhya and Buddhism the other non Vedic Indian systems Teks asli The Brahmanists themselves seem to have encouraged this development to some extent as a means of meeting the challenge of the more heterodox movements At the same time among the indigenous religions a common allegiance to the authority of the Veda provided a thin but nonetheless significant thread of unity amid their variety of gods and religiou practices Teks asli Some incarnations of Vishnu such as Matsya Kurma Varaha and perhaps even Nrsimha helped to incorporate certain popular totem symbols and creation myths specially those related to wild boar which commonly permeate preliterate mythology others such as Krsna and Balarama became instrumental in assimilating local cults and myths centering around two popular pastoral and agricultural gods Menurut Venkataraman dan Deshpande Diskriminasi berdasarkan kasta masih ada di benyak wilayah India masa kini Diskriminasi berdasarkan kasta pada dasarnya bertentangan dengan ajaran esensial kitab suci Hindu bahwa sifat sifat ketuhanan terdapat dalam setiap makhluk 356 Survei mengenai kebiasaan makan di India berdasarkan pertumbuhan sektor peternakan dan unggas di India pola konsumsi masyarakat India dan reformasi pertanian di India Hasil mengindikasikan bahwa orang India jarang memakan daging dengan persentase kurang dari 30 penduduk mengonsumsi makanan non vegetarian sesering mungkin meskipun alasan di balik itu mungkin mengarah ke sikap ekonomis Lihat pula Sunting Portal Hindu Agama Hindu dan Buddha dari A ZCatatan kaki Sunting Georgis 2010 hlm 62 Fowler 1997 hlm 1 Gellman 2011 Stevens 2001 hlm 191 Sarma 1953 Merriam Webster 2000 hlm 751 Klostermaier 2007 hlm 1 Laderman 2003 hlm 119 Turner 1996 B hlm 359 Smart 1993 hlm 1 a b Harvey 2001 hlm xiii a b Knott 1998 hlm 5 a b c King 2002 a b c Michaels 2004 The Global Religious Landscape Hinduism Laporan Jumlah dan Persebaran Agama Agama Besar di Dunia pada 2010 The Pew foundation Diakses tanggal 31 Maret 2013 a b c d e f g Flood 1996 hlm 6 India Oxford English Dictionary edisi kedua 2100a d Oxford University Press Rigveda Sacred Texts com Thapar 1993 hlm 77 Platts 1884 O Conell 1973 hlm 340 344 a b c Sweetman 2004 hlm 13 a b King 1999 hlm 169 Nussbaum 2009 Flood 2003 hlm 1 17 a b c Nicholson 2010 hlm 2 Lorenzen 2006 hlm 1 36 King 1999 hlm 171 Radhakrishnan 1995 Insoll 2001 a b Editor Encyclopaedia Britannica Encyclopedia Britannica Britannica com Parameter chapter akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Teks tambahan authors list link Flood 1996 hlm 256 261 Flood 1996 hlm 257 a b Flood 1996 hlm 258 Flood 1996 hlm 259 Flood 1996 hlm 248 a b Flood 1996 hlm 249 King 2001 Hori 1999 hlm 47 Anonim 1922 hlm 153 157 Turner 1996 A hlm 275 Luzzi 1991 hlm 187 95 Flood 1996 hlm 267 268 a b Flood 1996 hlm 265 Flood 1996 hlm 267 Weightman 1998 hlm 262 264 a b Flood 2009 a b c d e f g Hiltebeitel 2007 hlm 12 a b Flood 1996 hlm 16 a b Lockard 2007 hlm 50 Samuel 2010 hlm 41 42 a b White 2006 hlm 28 Narayanan 2009 hlm 11 Hiltebeitel 2007 hlm 3 Jones 2006 hlm xviii Lockard 2007 hlm 52 Tiwari 2002 hlm v a b Nath 2001 hlm 21 Samuel 2010 hlm 193 228 Raju 1992 hlm 31 Mahadana The Mauryan Empire PDF University of Oslo Samuel 2010 hlm 193 228 339 353 terutama hlm 76 79 dan 199 Samuel 2010 hlm 77 a b c Nath 2001 a b Doniger Wendy Other Sources The Process of Sanskritization Encyclopaedia Britannica Nath 2001 hlm 31 34 Flood 1996 hlm 128 129 148 Gombrich 2006 hlm 36 Doniger 1999 hlm 434 Smith 1962 hlm 65 Halbfass 1991 hlm 1 22 Klostermaier 1994 hlm 1 Koller 1984 Osborne 2005 hlm 9 a b Flood 1996 hlm 14 Southgate 2005 hlm 246 a b c d e Michaels 2004 hlm 21 Beversluis 2000 hlm 50 a b Halbfass 1991 hlm 15 Flood 1996 hlm 35 Encyclopaedia Britannica Encyclopaedia Britannica Online 9 Juli 2010 Parameter chapter akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Tanggal dan tahun link www worldcatlibraries org Akilam vacan a kaviyam Publisher K Patchaimal Camitōppu Diakses tanggal 23 Januari 2008 Burley 2007 hlm 34 a b Hacker 1995 hlm 264 Michaels 2004 hlm 44 a b Lorenzen 2006 hlm 24 33 a b Lorenzen 2006 hlm 26 27 a b Micaels 2004 hlm 44 Statistik penganut agama dan aliran kepercayaan di dunia Adherents com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 01 28 Diakses tanggal 2014 03 03 dihimpun dari berbagai sumber The World Almanac and Book of Facts 1998 adalah yang relevan a b McDaniel 2007 hlm 52 53 a b c d e Michaels 2004 hlm 23 a b c d Michaels 2004 hlm 22 a b c d Michaels 2004 hlm 24 a b de Lingen 1937 hlm 2 a b Dogra 2003 hlm 5 Geoffray 2005 hlm 106 Ketkar 1909 hlm 87 89 Growse 1996 hlm 191 Italy s Hindu Controversy Hinduism Today September 1997 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 11 09 Diakses tanggal 2014 09 08 Vasu 1919 hlm 1 Gandhi 1970 hlm 112 261 Bhaskarananda 1994 Bhide 2008 hlm 9 a b McRae 1991 hlm 7 36 Badlani amp 2008 303 Lane 2005 hlm 149 India and Hinduism Religion of World ThinkQuest Library Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 08 10 Diakses tanggal 17 Juli 2007 Murthy 2003 hlm 7 The Complete Works of Swami Vivekananda Volume 5 Epistles First Series XXII Alasinga Wikisource Diakses tanggal 30 Maret 2012 Oslon 2007 hlm 9 Andrews amp 2008 386 a b Werner 1994 hlm 73 iskcon org The Heart of Hinduism The Four Main Denominations Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 11 15 Diakses tanggal 2014 03 07 Banerji 1992 hlm 2 Sharma 1997 hlm 149 Michaels 2004 hlm 264 Sen Gupta 1986 hlm 6 Radhakrishnan amp Moore 1957 hlm 89 Dasgupta 1922 hlm 258 Radhakrishnan 1967 hlm 453 Flood 1996 hlm 96 98 Carmody 1996 hlm 68 a b White 2011 hlm 2 Matilal 1986 hlm xiv Leaman 1999 hlm 269 Encyclopaedia Britannica 2007 a b Neville 2001 hlm 51 Worthington 1982 hlm 66 Scharf Peter M 1996 Bab 3 2 The Denotation of Generic Terms in Ancient Indian Philosophy Raju 1992 hlm 176 177 Raju 1992 hlm 177 Sivananda 1993 hlm 217 a b c Vedanta on Hindupedia the Hindu Encyclopedia a b c d ISKCON Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 11 15 Diakses tanggal 7 Februari 2014 a b c d Hindus in SA Diakses tanggal 7 Februari 2014 a b c d Dubois 2007 hlm 111 a b c d Himalayanacademy Diakses tanggal 7 February 2014 Werbner amp 2003 395 399 Williams 2001 hlm 25 30 Krishnamurti 1997 hlm 67 68 Gold Ornaments Stolen from Temple Tamil Nadu Nagercoil Hindu on Net Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 10 11 Diakses tanggal 15 April 2009 Fr Maria Jeyaraj arranged an inter faith dialogue at Samithoppu Kanyakumari PDF Kanyakumari Madurai News Letter Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2007 11 29 Diakses tanggal 23 Januari 2008 a b Mahima Dharma Bhima Bhoi dan Biswanathbaba PDF Mei 2005 Chambers Dictionary Of World History Editor BP Lenman Chambers 2000 brahmosamaj org BRAHMO SAMAJ Prarthana Samaj St Martin s College PHILTAR Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 01 25 Diakses tanggal 2014 03 09 Hastings 2003 hlm 57 Principles of Arya Samaj Arya Samaj com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 01 01 Diakses tanggal 2014 03 11 Naidoo 1982 hlm 158 Lata 1990 hlm x Agarwal 1998 hlm 243 Belur Math situs resmi Brodd 2003 Rogers 2009 hlm 109 Chakravarti 1991 hlm 71 Pattanaik 2002 hlm 38 Ninian Smart 2007 Polytheism Encyclopaedia Britannica Encyclopaedia Britannica Online Diakses tanggal 5 Juli 2007 Gill N S Henotheism About Inc Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 03 17 Diakses tanggal 5 Juli 2007 Reichenbach 1989 hlm 135 149 145 Neville 2001 hlm 47 The Oxford Dictionary of World Religions ed John Bowker OUP 1997 Rodrigues 2006 hlm 59 Monier Williams 2001 a b amp Bhaskarananda 1994 Wainwright William Concepts of God The Stanford Encyclopedia of Philosophy Winter 2010 Edition Edward N Zalta ed a b Sinha 1993 Bhaskarananda 1994 Rambachan 1994 hlm 124 125 Sen Gupta 1986 hlm viii Saṁkhyapravacana Sutra Parameter chapter akan diabaikan bantuan Rajadhyaksha 1959 hlm 95 Coward 2008 hlm 114 Monier Williams 1974 hlm 20 37 Shankaracharya Adi Swami Chinmayananda penerjemah Atma bodha Mumbai Chinmaya Mission McClean 1994 hlm 32 Vivekananda 1987 Werner 1994 hlm p37 1882 hlm 271 Phillips 1995 hlm 12 13 Werner 1994 hlm 7 Toropov 2011 Monier Williams 2001 hlm 492 Monier Williams 2001 hlm 495 McCannon John 1 Januari 2006 World History Examination Barron s Educational Series a b Sehgal 1999 hlm 1372 a b Sehgal 1999 hlm 1373 Werner 1994 hlm 80 Renou 1961 hlm 55 Harman 2004 hlm 104 106 Fuller 2004 hlm 32 The Popular Encyclopaedia Blackie amp Son 1841 hlm 61 Apte 1997 Smith 1991 hlm 64 Brodd Jefferey 2003 World Religions Winona MN Saint Mary s Press ISBN 978 0 88489 725 5 Paramhans Swami Maheshwarananda The hidden power in humans Ibera Verlag page 23 ISBN 3 85052 197 4 Radhakrishnan 1996 hlm 254 Europa Publications Staff 2003 hlm 39 Hindu spirituality Volume 25 of Documenta Missionalia Editrice Pontificia Universita Gregoriana 1999 hlm 1 ISBN 978 88 7652 818 7 Hinduism Euthanasia and Suicide BBC 25 Agustus 2009 Bhagawadgita XVI 8 20 Rinehart 2004 hlm 19 21 Bhaskarananda 1994 hlm 79 86 Nikhilananda 1992 Swami Prabhupada 1986 hlm 16 Koller amp 1968 315 319 Radhakrishnan amp 1973 92 Macy amp 1975 145 60 Roche Lorin Love Kama Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 04 20 Diakses tanggal 15 Juli 2011 Kishore 2001 hlm 152 a b Bryant 2009 hlm 10 457 a b Bhaskarananda 1994 Bhaktivedanta 1997 ch 11 54 Bhaktivedanta 1997 ch 5 5 Monier Williams 1974 hlm 116 a b Vivekananda 1987 hlm 6 7 Vol I a b Vivekananda 1987 hlm 118 120 Vol III Sargeant amp Chapple 1984 hlm 3 a b Nikhilananda 1990 hlm 3 8 Rinehart 2004 hlm 68 Flood 2008 hlm 4 Harshananda 1989 Vivekananda 1987 hlm 374 Vol II Swami Shivananda s Mission Diakses tanggal 25 Juni 2007 Werner 1994 hlm 166 Monier Williams 1974 hlm 25 41 Sarvopaniṣado gavo etc Gita Mahatmya 6 Gita Dhyanam dikutip dari Kata Pengantar Bhagavad gita Menurut Aslinya Diarsipkan 2014 03 01 di Wayback Machine Coburn 1984 hlm 435 459 Yasa Putu Dana 2021 01 30 Teologi Kepemimpinan Hindu Kepemimpinan Berlandaskan Ketuhanan Khazanah Theologia 3 1 13 24 doi 10 15575 kt v3i1 10257 ISSN 2715 9701 Khanna 2007 hlm xvii Misra 2004 hlm 194 Kulke 2004 hlm 7 a b Flood 1996 hlm 21 a b Smart 2003 hlm 52 53 a b Michaels 2004 hlm 32 a b Flood 1996 Michaels 2004 hlm 31 348 Muesse 2003 a b Muesse 2011 Muesse 2011 hlm 16 Smart 2003 hlm 52 83 86 Smart 2003 hlm 52 Michaels 2004 hlm 36 a b Michaels 2004 hlm 38 Muesse 2003 hlm 14 Flood amp 1996 21 22 Phillips Nicky 24 Juli 2009 DNA Confirms Coastal Trek to Australia ABC Science Pemeliharaan CS1 Tanggal dan tahun link Cavalli Sforza 1994 hlm 241 a b Thani Nayagam 1963 a b Kumar 2004 Flood 1996 hlm 34 a b Flood 1996 hlm 30 a b Mukherjee 2001 Cordaux 2004 a b Jones 2006 hlm xvii Doniger 2010 hlm 66 PHILTAR Division of Religion and Philosophy University of Cumbria Parameter chapter akan diabaikan bantuan Possehl 2002 hlm 154 Possehl 2002 hlm 141 156 Witzel 1995 hlm 3 4 Singh 2008 hlm 185 a b Michaels 2004 hlm 33 Flood 1996 hlm 30 35 Hiltebeitel 2007 hlm 5 Allchin 1995 Samuel 2010 hlm 53 56 Hiltebeitel 2007 hlm 5 7 a b c d Witzel 1995 Samuel 2010 hlm 48 51 61 93 Hiltebeitel 2007 hlm 8 10 Woodard 2006 hlm 242 Oberlies 1998 hlm 158 Singh 2008 hlm 195 Brockington 1984 hlm 7 a b c Samuel 2010 Samuel 2010 hlm 41 48 Samuel 2010 hlm 41 93 Stein 2010 hlm 48 49 Samuel 2010 hlm 61 93 Neusner 2009 hlm 183 Melton 2010 hlm 1324 Mahadevan 1956 hlm 57 Fowler 2012 hlm xxii xxiii Holdrege 2004 hlm 215 Panikkar 2001 hlm 350 351 Day amp 1982 42 45 Duchesne Guillemin 1963 hlm 46 Singh 2008 hlm 184 Basham 1989 hlm 74 75 Encyclopedia Britannica Britannica com Parameter chapter akan diabaikan bantuan Flood 1996 hlm 82 Neusner 2009 hlm 184 Zimmer 1989 hlm 217 Crangle 1994 hlm 7 Flood 2003 hlm 273 4 Pratt amp 1996 90 a b Larson 2009 Cousins 2010 a b Hiltebeitel 2007 hlm 13 a b c Embree 1988 hlm 277 a b Larson 2009 hlm 185 Hiltebeitel 2007 hlm 14 Itihasa Religion Facts Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 03 25 Diakses tanggal 1 Oktober 2011 a b c Hiltebeitel 2007 hlm 20 Raju 1992 hlm 211 Basham Arthur Llewellyn Encyclopaedia Britannica Britannica com Parameter chapter akan diabaikan bantuan Radhakrishnan amp Moore 1967 hlm xviii xxi a b Michaels 2004 hlm 40 Nakamura 2004 hlm 687 a b Thapar 2003 hlm 325 a b c Nath 2001 hlm 19 a b Embree 1988 hlm 342 Flood 1996 hlm 131 Sharma 1980 hlm 5 Bhattacharya 2011 hlm 65 michaels 2004 hlm 41 White 2000 hlm 25 28 a b c d Michaels 2004 hlm 42 Inden 1998 hlm 67 Thapar 2003 hlm 325 487 Flood 1996 hlm 113 a b Thapar 2003 hlm 487 a b c Nath 2001 hlm 20 Nath 2001 hlm 31 32 Nath 2001 hlm 32 Nath 2001 hlm 31 Holt 2004 hlm 12 15 Raju 1992 hlm 177 178 Nakamura 2004 hlm 680 a b King 1999 a b Basham 1999 Goel 1993 hlm 38 Sharma 1991 hlm 112 Aurangzeb Religious Policies Manas Group UCLA Diakses tanggal 26 Juni 2011 Halebidu Temples of Karnataka TempleNet com Diakses tanggal 17 Agustus 2006 J T F Jordens Medieval Hindu Devotionalism dalam Basham 1999 Ncholson 2010 hlm 2 Lorenzen 2006 hlm 27 King amp 2002 118 King 1999 B Jones 2006 hlm 114 King 2002 hlm 119 120 King 2002 hlm 123 Muesse 2011 hlm 3 4 Doniger 2010 hlm 18 Jouhki 2006 hlm 10 11 Ram Prasad 2003 hlm 526 550 Rinehart 2004 hlm 196 197 Sri Aurobindo 2000 hlm 517 Cornelissen 2011 hlm 116 Manu Smriti Laws of Manu Diarsipkan 2010 05 28 di Wayback Machine 1 87 1 91 Silverberg 1969 hlm 442 443 Smelser amp Lipset 2005 Smith 1994 Michaels 2004 hlm 188 197 V Jayaram The Hindu Caste System Hinduwebsite Diakses tanggal 28 November 2012 Venkataraman Swaminathan Deshpande Pawan Hinduism Not Cast In Caste Hindu American Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 12 02 Diakses tanggal 28 November 2012 de Zwart 2000 hlm 235 249 Nikhilananda 1992 hlm 155 Rinehart 2004 hlm 165 168 Albertson 2009 hlm 71 a b Narendranand Swami 2008 hlm 51 Chandra 1998 hlm 178 Courtney David Bhajan Chandrakantha com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 15 Diakses tanggal 2014 03 08 King 2005 hlm 359 Muesse 2011 hlm 216 Religious Life Religions of India Global Peace Works Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005 03 01 Diakses tanggal 19 April 2007 a b c d Domestic Worship Country Studies The Library of Congress September 1995 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 12 13 Diakses tanggal 19 April 2007 Hindu Marriage Act 1955 Sudhir Law com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 06 05 Diakses tanggal 25 Juni 2007 a b Life Cycle Rituals Country Studies India The Library of Congress September 1995 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 12 13 Diakses tanggal 19 April 2007 Banerjee Suresh Chandra Shraddha Banglapedia Asiatic Society of Bangladesh Diakses tanggal 20 April 2007 Monier Williams Religious Thought and Life in India New Delhi edisi 1974 Radhakrishnan 1929 hlm 148 Taimi 1961 hlm 206 The Laws of Manu Sacred Texts com Parameter chapter akan diabaikan bantuan Rigveda Intratext com Parameter chapter akan diabaikan bantuan a b c d e f Griffith 2003 hlm 56 66 Ramanuj Prasad Vedas A Way Of Life p 32 Arthur Berriedale Keith and Ralph T H Griffith The Yajur Veda iii 2 2 iii 2 3 1 pranala nonaktif permanen