www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Buddha disambiguasi Ada usul agar Agama Buddha diganti judulnya dan dipindahkan ke Buddhisme Diskusikan Buddhisme Sanskerta ब द ध di Indonesia disebut agama Buddha 1 2 adalah sebuah pandangan filosofis berpaham nonteisme yang berasal dari bagian timur anak benua India dengan berlandaskan kepada ajaran Siddhartha Gautama Penyebaran Buddhisme di India dimulai sejak abad ke 4 SM hingga abad ke 6 SM 3 Buddhisme adalah kelompok kepercayaan terbesar keempat di dunia 4 5 dengan lebih dari 520 juta pengikut atau lebih 7 populasi dunia yang dikenal sebagai Buddhis web 1 6 Buddhisme juga meliputi beragam ilmu nilai tradisi filosofi kepercayaan meditasi dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran ajaran awal yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama dan menghasilkan filsafat yang ditafsirkan Buddhisme lahir di India kuno sebagai suatu tradisi Sramana sekitar antara abad ke 6 dan 4 SM menyebar ke sebagian besar Asia Sang Buddha dikenal oleh para Buddhis sebagai Sang Maha Guru Agung yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka dengan melenyapkan ketidaktahuan kebodohan kegelapan batin moha keserakahan lobha dan kebencian kemarahan dosa Berakhirnya atau padamnya moha lobha dan dosa disebut dengan Nibbana 7 Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan perbuatan benar tidak melakukan perbuatan salah mempraktikkan meditasi untuk menjaga pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami fenomena batin dan jasmani BuddhismeBendera BuddhisDharmacakra roda dharma Total populasi488 535 jutaPendiriSiddhartha GautamaWilayah dengan populasi signifikanTiongkok Jepang Korea Taiwan Sri Lanka Thailand Myanmar Laos Kamboja Bhutan Tibet Nepal India Australia Lainnya AgamaBuddhismeKitab suciBuddhavacana Tripiṭaka Sutra Mahayana Kanon Pali Kanon Tibet Kanon Tionghoa BahasaSanskrit Pali Gandhari Tionghoa Klasik Tibet Klasik Tangut Sinhala Thai Khmer Burma Mon Korea Jepang rumpun bahasa Tionghoa VietnamSitusSuttaCentralChattha Sangayana TipitakaBhagavantJust Be GoodDua aliran utama Buddhisme yang masih ada yang diakui secara umum oleh para ahli Theravada Aliran Para Sesepuh dan Mahayana Kendaraan Agung Vajrayana suatu bentuk ajaran yang dihubungkan dengan siddha India dapat dianggap juga sebagai aliran ketiga atau hanya merupakan bagian dari Mahayana Theravada mempunyai pengikut yang tersebar luas di Sri Lanka dan Asia Tenggara Mahayana yang mencakup tradisi Tanah Murni Zen Nichiren Shingon dan Tiantai Tiendai dapat ditemukan di seluruh Asia Timur Buddhisme Tibet yang melestarikan ajaran Vajrayana dari India abad ke 8 8 dipraktikkan di wilayah sekitar Himalaya Mongolia 9 dan Kalmykia 10 Jumlah umat Buddha di seluruh dunia diperkirakan antara 488 juta web 1 dan 535 juta 11 menjadikannya sebagai salah satu agama utama dunia Dalam Buddhisme Theravada tujuan utamanya adalah pencapaian kebahagiaan tertinggi Nibbana yang dicapai dengan mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan juga dikenal sebagai Jalan Tengah sehingga melepaskan diri dari apa yang dinamakan sebagai siklus penderitaan dan kelahiran kembali 12 Buddhisme Mahayana sebaliknya beraspirasi untuk mencapai kebuddhaan melalui jalan bodhisattva suatu keadaan di mana seseorang tetap berada dalam siklus untuk membantu makhluk lainnya mencapai pencerahan Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tipitaka sebagai referensi utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gautama Pengikut pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam tiga buku yaitu Sutta Piṭaka khotbah khotbah Sang Buddha Vinaya Piṭaka peraturan atau tata tertib para bhikkhu dan Abhidhamma Piṭaka ajaran hukum metafisika dan psikologi Seluruh naskah aliran Theravada menggunakan bahasa Pali yaitu bahasa yang dipakai di sebagian India khususnya daerah Utara pada zaman Sang Buddha Cukup menarik untuk dicatat bahwa tidak ada filsafat atau tulisan lain dalam bahasa Pali selain kitab suci agama Buddha Theravada yang disebut kitab suci Tipitaka oleh karenanya istilah ajaran agama Buddha berbahasa Pali sinonim dengan agama Buddha Theravada Agama Buddha Theravada dan beberapa sumber lain berpendapat bahwa Sang Buddha mengajarkan semua ajaran Nya dalam bahasa Pali di India Nepal dan sekitarnya selama 45 tahun terakhir hidup Nya sebelum Dia mencapai Parinibbana 13 Seluruh naskah aliran Mahayana pada awalnya berbahasa Sanskerta dan dikenal sebagai Tripitaka Oleh karena itu istilah agama Buddha berbahasa Sanskerta sinonim dengan agama Buddha Mahayana Bahasa Sanskerta adalah bahasa klasik dan bahasa tertua yang dipergunakan oleh kaum terpelajar di India Selain naskah agama Buddha Mahayana kita menjumpai banyak catatan bersejarah dan agama atau naskah filsafat tradisi setempat lainnya ditulis dalam bahasa Sanskerta 13 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Akar filosofis 2 Doktrin dasar ajaran Buddha 2 1 Empat Kebenaran Mulia 2 2 Jalan Mulia Berunsur Delapan 2 3 Kamma atau Karma 2 4 Kelahiran Kembali 3 Konsep Ketuhanan dalam Buddhisme 4 Moralitas dalam ajaran Buddha 4 1 Lima Sila Pancasila 5 Aliran dan tradisi Ajaran Buddha 5 1 Buddha Mahayana 5 2 Buddha Theravada 5 2 1 Gramatika 5 2 2 Sejarah 5 2 3 Kitab suci ajaran Buddha 6 Hari raya 6 1 Vesakha Puja Waisak 6 2 Kathina Puja 6 3 Asadha Puja 6 4 Magha Puja 7 Penyebaran di Asia dan Indonesia 7 1 Penyebaran di India dan Asia Tengah 7 2 Penyebaran di Asia Timur 7 3 Penyebaran di Asia Tenggara 7 4 Penyebaran di Nusantara 7 4 1 Akhir zaman kerajaan Hindu Buddha 7 4 2 Candi Candi Peninggalan Kerajaan Buddha di Nusantara 8 Demografis 9 Lihat pula 10 Catatan 11 Referensi 11 1 Sumber Internet 12 Pranala luarSejarah SuntingArtikel utama Sejarah agama Buddha Akar filosofis Sunting Gua Tukang Kayu Buddhis di Ellora Maharashtra IndiaSecara historis akar Buddhisme terletak pada pemikiran religius dari India kuno selama paruh kedua dari milenium pertama SM 14 Pada masa tersebut merupakan sebuah periode pergolakan sosial dan keagamaan dikarenakan ketidakpuasaan yang signifikan terhadap pengorbanan dan rital ritual dari Brahmanisme Weda note 1 Tantangan muncul dari berbagai kelompok keagamaan asketis dan filosofis baru yang memungkiri tradisi Brahamanis dan menolak otoritas Weda dan para Brahmana note 2 15 Kelompok kelompok ini yang anggotanya dikenal sebagai sramana merupakan kelanjutan dari sebuah untaian pemikiraan India yang bersifat non Weda yang terpisah dari Brahmanisme Indo Arya note 3 Para ahli memiliki alasan untuk percaya bahwa ide ide seperti saṃsara karma dalam hal pengaruh moralitas terhadap kelahiran kembali dan moksha berasal dari sramana dan kemudian diadopsi oleh agama ortodoks Brahmin note 4 note 5 note 6 note 7 note 8 note 9 Pandangan ini didukung oleh penelitian di wilayah di mana gagasan ini berasal Buddhisme tumbuh di Magadha Raya yang terletak di sebelah barat laut dari Sravasti ibu kota Kosala ke Rajagaha di sebelah tenggara Negeri ini di sebelah timur aryavarta negeri bangsa Arya yang dikenal sebagai non Weda 23 Naskah Weda lainnya mengungkap ketidaksukaan penduduk Magadha kemungkinannya karena Magadha pada masa tersebut belum mendapat pengaruh Brahmanisme 24 Sebelum abad ke 2 atau ke 3 SM penyebaran Brahmanisme ke arah timur memasuki Magadha Raya tidaklah signifikan Pemikiran pemikiran yang berkembang di Magadha Raya sebelum abad tersebut tidak tunduk pada pengaruh Weda Ini termasuk tumimbal lahir dan hukum karma yang muncul dalam sejumlah gerakan di Magadha Raya termasuk Buddhisme Gerakan gerakan ini mewarisi pemikiran tumimbal lahir dan hukum karma dari kebudayaan yang lebih awal 25 Pada saat yang sama gerakan gerakan ini dipengaruhi dan dalam beberapa hal melanjutkan pemikiran filosofis dalam tradisi Weda sebagaimana terefleksi misalnya di dalam Upanishad 26 Gerakan gerakan ini termasuk selain Buddhisme berbagai skeptis seperti Sanjaya Belatthiputta atomis seperti Pakudha Kaccayana materialis seperti Ajita Kesakambali antinomian seperti Purana Kassapa aliran aliran terpenting pada abad ke 5 SM adalah Ajivikas yang menekankan aturan nasib Lokayata materialis Ajnanas agnostik dan Jaina yang menekankan bahwa jiwa harus dibebaskan dari materi 27 Banyak gerakan gerakan baru ini berbagi kosakata konseptual yang sama seperti atman diri buddha yang sadar dhamma aturan atau hukum karma aksi perbuatan nirvana padamnya nafsu saṃsara lingkaran penderitaan dan yoga praktik spiritual note 10 Para sramana menolak Weda dan otoritas brahmana yang mengklaim mereka memiliki kebenaran terungkap yang tidak bisa diketahui dengan cara manusia biasa mana pun Selain itu mereka menyatakan bahwa seluruh sistem Brahmanikal adalah penipuan sebuah konspirasi para brahmana untuk memperkaya diri mereka sendiri dengan membebankan biaya terlalu tinggi untuk melakukan ritual palsu dan memberikan nasihat tak berguna 28 Kritik terutama dari Buddha adalah pengorbanan hewan secara Weda web 2 Dia juga menyindir gita manusia kosmis dari Weda 29 Namun Sang Buddha tidaklah anti Weda dan menyatakan bahwa Weda dalam bentuk sejatinya dinyatakan oleh Kashyapa kepada resi tertentu yang melalui pertapaan berat telah memperoleh kekuatan untuk melihat dengan mata ilahi 30 Dia menamakan para resi Weda dan menyatakan bahwa Weda orisinil dari para resi 31 note 11 telah diubah oleh beberapa Brahmin yang memperkenalkan pengorbanan hewan Sang Buddha mengatakan bahwa hal tersebut termasuk dalam pengubahan dari Weda sejati sehingga dia menolak untuk menghormati Weda pada masanya 32 Namun dia tidak meninggalkan ikatan dengan Brahman note 12 atau gagasan diri menyatu dengan Tuhan 34 Pada saat yang sama Hindu tradisional sendiri secara bertahap mengalami perubahan mendalam bertransformasi menjadi apa yang dikenal sebagai Hindu awal Doktrin dasar ajaran Buddha SuntingEmpat Kebenaran Mulia Sunting Artikel utama Empat Kebenaran Mulia Ajaran dasar Buddhisme dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia atau Empat Kebenaran Ariya Cattari Ariya Saccani yang merupakan aspek yang sangat penting dari ajaran Buddha Sang Buddha telah berkata bahwa karena kita tidak memahami Empat Kebenaran Ariya maka kita terus menerus mengitari siklus kelahiran dan kematian Pada ceramah pertama Sang Buddha Dhammacakkappavattana Sutta yang Ia sampaikan kepada lima orang bhikkhu di Taman Rusa di Sarnath adalah mengenai Empat Kebenaran Ariya dan Jalan Ariya Beruas Delapan 35 Empat Kebenaran Ariya tersebut adalah 36 Kebenaran Ariya tentang Dukkha Dukkha Ariya Sacca Pada umumnya dukkha dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penderitaan ketidakpuasan beban Dukkha menjelaskan bahwa ada lima kemelekatan kepada dunia yang merupakan penderitaan Kelima hal itu adalah kelahiran umur tua sakit mati disatukan dengan yang tidak dikasihi dan tidak mencapai yang diinginkan Guru Buddha bersabda Sekarang O para bhikkhu Kebenaran Ariya tentang Dukkha yaitu kelahiran adalah dukkha usia tua adalah dukkha penyakit adalah dukkha kematian adalah dukkha sedih ratap tangis derita badan dukacita putus asa adalah dukkha berkumpul dengan yang tidak disenangi adalah dukkha berpisah dari yang dicintai adalah dukkha tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah dukkha Singkatnya Lima Kelompok Kemelekatan merupakan dukkha 36 Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha Dukkha Samudaya Ariya Sacca Samudaya adalah sebab Setiap penderitaan pasti memiliki sebab contohnya yang menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah adanya keinginan kepada hidup Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah taṇha yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis habisnya Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus menerus dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah 36 Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha Dukkha Nirodha Ariya Sacca Nirodha adalah pemadaman Pemadaman kesengsaraan dapat dilakukan dengan menghapus keinginan secara sempurna sehingga tidak ada lagi tempat untuk keinginan tersebut Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa dukkha bisa dihentikan yaitu dengan cara menyingkirkan taṇha sebagai penyebab dukkha Ketika taṇha telah disingkirkan maka kita akan terbebas dari semua penderitaan bathin Keadaan ini dinamakan Nibbana 36 Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha Dukkha Nirodha Ariya Sacca Marga adalah jalan pelepasan Jalan pelepasan merupakan cara cara yang harus ditempuh kalau kita ingin lepas dari kesengsaraan Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa ada jalan atau cara untuk menghentikan dukkha yakni melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan Jalan Menuju Terhentinya Dukkha dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu 36 Kebijaksanaan Panna terdiri dari Pengertian Benar samma ditthi dan Pikiran Benar samma saṅkappa Kemoralan Sila terdiri dari Ucapan Benar samma vaca Perbuatan Benar samma kammanta dan Pencaharian Benar samma ajiva Konsentrasi Samadhi terdiri dari Daya upaya Benar samma vayama Perhatian Benar samma sati dan Konsentrasi Benar samma samadhi Empat Kebenaran Mulia tidak dapat dipisahkan antara Kebenaran yang satu dengan Kebenaran yang lainnya Empat Kebenaran Mulia bukanlah ajaran yang bersifat pesimis yang mengajarkan hal hal yang serba suram dan serba menderita Dan juga bukan bersifat optimis yang hanya mengajarkan hal hal yang penuh harapan tetapi merupakan ajaran yang realitis ajaran yang berdasarkan analisis yang diambil dari kehidupan di sekitar kita Jalan Mulia Berunsur Delapan Sunting Artikel utama Jalan Mulia Berunsur Delapan Dharmacakra melambangkan Jalan Mulia Berunsur DelapanDalam Dhammacakkappavattana Sutta Saṃyutta Nikaya 56 11 S 5 420 Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Ariya kepada Lima Bhikkhu Pertama Pali Pancavaggiya Bhikkhu Sanskerta Pancavargiya Bhikṣu yang di dalamnya terdapat Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha Jalan itu disebut dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan Ariya Atṭhaṅgika Magga Di dalam Jalan ini mengandung unsur sila kemoralan samadhi konsentrasi dan panna kebijaksanaan 37 Berikut pengelompokan unsur yang terkandung di dalamnya Divisi Faktor Berunsur Delapan Sanskerta PaliKebijaksanaan Sanskerta prajna Pali panna 1 Pengertian Pandangan Benar samyag dṛṣṭi samma ditthi2 Pikiran Benar samyag saṃkalpa samma saṅkappaPerilaku Etis Sanskerta sila Pali sila 3 Ucapan Benar samyag vac samma vaca4 Perbuatan Benar samyag karman samma kammanta5 Pencaharian Penghidupan Benar samyag ajivana samma ajivaKonsentrasi Sanskerta and Pali samadhi 6 Daya upaya Benar samyag vyayama samma vayama7 Perhatian Benar samyag smṛti samma sati8 Konsentrasi Benar samyag samadhi samma samadhiJalan Mulia Berunsur Delapan dibabarkan sebagai berikut 1 Pengertian Benar Samma Diṭṭhi Pemahaman Benar adalah pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap a Empat Kebenaran Mulia b Hukum Tilakkhaṇa Tiga Corak Umum c Hukum Paṭicca Samuppada d Hukum Kamma2 Pikiran Benar Samma Saṅkappa Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari a Pikiran yang bebas dari nafsu nafsu keduniawian nekkhamma saṅkappa b Pikiran yang bebas dari kebencian avyapada saṅkappa c Pikiran yang bebas dari kekejaman avihimsa saṅkappa 3 Ucapan Benar Samma Vaca Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari berbohong musavada memfitnah pisunavaca berucap kasar caci maki pharusavaca dan percakapan percakapan yang tidak bermanfaat pergunjingan samphappalapa Dapat dinamakan Ucapan Benar jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini a Ucapan itu benar b Ucapan itu beralasan c Ucapan itu berfaedah d Ucapan itu tepat pada waktunya4 Perbuatan Benar Samma Kammanta Perbuatan Benar adalah berusaha menahan diri dari pembunuhan pencurian perbuatan melakukan perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan asusila perkataan tidak benar dan penggunaan cairan atau obat obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran 5 Penghidupan Benar Samma Ajiva Penghidupan Benar berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari Aṇguttara Nikaya III 153 yaitu a makhluk hidup b senjata c daging atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahluk mahluk hidup d minum minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan e racunDan terdapat pula lima pencaharian salah yang harus dihindari Majjima Nikaya 117 yaitu a Penipuan b Ketidaksetiaan c Penujuman d Kecurangan e Memungut bunga yang tinggi praktik lintah darat 6 Usaha Benar Samma Vayama Usaha Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan yaitu berusaha mencegah munculnya kejahatan baru berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada berusaha mengembangkan kebaikan yang belum muncul berusaha memajukan kebaikan yang telah ada 7 Perhatian Benar Samma Sati Perhatian Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan yaitu perhatian penuh terhadap badan jasmani kayanupassana perhatian penuh terhadap perasaan vedananupassana perhatian penuh terhadap pikiran cittanupassana perhatian penuh terhadap mental batin dhammanupassana Keempat bentuk tindakan tersebut bisa disebut sebagai Vipassana Bhavana 8 Konsentrasi Benar Samma Samadhi Konsentrasi Benar berarti pemusatan pikiran pada objek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam Kamma atau Karma Sunting Selain nilai nilai moral di atas agama Buddha juga amat menjunjung tinggi karma sebagai sesuatu yang berpegang pada prinsip hukum sebab akibat Secara umum kamma bahasa Pali atau karma bahasa Sanskerta berarti perbuatan atau aksi Jadi ada aksi atau karma baik dan ada pula aksi atau karma buruk Saat ini istilah karma sudah terasa umum digunakan namun cenderung diartikan secara keliru sebagai hukuman turunan hukuman berat dan lain sebagainya Umat Buddha memandang hukum karma sebagai hukum universal tentang sebab dan akibat yang juga merupakan hukum moral yang impersonal Menurut hukum ini sesuatu yang hidup yang tidak hidup maupun yang abstrak atau yang ada karena kita buat dalam pikiran sebagai ide yang muncul pasti ada sebabnya Tidak ada sesuatu yang muncul dari ketidakadaan Dengan kata lain tidak ada sesuatu atau makhluk yang muncul tanpa ada sebab lebih dahulu 38 Buddha dalam Nibbedhika Sutta Aṇguttara Nikaya 6 63 menjelaskan secara jelas arti dari kamma 39 Para bhikkhu cetana kehendak lah yang kunyatakan sebagai kamma Setelah berkehendak orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh ucapan atau pikiran Jadi kamma berarti semua jenis kehendak cetana perbuatan yang baik maupun buruk jahat yang dilakukan oleh jasmani kaya perkataan vaci dan pikiran mano yang baik kusala maupun yang jahat akusala Kamma atau sering disebut sebagai Hukum Kamma merupakan salah satu hukum alam yang bekerja berdasarkan prinsip sebab akibat Selama suatu makhluk berkehendak melakukan kamma perbuatan sebagai sebab maka akan menimbulkan akibat atau hasil Akibat atau hasil yang ditimbulkan dari kamma disebut sebagai Kamma Vipaka Dalam Samuddaka Sutta Saṃyutta Nikaya 11 10 S 1 227 Guru Buddha menjelaskan cara bekerjanya kamma 39 Sesuai dengan benih yang di tabur begitulah buah yang akan dipetiknya Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebaikan pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula Taburlah biji biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanya Kelahiran Kembali Sunting Artikel utama Tumimbal lahir Situs kremasi Gautama Stupa Ramabhar di Kushinagar Uttar Pradesh IndiaKelahiran kembali Pali Punabbhava merupakan suatu proses menjadi ada eksis kembali dari suatu makhluk hidup di kehidupan mendatang setelah ia meninggal mati sehingga lahir jati di mana proses ini merupakan akibat atau hasil dari kamma perbuatan nya pada kehidupan lampau 40 Proses menjadi ada eksis atau kelahiran kembali atau punabbhava terjadi pada semua makhluk hidup yang belum pencapai Penerangan Sempurna ketika mereka telah meninggal mati Dalam Hukum Paticcasamuppada Sebab Musabab yang Saling Bergantungan proses menjadi ada eksis atau punabbhava atau kelahiran kembali disebabkan oleh Kamma perbuatan yang kemudian menghasilkan kemelekatan kepada segala sesuatu termasuk kemelekatan pada hidup dan kehidupan Jadi makhluk hidup apa pun yang mengalami proses menjadi ada eksis atau kelahiran kembali punabbhava merupakan makhluk yang masih memiliki kemelekatan pada sesuatu dalam kehidupan sebelumnya Dan seperti yang diuraikan dalam Hukum Paticcasamuppada kemelekatan timbul karena adanya Tanha keinginan kehausan dan juga Avijja ketidaktahuan kebodohan Konsep Ketuhanan dalam Buddhisme SuntingArtikel utama Tuhan dalam agama Buddha Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Abrahamik di mana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke Nibbana surga ciptaan Tuhan yang kekal Dalam Tatiyanibbanapaṭisaṁyutta Sutta Udana 8 3 Atthi bhikkhave ajataṁ abhutaṁ akataṁ asaṅkhataṁ No cetaṁ bhikkhave abhavissa ajataṁ abhutaṁ akataṁ asaṅkhataṁ nayidha jatassa bhutassa katassa saṅkhatassa nissaraṇaṁ pannayetha Yasma ca kho bhikkhave atthi ajataṁ abhutaṁ akataṁ asaṅkhataṁ tasma jatassa bhutassa katassa saṅkhatassa nissaraṇaṁ pannayati ti Ada para bhikkhu yang tidak dilahirkan tidak menjelma tidak tercipta tidak terkondisi Jika para bhikkhu tidak ada yang tidak dilahirkan tidak menjelma tidak tercipta tidak terkondisi maka kalian tidak mungkin mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan yang menjelma yang diciptakan dan yang terkondisi Tetapi karena ada yang tidak dilahirkan tidak menjelma tidak tercipta tidak terkondisi maka kalian dapat mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan yang menjelma yang diciptakan dan yang terkondisi Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang merupakan konsep Nibbana yang kemudian diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Mahaesa Nibbana sebagai Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah ajataṁ abhutaṁ akataṁ asaṅkhataṁ yang artinya Suatu Yang Tidak Dilahirkan Tidak Menjelma Tidak Tercipta dan Tidak Terkondisi Mutlak Dalam hal ini Nibbana sebagai Ketuhanan Yang Mahaesa adalah sesuatu yang tidak terpersonifikasi atau tanpa Aku anatta Dengan adanya Yang Mutlak atau Yang Tidak Terkondisi asaṅkhataṁ maka manusia yang berkondisi saṅkhataṁ dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan saṃsara 41 Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Maha Esa ini kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama agama lain Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama agama lain Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tripitaka maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula Konsep konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep konsep dari agama lain antara lain adalah konsep konsep tentang alam semesta terbentuknya Bumi dan manusia kehidupan manusia di alam semesta kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan anuttara samyak sambodhi atau pencerahan sejati di mana satu makhluk tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya Tidak ada dewa dewi yang dapat membantu hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai Buddha hanya merupakan contoh juru pandu dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri mencapai pencerahan rohani dan melihat realitas sebagaimana adanya Moralitas dalam ajaran Buddha SuntingSebagaimana agama Kristen Islam dan Hindu ajaran Buddha juga menjunjung tinggi nilai nilai kemoralan Moralitas dalam ajaran Buddha bertujuan praktis menuntun orang menjuju tujuan akhir kebahagiaan tertinggi Dalam jalan umat Buddha menuju pembebasan setiap individu dianggap bertanggung jawab untuk keberuntungan dan kemalangannya sendiri Setiap individu diharapkan mengupayakan pembebasannya sendiri melalui pemahaman dan usaha Keselamatan umat Buddha adalah hasil pemgembangan moral orang itu sendiri dan tidak dapat diadakan atau diberikan kepada seseorang oleh suatu perantara eksternal Misi Sang Budda adalah untuk mencerahkan manusia akan sifat keberadaan dan untuk menasihatkan bagaimana cara terbaik untuk kebahagiaan mereka dan keuntungan orang lain Secara konsekuen etika umat Buddha bukan merupakan perintah apa pun yang memaksa manusia untuk mengikutinya 42 Moralitas bagi umat Buddha dapat dirangkum dalam tiga prinsip sederhana Hindarkan kejahatan lakukan kebaikan sucikan pikiran Inilah nasihat yang diberikan oleh semua Buddha Dhammapada 183 43 Lima Sila Pancasila Sunting Artikel utama Pancasila Buddha Nilai nilai kemoralan yang diharuskan untuk umat awam umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila Kelima nilai nilai kemoralan untuk umat awam adalah 44 Paṇatipata veramaṇi sikkhapadaṁ samadiyami Adinnadana veramaṇi sikkhapadaṁ samadiyami Kamesu micchacara veramaṇi sikkhapadaṁ samadiyami Musavada veramaṇi sikkhapadaṁ samadiyami Sura meraya majja pamadaṭṭhana veramaṇi sikkhapadaṁ samadiyamiYang artinya Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian mengambil barang yang tidak diberikan Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perkataan dusta Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran Aliran dan tradisi Ajaran Buddha SuntingUmat Buddha secara umum mengklasifikasikan diri mereka sebagai Theravada atau Mahayana 45 Klasifikasi ini juga digunakan oleh beberapa ahli 46 dan merupakan salah satu penggunaan yang lazim dalam bahasa Inggris Buddha Mahayana Sunting Artikel utama Buddha Mahayana Patung Buddha Tian Tan Vihara Po Lin pulau Lantau Hong KongSutra Teratai merupakan Referensi sampingan penganut Buddha aliran Mahayana Tokoh Kwan Im yang bermaksud maha mendengar atau nama Sanskerta nya Avalokitesvara merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan kebenaran Dia diberikan sifat sifat keibuan seperti penyayang dan lemah lembut Menurut sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha akan tetapi setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok profil ini perlahan lahan berubah menjadi sosok feminin dan dihubungkan dengan legenda yang ada di Tiongkok sebagai seorang dewi Pemujaan kepada Buddha Amitabha Amitayus merupakan salah satu aliran utama Buddha Mahayana Surga Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha aliran Sukhavati selepas mereka meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka terhadap Buddha Amitabha di mana mereka tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir dan dari sana menolong semua makhluk hidup yang masih menderita di bumi Mereka mempercayai mereka akan lahir semula di Sorga Barat untuk menunggu saat Buddha Amitabha memberikan khotbah Dhamma dan Buddha Amitabha akan memimpin mereka ke tahap mencapai Buddhi tahap kesempurnaan di mana kejahilan kebencian dan ketamakan tidak ada lagi Ia merupakan pemahaman Buddha yang paling disukai oleh orang Tionghoa Seorang Buddha bukannya dewa atau makhluk suci yang memberikan kesejahteraan Semua Buddha adalah pemimpin segala kehidupan ke arah mencapai kebebasan daripada kesengsaraan Hasil amalan ajaran Buddha inilah yang akan membawa kesejahteraan kepada pengamalnya Menurut Buddha Gautama kenikmatan Kesadaran Nirwana yang dicapainya di bawah pohon Bodhi tersedia kepada semua makhluk apabila mereka dilahirkan sebagai manusia Menekankan konsep ini aliran Buddha Mahayana khususnya merujuk kepada banyak Buddha dan juga bodhisattva makhluk yang tekad committed pada Kesadaran tetapi menangguhkan Nirvana mereka agar dapat membantu orang lain pada jalan itu Dalam Tipitaka suci intipati teks suci Buddha tidak terbilang Buddha yang lalu dan hidup mereka telah disebut spoken of termasuk Buddha yang akan datang Buddha Maitreya Buddha Theravada Sunting Artikel utama Buddha Theravada Aliran Theravada adalah aliran yang memiliki sekolah Buddha tertua yang bertahan sampai saat ini dan untuk berapa abad mendominasi Sri Lanka dan wilayah Asia Tenggara sebagian dari Tiongkok bagian barat daya Kamboja Laos Myanmar Malaysia Indonesia dan Thailand dan juga sebagian Vietnam Selain itu populer pula di Singapura dan Australia Gramatika Sunting Theravada berasal dari bahasa Pali yang terdiri dari dua kata yaitu thera dan vada Thera berarti sesepuh khususnya sesepuh terdahulu dan vada berarti perkataan atau ajaran Jadi Theravada berarti Ajaran Para Sesepuh Istilah Theravada muncul sebagai salah satu aliran agama Buddha dalam Dipavamsa catatan awal sejarah Sri Lanka pada abad ke 4 Masehi Istilah ini juga tercatat dalam Mahavamsa sebuah catatan sejarah penting yang berasal dari abad ke 5 Diyakini Theravada merupakan wujud lain dari salah satu aliran agama Buddha terdahulu yaitu Sthaviravada Bahasa Sanskerta Ajaran Para Sesepuh sebuah aliran agama Buddha awal yang terbentuk pada Sidang Agung Sangha ke 2 443 SM Dan juga merupakan wujud dari aliran Vibhajjavada yang berarti Ajaran Analisis Doctrine of Analysis atau Agama Akal Budi Religion of Reason Sejarah Sunting Sejarah Theravada tidak lepas dari sejarah Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha Setelah Sang Buddha parinibbana 543 SM tiga bulan kemudian diadakan Sidang Agung Sangha Sangha Samaya Diadakan pada tahun 543 SM 3 bulan setelah bulan Mei berlangsung selama 2 bulan dipimpin oleh Y A Mahakassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat Sidang diadakan di Gua Saptaparni di kota Rajagaha Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu Tujuan Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan Mengulang Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap murni kuat melebihi ajaran ajaran lainnya Y A Upali mengulang Vinaya dan Y A Ananda mengulang Dhamma Sidang Agung Sangha ke 2 pada tahun 443 SM di mana awal Buddhisme mulai terbagi menjadi 2 Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal bakal Mahayana Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut Sthaviravada Sidang Agung Sangha ke 3 313 SM Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok Sthaviravada Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya dan Moggaliputta Tissa sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan penyimpangan dari aliran lain Saat itu pula Abhidhamma dimasukkan Setelah itu ajaran ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang Kemudian Y M Mahinda putra Raja Asoka membawa Tipitaka ini ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha Dhamma di sana Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada Kitab suci ajaran Buddha Sunting Kitab suci yang dipergunakan dalam agama Buddha Theravada adalah kitab suci Tripitaka yang dikenal sebagai Kanon Pali Pali Canon Tripitaka dalam bahasa Pali umumnya disebut sebagai Tipiṭaka Kanon Pali merupakan kitab suci agama Buddha yang paling tua diketahui hingga sekarang dan tertulis dalam bahasa Pali Magadhi Kuno Kitab ini terbagi dalam tiga kelompok besar yang disebut sebagai piṭaka atau keranjang yaitu Vinaya Piṭaka Sutta Piṭaka dan Abhidhamma Piṭaka Hari raya SuntingTerdapat empat hari raya utama dalam agama Buddha Namun satu satunya yang dikenal luas masyarakat adalah Hari Raya Trisuci Waisak sekaligus satu satunya hari raya umat Buddha yang dijadikan hari libur nasional Indonesia setiap tahunnya Vesakha Puja Waisak Sunting Penganut Buddha merayakan Hari Waisak yang merupakan peringatan 3 peristiwa Tiga peristiwa tersebut meliputi hari kelahiran Pangeran Siddharta nama sebelum menjadi Buddha hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama dan hari Sang Buddha wafat atau mencapai Nibbana Nirwana Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India Vesak di Malaysia dan Singapura Visakha Bucha di Thailand dan Vesak di Sri Lanka Nama ini diambil dari bahasa Pali Vesakha yang pada gilirannya juga terkait dengan Waishakha dari bahasa Sanskerta Kathina Puja Sunting Hari raya Kathina merupakan upacara persembahan jubah kepada Sangha setelah menjalani Vassa Jadi setelah masa Vassa berakhir umat Buddha memasuki masa Kathina atau bulan Kathina Dalam kesempatan tersebut selain memberikan persembahan jubah Kathina umat Buddha juga berdana kebutuhan pokok para Bhikkhu perlengkapan vihara dan berdana untuk perkembangan dan kemajuan agama Buddha Asadha Puja Sunting Kebaktian untuk memperingati Hari besar Asadha disebut Asadha Puja Asaḷha Puja Hari raya Asadha diperingati 2 dua bulan setelah Hari Raya Waisak guna memperingati peristiwa di mana Buddha membabarkan Dharma untuk pertama kalinya kepada 5 orang pertapa Panca Vagiya di Taman Rusa Isipatana pada tahun 588 Sebelum Masehi Kelima pertapa tersebut adalah Kondanna Bhadiya Vappa Mahanama dan Asajji dan sesudah mendengarkan khotbah Dharma mereka mencapai arahat Lima orang pertapa bekas teman berjuang Buddha dalam bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela merupakan orang orang yang paling berbahagia karena mereka mempunyai kesempatan mendengarkan Dhamma untuk pertama kalinya Selanjutnya bersama dengan Panca Vagghiya Bhikkhu tersebut Buddha membentuk Arya Sangha Bhikkhu Persaudaraan Para Bhikkhu Suci yang pertama tahun 588 Sebelum Masehi Dengan terbentuknya Sangha maka Tiratana Triratna menjadi lengkap Sebelumnya baru ada Buddha dan Dhamma yang ditemukan oleh Buddha Tiratana atau Triratna berarti Tiga Mustika terdiri atas Buddha Dhamma dan Sangha Tiratana merupakan pelindung umat Buddha Setiap umat Buddha berlindung kepada Tiratana dengan memanjatkan paritta Tisarana Sanskerta Trisarana Umat Buddha berlindung kepada Buddha berarti umat Buddha memilih Buddha sebagai guru dan teladannya Umat Buddha berlindung kepada Dhamma berarti umat Buddha yakin bahwa Dhamma mengandung kebenaran yang bila dilaksanakan akan mencapai akhir dari dukkha Umat Buddha berlindung kepada Sangha berarti umat Buddha yakin bahwa Sangha merupakan pewaris dan pengamal Dhamma yang patut dihormati Khotbah pertama yang disampaikan oleh Buddha pada hari suci Asadha ini dikenal dengan nama Dhamma Cakka Pavattana Sutta yang berarti Khotbah Pemutaran Roda Dhamma Dalam Khotbah tersebut Buddha mengajarkan mengenai Empat Kebenaran Mulia Cattari Ariya Saccani yang menjadi landasan pokok Buddha Dhamma Magha Puja Sunting Hari Besar Magha Puja memperingati disabdakannya Ovadha Patimokha Inti Agama Buddha dan Etika Pokok para bhikkhu Sabda Sang Buddha di hadapan 1 250 Arahat yang kesemuanya arahat tersebut ditabiskan sendiri oleh Sang Buddha Ehi Bhikkhu Bhikkhu yang ditasbihkan sendiri oleh Sang Buddha yang kehadirannya itu tanpa diundang dan tanpa ada perjanjian satu dengan yang lain terlebih dahulu Sabda Sang Buddha bertempat di Vihara Veluvana Rajagaha Tempat ibadah agama Buddha disebut Vihara Penyebaran di Asia dan Indonesia Sunting Peta penyebaran ajaran BuddhaAgama Buddha mulai berkembang di India yaitu tempat di mana Buddha Gautama mengajarkan ajarannya Setelah wafatnya Buddha Gautama ajaran tersebut tidak lenyap begitu saja melainkan disebarkan oleh para pemuka agama sehingga bertahan sampai sekarang di berbagai belahan dunia khususnya di Asia Penyebaran di India dan Asia Tengah Sunting Artikel utama Agama Buddha di India dan Asia Tengah Dimulai dari India tempat di mana Buddha Gautama lahir dan wafat 100 tahun setelah Buddha mencapai Nirwana ajaran Buddha Gautama mulai memudar sehingga para biksu disana memutuskan untuk mulai melestarikannya agar tetap hidup Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat Dharma atau pengajaran Di India jugalah tempat di mana mulai terbentuknya aliran Mahayana dan Theravada akibat perselisihan antara kelompok biarawan dan para kaum tua Theravada umumnya mengajarkan bahwa tujuan tertinggi adalah menjadi arahat sedangkan Mahayana mengajarkan bahwa tujuan yang paling berharga adalah dengan mencapai Kebuddhaan Selain melalui kaum biarawan agama Buddha juga disebarkan oleh raja raja besar di India seperti Raja Ashoka Ia mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak berpikiran jahat seperti serakah dan mudah marah Ia menanamkan nilai nilai moral seperti menghargai kebenaran cinta kasih dan amal Ashoka juga mengirim misionaris Buddha keberbagai negara tetangga termasuk ke Sri Lanka di mana mereka diterima baik sehingga Sri Lanka menjadi basis agama Buddha Penyebaran di Asia Timur Sunting Artikel utama Agama Buddha di Asia Timur Selama abad 3 SM Raja Asoka mengirimkan misionaris ke barat laut India yaitu Pakistan dan Afganistan Misi ini mencapai sukses besar karena kawasan ini segera menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang memiliki banyak biksu terkemuka dan sarjana Ketika para pedagang Asia Tengah datang ke wilayah ini untuk berdagang mereka belajar tentang Buddhisme dan menerimanya sebagai agama mereka Dengan dukungan dari pedagang biara gua banyak didirikan di sepanjang rute perdagangan di seluruh Asia Tengah Pada abad 2 SM beberapa kota Asia Tengah seperti Khotan telah menjadi pusat penting bagi Buddhisme Melalui Jalan Sutera inilah pertama kalinya orang Tiongkok mengenal agama Buddha dari orang orang di Asia Tengah yang sudah beragama Buddha Bentuk awal penyebaran agama Buddha di Tiongkok adalah dengan adanya penerjemah yang bertugas menerjemahkan teks penting mengenai ajaran Buddha dari bahasa India ke bahasa Tionghoa kala itu Selain itu juga lahirnya berbagai karya seni dan pahat di mana patung patung Buddha dibuat Bentuk perkembangan lainnya adalah dengan dibangunnya sekolah ajaran Buddha di Tiongkok yang mencakup seni patung arsitektur dan filsafat waktu itu Ada pula biarawan Tiongkok yang pergi ke Semenanjung Korea untuk memperkenalkan agama Buddha kepada kerajaan kerajaan yang ada di Korea pada waktu itu Sehingga pada abad ke 6 dan abad ke 7 agama Buddha telah berkembang di bawah kerajaan tersebut Selain di Korea Buddhisme juga berkembang di kepulauan Jepang Penyebaran di Asia Tenggara Sunting Artikel utama Agama Buddha di Asia Tenggara Persatuan Agama Buddha di Selangor Malaysia Pada awal era masehi orang orang di berbagai belahan Asia Tenggara datang untuk mengetahui ajaran Buddha sebagai hasil dari meningkatnya hubungan dengan para pedagang India yang datang ke wilayah tersebut untuk berdagang Pedagang ini tidak hanya berdagang di Asia Tenggara tetapi juga membawa agama mereka dan budaya dengan mereka Di bawah pengaruh mereka orang orang setempat mulai mengenal agama Buddha tetapi tetap mempertahankan keyakinan lama dan adat istiadat mereka Sejak masuk di semenanjung Indocina sekarang bagian Asia Tenggara Buddhisme mulai masuk di Birma Siam sekarang Thailand Vietnam semenanjung Malaya sekarang Malaysia Barat dan kepulauan nusantara sekarang Indonesia Penyebaran di Nusantara Sunting Artikel utama Agama Buddha di Indonesia Candi Borobudur monumen Dinasti Syailendra yang dibangun di Magelang Jawa Tengah Pada akhir abad ke 5 seorang biksu Buddha dari India mendarat di sebuah kerajaan di Pulau Jawa tepatnya di Jawa Tengah sekarang Pada akhir abad ke 7 I Tsing seorang peziarah Buddha dari Tiongkok berkunjung ke Pulau Sumatra kala itu disebut Swarnabhumi yang kala itu merupakan bagian dari kerajaan Sriwijaya Ia menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat dan ibu kota Sriwijaya sekarang Palembang merupakan pusat penting untuk pembelajaran Buddhisme kala itu Buddha Vajrayana I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu sebelum melanjutkan perjalanannya ke India Pada pertengahan abad ke 8 Jawa Tengah berada di bawah kekuasaan raja raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme Mereka membangun berbagai monumen Buddha di Jawa yang paling terkenal yaitu Candi Borobudur Monumen ini selesai di bagian awal abad ke 9 Di pertengahan abad ke 9 Sriwijaya berada di puncak kejayaan dalam kekayaan dan kekuasaan Pada saat itu kerajaan Sriwijaya telah menguasai Pulau Sumatra Pulau Jawa dan Semenanjung Malaya Akhir zaman kerajaan Hindu Buddha Sunting Pada akhir abad ke 13 seiring berkembang pesatnya pengaruh Islam dari Timur Tengah kerajaan kerajaan Islam mulai berdiri di Sumatra dan agama Islam segera menyebar ke Jawa dan Semenanjung Malaya lewat penaklukan dan penyebaran sistematis oleh sekelompok ulama yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga Akibatnya Buddhisme mengalami penurunan popularitas dan pada akhir abad ke 15 Islam adalah agama yang dominan di Nusantara dan Semenanjung Malaya Buddhisme diperkenalkan kembali ke Nusantara hanya pada abad ke 19 dengan kedatangan pedagang dan orang orang Tionghoa Srilanka dan imigran Buddhis lainnya Candi Candi Peninggalan Kerajaan Buddha di Nusantara Sunting Informasi lebih lanjut Candi Candi candi peninggalan agama Buddha di Nusantara kebanyakan terdapat di Jawa dan Sumatra antara lain Candi Batujaya stupa bata di Kabupaten Karawang Jawa Barat Diduga mulai dibangun pada abad ke 4 M salah satu bangunan Buddha tertua di Nusantara Candi Kalasan atau Tarabhavanam candi ini didirikan oleh Rakai Panangkaran pada tahun 778 M untuk memuja Dewi Tara Candi ini terletak di Yogyakarta Candi Sari biara bertingkat dua yang terkait dengan candi Kalasan Candi Sewu atau Prasada Vajrasana Manjusrigrha candi ini terletak di utara dari Candi Prambanan dan menurut Prasasti Manjusrigrha dibangun sekitar tahun 792 M dan dipersembahkan untuk memuliakan bodhisatwa Manjusri Candi Mendut terletak pada satu garis lurus ke arah timur dari Candi Borobudur Di dalamnya terdapat tiga arca batu berukuran 3 meter yaitu Buddha Wairocana diapit bodhisatwa Awalokiteswara dan Wajrapani Candi Pawon candi ini juga terletak pada garis lurus arah timur antara Candi Borobudur dan Candi Mendut Candi Borobudur candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia Candi Borobudur dibangun oleh raja raja Wangsa Sailendra pada abad ke 9 M dan bangunan candi terdiri atas sepuluh tingkat Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang Jawa Tengah Candi Plaosan candi ini terdiri atas dua candi induk kembar terletak di arah timur Candi Sewu Candi Sojiwan candi Buddha ini dikaitkan dengan tokoh Rakryan Sanjiwana atau Sri Kahulunnan Pramodhawardhani Pada bagian kakinya terukir kisah fabel Jataka Candi Banyunibo candi Buddha terletak dekat kompleks purbakala Ratu Boko Candi Muaro Jambi kelompok candi Buddha dari bata merah ini terletak di tepi utara sungai Batanghari dekat muara Kabupaten Muaro Jambi terkait dengan Kerajaan Malayu di Jambi Candi Muara Takus candi ini terletak di Kabupaten Kampar Riau Candi Bahal di dekat Padangsidempuan Sumatra Utara merupakan bangunan bercorak Buddha Candi Sumberawan stupa ini terletak di Kabupaten Malang Jawa Timur terkait kerajaan Singhasari Candi Brahu candi dari bahan bata merah di Situs Trowulan Jawa Timur Terkait kerajaan Majapahit Candi Jabung candi Buddha berbahan bata merah ini juga terkait kerajaan Majapahit Terletak dekat Probolinggo Jawa Timur Demografis Sunting Persentase umat Buddha berdasarkan negara menurut Pew Research Center per tahun 2010 Buddhisme diperkirakan dipraktikkan oleh sekitar 488 juta web 1 495 juta 47 atau 535 juta 11 penduduk dunia per tahun 2010 merepresentasikan 7 sampai 8 total populasi dunia Tiongkok merupakan negara dengan populasi Buddhis terbesar sekitar 244 juta jiwa atau 18 2 dari total populasinya web 1 Mereka kebanyakan adalah pengikut aliran Buddhisme Mahayana menjadikan Mahayana sebagai aliran Buddhis yang terbesar dibandingkan tradisi lainnya Mahayana juga dipraktikkan secara luas di Asia Timur diikuti oleh lebih dari setengah populasi Buddhis dunia web 1 Berdasarkan analisis demografi yang dilaporkan oleh Peter Harvey 2013 11 Mahayana memiliki 360 juta pemeluk Theravada memiliki 150 juta pemeluk dan Vajrayana memiliki 18 2 juta pemeluk Di luar Asia jumlah umat Buddha sebanyak tujuh juta jiwa Menurut Johnson and Grim 2013 agama Buddha telah tumbuh dari total 138 juta penganut pada tahun 1910 dengan 137 juta berada di Asia menjadi 495 juta pada tahun 2010 dengan 487 juta berada di Asia 47 BuddhaSepuluh negara di dunia dengan populasi mayoritas Buddhis terbesar Buddhisme menurut persentase per tahun 2010 48 Negara Estimasi populasi Buddhis Buddhis dari total populasi Kamboja 13 701 660 96 90 Thailand 64 419 840 93 20 Myanmar 38 415 960 80 10 Bhutan 563 000 74 70 Sri Lanka 14 455 980 69 30 Laos 4 092 000 66 00 Mongolia 1 520 760 55 10 Jepang 45 807 480 atau 84 653 000 36 20 atau 67 49 Singapura 1 725 510 33 90 Taiwan 4 945 600 atau 8 000 000 21 10 atau 35 50 Lihat pula Sunting Portal Agama Buddha Agama Buddha Filsafat Buddha Ajaran Buddha Vajrayana Gautama Buddha Siddhartha Gautama Agama Hindu dan Buddha dari A Z Amitabha Garuda Bahasa Palguna Palgunadi Sejarah Agama Buddha Vihara Buddha Maitreya I Kuan TaoCatatan Sunting Buddhism The foundations of Buddhism The cultural context In Encyclopaedia Britannica Retrieved 19 07 2009 from Encyclopaedia Britannica Online Library Edition Encyclopaedia Britannica Online Hinduism History of Hinduism The Vedic period 2nd millennium 7th century BCE Challenges to Brahmanism 6th 2nd century BCE Early Hinduism 2nd century BCE 4th century CE Retrieved 19 07 2009 According to Masih 16 Alongside Hinduism was the non Aryan Shramanic culture with its roots going back to prehistoric times Masih 17 This confirms that the doctrine of transmigration is non aryan and was accepted by non vedics like Ajivikism Jainism and Buddhism The Indo aryans have borrowed the theory of re birth after coming in contact with the aboriginal inhabitants of India Certainly Jainism and non vedics accepted the doctrine of rebirth as supreme postulate or article of faith Karel Werner 18 Rahurkar speaks of them as belonging to two distinct cultural strands Wayman also found evidence for two distinct approaches to the spiritual dimension in ancient India and calls them the traditions of truth and silence He traces them particularly in the older Upanishads in early Buddhism and in some later literature Flood 19 The origin and doctrine of Karma and Samsara are obscure These concepts were certainly circulating amongst sramanas and Jainism and Buddhism developed specific and sophisticated ideas about the process of transmigration It is very possible that the karmas and reincarnation entered the mainstream brahaminical thought from the sramana or the renouncer traditions Padmanabh S Jaini states 20 Yajnavalkya s reluctance and manner in expounding the doctrine of karma in the assembly of Janaka a reluctance not shown on any other occasion can perhaps be explained by the assumption that it was like that of the transmigration of soul of non brahmanical origin In view of the fact that this doctrine is emblazoned on almost every page of sramana scriptures it is highly probable that it was derived from them Govind Chandra Pande 21 Early Upanishad thinkers like Yajnavalkya were acquainted with the sramanic thinking and tried to incorporate these ideals of Karma Samsara and Moksa into the vedic thought implying a disparagement of the vedic ritualism and recognising the mendicancy as an ideal Kashi Nath Upadhyaya The sudden appearance of this theory of karma in a full fledged form is likely due as already pointed out to an impact of the wandering muni and shramana cult coming down from the pre Vedic non Aryan time 22 Encyclopaedia Britannica Online Buddhism The foundations of Buddhism the cultural context Retrieved 19 07 2009 Atthako Vamako Vamadevo Vessamitto Yamataggi Angiraso Bharadvajo Vasettho Kassapo and Bhagu in P 245 The Vinaya piṭakaṃ one of the principle Buddhist holy scriptures Volume 1 edited by Hermann Oldenberg Haṇḍa Even so have I monks seen an ancient way an ancient road followed by the wholly awakened ones of olden time Along that have I done and the matters that I have come to know fully as I was going along it I have told to the monks nuns men and women lay followers even monks this Brahma faring brahmacharya that is prosperous and flourishing widespread and widely known become popular in short well made manifest for gods and men 33 Referensi Sunting Wells 2008 Roach 2011 Khairiah 2018 Agama Budha PDF Pekanbaru Kalimedia hlm 2 3 ISBN 978 602 6827 86 9 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Buddhism 2009 Encyclopaedia Britannica Retrieved November 26 2009 from Encyclopaedia Britannica Online Library Edition Lopez 2001 hlm 239 Christianity 2015 Religious Diversity and Personal Contact PDF gordonconwell edu January 2015 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2017 05 25 Diakses tanggal 2015 05 29 Ven Narada Mahathera 03 11 2010 N I B B A N A Samaggi Phala Samaggi Phala Diakses tanggal 21 12 2015 Periksa nilai tanggal di access date date bantuan White David Gordon ed 2000 Tantra in Practice Princeton University Press hlm 21 ISBN 0 691 05779 6 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan authors list link Powers John 2007 Introduction to Tibetan Buddhism edisi ke Rev Ithaca New York Snow Lion Publications hlm 26 27 ISBN 978 1 55939 282 2 Candles in the Dark A New Spirit for a Plural World by Barbara Sundberg Baudot p305 a b c Harvey 2013 hlm 5 Gethin 1998 hlm 27 28 73 74 a b The Reverend Dr Sunanda Putuwar WFB 1991 Perbedaan Dan Persamaan Antara Theravada Dan Mahayana Buddhist Education Surabaya Buddhist Education Surabaya Diakses tanggal 24 12 2015 Periksa nilai tanggal di access date bantuan Gethin 2008 hlm xv Warder 2000 hlm 32 Masih 2000 hlm 18 Masih 2000 hlm 37 Werner 1989 hlm 34 Flood 1996 hlm 86 Jaini 2001 hlm 51 Pande 1994 hlm 135 Upadhyaya 1998 hlm 76 Satapatha Brahmana 13 8 1 5 Oldenberg 1991 Bronkhorst 2007 Warder 2000 hlm 30 32 Warder 2000 hlm 39 Warder 2000 hlm 33 Gombrich 1988 hlm 85 Hardy 1863 hlm 177 Rhys Davids 1921 hlm 494 Hardy 1866 hlm 44 Haṇḍa 1984 hlm 57 Rahula 1974 hlm 59 K Sri Dhammananda 2004 Keyakinan Umat Buddha Yayasan Penerbit Karaniya dan Ehipassiko Foundation hlm 105 a b c d e Tim Bhagavant com EMPAT KEBENARAN ARIYA Cattari Ariya Saccani Bhagavant com Bhagavant com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 12 25 Diakses tanggal 24 12 2015 Periksa nilai tanggal di access date bantuan Tim Bhagavant com Jalan Mulia Berunsur Delapan Ariya Atthangiko Magga Bhagavant com Bhagavant com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 02 07 Diakses tanggal 20 Desember 2015 Cornelis Wowor MA 2004 Hukum Kamma Buddhis Jakarta CV Nitra Kencana Buana hlm 2 a b Tim Bhagavant com Kamma Perbuatan Bhagavant com Bhagavant com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 12 25 Diakses tanggal 24 12 2015 Periksa nilai tanggal di access date bantuan Tim Bhagavant com Punabhava Kelahiran Kembali Bhagavant com Bhagavant com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 12 26 Diakses tanggal 25 12 2015 Periksa nilai tanggal di access date bantuan Corneles Wowor M A 30 Oktober 2003 Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha Samaggi Phala Samaggi Phala Diakses tanggal 20 Desember 2015 K Sri Dhammananda 2004 Keyakinan Umat Buddha Yayasan Penerbit Karaniya dan Ehipassiko Foundation hlm 211 212 K Sri Dhammananda 2004 Keyakinan Umat Buddha Yayasan Penerbit Karaniya dan Ehipassiko Foundation hlm 212 Paritta Pali PANCASILA Lima Latihan Sila ParittaBuddhist com Paritta dan Lagu Buddhis Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 12 22 Diakses tanggal 20 Desember 2015 Keown 1996 hlm 12 Smith 2006 a b Johnson 2013 hlm 34 37 Pew Research Center 2012 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 06 09 Diakses tanggal 2015 12 21 1 Sumber Internet Sunting a b c d e Pew Research Center Global Religious Landscape Buddhists Pew Research Center Dharmacarini Manishini Western Buddhist Review Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 08 08 Diakses tanggal 2016 01 01 Pranala luar SuntingHimpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia HIKMAHBUDHI Perwalian Umat Buddha Indonesia Walubi Buddha dan Dhamma Nya Bhagavant com Ajaran Buddha Gautama Samaggi Phala Buddhist Information Network Inggris Buddhanet net Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Agama Buddha amp oldid 23700397