www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi bacaan terkait atau pranala luar tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Kerajaan Kadiri atau Kediri disebut juga dengan Daha Panjalu Jawa ꦥ ꦗꦭ ꦏꦢ ꦫ translit Panjalu adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042 1222 Dan merupakan salah satu kerajaan hasil pembelahan yang juga didirikan Airlangga 1 Kerajaan ini dipimpin oleh wangsa Isyana dan berpusat di Dahanapura adalah nama kota kuno di masa lalu yang sekarang menjadi bagian dari Kota Kediri Sebelum pembagian kerajaan Panjalu merupakan wilayah dari Medang Kahuripan Kerajaan PanjaluKaḍiri1042 1222Menampilkan peta 1042Menampilkan peta 1178Kerajaan Janggala dan Panjalu kemudian bersatu menjadi Kerajaan KadiriStatusKerajaanIbu kotaDahanapura 1042 1222 Bahasa yang umum digunakanJawa Kuno atau Kawi utama Sanskerta alternatif AgamaHinduisme Buddhisme AnimismePemerintahanMonarkiMaharaja Sri 1042 1051Sri Samarawijaya 1051 1112Sri Jitendrakara 1112 1135Sri Bameswara 1135 1159Jayabaya 1159 1169Sri Sarweswara 1169 1180Sri Aryeswara 1180 1182Sri Gandra 1182 1194Kameswara 1194 1222Kertajaya 1292 1293JayakatwangSejarah Didirikan1042 Dibagi oleh Airlangga dari Medang Kahuripan1042 Janggala ditaklukkan Jayabaya1135 Kakawin Bharatayuddhaselesai ditulis1157 Runtuh oleh Pemberontakan Ken Arok1222Mata uangKoin emas dan campuran tembaga perak dan timahDidahului oleh Digantikan olehKerajaan Kahuripan Kerajaan TumapelSekarang bagian dari Indonesia Timor LesteArtikel ini membahas tentang Kerajaan Kediri Sejarah Nusantara Lihat pula Kota Kediri dan Kabupaten Kediri Untuk kegunaan lain lihat Kediri disambiguasi Daftar isi 1 Etimologi 1 1 Nama Panjalu 1 2 Nama Kadiri 2 Latar belakang 2 1 Runtuhnya kerajaan Medang 2 2 Berdirinya Medang Kahuripan 2 3 Ibu Kota Kahuripan 2 4 Istana Madander 2 5 Ibu Kota Dahanapura 3 Berdirinya kerajaan Panjalu 3 1 Pembagian kerajaan oleh Airlangga 4 Perkembangan kerajaan 4 1 Perkembangan agama 4 2 Pengaruh dalam budaya 4 3 Hubungan dengan Bali 5 Ekonomi 6 Hubungan dengan kekuatan regional 7 Keruntuhan 8 Daftar penguasa Panjalu 9 Situs budaya Kadiri 9 1 Candi 9 2 Karya Sastra 9 3 Prasasti 9 4 Situs 10 Lihat pula 11 Daftar pustaka 12 ReferensiEtimologi Sunting nbsp Arca Wisnu berasal dari Kediri abad ke 12 dan ke 13 Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum peristiwa pembelahan kerajaan oleh Airlangga Daha merupakan singkatan dari Dahanapura yang berarti kota api Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042 Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa saat akhir pemerintahan Airlangga pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan melainkan telah berpindah ke Dahanapura dan menyebut Airlangga sebagai raja Daha 15 Sigra datang pwa sireng sagara Rupek mantas ta sira ngkana Sang Yogiswara Mpu Baradah Tan lingen pwa sireng h enu lampah Sang Mahamuni ambramaga Sigra datang ta sireng nagareng Daha panggih ta siratmajanira Sang Maharaja Erlanggya sedang tinangkil 15 Segera tiba di Sagara Rupek beliau menyeberang di sana Sang Pendeta Baradah Tidak diceritakan perjalanan Sang Pendeta di jalan sangat cepat jalannya Beliau segera tiba di kerajaan Daha bertemu dengan putranya Sang Maharaja Erlangga yang sedang dihadap Lontar Calon Arang Nama Panjalu Sunting Pada mulanya nama Panjalu pembacaan yang tepat sesuai dengan aksara adalah Pangjalu memang lebih sering dipakai daripada nama Kadiri Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti prasasti yang diterbitkan oleh raja raja Panjalu bahkan nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu chia lung di dalam kronik Tiongkok dari Dinasti Song yang berjudul Ling wai tai ta Hanzi 嶺外代答 Pinyin Lĭngwai Daida tahun 1178 M Sebuah kitab geografi yang ditulis pada abad ke 12 M oleh Chou Ch u fei Pinyin Zhōu Qufei seorang birokrat di kota Guilin provinsi Guanxi 2 Pada zaman dahulu terdapat tiga jenis tanah yang akan dipergunakan oleh masyarakat ketika mendirikan suatu pemukiman atau membangun sebuah tempat Pertama adalah tanah Anupa sebagai tanah yang subur serta dekat dengan sumber mata air berbagai macam biji bijian akan tumbuh dengan baik ketika ditanam kedua adalah tanah Sadarana tanah yang sebagian wilayahnya subur dan disebagian yang lainnya kurang subur lalu yang ketiga adalah Janggala yang merupakan tanah yang kurang subur atau hutan belantara Pangjalu berasal dari kata Jalu yang memiliki arti Jantan atau Pria selanjutnya diberi unsur kata Pang yang adalah Pe merupakan tambahan sehingga menjadi kalimat Pe jantan dalam konteks kewilayahan istilah pejantan tersebut bermakna wilayah yang subur serta berdikari atau mandiri Istilah Kadiri merupakan sinonim atau persamaan kata dari Pangjalu yang bermakna kemandirian Kasus tersebut mirip dengan nama Majapahit dengan Wilwatikta dimana wilwa adalah buah maja sedangkan tikta adalah pahit Nama Kadiri Sunting Nama Kadiri atau Kediri juga berasal dari kata bahasa Sansekerta khadri yang berarti pace atau mengkudu Morinda citrifolia Batang kulit kayu pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang digunakan dalam pembuatan batik sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat pengobatan Nama yang serupa juga dikenal dengan Kadiri sebuah kota di Andhra Pradesh India Asal usul kata yang dipandang lebih tepat adalah diturunkan dan berasal dari kata kadiri dalam Bahasa Jawa kuno yang berarti bisa berdiri sendiri mandiri berdiri tegak berkepribadian atau berswasembada Meninjau dari beberapa prasasti yang dikeluarkan oleh raja raja Panjalu dapat dilihat frasa yang tertera pada prasasti Ceker dari tahun 1107 Saka 1185 M yang menyebutkan 9b sri maharaja mantuk sima nira ring bhumi kaḍiri Brandes 1913 171 Terjemahan inskripsi Sri Maharaja telah kembali kesimanya atau harapannya di Bhumi Kadiri dalam prasasti Kamulan yang berangka tahun 1116 Saka 1194 M menyebutkan tatkala ni n kentar sangke kaḍatwan ring katang katang deni nkin malṛ yatik kaprabhun sri maharaja siniwi riŋ bhumi kaḍiri Brandes 1913 173 Terjemahan inskripsi ketika meninggalkan istananya yang berada di Katang katang sehingga tetap dapat menjalankan pemerintahan sebagai Sri Maharaja yang bertahta di Bhumi Kadiri Toponimi penyebutan wilayah Kadiri untuk pertama kali ditemukan di dalam prasasti Harinjing B tahun 843 Saka 19 September 921 Masehi yang dikeluarkan oleh raja Rakai Layang Dyah Tulodong dari kerajaan Medang atau Mataram Kuno i sri maharaja mijil angkȇn cetra ka tlu i sang pamgat asing juru i kaḍiri ikang ri wilang Terjemahan inskripsi kepada sri maharaja dikeluarkan setiap Bulan Caitra tanggal 3 kepada Sang Pemutus Perkara bernama asing petugas di Kaḍiri yang dari Wilang Latar belakang SuntingRuntuhnya kerajaan Medang Sunting Raja Medang yang terakhir bernama Dharmawangsa Teguh saingan berat kedatuan Sriwijaya Pada tahun 1016 Haji Wurawari seorang raja bawahan dari Lwaram sekitar Cepu Blora bersekutu dengan Sriwijaya untuk menyerang istana Wwatan sekarang sekitar Maospati Magetan ibu kota dari kerajaan Medang yang pada saat itu tengah mengadakan sebuah pesta pernikahan antara putri Dharmawangsa Teguh dengan Airlangga raja Dharmawangsa Teguh sendiri tewas dalam serangan tersebut sedangkan keponakannya yang bernama Airlangga bersama dengan putri Dharmawangsa berhasil lolos ditemani pembantunya Mpu Narotama Airlangga adalah putra dari pasangan Mahendradatta saudari Dharmawangsa Teguh dengan Udayana raja dari kerajaan Bedahulu Bali ia lolos bersama putri Dharmawangsa dengan ditemani pembantunya yang bernama Mpu Narotama Sejak saat itu Airlangga menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan Vana giri sekarang Wonogiri dan selanjutnya menuju Sendang Made Kudu Jombang Berdirinya Medang Kahuripan Sunting Pada saat pelarian dan dalam masa persembunyiannya dengan kalangan pertapa setelah melewati tiga tahun hidup di dalam hutan pada tahun 1019 Airlangga didatangi utusan rakyat beserta senopati yang masih setia untuk menyampaikan permintaan agar dirinya mendirikan dan membangkitkan kembali sisa sisa kejayaan Medang Atas dukungan para pendeta dari ketiga aliran yakni Hindu Buddha dan Mahabrahmana ia kemudian membangun kembali sisa sisa kerajaan Medang yang istananya telah hancur tersebut Yang lazim dikenal sekarang dengan kerajaan Medang Koripan atau Medang Kahuripan dengan ibu kota baru yang bernama Watan Mas 3 15 Kemudian dalam tahun penting yaitu 941 tahun saka tanggal 13 paro terang bulan magha pada hari kamis menghadaplah para abdi dan para Brahmana terpandang kepada raja di raja Erlangga menunduk hormat disertai harapan tulus Mereka dengan penuh ketulusan mengajukan permohonan kepadanya perintahlah negara ini sampai batas batas yang paling jauh Calcutta Stone Ibu kota baru bernama Watan Mas terletak di dekat sekitar Gunung Penanggungan Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya karena banyak daerah daerah bawahan kerajaan Medang yang membebaskan diri setelah keruntuhannya Baru setelah kedatuan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari kerajaan Chola wilayah Coromandel India di tahun 1025 Airlangga baru bisa dengan leluasa membangun kembali dan menegakkan kekuasaan wangsa Isyana di tanah Jawa Sejak tahun 1029 peperangan demi peperangan dijalani Airlangga Satu demi satu kerajaan kerajaan di Jawa Timur dapat ditaklukkannya Periode antara tahun 1029 sampai dengan tahun 1037 adalah periode penaklukkan yang dilakukan oleh Airlangga terhadap musuh musuhnya baik yang berada wilayah barat timur maupun selatan Berita pada prasasti Pucangan memberikan keterangan tentang penyerangan penyerangan yang dilakukan oleh Airlangga atas musuh musuhnya tersebut Namun demikian diantara tahun tahun tersebut bukan berarti istana Airlangga telah aman dari serangan musuh keberhasilannya dalam penaklukkannya ternyata juga diselingi dengan kekalahan bahkan pelarian Pada tahun 1031 953 Saka Airlangga kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa Raja wanita itu adalah Ratu Dyah Tulodong yang merupakan salah satu raja kerajaan Lodoyong sekarang wilayah Tulungagung Jawa Timur Dyah Tulodong digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa Salah satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Airlangga yang berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong Pertempuran tersebut terjadi lantaran Dyah Tulodong berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai wilayah wilayah di sekitar kerajaan Lodoyong Bahkan di beberapa riwayat diceritakan pasukan khusus yang dibawa Ratu Dyah Tulodong merupakan prajurit prajurit wanita pilihan pasukan ini bahkan berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kota kerajaannya Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga harus pergi ke Patakan Sambeng Lamongan Tetapi satu tahun kemudian di penghujung tahun 1032 954 Saka dari arah utara pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju wilayah Lodoyong Dyah Tulodong berhasil dikalahkan oleh Airlangga lewat pertempuran sengit Tidak lama kemudian Raja Wurawari musuh bebuyutannya pun dapat dihancurkannya sekaligus membalaskan dendam Airlangga dan wangsa Isyana Raja Airlangga juga berhasil mengalahkan raja Wijayawarmman raja terakhir yang masih belum tunduk pada bulan Kartika tahun 959 Saka atau 10 November 1037 Masehi 4 Sejak saat itu wilayah kerajaan Airlangga mencakup hampir seluruh Jawa Timur Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Tengah bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke Bali Ibu Kota Kahuripan Sunting Tahun 1032 menurut prasasti Terep Airlangga kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan yang berpusat di daerah Kabupaten Sidoarjo sekarang Istana Madander Sunting Di tahun 1037 dikeluarkan prasasti Kusambyan memuat informasi mengenai keraton Madander yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar Kabupaten Jombang Ibu Kota Dahanapura Sunting Pada tahun 1042 berdasarkan prasasti Pamwatan dan Serat Calon Arang di akhir masa pemerintahannya Airlangga kemudian memindahkan ibukotanya ke Daha Kota Kediri Berdirinya kerajaan Panjalu SuntingPembagian kerajaan oleh Airlangga Sunting Di dalam Kakawin Desyawarnana yang ditulis oleh Empu Prapanca seorang pujangga dan bekas pembesar urusan agama Buddha di istana Majapahit Menyebutkan Airlangga yang telah berpindah ibu kota dan memerintah dari Daha di wilayah Panjalu serta menyinggung tentang peristiwa pembelahan kerajaan 5 1 Nahan tatwanikaɳ kamal widita deniɳ sampradaya sthiti mwaɳ cri panjalunatha riɳ daha te 122a wekniɳ yawabhumy apalih cri airlanghya sirandani ryyasihiran panak ri saɳ rwa prabhu 1 Demikian sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya Dan Sri Nata Panjalu di Daha waktu bumi Jawa dibelah Karena cinta raja Airlangga kepada dua puteranya Kakawin Nagarakretagama Pupuh 68 Menurut prasasti Turun Hyang 1044 M pada akhir pemerintahannya tahun 1042 Airlangga berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya raja yang sebenarnya merupakan putri Airlangga nama asli dari putri tersebut dalam prasasti Cane 1021 M sampai dengan prasasti Pasar Legi 1043 M adalah Sanggramawijaya Tunggadewi yang menjadi putri mahkota sekaligus pewaris takhta istana Medang Kahuripan namun ia memilih untuk mengundurkan diri dan menjalani kehidupan suci sebagai pertapa biksuni atau pendeta wanita Buddha dalam cerita rakyat ia kemudian terkenal bergelar Dewi Kili Suci Sedangkan pada prasasti Pucangan 1041 M memuat nama baru dan memunculkan Samarawijaya Uttunggadewa sebagai putra mahkota atau rakryan mahamantri i hino dan diduga adalah putra dari Airlangga dan merupakan adik dari Sanggramawijaya Tunggadewi Pada umumnya jabatan mahamantri i hino dijabat oleh putra sulung raja dan putra kedua akan menggantikan posisinya apabila pejabat tersebut meninggal berselang tahun kemudian berdasarkan prasasti Pamwatan 1042 M dan Serat Calon Arang Airlangga memindahkan ibu kotanya dan mendirikan kota Dahanapura 3 Menurut Serat Calon Arang Airlangga kemudian bingung memilih penggantinya mengingat dirinya juga putra dari raja Bali maka ia pun berniat menempatkan salah satu putranya di pulau itu Gurunya yang bernama Mpu Bharada berangkat ke Bali untuk mengajukan niat tersebut namun mengalami kegagalan Fakta sejarah menunjukkan Udayana digantikan putra keduanya yang bernama Marakata Pangkaja sebagai raja Bali dan Marakata selanjutnya digantikan adiknya yaitu Anak Wungsu Sebelum turun takhta pada akhir November 1042 atas saran penasihat kerajaan sekaligus gurunya Mpu Bharada Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua bagian barat yaitu wilayah Panjalu beribukota di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya kemudian wilayah bagian timur yaitu Janggala beribukota di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan Batas pemisah wilayah antara keduanya dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas 2 Ada pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga Diam di tengah kuburan Lemah Citra jadi pelindung rakyat Waktu ke Bali berjalan kaki tenang menapak di air lautan Hyang Mpu Barada nama beliau paham tentang tiga zaman 3 Girang beliau menyambut permintaan Erlangga membelah negara Tapal batas negara ditandai air kendi mancur dari langit Dari barat ke timur sampai laut sebelah utara selatan Yang tidak jauh bagaikan dipisahkan oleh samudera besar Nagarakertagama Pupuh 68 Prasasti Wurare yang dipahatkan di alas sandar Arca Mahaksobhya pada masa Singhasari menceritakan tentang dua wilayah baru yang telah terbagi yang dilakukan oleh pendeta Aryya Bharad 5 6 Yang telah membagi dataran Jawa menjadi dua bagian dengan batas luar adalah lautan oleh sarana kendi kumbha dan air sucinya dari langit vajra Air suci yang memiliki kekuatan putus bumi dan dihadiahkan bagi kedua pangeran menghindari permusuhan dan perselisihan oleh karena itu kuatlah Janggala sebagaimana Jayanya Panjalu vishaya Prasasti Wurare Setelah turun takhta Airlangga menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049 Menurut Serat Calon Arang ia kemudian bergelar Resi Erlangga Jatiningrat sedangkan menurut Babad Tanah Jawi ia bergelar Resi Gentayu Namun yang paling dapat dipercaya adalah prasasti Gandhakuti 1042 M yang menyebut gelar kependetaan Airlangga adalah Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana Menurut prasasti Pasar Legi baik Airlangga maupun Sanggramawijaya masih aktif menjalankan pemerintahan mengikuti penyebutan gelar kependetaan Airlangga yaitu Resi Aji yang juga berarti sebagai pendeta raja Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Airlangga dan putrinya masih memegang kekuasaan tertinggi sekalipun hidupnya sudah terbagi dengan kegiatan non duniawi Perkembangan kerajaan Sunting nbsp Arca Buddha Vajrasattva zaman Kadiri abad X XI koleksi Museum fur Indische Kunst Berlin Dahlem Jerman nbsp Candi Penataran merupakan candi yang berumur empat abad karena dibangun dan dikembangkan oleh beberapa kerajaan sekaligus mulai dari Kerajaan Kediri hingga Majapahit nbsp Wayang Kulit wayang panji brajanata pangeran Kerajaan Kadiri Di masa masa awal kerajaan Kadiri setelah peristiwa pembelahan tidak banyak diketahui masa pemerintahan Sri Samarawijaya dianggap sebagai masa kegelapan karena belum ditemukan prasasti yang dikeluarkannya secara mandiri Menurut prasasti Turun Hyang yang diterbitkan oleh kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya indikasi terjadi perang saudara diantara kedua kerajaan sepeninggal raja Airlangga Sejarah dari kerajaan Kadiri mulai dapat diketahui dengan adanya prasasti Mataji dikeluarkan oleh seorang raja bernama Sri Jitendra Kara yang berkuasa antara 1051 1112 Masehi Prasasti Garaman dari pihak Janggala menyebutkan pada tahun 1053 Sri Mapanji Garasakan memberikan anugerah kepada desa Garaman atas bantuan ketika raja melawan Haji Panjalu musuh dan anak dari kakaknya sendiri kemungkinan yang disebut sebagai Aji Panjalu saat itu adalah raja Jitendra Kara yang dalam prasasti Mataji juga menyebutkan kalimat Hajyan Panjalu Selanjutnya diketahui terdapat raja bernama Sri Bameswara berdasarkan prasasti Karanggayam tahun 1112 pada prasasti Padlegan ia memperingati penetapan suatu daerah menjadi tanah sima sebagai anugerah dari raja Bameswara kepada para pejabat desa Padlegan karena telah menunjukkan kesetiaannya kepada raja dengan mengorbankan jiwanya di medan pertempuran Berikutnya dalam prasasti Hantang 1135 M raja yang memerintah telah berganti kepada Sri Jayabhaya Panjalu atau Kediri di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Jenggala dengan semboyannya yang terkenal di dalam prasasti Ngantang yaitu Pangjalu Jayati yang berarti Kadiri Menang Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah kerajaan Kadiri mengalami masa kejayaannya Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara bahkan hingga mengalahkan pengaruh Sriwijaya di Sumatera Hal ini diperkuat dalam berita kronik Tiongkok yang berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku fei 6 dijelaskan bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Tiongkok secara berurutan adalah Arab Jawa dan Sumatra Saat itu yang berkuasa di jazirah Arab adalah Bani Abbasiyah di Jawa ada Panjalu sedangkan Sumatra dikuasai oleh Sriwijaya Pada prasasti Talan yang memiliki angka tahun 1136 di sisi depan dan 1039 pada sisi belakangnya memuat anugerah dari raja Jayabaya kepada warga desa Talan termasuk wilayah Panumbangan yang sejak dahulu telah menyimpan prasasti ripta atau lontar dari masa leluhurnya wangsa Isyana yaitu Airlangga Raja Jayabaya kemudian meneguhkan kembali prasasti ripta tersebut ke sebuah linggopala atau batu dengan memberi cap kerajaan bersimbol Garuda Mukha serta menambahkan anugerah lain kepada warga Talan karena telah berbakti kepada raja Airlangga yang memakai Garuda Mukha sebagai cap dari masa pemerintahannya Raja Jayabaya sendiri mengklaim bahwa raja Airlangga adalah nenek moyangnya Di dalam prasasti Jaring dari masa pemerintahan Sri Gandra untuk pertama kalinya memuat nama nama hewan yang dipakai sebagai nama depan para pejabat kerajaan 7 misalnya Menjangan Puguh Lembu Agra Kebo Waruga Kebo Salawak Tikus Jinada Macan Kuning Gajah Kuning Macan Putih dan sebagainya Nama kepangkatan menjangan lembu kebo macan gajah tikus bisa menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana Nama nama binatang untuk kepangkatan istana juga masih terus berlanjut di masa kerajaan Singhasari dan Majapahit setelah Kadiri runtuh Penamaan diri dengan binatang pada masa Jawa Kuno karena hewan tertentu dihargai dan dianggap memiliki peran penting dalam kebudayaan masyarakat pendukungnya sehingga mempunyai tempat istimewa di hati penggunanya dan merupakan salah satu bentuk perwujudan apresiasi budaya masyarakat Jawa Kuno akan alam sekitar Adapun isi prasasti Jaring berupa pengabulan permohonan penduduk desa Jaring oleh Sri Gandra melalui Senapati Sarwwajala yang dapat disamakan dengan laksamana atau panglima angkatan laut Adanya penyebutan jabatan itu maka besar kemungkinan kerajaan Kediri telah mempunyai angkatan laut yang kuat dan menunjukkan kemajuan Kediri dalam bidang maritim Sehingga dapat diketahui bahwa pada masa raja Sri Gandra pejabat kemiliteran mengalami perluasan peran tidak hanya sebatas menangani urusan perang atau kemiliteran tetapi juga urusan sipil masyarakat Perkembangan agama Sunting nbsp Arca Dwarapala penjaga gapura Totok Kerot Kediri Corak keagamaan pada masa Kadiri dapat dilihat dari tinggalan arkeologis yang ditemukan di daerah Kediri Candi Gurah dan Candi Tondowongso menunjukkan latar belakang agama Hindu khususnya Siwa berdasarkan dari berbagai arcanya yang ditemukan Candi Kepung Petirtaan yang dilihat adalah bersifat Hindu karena tidak terlihat adanya unsur Buddha pada struktur arsitekturnya sedangkan di situs Adan adan terdapat penemuan antara lain arca Dhyanibuddha Amitabha fragmen lapik arca dan kepala arca Bodhisatwa Temuan tersebut menandakan bahwa peninggalan situs Adan adan ini termasuk peninggalan Buddha aliran Mahayana Beberapa prasasti menyebutkan nama abhiseka atau nama anumerta dari raja yang merupakan serapan dan berhubungan dengan Wisnu dalam kaitannya dengan konsep triwikrama misalnya maharaja sri Sarwweswara Triwikramawataraanindita Triwikrama adalah nama lain dari Wamana Mani 1975 796 Wamana adalah awatara Mahawisnu kelima yang telah menghitung tiga dunia dengan tiga langkahnya Hanya saja hal ini tidak secara langsung membuktikan bahwa Wisnuisme yang berkembang masa itu Sebab landasan filosofis yang dikenal di Pulau Jawa ialah semua raja dipandang sebagai titisan Dewa Wisnu dalam mengurus rakyat dan dunia atau kerajaannya Dalam sistem sosial kerajaan di masa tersebut terjadi hubungan dimana seorang raja dianggap merupakan titisan dewa yang merupakan konsep dewaraja yang membuat seorang raja memiliki kedudukan istimewa raja dianggap sebagai pusat daya magis yang merefleksikan daya magisnya pada alam sekitarnya sesuai dengan pandangan kosmologis masyarakat Jawa pada saat itu Oleh karena itu raja dianggap mempunyai pengaruh untuk memproteksi warganya agar tercapai suatu kesejahteraan Pengaruh dalam budaya Sunting Pada masa pemerintahan Sri Kameswara seorang pujangga bernama Mpu Dharmaja menciptakan mahakarya Kakawin Smaradahana Asmaradahana yang didedikasikan untuk Sri Kameswara dan permaisurinya Sri Kirana Ratu putri dari kerajaan Janggala Kakawin Smaradahana juga mengisahkan terbakarnya dewa Kamajaya dan dewi Ratih menjelang kelahiran Ganesha Pasangan dewa dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara dan permaisurinya yang bernama Sri Kirana dan dianggap merupakan inspirasi awal yang memunculkan cerita Panji kisah cinta yang terinspirasi dari raja Kameswara dengan Sri Kirana cerita Panji terfokus pada peyualangan romantika tokoh Panji dalam menemukan kekasih hatinya yaitu Candra Kirana Cerita Panji mengalami perkembangan pesat dan tersebar luas pada zaman Majapahit Cerita Panji menggambarkan kisah percintaan dan peperangan dari dua kerajaan yaitu Jenggala dan Panjalu Cerita Panji dengan tokoh sentral Inu Kertapati dan Galuh Chandrakirana memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara Selain Jawa Bali Kalimantan dan Sumatera kisah Panji juga menyebar hingga ke Thailand Kamboja Laos Filipina Malaysia Vietnam dan Myanmar 8 Tokoh Raden Inu Kertapati diadaptasi dalam karya sastra dan drama tari dengan nama yang bervariasi seperti Inao xiehna Siam Inav Eynao Khmer atau E naung Birma sementara Dewi Sekartaji dikenal sebagai Bussaba Bessaba Di Sulawesi ada cerita panji yang ditulis dalam bahasa Makassar yang disebut Hikayat Cekele Bahasa Melayu Cekel 9 Pada zaman Kediri dikenali memiliki gaya dalam penulisan aksaranya yang disebut dengan aksara Kadiri Kwadrat yaitu merupakan aksara Kawi yang ditulis besar dan tebal serta memiliki ciri khas penulisannya tersendiri yang menonjol dengan bentuk huruf umumnya menyerupai persegi empat dan ditulis timbul Karena bentuknya yang persegi empat ini maka dinamakan dengan aksara kwadrat hurufnya yang ditonjolkan ke luar menyerupai seperti pahatan relief Juga dihiasi ukiran tumbuh tumbuhan beserta ornamentasi ular dan lainnya Menjadikan aksara Kadiri kwadrat selain indah juga sebagai identitas budaya dari masa kerajaan Kediri Pada masa kejayaan kerajaan Kadiri aksara kwadrat juga berfungsi menunjukkan pengaruh pada daerah daerah di sekitarnya Persebaran aksara Kadiri kwadrat meliputi Wilayah Jawa Timur Jawa Tengah tebing batu di Dataran Tinggi Dieng Bali bahkan juga diketemukan di Candi Muaro Jambi di Sumatera Hubungan dengan Bali Sunting Sejak pernikahan antara Dharma Udayana Warmadewa dengan Mahendradatta yang kemudian melahirkan Airlangga terlihat juga perkawinan peradaban antara kebudayaan Jawa Timur dan Bali terjadi penguatan penguatan peradaban dan menghasilkan beberapa perubahan yang mengarah terjadinya integrasi budaya Hindu Jawa di Bali sekaligus tercapainya puncak kebudayaan Jawa Bali Hindu di Bali terutama pada masa kekuasaan Raja Udayana ini Tampak terjadi penguatan penggunaan Bahasa Jawa Kuno yang di Bali disebut sebagai Bahasa Kawi yang tampaknya sejak saat itu semakin sering dipergunakan sebagaimana dapat dilihat dari aspek sosial budaya hukum pertahanan ekonomi dan politik Di Pulau Bali terdapat adanya unsur kata Jaya yang digunakan pada keempat gelar raja Bali Kuno Adanya unsur yang sama tersebut rupanya bukan semata mata bersifat kebetulan tetapi juga menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara mereka Kemungkinan adanya hubungan kekerabatan di antara mereka diperkuat oleh keterangan dalam Kakawin Bharatayuddha Dalam kitab itu dikatakan bahwa Sri Jayabhaya dari Kadiri sempat meluaskan kekuasaannya ke Nusantara bagian timur dan tidak ada pulau yang sanggup mempertahankan diri dari kekuasaan Jayabhaya 10 Empat orang raja yang menggunakan unsur Jaya dalam gelarnya yaitu Sri Maharaja Sri Jayasakti tahun 1055 1072 Saka 1133 1150 M setelah Jayasakti yang memerintah adalah Sri Maharaja Sri Ragajaya tahun 1077 Saka 1155 M Ragajaya kemudian digantikan oleh Raja Sri Maharaja Jayapangus tahun 1099 1103 Saka 1178 1181 M Dan lalu Sri Maharaja Ekajayalancana beserta ibunya yaitu Sri Arjaryya Dengjaya Ketana yang mengeluarkan prasastinya pada tahun 1122 Saka 1200 M 11 Hubungan kekeluargaan di antara mereka tidak diketahui secara pasti Walaupun demikian berdasarkan kelaziman dalam sistem pergantian kepala negara suatu kerajaan tradisional serta digunakannya unsur jaya dalam gelar masing masing raja itu maka kemungkinan besar hubungan antara raja yang satu dan penggantinya merupakan hubungan ayah dengan anaknya Jika tidak demikian paling tidak mereka dipertalikan oleh hubungan kekeluargaan yang sangat dekat Masa pemerintahan keempat raja itu hampir sezaman dengan masa pemerintahan raja raja Jayabhaya 1135 1159 M Sri Sarweswara 1159 1169 M Sri Aryeswara 1169 1180 M Kroncaryadhipa atau Sri Gandra 1180 1182 M Kameswara 1182 1194 M dan Kertajaya atau Srengga 1194 1222 M di kerajaan Kadiri di Jawa Timur 12 Ekonomi SuntingPerekonomian kerajaan Kadiri sangat bergantung pada perdagangan luar negerinya Ekspor Jawa antara lain adalah gading cula badak mutiara kayu wangi seperti kayu cendana adas cengkih pala sejenis belati yang disebut keris belerang kesumba nuri putih benang sulam kapas kain kepar dan lain lain diproduksi di daerah daerah yang menjadi vasal Kediri seperti cengkih di Maluku dan kayu cendana di Pulau Timor Lada adalah target utama kapal dagang Cina Di sisi lain impor dari Tiongkok termasuk piring emas dan perak pernis seladon dan perlengkapan porselen putih dan bahan kimia seperti sinabar tawas dan arsen sulfida yang digunakan dalam produksi pencelupan dan kerajinan tangan Selain itu meskipun memiliki mata uangnya sendiri sejumlah besar koin dari Dinasti Song dibawa masuk ke negara tersebut yang menyebabkan berkembangnya ekonomi moneter di Kediri nbsp Arca Ganesha dan pecahan candi di Karesidenan Kediri tahun 1866 1867 nbsp Situs Tondowongso di Kediri tahun 2007 Menurut sumber berita dari Tiongkok pekerjaan utama orang Panjalu berkisar pada pertanian bercocok tanam padi peternakan sapi babi hutan unggas dan perdagangan rempah rempah Daha ibu kota Kerajaan Panjalu terletak di pedalaman dekat lembah sungai Brantas yang subur Dari masa pemerintahan kerajaan sebelumnya Kahuripan Panjalu mewarisi sistem irigasi termasuk bendungan Waringin Sapta Perekonomian Panjalu sebagian dimonetisasi dengan koin emas dan perak yang dikeluarkan oleh istana Pada periode periode selanjutnya perekonomian Kadiri tumbuh dengan lebih bertumpu pada perdagangan khususnya perdagangan rempah rempah Hal ini dihasilkan dari pengembangan angkatan laut Kediri memberi mereka kesempatan untuk mengontrol jalur perdagangan rempah rempah ke pulau pulau timur Panjalu mengumpulkan rempah rempah dari anak sungai di Kalimantan bagian selatan dan Kepulauan Maluku Orang India dan Asia Tenggara kemudian mengangkut rempah rempah ke pasar Mediterania dan Tiongkok melalui Rute Rempah rempah yang menghubungkan rantai pelabuhan dari Samudra Hindia ke Cina selatan Pertanian peternakan dan perdagangan berkembang pesat dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah Dia melaporkan bahwa peternakan ulat sutera untuk memproduksi pakaian sutra dan katun telah diadopsi oleh orang Jawa pada waktu itu Tidak ada hukuman fisik penjara atau penyiksaan bagi para penjahat Sebaliknya orang yang melakukan perbuatan melawan hukum terpaksa membayar denda berupa emas kecuali pencuri dan perampok yang dieksekusi mati Dalam adat perkawinan keluarga mempelai wanita menerima mas kawin berupa emas dari mempelai pria Alih alih mengembangkan pengobatan medis masyarakat Panjalu mengandalkan doa kepada dewa dan Buddha Pada bulan ke 5 tahun ini festival air dirayakan dengan orang orang yang bepergian dengan perahu di sepanjang sungai untuk merayakannya Pada bulan ke 10 festival lain diadakan di pegunungan Orang orang akan berkumpul di sana untuk bersenang senang dan memainkan berbagai musik dengan instrumen seperti seruling gendang dan gambang kayu bentuk gamelan kuno Hubungan dengan kekuatan regional Sunting nbsp Sriwijaya dan Panjalu Kediri sekitar abad ke 12 hingga awal abad ke 13Kerajaan Kadiri yang berkuasa di Jawa bersama dengan kedatuan Sriwijaya yang berbasis di Sumatera sepanjang abad ke 12 hingga ke 13 tampaknya telah mempertahankan hubungan perdagangan dengan Tiongkok dan sampai batas tertentu dengan India Catatan Cina mengidentifikasi kerajaan ini sebagai Tsao wa atau Chao wa Jawa sejumlah catatan dari Tiongkok menandakan bahwa penjelajah dan pedagang Cina sering mengunjungi kerajaan ini Hubungan dengan India adalah hubungan budaya karena sejumlah Rakawi yaitu penyair atau sarjana Jawa menulis literatur yang diilhami oleh mitologi kepercayaan dan epos Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana Pada abad ke 11 hegemoni Sriwijaya di kepulauan Nusantara mulai menurun ditandai dengan invasi Rajendra Chola dari kerajaan Chola ke Semenanjung Malaya dan Sumatera Melemahnya hegemoni Sriwijaya telah memungkinkan terbentuknya kerajaan kerajaan regional seperti Panjalu yang berbasis pertanian intensif selain daripada pesisir dan perdagangan Belakangan kerajaan Kadiri juga berhasil menguasai jalur perdagangan rempah rempah ke Maluku 13 Menurut berita Cina dan kitab Ling wai tai ta diterangkan bahwa dalam kehidupan sehari hari orang orang memakai kain sampai di bawah lutut Rambutnya diurai Rumah rumah mereka bersih dan teratur lantainya ubin yang berwarna kuning dan hijau Raja mengenakan pakaian sutra sepatu kulit dan perhiasan emas berukir Rambutnya disanggul tinggi tinggi di atas kepala dan memakai lonceng emas Setiap hari dia akan menerima pejabat negara dan menjalankan kerajaannya di atas takhta persegi Setelah pertemuan pejabat negara akan membungkuk tiga kali kepada raja Jika raja bepergian ke luar istana raja naik gajah atau kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 tentara bersenjata dan pejabat sementara rakyatnya orang orang Panjalu bersujud saat raja lewat dan baru berdiri setelahnya Tiga pangeran ditunjuk sebagai asisten raja Ada pejabat bergelar simajie samya haji dan luojielian rakryan Mereka mengelola urusan negara bersama sama seperti menteri utama di pusat tetapi tidak memiliki gaji tetap dihadiahi hasil bumi asli dan barang barang lainnya Di bawah mereka ada tiga ratus atau lebih juru tulis yang didelegasikan administrasi kota perbendaharaan negara lumbung dan tentara Para komandan militer dibayar dua puluh tael emas setahun Tentara memiliki 30 000 tentara yang juga dibayar dengan jumlah emas yang bervariasi setiap tahun Adat di negeri ini adalah melangsungkan akad nikah tanpa menggunakan mak comblang Pihak keluarga laki laki cukup memberikan hadiah berupa emas kepada keluarga pihak perempuan untuk dinikahkan Mereka tidak menetapkan hukuman untuk sebagian besar kejahatan Pihak yang bersalah hanya menebus dirinya dengan membayar denda dalam bentuk emas yang besarnya tergantung dari keseriusan kejahatannya Hanya perampokan yang dihukum mati Ada banyak monyet di pegunungan dan mereka tidak takut pada manusia Saat orang memanggil mereka dengan suara xiao xiao yaitu bersiul mereka langsung keluar Saat buah buahan dilemparkan ke mereka monyet terbesar keluar lebih dulu Penduduk setempat menyebutnya Raja Kera Setelah selesai makan monyet lainnya memakan apa yang ditinggalkannya Di negeri ini terdapat kebun bambu tempat diadakannya sabung ayam dan adu babi hutan Rumah mereka megah dan dihiasi dengan emas dan batu giok Pedagang yang berkunjung ditempatkan di wisma tamu Makanan mereka kaya dan memperhatikan kebersihan Penduduk setempat membuat rambut mereka terurai dan tidak terikat pakaian mereka dililitkan di dada dan sampai ke lutut Saat sakit mereka tidak minum obat tetapi hanya berdoa kepada dewa dan Buddha Orang orang telah memberikan nama tetapi bukan nama keluarga marga Mereka terburu nafsu dan suka berperang dan memiliki permusuhan jangka panjang dengan Sanfoqi Sriwijaya kedua negara sering saling menyerang 14 nbsp Wayang Kulit boneka Dewi Ragil Kuning putri Kerajaan Kadiri Masih menurut Chou Ku fei bahwa kerajaan Panjalu kekuasaannya sangat luas dan kaya raya menurutnya di dunia saat itu ada tiga kerajaan kaya yaitu kekhalifahan Abbasiyah yang berkuasa di Arab kerajaan Panjalu yang menguasai bagian timur Nusantara dan Sriwijaya yang menguasai bagian barat Nusantara 15 Chou Ju kua Pinyin Zhao Rǔguo 1170 1231 seorang pegawai resmi Dinasti Song menuliskan dalam bukunyaZhu fan zhi Hanzi 諸蕃志 Wade Giles Chu fan chi menggambarkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara ada dua kerajaan yang kuat dan kaya Sriwijaya dan Jawa Panjalu Di Jawa ia menemukan bahwa orang orang menganut dua agama Buddha dan agama Brahmana Hindu Orang Jawa adalah pemberani dan pemarah mereka berani untuk melawan Waktu luangnya dipergunakan untuk mengadu binatang hiburan favoritnya adalah sabung ayam dan adu babi Mata uangnya dibuat dari campuran tembaga perak dan timah Dalam kitab Chu fan chi menyebut bahwa maharaja Jawa mempunyai wilayah jajahan Pai hua yuan Pacitan Ma tung Medang Ta pen Tumapel sekarang Malang Hi ning Dieng Jung ya lu Hujung Galuh sekarang Surabaya Tung ki Jenggi Papua Barat Tak kang Sumba Huang ma chu Papua Barat Daya Ma li Bali Kulun Gurun diidentifikasi sebagai Gorong atau Sorong di Papua Barat atau sebuah pulau di Nusa Tenggara butuh rujukan Tan jung wu lo Tanjungpura di Kalimantan Ti wu Timor Pingya i Banggai di Sulawesi dan Wu nu ku Maluku 16 Mengenai Sriwijaya Chou Ju kua melaporkan bahwa Kien pi Kampe di Sumatera bagian utara dengan pemberontakan bersenjatanya telah membebaskan diri dari pengaruh Sriwijaya dan menobatkan raja mereka sendiri Nasib yang sama menimpa beberapa koloni Sriwijaya di Semenanjung Malaya yang membebaskan diri dari dominasi Sriwijaya Namun Sriwijaya masih negara terkuat dan terkaya di bagian barat Nusantara Koloni Sriwijaya adalah Pong fong Pahang Tong ya nong Trengganu Ling ya ssi kia Langkasuka Kilan tan Kelantan Fo lo an Ji lo t ing Jelutong Ts ien mai Pa t a Paka Tan ma ling Tambralinga Ligor atau Nakhon Si Thammarat Kia lo hi Grahi bagian utara Semenanjung Malaya Pa lin fong Palembang Sin t o Sunda Lan wu li Lamuri di Aceh dan Si lan Menurut sumber ini pada awal abad ke 13 Sriwijaya masih menguasai Sumatera Semenanjung Malaya dan Jawa bagian barat Sunda Mengenai Sunda buku tersebut merinci bahwa pelabuhan Sunda Sunda Kelapa sangat bagus dan letaknya strategis serta lada hitam dari Sunda termasuk yang kualitasnya terbaik Masyarakatnya bekerja di bidang pertanian rumah mereka dibangun di atas tiang kayu rumah panggung Namun negara itu penuh dengan perampok dan pencuri Keruntuhan SuntingKerajaan Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Prabu Kertajaya dan dikisahkan dalam Pararaton juga Nagarakretagama Artikel utama Pemberontakan Ken Arok Pada tahun 1222 raja Srengga atau Kertajaya sedang berselisih dengan kaum Brahmana penyebabnya karena ia sang raja berkeinginan untuk disembah selayaknya dewa Para pendeta yang menolak dan dengan kondisi terpojok tersebut kemudian pergi dari ibu kota kerajaan dan meminta perlindungan kepada seorang akuwu Tumapel sekitar Malang sekarang yang bernama Ken Angrok Kebetulan Ken Arok juga bercita cita ingin memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan dari Kadiri Puncak peperangan antara Kadiri dan Tumapel terjadi dekat Desa Ganter Genter di wilayah timur Kadiri Tatkala pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kadiri Kertajaya sendiri melarikan diri dan bersembunyi naik menuju kahyangan atau dianggap meninggal Kitab Nagarakretagama juga mengisahkan secara singkat berita kekalahan Kertajaya tersebut Disebutkan bahwa Kertajaya melarikan diri dan bersembunyi dalam dewalaya alam tempat dewa Kedua naskah tersebut sama sama memberitakan tempat pelarian Kertajaya adalah alam dewata Kemungkinan yang dimaksud adalah Kertajaya bersembunyi di dalam sebuah candi pemujaan atau Kertajaya tewas dan pergi ke alam dewa Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kadiri yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari Setelah Ken Arok mengalahkan Kertajaya Kadiri menjadi suatu wilayah di bawah kekuasaan Tumapel Ken Arok mengangkat Jayasabha putra Kertajaya sebagai bupati Kadiri Tahun 1258 1180 Saka Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya Pada tahun 1271 1193 Saka Sastrajaya digantikan putranya yaitu Jayakatwang 2 Tahun Saka Laut Manusia 1144 itulah sirnanya raja Kertajaya Atas perintah Siwaputera Jayasaba berganti jadi raja Tahun Saka delapan satu satu 1180 Sastrajaya raja Kediri Tahun tiga sembilan Siwa Raja 1193 Jayakatwang raja terakhir Kakawin Nagarakretagama Pupuh 44 Artikel utama Pemberontakan Jayakatwang Informasi lebih lanjut Serbuan Yuan Mongol ke Jawa Pada tahun 1292 raja bawahan sekaligus besan dari raja yaitu Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh raja Kertanagara karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Angrok Setelah berhasil membunuh Kertanagara Jayakatwang membangun kembali Kerajaan leluhurnya Kadiri namun hanya bertahan selama satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Kekaisaran Mongol dibawah Ike Mese dan pasukan menantu Kertanagara Raden Wijaya pendiri Majapahit Daftar penguasa Panjalu SuntingRaja raja yang berkuasa di Kadiri Masa pemerintahan Sri Maharaja Prasasti dan berita1042 1051 Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa Sri Samarawijaya Disebutkan di prasasti Pucangan 1041 Pandan 1042 Pamwatan 1042 Bergelar sebagai rakai hino putra mahkota diduga adalah raja pertama Panjalu setelah peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga kepada kedua putranya 1051 1112 Sri Jitendra Kara Paladewa Wuryyawiryya Parakrama Bhakta Sri Jitendrakara Disebutkan dalam prasasti Mataji 1051 1112 1135 Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Sakalabhuwana Tustikarana Sarwaniwariwirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa Sri Bameswara prasasti Karanggayam 1112 prasasti Pandlegan I 1116 prasasti Panumbangan 1120 prasasti Pagiliran 1120 prasasti Karangrejo 1124 prasasti Geneng 1128 prasasti Candi Tuban 1129 prasasti Tangkilan 1130 prasasti Besole 1132 prasasti Bameswara 1135 1135 1159 Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa Jayabaya Disebutkan dalam Kakawin Bharatayuddha prasasti Hantang 1135 Talan 1136 dan Jepun 1144 Janggala ditaklukkan dan bersatu kembali dengan Kadiri 1159 1169 Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa Sri Sarweswara Disebutkan dalam prasasti Padlegan II 1159 Kahyunan 1161 dan Rini 1164 1169 1180 Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka Sakalabhuwanaritiniwiryya Parakrama Uttunggadewa Sri Aryeswara Disebutkan dalam prasasti Mleri 1169 dan Angin 1171 1180 1182 Sri Maharaja Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka Parakrama Anindita Digjaya Uttunggadewa Sri Gandra Sri Gandra Disebutkan dalam prasasti Manggar 1180 dan Jaring 1181 1182 1194 Sri Maharaja Rake Sirikan Sri Kameswara Sakalabhuwanatustikarana Sarwaniwaryyawiryya Parakrama Digjaya Uttunggadewa Kameswara Disebutkan dalam prasasti Semanding 1182 dan Ceker 1185 1194 1222 Paduka Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawatara Anindita Srenggalancana Digjaya Uttunggadewa Kertajaya Disebutkan dalam prasasti Sapu Angin 1190 prasasti Galunggung 1194 prasasti Kamulan 1194 prasasti Palah 1197 prasasti Biri 1202 prasasti Tuliskriyo 1202 prasasti Sumberingin 1204 prasasti Lawadan 1205 prasasti Merjosari 1216 Nagarakretagama 1365 dan Pararaton Gugur tahun 1144 Saka 1222 Pemberontakan Jayakatwang dari Gelang gelang atau Gegelang yang menghidupkan kembali dinasti kedua Kadiri yang berumur pendek 1292 1293 Sri Jayakatwang Jayakatwang Disebutkan dalam prasasti Kudadu 1294 Kakawin Nagarakretagama 1365 dan Pararaton Situs budaya Kadiri SuntingCandi Sunting nbsp Candi PenataranCandi Penataran Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud di sebelah utara Blitar dibangun pada masa Raja Srengga dari kerajaan Kadiri Candi Gurah terletak di Gurah Kediri Candi Dorok terletak di Manggis Puncu Kediri Petirtaan Jatimulyo terletak di Kepung Kediri Karya Sastra Sunting Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan oleh Mpu Panuluh Kakawin Lubdhaka dan Kakawin Wrettasancaya adalah karya Mpu Tanakung Kakawin Hariwangsa Kakawin Bhomakawya dan Kakawin Gatotkachasraya ditulis oleh Mpu Panuluh Kakawin Smaradahana ditulis oleh Mpu Dharmaja Kakawin Sumanasantaka ditulis oleh Mpu Monaguna Kakawin Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna Prasasti Sunting Prasasti Mataji 1051 Prasasti Pupus tinulad 1100 Prasasti Karanggayam 1112 Prasasti Padlegan 1117 Prasasti Panumbangan 1120 Prasasti Pagiliran 1120 Prasasti Karangrejo 1124 Prasasti Geneng 1128 Prasasti Candi Tuban 1129 Prasasti Tangkilan 1130 Prasasti Sukorejo Puhpelem Wonogiri 1131 Prasasti Besole 1132 Prasasti Bameswara 1135 Prasasti Hantang 1135 Prasasti Talan 1136 Prasasti Jepun 1144 Prasasti Padlegan II 1159 Prasasti Kahyunan 1161 Prasasti Rini 1164 Prasasti Mleri 1169 Prasasti Angin 1171 Prasasti Manggar 1180 Prasasti Jaring 1181 Prasasti Semanding 1182 Prasasti Ceker 1185 Prasasti Sapu Angin 1190 Prasasti Galunggung 1194 Prasasti Kamulan 1194 Prasasti Palah 1197 Prasasti Subasita 1198 Prasasti Mleri II 1198 Prasasti Biri 1202 Prasasti Tuliskriyo 1202 Prasasti Sumberingin Kidul 1204 Prasasti Lawadan 1205 Prasasti Merjosari 1216 Prasasti Bulugledeg Bendo Magetan Situs Sunting Arca dwarapala Totok Kerot di Pagu Kediri Gua Selomangleng terletak di Mojoroto Kediri Situs Tondowongso ditemukan pada awal tahun 2007 diyakini sebagai peninggalan dari kerajaan Kadiri Situs Adan Adan terletak di Desa Adan adan Gurah Kediri Jawa Timur Yang memiliki bermacam temuan benda benda bersejarah seperti batuan fondasi candi makara sistem pertirtaan pengairan diduga embung pecahan keramik dan beberapa arca peninggalan era kerajaan Panjalu dan Tumapel Lihat pula SuntingKerajaan Jenggala Kerajaan Medang Wangsa Isyana Wangsa SyailendraDaftar pustaka SuntingH J de Graaf dan T H Pigeaud 2001 Kerajaan Islam Pertama di Jawa Terj Jakarta Pustaka Utama Grafiti Slamet Muljana 1979 Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya Jakarta Bhratara Poesponegoro amp Notosusanto ed 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Balai Pustaka Didahului oleh Medang Kahuripan Kerajaan Hindu Buddha1042 1222 Diteruskan oleh TumapelReferensi Sunting https www britannica com place Kadiri https storymaps arcgis com stories 39bce63e4e0642d3abce6c24db470760 a b Wignjosoebroto Wiranto MENCARI JEJAK KAHURIPAN Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa Penerbit K Media ISBN 978 602 6287 19 9 Prasasti Kamalagean dusun Klagen desa Tropodo kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo Jaw Informasi Situs Budaya Indonesia 2017 09 18 Diakses tanggal 2017 12 15 http www spaetmittelalter uni hamburg de java history JavaNK Java1365 Nagara Kertagama Canto 63 69 html https storymaps arcgis com stories 39bce63e4e0642d3abce6c24db470760 https www kedirikota go id p dalamberita 6351 silsilah raja raja kerajaan kediri dan asal usulnya https www museumnasional or id panji cerita asli indonesia 1836 Dr Cense 1889 Band Tijdschr V Ind Taal Land en Volkenkunde 32 h 424 Poerbatjaraka 1968 Tjerita Pandji dalam Perbandingan h 410 Nugroho Irawan Djoko 2011 Majapahit Peradaban Maritim h 42 dan 355 Krom 1956 hlm 154 155 Dawan Lanang Sabtu 14 Mei 2011 SRI SURADHIPA PEMECUTAN BEDULU MAJAPAHIT Diakses tanggal 2019 12 18 Periksa nilai tanggal di date bantuan cf Damais 1952 hlm 66 71 Sumadio dkk 1990 hlm 267 272 306 https www britannica com place Kadiri https storymaps arcgis com stories 39bce63e4e0642d3abce6c24db470760 https repositori kemdikbud go id 18404 Soekmono R 1988 Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2 2nd ed dalam bahasa indonesian Yogyakarta Penerbit Kanisius hlm 60 Parameter orig date yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Kadiri amp oldid 24484212