www.wikidata.id-id.nina.az
Jayakatwang adalah bupati Gelanggelang kini termasuk wilayah Madiun yang pada tahun 1292 memberontak dan meruntuhkan kerajaan Singhasari untuk membangkitkan kembali kerajaan leluhurnya yaitu Kadiri tetapi hanya bertahan selama setahun sebelum dihancurkan oleh pasukan gabungan kekaisaran Mongol dan Majapahit JayakatwangSri JayakatyĕngPenguasa GelanggelangBerkuasa1271 1293Informasi pribadiKelahiranDaha KediriJawa TimurKematian1293Hujung Galuh sekarang Surabaya Jawa TimurWangsaIsyanaAyahSastrajaya putra Jayashaba putra KertajayaPasanganHurukbali putri Wisnuwardhana AnakArdharaja dllAgamaHindu Buddha Daftar isi 1 Silsilah Jayakatwang 2 Penguasa Gelanggelang 3 Pemberontakan Jayakatwang 4 Kekalahan Jayakatwang 5 Lihat pula 6 ReferensiSilsilah Jayakatwang SuntingJayakatwang juga sering kali disebut dengan nama Sanjaya Aji Katong atau Jayakatyeng Dalam berita Tiongkok ia disebut Ha ji ka tang Nagarakretagama dan Kidung Harsawijaya menyebutkan Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya raja terakhir Kadiri Dikisahkan pada tahun 1222 Ken Arok mengalahkan Kertajaya Sejak itu Kadiri menjadi bawahan Singhasari di mana sebagai bupatinya adalah Jayasabha putra Kertajaya Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya yaitu Jayakatwang Ayah Jayakatwang Sastrajaya menikah dengan saudari perempuan raja Wisnuwardhana karena di dalam prasasti Mula Malurung Jayakatwang disebut sebagai keponakan Seminingrat nama lain Wisnuwardhana Prasasti itu juga menyebutkan nama istri Jayakatwang adalah Turukbali putri Seminingrat Dari prasasti Kudadu diketahui Jayakatwang memiliki putra bernama Ardharaja yang menjadi menantu Kertanagara Jadi hubungan antara Jayakatwang dengan Kertanagara adalah sepupu sekaligus ipar sekaligus besan Penguasa Gelanggelang SuntingNagarakretagama Pararaton Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama menyebut Jayakatwang adalah raja bawahan di Kadiri yang memberontak terhadap Kertanagara di Singhasari Naskah prasasti Kudadu dan prasasti Penanggungan menyebut Jayakatwang pada saat memberontak masih menjabat sebagai bupati Gelang Gelang Setelah Singhasari runtuh baru kemudian ia menjadi raja di Kadiri Sempat muncul pendapat bahwa Gelang Gelang merupakan nama lain dari Kadiri Namun gagasan tersebut digugurkan oleh naskah prasasti Mula Malurung 1255 Dalam prasasti itu dinyatakan dengan tegas kalau Gelang Gelang dan Kadiri adalah dua wilayah yang berbeda Prasasti itu menyebutkan kalau saat itu Kadiri diperintah Kertanagara sebagai yuwaraja raja muda sedangkan Gelang Gelang diperintah oleh Hurukbali dan Jayakatwang Lagi pula lokasi Kadiri berada di daerah Kediri sedangkan Gelang Gelang ada di daerah Madiun Kedua kota tersebut terpaut jarak puluhan kilometer Pemberontakan Jayakatwang SuntingPararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan Jayakatwang menyimpan dendam karena leluhurnya Kertajaya Kadiri dikalahkan Ken Arok pendiri Singhasari Suatu hari ia menerima kedatangan Wirondaya Ranggalawe putra Aria Wiraraja yang menyampaikan surat dari ayahnya sebagai balasan formal terhadap permintaan pertimbangan yang diajukan Jayakatwang sebelumnya mengingat Aria Wiraraja adalah dianggap sesepuh Jayakatwang Dimana isi pertanyaan surat sebelumnnya mungkinkah Jayakatwang bisa melakukan balas dendam terhadap Kertanegara akibat kekuasaan Kadiri yang dipimpin Kertajaya merupakan leluhur Jayakatwang telah ditaklukkan Ken Arok leluhur dari Kertanegara Atas pertanyaan ini Aria Wiraraja menyarankan supaya Jayakatwang jika telah terpikirkan secara matang segera melakukan penyerangan karena saat itu Singhasari sedang dalam keadaan kosong ditinggal sebagian besar pasukannya ke luar Jawa pengiriman pasukan ini yang juga dikenal sebagai Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara Adapun Aria Wiraraja adalah mantan pejabat Singhasari yang dimutasi ke Sumenep karena dianggap sebagai penentang politik Kertanagara Yang pada akhirnya di kemudian hari Aria Wiraraja menyayangkan dan sangat menyesali terhadap apa yang dilakukannya dengan Jayakatwang Jayakatwang melaksanakan saran Aria Wiraraja Ia mengirim pasukan kecil yang dipimpin Jaran Guyang menyerbu Singhasari dari utara Mendengar hal itu Kertanagara segera mengirim pasukan untuk menghadapi yang dipimpin oleh menantunya bernama Raden Wijaya Pasukan Jaran Guyang berhasil dikalahkan Namun sesungguhnya pasukan kecil ini hanya bersifat pancingan supaya pertahanan kota Singhasari kosong Pasukan kedua Jayakatwang menyerang Singhasari dari arah selatan dipimpin oleh Patih Mahisa Mundarang Kebo Mundarang Dalam serangan tak terduga ini Kertanagara tewas di dalam istananya Menurut prasasti Kudadu Ardharaja putra Jayakatwang yang tinggal di Singhasari bersama istrinya ikut serta dalam pasukan Raden Wijaya Tentu saja ia berada dalam posisi sulit karena harus menghadapi pasukan ayahnya sendiri Ketika mengetahui kekalahan Singhasari Ardaraja berbalik meninggalkan Raden Wijaya dan memilih bergabung dengan pasukan Gelang Gelang Kekalahan Jayakatwang SuntingPeristiwa kehancuran Singhasari terjadi pada tahun 1292 Jayakatwang lalu menjadi raja dengan Kadiri sebagai pusat pemerintahannya Atas saran Aria Wiraraja Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya yang datang menyerahkan diri Raden Wijaya kemudian diberi alas Tarik Hutan Tarik Sidoarjo untuk dibuka menjadi kawasan perburuan Sesungguhnya Aria Wiraraja telah berbalik melawan Jayakatwang Saat itu Wiraraja ganti membantu Raden Wijaya untuk merebut kembali takhta peninggalan mertuanya Pada tahun 1293 pasukan Mongol datang untuk menghukum Kertanagara yang telah berani menyakiti utusan Kubilai Khan tahun 1289 Pasukan Mongol tersebut diterima Raden Wijaya di desanya yang bernama Majapahit Raden Wijaya yang mengaku sebagai ahli waris Kertanagara bersedia menyerahkan diri kepada Kubilai Khan asalkan terlebih dahulu dibantu mengalahkan Jayakatwang Berita Tiongkok menyebutkan perang terjadi pada tanggal 20 Maret 1293 Gabungan pasukan Mongol dan Majapahit menggempur kota Kadiri sejak pagi hari Sekitar 5000 orang Kadiri tewas menjadi korban Akhirnya pada sore harinya Jayakatwang menyerah dan ditawan di atas kapal Mongol Dikisahkan kemudian pasukan Mongol ganti diserang balik oleh pihak Majapahit untuk diusir keluar dari tanah Jawa Sebelum meninggalkan Jawa pihak Mongol sempat menghukum mati Jayakatwang dan Ardharaja di atas kapal mereka Menurut kitab Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama Jayakatwang yang telah menyerah lalu ditawan di benteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh Menurut Pararaton dan Kidung Harsawijaya ia meninggal di dalam tahanan penjara Hujung Galuh setelah menyelesaikan sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman Lihat pula SuntingInvasi Yuan Mongol ke JawaReferensi SuntingSlamet Muljana 1979 Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya Jakarta Bhratara Slamet Muljana 2005 Menuju Puncak Kemegahan terbitan ulang 1965 Yogyakarta LKIS Poesponegoro M D Notosusanto N editor utama Sejarah Nasional Indonesia Edisi ke 4 Jilid II Jakarta Balai Pustaka 1990 Didahului oleh Kertajaya Raja Kadiri1292 1293 Diteruskan oleh Akhir riwayat Kadiri serta wangsa Isyana digantikan Majapahit Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Jayakatwang amp oldid 24149984