www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini bukan mengenai Tetrasi Halaman ini berisi artikel tentang titrasi volumetri Untuk kegunaan lain lihat Titrasi disambiguasi Titrasi juga dikenal sebagai titrimetri 1 dan analisis volumetri adalah metode laboratorium umum dari analisis kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi analit zat yang akan dianalisis yang teridentifikasi Suatu reagen yang disebut titran titer atau titrator 2 dibuat sebagai larutan standar yang konsentrasi dan volumenya diketahui Titran bereaksi dengan larutan analit atau titrat untuk menentukan konsentrasi analit Volume titran yang bereaksi dengan analit disebut volume titrasi Buret dan labu Erlenmeyer labu kerucut digunakan untuk titrasi asam basa Daftar isi 1 Sejarah dan etimologi 2 Prosedur 2 1 Teknik preparasi 3 Kurva titrasi 4 Jenis jenis titrasi 4 1 Titrasi asam basa 4 2 Titrasi redoks 4 3 Titrasi fase gas 4 4 Titrasi kompleksometri 4 5 Titrasi potensial zeta 4 6 Asai 5 Menentukan titik akhir titrasi 5 1 Titik akhir dan titik ekuivalen titrasi 5 2 Titrasi balik 6 Metode grafis 7 Penggunaan khusus 7 1 Titrasi asam basa 7 2 Titrasi redoks 7 3 Lain lain 8 Lihat pula 9 Referensi 10 Pranala luarSejarah dan etimologi suntingKata titrasi berasal dari kata bahasa Prancis titrer 1543 yang berarti proporsi emas atau perak dalam koin atau dalam karya emas atau perak yaitu ukuran kehalusan atau kemurnian Tiltre menjadi titre 3 yang berarti kehalusan emas paduan 4 dan kemudian konsentrasi suatu zat dalam sampel tertentu 5 Pada tahun 1828 ahli kimia Prancis Joseph Louis Gay Lussac pertama kali menggunakan titre sebagai kata kerja titrer yang berarti menentukan konsentrasi suatu zat dalam sampel tertentu 6 Analisis volumetri berasal dari Prancis pada akhir abad ke 18 Francois Antoine Henri Descroizilles fr mengembangkan buret pertama yang mirip dengan gelas ukur pada tahun 1791 7 8 9 Gay Lussac mengembangkan versi buret yang lebih baik yang mencakup lengan samping dan menemukan istilah pipet dan buret dalam makalah tahun 1824 tentang standardisasi larutan indigo 10 Buret sejati pertama ditemukan pada tahun 1845 oleh ahli kimia Prancis Etienne Ossian Henry 1798 1873 11 12 13 14 Terobosan penting dalam metodologi dan popularisasi analisis volumetrik dilakukan oleh Karl Friedrich Mohr yang mendesain ulang buret dengan memasang klem dan tip pada bagian bawah dan menulis buku teks pertama tentang topik tersebut Lehrbuch der chemisch analytischen Titrirmethode Buku teks metode titrasi kimia analitik dipublikasikan pada tahun 1855 15 16 Prosedur sunting nbsp Analisis sampel tanah menggunakan titrasi Pada umumnya titrasi dimulai dengan gelas kimia beaker atau labu Erlenmeyer yang berisi analit dalam jumlah yang sangat tepat dan sejumlah kecil indikator seperti fenolftalein yang ditempatkan di bawah buret atau pipet semprit kimia yang berisi titran dan telah dikalibrasi 17 Sejumlah kecil titran kemudian ditambahkan ke dalam analit dan indikator hingga indikator berubah warna karena bereaksi dengan kelebihan titran yang menunjukkan tibanya titik akhir titrasi yang berarti jumlah titran telah menyeimbangkan jumlah analit yang ada sesuai dengan reaksi antara keduanya Bergantung pada titik akhir yang diinginkan satu tetes titran atau kurang dapat menyebabkan perbedaan antara perubahan permanen dan sementara pada indikator Ketika titik akhir reaksi dicapai volume reaktan yang dikonsumsi diukur dan digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dengan persamaan Ca CtVtMVa displaystyle mathbf C a frac mathbf C t mathbf V t mathbf M mathbf V a nbsp dengan Ca adalah konsentrasi analit biasanya dalam molaritas Ct adalah konsentrasi titer biasanya dalam molaritas Vt adalah volume titer yang digunakan biasanya dalam liter M adalah rasio mol analit dan pereaksi dari persamaan kesetimbangan kimia dan Va adalah volume analit yang digunakan biasanya dalam liter 18 Teknik preparasi sunting Umumnya titrasi memerlukan titran dan analit dalam bentuk cairan larutan Meskipun padatan biasanya dilarutkan terlebih dahulu ke dalam larutan berair beberapa pelarut seperti asam asetat glasial atau etanol digunakan untuk kepentingan khusus seperti dalam petrokimia yang dikhususkan pada minyak bumi 19 Analit pekat sering kali diencerkan untuk meningkatkan akurasi Kebanyakan titrasi non asam basa memerlukan pH yang konstan selama reaksi Oleh karena itu larutan penyangga buffer solution dapat ditambahkan ke dalam bejana titrasi untuk mempertahankan pH 20 Jika dua pereaksi dalam satu sampel dapat bereaksi dengan titran dan hanya satu analit yang dikehendaki larutan penopeng masking solution terpisah dapat ditambahkan ke dalam bejana reaksi untuk menopengi efek ion yang tidak diinginkan 21 Beberapa reaksi reduksi oksidasi redoks mungkin memerlukan pemanasan larutan sampel dan titrasi saat larutan masih panas untuk meningkatkan laju reaksi Sebagai contoh oksidasi beberapa larutan oksalat memerlukan pemanasan hingga suhu 60 C 140 F untuk mempertahankan agar laju reaksi tetap 22 Kurva titrasi suntingArtikel utama Kurva titrasi nbsp Kurva titrasi khas dari asam diprotik yang dititrasi dengan basa kuat Yang ditunjukkan di sini adalah asam oksalat yang dititrasi dengan natrium hidroksida Kedua titik ekuivalen terlihat jelas Kurva titrasi adalah kurva planar dalam grafik dengan sumbu x menyatakan volume titran yang ditambahkan sejak awal titrasi sedangkan sumbu y menyatakan konsentrasi analit pada setiap tahapan titrasi dalam suatu titrasi asam basa sumbu y biasanya mewakili pH larutan 23 Dalam titrasi asam basa kurva titrasi merefleksikan kekuatan asam dan basa terkait Untuk asam kuat dan basa kuat kurvanya akan relatif mulus dan sangat tajam di sekitar titik ekuivalen Oleh karena itu perubahan kecil pada volume titran di sekitar titik ekuivalen akan mengakibatkan perubahan pH yang besar dan banyak indikator yang mampu mendeteksinya misalnya kertas lakmus fenolftalein atau bromotimol biru Jika salah satu pereaksinya merupakan asam atau basa lemah dan pereaksi lainnya merupakan asam atau basa kuat kurva titrasi tidak wajar dan pergeseran pH berkurang dengan penambahan sedikit titran di sekitar titik ekuivalen Sebagai contoh kurva titrasi untuk titrasi antara asam oksalat asam lemah dan natrium hidroksida basa kuat seperti tampak pada gambar Titik ekuivalen terjadi antara pH 8 10 yang menunjukkan bahwa larutan bersifat basa pada titik ekuivalen dan indikator seperti fenolftalein akan sesuai Kurva titrasi yang berhubungan dengan basa lemah dan asam kuat mempunyai gambaran yang serupa dengan larutan bersifat asam pada titik ekuivalen dan indikator yang sesuai adalah metil jingga dan bromotimol biru Titrasi antara asam lemah dan basa lemah mempunyai kurva titrasi yang sangat tidak wajar Oleh karena itu tidak ada indikator pasti yang cocok dan pH meter sering digunakan untuk memantau reaksi 24 Jenis fungsi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kurva titrasi disebut fungsi sigmoid Jenis jenis titrasi suntingTerdapat berbagai jenis titrasi dengan prosedur dan tujuan yang berbeda beda Jenis titrasi kualitatif yang paling umum adalah titrasi asam basa dan titrasi redoks Titrasi asam basa sunting Artikel utama Asidi alkalimetri nbsp Metil jinggaIndikator Warna pada suasana asam Rentang perubahan warna pH Warna pada suasana basaMetil ungu Kuning 0 0 1 6 UnguBromofenol biru Kuning 3 0 4 6 BiruMetil jingga Merah 3 1 4 4 KuningMetil merah Merah 4 4 6 3 KuningLakmus Merah 5 0 8 0 BiruBromotimol biru Kuning 6 0 7 6 BiruFenolftalein Nirwarna 8 3 10 0 PinkAlizarin Kuning Kuning 10 1 12 0 MerahTitrasi asam basa bergantung pada netralisasi antara asam dan basa ketika dicampur dalam larutan Selain sampel indikator pH yang sesuai ditambahkan ke bejana titrasi yang mewakili rentang pH pada titik ekuivalen Indikator asam basa menunjukkan titik akhir titrasi dengan perubahan warna Titik akhir dan titik ekuivalen tidak sama persis karena titik ekuivalen ditentukan secara stoikiometri reaksi sedangkan titik akhir hanyalah perubahan warna dari indikator Oleh karena itu kehati hatian dalam pemilihan indikator akan mengurangi kesalahan indikator Sebagai contoh jika titik ekuivalen berada pada pH 8 4 maka indikator fenolftalein akan digunakan sebagai pengganti Alizarin Kuning karena fenolftalein akan mengurangi kesalahan indikator Alizarin Indikator indikator umum warnanya dan rentang pH perubahan warnanya disajikan dalam tabel di atas 25 Jika diperlukan hasil yang lebih presisi atau jika reagennya berupa asam lemah dan basa lemah maka digunakan pH meter atau konduktometer Untuk basa yang sangat kuat seperti reagen organolitium amida logam dan hidrida air umumnya bukan pelarut yang cocok dan indikator yang pKa nya berada dalam rentang perubahan pH air jarang digunakan Sebaliknya titran dan indikator yang digunakan adalah asam yang jauh lebih lemah dan digunakan pelarut anhidrat seperti THF 26 27 nbsp Fenolftalein indikator yang umum digunakan dalam titrasi asam dan basa Perkiraan pH selama titrasi dapat diperkirakan melalui tiga jenis perhitungan Sebelum titrasi dimulai konsentrasi H displaystyle ce H nbsp dihitung dalam larutan asam lemah sebelum menambahkan basa apa pun Bila jumlah mol basa yang ditambahkan sama dengan jumlah mol asam awal atau disebut titik ekuivalen salah satu hidrolisis dan pH dihitung dengan cara yang sama seperti menghitung basa konjugasi dari asam yang dititrasi Antara titik awal dan akhir H displaystyle ce H nbsp diperoleh dari persamaan Henderson Hasselbalch dan campuran titrasi dianggap sebagai penyangga Dalam persamaan Henderson Hasselbalch asam dan basa dikatakan sebagai molaritas yang tetap ada bahkan dengan disosiasi atau hidrolisis Dalam penyangga H displaystyle ce H nbsp dapat dihitung dengan tepat tetapi disosiasi HA hidrolisis A displaystyle ce A nbsp dan swa ionisasi air harus diperhitungkan 28 Empat persamaan yang berbeda harus digunakan 29 H OH 10 14 displaystyle ce H ce OH 10 14 nbsp H Ka HA A displaystyle ce H K a ce frac HA A nbsp HA A nA nB V displaystyle ce HA ce A frac n ce A n ce B V nbsp H nBV A OH displaystyle ce H frac n ce B V ce A ce OH nbsp Dalam persamaan tersebut nA displaystyle n ce A nbsp dan nB displaystyle n ce B nbsp masing masing adalah mol asam HA dan garam XA dengan X adalah kation yang digunakan dalam penyangga dan volume larutan adalah V Hukum aksi massa diterapkan pada ionisasi air dan disosiasi asam untuk menurunkan persamaan pertama dan kedua Kesetimbangan massa digunakan pada persamaan ketiga di mana jumlah V HA displaystyle V ce HA nbsp dan V A displaystyle V ce A nbsp masing masing harus sama dengan jumlah mol asam dan basa terlarut Keseimbangan muatan digunakan dalam persamaan keempat di mana ruas kiri mewakili muatan total kation dan ruas kanan mewakili muatan total anion nBV displaystyle frac n ce B V nbsp adalah molaritas kation misalnya natrium jika garam natrium dari kation asam atau natrium hidroksida digunakan dalam pembuatan penyangga 30 Titrasi redoks sunting Artikel utama Titrasi redoks Titrasi redoks didasarkan pada reaksi reduksi oksidasi antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi Suatu potensiometer atau indikator redoks biasanya digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi misalnya ketika salah satu konstituennya adalah zat pengoksidasi kalium dikromat Perubahan warna larutan dari jingga menjadi hijau tidaklah pasti oleh karenanya perlu digunakan suatu indikator seperti natrium difenilamina 31 Analisis belerang dioksida dalam anggur wine memerlukan iodin sebagai zat pengoksidasi Dalam kasus ini amilum digunakan sebagai indikator kompleks amilum iodin berwarna biru terbentuk dengan adanya kelebihan iodin menandakan titik akhir titrasi 32 Beberapa titrasi redoks tidak memerlukan indikator karena warna konstituennya sangat pekat Misalnya dalam permanganometri warna merah muda yang sedikit bertahan menandakan titik akhir titrasi karena warna zat pengoksidasi kalium permanganat yang berlebih 33 Dalam iodometri pada konsentrasi yang cukup besar hilangnya ion triiodida berwarna merah cokelat tua dapat digunakan sebagai titik akhir meskipun pada konsentrasi yang lebih rendah sensitivitasnya perlu ditingkatkan dengan menambahkan indikator amilum yang membentuk kompleks biru tajam dengan triiodida nbsp Warna titrasi iodometri suatu campuran sebelum kiri dan sesudah kanan titik akhir titrasi Titrasi fase gas sunting Titrasi fase gas adalah titrasi yang dilakukan dalam fase gas khususnya sebagai metode untuk menentukan spesies reaktif melalui reaksi dengan kelebihan beberapa gas yang bertindak sebagai titran Dalam satu titrasi fase gas yang umum gas ozon dititrasi dengan nitrogen oksida sesuai reaksi berikut O3 NO O2 NO2 34 35 Setelah reaksi selesai kelebihan titran yang tersisa dan produk dikuantifikasi misalnya dengan spektroskopi transformasi Fourier atau FT IR ini digunakan untuk menentukan jumlah analit dalam sampel aslinya Titrasi fase gas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan spektrofotometri sederhana Pertama pengukuran tidak bergantung pada panjang gelombang karena panjang gelombang yang sama digunakan untuk mengukur kelebihan titran dan produk sekaligus Kedua pengukuran tidak bergantung pada perubahan linear absorbansi sebagai fungsi konsentrasi analit seperti yang didefinisikan dalam hukum Beer Lambert Ketiga ia berguna untuk sampel yang mengandung spesies spesies yang berinterferensi pada panjang gelombang yang biasanya digunakan untuk analit 36 Titrasi kompleksometri sunting Artikel utama Titrasi kompleksometri Titrasi kompleksometri bergantung pada pembentukan kompleks antara analit dan titran Secara umum mereka memerlukan indikator kompleksometri khusus yang membentuk kompleks lemah dengan analit Contoh paling umum adalah penggunaan indikator amilum untuk meningkatkan sensitivitas titrasi iodometri Kompleks amilum berwarna biru tua dengan iodin dan iodida lebih terlihat dibandingkan dengan iodin saja Indikator kompleksometri lainnya adalah Eriokrom Hitam T untuk titrasi ion kalsium dan magnesium dan zat pengelat EDTA yang digunakan untuk menitrasi ion logam dalam larutan 37 Titrasi potensial zeta sunting Artikel utama Titrasi potensial zeta Titrasi potensial zeta adalah titrasi yang titik akhirnya dipantau menggunakan potensial zeta bukan menggunakan indikator untuk menentukan karakteristik sistem heterogen seperti koloid 38 Salah satu penggunaannya adalah untuk menentukan titik isoelektrik ketika muatan permukaan menjadi nol yang dicapai dengan mengubah pH atau menambahkan surfaktan Penggunaan lainnya adalah penentuan dosis optimum untuk flokulasi atau stabilisasi 39 Asai sunting Artikel utama Asai dan Kuantifikasi virus Asai adalah suatu jenis titrasi biologis yang digunakan untuk menentukan konsentrasi virus atau bakteri Sederet pengenceran dilakukan terhadap sampel dalam perbandingan tetap misalnya 1 1 1 2 1 4 1 8 dst hingga pengenceran terakhir tidak memberikan hasil positif adanya virus Nilai positif atau negatif dapat ditentukan dengan cara pemeriksaan visual sel yang terinfeksi secara visual di bawah mikroskop atau dengan metode imunoenzimetri seperti penetapan kadar imunosorben taut enzim enzyme linked immunosorbent assay ELISA Nilai ini dikenal sebagai titer 40 Menentukan titik akhir titrasi suntingArtikel utama Titik ekuivalen Beberapa metode untuk menentukan titik akhir titrasi meliputi 41 Indikator Suatu senyawa yang berubah warna sebagai respons terhadap perubahan kimia Suatu indikator asam basa misalnya fenolftalein berubah warna tergantung pada pH Indikator redoks juga dapat digunakan Setetes larutan indikator ditambahkan sejak awal titrasi titik akhir titrasi telah tercapai ketika terjadi perubahan warna Potensiometer Suatu instrumen yang mengukur potensial elektroda suatu larutan Ini digunakan untuk titrasi redoks potensial elektroda kerja akan tiba tiba berubah ketika titik akhir titrasi tercapai nbsp Sebuah pH meter elementer yang dapat digunakan untuk memantau reaksi titrasi pH meter Sebuah potensiometer dengan elektroda yang potensialnya bergantung pada jumlah ion H yang ada dalam larutan Ini merupakan contoh elektroda ion selektif pH larutan diukur selama titrasi lebih akurat dibandingkan dengan indikator pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan mendadak pada pH yang diukur Konduktivitas Suatu pengukuran ion dalam suatu larutan Konsentrasi ion dapat berubah secara signifikan dalam suatu titrasi yang akan mengubah konduktivitas Misalnya selama titrasi asam basa ion H dan OH bereaksi membentuk H2O yang netral Karena total konduktansi bergantung pada keberadaan seluruh ion yang ada dalam larutan dan tidak semua ion memiliki kontribusi yang seimbang karena mobilitas dan kekuatan ion memperkirakan perubahan konduktivitas lebih sulit daripada mengukurnya Perubahan warna Dalam beberapa reaksi larutan berubah warna tanpa penambahan indikator Hal ini sering terlihat dalam titrasi redoks ketika perbedaan bilangan oksidasi produk dan reaktan menghasilkan warna yang berbeda Pengendapan presipitasi Jika suatu reaksi menghasilkan padatan endapan akan terbentuk selama titrasi Contoh klasiknya adalah reaksi antara Ag dan Cl untuk membentuk garam AgCl yang tidak larut Keruhnya endapan biasanya menyulitkan penentuan titik akhir titrasi secara tepat Untuk menanggulanginya titrasi presipitasi sering kali diimbangi dengan titrasi balik lihat di bawah Kalorimeter titrasi isotermal Suatu instrumen yang mengukur panas yang dihasilkan atau diserap oleh reaksi untuk menentukan titik akhir titrasi Ia digunakan dalam titrasi biokimia seperti penentuan bagaimana substrat mengikat enzim Titrimetri termometri Dibedakan dari titrimetri kalorimetri karena panas reaksi seperti yang ditunjukkan dengan peningkatan atau penurunan suhu tidak digunakan untuk menentukan jumlah analit dalam larutan sampel Sebaliknya titik akhir titrasi ditentukan oleh laju perubahan suhu Spektroskopi Digunakan untuk mengukur absorpsi cahaya oleh larutan selama titrasi jika spektrum reaktan titran atau produk diketahui Konsentrasi suatu bahan dapat ditentukan menggunakan hukum Beer Amperometri Mengukur arus yang dihasilkan oleh reaksi titrasi sebagai hasil dari oksidasi atau reduksi analit Titik akhir titrasi terdeteksi sebagai perubahan arus Metode ini sangat berguna ketika kelebihan titran dapat direduksi seperti pada titrasi halida dengan Ag Titik akhir dan titik ekuivalen titrasi sunting Meskipun istilah titik ekivalen dan titik akhir sering dimaknai sama keduanya merupakan istilah yang berbeda Titik ekuivalen adalah penyelesaian reaksi secara teoretis volume titran yang ditambahkan pada saat jumlah mol titran sama dengan jumlah mol analit atau kelipatannya seperti pada asam poliprotik Titik akhir titrasi adalah titik yang secara nyata teramati suatu perubahan fisik dalam larutan yang ditentukan oleh suatu indikator atau instrumen yang dinyatakan di atas 42 Terdapat sedikit perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan indikator dan tidak dapat ditentukan 43 sumber terbitan sendiri Titrasi balik sunting Titrasi balik adalah titrasi yang dilakukan secara terbalik bukannya mentitrasi sampel aslinya tetapi sejumlah pereaksi standar ditambahkan berlebih secara kuantitatif ke dalam sampel dan kelebihannya dititrasi Titrasi balik berguna jika titik akhir titrasi balik lebih mudah diidentifikasi dibandingkan titik akhir titrasi normal seperti pada reaksi presipitasi Titrasi balik juga berguna jika reaksi antara analit dan titran berlangsung sangat lambat atau bila analit berada dalam padatan yang tidak larut 44 Metode grafis suntingProses titrasi menghasilkan larutan dengan rentang komposisi mulai dari asam murni hingga basa murni Mengidentifikasi pH yang berkaitan dengan setiap tahapan dalam proses titrasi relatif sederhana untuk asam dan basa monoprotik Kehadiran lebih dari satu gugus asam atau basa memperumit perhitungan ini Metode grafis 45 seperti ekuiligraf 46 telah lama digunakan untuk menghitung interaksi kesetimbangan pasangan Metode pemecahan grafis ini mudah diterapkan meskipun jarang digunakan Penggunaan khusus sunting nbsp Titrasi didemonstrasikan kepada siswa sekolah menengah Titrasi asam basa sunting Untuk bahan bakar biodiesel limbah minyak nabati waste vegetable oil WVO harus dinetralkan sebelum suatu tumpak dapat diproses lebih lanjut Sebagian WVO dititrasi dengan basa untuk menentukan keasamannya sehingga sisa tumpak dapat dinetralkan dengan baik Hal ini menghilangkan asam lemak bebas dari WVO yang biasanya bereaksi untuk membuat sabun dan bukan bahan bakar biodiesel 47 Metode Kjeldahl penentuan kandungan nitrogen dalam sampel Nitrogen organik didestruksi menjadi amonia dengan asam sulfat dan kalium sulfat Akhirnya amonia dititrasi balik dengan asam borat dan kemudian dengan natrium karbonat 48 Nilai asam massa kalium hidroksida KOH dalam miligram yang diperlukan untuk menitrasi lengkap suatu asam dalam satu gram sampel Contohnya adalah penentuan kandungan asam lemak bebas Nilai saponifikasi massa KOH dalam miligram yang diperlukan untuk menyaponifikasi asam lemak dalam satu gram sampel Saponifikasi digunakan untuk menentukan rata rata panjang rantai asam lemak dalam lemak Nilai ester atau indeks ester suatu indeks perhitungan Nilai ester Nilai saponifikasi Nilai asam Nilai amina massa KOH dalam miligram sama dengan kandungan amina dalam satu gram sampel Nilai hidroksil massa KOH dalam miligram mewakili gugus hidroksil dalam satu gram sampel Analit diasetilasi menggunakan asetat anhidrida kemudian dititrasi dengan KOH Titrasi redoks sunting Uji Winkler untuk oksigen terlarut Digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen dalam air Oksigen dalam sampel air direduksi menggunakan mangan II sulfat yang bereaksi dengan kalium iodida menghasilkan iodin Iodin yang dibebaskan sebanding dengan oksigen dalam sampel sehingga konsentrasi oksigen ditentukan dengan titrasi redoks iodin dengan tiosulfat menggunakan indikator amilum 49 Vitamin C Juga dikenal sebagai asam askorbat vitamin C adalah zat pereduksi yang kuat Konsentrasinya dapat diidentifikasi dengan mudah ketika dititrasi dengan pewarna biru Diklorofenolindofenol DCPIP yang berubah menjadi tak berwarna bila direduksi oleh vitamin C 50 Reagen Benedict Kelebihan glukosa dalam urine dapat mengindikasikan diabetes pada pasien Metode Benedict adalah metode konvensional untuk mengukur glukosa dalam urine menggunakan reagen yang telah dipersiapkan Dalam jenis titrasi ini glukosa mereduksi ion kupri menjadi ion kupro yang bereaksi dengan kalium tiosianat menghasilkan endapan putih yang menandakan titik akhir titrasi 51 Bilangan bromin Suatu ukuran ketakjenuhan dalam analit dinyatakan dalam miligram bromin yang diabsorpsi oleh 100 gram sampel Bilangan iodin Suatu ukuran ketakjenuhan dalam analit dinyatakan dalam gram iodin yang diabsorpsi oleh 100 gram sampel Lain lain sunting Titrasi Karl Fischer Suatu metode potensiometri untuk menganalisis sejumlah kecil air dalam suatu senyawa Sampel dilarutkan dalam metanol dan dititrasi dengan reagen Karl Fischer terdiri dari iodin belerang dioksida basa dan pelarut seperti alkohol mungkin EtOH Reagen KF mengandung iodin yang bereaksi secara proporsional dengan air Dengan demikian kadar air dapat ditentukan dengan memantau potensial listrik kelebihan iodin 52 Lihat pula suntingStandar primer adalah senyawa dengan sifat yang konsisten dan dapat diandalkan yang digunakan untuk menyiapkan larutan standar untuk titrasi Referensi sunting Whitney W D Smith B E 1911 Titrimetry The Century Dictionary and Cyclopedia The Century Co hlm 6504 Compendium for Basal Practice in Biochemistry Aarhus University 2008 Ortolang titre in French 4 a 1543 tiltre proportion d or ou d argent dans les monnaies dans les ouvrages d or et d argent tiltre proportion of gold or silver in monies in works of gold or silver Etymology On Line titrate WordReference titre and titer Gay Lussac 1828 Essai des potasses du commerce Assays of commercial potash Annales de Chimie et de Physique 2nd series dalam bahasa Prancis 39 337 368 In footnote 1 of p 340 Gay Lussac first uses titre as a verb Il leur serait plus facile de titrer l acide sulfurique normal au moyen du carbonate de soude ou de potasse pur In determining the concentration of sulfuric acid it would be easier for them to titrate normal sulfuric acid by means of pure sodium or potassium carbonate Szabadvary Ferenc 1993 History of Analytical Chemistry Taylor amp Francis hlm 208 209 ISBN 2 88124 569 2 Descroizilles 1795 Description et usages du Berthollimetre Description and uses of the Berthollimeter Journal des Arts et Manufactures dalam bahasa Prancis 1 256 276 Wisniak Jaime 2014 Francois Antoine Henri Descroizilles Revista CENIC Ciencias Quimicas 45 1 184 193 Gay Lussac 1824 Instruction sur l essai du chlorure de chaux Instructions on the assaying of chlorinated lime Annales de chimie et de physique 2nd series dalam bahasa Prancis 26 162 175 On pp 170 171 Gay Lussac describes various figures that appear in a plate illustration that accompanies the article From p 170 F petite mesure ou pipette de 2 centimetres cubes F small measure or pipette of 2 cc From p 171 I burette destinee a mesurer la teinture d epreuve I burette intended to measure the test dye Henry O 1845 Nouvelles experiences sur l essai des potasses du commerce et appareil dit potassimetre pour l effectuer New experiments on the assay of commercial potash and an apparatus called a potassimeter to perform it Journale de Pharmacie et de Chimie 3rd series dalam bahasa Prancis 7 214 222 A sketch of Henry s burette appears on p 218 Szabadvary Ferenc 1986 The history of chemical laboratory equipment Periodica Polytechnica Chemical Engineering 30 1 2 77 95 See p 87 Szabadvary Ferenc 1966 History of Analytical Chemistry Diterjemahkan oleh Gyula Svehla Oxford England Permagon Press hlm 237 ISBN 9781483157122 Christophe R 1971 L analyse volumetrique de 1790 a 1860 Caracteristiques et importance industrielle Evolution des instruments Volumetric analysis from 1790 1860 Characteristics and industrial importance Evolution of instruments Revue d histoire des sciences dalam bahasa Prancis 24 1 25 44 doi 10 3406 rhs 1971 3172 From p 38 il prefigure bien ses descendants actuelles it i e Henry s burette foreshadows well its modern descendants Rosenfeld L 1999 Four Centuries of Clinical Chemistry CRC Press hlm 72 75 ISBN 90 5699 645 2 Mohr Karl Friedrich 1855 Lehrbuch der chemisch analytischen Titrirmethode part 1 Textbook of analytical chemistry titration methods dalam bahasa Jerman Braunschweig Germany Friederich Vieweg und Sohn hlm 2 20 Page 3 shows Mohr s burette page 12 shows a burette with a glass stopcock Glasshahn Gaiao Edvaldo da Nobrega Martins Valdomiro Lacerda Lyra Wellington da Silva Almeida Luciano Farias de Silva Edvan Cirino da Araujo Mario Cesar Ugulino 2006 Digital image based titrations Analytica Chimica Acta 570 2 283 290 doi 10 1016 j aca 2006 04 048 PMID 17723410 Harris D C 2007 Quantitative Chemical Analysis 7ed W H Freeman and Company p 12 ISBN 9780716770411 Matar S L F Hatch 2001 Chemistry of Petrochemical Processes edisi ke 2 Gulf Professional Publishing ISBN 0 88415 315 0 Verma Dr N K S K Khanna Dr B Kapila Comprehensive Chemistry XI New Delhi Laxmi Publications hlm 642 645 ISBN 81 7008 596 9 Patnaik P 2004 Dean s Analytical Chemistry Handbook edisi ke 2 McGraw Hill Prof Med Tech hlm 2 11 2 16 ISBN 0 07 141060 0 Walther J V 2005 Essentials of Geochemistry Jones amp Bartlett Learning hlm 515 520 ISBN 0 7637 2642 7 Reger D L S R Goode D W Ball 2009 Chemistry Principles and Practice nbsp edisi ke 3 Cengage Learning hlm 684 693 ISBN 978 0 534 42012 3 Bewick S J Edge T Forsythe R Parsons 2009 CK12 Chemistry CK 12 Foundation hlm 794 797 pH measurements with indicators Diakses tanggal 31 Desember 2023 Titrating Soluble RM R2NM and ROM Reagents PDF shenvilab org education Methods for Standardizing Alkyllithium Reagents literature through 2006 PDF Diakses tanggal 31 Desember 2023 Harris Daniel C 2007 Quantitative Chemical Analysis edisi ke Seventh Freeman and Company ISBN 978 0 7167 7041 1 Skoog D A West D M Holler F J 2000 Analytical Chemistry An Introduction seventh edition Emily Barrosse hlm 265 305 ISBN 0 03 020293 0 Henry N M M Senozon 2001 The Henderson Hasselbalch Equation Its History and Limitations Journal of Chermical Education hlm 1499 1503 Vogel A I J Mendham 2000 Vogel s textbook of quantitative chemical analysis edisi ke 6 Prentice Hall hlm 423 ISBN 0 582 22628 7 Amerine M A M A Joslyn 1970 Table wines the technology of their production 2 edisi ke 2 University of California Press hlm 751 753 ISBN 0 520 01657 2 German Chemical Society Division of Analytical Chemistry 1959 Fresenius Journal of Analytical Chemistry dalam bahasa Jerman 166 167 University of Michigan J F Bergmann hlm 1 Hansch T W 2007 Metrology and Fundamental Constants IOS Press hlm 568 ISBN 978 1 58603 784 0 Gas phase titration Bureau International des Poids et Mesures Diakses tanggal 31 Desember 2023 DeMore W B M Patapoff September 1976 Comparison of Ozone Determinations by Ultraviolet Photometry and Gas Phase Titration Environmental Science amp Technology 10 9 897 899 Bibcode 1976EnST 10 897D doi 10 1021 es60120a012 Khopkar S M 1998 Basic Concepts of Analytical Chemistry edisi ke 2 New Age International hlm 63 76 ISBN 81 224 1159 2 Somasundaran P 2006 Calculation of Zeta Potentials from Electrokinetic Data Encyclopedia of Surface and Colloid Science edisi ke 2 CRC Press 2 1097 ISBN 0 8493 9607 7 Dukhin A S and Goetz P J Characterization of liquids nano and micro particulates and porous bodies using Ultrasound Elsevier 2017 ISBN 978 0 444 63908 0 Decker J M 2000 Introduction to immunology Eleventh Hour edisi ke 3 Wiley Blackwell hlm 18 20 ISBN 0 632 04415 2 Titration Science amp Technology Encyclopedia McGraw Hill Diakses tanggal 31 Desember 2023 Harris D C 2003 Quantitative Chemical Analysis edisi ke 6 Macmillan hlm 129 ISBN 0 7167 4464 3 Hannan H J 2007 Technician s Formulation Handbook for Industrial and Household Cleaning Products Lulu com hlm 103 ISBN 978 0 615 15601 9 rujukan terbitan sendiri Kenkel J 2003 Analytical Chemistry for Technicians 1 edisi ke 3 CRC Press hlm 108 109 Hatfield D Brooke 2015 The Equligraph Revisiting an old tool tahosa us Freiser H 1963 Ionic Equilibria in Analytical Chemistry Kreiger ISBN 0 88275 955 8 Purcella G 2007 Do It Yourself Guide to Biodiesel Your Alternative Fuel Solution for Saving Money Reducing Oil Dependency Helping the Planet Ulysses Press hlm 81 96 ISBN 978 1 56975 624 9 Remington the science and practice of pharmacy 1 edisi ke 21 Lippincott Williams amp Wilkins 2005 hlm 501 ISBN 0 7817 4673 6 Spellman F R 2009 Handbook of Water and Wastewater Treatment Plant Operations nbsp edisi ke 2 CRC Press hlm 545 ISBN 978 1 4200 7530 4 Biology 3 London Taylor amp Francis 1967 hlm 52 Nigam 2007 Lab Manual Of Biochemistry Tata McGraw Hill Education hlm 149 ISBN 978 0 07 061767 4 Jackson M L P Barak 2005 Soil Chemical Analysis Advanced Course UW Madison Libraries Parallel Press hlm 305 309 ISBN 1 893311 47 3 Pranala luar sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Titration nbsp Lihat entri Titrasi di kamus bebas Wiktionary Wikihow Perform a Titration Inggris An interactive guide to titration Inggris Science Aid A simple explanation of titrations including calculation examples Inggris Titration freeware simulation of any pH vs volume curve distribution diagrams and real data analysis Inggris Graphical method to solve acid base problems including titrations Inggris Graphic and numerical solver for general acid base problems Software Program for phone and tablets Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Titrasi amp oldid 25414229