www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Hati disambiguasi artikel mengandung terlalu banyak istilah teknis Tolong bantu mengembangkannya agar dapat dipahami oleh orang awam tanpa harus menghilangkan aspek teknisnya Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Hati adalah organ utama yang hanya ditemukan pada verrebrata yang melakukan banyak pungsi biologis detoksifikasi organisme dan sintesis protein serta biokimia yang diperlukan untuk pencernaan dan pertumbuhan 2 Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan tepatnya di bawah diafragma Hati juga termasuk sebagai alat ekskresi karena membantu fungsi ginjal dengan memecah beberapa senyawa bersifat racun dan menghasilkan amonia urea dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi HatiHati manusiaGambar organ dalam manusia hati bahasa Inggris liver terletak di tengah RincianSarafceliac ganglia vagus 1 PengidentifikasiBahasa Latinjecur iecerMeSHD008099TA98A05 8 01 001TA23023FMA7197Daftar istilah anatomi sunting di Wikidata Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan juga sel non parenkimal 3 Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit menempati sekitar 80 volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati Sebanyak 40 sel hati terdapat pada lobus sinusoidal Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal 4 Selama masa tersebut terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit 5 Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain seperti sel Kupffer sel Ito limfosit intrahepatik seperti sel pit Sel non parenkimal menempati sekitar 6 5 volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit Filtrasi merupakan salah satu fungsi dari lumen lobus sinusoidal yang memisahkan bagian permukaan hepatosit dari darah SEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan berbagai ligan seperti glikoprotein kompleks imun transferin dan seruloplasmin SEC juga berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC II bagi sel T Sekresi yang terjadi meliputi berbagai sitokina eikosanoid seperti prostanoid dan leukotriena endotelin 1 nitrogen monoksida dan beberapa komponen ECM Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal merupakan sel dengan banyak vesikel lemak di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal Saat hati berada pada kondisi normal sel Ito menyimpan vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal merupakan makrofaga dengan kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan Sel Kupffer sehari hari berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan bakterial dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati Paparan larutan bakterial yang tinggi terutama paparan LPS membuat sel Kupffer melakukan sekresi berbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat mengakibatkan cedera pada hati Sekresi antara lain meliputi spesi oksigen reaktif eikosanoid nitrogen monoksida karbon monoksida TNF a IL 10 sebagai respon dari sistem imun bawaan dalam fase infeksi primer Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar seperti sel NK yang bermukim di hati Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas utama Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan stimulasi interferon g Selain itu pada hati masih terdapat beberapa sel diantaranya yaitu sel T gd sel T ab sel NKT Daftar isi 1 Sel punca 2 Sel imunologis 3 Fungsi hati 4 Regenerasi sel hati 5 Penyakit pada hati 5 1 Pengaruh alkohol 5 2 Pengaruh alkaloid 5 3 Pengaruh kegemukan trigeliserida tinggi dan diabetes 6 Transplantasi hati 7 Referensi 8 Pranala luarSel punca SuntingSelain hepatosit dan sel non parenkimal pada hati masih terdapat jenis sel lain yaitu sel intra hepatik yang sering disebut sel oval 6 dan hepatosit duktular 7 Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra hepatik dan sel punca ekstra hepatik hemopoietik dan bergantung hanya kepada proliferasi hepatosit Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda sel oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi hepatosit dewasa 6 8 Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang berada pada area portal dan periportal atau kanal Hering 9 dan hanya ditemukan saat hati mengalami cedera 10 Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan saluran empedu Epimorfin sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada banyak organ epitelial tampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu oleh sel punca hepatik 11 Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit duktular Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain dengan 12 metaplasia duktular dari hepatosit parenkimal menjadi epitelium biliari intra hepatik konversi metaplasia dari epitelium duktular menjadi hepatosit parenkimal diferensiasi dari sel punca dari silsilah hepatosittergantung pada jenis gangguan yang menyerang hati Pada model tikus dengan 70 hepatektomi dan induksi regenerasi hepatik dengan asetilaminofluorena 2 ditemukan bahwa sel punca yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat terdiferensiasi menjadi hepatosit 13 14 dengan mediasi hormon G CSF sebagai kemokina dan mitogen 15 Regenerasi juga dapat dipicu dengan D galaktosamina 16 Sel imunologis SuntingHati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang terbawa ke hati melalui sistem portal hati Perpindahan fase infeksi dari fase primer menjadi fase akut ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan sekresi fibrinogen Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia 17 Pada saat hati cedera sel darah putih akan distimulasi untuk bermigrasi menuju hati dan bersama dengan sel Kupffer mensekresi sitokina yang membuat modulasi perilaku sel Ito 18 Sel TH1 memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan seluler seperti IFN gamma TNF dan IL 2 Sel TH2 sebaliknnya akan memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan humoral seperti IL 4 IL 5 IL 6 IL 13 dan meningkatkan respon fibrosis Sitokina yang disekresi oleh sel TH1 akan menghambat diferensiasi sel T menjadi sel TH2 sebaliknya sitokina sekresi TH2 akan menghambat proliferasi sel TH1 Oleh sebab itu respon kekebalan sering dikatakan terpolarisasi ke respon kekebalan seluler atau humoral namun belum pernah keduanya Fungsi hati Sunting nbsp Hati dilihat dari bagian atasBerbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati dilakukan oleh hepatosit Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati Sebagai kelenjar hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum Empedu mengandung kolesterol garam mineral garam empedu pigmen bilirubin dan biliverdin Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak mengaktifkan lipase membantu daya absorpsi lemak di usus dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air Apabila saluran empedu di hati tersumbat empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning sebagian besar asam amino faktor koagulasi I II V VII IX X XI protein C protein S dan anti trombin kalsidiol trigliserida melalui lintasan lipogenesis kolesterol insulin like growth factor 1 IGF 1 sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun trombopoietin sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang Pada triwulan awal pertumbuhan janin hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini albumin komponen osmolar utama pada plasma darah angiotensinogen sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus enzim glutamat oksaloasetat transferase glutamat piruvat transferase dan laktat dehidrogenaseSelain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya hati juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain Glukoneogenesis sintesis glukosa dari beberapa substrat asam amino asam laktat asam lemak non ester dan gliserol Pada manusia dan beberapa jenis mamalia proses ini tidak dapat mengkonversi gliserol menjadi glukosa Lintasan dipercepat oleh hormon insulin seiring dengan hormon tri iodotironina melalui pertambahan laju siklus Cori 19 Glikogenolisis lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh Hormon glukagon merupakan stimulator utama kedua lintasan glikogenolisis dan glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari simtoma hipoglisemia Pada model tikus defisiensi glukagon akan menghambat kedua lintasan ini namun meningkatkan toleransi glukosa 20 Lintasan ini bersama dengan lintasan glukoneogenesis pada saluran pencernaan dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus 21 Glikogenesis lintasan anabolisme glikogen dari glukosa dan pada lintasan katabolisme degradasi sel darah merah Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi globin dan heme Zat besi dan globin didaur ulang sedangkan heme dirombak menjadi metabolit untuk diekskresi bersama empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan Di dalam usus zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan degradasi insulin dan beberapa hormon lain degradasi amonia menjadi urea degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi seperti metilasi Hati juga mencadangkan beberapa substansi selain glikogen vitamin A cadangan 1 2 tahun vitamin D cadangan 1 4 bulan vitamin B12 cadangan 1 3 tahun zat besi zat tembaga Regenerasi sel hati SuntingKemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi dan imunologis Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel yang terdapat dalam hati antara lain hepatosit sel Kupffer sel endotelial sinusoidal sel Ito dan sel punca dengan organ ekstra hepatik seperti kelenjar tiroid kelenjar adrenal pankreas duodenum hipotalamus 22 Hepatosit adalah sel yang sangat unik Potensi hepatosit untuk melakukan proliferasi muncul pada saat saat terjadi kehilangan massa sel 23 yang disebut fase prima atau fase kompetensi replikatif 24 yang umumnya dipicu oleh sel Kupffer melalui sekresi sitokina IL 6 dan TNF a Pada fase ini hepatosit memasuki siklus sel dari fase G0 ke fase G1 TNF a dapat memberikan efek proliferatif atau apoptotik bergantung pada spesi oksigen reaktif dan glutathion minimal 4 faktor transkripsi diaktivasi sebelum hepatosit masuk ke dalam fase proliferasi yaitu NF kB STAT 3 AP 1 dan C EBP beta 25 Proliferasi hepatosit diinduksi oleh stimulasi sitokina HGF dan TGF a dan EGF 25 dengan dua lintasan HGF TGF a dan EGF merupakan faktor pertumbuhan yang berasal dari substrat serina dan protein logam 26 yang menginduksi sintesis DNA 24 Lintasan pertama adalah lintasan IL 6 STAT 3 yang berperan dalam siklus sel melalui siklin D1 p21 dan perlindungan sel dengan peningkatan rasio FLIP Bcl 2 Bcl xL Ref1 dan MnSOD Lintasan kedua adalah lintasan PI3 K PDK 1 Akt yang mengendalikan ukuran sel melalui molekul mTOR selain sebagai zat anti apoptosis dan antioksidan Hormon tri iodotironina selain menurunkan kadar kolesterol pada hati 27 juga memiliki kapasitas dalam proliferasi hepatosit sebagai mitogen yang berperan pada siklin D1 28 mempercepat konsumsi O2 oleh mitokondria dengan mengaktivasi transkripsi pada gen pernafasen hingga meningkatkan produksi spesi oksigen reaktif 29 Sekresi ROS ke dalam sitoplasma hepatosit akan mengaktivasi faktor transkripsi NF kB 30 Pada sel Kupffer ROS dalam sitoplasma akan mengaktivasi sekresi sitokina TNF a IL 6 dan IL 1 untuk disekresi Ikatan yang terjadi antara ketiga sitokina ini dengan hepatosit akan menginduksi ekspresi pencerap enzim antioksidan seperti mangan superoksida dismutase i nitrogen monoksida sintase protein anti apoptosis Bcl 2 haptoglobin dan fibrinogen b yang diperlukan hepatosit dalam proliferasi 31 Stres oksidatif yang dapat ditimbulkan oleh ROS maupun kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sitokina dapat dilenyapkan dengan asupan tosoferol 100 mg kg atau senyawa penghambat gadolinium klorida 10 mg kg seperti yang dimiliki oleh sel Kupffer sebelum stimulasi hormon tri iodotironina 32 sedangkan laju proliferasi hepatosit dikendalikan oleh kadar etanolamina sebagai faktor hepatotrofik humoral 33 Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi telah diketahui semenjak zaman Yunani kuno dari cerita mitos tentang seorang titan yang bernama Prometheus 34 Kemampuan ini dapat sirna hingga hepatosit tidak dapat masuk ke dalam siklus sel walaupun kehilangan sebagian massanya apabila terjadi fibrosis hati Lintasan fibrosis yang tidak segera mendapat perawatan lambat laun akan berkembang menjadi sirosis hati 35 dan mengharuskan penderitanya untuk menjalani transplantasi hati atau hepatektomi demi kelangsungan hidupnya Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial merupakan proses yang sangat rumit di bawah pengaruh perubahan hemodinamika modulasi sitokina hormon faktor pertumbuhan dan aktivasi faktor transkripsi yang mengarah pada proses mitosis Hormon PRL yang disekresi oleh kelenjar hipofisis menginduksi respon hepatotrofik sebagai mitogen yang berperan dalam proses proliferasi dan diferensiasi 36 PRL memberi pengaruh kepada peningkatan aktivitas faktor transkripsi yang berperan dalam proliferasi sel seperti AP 1 c Jun dan STAT 3 dan diferensiasi dan terpeliharanya metabolisme seperti C EBP alfa HNF 1 HNF 4 dan HNF 3 c Jun merupakan salah satu protein penyusun AP 1 37 Induksi NF kB pada fase ini diperlukan untuk mencegah apoptosis dan memicu derap siklus sel yang wajar 38 Pada masa ini peran retinil asetat menjadi sangat vital karena fungsinya yang menambah massa DNA dan protein yang dikandungnya 39 Penyakit pada hati SuntingHati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi dimensional hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit Hati akan merespons berbagai penyakit tersebut dengan meradang yang disebut hepatitisSering kali hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis hati 40 dengan simtoma paraklinis berupa peningkatan rasio plasma laminin sebuah glikoprotein yang disekresi sel Ito asam hialuronat dan sejenis aminopeptida yaitu prokolagen tipe III 41 dan CEA 42 Fibrosis hati dapat disebabkan oleh rendahnya rasio plasma HGF 43 44 atau karena infeksi viral seperti hepatitis B patogen yang disebabkan oleh infeksi akut sejenis virus DNA yang memiliki fokus infeksi berupa templat transkripsi yang disebut cccDNA yang termetilasi 45 atau hepatitis C patogen serupa hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dengan fokus infeksi berupa metilasi DNA terutama melalui mekanisme ekspresi genetik berkas GADD45B sehingga mengakibatkan siklus sel hepatosit menjadi tersendat sendat 46 47 Fibrosis hati memerlukan penangan sedini mungkin seperti pada model tikus stimulasi proliferasi hepatosit akan meluruhkan fokus infeksi virus hepatitis B 48 sebelum berkembang menjadi sirosis hati atau karsinoma hepatoselular Setelah terjadi kanker hati senyawa siklosporina yang memiliki potensi untuk memicu proliferasi hepatosit justru akan mempercepat perkembangan sel kanker 49 oleh karena sel kanker mengalami hiperplasia hepatik yaitu proliferasi yang tidak disertai aktivasi faktor transkripsi genetik Hal ini dapat diinduksi dengan stimulasi timbal nitrat LN 100 mikromol kg siproteron asetat CPA 60 mg kg dan nafenopin NAF 200 mg kg 50 Hepatitis juga dapat dimulai dengan defisiensi mitokondria di dalam hepatosit yang disebut steatohepatitis Disfungsi mitokondria akan berdampak pada homeostasis senyawa lipid dan peningkatan rasio spesi oksigen reaktif yang menginduksi TNF a 51 Hal ini akan berlanjut pada pengendapan lemak stres oksidatif dan peroksidasi lipid 52 serta membuat mitokondria menjadi rentan terhadap kematian oleh nekrosis akibat rendahnya rasio ATP dalam matrik mitokondria atau oleh apoptosis melalui pembentukan apoptosom dan peningkatan permeabilitas membran mitokondria dengan mekanisme Fas TNF a Permintaan energi yang tinggi pada kondisi ini menyebabkan mitokondria tidak dapat memulihkan cadangan ATP hingga dapat memicu sirosis hati 52 sedangkan peroksidasi lipid akan menyebabkan kerusakan pada DNA mitokondria dan membran mitokondria sisi dalam yang disebut sardiolipin dengan peningkatan laju oksidasi beta asam lemak akan terjadi akumulasi elektron pada respiratory chain kompleks I dan III yang menurunkan kadar antioksidan 51 Sel hepatosit apoptotik akan dicerna oleh sel Ito menjadi fibrinogen dengan reaksi fibrogenesis setelah diaktivasi oleh produk dari peroksidasi lipid dan rasio leptin yang tinggi Apoptosis kronis kemudian dikompensasi dengan peningkatan laju proliferasi hepatosit disertai DNA yang rusak oleh disfungsi mitokondria dan menyebabkan mutasi genetik dan kanker Pada model tikus melatonin merupakan senyawa yang menurunkan fibrosis hati 53 sedang pada model kelinci kurkumin merupakan senyawa organik yang menurunkan paraklinis steatohepatitis 54 sedang hormon serotonin 55 dan kurangnya asupan metionina dan kolina 56 memberikan efek sebaliknya dengan resistansi adiponektin 57 Disfungsi mitokondria juga ditemukan pada seluruh patogenesis hati dari kasus radang hingga kanker dan transplantasi 58 Pada kolestasis kronik asam ursodeoksikolat bersama dengan GSH bersinergis sebagai antioksidan yang melindungi sardiolipin dan fosfatidil serina hingga mencegah terjadinya sirosis hati 59 Pengaruh alkohol Sunting Alkohol dikenal memiliki fungsi immunosupresif terhadap sistem kekebalan tubuh termasuk meredam ekspresi kluster diferensiasi CD4 dan CD8 yang diperlukan dalam pertahanan hati terhadap infeksi viral terutama HCV 60 Alkohol juga meredam rasio kemokina IFN pada lintasan transduksi sinyal seluler selain meningkatkan risiko terjadinya fibrosis 61 Banyak lintasan metabolisme memberikan kontribusi terhadap alkohol untuk menginduksi stres oksidatif 62 Salah satu lintasan metabolisme yang sering diaktivasi oleh etanol adalah induksi enzim sitokrom P450 2E1 Enzim ini menimbulkan spesi oksigen reaktif seperti radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida serta mengaktivasi subtrat toksik termasuk etanol menjadi produk yang lebih reaktif dan toksik Sel dendritik tampaknya merupakan sel yang paling terpengaruh oleh kandungan etanol di dalam alkohol Pada percobaan menggunakan model tikus etanol meningkatkan rasio plasma IL 1b IL 6 IL 8 TNF a AST ALT ADH g GT TG MDA dan meredam rasio IL 10 GSH 63 faktor transkripsi NF kB dan AP 1 64 Pengaruh alkaloid Sunting Kopi salah satu kompleks senyawa alkaloid dari golongan purina xantina dengan asam klorogenat dan lignan 65 pada studi epidemiologis disimpulkan sebagai salah satu faktor penurun risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2 66 67 penyakit Parkinson sirosis hati dan karsinoma hepatoselular 68 dan perbaikan toleransi glukosa 65 Konsumsi kopi secara kronis terbukti tidak menyebabkan tekanan darah tinggi namun secara akut mengakibatkan peningkatan tekanan darah sementara dalam selang waktu singkat 69 dan plasma homosisteina 68 sehingga dapat menjadi ancaman bagi penderita gangguan kardiovaskular 66 Konsumsi kopi secara teratur dapat menurunkan rasio enzim ALT serta aktivitas enzimatik pada lintasan metabolisme hati 70 yang sering disebabkan oleh 71 infeksi viral induksi obat obatan keracunan kondisi iskemik steatosis akibat alkohol diabetes obesitas penyakit otoimun 72 dan resistansi insulin sindrom metabolisme 73 dan kelebihan zat besi 74 Selain ALT kopi juga menurunkan enzim hati yang lain yaitu gamma GT dan alkalina fosfatase 75 dan memberikan efek antioksidan dan detoksifikasi fase II oleh karena senyawa diterpena kafestol dan kahweol 76 sehingga mencegah terjadinya proses karsinogenesis 77 78 Proses tersebut disertai dengan gamma GT sebagai indikator utama 79 Pengaruh kegemukan trigeliserida tinggi dan diabetes Sunting Kegemukan trigliserida tinggi hipertrigliseridemia dan diabetes dapat menyebabkan pelemakan hati dan kalau dibiarkan akan menjadi sirosis hati 10 15 orang dari 100 orang dengan pelemakan hati dapat menderita sirosis sedangkan 30 orang dari 100 orang dengan peradangan hati kronis akibat virus biasanya Hepatitis B dapat menderita sirosis Pelemakan hati dapat diperiksa di laboratorium klinik menggunakan tes bio kimia atau secara visual menggunakan USG 80 Transplantasi hati SuntingTeknologi transplantasi hati merupakan hasil yang dikembangkan dari penelitian pada beberapa bidang studi kedokteran Pada tahun 1953 Billingham Brent dan Medawar menemukan bahwa toleransi kimerisme 81 dapat diinduksi oleh infus sel hematolimfopoietik donor pada model tikus 82 Pada tahun 1958 studi canine mengembangkan suatu teori mengenai molekul hepatotrofik pada portal pembuluh balik pada hati dan menemukan hormon insulin sebagai faktor hepatotrofik utama dari beberapa faktor lain yang ada 83 Pada saat yang hampir bersamaan teori mengenai transplantasi multiviseral dan hati juga berkembang dari studi imunosupresi yang mempelajari algoritme empiris dari pengenalan pola dan respon terapis Pada awal 1960 dibuktikan bahwa canine dan allograft manusia memiliki toleransi kimersime yang dapat terinduksi otomatis dengan bantuan imunosupresi hingga pada akhir 1962 disimpulkan dengan keliru bahwa transplantasi melibatkan dua sistem kekebalan yang berbeda Konsekuensi kesimpulan tersebut menjadi dogma bahwa tolerogenisitas hati pada dasarnya berbeda tidak hanya dengan sumsum tulang belakang tetapi dengan seluruh organ tubuh yang lain 82 Kekeliruan ini tidak terkoreksi dengan baik hingga tahun 1990 81 Transplantasi hati yang pertama dilakukan di Denver pada tahun 1963 84 keberhasilan pertama tercatat pada tahun 1967 dengan azatioprina prednison dan globulin anti limfoid oleh Thomas E Starzl dari Amerika Serikat disusul oleh keberhasilan transplantasi sumsum tulang belakang manusia pada tahun 1968 81 Rentang waktu antara 1967 hingga 1979 mencatat 84 kali transplantasi hati pada anak dengan 30 daya tahan hidup hingga 2 tahun 84 Perkembangan studi imunosupresi kemudian memberikan perbaikan dan harapan hidup lebih panjang bagi pasien antara lain dengan pergantian azatioprina dengan siklosporina pada tahun 1979 lalu tergantikan dengan takrolimus pada tahun 1989 83 Pada tahun 1992 dikembangkan teori mikrokimerisme leukosit donor 85 dengan cakupan donor dari silsilah berlainan yang memberikan harapan hidup yang sangat panjang bagi penerima donor organ setelah diketahui hubungan antara aspek imunologis dari transplantasi infeksi toleransi oleh sumsum tulang belakang neoplasma dan kelainan otoimun yang disebut sebagai mekanisme seminal Respon kekebalan dan toleransi kekebalan antara organ donor dan tubuh ditemukan merupakan fungsi dari migrasi dan lokalisasi leukosit 82 Salah satu temuan adalah aktivasi sistem kekebalan turunan oleh sel NK dan interferon g segera setelah transplantasi selesai dilakukan 86 Pada model tikus sel hepatosit donor ditemukan bersifat sangat antigenik sehingga memicu respon penolakan yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama sama antara sel T CD4 dan sel T CD8 87 Untuk itu diperlukan terapi imunosupresif yang intensif sebelum transplantasi dilakukan yang disebut preparative regimen atau conditioning untuk mencegah penolakan organ donor oleh sistem kekebalan inang 88 Terapi imunosupresif tersebut ditujukan untuk menekan sel T dan sel NK inang guna memberikan ruang di dalam sumsum tulang belakang untuk transplantasi sel punca hematopoietik dari organ donor melalui terapi mielosupresif untuk keseimbangan repopulasi sel donor dengan sel hasil diferensiasi dari sel punca inang Dewasa ini transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki jenjang akhir suatu penyakit atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut fulminant hepatic failure Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya disebabkan oleh sirosis hati akibat dari hepatitis C kronis ketergantungan alkohol hepatitis otoimun dll Teknik umum yang digunakan adalah transplantasi ortotopik yaitu penempatan organ donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi awal organ sebelumnya Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan hanya jika penerima organ donor tidak memiliki kondisi lain yang memberatkan seperti kanker metastatis di luar organ hati ketergantungan pada obat obatan atau alkohol Beberapa ahli berpedoman pada kriteria Milan untuk seleksi pasien transplantasi hati Organ donor disebut allograft biasanya berasal dari manusia lain yang baru saja meninggal dunia akibat cedera otak traumatik kadaverik Teknik transplantasi lain menggunakan organ manusia yang masih hidup operasi hepatektomi mengangkat 20 hati pada segmen Coinaud 2 dan 3 dari orang dewasa untuk didonorkan kepada seorang anak pada tahun 1989 Referensi Sunting Physiology at MCG 6 6ch2 s6ch2 30 https web archive org web 20150626110554 http www cancer ca en cancer information cancer type liver anatomy and physiology region on Inggris Cooperation of liver cells in health and disease Medical University of Gdansk Department of Histology and Immunology Kmiec Z Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 04 13 Diakses tanggal 2010 07 30 Inggris An experimental analysis of liver development Douarin NM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 02 Diakses tanggal 2010 10 11 Inggris Hepatocyte differentiation initiates during endodermal mesenchymal interactions prior to liver formation Section of Biochemistry Brown University Cascio S Zaret KS Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 10 11 a b Inggris The role of hepatocytes and oval cells in liver regeneration and repopulation Department of Pathology University of Washington Fausto N Campbell JS Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Ductular hepatocytes Medical College of Virginia Virginia Commonwealth University Sirica AE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Stem cells cell transplantation and liver repopulation Marion Bessin Liver Research Center Division of Hepatology Department of Medicine Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University Oertel M Shafritz DA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 13 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Hepatic progenitor cells stem cells and AFP expression in models of liver injury Division of Radiooncology Deutsches Krebsforschungszentrum Kuhlmann WD Peschke P Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 05 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Hepatic stem cells a review Department of Anatomical Pathology University of Cape Town Vessey CJ de la Hall PM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Epimorphin regulates bile duct formation via effects on mitosis orientation in rat liver epithelial stem like cells Stem Cell and Regenerative Medicine Lab Beijing Institute of Transfusion Medicine Zhou J Zhao L Qin L Wang J Jia Y Yao H Sang C Hu Q Shi S Nan X Yue W Zhuang F Yang C Wang Y Pei X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 10 11 Inggris Ductular hepatocytes Medical College of Virginia Virginia Commonwealth University Sirica AE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Bone marrow derived hepatic oval cells differentiate into hepatocytes in 2 acetylaminofluorene partial hepatectomy induced liver regeneration Department of Pathology Immunology and Laboratory Medicine University of Florida College of Medicine Oh SH Witek RP Bae SH Zheng D Jung Y Piscaglia AC Petersen BE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Bone marrow as a potential source of hepatic oval cells Department of Pathology School of Medicine University of Pittsburgh Petersen BE Bowen WC Patrene KD Mars WM Sullivan AK Murase N Boggs SS Greenberger JS Goff JP Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 15 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Granulocyte colony stimulating factor promotes liver repair and induces oval cell migration and proliferation in rats Department of Pathology Immunology and Laboratory Medicine College of Medicine University of Florida Piscaglia AC Shupe TD Oh SH Gasbarrini A Petersen BE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Activation proliferation and differentiation of progenitor cells into hepatocytes in the D galactosamine model of liver regeneration Marion Bessin Liver Research Center Albert Einstein College of Medicine Dabeva MD Shafritz DA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 07 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris The effect of prednisolone and a protein deficient diet on plasma albumin and fibrinogen in a turpentine induced acute phase reaction in rats Department of Internal Medicine University of Berne Ballmer PE Studer H Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 02 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Hepatic Stellate Cell in Fibrosis Stellate Cell Activation Division of Liver Diseases Mount Sinai School of Medicine Scott L Friedman Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 10 17 Diakses tanggal 2010 10 16 Inggris Insulin Action in Hyperthyroidism A Focus on Muscle and Adipose Tissue Hellenic National Center for Research Prevention and Treatment of Diabetes Mellitus and Its Complications et al Mitrou P Raptis SA Dimitriadis G Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 01 03 Diakses tanggal 2010 08 07 Inggris Glucagon deficiency reduces hepatic glucose production and improves glucose tolerance in adult mice Department of Pathology and Laboratory Medicine Children s Hospital of Philadelphia Hancock AS Du A Liu J Miller M May CL Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 02 Diakses tanggal 2010 08 07 Inggris Hypothalamic integration of portal glucose signals and control of food intake and insulin sensitivity Inserm U855 Institut national de la sante et de la recherche medicale faculte de medecine Laennec Delaere F Magnan C Mithieux G Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 08 04 Diakses tanggal 2010 08 07 Inggris Molecular mechanisms of liver regeneration and protection for treatment of liver dysfunction and diseases Department of General Surgery Hokkaido University School of Medicine Fujiyoshi M Ozaki M Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 17 Diakses tanggal 2010 07 30 Inggris The role of cytokines in liver failure and regeneration potential new molecular therapies The Goldyne Savad Institute for Gene Therapy Hadassah Hebrew University Hospital Galun E Axelrod JH Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 07 Diakses tanggal 2010 07 30 a b Inggris Liver regeneration 2 Role of growth factors and cytokines in hepatic regeneration Department of Pathology and Laboratory Medicine Brown University Fausto N Laird AD Webber EM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 07 30 a b Inggris Liver regeneration Department of Pathology University of Washington School of Medicine Fausto N Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 08 05 Diakses tanggal 2010 07 30 Inggris A molecular view of liver regeneration Department of Pathology FMRP USP Brazil Tarla MR Ramalho FS Ramalho LN Silva Tde C Brandao DF Ferreira J Silva Ode C Zucoloto S Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 17 Diakses tanggal 2010 07 30 Inggris Regulation of thyroid hormone activation via the liver X receptor retinoid X receptor pathway Human and Natural Sciences Center Federal University of ABC Christoffolete MA Doleschall M Egri P Liposits Z Zavacki AM Bianco AC Gereben B Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 05 05 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Triiodothyronine stimulates hepatocyte proliferation in two models of impaired liver regeneration Department of Toxicology Oncology and Molecular Pathology Unit University of Cagliari Columbano A Simbula M Pibiri M Perra A Deidda M Locker J Pisanu A Uccheddu A Ledda Columbano GM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Hormetic responses of thyroid hormone calorigenesis in the liver Association with oxidative stress Molecular and Clinical Pharmacology Program Institute of Biomedical Sciences Faculty of Medicine University of Chile Videla LA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 19 Inggris Thyroid hormone induced oxidative stress triggers nuclear factor kappaB activation and cytokine gene expression in rat liver Programa de Farmacologica Molecular y Clinica Instituto de Ciencias Biomedicas Universidad de Chile Tapia G Fernandez V Varela P Cornejo P Guerrero J Videla LA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Hormetic responses of thyroid hormone calorigenesis in the liver Association with oxidative stress Molecular and Clinical Pharmacology Program Institute of Biomedical Sciences Faculty of Medicine University of Chile Videla LA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Redox regulation of thyroid hormone induced Kupffer cell dependent IkappaB alpha phosphorylation in relation to inducible nitric oxide synthase expression Molecular and Clinical Pharmacology Program Institute of Biomedical Sciences Faculty of Medicine University of Chile Fernandez V Tapia G Varela P Videla LA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 01 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Ethanolamine modulates the rate of rat hepatocyte proliferation in vitro and in vivo Meiji Institute of Health Sciences Sasaki H Kume H Nemoto A Narisawa S Takahashi N Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 01 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris The myth of Prometheus and the liver Department of Pathology East Orange Veterans Affairs Medical Center T S Chen dan P S Chen Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 11 11 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Reversal of liver fibrosis Department of Internal Medicine Division of Gastroenterology at King Fahad Hospital of the University Ismail MH Pinzani M Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 27 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Prolactin s role in the early stages of liver regeneration in rats Departamento de Biologia Molecular Facultad de Ciencias C V Universidad Autonoma de Madrid Olazabal IM Munoz JA Rodriguez Navas C Alvarez L Delgado Baeza E Garcia Ruiz JP Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 02 17 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris Signal transduction during liver regeneration Department of Medicine University of North Carolina at Chapel Hill Brenner DA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 09 17 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris NFkappaB prevents apoptosis and liver dysfunction during liver regeneration Department of Medicine The University of North Carolina at Chapel Hill Iimuro Y Nishiura T Hellerbrand C Behrns KE Schoonhoven R Grisham JW Brenner DA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris Effect of Depletion of Vitamin A followed by Supplementation with Retinyl Acetate or Retinoic Acid on Regeneration of Rat Liver PDF Department of Biochemistry Indian Institute of Science M JAYARAM K SARADA dan J GANGULY Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 11 04 Diakses tanggal 2010 12 08 Although the rates of increase in the DNA and protein contents reflected the rates of regeneration in all the groups the RNA values followed a rather different pattern in that they showed a striking increase immediately after supplementation with retinyl acetate after the surgery Inggris Non invasive assessment of liver fibrosis in chronic liver diseases Implementation in clinical practice and decisional algorithms Department of Digestive Diseases Hepatology and Clinical Nutrition Dell Angelo Hospital Giada Sebastiani Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 28 Diakses tanggal 2010 10 09 Formation and accumulation of fibrosis in the liver is the common pathway that leads to an evolutive liver disease Inggris Biochemical markers of hepatic fibrosis Department of Clinical Biochemistry University of Padova Plebani M Burlina A Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Evaluation of the behavior of carcinoembryonic antigen in cirrhotic patients Service of Internal Medicine Hospital de Galdacano Collazos J Genolla J Ruibal A Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 15 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Hepatocyte growth factor a regenerative drug for acute hepatitis and liver cirrhosis Division of Molecular Regenerative Medicine Department of Biochemistry and Molecular Biology Osaka University Graduate School of Medicine Mizuno S Nakamura T Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 05 11 Diakses tanggal 2010 07 28 Inggris Growth inhibition and apoptosis in liver myofibroblasts promoted by hepatocyte growth factor leads to resolution from liver cirrhosis Division of Molecular Regenerative Medicine Course of Advanced Medicine Osaka University Graduate School of Medicine Kim WH Matsumoto K Bessho K Nakamura T Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 12 01 Diakses tanggal 2010 07 28 Inggris Evidence that methylation of hepatitis B virus covalently closed circular DNA in liver tissues of patients with chronic hepatitis B modulates HBV replication State Key Laboratory of Cancer Biology Department of Pharmacogenomics School of Pharmacy The Fourth Military Medical University Guo Y Li Y Mu S Zhang J Yan Z Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 07 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Downregulation of Gadd45beta expression by hepatitis C virus leads to defective cell cycle arrest Institut National de la Sante et de la Recherche Medicale U955 Higgs MR Lerat H Pawlotsky JM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 04 15 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Hypermethylation of growth arrest DNA damage inducible gene 45 beta promoter in human hepatocellular carcinoma Department of Medical Oncology and Therapeutic Research City of Hope National Medical Center Qiu W Zhou B Zou H Liu X Chu PG Lopez R Shih J Chung C Yen Y Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 02 22 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris In vivo proliferation of hepadnavirus infected hepatocytes induces loss of covalently closed circular DNA in mice Department of Medicine University Medical Center Hamburg Eppendorf Lutgehetmann M Volz T Kopke A Broja T Tigges E Lohse AW Fuchs E Murray JM Petersen J Dandri M Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 23 Diakses tanggal 2010 08 02 Inggris Cyclosporine stimulates hepatocyte proliferation and accelerates development of hepatocellular carcinomas in rats Department of Pathology University of Pittsburgh School of Medicine Masuhara M Ogasawara H Katyal SL Nakamura T Shinozuka H Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 15 Diakses tanggal 2010 08 01 Inggris Liver cell proliferation induced by nafenopin and cyproterone acetate is not associated with increases in activation of transcription factors NF kappaB and AP 1 or with expression of tumor necrosis factor alpha Dipartimento di Biochimica Universita di Verona Menegazzi M Carcereri De Prati A Suzuki H Shinozuka H Pibiri M Piga R Columbano A Ledda Columbano GM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 01 a b Inggris Mitochondrial injury in steatohepatitis Institut National de la Sante et de la Recherche Medicale INSERM Unite 481 Faculte de Medecine Xavier Bichat Pessayre D Fromenty B Mansouri A Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 07 17 Diakses tanggal 2010 08 05 a b Inggris Mitochondrial involvement in non alcoholic steatohepatitis Department of Medical and Occupational Sciences University of Foggia Serviddio G Sastre J Bellanti F Vina J Vendemiale G Altomare E Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 05 22 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Melatonin ameliorates experimental hepatic fibrosis induced by carbon tetrachloride in rats Department of Geriatrics Medicine The First Affiliated Hospital of Anhui Medical University Hong RT Xu JM Mei Q Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Curcumin ameliorates rabbits s steatohepatitis via respiratory chain oxidative stress and TNF alpha Department of Biochemistry and Molecular Biology II 18071 University of Granada Ramirez Tortosa MC Ramirez Tortosa CL Mesa MD Granados S Gil A Quiles JL Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 07 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Serotonin mediates oxidative stress and mitochondrial toxicity in a murine model of nonalcoholic steatohepatitis Swiss Hepato Pancreato Biliary Center Department of Visceral and Transplantation Surgery University Hospital Zurich Nocito A Dahm F Jochum W Jang JH Georgiev P Bader M Renner EL Clavien PA Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Pentoxifylline attenuates steatohepatitis induced by the methionine choline deficient diet Department of Medicine Division of Hepatology Feinberg School of Medicine Northwestern University Koppe SW Sahai A Malladi P Whitington PF Green RM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 03 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris MCD induced steatohepatitis is associated with hepatic adiponectin resistance and adipogenic transformation of hepatocytes ANU Medical School Australian National University at The Canberra Hospital Larter CZ Yeh MM Williams J Bell Anderson KS Farrell GC Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 15 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Targeting Mitochondria A New Promising Approach for the Treatment of Liver Diseases Centre for the Study of Liver Diseases Department of Medical and Occupational Sciences Serviddio G Bellanti F Sastre J Vendemiale G Altomare E Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Ursodeoxycholic acid protects against secondary biliary cirrhosis in rats by preventing mitochondrial oxidative stress Department of Medical and Occupational Sciences University of Foggia Serviddio G Pereda J Pallardo FV Carretero J Borras C Cutrin J Vendemiale G Poli G Vina J Sastre J Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 01 Diakses tanggal 2010 08 05 Inggris Hepatitis C Virus and Alcohol Warren Alpert Medical School of Brown University Larry Siu Julie Foont dan Jack R Wands Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 28 Diakses tanggal 2010 10 09 Inggris Hazardous drinking is associated with elevated aspartate aminotransferase to platelet ratio index in an urban HIV clinical cohort Department of Medicine Johns Hopkins University School of Medicine Department of Epidemiology Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Amina A Chaudhry Mark S Sulkowski Geetanjali Chander dan Richard D Moore Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 27 Diakses tanggal 2010 10 09 Inggris CYP2E1 and Oxidative Liver Injury by Alcohol Department of Pharmacology and Systems Therapeutics Mount Sinai School of Medicine Yongke Lu dan Arthur I Cederbaum Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 05 17 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Protective effects of quercetin on liver injury induced by ethanol Institute of Medicinal Plant Development Chinese Academy of Medical Sciences Peking Union Medical College Xi Chen Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 28 Diakses tanggal 2010 10 11 Inggris Ethanol prevents development of destructive arthritis Department of Rheumatology and Inflammation Research Center for Bone Research at the Sahlgrenska Academy Goteborg University Section for Medical Inflammation Research Lund University Ing Marie Jonsson Margareta Verdrengh Mikael Brisslert Sofia Lindblad Maria Bokarewa Ulrika Islander Hans Carlsten Claes Ohlsson Kutty Selva Nandakumar Rikard Holmdahl dan Andrej Tarkowski Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 27 Diakses tanggal 2010 10 11 a b Inggris Coffee and type 2 diabetes from beans to beta cells Department of Nutrition Harvard School of Public Health van Dam RM Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 07 21 Diakses tanggal 2010 10 12 a b Inggris Coffee diabetes and weight control Department of Health and Nutrition Sciences Brooklyn College City University of New York Greenberg JA Boozer CN Geliebter A Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 07 06 Diakses tanggal 2010 10 12 Inggris Coffee consumption and risk for type 2 diabetes mellitus Harvard School of Public Health Channing Laboratory Harvard Medical School and Brigham and Women s Hospital Salazar Martinez E Willett WC Ascherio A Manson JE Leitzmann MF Stampfer MJ Hu FB Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 09 12 Diakses tanggal 2010 10 12 a b Inggris Coffee and health a review of recent human research Linus Pauling Institute Oregon State University Higdon JV Frei B Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 09 12 Diakses tanggal 2010 10 12 Inggris Coffee and coronary heart disease a review Department of Medicine University of Tennessee Rosmarin PC Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 10 12 Inggris Coffee good bad or just fun A critical review of coffee s effects on liver enzymes Division of Gastroenterology Hepatology and Nutrition Loyola University Medical Center Homan DJ Mobarhan S Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 08 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Increase of aminotransferases Clinique medicale CHU de Rouen Trivalle C Chassagne P Doucet J Perol MB Landrin I Manchon ND Bourreille J Bercoff E Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 03 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Interpretation of hypertransaminasemia Service de medecine interne Hopital Principal d Instruction de Tunis Othmani S Bahri M Bahri M Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 14 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Contribution of metabolic factors to alanine aminotransferase activity in persons with other causes of liver disease Gastroenterology Metabolism Endocrinology and Nutrition Department of Medicine Veterans Affairs Puget Sound Health Care System Ioannou GN Weiss NS Boyko EJ Kahn SE Lee SP Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 14 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Coffee and caffeine consumption reduce the risk of elevated serum alanine aminotransferase activity in the United States Social amp Scientific Systems Inc Ruhl CE Everhart JE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 01 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Unexpected effects of coffee consumption on liver enzymes Istituto di Medicina Clinica Universita di Padova Casiglia E Spolaore P Ginocchio G Ambrosio GB Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 16 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Induction of cancer chemopreventive enzymes by coffee is mediated by transcription factor Nrf2 Evidence that the coffee specific diterpenes cafestol and kahweol confer protection against acrolein Biomedical Research Centre Ninewells Hospital and Medical School University of Dundee Higgins LG Cavin C Itoh K Yamamoto M Hayes JD Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 03 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris The multifaceted mechanisms for coffee s anti tumorigenic effect on liver Department of Hepatobiliary Surgery Xijing Hospital Fourth Military Medical University Tao KS Wang W Wang L Cao DY Li YQ Wu SX Dou KF Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 09 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Influence of coffee drinking on subsequent risk of hepatocellular carcinoma a prospective study in Japan Epidemiology and Prevention Division Research Center for Cancer Prevention and Screening National Cancer Center Inoue M Yoshimi I Sobue T Tsugane S JPHC Study Group Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 01 15 Diakses tanggal 2010 10 13 Inggris Joint effects of coffee consumption and serum gamma glutamyltransferase on the risk of liver cancer Department of Public Health University of Helsinki Hu G Tuomilehto J Pukkala E Hakulinen T Antikainen R Vartiainen E Jousilahti P Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 01 Diakses tanggal 2010 10 13 Andy Pribadi 21 Juli 2014 Waspadai Perlemakan Hati Tribunnews com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 28 Diakses tanggal 2014 07 21 a b c Inggris History of clinical transplantation Thomas E Starzl Transplantation Institute University of Pittsburgh Medical Center Starzl TE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 08 Diakses tanggal 2010 08 04 a b c Inggris The mystique of hepatic tolerogenicity Transplantation Institute Departments of Surgery Pathology and Pediatrics University of Pittsburgh Medical Center Starzl TE Murase N Demetris A Trucco M Fung J Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 07 Diakses tanggal 2010 08 04 a b Inggris History of clinical transplantation Thomas E Starzl Transplantation Institute University of Pittsburgh Starzl TE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 10 07 Diakses tanggal 2010 08 04 a b Inggris History of pediatric liver transplantation Where are we coming from Where do we stand Department of Pediatric Surgery and Liver Transplantation Universite Catholique de Louvain Otte JB Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 02 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris The unfinished legacy of liver transplantation emphasis on immunology Transplantation Institute Department of Surgery University of Pittsburgh Medical Center Starzl TE Lakkis FG Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 23 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris Activation of innate immunity NK IFN gamma in rat allogeneic liver transplantation contribution to liver injury and suppression of hepatocyte proliferation Department of Hepatobiliary Surgery First Affiliated Hospital Zhejiang University School of Medicine Shen K Zheng SS Park O Wang H Sun Z Gao B Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 14 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris Unusual patterns of alloimmunity evoked by allogeneic liver parenchymal cells The Ohio State University College of Medicine Department of Surgery Bumgardner GL Orosz CG Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 15 Diakses tanggal 2010 08 04 Inggris Kufe Donald W Pollock Raphael E Weichselbaum Ralph R Bast Robert C Jr Gansler Ted S Holland James F Frei III Emil 2003 Holland Frei Cancer medicine Dana Farber Cancer Institute Harvard Medical School Boston Department of Surgical Oncology University of Texas MD Anderson Cancer Center Department of Radiation and Cellular Oncology University of Chicago Hospital Chicago Tumor Institute University of Chicago Chicago University of Texas MD Anderson Cancer Center Houston American Cancer Society Derald H Ruttenberg Cancer Center Mount Sinai School of Medicine New York edisi ke 6 Hamilton on BC Decker Inc hlm Engraftment of Allogeneic Hematopoietic Transplants ISBN 1 55009 213 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 08 17 Diakses tanggal 2010 08 09 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Liver Inggris Exploring hepatic hormone actions using a compilation of gene expression profiles Diarsipkan 2023 07 09 di Wayback Machine Ekspresi genetik yang diinduksi oleh hormon tri iodotironina dan GH American Association for the Study of Liver Diseases Diarsipkan 2021 05 07 di Wayback Machine AASLD American Liver Society Diarsipkan 2016 01 12 di Wayback Machine ALS WikiLiver A Wiki dedicated to the liver Diarsipkan 2023 03 25 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Hati amp oldid 24102487