www.wikidata.id-id.nina.az
Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan Diskusi yang sesuai mungkin dapat ditemukan di halaman pembicaraannya Harap pastikan akurasi artikel ini dengan sumber tepercaya Lihat diskusi mengenai artikel ini di halaman diskusinya Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Sri Wijaya beralih ke halaman ini Untuk kegunaan lain lihat Sri Wijaya disambiguasi Sriwijaya adalah kerajaan bahari historis yang berasal dari Pulau Sumatra sekitar abad ke 7 sampai abad ke 11 Kehadirannya banyak memberi pengaruh pada perkembangan sejarah Asia Tenggara terutama dalam kawasan Nusantara barat 3 4 Dalam bahasa Sanskerta sri berarti bercahaya atau gemilang dan vijaya berarti kemenangan atau kejayaan 4 dengan demikian nama Sriwijaya bermakna kemenangan yang gilang gemilang Lokasi ibukota Sriwijaya dapat dengan akurat disimpulkan berada di Kota Palembang tepatnya di muara Sungai Musi 2 295 Sriwijaya terdiri dari sejumlah pelabuhan yang saling berhubungan di sekitar Selat Malaka 5 Kedatuan SriwijayaKadatuan Sriwijaya671 1025Perkiraan wilayah Sriwijaya pada abad ke 8 sampai ke 11 beserta rute penaklukan dan ekspedisinyaIbu kotaMinanga Palembang 1 25 2 295Bahasa yang umum digunakanMelayu Kuno SanskertaAgamaBuddha Vajrayana Buddha Mahayana Buddha HinayanaPemerintahanMonarkiMaharaja 671Dapunta Hyang Pendiri Sriwijaya 703Sri Indrawarman Kronik Tiongkok 728Rudra Wikrama Kronik Tiongkok 782Dharanindra Prasasti Kelurak 824Samaratungga Prasasti Kayumwungan 860Balaputradewa Prasasti Nalanda 960Sri Udayaditya Warmadewa Kronik Tiongkok 988Sri Cudamani Warmadewa Prasasti Leiden 1008Sri Mara Vijayottunggawarman Prasasti Leiden 1025Sangrama Vijayottunggawarman Prasasti Tanjore Sejarah Didirikan671 Invasi dari Chola1025Mata uangKoin emas dan perakDidahului oleh Digantikan olehKerajaan Kandali Kerajaan MelayuSekarang bagian dari Indonesia Malaysia Singapura Thailand bagian selatan terutama Pattani Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke 7 seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang I Tsing menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan 6 7 Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke 7 yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertarikh 682 8 Meskipun sempat dianggap sebagai talasokrasi kerajaan berbasis maritim penelitian baru tentang catatan yang tersedia menunjukkan bahwa Sriwijaya merupakan negara berbasis darat daripada kekuatan maritim Armada laut memang tersedia tetapi bertindak sebagai dukungan logistik untuk memfasilitasi proyeksi kekuatan darat Menanggapi perubahan ekonomi maritim Asia dan terancam oleh hilangnya negara bawahannya kerajaan kerajaan disekitar selat Malaka mengembangkan strategi angkatan laut untuk menunda kemerosotannya Strategi angkatan laut kerajaan kerajaan disekitar selat Malaka bersifat menghukum untuk memaksa kapal kapal dagang datang ke pelabuhan mereka Kemudian strategi angkatan laut kerajaan kerajaan tersebut merosot menjadi armada perompak 9 Pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut akibat beberapa peperangan 4 Serangan besar pada tahun 1025 dilancarkan oleh pasukan Rajendra Chola I dari Koromandel 10 Setelah itu kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 oleh sejarawan Prancis George Cœdes dari Ecole francaise d Extreme Orient 1 Daftar isi 1 Catatan sejarah 2 Perdagangan 3 Militer 3 1 Abad ke 7 hingga ke 11 3 2 Abad ke 12 hingga ke 13 4 Pendidikan 5 Pelayaran 5 1 Imigrasi 5 2 Jenis kapal 6 Ibu kota 7 Luas wilayah 7 1 Menurut data arkeologi observasi dan catatan luar negeri 8 Puncak kejayaan 9 Konflik luar negeri 9 1 Berperang melawan Medang 10 Kemunduran 10 1 Serbuan kerajaan Chola 10 2 Di bawah kekuasaan Chola 11 Struktur pemerintahan 12 Hubungan diplomatik 12 1 Dengan kekhalifahan Umayyah 12 2 Dengan kerajaan Medang 12 2 1 Hubungan dengan wangsa Sailendra 12 3 Dengan kerajaan Pala 12 4 Dengan kerajaan Chola 12 5 Dengan kekaisaran Tiongkok 13 Daftar raja raja 14 Warisan budaya 14 1 Arca 14 2 Bahasa Melayu Kuno 14 3 Candi 14 4 Prasasti 14 5 Bangkai perahu 15 Pusat inspirasi 16 Istilah 17 Kutipan 18 Referensi 19 Pranala luarCatatan sejarah SuntingBelum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan 11 Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920 an ketika sarjana Prancis George Cœdes mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia 11 Coedes menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap San fo ts i sebelumnya dibaca Sribhoja dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kerajaan yang sama 12 Historiografi Sriwijaya diperoleh dan disusun dari dua macam sumber utama catatan sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia Tenggara yang telah ditemukan dan diterjemahkan Catatan perjalanan biksu peziarah I Ching sangat penting terutama dalam menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada tahun 671 Sekumpulan prasasti siddhayatra abad ke 7 yang ditemukan di Palembang dan Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah primer yang penting Di samping itu kabar kabar regional yang beberapa mungkin mendekati kisah legenda seperti Kisah mengenai Maharaja Zabag dan Raja Khmer juga memberikan sekilas keterangan Selain itu beberapa catatan musafir India dan Arab juga menjelaskan secara samar samar mengenai kekayaan raja Zabag yang menakjubkan Sepertinya kisah Zabag Khmer didasarkan pada kekuasaan Jawa atas Kamboja bukan kekuasaan Sriwijaya atas Kamboja 2 269 302Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatra awal dan salah satu kerajaan terbesar Nusantara Pada abad ke 20 Sriwijaya dan Majapahit menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda 11 Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama Orang Tionghoa menyebutnya Shih li fo shih atau San fo ts i atau San Fo Qi Bangsa Arab menyebutnya Sribuza dan Khmer menyebutnya Malayu Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan 4 114 115Perdagangan SuntingDi dunia perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat Sunda Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti kapur barus kayu gaharu cengkih pala kepulaga gading emas dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja raja di India 13 Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal vassal nya di seluruh Asia Tenggara Dengan berperan sebagai entreport atau pelabuhan utama di Asia Tenggara dengan mendapatkan restu persetujuan dan perlindungan dari Kaisar Tiongkok untuk dapat berdagang dengan Tiongkok Sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan bahari dan menguasi urat nadi pelayaran antara Tiongkok dan India 14 Karena alasan itulah Sriwijaya harus terus menjaga dominasi perdagangannya dengan selalu mengawasi dan jika perlu memerangi pelabuhan pesaing di negara jirannya Keperluan untuk menjaga monopoli perdagangan inilah yang mendorong Sriwijaya menggelar ekspedisi militer untuk menaklukkan bandar pelabuhan pesaing di kawasan sekitarnya dan menyerap mereka ke dalam mandala Sriwijaya Bandar Malayu di Jambi Kota Kapur di pulau Bangka Tarumanagara dan pelabuhan Sunda di Jawa Barat Kalingga di Jawa Tengah dan bandar Kedah dan Chaiya di semenanjung Melaya adalah beberapa bandar pelabuhan yang ditaklukan dan diserap kedalam lingkup pengaruh Sriwijaya Disebutkan dalam catatan sejarah Champa adanya serangkaian serbuan angkatan laut yang berasal dari Jawa terhadap beberapa pelabuhan di Champa dan Kamboja Mungkin angkatan laut penyerbu yang dimaksud adalah armada Sriwijaya karena saat itu wangsa Sailendra di Jawa adalah bagian dari mandala Sriwijaya Hal ini merupakan upaya Sriwijaya untuk menjamin monopoli perdagangan laut di Asia Tenggara dengan menggempur bandar pelabuhan pesaingnya Sriwijaya juga pernah berjaya dalam hal perdagangan sedari tahun 670 hingga 1025 M 15 Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok Sriwijaya juga menjalin perdagangan dengan tanah Arab Kemungkinan utusan Maharaja Sri Indrawarman yang mengantarkan surat kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Bani Umayyah tahun 718 kembali ke Sriwijaya dengan membawa hadiah Zanji budak wanita berkulit hitam dan kemudian dari kronik Tiongkok disebutkan Shih li fo shih dengan rajanya Shih li t o pa mo Sri Indrawarman pada tahun 724 mengirimkan hadiah untuk kaisar Tiongkok berupa ts engchi bermaksud sama dengan Zanji dalam bahasa Arab 16 Pada paruh pertama abad ke 10 di antara kejatuhan dinasti Tang dan naiknya dinasti Song perdagangan dengan luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min dan kerajaan Nan Han dengan negeri kayanya Guangdong Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini Pada masa inilah diperkirakan rakyat Sriwijaya mulai mengenal buah semangka Citrullus lanatus Thunb Matsum amp Nakai yang masuk melalui perdagangan mereka 17 18 Militer SuntingAbad ke 7 hingga ke 11 Sunting Sebelumnya diasumsikan bahwa Sriwijaya merupakan kekuatan maritim yang tidak lepas hubungannya dengan etnisitas dan kebudayaan masyarakat di Selat Malaka Asumsi yang terjadi adalah bahwa terbentuknya negara dengan sukses dan hegemoni di selat berhubungan langsung dengan kemampuan dalam keikutsertaan kegiatan maritim internasional yang berarti negara ini berkembang dan mempertahankan lingkaran kekuasaannya dengan angkatan laut Akan tetapi survei dari informasi yang ada menunjukkan bahwa asumsi seperti itu tidak tepat Data tentang aktivitas maritim sangat sedikit dan penyebutan angkatan laut hanya terjadi dalam sumber yang tidak lengkap Bahkan aspek material angkatan laut Asia Tenggara tidak diketahui hingga abad ke 15 perhatian ilmiah umumnya berfokus pada teknik pembuatan kapal 19 Dalam prasasti Kedukan Bukit 683 M mencatat bahwa hanya 312 orang yang menggunakan perahu dari total kekuatan 20 000 orang yang juga termasuk didalamnya 1312 orang tentara darat Banyaknya jumlah tentara darat menunjukan bahwa angkatan laut Sriwijaya hanya berperan sebagai penyedia kecil dukungan logistik Pada abad ke 8 kemampuan angkatan laut Sriwijaya berkembang mengimbangi proporsi kekuatan angkatan daratnya meskipun hanya berperan sebagai pendukung logistik 20 Selain itu tidak adanya istilah yang menunjukkan kapal laut untuk keperluan umum dan militer menunjukkan bahwa angkatan laut bukanlah aspek permanen negara di Selat Malaka Bahkan ketika kekuatan tetangga di maritim Asia terutama Jawa selama abad ke 10 hingga 14 dan Chola India pada abad ke 11 mulai mengembangkan angkatan lautnya kekuatan laut Sriwijaya relatif lemah Sebagai contoh kasus Songshi dan Wenxian Tongkao mencatat bahwa antara tahun 990 dan 991 seorang utusan Sriwijaya tidak dapat kembali dari Cina Selatan ke Palembang karena konflik militer yang sedang berlangsung antara Jawa dan Sriwijaya Namun orang Jawa Arab dari Timur Tengah dan Asia Selatan mampu mempertahankan pertukaran diplomatik dan ekonomi dengan Cina selama waktu ini Jelas angkatan laut Jawa cukup kuat untuk benar benar mengganggu komunikasi Sriwijaya dengan Cina Terlepas dari konfrontasi angkatan laut antara Jawa dan Sriwijaya komunikasi antara negara negara pesisir Samudra Hindia dan Cina terus berlanjut selama waktu ini menunjukkan bahwa konflik tidak selalu terjadi di laut lepas tetapi lebih cenderung terbatas pada muara dan sungai di sekitar ibu kota Sriwijaya di Palembang muara Sungai Musi dan Selat Bangka 21 Tanggapan Sriwijaya terhadap agresi Jawa tampaknya bersifat defensif Dalam catatannya tentang Sanfoqi Zhao Rugua mencatat dalam Zhufanzhi sekitar tahun 1225 Di masa lalu negara ini menggunakan rantai besi sebagai penghalang untuk bersiap menghadapi pihak perampok lainnya tiba dengan kapal Ada peluang untuk melepaskannya yaitu menarik dengan tangan Jika kapal dagang tiba rantai itu harus dilepaskan 22 23 Ketidakmampuan negeri negeri Selat Malaka untuk menanggapi ancaman maritim menjadi sangat jelas di awal abad ke 11 Antara 1017 dan 1025 Chola menyerbu pelabuhan pelabuhan utama Melayu di Selat dan Teluk Siam termasuk Kedah Melayu Jambi Lambri Sriwijaya dan Langkasuka menjarah perbendaharaan Kedah dan menangkap penguasa Sriwijaya merupakan indikasi lebih lanjut dari ketidakmampuan negeri negeri Selat Malaka untuk mempertahankan diri dari serangan angkatan laut 21 Dengan demikian hingga abad ke 11 setidaknya dalam hal pandangan militer mereka kerajaan tersebut bisa dibilang berbasis darat Hanya dengan perubahan konteks internasional dari abad kesebelas dan seterusnya yang awalnya ditandai dengan serangan Chola dan kemudian dengan meningkatnya kehadiran pedagang Cina yang langsung beroperasi di perairan Asia Tenggara ditambah dengan munculnya kekuatan baru di pinggiran laut peran dan sifat angkatan laut ini mulai berubah 24 Abad ke 12 hingga ke 13 SuntingSetelah serangan Chola tidak ada informasi tentang masalah angkatan laut di Selat Malaka Istilah Tiongkok untuk Sriwijaya yaitu Sanfoqi masih terus digunakan sampai berabad abad setelahnya namun setelah tahun 1025 istilah Sanfoqi merujuk pada kerajaan Malayu Dharmasraya 2 398 405 Catatan baru muncul dalam dalam Lingwai daida tahun 1178 yang ditulis oleh Zhou Qufei Negara ini Sanfoqi tidak memiliki produk tetapi orang orangnya terlatih dengan baik dalam peperangan Jika mereka mengoleskan obat pada tubuh mereka mereka tidak dapat dilukai Dalam perang angkatan laut ofensif serangan mereka tak tertandingi Oleh karena itu negara negara tetangga bersekutu dengannya Jika kapal asing yang melewati sekitarnya tidak singgah pada negara ini kapal diluncurkan untuk memberi mereka pelajaran dan membunuh Oleh karena itu negara ini kaya dengan cula badak gading gajah mutiara barang aromatik dan obat obatan 25 Informasi serupa tentang Sanfoqi juga dicatat dalam Zhufanzhi sekitar 1225 yang mencatat Semuanya sangat baik dalam peperangan laut dan darat Setiap saat ketika perintah mobilisasi dilakukan kepala suku adalah orang orang yang memerintahkan pasukan Mereka semua mempersiapkan dan memperlengkapi diri dengan tentara peralatan dan makanan Tiba di musuh mereka berani mati yaitu tidak takut mati Oleh karena itu dianggap sebagai tetua dari berbagai negara negara yaitu yang paling utama di antara yang sederajat Negara ini berada di tengah laut mengendalikan titik sempit yang dilalui berbagai kapal asing yang datang dan pergi Di masa lalu mereka menggunakan rantai besi sebagai penghalang Tahun ini yaitu saat ini rantai itu tidak ditautkan yaitu tidak dibentangkan dan tidak digunakan berbaring di tumpukan di dalam air Jika pedagang kapal melintasi sekitarnya dan tidak masuk yaitu singgah di pelabuhan maka kapal dikirim untuk bertempur dengan mereka Mereka harus mati yaitu orang orang yang ada di kapal dagang harus dibunuh Oleh karena itu negara ini Sanfoqi adalah pusat pelayaran yang besar 23 26 Informasi ini kemungkinan merujuk pada peperangan laut dan sungai khususnya mengingat kemampuan navigasi yang luas dari sungai Musi dan Batang Hari di mana pusat pusat utama kerajaan disekitar selat Malaka Palembang dan Jambi berada Catatan catatan ini menunjukkan bahwa baik sifat angkatan laut maupun peran yang dimainkannya dalam kelangsungan pemerintahan itu sendiri pada akhir abad ke 12 dan ke 13 menjadi sangat berbeda 24 Pada saat yang sama abad ke 12 menyaksikan awal dari kemunduran kerajaan disekitar selat Malaka di dalam maritim Asia Tenggara dan di mata mitra asingnya Kedah jatuh di luar pengaruh Sanfoqi selama abad ke 11 Pada awal abad ketiga belas Pahang Kuala Beranang dan Kompei telah didirikan langsung hubungan ekonomi dengan pelabuhan Cina Quanzhou 27 Jambi merdeka dari pengaruh Sanfoqi pada awal abad ke 13 sementara Ligor jatuh di bawah pengaruh Tambralingga pada 1230 an 28 Setelah serangan kerajaan Singhasari ke Malayu pada 1275 sejumlah besar negara pelabuhan Melayu muncul di Selat Malaka masing masing berusaha untuk terlibat langsung dengan pedagang asing dengan berbagai tingkat keberhasilan Oleh karena itu pengembangan strategi angkatan laut yang semakin proaktif bukan hanya sebuah reaksi ke sifat interaksi yang berubah dengan mitra dagang utama seperti Cina dan India tetapi juga sebagai akibat dari menurunnya kekuasaan kerajaan kerajaan disekitar selat Malaka 29 Pendidikan Sunting Penyebaran ajaran Buddha dari India utara ke bagian lain di Asia Sriwijaya pernah berperan sebagai pusat pembelajaran dan penyebaran ajaran Buddha Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara negara di Asia Antara lain pendeta dari Tiongkok I Tsing yang melakukan kunjungan ke Sumatra dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha Selain berita diatas terdapat berita yang dibawakan oleh I Tsing dinyatakan bahwa terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha pada Sakyakirti seorang pendeta terkenal di Sriwijaya 30 Terdapat lebih dari 1000 pandita Buddhis di Sriwijaya yang belajar serta mempraktikkan Dharma dengan baik Mereka menganalisis dan mempelajari semua topik ajaran sebagaimana yang ada di India vinaya dan ritual ritual mereka tidaklah berbeda sama sekali dengan yang ada di India Apabila seseorang pandita Tiongkok akan pergi ke Universitas Nalanda di India untuk mendengar dan mempelajari naskah naskah Dharma auutentik ia sebaiknya tinggal di Sriwijaya dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun untuk mempraktikkan vinaya dan bahasa sansekerta dengan tepat Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan Selain itu ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya Menjelang akhir abad ke 10 Atisa seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet dalam kertas kerjanya Durbodhaloka menyebutkan ditulis pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa penguasa Sriwijayanagara di Malayagiri di Suvarnadvipa 31 banyak raja dan pemimpin yang berada di pulau pulau pada Lautan Selatan percaya dan mengagumi Buddha dihati mereka telah tertanam perbuatan baik Di dalam benteng kota Sriwijaya dipenuhi lebih dari 1000 biksu Budha yang belajar dengan tekun dan mengamalkannya dengan baik Jika seorang biarawan Tiongkok ingin pergi ke India untuk belajar Sabda lebih baik ia tinggal dulu di sini selama satu atau dua tahun untuk mendalami ilmunya sebelum dilanjutkan di India Gambaran Sriwijaya menurut I Tsing 7 Kedatuan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India pertama oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha Peranannya dalam agama Budha dibuktikannya dengan membangun tempat pemujaan agama Budha di Ligor Thailand 32 Raja raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke 7 hingga abad ke 9 sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara tentunya menarik minat para pedagang dan ulama Muslim dari Timur Tengah sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal bakal kerajaan kerajaan Islam di Sumatra kelak di saat melemahnya pengaruh Sriwijaya Pelayaran SuntingImigrasi Sunting Inti dari kekuasaan Sriwijaya terkonsentrasi di dalam dan di sekitar selat Malaka dan Sunda dan di Sumatra Semenanjung Melayu dan Jawa Barat Namun antara abad ke 9 dan ke 12 pengaruh Sriwijaya tampaknya telah jauh melampaui inti Para navigator Sriwijaya tampaknya telah mencapai sejauh Madagaskar Migrasi ke Madagaskar diperkirakan telah terjadi 1 200 tahun yang lalu sekitar 830 M Menurut sebuah studi DNA mitokondria baru yang luas penduduk asli Malagasy saat ini kemungkinan dapat melacak warisan mereka kembali ke 30 ibu pendiri yang berlayar dari Indonesia 1 200 tahun yang lalu Malagasi berisi kata kata pinjaman dari bahasa Sanskerta dengan semua modifikasi bahasa lokal melalui bahasa Jawa atau Melayu mengisyaratkan bahwa Madagaskar mungkin telah dijajah oleh pemukim dari Sriwijaya 33 Jenis kapal Sunting Catatan tekstual kapal Sriwijaya sangat sedikit karena catatan epigrafi Melayu kuno jarang menyebutkan kendaraan air Prasasti Kedukan Bukit 683 M menyebutkan samvau Bahasa Melayu modern Sampan Sebuah jenis kapal yang disebut lancang diidentifikasi sebagai jenis kapal Melayu dalam catatan abad abad kemudian tetapi pada zaman Sriwijaya kapal itu disebutkan dalam 2 prasasti di pantai utara Bali tanggal 896 dan 923 Masehi Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Bali kuno bukan bahasa Melayu kuno 34 149 150Ibu kota SuntingMenurut Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 605 Saka 683 M Kadatuan Sriwijaya pertama kali didirikan di sekitar Palembang di tepian Sungai Musi Prasasti ini menyebutkan bahwa Dapunta Hyang berasal dari Minanga Tamwan Lokasi yang tepat dari Minanga Tamwan masih diperdebatkan Teori Palembang sebagai tempat di mana Sriwijaya pertama kali bermula diajukan oleh Coedes dan didukung oleh Pierre Yves Manguin Selain Palembang tempat lain seperti Muaro Jambi Sungai Batanghari Jambi dan Muara Takus pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kiri Riau juga diduga sebagai ibu kota Sriwijaya Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya warna hijau terletak di sebelah barat daya pusat kota Palembang Situs ini membentuk poros yang menghubungkan Bukit Seguntang dan tepian Sungai Musi Berdasarkan observasi sekitar tahun 1993 Pierre Yves Manguin menyimpulkan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking terletak di provinsi Sumatra Selatan sekarang tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya 4 Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air yaitu jaringan kanal parit kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang dipastikan situs ini adalah buatan manusia Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang serta jaringan kanal dengan luas areal meliputi 20 hektare Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia 35 Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi di provinsi Jambi sekarang 10 dengan catatan Malayu tidak berada di kawasan tersebut Jika Malayu berada pada kawasan tersebut ia cendrung kepada pendapat Moens 36 yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat Kedatuan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus provinsi Riau sekarang dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing 13 serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa tahun 1003 kepada kaisar Tiongkok yang dinamakan cheng tien wan shou Candi Bungsu salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus 37 Poerbatjaraka mendukung pendapat Moens Ia berpendapat bahwa Minanga Tamwan disamakan dengan daerah pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri Riau tempat di mana Candi Muara Takus kini berdiri Menurutnya kata tamwan berasal dari kata temu lalu ditafsirkannya daerah tempat sungai bertemu 38 Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I berdasarkan prasasti Tanjore Sriwijaya telah beribu kota di Kadaram Kedah sekarang 10 Akan tetapi pada tahun 2013 penelitian arkeologi yang digelar oleh Universitas Indonesia menemukan beberapa situs keagamaan dan tempat tinggal di Muaro Jambi Hal ini menunjukkan bahwa pusat awal Sriwijaya mungkin terletak di Kabupaten Muaro Jambi Jambi pada tepian sungai Batang Hari dan bukanlah di Sungai Musi seperti anggapan sebelumnya 39 Situs arkeologi mencakup delapan candi yang sudah digali di kawasan seluas sekitar 12 kilometer persegi membentang 7 5 kilometer di sepanjang Sungai Batang Hari serta 80 menapo atau gundukan reruntuhan candi yang belum dipugar 40 41 Situs Muaro Jambi bercorak Buddha Mahayana Wajrayana Hal ini menunjukkan bahwa situs tersebut adalah pusat pembelajaran Buddhis yang dikaitkan dengan tokoh cendekiawan Buddhis terkenal Suvarṇadvipi Dharmakirti dari abad ke 10 Catatan sejarah dari Tiongkok juga menyebutkan bahwa Sriwijaya menampung ribuan biksu Teori lain mengajukan pendapat bahwa Dapunta Hyang berasal dari pantai timur Semenanjung Malaya bahwa Chaiya di Surat Thani Thailand Selatan adalah pusat Kedatuan Sriwijaya 42 Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa nama kota Chaiya berasal dari kata Cahaya dalam bahasa Melayu Ada pula yang percaya bahwa nama Chaiya berasal dari Sri Wijaya dan kota ini adalah pusat Sriwijaya Teori ini kebanyakan didukung oleh sejarawan Thailand 43 meskipun secara umum teori ini dianggap kurang kuat Luas wilayah SuntingMenurut data arkeologi observasi dan catatan luar negeri Sunting Peta wilayah kekuasaan kadatuan Sriwijaya bermula di Minang pada tahun 600 an kemudian meluas ke sebagian besar wilayah Sumatra lainya kemudian melakukan ekspansi hingga wilayah Jawa Kepulauan Riau Bangka Belitung Singapura Semenanjung Kra berpusat di Thailand Selatan Kamboja Vietnam Selatan Kalimantan Sarawak Brunei Sabah dan berakhir sebagai entitas baru yakni Kerajaan Melayu di Jambi pada abad ke 13 Kedatuan Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing Dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Bahwa beliau berangkat dalam perjalanan suci siddhayatra untuk mengalap berkah a dan memimpin 20 000 tentara dan 312 orang di kapal dengan 1 312 prajurit berjalan kaki dari Minanga Tamwan menuju Jambi dan Palembang Diketahui Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu Para ahli berpendapat bahwa prasasti ini mengadaptasi ortografi India untuk menulis prasasti ini 44 Candi Gumpung candi Buddha di Muaro Jambi Kerajaan Melayu yang ditaklukkan Sriwijaya Pada abad ke 7 ini orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kedatuan Sriwijaya 4 Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau Bangka Kedatuan ini telah menguasai bagian selatan Sumatra pulau Bangka hingga Belitung Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing Kalingga di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya Kemungkinan yang dimaksud dengan Bhumi Jawa adalah Tarumanegara 45 Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka Laut Jawa bagian Barat dan kemungkinan juga Teluk Thailand 46 Pada abad ke 8 Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan 4 Pada masa berikutnya Pan Pan dan Trambralinga yang terletak di sebelah utara Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya Selain itu dalam Prasasti Tanjore 1030 juga termuat daftar wilayah Sriwijaya Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini 47 77 78 170 Kawasan Sriwijaya dalam prasasti TanjoreNama kawasan KeteranganPannai PannaiMalaiyur MalayuMayirudingamIlangasokam LangkasukaMapappalamMevilimbangamValaippanduruTalaittakkolamMadamalingam TambralinggaIlamuridesam LamuriManakkavaram NikobarKadaram KedahPuncak kejayaan Sunting Arca emas Avalokitecvara bergaya Malayu Sriwijaya ditemukan di Rantaukapastuo Muarabulian Jambi Indonesia Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab Sriwijaya disebut dengan nama Sribuza Pada tahun 955 M Al Masudi seorang musafir pengelana sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya Dalam catatan itu digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya dengan tentara yang sangat banyak Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus kayu gaharu cengkih kayu cendana pala kapulaga gambir dan beberapa hasil bumi lainya 48 Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang agraris Ini disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa Persia yang bernama Abu Zaid Hasan yang mendapat keterangan dari Sujaimana seorang pedagang Arab Abu Zaid menulis bahwasanya Kerajaan Zabaj Sriwijaya atau Jawa memiliki tanah yang subur dan kekuasaaan yang luas hingga ke seberang lautan 49 Kedatuan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim Mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran jalur perdagangan menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi melindungi kapal kapal dagang memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya 50 Konflik luar negeri SuntingBerperang melawan Medang Sunting Area wilayah Sumatra Laut Jawa di sebelah timur Selat Sunda di sebelah selatan dan Samudera Hindia di sebelah barat Kapal Borobudur bercadik yang ditampilkan di Borobudur Pada 990 Raja Dharmawangsa dari Jawa mengirim armada kapal perang untuk menyerbu Sriwijaya di Sumatra Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara sepanjang abad ke 10 akan tetapi pada akhir abad ini Kerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan bahari baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya Berita Tiongkok dari Dinasti Song menyebut Kedatuan Sriwijaya di Sumatra dengan nama San fo tsi sedangkan Kerajaan Medang di Jawa dengan nama She po Dikisahkan bahwa San fo tsi dan She po terlibat persaingan untuk menguasai Asia Tenggara Kedua negeri itu saling mengirim duta besar ke Tiongkok Utusan San fo tsi yang berangkat tahun 988 tertahan di pelabuhan Kanton ketika hendak pulang karena negerinya diserang oleh balatentara Jawa Serangan dari Jawa ini diduga berlangsung sekitar tahun 990 an yaitu antara tahun 988 dan 992 pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa 51 Pada musim semi tahun 992 duta Sriwijaya tersebut mencoba pulang namun kembali tertahan di Champa karena negerinya belum aman Ia meminta kaisar Song agar memberi perlindungan kepada San fo tsi Utusan Jawa juga tiba di tahun 992 Ia dikirim oleh rajanya yang naik takhta tahun 991 Raja baru Jawa tersebut adalah Dharmawangsa Teguh 51 Kerajaan Medang berhasil merebut Palembang pada tahun 992 untuk sementara waktu namun kemudian pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya Prasasti Pengaruh hindu budha batu Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan adanya serangan Jawa terhadap Sumatra Rangkaian serangan dari Jawa ini pada akhirnya gagal karena Jawa tidak berhasil membangun pijakan di Sumatra Menguasai ibu kota di Palembang tidak cukup karena pada hakikatnya kekuasaan dan kekuatan mandala Sriwijaya tersebar di beberapa bandar pelabuhan di kawasan Selat Malaka Maharaja Sriwijaya Sri Cudamani Warmadewa berhasil lolos keluar dari ibu kota dan berkeliling menghimpun kekuatan dan bala bantuan dari sekutu dan raja raja bawahannya untuk memukul mundur tentara Jawa Sriwijaya memperlihatkan kegigihan persekutuan mandalanya bertahan dan berjaya memukul mundur angkatan laut Jawa 51 Sri Cudamani Warmadewa kembali memperlihatkan kecakapan diplomasinya memenangi dukungan Tiongkok dengan cara merebut hati Kaisarnya Pada tahun 1003 ia mengirimkan utusan ke Tiongkok dan mengabarkan bahwa di negerinya telah selesai dibangun sebuah candi Buddha yang didedikasikan untuk mendoakan agar Kaisar Tiongkok panjang usia Kaisar Tiongkok yang berbesar hati dengan persembahan itu menamai candi itu cheng tien wan shou dan menganugerahkan genta yang akan dipasang di candi itu 52 Candi Bungsu salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus 37 Serangan dari Medang ini membuka mata Sriwijaya betapa berbahayanya ancaman Jawa maka Maharaja Sriwijaya pun menyusun siasat balasan dan berusaha menghancurkan Kerajaan Medang Sriwijaya disebut sebut berperan dalam menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa Dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur di mana Haji Wurawari dari Lwaram pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh 10 53 Kemunduran SuntingSerbuan kerajaan Chola Sunting Tahun 1017 dan 1025 Rajendra Chola I raja dari dinasti Chola di Koromandel India selatan mengirim ekspedisi laut untuk menyerang Sriwijaya Berdasarkan prasasti Tanjore bertarikh 1030 Kerajaan Chola telah menaklukan daerah daerah koloni Sriwijaya seperti wilayah Nikobar dan sekaligus berhasil menawan raja Sriwijaya yang berkuasa waktu itu Sangrama Vijayottunggawarman Selama beberapa dekade berikutnya seluruh imperium Sriwijaya telah berada dalam pengaruh dinasti Chola Meskipun demikian Rajendra Chola I tetap memberikan peluang kepada raja raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya 54 Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya berita utusan San fo ts i Sanfoqi ke Tiongkok tahun 1028 55 Sanfoqi mengirim utusan ke Cina pada tahun 1028 tetapi ini merujuk pada kerajaan Malayu Jambi bukan Sriwijaya Palembang dibuktikan dengan catatan China tentang Sanfoqi Zhanbei guo Sanfoqi negara Jambi 2 397 398 405Faktor lain kemunduran Sriwijaya adalah faktor alam Karena adanya pengendapan lumpur di Sungai Musi dan beberapa anak sungai lainnya sehingga kapal kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang 56 Akibatnya Kota Palembang semakin menjauh dari laut dan menjadi tidak strategis Akibat kapal dagang yang datang semakin berkurang pajak berkurang dan memperlemah ekonomi dan posisi Sriwijaya 49 Tidak ada utusan Sriwijaya datang ke Cina antara 1028 1077 Ini mengindikasikan bahwa kekuasaan Sriwijaya sudah memudar Sangat mungkin Sriwijaya sudah runtuh pada tahun 1025 57 110 Pada abad abad setelahnya kronik Tiongkok masih menyebut Sanfoqi tetapi istilah ini kemungkinan merujuk pada kerajaan Malayu Jambi Bukti epigrafi terakhir yang menyebut kata Sriwijaya berasal dari prasasti Tanjore kerajaan Chola tahun 1030 atau 1031 2 398 405 Di bawah kekuasaan Chola Sunting Pada masa setelah 1025 Sriwijaya dianggap telah menjadi bagian dari kerajaan Chola Kronik Tiongkok menyebutkan bahwa pada tahun 1079 Kulothunga Chola I Ti hua ka lo raja dinasti Chola disebut juga sebagai raja San fo ts i yang kemudian mengirimkan utusan untuk membantu perbaikan candi dekat Kanton Selanjutnya dalam berita Tiongkok yang berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San fo tsi pada tahun 1082 masih mengirimkan utusan pada masa Tiongkok di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien pi bawahan San fo tsi yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San fo tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian Kemudian juga mengirimkan utusan berikutnya pada tahun 1088 4 Pengaruh invasi Rajendra Chola I terhadap hegemoni Sriwijaya atas raja raja bawahannya melemah Beberapa daerah taklukan melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya Sumatra sampai Jawa bagian barat Penguasaan kerajaan Chola atas Sriwijaya berlangsung selama beberapa dekade Kronik Cina menyebutkan Sanfoqi Zhu nian guo yang berarti Sanfoqi negara Chola kemungkinan merujuk ke Kedah Sanfoqi Zhu nian guo mengirim utusan ke Tiongkok pada 1077 1079 1082 1088 dan 1090 M Ada kemungkinan bahwa Chola melantik putra mahkota di wilayah yang didominasi Tamil di selat Malaka 2 398 399 405Kolonisasi orang Tamil di selat Malaka tampaknya telah berlangsung selama satu abad Chola meninggalkan beberapa prasasti di Sumatra bagian utara dan semenanjung Melayu Pengaruh Tamil dapat ditemukan dalam karya seni patung dan arsitektur candi yang menunjukkan aktivitas pemerintahan daripada perdagangan Cengkeraman Chola di Sumatra bagian utara dan semenanjung Melayu surut pada abad ke 12 puisi Tamil Kalingatupparani yang ditulis sekitar tahun 1120 menyebutkan penghancuran Kadaram Kedah oleh Kulottungga Setelah itu Kedah menghilang dari sumber sumber India 2 398 399Struktur pemerintahan SuntingArtikel utama Prasasti Telaga Batu Prasasti Telaga BatuMasyarakat Sriwjaya sangat majemuk dan mengenal stratatifikasi sosial 49 Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadatuan vanua samaryyada mandala dan bhumi 58 162 3Kadatuan dapat bermakna kawasan datu 58 164 tnah rumah tempat tinggal bini haji tempat disimpan mas dan hasil cukai drawy sebagai kawasan yang mesti dijaga 58 167 170 1 Kadatuan ini dikelilingi oleh vanua yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya Kadatuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri 58 162 3 171 Menurut Casparis samaryyada merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua yang terhubung dengan jalan khusus samaryyada patha yang dapat bermaksud kawasan pedalaman 58 168 171 Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhumi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadatuan Sriwijaya 58 165 173 6Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvaraja putra mahkota pratiyuvaraja putra mahkota kedua dan rajakumara pewaris berikutnya 59 Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya Menurut Prasasti Telaga Batu selain diceritakan kutukan raja Sriwijaya kepada siapa saja yang menentang raja diceritakan pula bermacam macam jabatan dan pekerjaan yang ada pada zaman Sriwijaya 45 58 160 2 Adapun jabatan dan pekerjaan yang diceritakan tersebut adalah raja putra putra raja yang keempat bhupati bupati senopati komandan pasukan dan dandanayaka hakim Kemudian terdapat juga Tuha an watak wuruh pengawas kelompok pekerja b Addhyakṣi nijavarṇa pengawas kaum berkasta rendah vaṣikaraṇa pandai besi pembuat senjata pisau kayastha juru tulis sthapaka pemahat puhavaṁ nakhoda kapal vaṇiyaga peniaga pratisara pemimpin kelompok kerja marsi haji tukang cuci dan hulun haji budak raja 45 58 160 2 Menurut kronik Tiongkok Hsin Tang shu Sriwijaya yang begitu luas dibagi menjadi dua Seperti yang diterangkan diatas Dapunta Hyang punya dua orang anak yang diberi gelar putra mahkota yakni yuvaraja putra mahkota pratiyuvaraja putra mahkota kedua 45 59 Ahmad Jelani Halimi profesor di Universiti Sains Malaysia mengatakan bahwa pembagian ini dilakukan untuk mencegah perpecahan di antara anak anaknya 61 Hubungan diplomatik SuntingUntuk memperkuat posisinya atas penguasaan kawasan Asia Tenggara Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kerajaan lain Dengan kekhalifahan Umayyah Sunting Sejarawan S Q Fatimi menyebutkan bahwa pada tahun 100 Hijriyah 718 M seorang maharaja Sriwijaya diperkirakan adalah Sri Indrawarman mengirimkan sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umayyah yang berisi permintaan kepada khalifah untuk mengirimkan ulama yang dapat menjelaskan ajaran dan hukum Islam kepadanya 62 Surat itu dikutip dalam Al Iqd Al Farid karya Ibnu Abdu Rabbih sastrawan Kordoba Spanyol dan dengan redaksi sedikit berbeda dalam Al Nujum Az Zahirah fi Muluk Misr wa Al Qahirah karya Ibnu Tagribirdi sastrawan Kairo Mesir 62 Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya rempah wangi pala dan jeruk nipis yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan tuhan lain selain Allah Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum hukumnya kepadaku Surat Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz 16 Peristiwa ini membuktikan bahwa Sriwijaya telah menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Islam atau dunia Arab Meskipun demikian surat ini bukanlah berarti bahwa raja Sriwijaya telah memeluk agama Islam melainkan hanya menunjukkan hasrat sang raja untuk mengenal dan mempelajari berbagai hukum budaya dan adat istiadat dari berbagai rekan perniagaan dan peradaban yang dikenal Sriwijaya saat itu yakni Tiongkok India dan Timur Tengah Dengan kerajaan Medang Sunting Hubungan dengan wangsa Sailendra Sunting Artikel utama Wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang Munculnya keterkaitan antara Sriwijaya dengan dinasti Sailendra dimulai karena adanya nama Sailendravamsa pada beberapa prasasti di antaranya pada prasasti Kalasan di pulau Jawa prasasti Ligor di selatan Thailand dan prasasti Nalanda di India Sementara pada prasasti Sojomerto dijumpai nama Dapunta Selendra Karena prasasti Sojomerto ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan bahasa Melayu umumnya digunakan pada prasasti prasasti di Sumatra maka diduga wangsa Sailendra berasal dari Sumatra walaupun prasasti sojomerto ditulis dalam aksara Jawa kemungkinan jawa hanya terkena pengaruh agama buddha yang masuk melalui Sumatra Walaupun asal usul bahasa Melayu ini masih menunggu penelitian sampai sekarang 13 Majumdar berpendapat dinasti Sailendra ini terdapat di Sriwijaya Suwarnadwipa dan Medang Jawa keduanya berasal dari Kalinga di selatan India 63 Kemudian Moens menambahkan kedatangan Dapunta Hyang ke Palembang menyebabkan salah satu keluarga dalam dinasti ini pindah ke Jawa 64 Sementara Poerbatjaraka berpendapat bahwa dinasti ini berasal dari Nusantara didasarkan atas Carita Parahiyangan 65 kemudian dikaitkan dengan beberapa prasasti lain di Jawa yang berbahasa Melayu Kuno di antaranya prasasti Sojomerto 66 61 Prasasti Sojomerto sering digunakan sebagai bukti bahwa wangsa Sailendra berasal dari Sumatra karena mengasumsikan kata Selendra sebagai penyebutan Melayu untuk Sailendra dan Dapunta Selendra adalah pendahulu dinasti ini namun penelitian termutakhir tidak menunjukkan seperti itu Menurut Damais prasasti Sojomerto berasal dari abad ke 8 menempatkannya setelah prasasti Kedukan Bukit 683 M Selain itu nama Selendra dari prasasti Sojomerto sepertinya tidak memiliki hubungan apa apa dengan Sailendra Dalam prasasti itu disebut kata hakairu dan daiva yang mempunyai diftong ai sehingga seharusnya diftong itu juga digunakan dalam nama Dapunta Selendra Selain itu teori ini sudah usang karena tidak ada data keberadaan dinasti Sailendra di Sumatra lebih awal dari abad kesembilan dan Sriwijaya tidak dapat menaklukkan Jawa yang terjadi adalah kebalikannya dinasti Sailendra menundukan Sriwijaya dan daerahnya di semenanjung Melayu 67 22 27Dinasti Sailendra dari Jawa menjalin hubungan dengan garis keturunan Sriwijaya dari Sumatra dan selanjutnya mendirikan kekuasaan dan kekuasaan mereka di Kerajaan Mataram Jawa Tengah Tidak diketahui sifat pasti dari hubungan itu dengan sumber sumber Arab menyebutkan bahwa Zabag Jawa memerintah Sribuza Sriwijaya Kalah sebuah tempat di semenanjung Melayu mungkin Kedah dan Ramni sebuah tempat di Sumatra mungkin Lamuri 67 20 23 68 hlm 8 10 30 31 Di Jawa pewaris Dharanindra adalah Samaragrawira memerintah 800 819 yang disebutkan dalam Prasasti Nalanda bertarikh 860 sebagai ayah dari Balaputradewa dan putra dari Sailendravamsatilaka perhiasan keluarga Sailendra dengan nama gelaran Sriviravairimathana pembunuh perwira musuh yang merujuk kepada Dharanindra 69 92 Tidak seperti pendahulunya Raja Dharanindra yang germar berperang Rakai Warak tampaknya cenderung cinta damai ia menikmati kemakmuran dan kedamaian Dataran Kedu di pedalaman Jawa dan lebih tertarik untuk menyelesaikan proyek pembangunan candi Borobudur Dia menunjuk seorang pangeran Khmer bernama Jayawarman sebagai gubernur Indrapura di delta Sungai Mekong di bawah kekuasaan Sailendra Keputusan ini terbukti sebagai kesalahan karena Jayawarman kemudian memberontak memindahkan ibu kota lebih jauh ke pedalaman utara dari Tonle Sap ke Mahendraparwata memutuskan ikatan dan memproklamasikan kemerdekaan Kamboja dari Jawa pada tahun 802 Rakai Warak disebut sebut sebagai raja Jawa yang menikahi Tara putri Dharmasetu dari Sriwijaya 69 108 Ia disebut dalam nama yang lainnya Rakai Warak dalam Prasasti Mantyasih Sejarawan sebelumnya seperti N J Krom dan Coedes cenderung menyamakan Rakai Warak dengan Samaratungga 69 92 Namun sejarawan kemudian seperti Slamet Muljana menyamakan Samaratungga dengan Rakai Garung yang disebutkan dalam Prasasti Mantyasih sebagai raja kelima kerajaan Mataram Yang berarti Samaratungga adalah penerus dari Rakai Warak Dewi Tara putri Dharmasetu menikahi Samaratungga seorang anggota keluarga Sailendra yang kemudian naik takhta Sriwijaya sekitar tahun 792 70 Dengan kerajaan Pala Sunting Dalam prasasti Nalanda yang bertarikh 860 Balaputra menegaskan asal usulnya sebagai keturunan raja Jawa 71 Sriwijaya juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di Benggala pada prasasti Nalanda berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputradewa mendedikasikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda Dengan kerajaan Chola Sunting Relasi dengan Dinasti Chola di selatan India juga cukup baik Dari prasasti Leiden disebutkan raja Sriwijaya di Kataha Sri Mara Vijayottunggawarman telah membangun sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma namun menjadi buruk setelah Rajendra Chola I naik tahta yang melakukan penyerangan pada abad ke 11 Kemudian hubungan ini kembali membaik pada masa Kulothunga Chola I di mana raja Sriwijaya di Kadaram mengirimkan utusan yang meminta dikeluarkannya pengumuman pembebasan cukai pada kawasan sekitar Vihara Culamanivarmma tersebut Namun pada masa ini Sriwijaya dianggap telah menjadi bagian dari dinasti Chola Kronik Tiongkok menyebutkan bahwa Kulothunga Chola I Ti hua ka lo sebagai raja San fo ts i membantu perbaikan candi dekat Kanton pada tahun 1079 Pada masa dinasti Song candi ini disebut dengan nama Tien Ching Kuan dan pada masa dinasti Yuan disebut dengan nama Yuan Miau Kwan 10 Dengan kekaisaran Tiongkok Sunting kekaisaran Tiongkok dan secara teratur mengantarkan utusan beserta upeti 72 Daftar raja raja SuntingTahun Nama Ibukota Termuat Dalam Prasasti dan Catatan Luar Negeri683 Dapunta Hyang Sri Jayanasa Prasasti Kedukan Bukit 683 Prasasti Talang Tuo 684 and Prasasti Kota Kapur 686 Penaklukkan Bangka Belitung 73 82 83702 Sri Indrawarman Che li t o lo pa mo Kedutaan 702 716 724 ke Tiongkok 73 83 84 Kedutaan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz728 Rudra Wikrama Liu t eng wei kung Kedutaan 728 742 ke Tiongkok 73 84Raja Medang Menundukan Suwarnadwipa 742 775775 Dharmasetu Tidak diketahui dikuasai Jawa 775 Dharanindra Tidak diketahui dikuasai Jawa Ligor menaklukkan Chenla782 Samaragrawira Tidak diketahui dikuasai Jawa Ligor naskah Arab 790 melanjutkan pembangunan Borobudur792 Samaratungga Tidak diketahui dikuasai Jawa Prasasti Kayumwungan 824 802 Provinsi Khmer Lepas 825 835 Balaputradewa Pindah ke Sumatra Pindah ke Pulau Sumatra Swarnabhumi Prasasti Nalanda 860 Tidak ada informasi untuk periode 835 960960 Sri Udayaditya Warmadewa Si li Hu ta hsia li tan Shih li Wu yeh Kedutaan Tiongkok 960 962 73 131980 Haji Hsia ch ih Kedutaan Tiongkok 980 983 73 132988 Sri Cudamani Warmadewa Se li chu la wu ni fu ma tian hwa Kedutaan Tiongkok 988 992 1003 1004 73 132 141 Serangan dari Kerajaan Medang Pembangunan Candi untuk Kaisar Tiongkok Prasasti Leiden Pembangunan Candi di Nagapattinam sebagai tanda Kerjasama dengan Rajaraja Chola I1006 1008 Sri Marawijayottungawarman Se li ma la pi Membangun Wihara Chudamani di Nagapattinam India pada tahun 1006 74 Kedutaan Tiongkok 1008 1016 73 141 1421017 Sumatrabhumi Ha ch i su wa ch a p u Kedutaan Tiongkok 10171025 Sangrama Wijayatunggawarman 73 142 Kadaram Invasi Chola ke Sriwijaya Prasasti Tanjore 1030 Masa Pemerintahan dibawah Pengaruh Kerajaan Chola 1025 10801028 Sri Dewa Shih li Tieh hua Palembang Pa lin fong Kedutaan Tiongkok 1028 75 143 Pembangunan Kuil Tien Ching Kuang Cho Kanton untuk Kaisar Tiongkok1045 Samara Wijayatunggawarman Prasasti Madigiriya Prasasti Bolanda1078 Kulothunga Chola I Ti hua ka lo Tidak diketahui di bawah kekuasaan dinasti Chola Kedutaan Tiongkok 1077 73 148Tidak ada informasi untuk periode 1080 1183Prasasti Grahi 1183 tanda awal Kebangkitan Kerajaan Melayu Sumber 10 76 Warisan budaya SuntingArca Sunting Langgam Sriwijaya Arca Buddha langgam Amarawati setinggi 2 77 meter ditemukan di situs Bukit Seguntang Palembang abad ke 7 sampai ke 8 M Awalokiteshwara dari Bingin Jungut Musi Rawas Sumatra Selatan Langgam Sriwijaya abad ke 8 sampai ke 9 M mirip langam seni Sailendra Jawa Tengah Arca Maitreya dari Komering Sumatra Selatan seni Sriwijaya sekitar abad ke 9 M Beberapa arca arca bersifat Budhisme seperti berbagai arca Budha yang ditemukan di Bukit Seguntang Palembang 77 dan arca arca Bodhisatwa Awalokiteswara dari Jambi 78 Bidor Perak 79 dan Chaiya 80 dan arca Maitreya dari Komering Sumatra Selatan Bahasa Melayu Kuno Sunting Warisan terpenting Sriwijaya mungkin adalah bahasanya Ditandai dengan ditemukannya berbagai prasasti Sriwijaya yang berbahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan di pulau Jawa Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa Nusantara menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu karena bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi kaum pedagang Sejak saat itu bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur di Kepulauan Nusantara 81 Tersebar luasnya Bahasa Melayu Kuno ini mungkin telah membuka dan memuluskan jalan bagi Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Malaysia dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Indonesia modern Adapun Bahasa Melayu Kuno masih tetap digunakan sampai pada abad ke 14 M 82 Candi Sunting Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di Sumatra sangat berbeda dengan wangsa Syailendra dari Jawa Tengah yang banyak membangun monumen besar seperti Candi Kalasan Candi Sewu dan Borobudur Candi candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatra antara lain Candi Muaro Jambi Candi Muara Takus dan Biaro Bahal Akan tetapi tidak seperti candi Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit candi di Sumatra terbuat dari bata merah Prasasti Sunting Prasasti Talang Tuwo ditemukan di Bukit Seguntang bercerita tentang dibangunnya taman Sriksetra Sampai dengan tahun 2022 diketahui ada 45 prasasti yang terkait atau dianggap terkait dengan Sriwijaya 83 Semua prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa Beberapa yang terkemukan adalah sebagai berikut 1 Prasasti Kota Kapur merupakan prasasti pertama tentang Sriwijaya yang ditemukan dan berbentuk tiang tugu bertulis isinya menyebutkan keperkasaan balatentara Sriwijaya atas lawannya 2 Prasasti Talang Tuo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya 3 Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan 4 Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Palembang dan tahun yang tersebut di dalamnya menjadi dasar berdirinya Kota Palembang Bangkai perahu Sunting Balai Arkeologi Palembang menemukan sebuah perahu kuno yang diperkirakan ada sejak masa awal atau proto Kedatuan Sriwijaya di Desa Sungai Pasir Kecamatan Cengal Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatra Selatan 84 Sayang kepala perahu kuno itu sudah hilang dan sebagian papan perahu itu digunakan justru buat jembatan Tercatat ada 17 keping perahu yang terdiri dari bagian lunas 14 papan perahu yang terdiri dari bagian badan dan bagian buritan untuk menempatkan kemudi 84 Perahu ini dibuat dengan teknik pasak kayu dan papan ikat yang menggunakan tali ijuk Cara ini sendiri dikenal dengan sebutan teknik tradisi Asia Tenggara Selain bangkai perahu ditemukan juga sejumlah artefak artefak lain yang berhubungan dengan temuan perahu seperti tembikar keramik dan alat kayu 84 Pusat inspirasi SuntingKaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia 85 Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah khususnya bagi penduduk kota Palembang Sumatra Selatan Busana gadis penari Gending Sriwijaya yang raya dan keemasan menggambarkan kegemilangan dan kekayaan Sriwijaya Keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya Di Indonesia nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota dan nama ini juga digunakan oleh Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang Demikian pula Kodam II Sriwijaya unit komando militer PT Pupuk Sriwijaya perusahaan pupuk di Sumatra Selatan Sriwijaya Post surat kabar harian di Palembang Sriwijaya TV Sriwijaya Air maskapai penerbangan Stadion Gelora Sriwijaya Kereta Api Tanjung Karang Kertapati Sriwijaya Lampung dan Sriwijaya Football Club klub sepak bola Palembang Semuanya dinamakan demikian untuk menghormati memuliakan dan merayakan Kedatuan Sriwijaya yang gemilang Pada tanggal 11 November 2011 digelar upacara pembukaan SEA Games 2011 di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang Upacara pembukaan ini menampilkan tarian kolosal yang bertajuk Srivijaya the Golden Peninsula menampilkan tarian tradisional Palembang dan juga replika ukuran sebenarnya perahu Sriwijaya untuk menggambarkan kejayaan Kedatuan bahari ini 86 87 Nama besar Sriwijaya juga telah menginspirasi dan dipinjam sebagai nama genus katak yang baru dideskripsi di tahun 2021 Wijayarana 88 89 Istilah Sunting Menurut Coedes siddhayatra merujuk kepada ramuan ajaib Sebuah terjemahan alternatif Zoetmulder s Kamus Jawa Kuno 1995 menerjemahkan istilah ini sebagai perjalanan yang makmur Tuha an watak wuruh juga bersifat pengurus perdagangan dan pertukangan Tugas mereka selain itu adalah menjalankan perdagangan di pasar pasar dan merekalah yang bertindak sebagai pengurusnya 60 Kutipan Sunting a b Cœdes George 1918 Le Royaume de Criwijaya Bulletin de l Ecole francais d Extreme Orient BEFEO 18 6 1 36 a b c d e f g h Miksic John N Goh Geok Yian 2017 Ancient Southeast Asia London Routledge Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Cœdes George 1930 Les inscriptions malaises de Crivijaya Bulletin de l Ecole francais d Extreme Orient BEFEO 30 1 2 29 80 a b c d e f g h Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapore Editions Didier Millet ISBN 981 4155 67 5 Reid Anthony 2014 Sumatra Tempo Doeloe Depok Komunitas Bambu ISBN 979 3731 94 X Gabriel Ferrand 1922 L Empire Sumatranais de Crivijaya Imprimerie Nationale Paris Textes Chinois a b Junjiro Takakusu 1896 A record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago AD 671 695 by I tsing Oxford London Casparis J G 1975 Indonesian palaeography a history of writing in Indonesia from the beginnings to C A Part 1500 E J Brill ISBN 90 04 04172 9 Heng Derek 2013 State formation and the evolution of naval strategies in the Melaka Straits c 500 1500 CE Journal of Southeast Asian Studies 44 380 399 Archived from the original on 2023 05 15 Diakses tanggal 2023 05 15 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link a b c d e f Muljana Slamet 2006 F W Stapel ed Sriwijaya PT LKiS Pelangi Aksara ISBN 978 979 8451 62 1 a b c Taylor Jean Gelman 2003 Indonesia Peoples and Histories New Haven and London Yale University Press ISBN 0 300 10518 5 Krom N J 1938 Het Hindoe tijdperk Dalam F W Stapel Geschiedenis van Nederlandsch Indie Amsterdam N V U M Joost van den Vondel hlm vol I p 149 a b c Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto 1992 Sejarah nasional Indonesia Jaman kuno PT Balai Pustaka ISBN 979 407 408 X Sucipto 2009 hlm 28 Halimi 2008 hlm 121 a b Azra Azyumardi 2006 Islam in the Indonesian world an account of institutional formation Mizan Pustaka ISBN 979 433 430 8 Natawidjaja 1985 hlm 28 Sobir PhD Firmansyah D Siregar 2010 Budi Daya Semangka Panen 60 Hari Penebar Swadaya Jakarta Hlm 5 6 Diakses 8 Juli 2013 Heng 2013 hlm 381 Heng 2013 hlm 382 384 a b Heng 2013 hlm 385 386 Chen Jiarong and Qian Jiang Zhufanzhi zhubu Treatise on the Foreign Barbarians Hongkong Hongkong University Press h 47 a b Hirth Friedrich Rockhill William Woodville 1911 Chau Ju Kua His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteenth Centuries entitled Chu Fan Chi St Petersburg Imperial Academy of Sciences hlm 60 62 a b Heng 2013 hlm 387 388 Tu Youxiang Zhou Qufei Lingwai daida Answers from beyond the Southern Mountains Shanghai Yuandong chubanshe 1996 h 42 Chen and Qian Zhufanzhi zhubu h 46 Zhao Yanwei Yunlu manchao Writings from the clouds and foothills 1206 5 88 Chen and Qian Zhufanzhi zhubu h 78 Heng 2013 hlm 393 394 Supratna Nana 2008 Sejarah untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas Program Bahasa Bandung Grasindo ISBN 979 758 597 2 Diakses tanggal 20 April 2012 Cœdes George 1996 The Indianized States of Southeast Asia University of Hawaii Press ISBN 0 8248 0368 X Collins 2005 hlm 9 Murray P Cox Michael G Nelson Meryanne K Tumonggor Francois X Ricaut Herawati Sudoyo 2012 A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar Proceedings of the Royal Society B 279 2761 8 doi 10 1098 rspb 2012 0012 PMC 3367776 PMID 22438500 Diakses tanggal 30 May 2020 Manguin Pierre Yves 2012 Lancaran Ghurab and Ghali Mediterranean impact on war vessels in Early Modern Southeast Asia Dalam G Wade amp L Tana Eds Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past hlm 146 182 Singapore ISEAS Publishing Ahmad Rapanie Cahyo Sulistianingsih Ribuan Nata Kerajaan Sriwijaya Beberapa Situs dan Temuannya Museum Negeri Sumatra Selatan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan Soekmono R 2002 Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2 Kanisius ISBN 979 413 290 X a b Forgotten Kingdoms in Sumatra Brill Archive Sejarah nasional Indonesia Jaman kuno Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1975 Peneliti UI Temukan Bukti Kerajaan Sriwijaya di Jambi dalam bahasa Indonesian 15 July 2013 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 01 22 Diakses tanggal 2016 08 20 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Muaro Jambi Temple The Legacy of Ancient Jambi 25 September 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 06 30 Diakses tanggal 2016 08 20 Syofiardi Bachyul Jb November 25 2014 Muarajambi Temple Jambi s monumental mystery Takashi Suzuki 25 December 2012 Srivijaya towards ChaiyaーThe History of Srivijaya Diakses tanggal 6 March 2013 Chand Chirayu Rajani 1974 Background To The Sri Vijaya Story Part PDF Journal of the Siam Society 62 174 211 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019 08 04 Diakses tanggal 2016 08 20 Collins 2005 hlm 8 a b c d Susanti Dini Rohman Yusuf Ali August 2011 PELAJARAN IPS SEJARAH BILINGUAL Untuk SMP MTs Kelas VII Bandung CV YRAMA WIDYA hlm 86 ISBN 978 979 543 708 6 Heng 2013 hlm 390 391 Sen Tansen Wade Geoff ed 2009 Nagapattinam to suvarnadwipa Reflections on the chola naval expeditions to Southeast Asia Singapore Institute of Southeast Asian Studies Wade Geoffrey 2009 An Early Age of Commerce in Southeast Asia 900 1300 CE PDF www eastwestcenter org hlm 252 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2013 10 31 Diakses tanggal 16 January 2013 a b c Sucipto 2009 hlm 30 Pramono Djoko 2005 Budaya bahari Gramedia Pustaka Utama ISBN 979 22 1351 1 a b c Munoz 2006 hlm 150 Muljana Slamet 2006 F W Stapel ed Sriwijaya PT LKiS Pelangi Aksara ISBN 978 979 8451 62 1 Munoz 2006 hlm 151 Sastri K A N 1935 The Cholas University of Madras Kulke H 2009 Nagapattinam to Suvarnadwipa reflections on Chola naval expeditions to Southeast Asia Institute of Southeast Asian ISBN 981 230 936 5 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Sucipto 2009 hlm 29 Miksic John M 2013 Singapore and the Silk Road of the Sea 1300 1800 NUS Press ISBN 9789971695583 a b c d e f g h Kulke H 1993 Kadatuan Srivijaya Empire or Kraton of Srivijaya A Reassessment of the Epigraphic Data Bulletin de l Ecole Francaise d Extreme Orient BEFEO 80 1 159 180 a b Casparis J C 1956 Prasasti Indonesia II Selected Inscriptions from the 7th to the 9th century A D Vol II Bandung Masa Baru Halimi 2008 hlm 122 a b Halimi 2008 hlm 120 a b Fatimi S Q 1963 Two Letters from the Maharaja to the Khalifah Islamic Studies Islamabad 2 1 hlm 121 40 Majumdar R C 1933 Le rois Criwijaya de Suvarnadvipa Bulletin de l Ecole francais d Extreme Orient XXXIII 121 144 Moensr J L 1937 Criwijaya Yava en Kataha TBG LXXVII 317 487 Poerbatjaraka R N 1956 Criwijaya de Cailendra en de Sanjayavanca BKI 114 254 264 Boechari 1966 Preliminary report on the discovery of an Old malay inscription at Sojomerto MISI III 241 251 a b Zakharov Anton A August 2012 The Sailendras Reconsidered PDF nsc iseas edu sg Singapore The Nalanda Srivijaya Centre Institute of Southeast Asian Studies Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal November 1 2013 Diakses tanggal 2013 10 30 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Nugroho Irawan Djoko 2011 Majapahit Peradaban Maritim Suluh Nuswantara Bakti ISBN 978 602 9346 00 8 a b c Cœdes George 1968 The Indianized states of Southeast Asia University of Hawaii Press ISBN 9780824803681 Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapore Editions Didier Millet hlm 175 ISBN 981 4155 67 5 Muljana Slamet 2006 F W Stapel ed Sriwijaya Yogyakarta PT LKiS Pelangi Aksara ISBN 978 979 8451 62 1 O W Wolters 1967 Early Indonesian Commerce a study of the origins of Srivijaya Cornell University Press Ithaca a b c d e f g h i Coedes George 1968 Walter F Vella ed Negara negara India di Asia Tenggara trans Susan Brown Cowing Pers Universitas Hawaii ISBN 978 0 8248 0368 1 Sastri hal 219 220 Coedes George 1968 Walter F Vella ed The Indianized States of Southeast Asia trans Susan Brown Cowing University of Hawaii Press ISBN 978 0 8248 0368 1 Munoz Early Kingdoms hlm 175 Bukit Siguntang Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 04 Diakses tanggal 2011 05 15 Titik Temu Jejak Peradaban di Tepi Batanghari Photograph and artifact exhibition of Muara Jambi Archaeological site Bentara Budaya Jakarta 9 11 November 2006 KaalaChaKra Early Indian Influences in Southeast Asia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 07 20 Diakses tanggal 2011 05 15 Bridgeman Avalokitesvara figure from the Srivijaya Period found in Chaiya Thailand 9th 10th century bronze Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 09 30 Diakses tanggal 2011 05 15 Melayu Online Bambang Budi Utomo Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 10 05 Diakses tanggal 2011 05 15 Collins 2005 hlm 12 Andhifani W R 2022 Prasasti Prasasti Baru Kedatuan Sriwijaya Dalam BRIN Perkembangan Penelitian Epigrafi di Nusantara Forum Kebhinekaan 8 6 September 2022 a b c Wijaya Taufik 24 March 2012 Perahu Kuno Kerajaan Sriwijaya Ditemukan di Sumatera Selatan detikcom Diakses tanggal 20 April 2012 Smith A L 2000 Centrality Indonesia s changing role in ASEAN Strategic Centrality Indonesia s changing role in ASEANPeriksa nilai url bantuan Singapore Institute of Southeast Asian Studies hlm 9 ISBN 981 230 103 8 The new Golden Peninsula Games Spectacular Opening of the 26th SEA GAMES in Palembang Arifin U Kin Onn Chan Utpal Smart Stefan T Hertwig Eric N Smith Djoko T Iskandar amp Alexander Haas 2021 Revisiting the Phylogenetic Predicament of the Genus Huia Amphibia Ranidae using Molecular Data and Tadpole Morphology Zoological Journal of the Linnean Society 193 2 673 699 Oktober 2021 DOI https doi org 10 1093 zoolinnean zlaa158 Novataxa Species New to Science lt Herpetology 2021 gt Wijayarana gen nov Revisiting the Phylogenetic Predicament of the Genus Huia Amphibia Ranidae using Molecular Data and Tadpole Morphology Sunday June 6 2021 diakses 05 10 2021Referensi SuntingCollins James T 2005 Bahasa Melayu Bahasa Dunia Sejarah Singkat dalam bahasa Indonesia Jakarta KITLV bekerjasama dengan Pusat Bahasa dan Yayasan Obor Indonesia ISBN 9789794615379 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Halimi Ahmad Jelani 2008 Sejarah dan Tamadun Bangsa Melayu dalam bahasa Melayu Kuala Lumpur Utusan Publication amp Distributors Sdn Bhd ISBN 978 967 61 2155 4 Parameter trans title yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hall D G E 1955 A History of South east Asia London Macmillan Muljana Slamet 2006 Sriwijaya Yogyakarta LKiS ISBN 9798451627 Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapura Editions Didier Millet ISBN 9814155675 Natawidjaja P Suparman 1985 Mengenal Buah Buahan yang Bergizi dalam bahasa Indonesia Jakarta Pustaka Dian Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link SarDesai D R 1997 Southeast Asia Past and Present Boulder Westview Press Stuart Fox Martin 2003 A Short History of China and Southeast Asia Tribute Trade and Influence London Allen and Unwin Sucipto 2009 Suminto ed Perkembangan Masyarakat pada Masa Kerajaan Hindu Budha serta Peninggalannya dalam bahasa Indonesia Solo Tiga Serangkai ISBN 9789790456860 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Triastanti Ani Perdagangan Internasional pada Masa Jawa Kuno Tinjauan Terhadap Data Tertulis Abad X XII Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2007 Pranala luar Sunting Indonesia Kerajaan Sriwijaya di MelayuOnline com Diarsipkan 2016 03 13 di Wayback Machine Indonesia Balai Arkeologi Palembang dan Sriwijaya Society Diarsipkan 2015 12 23 di Wayback Machine Inggris Sejarah Melayu Buddhist Empires Inggris Sriwijaya A Centre of Learning Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sriwijaya amp oldid 23845292