www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki referensi tetapi tidak disertai kutipan yang cukup Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini dengan menambahkan lebih banyak kutipan pada teks artikel Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Carita Parahyangan aksara Sunda ᮎᮛ ᮒᮕᮛᮠ ᮍᮔ merupakan nama suatu naskah Sunda kuno yang dibuat pada akhir abad ke 16 yang menceritakan sejarah Tanah Sunda utamanya mengenai kekuasaan di dua ibu kota Kerajaan Sunda yaitu Kadatuan Galuh dan kadatuan Pakuan Naskah ini merupakan bagian dari naskah yang ada pada koleksi Museum Nasional Indonesia Jakarta dengan nomor register Kropak 406 Naskah ini terdiri dari 47 lembar daun lontar ukuran 21 3 cm yang dalam tiap lembarnya diisi tulisan 4 baris Aksara yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah aksara Sunda Kuno 1 Carita ParahyanganDisebut pulaᮎᮛ ᮒᮕᮛᮠ ᮍᮔ Tarikh16 abadBahanDaun pisangUkuran21 cm x 3 cmAksaraAksara Sunda KunoHalaman47Masuk Koleksi padaJakarta Daftar isi 1 Penelitian 2 Isi 2 1 Perang Bubat 2 2 Prabu Surawisesa 2 3 Nama tempat yang disebut dalam naskah 3 Catatan kaki 4 Daftar pustaka 5 Lihat pula 6 Pranala luarPenelitian SuntingUntuk pertama kalinya naskah ini diteliti oleh K F Holle kemudian diteruskan oleh C M Pleyte Kemudian naskah ini dialihbahasakan oleh Poerbatjaraka sebagai tambahan terhadap laporan mengenai Batu Tulis di Bogor Upaya ini diteruskan oleh H ten Dam tahun 1957 dan J Noorduyn dalam laporan penelitiannya tahun 1962 dan 1965 Selanjutnya naskah ini juga diteliti oleh beberapa sarjana Sunda di antaranya Ma mun Atmamiharja Amir Sutaarga Aca Ayatrohaedi serta Edi S Ekajati dan Undang A Darsa Isi SuntingNaskah Carita Parahiyangan menceritakan sejarah Sunda dari awal kerajaan Galuh pada zaman Wretikandayun sampai runtuhnya Pakuan Pajajaran ibu kota Kerajaan Sunda akibat serangan Kesultanan Banten Cirebon dan Demak Perang Bubat Sunting Dalam menceritakan Prabu Maharaja anaknya Aki Kolot disebutkan sebagai berikut Manak deui Prebu Maharaja lawasniya ratu tujuh tahun kena kabawa ku kalawisaya kabancana ku seuweu dimanten ngaran Tohaan Mundut agung dipipanumbasna Urang reya sangkan nu angkat ka Jawa mumul nu lakian di Sunda Pan prangrang di Majapahit yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut Karena anak Prabu Maharaja yang menjadi raja selama tujuh tahun kena bencana terbawa celaka oleh anaknya karena Putri meminta terlalu banyak Awalnya mereka pergi ke Jawa sebab putri tidak mau bersuami orang Sunda Maka terjadilah perang di Majapahit Prabu Surawisesa Sunting Prabu Surawisesa putranya Ratu Jayadewata mewarisi kekuasaan Kerajaan Sunda dalam masa yang tidak menguntungkan sebab ada pemberontakan di beberapa wilayah Banten Sunda Kalapa dan Cirebon Dalam masa kekuasaannya yang selama 14 tahun Prabu Surawisesa memimpin seribu prajurit dalam 15 kali perang Disilihan inya ku Prebu Surawisesa inya nu surup ka Padaren kasuran kadiran kuwamen Prangrang limawelas kali hanteu eleh ngalakukeun bala sariwu Prangrang ka Kalapa deung Aria Burah Prangrang ka Tanjung Prangrang ka Ancol kiyi Prangrang ka Wahanten girang Prangrang ka Simpang Prangrang ka Gunungbatu Prangrang ka Saungagung Prangrang ka Rumbut Prangrang ka Gunung Prangrang ka Gunung Banjar Prangrang ka Padang Prangrang ka Panggoakan Prangrang ka Muntur Prangrang ka Hanum Prangrang ka Pagerwesi Prangrang ka Medangkahiyangan Ti inya nu pulang ka Pakwan deui hanteu nu nahunan deui panteg hanca di bwana Lawasniya ratu opatwelas tahun Dalam tradisi lisan Prabu Surawisesa terkenal dengan nama Mundinglaya Dikusumah Nama tempat yang disebut dalam naskah Sunting Naskah Carita Parahiyangan benyak menyebut nama tempat wilayah yang termasuk dalam kekuasaan Sunda dan juga tempat tempat lain di pulau Jawa dan pulau Sumatra Sebagian dari nama nama tempat tersebut masih ada sampai sekarang Nama nama tempat tersebut di antaranya adalah Ancol Ancol Jakarta Utara Arile di Kuningan Balamoha Balaraja Batur Berawan Cilotiran Cimara upatah Ciranjang Cirebon Cirebon Datar Demba nusa Denuh wewengkon pakidulan Galuh Kerajaan Galuh salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Sunda Galunggung gunung Galunggung Gegelang Gegeromas Gunung Gunung Banjar Gunungbatu Hanum Hujung Cariang Huluwesi Sanghiyang Jampang Jayagiri Kajaron Kalapa pelabuhan utama Sunda disebut juga Sunda Kalapa Kemir Kendan kerajaan yang berada di sekitar gunung Kendan di wilayah Nagreg tempat ditemukannya banyak batu obsidian yang disebut batu kendan Kiding Kikis Kreta Kuningan pusat kabupaten Kuningan Majaya Malayu kerajaan Malayu di Sumatra Mananggul Mandiri Menir Muntur Nusalarang Padaren Pagajahan Pagerwesi Pagoakan Pajajaran Pakuan Pajajaran pusat pemerintahan Kerajaan Sunda yang berlokasi di kota Bogor sekarang Pakuan Pakuan Pajajaran Pangpelengan Paraga Parahiyangan Patege Puntang gunung Puntang Rajagaluh Rajagaluh Majalengka Rancamaya Sanghiyang wilayah sebelah barat Ciawi Bogor sekarang dijadikan permahan mewah Rumbut Salajo Saung Agung Saunggalah Simpang Sumedeng Sunda kerajaan Sunda yang pusatnya di Pakuan Pajajaran Bogor dan pernah juga berpusat di Galuh Ciamis Taman Tanjung Tarum Citarum Tasik Tiga gunung Wahanten girang Banten Girang Wanakusuma gunung Winduraja WiruCatatan kaki Sunting Noorduyn J 2006 Three Old Sundanese poems KITLV Press Daftar pustaka SuntingAca 1968 Carita Parahiyangan naskah titilar karuhun urang Sunda abad ka 16 Masehi Yayasan Kabudayaan Nusalarang Bandung Ayatrohaedi 2005 Sundakala cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah naskah Panitia Wangsakerta dari Cirebon Pustaka Jaya Jakarta Lihat pula SuntingParahyangan Kerajaan SundaPranala luar SuntingTeks Carita Parahyangan teks dari Google Docs De Tjarita Parahijangan teks dari Wikisource Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Carita Parahyangan amp oldid 23624463