www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Wangsa Sailendra berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR November 2020 Wangsa Sailendra atau Syailendra Sailendravamsa adalah nama wangsa atau dinasti raja raja yang berkuasa di Kerajaan Medang era Jawa Tengah sejak tahun 752 dan menguasai Sriwijaya di Pulau Sumatra sejak kepemimpinan Balaputradewa dari Jawa Tengah Bas relief di Borobudur menampilkan raja dan ratu dengan segenap abdi pengiringnya Adegan keluarga kerajaan seperti ini kemungkinan besar dibuat berdasarkan istana wangsa Sailendra sendiri Daftar Maharaja SwarnadwipaMasa AwalMinangaDapunta Hyang 650 683Sri Jayanasa 684 702Sri Indrawarman 702 728Rudra Wikrama 728 775Masa Peralihan Wangsa Syailendra Dari Jawa Tengah Sri Maharaja 775 778JawaDharanindra 778 782Samaragrawira 782 792Samaratungga 792 840SuwarnadwipaBalaputradewa 860 960Sri Udayaditya Warmadewa 960 988Sri Cudamani Warmadewa 988 1008Sri Mara Vijayottunggawarman 1008 1017KadaramSangrama Vijayottunggawarman 1017 1030Di bawah dinasti CholaRajendra Chola I 1012 1044Kulothunga Chola I 1070 1120MauliTrailokyaraja 1183 1286Tribhuwanaraja 1286 1316Candi Borobudur salah satu peninggalan Wangsa Sailendra Sebagian besar raja rajanya adalah penganut dan pelindung agama Buddha Mahayana Namun menurut prasasti Sojomerto Dapunta Sailendra yang mungkin adalah leluhur wangsa Sailendra merupakan seorang Hindu aliran Siwa Wangsa Sailendra diperkirakan berasal dari Kerajaan Kalingga pada abad ke 5 di Jawa Tengah dan memiliki banyak peninggalan candi candi yang terdapat di dataran Kedu Jawa Tengah Di samping berasal dari Jawa Tengah daerah lain seperti Sumatra atau bahkan India dan Kamboja sempat diajukan sebagai asal mula wangsa ini tetapi tidak ada silsilah atau bukti prasasti yang mendukung Daftar isi 1 Asal usul 1 1 Teori India 1 2 Teori Funan 1 3 Teori Nusantara 2 Era Kerajaan Medang 3 Runtuhnya Wangsa Sailendra 4 Daftar para raja 5 Lihat pula 6 Referensi 7 Daftar pustakaAsal usul SuntingIstilah Sailendra dalam bahasa Sanskerta artinya Raja Gunung merujuk ke gunung gunung berapi tinggi seperti Gunung Merapi yang menghadap ke Borobudur candi besar agama Buddha yang dibangun oleh wangsa ini 1 Di Indonesia nama Sailendravamsa dijumpai pertama kali di dalam prasasti Kalasan butuh rujukan Tulisan pada Prasasti Kalasan menggunakan aksara Nagari dalam bahasa Sanskerta dan mencantumkan rangka tahun 700 saka 778 Masehi Dalam Prasasti Kalasan terdapat keterangan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Sailendra telah menyarankan pembuatan bangunan suci kepada Maharaja Tejahpurnapana Panamkarana Bangunan ini dibuat sebagai tempat pemujaan bagi pendeta beragama Buddha untuk memuja Dewi Tara Bangunan ini merujuk ke Candi Kalasan 2 Dalam Prasasti Kalasan Wangsa Sailendra disebut dengan nama Sailendragurubhis Sailendrawansatilakasya dan Sailendrarajagurubhis butuh rujukan Nama raja dari Wangsa Sailendra juga ditemukan di dalam prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 Masehi Pada prasasti ini sang raja dikenali untuk pertama kalinya sebagai pembunuh musuh 3 Namanya dituliskan dalam prasasti ini sebagai Sailendrawansatilakena Lalu Wangsa Sailendra juga disebutkan dalam prasasti Abhayagiriwihara dari tahun 792 Masehi dharmmatungadewasyasailendra prasasti Sojomerto dari sekitar tahun 700 Masehi selendranamah dan prasasti Kayumwunan dari tahun 824 Masehi sailendrawansatilaka Di luar Indonesia nama ini ditemukan dalam prasasti Ligor dari tahun 775 Masehi dan prasasti Nalanda butuh rujukan Mengenai asal usul keluarga Sailendra banyak dipersoalkan oleh beberapa sarjana Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh sejarawan dan arkeologis dari berbagai negara Ada yang mengatakan bahawa keluarga Jawa Sailendra berasal dari Sumatra dari India dan dari Funan Tapi pendapat semua itu gagal dan tidak ada bukti dan beberapa sejarawan menyatakan wangsa Sailendra berasal dari jawa tengah dengan sisilah kerajaan kalingga di abad ke 5 sebelum ada sriwijaya yang muncul di abad ke 6 besamaan kerajaan melayu di jambi dan tarumanegara di sunda Teori India Sunting Majumdar beranggapan bahwa keluarga Sailendra di Nusantara baik di Sriwijaya Sumatra maupun di Mdaŋ Jawa berasal dari Kalingga Jepara dan kerajaan kalingga sudah ada di abad ke 5 sebelum ada kerajaan sriwijaya yang muncul di abad ke 6 sekaligus membatalkan Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Nilakanta Sastri dan Moens Moens menganggap bahwa keluarga Sailendra berasal dari India yang menetap di Palembang sebelum kedatangan Dapunta Hyang Pada tahun 683 Masehi keluarga ini melarikan diri ke Jawa karena terdesak oleh Dapunta Hyang dengan bala tentaranya dan teori Nilakanta Sastri di nyatakan tidak tepat dan bukti karena Dapunta Hyang datang ke sumatera pada abad ke 6 Sementara kerajaan Kalingga sudah berdiri di abad ke 5 Teori Funan Sunting George Cœdes lebih condong kepada anggapan bahwa Sailendra yang ada di Nusantara itu berasal dari Funan Kamboja Karena terjadi kerusuhan yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Funan kemudian keluarga kerajaan ini menyingkir ke Jawa dan muncul sebagai penguasa di Medang pada pertengahan abad ke 8 Masehi dengan menggunakan nama keluarga Sailendra Namun teori ini tidak terbukti kuat karena beberapa prasasti dan catatan lainya menyatakan sisilah Sailendra telah bermukim turun temurun di Jawa tengah di abad ke 5 Teori Nusantara Sunting Teori Nusantara mengajukan kepulauan Nusantara terutama pulau Sumatra atau Jawa sebagai tanah air wangsa ini Teori ini mengajukan bahwa wangsa Sailendra mungkin berasal dari Sumatra yang kemudian berpindah dan berkuasa di Jawa atau mungkin wangsa asli dari pulau Jawa tetapi mendapatkan pengaruh kuat dari Sriwijaya Menurut beberapa sejarawan keluarga Sailendra berasal dari Sumatra yang bermigrasi ke Jawa Tengah setelah Sriwijaya melakukan ekspansi ke tanah Jawa pada abad ke 7 Masehi dengan menyerang kerajaan Tarumanagara di Jawa Namun pendapat ini masih diragukan karena ratu Shima merupakan keturunan Syailendra menjadi ratu dari kerajaan Kalingga sebelum ekspansi Sriwijaya menurut Prasasti Kota Kapur 4 Serangan Sriwijaya atas Jawa berdasarkan atas Prasasti Kota Kapur yang mencanangkan ekspansi atas Bumi Jawa yang tidak mau berbhakti kepada Sriwijaya Ia mengemukakan gagasannya itu didasarkan atas sebutan gelar Dapunta Selendra pada prasasti Sojomerto Gelar ini ditemukan juga pada prasasti Kedukan Bukit pada nama Dapunta Hiyaŋ Prasasti Sojomerto dan prasasti Kedukan Bukit merupakan prasasti yang berbahasa Melayu Kuno Namun keberhasilan Sriwijaya dalam ekspansi Bhumi Jawa yang tercatat di Prasasti Kota Kapur diragukan keberhasilannya Karena sampai saat ini tidak ditemukan bukti yang menyatakan pengusaan Sriwijaya atas Bhumi Jawa Bukti wilayah kekuasaan Sriwijaya di Pulau Jawa hanya sebatas di wilayah Sunda termasuk pelabuhan Kalapa Justru yang menjadi misteri adalah keberadaan Wangsa Sailendra yang tiba tiba menjadi penguasa Suwarnadwipa pada era Balaputradewa Bahkan di Prasasti Nalada disebutkan Balaputradewa Raja Suwarnadwipa merupakan cucu dari Raja Yawadwipa yang menikah dengan Tara Putri Dharmasetu Teori Nusantara juga dikemukakan oleh Poerbatjaraka Pendapat dari Poerbatjaraka yang didasarkan atas Carita Parahiyangan kemudian diperkuat dengan sebuah temuan prasasti di wilayah Kabupaten Batang Di dalam prasasti yang dikenal dengan nama prasasti Sojomerto itu disebutkan nama Dapunta Selendra nama ayahnya Santanu nama ibunya Bhadrawati dan nama istrinya Sampula da pu nta selendra namah santanu nama nda bapa nda bhadrawati nama nda aya nda sampula nama nda Menurut Boechari tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah bakal raja raja keturunan Sailendra yang berkuasa di Medang Nama Dapunta Selendra pernah diajukan sebagai ejaan Melayu dari kata dalam bahasa Sanskerta Sailendra karena di dalam prasasti digunakan bahasa Melayu Kuno Jika demikian kalau keluarga Sailendra berasal dari India Selatan tentunya mereka memakai bahasa Sansekerta di dalam prasasti prasastinya Dengan ditemukannya prasasti Sojomerto telah diketahui asal keluarga Sailendra dengan pendirinya Dapunta Selendra Berdasarkan paleografinya prasasti Sojomerto berasal dari sekitar pertengahan abad ke 7 Masehi Damais tidak berpendapat demikian dan memperkirakan asal abad ke 8 5 25Menurut Poerbatjaraka Sanjaya dan keturunan keturunannya itu ialah raja raja dari keluarga Sailendra asli Nusantara yang menganut agama Siwa Tetapi sejak Panamkaran berpindah agama menjadi penganut Buddha Mahayana raja raja di Mataram menjadi penganut agama Buddha Mahayana juga Pendapatnya itu didasarkan atas Carita Parahiyangan yang menyebutkan bahwa Rakai Sanjaya menyuruh anaknya Rakai Panaraban atau Rakai Tamperan untuk berpindah agama karena agama yang dianutnya aliran Saiwa ditakuti oleh semua orang Kabar mengenai Rakai Panangkaran yang berpindah agama dari aliran Siwa menjadi Buddha Mahayana juga sesuai dengan isi Prasasti Raja Sankhara koleksi Museum Adam Malik yang kini hilang Kemudian Prasasti Canggal menyebutkan bahwa Sanjaya mendirikan sebuah lingga di bukit Sthiranga untuk tujuan dan keselamatan rakyatnya Disebutkan pula bahwa Sanjaya memerintah Jawa menggantikan Sanna Raja Sanna mempunyai saudara perempuan bernama Sanaha yang kemudian dikawininya dan melahirkan Sanjaya Dari prasasti Sojomerto dan prasasti Canggal telah diketahui nama tiga orang penguasa di Mdaŋ Mataram yaitu Dapunta Selendra Sanna dan Sanjaya Raja Sanjaya mulai berkuasa di Mdaŋ pada tahun 717 Masehi Dari Carita Parahiyangan dapat diketahui bahwa Sena Raja Sanna berkuasa selama 7 tahun Kalau Sanjaya naik takhta pada tahun 717 Masehi maka Sanna naik takhta sekitar tahun 710 Masehi Hal ini berarti untuk sampai kepada Dapunta Selendra pertengahan abad ke 7 Masehi masih ada sisa sekitar 60 tahun Kalau seorang penguasa memerintah lamanya kira kira 25 tahun maka setidak tidaknya masih ada 2 penguasa lagi untuk sampai kepada Dapunta Selendra Prasasti Sojomerto sering digunakan sebagai bukti bahwa wangsa Sailendra berasal dari Sumatra karena mengasumsikan kata Selendra sebagai penyebutan Melayu untuk Sailendra dan Dapunta Selendra adalah pendahulu dinasti ini namun penelitian termutakhir tidak menunjukkan seperti itu Menurut Damais prasasti Sojomerto berasal dari abad ke 8 menempatkannya setelah prasasti Kedukan Bukit 683 M Selain itu nama Selendra dari prasasti Sojomerto sepertinya tidak memiliki hubungan apa apa dengan Sailendra Dalam prasasti itu disebut kata hakairu dan daiva yang mempunyai diftong ai sehingga seharusnya diftong itu juga digunakan dalam nama Dapunta Selendra Selain itu teori ini sudah usang karena tidak ada data keberadaan dinasti Sailendra di Sumatra lebih awal dari abad kesembilan dan Sriwijaya tidak dapat menaklukkan Jawa yang terjadi adalah kebalikannya dinasti Sailendra menundukan Sriwijaya dan daerahnya di semenanjung Melayu 5 22 27Dalam Carita Parahiyangan disebutkan bahawa Raja Mandiminak mendapat putra Sang Sena Sanna Ia memegang pemerintahan selama 7 tahun dan Mandiminak diganti oleh Sang Sena yang memerintah 7 tahun Dari urutan raja raja yang memerintah itu dapat diduga bahwa Mandiminak mulai berkuasa sejak tahun 703 Masehi Ini berarti masih ada 1 orang lagi yang berkuasa sebelum Mandiminak Karena teori Poerbatjaraka berdasarkan Carita Parahiyangan maka keluarga Sailendra diduga berasal dari pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh Sriwijaya Tokoh Sanna dan Sanjaya berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh Mereka pada awalnya beragama Siwa seperti kebanyakan keluarga kerajaan permulaan di pulau Jawa seperti Tarumanagara dan Kalingga Penggunaan bahasa Bahasa Melayu Kuno pada prasasti Sojomerto di Jawa Tengah serta penggunaan gelaran Dapunta menunjukkan bahwa keluarga Sailendra telah dipengaruhi bahasa budaya dan sistem politik Sriwijaya hal ini menimbulkan dugaan bahwa mereka adalah vasal atau Perdikan anggota kedatuan Sriwijaya Hal ini seiring dengan kabar penaklukan Bhumi Jawa oleh Sriwijaya sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kota Kapur Berita yang berasal dari masa Dinasti Tang memberitakan tentang Kerajaan Kalingga yang disebut She po Jawa Pada tahun 674 Masehi rakyat kerajaan itu menobatkan seorang wanita sebagai ratu yaitu Hsi ma Ratu Sima Ratu ini memerintah dengan baik Mungkinkah ratu ini merupakan pewaris takhta dari Dapunta Selendra Apabila ya maka diperoleh urutan raja raja yang memerintah di Mdaŋ yaitu Dapunta Selendra 674 Masehi Ratu Sima 674 703 Masehi Mandiminak 703 710 Masehi R Sanna 710 717 Masehi R Sanjaya 717 746 Masehi dan Rakai Panamkaran 746 784 Masehi dan seterusnya Era Kerajaan Medang Sunting Candi Kalasan sebagai tempat pemujaan Dewi Tara Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa Sailendra yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa pendapat ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch 6 Pada awal era Medang atau Mataram Kuno wangsa Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah Menurut para ahli sejarah wangsa Sanjaya awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa Sailendra Mengenai persaingan kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti akan tetapi kedua duanya sama sama berkuasa di Jawa Tengah Sementara Poerbatjaraka menolak anggapan Bosch mengenai adanya dua wangsa kembar berbeda agama yang saling bersaing ini Menurutnya hanya ada satu wangsa dan satu kerajaan yaitu wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang Sanjaya dan keturunannya adalah anggota Sailendra juga 7 Ditambah menurut Boechari melalui penafsirannya atas Prasasti Sojomerto bahwa wangsa Sailendra pada mulanya memuja Siwa sebelum Panangkaran beralih keyakinan menjadi penganut Buddha Mahayana Raja raja yang berkuasa dari keluarga Sailendra tertera dalam prasasti Ligor prasasti Nalanda maupun prasasti Klurak sedangkan raja raja dari keluarga Sanjaya tertera dalam prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih Berdasarkan candi candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno dari abad ke 8 dan ke 9 yang bercorak Budha Sailendra umumnya terletak di Jawa Tengah bagian selatan sedangkan yang bercorak Hindu Sanjaya umumnya terletak di Jawa Tengah bagian utara Berdasarkan penafsiran atas prasasti Canggal 732 M Sanjaya memang mendirikan Shivalingga baru Candi Gunung Wukir artinya ia membangun dasar pusat pemerintahan baru Hal ini karena raja Jawa pendahulunya Raja Sanna wafat dan kerajaannya tercerai berai diserang musuh Saudari Sanna adalah Sannaha ibunda Sanjaya artinya Sanjaya masih kemenakan Sanna Sanjaya mempersatukan bekas kerajaan Sanna memindahkan ibu kota dan naik takhta membangun kraton baru di Mdang i Bhumi Mataram Hal ini sesuai dengan adat dan kepercayaan Jawa bahwa kraton yang sudah pernah pralaya diserang kalah dan diduduki musuh sudah buruk peruntungannya sehingga harus pindah mencari tempat lain untuk membangun kraton baru Hal ini serupa dengan zaman kemudian pada masa Mataram Islam yang meninggalkan Kartasura yang sudah pernah diduduki musuh dan berpindah ke Surakarta Perpindahan pusat pemerintahan ini bukan berarti berakhirnya wangsa yang berkuasa Hal ini sama dengan Airlangga pada zaman kemudian yang membangun kerajaan baru tetapi ia masih merupakan keturunan wangsa penguasa terdahulu kelanjutan Dharmawangsa yang juga anggota wangsa Isyana Maka disimpulkan meski Sanjaya memindahkan ibu kota ke Mataram ia tetap merupakan kelanjutan dari wangsa Sailendra yang menurut prasasti Sojomerto didirikan oleh Dapunta Selendra Pada masa pemerintahan raja Indra 782 812 puteranya Samaratungga dinikahkan dengan Dewi Tara puteri Dharmasetu Maharaja Sriwijaya Prasasti yang ditemukan tidak jauh dari Candi Kalasan memberikan penjelasan bahwa candi tersebut dibangun untuk menghormati Tara sebagai Bodhisattva wanita Pada tahun 790 Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla Kamboja Selatan kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahun Candi Borobudur selesai dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga 812 833 Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia dan kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia Dari hasil pernikahannya dengan Dewi Tara Samaratungga memiliki putri bernama Pramodhawardhani dan putra bernama Balaputradewa Balaputra kemudian memerintah di Sriwijaya maka selain pernah berkuasa di Medang wangsa Sailendra juga berkuasa di Sriwijaya Runtuhnya Wangsa Sailendra SuntingBerapa sejarawan berusaha menjelaskan berakhirnya kekuasaan Sailendra di Jawa Tengah mengaitkannya dengan kepindahan Balaputradewa ke Sriwijaya Sumatra Selama ini sejarawan seperti Dr Bosch dan Munoz menganut paham adanya dua wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing Sanjaya Sailendra Mereka beranggapan Sailendra yang penganut Buddha kalah bersaing dan terusir oleh wangsa Sanjaya yang Hindu aliran Siwa Dimulai dengan adanya ketimpangan perekonomian serta perbedaan keyakinan antara Sailendra sang penguasa yang beragama Buddha dengan rakyat Jawa yang kebanyakan beragama Hindu Siwa menjadi faktor terjadinya ketidakstabilan di Jawa Tengah butuh rujukan Untuk memantapkan posisinya di Jawa Tengah raja Samaratungga menikahkan putrinya Pramodhawardhani dengan anak Garung Rakai Pikatan yang waktu itu menjadi pangeran wangsa Sanjaya 4 Sejak itu pengaruh Sanjaya yang bercorak Hindu mulai dominan di Mataram menggantikan agama Buddha Rakai Pikatan bahkan menyerang Balaputradewa yang merupakan paman atau saudara Pramodhawardhani Sejarah wangsa Sailendra berakhir pada tahun 850 yaitu ketika Balaputradewa melarikan diri ke Suwarnadwipa yang merupakan negeri asal ibunya Setelah terusirnya wangsa Sailendra dari Jawa Tengah Munoz beranggapan berakhir pula kekuasaan Sriwijaya atas Jawa selama satu abad Munoz beranggapan bahwa orang orang Jawa pengikut Balaputradewa merasa terancam dan akhirnya menyingkir mengungsi ke Jawa Barat untuk mendirikan kerajaan Banten Girang 4 Hal ini berdasarkan temuan arca arca bergaya Jawa Tengahan abad ke 10 di situs Gunung Pulasari Banten Girang Sementara itu sejarawan seperti Poerbatjaraka dan Boechari percaya bahwa hanya ada satu wangsa yaitu Sailendra dan tidak pernah disebutkan Sanjayavamca dalam prasasti apapun Sanjaya dan keturunannya dianggap masih masuk dalam wangsa Sailendra Secara tradisional selama ini kurun kekuasaan Sailendra dianggap berlangsung antara abad ke 8 hingga ke 9 Masehi dan hanya terbatas di Jawa Tengah tepatnya di Dataran Kedu dari masa kekuasaan Panangkaran hingga Samaratungga Hal ini sesuai dengan penafsiran Slamet Muljana yang menganggap Panangkaran sebagai Raja Sailendra pertama yang naik takhta Akan tetapi penafsiran paling mutakhir berdasarkan temuan Prasasti Sojomerto serta kelanjutan Sailendra di Sriwijaya mengusulkan bahwa masa kekuasaan wangsa Sailendra berlangsung jauh lebih lama Dari pertengahan abad ke 7 perkiraan dituliskannya Prasasti Sojomerto hingga awal abad ke 11 masehi jatuhnya wangsa Sailendra di Sriwijaya akibat serangan Cholamandala dari India Dalam kurun waktu tertentu wangsa Sailendra berkuasa baik di Jawa Tengah maupun di Sumatra Persekutuan dan hubungan pernikahan keluarga kerajaan antara Sriwijaya dan Sailendra memungkinkan bergabungnya dua keluarga kerajaan dengan wangsa Sailendra akhirnya berkuasa baik di Kerajaan Medang Mataram di Jawa Tengah sekaligus di Sriwijaya Sumatra Daftar para raja SuntingBeberapa sejarawan mencoba merekonstruksi kembali urutan daftar silsilah raja raja Sailendra meskipun satu sama lain mungkin tidak sepakat Misalnya Slamet Muljana meneruskan teori dinasti kembar Bosch berpendapat bahwa anggota wangsa Sailendra pertama yang berhasil menjadi raja adalah Rakai Panangkaran Sementara itu Poerbatjaraka berpendapat bahwa wangsa Sanjaya itu tidak pernah ada Dengan kata lain Wangsa Sanjaya juga merupakan anggota Wangsa Sailendra Boechari mencoba menyusun tahap awal perkembangan wangsa Sailendra berdasarkan penafsiran atas Prasasti Sojomerto Sementara Poerbatjaraka mencoba menyusun daftar raja penguasa Sailendra pada periode menengah dan lanjut berdasarkan hubungannya dengan tokoh Sanjaya beberapa prasasti Sailendra serta penafsiran atas naskah Carita Parahyangan Akan tetapi banyak kebingungan yang muncul karena tampaknya Sailendra berkuasa atas banyak kerajaan Kalingga Medang dan Sriwijaya Akibatnya nama beberapa raja tampak tumpang tindih dan berkuasa di kerajaan kerajaan ini secara bersamaan Tanda tanya menunjukkan keraguan atau dugaan karena data atau bukti sejarah sahih masih sedikit ditemukan dan belum jelas terungkap Kurun Waktu Nama Raja atau Penguasa Ibu Kota Prasasti atau Catatan Bersejarah Peristiwasekitar 650 Santanu Prasasti Sojomerto sekitar 670 700 Sebuah keluarga beragama Siwa berbahasa Melayu kuno mulai bermukim di pesisir utara Jawa Tengah diduga berasal dari Sumatra atau asli dari Jawa tetapi di bawah pengaruh Sriwijaya raja bawahan sekitar 674 Dapunta Selendra Batang pantai utara Jawa Tengah Prasasti Sojomerto sekitar 670 700 Kemungkinan awal dimulainya wangsa keluarga penguasa pertama kalinya nama Selendra disebutkan674 703 Shima Kalingga di antara Pekalongan dan Jepara Carita Parahyangan Catatan Tiongkok mengenai kunjungan biksu Hwi ning di Ho ling 664 dan pemerintahan Ratu Hsi mo 674 Menguasai kerajaan Kalingga703 710 Mandiminak Carita Parahyangan710 717 Sanna Prasasti Canggal 732 Carita Parahyangan Sanna berkuasa di Jawa tetapi setelah kematiannya kerajaan runtuh dan terpecah belah akibat pemberontakan atau serangan dari luar717 760 Sanjaya Mataram Jawa Tengah Prasasti Canggal 732 Carita Parahyangan Sanjaya putra Sannaha keponakan Sanna memulihkan keamanan mempersatukan kerajaan dan naik takhta sejarawan lama menafsirkannya sebagai berdirinya Wangsa Sanjaya sementara pihak lain menganggap ia sebagai kelanjutan Sailendra760 775 Rakai Panangkaran Mataram Jawa Tengah Prasasti Raja Sankhara Prasasti Kalasan 778 Carita Parahyangan Rakai Panangkaran beralih keyakinan dari memuja Siwa menjadi penganut Buddha Mahayana pembangunan Candi Kalasan775 800 Dharanindra Mataram Jawa Tengah Prasasti Kelurak 782 Prasasti Ligor B sekitar 787 Juga berkuasa di Sriwijaya Sumatra membangun Manjusrigrha memulai membangun Borobudur sekitar 770 Jawa menyerang dan menaklukan Ligor dan Kamboja Selatan Chenla 790 800 812 Samaragrawira Mataram Jawa Tengah Prasasti Ligor B sekitar 787 Juga berkuasa di Sriwijaya Kamboja memerdekakan diri 802 812 833 Samaratungga Mataram Jawa Tengah Prasasti Karangtengah 824 Juga berkuasa di Sriwijaya merampungkan Borobudur 825 833 856 Pramodhawardhani berkuasa mendampingi suaminya Rakai Pikatan Mamrati Jawa Tengah Prasasti Siwagrha 856 Mengalahkan dan mengusir Balaputradewa yang menyingkir ke Sumatra Sriwijaya Membangun Candi Prambanan dan Candi Plaosan Para raja Medang penerus Pikatan mulai dari Dyah Lokapala 850 890 hingga Wawa 924 929 dapat dianggap sebagai penerus trah Sailendra meskipun Dyah Balitung 898 910 dalam Prasasti Mantyasih 907 hanya merunut leluhurnya hingga Sanjaya akibatnya menumbuhkan teori Wangsa Sanjaya 833 850 Balaputradewa Sriwijaya Sumatra Selatan Prasasti Siwagrha 856 Prasasti Nalanda 860 Dikalahkan Pikatan Pramodhawardhani terusir dari Jawa Tengah menyingkir ke Sumatra dan berkuasa di Sriwijaya mengaku dirinya sebagai pewaris sah wangsa Sailendra dari Jawa membangun Candi di Nalanda India sekitar 960 Cri Udayadityavarman Sriwijaya Sumatra Selatan Utusan ke Tiongkok 960 dan 962 Mengirim utusan dan persembahan untuk mendapat misi dagang dengan Tiongkoksekitar 980 Haji Hia Tche Sriwijaya Sumatra Selatan Utusan ke Tiongkok 980 983 Mengirim utusan dan persembahan untuk mendapat misi dagang dengan Tiongkoksekitar 988 Sri Cudamanivarmadeva Sriwijaya Sumatra Selatan Utusan ke Tiongkok 988 992 1003 Prasasti Tanjore atau prasasti Leiden 1044 Mengirim utusan dan persembahan untuk mendapat misi dagang dengan Tiongkok Raja Jawa Dharmawangsa menyerang Sriwijaya membangun Candi untuk Kaisar Tiongkok pemberian desa perdikan oleh Raja raja Isekitar 1008 Sri Maravijayottungga Sriwijaya Sumatra Selatan Utusan ke Tiongkok 1008 Mengirim utusan dan persembahan untuk mendapat misi dagang dengan Tiongkok 1008 sekitar 1017 Sumatrabhumi Sriwijaya Sumatra Selatan Utusan ke Tiongkok 1017 Mengirim utusan dan persembahan untuk mendapat misi dagang dengan Tiongkok 1017 sekitar 1025 Sangramavijayottungga Sriwijaya Sumatra Selatan Prasasti Chola di Candi Rajaraja Tanjore Serbuan kerajaan Cholamandala atas Sriwijaya ibu kota ditaklukan oleh Rajendra CholaLihat pula SuntingWangsa Isyana Wangsa Sanjaya Kerajaan Medang Kerajaan Sriwijaya Kerajaan KahuripanReferensi Sunting Bowring 2022 hlm 74 Indriyani A dkk Juli 2022 Sektiadi dan Wiyamto K S ed Medang Sejarah dan Budaya Mataram Kuno PDF Yogyakarta Museum Pleret hlm 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Coedes G dan Damais L C 1989 Kedatuan Sriwijaya Penelitian tentang Sriwijaya PDF Diterjemahkan oleh Pusat Penelitian EFEO di Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan hlm 135 ISBN 979 8041 12 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapore Editions Didier Millet hlm pages 171 ISBN 981 4155 67 5 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link a b Zakharov Anton A August 2012 The Sailendras Reconsidered PDF nsc iseas edu sg Singapore The Nalanda Srivijaya Centre Institute of Southeast Asian Studies Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal November 1 2013 Diakses tanggal 2013 10 30 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bosch F D K 1952 Criwijaya de Cailendrawamsa en de Sanjayawamca B K I 108 113 123 Poerbatjaraka 1958 254 264 Daftar pustaka SuntingBowring Philip 2022 Nusantaria Sejarah Asia Tenggara Maritim Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 602 481 801 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan George Coedes 1934 On the origins of the Sailendras of Indonesia Journal of the Greater India Society I 61 70 K A N Sastri 1949 History of Sri Vijaya University of Madras Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto 1992 Sejarah Nasional Indonesia Jaman Kuno Jakarta PT Balai Pustaka Persero ISBN 979 407 408 X Paul Michel Munoz 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapura Editions Didier Millet ISBN 981 4155 67 5 R C Majumdar Note on Sailendra kings mentioned in Leiden Plates EL XXII pp 281 4 R Ng Poerbatjaraka 1952 Riwajat Indonesia djilid I Crivijaya de Sanjaya en de Cailendrawamca B K I 254 264 Slamet Muljana 2006 Sriwijaya PT LKIS Pelangi Aksara ISBN 978 979 8451 62 1 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Wangsa Sailendra amp oldid 23924031