www.wikidata.id-id.nina.az
Virus dalam sejarah manusia mengacu kepada pengaruh virus dan infeksi virus dalam riwayat peradaban manusia Epidemi yang disebabkan oleh virus dimulai ketika perilaku manusia berubah pada periode Neolitikum Sekitar 12 000 tahun lalu manusia mengembangkan pertanian dan membentuk komunitas yang penduduknya lebih padat Hal ini memungkinkan penyebaran virus secara cepat dan menjadikannya endemik Virus tumbuhan dan ternak juga meningkat karena manusia bergantung pada pertanian dan peternakan Sebagai contoh infeksi Potyvirus pada kentang dan Rinderpest morbillivirus pada sapi membawa dampak besar bagi kehidupan Seorang anak yang menderita polio menerima fisioterapi pada tahun 1950 an Cacar dan campak termasuk penyakit penyakit tertua yang menginfeksi manusia Setelah berevolusi dari virus yang menginfeksi hewan lain virus virus penyebab cacar dan campak mulai menulari manusia di Eropa dan Afrika Utara ribuan tahun yang lalu Virus virus ini kemudian dibawa oleh orang Eropa ke Benua Amerika pada masa penjajahan Spanyol Penduduk asli Benua Amerika tidak memiliki kekebalan alami terhadap virus virus tersebut sehingga jutaan jiwa meninggal saat terjadinya epidemi Pandemi influenza tercatat dalam sejarah sejak tahun 1580 dan frekuensinya terus meningkat pada abad abad selanjutnya Pandemi influenza pada tahun 1918 1919 menewaskan 40 50 juta orang dalam waktu kurang dari satu tahun dan merupakan salah satu pandemi yang paling mematikan dalam sejarah Louis Pasteur dan Edward Jenner adalah dua orang pertama yang mengembangkan vaksin yang dapat melindungi manusia dari infeksi virus Karakter virus baru diketahui secara jelas setelah penemuan mikroskop elektron pada tahun 1930 an era perkembangan pesat virologi Pada abad ke 20 virus diketahui menyebabkan banyak penyakit baik penyakit yang telah lama ada maupun penyakit yang baru muncul Sejumlah epidemi polio terjadi dan baru dapat dikendalikan setelah vaksinnya dikembangkan pada tahun 1950 an HIV merupakan salah satu virus baru yang paling berdampak terhadap peradaban manusia Meskipun menjadi pusat perhatian karena menyebabkan penyakit virus juga bermanfaat karena mendorong proses evolusi dengan mentransfer gen dari satu spesies ke spesies lain dan memainkan peranan penting dalam ekosistem Daftar isi 1 Zaman prasejarah 2 Zaman kuno 3 Abad Pertengahan 4 Zaman modern awal hingga akhir 5 Penemuan vaksin 5 1 Cacar 5 2 Rabies 6 Abad ke 20 dan ke 21 6 1 Pemberantasan cacar 6 2 Campak 6 3 Poliomielitis 6 4 AIDS 6 5 Influenza 6 6 Arbovirus penyebab demam kuning DBD dan lainnya 6 7 Virus hepatitis 6 8 Virus penyebab kanker 6 9 Virus pada hewan selain manusia 6 10 Virus pada tumbuhan 7 Virus baru 7 1 SARS 7 2 Virus Nil Barat 7 3 Virus Nipah 7 4 Demam berdarah akibat virus 8 Manfaat virus 9 Catatan kaki 10 Daftar pustakaZaman prasejarahSelama 50 000 100 000 tahun terakhir ketika manusia modern jumlahnya meningkat dan menyebar ke seluruh dunia muncul penyakit penyakit menular yang baru termasuk yang disebabkan oleh virus 1 Sebelumnya manusia hidup dalam kelompok kelompok masyarakat yang kecil dan terpisah sehingga epidemi penyakit hampir tidak pernah terjadi 2 3 Cacar yang disebabkan oleh Variola virus merupakan infeksi virus paling mematikan dalam sejarah yang pertama kali muncul pada masyarakat pertanian di India sekitar 11 000 tahun yang lalu 4 Virus variola yang hanya menginfeksi manusia mungkin berevolusi dari Poxviridae pada hewan pengerat Afrika 5 Manusia mungkin berada di lingkungan yang sama dengan hewan pengerat tersebut lalu sejumlah orang terinfeksi oleh virus yang mereka bawa Ketika virus berhasil menembus batas antarspesies dampaknya sangat besar 6 dan sistem imun manusia tidak siap menghadapi virus baru Manusia saat itu tinggal dalam kelompok kelompok kecil dan mereka yang terinfeksi biasanya meninggal atau menjadi kebal Kekebalan adaptif ini hanya diwariskan kepada anak untuk sementara waktu melalui antibodi dalam air susu ibu dan antibodi lainnya yang melintasi plasenta dari darah ibu ke janin Oleh sebab itu kemunculan penyakit secara sporadis mungkin terjadi pada setiap generasi Sekitar tahun 9000 SM ketika banyak orang mulai menetap di dataran Sungai Nil kepadatan penduduk meningkat dan akibatnya virus dapat mempertahankan keberadaannya karena tingginya kepadatan orang yang mudah tertular 7 Epidemi virus yang bergantung pada tingginya kepadatan penduduk seperti gondongan rubela dan polio juga mulai terjadi pada masa ini 8 Zaman Neolitikum yang dimulai di Timur Tengah sekitar tahun 9500 SM adalah masa ketika manusia beralih menjadi petani 9 Monokultur berkembang sehingga virus tumbuhan menyebar dengan cepat 10 Sobemovirus muncul dan menyebar pada masa ini 11 Sementara itu penyebaran Potyvirus pada kentang serta buah buahan dan sayuran lainnya dimulai sekitar 6 600 tahun yang lalu 10 Sekitar 10 000 tahun yang lalu manusia yang tinggal di sekitar cekungan Mediterania mulai mendomestikasi binatang liar Babi sapi kambing domba kuda unta kucing dan anjing dipelihara dan dikembangbiakkan di penangkaran 12 Hewan hewan ini juga membawa virus 13 yang dapat berpindah dari hewan ke manusia Namun infeksi zoonotik seperti itu jarang terjadi dan transmisi virus zoonotik dari manusia ke manusia bahkan lebih jarang kecuali dalam kasus influenza Sebagian besar virus hanya menyerang spesies yang spesifik dan tidak berbahaya bagi manusia 14 Epidemi penyakit penyakit akibat virus yang berasal dari hewan tidak berlangsung lama karena virus virus tersebut belum sepenuhnya berkembang dan beradaptasi untuk menginfeksi manusia 15 dan populasi manusia masih terlalu sedikit untuk dapat mempertahankan rantai penularan virus 16 Virus virus lain yang lebih tua tidaklah terlalu berbahaya Virus virus dalam famili Herpesviridae pertama kali menginfeksi nenek moyang manusia modern sekitar 80 juta tahun yang lalu 17 Manusia telah mengembangkan pertahanan terhadap virus virus tersebut dan kebanyakan manusia sudah pernah terinfeksi oleh paling tidak satu spesies virus herpes 18 Rekam sejarah mengenai infeksi virus yang lebih ringan jarang ditemukan tetapi kemungkinan hominid purba terserang pilek flu dan diare akibat virus sama seperti manusia modern Virus yang berevolusi belakangan menyebabkan sejumlah epidemi dan pandemi yang tercatat dalam sejarah 17 Zaman kuno nbsp Sebuah prasasti Mesir kuno menggambarkan penderita virus polio Dinasti ke 18 1580 1350 SM Infeksi virus pertama kali tercatat dalam prasasti Mesir yang menggambarkan seorang pendeta Mesir dari Dinasti ke 18 1580 1350 SM dengan bentuk kaki yang menjadi ciri infeksi virus polio 19 Mumi Siptah penguasa yang memimpin Dinasti ke 19 menunjukkan tanda penyakit poliomielitis sementara Ramses V serta beberapa mumi Mesir lainnya yang terkubur lebih dari 3 000 tahun yang lalu tampaknya terinfeksi cacar 20 21 Epidemi cacar variola berlangsung di Athena pada tahun 430 SM yang menewaskan seperempat tentara Athena dan banyak masyarakat sipil 22 Walaupun merupakan penyakit lama campak baru diidentifikasi untuk pertama kalinya pada abad ke 10 oleh seorang dokter dari Persia yang bernama Muhammad bin Zakariya ar Razi 865 925 23 Ia menggunakan kata Arab hasbah untuk menyebut campak Penyakit ini memiliki banyak nama lain termasuk rubeola dari kata dalam bahasa Latin rubeus merah dan morbilli penyakit kecil 24 Kemiripan antara virus campak virus distemper anjing dan virus sampar sapi memunculkan perkiraan bahwa campak pertama kali ditularkan ke manusia dari anjing atau ternak yang didomestikasi 25 Virus campak tampaknya berkembang dari virus sampar sapi yang telah menyebar luas pada abad ke 12 26 Setelah terinfeksi virus campak penderitanya akan kebal seumur hidup Oleh sebab itu virus tersebut memerlukan kepadatan penduduk yang tinggi agar dapat menjadi endemik Kondisi ini mungkin tidak terjadi pada periode Neolitikum 23 Setelah kemunculannya di Timur Tengah virus campak tiba di India pada tahun 2500 SM 27 Campak begitu umum pada anak anak pada waktu itu sehingga tidak dianggap sebagai penyakit Dalam hieroglif Mesir campak digambarkan sebagai salah satu tahap normal yang dilewati dalam perkembangan manusia 28 Salah satu penjelasan awal tentang tumbuhan yang terinfeksi virus dapat ditemukan dalam sebuah puisi yang ditulis oleh Permaisuri Kōken Jepang 718 770 Ia menggambarkan sebuah tumbuhan dengan daun yang menguning pada musim panas Tumbuhan tersebut yang kemudian diidentifikasi sebagai Eupatorium lindleyanum sering kali terinfeksi Tomato yellow leaf curl virus 29 Abad Pertengahan nbsp Ukiran kayu dari Abad Pertengahan yang menampilkan anjing gila Penduduk Eropa tumbuh semakin padat dan menjadi lahan subur bagi banyak penyakit infeksi dan menular Maut Hitam sebuah infeksi bakteri kemungkinan merupakan wabah penyakit yang paling terkenal 30 Sejarah jarang mencatat wabah penyakit infeksi yang sekarang diketahui disebabkan oleh virus kecuali cacar dan influenza Rabies sebuah penyakit yang telah dikenal selama lebih dari 4 000 tahun 31 tersebar luas di Eropa hingga akhirnya sebuah vaksin dikembangkan oleh Louis Pasteur pada 1866 32 Harapan hidup rata rata di Eropa pada Abad Pertengahan adalah 35 tahun 60 anak anak meninggal sebelum menginjak usia 16 tahun yang kebanyakan terjadi pada enam tahun pertama kehidupan mereka Para dokter yang amat sedikit kala itu mengandalkan astrologi karena keterbatasan mereka dalam ilmu medis Infeksi ditangani misalnya dengan memberikan salep yang dibuat dari kucing yang telah dipanggang dalam lemak landak susu 33 Beberapa dari sekian banyak penyakit yang menyebabkan kematian pada anak anak adalah campak influenza dan cacar 34 Perang Salib dan Penaklukan Islam mempercepat penyebaran cacar yang merupakan penyebab seringnya terjadi epidemi di Eropa setelah virusnya mulai menyebar di benua tersebut antara abad kelima dan ketujuh 35 36 Campak menjadi penyakit endemik di semua negara yang padat penduduk di Eropa Afrika Utara dan Timur Tengah 37 Di Inggris penyakit ini pada saat itu disebut mezil pertama kali dideskripsikan pada abad ke 13 dan mungkin merupakan satu dari 49 wabah yang terjadi pada tahun 526 hingga 1087 27 Sampar sapi yang disebabkan oleh virus yang berkerabat erat dengan virus campak merupakan penyakit pada sapi yang dikenal sejak zaman Romawi 38 Penyakit yang berasal dari Asia ini pertama kali dibawa ke Eropa lewat invasi bangsa Hun pada tahun 370 Invasi bangsa Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan dan tentaranya memulai pandemi sampar sapi di Eropa pada tahun 1222 1233 dan 1238 39 Penyakit ini kemudian mencapai Inggris setelah pengimporan sapi dari daratan Eropa Pada saat itu sampar sapi merupakan penyakit yang mematikan dengan tingkat kematian sebesar 80 90 Kematian sapi dalam jumlah besar mengakibatkan bencana kelaparan 40 Zaman modern awal hingga akhirTak lama setelah kemenangan Henry Tudor dalam Pertempuran Bosworth pada 22 Agustus 1485 pasukannya tiba tiba menderita keringat Inggris yang dideskripsikan oleh pengamat kontemporer sebagai penyakit baru 41 Penyakit ini cukup aneh karena utamanya menyerang orang orang kaya Keringat Inggris bisa jadi berasal dari Prancis tempat Henry VII merekrut pasukannya 42 Epidemi penyakit ini mengguncang London pada musim panas 1508 Banyak orang tewas dalam satu hari dan kematian terjadi di seluruh London Jalanan di kota tersebut lengang dan hanya dilewati oleh gerobak yang mengangkut mayat Raja Henry menyatakan kota itu terlarang bagi siapa pun jua kecuali dokter dan apoteker 43 Penyakit ini kemudian menyebar ke negara negara lain di Eropa Pada Juli 1529 seribu hingga dua ribu orang tewas di Hamburg dalam beberapa minggu pertama penyebaran penyakit tersebut 44 Selama bulan bulan berikutnya penyakit ini menjangkau Prusia Swiss dan Eropa utara 45 Wabah penyakit tersebut terakhir muncul di Inggris pada tahun 1556 46 Penyakit yang menewaskan sepuluh ribuan orang ini mungkin merupakan influenza 47 atau infeksi virus serupa 48 tetapi catatan dari masa ketika pengobatan tidak berdasar pada ilmu pengetahuan tidak dapat diandalkan 49 Saat kedokteran menjadi bagian dari ilmu pengetahuan deskripsi penyakit ini sedikit demi sedikit mulai menemukan titik terang 50 Walaupun pada saat itu obat obatan tidak banyak membantu untuk meringankan penderitaan para korban infeksi langkah langkah untuk mengendalikan penyebaran penyakit telah diterapkan Langkah langkah tersebut mencakup pemberlakuan pelarangan perdagangan dan perjalanan pengasingan keluarga yang terdampak dari lingkungan mereka fumigasi bangunan bangunan serta eliminasi hewan ternak 51 Sumber sumber yang membahas infeksi influenza dapat ditilik hingga akhir abad ke 15 dan awal abad ke 16 52 tetapi kemungkinan besar infeksi sudah ada jauh sebelumnya 53 Pada 1173 berlangsung epidemi yang mungkin merupakan epidemi influenza pertama di Eropa Wabah penyakit yang sekarang diketahui sebagai flu babi melanda masyarakat Indian di Pulau Hispaniola pada 1493 Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa infeksi tersebut berasal dari babi babi di kapal kapal milik Kristoforus Kolumbus 54 Selama epidemi influenza di Inggris antara 1557 dan 1559 sekitar 150 000 orang lima persen dari keseluruhan penduduk tewas karena infeksi ini Tingkat kematiannya hampir mencapai lima kali lipat dibanding pandemi pada 1918 1919 46 Pandemi pertama yang didokumentasikan dengan baik bermula pada Juli 1580 dan melanda Eropa Afrika dan Asia 55 Tingkat kematian amat tinggi dengan jumlah 8 000 orang tewas di Roma saja 56 Tiga pandemi selanjutnya terjadi pada abad ke 18 termasuk pandemi 1781 1782 yang mungkin merupakan pandemi paling merugikan sepanjang sejarah 57 Pandemi ini bermula di Tiongkok pada November 1781 dan mencapai Moskwa sebulan kemudian 56 Pandemi tersebut mencapai Sankt Peterburg pada Februari 1782 dan Denmark tiga bulan kemudian 58 Dalam enam pekan tiga perempat warga Inggris terinfeksi dan penyakit tersebut dengan cepat menyebar hingga Amerika 59 nbsp Gambar Aztek abad keenam belas dari para korban cacar atas dan campak bawah nbsp Benua Amerika dan Australia bebas dari campak dan cacar hingga kedatangan penjajah Eropa antara abad ke 15 dan abad ke 18 1 Campak influenza dan cacar disebarkan ke Amerika oleh bangsa Spanyol 1 cacar sendiri sudah menjadi endemik di Spanyol setelah dibawa masuk oleh kaum Moor dari Afrika 60 Pada 1519 sebuah epidemi cacar melanda ibukota Aztek Tenochtitlan di Meksiko yang berasal dari seorang budak Afrika terinfeksi yang diangkut di atas kapal pasukan Panfilo de Narvaez yang mengikuti dari Hernan Cortes dari Kuba 60 Epidemi ini dan epidemi selanjutnya yang terjadi pada 1545 1548 serta 1576 1581 akhirnya menewaskan lebih dari setengah penduduk asli 61 Sebagian besar orang Spanyol kebal terhadap penyakit ini Dengan jumlah pasukan di bawah 900 orang Cortes tidak mungkin dapat mengalahkan suku Aztek dan menaklukkan Meksiko tanpa peran penyakit cacar 62 Banyak orang Indian kemudian tewas akibat penyakit infeksi yang tidak sengaja disebarkan oleh orang orang Eropa 1 Dalam kurun waktu 150 tahun setelah kedatangan Kristoforus Kolumbus pada tahun 1492 bangsa Indian di Amerika Utara berkurang 80 persen karena penyakit termasuk campak cacar dan influenza 63 64 Dampak yang ditimbulkan oleh virus virus ini secara signifikan membantu bangsa Eropa untuk menaklukkan penduduk asli 65 66 Pada abad ke 18 cacar menjadi penyakit endemik di Eropa Lima epidemi terjadi di London pada tahun 1719 1746 Cacar juga mewabah di kota kota besar Eropa yang lain Pada penghujung abad 400 000 jiwa di Eropa meninggal setiap tahun akibat cacar 67 Cacar tersebar di Afrika Selatan pada tahun 1713 setelah dibawa oleh kapal dari India dan tiba di Australia pada tahun 1789 67 Pada abad ke 19 cacar menjadi penyebab utama kematian suku Aborigin Australia 68 Pada tahun 1546 Girolamo Fracastoro menulis deskripsi klasik campak Ia berpandangan bahwa penyakit ini disebabkan oleh biji seminaria yang menyebar dari orang ke orang Epidemi campak menyerang London pada tahun 1670 sesuai catatan Thomas Sydenham yang menganggap bahwa campak disebabkan oleh uap beracun yang muncul dari tanah 27 Meskipun dugaannya salah ia cukup terampil sebagai pengamat dan mencatat penyakit ini dengan teliti 69 Demam kuning yang disebabkan oleh Flavivirus sering kali mematikan Virus ini ditularkan dari nyamuk terutama Aedes aegypti ke manusia dan pertama kali muncul lebih dari tiga ribu tahun lalu 70 Pada tahun 1647 epidemi demam kuning pertama yang tercatat terjadi di Barbados yang disebut distemper Barbados oleh John Winthrop gubernur pulau tersebut kala itu Ia menerbitkan aturan karantina untuk melindungi penduduk pulau yang merupakan aturan karantina pertama di Amerika Utara 71 Epidemi penyakit ini selanjutnya terjadi di Amerika Utara pada abad ke 17 18 dan 19 72 Kasus pertama demam berdarah dengue DBD terjadi di Indonesia dan Mesir pada tahun 1779 Kapal kapal dagang membawa penyakit ini ke Amerika Serikat dan memicu epidemi di Philadelphia pada tahun 1780 73 Penyakit penyakit infeksi baru menjadi ancaman besar bagi kesehatan manusia Kebanyakan penyakit ini bersifat zoonotik 74 yang disebabkan oleh peningkatan populasi manusia dan intensitas peternakan serta perubahan lingkungan satwa liar 75 76 nbsp Tulip yang terinfeksi Tulip breaking virus Museum museum Eropa banyak menampilkan lukisan dengan tulip yang memiliki motif bergaris Sebagian besar lukisan tersebut salah satunya adalah lukisan alam benda Johannes Bosschaert berasal dari abad ke 17 Kala itu bunga tulip sangat populer dan banyak dicari Pada puncak mania tulip pada tahun 1630 an satu umbi tulip bisa sama harganya dengan satu rumah 77 Garis garis pada tulip disebabkan oleh virus tumbuhan yaitu Tulip breaking virus yang secara tidak sengaja berpindah dari melati ke tulip karena dibawa oleh manusia 78 Tanaman tulip yang terinfeksi menjadi lemah sehingga merugikan bisnis kala itu Hanya sejumlah umbi yang dapat menghasilkan bunga yang sama menariknya dengan induk mereka 79 Sebelum Wabah Kelaparan Besar Irlandia pada tahun 1845 1852 akibat serangan Phytophthora infestans penyebab penyakit paling umum pada kentang adalah virus Potato leafroll virus menyebabkan daun kentang menggulung karena nekrosis Penyakit ini tersebar luas di Inggris pada tahun 1770 an dan menghancurkan tiga perempat panen kentang Meskipun demikian pada masa itu kentang yang diproduksi Irlandia tidak tersentuh penyakit 80 Penemuan vaksin nbsp Edward Jenner dokter asal Inggris yang memelopori penggunaan vaksin Cacar Mary Wortley Montagu 1689 1762 adalah bangsawan penulis dan istri anggota parlemen Inggris Pada tahun 1716 suaminya Edward Wortley Montagu ditugaskan sebagai duta Inggris di Istanbul Mary mendampingi suaminya dan menjumpai praktik masyarakat lokal dalam membuat perlindungan terhadap cacar yaitu variolasi injeksi nanah penderita cacar ke kulit orang lain 7 Sebelumnya adik laki laki Mary meninggal karena cacar dan Mary pun pernah menderita penyakit ini Dengan niat agar anak laki lakinya yang kala itu berusia 5 tahun Edward tidak menderita hal yang sama Mary menyuruh ahli bedah kedutaan Charles Maitland melakukan variolasi untuk anaknya Dalam perjalanan pulang ke London Mary meminta Maitland untuk memvariolasi anak perempuannya yang berusia 4 tahun di hadapan dokter dokter raja 81 Kemudian Montagu meyakinkan Pangeran dan Putri Wales agar mendukung peragaan publik prosedur variolasi Enam tahanan penjara yang diadili hukuman mati dan berada dalam daftar tunggu eksekusi Penjara Newgate ditawari pembebasan penuh dengan syarat bersedia menjadi subjek eksperimen publik Tahanan tahanan tersebut menerima tawaran tersebut dan divariolasi pada tahun 1721 Semua tahanan berhasil pulih melewatinya 82 Untuk menguji efek perlindungan variolasi seorang perempuan berusia 19 tahun diperintahkan agar tidur bersama penderita cacar yang berusia 10 tahun selama 6 pekan Perempuan tersebut tidak tertular cacar 83 Percobaan ini diulang pada 11 anak yatim piatu yang semuanya kemudian bertahan melewati variolasi ini Pada tahun 1722 cucu cucu Raja George I juga menerima variolasi 84 Metode ini tetap mengandung risiko dengan kemungkinan kematian 1 50 85 Variolasi sendiri tergolong mahal sebagian tenaga kesehatan mematok harga 5 10 dan sebagian lagi menjual metode ini ke tenaga kesehatan lain dengan harga 50 100 atau mengambil separuh keuntungan dari orang yang membelinya Variolasi menjadi komoditas yang menguntungkan di Inggris dan tetap tidak terjangkau oleh khalayak ramai hingga akhir tahun 1770 an 86 Pada masa itu di Inggris konsep mengenai virus atau sistem daya tahan tubuh sama sekali belum diketahui dan tidak ada yang memahami bagaimana variolasi memberikan perlindungan 87 nbsp Sebuah kartun dari tahun 1802 menampilkan Jenner sedang memvaksinasi para penerima diperlihatkan dengan para sapi timbul dari tubuh mereka Edward Jenner 1749 1823 seorang dokter di perdesaan Inggris mendapatkan variolasi saat kanak kanak 88 Ia sakit tetapi bertahan dan terlindungi sepenuhnya dari cacar 89 Jenner tahu kepercayaan setempat bahwa para pekerja produk susu yang pernah terjangkit infeksi ringan cacar sapi akan menjadi kebal terhadap cacar Jenner memutuskan untuk menguji dugaan ini meskipun ia bukan orang pertama yang mencobanya 90 Pada tanggal 14 Mei 1796 ia melakukan inokulasi virus cacar sapi kepada seorang anak laki laki yang sehat berumur sekitar delapan tahun 91 James Phipps 1788 1853 anak itu bertahan dan hanya mengalami demam ringan Pada tanggal 1 Juli 1796 Jenner menggunakan sejumlah materi cacar mungkin nanah infeksi untuk diinokulasikan secara berulang pada lengan Phipps Anak itu bertahan dan kemudian diinokulasi kembali dengan cacar sebanyak lebih dari dua puluh kali Phipps tetap tidak terkena cacar Vaksinasi yang berakar kata vacca yang berarti sapi dalam bahasa Latin pun ditemukan 92 Metode Jenner kemudian diketahui lebih aman daripada variolasi Pada tahun 1801 lebih dari seratus ribu orang telah divaksinasi 93 Praktisi kesehatan yang masih melakukan variolasi dan memperkirakan bahwa mereka akan kehilangan pendapatan menentang vaksinasi gratis kepada orang miskin yang dimulai di Inggris pada tahun 1840 Karena terjadi kematian yang berhubungan dengan variolasi metode ini dinyatakan ilegal pada tahun yang sama 93 Vaksinasi diwajibkan di Inggris dan Wales dengan terbitnya Undang Undang Vaksinasi pada tahun 1853 Para orang tua didenda 1 jika anak mereka tidak divaksinasi sebelum berusia tiga bulan Aturan ini tidak ditegakkan dengan baik dan sistem penyediaan vaksinasi yang tidak berubah sejak tahun 1840 tidak efektif Setelah dipatuhi pada awal penerapannya hanya sebagian kecil penduduk yang divaksinasi 94 Vaksinasi wajib tidak diterima dengan baik dan setelah sejumlah protes dua organisasi yaitu Liga Anti Vaksinasi dan Liga Anti Vaksinasi Wajib dibentuk pada tahun 1866 95 96 Setelah kampanye antivaksinasi cacar mewabah di Gloucester pada tahun 1895 untuk pertama kalinya setelah dua puluh tahun Dalam peristiwa itu 434 jiwa tewas dan 281 di antaranya adalah anak anak 97 Namun Pemerintah Inggris menuruti permintaan mereka yang melakukan protes dan Undang Undang Vaksinasi yang terbit pada tahun 1898 menggugurkan denda serta membolehkan penolakan berdasarkan hati nurani bagi orang tua yang tidak memercayai vaksinasi Pada tahun berikutnya terdapat 250 000 penolakan atas vaksinasi dan pada tahun 1912 kurang dari separuh populasi bayi yang baru lahir di Inggris divaksinasi 98 Pada tahun 1948 vaksinasi cacar tidak lagi diwajibkan di Inggris 99 Rabies nbsp Louis Pasteur ilmuwan Prancis yang mengembangkan vaksin rabies Rabies termasuk penyakit infeksi yang mematikan bagi mamalia Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies Pada abad ke 21 virus ini utamanya ditemukan pada mamalia liar seperti rubah dan kelelawar Meskipun demikian rabies sebenarnya sudah dikenal sejak lama Rabies adalah kata dari bahasa Sansekerta rabhas yang dapat dilacak hingga 3000 SM 32 yang artinya adalah kegilaan atau amukan 100 Penyakit ini sendiri sudah ada selama lebih dari empat ribu tahun 31 Deskripsi rabies ditemukan pada naskah peradaban Mesopotamia 101 Penduduk Yunani Kuno menyebutnya sebagai lyssa atau lytta yang berarti kegilaan 31 Keterangan mengenai rabies terdapat pada Hukum Eshnuna yang ditulis pada 2300 SM Aristoteles 384 322 SM memberikan salah satu deskripsi yang banyak diterima tentang penyakit ini Ia juga menerangkan bagaimana rabies menular ke manusia Pada abad pertama Masehi Celsus mencatat adanya gejala hidrofobia dan berpendapat bahwa air liur hewan dan manusia yang terinfeksi mengandung lendir atau racun dan untuk menyebutnya ia membuat istilah virus 31 Epidemi rabies tidak terjadi tetapi infeksi penyakit ini sangat ditakuti karena gejalanya yang mencakup kegilaan hidrofobia dan kematian 31 Pada masa hidup Louis Pasteur 1822 1895 infeksi rabies pada manusia hanya terjadi dalam beberapa ratus kasus per tahun di Prancis tetapi obat rabies sedang sangat dibutuhkan Menyadari bahaya rabies Pasteur mulai mencari mikrob pada anjing gila 102 Pasteur menemukan bahwa jika bubuk sumsum tulang belakang anjing yang mati karena rabies dikeringkan dan disuntikkan pada anjing sehat anjing tersebut tidak terinfeksi Pasteur mengulangi percobaannya beberapa kali pada anjing yang sama Bubuk jaringan yang digunakan dalam suntikan dikeringkan dengan waktu yang lebih sebentar daripada bubuk sebelumnya pada setiap pengulangan percobaan Anjing tersebut masih bertahan hidup bahkan pada injeksi jaringan sumsum tulang belakang yang benar benar segar Pasteur mengimunisasi anjing itu terhadap rabies dan kemudian berhasil melakukan hal yang sama pada 50 anjing lainnya 103 nbsp Sebuah kartun dari tahun 1826 menggambarkan seekor anjing ganas di jalanan London Walau Pasteur tidak paham bagaimana prosedur tersebut bisa berhasil ia mengujinya pada seorang anak laki laki Joseph Meister 1876 1940 yang dibawa oleh ibunya pada tanggal 6 Juli 1885 Anak ini mendapat banyak luka akibat gigitan seekor anjing gila Ibu Meister memohon kepada Pasteur agar menolong anaknya Pasteur adalah peneliti bukan dokter Ia menyadari konsekuensi yang akan diterimanya jika tindakannya tidak berhasil Meskipun demikian Pasteur memutuskan untuk menolong anak itu dengan memberikan beberapa suntikan jaringan tulang belakang dari kelinci terinfeksi dalam kurun waktu 10 hari yang setiap suntikan lebih virulen dibandingkan sebelumnya 104 Dalam hal ini Pasteur menulis karena kematian anak itu sudah tidak bisa dihindari saya memutuskan bukannya tanpa rasa gelisah yang dalam dan besar untuk mencoba prosedur ini pada Joseph Meister prosedur yang secara konsisten berhasil pada anjing 105 Meister sembuh dan pulang bersama ibunya pada tanggal 27 Juli Pasteur berhasil menangani anak laki laki kedua pada bulan Oktober tahun yang sama Jean Baptiste Jupille 1869 1923 anak itu merupakan penggembala berusia 15 tahun Ia mendapat luka gigitan parah dari anjing gila ketika berusaha melindungi anak anak lain 106 Metode Pasteur digunakan selama lebih dari 50 tahun 107 Penyebab rabies tidak banyak diketahui hingga tahun 1903 ketika Adelchi Negri 1876 1912 menemukan lesi mikroskopis yang sekarang disebut badan Negri pada otak hewan yang gila 108 Ia mulanya salah mengira bahwa bentukan tersebut adalah protozoa parasitik Paul Remlinger 1871 1964 kemudian menunjukkan bahwa badan Negri memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan protozoa melalui metode filtrasi Badan Negri bahkan lebih kecil daripada bakteri Tiga puluh tahun kemudian badan Negri diketahui merupakan kumpulan partikel berukuran 100 150 nanometer dan sekarang diketahui berukuran sama dengan partikel Rhabdoviridae virus yang menyebabkan rabies 31 Abad ke 20 dan ke 21Pada abad ke 20 keberadaan virus dibuktikan dari percobaan dengan metode penyaringan yang menggunakan pori pori yang berukuran lebih kecil dari bakteri Istilah virus yang dapat disaring pun muncul karenanya 109 Hingga tahun 1930 an sebagian besar peneliti memahami bahwa virus adalah bakteri kecil tetapi pemahaman ini berubah saat mikroskop elektron yang ditemukan pada tahun 1931 menunjukkan bahwa virus dan bakteri berbeda 110 Perubahan besar terjadi setelah penemuan materi genetik dalam bentuk DNA atau RNA di dalam virus 111 Setelah diakui sebagai entitas biologis virus kemudian diketahui sebagai penyebab beragam infeksi pada tumbuhan hewan dan bakteri 112 Seiring perkembangan zaman baik manusia maupun virus mengalami perubahan perilaku Pada zaman kuno populasi manusia sangat kecil sehingga virus tidak dapat mempertahankan keberadaannya dalam populasi tersebut dan mengakibatkan pandemi Pada abad ke 20 dan ke 21 kepadatan penduduk meningkat metode pertanian dan peternakan mengalami perubahan dan perjalanan jarak jauh dapat dilakukan dalam waktu yang singkat Hal hal tersebut memungkinkan virus virus baru mudah tersebar dan virus virus lama muncul kembali 113 114 Dari sekian banyak penyakit yang diketahui disebabkan oleh virus salah satunya yaitu cacar telah berhasil diberantas Penyakit lain yang disebabkan oleh HIV dan virus influenza masih sulit dikendalikan 115 Penyakit kaki tangan dan mulut yang disebabkan Enterovirus beberapa kali mewabah di Asia 116 117 Sementara sejumlah penyakit lain misalnya sindrom pernapasan akut berat SARS dan penyakit yang disebabkan oleh arbovirus muncul sebagai tantangan baru 118 119 Meskipun vaksin masih merupakan senjata paling kuat dalam melawan virus sejumlah obat antivirus dengan target yang spesifik telah dikembangkan pada beberapa dekade terakhir abad ke 21 120 Pandemi influenza tahun 2009 dan pandemi Covid 19 menunjukkan betapa cepatnya galur baru virus terus menyebar ke seluruh dunia meskipun sejumlah upaya untuk membatasi infeksi virus virus tersebut telah dilakukan 121 122 Penemuan virus dan pengendaliannya terus berkembang Rotavirus yang ditemukan sejak 1943 dan menjadi penyebab diare paling umum pada bayi dan anak anak 123 124 baru diterapkan vaksinnya pada 1998 125 Human metapneumovirus HMPV penyebab infeksi pada sistem pernapasan seperti radang paru paru ditemukan pada tahun 2001 126 Vaksin virus papiloma manusia HPV penyebab kanker leher rahim tersedia pada tahun 2006 127 128 Pada tahun 2010 virus berukuran terbesar Megavirus chilensis ditemukan menginfeksi ameba 129 Virus virus raksasa menjadi pemicu penelitian tentang peran virus dalam evolusi dan posisi virus pada bagan kekerabatan genetika makhluk hidup 130 Pemberantasan cacar nbsp Rahima Banu seorang gadis asal Bangladesh adalah orang terakhir yang diketahui tertular cacar pada 1975 Ia kemudian sembuh 131 Virus cacar termasuk penyebab kematian paling banyak pada abad ke 20 Sekitar 300 juta jiwa meninggal karenanya 132 Virus ini mungkin adalah virus yang paling banyak membunuh manusia 133 Pada tahun 1966 Majelis Kesehatan Dunia badan pembentuk keputusan Organisasi Kesehatan Dunia menyepakati mulainya program pemberantasan cacar intensif dan usaha pemberantasan cacar dalam waktu sepuluh tahun 134 Pada masa itu cacar masih endemik di 31 negara 135 termasuk Brasil seluruh anak benua India Indonesia dan Afrika Sub Sahara 134 Target ambisius ini dianggap mungkin dicapai karena sejumlah alasan vaksin cacar memberikan perlindungan yang sangat baik hanya ada satu jenis virus penyebab tidak ada hewan pembawa virus cacar secara alami masa inkubasi infeksi telah diketahui dan tidak banyak menyimpang dari dua belas hari serta infeksi selalu menyebabkan gejala sehingga penderitanya diketahui dengan jelas 136 137 Vaksinasi massal deteksi penyakit dan karantina merupakan inti operasi pemberantasan Setelah kasus terdeteksi penderita segera diisolasi Mereka yang mengalami kontak dengan penderita juga diisolasi dan divaksinasi 138 Keberhasilan program ini terlihat dengan cepat Pada tahun 1970 cacar bukan lagi penyakit endemik di Afrika Barat begitu pula bagi Brasil pada tahun 1971 139 Pada tahun 1973 cacar masih menjadi penyakit endemik hanya di anak benua India Botswana dan Etiopia 135 Setelah surveilans penyakit dan vaksinasi di seluruh dunia selama tiga belas tahun Organisasi Kesehatan Dunia akhirnya mengumumkan cacar berhasil diberantas pada tahun 1979 140 Walaupun saat itu Vaccinia virus digunakan sebagai vaksin tidak ada yang tahu secara pasti asal virus tersebut Ia bukan galur cacar sapi yang dipakai oleh Edwad Jenner dan bukan pula bentuk virus cacar yang dilemahkan 141 Operasi pemberantasan cacar menyebabkan kematian Janet Parker c 1938 1978 dan tindakan bunuh diri oleh pakar cacar Henry Bedson setelahnya 1930 1978 Parker bekerja di Universitas Birmingham dalam gedung yang sama dengan laboratorium cacar tempat Bedson bekerja Parker terinfeksi galur virus cacar yang sedang diteliti oleh tim Bedson Bedson kemudian merasa malu dan bersalah sehingga membunuh dirinya sendiri 142 Sebelum penyerangan 11 September di Amerika Serikat pada tahun 2001 Organisasi Kesehatan Dunia mengajukan agar semua persediaan virus cacar dalam laboratorium di Amerika Serikat dan Rusia dimusnahkan 143 Rencana pemusnahan tersebut dibatalkan karena kekhawatiran terjadinya bioterorisme menggunakan virus cacar Pengembangan obat untuk mengatasinya memerlukan persediaan virus tersebut 144 Karena pemusnahan tersebut tidak benar benar dilaksanakan pada masa itu virus cacar tidak menjadi virus pertama yang punah karena campur tangan manusia 145 Campak Campak meskipun merupakan penyakit yang sering kali mematikan mulanya merupakan penyakit yang jarang ditemukan di Afrika Selatan pada abad ke 19 tetapi epidemi epideminya semakin sering terjadi sejak tahun 1850 an Saat Perang Boer Kedua 1899 1902 campak merebak luas pada tahanan di kamp konsentrasi Inggris dan menyebabkan ribuan kematian Tingkat kematian di tempat tawanan perang ini sepuluh kali lipat lebih besar daripada korban perang Inggris 146 Sebelum vaksinasi diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1960 an lebih dari 500 ribu kasus campak per tahun berujung pada 400 kematian Anak anak di negara negara maju banyak terjangkit pada usia 3 5 tahun sementara separuh kasus pada anak di negara negara berkembang terjadi sebelum usia 2 tahun 147 Di Amerika Serikat dan Inggris epidemi campak terjadi secara rutin setiap tahun atau dua tahun bergantung pada jumlah anak yang lahir pada tahun itu 148 Galur virus yang menjadi epidemi pada masa kini berevolusi pada paruh awal abad ke 20 mungkin antara tahun 1908 dan 1943 149 nbsp Laporan kasus campak di Inggris dan Wales dari 1940 sampai 2007 yang menampilkan penurunan dari 400 000 kasus tahunan menjadi kurang dari 1 000 London mengalami epidemi campak setiap dua tahun antara 1950 dan 1968 sedangkan Liverpool yang memiliki tingkat kelahiran lebih tinggi mengalami epidemi setiap tahun Pada Depresi Besar Amerika Serikat sebelum Perang Dunia Kedua tingkat kelahiran rendah sehingga epidemi campak bersifat sporadis Setelah perang tingkat kelahiran meningkat dan kemudian epidemi terjadi secara rutin setiap dua tahun 148 Campak masih menjadi masalah besar di negara padat penduduk yang belum banyak berkembang dan memiliki tingkat kelahiran tinggi tanpa kampanye vaksinasi yang efektif 150 Pada pertengahan tahun 1970 an insidensi munculnya kasus baru campak di Amerika Serikat menurun 90 setelah program vaksinasi massal yang dikenal sebagai jadikan campak hanya dalam ingatan 151 Kampanye vaksinasi serupa di negara negara lain mengurangi infeksi sebanyak 99 selama 50 tahun terakhir 152 Individu yang rentan terinfeksi menjadi sumber penyebaran penyakit Begitu pula individu yang berpindah dari negara dengan aturan vaksinasi yang tidak efektif atau menolak vaksin baik bagi dirinya atau anak anaknya 153 Manusia adalah satu satunya inang alami virus campak 151 Setelah terinfeksi penderitanya akan mendapatkan kekebalan seumur hidup sedangkan kekebalan setelah divaksinasi bersifat jangka panjang tetapi kemudian berkurang 154 Vaksin campak termasuk dalam topik yang kontroversial Pada tahun 1998 Andrew Wakefield dan rekannya menerbitkan artikel penelitian yang menipu Ia mengaku menemukan hubungan antara vaksin MMR dan autisme Penelitian tersebut dilaporkan secara luas dan memicu kekhawatiran yang menjadi jadi tentang keamanan vaksinasi 155 Penelitian Wakefield dikategorikan sebagai penipuan dan izin praktik dokter Wakefield di Inggris dicabut pada tahun 2010 156 Berkaitan dengan kontroversi tersebut tingkat vaksinasi MMR di Inggris jatuh dari 92 pada tahun 1995 menjadi 80 pada tahun 2003 157 Kasus campak meningkat dari 56 kasus pada tahun 1998 menjadi 1 370 kasus pada tahun 2008 Kejadian serupa terjadi di penjuru Eropa 156 Pada bulan April 2013 epidemi campak terjadi di Wales Inggris mendera remaja remaja yang tidak tervaksinasi 157 Meskipun kontroversi menggaung campak berhasil dimusnahkan di Finlandia Swedia dan Kuba 158 Jepang menghapuskan kewajiban vaksinasi pada tahun 1992 dan 200 ribu kasus campak terjadi di sana pada tahun 1995 hingga 1997 159 Campak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Jepang dan sekarang dikategorikan sebagai penyakit endemik Rencana Pemberantasan Campak Nasional disusun pada bulan Desember 2007 oleh Jepang dengan maksud menghilangkan penyakit tersebut 160 Kemungkinan pemusnahan campak secara global menjadi perdebatan dalam pustaka kesehatan sejak munculnya vaksin campak pada tahun 1960 an Jika upaya pemberantasan polio berhasil perdebatan tentang pemberantasan campak mungkin akan diperbarui 161 Poliomielitis nbsp Staf rumah sakit menguji seorang pasien dalam tangki respirator paru paru besi pada epidemi polio di Rhode Island tahun 1960 Pada musim panas abad ke 20 orang tua di Amerika Serikat dan Eropa merasa khawatir akan kemunculan tahunan poliomielitis atau polio Kala itu penyakit ini dikenal sebagai paralisis anak 162 Penyakit ini jarang ditemui pada awal abad ke 20 dan hanya berjumlah sekian ribu kasus per tahun di seluruh dunia Namun pada tahun 1950 an 60 ribu kasus tercatat setiap tahun di Amerika Serikat 163 sementara di Inggris dan Wales terjadi kasus polio dengan rerata 2 300 kasus per tahun 164 Pada tahun 1916 dan 1917 epidemi besar polio terjadi di Amerika Serikat Pada saat itu tercatat 27 ribu kasus dan 6 000 kematian dengan 9 000 kasus terjadi di New York City 165 Metode penyebaran virus polio belum diketahui 166 Banyak penduduk kota itu termasuk peneliti mengira bahwa pendatang imigran yang tinggal di daerah kumuh menjadi penyebab epidemi padahal prevalensi penyakit total kasus yang terjadi lebih tinggi di bagian kota yang lebih sejahtera seperti Pulau Staten Pola yang sama terjadi di Philadelphia 167 Banyak negara industri yang terkena dampak polio pada saat itu Sebelum mewabahnya polio di Amerika Serikat epidemi epidemi besar terjadi di Swedia 168 Penyebab kenaikan kasus polio di negara negara industri pada abad ke 20 masih belum diketahui secara pasti Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan antarmanusia melalui jalur tinja oral 169 Penyakit ini juga secara alami hanya menginfeksi manusia 170 Polio muncul secara tidak terduga pada saat sanitasi membaik dan kesejahteraan meningkat 169 Meskipun virus ini ditemukan pada awal abad ke 20 penyebarannya yang luas di mana mana tidak diketahui sebelum tahun 1950 an Sekarang diketahui bahwa kurang dari 2 individu yang terinfeksi virus polio akan mengalami penyakit poliomielitis kebanyakan infeksi yang terjadi bersifat ringan 171 Selama epidemi tersebut virus ditemukan di mana mana sehingga petugas kesehatan masyarakat tidak dapat mengisolasi sumbernya 170 Setelah vaksin polio dikembangkan pada pertengahan tahun 1950 an kampanye vaksinasi massal diselenggarakan di banyak negara 172 Di Amerika Serikat setelah kampanye vaksinasi dipromosikan oleh March of Dimes jumlah kasus tahunan polio menurun drastis Polio terakhir kali mewabah pada tahun 1979 173 Pada tahun 1988 Organisasi Kesehatan Dunia dan lainnya meluncurkan Inisiatif Pemberantasan Polio Global Amerika diumumkan bebas dari polio pada tahun 1994 area Pasifik pada tahun 2000 dan Eropa pada tahun 2003 174 Pada akhir tahun 2012 Organisasi Kesehatan Dunia hanya melaporkan 223 kasus polio Infeksi polio terjadi terutama poliovirus tipe 1 di Nigeria sebanyak 122 kasus di Chad sebanyak 1 kasus di Pakistan sebanyak 58 kasus dan di Afganistan sebanyak 37 kasus Tim vaksinasi sering menghadapi bahaya tujuh pemberi vaksin dibunuh di Pakistan dan sembilan dibunuh di Nigeria pada awal tahun 2013 175 Di Pakistan kampanye vaksinasi kemudian terhalangi pembunuhan polisi yang menjaga keamanan acara vaksinasi pada tanggal 26 Februari 2013 176 AIDS nbsp Kiri ke kanan monyet hijau Afrika sumber SIV mangabey hitam sumber HIV 2 dan simpanse sumber HIV 1 Virus imunodefisiensi manusia HIV adalah virus penyebab AIDS acquired immunodeficiency syndrome 177 Sebagian besar ahli virologi beranggapan bahwa HIV muncul di Afrika Sub Sahara pada abad ke 20 178 Lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi HIV Pada tahun 2011 diperkirakan telah ada 35 juta orang meninggal karena AIDS 179 Karenanya penyakit ini termasuk penyebab pandemi paling merusak sepanjang sejarah 180 HIV 1 menjadi salah satu virus paling berpengaruh yang muncul pada 25 tahun terakhir abad ke 20 181 Pada tahun 1981 sebuah artikel ilmiah melaporkan kematian lima pemuda homoseksual tetapi pada saat itu tidak diketahui bahwa kematian mereka disebabkan oleh AIDS Jangkauan luas pandemi ini tidak diketahui secara pasti dan begitu pula bagaimana virus ini secara perlahan muncul dalam beberapa dekade 182 HIV melintasi batas spesies inang antara simpanse dan manusia di Afrika pada beberapa dekade awal abad ke 20 183 Bertahun tahun setelahnya terjadi perubahan sosial dan konflik sosial besar besaran di Afrika Populasi bergeser dengan tidak terduga karena banyak orang berpindah dari daerah pertanian di desa desa ke kota kota yang sedang berkembang 184 Virus tersebar dari daerah daerah yang berjauhan ke konurbasi perkotaan yang padat penduduk Masa inkubasi AIDS berlangsung selama 10 tahun sehingga pandangan bahwa pandemi mulai terjadi pada awal tahun 1980 an dapat dipercaya 185 Pada masa ini banyak pengkambinghitaman dan stigmatisasi 186 Teori berasal dari Afrika tentang asal usul pandemi HIV tidak diterima oleh orang orang Afrika yang merasa bahwa penimpaan kesalahan tidak tepat bagi mereka Oleh karenanya Majelis Kesehatan Dunia memutuskan resolusi 1987 yang menyatakan bahwa HIV adalah virus yang terbentuk secara alami dengan asal geografis tidak pasti 187 Pandemi HIV menjadi tantangan bagi masyarakat dan menyebabkan perubahan sosial di penjuru dunia 188 Pendapat mengenai seksualitas dibahas secara terbuka Nasihat tentang perbuatan seksual dan penggunaan obat obatan terlarang yang sebelumnya tabu menjadi didukung oleh banyak pemerintah dan penyedia layanan kesehatan 189 Debat mengenai tata susila penyediaan dan biaya obat anti retrovirus khususnya di negara negara yang kurang sejahtera menyoroti kesenjangan pelayanan kesehatan dan mendorong perubahan legislasi secara luas 190 Di negara negara berkembang HIV AIDS berdampak besar dan organisasi kunci seperti fasilitas layanan kesehatan pertahanan serta lembaga sipil mengalami disrupsi yang besar 191 Angka harapan hidup menurun tajam Di Zimbabwe misalnya angka harapan hidup pada tahun 1991 adalah 79 tahun dan pada tahun 2001 jatuh menjadi 39 tahun 192 Influenza nbsp Para anggota Palang Merah Amerika Serikat mengangkut seorang penderita flu Spanyol dari sebuah rumah pada tahun 1918 Ketika virus influenza mengalami lompatan antigenik sementara banyak manusia tidak memiliki kekebalan terhadap galur virus baru dan jika individu yang rentan terjangkit dalam populasi berjumlah banyak serta rantai infeksi dapat bertahan cukup lama epidemi bahkan pandemi dapat terjadi Perubahan genetik biasa terjadi saat galur virus yang berbeda menginfeksi satu jenis hewan secara bersamaan Hewan yang sering terinfeksi antara lain burung dan babi Tidak seperti kebanyakan virus yang menginfeksi vertebrata virus influenza dapat menginfeksi lebih dari satu spesies 193 Pandemi influenza terakhir pada abad ke 19 terjadi pada tahun 1899 dan mengakibatkan 250 ribu kematian di Eropa Virus influenza berasal dari Rusia atau Asia Ia menjadi virus pertama yang menyebar secara cepat karena pergerakan manusia dengan kereta dan kapal uap 194 Galur virus influenza yang baru muncul pada tahun 1918 diikuti oleh pandemi flu Spanyol yang menjadi salah satu bencana paling parah sepanjang sejarah 194 Korban kematian sangat banyak sekitar 50 juta orang mati karena infeksi ini di seluruh dunia 195 Amerika Serikat melaporkan 550 ribu kematian karena penyakit ini sepuluh kali lipat korban jiwa Amerika Serikat pada Perang Dunia Pertama 196 Inggris melaporkan 228 ribu kematian 197 Sebanyak 20 juta jiwa meninggal di India sedangkan Samoa Barat kehilangan 22 populasinya 198 Pada tahun 1957 galur baru virus influenza muncul dan menyebabkan pandemi flu Asia Meskipun virus ini tidak seganas galur pada tahun 1918 lebih dari satu juta orang meninggal di seluruh dunia Pandemi berikutnya terjadi karena flu Hong Kong yang muncul pada tahun 1968 oleh galur baru yang menggantikan galur virus pada tahun 1957 199 Pandemi tahun 1968 tidak separah yang lainnya dan hanya menyerang individu dengan usia lanjut Namun 33 800 jiwa meninggal karenanya di Amerika Serikat 200 Galur baru virus influenza sering muncul di Asia Timur Hal ini diduga karena di sana bebek babi dan manusia memiliki populasi yang paling padat dan hidup berdekatan 201 Pandemi flu yang paling baru terjadi pada tahun 2009 tetapi tidak satu pun dari tiga pandemi flu terakhir yang membawa dampak sebesar pandemi 1918 Hal hal yang menyebabkan galur virus influenza yang muncul pada saat itu menimbulkan dampak yang demikian berat masih belum diketahui pasti 194 Arbovirus penyebab demam kuning DBD dan lainnya nbsp Sekelompok virus yang disebut sebagai arbovirus dapat ditularkan oleh artropoda misalnya nyamuk Aedes aegypti Arbovirus adalah kelompok virus yang ditularkan ke manusia dan vertebrata melalui serangga pengisap darah Virus virus ini sangat beragam Istilah arbovirus merupakan singkatan dari arthropod borne virus virus yang dibawa oleh artropoda Penggolongan virus virus ini sebagai arbovirus bukanlah penggolongan taksonomi resmi 202 Ada lebih dari lima ratus spesies arbovirus Namun pada tahun 1930 didapati bahwa hanya tiga di antaranya yang menyebabkan penyakit pada manusia yakni virus demam kuning virus dengue dan virus demam Pappataci 203 Sebuah buku yang terbit pada 2009 menyatakan bahwa terdapat lebih dari 100 spesies arbovirus yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia termasuk radang otak 204 Demam kuning adalah penyakit terkenal yang disebabkan oleh Flavivirus 205 Epidemi besar demam kuning yang terakhir di Amerika Serikat terjadi pada tahun 1905 206 Selama pembangunan Terusan Panama ribuan pekerja meninggal karenanya 207 Demam kuning berasal dari Afrika Virus penyebabnya dibawa ke Amerika oleh kapal kapal kargo yang menjadi penampungan nyamuk Aedes aegyti pembawa Flavivirus Ghana Afrika Barat merupakan tempat epidemi demam kuning pertama yang tercatat di Afrika yang berlangsung pada tahun 1926 208 Pada 1930 an penyakit tersebut kembali muncul di Brasil Fred Soper seorang epidemiolog Amerika Serikat 1893 1977 menemukan pengaruh siklus silvatik dari infeksi dalam inang nonmanusia dan bahwa infeksi pada manusia merupakan jalan buntu yang memutus siklus tersebut 209 Meskipun vaksin demam kuning merupakan salah satu vaksin paling sukses yang pernah dikembangkan 210 epidemi masih terjadi Pada 1986 hingga 1991 di Afrika Barat lebih dari 20 000 orang terinfeksi demam kuning dan 4 000 orang di antaranya meninggal dunia 211 Pada tahun 1930 an ensefalitis St Louis ensefalitis kuda timur dan ensefalitis kuda barat muncul di Amerika Serikat Virus penyebab ensefalitis La Crosse ditemukan pada tahun 1960 an Virus Nil Barat tersebar di New York pada tahun 1999 212 Pada tahun 2010 virus penyebab demam berdarah dengue DBD menjadi arbovirus yang paling banyak menyebar Beragam galur virus ini semakin virulen dan menyebar ke penjuru Asia dan Amerika 213 Virus hepatitis Hepatitis adalah penyakit pada organ hati yang telah dikenal ada sejak masa kuno 214 Tanda dan gejala penyakit ini mencakup jaundis yaitu menguningnya kulit mata dan cairan tubuh 215 Ada banyak sebab hepatitis antara lain virus khususnya virus hepatitis A hepatitis B dan hepatitis C 216 Epidemi jaundis banyak terjadi sepanjang sejarah dan terutama mendera prajurit perang Jaundis operasi militer umum ditemukan pada Abad Pertengahan Gejala tersebut dijumpai pada pasukan Napoleon dan konflik konflik besar pada abad ke 19 dan 20 termasuk pada Perang Saudara Amerika yang melaporkan 40 ribu kasus jaundis dan 150 kematian karenanya 217 Virus penyebab jaundis ini baru ditemukan pada pertengahan abad ke 20 218 Artikel ilmiah pada tahun 1946 menjelaskan bukti perbedaan antara hepatitis A yang menyebabkan epidemi jaundis dan hepatitis B19 yang menyebabkan jaundis yang menular lewat darah Istilah hepatitis A dan hepatitis B mulai digunakan pada tahun 1947 219 220 Pada tahun 1960 an virus penyebab hepatitis mulai ditemukan Virus hepatitis B ditemukan dan dinamai sesuai penyakit yang ia sebabkan 221 sedangkan virus hepatitis A ditemukan pada tahun 1974 222 Penemuan virus hepatitis A dan teknologi pengujian untuk mendeteksinya menyebabkan perubahan besar besaran pada banyak tata laksana kesehatan dan kecantikan Skrining darah donor yang mulai dilakukan pada awal tahun 1970 an mengurangi penularan virus secara drastis 223 Faktor VIII dan plasma darah manusia yang didonorkan sebelum tahun 1975 banyak mengandung virus hepatitis B dengan kadar yang dapat menyebabkan infeksi 224 Hingga akhir tahun 1960 an jarum suntik hipodermik yang sering digunakan berulang kali oleh tenaga kesehatan dan jarum pembuat tato menjadi penyebab umum infeksi 225 Pada akhir tahun 1990 an program penukaran jarum diselenggarakan di Eropa dan Amerika Serikat untuk mencegah penyebaran infeksi pada pengguna obat obatan terlarang 226 Usaha tersebut membantu mengurangi dampak HIV dan virus hepatitis C 227 Virus penyebab kanker Sejumlah kanker bisa disebabkan oleh infeksi virus Onkovirus merupakan sebutan bagi virus virus yang menjadi penyebab kanker Hingga 20 dari kasus kanker pada manusia di seluruh dunia disebabkan oleh virus 228 misalnya virus papiloma penyebab kanker serviks virus polioma penyebab kanker mesotelium virus Epstein Barr penyebab penyakit limfoproliferatif sel B dan kanker nasofaring virus herpes manusia tipe 8 penyebab sarkoma Kaposi dan limfoma efusi primer virus virus hepatitis B dan hepatitis C penyebab kanker hati dan virus limfotropik sel T manusia tipe 1 penyebab leukemia sel T 229 Meskipun demikian sejumlah upaya pencegahan telah ditemukan misalnya vaksin hepatitis B yang dosis pertamanya segera diberikan setelah seorang bayi dilahirkan 230 231 Infeksi virus papiloma manusia juga dapat dicegah oleh vaksin dan kanker serviks yang diakibatkannya dapat dideteksi secara dini dengan metode apus Pap 232 Virus pada hewan selain manusia Epizootik adalah mewabahnya penyakit pada hewan selain manusia 233 Pada abad ke 20 beragam epizootik penyakit karena virus terjadi pada hewan terutama ternak secara global Penyakit penyakit tersebut antara lain penyakit mulut dan kuku sampar sapi flu burung dan flu babi demam babi serta lidah biru domba Penyakit karena virus pada hewan ternak mengakibatkan kerugian baik bagi peternak maupun masyarakat secara luas seperti yang terjadi pada saat mewabahnya penyakit mulut dan kuku di Inggris pada tahun 2001 234 Sampar sapi pertama kali terjadi di Afrika Timur pada tahun 1891 dan secara cepat menyebar ke seluruh Afrika 235 Pada tahun 1892 95 hewan ternak di Afrika Timur mati Oleh karenanya terjadi kelaparan yang merugikan peternak dan warga nomaden Sebagian dari mereka menggantungkan hidupnya secara penuh pada hewan ternak Dua pertiga populasi suku Maasai tewas Kondisi bertambah parah dengan munculnya epidemi cacar saat bencana kelaparan terjadi 236 Pada awal abad ke 20 sampar sapi banyak terjadi di Asia dan sebagian Eropa 237 Prevalensi penyakit ini terus menurun setelah adanya usaha pengendalian penyakit yang mencakup vaksinasi 238 Pada tahun 1908 Eropa bebas dari sampar sapi Penyakit ini kembali mewabah setelah Perang Dunia Kedua tetapi segera terkendali Prevalensi sampar sapi meningkat di Asia Thailand harus memohon bantuan pada tahun 1957 karena banyaknya kerbau yang mati menyebabkan sawah tidak dapat disiapkan untuk menanam padi 239 Daerah Rusia di bagian barat Pegunungan Ural bebas dari sampar sapi Lenin memutuskan sejumlah peraturan pengendalian penyakit ini Namun hewan ternak di bagian timur Rusia masih terus terinfeksi sampar dari Mongolia dan Tiongkok yang memiliki prevalensi penyakit tinggi 240 India berhasil mengendalikan penyebaran penyakit sampar sapi yang sebelumnya merajalela di daerah selatan Tamil Nadu dan Kerala sepanjang abad ke 20 241 India kemudian berhasil memberantas sampar sapi pada tahun 1995 242 Afrika didera dua panzootik besar pada tahun 1920 an dan 1980 an 243 Penyakit tersebut mewabah di Somalia pada tahun 1928 dan tersebar ke penjuru negeri hingga tahun 1953 Pada tahun 1980 an penyebaran penyakit di Tanzania dan Kenya dikendalikan dengan penggunaan 26 juta dosis vaksin Munculnya kembali penyakit ini pada tahun 1997 berhasil ditekan dengan operasi vaksinasi yang intensif 244 Pada akhir abad ke 20 sampar sapi musnah dari banyak negara Kantong daerah yang terinfeksi mencakup Etiopia dan Sudan 245 Pada tahun 1994 Program Pemberantasan Sampar Sapi Global diresmikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian FAO dengan target pemusnahan global pada tahun 2010 246 Pada tahun 2011 FAO dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia mengumumkan bahwa sampar sapi penyakit karena virus yang menyebar bebas sudah musnah dari muka bumi 247 Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit infeksi sangat menular yang disebabkan oleh Aphtovirus Virus ini berada pada famili yang sama dengan virus polio Aphtovirus menginfeksi hewan terutama ungulata di Afrika sejak zaman kuno dan mungkin terbawa ke Amerika pada abad ke 19 bersama hewan ternak impor 248 Penyakit kuku dan mulut jarang mematikan tetapi wabah penyakit pada domba dan ternak lain dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar 249 Penyakit terakhir yang tercatat di Amerika terjadi pada tahun 1929 Pada tahun 2001 sejumlah wabah terjadi di penjuru Inggris sehingga ribuan hewan dibunuh dan dibakar 250 Walaupun telah menginfeksi manusia sejak zaman kuno inang alami virus influenza adalah babi dan burung 251 Virus ini dapat menyebabkan epizootik ringan hingga parah pada hewan peliharaan dan satwa liar 252 Migrasi banyak jenis burung liar memungkinkan influenza menyebar lintas benua sepanjang sejarah Virus ini telah dan terus mengalami evolusi menjadi banyak galur sehingga keberadaannya terus mengancam 253 Pada awal abad ke 21 epizootik pada hewan ternak masih berdampak serius Penyakit lidah biru yang disebabkan oleh Orbivirus menyerang domba di Prancis pada tahun 2007 254 Sebelumnya penyakit ini hanya ada di Amerika Utara dan Selatan Afrika Asia Selatan dan Australia bagian utara Virus ini sekarang menyebar pula di daerah Mediterania 255 Virus pada tumbuhan nbsp Kutu kebul Trialeurodes vaporariorum adalah vektor virus mosaik ubi kayu Pada abad ke 20 virus diketahui menyebabkan banyak penyakit lama pada tumbuhan antara lain maize streak dan penyakit mosaik ubi kayu 256 Sama seperti pada manusia jika banyak tumbuhan hidup berdekatan virus yang memiliki inang tumbuhan juga banyak berkembang Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi dan tragedi kemanusiaan yang besar Di Yordania pada tahun 1970 an tomat dan famili Cucurbitaceae timun melon dan labu labuan banyak ditanam Seluruh ladang tempat mereka ditanam terinfeksi virus 257 Kejadian serupa ditemukan di Pantai Gading tiga puluh virus yang berbeda menginfeksi kacang kacangan dan sayuran Di Kenya virus mosaik ubi kayu maize streak virus dan penyakit penyakit virus kacang tanah menyebabkan kerusakan tanaman pertanian hingga 70 257 Ubi kayu merupakan tumbuhan yang paling banyak ditanam di Afrika Timur dan merupakan bahan makanan pokok bagi lebih dari 200 juta orang Tanaman ini dibawa ke Afrika dari Amerika Selatan dan dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang tidak subur Penyakit paling penting yang menginfeksi ubi kayu disebabkan oleh virus mosaik ubi kayu dari famili Geminiviridae yang ditularkan antartumbuhan oleh kutu kebul Penyakit ini pertama kali tercatat pada tahun 1894 Wabahnya banyak terjadi di Afrika Timur sepanjang abad ke 20 dan sering kali menyebabkan bencana kelaparan 258 Pada tahun 1920 an pemilik perkebunan umbi bit di Amerika Serikat bagian barat mengalami kerugian ekonomi yang besar akibat infeksi Beet curly top virus BCTV yang ditularkan oleh serangga Cicadellidae Pada tahun 1956 25 50 tanaman padi di Kuba dan Venezuela rusak karena Rice hoja blanca tenuivirus RHBV Pada tahun 1958 RHBV menyebabkan kerugian pada banyak daerah yang menanam padi di Kolombia Wabahnya terjadi kembali pada tahun 1981 yang menyebabkan kerugian hingga 100 259 Di Ghana pada tahun 1936 1977 Cacao swollen shoot virus CSSV yang ditularkan oleh kutu putih menyebabkan rusaknya 162 juta pohon kakao yang selanjutnya masih mengakibatkan kerusakan 15 juta pohon per tahun 260 Pada tahun 1948 di Kansas Amerika Serikat 7 tanaman gandum rusak karena Wheat streak mosaic virus WSMV yang disebarkan oleh tungau Aceria tulipae 261 Pada tahun 1950 an virus bercak cincin pepaya salah satu Potyvirus menyebabkan kerugian besar pada perkebunan pepaya solo di Oahu Hawaii Pepaya solo dibawa ke pulau ini pada abad ke 19 tetapi penyakit bercak cincin baru muncul pada tahun 1940 an 262 Bencana bencana penyakit tumbuhan berasal dari intervensi manusia yang mengakibatkan perubahan ekologis Ketika tanaman didatangkan ke suatu wilayah dari wilayah lain akan terjadi interaksi antara vektor dan virus baru dengan tanaman tersebut Kakao merupakan tumbuhan asli Amerika Selatan yang kemudian dibawa ke Afrika Barat pada akhir abad ke 19 Pada tahun 1936 penyakit bengkak akar ditularkan oleh kutu putih dari tumbuhan tumbuhan asli Afrika Barat 263 Pemasukan suatu tumbuhan ke habitat baru dapat memicu wabah penyakit akibat infeksi virus tumbuhan Sebelum tahun 1970 Rice yellow mottle virus RYMV awalnya hanya ditemukan di Kisumu Kenya Namun virus ini kemudian menyebar ke penjuru Afrika Timur setelah dibuatnya sistem irigasi yang luas di Afrika Timur dan penanaman padi secara besar besaran 264 Aktivitas manusia mempertemukan virus tumbuhan dengan tanaman pertanian asli daerah tertentu Citrus tristeza virus CTV dibawa ke Amerika Selatan dari Afrika pada tahun 1926 1930 Pada saat yang sama kutu daun Toxoptera citricidus dibawa ke Amerika Selatan dari Asia Kedua peristiwa ini mempercepat penularan virus Pada tahun 1950 lebih dari enam juta pohon jeruk mati karena infeksi CTV di Sao Paulo Brasil 264 Baik CTV maupun keluarga pohon jeruk mungkin mengalami koevolusi selama berabad abad di negara asalnya Penyebaran CTV ke wilayah lain dan interaksinya dengan varietas jeruk jerukan yang baru menyebabkan wabah penyakit tumbuhan 265 Karena banyak masalah yang muncul akibat terbawanya virus tumbuhan banyak negara memberlakukan kebijakan impor yang ketat terhadap pemasukan bahan yang dapat membawa virus tumbuhan yang berbahaya atau vektor serangga 266 Virus baruMeskipun tanpa mutasi organisme parasitik yang ada saat ini dapat berpindah dari relung ekologisnya dan bertemu dengan populasi padat khas di muka Bumi menimbulkan kematian baru dan mungkin besar besaran pada populasi tersebut McNeill 1998 hlm 293Virus baru adalah virus yang relatif baru baru ini mulai menginfeksi spesies inang tertentu 267 Banyak virus baru yang menginfeksi manusia pada awalnya menginfeksi hewan lain 268 Jika virus berpindah ke spesies lain penyakit yang timbul pada manusia disebut sebagai infeksi zoonotik atau zoonosis 269 SARS nbsp Ilustrasi morfologi utrastruktural sebuah virion koronavirus yang dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat 270 Sindrom pernapasan akut berat SARS yang muncul pada awal abad ke 21 disebabkan oleh koronavirus jenis baru 271 Sebelumnya beberapa jenis koronavirus lain telah diketahui menyebabkan infeksi ringan pada manusia 272 Namun galur virus baru ini memiliki tingkat virulensi dan kecepatan penyebaran yang memicu kekhawatiran tenaga kesehatan dan masyarakat umum 267 Penyakit ini baru disadari berpotensi menjadi pandemi besar pada bulan Juli 2003 setelah terjadi 8 000 kasus dan 800 kematian 273 Asal usul virus SARS tidak diketahui dengan pasti tetapi sejumlah bukti menunjukkan bahwa virus ini berasal dari kelelawar 274 Pada bulan Juni 2012 sebuah virus mirip SARS yang kemudian disebut Sindrom pernapasan Timur Tengah MERS muncul di Arab Saudi 275 Gejala infeksi MERS CoV termasuk gagal ginjal dan pneunomia akut yang sering kali berakibat fatal Pasien pertama yang tercatat mengalami demam batuk berdahak dan sesak napas selama 7 hari 276 Pada bulan November 2019 koronavirus baru muncul di Wuhan Tiongkok dan menyebar secara cepat ke seluruh dunia Virus ini kemudian diberi nama koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 SARS CoV 2 Infeksi virus ini menyebabkan pandemi dengan tingkat fatalitas kasus sekitar 2 pada manusia sehat di bawah usia 50 tahun dan hingga sekitar 15 pada manusia di atas 80 tahun dengan komorbiditas penyakit lain yang telah ada 277 278 279 Pada bulan November 2021 tingkat kematian kasus SARS CoV 2 lebih rendah daripada SARS tetapi infeksinya lebih menular 277 Usaha untuk mengurangi dampak pandemi terhalangi oleh rasa takut prasangka buruk dan stigmatisasi terhadap individu yang terinfeksi 280 Pembatasan pada masa damai tanpa perang yang belum pernah terjadi sebelumnya diberlakukan pada perjalanan internasional 281 Banyak pemerintah tidak siap menghadapi pandemi berskala besar ini Di penjuru dunia banyak pakar virologi dan epidemiologi tidak memberi keluhan yang keras terhadap efisiensi sistem pengujian dan pemantauan penyakit yang ada 282 Virus Nil Barat Virus Nil Barat WNV salah satu spesies Flavivirus pertama kali ditemukan pada tahun 1937 di Subwilayah Nil Barat Uganda dalam darah seorang perempuan yang demam Virus yang mula mula dibawa oleh nyamuk dan burung ini menyebabkan sejumlah wabah demam Nil Barat pada manusia di Afrika Utara dan Timur Tengah pada tahun 1950 an Pada tahun 1960 an banyak kuda di Eropa terserang oleh virus ini Wabah terbesar pada manusia terjadi pada tahun 1974 di Provinsi Tanjung Harapan Afrika Selatan Pada saat itu sepuluh ribu orang terjangkit 283 Frekuensi epidemi dan epizootik pada kuda mulai meningkat pada tahun 1996 di sekitar basin Mediterania Pada tahun 1999 WNV tiba di Kota New York dan setelah itu virus ini terus menyebar ke seluruh Amerika Serikat 283 Di negara ini virus paling banyak dibawa oleh nyamuk pada musim panas Jumlah kasus meningkat pada pertengahan Juli hingga awal September Jika cuaca menjadi dingin nyamuk akan mati dan risiko infeksi WNV menurun 284 Di Eropa banyak wabah demam Nil Barat terjadi Pada tahun 2000 program surveilans penyakit di Inggris mulai memantau insidensi virus ini pada manusia burung yang mati nyamuk dan kuda 285 Nyamuk yang membawa virus ini Culex modestus berkembang biak di rawa daerah utara Kent Spesies nyamuk ini sebelumnya tidak diketahui hidup di Inggris melainkan tersebar luas di Eropa Selatan 286 Virus Nipah Pada tahun 1997 penyakit pernapasan mewabah pada peternak di Malaysia dan babi yang mereka pelihara Lebih dari 265 kasus ensefalitis tercatat dan 105 di antaranya berujung pada kematian 287 Paramiksovirus jenis baru ditemukan di otak para penderitanya Virus ini lantas dinamakan virus Nipah sesuai desa tempat ditemukannya Virus Nipah berasal dari kelelawar buah yang kawanannya berpindah tempat akibat penggundulan hutan Setelah habitatnya tergusur kelelawar kelelawar ini hidup di pepohonan di dekat peternakan babi Babi babi tersebut kemudian terinfeksi virus dari tinja kelelawar 288 Demam berdarah akibat virus nbsp Mikrograf virion virus Marburg Sejumlah patogen virus yang sangat mematikan merupakan anggota Filoviridae famili virus yang berbentuk seperti filamen Virus Ebola dan Marburg yang termasuk dalam takson ini menyebabkan demam berdarah Virus Marburg mengundang perhatian publik yang luas pada bulan April 2005 karena menimbulkan wabah di Angola Pada bulan Oktober 2004 hingga tahun 2005 ditemukan 252 kasus karenanya 227 di antaranya menyebabkan kematian 289 Epidemi virus Ebola di Afrika Barat mulai terjadi pada tahun 2013 Peristiwa ini termasuk epidemi paling merugikan setelah munculnya HIV 290 Penyakit Ebola pertama kali muncul pada bulan Desember 2013 di Meliandou desa di Guinea selatan 291 Sejumlah korban pertama infeksi ini adalah anak laki laki berusia dua tahun kakak perempuannya yang berusia tiga tahun ibu dan nenek mereka Pemakaman nenek mereka dihadiri oleh keluarga dan orang orang yang merawatnya Setelah itu penyakit ini menyebar ke desa desa yang dekat dengan mereka Pada bulan Maret 2014 penyakit ini terus menyebar sehingga petugas kesehatan setempat melaporkan peristiwa ini ke Kementerian Kesehatan Guinea Pada pertengahan tahun epidemi menyebar ke Liberia dan Sierra Leone 292 Pada bulan Juni 2015 Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan lebih dari 27 ribu kasus dengan 11 ribu kematian 293 Virus Ebola mungkin berasal dari kelelawar 294 295 Virus Marburg ditularkan ke manusia dari monyet 296 sedangkan demam Lassa dari tikus Mastomys natalensis 297 Infeksi zoonotik dapat bersifat parah karena manusia tidak memiliki kekebalan alami terhadap infeksi Beberapa infeksi zoonotik sering kali merupakan jalan buntu Artinya manusia merupakan inang terakhir dan virus tidak menyebar antarmanusia secara efisien bukan karena berhasil diobati 298 Pada awal abad ke 21 terjadi peningkatan kesadaran global akan epidemi yang berdampak besar di negara negara berkembang Pada beberapa dekade sebelumnya epidemi di negara berkembang tidak banyak diperhatikan oleh komunitas kesehatan internasional 299 Namun pasca terjadinya pandemi global virus Covid 19 seluruh negara di dunia menaruh perhatian besar kepada perkembangan laten virus yang setiap hari bertransformasi dan siap menjadi musuh bagi peradaban manusia Sehingga para ahli kesehatan mulai mengkaji dan menembukan anti virus untuk menaklukan jutaan virus yang berpotensi menghancurkan Manfaat virusSir Peter Medawar 1915 1987 menggambarkan virus sebagai berita buruk dalam bungkusan protein 300 Selain sebagai bakteriofag virus hanya dikenal sebagai penyebab penyakit dan kematian Penemuan akan keberlimpahan virus dan keberadaannya di banyak ekosistem membuat pakar virologi modern meninjau kembali peran virus dalam biosfer 301 Virus diperkirakan berjumlah 1031 di Bumi yang kebanyakan merupakan bakteriofag dan berada di lautan 302 Mikroorganisme menyusun 90 biomassa laut 303 Virus diperkirakan membunuh kurang lebih 20 biomassa ini setiap hari dan jumlah virus lima belas kali lipat bakteri dan arkea di laut 303 Virus adalah agen utama yang mencegah ledakan populasi alga Ledakan tersebut merugikan karena sering kali membunuh organisme akuatik lainnya 303 Virus juga membantu menjaga keseimbangan ekologi spesies spesies sianobakteri di laut 304 sehingga memastikan produksi oksigen yang cukup bagi kehidupan di Bumi 305 Munculnya galur bakteri yang kebal terhadap sejumlah antibiotik menyebabkan masalah pada penanganan infeksi bakteri 306 Pada 30 tahun belakangan hanya dua kelas baru antibiotik yang berhasil dikembangkan 307 dan cara cara baru untuk melawan infeksi bakteri sedang dicari 306 Bakteriofag mulai digunakan untuk mengendalikan bakteri sejak tahun 1920 an 308 Uji klinis besar diselenggarakan oleh para ilmuwan Soviet pada tahun 1963 309 Hal ini tidak diketahui orang orang di luar Uni Soviet hingga hasil uji diterbitkan di Barat pada tahun 1989 310 Bakteri yang kebal terhadap antibiotik merupakan masalah baru yang semakin membesar sehingga memicu ketertarikan kembali pada penggunaan bakteriofag dan terapi fag 311 Proyek Genom Manusia menunjukkan keberadaan banyak urutan DNA virus pada genom manusia 312 Urutan ini menyusun sekitar 8 DNA manusia 313 yang tampaknya merupakan peninggalan infeksi retrovirus kuno pada nenek moyang manusia 314 Segmen DNA ini menetap pada DNA manusia 312 dan meskipun tidak berfungsi lagi sebagai materi genetik dalam reproduksi virus gen gen yang dibawanya berperan penting dalam perkembangan manusia 315 316 317 Sementara itu pada tumbuhan virus juga mentransfer gen gen yang penting Sekitar 10 dari semua fotosintesis menggunakan produk gen yang dipindahkan oleh virus dari sianobakteri ke tumbuhan 318 Catatan kaki a b c d McMichael A J 2004 Environmental and social influences on emerging infectious diseases past present and future Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series B Biological Sciences 359 1447 1049 1058 doi 10 1098 rstb 2004 1480 PMC 1693387 nbsp PMID 15306389 Clark 2010 hlm 56 Barrett amp Armelagos 2013 hlm 28 Villarreal 2005 hlm 344 Hughes AL Irausquin S Friedman R 2010 The evolutionary biology of poxviruses Infection Genetics and Evolution Journal of Molecular Epidemiology and Evolutionary Genetics in Infectious Diseases 10 1 50 59 doi 10 1016 j meegid 2009 10 001 PMC 2818276 nbsp PMID 19833230 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 05 Diakses tanggal 2013 09 12 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Georges A J Matton T Courbot Georges M C 2004 Le monkey pox un paradigme de maladie emergente puis reemergente Medecine et Maladies Infectieuses dalam bahasa Prancis 34 1 12 19 doi 10 1016 j medmal 2003 09 008 PMID 15617321 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 07 01 Diakses tanggal 2021 11 22 a b Tucker 2002 hlm 6 Clark 2010 hlm 20 Barker 2009 hlm 1 a b Gibbs A J Ohshima K Phillips M J dan Gibbs M J 2008 Lindenbach Brett ed The prehistory of potyviruses their initial radiation was during the dawn of agriculture PLoS ONE 3 6 e2523 doi 10 1371 journal pone 0002523 PMC 2429970 nbsp PMID 18575612 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2013 09 12 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Fargette D Pinel Galzi A Sereme D Lacombe S Hebrard E Traore O Konate G 2008 Holmes Edward C ed Diversification of rice yellow mottle virus and related viruses spans the history of agriculture from the neolithic to the present PLOS Pathogens 4 8 e1000125 doi 10 1371 journal ppat 1000125 PMC 2495034 nbsp PMID 18704169 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Zeder M A 2008 Domestication and early agriculture in the Mediterranean Basin origins diffusion and impact Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 105 33 11597 11604 doi 10 1073 pnas 0801317105 PMC 2575338 nbsp PMID 18697943 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2013 09 12 McNeill 1998 hlm 71 Baker 2008 hlm 40 50 McNeill 1998 hlm 73 Clark 2010 hlm 57 58 a b Crawford 2000 hlm 225 White Douglas W Suzanne Beard R Barton Erik S 2012 Immune modulation during latent herpesvirus infection Immune modulation by latent herpesviruses Immunological Reviews 245 1 189 208 doi 10 1111 j 1600 065X 2011 01074 x PMC 3243940 nbsp PMID 22168421 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 22 Diakses tanggal 2021 11 22 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Shors 2017 hlm 13 Donadoni 1997 hlm 292 Taylor 2014 hlm 4 Zimmer 2011 hlm 82 a b Levins amp Wilson 1994 hlm 297 298 Dobson 2008 hlm 140 141 Karlen 1996 hlm 57 Furuse Yuki Suzuki Akira Oshitani Hitoshi 2010 Origin of measles virus divergence from rinderpest virus between the 11th and 12th centuries Virology Journal 7 1 52 doi 10 1186 1743 422X 7 52 ISSN 1743 422X PMC 2838858 nbsp PMID 20202190 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 20 Diakses tanggal 2021 12 20 Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b c Retief Francois Cilliers Louise 2010 Measles in antiquity and the Middle Ages South African Medical Journal 100 4 216 217 doi 10 7196 samj 3504 ISSN 0256 9574 PMID 20459960 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 19 Diakses tanggal 2021 12 20 Zuckerman 1987 hlm 291 Mahy a 2009 hlm 10 Gottfried R S 1977 Population plague and the sweating sickness demographic movements in late fifteenth century England The Journal of British Studies 17 1 12 37 doi 10 1086 385710 PMID 11632234 a b c d e f Mahy b 2009 hlm 243 a b Shors 2017 hlm 352 Mortimer 2009 hlm 211 Scott 2010 hlm 10 Riedel S 2005 Edward Jenner and the history of smallpox and vaccination Proceedings Baylor University Medical Center 18 1 21 25 PMC 1200696 nbsp PMID 16200144 Clark 2010 hlm 21 Gilchrist 2012 hlm 41 Barrett amp Armelagos 2013 hlm 15 Salmon Dan Juni 2015 Rinderpest Flock amp Herd Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2021 Diakses tanggal 20 Desember 2021 Barrett amp Armelagos 2013 hlm 87 Quinn 2008 hlm 40 41 McNeill 1998 hlm 229 Penn 2012 hlm 325 326 Kohn 1995 hlm 100 Kohn 1995 hlm 100 101 a b Mortimer 2012 hlm 278 Quinn 2008 hlm 41 Karlen 1996 hlm 81 Quinn 2008 hlm 40 Elmer 2004 hlm 15 Porter 1995 hlm 9 Quinn 2008 hlm 9 Quinn 2008 hlm 39 57 Dobson 2008 hlm 172 Quinn 2008 hlm 59 a b Potter CW 2001 A history of influenza Journal of Applied Microbiology 91 4 572 579 doi 10 1046 j 1365 2672 2001 01492 x PMID 11576290 Quinn 2008 hlm 71 Quinn 2008 hlm 72 Dobson 2008 hlm 174 a b Glynn 2004 hlm 31 Berdan 2005 hlm 182 183 Glynn 2004 hlm 33 Standford 2012 hlm 108 Barrett amp Armelagos 2013 hlm 42 Oldstone 2009 hlm 61 68 Valdiserri 2003 hlm 3 a b Tucker Jonathan B 2002 Scourge the once and future threat of smallpox New York Grove Press hlm 12 13 ISBN 978 0 8021 3939 9 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Glynn 2004 hlm 145 Sloan A W 1987 Thomas Sydenham 1624 1689 South African Medical Journal Suid Afrikaanse Tydskrif Vir Geneeskunde 72 4 275 278 ISSN 0256 9574 PMID 3303370 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 08 10 Diakses tanggal 2021 08 04 Mahy b 2009 hlm 514 Dobson Mary J 2007 Disease the extraordinary stories behind history s deadliest killers London Quercus hlm 146 147 ISBN 978 1 84724 014 9 OCLC 233526848 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2021 12 20 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Patterson K David 1992 Yellow fever epidemics and mortality in the United States 1693 1905 Social Science amp Medicine 34 8 855 865 doi 10 1016 0277 9536 92 90255 O Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 24 Diakses tanggal 2021 08 04 Chakraborty Tirtha 2008 Dengue fever and other hemorrhagic viruses Hilary Babcock New York Chelsea House hlm 16 17 ISBN 978 0 7910 8506 6 OCLC 166383263 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jones Kate E Patel Nikkita G Levy Marc A Storeygard Adam Balk Deborah Gittleman John L Daszak Peter 2008 Global trends in emerging infectious diseases Nature 451 7181 990 993 doi 10 1038 nature06536 ISSN 0028 0836 PMC 5960580 nbsp PMID 18288193 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 08 03 Diakses tanggal 2021 08 04 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Jones B A Grace D Kock R Alonso S Rushton J Said M Y McKeever D Mutua F Young J 2013 Zoonosis emergence linked to agricultural intensification and environmental change Proceedings of the National Academy of Sciences 110 21 8399 8404 doi 10 1073 pnas 1208059110 ISSN 0027 8424 PMC 3666729 nbsp PMID 23671097 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Gummow B 2010 Challenges posed by new and re emerging infectious diseases in livestock production wildlife and humans Livestock Science 130 1 3 41 46 doi 10 1016 j livsci 2010 02 009 PMC 7102749 nbsp PMID 32288869 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 15 Diakses tanggal 2021 08 04 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Crawford 2011 hlm 121 122 Mahy a 2009 hlm 10 11 Crawford 2011 hlm 122 Zuckerman 1999 hlm 21 Tucker 2002 hlm 16 17 Rhodes 2013 hlm 17 Tucker 2002 hlm 17 Lane 2001 hlm 137 Rhodes 2013 hlm 21 Lane 2001 hlm 138 139 Zimmer 2011 hlm 83 Booss amp August 2013 hlm 57 Reid 1974 hlm 16 Greenwood 2008 hlm 354 Reid 1974 hlm 18 Reid 1974 hlm 19 a b Lane 2001 hlm 140 Brunton 2008 hlm 39 45 Glynn 2004 hlm 153 Brunton 2008 hlm 91 Glynn 2004 hlm 161 Glynn 2004 hlm 163 Glynn 2004 hlm 164 Zuckerman Arie J Banatvala J E Pattison J R 1987 Principles and practice of clinical virology Internet Archive Chichester New York Wiley ISBN 978 0 471 90341 3 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Yuhong Wu 2001 Rabies and Rabid Dogs in Sumerian and Akkadian Literature Journal of the American Oriental Society 121 1 32 43 doi 10 2307 606727 ISSN 0003 0279 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 31 Diakses tanggal 2021 10 31 Reid 1974 hlm 93 94 Reid 1974 hlm 96 Reid 1974 hlm 97 98 Dobson 2008 hlm 159 Dobson 2008 hlm 159 160 Dreesen David W 1997 A global review of rabies vaccines for human use Vaccine Rabies Progress in Control Treatment and Prevention 15 S2 S6 doi 10 1016 S0264 410X 96 00314 3 ISSN 0264 410X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 31 Diakses tanggal 2021 10 31 Kristensson K Dasturt D K Manghanit D K Tsiangt H Bentivoglio M 1996 Rabies interactions between neurons and viruses A review of the history of Negri inclusion bodies Neuropathology and Applied Neurobiology dalam bahasa Inggris 22 3 179 187 doi 10 1111 j 1365 2990 1996 tb00893 x ISSN 1365 2990 Crawford 2000 hlm 14 Kruger D H Schneck P Gelderblom H R 2000 Helmut Ruska and the visualisation of viruses Lancet London England 355 9216 1713 1717 doi 10 1016 s0140 6736 00 02250 9 ISSN 0140 6736 PMID 10905259 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 12 Diakses tanggal 2021 11 12 Crawford 2000 hlm 15 Oldstone 2009 hlm 22 40 Karlen 1996 hlm 229 Mahy b 2009 hlm 585 Baker 2008 hlm 70 Huang Jiao Liao Qiaohong Ooi Mong How Cowling Benjamin J Chang Zhaorui Wu Peng Liu Fengfeng Li Yu Luo Li 2018 Epidemiology of Recurrent Hand Foot and Mouth Disease China 2008 2015 Emerging Infectious Diseases 24 3 doi 10 3201 eid2403 171303 ISSN 1080 6040 PMC 5823341 nbsp PMID 29460747 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2021 12 06 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Nguyen Ngoc TB Pham Hau V Hoang Cuong Q Nguyen Tien M Nguyen Long T Phan Hung C Phan Lan T Vu Long N Tran Minh Nguyen N 2014 Epidemiological and clinical characteristics of children who died from hand foot and mouth disease in Vietnam 2011 BMC Infectious Diseases dalam bahasa Inggris 14 1 341 doi 10 1186 1471 2334 14 341 ISSN 1471 2334 PMC 4068316 nbsp PMID 24942066 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 06 Diakses tanggal 2021 12 06 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Levins amp Wilson 1994 hlm 123 125 157 168 195 198 199 205 Dobson 2008 hlm 202 Collier 2016 hlm 332 333 Taubenberger Jeffery K Morens David M 2010 Influenza the once and future pandemic Public Health Reports 125 Suppl 3 16 26 ISSN 0033 3549 PMC 2862331 nbsp PMID 20568566 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 24 Diakses tanggal 2021 12 24 Cucinotta Domenico Vanelli Maurizio 2020 WHO Declares COVID 19 a Pandemic Acta Bio Medica Atenei Parmensis 91 1 157 160 doi 10 23750 abm v91i1 9397 PMC 7569573 nbsp PMID 32191675 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 09 Diakses tanggal 2021 12 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Light Jacob S Hodes Horace L 1943 Studies on Epidemic Diarrhea of the New born Isolation of a Filtrable Agent Causing Diarrhea in Calves American Journal of Public Health and the Nations Health 33 12 1451 1454 doi 10 2105 AJPH 33 12 1451 ISSN 0002 9572 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 26 Diakses tanggal 2021 12 24 Dennehy P H 2015 Rotavirus Infection A Disease of the Past Infectious Disease Clinics of North America 29 4 617 35 doi 10 1016 j idc 2015 07 002 PMID 26337738 Kapikian Albert Z 2008 Chadwick Derek Goode Jamie A ed A Rotavirus Vaccine for Prevention of Severe Diarrhoea of Infants and Young Children Development Utilization and Withdrawal Chichester UK John Wiley amp Sons Ltd hlm 153 179 doi 10 1002 0470846534 ch10 ISBN 978 0 471 49663 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 06 Diakses tanggal 2021 12 06 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan van den Hoogen Bernadette G Bestebroer Theo M Osterhaus Albert D M E Fouchier Ron A M 2002 Analysis of the genomic sequence of a human metapneumovirus Virology 295 1 119 132 doi 10 1006 viro 2001 1355 ISSN 0042 6822 PMID 12033771 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 12 Diakses tanggal 2021 11 12 Human papillomavirus vaccines WHO position paper May 2017 Releve Epidemiologique Hebdomadaire 92 19 241 268 2017 ISSN 0049 8114 PMID 28530369 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 19 Diakses tanggal 2021 12 20 Frazer Ian H Lowy Doug R Schiller John T 2007 Prevention of cancer through immunization Prospects and challenges for the 21st century European Journal of Immunology 37 Suppl 1 S148 155 doi 10 1002 eji 200737820 ISSN 0014 2980 PMID 17972339 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 12 Diakses tanggal 2021 11 12 Arslan Defne Legendre Matthieu Seltzer Virginie Abergel Chantal Claverie Jean Michel 2011 Distant Mimivirus relative with a larger genome highlights the fundamental features of Megaviridae Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 108 42 17486 17491 doi 10 1073 pnas 1110889108 ISSN 1091 6490 PMC 3198346 nbsp PMID 21987820 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 12 Diakses tanggal 2021 11 12 Zimmer 2011 hlm 93 Glynn 2004 hlm 218 219 Oldstone 2009 hlm 4 Wolfe 2012 hlm 113 a b Glynn 2004 hlm 200 a b Crawford 2000 hlm 220 Karlen 1996 hlm 154 Shors 2017 hlm 628 Glynn 2004 hlm 201 Glynn 2004 hlm 202 203 Belongia Edward A Naleway Allison L 2003 Smallpox vaccine the good the bad and the ugly Clinical Medicine amp Research 1 2 87 92 doi 10 3121 cmr 1 2 87 ISSN 1539 4182 PMC 1069029 nbsp PMID 15931293 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Glynn 2004 hlm 186 189 Tucker 2002 hlm 126 131 Weinstein Raymond S 2011 Should remaining stockpiles of smallpox virus variola be destroyed Emerging Infectious Diseases 17 4 681 683 doi 10 3201 eid1704 101865 ISSN 1080 6059 PMC 3377425 nbsp PMID 21470459 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Jr Donald G McNeil 2013 Wary of Attack With Smallpox U S Buys Up a Costly Drug The New York Times dalam bahasa Inggris ISSN 0362 4331 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Oldstone 2009 hlm 84 Fetter Bruce Kessler Stowell 1996 Scars from a Childhood Disease Measles in the Concentration Camps during the Boer War Social Science History 20 4 593 doi 10 2307 1171343 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Dick 1978 hlm 66 a b Earn D J Rohani P Bolker B M Grenfell B T 2000 A simple model for complex dynamical transitions in epidemics Science New York N Y 287 5453 667 670 doi 10 1126 science 287 5453 667 ISSN 0036 8075 PMID 10650003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Pomeroy Laura W Bjornstad Ottar N Holmes Edward C 2008 The evolutionary and epidemiological dynamics of the paramyxoviridae Journal of Molecular Evolution 66 2 98 106 doi 10 1007 s00239 007 9040 x ISSN 0022 2844 PMC 3334863 nbsp PMID 18217182 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Conlan Andrew J K Grenfell Bryan T 2007 Seasonality and the persistence and invasion of measles Proceedings Biological Sciences 274 1614 1133 1141 doi 10 1098 rspb 2006 0030 ISSN 0962 8452 PMC 1914306 nbsp PMID 17327206 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 a b Oldstone 2009 hlm 135 Dobson 2008 hlm 145 Oldstone 2009 hlm 137 138 Oldstone 2009 hlm 136 137 Oldstone 2009 hlm 156 158 a b Waterhouse 2012 hlm 229 230 a b Wise Jacqui 2013 Largest group of children affected by measles outbreak in Wales is 10 18 year olds BMJ Clinical research ed 346 f2545 doi 10 1136 bmj f2545 ISSN 1756 1833 PMID 23604089 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Oldstone 2009 hlm 155 Oldstone 2009 hlm 156 Centers for Disease Control and Prevention 2008 Progress toward measles elimination Japan 1999 2008 MMWR Morbidity and mortality weekly report 57 38 1049 1052 ISSN 1545 861X PMID 18818586 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Moss William J Griffin Diane E 2006 Global measles elimination Nature Reviews Microbiology 4 12 900 908 doi 10 1038 nrmicro1550 ISSN 1740 1534 PMC 7097605 nbsp PMID 17088933 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Karlen 1996 hlm 149 Karlen 1996 hlm 150 Notifiable diseases historic annual totals GOV UK dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Dobson 2008 hlm 163 164 Karlen 1996 hlm 151 Karlen 1996 hlm 152 Mahy b 2009 hlm 222 a b Dobson 2008 hlm 166 a b Karlen 1996 hlm 153 Oldstone 2009 hlm 179 Greenwood 2008 hlm 367 Karlen 1996 hlm 153 154 Dobson 2008 hlm 165 Nigeria polio vaccinators shot dead in Kano BBC News dalam bahasa Inggris 8 Februari 2013 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 13 November 2021 Polio workers in Nigeria shot dead The Guardian dalam bahasa Inggris 8 Februari 2013 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 13 November 2021 Clark 2010 hlm 149 Gao F Bailes E Robertson D L Chen Y Rodenburg C M Michael S F Cummins L B Arthur L O Peeters M 1999 Origin of HIV 1 in the chimpanzee Pan troglodytes troglodytes Nature 397 6718 436 441 doi 10 1038 17130 ISSN 0028 0836 PMID 9989410 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 24 Diakses tanggal 2021 11 13 Global Health Observatory GHO data HIV AIDS WHO Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2017 Diakses tanggal 13 November 2021 Mawar Nita Saha Seema Pandit Apoorvaa Mahajan Uma 2005 The third phase of HIV pandemic social consequences of HIV AIDS stigma amp discrimination amp future needs The Indian Journal of Medical Research 122 6 471 484 ISSN 0971 5916 PMID 16517997 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Esparza J Osmanov S 2003 HIV vaccines a global perspective Current Molecular Medicine 3 3 183 193 doi 10 2174 1566524033479825 ISSN 1566 5240 PMID 12699356 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 13 Diakses tanggal 2021 11 13 Weeks 2009 hlm 15 21 Crawford 2013 hlm 122 123 Crawford 2013 hlm 173 Weeks 2009 hlm 19 Levins amp Wilson 1994 hlm 279 Weeks 2009 hlm 20 Valdiserri 2003 hlm 184 Valdiserri 2003 hlm 14 17 Weeks 2009 hlm 303 316 Valdiserri 2003 hlm 181 Valdiserri 2003 hlm 181 182 Barry 2005 hlm 111 a b c Karlen 1996 hlm 144 Taubenberger Jeffery K Morens David M 2006 1918 Influenza the mother of all pandemics Emerging Infectious Diseases 12 1 15 22 doi 10 3201 eid1201 050979 ISSN 1080 6040 PMC 3291398 nbsp PMID 16494711 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 14 Karlen 1996 hlm 145 Jenkins 2012 hlm 230 Barry 2005 hlm 364 365 Mahy b 2009 hlm 174 Shors 2017 hlm 432 Crawford 2000 hlm 95 Weaver S C 2006 Evolutionary influences in arboviral disease Current Topics in Microbiology and Immunology 299 285 314 doi 10 1007 3 540 26397 7 10 ISSN 0070 217X PMC 7120121 nbsp PMID 16568903 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 14 Diakses tanggal 2021 11 14 Levins amp Wilson 1994 hlm 138 Mahy b 2009 hlm 24 Chakraborty 2008 hlm 38 Patterson K D 1992 Yellow fever epidemics and mortality in the United States 1693 1905 Social Science amp Medicine 1982 34 8 855 865 doi 10 1016 0277 9536 92 90255 o ISSN 0277 9536 PMID 1604377 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 14 Diakses tanggal 2021 11 14 Ziperman H H 1973 A medical history of the Panama Canal Surgery Gynecology amp Obstetrics 137 1 104 114 ISSN 0039 6087 PMID 4576836 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 14 Diakses tanggal 2021 11 14 Dobson 2008 hlm 148 Ansari MZ Shope RE 1994 Epidemiology of arboviral infections Public Health Reviews 22 1 2 1 26 PMID 7809386 Barrett Alan D T Teuwen Dirk E 2009 Yellow fever vaccine how does it work and why do rare cases of serious adverse events take place Current Opinion in Immunology 21 3 308 313 doi 10 1016 j coi 2009 05 018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 20 Diakses tanggal 2021 12 24 Cordellier R 1991 The epidemiology of yellow fever in Western Africa Bulletin of the World Health Organization dalam bahasa Prancis 69 1 73 84 PMC 2393223 nbsp PMID 2054923 Reiter P 2010 West Nile virus in Europe understanding the present to gauge the future Euro Surveillance Bulletin Europeen Sur Les Maladies Transmissibles European Communicable Disease Bulletin 15 10 19508 ISSN 1560 7917 PMID 20403311 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 14 Diakses tanggal 2021 11 14 Ross Ted M 2010 Dengue virus Clinics in Laboratory Medicine 30 1 149 160 doi 10 1016 j cll 2009 10 007 ISSN 1557 9832 PMC 7115719 nbsp PMID 20513545 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 14 Diakses tanggal 2021 11 14 Sussman 1998 hlm 715 Zuckerman 1987 hlm 135 Sharapov Umid M Hu Dale J 2010 Viral hepatitis A B and C grown up issues Adolescent Medicine State of the Art Reviews 21 2 265 286 ix ISSN 1934 4287 PMID 21047029 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Howard 1979 hlm 4 Purcell R H 1993 The discovery of the hepatitis viruses Gastroenterology 104 4 955 963 doi 10 1016 0016 5085 93 90261 a ISSN 0016 5085 PMID 8385046 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Howard 1979 hlm 13 Maccallum F O 1946 Homologous Serum Hepatitis Proceedings of the Royal Society of Medicine 39 10 655 657 ISSN 0035 9157 PMC 2181938 nbsp PMID 19993377 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Blumberg B S Sutnick A I London W T Millman I 1970 Australia antigen and hepatitis The New England Journal of Medicine 283 7 349 354 doi 10 1056 NEJM197008132830707 ISSN 0028 4793 PMID 4246769 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Feinstone S M Kapikian A Z Gerin J L Purcell R H 1974 Buoyant density of the hepatitis A virus like particle in cesium chloride Journal of Virology 13 6 1412 1414 doi 10 1128 JVI 13 6 1412 1414 1974 ISSN 0022 538X PMC 355463 nbsp PMID 4833615 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Allain Jean Pierre Candotti Daniel ISBT HBV Safety Collaborative Group 2012 Hepatitis B virus in transfusion medicine still a problem Biologicals Journal of the International Association of Biological Standardization 40 3 180 186 doi 10 1016 j biologicals 2011 09 014 ISSN 1095 8320 PMID 22305086 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Howard 1979 hlm 191 Greif J Hewitt W 1998 The living canvas Advance for Nurse Practitioners 6 6 26 31 82 ISSN 1096 6293 PMID 9708051 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Nacopoulos Alkiviadis G Lewtas Andrea J Ousterhout Maria M 2010 Syringe exchange programs Impact on injection drug users and the role of the pharmacist from a U S perspective Journal of the American Pharmacists Association JAPhA 50 2 148 157 doi 10 1331 JAPhA 2010 09178 ISSN 1544 3450 PMID 20199955 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Perkins Herbert A Busch Michael P 2010 Transfusion associated infections 50 years of relentless challenges and remarkable progress Transfusion 50 10 2080 2099 doi 10 1111 j 1537 2995 2010 02851 x ISSN 1537 2995 PMID 20738828 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 15 Diakses tanggal 2021 11 15 Pagano Joseph S Blaser Martin Buendia Marie Annick Damania Blossom Khalili Kamel Raab Traub Nancy Roizman Bernard 2004 Infectious agents and cancer criteria for a causal relation Seminars in Cancer Biology 14 6 453 471 doi 10 1016 j semcancer 2004 06 009 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 02 03 Diakses tanggal 2021 12 06 Pagano JS Blaser M Buendia MA et al 2004 Infectious agents and cancer criteria for a causal relation Semin Cancer Biol 14 6 453 71 doi 10 1016 j semcancer 2004 06 009 PMID 15489139 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Hepatitis B vaccines WHO position paper July 2017 Releve Epidemiologique Hebdomadaire 92 27 369 392 2017 ISSN 0049 8114 PMID 28685564 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 24 Diakses tanggal 2021 12 24 Committee on Infectious Diseases Committee on Fetus and Newborn Byington Carrie L Maldonado Yvonne A Barnett Elizabeth D Campbell James D Davies H Dele Lynfield Ruth Munoz Flor M 2017 Elimination of Perinatal Hepatitis B Providing the First Vaccine Dose Within 24 Hours of Birth Pediatrics dalam bahasa Inggris 140 3 e20171870 doi 10 1542 peds 2017 1870 ISSN 0031 4005 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 12 24 Diakses tanggal 2021 12 24 Koss Leopold G 1993 Cervical pap smear New directions Cervical Smear New Directions Cancer 71 S4 1406 1412 doi 10 1002 cncr 2820710405 Dubovi 2010 hlm 126 Mansley L M Donaldson A I Thrusfield M V Honhold N 2011 Destructive tension mathematics versus experience the progress and control of the 2001 foot and mouth disease epidemic in Great Britain Revue Scientifique Et Technique International Office of Epizootics 30 2 483 498 doi 10 20506 rst 30 2 2054 ISSN 0253 1933 PMID 21961220 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 McNeill 1998 hlm 70 Norton Griffiths 1979 hlm 3 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 105 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 106 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 109 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 108 109 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 112 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 119 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 120 121 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 122 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 137 Barrett Pastoret amp Taylor 2006 hlm 136 138 Joint FAO OIE Committee on Global Rinderpest Eradication PDF Laporan Food and Agriculture Organisation of the United Nations World Organisation for Animal Health Mei 2011 hlm 10 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2015 09 24 Diakses tanggal 19 Desember 2014 Paton David J Sumption Keith J Charleston Bryan 2009 Options for control of foot and mouth disease knowledge capability and policy Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series B Biological Sciences 364 1530 2657 2667 doi 10 1098 rstb 2009 0100 ISSN 1471 2970 PMC 2865093 nbsp PMID 19687036 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Scudamore J M Trevelyan G M Tas M V Varley E M Hickman G a W 2002 Carcass disposal lessons from Great Britain following the foot and mouth disease outbreaks of 2001 Revue Scientifique Et Technique International Office of Epizootics 21 3 775 787 doi 10 20506 rst 21 3 1377 ISSN 0253 1933 PMID 12523714 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Mahy B W J 2005 Introduction and history of foot and mouth disease virus Current Topics in Microbiology and Immunology 288 1 8 doi 10 1007 3 540 27109 0 1 ISSN 0070 217X PMID 15648172 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Sussman 1998 hlm 386 Suarez David L 2010 Avian influenza our current understanding Animal Health Research Reviews 11 1 19 33 doi 10 1017 S1466252310000095 ISSN 1475 2654 PMID 20591211 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Feare Chris J 2010 Role of wild birds in the spread of highly pathogenic avian influenza virus H5N1 and implications for global surveillance Avian Diseases 54 1 Suppl 201 212 doi 10 1637 8766 033109 ResNote 1 ISSN 0005 2086 PMID 20521633 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Durand Benoit Zanella Gina Biteau Coroller Fabienne Locatelli Caroline Baurier Florence Simon Cecile Le Drean Eric Delaval Jose Prengere Eric 2010 Anatomy of bluetongue virus serotype 8 epizootic wave France 2007 2008 Emerging Infectious Diseases 16 12 1861 1868 doi 10 3201 eid1612 100412 ISSN 1080 6059 PMC 3294545 nbsp PMID 21122214 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Mellor Philip S Carpenter Simon Harrup Lara Baylis Matthew Mertens Peter P C 2008 Bluetongue in Europe and the Mediterranean Basin history of occurrence prior to 2006 Preventive Veterinary Medicine 87 1 2 4 20 doi 10 1016 j prevetmed 2008 06 002 ISSN 0167 5877 PMID 18619694 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 16 Diakses tanggal 2021 11 16 Carr Mahy amp Pattison 1984 hlm 251 a b Kurstak 1984 hlm 463 Legg J P 1999 Emergence spread and strategies for controlling the pandemic of cassava mosaic virus disease in east and central Africa Crop Protection 18 10 627 637 doi 10 1016 S0261 2194 99 00062 9 ISSN 0261 2194 Levins amp Wilson 1994 hlm 181 183 Levins amp Wilson 1994 hlm 183 Hansing E D Johnston C O Melchers L E Fellows H 1949 Kansas Phytopathological Notes 1948 Transactions of the Kansas Academy of Science 1903 52 3 363 doi 10 2307 3625805 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Hasegawa 2011 hlm 125 Levins amp Wilson 1994 hlm 184 195 a b Levins amp Wilson 1994 hlm 185 Moreno Pedro Ambros Silvia Albiach Marti Maria R Guerri Jose Pena Leandro 2008 Citrus tristeza virus a pathogen that changed the course of the citrus industry Molecular Plant Pathology 9 2 251 268 doi 10 1111 j 1364 3703 2007 00455 x ISSN 1364 3703 PMC 6640355 nbsp PMID 18705856 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Thresh 2006 hlm 217 a b Crawford 2011 hlm 34 Crawford 2011 hlm 34 50 Levins amp Wilson 1994 hlm 419 Sonnevend Julia 2020 A virus as an icon the 2020 pandemic in images American Journal of Cultural Sociology 8 3 451 461 doi 10 1057 s41290 020 00118 7 ISSN 2049 7113 PMC 7537773 nbsp Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 27 Diakses tanggal 2021 12 16 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Mahy b 2009 hlm 459 Weiss Susan R Leibowitz Julian L 2011 Coronavirus pathogenesis Advances in Virus Research 81 85 164 doi 10 1016 B978 0 12 385885 6 00009 2 ISSN 1557 8399 PMC 7149603 nbsp PMID 22094080 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Crawford 2011 hlm 37 Dubovi 2010 hlm 409 Doucleef Michaeleen 26 September 2012 Scientists Go Deep On Genes Of SARS Like Virus Associated Press Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 24 Diakses tanggal 27 September 2012 Ali Mohamed Zaki Sander van Boheemen Theo M Bestebroer Albert D M E Osterhaus Ron A M Fouchier 2012 Isolation of a novel coronavirus from a man with pneumonia in Saudi Arabia PDF New England Journal of Medicine 367 19 1814 doi 10 1056 NEJMoa1211721 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 4 November 2013 Diakses tanggal 11 Mei 2014 a b Ashour Hossam M Elkhatib Walid F Rahman Md Masudur Elshabrawy Hatem A 2020 Insights into the Recent 2019 Novel Coronavirus SARS CoV 2 in Light of Past Human Coronavirus Outbreaks Pathogens Basel Switzerland 9 3 E186 doi 10 3390 pathogens9030186 ISSN 2076 0817 PMC 7157630 nbsp PMID 32143502 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Deng Sheng Qun Peng Hong Juan 2020 Characteristics of and Public Health Responses to the Coronavirus Disease 2019 Outbreak in China Journal of Clinical Medicine 9 2 E575 doi 10 3390 jcm9020575 ISSN 2077 0383 PMC 7074453 nbsp PMID 32093211 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Han Qingmei Lin Qingqing Jin Shenhe You Liangshun 2020 Coronavirus 2019 nCoV A brief perspective from the front line The Journal of Infection 80 4 373 377 doi 10 1016 j jinf 2020 02 010 ISSN 1532 2742 PMC 7102581 nbsp PMID 32109444 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Ren Shi Yan Gao Rong Ding Chen Ye Lin 2020 Fear can be more harmful than the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 in controlling the corona virus disease 2019 epidemic World Journal of Clinical Cases 8 4 652 657 doi 10 12998 wjcc v8 i4 652 ISSN 2307 8960 PMC 7052559 nbsp PMID 32149049 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Schnirring Lisa 15 Maret 2020 US takes more big pandemic response steps Europe COVID 19 cases soar Center for Infectious Disease Research and Policy dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 17 November 2021 Honigsbaum 2020 hlm 276 277 a b Mahy b 2009 hlm 504 505 Petersen Lyle R Brault Aaron C Nasci Roger S 2013 West Nile virus review of the literature JAMA 310 3 308 315 doi 10 1001 jama 2013 8042 ISSN 1538 3598 PMC 4563989 nbsp PMID 23860989 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 25 Diakses tanggal 2021 11 17 Morgan Dilys 2006 Control of arbovirus infections by a coordinated response West Nile Virus in England and Wales FEMS immunology and medical microbiology 48 3 305 312 doi 10 1111 j 1574 695X 2006 00159 x ISSN 0928 8244 PMID 17054715 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Golding Nick Nunn Miles A Medlock Jolyon M Purse Bethan V Vaux Alexander G C Schafer Stefanie M 2012 West Nile virus vector Culex modestus established in southern England Parasites amp Vectors 5 32 doi 10 1186 1756 3305 5 32 ISSN 1756 3305 PMC 3295653 nbsp PMID 22316288 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Crawford 2011 hlm 44 45 Chua Kaw Bing Chua Beng Hui Wang Chew Wen 2002 Anthropogenic deforestation El Nino and the emergence of Nipah virus in Malaysia The Malaysian Journal of Pathology 24 1 15 21 ISSN 0126 8635 PMID 16329551 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 03 Diakses tanggal 2021 11 17 Towner Jonathan S Khristova Marina L Sealy Tara K Vincent Martin J Erickson Bobbie R Bawiec Darcy A Hartman Amy L Comer James A Zaki Sherif R 2006 Marburgvirus genomics and association with a large hemorrhagic fever outbreak in Angola Journal of Virology 80 13 6497 6516 doi 10 1128 JVI 00069 06 ISSN 0022 538X PMC 1488971 nbsp PMID 16775337 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Chippaux Jean Philippe 2014 Outbreaks of Ebola virus disease in Africa the beginnings of a tragic saga The Journal of Venomous Animals and Toxins Including Tropical Diseases 20 1 44 doi 10 1186 1678 9199 20 44 ISSN 1678 9199 PMC 4197285 nbsp PMID 25320574 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Quammen 2014 hlm 106 Quammen 2014 hlm 106 107 Ebola Situation Report 24 June 2015 World Health Organization Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 07 09 Diakses tanggal 26 Juli 2015 Han Hui Ju Wen Hong ling Zhou Chuan Min Chen Fang Fang Luo Li Mei Liu Jian wei Yu Xue Jie 2015 Bats as reservoirs of severe emerging infectious diseases Virus Research 205 1 6 doi 10 1016 j virusres 2015 05 006 ISSN 1872 7492 PMC 7132474 nbsp PMID 25997928 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 30 Diakses tanggal 2021 11 17 Quammen 2014 hlm 97 Mahy b 2009 hlm 382 Monath T P 1975 Lassa fever review of epidemiology and epizootiology Bulletin of the World Health Organization 52 4 6 577 592 ISSN 0042 9686 PMC 2366662 nbsp PMID 782738 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Baum Stephen G 2008 Zoonoses with friends like this who needs enemies Transactions of the American Clinical and Climatological Association 119 39 51 discussion 51 52 ISSN 0065 7778 PMC 2394705 nbsp PMID 18596867 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 A history of the HIV AIDS epidemic with an emphasis on Africa PDF World Health Organization 2003 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2018 07 12 Diakses tanggal 26 Juli 2015 Ryan Kenneth J Ray C George Sherris John C 2010 Sherris Medical Microbiology edisi ke 5 New York McGraw Hill Medical ISBN 978 0 07 160402 4 OCLC 501327952 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Thurber Rebecca Vega 2009 Current insights into phage biodiversity and biogeography Current Opinion in Microbiology 12 5 582 587 doi 10 1016 j mib 2009 08 008 ISSN 1879 0364 PMID 19811946 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Breitbart Mya Rohwer Forest 2005 Here a virus there a virus everywhere the same virus Trends in Microbiology 13 6 278 284 doi 10 1016 j tim 2005 04 003 ISSN 0966 842X PMID 15936660 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 08 Diakses tanggal 2021 11 17 a b c Suttle Curtis A 2005 Viruses in the sea Nature 437 7057 356 361 doi 10 1038 nature04160 ISSN 1476 4687 PMID 16163346 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 05 Diakses tanggal 2021 11 17 Sullivan Matthew B Coleman Maureen L Weigele Peter Rohwer Forest Chisholm Sallie W 2005 Three Prochlorococcus cyanophage genomes signature features and ecological interpretations PLoS biology 3 5 e144 doi 10 1371 journal pbio 0030144 ISSN 1545 7885 PMC 1079782 nbsp PMID 15828858 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Piganeau 2012 hlm 347 349 a b Livermore David M 2003 The threat from the pink corner Annals of Medicine 35 4 226 234 doi 10 1080 07853890310001609 ISSN 0785 3890 PMID 12846264 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 19 Diakses tanggal 2021 11 17 Jagusztyn Krynicka Elzbieta K Wyszynska Agnieszka 2008 The decline of antibiotic era new approaches for antibacterial drug discovery Polish Journal of Microbiology 57 2 91 98 ISSN 1733 1331 PMID 18646395 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Sulakvelidze A Alavidze Z Morris J G 2001 Bacteriophage therapy Antimicrobial Agents and Chemotherapy 45 3 649 659 doi 10 1128 AAC 45 3 649 659 2001 ISSN 0066 4804 PMC 90351 nbsp PMID 11181338 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Zimmer 2011 hlm 37 Zimmer 2011 hlm 37 38 Gorski Andrzej Miedzybrodzki Ryszard Borysowski Jan Weber Dabrowska Beata Lobocka Malgorzata Fortuna Wojciech Letkiewicz Slawomir Zimecki Michal Filby Grace 2009 Bacteriophage therapy for the treatment of infections Current Opinion in Investigational Drugs London England 2000 10 8 766 774 ISSN 2040 3429 PMID 19649921 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 a b Kurth Reinhard Bannert Norbert 2010 Beneficial and detrimental effects of human endogenous retroviruses International Journal of Cancer 126 2 306 314 doi 10 1002 ijc 24902 ISSN 1097 0215 PMID 19795446 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Emerman Michael Malik Harmit S 2010 Paleovirology modern consequences of ancient viruses PLoS biology 8 2 e1000301 doi 10 1371 journal pbio 1000301 ISSN 1545 7885 PMC 2817711 nbsp PMID 20161719 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Blikstad V Benachenhou F Sperber G O Blomberg J 2008 Evolution of human endogenous retroviral sequences a conceptual account Cellular and molecular life sciences CMLS 65 21 3348 3365 doi 10 1007 s00018 008 8495 2 ISSN 1420 9071 PMID 18818874 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Varela Mariana Spencer Thomas E Palmarini Massimo Arnaud Frederick 2009 Friendly viruses the special relationship between endogenous retroviruses and their host Annals of the New York Academy of Sciences 1178 157 172 doi 10 1111 j 1749 6632 2009 05002 x ISSN 1749 6632 PMC 4199234 nbsp PMID 19845636 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Baker 2008 hlm 37 Zimmer Carl 2015 Ancient Viruses Once Foes May Now Serve as Friends The New York Times ISSN 0362 4331 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 17 Diakses tanggal 2021 11 17 Zimmer 2011 hlm 45 Daftar pustakaBaker R 2008 Epidemic The past present and future of the diseases that made us nbsp London Vision ISBN 978 1 905745 08 1 Barker G 2009 The Agricultural Revolution in Prehistory Why did Foragers become Farmers Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 955995 4 Barrett Ron Armelagos George J 2013 An unnatural history of emerging infections Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 960829 4 Barrett Thomas C Pastoret Paul Pierre Taylor William J 2006 Rinderpest and peste des petits ruminants virus plagues of large and small ruminants Amsterdam Elsevier Academic Press ISBN 978 0 12 088385 1 Barry John M 2005 The great influenza the epic story of the deadliest plague in history New York Penguin Books ISBN 978 0 14 303649 4 Berdan Frances 2005 The Aztecs of central Mexico an imperial society Belmont CA Thomson Wadsworth ISBN 978 0 534 62728 7 Booss John August Marilyn J 2013 To catch a virus nbsp Washington DC ASM Press ISBN 978 1 55581 507 3 Brunton Deborah 2008 The politics of vaccination practice and policy in England Wales Ireland and Scotland 1800 1874 Rochester N Y University of Rochester Press ISBN 978 1 58046 036 1 Carr NG Mahy BWJ Pattison JR Kelly DP 1984 The microbe 1984 Thirty sixth Symposium of the Society for General Microbiology held at the University of Warwick April 1984 Cambridge Published for the Society for General Microbiology by Cambridge University Press ISBN 978 0 521 26056 5 Chakraborty T 2008 Dengue fever and other hemorrhagic viruses Deadly diseases and epidemics Chelsea House Publications ISBN 978 0 7910 8506 6 Clark David 2010 Germs genes amp civilization how epidemics shaped who we are today FT Press ISBN 978 0 13 701996 0 Collier L H 2016 Human virology dalam bahasa Portugis Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 871468 2 OCLC 968152575 Crawford Dorothy H 2000 The invisible enemy a natural history of viruses nbsp Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 856481 2 Crawford Dorothy H 2011 Viruses a very short introduction nbsp Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 957485 8 Crawford Dorothy H 2013 Virus hunt the search for the origin of HIV Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 964114 7 Dick G 1978 Immunisation nbsp London Update ISBN 978 0 906141 03 8 Dobson Mary J 2008 Disease Englewood Cliffs N J Quercus ISBN 978 1 84724 399 7 Donadoni Sergio 1997 The Egyptians Chicago University of Chicago Press ISBN 978 0 226 15556 2 Dubovi EJ Maclachlan NJ ed 2010 Fenner s veterinary virology fourth edition Boston Academic Press ISBN 978 0 12 375158 4 Elmer P 2004 The healing arts health disease and society in Europe 1500 1800 Manchester Manchester University Press ISBN 978 0 7190 6734 1 Gilchrist Roberta 2012 Medieval life Ipswich Boydell Press ISBN 978 1 84383 722 0 Glynn Jenifer Glynn Ian 2004 The life and death of smallpox Cambridge UK Cambridge University Press ISBN 978 0 521 84542 7 Greenwood David 2008 Antimicrobial Drugs Chronicle of a Twentieth Century Medical Triumph Oxford University Press ISBN 978 0 19 953484 5 Hasegawa Paul M Altman Arie 2011 Plant biotechnology and agriculture prospects for the 21st century Boston Academic Press ISBN 978 0 12 381466 1 Honigsbaum Mark 2020 The pandemic century a history of global contagion from the Spanish flu to Covid 19 London W H Allen ISBN 978 0 7535 5828 7 OCLC 1158588299 Howard Colin Zuckerman Arie J 1979 Hepatitis viruses of man nbsp Boston Academic Press ISBN 978 0 12 782150 4 Jenkins Simon 2012 A short history of England London Profile Books Ltd ISBN 978 1 84668 463 0 Karlen Arno 1996 Man and microbes disease and plagues in history and modern times New York Simon amp Schuster ISBN 978 0 684 82270 9 Kohn George 1995 Encyclopedia of plague and pestilence New York N Y Facts on File ISBN 978 0 8160 2758 3 Kurstak E 1984 Applied virology Boston Academic Press ISBN 978 0 12 429601 5 Lane Joan 2001 A social history of medicine health healing and disease in England 1750 1950 New York Routledge ISBN 978 0 415 20038 7 Leppard Keith Nigel Dimmock Easton Andrew 2007 Introduction to modern virology Oxford Blackwell Publishing Limited ISBN 978 1 4051 3645 7 Levins Richard Wilson Mary E 1994 Disease in evolution global changes and emergence of infectious diseases New York N Y New York Academy of Sciences ISBN 978 0 89766 876 7 Mahy BWJ Van Regenmortel MHV ed 2009 Desk encyclopedia of general virology Oxford Academic Press ISBN 978 0 12 375146 1 a Mahy BWJ Van Regenmortel ed 2009 Desk encyclopedia of human and medical virology Boston Academic Press ISBN 978 0 12 375147 8 b McNeill WH 1998 Plagues and peoples New York Anchor Books ISBN 978 0 385 12122 4 Mortimer Ian 2009 The time traveler s guide to medieval England a handbook for visitors to the fourteenth century New York NY Touchstone ISBN 978 1 4391 1289 2 Mortimer Ian 2012 The time traveller s guide to Elizabethan England London Bodley Head ISBN 978 1 84792 114 7 Norton Griffiths M 1979 Serengeti dynamics of an ecosystem Chicago University of Chicago Press ISBN 978 0 226 76029 2 Oldstone MBA 2009 Viruses plagues and history past present and future Oxford Oxford University Press USA ISBN 978 0 19 532731 1 Penn T 2012 Winter King the dawn of Tudor England New York Penguin Books ISBN 978 0 14 104053 0 Piganeau G ed 2012 Genomic insights into the biology of algae Academic Press ISBN 978 0 12 394411 5 Porter Roy 1995 Disease medicine and society in England 1550 1860 Cambridge UK Cambridge University Press ISBN 978 0 521 55791 7 Quammen David 2014 Ebola The natural and human history London The Bodley Head ISBN 9781847923431 Quinn Tom 2008 Flu a social history of influenza London New Holland Publishers UK LTD ISBN 978 1 84537 941 4 Reid Robert 1974 Microbes and men London British Broadcasting Corporation ISBN 978 0 563 12469 6 Rhodes John 2013 The end of plagues the global battle against infectious disease New York City Palgrave Macmillan ISBN 978 1 137 27852 4 Scott Robert Pickett 2010 Miracle cures saints pilgrimage and the healing powers of belief Berkeley University of California Press ISBN 978 0 520 26275 1 Shors Teri 2017 Understanding viruses Third edition Sudbury Mass Jones amp Bartlett Publishers ISBN 978 1284025927 Standford CB 2012 Planet without apes nbsp Cambridge MA The Belknap Press of Harvard University ISBN 978 0 674 06704 2 Sussman Max Topley WWC Wilson Graham K Collier LH Balows Albert 1998 Topley amp Wilson s microbiology and microbial infections London Arnold ISBN 978 0 340 66316 5 Taylor Milton W 2014 Viruses and man a history of interactions New York City Springer ISBN 978 3319077574 Thresh JM 2006 Plant virus epidemiology Advances in Virus Research 67 Elsevier Science hlm 89 125 doi 10 1016 S0065 3527 06 67003 6 ISBN 978 0 08 046637 8 PMID 17027678 Tucker Jonathan B 2002 Scourge the once and future threat of smallpox New York Grove Press ISBN 978 0 8021 3939 9 Valdiserri Ronald O 2003 Dawning Answers How the HIV AIDS epidemic has helped to strengthen public health Oxford UK Oxford University Press ISBN 978 0195147407 Villarreal Luis P 2005 Viruses and the evolution of life nbsp Washington D C ASM Press ISBN 978 1 55581 309 3 Waterhouse L 2012 Rethinking autism variation and complexity Academic Press ISBN 978 0 12 415961 7 span