www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Demam babi klasik bahasa Inggris classical swine fever atau kolera babi hog cholera adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh Pestivirus C Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi kejang pendarahan pada permukaan kulit serta organ dalam dan sering kali berakhir dengan kematian Demam babi klasikPendarahan pada ginjal merupakan salah satu perubahan histopatologis pada demam babi klasik Informasi umumNama lainClassical swine fever CSF hog cholera kolera babi penyakit sampar babiSpesialisasiKedokteran hewanPenyebabPestivirus CAspek klinisGejala dan tandaDemam tinggi konjungtivitis sianosis pendarahan kulit ataksia paresis dan konvulsi diikuti kematian dalam beberapa pekan 1 Awal muncul2 14 hari 1 DiagnosisIsolasi virus PCR ELISAKondisi serupaDemam babi afrika ASF Tata laksanaPencegahanVaksinasi penetapan persyaratan teknis untuk lalu lintas babi hidup maupun produknyaPengobatanTidak adaNama resmi penyakit ini di tingkat internasional menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia OIE adalah classical swine fever CSF 2 Istilah CSF lebih sering digunakan di Eropa sedangkan hog cholera digunakan di Amerika Serikat 3 Virus penyebab penyakit ini beberapa kali mengalami perubahan nama Pada tahun 2000 nama hog cholera virus diubah menjadi classical swine fever virus 4 5 dan pada tahun 2017 diubah lagi menjadi Pestivirus C 6 Daftar isi 1 Penyebab 2 Hewan peka 3 Penyebaran penyakit 4 Penularan 5 Tanda klinis 6 Diagnosis 7 Pencegahan dan pengendalian 8 Catatan kaki 9 Daftar pustaka 10 Pranala luarPenyebab suntingDemam babi klasik disebabkan oleh Pestivirus C yang sebelumnya diberi nama classical swine fever virus CSFV Virus ini merupakan spesies yang berada dalam famili Flaviviridae dan genus Pestivirus Ia dikelompokkan dalam grup IV dalam sistem klasifikasi Baltimore yaitu virus RNA untai tunggal dengan sense positif Genus Pestivirus terdiri atas 11 spesies yang diberi nama Pestivirus A sampai Pestivirus K 7 Pestivirus C memiliki kemiripan antigenik dengan bovine viral diarrhea virus BVDV yang digolongkan dalam Pestivirus A dan Pestivirus B 8 9 serta border disease virus BDV yang merupakan sinonim dari Pestivirus D 10 Virus BVDV dan BDV sering disebut Pestivirus ruminansia seperti sapi kambing domba dan rusa sedangkan Pestivirus C disebut Pestivirus babi Walaupun demikian Pestivirus ruminansia juga dapat menginfeksi babi meskipun tidak diikuti dengan munculnya tanda klinis 11 Resistansi Pestivirus C terhadap perlakuan fisik dan kimiawi yaitu 12 Temperatur Terinaktivasi setelah dipanaskan pada 65 5 C selama 30 menit atau 71 C selama 1 menit tetapi dapat bertahan berbulan bulan pada daging beku pH Stabil pada pH 5 10 terinaktivasi dengan cepat pada pH lt 3 dan pH gt 11 Disinfektan Rentan terhadap eter kloroform dan ss propiolactone 0 4 Terinaktivasi dengan disinfektan berbasis klorin kresol 5 natrium hidroksida 2 formalin 1 natrium karbonat anhidrat 4 atau kristal 10 dengan detergen 0 1 detergen ionik dan nonionik serta iodophor kuat 1 dalam asam fosfat Kelangsungan hidup Cukup rapuh dan tidak bertahan di lingkungan Rentan terhadap kondisi kering dan sinar ultraviolet Bertahan dengan baik di kandang selama kondisi dingin hingga 4 pekan di musim dingin Bertahan 3 hari pada suhu 50 C dan 7 15 hari pada suhu 37 C Bertahan dalam daging garaman dan daging asap selama 17 hingga gt 180 hari bergantung pada prosesnya Virus bertahan 3 4 hari pada organ yang membusuk dan 15 hari pada darah dan sumsum tulang yang membusuk Hewan peka sunting nbsp Babi domestik Sus scrofa domesticus hewan rentan terhadap demam babi klasik Babi domestik dan babi hutan keduanya merupakan subspesies dari Sus scrofa merupakan reservoir alami Pestivirus C 12 Secara umum anggota famili Suidae rentan terhadap demam babi klasik Pestivirus C telah dideteksi pada pekari berbibir putih Tayassu pecari dan infeksi eksperimental telah dilakukan pada babi warthog Phacochoerus africanus babi semak Potamochoerus larvatus dan pekari berkerah Tayassu tajacu 13 Belum ada bukti bahwa Pestivirus C dapat menginfeksi manusia Penyebaran penyakit suntingDemam babi klasik ditemukan di Asia Eropa Afrika Amerika Tengah dan Amerika Selatan Sejumlah negara telah dinyatakan bebas dari penyakit ini seperti Australia dan Selandia Baru beberapa negara di Amerika Utara seperti Amerika Serikat Kanada dan Meksiko Eropa seperti Belanda Britania Raya Jerman Prancis dan Spanyol serta Amerika Selatan seperti Argentina Chili Paraguay dan Uruguay 14 15 Di Indonesia kasus demam babi klasik pertama kali ditemukan di Sumatera Utara pada tahun 1994 dan mewabah pada tahun 1995 16 17 Penyakit ini lalu menyebar provinsi lain di Pulau Sumatra ke Pulau Jawa Bali Kalimantan hingga Sulawesi 18 Pada tahun 1997 Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 888 Kpts TN 560 9 97 menyatakan bahwa penyakit ini telah menyebar di 11 provinsi yaitu Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi DKI Jakarta Jawa Tengah Kalimantan Barat Bali Sulawesi Utara Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur 18 Provinsi Papua dan Papua Barat ikut mengalami wabah pada tahun 2006 19 Pada tahun 2014 Provinsi Sumatera Barat secara resmi ditetapkan bebas dari demam babi klasik melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 181 Kpts PD 650 2 2014 20 Di akhir tahun 2019 ribuan babi di Sumatera Utara mati secara mendadak Pengujian laboratorium menunjukkan hasil positif terhadap demam babi klasik dan terindikasi demam babi afrika penyakit yang belum pernah ditemukan sebelumnya di Indonesia 21 Penularan suntingCara penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung antara babi terinfeksi dengan babi sehat Cairan tubuh dari babi terinfeksi air liur leleran dari hidung dan mata darah urin serta tinja merupakan sumber virus 22 Hewan yang terinfeksi secara persisten kronis sering kali tidak menunjukkan tanda klinis tetapi menyebarkan partikel virus ke lingkungan melalui tinjanya 11 22 Virus juga dapat menempel pada benda mati seperti pakaian sepatu dan kendaraan 22 sehingga orang yang bepergian antarpeternakan babi memiliki peran penting dalam penyebaran penyakit Babi sehat menjadi terinfeksi akibat menelan partikel virus termasuk memakan daging babi atau olahannya yang mengandung Pestivirus C Konsumsi sampah sisa makanan yang dikenal dengan istilah swill feeding juga dapat membuat babi terinfeksi 23 Penularan juga dapat terjadi secara vertikal selama kebuntingan Janin dapat terinfeksi sejak berada dalam rahim induk yang menderita demam babi klasik Keberadaan babi liar di sekitar peternakan babi juga perlu diwaspadai Tanda klinis suntingPenyakit ini memiliki bentuk akut dan kronis dengan manifestasi klinis yang bervariasi Babi dapat menunjukkan tanda klinis yang berat dengan angka kematian yang tinggi hingga tanda klinis yang ringan atau bahkan tidak terlihat Perbedaan ini dipengaruhi oleh strain virus umur dan tingkat kekebalan babi serta adanya infeksi campuran Masa inkubasi berlangsung antara 2 14 hari 1 atau 3 7 hari pada bentuk akut 24 Demam babi klasik bentuk akut disebabkan oleh strain virus ganas dan sering kali ditemukan pada babi berusia muda Tanda klinis yang dijumpai yaitu demam tinggi lemah dan tidak nafsu makan konjungtivitis sianosis terutama pada telinga moncong kaki dan ekor hiperemi atau pendarahan multifokal pada kulit konstipasi yang diikuti diare pembengkakan kelenjar getah bening ataksia paresis dan kejang inkoordinasi dan cara berjalan yang aneh leukopenia berat dan perilaku berkerumun bersama sama 23 1 Beberapa babi akan muntah atau menunjukkan gangguan sistem pernapasan 24 Kematian biasanya terjadi setelah 1 2 pekan 23 di mana angka kematian pada babi muda bisa mencapai 100 1 Kematian mendadak tanpa adanya tanda klinis bukanlah karakter penyakit ini 25 Penyakit bentuk kronis disebabkan oleh strain virus yang lebih jinak atau pada peternakan yang sebagian babinya telah memiliki kekebalan terhadap Pestivirus C Babi yang sakit kronis menunjukkan perilaku bodoh nafsu makan yang berubah ubah demam dan diare hingga satu bulan rambut acak acakan dan pertumbuhan terhambat 1 Babi yang sakit akan terlihat pulih dalam beberapa pekan tetapi tanda klinis penyakit dapat muncul kembali 24 Pada penularan kongenital janin dapat mengalami kematian atau abortus kelemahan umum tremor kekerdilan pertumbuhan dan berujung pada kematian dalam beberapa pekan atau bulan 1 Infeksi kongenital juga dapat terjadi secara persisten tanpa tanda klinis Walaupun demikian babi hanya mampu bertahan hidup beberapa bulan dan akan mati dalam satu tahun 25 Diagnosis suntingDengan tanda klinis yang bervariasi pengujian laboratorium dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis Untuk mengonfirmasi kasus klinis isolasi virus pada kultur sel dan uji reaksi berantai polimerase PCR merupakan metode pengujian yang sesuai diikuti dengan uji netralisasi virus 26 Spesimen yang sesuai untuk pengujian yaitu tonsil kelenjar getah bening mandibular retrofaringeal gastrohepatik dan mesenterik limpa ginjal ileum darah tanpa antikoagulan dan usap hidung atau tonsil 11 Uji ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh babi Namun perlu diingat bahwa Pestivirus C bersifat imunosupresif sehingga antibodi tidak bisa dideteksi dengan jelas hingga minimum 21 hari pascainfeksi 27 Pemeriksaan antibodi lebih tepat digunakan untuk mendeteksi sisa sisa infeksi dalam suatu peternakan mengevaluasi usaha pemberantasan penyakit mengetahui prevalensi penyakit memastikan individu hewan bebas penyakit sebelum dilalulintaskan serta mengetahui status kekebalan tubuh pascavaksinasi 25 27 Penyakit lain yang dapat dikelirukan dengan demam babi klasik yaitu demam babi afrika ASF salmonelosis bentuk sepsis pasteurelosis streptokokosis erisipelas dan infeksi Haemophilus somnus 28 Pencegahan dan pengendalian suntingPenyakit ini tidak bisa diobati 29 Hewan yang tertular harus dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar dalam insinerator Demam babi klasik bisa dicegah dengan pemberian vaksin serta melakukan pemasukan babi hidup maupun produknya semen embrio daging kulit rambut dan tinja yang sesuai dengan rekomendasi teknis Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan OIE 30 Penetapan negara zona maupun kompartemen yang bebas dari demam babi klasik diperlukan dalam program pemberantasan penyakit yang berkelanjutan Temuan kasus demam babi klasik wajib dilaporkan karena penyakit ini ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai penyakit hewan menular strategis PHMS dan termasuk dalam daftar penyakit yang wajib dilaporkan pada OIE 2 Pada kondisi wabah rekomendasi tindakan yang perlu diambil yaitu eliminasi semua babi pada peternakan terinfeksi pemusnahan bangkai secara aman disinfeksi menyeluruh penentuan zona terinfeksi dengan pengendalian lalu lintas babi serta penyelidikan epidemiologis yang diikuti surveilans 31 Catatan kaki sunting a b c d e f g OIE Disease Cards 2009 hlm 2 a b OIE Listed diseases infections and infestations in force in 2019 www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 08 14 Diakses tanggal 12 November 2019 Classical Swine Fever www cabi org dalam bahasa Inggris Centre for Agriculture and Bioscience International CABI International Committee on Taxonomy of Viruses 2000 ICTV 7th report PDF hlm 27 International Committee on Taxonomy of Viruses 2000 Virus taxonomy classification and nomenclature of viruses seventh report of the International Committee on Taxonomy of Viruses Van Regenmortel M H V International Union of Microbiological Societies Virology Division San Diego Academic Press ISBN 0123702003 OCLC 42622215 Smith Donald B Meyers Gregor Bukh Jens Gould Ernest A Monath Thomas Scott Muerhoff A Pletnev Alexander Rico Hesse Rebecca Stapleton Jack T 2017 08 01 Proposed revision to the taxonomy of the genus Pestivirus family Flaviviridae Journal of General Virology dalam bahasa Inggris 98 8 2106 2112 doi 10 1099 jgv 0 000873 ISSN 0022 1317 PMC 5656787 nbsp PMID 28786787 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Virus Taxonomy 2018b Release talk ictvonline org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 11 Oktober 2019 Pestivirus A species wikimedia org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 9 November 2019 Pestivirus B species wikimedia org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 9 November 2019 Pestivirus D species wikimedia org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 9 November 2019 a b c Risatti Guillermo R Borca Manuel Overview of Classical Swine Fever Hog Cholera Swine Fever www msdvetmanual com dalam bahasa Inggris MSD Veterinary Manual a b OIE Disease Cards 2009 hlm 1 Spickler 2019 hlm 1 Map of CSF official status www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 11 12 Diakses tanggal 12 November 2019 List of CSF free Members www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 11 12 Diakses tanggal 12 November 2019 Dirkeswan 2014 hlm 37 Dirkeswan 2015 hlm 1 a b Dirkeswan 2015 hlm 2 Kementerian Pertanian RI 2006 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 606 Kpts OT 160 10 2006 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Penyakit Sampar Babi Classical Swine Fever Hog Cholera pada Ternak Babi di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Jakarta Kementerian Pertanian Republik Indonesia Dirkeswan 2018 hlm 76 Muhlis 2019 11 10 Ratusan Babi Mati di Medan Diduga Akibat Virus Hog Cholera dan Suspect ASF akurat co Diakses tanggal 12 November 2019 a b c OIE GDIS 2013 hlm 2 a b c Classical Swine Fever CSF www oie int dalam bahasa Inggris World Organisation for Animal Health OIE Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 09 Diakses tanggal 2019 11 11 a b c Spickler 2019 hlm 2 a b c OIE Manual 2019 hlm 2 OIE Manual 2019 hlm 3 a b OIE Manual 2019 hlm 10 Dirkeswan 2014 hlm 39 OIE Disease Cards 2009 hlm 4 OIE Code 2019 OIE Disease Cards 2009 hlm 5 Daftar pustaka suntingDirektorat Kesehatan Hewan 2014 Manual Penyakit Hewan Mamalia PDF Jakarta Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Kesehatan Hewan 2015 Road Map Pengendalian dan Penanggulangan Hog Cholera PDF Jakarta Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Kesehatan Hewan 2018 Peta Status dan Situasi Penyakit Hewan Indonesia 2017 Jakarta Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Organisasi Kesehatan Hewan Dunia Oktober 2009 Classical Swine Fever Hog Cholera PDF OIE Technical Disease Cards World Organisation for Animal Health OIE Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2013 Classical Swine Fever PDF General Disease Information Sheet World Organisation for Animal Health OIE diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2018 02 18 diakses tanggal 2019 11 09 Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2019 Chapter 3 8 3 Classical Swine Fever Infection with Classical Swine Fever Virus PDF OIE Terrestrial Manual World Organisation for Animal Health OIE Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 28 Juni 2019 Chapter 15 2 Infection with Classical Swine Fever Virus PDF OIE Terrestrial Animal Health Code World Organisation for Animal Health OIE Spickler Anna Rovid Oktober 2015 Classical Swine Fever PDF CFSPH Technical Disease Fact Sheets The Center for Food Security and Public Health Iowa State University Pranala luar sunting nbsp Media terkait Classical swine fever di Wikimedia Commons Classical Swine Fever www cfsph iastate edu dalam bahasa Inggris The Center for Food Security amp Public Health Classical Swine Fever Hog Cholera www thepigsite com dalam bahasa Inggris The Pig Site Classical Swine Fever Hog Cholera PDF Fast Facts The Center for Food Security and Public Health Iowa State University 2008 Iowa State University of Science and Technology amp US Department of Agriculture 2017 NAHEM s Guidelines Vaccination for Contagious Disease Appendix B Vaccination for Classical Swine Fever USDA Foreign Animal Disease Preparedness amp Response Plan FAD Prep CFSPH National Animal Health Emergency Management System NAHEM The Center for Food Security and Public Health Iowa State University Schulz Katja Staubach Christoph Blome Sandra 2017 African and classical swine fever similarities differences and epidemiological consequences Veterinary Research dalam bahasa Inggris 48 84 doi 10 1186 s13567 017 0490 x Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Demam babi klasik amp oldid 24364468