www.wikidata.id-id.nina.az
Demam babi Afrika bahasa Inggris African swine fever disingkat ASF adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus African swine fever Virus ini dapat menginfeksi anggota famili Suidae baik babi yang diternakkan maupun babi liar Penyakit ASF dapat menyebar dengan cepat dengan tingkat kematian yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar Demam babi afrikaKemerahan pada telinga adalah salah satu tanda klinis demam babi Afrika Informasi umumNama lainAfrican swine fever ASF warthog feverSpesialisasiKedokteran hewanPenyebabAfrican swine fever virusAspek klinisGejala dan tandaDemam tinggi perdarahan pada kulit dan organ dalam sianosis muntah diare dan kematian 1 Awal muncul4 19 hari 2 DiagnosisIsolasi virus FAT IFAT ELISA PCR IPT IBT 3 Kondisi serupaDemam babi klasik kolera babi Tata laksanaPencegahanPencegahan lalu lintas biosekuriti disinfeksi Daftar isi 1 Penyebab 2 Hewan peka 3 Penularan 4 Tanda klinis 5 Diagnosis 6 Penyebaran penyakit 6 1 Awal mula 6 2 Asia 6 3 Asia Tenggara 6 4 Indonesia 7 Pencegahan dan pengendalian 8 Referensi 9 Daftar pustaka 10 Pranala luarPenyebab suntingDemam babi Afrika disebabkan oleh african swine fever virus ASFV yang merupakan satu satunya spesies virus dalam famili Asfarviridae dan genus Asfivirus 4 Virus ini dikelompokkan dalam grup I dalam sistem klasifikasi Baltimore yaitu virus DNA dengan untai ganda Resistansi virus ASF terhadap perlakuan fisik dan kimiawi yaitu 5 Temperatur Sangat resistan terhadap temperatur rendah Terinaktivasi setelah dipanaskan pada 56 C selama 70 menit atau 60 C selama 20 menit pH Terinaktivasi pada pH lt 3 9 atau gt 11 5 pada media tanpa serum Adanya serum meningkatkan resistansi virus misalnya bertahan hingga pH 13 4 Virus dapat bertahan hingga 21 jam tanpa serum dan 7 hari dengan serum Disinfektan Rentan terhadap eter dan kloroform Terinaktivasi pada 8 1000 natrium hidroksida 30 menit pada hipoklorit dengan konsentrasi klorin antara 0 03 dan 0 05 30 menit pada 3 1000 formalin 30 menit pada 3 orto polifenol 30 menit dan pada senyawa iodin Kelangsungan hidup Tetap bertahan lama pada darah feses dan jaringan terutama pada produk babi terinfeksi yang tidak dimasak atau kurang dimasak Dapat berkembang biak pada vektor Ornithodoros sp Hewan peka sunting nbsp Babi warthog Phacochoerus africanus salah satu reservoir virus ASF Demam babi Afrika menyerang anggota famili Suidae Spesies yang peka yaitu babi domestik dan babi hutan atau celeng keduanya merupakan subspesies dari Sus scrofa babi warthog Phacochoerus africanus dan P aethiopicus babi semak Potamochoerus porcus dan P larvatus dan babi hutan raksasa Hylochoerus meinertzhageni 6 7 Manifestasi penyakit secara klinis hanya terlihat pada babi domestik dan babi hutan Babi liar afrika seperti warthog dan babi semak tidak menunjukkan tanda klinis saat terinfeksi dan berperan sebagai reservoir virus 7 Belum ada bukti bahwa virus ASF dapat menginfeksi manusia 6 Penularan suntingSeekor babi yang sehat dapat terinfeksi demam babi Afrika melalui rute penularan secara langsung dan tidak langsung Penularan langsung terjadi melalui kontak fisik antara babi terinfeksi dengan babi sehat sedangkan penularan tidak langsung terjadi dengan cara 5 Menelan makanan atau sampah yang mengandung partikel virus ASF Konsumsi sampah sisa makanan dikenal dengan istilah swill feeding Sampah yang dihasilkan dari penerbangan pesawat udara dan kapal laut yang berlayar antarnegara atau antarwilayah merupakan salah satu sumber infeksi virus ASF Gigitan caplak yang bertindak sebagai vektor biologis Virus ASF dapat hidup dalam tubuh caplak lunak dari genus Ornithodoros seperti O erraticus dan O moubata Kontak dengan benda mati yang membawa partikel virus seperti pakaian sepatu dan kendaran Demam babi Afrika dapat ditularkan baik dengan caplak maupun tanpa adanya caplak sebagai perantara 8 bergantung pada siklus epidemiologis penyakit yang dipengaruhi oleh lokasi geografis dan spesies babi yang terlibat 9 Cairan hidung dan mulut jaringan darah urin dan feses dari hewan terinfeksi baik hidup maupun mati merupakan sumber virus 10 Babi yang telah pulih dari infeksi akut dan kronis dapat berstatus terinfeksi secara persisten dan berperan sebagai pembawa virus 10 Tanda klinis sunting nbsp Pendarahan organ dalam limpa ginjal dan usus babi yang disebabkan virus ASFTerdapat variasi tanda klinis dan tingkat kematian akibat ASF bergantung pada tingkat virulensi virus dan spesies babi yang terinfeksi Bentuk penyakit yang ditemukan yaitu perakut akut subakut kronis dan subklinis Masa inkubasi biasanya berlangsung antara 4 19 hari 2 Pada penyakit bentuk akut masa inkubasi berlangsung lebih singkat 3 7 hari diikuti dengan demam tinggi hingga 42 C dan kematian dalam 5 10 hari 11 atau dalam 6 13 hari hingga 20 hari 1 Selain demam tinggi tanda klinis lain yang ditemukan yaitu depresi hilangnya nafsu makan hemoragi pada kulit dan organ dalam abortus pada babi bunting sianosis muntah dan diare 2 1 Angka kematian dapat mencapai 100 1 dan terkadang kematian terjadi bahkan sebelum tanda klinis dapat diamati 2 Pada bentuk subakut dan kronis yang disebabkan oleh virus dengan virulensi yang rendah tanda klinis yang muncul lebih ringan dan berlangsung dalam periode waktu yang lebih lama Tingkat kematian lebih rendah berkisar antara 30 70 1 Manifestasi penyakit bentuk kronis di antaranya penurunan berat badan demam intermiten atau berkala gangguan pernapasan ulser pada kulit dan radang sendi 1 11 Bentuk ini jarang ditemukan pada wabah penyakit Beragam jenis babi memiliki kerentanan yang berbeda terhadap virus ASF Babi liar afrika dapat terinfeksi tanpa menunjukkan tanda tanda klinis yang memungkinkan mereka untuk bertindak sebagai reservoir 1 Diagnosis suntingDemam babi Afrika tidak dapat dibedakan dengan demam babi klasik hanya dengan pemeriksaan klinis atau pascamati Pengujian laboratorium diperlukan untuk mendiagnosis penyakit ini Sampel darah serum limpa amandel dan kelenjar getah bening gastrohepatik dari kasus yang dicurigai harus diserahkan ke laboratorium untuk konfirmasi 11 Metode pengujian yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi virus ASF yaitu isolasi virus atau uji hemadsorpsi uji antibodi fluoresens FAT ELISA antigen serta reaksi berantai polimerase PCR baik PCR konvensional maupun PCR waktu nyata real time 3 Adapun metode pengujian untuk mendeteksi respons kekebalan tubuh yaitu ELISA antibodi uji imunoperoksidase tidak langsung IPT uji antibodi fluoresens tidak langsung IFAT dan uji imunoblot IBT 3 Selain demam babi klasik diagnosis banding untuk demam babi Afrika yaitu sindrom reproduksi dan respirasi babi PRRS sindrom dermatitis dan nefropati babi PDNS erisipelas pseudorabies salmonelosis dan septisemia bakterial lain serta keracunan 12 Penyebaran penyakit sunting nbsp Kasus demam babi Afrika di dunia sejak 1 Januari hingga 22 September 2018 pada babi domestik lingkaran dan babi liar segitiga Awal mula sunting Demam babi Afrika pertama kali diidentifikasi pada tahun 1921 di Kenya Afrika Timur walaupun wabahnya telah terjadi sejak tahun 1909 13 14 Kasus penyakit ini tetap terbatas di benua Afrika hingga tahun 1957 pada saat ASF dilaporkan di Portugal kemudian selanjutnya menyebar ke berbagai negara di Eropa Italia 1967 Spanyol 1969 Prancis 1977 Malta 1978 Belgia 1985 dan Belanda 1986 hingga ke Kepulauan Karibia Kuba 1971 dan 1980 Republik Dominika 1978 dan Haiti 1979 serta Amerika Selatan Brasil 1978 15 Asia sunting Virus ASF ditemukan pada babi liar di Iran pada tahun 2010 tetapi setelah itu tak ada laporan kasus lagi di wilayah Timur Tengah 8 Di bulan Agustus 2018 Tiongkok melaporkan wabah demam babi Afrika di provinsi Liaoning di mana kasus ini merupakan yang pertama di Asia Timur 16 Kasus ASF pun menyebar ke negara Asia lainnya yaitu Mongolia Korea Utara dan Korea Selatan Beberapa ilmuwan Tiongkok di Universitas Nankai mendeteksi virus ASF pada Dermacentor caplak keras pada kambing dan sapi 17 Asia Tenggara sunting Pada bulan Februari 2019 Vietnam mengonfirmasi kasus demam babi Afrika Hal ini menjadikannya negara Asia Tenggara pertama yang terinfeksi penyakit ini Secara berturut turut demam babi Afrika juga ditemukan di Kamboja Laos Filipina Myanmar dan Timor Leste Hingga bulan Desember 2019 tujuh negara di Asia Tenggara telah melaporkan kasus ASF No Negara Konfirmasi kasus ASF 16 Asia Timur1 nbsp Tiongkok 3 Agustus 20182 nbsp Mongolia 15 Januari 20193 nbsp Korea Utara 23 Mei 20194 nbsp Korea Selatan 17 September 2019Asia Tenggara1 nbsp Vietnam 19 Februari 20192 nbsp Kamboja 2 April 20193 nbsp Laos 20 Juni 20194 nbsp Filipina 25 Juli 20195 nbsp Myanmar 1 Agustus 20196 nbsp Timor Leste 26 September 20197 nbsp Indonesia 12 Desember 2019Indonesia sunting Sejak penyakit ASF mulai memasuki benua Asia pemerintah Indonesia telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini 18 Pada akhir tahun 2019 terjadi wabah kematian babi di Provinsi Sumatera Utara yang membunuh lebih dari 10 ribu ekor babi 19 Berdasarkan hasil uji laboratorium kematian ini disebabkan oleh penyakit demam babi klasik dan terindikasi serangan virus ASF 20 Pada 12 Desember 2019 Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengonfirmasi adanya wabah ASF melalui situs web Organisasi Pangan dan Pertanian FAO 16 Sementara itu Organisasi Kesehatan Hewan Dunia OIE menerima laporan kejadian ASF dari pemerintah Indonesia pada 17 Desember 2019 21 Dalam laporan tersebut pemerintah menyatakan bahwa sejak 4 September 2019 telah terjadi 392 kali wabah ASF yang menewaskan 28 136 ekor babi pada 16 kabupaten kota di Sumatera Utara 22 Hasil positif didapatkan melalui uji laboratorium dengan metode PCR waktu nyata 22 Sumber infeksi belum dapat disimpulkan tetapi penilaian risiko yang cepat menunjukkan bahwa transportasi babi hidup dari daerah lain dan kontaminasi virus dari pengurus hewan kendaraan dan pakan berperan dalam infeksi ini 22 Pemerintah secara resmi mengumumkan kejadian wabah melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820 KPTS PK 320 M 12 2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika African Swine Fever pada Beberapa Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara 23 Daerah yang dinyatakan sebagai daerah wabah yaitu Kabupaten Dairi Humbang Hasudutan Deli Serdang Serdang Bedagai Karo Toba Samosir Tapanuli Utara Tapanuli Tengah Tapanuli Selatan Samosir Simalungun Pakpak Bharat dan Langkat serta Kota Tebing Tinggi Pematangsiantar dan Medan 23 Pada 14 Februari 2020 wilayah yang terdampak telah bertambah menjadi 21 kabupaten kota di Sumatera Utara 24 Penanganan yang dilakukan yaitu melakukan pemusnahan babi mati serta pembersihan dan disinfeksi 24 Selain di Sumatera Utara kematian babi secara massal juga terjadi di Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT yang diduga akibat ASF Hingga 24 Februari 2020 sebanyak 1 735 ekor babi di tujuh kabupaten kota di Bali mengalami kematian 25 Sementara itu 2 825 ekor babi di lima kabupaten kota di NTT mengalami kematian hingga 27 Februari 2020 26 Kelima kabupaten kota tersebut yaitu Kabupaten Belu Kupang Malaka Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan serta Kota Kupang 27 Per April 2021 ASF telah dilaporkan di 10 provinsi Sumatera Utara Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Bali dan Nusa Tenggara Timur 28 Di Manokwari Papua Barat pemerintah daerah mengumumkan kasus waspada akibat kematian ratusan babi di sana 29 Pencegahan dan pengendalian suntingBelum ada vaksin yang mampu mencegah dan obat yang mampu menyembuhkan demam babi Afrika Oleh karena itu cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah mencegah lalu lintas media pembawa virus ASF dan menerapkan biosekuriti yang baik di negara atau daerah yang belum terinfeksi Tindakan yang bisa diambil seperti memastikan limbah makanan dari pesawat kapal laut dan kendaraan yang berasal dari negara terinfeksi ASF dikelola dengan baik dan tidak dikonsumsi oleh babi serta mencegah pemasukan ilegal babi hidup dan produk babi dari negara negara terinfeksi ASF 1 Referensi sunting a b c d e f g h African swine fever OIE World Organisation for Animal Health www oie int dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 10 01 a b c d OIE Manual 2019 hlm 2 a b c OIE Manual 2019 hlm 3 International Committee on Taxonomy of Viruses ICTV talk ictvonline org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 10 11 a b OIE Disease Cards 2019 hlm 1 a b Spickler 2019 hlm 1 a b Beltran Alcrudo 2017 hlm 5 a b Spickler 2019 hlm 2 Beltran Alcrudo 2017 hlm 11 14 a b OIE Disease Cards 2019 hlm 2 a b c Oura Chris Overview of African Swine Fever Merck Veterinary Manual dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 10 01 Beltran Alcrudo 2017 hlm 23 28 Montgomery R E 1921 A form of swine fever occurring in British East Africa Kenya Colony J Comp Pathol 34 159 191 Plowright W 1986 African swine fever a retrospective view Rev sci tech Off int Epiz 5 2 455 468 Beltran Alcrudo 2017 hlm 10 a b c FAO ASF situation update African Swine Fever ASF FAO Emergency Prevention System for Animal Health EMPRES AH FAO Diakses tanggal 15 Desember 2019 Ze Chen dkk 2018 DNA segments of African Swine Fever Virus detected for the first time in hard ticks from sheep and bovines doi 10 1101 485060 Leonard Lucky 15 Oktober 2019 Nuraini Desyinta ed Kementan Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Wabah Demam Babi Afrika Bisnis com Diakses tanggal 8 Desember 2019 Dewantoro 22 November 2019 Purba David Oliver ed Data Terbaru Virus Hog Cholera Menyebar ke 16 Kabupaten 10 298 Babi Mati di Sumut Kompas com Diakses tanggal 8 Desember 2019 Dewantoro 7 November 2019 Purba David Oliver ed Selain Hog Cholera Babi yang Mati di Sumut Terindikasi Terserang Virus Demam Babi Afrika Kompas com Diakses tanggal 8 Desember 2019 Event summary African swine fever Indonesia OIE 17 Desember 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 18 Diakses tanggal 18 Desember 2019 a b c Full report African swine fever Indonesia OIE 17 Desember 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 18 Diakses tanggal 18 Desember 2019 a b Kementerian Pertanian Republik Indonesia 12 Desember 2019 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820 KPTS PK 320 M 12 2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika African Swine Fever pada Beberapa Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Jakarta Kementerian Pertanian RI a b African swine fever Indonesia Follow up report No 2 OIE 14 Februari 2020 Diakses tanggal 8 Mei 2020 pranala nonaktif permanen Cegah Perluasan ASF Kementan Minta Pengawasan Lalu Lintas Babi Diperketat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 27 Februari 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 08 Diakses tanggal 8 Juni 2020 Kementan Jelaskan Penanganan Kasus Kematian Babi Di NTT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 28 Februari 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 06 08 Diakses tanggal 8 Juni 2020 Lodja Imanuel 1 Maret 2020 Diduga Terserang Virus Ratusan Ekor Babi di Kupang Dimusnahkan Digtara Diakses tanggal 8 Juni 2020 FAO ASF situation update African Swine Fever ASF FAO Emergency Prevention System for Animal Health EMPRES AH FAO Diakses tanggal 27 April 2021 Manokwari Berstatus Waspada Virus Demam Babi Afrika CNN Indonesia 23 April 2021 Diakses tanggal 27 April 2021 Daftar pustaka suntingBeltran Alcrudo Daniel dkk 2017 African swine fever detection and diagnosis a manual for veterinarians PDF FAO Animal Production and Health Manual No 19 Roma Food and Agriculture Organization of the United Nations ISBN 9789251097526 OCLC 1050871632 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2020 Buku Saku African Swine Fever ASF Jakarta Kementerian Pertanian Republik Indonesia Kementerian Pertanian Republik Indonesia Desember 2020 Pedoman Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia Kiatvetindo Seri African Swine Fever edisi ke 2 Jakarta Kementerian Pertanian Republik Indonesia Guberti Vitorio dkk 2019 African swine fever in wild boar ecology and biosecurity PDF Roma Organisasi Kesehatan Hewan Dunia Organisasi Pangan dan Pertanian serta Komisi Eropa ISBN 978 92 5 131781 5 Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2019 Chapter 3 8 1 African Swine Fever Infection with African Swine Fever Virus PDF OIE Terrestrial Manual World Organisation for Animal Health Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 28 Juni 2019 Chapter 15 1 Infection with African Swine Fever Virus PDF OIE Terrestrial Animal Health Code World Organisation for Animal Health Organisasi Kesehatan Hewan Dunia Juni 2019 African Swine Fever PDF OIE Technical Disease Cards World Organisation for Animal Health Organisasi Kesehatan Hewan Dunia 2013 African Swine Fever PDF General Disease Information Sheet World Organisation for Animal Health diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019 11 08 diakses tanggal 2019 10 08 Spickler Anna Rovid Juni 2019 African Swine Fever PDF CFSPH Technical Disease Fact Sheets The Center for Food Security and Public Health Iowa State University Pranala luar sunting African Swine Fever www cfsph iastate edu dalam bahasa Inggris The Center for Food Security amp Public Health African swine fever European Food Safety Authority dalam bahasa Inggris African swine fever ASF thepigsite com dalam bahasa Inggris ASF Watch Center for Animal Health and Food Safety dalam bahasa Inggris University of Minnesota pranala nonaktif permanen OIE WAHIS Interface www oie int dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 13 Diakses tanggal 2019 10 08 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Demam babi Afrika amp oldid 24364461