www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Bintang disambiguasi Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya yang disebabkan oleh reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi yang terjadi di intinya 1 Perlu diperhatikan bahwa bintang semu bukanlah bintang tetapi planet yang memantulkan cahaya dari bintang lain dan terlihat bercahaya di langit seperti sebuah bintang Daerah pembentuk bintang di Awan Magellan Besar Gambar warna semu dari Matahari bintang deret utama tipe G yang terdekat ke BumiMenurut ilmu astronomi definisi bintang adalah Semua benda masif bermassa antara 0 08 hingga 200 massa matahari yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak menghasilkan energi tetap disebut sebagai bintang Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149 680 000 kilometer diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Sentaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya Daftar isi 1 Sejarah pengamatan 2 Penamaan 3 Radiasi 3 1 Luminositas 3 2 Magnitudo 4 Satuan pengukuran 5 Sifat dan karakteristik 5 1 Diameter 5 2 Kinematika 5 3 Komposisi kimia 5 4 Massa 5 5 Medan magnet 5 6 Rotasi 5 7 Suhu 5 8 Umur 6 Klasifikasi 7 Distribusi 8 Evolusi 8 1 Terbentuknya bintang 8 2 Deret Utama 8 3 Akhir sebuah bintang 9 Bintang variabel 10 Struktur 11 Jalur reaksi fusi nuklir 12 Bintang terdekat dari Matahari 13 Catatan kaki 14 Referensi 15 Daftar pustaka 16 Pranala luarSejarah pengamatan SuntingBintang bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan Bintang bintang digunakan dalam praktik praktik keagamaan dalam navigasi dan bercocok tanam Kalender Gregorian yang digunakan hampir di semua bagian dunia adalah kalender Matahari mendasarkan diri pada posisi Bumi relatif terhadap bintang terdekat Matahari Astronom astronom awal seperti Tycho Brahe berhasil mengenali bintang bintang baru di langit kemudian dinamakan novae menunjukkan bahwa langit tidaklah kekal Pada 1584 Giordano Bruno mengusulkan bahwa bintang bintang sebenarnya adalah Matahari matahari lain dan mungkin saja memiliki planet planet seperti Bumi di dalam orbitnya 2 ide yang telah diusulkan sebelumnya oleh filsuf filsuf Yunani kuno seperti Democritus dan Epicurus 3 Pada abad berikutnya ide bahwa bintang adalah Matahari yang jauh mendapat kesepakatan di antara para astronom Untuk menjelaskan mengapa bintang bintang ini tidak memberikan tarikan gravitasi pada tata surya Isaac Newton mengusulkan bahwa bintang bintang tersebar secara merata di seluruh langit sebuah gagasan yang berasal dari teolog Richard Bentley 4 Astronom Italia Geminiano Montanari merekam adanya perubahan luminositas pada bintang Algol pada 1667 Edmond Halley menerbitkan pengukuran pertama gerak diri dari sepasang bintang tetap dekat memperlihatkan bahwa mereka berubah posisi dari sejak pengukuran yang dilakukan Ptolemaeus dan Hipparchus Pengukuran langsung jarak bintang 61 Cygni dilakukan pada 1838 oleh Friedrich Bessel menggunakan teknik paralaks William Herschel adalah astronom pertama yang mencoba menentukan sebaran bintang di langit Selama 1780an ia melakukan pencacahan di sekitar 600 daerah langit berbeda Ia kemudian menyimpulkan bahwa jumlah bintang bertambah secara tetap ke suatu arah langit yakni pusat galaksi Bima Sakti Putranya John Herschel mengulangi pekerjaan yang sama di belahan bumi langit sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama 5 Selain itu William Herschel juga menemukan bahwa beberapa pasangan bintang bukanlah bintang bintang yang secara kebetulan berada dalam satu arah garis pandang melainkan mereka memang secara fisik berpasangan membentuk sistem bintang ganda Penamaan SuntingArtikel utama Penamaan bintang Konvensi penamaan bintang dan Katalog bintang Gagasan rasi bintang telah dikenal sejak zaman Babilonia Para pengamat langit kuno membayangkan pola tertentu terbentuk oleh susunan bintang yang menonjol dan menghubungkannya dengan cara tertentu dari alam atau mitologi mereka Dua belas dari susunan ini terletak pada garis ekliptika dan menjadi dasar bagi astrologi 6 Banyak pula bintang bintang individu yang menonjol diberi nama tersendiri khususnya dengan penamaan Arab atau Latin Sebagaimana beberapa rasi bintang tertentu dan matahari beberapa bintang juga memiliki mitologinya sendiri 7 Bagi orang Yunani kuno beberapa bintang yang dikenal sebagai planet bahasa Yunani planhths planetes pengembara mewakili berbagai dewa penting mereka yang menjadi sumber nama bagi planet Merkurius Venus Mars Jupiter dan Saturnus 7 Uranus dan Neptunus juga adalah dewa dewa Yunani dan Romawi tetapi belum dikenal pada masa kuno karena sinarnya yang redup Nama keduanya diberikan oleh para astronom berikutnya Kira kira tahun 1600 nama rasi bintang digunakan untuk menamakan bintang bintang dalam wilayah langitnya Astronom Jerman Johann Bayer menciptakan serangkaian peta bintang yang menggunakan huruf Yunani sebagai nama bagi bintang bintang pada tiap rasi bintang Setelah itu tata penomoran berdasarkan asensio rekta bintang diciptakan oleh John Flamsteed dan ditambahkan ke katalog bintang dalam bukunya Historia coelestis Britannica edisi tahun 1712 Tata nomor ini nantinya akan dikenal sebagai Penamaan Flamsteed atau Penomoran Flamsteed 8 9 Satu satunya otoritas yang diakui secara internasional dalam penamaan benda angkasa adalah Persatuan Astronomi Internasional International Astronomical Union IAU 10 Terdapat sejumlah perusahaan swasta yang menjual nama nama bintang yang menurut Perpustakaan Britania merupakan perusahaan komersial tak teregulasi 11 12 Namun IAU telah memutuskan hubungan dengan praktik komersial ini dan nama nama tersebut tidak diakui dan tidak dipergunakan oleh IAU 13 Salah satu perusahaan penamaan yang demikian adalah International Star Registry ISR yang pada tahun 1980 an dituduh melakukan praktik penipuan karena membuat seolah olah nama nama yang mereka berikan resmi Praktik ISR yang sudah berhenti ini secara informal dilabeli sebagai penipuan dan kecurangan 14 15 16 17 dan Departemen Urusan Konsumen Kota New York menerbitkan sebuah peringatan bagi ISR karena melakukan praktik dagang yang menyesatkan 18 19 Radiasi SuntingEnergi yang dihasilkan oleh bintang dari fusi nuklir memancar ke ruang angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel Radiasi partikel yang dipancarkan bintang terwujud dalam bentuk angin bintang 20 yang mengalirkan proton bebas partikel alfa bermuatan listrik dan partikel beta dari lapisan luar bintang Terdapat juga aliran tetap neutrino yang berasal dari inti bintang walaupun neutrino neutrino ini hampir tidak bermassa Bintang bersinar sangat terang akibat produksi energi pada intinya yang menggabungkan dua atau lebih inti atom dan membentuk inti atom tunggal unsur yang lebih berat serta melepaskan foton sinar gama dalam prosesnya Begitu energi ini mencapai lapisan luar bintang energi ini diubah ke dalam bentuk lain sebagai energi elektromagnetik yang berfrekuensi lebih rendah misalnya cahaya tampak Warna bintang yang ditentukan oleh frekuensi cahaya tampaknya yang paling kuat tergantung pada suhu lapisan luar bintang termasuk fotosfernya 21 Selain cahaya tampak bintang juga memancarkan bentuk bentuk lain radiasi elektromagnetik yang tidak kasatmata Sebenarnya radiasi elektromagnetik bintang meliputi keseluruhan spektrum elektromagnetik dari yang panjang gelombangnya terpanjang yaitu gelombang radio ke inframerah cahaya tampak ultraungu hingga sinar X dan sinar gama yang panjang gelombangnya paling pendek Jika dilihat dari jumlah keseluruhan energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang tidak semua komponen radiasi elektromagnetik bintang memiliki jumlah yang signifikan tetapi seluruh frekuensi tersebut memberikan kita wawasan tentang fisik bintang Dengan menggunakan spektrum bintang astronom dapat menentukan suhu permukaan gravitasi permukaan metalisitas dan kecepatan rotasi sebuah bintang Jika jarak sebuah bintang diketahui misalnya dengan mengukur paralaksnya maka luminositasnya dapat dihitung Massa jari jari gravitasi permukaan dan periode rotasi dapat diperkirakan dengan berdasarkan model bintang Massa bintang bintang dalam sistem biner dapat dihitung dengan mengukur jarak dan kecepatan orbitnya Efek lensa mikro gravitasi dipergunakan untuk mengukur massa bintang tunggal 22 Dengan menggunakan parameter parameter ini astronom juga dapat memperkirakan umur sebuah bintang 23 Luminositas Sunting Luminositas bintang adalah jumlah cahaya dan bentuk energi radiasi lainnya yang dipancarkan oleh bintang per satuan waktu Luminositas bintang diukur dalam satuan daya watt Luminositas bintang ditentukan oleh ukuran jari jari dan suhu permukaannya Dengan menganggap bahwa sebuah bintang adalah benda hitam sempurna maka luminositasnya adalah L 4 p R 2 s T e 4 displaystyle L 4 pi R 2 sigma T e 4 di mana L adalah luminositas s adalah tetapan Stefan Boltzmann R adalah jari jari bintang dan Te adalah temperatur efektif bintang Jika jarak bintang dapat diketahui misalnya dengan menggunakan metode paralaks luminositas sebuah bintang dapat ditentukan melalui hubungan E L 4 p d 2 displaystyle E frac L 4 pi d 2 dengan E adalah fluks pancaran L adalah luminositas dan d adalah jarak bintang ke pengamat Namun banyak bintang yang memancarkan cahaya dengan fluks jumlah energi yang dipancarkan per satuan luas yang tidak seragam di seluruh permukaannya Bintang Vega yang berputar sangat cepat misalnya memiliki fluks energi yang lebih tinggi pada kutub kutubnya dibandingkan dengan ekuatornya 24 Noda noda di permukaan bintang yang memiliki suhu dan luminositas yang lebih rendah dari rata rata disebut dengan bintik bintang Bintang katai yang kecil seperti matahari kita umumnya memiliki permukaan yang cukup mulus dengan hanya sedikit bintik bintang Bintang bintang raksasa yang lebih besar memiliki bintik bintang yang lebih besar dan lebih kelihatan 25 dan bintang bintang ini juga menunjukkan penggelapan pinggiran yang lebih kuat Penggelapan pinggiran adalah penurunan tingkat kecerahan cahaya pada cakram bintang mendekati daerah pinggirannya 26 Bintang bintang suar katai merah seperti UV Ceti dapat memiliki bintik bintang yang menonjol di permukaannya 27 Magnitudo Sunting Artikel utama Magnitudo semu dan Magnitudo mutlak Terangnya cahaya yang tampak dari sebuah bintang disebut dengan istilah magnitudo semu yaitu terangnya sebuah bintang yang merupakan fungsi dari luminositas bintang jarak dari bumi dan perubahan cahayanya saat melintasi atmosfer bumi Magnitudo mutlak atau magnitudo intrinsik adalah magnitudo semu sebuah bintang jika jarak antara bumi dengan bintang tersebut adalah 10 parsec 32 6 tahun cahaya sehingga berhubungan langsung dengan luminositas bintang dan menyatakan kecerahan bintang yang sebenarnya Jumlah bintang yang lebih terang dari magnitudo Magnitudosemu Jumlah bintang 28 0 41 152 483 1714 5135 1 6026 4 8007 14 000Baik skala magnitudo semu maupun magnitudo mutlak adalah satuan logaritmis di mana selisih satu magnitudo sama dengan perbedaan kecerahan sekitar 2 5 kali 29 akar pangkat 5 dari 100 atau mendekati 2 512 Hal ini berarti bintang dengan nilai magnitudo 1 kira kira 2 5 kali lebih terang daripada bintang dengan nilai magnitudo 2 dan kira kira 100 kali lebih terang daripada bintang dengan nilai magnitudo 6 Bintang teredup yang dapat dilihat mata telanjang dalam kondisi pengamatan yang baik adalah bintang dengan nilai magnitudo kira kira 6 Dalam skala magnitudo semu maupun magnitudo tampak semakin kecil nilai magnitudonya maka semakin terang pula bintang tersebut semakin besar nilai magnitudonya semakin redup Bintang bintang paling terang pada kedua skala tersebut memiliki nilai magnitudo yang negatif Perbedaan terang cahaya DL antara dua bintang dihitung dengan mengurangkan nilai magnitudo bintang yang lebih terang mb dari nilai magnitudo bintang yang lebih redup mf lalu menggunakan selisihnya sebagai eksponen untuk bilangan pokok 2 512 Dapat juga ditulis dengan persamaan berikut D m m f m b displaystyle Delta m m mathrm f m mathrm b 2 512 D m D L displaystyle 2 512 Delta m Delta L Walau keduanya bergantung pada luminositas dan jarak bintang dari bumi magnitudo mutlak sebuah bintang M tidaklah sama dengan magnitudo semunya m 29 Sebagai contoh bintang Sirius yang terang memiliki nilai magnitudo semu 1 44 memiliki nilai magnitudo mutlak 1 41 Matahari memiliki nilai magnitudo semu 26 7 tetapi magnitudo mutlaknya hanyalah 4 83 Sirius bintang paling cemerlang di langit malam kira kira 23 kali lebih terang dari matahari sedang Canopus bintang paling cemerlang kedua di langit malam dengan magnitudo mutlak 5 53 kira kira 14 000 kali lebih terang daripada matahari Walaupun Canopus jauh lebih terang daripada Sirius tetapi Sirius tampak lebih cemerlang daripada Canopus Hal ini disebabkan jarak Sirius yang hanya 8 6 tahun cahaya dari bumi sementara Canopus jauh lebih jauh dengan jarak 310 tahun cahaya Berdasarkan data tahun 2006 bintang dengan magnitudo absolut paling tinggi yang diketahui adalah LBV 1806 20 dengan nilai magnitudo 14 2 Bintang ini paling tidak 5 000 000 kali lebih terang dari matahari 30 Sedang bintang bintang dengan luminositas paling rendah yang diketahui saat ini terdapat di gugus NGC 6397 Bintang katai merah paling redup dalam gugus tersebut memiliki nilai magnitudo 26 sementara ditemukan juga bintang katai putih dengan nilai magnitudo 28 Bintang bintang redup ini sangatlah samar sehingga cahayanya sama dengan cahaya lilin ulang tahun di bulan jika dilihat dari bumi 31 Satuan pengukuran SuntingKebanyakan parameter parameter bintang dinyatakan dalam satuan SI tetapi satuan cgs kadang kadang digunakan misalnya luminositas dinyatakan dalam satuan erg per detik Penggunaan satuan cgs lebih bersifat tradisi daripada sebuah konvensi Namun pada praktiknya sering kali massa luminositas dan jari jari bintang dinyatakan dalam satuan matahari mengingat matahari adalah bintang yang paling banyak dipelajari dan diketahui parameter parameter fisisnya Untuk matahari parameter parameter berikut diketahui massa matahari M 1 9891 1030 kg 32 luminositas matahari L 3 827 1026 watt 32 radius matahari R 6 960 108 m 33 Ukuran panjang yang sangat besar misalnya panjang sumbu semi mayor orbit tata bintang ganda sering kali dinyatakan dalam satuan astronomi AU astronomical unit yaitu jarak rata rata antara bumi dan matahari Sifat dan karakteristik SuntingHampir semua hal menyangkut sebuah bintang dipengaruhi oleh massa awalnya termasuk sifat sifat penting seperti ukuran dan luminositas demikian juga dengan evolusi umur dan kondisi akhirnya Diameter Sunting Bintang sangat beragam ukurannya Dalam setiap panel pada gambar di atas objek paling kanan tampil sebagai objek paling kiri pada panel berikutnya Bumi terletak paling kanan pada panel pertama dan matahari terletak pada urutan kedua dari kanan pada panel ketiga Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi semua bintang kecuali matahari terlihat hanya seperti titik yang bersinar di langit malam jika dilihat dengan mata telanjang dan berkelip akibat efek dari atmosfer bumi Matahari juga adalah sebuah bintang tetapi berjarak cukup dekat dengan bumi sehingga terlihat seperti cakram di langit serta mampu menerangi bumi Selain matahari bintang dengan ukuran tampak terbesar adalah R Doradus yang itu pun hanya 0 057 detik busur 34 Cakram sebagian besar bintang terlalu kecil diameter sudutnya untuk dapat diamati dengan teleskop optis bumi yang ada saat ini sehingga dibutuhkan teleskop interferometer untuk menghasilkan citra sebuah bintang Teknik lain untuk mengukur diameter sudut bintang adalah lewat okultasi Dengan mengukur secara tepat penurunan terang cahaya sebuah bintang saat terjadi okultasi dengan bulan atau peningkatan terang cahaya bintang saat bintang tersebut muncul kembali diameter sudut bintang tersebut dapat dihitung 35 Ukuran bintang sangat beragam mulai dari bintang neutron yang hanya berdiameter antara 20 sampai 40 km hingga bintang maharaksasa seperti Betelgeuse di rasi bintang Orion yang berdiameter sekitar 650 kali diameter matahari atau sekitar 900 juta km Namun Betelgeuse memiliki kepadatan yang jauh lebih rendah dari matahari 36 Kinematika Sunting Artikel utama Kinematika bintang Pleiades sebuah gugus terbuka di rasi bintang Taurus Bintang bintang ini bergerak bersama di angkasa 37 Foto NASAGerak relatif sebuah bintang terhadap matahari dapat memberikan informasi penting mengenai asal mula dan umur bintang tersebut bahkan juga mengenai struktur dan evolusi galaksi di sekitarnya Komponen gerak sebuah bintang terdiri atas kecepatan radialnya menuju atau menjauhi matahari dan pergeseran melintangnya yang disebut gerak diri Kecepatan radial sebuah bintang diukur lewat pergeseran doppler pada garis spektrumnya dan dinyatakan dalam satuan kilometer per detik Gerak diri sebuah bintang ditentukan lewat pengukuran astronomis yang teliti dalam satuan milidetik busur per tahun Dengan menentukan paralaks sebuah bintang gerak diri dapat kemudian dikonversikan ke dalam satuan kecepatan Bintang dengan kecepatan gerak diri yang tinggi kemungkinan besar berjarak dekat dengan matahari sehingga cocok untuk diukur paralaksnya 38 Saat kecepatan kedua gerak tersebut diketahui kecepatan ruang bintang relatif terhadap matahari atau Bima Sakti dapat dihitung Di antara bintang bintang sekitar kita diketahui bahwa bintang bintang populasi I yang lebih muda biasanya memiliki kecepatan yang lebih rendah dibandingkan bintang bintang populasi II yang lebih tua Bintang populasi II memiliki orbit elips yang terinklinasi terhadap bidang galaksi Bima Sakti 39 Perbandingan kinematika berbagai bintang di sekitar matahari juga menyebabkan ditemukannya himpunan bintang yang kemungkinan besar adalah kumpulan bintang dengan lokasi asal yang sama dalam awan molekul raksasa 40 Komposisi kimia Sunting Lihat pula Metalisitas Saat terbentuk bintang bintang di galaksi Bima Sakti massanya terdiri dari sekitar 71 hidrogen dan 27 helium 41 dan sisanya sedikit unsur unsur yang lebih berat Biasanya porsi unsur unsur berat diketahui dengan mengukur jumlah muatan besi yang terkandung dalam atmosfer bintang sebab besi adalah unsur yang umum dan garis spektrum serapannya relatif mudah untuk dihitung Karena awan molekul tempat bintang terbentuk terus menerus diperkaya dengan unsur unsur yang lebih berat pengukuran terhadap komposisi kimia sebuah bintang dapat digunakan untuk menentukan umurnya 42 Porsi unsur unsur yang lebih berat juga dapat dijadikan sebagai petunjuk apakah sebuah bintang memiliki sistem planet atau tidak 43 Bintang dengan kandungan besi terendah yang pernah diukur adalah bintang katai HE1327 2326 dengan kandungan besi hanya 1 200 000 dari kandungan besi matahari 44 Sebaliknya bintang kaya logam mLeonis memiliki kandungan yang hampir dua kali lipat milik matahari sedang bintang berplanet 14 Herculis memiliki kandungan yang hampir tiga kali lipat milik matahari 45 Ada juga bintang yang komposisi kimianya ganjil yang menunjukkan kelimpahan luar biasa unsur unsur tertentu dalam spektrumnya khususnya krom dan logam tanah jarang 46 Massa Sunting Artikel utama Massa bintang Salah satu bintang paling masif yang diketahui adalah Eta Carinae 47 Dengan massa hingga 100 150 kali massa matahari bintang ini pun memiliki jangka hidup yang hanya beberapa juta tahun Penelitian terhadap gugus Arches menunjukkan bahwa batas tertinggi massa bintang dalam era sekarang alam semesta adalah 150 kali massa matahari 48 Alasan untuk batas ini belum diketahui secara pasti tetapi sebagiannya disebabkan oleh luminositas Eddington yaitu jumlah maksimal luminositas yang dapat melewati atmosfer bintang tanpa harus melontarkan gas ke ruang angkasa Namun sebuah bintang bernama R136a1 dalam gugus bintang RMC136a diukur memiliki massa 265 kali massa matahari membuat batas tersebut dipertanyakan 49 Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bintang bintang dalam gugus bintang R136 yang bermassa lebih besar dari 150 kali massa matahari terbentuk akibat tabrakan dan penggabungan bintang bintang masif dari beberapa sistem biner yang berdekatan sehingga bintang bintang tersebut mampu melewati batas 150 kali massa matahari 50 Nebula NGC 1999 disinari dengan terang oleh V380 Orionis tengah sebuah bintang variabel dengan massa sekitar 3 5 kali massa matahari Bagian langit yang hitam adalah lubang besar ruang kosong dan bukannya nebula gelap seperti yang dikira sebelumnya NASA imageBintang bintang pertama yang terbentuk setelah Dentuman besar kemungkinan berukuran lebih besar dari yang ada sekarang mencapai hingga 300 kali massa matahari bahkan lebih 51 akibat tiadanya unsur yang lebih berat dari litium dalam kandungannya Namun generasi bintang bintang populasi III yang masif ini sudah lama punah dan hanya ada secara teoretis Dengan massa hanya 93 kali massa Jupiter AB Doradus C bintang teman AB Doradus A merupakan bintang terkecil yang diketahui masih melakukan fusi nuklir dalam intinya 52 Untuk bintang dengan metalisitas yang mirip dengan matahari massa minimum teoretis yang dapat dimiliki bintang tetapi masih tetap dapat melakukan fusi nuklir di intinya diperkirakan adalah sekitar 75 kali massa Jupiter 53 54 Namun jika metalisitas sebuah bintang sangat rendah massa minimumnya adalah sekitar 8 3 dari massa matahari atau sekitar 87 kali massa Jupiter berdasarkan penelitian terkini atas bintang bintang paling redup 54 55 Bintang yang lebih kecil lagi disebut katai cokelat yang menempati daerah abu abu yang belum terdefenisi secara jelas antara bintang dan raksasa gas Besar gravitasi permukaan sebuah bintang ditentukan oleh diameter dan massanya Bintang bintang raksasa memiliki gravitasi permukaan yang jauh lebih rendah dari bintang bintang deret utama sementara kebalikannya untuk bintang bintang kompak seperti katai putih Gravitasi permukaan mempengaruhi tampilan spektrum sebuah bintang dengan gravitasi yang lebih tinggi menyebabkan pelebaran garis serapan 56 Medan magnet Sunting Artikel utama Medan magnet bintang Medan magnet permukaan SU Aur sebuah bintang muda jenis T Tauri gambar dihasilkan lewat pencitraan Zeeman DopplerMedan magnet sebuah bintang dihasilkan di bagian dalam bintang tempat sirkulasi konveksi terjadi Gerakan plasma konduktif ini berfungsi seperti dinamo menghasilkan medan magnet yang meliputi seluruh bintang Kuatnya medan magnet sebuah bintang bergantung pada massa dan kandungan bintang tersebut dan jumlah aktivitas magnet permukaan bintang bergantung pada kecepatan rotasi bintang Aktivitas permukaan ini menghasilkan bintik bintang yang merupakan wilayah permukaan bintang dengan medan magnet yang kuat namun bersuhu jauh lebih rendah dari wilayah permukaan lainnya Lengkungan korona adalah medan magnet yang melengkung dan mencapai hingga ke dalam korona dari daerah aktif bintang Semburan bintang adalah semburan partikel partikel tinggi energi yang terpancar akibat aktivitas magnetis yang sama 57 Bintang bintang muda yang berputar cepat cenderung memiliki tingkat aktivitas permukaan yang tinggi akibat pengaruh medan magnetnya Medan magnet ini juga dapat memengaruhi angin bintang yang bertindak seperti rem dan perlahan memperlambat laju rotasi bintang seiring dengan menuanya sebuah bintang Oleh karena itu bintang bintang yang lebih tua seperti matahari memiliki laju rotasi yang dan aktivitas permukaan yang lebih rendah Tingkat aktivitas permukaan bintang dengan laju rotasi yang lambat cenderung berupa sebuah siklus dan terkadang malah tidak ada sama sekali untuk jangka waktu tertentu 58 Sepanjang masa minimum Maunder misalnya matahari hampir tidak menunjukkan aktivitas bintik matahari selama 70 tahun Rotasi Sunting Artikel utama Rotasi bintang Laju rotasi bintang dapat ditentukan lewat spektroskopi atau dapat diukur dengan lebih tepat lagi dengan mengamati laju rotasi bintik bintang Bintang bintang muda dapat memiliki laju rotasi yang tinggi hingga di atas 100 km s diukur pada ekuatornya Bintang kelas B Achernar misalnya memiliki laju rotasi sekitar 225 km s atau lebih pada ekuatornya menyebabkan daerah ekuatornya menonjol keluar sehingga bintang ini memiliki diameter ekuator yang lebih dari 1 5 kali jarak antar kutubnya Laju rotasi ini hanya sedikit di bawah laju rotasi kritis sebesar 300 km s yang akan menyebabkan sebuah bintang hancur 59 Sebaliknya matahari hanya berputar sekali selama 25 35 hari dengan laju rotasi ekuator 1 99 km s Medan magnet dan angin bintang memperlambat laju rotasi bintang bintang deret utama secara signifikan seiring dengan berkembangnya sebuah bintang dalam deret utama 60 Bintang degenerat adalah bintang yang telah menyusut menjadi massa yang kompak dan mengakibatkan laju rotasi tinggi Namun laju rotasi ini masih lebih rendah dari yang diperkirakan oleh hukum kekekalan momentum sudut Sebagian besar momentum sudut bintang tersebut menghilang akibat hilangnya massa bintang oleh angin bintang 61 Meskipun demikian laju rotasi bintang pulsar bisa sangat tinggi Bintang pulsar di pusat Nebula kepiting misalnya berputar 30 kali dalam sedetik 62 Laju rotasi bintang pulsar akan perlahan melambat akibat emisi radiasi Suhu Sunting Suhu permukaan bintang deret utama ditentukan oleh laju penghasilan energi di intinya yang umumnya diperkirakan dari indeks warna bintang 63 Biasanya suhu ini dinyatakan dengan suhu efektif yang merupakan suhu jika sebuah bintang dianggap sebagai benda hitam ideal yang memancarkan energi dengan luminositas yang sama di seluruh permukaannya Jadi suhu efektif hanyalah sebuah gambaran karena suhu pada sebuah bintang semakin tinggi jika semakin dekat dengan intinya 64 Suhu di daerah inti sebuah bintang mencapai hingga beberapa juta derajat celsius 65 Suhu sebuah bintang menentukan laju ionisasi berbagai unsur di dalamnya juga menentukan sifat garis serapan spektrumnya Suhu permukaan magnitudo absolut dan sifat serapan spektrografi bintang digunakan sebagai dasar untuk pengklasifikasian bintang lihat klasifikasi bintang di bawah 56 Bintang masif dalam deret utama dapat bersuhu hingga 50 000 C Sedang bintang yang lebih kecil seperti matahari memiliki suhu permukaan beberapa ribu derajat celcius Raksasa merah memiliki suhu permukaan yang relatif rendah sekitar 3 300 C tetapi bintang ini memiliki luminositas yang tinggi karena permukaan luarnya yang luas 66 Umur Sunting Sebagian besar bintang berumur antara 1 10 miliar tahun Beberapa bintang mungkin bahkan berumur mendekati 13 8 miliar tahun umur teramati alam semesta Bintang tertua yang ditemukan hingga saat ini HE 1523 0901 diperkirakan berumur 13 2 miliar tahun 67 68 Semakin tinggi massa sebuah bintang maka semakin pendek pula umurnya Hal ini terutama disebabkan karena bintang dengan massa yang tinggi akan memiliki tekanan yang tinggi pula pada intinya yang menyebabkannya membakar hidrogen dengan lebih cepat Bintang bintang paling masif bertahan rata rata hanya beberapa juta tahun sementara bintang dengan massa minimum katai merah membakar bahan bakarnya dengan perlahan dan bertahan hingga puluhan sampai ratusan miliar tahun 69 70 Klasifikasi SuntingArtikel utama Klasifikasi bintang Rentang Suhu Permukaan danWarna berbagai Kelas Bintang 71 Kelas Suhu Contoh bintangO lebih dari 33 000 K Zeta OphiuchiB 10 500 30 000 K RigelA 7 500 10 000 K AltairF 6 000 7 200 K Procyon AG 5 500 6 000 K MatahariK 4 000 5 250 K Epsilon IndiM 2 600 3 850 K Proxima CentauriSistem klasifikasi bintang yang ada saat ini berasal dari awal abad ke 20 ketika bintang diklasifikasikan dari A hingga Q berdasarkan kekuatan garis hidrogennya 72 Pada saat itu belum diketahui bahwa yang paling berpengaruh terhadap kekuatan garis hidrogen adalah suhu kekuatan garis hidrogen mencapai puncaknya pada suhu 9 000 K 8 730 C dan melemah baik pada suhu yang lebih tinggi maupun rendah Saat sistem klasifikasi diatur ulang berdasarkan suhu bentuknya semakin mendekati sistem modern yang kita pergunakan saat ini 73 Bintang diberi klasifikasi huruf tunggal berdasarkan spektrumnya dari tipe O yang sangat panas sampai M yang begitu dingin hingga molekul dapat terbentuk pada atmosfernya Klasifikasi utama berdasarkan suhunya dari yang tertinggi ke terendah adalah O B A F G K dan M Beberapa bintang dengan jenis spektrum yang langka memiliki klasifikasi khusus tersendiri Paling umumnya adalah kategori L dan T yang meliputi bintang dengan suhu dan massa yang rendah serta katai cokelat Tiap huruf dibagi lagi dalam 10 subbagian yang diberi nomor 0 9 dari suhu yang tertinggi ke yang terendah Namun sistem ini kurang tepat pada suhu yang sangat tinggi yaitu bahwa kemungkinan bintang kelas O0 dan O1 tidak ada 74 Selain itu bintang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan efek luminositas dalam garis spektrumnya yang sebanding dengan ukuran dan kuat gravitasi permukaannya Pengklasifikasian ini dikenal dengan sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas kelas berikut 0 Maha maha raksasaI MaharaksasaII Raksasa terangIII RaksasaIV Sub raksasaV Deret utama katai VI Sub kataiVII Katai putihSebagian besar bintang masuk dalam deret utama yang terdiri dari bintang bintang pembakar hidrogen biasa Bintang bintang ini membentuk pita diagonal tipis dalam grafik bintang berdasarkan magnitudo absolutnya dan jenis spektrumnya diagram Hertzsprung Russell 74 Umumnya kelas bintang dinyatakan dengan dua sistem klasifikasi di atas Matahari kita misalnya adalah sebuah bintang katai kuning deret utama kelas G2V yang memiliki suhu dan ukuran sedang Penamaan tambahan dalam bentuk huruf kecil dapat ditulis di belakang klasifikasi spektrum bintang untuk menunjukkan fitur khusus spektrum bintang tersebut Misalnya huruf e dapat menunjukkan adanya garis emisi m menunjukkan tingkat logam metal yang luar biasa tinggi dan var dapat berarti jenis spektrum yang bervariasi 74 Bintang katai putih memiliki klasifikasi tersendiri yang dimulai dengan huruf D Penggolongan ini dibagi lagi ke dalam kelas kelas DA DB DC DO DZ dan DQ tergantung jenis garis spektrumnya yang menonjol Lalu di belakangnya diikuti dengan nilai angka yang menunjukkan indeks suhunya 75 Distribusi Sunting Sebuah katai putih yang sedang mengorbit Sirius konsep artis Citra NASA Selain berdiri sendiri bintang bisa juga berada dalam sistem multibintang Sistem multibintang dapat terdiri dari dua atau lebih bintang yang terikat secara gravitasi dan saling mengorbit satu sama lain Jenis sistem multibintang yang paling sederhana dan sering ditemui adalah bintang biner Selain itu telah ditemukan juga sistem multibintang yang memiliki tiga atau lebih bintang Sistem multibintang yang demikian sering kali secara hierarkis tersusun dari beberapa bintang biner untuk mempertahankan stabilitas orbit bintang bintangnya 76 Terdapat juga kelompok yang lebih besar yang disebut gugus bintang Gugus bintang berkisar dari himpunan bintang yang tidak begitu padat dengan hanya beberapa bintang hingga gugus bola yang luar biasa besar dengan ratusan ribu bintang Telah lama dianggap bahwa sebagian besar bintang berada dalam sistem multibintang yang terikat secara gravitasi Hal ini khususnya benar untuk bintang bintang masif kelas O dan B yang dipercaya 80 populasinya berada dalam sistem multibintang Namun semakin kecil bintang maka semakin banyak pula populasi jenisnya yang berada dalam sistem bintang tunggal Hanya 25 katai merah yang diketahui berada dalam sistem multibintang dan karena 85 dari keseluruhan bintang adalah katai merah maka mungkin sekali sebagian besar bintang dalam Bima Sakti adalah tunggal sejak terbentuk 77 Bintang bintang tidak menyebar secara merata di alam semesta tetapi biasanya berkelompok membentuk galaksi bersamaan dengan debu dan gas antarbintang Sebuah galaksi biasa mengandung ratusan miliar bintang dan terdapat lebih dari 100 miliar 1011 galaksi dalam alam semesta teramati 78 Berdasarkan sebuah cacah bintang pada tahun 2010 diperkirakan terdapat 300 triyar 3 1023 bintang dalam alam semesta teramati 79 Walau sering dipercaya bahwa bintang hanya terdapat dalam galaksi telah ditemukan bintang bintang yang berada di luar galaksi bintang antargalaksi 80 note 1 Bintang terdekat dengan bumi selain matahari adalah Proxima Centauri yang berjarak sekitar 4 2 tahun cahaya atau kira kira 39 9 triliun kilometer Jika jarak ini ditempuh dengan kecepatan orbit pesawat ulang alik 8 km s hampir 30 000 km jam maka akan dibutuhkan waktu kira kira 150 000 tahun untuk sampai note 2 Jarak seperti ini adalah jarak antar bintang yang umum dalam piringan galaksi termasuk di lingkungan sekitar tata surya 81 Bintang bintang dapat sangat berdekatan di pusat galaksi dan dalam gugus bola atau terpisah sangat jauh dalam halo galaksi Karena jarak antar bintang yang relatif sangat jauh dalam galaksi selain pada daerah pusat galaksi tabrakan antar bintang diperkirakan jarang terjadi Pada daerah yang lebih padat seperti inti gugus bola atau pusat galaksi tabrakan antar bintang dapat sering terjadi 82 Tabrakan seperti ini dapat menghasilkan apa yang dikenal dengan bintang pengelana biru blue straggler note 1 Bintang bintang abnormal ini memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dari bintang bintang deret utama lainnya dalam sebuah gugus bintang dengan luminositas yang sama 83 Istilah pengelana merujuk pada lokasinya yang berada di luar garis evolusi normal bintang lain pada diagram Hertzsprung Russel gugus bintangya Evolusi SuntingArtikel utama Evolusi Bintang Struktur evolusi dan nasib akhir sebuah bintang sangat dipengaruhi oleh massanya Selain itu komposisi kimia juga ikut mengambil peran dalam skala yang lebih kecil Terbentuknya bintang Sunting Artikel utama Pembentukan bintang Bintang terbentuk di dalam awan molekul yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23 28 helium dan beberapa persen elemen berat Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta Gravitasi mengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali Matahari Ketidakstabilan ini sering kali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas Jeans awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri Berdasarkan syarat instabilitas Jeans bintang tidak terbentuk sendiri sendiri melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual Hal ini didukung oleh pengamatan di mana banyak bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasi bintang Begitu awan runtuh akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai globula Bok Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga 50 kali Matahari Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik sebuah protobintang akan terbentuk di intinya Bintang pra deret utama ini sering kali dikelilingi oleh piringan protoplanet Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin hidrogen di inti terbakar menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir Reaksi nuklir di dalam inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang deret utama Deret Utama Sunting Artikel utama Deret utama Bintang menghabiskan sekitar 90 umurnya untuk membakar hidrogen dalam reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi di intinya Pada fase ini bintang dikatakan berada dalam deret utama dan disebut sebagai bintang katai Akhir sebuah bintang Sunting Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis teras bintang mengecil dan membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang Lapisan luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah dan disebut bintang raksaksa merah yang dapat mencapai 100 kali ukuran Matahari sebelum membentuk bintang katai putih Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari bintang tersebut akan membentuk superraksaksa merah Superraksaksa merah ini kemudiannya membentuk Nova atau Supernova dan kemudiannya membentuk bintang neutron atau Lubang hitam Bintang variabel SuntingArtikel utama Bintang variabel Tampilan yang tidak simetris dari bintang Mira sebuah bintang variabel yang berosilasi Citra HST NASA Bintang variabel adalah bintang yang luminositasnya berubah ubah baik secara berkala maupun secara acak yang disebabkan oleh faktor dari dalam maupun luar bintang tersebut Bintang bintang variabel yang diakibatkan faktor dalam bintang itu sendiri dapat digolongkan dalam tiga kategori utama Jenis yang pertama adalah bintang variabel berdenyut Dalam evolusi bintang beberapa bintang memasuki fase di mana mereka dapat berubah menjadi bintang variabel berdenyut Bintang variabel jenis ini berubah ubah radius dan luminositasnya sepanjang waktu mengembang dan mengerut dengan selang waktu dari beberapa menit hingga bertahun tahun tergantung ukuran bintang tersebut Kategori ini termasuk bintang variabel chepeid dan mirip chepeid serta bintang variabel periode panjang seperti Mira 84 Yang kedua adalah bintang variabel eruptif yaitu bintang yang mengalami lonjakan luminositas tiba tiba akibat peristiwa semburan maupun peristiwa pelontaran materi bintang yang berlangsung massal 84 Kategori ini termasuk protobintang bintang Wolf Rayet dan bintang suar serta bintang raksasa dan maharaksasa Yang terakhir adalah bintang variabel eksplosif atau kataklismis termasuk di antaranya bintang nova dan supernova Sistem bintang biner yang salah satu di antara bintangnya adalah katai putih dapat menghasilkan ledakan jenis tertentu secara luar biasa termasuk nova dan supernova tipe 1a 85 Ledakan tersebut tercipta ketika katai putih menyedot hidrogen dari bintang pasangannya meningkatkan massanya hingga hidrogen di dalamnya mengalami fusi 86 Beberapa nova terjadi berulang ulang dengan ledakan berkala yang memiliki amplitudo rendah 84 Bintang juga dapat berubah ubah luminositasnya akibat faktor faktor luar misalnya bintang biner gerhana juga bintang yang memiliki bintik bintang yang luar biasa dan berotasi 84 Contoh paling terkenal bintang biner gerhana adalah Algol yang biasanya berubah ubah magnitudonya antara 2 5 sampai 3 5 dengan periode 2 87 hari Struktur SuntingArtikel utama Struktur bintang Struktur bagian dalam bintang deret utama zona konveksi ditunjukkan dengan lingkaran bertanda panah dan zona radiasi dengan panah merah Sebelah kiri adalah katai merah bermassa rendah di tengah adalah katai kuning berukuran sedang dan di sebelah kanan bintang deret utama biru putih masif Bagian dalam dari bintang stabil berada dalam keadaan setimbang secara hidrostatis di mana gaya akibat gradien tekanan dari dalam bintang yang mendorong ke luar mengimbangi gaya gravitasi yang menarik ke dalam Gradien tekanan ini diakibatkan oleh gradien suhu plasma bintang yang tinggi pada bagian luarnya dan semakin dingin mendekati intinya Suhu inti sebuah bintang deret utama atau bintang raksasa paling tidak berada dalam besaran 107 C Suhu dan tekanan yang dialami inti pembakar hidrogen pada bintang deret utama cukup untuk memungkinkan fusi nuklir terjadi dan untuk menghasilkan energi yang cukup guna menghindari keruntuhan bintang 87 88 Ketika mengalami fusi nuklir dalam inti bintang inti atom memancarkan energi dalam bentuk sinar gama Foton foton ini berinteraksi dengan plasma sekitarnya dan meningkatkan energi termal pada inti Bintang bintang deret utama mengubah hidrogen menjadi helium yang membuat proporsi helium dalam intinya meningkat secara perlahan namun pasti Akhirnya muatan helium akan menjadi dominan dan produksi energi pun berhenti dalam inti Namun bagi bintang yang bermassa lebih dari 0 4 kali massa matahari reaksi fusi terjadi pada lapisan yang perlahan mengembang di sekitar inti helium degenerat 89 Selain kesetimbangan hidrostatis bagian dalam sebuah bintang yang stabil juga akan mempertahankan kesetimbangan termal Terdapat gradien suhu di seluruh bagian dalam bintang yang mengakibatkan aliran energi mengalir ke bagian luar Aliran energi yang meninggalkan tiap lapisan dalam bintang ini akan sama dengan aliran yang datang dari bawah tiap lapisan Zona radiasi adalah daerah pada bagian dalam bintang di mana transfer radiatif cukup efisien untuk mempertahankan aliran energi Dalam daerah ini plasma bintang tidak akan bergerak dan setiap gerakan massa akan terhenti Namun jika tidak demikian maka plasma menjadi tidak stabil dan akan terjadi konveksi yang membentuk zona konveksi Hal ini dapat terjadi misalnya pada daerah di mana aliran energi yang sangat tinggi terjadi seperti dekat inti bintang atau di daerah dengan kelegapan opacity tinggi seperti pada lapisan luar 88 Terjadinya konveksi pada lapisan luar bintang deret utama bergantung pada massanya Bintang dengan massa berapa kali massa matahari memiliki zona konveksi jauh di bagian dalam bintang dan zona radiasi pada lapisan luar Bintang yang lebih kecil seperti matahari adalah kebalikannya dengan zona konveksi yang terletak di lapisan luar 90 Katai merah dengan massa kurang dari 0 4 kali massa matahari hanya memiliki zona konveksi di seluruh lapisannya sehingga mencegah terbentuknya inti helium 91 Pada sebagian besar bintang zona konveksi juga akan berubah ubah dari waktu ke waktu seiring dengan menuanya bintang dan berubahnya susunan inti bintang 88 Diagram ini menunjukkan bagian dalam matahari citra NASA Bagian dari sebuah bintang yang terlihat bagi pengamat disebut fotosfer Ini adalah lapisan plasma bintang yang menjadi transparan terhadap foton cahaya Dari sini energi yang dihasilkan oleh inti menyebar bebas ke luar ke angkasa Di fotosfer inilah bintik bintang atau wilayah bersuhu dibawah rata rata muncul Di atas fotosfer adalah atmosfer bintang Pada bintang deret utama seperti matahari bagian terbawah atmosfer merupakan daerah kromosfer yang tipis tempat munculnya spikula dan dimulainya semburan bintang Kromosfer ini dikelilingi oleh daerah transisi di mana suhu meningkat dengan cepat dalam jarak hanya 100 km Di luarnya adalah korona volume plasma maha panas yang dapat menjangkau ke luar hingga beberapa juta kilometer 92 Keberadaan korona tampaknya bergantung pada zona konveksi pada lapisan luar bintang 90 Meskipun suhunya tinggi korona hanya memancarkan sedikit sekali cahaya Wilayah korona matahari biasanya hanya terlihat pada gerhana matahari Dari korona angin bintang bermuatan partikel plasma mengembang keluar dari bintang menyebar hingga berinteraksi dengan medium antarbintang Untuk matahari pengaruh angin suryanya meluas hingga ke seluruh wilayah heliosfer yang berbentuk gelembung 93 Jalur reaksi fusi nuklir SuntingArtikel utama Nukleosintesis bintang Diagram rantai proton proton Siklus karbon nitrogen oksigen Berbagai reaksi fusi nuklir yang berbeda berlangsung dalam inti bintang sebagai bagian dari nukleosintesis bintang dengan bergantung pada massa dan komposisinya Massa bersih inti atom yang terfusi lebih kecil dari jumlah massa inti inti atom pembentuknya Massa yang hilang ini dilepaskan sebagai energi elektromagnetik sesuai dengan hukum kesetaraan massa energi di mana E mc2 94 Proses fusi hidrogen adalah proses yang peka suhu Sedikit saja peningkatan suhu inti akan menyebabkan peningkatan laju fusi yang cukup besar Akibatnya suhu inti bintang bintang deret utama hanya bervariasi dari 4 juta derajat celsius untuk bintang kelas M yang kecil hingga 40 juta derajat celsius untuk bintang kelas O yang masif 65 Pada inti matahari yang bersuhu 10 juta derajat celsius hidrogen di fusi hingga membentuk helium dalam reaksi rantai proton proton 95 41H 22H 2e 2ne 4 0 MeV 1 0 MeV 21H 22H 23He 2g 5 5 MeV 23He 4He 21H 12 9 MeV Reaksi reaksi ini menghasilkan reaksi keseluruhan 41H 4He 2e 2g 2ne 26 7 MeV di mana e adalah positron g adalah foton sinar gama ne adalah neutrino dan H dan He masing masing isotop hidrogen dan helium Energi yang dilepaskan oleh reaksi adalah dalam jutaan elektronvolt yang sebenarnya hanyalah jumlah energi yang sangat kecil Namun reaksi ini terus menerus terjadi dalam jumlah yang banyak menghasilkan seluruh energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan produksi radiasi bintang Massa minimum bintang yang dibutuhkan untuk reaksi fusi Unsur MassamatahariHidrogen 0 01Helium 0 4Karbon 5 96 Neon 8Dalam bintang yang lebih masif helium dihasilkan dalam siklus reaksi yang dikatalisasi oleh karbon yang disebut siklus karbon nitrogen oksigen 95 Dalam bintang yang sudah berkembang dengan suhu inti 100 juta derajat celsius dan massa antara 0 5 dan 10 kali massa matahari helium dapat diubah menjadi karbon lewat proses tripel alfa yang menggunakan berilium sebagai unsur perantaranya 95 4He 4He 92 keV 8 Be 4He 8 Be 67 keV 12 C 12 C 12C g 7 4 MeVDengan keseluruhan reaksi berupa 34He 12C g 7 2 MeVDalam bintang masif unsur unsur yang lebih berat dapat juga dibakar dalam inti yang mengerut lewat proses pembakaran neon dan proses pembakaran oksigen Tahapan akhir proses nukleosintesis bintang adalah proses pembakaran silikon yang mengakibatkan dihasilkannya isotop besi 56 yang stabil Setelah itu reaksi fusi tidak dapat diteruskan lagi kecuali lewat proses endotermik sehingga energi yang lebih banyak hanya dapat dihasilkan lewat runtuhan gravitasi 95 Contoh di bawah ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan bintang bermassa 20 kali massa matahari untuk menghabiskan seluruh bahan bakar nuklirnya Bintang ini masuk dalam kategori bintang kelas O yang berukuran delapan kali jari jari matahari dan memiliki lumonisitas 62 000 kali matahari 97 Materibahan bakar Suhu juta derajat celsius Massa jenis kg cm3 Jangka waktu pembakaran t dalam tahun H 37 0 0045 8 1 jutaHe 188 0 97 1 2 jutaC 870 170 976Ne 1 570 3 100 0 6O 1 980 5 550 1 25S Si 3 340 33 400 0 0315 98 Bintang terdekat dari Matahari SuntingAlpha CentauriAlpha Centauri dikenal juga sebagai Rigil Kentaurus adalah bintang paling cerah dalam rasi Centaurus Walaupun tampak seperti satu titik dilihat dengan mata telanjang bintang ini sebenarnya memiliki tiga komponen bintang Antara lain Alpha Centauri A a Cen A Alpha Centauri B a Cen B komponen ketiga disebut Proxima Centauri a Cen C Alpha Centauri adalah sistem bintang terdekat dari Bumi kita dengan jarak 4 2 sampai 4 4 tahun cahaya Bintang BarnardBintang Barnard adalah bintang katai merah yang memiliki massa sangat kecil Terletak sekitar 6 tahun cahaya dari Bumi Bintang ini merupakan bintang terdekat yang terletak di rasi bintang Ophiuchus dan bintang keempat terdekat dari Matahari setelah ketiga komponen Bintang dalam sistem Alpha Centauri Wolf 359Wolf 359 adalah bintang katai merah yang terletak di konstelasi Leo dekat ekliptika Berjarak sekitar 7 8 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki magnitudo tampak sebesar 13 5 dan hanya dapat dilihat dengan teleskop besar Wolf 359 adalah salah satu bintang terdekat dengan tata surya kita setelah Alpha Centauri Proxima Centauri dan bintang Barnard Kedekatannya pada Bumi menyebabkan Bintang ini banyak disebut dalam beberapa karya fiksi Lalande 21185Lalande 21185 adalah bintang merah kecil di konstelasi Ursa Major Berjarak sekitar 8 3 tahun cahaya dari Bumi Walaupun relatif dekat tetapi demikian terlalu redup dilihat dengan mata telanjang Dalam waktu sekitar 19 900 tahun Lalande 21185 akan berada pada jarak terdekatnya sekitar 4 65 ly 1 43 pc dari Matahari SiriusSirius adalah bintang paling terang di langit malam yang terletak di rasi Canis Major Sirius dapat dilihat hampir di semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang orang yang tinggal pada lintang di atas 73 284 utara Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2 6 parsec atau 8 6 tahun cahaya Peta 3D dari bintang bintang terdekat menggunakan koordinat dalam daftar diatas Bintang di depan memiliki asensiorekta 18h Sebuah versi animasi dari gambar ini tersedia di disini Kacamata 3D red green direkomendasikan untuk bisa melihat gambar ini dengan baik Catatan kaki Sunting a b Blue straggler lebih sering diterjemahkan sebagai pengelana biru daripada pengembara biru untuk membedakannya dari bintang pengembara rogue star yang merujuk pada bintang antargalaksi 3 99 1013 km 3 104 km jam 24 365 25 1 5 105 tahun Referensi Sunting DInwiddle Robert 2012 Universe The Definitive Visual Guide London Sarah Larter hlm 232 ISBN 978 1 4093 7650 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Drake Stephen A 17 Agustus 2006 A Brief History of High Energy X ray amp Gamma Ray Astronomy NASA HEASARC Diakses tanggal 2006 08 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Exoplanets ESO 24 Juli 2006 Diakses tanggal 2006 10 11 Periksa nilai tanggal di date bantuan pranala nonaktif permanen Hoskin Michael 1998 The Value of Archives in Writing the History of Astronomy Space Telescope Science Institute Diakses tanggal 2006 08 24 Proctor Richard A 1870 Are any of the nebulae star systems Nature 331 333 Koch Westenholz Ulla Koch Ulla Susanne 1995 Mesopotamian astrology an introduction to Babylonian and Assyrian celestial divination Carsten Niebuhr Institute Publications 19 Museum Tusculanum Press hlm 163 ISBN 87 7289 287 0 a b Coleman Leslie S Myths Legends and Lore Frosty Drew Observatory Diakses tanggal 2012 06 15 Naming Astronomical Objects International Astronomical Union IAU Diakses tanggal 2009 01 30 Naming Stars Students for the Exploration and Development of Space SEDS Diakses tanggal 2009 01 30 Lyall Francis Larsen Paul B 2009 Chapter 7 The Moon and Other Celestial Bodies Space Law A Treatise Ashgate Publishing Ltd hlm 176 ISBN 0 7546 4390 5 Star naming Scientia Astrophysical Organization 2005 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 10 18 Diakses tanggal 2010 06 29 Disclaimer Name a star name a rose and other similar enterprises British Library The British Library Board Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 01 19 Diakses tanggal 2010 06 29 Andersen Johannes Buying Stars and Star Names International Astronomical Union Diakses tanggal 2010 06 24 Pliat Phil September October 2006 Name Dropping Want to Be a Star Skeptical Inquirer 30 5 Diakses tanggal 2010 06 29 Adams Cecil April 1 1998 Can you pay 35 to get a star named after you The Straight Dope Diakses tanggal 2006 08 13 Golden Frederick Faflick Philip January 11 1982 Science Stellar Idea or Cosmic Scam Times Magazine Time Inc Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 08 25 Diakses tanggal 2010 06 24 Di Justo Patrick December 26 2001 Buy a Star But It s Not Yours Wired Conde Nast Digital Diakses tanggal 2010 06 29 Plait Philip C 2002 Bad astronomy misconceptions and misuses revealed from astrology to the moon landing hoax John Wiley and Sons hlm 237 240 ISBN 0 471 40976 6 Sclafani Tom May 8 1998 Consumer Affairs Commissioner Polonetsky Warns Consumers Buying A Star Won t Make You One National Astronomy and Ionosphere Center Aricebo Observatory Diakses tanggal 2010 06 24 Koppes Steve June 20 2003 University of Chicago physicist receives Kyoto Prize for lifetime achievements in science The University of Chicago News Office Diakses tanggal 2012 06 15 The Colour of Stars Australian Telescope Outreach and Education Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 10 Diakses tanggal 2006 08 13 Astronomers Measure Mass of a Single Star First Since the Sun Hubble News Desk July 15 2004 Diakses tanggal 2006 05 24 Garnett D R Kobulnicky H A 2000 Distance Dependence in the Solar Neighborhood Age Metallicity Relation The Astrophysical Journal 532 2 1192 1196 arXiv astro ph 9912031 Bibcode 2000ApJ 532 1192G doi 10 1086 308617 Staff January 10 2006 Rapidly Spinning Star Vega has Cool Dark Equator National Optical Astronomy Observatory Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 05 24 Diakses tanggal 2007 11 18 Michelson A A Pease F G 2005 Starspots A Key to the Stellar Dynamo Living Reviews in Solar Physics Max Planck Society Manduca A Bell R A Gustafsson B 1977 Limb darkening coefficients for late type giant model atmospheres Astronomy and Astrophysics 61 6 809 813 Bibcode 1977A amp A 61 809M Chugainov P F 1971 On the Cause of Periodic Light Variations of Some Red Dwarf Stars Information Bulletin on Variable Stars 520 1 3 Bibcode 1971IBVS 520 1C Magnitude National Solar Observatory Sacramento Peak Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 02 06 Diakses tanggal 2006 08 23 a b Luminosity of Stars Australian Telescope Outreach and Education Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 08 09 Diakses tanggal 2006 08 13 Hoover Aaron January 15 2004 Star may be biggest brightest yet observed HubbleSite Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 08 07 Diakses tanggal 2006 06 08 Faintest Stars in Globular Cluster NGC 6397 HubbleSite August 17 2006 Diakses tanggal 2006 06 08 a b Sackmann I J Boothroyd A I 2003 Our Sun V A Bright Young Sun Consistent with Helioseismology and Warm Temperatures on Ancient Earth and Mars The Astrophysical Journal 583 2 1024 1039 arXiv astro ph 0210128 Bibcode 2003ApJ 583 1024S doi 10 1086 345408 Tripathy S C Antia H M 1999 Influence of surface layers on the seismic estimate of the solar radius Solar Physics 186 1 2 1 11 Bibcode 1999SoPh 186 1T doi 10 1023 A 1005116830445 The Biggest Star in the Sky ESO March 11 1997 Diakses tanggal 2006 07 10 Ragland S Chandrasekhar T Ashok N M 1995 Angular Diameter of Carbon Star Tx Piscium from Lunar Occultation Observations in the Near Infrared Journal of Astrophysics and Astronomy 16 332 Bibcode 1995JApAS 16 332R Davis Kate December 1 2000 Variable Star of the Month December 2000 Alpha Orionis AAVSO Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 07 12 Diakses tanggal 2006 08 13 Loktin A V 2006 Kinematics of stars in the Pleiades open cluster Astronomy Reports 50 9 714 721 Bibcode 2006ARep 50 714L doi 10 1134 S1063772906090058 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hipparcos High Proper Motion Stars ESA September 10 1999 Diakses tanggal 2006 10 10 Johnson Hugh M 1957 The Kinematics and Evolution of Population I Stars Publications of the Astronomical Society of the Pacific 69 406 54 Bibcode 1957PASP 69 54J doi 10 1086 127012 Elmegreen B Efremov Y N 1999 The Formation of Star Clusters American Scientist 86 3 264 Bibcode 1998AmSci 86 264E doi 10 1511 1998 3 264 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005 03 23 Diakses tanggal 2006 08 23 Irwin Judith A 2007 Astrophysics Decoding the Cosmos John Wiley and Sons hlm 78 ISBN 0 470 01306 0 A Genetic Study of the Galaxy ESO 2006 09 12 Diakses tanggal 2006 10 10 Fischer D A Valenti J 2005 The Planet Metallicity Correlation The Astrophysical Journal 622 2 1102 1117 Bibcode 2005ApJ 622 1102F doi 10 1086 428383 Signatures Of The First Stars ScienceDaily April 17 2005 Diakses tanggal 2006 10 10 Feltzing S Gonzalez G 2000 The nature of super metal rich stars Detailed abundance analysis of 8 super metal rich star candidates Astronomy amp Astrophysics 367 1 253 265 Bibcode 2001A amp A 367 253F doi 10 1051 0004 6361 20000477 Gray David F 1992 The Observation and Analysis of Stellar Photospheres Cambridge University Press hlm 413 414 ISBN 0 521 40868 7 Smith Nathan 1998 The Behemoth Eta Carinae A Repeat Offender Mercury Magazine Astronomical Society of the Pacific 27 20 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 06 18 Diakses tanggal 2006 08 13 NASA s Hubble Weighs in on the Heaviest Stars in the Galaxy NASA News March 3 2005 Diakses tanggal 2006 08 04 Stars Just Got Bigger European Southern Observatory July 21 2010 Diakses tanggal 2010 17 24 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan Wolchover Natalie August 7 2012 Mystery of the Monster Stars Solved It Was a Monster Mash LiveScience com Ferreting Out The First Stars Harvard Smithsonian Center for Astrophysics September 22 2005 Diakses tanggal 2006 09 05 Weighing the Smallest Stars ESO January 1 2005 Diakses tanggal 2006 08 13 Boss Alan April 3 2001 Are They Planets or What Carnegie Institution of Washington Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 09 28 Diakses tanggal 2006 06 08 a b Shiga David August 17 2006 Mass cut off between stars and brown dwarfs revealed New Scientist Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 11 14 Diakses tanggal 2006 08 23 Leadbeater Elli August 18 2006 Hubble glimpses faintest stars BBC Diakses tanggal 2006 08 22 a b Unsold Albrecht 2001 The New Cosmos edisi ke 5th New York Springer hlm 180 185 215 216 ISBN 3 540 67877 8 Brainerd Jerome James July 6 2005 X rays from Stellar Coronas The Astrophysics Spectator Diakses tanggal 2007 06 21 Berdyugina Svetlana V 2005 Starspots A Key to the Stellar Dynamo Living Reviews Diakses tanggal 2007 06 21 Flattest Star Ever Seen ESO June 11 2003 Diakses tanggal 2006 10 03 Fitzpatrick Richard February 13 2006 Introduction to Plasma Physics A graduate course The University of Texas at Austin Archived from the original on 2010 01 04 Diakses tanggal 2006 10 04 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Villata Massimo 1992 Angular momentum loss by a stellar wind and rotational velocities of white dwarfs Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 257 3 450 454 Bibcode 1992MNRAS 257 450V A History of the Crab Nebula ESO May 30 1996 Diakses tanggal 2006 10 03 Strobel Nick August 20 2007 Properties of Stars Color and Temperature Astronomy Notes Primis McGraw Hill Inc Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 06 26 Diakses tanggal 2007 10 09 Seligman Courtney Review of Heat Flow Inside Stars Self published Diakses tanggal 2007 07 05 a b Main Sequence Stars The Astrophysics Spectator February 16 2005 Diakses tanggal 2006 10 10 Zeilik Michael A Gregory Stephan A 1998 Introductory Astronomy amp Astrophysics edisi ke 4th Saunders College Publishing hlm 321 ISBN 0 03 006228 4 Frebel A et al May 11 2007 Nearby Star Is A Galactic Fossil Science Daily Diakses tanggal 2007 05 10 Frebel Anna et al May 2007 Discovery of HE 1523 0901 a Strongly r Process enhanced Metal poor Star with Detected Uranium Astrophysical Journal Letters 660 2 L117 L120 arXiv astro ph 0703414 Bibcode 2007ApJ 660L 117F doi 10 1086 518122 Periksa nilai tanggal di date bantuan Naftilan S A Stetson P B July 13 2006 How do scientists determine the ages of stars Is the technique really accurate enough to use it to verify the age of the universe Scientific American Diakses tanggal 2007 05 11 Laughlin G Bodenheimer P Adams F C 1997 The End of the Main Sequence The Astrophysical Journal 482 1 420 432 Bibcode 1997ApJ 482 420L doi 10 1086 304125 Smith Gene April 16 1999 Stellar Spectra University of California San Diego Diakses tanggal 2006 10 12 Fowler A 1891 2 The Draper Catalogue of Stellar Spectra Nature 45 427 8 Bibcode 1892Natur 45 427F doi 10 1038 045427a0 Periksa nilai tanggal di year bantuan Jaschek Carlos Jaschek Mercedes 1990 The Classification of Stars Cambridge University Press hlm 31 48 ISBN 0 521 38996 8 a b c MacRobert Alan M The Spectral Types of Stars Sky and Telescope Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 10 22 Diakses tanggal 2006 07 19 White Dwarf wd Stars White Dwarf Research Corporation Archived from the original on 2009 10 08 Diakses tanggal 2006 07 19 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Szebehely Victor G Curran Richard B 1985 Stability of the Solar System and Its Minor Natural and Artificial Bodies Springer ISBN 90 277 2046 0 Harvard Smithsonian Center for Astrophysics January 30 2006 Most Milky Way Stars Are Single Siaran pers Diakses pada 2006 07 16 What is a galaxy How many stars in a galaxy the Universe Royal Greenwich Observatory Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 11 09 Diakses tanggal 2006 07 18 Borenstein Seth December 1 2010 Universe s Star Count Could Triple CBS News Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 10 15 Diakses tanggal 2011 07 14 Hubble Finds Intergalactic Stars Hubble News Desk January 14 1997 Diakses tanggal 2006 11 06 Holmberg J Flynn C 2000 The local density of matter mapped by Hipparcos Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 313 2 209 216 arXiv astro ph 9812404 Bibcode 2000MNRAS 313 209H doi 10 1046 j 1365 8711 2000 02905 x Astronomers Star collisions are rampant catastrophic CNN News June 2 2000 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 01 07 Diakses tanggal 2006 07 21 Lombardi Jr J C et al 2002 Stellar Collisions and the Interior Structure of Blue Stragglers The Astrophysical Journal 568 2 939 953 arXiv astro ph 0107388 Bibcode 2002ApJ 568 939L doi 10 1086 339060 a b c d Types of Variable AAVSO May 11 2010 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 10 17 Diakses tanggal 2010 08 20 Iben Icko Jr 1991 Single and binary star evolution Astrophysical Journal Supplement Series 76 55 114 Bibcode 1991ApJS 76 55I doi 10 1086 191565 Cataclysmic Variables NASA Goddard Space Flight Center 2004 11 01 Diakses tanggal 2006 06 08 Hansen Carl J Kawaler Steven D Trimble Virginia 2004 Stellar Interiors Springer hlm 32 33 ISBN 0 387 20089 4 a b c Schwarzschild Martin 1958 Structure and Evolution of the Stars Princeton University Press ISBN 0 691 08044 5 Formation of the High Mass Elements Smoot Group Diakses tanggal 2006 07 11 a b What is a Star NASA 2006 09 01 Diakses tanggal 2006 07 11 Richmond Michael Late stages of evolution for low mass stars Rochester Institute of Technology Diakses tanggal 2006 08 04 ESO August 1 2001 The Glory of a Nearby Star Optical Light from a Hot Stellar Corona Detected with the VLT Siaran pers Diakses pada 2006 07 10 Burlaga L F et al 2005 Crossing the Termination Shock into the Heliosheath Magnetic Fields Science 309 5743 2027 2029 Bibcode 2005Sci 309 2027B doi 10 1126 science 1117542 PMID 16179471 Bahcall John N June 29 2000 How the Sun Shines Nobel Foundation Diakses tanggal 2006 08 30 a b c d Wallerstein G et al 1999 Synthesis of the elements in stars forty years of progress PDF Reviews of Modern Physics 69 4 995 1084 Bibcode 1997RvMP 69 995W doi 10 1103 RevModPhys 69 995 Diakses tanggal 2006 08 04 Girardi L Bressan A Bertelli G Chiosi C 2000 Evolutionary tracks and isochrones for low and intermediate mass stars From 0 15 to 7 Msun and from Z 0 0004 to 0 03 Astronomy and Astrophysics Supplement 141 3 371 383 arXiv astro ph 9910164 Bibcode 2000A amp AS 141 371G doi 10 1051 aas 2000126 Woosley S E Heger A Weaver T A 2002 The evolution and explosion of massive stars Reviews of Modern Physics 74 4 1015 1071 Bibcode 2002RvMP 74 1015W doi 10 1103 RevModPhys 74 1015 11 5 days is 0 0315 years Daftar pustaka SuntingPickover Cliff 2001 The Stars of Heaven Oxford University Press ISBN 0 19 514874 6 Gribbin John 2001 Stardust Supernovae and Life The Cosmic Connection Yale University Press ISBN 0 300 09097 8 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Hawking Stephen 1988 A Brief History of Time Bantam Books ISBN 0 553 17521 1 Pranala luar SuntingHow Stars Work at HowStuffWorks Query star by identifier coordinates or reference code Centre de Donnees astronomiques de Strasbourg Star World Book NASA Diarsipkan 2005 05 08 di Wayback Machine Portraits of Stars and their Constellations Diarsipkan 2008 12 17 di Wayback Machine University of Illinois How To Decipher Classification Codes Astronomical Society of South Australia Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bintang amp oldid 23372396