www.wikidata.id-id.nina.az
Dalam kimia senyawa ionik adalah senyawa kimia yang tersusun dari ion ion yang disatukan oleh gaya elektrostatik yang disebut ikatan ionik Senyawa ini netral secara keseluruhan tetapi terdiri dari ion bermuatan positif yang disebut kation dan ion bermuatan negatif yang disebut anion Masing masing ion bisa berupa ion sederhana seperti natrium Na dan klorida Cl dalam natrium klorida atau spesies poliatomik seperti ion amonium NH 4 dan karbonat CO2 3 dalam amonium karbonat Masing masing ion dalam senyawa ionik biasanya memiliki beberapa tetangga terdekat dengan kata lain bukan tersusun dalam molekul tetapi tersusun dalam sebuah jaringan tiga dimensi kontinu ini biasanya dalam struktur kristal Struktur kristal natrium klorida NaCl tipikal senyawa ionik Bulatan ungu mewakili kation natrium Na dan bulatan hijau mewakili anion klorida Cl Senyawa ionik yang mengandung ion hidrogen H diklasifikasikan sebagai asam sedangkan yang mengandung ion basa hidroksida OH atau oksida O2 diklasifikasikan sebagai basa Senyawa ionik tanpa ion ion di atas juga dikenal sebagai garam dan dapat terbentuk melalui reaksi asam basa Senyawa ionik juga dapat dihasilkan dari ion konstituennya melalui penguapan pelarutnya pengendapan pembekuan reaksi zat padat atau reaksi transfer elektron logam reaktif dengan nonlogam reaktif seperti gas halogen Senyawa ionik biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi dan bersifat keras serta rapuh Sebagai padatan senyawa senyawa ionik hampir selalu menyekat listrik tapi saat meleleh atau larut senyawa senyawa ini menjadi sangat konduktif karena ion ionnya menjadi dapat bergerak Daftar isi 1 Sejarah penemuan 2 Pembentukan 3 Ikatan 4 Struktur 4 1 Cacat 5 Sifat sifat 5 1 Keasaman Alkalinitas 5 2 Titik lebur dan titik didih 5 3 Kerapuhan 5 4 Kompresibilitas 5 5 Kelarutan 5 6 Konduktivitas listrik 5 7 Warna 6 Kegunaan 7 Tata nama 8 Lihat juga 9 Catatan 10 Referensi 10 1 Daftar pustakaSejarah penemuan SuntingKata ion berasal dari istilah Yunani ἰon ion bahasa Indonesia sedang pergi bentuk neuter kata kerja partisipel kala kini setara dengan makna sedang mengerjakan dari kata ἰenai ienai pergi Istilah ini diperkenalkan oleh fisikawan dan kimiawan Michael Faraday pada tahun 1834 untuk spesies yang tidak dikenal yang berpindah dari satu elektrode ke elektrode lainnya melalui media berair 1 2 Spektrometer sinar X yang dikembangkan oleh BraggPada tahun 1913 struktur kristal natrium klorida ditemukan oleh William Henry Bragg dan William Lawrence Bragg 3 4 5 Penemuan ini mengungkapkan bahwa terdapat enam tetangga terdekat yang sama untuk masing masing atom Hal ini menunjukkan bahwa unsur unsur tersebut tidak tersusun sebagai molekul atau agregat terbatas melainkan sebagai jaringan kristal dengan tatanan jarak jauh 5 Banyak senyawa anorganik lainnya juga dijumpai memiliki ciri struktural yang serupa 5 Senyawa ini segera digambarkan tersusun dari ion ion dan bukan dari atom atom netral tetapi hipotesis ini tidak dapat dibuktikan sampai pertengahan 1920 an yaitu saat dilakukan percobaan refleksi sinar X yang mendeteksi kerapatan elektron 5 6 Ilmuwan utama yang berperan mengembangkan pengetahuan teoretis tentang struktur kristal ion adalah Max Born Fritz Haber Alfred Lande Erwin Madelung Paul Peter Ewald dan Kazimierz Fajans 7 Born memprediksi energi kristal berdasarkan asumsi bahwa konstituennya adalah ion hasil prediksi ini cukup cocok dengan pengukuran pengukuran termokimia sehingga mendukung asumsi tersebut 5 Pembentukan Sunting Halit bentuk mineral natrium klorida terbentuk saat air asin menguap meninggalkan ion yang tidak menguap Senyawa ionik dapat dibuat dari ion konstituennya dengan penguapan presipitasi atau pembekuan Logam reaktif seperti logam alkali dapat bereaksi langsung dengan gas halogen yang sangat elektronegatif membentuk produk ionik 8 Senyawa senyawa ini juga dapat disintesis sebagai hasil reaksi antar padatan dalam suhu tinggi 9 Jika senyawa ionik larut dalam pelarut senyawa ini dapat diperoleh sebagai padatan dengan menguapkan pelarutnya dari larutan elektrolit ini 10 Saat pelarut diuapkan ion tidak ikut menguap melainkan tetap berada di larutan yang tertinggal dan bila sudah cukup pekat terjadilah nukleasi sehingga senyawa ionik tersebut mengkristal Proses ini terjadi secara luas di alam dan merupakan cara pembentukan mineral mineral evaporit 11 Metode lain untuk mendapatkan kembali senyawa dari larutannya adalah dengan membuat larutan hingga mencapai batas kelarutannya pada suhu tinggi dan kemudian menurunkan suhu sehingga kelarutannya berkurang larutan tersebut menjadi superjenuh dan senyawa padat ternukleasi 10 Senyawa ion yang tidak larut dapat diendapkan dengan mencampur dua larutan satu dengan kation dan satu lagi dengan anion di dalamnya Oleh karena semua larutan bersifat netral secara kelistrikan kedua larutan yang dicampur juga harus mengandung ion lawan dari muatan yang berlawanan Untuk memastikan bahwa ion lawan ini tidak mencemari senyawa ionik yang diendapkan penting untuk dipastikan agar ion lawan tidak ikut mengendap 12 Jika kedua larutan tersebut menggunakan ion hidrogen dan ion hidroksida sebagai ion lawan mereka akan bereaksi satu sama lain dalam reaksi asam basa atau reaksi netralisasi membentuk air 13 Sebagai alternatif ion lawan dapat dipilih untuk memastikan bahwa bahkan jika digabungkan dalam satu larutan tunggal mereka akan tetap larut sebagai ion tribun en 12 Jika pelarutnya adalah air baik dalam metode penguapan atau reaksi pengendapan kristal ionik yang terbentuk sering mengandung air kristal sehingga produk tersebut dikenal sebagai hidrat dan dapat memiliki sifat kimia yang sangat berbeda 14 Lelehan garam cair akan memadat pada pendinginan sampai di bawah titik bekunya 15 Ini kadang kadang digunakan untuk sintesis benda padat senyawa ion kompleks dari reaktan padat yang terlebih dahulu dicairkan bersamaan 16 Dalam kasus lain reaktan padat tidak perlu dicairkan tetapi bisa bereaksi melalui jalur reaksi benda padat Dalam metode ini reaktan digiling berulang ulang sampai halus dan menjadi pasta kemudian dipanaskan hingga suhu yang memungkinkan difusi ion ion reaktan yang berdekatan selama campuran reaktan tetap berada dalam oven 9 Jalur sintesis lainnya menggunakan prekursor padat ion non volatil dengan rasio stoikiometri yang tepat yang dipanaskan untuk menghilangkan spesies lainnya 9 Dalam beberapa reaksi antara logam yang sangat reaktif biasanya dari Golongan 1 atau Golongan 2 dan gas halogen yang sangat elektronegatif atau air atom atom dapat diionisasi melalui transfer elektron 17 sebuah proses yang secara termodinamika dapat dipahami dengan menggunakan siklus Born Haber 18 Ikatan Sunting Diagram skematik kelopak elektron dari atom natrium dan fluor yang mengalami reaksi redoks membentuk natrium fluorida Natrium kehilangan elektron terluarnya untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil dan elektron ini memasuki atom fluor secara eksotermik Ion dengan muatan berlawanan biasanya cukup banyak kemudian tertarik satu sama lain membentuk padatan Artikel utama Ikatan ionik Ion dalam senyawa ionik terutama disatukan oleh gaya elektrostatik antar muatan muatan yang ada di dalamnya terutama gaya Coulomb gaya tarik jarak jauh antara muatan negatif anion dan muatan positif kation 19 Terdapat pula gaya tarik tambahan dari interaksi van der Waals yang hanya menyumbang sekitar 1 2 energi kohesi untuk ion kecil 20 Ketika sepasang ion terlalu dekat kelopak elektron terluarnya mengalami tumpangsuh kebanyakan ion sederhana memiliki kelopak tertutup terjadi gaya tolak jarak pendek 21 akibat prinsip pengecualian Pauli 22 Keseimbangan antara gaya gaya tarik dan tolak ini menyebabkan adanya jarak kesetimbangan tertentu yang stabil saat energi potensial berada di titik minimum 21 Jika struktur elektron dari kedua badan yang saling berinteraksi dipengaruhi oleh adanya satu sama lain interaksi kovalen non ionik juga berkontribusi pada energi keseluruhan senyawa yang terbentuk 23 Senyawa ionik jarang murni ionik yaitu disatukan hanya dengan gaya elektrostatik Ikatan antara pasangan paling elektronegatif elektropositif seperti yang ada pada sesium fluorida menunjukkan tingkat kovalensi yang kecil 24 25 Sebaliknya ikatan kovalen antara atom yang tidak sejenis sering menunjukkan pemisahan muatan dan dapat dianggap memiliki sifat ionik sebagian 23 Keadaan yang menentukan sifat ionik atau kovalen suatu senyawa biasanya dapat dipahami dengan menggunakan aturan Fajans Aturan ini menggunakan muatan dan ukuran masing masing ion Menurut aturan ini senyawa dengan karakter paling ionik akan memiliki ion positif berukuran besar dengan muatan rendah yanh terikat pada ion negatif berukuran kecil dengan muatan tinggi 26 Lebih umum lagi teori HSAB dapat diterapkan untuk senyawa dengan karakter paling ionik adalah yang terdiri dari asam kuat dan basa kuat ion kecil bermuatan sangat tinggi dengan perbedaan elektronegativitas yang tinggi antara anion dan kation 27 28 Perbedaan dalam elektronegativitas ini berarti bahwa pemisahan muatan dan momen dipol yang dihasilkan tetap bertahan bahkan ketika ion ion tersebut bersentuhan elektron berlebih pada anion tidak ditransfer dan tidak terpolarisasi untuk menetralkan kation 29 Struktur Sunting Unit sel struktur zinkblende Ion biasanya tersusun dalam struktur kristal reguler dengan bentuk bangun yang meminimalkan energi kisi memaksimalkan daya tarik dan meminimalkan tolakan Energi kisi adalah penjumlahan dari interaksi semua situs dengan semua situs lainnya Untuk ion berbentuk bola yang tak terpolarisasi energi interaksi elektrostatik dapat dihitung hanya dari muatan dan jarak ion ion tersebut Dengan struktur kristal ideal semua jarak antar penyusun memiliki kaitan geometris dengan jarak terkecil antar inti Jadi untuk setiap struktur kristal yang mungkin gaya elektrostatik total dapat dihitung dari gaya elektrostatik muatan satuan pada jarak tetangga terdekat dengan konstanta perkalian yang disebut konstanta Madelung 21 yang dapat dihitung secara efisien dengan menggunakan penjumlahan Ewald 30 Bila bentuk yang wajar diasumsikan untuk energi repulsif tambahan energi kisi total dapat dimodelkan dengan menggunakan persamaan Born Lande 31 persamaan Born Mayer atau jika tidak ada informasi struktur menggunakan persamaan Kapustinskii 32 Dengan menggunakan model yang lebih sederhana yaitu ion sebagai bola keras yang tak tertembus susunan anion dalam sistem ini sering dikaitkan dengan pengaturan bola tetal rapat close packed dengan kation yang menempati interstisi tetrahedral atau oktahedral 33 34 Bergantung pada perbandingan stoikiometri senyawa ionik yang terlibat dan bilangan koordinasi terutama ditentukan oleh rasio jari jari kation dan anion berbagai struktur dapat diamati 35 dan secara teoretis dirasionalisasi oleh aturan Pauling 36 Struktur senyawa ionik umum dengan anion tetal rapat 35 Stoikiometri Koordinasi kation anion Titik interstisi Tetal rapat kubus anion Tetal rapat heksagonal anionpenempatan rasio jari jari kritis nama konstanta Madelung nama konstanta MadelungMX 6 6 semua oktahedral 0 4142 33 natrium klorida 1 747565 37 nikelin lt 1 73 a 38 4 4 selang seling tetrahedral 0 2247 39 zinkblende 1 6381 37 wurtzit 1 641 5 MX2 8 4 semua tetrahedral 0 2247 fluorit 5 03878 40 6 3 setengah oktahedral lapisan berseling terisi penuh 0 4142 kadmium klorida 5 61 41 kadmium iodida 4 71 40 MX3 6 2 sepertiga oktahedral 0 4142 rodium III bromida b 42 43 6 67 44 c bismut iodida 8 26 44 d M2X3 6 4 dua pertiga oktahedral 0 4142 korundum 25 0312 40 ABO3 dua pertiga oktahedral 0 4142 ilmenit tergantung pada muatan dan struktur e AB2O4 seperdelapan tetrahedral dan satu setengah oktahedral rA rO 0 2247 rB rO 0 4142 f spinel spinel terbalik tergantung pada distribusi situs kation 47 48 49 olivin tergantung pada distribusi situs kation 50 Dalam beberapa kasus anion mengambil tetal kubus sederhana dan struktur umum yang dihasilkan teramati adalah Struktur senyawa ionik umum dengan anion tetal kubus sederhana 43 Stoikiometri Koordinasi kation anion Pengisian titik interstisi Contoh strukturnama rasio jari jari kritis konstanta MadelungMX 8 8 seluruhnya terisi sesium klorida 0 7321 51 1 762675 37 MX2 8 4 setengah terisi kalsium fluoridaM2X 4 8 setengah terisi litium oksidaBeberapa cairan ionik terutama dengan campuran anion atau kation dapat didinginkan dengan cukup cepat sehingga tidak cukup waktu terjadi nukleasi kristal maka terbentuklah kaca ionik tanpa tatanan jarak jauh 52 Cacat Sunting cacat Frenkel cacat Schottky Lihat pula cacat kristalografi Dalam kristal ionik biasanya akan ada beberapa titik cacat yang hadir berpasangan untuk mempertahankan kenetralan muatan 53 Cacat Frenkel terdiri dari kekosongan kation yang berpasangan dengan interstisi kation dan dapat dihasilkan di manapun dalam ruah kristal 53 terjadi paling umum pada senyawa dengan bilangan koordinasi rendah dan kation yang jauh lebih kecil daripada anion 54 Cacat Schottky terdiri dari satu kekosongan masing masing muatan dan dihasilkan pada permukaan kristal 53 terjadi paling umum pada senyawa dengan bilangan koordinasi tinggi dan bila anion dan kation memiliki ukuran yang mirip 54 Jika kation memiliki beberapa kemungkinan tingkat oksidasi maka kekosongan kation dapat mengompensasi kekurangan elektron pada lokasi kation dengan bilangan oksidasi lebih tinggi menghasilkan senyawa yang tidak mengikuti perbandingan stoikiometri 53 Kemungkinan non stoikiometri lainnya adalah pembentukan pusat F elektron bebas yang menempati kekosongan anion 55 Bila senyawa memiliki tiga atau lebih komponen ionik semakin banyak jenis cacat yang mungkin terjadi 53 Semua titik cacat ini dapat dihasilkan melalui vibrasi termal dan memiliki konsentrasi kesetimbangan Karena cacat cacat ini membutuhkan energi lebih tinggi tetapi menguntungkan secara entropis mereka terjadi dalam konsentrasi yang lebih besar saat suhu lebih tinggi Setelah terbentuk pasangan cacat ini dapat berdifusi secara terpisah satu sama lain dengan melompat antar situs kisi Mobilitas cacat ini adalah sumber fenomena transportasi paling banyak dalam kristal ionik termasuk difusi dan konduktivitas ionik benda padat en 53 Ketika kekosongan bertabrakan dengan interstisi Frenkel mereka dapat bergabung kembali dan saling memusnahkan Demikian pula kekosongan akan hilang saat mereka mencapai permukaan kristal Schottky Cacat pada struktur kristal umumnya memperluas parameter kisi mengurangi keseluruhan densitas kristal 53 Cacat juga menghasilkan ion ion di lingkungan lokal yang berbeda sehingga mengalami simetri medan kristal yang berbeda terutama dalam kasus kation berbeda yang bertukar situs kisi 53 Hal ini menghasilkan pemisahan orbital elektron d yang berbeda sehingga penyerapan optik dan juga warna senyawa ion dapat berubah seiring dengan konsentrasi defek 53 Sifat sifat SuntingKeasaman Alkalinitas Sunting Senyawa ionik yang mengandung ion hidrogen H diklasifikasikan sebagai asam dan yang mengandung kation elektropositif 56 dan anion basa ion hidroksida OH atau ion oksida O2 diklasifikasikan sebagai basa Senyawa ion lainnya dikenal sebagai garam dan dapat terbentuk melalui reaksi asam basa 57 Jika senyawa tersebut merupakan hasil reaksi antara asam kuat dan basa lemah hasilnya adalah garam asam Reaksi antara basa kuat dan asam lemah menghasilkan garam basa Hasil reaksi antara asam kuat dan basa kuat menghasilkan garam netral Asam lemah yang direaksikan dengan basa lemah dapat menghasilkan senyawa ionik dengan ion basa konjugat maupun ion asam konjugat seperti amonium asetat Beberapa ion dikelompokkan sebagai amfoter mampu bereaksi dengan asam atau basa 58 Hal ini juga berlaku untuk beberapa senyawa dengan sifat ionik biasanya oksida atau hidroksida dari logam logam yang kurang elektropositif sehingga senyawa tersebut juga memiliki sifat kovalen yang signifikan seperti seng oksida aluminium hidroksida aluminium oksida dan timbal II oksida 59 Titik lebur dan titik didih Sunting Gaya elektrostatik antar partikel semakin kuat ketika muatan listriknya tinggi dan jarak antar inti ion kecil Senyawa dengan sifat ini umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi dan tekanan uap rendah 60 Tinggi atau rendahnya titik lebur bisa dijelaskan dengan lebih baik bila struktur dan rasio ukuran ion diperhitungkan 61 Di atas titik leburnya padatan ionik meleleh dan menjadi garam cair dengan pengecualian beberapa senyawa ionik seperti aluminium klorida dan besi III klorida yang menunjukkan struktur seperti molekul dalam fase cairnya 62 Senyawa anorganik dengan ion sederhana biasanya memiliki ion kecil dan dengan demikian memiliki titik lebur yang tinggi dan berwujud padatan pada suhu kamar Sebaliknya beberapa zat dengan ion yang lebih besar memiliki titik leleh di bawah suhu kamar atau mendekatinya sering didefinisikan sampai dengan 100 C dan disebut cairan ionik 63 Ion dalam cairan ionik sering kali memiliki distribusi muatan yang tidak rata atau substituen besar seperti rantai hidrokarbon yang juga berperan dalam menentukan kekuatan interaksi dan kecenderungan untuk meleleh 64 Dalam bentuk lelehan sekalipun struktur lokal dan ikatan padatan ionik telah cukup terganggu masih ada gaya tarik elektrostatik jarak jauh yang kuat yang menahan cairan bersama sama dan mencegah ion ion penyusunnya mendidih untuk membentuk fasa gas 65 Ini berarti bahwa senyawa ionik berwujud cair memiliki tekanan uap rendah dan memerlukan suhu yang jauh lebih tinggi untuk mendidih termasuk bahkan cairan ionik suhu kamar 65 Titik didih menunjukkan kecenderungan seperti titik leleh dalam hubungannya dengan ukuran ion dan kekuatan interaksi lainnya 65 Bila senyawa ionik diuapkan ion ionnya masih belum terpisah satu sama lain Misalnya dalam fase uap natrium klorida berada sebagai molekul diatomik 66 Kerapuhan Sunting Sebagian besar senyawa ionik sangat rapuh Begitu mencapai batas kekuatannya senyawa senyawa ini tidak dapat diubah bentuknya dengan jalan ditempa karena keteraturan posisi ion positif dan negatif tidak bisa dijaga lagi Akibatnya material mengalami fraktur melalui pembelahan 67 Ketika suhu dinaikkan biasanya mendekati titik leleh terjadi transisi lentur rapuh dan aliran plastis menjadi mungkin terjadi akibat gerak dislokasi 67 68 Kompresibilitas Sunting Kompresibilitas ketermampatan senyawa ion sangat ditentukan oleh strukturnya dan khususnya bilangan koordinasinya Misalnya senyawa halida dengan struktur cesium klorida bilangan koordinasi 8 kurang termampatkan dibandingkan dengan struktur natrium klorida bilangan koordinasi 6 dan kurang lagi dibandingkan dengan bilangan koordinasi 4 69 Kelarutan Sunting Bila senyawa ion larut ion individu terdisosiasi tersebar tersolvasi berinteraksi dengan pelarut dan tersebar di seluruh larutan yang dihasilkan 70 Karena ion menjadi lepas di dalam larutan saat dilarutkan dan dapat membawa muatan larutannya senyawa ion memiliki konduktivitas listrik tinggi dan senyawa tersebut adalah jenis elektrolit kuat yang paling umum 71 Kelarutan berbagai senyawa ion dalam air sebagai fungsi suhu Telah disertakan beberapa senyawa yang menunjukkan perilaku kelarutan yang tidak biasa Senyawa ionik paling mudah larut dalam pelarut polar seperti air atau cairan ionik tetapi cenderung sulit larut pada pelarut nonpolar seperti bensin 72 Kelarutan yang tinggi terutama diakibatkan oleh interaksi ion dipol dalam larutan yang secara signifikan lebih kuat daripada interaksi dipol yang diinduksi ion sehingga entalpi larutan lebih tinggi Ketika ion ion yang dalam kisi ionik padat dikelilingi oleh kutub yang berlawanan dari molekul polar ion ion padat ditarik keluar dari kisi tersebut dan masuk ke dalam cairan pelarut Jika energi solvasi melebihi energi kisi perubahan entalpi larutannya adalah negatif sehinga memberikan dorongan termodinamika untuk melepaskan ion dari posisi mereka di dalam kristal dan larut dalam cairan Selain itu perubahan entropi larutan biasanya positif untuk zat terlarut padat seperti senyawa ionik yang berarti kelarutannya meningkat saat suhu meningkat 73 Ada pengecualian yaitu perubahan entropi negatif dalam beberapa senyawa ionik yang tidak biasa seperti serium III sulfat Hal ini diakibatkan adanya keteraturan tambahan yang diinduksi dalam air saat larut sehingga kelarutannya berkurang seiring dengan suhu 73 Konduktivitas listrik Sunting Meskipun senyawa ionik mengandung atom atau gugus bermuatan bahan ini biasanya tidak mengalirkan listrik secara berarti dalam bentuk padatannya Konduktivitas rendah ini terjadi karena ion ionnya hanya hanya diam dalam kisi kristal sedangkan untuk mengalirkan listrik partikel bermuatan harus dalam kondisi bergerak Konduktivitas dapat dicapai sampai tingkat tertentu pada suhu tinggi ketika konsentrasi cacat meningkatkan mobilitas ionik dan konduktivitas ionik benda padat en dapat diamati Ketika dilarutkan dalam cairan atau dilebur menjadi cairan senyawa ionik dapat menghantarkan listrik karena ionnya dapat bergerak bebas 74 Konduktivitas yang diperoleh pada saat dilarutkan atau dilelehkan ini kadang kadang digunakan sebagai ciri khas senyawa senyawa ionik 75 Pada beberapa senyawa ionik yang tidak umum konduktor ion cepat dan kaca ionik 52 satu atau lebih komponen ioniknya memiliki mobilitas yang signifikan sehingga memungkinkan konduktivitas meskipun material tetap dalam kondisi padat 76 Sifat ini sering tergantung kepada suhu dan mungkin merupakan hasil dari perubahan fase atau konsentrasi defek yang tinggi 76 Bahan bahan ini digunakan di semua superkapasitor benda padat baterai dan sel bahan bakar dan dalam berbagai jenis sensor kimia 77 78 Warna Sunting Kobalt II klorida anhidrat CoCl2 Kobalt II klorida heksahidrat CoCl2 6H2O Lihat pula Warna bahan kimia Warna senyawa ionik sering kali berbeda dengan warna larutan berair yang mengandung ion ion yang sama 79 atau dengan bentuk hidrat dari senyawa yang sama 14 Anion dalam senyawa dengan ikatan dengan karakter ionik kuat cenderung tidak berwarna dengan pita serapan di bagian spektrum ultraviolet 80 Semakil lemah karakter ionik senyawa warnanya semakin tajam mulai dari kuning oranye merah dan hitam karena pita serapan bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang ke dalam spektrum sinar tampak 80 Pita absorpsi kation sederhana memiliki kecenderungan bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek saat lebih banyak terlibat dalam interaksi kovalen 80 Hal ini terjadi selama hidrasi ion logam sehingga senyawa ionik anhidrat yang tidak berwarna dengan anion yang menyerap inframerah dapat menjadi beraneka warna dalam larutannya 80 Kegunaan SuntingSenyawa senyawa ionik telah lama memiliki beragam kegunaan dan aplikasi Banyak mineral adalah senyawa ionik 81 Manusia telah mengolah garam dapur natrium klorida sebuah senyawa ionik selama lebih dari 8000 tahun awalnya sebagai bumbu makanan dan pengawet dan sekarang juga digunakan di pabrik pabrik di bidang pertanian pengkondisian air untuk mencairkan es di jalan saat musim dingin dan banyak kegunaan lainnya 82 Banyak senyawa ionik begitu umum digunakan oleh masyarakat sehingga dikenal dengan nama nama umum yang tidak terkait dengan identitas kimia mereka Contohnya termasuk boraks kalomel susu magnesia asam muriatat minyak vitriol sendawa dan kapur mati 83 Senyawa ionik yang mudah larut seperti garam dapat dengan mudah menghasilkan larutan elektrolit Ini adalah cara sederhana untuk mengendalikan konsentrasi dan kekuatan ion Konsentrasi zat terlarut mempengaruhi banyak sifat koligatif termasuk meningkatkan tekanan osmotik menurunkan titik beku dan menaikkan titik didih 84 Oleh karena zat terlarutnya adalah ion bermuatan maka konduktivitas listrik larutan juga meningkat 85 Kekuatan ion yang meningkat ini mengurangi ketebalan lapisan ganda listrik di sekitar partikel koloid dan juga stabilitas emulsi dan suspensi 86 Identitas kimia dari ion yang ditambahkan juga penting dalam banyak kegunaan Misalnya senyawa yang mengandung fluorida dilarutkan untuk memasok ion fluorida pada fluoridasi air 87 Senyawa ion padat telah lama digunakan sebagai pigmen cat dan tahan terhadap pelarut organik tetapi peka terhadap keasaman atau kebasaan 88 Sejak 1801 para piroteknisi telah menggambarkan dan banyak menggunakan senyawa ionik yang mengandung logam sebagai sumber warna dalam kembang api 89 Di bawah panas yang hebat elektron dalam ion logam atau molekul kecil dapat tereksitasi 90 Elektron ini kemudian kembali ke keadaan berenergi lebih rendah sehingga melepaskan cahaya dengan spektrum warna yang merupakan ciri khas spesies yang dikandungnya 91 92 Dalam kimia senyawa ionik sering digunakan sebagai prekursor untuk sintesis zat padat suhu tinggi 93 Di antara logam logam yang paling melimpah di kerak bumi banyak yang ditemukan dalam bijih yang merupakan senyawa ionik 94 Untuk mendapatkan unsurnya bijih ini diproses dengan peleburan atau elektrolisis yang melibatkan reaksi redoks sering kali dengan reduktor seperti karbon sehingga ion logam mendapatkan elektron menjadi atom netral 95 96 Tata nama SuntingLihat pula Tata nama anorganik Menurut tata nama yang direkomendasikan oleh IUPAC senyawa ionik dinamai sesuai komposisi mereka bukan strukturnya 97 Dalam kasus yang paling sederhana yaitu senyawa ionik biner dengan hanya satu kemungkinan muatan dan perbandingan stoikiometrinya nama umum ditulis menggunakan dua kata 98 Nama kation jika kation terdiri dari satu atom nama unsurnya saja yang disebut muncul lebih dulu diikuti dengan nama anion 99 100 Sebagai contoh MgCl2 diberi nama magnesium klorida dan Na2SO4 diberi nama natrium sulfat SO2 4 sulfat adalah contoh ion poliatomik Untuk mendapatkan rumus empiris dari nama nama ini perbandingan stoikiometrinya dapat disimpulkan dari muatan ion penyusunnya dengan asumsi bahwa muatan total harus netral Jika ada beberapa kation dan atau anion yang berbeda awalan multiplikatif atau pengali di tri tetra sering diperlukan untuk menunjukkan komposisi relatif 101 dan kation kemudian anion dicantumkan dalam urutan sesuai abjad 102 Sebagai contoh KMgCl3 diberi nama kalium magnesium triklorida untuk membedakannya dari K2MgCl4 dikalium magnesium tetraklorida 103 perhatikan bahwa baik dalam rumus empiris dan nama tertulis kation diurutkan sesuai abjad 104 Bila salah satu ion sudah memiliki awalan multiplikatif dalam namanya digunakan awalan pengali alternatif bis tris tetrakis 105 Sebagai contoh Ba BrF4 2 diberi nama barium bis tetrafluoridobromat 106 Senyawa yang mengandung satu atau lebih unsur yang dapat memiliki berbagai muatan atau bilangan oksidasi akan memiliki rumus stoikiometri yang berbeda juga bergantung pada bilangan oksidasinya Hal ini dapat ditunjukkan dalam nama dengan menentukan tingkat oksidasi dari unsur unsur yang ada atau muatan ionnya 106 Karena dapat terjadi kerancuan saat menunjukkan bilangan oksidasi IUPAC lebih memilih menunjukkan langsung jumlah muatan ionik 106 Ini ditulis sebagai bilangan bulat dalam angka arab diikuti oleh tanda 2 1 1 2 dalam tanda kurung secara langsung setelah nama kation tanpa spasi yang memisahkannya 106 Sebagai contoh FeSO4 diberi nama besi 2 sulfat karena ion Fe2 bermuatan 2 seimbang dengan muatan 2 ion sulfat sedangkan Fe2 SO4 3 dinamakan besi 3 sulfat karena dua ion besi di setiap satuan rumus masing masing bermuatan 3 seimbang dengan tiga ion sulfat yang masing masing bermuatan 2 106 Tata nama Stock masih umum digunakan menulis bilangan oksidasi dalam angka Romawi II I 0 I II Dengan tata nama ini FeSO4 adalah besi II sulfat sedangkan Fe2 SO4 3 adalah besi III sulfat 107 Untuk ion sederhana muatan ion persis sama dengan bilangan oksidasi tetapi untuk ion poliatomik kedua bilangan ini sering kali berbeda Misalnya ion uranil 2 UO2 2 memiliki uranium dengan tingkat oksidasi 6 jadi akan disebut ion dioksouranium VI dalam tata nama Stock 108 Ada sebuah sistem penamaan yang lebih tua untuk kation logam juga masih banyak digunakan yang menambahkan akhiran o dan i ke akar bahasa Latin dari nama tersebut untuk memberi nama khusus untuk tingkat oksidasi rendah dan tinggi 109 Misalnya skema ini menggunakan fero dan feri masing masing untuk besi II dan besi III 109 sehingga FeSO4 dinamakan fero sulfat sedangkan Fe2 SO4 3 adalah feri sulfat Lihat juga Sunting Portal Kimia Ikatan dalam padatan Ioliomik Ikatan ionikCatatan Sunting Jenis struktur ini memiliki parameter kisi variabel rasio c a dan konstanta Madelung yang tepat bergantung pada hal ini Struktur ini telah disebut dalam referensi sebagai itrium III klorida dan kromium III klorida namun keduanya sekarang dikenal sebagai tipe struktur RhBr3 Referensi tersebut mencantumkan struktur ini sebagai MoCl3 yang sekarang dikenal sebagai struktur RhBr3 Referensi mencantumkan struktur ini sebagai FeCl3 yang sekarang dikenal sebagai tipe struktur BiI3 Jenis struktur ini dapat menampung muatan apapun pada A dan B yang ditambahkan hingga enam Bila keduanya adalah tiga struktur muatan yang setara dengan korundum 45 Strukturnya juga memiliki parameter kisi variabel c a dan konstanta Madelung yang tepat bergantung pada hal ini Namun dalam beberapa kasus seperti MgAl2O4 kation yang lebih besar menempati situs tetrahedral yang lebih kecil 46 Referensi Sunting Michael Faraday 1791 1867 UK BBC Online etymology dictionary Diakses tanggal 2011 01 07 Bragg W H Bragg W L 1 July 1913 The Reflection of X rays by Crystals Proceedings of the Royal Society A Mathematical Physical and Engineering Sciences 88 605 428 438 Bibcode 1913RSPSA 88 428B doi 10 1098 rspa 1913 0040 Bragg W H 22 September 1913 The Reflection of X rays by Crystals II Proceedings of the Royal Society A Mathematical Physical and Engineering Sciences 89 610 246 248 Bibcode 1913RSPSA 89 246B doi 10 1098 rspa 1913 0082 a b c d e f Sherman Jack August 1932 Crystal Energies of Ionic Compounds and Thermochemical Applications Chemical Reviews 11 1 93 170 doi 10 1021 cr60038a002 James R W Brindley G W 1 November 1928 A Quantitative Study of the Reflexion of X Rays by Sylvine Proceedings of the Royal Society A Mathematical Physical and Engineering Sciences 121 787 155 171 Bibcode 1928RSPSA 121 155J doi 10 1098 rspa 1928 0188 Pauling 1960 hlm 505 Zumdahl 1989 hlm 312 a b c Wold amp Dwight 1993 hlm 71 a b Wold amp Dwight 1993 hlm 82 Wenk Hans Rudolf Bulakh Andrei 2003 Minerals their constitution and origin edisi ke Reprinted with corrections New York Cambridge University Press hlm 351 ISBN 978 0 521 52958 7 a b Zumdahl 1989 hlm 133 140 Zumdahl 1989 hlm 144 145 a b Brown 2009 hlm 417 Wold amp Dwight 1993 hlm 79 Wold amp Dwight 1993 hlm 79 81 Zumdahl 1989 hlm 312 313 Barrow 1988 hlm 161 162 Pauling 1960 hlm 6 Kittel 2005 hlm 61 a b c Pauling 1960 hlm 507 Ashcroft amp Mermin 1977 hlm 379 a b Pauling 1960 hlm 65 Hannay N Bruce Smyth Charles P February 1946 The Dipole Moment of Hydrogen Fluoride and the Ionic Character of Bonds Journal of the American Chemical Society 68 2 171 173 doi 10 1021 ja01206a003 Pauling Linus 1948 The modern theory of valency Journal of the Chemical Society Resumed 1461 1467 doi 10 1039 JR9480001461 Lalena John N Cleary David A 2010 Principles of inorganic materials design edisi ke 2nd Hoboken N J John Wiley ISBN 978 0 470 56753 1 Pearson Ralph G November 1963 Hard and Soft Acids and Bases Journal of the American Chemical Society 85 22 3533 3539 doi 10 1021 ja00905a001 Pearson Ralph G October 1968 Hard and soft acids and bases HSAB part II Underlying theories Journal of Chemical Education 45 10 643 Bibcode 1968JChEd 45 643P doi 10 1021 ed045p643 Barrow 1988 hlm 676 Kittel 2005 hlm 64 Pauling 1960 hlm 509 Carter Robert 2016 Lattice Energy PDF CH370 Lecture Material Diakses tanggal 2016 01 19 a b Ashcroft amp Mermin 1977 hlm 383 Zumdahl 1989 hlm 444 445 a b Moore Lesley E Smart Elaine A 2005 Solid state chemistry an introduction edisi ke 3 Boca Raton Fla u a Taylor amp Francis CRC hlm 44 ISBN 978 0 7487 7516 3 Ashcroft amp Mermin 1977 hlm 382 387 a b c Kittel 2005 hlm 65 Zemann J 1 January 1958 Berechnung von Madelung schen Zahlen fur den NiAs Typ Acta Crystallographica 11 1 55 56 doi 10 1107 S0365110X5800013X Ashcroft amp Mermin 1977 hlm 386 a b c Dienes Richard J Borg G J 1992 The physical chemistry of solids Boston Academic Press hlm 123 ISBN 978 0 12 118420 9 Brackett Thomas E Brackett Elizabeth B 1965 The Lattice Energies of the Alkaline Earth Halides Journal of Physical Chemistry 69 10 3611 3614 doi 10 1021 j100894a062 YCl3 Yttrium trichloride ChemTube3D University of Liverpool 2008 Diakses tanggal 19 January 2016 a b Ellis Arthur B et al 1995 Teaching general chemistry a materials science companion edisi ke 3 print Washington American Chemical Society hlm 121 ISBN 0 8412 2725 X a b Hoppe R January 1966 Madelung Constants Angewandte Chemie International Edition in English 5 1 95 106 doi 10 1002 anie 196600951 Bhagi Ajay Raj Gurdeep 2010 Krishna s IAS Chemistry Meerut Krishna Prakashan Media hlm 171 ISBN 978 81 87224 70 9 Wenk amp Bulakh 2004 hlm 778 Verwey E J W 1947 Physical Properties and Cation Arrangement of Oxides with Spinel Structures I Cation Arrangement in Spinels Journal of Chemical Physics 15 4 174 180 Bibcode 1947JChPh 15 174V doi 10 1063 1 1746464 Verwey E J W de Boer F van Santen J H 1948 Cation Arrangement in Spinels The Journal of Chemical Physics 16 12 1091 Bibcode 1948JChPh 16 1091V doi 10 1063 1 1746736 Thompson P Grimes N W 27 September 2006 Madelung calculations for the spinel structure Philosophical Magazine Vol 36 no 3 hlm 501 505 Bibcode 1977PMag 36 501T doi 10 1080 14786437708239734 Alberti A Vezzalini G 1978 Madelung energies and cation distributions in olivine type structures Zeitschrift fur Kristallographie Crystalline Materials 147 1 4 167 176 doi 10 1524 zkri 1978 147 14 167 Ashcroft amp Mermin 1977 hlm 384 a b Souquet J October 1981 Electrochemical properties of ionically conductive glasses Solid State Ionics 5 77 82 doi 10 1016 0167 2738 81 90198 3 a b c d e f g h i Schmalzried Hermann Point defects in ternary ionic crystals Progress in Solid State Chemistry 2 265 303 doi 10 1016 0079 6786 65 90009 9 a b Prakash Satya 1945 Advanced inorganic chemistry New Delhi S Chand amp Company Ltd hlm 554 ISBN 978 81 219 0263 2 Kittel 2005 hlm 376 http www wou edu las physci ch412 oxides html Whitten Kenneth W Galley Kenneth D Davis Raymond E 1992 General Chemistry edisi ke 4th Saunders hlm 128 ISBN 0 03 072373 6 Davidson David November 1955 Amphoteric molecules ions and salts Journal of Chemical Education 32 11 550 Bibcode 1955JChEd 32 550D doi 10 1021 ed032p550 Weller Mark Overton Tina Rourke Jonathan Armstrong Fraser 2014 Inorganic chemistry edisi ke Sixth Oxford Oxford University Press hlm 129 130 ISBN 978 0 19 964182 6 McQuarrie amp Rock 1991 hlm 503 Pauling Linus 1928 04 01 The Influence of Relative Ionic Sizes on the Properties of Ionic Compounds Journal of the American Chemical Society 50 4 1036 1045 doi 10 1021 ja01391a014 ISSN 0002 7863 Tosi M P 2002 Gaune Escard Marcelle ed Molten Salts From Fundamentals to Applications Dordrecht Springer Netherlands hlm 1 ISBN 978 94 010 0458 9 Freemantle 2009 hlm 1 Freemantle 2009 hlm 3 4 a b c Rebelo Luis P N Canongia Lopes Jose N Esperanca Jose M S S Filipe Eduardo 2005 04 01 On the Critical Temperature Normal Boiling Point and Vapor Pressure of Ionic Liquids The Journal of Physical Chemistry B 109 13 6040 6043 doi 10 1021 jp050430h ISSN 1520 6106 Porterfield William W 2013 Inorganic Chemistry a Unified Approach edisi ke 2nd New York Elsevier Science hlm 63 67 ISBN 978 0 323 13894 9 a b Johnston T L Stokes R J Li C H December 1959 The ductile brittle transition in ionic solids Philosophical Magazine Vol 4 no 48 hlm 1316 1324 Bibcode 1959PMag 4 1316J doi 10 1080 14786435908233367 Kelly A Tyson W R Cottrell A H 1967 03 01 Ductile and brittle crystals Philosophical Magazine Vol 15 no 135 hlm 567 586 Bibcode 1967PMag 15 567K doi 10 1080 14786436708220903 ISSN 0031 8086 Stillwell Charles W January 1937 Crystal chemistry V The properties of binary compounds Journal of Chemical Education 14 1 34 Bibcode 1937JChEd 14 34S doi 10 1021 ed014p34 Brown 2009 hlm 89 91 Brown 2009 hlm 91 92 Brown 2009 hlm 413 415 a b Brown 2009 hlm 422 Electrical Conductivity of Ionic Compound Diakses tanggal 2 December 2012 Zumdahl 1989 hlm 341 a b Gao Wei Sammes Nigel M 1999 An Introduction to Electronic and Ionic Materials World Scientific hlm 261 ISBN 978 981 02 3473 7 West Anthony R 1991 Solid electrolytes and mixed ionic electronic conductors an applications overview Journal of Materials Chemistry 1 2 157 doi 10 1039 JM9910100157 Boivin J C Mairesse G October 1998 Recent Material Developments in Fast Oxide Ion Conductors Chemistry of Materials 10 10 2870 2888 doi 10 1021 cm980236q Pauling 1960 hlm 105 a b c d Pauling 1960 hlm 107 Wenk amp Bulakh 2004 hlm 774 Kurlansky Mark 2003 Salt a world history edisi ke 1st London Vintage ISBN 978 0 09 928199 3 Lower Simon 2014 Naming Chemical Substances Chem1 General Chemistry Virtual Textbook Diakses tanggal 14 January 2016 Atkins amp de Paula 2006 hlm 150 157 Atkins amp de Paula 2006 hlm 761 770 Atkins amp de Paula 2006 hlm 163 169 Reeves TG Centers for Disease Control Water fluoridation a manual for engineers and technicians PDF 1986 archived 2008 10 07 cited 2016 01 18 Satake M Mido Y 1995 Chemistry of Colour Discovery Publishing House hlm 230 ISBN 978 81 7141 276 1 Russell 2009 hlm 14 Russell 2009 hlm 82 Russell 2009 hlm 108 117 Russell 2009 hlm 129 133 Xu Ruren Pang Wenqin Huo Qisheng 2011 Modern inorganic synthetic chemistry Amsterdam Elsevier hlm 22 ISBN 978 0 444 53599 3 Zumdahl amp Zumdahl 2015 hlm 822 Zumdahl amp Zumdahl 2015 hlm 823 Gupta Chiranjib Kumar 2003 Chemical metallurgy principles and practice Weinheim Wiley VCH hlm 359 365 ISBN 978 3 527 60525 5 IUPAC 2005 hlm 68 IUPAC 2005 hlm 70 IUPAC 2005 hlm 69 Kotz John C Treichel Paul M Weaver Gabriela C 2006 Chemistry and Chemical Reactivity edisi ke Sixth Belmont CA Thomson Brooks Cole hlm 111 ISBN 0 534 99766 X IUPAC 2005 hlm 75 76 IUPAC 2005 hlm 75 Gibbons Cyril S Reinsborough Vincent C Whitla W Alexander January 1975 Crystal Structures of K2MgCl4 and Cs2MgCl4 Canadian Journal of Chemistry 53 1 114 118 doi 10 1139 v75 015 IUPAC 2005 hlm 76 IUPAC 2005 hlm 76 77 a b c d e IUPAC 2005 hlm 77 IUPAC 2005 hlm 77 78 Fernelius W Conard November 1982 Numbers in chemical names Journal of Chemical Education 59 11 964 Bibcode 1982JChEd 59 964F doi 10 1021 ed059p964 a b Brown 2009 hlm 38 Daftar pustaka Sunting Ashcroft Neil W Mermin N David 1977 Solid state physics edisi ke 27th repr New York Holt Rinehart and Winston ISBN 0 03 083993 9 Atkins Peter de Paula Julio 2006 Atkins physical chemistry edisi ke 8th Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 870072 2 Barrow Gordon M 1988 Physical chemistry edisi ke 5th New York McGraw Hill ISBN 0 07 003905 4 Brown Theodore L LeMay H Eugene Jr Bursten Bruce E Lanford Steven Sagatys Dalius Duffy Neil 2009 Chemistry the central science a broad perspective edisi ke 2nd Frenchs Forest N S W Pearson Australia ISBN 978 1 4425 1147 7 Freemantle Michael 2009 An introduction to ionic liquids Cambridge Royal Society of Chemistry ISBN 978 1 84755 161 0 International Union of Pure and Applied Chemistry Division of Chemical Nomenclature 2005 Neil G Connelly ed Nomenclature of inorganic chemistry IUPAC recommendations 2005 edisi ke New Cambridge RSC Publ ISBN 0 85404 438 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 02 03 Diakses tanggal 2021 03 07 Kittel Charles 2005 Introduction to solid state physics edisi ke 8th Hoboken NJ John Wiley amp Sons ISBN 0 471 41526 X McQuarrie Donald A Rock Peter A 1991 General chemistry edisi ke 3rd New York W H Freeman and Co ISBN 0 7167 2169 4 Pauling Linus 1960 The nature of the chemical bond and the structure of molecules and crystals an introduction to modern structural chemistry edisi ke 3rd Ithaca N Y Cornell University Press ISBN 0 8014 0333 2 Russell Michael S 2009 The chemistry of fireworks edisi ke 2nd Cambridge UK RSC Pub ISBN 978 0 85404 127 5 Wenk Hans Rudolph Bulakh Andrei 2004 Minerals Their Constitution and Origin edisi ke 1st New York Cambridge University Press ISBN 978 1 107 39390 5 Wold Aaron Dwight Kirby 1993 Solid State Chemistry Synthesis Structure and Properties of Selected Oxides and Sulfides Dordrecht Springer Netherlands ISBN 978 94 011 1476 9 Zumdahl Steven S 1989 Chemistry edisi ke 2nd Lexington Mass D C Heath ISBN 0 669 16708 8 Zumdahl Steven Zumdahl Susan 2015 Chemistry An Atoms First Approach Cengage Learning ISBN 978 1 305 68804 9 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Senyawa ionik amp oldid 23658248