www.wikidata.id-id.nina.az
Halaman ini berisi artikel tentang istilah yang digunakan dalam kalkulus Untuk ulasan yang lebih umum lihat kalkulus diferensial Untuk kegunaan lainnya lihat Turunan disambiguasi Dalam matematika turunan atau derivatif dari sebuah fungsi adalah cara mengukur sensitivitas perubahan nilai fungsi terhadap perubahan pada nilai variabelnya Sebagai contoh turunan dari posisi sebuah benda bergerak terhadap waktu mengukur kecepatan benda bergerak ketika waktu berjalan Turunan adalah alat penting dalam kalkulus Grafik fungsi warna hitam dan garis tangen pada fungsi warna merah Kemiringan dari garis tangen sama dengan turunan fungsi pada titik tersebut Turunan sebuah fungsi satu variabel di suatu titik jika itu ada adalah kemiringan dari garis singgung dari grafik fungsi di titik tersebut Garis singgung adalah hampiran aproksimasi linear terbaik dari fungsi di sekitar titik tersebut Konsep turunan dapat diperumum untuk fungsi multivariabel Dalam perumuman ini turunan dianggap sebagai transformasi linear dengan translasi yang sesuai menghasilkan hampiran linear dari grafik fungsi multivariabel tersebut Matriks Jacobi adalah matriks yang merepresentasikan transformasi linear terhadap suatu basis yang ditentukan Matriks ini dapat ditentukan dengan turunan parsial dari variabel variabel independen Pada fungsi multivariabel bernilai real matriks Jacobi tereduksi menjadi vektor gradien Proses menemukan turunan disebut diferensiasi Kebalikan proses ini disebut dengan antiturunan Teorema fundamental kalkulus menyatakan hubungan diferensiasi dengan integrasi Turunan dan integral adalah dua operasi dasar dalam kalkulus satu variabel Konsep turunan fungsi yang universal banyak digunakan dalam berbagai cabang matematika maupun bidang ilmu yang lain Dalam bidang ekonomi turunan digunakan untuk menghitung biaya marginal total penerimaan dan biaya produksi Bidang biologi menggunakan turunan untuk menghitung laju pertumbuhan mikroorganisme dalam bidang fisika untuk menghitung kepadatan kawat dalam bidang kimia untuk menghitung laju pemisahan dalam bidang geografi untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk dan masih banyak lagi Daftar isi 1 Pendahuluan 1 1 Asal usul definisi 1 2 Contoh perhitungan 2 Sejarah 3 Definisi 4 Kekontinuan dan keterdiferensialan 5 Turunan sebagai sebuah fungsi 6 Notasi turunan 6 1 Notasi Leibniz 6 2 Notasi Lagrange 6 3 Notasi Newton 6 4 Notasi Euler 7 Kaidah dalam menentukan turunan fungsi 7 1 Kaidah untuk fungsi fungsi dasar 7 2 Kaidah untuk fungsi komposit 7 3 Contoh perhitungan 8 Turunan tingkat tinggi 8 1 Fungsi mulus 8 2 Polinomial Taylor dengan sisa 8 3 Kaidah untuk turunan tingkat tinggi 9 Turunan pada sistem bilangan kompleks 10 Turunan untuk fungsi bernilai vektor 11 Turunan untuk fungsi multivariabel 11 1 Keterdiferensialan dan matriks Jacobi 11 1 1 Turunan parsial 11 1 2 Turunan berarah 11 1 3 Diferensial total dan matriks Jacobi 11 2 Kaidah untuk turunan fungsi multivariabel 11 3 Turunan implisit 11 4 Contoh penerapan 12 Turunan pada sistem bilangan hiperreal 13 Perumuman 14 Lihat pula 15 Catatan kaki 16 Referensi 17 Daftar pustaka 17 1 Buku cetak 17 2 Buku daring 18 Pranala luarPendahuluan SuntingSecara informal turunan dari sebuah fungsi y f x dengan variabel x adalah ukuran dari rasio perubahan nilai y terhadap perubahan nilai variabel x Jika x dan y adalah bilangan real dan jika grafik fungsi f diplot terhadap x besar turunan dari fungsi ini pada sembarang titik menandakan kemiringan dari grafik fungsi pada titik tersebut nbsp Kemiringan dari fungsi linear y f x mx b adalah m D y D x displaystyle m tfrac Delta y Delta x nbsp Kasus sederhana dari fungsi f x adalah fungsi linear yang memiliki persamaan y f x mx b dengan bilangan real m dan b Kemiringan dari fungsi ini m dinyatakan denganm perubahan nilai y perubahan nilai x D y D x displaystyle m frac text perubahan nilai y text perubahan nilai x frac Delta y Delta x nbsp dengan simbol D Delta adalah singkatan untuk perubahan nilai dan simbol D x displaystyle Delta x nbsp dan D y displaystyle Delta y nbsp masing masing menyatakan besar perubahan yang terjadi Sebagai contoh D y f x D x f x displaystyle Delta y f x Delta x f x nbsp Persamaan di atas berlaku karenay D y f x D x m x D x b m x m D x b y m D x displaystyle begin aligned y Delta y amp f left x Delta x right amp m left x Delta x right b mx m Delta x b amp y m Delta x end aligned nbsp dan menghasilkan persamaan D y m D x displaystyle Delta y m Delta x nbsp yang memberikan persamaan kemiringan dari suatu garis Nilai perubahan sebagai nilai limit nbsp Gambar 1 Garis singgung pada x f x nbsp Gambar 2 Garis sekan pada grafik fungsi y f x yang melalui titik x f x dan x h f x h nbsp Gambar 3 Garis singgung sebagai limit dari garis sekan nbsp Gambar 4 Ilustrasi animasi garis singgung turunan sebagai limit dari garis garis sekan Jika fungsi f tidak linear maksudnya grafik fungsi bukan berupa garis lurus maka perubahan nilai y dibagi dengan perubahan nilai x dapat berubah ubah tergantung nilai perubahan nilai x yang dipilih Turunan adalah metode untuk menentukan nilai unik dari perbandingan perubahan nilai tersebut yang tidak tergantung besar perubahan D x displaystyle Delta x nbsp melainkan titik x yang dipilih Metode menentukan turunan dapat diilustrasikan lewat Gambar 1 sampai Gambar 3 yang menggambarkan nilai limit dari perbandingan Dy Dx dengan besar Dx menuju 0 Asal usul definisi Sunting nbsp Garis sekan yang berubah menjadi garis singgung ketika D x 0 displaystyle Delta x to 0 nbsp Salah satu cara umum untuk menyatakan cara diferensiasi yang intuitif ke dalam definisi yang matematis adalah dengan mendefinisikan turunan sebagai limit dari perbandingan dua bilangan real 1 Pendekatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada suatu lingkungan buka dari suatu bilangan real a Dalam geometri garis singgung dari grafik fungsi f di a adalah suatu garis unik yang melalui titik a f a dan tidak memotong fungsi f di sekitar titik a f a Turunan dari y terhadap x di a secara geometris adalah besar kemiringan dari garis singgung grafik f di a f a Besar kemiringan garis singgung akan sangat mirip dengan besar kemiringan garis yang melalui titik a f a dan sebuah titik lain di grafik yang dekat dengannya sebagai contoh a h f a h Garis yang didefinisikan ini disebut dengan garis sekan Nilai h yang dekat dengan nol akan memberikan hampiran dugaan aproksimasi yang baik mengenai besar kemiringan garis singgung dan secara umum nilai mutlak h yang semakin kecil akan memberikan hampiran yang lebih baik Besar kemiringan m dari garis sekan adalah perbedaan nilai y antara dua titik tersebut dibagi dengan perbedaan nilai x pada dua titik yang sama dengan kata lainm D f a D a f a h f a a h a f a h f a h displaystyle m frac Delta f a Delta a frac f a h f a a h a frac f a h f a h nbsp Limit digunakan untuk mengubah nilai hampiran ke nilai yang pasti exact Jika nilai dari limit ketika h menuju nol ada maka nilai ini menyatakan besar kemiringan dari garis singgung fungsi di titik a f a Limit ini didefinisikan sebagai turunan dari fungsi f di a f a lim h 0 f a h f a h displaystyle f a lim h to 0 frac f a h f a h nbsp Jika nilai limit ada f dikatakan terdiferensialkan di a Notasi f a displaystyle f a nbsp adalah salah satu notasi umum untuk turunan Definisi turunan ini mengandung hubungan yang intuitif bahwa suatu fungsi terdiferensialkan f bersifat menaik jika dan hanya jika turunannya bernilai positif dan menurun jika dan hanya jika turunannya bernilai negatif Fakta ini sering digunakan dalam analisis mengenai perilaku fungsi contohnya dalam menentukan titik ekstrem fungsi Selain itu turunan juga memenuhi sifatlim h 0 f a h f a f a h h 0 displaystyle lim h to 0 frac f a h f a f a cdot h h 0 nbsp yang menghasilkan interpretasi yang intuitif lihat Gambar 1 bahwa garis singgung fungsi f di a memberikan hampiran linear terbaikf a h f a f a h displaystyle f a h approx f a f a h nbsp untuk nilai fungsi f di sekitar a yakni untuk nilai h yang kecil Interpretasi ini adalah konsep termudah yang dapat diperumum ke kasus kasus lainnya Metode subtitusi h dengan nol pada perbandingan beda tidak dapat dilakukan karena menghasilkan pembagian oleh nol Hal ini menyebabkan besar kemiringan dari garis singgung tidak dapat ditemukan secara langsung lewat subtitusi Besar kemiringan dapat ditentukan mendefinisikan Q h menjadi perbandingan quotinent beda sebagai fungsi dari h Q h f a h f a h displaystyle Q h frac f a h f a h nbsp Q h displaystyle Q h nbsp secara geometris menyatakan kemiringan dari garis sekan yang melalui a f a displaystyle a f a nbsp dan a h f a h displaystyle a h f a h nbsp Jika f adalah fungsi kontinu secara informal mengartikan grafik fungsinya berupa kurva tak putus dan tidak mengandung celah maka fungsi Q kontinu selain di h 0 displaystyle h 0 nbsp Jika limit lim h 0 Q h displaystyle lim h to 0 Q h nbsp ada maka ada cara lain memilih nilai untuk Q 0 yang membuat Q menjadi fungsi kontinu membuat fungsi f terdiferensialkan di a dan besar turunannya di a sama dengan Q 0 Pada praktiknya keberadaan Q h yang kontinu di h 0 displaystyle h 0 nbsp ditunjukkan dengan mengubah ekspresi pada pembilang agar dapat mencoret semua suku h pada penyebut Manipulasi seperti itu memungkinkan nilai limit dari Q untuk nilai h yang kecil terlihat jelas walaupun Q masih tidak terdefinisi di h 0 displaystyle h 0 nbsp Proses manipulasi ini dapat sangat panjang dan melelahkan untuk fungsi yang rumit dan banyak jalan pintas digunakan untuk menyederhanakan proses Contoh perhitungan Sunting nbsp Fungsi kuadratFungsi kuadrat memiliki persamaan f x x2 dan diferensialkan di x 3 dengan nilai turunan fungsi di titik tersebut adalah 6 Hasil ini didapatkan dari menghitung limit dengan h menuju nol dari persamaan beda f 3 f 3 lim h 0 f 3 h f 3 h lim h 0 3 h 2 3 2 h lim h 0 9 6 h h 2 9 h lim h 0 6 h h 2 h lim h 0 6 h displaystyle begin aligned f 3 amp lim h to 0 frac f 3 h f 3 h lim h to 0 frac 3 h 2 3 2 h 10pt amp lim h to 0 frac 9 6h h 2 9 h lim h to 0 frac 6h h 2 h lim h to 0 6 h end aligned nbsp Ekspresi terakhir menunjukkan persamaan beda sama dengan ekspresi 6 h saat h 0 displaystyle h neq 0 nbsp dan tidak terdefinisi saat h 0 karena definisi dari persamaan beda Tetapi definisi dari limit menyatakan persamaan beda tidak harus terdefinisi saat h 0 Nilai limit adalah hasil dari membuat variabel h menuju nol mengartikan ekspresi 6 h saat nilai h menuju sekecil mungkin akan menjadi lim h 0 6 h 6 0 6 displaystyle lim h to 0 6 h 6 0 6 nbsp Mengartikan kemiringan dari grafik fungsi kuadrat di titik 3 9 adalah 6 dan turunannya di x 3 adalah f 3 6 displaystyle f 3 6 nbsp Secara umum perhitungan yang sama dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa turunan fungsi kuadrat di x a adalah f a 2 a displaystyle f a 2a nbsp f a lim h 0 f a h f a h lim h 0 a h 2 a 2 h lim h 0 a 2 2 a h h 2 a 2 h lim h 0 2 a h h 2 h lim h 0 2 a h 2 a displaystyle begin aligned f a amp lim h to 0 frac f a h f a h lim h to 0 frac a h 2 a 2 h 0 3em amp lim h to 0 frac a 2 2ah h 2 a 2 h lim h to 0 frac 2ah h 2 h 0 3em amp lim h to 0 2a h 2a end aligned nbsp Sejarah SuntingKalkulus atau dikenal dalam sejarah lebih awalnya kalkulus infinitesimal merupakan cabang matematika yang berfokus pada konsep limit fungsi turunan integral dan deret takhingga Isaac Newton dan Gottfried Leibniz menemukan kalkulus secara terpisah pada pertengahan abad ke 17 Namun dalam pertikaian yang pahit Leibniz dituduh bahwa ia mencuri karya Newton dan sebaliknya Pertikaian ini berlanjut hingga kematian mereka berdua Definisi SuntingSebuah fungsi dengan variabel real y f x displaystyle y f x nbsp dikatakan terdiferensialkan atau dapat diturunkan pada suatu titik a displaystyle a nbsp di domainnya jika domain fungsi tersebut mengandung suatu interval buka I displaystyle I nbsp yang beranggotakan a displaystyle a nbsp dan nilai limitL lim h 0 f a h f a h displaystyle L lim h to 0 frac f a h f a h nbsp ada Hal ini mengartikan bahwa untuk setiap bilangan real positif e displaystyle varepsilon nbsp bahkan jika nilainya sangat kecil akan ada suatu bilangan real positif d displaystyle delta nbsp sedemikian sehingga untuk semua h yang memenuhi h lt d displaystyle h lt delta nbsp dan h 0 displaystyle h neq 0 nbsp menyebabkan nilai f a h displaystyle f a h nbsp terdefinisi dan L f a h f a h lt e displaystyle left L frac f a h f a h right lt varepsilon nbsp dengan bar vertikal menyatakan nilai mutlak lihat definisi epsilon delta dari limit Jika fungsi f displaystyle f nbsp terdiferensialkan di a displaystyle a nbsp dengan kata lain jika nilai limit L displaystyle L nbsp ada maka nilai limit ini disebut turunan dari f displaystyle f nbsp di a displaystyle a nbsp dan dinyatakan dengan f a displaystyle f a nbsp atau d f d x a textstyle frac df dx a nbsp dibaca turunan dari f displaystyle f nbsp terhadap x displaystyle x nbsp di a displaystyle a nbsp atau dy per dx di a displaystyle a nbsp Kekontinuan dan keterdiferensialan Sunting nbsp Fungsi tangga tidak memiliki turunan pada titik berwarna merah karena fungsi tidak kontinu di titik tersebut Fungsi f displaystyle f nbsp yang terdiferensialkan di suatu titik a displaystyle a nbsp juga akan bersifat kontinu di titik tersebut Sebagai contoh dari sifat ini misalkan f adalah fungsi tangga yang menghasilkan nilai 1 untuk semua x kurang dari nilai a dan menghasilkan nilai yang berbeda misalnya 10 untuk semua nilai x yang lebih besar atau sama dengan a Fungsi f tidak dapat memiliki turunan di titik a Untuk nilai h yang negatif titik a h akan terletak di sisi rendah dari fungsi tangga menjadikan garis sekan dari a ke a h akan sangat curam dan semakin curam saat h menuju nol Sedangkan nilai h yang positif maka a h terletak pada sisi tinggi dari fungsi tangga sehingga garis sekan dari a ke a h tidak memiliki kemiringan datar Alhasil garis garis sekan tidak menuju besar kemiringan yang sama mengakibatkan nilai limit dari persamaan beda tidak ada nbsp Fungsi nilai mutlak bersifat kontinu namun tidak dapat didiferensiasi di x 0 karena garis sekannya tidak menghasilkan kemiringan yang sama ketika dihitung dari kiri dan dari kanan Tetapi bahkan jika fungsi kontinu di suatu titik fungsi tersebut mungkin tidak terdiferensialkan di sana Sebagai contoh fungsi nilai mutlak f x x bersifat kontinu di x 0 namun tidak terdiferensialkan di titik itu Jika h positif maka kemiringan dari garis sekan dari 0 ke h bernilai 1 sedangkan jika h negatif maka kemiringan garis sekan dari 0 ke h bernilai 1 Bahkan fungsi mulus tidak dapat diturunkan di titik yang garis singgungnya merupakan garis vertikal Sebagai contoh fungsi f x x1 3 tidak terdiferensialkan di x 0 Secara singkat fungsi yang terdiferensialkan adalah fungsi yang kontinu tetapi ada fungsi kontinu yang tidak dapat didiferensialkan Sebagian besar fungsi pada praktiknya memiliki turunan di semua titik atau hampir semua titik Pada awal sejarah kalkulus banyak matematikawan mengasumsikan fungsi kontinu dapat diturunkan di banyak titik Pada kondisi yang standar hal ini berlaku karena kebanyakan fungsi adalah fungsi monoton atau fungsi Lipschitz Tetapi pada tahun 1872 Weierstrass menemukan contoh pertama dari fungsi yang kontinu dimanapun namun tidak terdiferensialkan dimanapun Contoh tersebut sekarang dikenal sebagai fungsi Weierstrass Turunan sebagai sebuah fungsi Sunting nbsp Turunan di berbagai titik berbeda pada suatu fungsi terdiferensialkan Pada kasus ini besar turunannya sama dengan sin x 2 2 x 2 cos x 2 displaystyle sin left x 2 right 2x 2 cos left x 2 right nbsp Misalkan f adalah fungsi yang memiliki turunan di setiap titik di domainnya Seseorang dapat mendefinisikan sebuah fungsi yang memetakan setiap titik x ke nilai dari turunan f di x Salah satu notasi untuk menulis fungsi ini adalah f displaystyle f nbsp dan disebut sebagai fungsi turunan atau turunan dari f Terkadang f memiliki turunan pada sebagian besar tapi tidak semua titik di domainnya Fungsi yang nilainya di a sama dengan f a displaystyle f a nbsp kapanpun nilai f a displaystyle f a nbsp terdefinisi dan tidak terdefinisi di nilai nilai yang lainnya juga disebut turunan dari f Fungsi ini memiliki domain yang lebih kecil daripada domain dari f Menggunakan ide tersebut turunan dapat dianggap sebagai fungsi dari fungsi Turunan adalah sebuah operator dengan domainnya adalah himpunan semua fungsi yang memiliki turunan di semua titik pada domain mereka dan citra nya range adalah himpunan berisi fungsi fungsi Jika operator ini dinyatakan dengan D maka D f sama dengan fungsi f displaystyle f nbsp Selain itu karena D f adalah sebuah fungsi nilainya dapat dihitung di titik a Dengan menggunakan definisi dari fungsi turunan D f a f a displaystyle D f a f a nbsp Sebagai contoh pertimbangkan fungsi f x 2x f adalah fungsi satu variabel yang bernilai real mengartikan fungsi ini menerima sebuah angka lalu menghasilkan sebuah angka 1 2 2 4 3 6 displaystyle begin aligned 1 amp mapsto 2 2 amp mapsto 4 3 amp mapsto 6 end aligned nbsp Operator D di sisi lain tidak menerima maupun menghasilkan angka melainkan fungsi D x 1 x 0 D x x x 1 D x x 2 x 2 x displaystyle begin aligned D x mapsto 1 amp x mapsto 0 D x mapsto x amp x mapsto 1 D left x mapsto x 2 right amp x mapsto 2 cdot x end aligned nbsp Karena D menghasilkan sebuah fungsi hasil dari D dapat dievaluasi di suatu titik Sebagai contoh ketika D diterapkan pada fungsi kuadrat x x2 D akan menghasilkan fungsi x 2x yang dapat diberi nama f x Fungsi hasil ini selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung f 1 2 f 2 4 dan seterusnya Notasi turunan SuntingArtikel utama Notasi untuk diferensiasi Beberapa notasi untuk menyatakan turunan dikembangkan pada awal perkembangan kalkulus dan beberapa notasi tersebut masih digunakan saat ini Notasi Leibniz Sunting Artikel utama Notasi Leibniz nbsp Gottfried Wilhelm von Leibniz 1646 1716 filsuf Jerman matematikawan dan nama notasi matematika yang paling luas digunakan dalam kalkulus Simbol d x displaystyle dx nbsp d y displaystyle dy nbsp dan d y d x displaystyle tfrac dy dx nbsp diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada tahun 1675 2 Notasi ini masih umum digunakan ketika persamaan y f x displaystyle y f x nbsp ingin dipandang sebagai hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas Turunan pertama dengan notasi ini ditulis sebagaid y d x d f d x atau d d x f displaystyle frac dy dx quad frac df dx text atau frac d dx f nbsp dan awalnya dianggap sebagai perbandingan dua besaran infinitesimal infinitely small yang tak hingga kecilnya Turunan tingkat tinggi yakni turunan ke n dari y f x displaystyle y f x nbsp dituliskan sebagaid n y d x n d n f d x n atau d n d x n f displaystyle frac d n y dx n quad frac d n f dx n text atau frac d n dx n f nbsp Notasi tersebut merupakan singkatan dari penerapan operator turunan secara berulang Sebagai contoh notasi turunan kedua 3 d 2 y d x 2 d d x d y d x displaystyle frac d 2 y dx 2 frac d dx left frac dy dx right nbsp Dengan menggunakan notasi Leibniz turunan dari y displaystyle y nbsp di titik x a displaystyle x a nbsp dapat ditulis dalam dua cara berbeda d y d x x a d y d x a displaystyle left frac dy dx right x a frac dy dx a nbsp Notasi Leibniz memungkinkan penulisan variabel diferensiasi sebagai penyebut yang berperan dalam turunan parsial Notasi ini juga dapat digunakan untuk menulis aturan rantai sebagai Note 1 d y d x d y d u d u d x displaystyle frac dy dx frac dy du cdot frac du dx nbsp Selain itu notasi Leibniz memperlihatkan hubungan variabel yang sesuai dengan analisis dimensi Sebagai contoh turunan kedua d 2 y d x 2 displaystyle tfrac d 2 y dx 2 nbsp memiliki dimensi yang sama dengan y x 2 displaystyle tfrac y x 2 nbsp Notasi Lagrange Sunting Terkadang disebut dengan notasi petik prima prime notation 4 salah satu notasi turunan yang umum lainnya adalah notasi yang diperkenalkan Joseph Louis Lagrange Notasi ini menggunakan simbol prima yang mirip dengan simbol petik Turunan dari fungsi f displaystyle f nbsp dituliskan sebagai f displaystyle f nbsp Serupa dengan itu turunan kedua dan ketiga dari fungsi ditulis sebagai f f displaystyle f f nbsp dan f f displaystyle f f nbsp Untuk menyatakan turunan tingkat tinggi beberapa penulis menggunakan angka Romawi yang ditulis sebagai tika atas sedangkan yang lain menuliskan angka dalam simbol kurung f i v displaystyle f mathrm iv nbsp atau f 4 displaystyle f 4 nbsp Notasi yang kedua dapat diperumum untuk menghasilkan notasi f n displaystyle f n nbsp untuk turunan ke n dari f displaystyle f nbsp Notasi ini ringkas dan paling berguna ketika turunan dianggap sebagai fungsi tersendiri berbeda dengan notasi Leibniz yang mengganggap turunan sebagai hubungan antar variabel Nilai fungsi turunan ke n di a displaystyle a nbsp dituliskan sebagai f n a displaystyle f n a nbsp Notasi Newton Sunting Notasi Newton untuk turunan juga disebut sebagai notasi dot titik Notasi ini menggunakan titik yang diletakkan di atas nama fungsi untuk merepresentasikan turunan terhadap waktu Jika y f t displaystyle y f t nbsp maka y displaystyle dot y nbsp dan y displaystyle ddot y nbsp masing masing menyatakan turunan pertama dan turunan kedua dari y displaystyle y nbsp Notasi Newton saat ini hanya digunakan untuk turunan terhadap waktu atau terhadap panjang busur yang umum ditemukan dalam persamaan diferensial di fisika dan geometri diferensial 5 6 Notasi Newton malangnya sulit digunakan untuk turunan tingkat tinggi turunan ke 4 atau lebih dan tidak dapat digunakan untuk fungsi multivariabel Notasi Euler Sunting Notasi yang diperkenalkan Leonhard Euler menggunakan operator diferensial D displaystyle D nbsp yang ketika diterapkan pada sebuah fungsi f displaystyle f nbsp akan menghasilkan turunan pertama D f displaystyle Df nbsp Turunan ke n dengan notasi ini ditulis sebagai D n f displaystyle D n f nbsp Jika y f x displaystyle y f x nbsp adalah variabel terikat maka tika bawah x displaystyle x nbsp umum dilekatkan ke D displaystyle D nbsp untuk memperjelas x displaystyle x nbsp adalah variabel bebas Notasi Euler selanjutnya dapat ditulis sebagai D x y displaystyle D x y nbsp atau D x f x displaystyle D x f x nbsp walaupun tika bawah umumnya tidak digunakan jika konteks variabel x displaystyle x nbsp dapat dipahami contohnya ketika x displaystyle x nbsp adalah satu satunya variabel bebas dalam ekspresi Notasi Euler berguna dalam menyatakan dan menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear Kaidah dalam menentukan turunan fungsi SuntingLihat pula Tabel integral Definisi turunan dapat digunakan untuk menentukan turunan suatu fungsi seperti x n displaystyle x n nbsp dan sin x displaystyle sin x nbsp Proses ini dilakukan membuat persamaan perbandingan beda lalu menghitung limitnya Tapi pada praktiknya proses ini seringkali melelahkan Dalam pendidikan terkait kalkulus diferensial proses ini hanya dilakukan pada awal pembelajaran Selanjutnya menentukan turunan fungsi dilakukan dengan merujuk pada tabel daftar turunan fungsi yang umum maupun dengan menggunakan aturan aturan turunan Kaidah untuk fungsi fungsi dasar Sunting Setiap aturan pada bagian ini dapat dihasilkan dengan membuat persamaan beda lalu menghitung limit h 0 displaystyle h to 0 nbsp Proses tersebut memerlukan strategi yang berbeda untuk mendapatkan hasil turunan tergantung jenis fungsinya Pada bagian ini a displaystyle a nbsp berupa bilangan real Turunan pangkat d d x x a a x a 1 displaystyle frac d dx x a ax a 1 nbsp d d x x a d d x x a x a 1 displaystyle frac d dx x a frac d dx x cdot a cdot x a 1 nbsp Turunan implisit 7 Contoh 1 mencari turunan dy dx dari x 3 3 x 2 y 2 displaystyle x 3 3x 2 y 2 nbsp dapat dilakukan dengan cara berikut d d x x 3 3 x 2 d d x y 2 displaystyle rightarrow quad frac d dx x 3 3x 2 frac d dx y 2 nbsp d d x x 3 d d x 3 x d d x 2 d d x y 2 displaystyle rightarrow quad frac d dx x 3 frac d dx 3x frac d dx 2 frac d dx y 2 nbsp 3 x 2 3 d d x d y d y y 2 displaystyle rightarrow quad 3x 2 3 frac d dx frac dy dy y 2 nbsp 3 x 2 3 d y d x d d y y 2 displaystyle rightarrow quad 3x 2 3 frac dy dx frac d dy y 2 nbsp 3 x 2 3 d y d x 2 y displaystyle rightarrow quad 3x 2 3 frac dy dx 2y nbsp d y d x 3 x 2 3 2 y displaystyle rightarrow quad frac dy dx frac 3x 2 3 2y nbsp Contoh 2 mencari turunan dx dy dari x 3 3 x 2 y 2 displaystyle x 3 3x 2 y 2 nbsp dapat dilakukan dengan cara berikut d d y x 3 d d y 3 x d d y 2 d d y y 2 displaystyle rightarrow quad frac d dy x 3 frac d dy 3x frac d dy 2 frac d dy y 2 nbsp d d y d x d x x 3 d d y d x d x 3 x 2 y displaystyle rightarrow quad frac d dy frac dx dx x 3 frac d dy frac dx dx 3x 2y nbsp d x d y d d x x 3 d x d y d d x 3 x 2 y displaystyle rightarrow quad frac dx dy frac d dx x 3 frac dx dy frac d dx 3x 2y nbsp d x d y 3 x 2 d x d y 3 2 y displaystyle rightarrow quad frac dx dy 3x 2 frac dx dy 3 2y nbsp d x d y 2 y 3 x 2 3 displaystyle rightarrow quad frac dx dy frac 2y 3x 2 3 nbsp Fungsi eksponensial dan logaritma d d x e x e x displaystyle frac d dx e x e x nbsp d d x a x a x ln a a gt 0 displaystyle frac d dx a x a x ln a qquad a gt 0 nbsp d d x ln x 1 x x gt 0 displaystyle frac d dx ln x frac 1 x qquad x gt 0 nbsp d d x log a x 1 x ln a x a gt 0 displaystyle frac d dx log a x frac 1 x ln a qquad x a gt 0 nbsp Fungsi trigonometri d d x sin x cos x displaystyle frac d dx sin x cos x nbsp d d x cos x sin x displaystyle frac d dx cos x sin x nbsp d d x tan x sec 2 x 1 cos 2 x 1 tan 2 x displaystyle frac d dx tan x sec 2 x frac 1 cos 2 x 1 tan 2 x nbsp Fungsi invers trigonometri d d x arcsin x 1 1 x 2 1 lt x lt 1 displaystyle frac d dx arcsin x frac 1 sqrt 1 x 2 qquad 1 lt x lt 1 nbsp d d x arccos x 1 1 x 2 1 lt x lt 1 displaystyle frac d dx arccos x frac 1 sqrt 1 x 2 qquad 1 lt x lt 1 nbsp d d x arctan x 1 1 x 2 displaystyle frac d dx arctan x frac 1 1 x 2 nbsp Kaidah untuk fungsi komposit Sunting Beberapa aturan berikut dapat digunakan untuk menentukan turunan komposisi fungsi dengan membaginya menjadi masalah masalah turunan yang lebih sederhana Pada bagian ini f displaystyle f nbsp g displaystyle g nbsp dan h displaystyle h nbsp adalah fungsi yang terdiferensialkan pada selang I displaystyle I nbsp Aturan konstanta f x 0 displaystyle f x 0 nbsp untuk f x displaystyle f x nbsp berupa fungsi konstan Kaidah jumlah a f b g a f b g displaystyle alpha f beta g alpha f beta g nbsp untuk semua fungsi f dan g dan untuk semua bilangan real a displaystyle alpha nbsp dan b displaystyle beta nbsp Kaidah darab f g f g f g displaystyle f cdot g f cdot g f cdot g nbsp untuk semua fungsi f dan g Aturan ini mencakup kasus yang istimewa yakni fakta bahwa a f a f displaystyle alpha cdot f alpha cdot f nbsp dengan a displaystyle alpha nbsp berupa konstanta Karena menurut aturan konstanta a f a f a f a f 0 f a f displaystyle alpha cdot f alpha cdot f alpha cdot f alpha cdot f 0 cdot f alpha cdot f nbsp Kaidah hasil bagi g h g h g h h 2 displaystyle left frac g h right frac g cdot h g cdot h h 2 nbsp untuk semua fungsi g displaystyle g nbsp dan h displaystyle h nbsp di semua titik x displaystyle x nbsp di I displaystyle I nbsp yang memenuhi h x 0 displaystyle h x neq 0 nbsp Pada kasus g displaystyle g nbsp berupa fungsi konstan bernilai 1 displaystyle 1 nbsp akan didapatkan hubungan 1 h h h 2 displaystyle left frac 1 h right frac h h 2 nbsp Aturan rantai untuk komposisi fungsi Jika fungsi h displaystyle h nbsp terdiferensialkan pada selang I 1 displaystyle I 1 nbsp dan fungsi g displaystyle g nbsp terdiferensialkan pada selang I 2 h I 1 displaystyle I 2 h I 1 nbsp I 2 displaystyle I 2 nbsp adalah citra dari I 1 displaystyle I 1 nbsp yang dihasilkan fungsi h displaystyle h nbsp maka komposisi fungsi g h displaystyle g circ h nbsp terdiferensialkan di I 1 displaystyle I 1 nbsp dan g h x g h x h x displaystyle g circ h x g h x cdot h x nbsp Kaidah fungsi invers Jika fungsi f displaystyle f nbsp bersifat bijektif dan f 1 displaystyle f 1 nbsp adalah invers dari fungsi tersebut maka f 1 x 1 f f 1 x displaystyle f 1 x frac 1 f f 1 x nbsp Hubungan ini berlaku sembarang titik x displaystyle x nbsp yang memenuhi f f 1 x 0 displaystyle f f 1 x neq 0 nbsp Contoh perhitungan Sunting Turunan dari fungsi f x x 4 sin x 2 ln x e x 7 displaystyle f x x 4 sin left x 2 right ln x e x 7 nbsp dapat dilakukan dengan pertama kali menerapkan kaidah jumlah turunan dari penjumlahan fungsi fungsi sama dengan penjumlahan dari turunan fungsi fungsi f x d d x x 4 d d x cos x 2 d d x e x d d x ln x e x d d x 7 displaystyle f x frac d dx x 4 frac d dx Big cos left x 2 right Big frac d dx e x frac d dx Big ln x e x Big frac d dx 7 nbsp Tahap selanjutnya adalah menghitung turunan dari masing masing fungsi Kaidah rantai digunakan untuk menentukan turunan dari cos x 2 displaystyle cos x 2 nbsp sedangkan kaidah darab digunakan untuk menentukan turunan ln x e x displaystyle ln x e x nbsp f x 4 x 4 1 d x 2 d x cos x 2 d ln x d x e x ln x d e x d x 0 4 x 3 2 x cos x 2 1 x e x ln x e x displaystyle begin aligned f x amp 4x 4 1 frac d left x 2 right dx cos left x 2 right frac d left ln x right dx e x ln x frac d left e x right dx 0 amp 4x 3 2x cos left x 2 right frac 1 x e x ln x e x end aligned nbsp Turunan tingkat tinggi SuntingMisalkan f displaystyle f nbsp adalah fungsi terdiferensialkan dan f displaystyle f nbsp adalah fungsi turunannya Turunan dari f displaystyle f nbsp jika ada ditulis sebagai f displaystyle f nbsp dan disebut turunan kedua dari f displaystyle f nbsp Serupa dengan itu turunan dari turunan kedua jika ada ditulis sebagai f displaystyle f nbsp dan disebut turunan ketiga dari f displaystyle f nbsp dan seterusnya Turunan berulang ini disebut turunan tingkat tinggi Turunan ke n juga dapat dituliskan sebagai f n displaystyle f n nbsp Jika x t displaystyle x t nbsp menyatakan posisi suatu objek pada waktu t displaystyle t nbsp maka turunan tingkat tinggi dari x displaystyle x nbsp memiliki interpretasi khusus dalam bidang fisika Turunan pertama dari x displaystyle x nbsp menyatakan kecepatan objek turunan kedua menyatakan besar akselerasinya sedangkan turunan ketiga dari x displaystyle x nbsp menyatakan sentakan Fungsi mulus Sunting Artikel utama Fungsi mulus Sebuah fungsi yang dapat diturunkan tak hingga kali disebut fungsi mulus Tidak semua fungsi merupakan fungsi mulus sebagai contoh fungsi f displaystyle f nbsp yang tidak kontinu tidak dapat diturunkan Serupa dengan itu bahkan jika f displaystyle f nbsp memiliki turunan fungsi turunan keduanya mungkin tidak ada Sebagai contoh misalkan fungsi f x x 2 jika x 0 x 2 jika x 0 displaystyle f x begin cases x 2 amp text jika x geq 0 x 2 amp text jika x leq 0 end cases nbsp Perhitungan menunjukkan bahwa f x 2 x displaystyle f x 2 x nbsp adalah fungsi yang terdiferensialkan namun tidak memiliki turunan di nol Jika suatu fungsi dapat diturunkan k kali berturut turut dan turunan ke k nya bersifat kontinu maka fungsi tersebut merupakan anggota kelas keterdiferensialan Ck Polinomial Taylor dengan sisa Sunting Artikel utama Teorema Taylor Pada garis bilangan real setiap fungsi polinomial terdiferensialkan tak hingga kali Dengan menggunakan kaidah turunan pangkat sebuah polinomial berderajat n akan menjadi fungsi konstan jika diturunkan sebanyak n kali Semua turunan fungsi tersebut selanjutnya sama dengan 0 fungsi konstan Hal ini mengartikan fungsi polinomial termasuk fungsi mulus Turunan tingkat tinggi dari sebuah fungsi f displaystyle f nbsp di suatu titik x displaystyle x nbsp akan memberikan hampiran polinomial terbaik untuk fungsi tersebut di sekitar titik x displaystyle x nbsp Sebagai contoh jika f displaystyle f nbsp terdiferensialkan dua kali maka f x h f x f x h 1 2 f x h 2 displaystyle f x h approx f x f x h tfrac 1 2 f x h 2 nbsp dalam artian bahwa lim h 0 f x h f x f x h 1 2 f x h 2 h 2 0 displaystyle lim h to 0 frac f x h f x f x h frac 1 2 f x h 2 h 2 0 nbsp Jika f displaystyle f nbsp terdiferensialkan tak hingga kali maka persamaan turunan kedua dapat diteruskan menjadi deret Taylor untuk fungsi f displaystyle f nbsp yang dievaluasi di x h sekitar titik x Kaidah untuk turunan tingkat tinggi Sunting Aturan Leibniz Jika f displaystyle f nbsp dan g displaystyle g nbsp dapat diturunkan sebanyak n displaystyle n nbsp kali maka turunan ke n displaystyle n nbsp dari fungsi f x g x displaystyle f x cdot g x nbsp adalah f g n k 0 n n k f k g n k displaystyle fg n sum k 0 n binom n k f k g n k nbsp Ekspresi n k textstyle binom n k nbsp yang muncul pada persamaan tersebut menandakan koefisien binomial Aturan ini adalah perumuman dari kaidah darab Turunan pada sistem bilangan kompleks SuntingDefinisi dan aturan aturan terkait turunan dapat diperumum untuk fungsi dengan variabel kompleks dan nilai kompleks Perumuman ini dapat dilakukan karena bilangan kompleks juga memiliki sifat penjumlahan perkalian dan pembagian sama seperti bilangan real Selain itu konsep jarak Euklides antar bilangan pada bilangan kompleks dapat dijelaskan secara sederhana Jika U C displaystyle U subset mathbb C nbsp berupa himpunan buka dan f U C displaystyle f U to mathbb C nbsp adalah fungsi bernilai kompleks maka f displaystyle f nbsp dikatakan terdiferensialkan di titik z C displaystyle z in mathbb C nbsp bila nilai limit lim h 0 f z h f z h displaystyle lim h to 0 frac f z h f z h nbsp ada 8 Turunan kompleks ini disimbolkan dengan f z displaystyle f z nbsp Definisi ini memungkinkan untuk menggunakan konsep kelinearan turunan menyatakan besar kemiringan dari fungsi kompleks linear terbaik yang menghampiri fungsi f displaystyle f nbsp Tapi perhatian lebih diperlukan karena nilai h displaystyle h nbsp pada limit berupa bilangan kompleks Berbeda dengan limit pada bilangan real yang hanya memerlukan dua arah limit dari kanan dan limit dari kiri limit pada bilangan kompleks dapat bergerak dari takhingga banyaknya arah Akibatnya konsep turunan fungsi kompleks jauh lebih ketat ketimbang pada fungsi bernilai real Sebagai contoh fungsi nilai mutlak kompleks tidak memiliki turunan dimanapun Sebuah fungsi kompleks dapat diturunkan pada suatu titik jika dan hanya jika fungsi tersebut memenuhi persamaan Cauchy Riemann di titik tersebut Walaupun atau tepatnya karena konsep turunan yang jauh lebih ketat aturan aturan perhitungan turunan pada fungsi bilangan real dapat digunakan untuk fungsi bilangan kompleks Hal ini mencakup aturan jumlah darab dan rantai juga aturan fungsi invers Banyak fungsi kompleks seperti eksponensial dan logaritma memiliki sifat turunan yang mirip dengan versi realnya Jika fungsi f displaystyle f nbsp terdiferensialkan di keseluruhan domain U displaystyle U nbsp maka fungsi f displaystyle f nbsp disebut fungsi holomorfik di U displaystyle U nbsp 9 Fungsi kompleks yang terdiferensialkan di keseluruhan C displaystyle mathbb C nbsp disebut fungsi entire Fungsi holomorfik memiliki beberapa sifat yang unik Sebagai contoh teorema Picard menyimpulkan bahwa citra range dari fungsi entire hanya dapat berupa C displaystyle mathbb C nbsp C z 0 displaystyle mathbb C setminus z 0 nbsp atau z 0 displaystyle z 0 nbsp untuk suatu z 0 C displaystyle z 0 in mathbb C nbsp Hasil ini dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa jika fungsi kompleks f displaystyle f nbsp tidak pernah menghasilkan nilai z displaystyle z nbsp maupun nilai w displaystyle w nbsp maka f displaystyle f nbsp adalah fungsi konstan Turunan untuk fungsi bernilai vektor Sunting nbsp Grafik dari fungsi bernilai vektor r z 2 cos z 4 sin z z displaystyle mathbf r z 2 cos z 4 sin z z nbsp yang berbentuk heliks Panah menandakan vektor yang dihasilkan fungsi di z 19 5 displaystyle z 19 5 nbsp Sebuah fungsi bernilai vektor y displaystyle mathbf y nbsp dengan variabel real adalah fungsi yang memetakan bilangan real ril ke suatu vektor di suatu ruang vektor R n displaystyle mathbb R n nbsp Fungsi bernilai vektor dapat dibagi menjadi fungsi fungsi koordinatnya y 1 t y 2 t y n t displaystyle y 1 t y 2 t dots y n t nbsp Hal ini mengartikan fungsi y displaystyle mathbf y nbsp dapat ditulis sebagai y t y 1 t y 2 t y n t displaystyle mathbf y t y 1 t y 2 t dots y n t nbsp Contoh dari fungsi bernilai vektor adalah kurva parametrik di R 2 displaystyle mathbb R 2 nbsp atau R 3 displaystyle mathbb R 3 nbsp Fungsi fungsi koordinat adalah fungsi bernilai real mengakibatkan definisi turunan dapat diterapkan bagi mereka semua Turunan dari fungsi y t displaystyle mathbf y t nbsp didefinisikan sebagai sebuah vektor disebut vektor singgung yang koordinatnya adalah nilai turunan dari semua fungsi koordinatnya Dengan kata lain y t y 1 t y n t displaystyle mathbf y t y 1 t ldots y n t nbsp Bentuk tersebut dapat dihasilkan dari menghitungy t lim h 0 y t h y t h displaystyle mathbf y t lim h to 0 frac mathbf y t h mathbf y t h nbsp dengan mengasumsikan limit dari fungsi tersebut ada Sebagai contoh bila y t displaystyle mathbf y t nbsp adalah vektor yang menandakan posisi suatu partikel pada waktu t displaystyle t nbsp turunan y t displaystyle mathbf y t nbsp dapat dipandang sebagai vektor kecepatan dari partikel pada waktu t displaystyle t nbsp Turunan untuk fungsi multivariabel SuntingLihat pula Kalkulus multivariabel Pembahasan pada bagian bagian sebelumnya hanya memperhatikan fungsi dengan satu variabel Fungsi yang memetakan vektor ke vektor maupun vektor ke bilangan juga dapat memiliki turunan Tetapi garis singgung pada grafik fungsi tersebut belum tentu unik karena ada banyak arah yang mungkin untuk membuat garis tersebut Oleh karena itu perumuman turunan diperlukan untuk jenis fungsi ini Keterdiferensialan dan matriks Jacobi Sunting Turunan parsial Sunting Artikel utama Turunan parsial nbsp Grafik dari fungsi z x 2 x y y 2 displaystyle z x 2 xy y 2 nbsp Pada turunan parsial dengan nilai variabel y displaystyle y nbsp konstan garis singgung yang dihasilkan akan sejajar dengan bidang xz nbsp Irisan dari grafik fungsi di bidang xz y 1 displaystyle y 1 nbsp Dua sumbu yang disajikan di sini memiliki skala yang berbeda Kemiringan dari garis singgung di titik 1 1 displaystyle 1 1 nbsp sama dengan 3 Misalkan f displaystyle f nbsp adalah fungsi multivariabel sebagai contoh f x y x 2 x y y 2 displaystyle f x y x 2 xy y 2 nbsp Fungsi f displaystyle f nbsp dapat dianggap sebagai keluarga fungsi satu variabel yang diindeks oleh variabel variabel yang lain f x y f x y x 2 x y y 2 displaystyle f x y f x y x 2 xy y 2 nbsp Dalam contoh ini setiap nilai x displaystyle x nbsp akan menghasilkan sebuah fungsi f x displaystyle f x nbsp yang merupakan fungsi satu variabel Hal ini dapat dinyatakan dengan pemetaan x f x displaystyle x mapsto f x nbsp f x y x 2 x y y 2 displaystyle f x y x 2 xy y 2 nbsp Setelah suatu nilai x displaystyle x nbsp dipilih misalnya x a displaystyle x a nbsp maka f x y displaystyle f x y nbsp selanjutnya menentukan sebuah fungsi f a displaystyle f a nbsp yang memetakan y displaystyle y nbsp ke a 2 a y y 2 displaystyle a 2 ay y 2 nbsp juga dapat ditulis sebagai f a y a 2 a y y 2 displaystyle f a y a 2 ay y 2 nbsp Dalam ekspresi tersebut a displaystyle a nbsp adalah sebuah konstanta dan bukan sebuah variabel menjadikan f a displaystyle f a nbsp sebagai fungsi satu variabel Alhasil definisi turunan untuk fungsi satu variabel berlaku f a y a 2 y displaystyle f a y a 2y nbsp Prosedur ini dapat diterapkan untuk sembarang pemilihan nilai a displaystyle a nbsp Menggunakan notasi Leibniz turunan ini menyampaikan perbandingan perubahan nilai fungsi f displaystyle f nbsp dalam arah y displaystyle y nbsp f y x y x 2 y displaystyle frac partial f partial y x y x 2y nbsp dan disebut sebagai turunan berarah dari f displaystyle f nbsp terhadap y displaystyle y nbsp Dalam ekspresi tersebut simbol adalah huruf d melengkung yang disebut sebagai simbol turunan parsial Untuk membedakannya dengan huruf d yang digunakan dalam turunan satu variabel terkadang dilafalkan sebagai der del atau parsial ketimbang de Secara umum turunan parsial sebuah fungsi f x 1 x n displaystyle f x 1 dots x n nbsp dalam arah x i displaystyle x i nbsp di titik a 1 a n displaystyle a 1 dots a n nbsp didefinisikan sebagai f x i a 1 a n lim h 0 f a 1 a i h a n f a 1 a i a n h displaystyle frac partial f partial x i a 1 ldots a n lim h to 0 frac f a 1 ldots a i h ldots a n f a 1 ldots a i ldots a n h nbsp Dalam perbandingan beda di atas semua nilai variabel kecuali x i displaystyle x i nbsp dibuat konstan Tindakan membuat konstan variabel variabel ini akan menghasilkan fungsi satu variabel f a 1 a i 1 a i 1 a n x i f a 1 a i 1 x i a i 1 a n displaystyle f a 1 ldots a i 1 a i 1 ldots a n x i f a 1 ldots a i 1 x i a i 1 ldots a n nbsp dan dari definisi d f a 1 a i 1 a i 1 a n d x i a i f x i a 1 a n displaystyle frac df a 1 ldots a i 1 a i 1 ldots a n dx i a i frac partial f partial x i a 1 ldots a n nbsp Ekspresi ini juga menunjukkan bahwa perhitungan turunan parsial dapat disederhanakan menjadi perhitungan turunan satu variabel Turunan parsial juga memainkan peran penting dalam pembahasan terkait fungsi bernilai vektor Misalkan f x 1 x n displaystyle mathbf f x 1 dots x n nbsp sebagai fungsi bernilai vektor Jika semua turunan parsial f x j displaystyle tfrac partial mathbf f partial x j nbsp terdefinisi di titik a a 1 a n displaystyle mathbf a a 1 dots a n nbsp turunan turunan parsial ini mendefinisikan sebuah vektor f a 1 a n f x 1 a 1 a n f x n a 1 a n displaystyle nabla mathbf f a 1 ldots a n left frac partial mathbf f partial x 1 a 1 ldots a n ldots frac partial mathbf f partial x n a 1 ldots a n right nbsp yang disebut sebagai gradien dari f displaystyle mathbf f nbsp di a displaystyle mathbf a nbsp Jika f displaystyle mathbf f nbsp terdiferensialkan di setiap titik di suatu domain maka gradien adalah sebuah fungsi bernilai vektor f displaystyle nabla mathbf f nbsp yang memetakan titik a 1 a n displaystyle a 1 dots a n nbsp ke vektor f a 1 a n displaystyle nabla mathbf f a 1 dots a n nbsp Akibatnya gradien menentukan suatu medan vektor Turunan berarah Sunting Artikel utama Turunan berarah nbsp Plot kontur dari fungsi f x y x 2 y 2 displaystyle f x y x 2 y 2 nbsp Vektor gradien ditandai oleh warna hitam dan vektor unit u displaystyle mathbf u nbsp yang dikali dengan turunan berarah f displaystyle f nbsp dalam arah u displaystyle mathbf u nbsp ditandai wana jingga Vektor gradien lebih panjang daripada vektor turunan berarah karena vektor gradien menunjuk pada arah dengan perubahan nilai fungsi paling besar Jika f displaystyle f nbsp adalah fungsi bernilai real di R n displaystyle mathbb R n nbsp maka turunan parsial f displaystyle f nbsp mengukur variasi turunan dalam arah sumbu koordinat Sebagai contoh jika f displaystyle f nbsp adalah fungsi dari x displaystyle x nbsp dan y displaystyle y nbsp maka turunan parsial f displaystyle f nbsp mengukur variasi di f displaystyle f nbsp dalam arah x displaystyle x nbsp dan y displaystyle y nbsp Tapi turunan f displaystyle f nbsp tidak mengukur secara langsung variasi f displaystyle f nbsp pada setiap arah lainnya contohnya di sepanjang garis diagonal y x displaystyle y x nbsp Ini diukur menggunakan turunan berarah Misalkan vektor v v 1 v n displaystyle mathbf v v 1 ldots v n nbsp turunan berarah f displaystyle f nbsp dalam arah v displaystyle mathbf v nbsp di titik x didefinisikan melalui limit D v f x lim h 0 f x h v f x h displaystyle D mathbf v f mathbf x lim h rightarrow 0 frac f mathbf x h mathbf v f mathbf x h nbsp Dalam beberapa kasus menghitung atau menaksir turunan berarah akan lebih mudah setelah panjang vektor diubah Proses ini seringkali dilakukan dengan mengubah suatu masalah menjadi perhitungan berupa turunan berarah dalam arah satuan vektor Sebagai contoh misalkan v l u displaystyle mathbf v lambda mathbf u nbsp dan u displaystyle mathbf u nbsp adalah satuan vektor pada arah v displaystyle mathbf v nbsp Mensubstitusi h k l displaystyle h tfrac k lambda nbsp ke perbandingan beda di ruas kanan persamaan akan menghasilkan bentuk f x k l l u f x k l l f x k u f x k displaystyle frac f mathbf x k lambda lambda mathbf u f mathbf x k lambda lambda cdot frac f mathbf x k mathbf u f mathbf x k nbsp Dengan mengambil limit h displaystyle h nbsp menuju nol dari persamaan di atas didapatkan hubungan turunan berarah f displaystyle f nbsp dalam arah vektor v displaystyle mathbf v nbsp sama saja dengan l displaystyle lambda nbsp kali turunan berarah f displaystyle f nbsp dalam arah vektor satuan u displaystyle mathbf u nbsp Oleh karena itu D v f l D u f displaystyle D mathbf v f lambda D mathbf u f nbsp Karena sifat penskalaan ini turunan berarah seringkali digunakan hanya untuk vektor satuan Jika semua turunan parsial f displaystyle f nbsp ada dan kontinu di x displaystyle mathbf x nbsp maka semua turunan parsial menentukan turunan berarah f displaystyle f nbsp pada arah v displaystyle mathbf v nbsp melalui ru