www.wikidata.id-id.nina.az
Teorema dasar kalkulus menjelaskan relasi antara dua operasi pusat kalkulus yaitu pendiferensialan dan pengintegralan Bagian pertama dari teorema ini kadang disebut sebagai teorema dasar kalkulus pertama menunjukkan bahwa sebuah integral tak tentu 1 dapat dibalikkan menggunakan pendiferensialan Bagian kedua kadang disebut sebagai teorema dasar kalkulus kedua mengizinkan seseorang menghitung integral tertentu sebuah fungsi menggunakan salah satu dari banyak antiturunan Bagian teorema ini memiliki aplikasi yang sangat penting karena ia dengan signifikan mempermudah perhitungan integral tertentu Teorema dasar kalkulus kadang kadang juga disebut sebagai Teorema dasar kalkulus Leibniz atau Teorema dasar kalkulus Torricelli Barrow Daftar isi 1 Sejarah 2 Pengertian geometri 3 Intuisi 4 Pernyataan formal 4 1 Bagian pertama 4 2 Bagian kedua 5 Korolari 6 Contoh 7 Perampatan 8 Lihat pula 9 Catatan kaki 10 Referensi 11 Pranala luarSejarah SuntingPenyataan yang pertama kali dipublikasikan dan bukti matematika dari versi terbatas teorema dasar ini diberikan oleh James Gregory 1638 1675 2 Isaac Barrow 1630 1677 membuktikan versi umum bagian pertama teorema ini sedangkan murid Barrow Isaac Newton 1643 1727 menyelesaikan perkembangan dari teori matematika di sekitarnya Gottfried Leibniz 1646 1716 menyistematisasi ilmu ini menjadi kalkulus untuk kuantitas infinitesimal Pengertian geometri Sunting nbsp Luas arsir dalam strip warna merah berkait erat dengan h displaystyle h nbsp dikali f x displaystyle f x nbsp Secara bergantian jika fungsi A x displaystyle A x nbsp diketahui luasnya tepat A x h A x displaystyle A x h A x nbsp Kedua nilai hampir sama khususnya ketika h displaystyle h nbsp kecil Untuk suatu fungsi kontinu y f x displaystyle y f x nbsp yang grafiknya digambar sebagai kurva setiap nilai x displaystyle x nbsp memiliki fungsi luas berpadanan A x displaystyle A x nbsp yang mewakilkan luas di bawah kurva f x displaystyle f x nbsp antara 0 displaystyle 0 nbsp dan x displaystyle x nbsp Fungsi A x displaystyle A x nbsp tidak diketahui tetapi mengingat bahwa fungsi tersebut mewakilkan luas di bawah kurva Luas di bawah kurva antara x displaystyle x nbsp dan x h displaystyle x h nbsp dapat dihitung dengan mencari luas di antara 0 displaystyle 0 nbsp dan x h displaystyle x h nbsp lalu mengurangi luas di antara 0 displaystyle 0 nbsp dan x displaystyle x nbsp Dengan kata lain luas strip adalah A x h A x displaystyle A x h A x nbsp Ada cara lain untuk mengestimasi luas strip tersebut Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di samping h displaystyle h nbsp dikali f x displaystyle f x nbsp memperoleh luas persegi panjang yang kira kira sama dengan luas strip Jadi A x h A x f x h displaystyle A x h A x approx f x cdot h nbsp Nyatanya estimasi ini mendekati kesamaan yang sempurna jika kita menambah bagian luas tambahan yang berwarna merah seperti di gambar Jadi A x h A x f x h Luas tambahan berwarna merah displaystyle A x h A x f x cdot h text Luas tambahan berwarna merah nbsp Dengan menyusun bentuk memperoleh f x A x h A x h Luas tambahan berwarna merah h displaystyle f x frac A x h A x h frac text Luas tambahan berwarna merah h nbsp Ketika h displaystyle h nbsp mendekati 0 displaystyle 0 nbsp di limit pecahan yang terakhir dapat ditunjukkan mendekati nol 3 Ini benar karena luas daerah tambahan berwarna merah lebih kecil sama dengan luas dari batas persegi panjang hitam Lebih tepatnya f x A x h A x h Luas tambahan berwarna merah h h f x h 1 f x h 2 h f x h 1 f x h 2 displaystyle left f x frac A x h A x h right frac text Luas tambahan berwarna merah h leq frac h f x h 1 f x h 2 h f x h 1 f x h 2 nbsp dengan x h 1 displaystyle x h 1 nbsp dan x h 2 displaystyle x h 2 nbsp adalah masing masing titik ketika f displaystyle f nbsp mendekati nilai maksimum dan minimum di selang x x h displaystyle x x h nbsp Melalui kekontinuan f displaystyle f nbsp bentuk terakhir mendekati nol sama seperti h displaystyle h nbsp Karena itu ruas kiri mendekati nol sama seperti h displaystyle h nbsp f x lim h 0 A x h A x h displaystyle f x lim h to 0 frac A x h A x h nbsp Ini menyiratkan f x A x displaystyle f x A x nbsp Artinya turunan fungsi luas A x displaystyle A x nbsp sama dengan fungsi asalnya f x displaystyle f x nbsp Demikian juga fungsi luasnya adalah antiturunan fungsi asalnya Dengan menghitung turunan fungsi dan mencari luas di bawah kurvanya merupakan operasi kebalikan Pengertian ini merupakan bagian terpenting mengenai Teorema Dasar Kalkulus Intuisi SuntingSecara intuitif teorema ini dengan sederhana menyatakan bahwa jumlah perubahan infinitesimal suatu kuantitas terhadap waktu atau terhadap kuantitas lainnya akan menumpuk menjadi perubahan total kuantitas Untuk memahami pernyataan ini diberikan sebuah contoh Misalkan sebuah partikel berpindah mengikuti garis lurus dengan posisinya diberikan sebagai x t dengan t adalah waktu dan x t berarti x adalah fungsi dari t Turunan dari fungsi ini sama dengan perbuahan infinitesimal kuantitas dx per perubahan infinitesimal waktu dt tentu saja turunannya sendiri tergantung pada waktu Didefinisikan pula perubahan jarak terhadap perubahan waktu ini sebagai kecepatan v partikel Dalam notasi Leibniz d x d t v t displaystyle frac dx dt v t nbsp Dengan menata ulang persamaan ini terlihat bahwa d x v t d t displaystyle dx v t dt nbsp Dengan logika di atas sebuah perubahan x atau Dx adalah jumlah dari perbuahan infinitesimal dx Ia juga sama dengan jumlah dari hasil kali infinitesimal dari turunan dan waktu Penjumlahahan takterhingga ini adalah pengintegralan sehingga operasi penginteralan mengizinkan pemulihan fungsi semula dari turunannya Dengan pemikiran yang sama operasi ini juga dapat bekerja terbalik ketika kita menurunkan hasil dari sebuah integral untuk memulihkan turunan semula Pernyataan formal SuntingTerdapat dua bagian teorema dasar kalkulus Secara kasar bagian pertama berkutat pada turunan sebuah antiturunan sedangkan bagian kedua berkutat pada relasi antara antiturunan dan integral tertentu Bagian pertama Sunting Bagian ini kadang kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus pertama Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang kontinu didefinisikan pada sebuah interval tertutup a b Misalkan juga F adalah fungsi yang didefinisikan untuk semua x pada a b dengan F x a x f t d t displaystyle F x int a x f t dt nbsp Maka F adalah kontinu pada a b terdiferensialkan differentiable pada interval terbuka a b dan F x f x displaystyle F x f x nbsp untuk semua x pada a b Bukti untuk teorema dasar kalkulus bagian pertamaAndaikan F x a x f t d t displaystyle F x int a x f t dt nbsp Misalkan terdapat dua bilangan x1 dan x1 Dx pada a b Sehingga didapatkan F x 1 a x 1 f t d t displaystyle F x 1 int a x 1 f t dt nbsp dan F x 1 D x a x 1 D x f t d t displaystyle F x 1 Delta x int a x 1 Delta x f t dt nbsp Pengurangan kedua persamaan di atas menghasilkan F x 1 D x F x 1 a x 1 D x f t d t a x 1 f t d t 1 displaystyle F x 1 Delta x F x 1 int a x 1 Delta x f t dt int a x 1 f t dt qquad 1 nbsp Bisa ditunjukan bahwa a x 1 f t d t x 1 x 1 D x f t d t a x 1 D x f t d t displaystyle int a x 1 f t dt int x 1 x 1 Delta x f t dt int a x 1 Delta x f t dt nbsp Jumlah dari luas wilayah yang bersampingan sama dengan jumlah kedua wilayah yang digabungkan Dengan memanipulasi persamaan ini kita dapatkan a x 1 D x f t d t a x 1 f t d t x 1 x 1 D x f t d t displaystyle int a x 1 Delta x f t dt int a x 1 f t dt int x 1 x 1 Delta x f t dt nbsp Substitusikan persamaan di atas ke 1 sehingga F x 1 D x F x 1 x 1 x 1 D x f t d t 2 displaystyle F x 1 Delta x F x 1 int x 1 x 1 Delta x f t dt qquad 2 nbsp Menurut teorema nilai antara untuk pengintegralan terdapat sebuah c pada x1 x1 Dx sehingga x 1 x 1 D x f t d t f c D x displaystyle int x 1 x 1 Delta x f t dt f c Delta x nbsp Substitusikan persamaan di atas ke 2 kita dapatkan F x 1 D x F x 1 f c D x displaystyle F x 1 Delta x F x 1 f c Delta x nbsp Bagi kedua sisi dengan Dx menghasilkan F x 1 D x F x 1 D x f c displaystyle frac F x 1 Delta x F x 1 Delta x f c nbsp Perhatikan pula ekspresi pada sisi kiri persamaannya adalah hasil bagi beda Newton untuk F pada x1 Dengan mengambil limit Dx 0 pada kedua sisi persamaan lim D x 0 F x 1 D x F x 1 D x lim D x 0 f c displaystyle lim Delta x to 0 frac F x 1 Delta x F x 1 Delta x lim Delta x to 0 f c nbsp Ekspresi pada sisi kiri persamaan adalah definisi turunan dari F pada x1 F x 1 lim D x 0 f c 3 displaystyle F x 1 lim Delta x to 0 f c qquad 3 nbsp Untuk mencari limit lainnya kita gunakan teorema apit c ada pada interval x1 x1 Dx sehingga x1 c x1 Dx Juga lim D x 0 x 1 x 1 displaystyle lim Delta x to 0 x 1 x 1 nbsp dan lim D x 0 x 1 D x x 1 displaystyle lim Delta x to 0 x 1 Delta x x 1 nbsp Sehingga menurut teori apit lim D x 0 c x 1 displaystyle lim Delta x to 0 c x 1 nbsp Substitusikan ke 3 kita dapatkan F x 1 lim c x 1 f c displaystyle F x 1 lim c to x 1 f c nbsp Fungsi f kontinu pada c sehingga limit dapat diambil di dalam fungsi Oleh karena itu kita dapatkan F x 1 f x 1 displaystyle F x 1 f x 1 nbsp yang menyelesaikan pembuktian Bagian kedua Sunting Bagian ini kadang kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus kedua atau aksioma Newton Leibniz Misalkan f adalah sebuah fungsi bernilai real yang kontinu didefinisikan pada interval tertutup a b Misalkan juga F adalah antiturunan dari f yakni salah satu dari fungsi fungsi yang tak terhingga banyaknya yang untuk semua x pada a b f x F x displaystyle f x F x nbsp Maka a b f x d x F b F a displaystyle int a b f x dx F b F a nbsp Bukti untuk teorema dasar kalkulus bagian keduaIni adalah pembuktian limit menggunakan penjumlahan Riemann Misalnya f kontinu pada interval a b dan F adalah antiturunan dari f Dimulai dengan kuantitas F b F a displaystyle F b F a nbsp Misalkan pula terdapat bilangan bilangan x1 xnsehingga a x 0 lt x 1 lt x 2 lt lt x n 1 lt x n b displaystyle a x 0 lt x 1 lt x 2 lt ldots lt x n 1 lt x n b nbsp Maka F b F a F x n F x 0 displaystyle F b F a F x n F x 0 nbsp Sekarang kita tambahkan setiap F xi bersamaan dengan balikan aditif inverse additive sehingga kuantitas yang dihasilkan adalah sama F b F a F x n F x n 1 F x n 1 F x 1 F x 1 F x 0 F x n F x n 1 F x n 1 F x 1 F x 1 F x 0 displaystyle begin matrix F b F a amp amp F x n F x n 1 F x n 1 ldots F x 1 F x 1 F x 0 amp amp F x n F x n 1 F x n 1 ldots F x 1 F x 1 F x 0 end matrix nbsp Kuantitas di atas dapat ditulis sebagai penjumalhan berikut F b F a i 1 n F x i F x i 1 1 displaystyle F b F a sum i 1 n F x i F x i 1 qquad 1 nbsp Kemudan kita akan menggunakan teorema nilai purata Dinyatakan dengan singkat Misalkan F kontinu pada interval tertutup a b dan terdiferensialkan pada interval terbuka a b Maka terdapat c pada a b yang F c F b F a b a displaystyle F c frac F b F a b a nbsp Sehingga F c b a F b F a displaystyle F c b a F b F a nbsp Fungsi F terdiferensialkan pada interval a b sehingga ia juga terdiferensialkan dan kontinu pada setiap interval xi 1 Oleh karena itu menurut teorema nilai purata F x i F x i 1 F c i x i x i 1 displaystyle F x i F x i 1 F c i x i x i 1 nbsp Substitusikan persamaan di atas ke 1 kita dapatkan F b F a i 1 n F c i x i x i 1 displaystyle F b F a sum i 1 n F c i x i x i 1 nbsp Asumsi ini mengimplikasikan F c i f c i displaystyle F c i f c i nbsp Juga x i x i 1 displaystyle x i x i 1 nbsp dapat diekspresikan sebagai D x displaystyle Delta x nbsp dari partisi i displaystyle i nbsp F b F a i 1 n f c i D x i 2 displaystyle F b F a sum i 1 n f c i Delta x i qquad 2 nbsp nbsp Deret yang konvergen dari penjumlahan Riemann Angka pada kanan atas adalah luas dari persegi panjang abu abu Ia konvergen ke intergal fungsi tersebut Perhatikan bahwa kita sedang menjelaskan luas persegi panjang dengan lebar kali tinggi dan kita menggabungkan total semua luas persegi panjang tersebut Setiap persegi panjang dengan teorema nilai purata merupakan pendekatan dari bagian kurva yang digambar Juga perhatikan bahwa D x i displaystyle Delta x i nbsp tidak perlulah sama untuk setiap nilai i displaystyle i nbsp atau dengan kata lain lebar persegi panjang dapat berbeda beda Apa yang perlu kita lakukan adalah mendekatkan kurva tersebut dengan n displaystyle n nbsp persegi panjang Semakin kecil partisi ini dan semakin besar n maka kita akan mendapatkan luas wilayah kurva yang semakin mendekati nilai sebenarnya Dengan mengambil limit ekspresi norma partisi mendekati nol kita mendapatkan integral Riemann Yakni kita mengambil limit partisi yang terbesar mendekati nol dalam hal ukuran sehingga partisi partisi lainnya lebih kecil dan jumlah partisi mendekati tak terhingga Maka kita mengambil limit pada kedua sisi 2 Kita dapatkan lim D 0 F b F a lim D 0 i 1 n f c i D x i displaystyle lim Delta to 0 F b F a lim Delta to 0 sum i 1 n f c i Delta x i nbsp Baik F b maupuan F a tidak bergantung pada D sehingga limit pada bagian sisi kiri tetaplah F b F a F b F a lim D 0 i 1 n f c i D x i displaystyle F b F a lim Delta to 0 sum i 1 n f c i Delta x i nbsp Ekspresi pada sisi kanan persamaan merupakan definisi dari integral terhadap f dari a ke b Sehingga kita dapatkan F b F a a b f x d x displaystyle F b F a int a b f x dx nbsp yang menyelesaikan pembuktian Korolari SuntingMisalkan f adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada sebuah interval tertutup a b Misalkan juga F adalah sebuah fungsi yang untuk semua x pada a b f x F x displaystyle f x F x nbsp Maka untuk semua x pada a b F x a x f t d t F a displaystyle F x int a x f t dt F a nbsp dan f x d d x a x f t d t displaystyle f x frac d dx int a x f t dt nbsp Contoh SuntingMisalkan kita perlu menghitung 2 5 x 2 d x displaystyle int 2 5 x 2 dx nbsp Di sini f x x 2 displaystyle f x x 2 nbsp dan kita dapat menggunakan F x x 3 3 displaystyle F x x 3 over 3 nbsp sebagai antiturunan Sehingga 2 5 x 2 d x F 5 F 2 125 3 8 3 117 3 39 displaystyle int 2 5 x 2 dx F 5 F 2 125 over 3 8 over 3 117 over 3 39 nbsp Atau lebih umumnya misalkan kita perlu menghitung d d x 0 x t 3 d t displaystyle d over dx int 0 x t 3 dt nbsp Di sini f t t 3 displaystyle f t t 3 nbsp dan kita dapat menggunakan F t t 4 4 displaystyle F t t 4 over 4 nbsp sebagai antiturunan Sehingga d d x 0 x t 3 d t d d x F x d d x F 0 d d x x 4 4 x 3 displaystyle d over dx int 0 x t 3 dt d over dx F x d over dx F 0 d over dx x 4 over 4 x 3 nbsp Namun hasil ini akan lebih mudah didapatkan apabila menggunakan d d x 0 x t 3 d t f x d x d x f 0 d 0 d x x 3 displaystyle d over dx int 0 x t 3 dt f x dx over dx f 0 d0 over dx x 3 nbsp Perampatan SuntingKita tidak perlu mengasumsikan kekontinuan f pada keseluruhan interval Bagian I dari teorema menyatakan Jika f adalah setiap fungsi terintegral Lebesgue pada a b dan x0 adalah bilangan pada a b sehingga f kontinu pada x0 maka F x a x f t d t displaystyle F x int a x f t dt nbsp terdiferensialkan untuk x x0 dengan F x0 f x0 Kita dapat melonggarkan kondisi f lebih jauh dan andaikan bahwa ia hanyalah terintegralkan secara lokal setempat Pada kasus ini kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi F terdiferensialkan hampir di mana mana dan F x f x hampir di mana mana Ini biasanya dikenal sebagai teorema pendiferensialan Lebesgue Bagian II dari teorema adalah benar untuk setiap fungsi terintegral integrable fungction Lebesgue f yang mempunyai sebuah antiturunan F tidak semua fungsi terintegral mempunyainya Versi teorema Taylor yang mengekspresikan suku galat error term sebagai sebuah integral dapat dilihat sebagai sebuah perampatan generalization dari teorema dasar Terdapat sebuah versi teorema untuk fungsi kompleks andaikan U adalah himpunan terbuka pada C dan f U C adalah fungsi yang mempunyai sebuah antiturunan holomorfik F pada U Maka untuk setiap kurva g a b U integral kurva dapat dihitung sebagai g f z d z F g b F g a displaystyle int gamma f z dz F gamma b F gamma a nbsp Teorema dasar dapat dirampatkan ke integral kurva dan permukaan pada dimensi yang lebih tinggi dan pada manifold Salah satu pernyataan yang paling kuasa powerful adalah teorema Stokes Diberikan M sebagai manifold mulus sesepenggal dimensi n berorientasi dan w displaystyle omega nbsp adalah sebuah bentuk n 1 yakni bentuk diferensial yang disangga secara kompak pada M kelas C1 Jika M menandakan sempadan M dengan orientasi terinduksinya maka M d w M w displaystyle int M mathrm d omega oint partial M omega nbsp Di sini d displaystyle mathrm d nbsp adalah turunan luar yang hanya terdefinisikan menggunakan struktur manifold Teorema ini sering kali digunakan dalam situasi ketika M adalah submanifold berorientasi terbenam embedded oriented submanifold dari manifold yang lebih besar di mana bentuk w displaystyle omega nbsp didefinisikanLihat pula SuntingDeret teleskopik Diferensiasi terhadap tanda integral Teorema dasar kalkulus untuk integral garisCatatan kaki Sunting Lebih tepatnya teorema ini berkutat pada integral tertentu dengan limit atas variabel dan limit bawah sembarang Jenis integral tertentu ini mengijinkan kita menghitung satu dari banyak antiturunan sebuah fungsi kecuali untuk yang tidak nol Oleh karena itu ia hampir setara ekuivalen dengan integral tak tentu didefinisikan oleh kebanyakan penulis sebagai sebuah operasi yang menghasilkan salah satu antiturunan sembarang sebuah fungsi meliputi yang tidak nol Lihat Marlow Anderson Victor J Katz Robin J Wilson Sherlock Holmes in Babylon and Other Tales of Mathematical History Mathematical Association of America 2004 hlm 114 Bers Lipman Calculus hlm 180 181 Holt Rinehart and Winston 1976 Referensi SuntingLarson Ron Bruce H Edwards David E Heyd Calculus of a single variable 7th ed Boston Houghton Mifflin Company 2002 Leithold L 1996 The calculus 7 of a single variable 6th ed New York HarperCollins College Publishers Malet A Studies on James Gregorie 1638 1675 PhD Thesis Princeton 1989 Stewart J 2003 Fundamental Theorem of Calculus In Integrals In Calculus early transcendentals Belmont California Thomson Brooks Cole Turnbull H W ed The James Gregory Tercentenary Memorial Volume London 1939 Pranala luar SuntingPembuktian Euclides teorema dasar kalkulus James Gregorydi Pembuktian Isaac Barrow dari teorema dasar kalkulus Diarsipkan 2009 05 14 di Wayback Machine Teorema dasar kalkulus untuk variable n Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Teorema dasar kalkulus amp oldid 23734574