www.wikidata.id-id.nina.az
Pendudukan Indonesia di Timor Timur dimulai pada bulan Desember 1975 dan berlangsung hingga Oktober 1999 Setelah berabad abad diperintah oleh Portugis kudeta tahun 1974 di Portugal memicu dekolonisasi di bekas koloninya menciptakan ketidakstabilan di Timor Timur dan ketidakpastian akan masa depannya Setelah perang saudara berskala kecil Fretilin yang pro kemerdekaan mendeklarasikan kemenangan di ibu kota Dili dan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur pada tanggal 28 November 1975 Pendudukan Indonesia di Timor TimurBagian dari Perang DinginLokasi Timor Timur dengan menampilkan negara negara tetangga TanggalDe facto 7 Desember 1975 31 Oktober 1999 23 tahun 10 bulan 3 minggu dan 3 hari De jure 7 Desember 1975 20 Mei 2002 26 tahun 5 bulan 1 minggu dan 6 hari LokasiTimor TimurHasilKrisis Timor Timur 1999 Timor Timur memperoleh kemerdekaan setelah referendum kemerdekaan memilih untuk meninggalkan Indonesia Indonesia memiliki pengaruh yang kuat di Timor TimurPihak terlibat Indonesia Timor TimurDidukung oleh Amerika Serikat hingga 1991 Australia hingga 1991 Britania Raya hingga 1991 dukungan senjata hingga 1997 Kanada hingga 1991 Jepang hingga 1991 Malaysia hingga 1991 Timor Leste Fretilin Falintil CNRM kemudian CNRT UDTDidukung oleh Amerika Serikat 1999 Australia 1999 Britania Raya 1999 Filipina 1999 Jepang 1999 Kanada 1999 Korea Selatan 1999 Libya Malaysia 1999 Mozambik Portugal Uni Soviet 1975 1991 Rusia 1991 1999 Thailand 1999 Tiongkok 1975 1999 Tokoh dan pemimpinSoeharto B J Habibie Maraden Panggabean Muhammad Jusuf L B Murdani Dading Kalbuadi Try Sutrisno Edi Sudradjat Feisal Tanjung Wiranto Prabowo Subianto Jose Abilio Osorio Soares Eurico GuterresFrancisco Xavier do Amaral Nicolau dos Reis Lobato Mari Alkatiri Taur Matan Ruak Nino Konis Santana Ma huno Bulerek Karathayano Xanana Gusmao Rogerio Lobato David Alex Keri Laran Sabalae Korban2 277 tentara dan polisi Indonesia tewas1 527 milisi Timor Timur tewas2 400 terlukaTotal 3 408 tewas dan 2 400 terluka 1 Perkiraan berkisar antara 100 000 300 000 orang tewas lihat di bawah Dengan klaim bahwa pemimpin pemimpin di Timor Timur meminta bantuan pasukan militer Indonesia melakukan invasi ke Timor Timur pada tanggal 7 Desember 1975 atas desakan Australia dan dukungan Amerika Serikat 2 3 dan pada 1979 militer Indonesia telah menghancurkan semua perlawanan terhadap pendudukan Indonesia di Timor Timur Setelah diadakannya suatu pemungutan suara yang dianggap kontroversial karena dikatakan tidak sesuai dengan keinginan rakyat Timor Timur yang sesungguhnya Indonesia mendeklarasikan wilayah Timor Timur sebagai provinsi Indonesia provinsi Timor Timur Segera setelah invasi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengecam tindakan Indonesia di Timor Leste dan menuntut untuk segera menarik pasukan dari kawasan Hanya Australia dan Indonesia saja yang mengakui Timor Timur sebagai provinsi dan segera setelahnya mereka memulai negosiasi untuk berbagi sumber daya yang ditemukan di Celah Timor Pemerintah lain termasuk di antaranya Amerika Serikat Jepang Kanada dan Malaysia juga mendukung pemerintah Indonesia Namun invasi Timor Leste dan juga pemberangusan terhadap gerakan kemerdekaan di sana telah menyebabkan kerusakan hebat pada reputasi dan kredibilitas Indonesia di mata internasional 4 5 Selama dua puluh empat tahun pemerintah Indonesia melakukan penyiksaan perbudakan seksual pembunuhan di luar hukum pembantaian dan kelaparan yang disengaja secara rutin dan sistematis 6 Pembantaian Santa Cruz tahun 1991 menyebabkan kemarahan di seluruh dunia dan sejumlah laporan tentang pembantaian pembantaian lainnya juga mencuat Walaupun begitu perlawanan terhadap pemerintah Indonesia tetap kuat pada tahun 1996 Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada dua orang pria dari Timor Timur Carlos Filipe Ximenes Belo dan Jose Ramos Horta atas usaha mereka untuk mengakhiri pendudukan secara damai Referendum pemungutan suara pada 1999 untuk menentukan masa depan Timor Timur menghasilkan mayoritas yang mendukung kemerdekaan dan pada tahun 2002 Timor Timur menjadi negara merdeka Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Timur memperkirakan jumlah korban tewas selama pendudukan dari kelaparan dan kekerasan berada di antara 90 800 dan 202 600 dan termasuk antara 17 600 dan 19 600 kematian atau menghilang karena kekerasan dari populasi 1999 yang mencapai sekitar 823 386 orang Komisi ini menyatakan bahwa pasukan militer Indonesia yang bertanggung jawab atas sekitar 70 pembunuhan akibat kekerasan 7 8 9 Setelah pemungutan suara tahun 1999 untuk memilih kemerdekaan kelompok paramiliter yang bekerja dengan militer Indonesia melakukan gelombang kekerasan di mana sebagian besar infrastruktur di Timor Timur hancur Pasukan Internasional yang dipimpin oleh Australia di Timor Timor bertugas untuk memulihkan ketertiban Setelah kepergian pasukan Indonesia dari Timor Timur Administrasi Sementara Perserikatan Bangsa Bangsa di Timor Timur mengelola wilayah tersebut selama dua tahun membentuk Unit Kejahatan Berat untuk menyelidiki dan mengadili kejahatan yang dilakukan pada tahun 1999 Karena cakupan Unit yang terbatas serta rendahnya vonis yang dikeluarkan pengadilan Indonesia atas keterlibatan Indonesia di Timor Timur banyak pengamat meminta pengadilan internasional untuk Timor Timur 10 Universitas Oxford mengadakan konsensus akademis dan hasilnya menyebut pendudukan Indonesia di Timor Timur sebagai genosida Universitas Yale memakai kasus Timor Timur dalam kurikulum bagian dari program Studi Genosida 11 12 Daftar isi 1 Latar belakang 1 1 Fretilin UDT dan APODETI 1 2 Kudeta perang saudara dan deklarasi kemerdekaan 2 Invasi 2 1 Kekejaman Indonesia 2 2 Tanggapan PBB dan hukum internasional 3 Hegemoni Indonesia 3 1 Kampanye Indonesia dalan melawan perlawanan 3 2 Pemindahan penduduk dan kelaparan yang dipaksakan 3 3 Perbudakan seksual dan kekerasan sistematis terhadap perempuan 3 4 Adopsi paksa dan pemindahan anak anak 3 5 Operasi Keamanan 1981 82 3 6 Operasi Sapu Bersih 1983 3 7 Penyalahgunaan yang dilakukan Fretilin 3 8 Demografi dan ekonomi 4 1990 an 4 1 Mengubah kampanye perlawanan dan integrasi 4 2 Pembantaian Santa Cruz 4 3 Penangkapan Xanana Gusmao 4 4 Penghargaan Nobel Perdamaian 5 Akhir dari kendali Indonesia 5 1 Transisi di Indonesia 5 2 Referendum 1999 5 3 Penarikan pasukan Indonesia dan pasukan penjaga perdamaian 6 Tanggapan internasional 6 1 Australia 6 2 Filipina 6 3 Portugal 6 4 Amerika Serikat 6 5 Negara negara lain 7 Konsekuensi 7 1 Jumlah kematian 7 2 Keadilan 8 Gubernur Timor Timur 9 Penggambaran dalam karya fiksi 10 Lihat pula 11 ReferensiLatar belakang Sunting nbsp Peta Timor Leste dan kota kota besarnyaArtikel utama Sejarah Timor Leste Portugis pertama kali tiba di Timor pada abad ke 16 dan pada tahun 1702 Timor Timur berada di bawah pemerintahan kolonial Portugis 13 Kekuasaan Portugis sangat lemah sampai pulau itu dibagi dengan Kerajaan Belanda pada tahun 1860 14 Menjadi sebuah medan pertempuran yang signifikan selama Perang Pasifik Timor Timur diduduki oleh 20 000 tentara Jepang Pertempuran tersebut membantu mencegah pendudukan Jepang di Australia tetapi mengakibatkan 60 000 kematian orang Timor Timur 15 Ketika Indonesia memperoleh kemerdekaannya setelah Perang Dunia II di bawah kepemimpinan Sukarno Indonesia tidak mengklaim kendali atas Timor Timur dan selain dari retorika anti kolonial umum Indonesia tidak menentang kendali Portugis atas wilayah tersebut Pemberontakan tahun 1959 di Timor Timur melawan Portugis tidak didukung oleh pemerintah Indonesia 16 Sebuah dokumen PBB tahun 1962 mencatat pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa mereka memelihara hubungan persahabatan dengan Portugal dan tidak memiliki klaim atas Timor Portugis 17 Jaminan ini berlanjut setelah Suharto mengambil alih kekuasaan pada tahun 1965 Pada bulan Desember 1974 seorang pejabat Indonesia menyatakan Indonesia tidak memiliki ambisi teritorial Jadi tidak ada pertanyaan tentang Indonesia yang ingin mencaplok Timor Portugis 18 Pada tahun 1974 sebuah kudeta di Lisbon menyebabkan perubahan signifikan dalam hubungan Portugal dengan koloninya di Timor 19 Pergeseran kekuasaan di Eropa memperkuat gerakan kemerdekaan di koloni koloni seperti Mozambik dan Angola dan pemerintah Portugis yang baru memulai proses dekolonisasi untuk Timor Timur Yang pertama merupakan pembukaan proses politik 20 Fretilin UDT dan APODETI Sunting Ketika partai politik Timor Leste pertama kali disahkan pada April 1974 tiga kelompok muncul sebagai pemain penting dalam lanskap pascakolonial Uniao Democratica Timorense Uni Demokrasi Timor atau UDT dibentuk pada bulan Mei oleh sekelompok pemilik tanah yang kaya Awalnya didedikasikan untuk melestarikan Timor Timur sebagai protektorat Portugal pada bulan September UDT mengumumkan dukungannya untuk kemerdekaan 21 Seminggu kemudian Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente Front Revolusi untuk Timor Timur Merdeka atau Fretilin muncul Awalnya diorganisir sebagai ASDT Associacao Social Democrata Timorense kelompok ini mendukung doktrin universal sosialisme serta hak untuk merdeka 22 Namun ketika proses politik menjadi lebih tegang kelompok tersebut mengubah namanya dan menyatakan dirinya sebagai satu satunya wakil rakyat yang sah 23 Pada akhir Mei terbentuklah partai ketiga Associacao Popular Democratica Timorense Asosiasi Demokratik Rakyat Timor atau APODETI Menganjurkan integrasi Timor Leste dengan Indonesia dan awalnya bernama Associacao Integraciacao de Timor Indonesia Asosiasi Integrasi Timor ke Indonesia 24 APODETI menyatakan keprihatinannya jika Timor Timur yang merdeka akan menjadi lemah dan rentan secara ekonomi di kemudian hari 25 nbsp Fretilin mengambil alih kekuasaan setelah perang saudara dan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur pada tanggal 28 November 1975 Nasionalis dan militer garis keras Indonesia khususnya para pemimpin badan intelijen Kopkamtib dan unit operasi khusus Kopassus melihat kudeta Portugis sebagai peluang untuk integrasi Timor Timur dengan Indonesia Pemerintah pusat dan militer khawatir bahwa Timor Lorosa e yang diperintah oleh kaum kiri dapat digunakan sebagai basis serangan oleh kekuatan kekuatan yang tidak bersahabat ke Indonesia dan juga bahwa Timor Lorosa e yang merdeka di dalam kepulauan dapat mengilhami sentimen pemisahan diri di provinsi provinsi Indonesia Ketakutan akan disintegrasi nasional diperlihatkan oleh para pemimpin militer yang dekat dengan Suharto dan tetap menjadi salah satu pembenaran terkuat Indonesia untuk menolak kemungkinan kemerdekaan Timor Timur atau bahkan otonomi sampai akhir 1990 an 26 Organisasi intelijen militer awalnya mencari strategi pencaplokan non militer berniat menggunakan APODETI sebagai kendaraan integrasinya 27 Pada bulan Januari 1975 UDT dan Fretilin membentuk koalisi tentatif yang didedikasikan untuk memperjuangkan kemerdekaan Timor Timur 28 Pada saat yang sama pemerintah Australia melaporkan bahwa militer Indonesia telah melakukan latihan pra invasi di Lampung 29 Selama berbulan bulan Komando Operasi Khusus Indonesia Kopassus diam diam mendukung APODETI melalui Operasi Komodo dinamai dari kadal dengan nama yang sama Dengan menyebarkan tuduhan komunisme di antara para pemimpin Fretilin dan menabur perselisihan dalam koalisi UDT pemerintah Indonesia mendorong ketidakstabilan di Timor Timur dan menurut pengamat Indonesia menciptakan sebuah dalih untuk dapat menyerang Timor Timur 30 Pada bulan Mei ketegangan antara kedua kelompok menyebabkan UDT menarik diri dari koalisi 31 Dalam upaya untuk merundingkan penyelesaian perselisihan mengenai masa depan Timor Timur Komisi Dekolonisasi Portugis mengadakan konferensi pada bulan Juni 1975 di Makau Fretilin memboikot pertemuan itu sebagai protes atas kehadiran APODETI perwakilan UDT dan APODETI mengeluh bahwa hal tersebut merupakan upaya untuk menghalangi proses dekolonisasi 32 Dalam memoarnya tahun 1987 Funu The Unfinished Saga of East Timor pemimpin Fretilin Jose Ramos Horta mengenang protes kerasnya terhadap penolakan partainya untuk menghadiri pertemuan tersebut Ini tulisnya adalah salah satu kesalahan politik taktis kami yang saya tidak pernah dapat menemukan penjelasan yang cerdas 33 Kudeta perang saudara dan deklarasi kemerdekaan Sunting Ketegangan mencapai titik didih pada pertengahan tahun 1975 ketika rumor tentang kemungkinan perebutan kekuasaan dari kedua pihak kemerdekaan mulai beredar 34 Pada bulan Agustus 1975 UDT melakukan kudeta di ibu kota Dili dan perang saudara skala kecil pecah Ramos Horta menggambarkan pertempuran itu sebagai berdarah dan merinci kekerasan yang dilakukan oleh UDT dan Fretilin Dia mengutip Komite Internasional Palang Merah yang menghitung 2 000 3 000 orang tewas setelah perang 35 Pertempuran memaksa pemerintah Portugis pindah ke pulau Atauro 36 Fretilin mengalahkan pasukan UDT setelah dua minggu yang sangat mengejutkan Portugal dan Indonesia 37 Para pemimpin UDT melarikan diri ke Timor Barat yang dikuasai Indonesia Di sana mereka menandatangani petisi pada 7 September yang menyerukan integrasi Timor Timur dengan Indonesia 38 sebagian besar laporan menunjukkan bahwa dukungan UDT untuk posisi ini dipaksakan oleh Indonesia 39 nbsp Peta Distrik Bobonaro di Timor Timur yang berbatasan dengan Timor Barat Indonesia Pertempuran berlanjut di wilayah ini setelah perang saudara dan beberapa kota direbut oleh Indonesia sebelum invasi penuh mereka Begitu mereka menguasai Timor Timur Fretilin menghadapi serangan dari barat oleh pasukan militer Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI dan oleh sekelompok kecil pasukan UDT 40 Indonesia merebut kota perbatasan Batugade pada 8 Oktober 1975 Balibo dan Maliana di dekatnya direbut delapan hari kemudian 41 Selama penyerbuan Balibo anggota kru berita televisi Australia yang kemudian dijuluki sebagai Balibo Five dibunuh oleh tentara Indonesia 42 Para pejabat militer Indonesia mengatakan kematian itu tidak disengaja sementara saksi mata dari Timor Timur mengatakan para wartawan itu sengaja dibunuh Kematian dan kampanye serta investigasi selanjutnya menarik perhatian internasional dan menggalang dukungan untuk kemerdekaan Timor Timur 43 Pada awal November para menteri luar negeri dari Indonesia dan Portugal bertemu di Roma untuk membahas penyelesaian konflik Meskipun tidak ada pemimpin Timor yang diundang ke pembicaraan Fretilin mengirim pesan yang menyatakan keinginan mereka untuk bekerjasama dengan Portugal Pertemuan berakhir dengan kedua belah pihak sepakat bahwa Portugal akan bertemu dengan para pemimpin politik di Timor Timur tetapi pembicaraan tidak pernah terjadi 44 Pada pertengahan November pasukan Indonesia mulai menembaki kota Atabae dari laut dan merebutnya pada akhir bulan 45 Frustrasi karena kelambanan Portugal para pemimpin Fretilin percaya bahwa mereka dapat menangkis kemajuan Indonesia dengan lebih efektif jika mereka mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur Komisaris Politik Nasional Mari Alkatiri melakukan tur diplomatik ke Afrika mengumpulkan dukungan dari pemerintah di sana dan di tempat lain Menurut Fretilin upaya ini menghasilkan jaminan dari dua puluh lima negara termasuk Republik Rakyat Tiongkok Uni Soviet Mozambik Swedia dan Kuba untuk mengakui negara baru itu Kuba saat ini memiliki hubungan dekat dengan Timor Timur Pada tanggal 28 November 1975 Fretilin secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur 46 Indonesia mengumumkan bahwa pemimpin UDT dan APODETI di dan sekitar Balibo akan merespon keesokan harinya dengan mendeklarasikan wilayah merdeka itu untuk secara resmi menjadi bagian dari Indonesia Bagaimanapun Deklarasi Balibo dirancang oleh intelijen Indonesia dan ditandatangani di Bali Hal ini kemudian digambarkan sebagai Deklarasi Balibohong sebuah permainan kata dalam bahasa Indonesia untuk kebohongan 47 48 Portugal menolak kedua deklarasi tersebut dan pemerintah Indonesia menyetujui tindakan militer untuk memulai aneksasinya atas Timor Timur 49 Invasi SuntingArtikel utama Operasi Seroja nbsp Invasi IndonesiaPada tanggal 7 Desember 1975 pasukan Indonesia menyerbu Timor Timur Operasi Seroja adalah operasi militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia 49 50 Pasukan dari organisasi militer Fretilin Falintil melawan pasukan ABRI di jalan jalan Dili dan melaporkan 400 pasukan penerjun payung Indonesia terbunuh saat mereka turun ke kota 51 Majalah Angkasa melaporkan 35 tentara Indonesia dan 122 dari pihak Fretilin tewas 52 Pada akhir tahun 10 000 tentara menduduki Dili dan 20 000 lainnya telah dikerahkan di seluruh Timor Timur 51 53 Kalah jumlah secara besar besaran pasukan Falintil melarikan diri ke pegunungan dan melanjutkan operasi tempur gerilya 54 nbsp Menteri Luar Negeri Adam Malik menyatakan bahwa jumlah orang Timor yang terbunuh dalam dua tahun pertama pendudukan adalah 50 000 atau mungkin 80 000 orang 55 Kekejaman Indonesia Sunting Sejak awal invasi dan seterusnya pasukan ABRI terlibat dalam pembantaian besar besaran terhadap warga sipil Timor 56 Pada awal pendudukan radio Fretilin mengirimkan siaran berikut Pasukan Indonesia membunuh tanpa pandang bulu Perempuan dan anak anak ditembak di jalan jalan Kita semua akan dibunuh Ini adalah seruan untuk bantuan internasional Tolong lakukan sesuatu untuk menghentikan invasi ini 57 Seorang pengungsi Timor kemudian diberitahu tentang pemerkosaan dan pembunuhan berdarah dingin terhadap wanita dan anak anak dan pemilik toko China 58 Uskup Dili saat itu Martinho da Costa Lopes kemudian berkata Para prajurit yang mendarat mulai membunuh semua orang yang mereka temukan Ada banyak mayat di jalan jalan yang bisa kami lihat hanyalah tentara yang membunuh membunuh membunuh 59 Dalam satu insiden sekelompok lima puluh pria wanita dan anak anak termasuk wartawan lepas Australia Roger East berbaris di tebing di luar Dili dan ditembak kemudian tubuh mereka jatuh ke laut 60 Banyak pembantaian seperti itu terjadi di Dili di mana para penonton diperintahkan untuk mengamati dan menghitung dengan keras saat setiap orang dieksekusi 61 Diperkirakan sedikitnya 2 000 orang Timor dibantai dalam dua hari pertama invasi di Dili saja Selain pendukung Fretilin para migran Cina juga dipilih untuk dieksekusi lima ratus terbunuh di hari pertama saja 62 Pembunuhan massal terus berlanjut saat pasukan Indonesia maju ke daerah pegunungan yang dikuasai Fretilin di Timor Timur Seorang pemandu Timor untuk seorang perwira senior Indonesia mengatakan kepada mantan konsul Australia untuk Timor Portugis James Dunn bahwa selama bulan bulan awal pertempuran pasukan ABRI membunuh sebagian besar orang Timor yang mereka temui 63 Pada bulan Februari 1976 setelah merebut desa Aileu di selatan Dili dan mengusir pasukan Fretilin yang tersisa pasukan Indonesia menembaki sebagian besar penduduk kota dengan senapan mesin diduga menembak semua orang yang berusia di atas tiga tahun Anak anak kecil yang selamat dibawa kembali ke Dili dengan truk Pada saat Aileu jatuh ke tangan pasukan Indonesia populasinya sekitar 5 000 orang pada saat pekerja bantuan Indonesia mengunjungi desa tersebut pada bulan September 1976 hanya tersisa 1 000 orang 64 Pada bulan Juni 1976 pasukan ABRI yang sangat terpukul oleh serangan Fretilin menuntut pembalasan terhadap sebuah kamp pengungsi besar yang menampung 5 6 000 orang Timor di Lamaknan dekat perbatasan Timor Barat Setelah membakar beberapa rumah tentara Indonesia membantai sebanyak 2 000 pria wanita dan anak anak 65 Pada bulan Maret 1977 mantan konsul Australia James Dunn menerbitkan sebuah laporan yang merinci tuduhan bahwa sejak Desember 1975 pasukan Indonesia telah membunuh antara 50 000 dan 100 000 warga sipil di Timor Timur 66 Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dibuat pada tanggal 13 Februari 1976 oleh pemimpin UDT Lopez da Cruz bahwa 60 000 orang Timor telah terbunuh selama enam bulan perang saudara sebelumnya menunjukkan jumlah korban tewas sedikitnya 55 000 dalam dua bulan pertama invasi Delegasi pekerja bantuan Indonesia setuju dengan statistik ini 67 Sebuah laporan akhir tahun 1976 oleh Gereja Katolik juga memperkirakan jumlah korban tewas antara 60 000 dan 100 000 68 Angka angka ini juga dikuatkan oleh orang orang di pemerintahan Indonesia sendiri Dalam sebuah wawancara pada 5 April 1977 dengan The Sydney Morning Herald Menteri Luar Negeri Adam Malik mengatakan jumlah korban tewas adalah 50 000 orang atau mungkin 80 000 orang 55 Pemerintah Indonesia menyatakan pencaplokannya atas Timor Timur sebagai masalah anti kolonial Sebuah buklet 1977 dari Departemen Luar Negeri Indonesia berjudul Dekolonisasi di Timor Timur memberikan penghormatan kepada hak penentuan nasib sendiri yang suci 69 dan mengakui APODETI sebagai perwakilan sejati dari mayoritas orang Timor Timur Ia mengklaim bahwa popularitas Fretilin adalah hasil dari kebijakan ancaman pemerasan dan teror 70 Kemudian Menteri Luar Negeri Ali Alatas menegaskan kembali posisi ini dalam memoarnya tahun 2006 The Pebble in the Shoe The Diplomatic Struggle for East Timor 71 Pembagian asli pulau itu menjadi timur dan barat menurut pendapat Indonesia setelah invasi adalah hasil dari penindasan kolonial yang dilakukan oleh kekuatan imperium Portugis dan Belanda Dengan demikian menurut pemerintah Indonesia pencaplokan provinsi ke 27 itu hanyalah langkah lain dalam penyatuan nusantara yang telah dimulai pada tahun 1940 an 72 Tanggapan PBB dan hukum internasional Sunting Sehari setelah invasi komite Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa bersidang untuk memperdebatkan situasi tersebut Negara negara yang bersekutu dengan Indonesia termasuk India Jepang dan Malaysia menulis resolusi yang menyalahkan Portugal dan partai politik Timor Leste atas pertumpahan darah hal itu ditolak demi rancangan yang disiapkan oleh Aljazair Kuba Senegal dan Guyana dan yang lain Hal ini diadopsi sebagai Resolusi GA 3485 XXX pada 12 Desember menyerukan Indonesia untuk menarik diri tanpa penundaan 73 Sepuluh hari kemudian Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 384 1975 yang menggemakan seruan resolusi GA untuk penarikan segera Indonesia 74 Satu tahun kemudian Dewan Keamanan mengungkapkan sentimen yang sama dalam Resolusi 389 1976 dan Majelis Umum mengeluarkan resolusi setiap tahun antara tahun 1976 dan 1982 yang menyerukan penentuan nasib sendiri di Timor Timur 75 Pemerintah negara negara besar seperti Cina dan Amerika Serikat menentang tindakan lebih lanjut negara negara kecil seperti Kosta Rika Guinea Bissau dan Islandia adalah satu satunya delegasi yang menyerukan penegakan resolusi yang kuat 76 Resolusi 1982 menyerukan kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk memulai konsultasi dengan semua pihak yang terkait secara langsung dengan maksud untuk menjajaki jalan untuk mencapai penyelesaian masalah yang komprehensif 77 Pakar hukum Roger S Clark mencatat bahwa invasi dan pendudukan Indonesia melanggar dua elemen penting hukum internasional hak untuk menentukan nasib sendiri dan larangan melakukan agresi Baik petisi 7 September 1975 yang menyerukan integrasi maupun resolusi selanjutnya dari Majelis Rakyat pada Mei 1976 tidak memenuhi syarat sebagai proses demokratis yang dilakukan secara tidak memihak dan berdasarkan hak pilih orang dewasa universal sebagaimana disyaratkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB 1541 XV yang menetapkan pedoman norma norma penentuan nasib sendiri Ketidakcukupan lainnya juga ada dalam petisi 78 Penggunaan kekuatan militer Indonesia di Timor Timur disebut sebut sebagai pelanggaran Bab I Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yang menyatakan Semua Anggota harus menahan diri dalam hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik dari setiap negara Beberapa pengamat berpendapat bahwa Timor Timur bukanlah negara pada saat invasi dan dengan demikian tidak dilindungi oleh Piagam PBB Klaim ini mencerminkan klaim yang dibuat terhadap Indonesia oleh Belanda selama Revolusi Nasional Indonesia 79 Seperti yang ditunjukkan oleh ahli hukum Susan Marks jika Timor Timur dianggap sebagai koloni Portugis maka meskipun mungkin ada beberapa keraguan tentang penerapan ketentuan ini Piagam PBB Bab I dalam konteks konflik bersenjata antara kekuatan kolonial dan koloninya sendiri hampir tidak ada keraguan bahwa hal itu juga berlaku untuk kekuatan oleh satu negara berdaulat terhadap koloni negara lain 80 Hegemoni Indonesia SuntingLihat pula Timor Timur Pada 17 Desember Indonesia membentuk Pemerintahan Sementara Timor Timur PSTT yang dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo dari APODETI sebagai presiden dan Lopez da Cruz dari UDT 81 Sebagian besar sumber menggambarkan lembaga ini sebagai ciptaan militer Indonesia 82 Salah satu kegiatan pertama PSTT adalah pembentukan Majelis Rakyat yang terdiri dari perwakilan dan pemimpin terpilih dari berbagai lapisan masyarakat Timor 83 Seperti PSTT itu sendiri majelis rakyat biasanya dicirikan sebagai alat propaganda yang diciptakan oleh militer Indonesia meskipun wartawan internasional diundang untuk menyaksikan pertemuan kelompok itu pada Mei 1976 walaupun gerakan mereka dibatasi secara ketat 84 Majelis menyusun permintaan untuk integrasi formal ke Indonesia yang digambarkan sebagai tindakan penentuan nasib sendiri di Timor Timur 85 Indonesia membuat Timor Timur tertutup dari dunia luar kecuali selama beberapa tahun di akhir 1980 an dan awal 1990 an dengan mengklaim bahwa sebagian besar orang Timor Timur mendukung integrasi Hal ini diikuti dengan cermat oleh media Indonesia sehingga penerimaan orang Timor Timur atas integrasi mereka dengan Indonesia diterima begitu saja dan tidak menjadi masalah bagi mayoritas orang Indonesia 86 Timor Timur dilihat sebagai tempat pelatihan bagi korps perwira dalam taktik penindasan untuk Aceh dan Irian Jaya dan sangat penting dalam memastikan dominasi sektor militer Indonesia 87 Kampanye Indonesia dalan melawan perlawanan Sunting nbsp Monumen integrasi di Dili merupakan sumbangan dari pemerintah Indonesia untuk mewakili emansipasi dari kolonialismePara pemimpin intelijen Indonesia yang berpengaruh dengan Suharto pada awalnya membayangkan bahwa invasi penundukan perlawanan Fretilin dan integrasi dengan Indonesia akan berlangsung cepat dan relatif tidak menyakitkan Kampanye kampanye Indonesia berikutnya hingga tahun 1976 sangat menghancurkan bagi orang Timor Timur menguras sumber daya Indonesia secara besar besaran sangat merusak Indonesia secara internasional dan akhirnya gagal Pembunuhan besar besaran yang dilakukan ABRI di dekat daerah pesisir selama bulan bulan awal invasi telah mendorong sebagian besar penduduk dan sebagian besar Falintil yang tersisa ke daerah daerah pusat Ini terbukti kontraproduktif karena membiarkan pasukan Indonesia berperang melawan musuh yang diperlengkapi dengan baik dan memiliki akses ke sumber daya pertanian dan penduduk Penduduk sipil mulai melihat Falintil sebagai penyangga terhadap ekses pasukan Indonesia yang menyebabkan meningkatnya dukungan untuk perlawanan Dari tahun 1975 hingga 1977 Fretilin melindungi setidaknya 40 dari populasi yang telah meninggalkan daerah pesisir dalam kondisi yang tidak ramah dengan dukungan aktif dari komunitas yang berkumpul 88 Schwarz memberi fakta bahwa basis kekuatan militer Indonesia tetap hampir tidak penyok oleh kesalahan perhitungan intelijen pada pertengahan 1970 an dan kegagalan yang terus berlanjut adalah ukuran dominasi militer dalam urusan Indonesia 26 Pada akhir tahun 1976 terjadi kebuntuan antara Falintil dan tentara Indonesia Tidak dapat mengatasi perlawanan besar besaran dan menguras sumber dayanya ABRI mulai mempersenjatai diri Angkatan Laut Indonesia membeli kapal patroli penembak rudal dari Amerika Serikat Australia Belanda Korea Selatan dan Taiwan serta kapal selam dari Jerman Barat 89 Pada bulan Februari 1977 Indonesia juga menerima tiga belas pesawat OV 10 Bronco dari Rockwell International Corporation dengan bantuan kredit penjualan bantuan militer asing resmi pemerintah AS Bronco sangat ideal untuk invasi Timor Timur karena dirancang khusus untuk operasi kontra pemberontakan di medan yang curam 90 Pada awal Februari 1977 setidaknya enam dari 13 Bronco beroperasi di Timor Timur dan membantu militer Indonesia menentukan posisi Fretilin 91 OV 10 Bronco memberikan pukulan berat bagi Falintil ketika pesawat itu menyerang pasukan mereka dengan senjata konvensional dan Napalm yang dipasok Soviet yang dikenal sebagai Opalm Bersamaan dengan persenjataan baru 10 000 tentara tambahan dikirim untuk memulai kampanye baru yang dikenal sebagai solusi akhir 92 Ahli strategi TNI menerapkan strategi atrisi melawan Falintil mulai September 1977 Hal ini dilakukan dengan membuat wilayah tengah Timor Timur tidak mampu menopang kehidupan manusia melalui serangan napalm perang kimia dan perusakan tanaman Hal ini dilakukan untuk memaksa penduduk agar menyerahkan diri ke dalam penjagaan pasukan Indonesia dan merampas makanan dan penduduk Falintil Pejabat Katolik di Timor Timur menyebut strategi ini sebagai kampanye pengepungan dan pemusnahan 93 35 000 tentara ABRI mengepung daerah daerah yang didukung Fretilin dan membunuh pria wanita dan anak anak Pengeboman udara dan laut diikuti oleh pasukan darat yang menghancurkan desa desa dan infrastruktur pertanian Ribuan orang mungkin telah terbunuh selama periode ini 94 Pada awal 1978 seluruh penduduk sipil desa Arsaibai dekat perbatasan Indonesia dibunuh karena mendukung Fretilin setelah dibombardir dan kelaparan 95 Keberhasilan kampanye pengepungan dan pemusnahan mengarah pada kampanye pembersihan akhir di mana anak anak dan laki laki akan dipaksa untuk berpegangan tangan dan berbaris di depan unit unit Indonesia mencari anggota Fretilin Ketika anggota Fretilin ditemukan anggota akan dipaksa untuk menyerah atau menembaki rakyatnya sendiri 96 Selama periode ini tuduhan penggunaan senjata kimia di Indonesia muncul karena penduduk desa melaporkan belatung muncul di tanaman setelah serangan bom 95 Radio Fretilin mengklaim pesawat Indonesia menjatuhkan bahan kimia dan beberapa pengamat termasuk Uskup Dili melaporkan bahwa mereka melihat napalm dijatuhkan di pedesaan 97 Komisi PBB untuk Pengakuan Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Leste berdasarkan wawancara dengan lebih dari 8 000 saksi serta dokumen militer Indonesia dan intelijen dari sumber sumber internasional menegaskan bahwa Indonesia menggunakan senjata kimia dan napalm untuk meracuni persediaan makanan dan air di wilayah yang dikendalikan Fretilin selama kampanye pengepungan dan pemusnahan 98 99 Meskipun brutal kampanye pengepungan dan pemusnahan Indonesia tahun 1977 1978 terbilang efektif karena berhasil mematahkan punggung milisi utama Fretilin Presiden dan komandan militer Timor yang cakap Nicolau Lobato ditembak dan dibunuh oleh pasukan Indonesia yang menggunakan helikopter pada tanggal 31 Desember 1978 100 Pemindahan penduduk dan kelaparan yang dipaksakan Sunting nbsp Monumen dengan lambang negara Indonesia di Viqueque 2016 Akibat rusaknya tanaman pangan banyak warga sipil terpaksa meninggalkan perbukitan dan menyerah kepada ABRI Seringkali ketika penduduk desa yang selamat turun ke daerah dataran rendah untuk menyerah militer akan mengeksekusi mereka Mereka yang tidak langsung dibunuh oleh pasukan ABRI dikirim ke posko penerima untuk pemeriksaan yang telah dipersiapkan sebelumnya di sekitar pangkalan ABRI setempat Di kamp kamp transit ini warga sipil yang menyerah didaftarkan dan diinterogasi Mereka yang dicurigai sebagai anggota perlawanan akan dibunuh 101 Kamp kamp tersebut sering dibangun dari gubuk jerami tanpa toilet Selain itu militer Indonesia melarang Palang Merah membagikan bantuan kemanusiaan dan tidak ada perawatan medis yang diberikan kepada para tahanan Akibatnya banyak orang Timor yang dilemahkan karena kelaparan dan hanya bertahan hidup dengan jatah kecil yang diberikan oleh penculiknya meninggal karena kekurangan gizi kolera diare dan TBC Pada akhir 1979 antara 300 000 dan 370 000 orang Timor telah melewati kamp kamp ini 102 Setelah tiga bulan para tahanan dipindahkan kembali di dusun strategis di mana mereka dipenjara dan mengalami kelaparan yang dipaksakan 103 Mereka yang berada di kamp kamp tersebut dilarang bepergian dan mengolah lahan pertanian dan dikenakan jam malam 104 Laporan komisi kebenaran PBB mengkonfirmasi penggunaan kelaparan paksa oleh militer Indonesia sebagai senjata untuk memusnahkan penduduk sipil Timor dan bahwa sejumlah besar orang secara positif ditolak aksesnya ke makanan dan sumber sumbernya Laporan tersebut mengutip kesaksian dari orang orang yang tidak diberi makan dan penghancuran rinci tanaman dan ternak oleh tentara Indonesia 105 Disimpulkan bahwa kebijakan kelaparan yang disengaja ini mengakibatkan kematian 84 200 hingga 183 000 orang Timor 106 Seorang anggota gereja melaporkan bahwa lima ratus orang Timor Timur meninggal karena kelaparan setiap bulan di suatu distrik 107 World Vision Indonesia mengunjungi Timor Timur pada bulan Oktober 1978 dan mengklaim bahwa 70 000 orang Timor Timur terancam kelaparan 108 Seorang utusan dari Komite Internasional Palang Merah melaporkan bahwa pada tahun 1979 80 dari populasi satu kamp kekurangan gizi dalam situasi yang seburuk Biafra 109 ICRC memperingatkan bahwa puluhan ribu orang terancam kelaparan 110 Indonesia mengumumkan bahwa mereka bekerja melalui Palang Merah Indonesia yang dikelola pemerintah untuk meringankan krisis tetapi LSM Action for World Development menuduh organisasi tersebut menjual pasokan bantuan yang disumbangkan 107 Perbudakan seksual dan kekerasan sistematis terhadap perempuan Sunting Pelecehan Indonesia terhadap wanita di Timor Timur yang diketahui sangat banyak dan terdokumentasi dengan baik though meskipun cakupan sebenarnya dari masalah sulit dipastikan karena kontrol militer yang ketat yang diberlakukan selama pendudukan ditambah dengan rasa malu yang dirasakan oleh para korban Dalam laporan tahun 1995 tentang kekerasan terhadap wanita di Indonesia dan Timor Leste Amnesty International AS menulis Perempuan enggan menyampaikan informasi kepada organisasi non pemerintah tentang pemerkosaan dan pelecehan seksual apalagi melaporkan pelanggaran kepada otoritas militer atau polisi 111 112 Perbudakan seksual secara institusional ditoleransi dan didukung oleh ABRI dan wanita dapat dipanggil untuk dilecehkan secara seksual oleh prajurit ABRI Menurut sebuah investigasi yang kredibel ABRI menyimpan file yang menunjukkan wanita Timor yang akan disediakan untuk pemerkosaan dan pelecehan seksual oleh tentara Indonesia Daftar daftar ini dapat diteruskan di antara batalyon batalyon militer yang membuat wanita cenderung berulang kali menjadi korban seksual 113 Kawin paksa juga merupakan komponen kebijakan TNI di Timor Timur Laporan Amnesty mengutip kasus seorang wanita yang dipaksa tinggal dengan seorang komandan di Baucau kemudian dilecehkan setiap hari oleh tentara setelah dia dibebaskan 111 Perkawinan semacam itu terjadi secara teratur selama masa pendudukan 114 Wanita di wilayah kekuasaan Indonesia juga dipaksa untuk menerima prosedur sterilisasi dan beberapa yang lain ditekan atau dipaksa langsung untuk menggunakan alat kontrasepsi Depo Provera 115 Para pemimpin desa sering didesak untuk bekerja sama dengan kebijakan ABRI dan klinik klinik lokal yang bertanggung jawab untuk memberikan kontrasepsi suntik didirikan di bawah kendali ABRI di pedesaan Dalam satu kasus khusus sekelompok gadis sekolah menengah disuntik dengan kontrasepsi tanpa sepengetahuan mereka Bentuk bentuk lain dari pengendalian kelahiran terdiri dari pembunuhan anak anak yang baru lahir dari perempuan yang dicurigai terkait dengan Fretilin 116 Selain mengalami perbudakan seksual sistematis sterilisasi paksa pernikahan paksa penyiksaan dan eksekusi di luar proses hukum wanita juga menghadapi pemerkosaan dan pelecehan seksual selama interogasi oleh pihak berwenang Indonesia Wanita wanita ini termasuk istri anggota perlawanan aktivis perlawanan dan tersangka kolaborator Fretilin Seringkali wanita menjadi sasaran dan mengalami penyiksaan sebagai bentuk kekerasan proksi ketika kerabat laki laki yang dicurigai sebagai Fretilin tidak hadir 117 Pada tahun 1999 seorang peneliti Rebecca Winters merilis sebuah buku berjudul Buibere Voice of East Timorese Women yang mencatat banyak kisah pribadi tentang kekerasan dan pelecehan yang berasal dari masa masa awal pendudukan Seorang wanita bercerita tentang diinterogasi sambil ditelanjangi disiksa dianiaya dan diancam akan dibunuh 118 Yang lain menceritakan tentang saat dirantai di tangan dan kaki diperkosa berulang kali dan diinterogasi selama berminggu minggu 119 Seorang wanita yang telah menyiapkan makanan untuk gerilyawan Fretilin ditangkap disundut disiksa dengan listrik dan dipaksa berjalan telanjang melewati barisan tentara ke dalam tangki berisi air seni dan kotoran 120 Adopsi paksa dan pemindahan anak anak Sunting Selama pendudukan sekitar 4 000 anak anak diusir secara paksa dari keluarga mereka oleh tentara Indonesia serta oleh organisasi negara dan agama Meskipun beberapa diperlakukan dengan baik yang lain menjadi sasaran berbagai bentuk pelecehan termasuk pelecehan seksual Ada yang masuk Islam Sejumlah tentara yang menculik anak anak ini masih memegang posisi senior dalam militer Indonesia 121 Operasi Keamanan 1981 82 Sunting Pada tahun 1981 militer Indonesia melancarkan Operasi Keamanan yang oleh beberapa orang disebut program pagar kaki Selama operasi ini pasukan Indonesia mengerahkan 50 000 hingga 80 000 pria dan anak laki laki Timor untuk berbaris melewati pegunungan di depan pasukan ABRI yang maju sebagai tameng manusia untuk menutup serangan balik Fretilin Tujuannya adalah untuk menyapu gerilyawan ke bagian tengah wilayah di mana mereka dapat diberantas Banyak dari mereka yang wajib militer di pagar kaki meninggal karena kelaparan kelelahan atau ditembak oleh pasukan Indonesia karena membiarkan gerilyawan lolos Saat pagar menyatu di desa desa pasukan Indonesia membantai sejumlah warga sipil yang tidak diketahui jumlahnya Sedikitnya 400 penduduk desa dibantai di Lacluta oleh Batalyon 744 Angkatan Darat Indonesia pada bulan September 1981 Seorang saksi mata yang bersaksi di depan Senat Australia menyatakan bahwa tentara dengan sengaja membunuh anak anak kecil dengan membenturkan kepala mereka ke batu 122 Operasi tersebut gagal untuk menghancurkan perlawanan dan kebencian yang meluas terhadap pendudukan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya 123 Ketika pasukan Fretilin di pegunungan melanjutkan serangan sporadis mereka pasukan Indonesia melakukan banyak operasi untuk menghancurkan mereka selama sepuluh tahun berikutnya Sementara itu di kota kota dan desa desa gerakan perlawanan tanpa kekerasan mulai terbentuk 124 Operasi Sapu Bersih 1983 Sunting Kegagalan kampanye kontra pemberontakan Indonesia yang berturut turut membuat elit militer Indonesia menginstruksikan komandan Koresor Sub regional Dili Kolonel Purwanto untuk memulai pembicaraan damai dengan komandan Fretilin Xanana Gusmao di daerah yang dikuasai Fretilin pada Maret 1983 Ketika Xanana berusaha untuk meminta Portugal dan PBB dalam negosiasi Panglima ABRI Benny Moerdani melanggar gencatan senjata dengan mengumumkan serangan kontra pemberontakan baru yang disebut Operasi Sapu Bersih pada Agustus 1983 menyatakan Kali ini jangan main main Kali ini kita akan pukul mereka tanpa ampun 125 Runtuhnya perjanjian gencatan senjata diikuti oleh gelombang pembantaian baru eksekusi kilat dan penghilangan di tangan pasukan Indonesia Pada Agustus 1983 200 orang dibakar hidup hidup di desa Creras dengan 500 lainnya tewas di sungai terdekat 122 Antara Agustus dan Desember 1983 Amnesty International mendokumentasikan penangkapan dan penghilangan lebih dari 600 orang di ibu kota saja Kerabat korban diberitahu oleh pasukan Indonesia bahwa orang yang hilang dikirim ke Bali 126 Mereka yang dicurigai menentang integrasi sering ditangkap dan disiksa 127 Pada tahun 1983 Amnesty International menerbitkan manual bahasa Indonesia yang diterimanya dari Timor Timur yang menginstruksikan personel militer tentang cara menimbulkan penderitaan fisik dan mental dan memperingatkan pasukan untuk Hindari pengambilan foto yang menunjukkan penyiksaan seseorang yang disetrum ditelanjangi dan sebagainya 128 Dalam memoarnya tahun 1997 East Timor s Unfinished Struggle Inside the Timorese Resistance Constancio Pinto menggambarkan bagaimana disiksa oleh tentara Indonesia Dengan setiap pertanyaan saya akan mendapatkan dua atau tiga pukulan di wajah Ketika seseorang meninju Anda begitu banyak dan sangat keras itu terasa seperti wajahmu patah Orang orang memukul punggung dan sisi saya dengan tangan mereka dan kemudian menendang saya Di lokasi lain mereka menyiksa saya secara psikologis mereka tidak memukul saya tetapi mereka menguatkan saya ancaman untuk membunuh saya Mereka bahkan menodongkan pistol di atas meja 129 Dalam buku karya Michele Turner Telling East Timor Personal Testimonies 1942 1992 seorang wanita bernama Fatima menggambarkan penyiksaan yang terjadi di penjara Dili Mereka membuat orang duduk di kursi dengan bagian depan kursi di jari kaki sendiri Gila ya Tentara buang air kecil di makanan lalu mencampurnya untuk dimakan orang Mereka menggunakan sengatan listrik dan mereka menggunakan mesin listrik 130 Penyalahgunaan yang dilakukan Fretilin Sunting Pada tahun 1977 pemerintah Indonesia melaporkan bahwa beberapa kuburan massal yang berisi puluhan orang yang dibunuh oleh Fretilin telah ditemukan di dekat Ailieu dan Same 131 Amnesty International mengkonfirmasi laporan laporan ini pada tahun 1985 dan juga menyatakan keprihatinannya tentang beberapa pembunuhan di luar proses hukum yang mana Fretilin telah mengaku bertanggung jawab 132 Pada tahun 1997 Human Rights Watch mengutuk serangkaian serangan yang dilakukan oleh Fretilin yang menyebabkan kematian sembilan warga sipil 133 Demografi dan ekonomi Sunting nbsp Bendera provinsi Timor Timur nbsp Wanita Timor dengan bendera nasional IndonesiaBahasa Portugis dilarang di Timor Timur dan bahasa Indonesia sebagai dijadikan bahasa pemerintah pendidikan dan perdagangan umum dan kurikulum sekolah Ideologi nasional resmi Indonesia Pancasila diterapkan di Timor Timur dan pekerjaan pemerintah dibatasi hanya bagi mereka yang memiliki sertifikasi dalam pelatihan Pancasila Sistem kepercayaan animisme Timor Timur tidak sesuai dengan sistem monoteisme konstitusional Indonesia yang mengakibatkan konversi massal menjadi Kristen Pendeta Portugis diganti dengan imam Indonesia dan misa Latin dan Portugis digantikan oleh misa Indonesia 134 Sebelum invasi hanya 20 orang Timor Timur yang beragama Katolik Roma dan pada tahun 1980 an 95 terdaftar sebagai Katolik 134 135 Dengan lebih dari 90 populasi Katolik Timor Leste saat ini merupakan salah satu negara dengan persentase penduduk Katolik terbesar di dunia 136 Timor Timur merupakan fokus khusus program transmigrasi pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memindahkan penduduk Indonesia dari daerah padat penduduk ke daerah yang lebih sedikit penduduknya Sensor media di bawah Orde Baru berarti bahwa keadaan konflik di Timor Timur tidak diketahui oleh para transmigran yang sebagian besar merupakan petani Jawa dan Bali yang miskin Setibanya di sana mereka mendapati diri mereka berada di bawah ancaman serangan yang terus menerus oleh para pejuang perlawanan Timor Timur dan menjadi objek kebencian lokal karena sebidang tanah yang luas milik orang Timor Timur telah diambil alih oleh pemerintah Indonesia untuk pemukiman transmigran Meskipun banyak yang menyerah dan kembali ke pulau asal mereka para migran yang tinggal di Timor Timur itu berkontribusi pada Indonesianisasi integrasi Timor Timur 137 662 keluarga transmigran 2 208 orang menetap di Timor Timur pada tahun 1993 138 sedangkan sekitar 150 000 pemukim bebas Indonesia tinggal di Timor Timur pada pertengahan 1990 an termasuk mereka yang ditawari pekerjaan di bidang pendidikan dan administrasi 139 Migrasi meningkatkan kebencian di antara orang Timor karena banyak hal yang diambil alih oleh imigran yang paham bisnis 140 Setelah invasi kepentingan komersial Portugis diambil alih oleh orang Indonesia 141 Perbatasan dengan Timor Barat dibuka yang mengakibatkan masuknya petani Timor Barat dan pada Januari 1989 wilayah tersebut terbuka untuk investasi swasta Kehidupan ekonomi di kota kota kemudian dikendalikan oleh pengusaha pendatang dari Bugis Makassar dan Buton dari Sulawesi Selatan sedangkan produk Timor Timur diekspor melalui kemitraan antara pejabat militer dan pengusaha Indonesia 142 Denok sebuah perusahaan yang dikendalikan militer memonopoli beberapa kegiatan komersial paling menguntungkan di Timor Timur termasuk ekspor kayu cendana hotel dan impor produk konsumen 143 Namun bisnis yang paling menguntungkan bagi grup tersebut adalah monopolinya atas ekspor kopi yang merupakan hasil bumi paling berharga di wilayah itu 144 Pengusaha Indonesia mendominasi perusahaan non Denok militer dan manufaktur lokal dari zaman Portugis memberi jalan bagi impor Indonesia 143 Tanggapan utama pemerintah Indonesia terhadap kritik terhadap kebijakannya adalah menyoroti pendanaan pembangunan di bidang kesehatan pendidikan komunikasi transportasi dan pertanian Timor Timur 145 Bagaimanapun Timor Timur tetap miskin setelah berabad abad diabaikan oleh kolonial Portugis dan kritikus Indonesia George Aditjondro menunjukkan bahwa konflik di tahun tahun awal pendudukan menyebabkan penurunan tajam dalam produksi beras dan kopi dan populasi ternak 146 Kritikus lain berpendapat bahwa pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan seringkali dirancang untuk memfasilitasi kepentingan militer dan perusahaan Indonesia 147 Sementara militer mengendalikan bisnis bisnis utama investor swasta baik Indonesia maupun internasional menghindari wilayah tersebut Meskipun ada perbaikan sejak tahun 1976 sebuah laporan pemerintah Indonesia tahun 1993 memperkirakan bahwa di tiga perempat dari 61 distrik di Timor Timur lebih dari setengah pendudukannya hidup dalam kemiskinan 148 1990 an SuntingMengubah kampanye perlawanan dan integrasi Sunting Investasi besar oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur fasilitas kesehatan dan pendidikan Timor Timur sejak tahun 1975 tidak mengakhiri perlawanan orang Timor Timur terhadap pemerintahan Indonesia 149 Meskipun pada tahun 1980 an pasukan Fretilin telah berkurang menjadi beberapa ratus orang bersenjata Fretilin meningkatkan kontaknya dengan pemuda Timor khususnya di Dili dan perlawanan sipil tak bersenjata yang mencari penentuan nasib sendiri mulai terbentuk Banyak dari mereka yang berada dalam gerakan protes adalah anak anak kecil pada saat invasi dan telah dididik di bawah sistem Indonesia Mereka membenci penindasan dan penggantian kehidupan budaya dan politik Timor yang ambivalen pembangunan ekonomi Indonesia dan berbicara bahasa Portugis di antara mereka sendiri menekankan warisan Portugis mereka Mencari bantuan dari Portugal untuk penentuan nasib sendiri mereka menganggap Indonesia sebagai kekuatan pendudukan 150 Di luar negeri anggota Fretilin terutama mantan jurnalis Jose Ramos Horta kemudian menjadi perdana menteri dan presiden mendorong perjuangan mereka di forum forum diplomatik 151 Berkurangnya perlawanan bersenjata mendorong pemerintah Indonesia pada tahun 1988 untuk membuka Timor Timur guna meningkatkan prospek komersialnya termasuk pencabutan larangan bepergian bagi wartawan Kebijakan baru datang dari Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan diplomat lainnya mempengaruhi Suharto untuk mendukung kebijakan tersebut sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran internasional meskipun ada kekhawatiran di antara para pemimpin militer bahwa hal itu akan menyebabkan hilangnya kendali Pada akhir tahun 1989 komandan militer garis keras Brigadir Jenderal Mulyadi digantikan oleh Brigadir Jenderal Rudolph Warouw yang menjanjikan pendekatan yang lebih persuasif terhadap anti integrasi Pembatasan perjalanan di dalam wilayah dikurangi kelompok tahanan politik dibebaskan dan penggunaan penyiksaan dalam interogasi menjadi lebih jarang Warouw berusaha meningkatkan disiplin militer pada bulan Februari 1990 seorang tentara Indonesia diadili atas perbuatan melawan hukum di Timor Timur tindakan tersebut merupakan yang pertama sejak invasi berlangsung 152 Berkurangnya ketakutan akan penganiayaan mendorong gerakan perlawanan protes anti integrasi disertai kunjungan profil tinggi ke Timor Timur termasuk kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989 153 Selain itu berakhirnya Perang Dingin menghilangkan banyak pembenaran untuk dukungan Barat terhadap pendudukan Indonesia Meningkatnya perhatian internasional terhadap penentuan nasib sendiri dan hak asasi manusia memberikan tekanan lebih lanjut bagi Indonesia 154 Peristiwa peristiwa berikutnya di Timor Timur pada 1990 an membantu meningkatkan profil internasional Timor Timur secara dramatis yang pada gilirannya secara signifikan meningkatkan momentum kelompok kelompok perlawanan 155 Pembantaian Santa Cruz Sunting nbsp Pembantaian Santa Cruz terjadi selama prosesi pemakaman kuburan Sebastiao Gomes pada tahun 1991 Artikel utama Pembantaian Santa Cruz Dalam misa peringatan pada tanggal 12 November 1991 untuk seorang pemuda pro kemerdekaan yang ditembak oleh pasukan Indonesia para demonstran yang berjumlah 2 500 orang itu membentangkan bendera Fretilin dan spanduk dengan slogan slogan pro kemerdekaan dan meneriakkan dengan riuh namun damai 156 Setelah konfrontasi singkat antara tentara Indonesia dan pengunjuk rasa 157 200 tentara Indonesia melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang menewaskan sedikitnya 250 orang Timor Timur 158 nbsp Reka ulang pembantaian Santa Cruz Kesaksian orang asing di kuburan dengan cepat dilaporkan ke organisasi berita internasional dan rekaman video pembantaian itu disiarkan secara luas secara internasional 159 sehingga menyebabkan kemarahan 160 Menanggapi pembantaian itu para aktivis di seluruh dunia mengorganisir solidaritas dengan orang Timor Timur dan urgensi baru dibawa untuk menyerukan penentuan nasib sendiri 161 TAPOL sebuah organisasi Britania Raya yang dibentuk pada tahun 1973 untuk mengadvokasi demokrasi di Indonesia meningkatkan pekerjaannya di sekitar Timor Timur Di Amerika Serikat Jaringan Aksi Timor Timur sekarang Jaringan Aksi Timor Timur dan Indonesia didirikan dan segera memiliki cabang di sepuluh kota di seluruh negeri 162 Kelompok solidaritas lainnya muncul di Portugal Australia Jepang Jerman Malaysia Irlandia dan Brasil Pemberitaan pembantaian tersebut merupakan contoh nyata bagaimana pertumbuhan media baru di Indonesia semakin mempersulit Orde Baru untuk mengontrol arus informasi yang masuk dan keluar dari Indonesia dan bahwa pada pasca Perang Dingin 1990 an pemerintah berada di bawah pengawasan internasional yang meningkat 163 Beberapa kelompok mahasiswa pro demokrasi dan majalah mereka mulai secara terbuka dan kritis membahas tidak hanya Timor Timur tetapi juga Orde Baru dan sejarah dan masa depan Indonesia yang lebih luas 161 163 164 Kecaman tajam terhadap militer datang bukan hanya dari komunitas internasional tetapi juga dari kalangan elit Indonesia Pembantaian itu mengakhiri pembukaan wilayah pemerintah 1989 dan periode baru penindasan dimulai 87 Warouw dicopot dari posisinya dan pendekatannya yang lebih akomodatif terhadap perlawanan orang Timor ditegur oleh atasannya Terduga simpatisan Fretilin ditangkap pelanggaran hak asasi manusia meningkat dan larangan jurnalis asing diberlakukan kembali Kebencian meningkat di antara orang Timor akan kehadiran militer Indonesia 165 Grup 3 Kopassus milik Mayjen Prabowo melatih geng geng milisi yang mengenakan kerudung hitam untuk menghancurkan perlawanan yang tersisa 87 Penangkapan Xanana Gusmao Sunting Pada tanggal 20 November 1992 pemimpin Fretilin Xanana Gusmao ditangkap oleh pasukan Indonesia 166 Pada Mei 1993 ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena melakukan pemberontakan 167 tetapi hukumannya kemudian diringankan menjadi 20 tahun 168 Penangkapan pemimpin perlawanan yang diakui secara universal merupakan pukulan besar bagi gerakan anti integrasi di Timor Timur tetapi Gusmao terus menjadi simbol harapan dari dalam LP Cipinang 155 166 Sementara itu perlawanan tanpa kekerasan yang dilakukan orang Timor Timur terus menunjukkan jati dirinya Ketika Presiden Bill Clinton mengunjungi Jakarta pada tahun 1994 dua puluh sembilan mahasiswa Timor Timur menduduki kedutaan AS untuk memprotes dukungan AS kepada Indonesia 169 Pada saat yang sama para pengamat hak asasi manusia meminta perhatian atas berlanjutnya pelanggaran oleh tentara dan polisi Indonesia Sebuah laporan tahun 1995 oleh Human Rights Watch mencatat bahwa pelanggaran di wilayah tersebut terus meningkat termasuk penyiksaan penghilangan dan pembatasan hak hak dasar 170 Setelah serangkaian kerusuhan pada bulan September dan Oktober 1995 Amnesty International mengkritik pihak berwenang Indonesia atas gelombang penangkapan dan penyiksaan yang sewenang wenang Laporan tersebut menunjukkan bahwa para tahanan dipukuli dengan jeruji besi ditendang dicabik dan diancam akan dibunuh 171 Penghargaan Nobel Perdamaian Sunting nbsp Carlos Filipe Ximenes Belo nbsp Jose Ramos HortaPada tahun 1996 Timor Timur tiba tiba menjadi perhatian dunia ketika Penghargaan Nobel Perdamaian dianugerahkan kepada Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo dan Jose Ramos Horta atas pekerjaan mereka menuju solusi yang adil dan damai untuk konflik di Timor Timur 172 Komite Nobel menyatakan dalam siaran persnya bahwa mereka berharap penghargaan itu akan memacu upaya untuk menemukan solusi diplomatik atas konflik di Timor Timur berdasarkan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri 172 Seperti yang dicatat oleh sarjana Nobel Irwin Abrams Bagi Indonesia hadiah itu sangat memalukan Dalam pernyataan publik pemerintah mencoba untuk menjaga jarak antara kedua pemenang dengan enggan mengakui jika hadiah itu diberikan untuk Uskup Belo yang dianggap dapat mengendalikannya tetapi menuduh Ramos Horta bertanggung jawab atas kekejaman selama perselisihan sipil di Timor Timur dan menyatakan bahwa dia adalah seorang oportunis politik Pada upacara penghargaan Ketua Sejersted menjawab tuduhan ini menunjukkan bahwa selama konflik sipil Ramos Horta bahkan tidak berada di negara itu dan sekembalinya ia mencoba untuk mendamaikan kedua pihak 173 Sementara itu para diplomat dari Indonesia dan Portugal melanjutkan konsultasi yang disyaratkan oleh resolusi Majelis Umum 1982 dalam serangkaian pertemuan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah yang oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas disebut sebagai kerikil di sepatu Indonesia 174 175 Akhir dari kendali Indonesia SuntingUpaya mediasi baru yang ditengahi PBB antara Indonesia dan Portugal dimulai pada awal 1997 176 Transisi di Indonesia Sunting Lihat pula Sejarah Indonesia 1998 sekarang dan Kejatuhan Soeharto nbsp Presiden B J Habibie mengambil sumpah jabatan presiden pada 21 Mei 1998 Kemerdekaan Timor Timur atau bahkan otonomi daerah yang terbatas tidak diperbolehkan di bawah rezim Orde Baru Kendati opini publik Indonesia pada tahun 1990 an kadang kadang menunjukkan apresiasi yang kurang baik terhadap orang Timor secara luas dikhawatirkan bahwa kemerdekaan Timor Timur akan mengacaukan persatuan Indonesia 177 Upaya mediasi baru yang ditengahi PBB antara Indonesia dan Portugal dimulai pada awal 1997 176 Krisis finansial Asia 1997 bagaimanapun menyebabkan pergolakan luar biasa di Indonesia dan menyebabkan pengunduran diri Suharto pada Mei 1998 mengakhiri 32 tahun masa kepresidenannya 178 Prabowo yang pada saat itu menjabat sebagai komandan Cadangan Strategis Indonesia yang kuat pergi ke pengasingan di Yordania dan operasi militer di Timor Timur merugikan pemerintah Indonesia yang bangkrut satu juta dolar per hari 87 Periode reformasi yang relatif terbuka termasuk perdebatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang hubungan Indonesia dengan Timor Timur Selama sisa tahun 1998 forum forum diskusi berlangsung di seluruh Dili untuk mengupayakan referendum 87 Menlu Ali Alatas menggambarkan rencana otonomi bertahap yang mengarah pada kemungkinan kemerdekaan sebagai hanya rasa sakit tanpa ada keuntungan bagi Indonesia 179 Pada tanggal 8 Juni 1998 tiga minggu setelah menjabat B J Habibie mengumumkan bahwa Indonesia akan segera menawarkan Timor Timur rencana khusus untuk otonomi 178 Pada akhir tahun 1998 Pemerintah Australia John Howard mengirim surat kepada Indonesia yang berisi nasihat tentang perubahan kebijakan Australia dan menganjurkan referendum kemerdekaan dalam satu dekade Presiden Habibie melihat bahwa rencana Indonesia di Timor Timur seperti pemerintahan kolonial dari Indonesia dan dia memutuskan untuk mengadakan referendum cepat mengenai masalah ini 180 Indonesia dan Portugal mengumumkan pada tanggal 5 Mei 1999 bahwa pemungutan suara akan diadakan yang memungkinkan rakyat Timor Timur untuk memilih antara rencana otonomi atau kemerdekaan Pemungutan suara yang akan diselenggarakan oleh Misi Perserikatan Bangsa Bangsa di Timor Timur UNAMET semula dijadwalkan pada 8 Agustus tetapi kemudian ditunda hingga 30 Agustus Indonesia juga bertanggung jawab atas keamanan rencana ini menimbulkan kekhawatiran di Timor Timur tetapi banyak pengamat percaya bahwa Indonesia akan menolak untuk mengizinkan penjaga perdamaian asing selama pemungutan suara 181 Referendum 1999 Sunting Ketika kelompok kelompok pendukung otonomi dan kemerdekaan mulai berkampanye serangkaian kelompok paramiliter pro integrasi dari Timor Timur mulai mengancam kekerasan dan memang melakukan kekerasan di seluruh negeri Dengan tuduhan bias pro kemerdekaan di pihak UNAMET kelompok kelompok tersebut terlihat bekerja sama dan menerima pelatihan dari tentara Indonesia Sebelum kesepakatan Mei diumumkan serangan paramiliter bulan April di Liquica menyebabkan puluhan orang Timor Timur tewas Pada tanggal 16 Mei 1999 komplotan yang didampingi oleh tentara Indonesia menyerang tersangka aktivis kemerdekaan di desa Atara pada bulan Juni kelompok lain menyerang kantor UNAMET di Maliana Pihak berwenang Indonesia mengaku tidak berdaya untuk menghentikan apa yang diklaimnya sebagai kekerasan antara faksi faksi Timor Timur yang saling bersaing tetapi Ramos Horta orang lain mencemooh gagasan semacam itu 182 Pada Februari 1999 ia berkata Sebelum Indonesia mundur mereka ingin membuat kekacauan besar dan destabilisasi seperti yang selalu mereka janjikan Kami telah secara konsisten mendengar bahwa selama bertahun tahun dari militer Indonesia di Timor 183 Ketika para pemimpin milisi memperingatkan akan pertumpahan darah duta besar keliling Indonesia Francisco Lopes da Cruz menyatakan Jika orang menolak otonomi ada kemungkinan darah akan mengalir di Timor Timur 184 Seorang pemimpin paramiliter mengumumkan bahwa lautan api akan terjadi saat pemungutan suara untuk kemerdekaan 185 Saat tanggal pemungutan suara semakin dekat laporan tentang kekerasan anti kemerdekaan terus menumpuk 186 Hari pemungutan suara 30 Agustus 1999 berlangsung dengan tenang dan tertib 98 6 pemilih terdaftar memberikan suara dan pada 4 September Sekjen PBB Kofi Annan mengumumkan bahwa 78 5 persen suara telah diberikan untuk kemerdekaan 187 Didorong oleh desakan Orde Baru bahwa orang Timor Timur mendukung integrasi orang Indonesia terkejut atau tidak percaya bahwa orang Timor Timur telah memilih untuk tidak menjadi bagian dari Indonesia Banyak yang menerima jika berita media menyalahkan PBB dan Australia karena telah menekan Habibie untuk sebuah resolusi 188 Ketika staf UNAMET kembali ke Dili setelah pemungutan suara beberapa kota mulai dihancurkan secara sistematis Dalam beberapa jam setelah pengumuman hasil kelompok paramiliter mulai menyerang orang orang dan membakar di sekitar ibu kota Dili Wartawan asing dan pemantau pemilu melarikan diri dan puluhan ribu orang Timor Leste melarikan ke gunung Geng Muslim Indonesia menyerang gedung Keuskupan Katolik Dili menewaskan dua lusin orang keesokan harinya markas besar ICRC diserang dan dibakar habis Hampir seratus orang terbunuh di Suai dan laporan tentang pembantaian serupa membludak di Timor Timur 189 Sebagian besar staf PBB yang dikurung di kompleks mereka di Dili yang telah dibanjiri pengungsi menolak untuk mengungsi kecuali para pengungsi itu ditarik juga bersikeras bahwa mereka lebih baik mati di tangan kelompok paramiliter 187 Pada saat yang sama pasukan Indonesia dan geng paramiliter memaksa lebih dari 200 000 orang ke Timor Barat ke kamp kamp yang digambarkan oleh Human Rights Watch sebagai kondisi yang menyedihkan 190 Setelah beberapa minggu Pemerintah Australia menawarkan untuk mengizinkan para pengungsi di kompleks PBB bersama dengan staf PBB untuk dievakuasi ke Darwin dan semua pengungsi kecuali empat staf PBB dievakuasi Ketika delegasi PBB tiba di Jakarta pada tanggal 8 September mereka diberitahu oleh Presiden B J Habibie bahwa laporan pertumpahan darah di Timor Timur adalah fantasi dan kebohongan 191 Jenderal Wiranto dari militer Indonesia bersikeras bahwa tentaranya memiliki situasi di bawah kendali dan kemudian mengungkapkan perasaannya untuk Timor Timur dengan menyanyikan lagu hit 1975 Feelings di sebuah acara untuk para istri perwira militer 192 193 Penarikan pasukan Indonesia dan pasukan penjaga perdamaian Sunting Artikel utama INTERFET nbsp Pasukan INTERFET memasuki Dili pada 20 September dua minggu setelah kelompok paramiliter pro Indonesia memulai gelombang kekerasan terakhir 194 Kekerasan tersebut disambut dengan kemarahan publik yang meluas di Australia Portugal dan di tempat lain dan para aktivis di Portugal Australia Amerika Serikat dan negara negara lain menekan pemerintah mereka untuk mengambil tindakan Perdana Menteri Australia John Howard berkonsultasi dengan Sekjen PBB Kofi Annan dan melobi Presiden AS Bill Clinton untuk mendukung pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin Australia untuk memasuki Timor Timur guna mengakhiri kekerasan Amerika Serikat menawarkan sumber daya logistik dan intelijen yang penting dan kehadiran pencegah di luar cakrawala tetapi tidak mengerahkan pasukan untuk operasi tersebut Akhirnya pada 11 September Bill Clinton mengumumkan 195 Saya telah menjelaskan bahwa kesediaan saya untuk mendukung bantuan ekonomi masa depan dari masyarakat internasional akan tergantung pada bagaimana Indonesia menangani situasi mulai hari ini Indonesia dalam kesulitan ekonomi yang parah mengalah Presiden B J Habibie mengumumkan pada 12 September bahwa Indonesia akan menarik tentaranya dan mengizinkan pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin Australia untuk memasuki Timor Timur 196 Garnisun Indonesia di timur pulau itu adalah Batalyon 745 yang sebagian besar ditarik melalui laut tetapi satu kompi mengambil kendaraan batalyon dan alat berat mundur ke barat sepanjang jalan pantai utara menuju Dili dan perbatasan Indonesia meninggalkan kematian dan kehancuran saat mereka pergi Mereka membunuh lusinan penduduk desa yang tidak bersalah dan tidak bersenjata di sepanjang jalan dan di dekat Dili membunuh seorang jurnalis dan berusaha membunuh dua lagi Pada tanggal 15 September 1999 DK PBB menyatakan keprihatinannya atas situasi yang memburuk di Timor Timur dan mengeluarkan Resolusi DK PBB 1264 yang menyerukan kekuatan multinasional untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di Timor Timur untuk melindungi dan mendukung misi Perserikatan Bangsa Bangsa di sana dan untuk memfasilitasi operasi bantuan kemanusiaan sampai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa dapat disetujui dan dikerahkan di daerah tersebut 197 nbsp HMAS Jervis Bay di Dili pada Oktober 1999 Pasukan Internasional untuk Timor Timur atau INTERFET di bawah komando Mayjen Peter Cosgrove memasuki Dili pada tanggal 20 September dan pada tanggal 31 Oktober pasukan Indonesia terakhir telah meninggalkan Timor Timur 194 Kedatangan ribuan tentara internasional di Timor Timur menyebabkan milisi melarikan diri melintasi perbatasan ke Indonesia dimana serangan lintas batas sporadis oleh milisi terhadap pasukan INTERFET dilakukanAdministrasi Sementara PBB di Timor Timur UNTAET didirikan pada akhir Oktober dan mengatur wilayah itu selama dua tahun Kontrol negara diserahkan kepada Pemerintah Timor Leste dan kemerdekaan dideklarasikan pada 20 Mei 2002 198 Pada tanggal 27 September di tahun yang sama Timor Leste bergabung dengan Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai anggota ke 191 199 Sebagian besar pasukan militer INTERFET berasal dari Australia lebih dari 5 500 tentara pada puncaknya termasuk infanteri brigade dengan dukungan lapis baja dan penerbangan sementara 22 negara lain akhirnya berkontribusi membentuk kekuatan yang pada puncaknya berjumlah lebih dari 11 000 tentara 200 Amerika Serikat memberikan dukungan logistik dan diplomatik yang penting selama krisis kapal penjelajah USS Mobile Bay beroperasi di laut lepas sementara kapal Australia Kanada dan Inggris memasuki Dili Sebuah batalyon infanteri Marinir AS yang terdiri dari 1 000 orang ditambah baju besi dan artileri organik juga ditempatkan di lepas pantai di atas USS Belleau Wood untuk menyediakan cadangan strategis jika terjadi oposisi bersenjata yang signifikan 201 Tanggapan internasional SuntingIndonesia menggunakan ketakutan akan komunisme untuk mengumpulkan berbagai tingkat dukungan di antara negara negara barat termasuk Amerika Serikat dan Australia untuk invasi dan pendudukan Timor Timur 202 Invasi dan penindasan gerakan kemerdekaan Timor Timur menyebabkan kerusakan besar pada reputasi dan kredibilitas internasional Indonesia 203 Kritik dari negara berkembang merusak upaya pada 1980 an untuk mengamankan kursi Gerakan Non Blok yang sangat diinginkan Suharto untuk Indonesia dan kecaman terhadap Indonesia berlanjut hingga 1990 an 204 Australia Sunting Pada bulan September 1974 Perdana Menteri Australia Gough Whitlam bertemu dengan Suharto dan menunjukkan bahwa ia akan mendukung Indonesia jika Indonesia mencaplok Timor Timur 205 Pada 11 November 1975 pemerintahan Whitlam dibubarkan Ini menempatkan pembatasan pada pemerintahan sementara Fraser Sampai hasil pemilihan umum 13 Desember diketahui setiap tindakan memerlukan persetujuan dari partai politik dan gubernur jenderal 206 Pada tanggal 4 Desember 1975 Australia gagal mencari resolusi PBB untuk menentukan kemerdekaan Timor Timur dan pemerintah Australia mengevakuasi warga Australia dan warga negara asing lainnya dari Dili 207 Jose Ramos Horta tiba di Darwin pada tanggal 5 Desember dengan mengatakan bahwa lembaga bantuan Palang Merah Australia dan Australian Society for Intercountry Aid Timor ASIAT telah dilarang masuk ke Timor Timur Dalam konferensi pers yang sama Horta mengatakan bahwa pemerintah Fretilin di Timor Timur tidak akan menerima bantuan PBB apapun yang termasuk bantuan dari Australia 208 Setelah memenangkan pemilihan bulan Desember pemerintah Fraser mengambil pendekatan bahwa perdagangan dengan Asia Tenggara dan hubungan politik dengan Asia Tenggara terlalu penting untuk dipertaruhkan yang dianggap sebagai kerugian besar 209 Australia abstain dari Resolusi Majelis Umum PBB tahun 1976 dan 1977 dan pada tahun 1978 menjadi satu satunya pemerintah yang mengakui Timor Timur secara resmi sebagai provinsi Indonesia 210 nbsp Segera setelah mengakui pencaplokan Timor Timur pada tahun 1978 Australia memulai negosiasi dengan Indonesia untuk membagi sumber daya yang ditemukan di Celah Timor Setahun kemudian Australia dan Indonesia mulai menyusun perjanjian untuk berbagi sumber daya di Celah Timor Perjanjian itu ditandatangani pada bulan Desember 1989 dengan perkiraan mulai dari satu hingga tujuh miliar barel minyak dapat diamankan 211 Kesepakatan ini bersama dengan kemitraan ekonomi umum dengan Indonesia sering disebut sebagai faktor penting bagi posisi pemerintah Australia 212 Namun mengingat bahwa hampir 60 000 orang Timor Timur tewas selama pertempuran antara pasukan Australia dan Jepang setelah invasi ke Timor oleh Jepang selama Perang Pasifik 15 beberapa orang Australia percaya bahwa pemerintah mereka berutang khusus kepada bekas jajahan Portugis tersebut James Dunn penasihat senior Urusan Luar Negeri untuk Parlemen Australia sebelum dan selama pendudukan mengutuk tindakan pemerintah dengan kemudian mengatakan Apa yang menjadi nilai strategis vital pada tahun 1941 tidak relevan dan dapat diabaikan pada tahun 1974 213 Beberapa orang Australia yang menjadi veteran Perang Dunia II memprotes pendudukan karena alasan yang sama 214 Pemerintah Australia berturut turut melihat hubungan baik dan stabilitas di Indonesia tetangga terbesar Australia sebagai penyangga keamanan penting di utara Australia tetapi masalah Timor Timur memperumit kerja sama antara kedua negara 215 Australia memberikan perlindungan penting bagi para pendukung kemerdekaan Timor Timur seperti Jose Ramos Horta yang bermarkas di Australia selama pengasingannya Perdagangan Australia dengan Indonesia tumbuh melalui tahun 1980 an dan pemerintah Keating menandatangani pakta keamanan dengan Indonesia pada tahun 1995 dan memberikan prioritas tinggi kepada hubungan dengan Jakarta 216 217 Jatuhnya presiden Suharto dan pergeseran kebijakan Australia oleh pemerintahan Howard pada tahun 1998 membantu mempercepat proposal referendum mengenai masalah kemerdekaan Timor Timur 195 Pada akhir tahun 1998 Perdana Menteri John Howard dan Menteri Luar Negeri Alexander Downer membuat draf surat kepada Indonesia yang berisi tentang perubahan kebijakan Australia yang menyarankan agar Timor Lorosa e diberi kesempatan untuk memilih kemerdekaan dalam waktu satu dekade Surat itu membuat marah Presiden B J Habibie yang menganggapnya menyiratkan bahwa Indonesia adalah kekuatan kolonial dan dia memutuskan untuk mengumumkan referendum cepat 195 Sebuah referendum yang disponsori oleh PBB diadakan pada tahun 1999 menunjukkan persetujuan yang luar biasa untuk kemerdekaan tetapi diikuti oleh bentrokan kekerasan dan krisis keamanan yang dipicu oleh milisi anti kemerdekaan Australia kemudian memimpin Pasukan Internasional untuk Timor Timur yang didukung PBB untuk mengakhiri kekerasan dan ketertiban dipulihkan Sementara intervensi pada akhirnya berhasil hubungan Australia Indonesia akan memakan waktu beberapa tahun untuk pulih 195 218 Partai Buruh Australia mengubah kebijakan Timor Timur pada tahun 1999 dan mengadopsi kebijakan dukungan untuk kemerdekaan Timor Timur dan menentang kehadiran Indonesia di sana melalui juru bicara Urusan Luar Negeri Laurie Brereton 219 Kredibilitas Breretons diserang oleh pemerintahan Koalisi Liberal Nasional dan Menteri Luar Negeri Alexander Downer dan Perdana Menteri Howard Mereka dibantu dalam kampanye mereka oleh Kevin Rudd yang saat itu menjadi pendukung Buruh 219 yang kemudian memimpin Partai Buruh menuju kemenangan dalam pemilihan federal Australia 2007 Filipina Sunting Karena memiliki hubungan yang kuat dengan Indonesia Filipina pada awalnya bersikap dingin terhadap masalah ini Bahkan tak hanya menolak masuknya Jose Ramos Horta pada 1997 saat seharusnya memberikan kuliah di Universitas Filipina Diliman Presiden Fidel V Ramos pun memasukkannya ke dalam daftar hitam imigrasi 220 Namun dengan dukungan luas dari berbagai negara Filipina akhirnya mengubah kebijakannya Setelah Kemerdekaan Timor Filipina menyumbangkan personel medis dan logistik ke Interfet bukan pasukan darat Pada tahun 2000 PBB menunjuk seorang dari Filipina yaitu Letjen Jaime de los Santos untuk memimpin Interfet PBB penuh Berbagi warisan Katolik Roma yang sama Filipina menjadi sekutu alami dan telah memelihara hubungan baik dengan Timor Timur sejak itu Itu juga telah menghapus Jose Ramos Horta dari daftar hitam ia sering memberikan kuliah di berbagai universitas di Filipina terutama di Universitas Filipina Diliman Universitas Politeknik Filipina Universitas De La Salle dan Universitas Ateneo de Davao Portugal Sunting Sehari setelah invasi Portugal memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia dan terus mendukung resolusi PBB yang mengutuk invasi tersebut Namun pada akhir 1970 an dan awal 1980 an pemerintah Portugis tampak enggan mendorong isu tersebut Pakar Amerika Indonesia Benedict Anderson memperkirakan bahwa hal ini berasal dari ketidakpastian pada saat penerapannya ke Komunitas Eropa 209 Kritik Portugal meningkat tajam sejak pertengahan 1980 an dan karena tekanan publik negara itu menjadi salah satu juru kampanye terkemuka di forum internasional untuk penentuan nasib sendiri Timor Timur 221 Sepanjang tahun 1990 an Portugal mengambil bagian dalam mediasi yang ditengahi PBB dengan Indonesia 222 Amerika Serikat Sunting Pada tahun 1975 Amerika Serikat sedang menyelesaikan kemundurannya dari Vietnam Indonesia yang sangat anti komunis dianggap oleh Amerika Serikat sebagai penyeimbang yang penting dan hubungan persahabatan dengan pemerintah Indonesia dianggap lebih penting daripada proses dekolonisasi di Timor Timur 209 223 Amerika Serikat juga ingin mempertahankan aksesnya ke selat perairan dalam yang melintasi Indonesia untuk jalur bawah laut yang tidak terdeteksi antara Samudra Hindia dan Pasifik 209 nbsp Menteri Luar Negeri AS Henry A Kissinger dan Presiden Gerald R Ford membahas Timor Timur dengan Presiden Suharto sehari sebelum invasi dilakukan 224 Sehari sebelum invasi presiden AS Gerald R Ford dan menteri luar negeri AS Henry A Kissinger bertemu dengan presiden Indonesia Suharto dan dilaporkan memberikan persetujuan mereka untuk invasi tersebut 224 225 Menanggapi Suharto yang mengatakan Kami ingin pengertian Anda jika dianggap perlu untuk mengambil tindakan cepat atau drastis di Timor Timur Ford menjawab Kami akan memahami dan tidak akan menekan Anda tentang masalah ini Kami memahami masalah dan niat yang Anda miliki Kissinger juga setuju meskipun dia memiliki kekhawatiran bahwa penggunaan senjata buatan AS dalam invasi akan diekspos ke pengawasan publik memberitahukan keinginan mereka untuk mempengaruhi reaksi di Amerika sehingga akan ada lebih sedikit kemungkinan orang berbicara di cara yang tidak sah 226 AS juga berharap invasi akan berlangsung cepat dan tidak melibatkan perlawanan yang berkepanjangan Yang penting apa pun yang Anda lakukan berhasil dengan cepat kata Kissinger kepada Suharto 226 AS memasok senjata ke Indonesia selama invasi dan pendudukan berikutnya 227 Seminggu setelah invasi ke Timor Timur Dewan Keamanan Nasional menyiapkan analisis yang menemukan penggunaan peralatan militer yang dipasok AS secara luas 228 Meskipun pemerintah AS mengatakan mereka akan menunda penjualan senjata baru dari Desember 1975 hingga Juni 1976 sambil menunggu tinjauan oleh Departemen Luar Negeri untuk menentukan apakah Indonesia telah melanggar perjanjian bilateral yang menetapkan bahwa Indonesia hanya dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan pertahanan bantuan militer terus mengalir dan Kissinger menghukum anggota staf Departemen Luar Negerinya karena menyarankan agar penjualan senjata dihentikan 226 Kissinger khawatir tentang reaksi terhadap kebijakannya dari publik AS termasuk saat Kongres menyesalkan bahwa Segala sesuatu di atas kertas akan digunakan untuk melawan saya 229 Antara tahun 1975 dan 1980 ketika kekerasan di Timor Timur mencapai klimaksnya Amerika Serikat memberikan sekitar 340 juta persenjataan kepada pemerintah Indonesia Bantuan militer dan penjualan senjata AS ke Indonesia meningkat dari tahun 1974 dan berlanjut hingga tahun tahun Bush dan Clinton sampai dihentikan pada tahun 1999 226 Persediaan senjata AS ke Indonesia antara tahun 1975 dan 1995 berjumlah sekitar 1 1 miliar 227 Pemerintahan Clinton di bawah program JCET Pentagon melatih pasukan khusus Kopassus Indonesia dalam perang gerilya perkotaan pengawasan kontra intelijen taktik penembak jitu dan operasi psikologis 230 Komisi PBB untuk Pengakuan Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Leste CAVR menyatakan dalam bab Tanggung Jawab dari laporan akhirnya bahwa dukungan politik dan militer AS sangat penting bagi invasi dan pendudukan Indonesia di Timor Lorosa e antara tahun 1975 dan 1999 Laporan hal 92 juga menyatakan bahwa Persenjataan yang dipasok AS sangat penting bagi kapasitas Indonesia untuk mengintensifkan operasi militer dari tahun 1977 dalam kampanye besar besaran untuk menghancurkan Perlawanan di mana pesawat yang dipasok oleh Amerika Serikat memainkan peran yang penting 231 232 Fretilin telah mengklaim bahwa tingkat dukungan AS untuk upaya pemerintah Indonesia di Timor Timur mungkin telah melampaui dukungan diplomatik dan bantuan material Sebuah laporan UPI dari Sydney tertanggal 19 Juni 1978 mengutip siaran pers Fretilin yang menyatakan Penasihat militer Amerika dan tentara bayaran bertempur bersama tentara Indonesia melawan FRETILIN dalam dua pertempuran Sementara itu pilot Amerika menerbangkan pesawat OV 10 Bronco untuk Angkatan Udara Indonesia dalam serangan bom terhadap daerah daerah yang dibebaskan di bawah kendali FRETILIN 233 234 Amerika Serikat abstain dari sebagian besar resolusi PBB yang mengecam invasi Indonesia 209 Daniel Patrick Moynihan Duta Besar AS untuk PBB pada saat itu kemudian menulis dalam memoarnya Departemen Luar Negeri menginginkan agar Perserikatan Bangsa Bangsa terbukti sama sekali tidak efektif dalam tindakan apa pun yang diambilnya Tugas ini diberikan kepada saya dan saya melaksanakannya tanpa keberhasilan yang berarti 235 Negara negara lain Sunting nbsp Britania Raya menjual lusinan jet BAE Hawk ke Indonesia selama pendudukan beberapa di antaranya digunakan dalam kampanye pengepungan dan pemusnahan Britania Raya Kanada Jepang dan negara negara lain mendukung Indonesia selama pendudukan Timor Timur Britania Raya abstain dari semua resolusi Majelis Umum PBB yang berkaitan dengan Timor Timur dan menjual senjata selama pendudukan Pada tahun 1978 Indonesia membeli delapan pesawat jet BAE Hawk yang digunakan selama kampanye pengepungan dan pemusnahan Britania Raya menjual lusinan jet tambahan ke Indonesia pada 1990 an 236 Kanada abstain dari resolusi Majelis Umum awal tentang Timor Timur Pemerintah Kanada secara teratur menjual senjata ke Indonesia selama pendudukan dan pada 1990 an menyetujui lebih dari CDN 400 juta ekspor untuk suku cadang senjata 237 Jepang memberikan suara menentang terhadap kedelapan resolusi Majelis Umum mengenai Timor Timur 238 Pemerintah India juga mendukung Indonesia menyamakan pendudukan itu dengan perebutan Goa oleh mereka sendiri pada tahun 1961 239 Beberapa analis mengatakan bahwa tindakan Indonesia yang tertunda juga mencegah pemindahan Timor Timur secara damai ke sana mirip dengan bagaimana Prancis memindahkan Pondicherry ke India pada tahun 1962 240 Negara negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara ASEAN secara konsisten memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum yang menyerukan penentuan nasib sendiri di Timor Timur 241 Konsekuensi SuntingJumlah kematian Sunting Perkiraan yang tepat dari jumlah korban tewas sulit ditentukan Laporan Komisi Pengakuan Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Leste CAVR tahun 2005 melaporkan perkiraan jumlah minimum kematian terkait konflik 102 800 12 000 Dari jumlah tersebut laporan tersebut mengatakan bahwa sekitar 18 600 1 000 terbunuh atau hilang dan bahwa sekitar 84 000 11 000 meninggal karena kelaparan atau sakit melebihi apa yang diharapkan karena kematian masa damai Angka angka ini mewakili perkiraan konservatif minimum yang menurut CAVR adalah temuan utamanya yang berbasis ilmiah Laporan tersebut tidak memberikan batas atas Namun CAVR berspekulasi bahwa jumlah kematian akibat kelaparan dan penyakit yang berhubungan dengan konflik bisa mencapai 183 000 242 Komisi kebenaran menganggap pasukan Indonesia bertanggung jawab atas sekitar 70 pembunuhan dengan kekerasan 8 Peneliti Ben Kiernan mengatakan bahwa jumlah 150 000 kematian kemungkinan mendekati kebenaran meskipun seseorang dapat membuat perkiraan 200 000 kematian atau lebih tinggi 243 Center for Defense Information juga memperkirakan total kematian mendekati 150 000 jiwa 244 Sebuah perkiraan gereja Katolik tahun 1974 tentang populasi Timor Timur adalah 688 711 jiwa pada tahun 1982 gereja melaporkan hanya 425 000 jiwa Hal ini menyebabkan sekitar 200 000 jiwa tewas selama pendudukan yang dilaporkan secara luas di seluruh dunia 245 Sumber lain seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga mendukung perkiraan bahwa lebih dari 200 000 jiwa terbunuh 246 Menurut spesialis Gabriel Defert berdasarkan data statistik yang tersedia dari otoritas Portugis dan Indonesia dan dari Gereja Katolik antara Desember 1975 hingga Desember 1981 sekitar 308 000 orang Timor kehilangan nyawa mereka ini merupakan sekitar 44 dari populasi sebelum invasi 247 Demikian pula Profesor George Aditjondro menyimpulkan dari studinya tentang data Angkatan Darat Indonesia bahwa sebenarnya 300 000 orang Timor telah terbunuh pada tahun tahun awal pendudukan 248 Robert Cribb dari Universitas Nasional Australia berpendapat bahwa jumlah korban dibesar besarkan secara signifikan Dia berpendapat bahwa sensus 1980 yang menghitung 555 350 orang Timor meskipun sumber yang paling dapat diandalkan dari semuanya mungkin merupakan perkiraan minimum daripada perkiraan maksimum untuk total populasi Perlu diingat bahwa ratusan ribu orang Timor Timur menghilang selama kekerasan September 1999 hanya untuk muncul kembali kemudian tulisnya Sensus tahun 1980 menjadi lebih tidak mungkin dalam menghadapi sensus 1987 yang menghitung 657 411 orang Timor ini akan membutuhkan tingkat pertumbuhan 2 5 per tahun hampir identik dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi di Timor Timur dari tahun 1970 hingga 1975 dan sangat tidak mungkin dapat terjadi mengingat kondisi pendudukan yang brutal termasuk upaya Indonesia untuk mencegah reproduksi Memperhatikan kurangnya catatan pribadi tentang kekejaman atau trauma tentara Indonesia ia lebih lanjut menambahkan bahwa Timor Timur tidak tampak berdasarkan laporan berita dan laporan akademis sebagai masyarakat yang trauma dengan kematian massal sampai pembantaian Dili tahun 1991 menunjukkan suatu masyarakat yang mempertahankan semangat dan kemarahannya dengan cara yang mungkin tidak akan mungkin terjadi jika diperlakukan seperti Kamboja saat dikuasai oleh Pol Pot Bahkan strategi militer Indonesia didasarkan pada memenangkan hati dan pikiran penduduk fakta yang tidak mendukung tuduhan pembunuhan massal 218 Kiernan mulai dari populasi dasar 700 000 orang Timor pada tahun 1975 berdasarkan sensus Gereja Katolik 1974 menghitung perkiraan populasi tahun 1980 sebanyak 735 000 orang Timor dengan asumsi tingkat pertumbuhan hanya 1 per tahun sebagai akibat pendudukan Menerima hitungan 1980 yang Cribb anggap setidaknya 10 55 000 terlalu rendah Kiernan menyimpulkan bahwa sebanyak 180 000 orang mungkin tewas dalam perang 249 Cribb berpendapat bahwa tingkat pertumbuhan 3 yang diperkirakan oleh sensus 1974 terlalu tinggi mengutip fakta bahwa gereja sebelumnya telah mendalilkan tingkat pertumbuhan 1 8 yang akan menghasilkan angka yang sejalan dengan perkiraan populasi Portugis sebanyak 635 000 orang untuk tahun 1974 Meskipun Cribb menyatakan bahwa sensus Portugis hampir pasti merupakan perkiraan yang terlalu rendah 249 ia percaya bahwa kemungkinan besar itu lebih benar daripada sensus gereja karena setiap upaya gereja untuk memperkirakan jumlah total populasi harus dilihat dari sudut pandangnya terhadap akses ke masyarakat yang tidak lengkap kurang dari setengah orang Timor adalah Katolik Dengan asumsi tingkat pertumbuhan sejalan dengan negara negara lain di Asia Tenggara maka akan menghasilkan angka yang lebih akurat sebanyak 680 000 jiwa untuk tahun 1975 dan populasi tahun 1980 diharapkan sedikit di atas 775 000 jiwa tanpa memperhitungkan penurunan tingkat kelahiran akibat pendudukan Indonesia 249 Defisit yang tersisa akan hampir menyentuh angka 200 000 Menurut Cribb kebijakan Indonesia membatasi angka kelahiran hingga 50 atau lebih Jadi sekitar 45 000 di antaranya tidak dilahirkan daripada dibunuh 55 000 lainnya hilang akibat orang Timor menghindari otoritas Indonesia yang melakukan sensus 1980 218 Berbagai faktor eksodus puluhan ribu orang dari rumah mereka untuk melarikan diri dari FRETILIN pada tahun 1974 5 kematian ribuan orang dalam perang saudara kematian kombatan selama pendudukan pembunuhan oleh FRETILIN dan bencana alam mengurangi lebih jauh lagi korban sipil yang diakibatkan oleh pasukan Indonesia selama ini 218 Mempertimbangkan semua data ini Cribb berpendapat bahwa jumlah korban jauh lebih rendah 100 000 atau kurang dengan minimum absolut 60 000 dan hanya sepersepuluh dari penduduk sipil yang mati secara tidak wajar selama tahun 1975 80 218 Bagaimanapun Kiernan menanggapi dengan menegaskan bahwa masuknya pekerja migran selama pendudukan dan peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk yang khas dari krisis kematian membenarkan menerima sensus 1980 sebagai sah meskipun perkiraan 1987 dan bahwa sensus gereja 1974 meskipun hanya kemungkinan maksimum tidak dapat diabaikan karena kurangnya akses gereja ke masyarakat yang mungkin telah mengakibatkan jumlah yang kurang 249 Dia menyimpulkan bahwa setidaknya 116 000 kombatan dan warga sipil dibunuh oleh semua pihak atau meninggal secara tidak wajar dari tahun 1975 80 jika benar ini akan menghasilkan hasil bahwa sekitar 15 penduduk sipil Timor Timur terbunuh dari tahun 1975 80 249 F Hiorth secara terpisah memperkirakan bahwa 13 95 000 dari perkiraan 730 000 bila memperhitungkan pengurangan tingkat kelahiran dari jumlah penduduk sipil meninggal selama periode ini 218 Kiernan percaya bahwa defisit tersebut kemungkinan besar berjumlah sekitar 145 000 bila dihitung untuk pengurangan angka kelahiran atau 20 dari populasi Timor Timur 249 Nilai tengah dari laporan PBB adalah 146 000 kematian R J Rummel seorang analis pembunuhan politik memperkirakan jumlah kematian sebanyak 150 000 jiwa 250 Banyak pengamat menyebut aksi militer Indonesia di Timor Timur sebagai sebuah contoh genosida 251 Oxford mengadakan konsensus akademis yang menyebut peristiwa tersebut sebagai sebuah genosida dan universitas Yale mengajarkannya sebagai bagian dari program Studi Genosida mereka 11 12 Dalam studi tentang arti hukum dan penerapan kata tersebut pada pendudukan Timor Timur sarjana hukum Ben Saul menyimpulkan bahwa karena tidak ada kelompok yang diakui menurut hukum internasional yang menjadi sasaran otoritas Indonesia tuduhan genosida tidak dapat diterapkan Namun ia juga mencatat Konflik di Timor Timur paling tepat dikualifikasikan sebagai genosida terhadap kelompok politik atau sebagai alternatif sebagai genosida budaya namun tidak satu pun dari konsep ini yang secara eksplisit diakui dalam hukum internasional 252 Pendudukan ini telah dibandingkan dengan pembunuhan Khmer Merah perang Yugoslavia dan genosida Rwanda 253 Jumlah akurat korban Indonesia didokumentasikan dengan baik Nama lengkap sekitar 2 300 tentara Indonesia dan milisi pro Indonesia yang gugur dalam aksi maupun karena sakit dan kecelakaan selama masa pendudukan diukir di Monumen Seroja yang terletak di Markas Besar TNI di Cilangkap Jakarta Timur 254 Keadilan Sunting Saul melanjutkan untuk membahas penuntutan pihak pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan kejahatan perang dan pelanggaran berat hak asasi manusia lainnya 252 Pada tahun tahun setelah berakhirnya pendudukan beberapa proses telah dilakukan untuk tujuan tersebut Resolusi Dewan Keamanan PBB 1999 yang mengesahkan UNTAET menggambarkan sejarah pelanggaran sistematis meluas dan mencolok terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia dan menuntut agar mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut dibawa ke pengadilan 255 Untuk mencapai tujuan ini UNTAET membentuk Unit Kejahatan Berat SCU yang berusaha menyelidiki dan menuntut orang orang yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut Namun SCU telah dikritik karena pencapaiannya relatif sedikit mungkin karena pendanaannya tidak memadai mandatnya terbatas pada kejahatan yang dilakukan hanya pada tahun 1999 dan karena alasan lain 256 Pengadilan Indonesia yang dimaksudkan untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan itu digambarkan sebagai secara nyata tidak memadai oleh komisi PBB 257 Defisiensi dalam proses ini telah menyebabkan beberapa organisasi menyerukan pengadilan internasional untuk mengadili orang orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Timor Timur serupa dengan yang didirikan di Yugoslavia dan Rwanda 257 258 Sebuah editorial 2001 oleh LSM Timor Timur La o Hamutuk mengatakan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan yang tidak terhitung jumlahnya dilakukan selama periode 1975 1999 di Timor Timur Meskipun pengadilan internasional tidak dapat mengejar mereka semua itu akan menegaskan bahwa invasi pendudukan dan penghancuran Timor Timur oleh Indonesia adalah konspirasi kriminal yang sudah berlangsung lama sistematis direncanakan dan diperintahkan pada tingkat tertinggi Banyak dari para pelaku terus memegang otoritas dan pengaruh di tetangga terdekat Timor Timur Masa depan perdamaian keadilan dan demokrasi di Timor Timur dan Indonesia bergantung pada meminta pertanggungjawaban pelaku tingkat tertinggi 259 Pada tahun 2005 Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia Timor Leste dibentuk dengan tujuan untuk menegakkan kebenaran yang berkaitan dengan kejahatan di bawah pendudukan dan menyembuhkan perpecahan antar negara Komisi ini telah menerima kritik dari LSM dan ditolak oleh PBB karena menawarkan impunitas butuh rujukan Gubernur Timor Timur SuntingArtikel utama Daftar gubernur di Timor Timur Presiden Pemerintahan Sementara 17 Desember 1975 17 Juli 1976 Arnaldo dos Reis Araujo Gubernur 1976 1978 Arnaldo dos Reis Araujo 1978 1982 Guilherme Maria Goncalves 18 September 1982 18 September 1992 Mario Viegas Carrascalao 18 September 1992 25 Oktober 1999 Jose Abilio Osorio Soares 260 Penggambaran dalam karya fiksi SuntingBalibo sebuah film Australia tahun 2009 yang menceritakan tentang Balibo Five sekelompok jurnalis Australia yang ditangkap dan dibunuh sesaat sebelum invasi Indonesia ke Timor Timur The Redundancy of Courage sebuah novel karya Timothy Mo yang terpilih untuk Booker Prize menceritakan tentang Timor Timur secara umum dapat diterima Lihat pula SuntingOperasi Seroja Provinsi Timor Timur Genosida Timor Timur Pembantaian Santa Cruz Krisis Timor Timur 1999 Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999Referensi Sunting Van Klinken Gerry 2005 Indonesian Casualties in East Timor 1975 1999 Analysis of an Official List Indonesia 80 109 122 JSTOR 3351321 Mike Head 2000 09 18 Documents reveal that Australia urged Indonesia to invade East Timor in 1975 World Socialist Web Site Periksa nilai tanggal di date bantuan 1 The National Security Archive ClassicDoc 2016 01 20 Manufacturing Consent Noam Chomsky and the Media 1992 diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2020 diakses tanggal 2017 02 10 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Schwarz 1994 p 195 Archived copy PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 28 May 2015 Diakses tanggal 2013 12 03 East Timor population World Bank a b Chega The CAVR Report Diarsipkan 13 May 2012 di Wayback Machine Conflict Related Deaths In Timor Leste 1974 1999 CAVR East Timor U N Security Council Must Ensure Justice Human Rights Watch 28 6 2005 pantheon hrw org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 10 12 Diakses tanggal 2017 05 14 a b Payaslian Simon 20th Century Genocides Oxford bibliographies a b Genocide Studies Program East Timor Yale edu East Timor Country Profile Foreign and Commonwealth Office of the United Kingdom 2008 Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Januari 2008 Diakses tanggal 26 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jolliffee pp 23 41 a b Dunn 1996 pp 19 22 Wesley Smith p 85 Jardine p 22 Budiardjo and Liong 1984 pp 3 5 Dunn 1996 pp 28 29 Taylor 1991 p 20 Quoted in Taylor 1991 p 20 similar assurances from Indonesian officials are quoted in Ramos Horta pp 63 64 Quoted in Kohen and Taylor p 3 Hainsworth and McCloskey p 23 Jolliffee pp 58 62 Dunn 1996 p 53 54 Quoted in Dunn p 56 Quoted in Dunn p 60 Dunn p 62 Indonesia 1977 p 19 Dunn p 62 a b Schwarz 1994 p 208 Schwarz 1994 p 201 Dunn p 69 Indonesia 1977 p 21 Dunn p 79 Dunn p 78 Budiadjo and Liong p 5 Jolliffe pp 197 198 Taylor 1991 p 58 Taylor cites a September CIA report describing Indonesian attempts to provoke incidents that would provide the Indonesians with an excuse to invade should they decide to do so Dunn p 84 Budiardjo and Liong 1984 p 6 Indonesia 1977 p 23 Ramos Horta p 53 54 Jolliffe confirms Ramos Horta s protests p 116 Dunn pp 149 150 Ramos Horta p 55 Turner p 82 Turner gives a number of 1 500 2 300 dead Krieger p xix Budiardjo and Liong 1984 p 6 Dunn p 159 Indonesia 1977 p 31 Budiardjo and Liong 1984 p 6 Taylor 1991 p 53 Jolliffe p 150 Dunn p 160 Jardine p 29 Dunn says it was a condition of their being allowed to enter Indonesian Timor and Jolliffe and Jardine confirm this characterization Jolliffe pp 167 179 and 201 207 Indonesia 1977 p 32 Taylor 1991 pp 59 61 Indonesia describes the soldiers as the combined forces of the four aligned parties referring to APODETI UDT and two other smaller parties most other accounts however indicate that APODETI never had many troops to begin with and UDT s forces were tiny and shattered after the fighting with Fretilin Taylor describes one assault carried out by Indonesian soldiers disguised as UDT troops Jolliffe p 164 and 201 Jolliffe pp 167 177 Jolliffe includes testimony from numerous eyewitnesses Vickers 2005 p 166 Indonesia 1977 p 35 Jolliffe pp 179 183 Taylor 1991 pp 62 63 Jolliffe pp 201 207 Taylor 1991 p 63 Jolliffe pp 208 216 Indonesia 1977 p 37 History Diarsipkan 29 Juli 2014 di Wayback Machine East Timor Government The Polynational War Memorial EAST TIMORESE GUERILLA VS INDONESIOAN GOVT Diarsipkan 2 July 2014 di Wayback Machine War memorial net a b Indonesia 1977 p 39 Budiardjo and Liong 1984 p 22 a b Ramos Horta pp 107 108 Angkasa Online Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Februari 2008 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Budiardjo and Liong 1984 p 23 Dunn 1996 pp 257 260 a b Quoted in Turner p 207 Hill p 210 Quoted in Budiardjo and Liong 1984 p 15 Quoted in Ramos Horta p 108 Quoted in Taylor 1991 p 68 Ramos Horta pp 101 02 Taylor 1991 p 68 Taylor 1991 p 69 Dunn 1996 p 253 Timor A People Betrayed James Dunn 1983 p 293 303 Taylor 1991 p 80 81 Dunn p 303 A Quarter Century of U S Support for Occupation in East Timor nsarchive2 gwu edu Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Taylor 1991 p 71 Dunn p 310 Notes on Timor Indonesia 1977 p 16 Indonesia 1977 p 21 Alatas pp 18 19 Indonesia 1977 p 19 Ramos Horta pp 105 106 Krieger p 123 Ramos Horta recounts the linguistic debate at the UN over whether to use deplore a milder term or condemn the invasion Krieger p 53 Clark 1995 p 73 Taylor 1991 p 177 General Assembly Resolution 37 30 Question of East Timor United Nations General Assembly 23 November 1982 Clark 1995 pp 73 80 Clark 1995 pp 92 95 Marks p 176 Schwarz 1994 p 204 Indonesia 1977 p 39 Taylor 1990 p 9 Kohen and Taylor p 43 Budiardjo and Liong 1984 p 15 and 96 Nevins p 54 Dunn 1996 p 262 Jolliffe p 272 Budiardjo and Liong 1984 call it a puppet government Dunn comments In fact the writer was told by Timorese officials who were in Dili at the time that the PGET had no separate existence or powers at all Jolliffe notes a radio address from Fretilin leader Nicolau Lobato claiming that the PSTT had been sworn in on an Indonesian ship in Dili harbor Indonesia 1977 pp 43 44 Jolliffe p 289 Taylor 1990 p 9 Dunn 1996 p 264 Budiardjo and Liong 1984 p 96 Budiardjo and Liong 1984 on p 11 call the Popular Assembly s pretense of democracy a preposterous claim Indonesia 1977 p 44 Schwarz 1994 p 197 a b c d e Friend 2003 p 433 Gusmao 2000 See H McDonald Age Melbourne 2 February 1977 although Fretilin transmissions did not report their use until 13 May Taylor p 90 Big Build up by Indonesian navy Canberra Times 4 February 1977 Taylor p 91 Taylor 1990 p 85 Dunn 1996 pp 275 276 Taylor pp 85 88 Budiardjo and Liong 1984 pp 27 31 a b Taylor p 85 John Taylor Encirclement and Annihilation in The Spector of Genocide Mass Murder in the Historical Perspective ed Robert Gellately amp Ben Kiernan New York Cambridge University Press 2003 pp 166 67 Budiardjo and Liong 1984 p 35 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama yale CAVR ch 7 3 pp 7 8 Dunn 1996 p 281 CAVR ch 7 3 pp 41 44 Deborah Mayersen Annie Pohlman 2013 Genocide and Mass Atrocities in Asia Legacies and Prevention Routledge hlm 56 CAVR ch 7 p 50 Taylor pp 88 89 Dunn 1996 pp 290 291 Taylor 1991 pp 92 98 CAVR ch 7 3 pp 146 147 CAVR ch 7 3 p 146 a b Kohen and Taylor pp 54 56 CAVR ch 7 3 p 72 Quoted in Taylor 1991 p 97 Taylor 1991 p 203 a b Amnesty 1995 p 14 Winters Budiardjo and Liong 1984 p 132 Jardine pp 33 34 Aditjondro 1998 CAVR p 119 Aditjondro 1998 pp 256 260 Taylor 1991 pp 158 160 Heike Krieger Dietrich Rauschning East Timor and the International Community Basic Documents p 188 CAVR p 118 Winters pp 11 12 Winters pp 24 26 Winters pp 85 90 Henschke Rebecca 26 Maret 2017 The girl who was stolen by a soldier BBC News Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Taylor pp 101 102 Nevins p 30 Budiardjo and Liong 1984 pp 127 128 Amnesty 1985 p 23 Dunn p 299 Budiardjo and Liong 1984 pp 41 43 Dunn 1996 p 301 Dunn 1996 pp 303 304 Sinar Harapan 17 August 1983 quoted in Taylor 1991 142 East Timor Violations of Human Rights Extrajudicial Executions Disappearances Torture and Political Imprisonment 1975 1984 p 40 Amnesty 1985 pp 53 59 Turner p 125 Kohen and Taylor p 90 Budiardjo and Liong 1984 pp 131 135 Amnesty 1985 pp 53 54 Pinto pp 142 148 Turner p 143 Indonesia 1977 p 41 Amnesty 1985 p 13 Human Rights Watch East Timor Guerrilla Attacks Diarsipkan 4 Desember 2006 di Wayback Machine New York Human Rights Watch 4 Juni 1997 Online at Human Rights News Diarsipkan 10 Januari 2014 di Wayback Machine Diakses tanggal 27 Mei 2022 a b Taylor Jean Gelman 2003 p 381 Head Jonathan 5 April 2005 East Timor mourns catalyst Pope BBC News Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Juni 2018 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan East Timor slowly rises from the ashes Diarsipkan 27 Desember 2013 di Wayback Machine ETAN 21 September 2001 Online at etan org Diarsipkan 19 Agustus 2014 di Wayback Machine Diakses tanggal 27 Mei 2022 Vickers 2005 p 194 Transmigration figures through 1993 Joao Mariano de Sousa Saldanha The Political Economy of East Timor Development Pusat Sinar Harapan 1994 p 355 cited in Jardine 1999 p 65 Voluntary migrants Mariel Otten Transmigrasi From Poverty to Bare Subsistence The Ecologist 16 2 3 1986 pp 74 75 cited in Jardine 1999 p 65 Schwarz 1994 p 210 Jardine 1999 p 61 Vickers 2003 p 194 Taylor Jean Gelman 2003 p 381 a b Jardine 1999 p 62 Schwarz 1994 p 206 See OCLC 08011559 OCLC 12428538 OCLC 15045705 and OCLC 27301921 Aditjondro 1995 pp 59 60 Budiardjo and Liong 1984 pp 104 105 National planning board report April 1993 in Jakarta Post 29 April 1993 cited in Schwarz 1994 p 209 Schwarz 1994 p 196 Schwarz 1994 p 209 Schwarz 1994 p 208 209 Schwarz 1994 p 210 211 Schwarz 1994 p 210 Schwarz 1994 p 223 a b Marker 2003 p 10 Schwarz 1994 p 212 Two soldiers were stabbed under disputed circumstances Schwarz 1994 p 212 Pinto and Jardine p 191 Soldiers said the attacks were unprovoked Stahl claims stabbed Officer Lantara had attacked a girl carrying the flag of East Timor and Fretilin activist Constancio Pinto reports eyewitness accounts of beatings from Indonesian soldiers and police Kubiak W David 20 Years of Terror Indonesia in Timor An Angry Education with Max Stahl Diarsipkan 4 Juni 2014 di Wayback Machine Kyoto Journal 28 Reprinted at The Forum of Democratic Leaders in the Asia Pacific Diakses tanggal 27 Mei 2022 Carey p 51 Jardine p 16 The Portuguese solidarity group A Paz e Possivel em Timor Leste compiled a careful survey Diarsipkan 14 Agustus 2018 di Wayback Machine of the massacre s victims listing 271 killed 278 wounded and 270 disappeared Schwarz 1994 p 212 213 Jardine pp 16 17 Carey pp 52 53 a b Jardine pp 67 69 About ETAN Diarsipkan 23 Juli 2014 di Wayback Machine East Timor Action Network Diakses tanggal 27 Mei 2022 a b Vickers 2005 pp 200 201 CIIR pp 62 63 Dunn p 311 Schwarz 1994 pp 216 218 219 a b Dunn 1996 p 303 Jardine p 69 Alatas p 67 Jardine p 68 Indonesia East Timor Deteriorating Human Rights in East Timor Human Rights Watch Februari 1995 Diakses tanggal 27 Mei 2022 East Timor The September and October 1995 riots Arbitrary detention and torture Amnesty International 15 Januari 1996 ASA 21 003 1996 Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Press Release Nobel Peace Prize 1996 Diarsipkan 20 Juli 2018 di Wayback Machine Norwegian Nobel Committee 11 Oktober 1996 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Abrams Irwin The 1996 Nobel Peace Prize 1996 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Kroon Robert Q amp A Ali Alatas Foreign Minister Jakarta Goal for East Timor Autonomy Diarsipkan 27 Oktober 2005 di Wayback Machine International Herald Tribune 3 Februari 1999 Diakses tanggal 27 Mei 2022 Alatas pp 105 120 a b Marker 2003 p 7 Schwarz 1994 p 228 a b Nevins p 82 John G Taylor East Timor The Price of Freedom New York St Martin s Press 1999 1st ed 1991 p xv Cited in Friend 2003 p 433 Howard pushed me on E Timor referendum Habibie ABC News 15 November 2008 Diakses tanggal 26 Mei 2022 Nevins pp 86 89 Nevins pp 83 88 Quoted in Nevins p 84 Both quoted in Nevins p 91 Quoted in Nevins p 92 International Federation for East Timor Observer Project IFET OP Report 7 Campaign Period Ends in Wave of Pro Integration Terror 28 Agustus 1999 Diakses pada 26 Mei 2022 a b Shah Angilee Records of East Timor 1999 Diarsipkan 2 Januari 2008 di Wayback Machine 21 September 2006 Online at the UCLA International Institute Diakses pada 26 Mei 2022 Vickers 2003 p 215 Nevins pp 100 104 Indonesia East Timor Forced Expulsions to West Timor and the Refugee Crisis Human Rights Watch Desember 1999 Diakses pada 26 Mei 2022 Quoted in Nevins p 104 Nevins p 107 Wiranto survivor with iron will BBC News 13 Februari 2000 Online at bbc co uk Diakses pada 26 Mei 2022 a b Nevins pp 108 110 a b c d The Howard Years Episode 2 Whatever It Takes Program Transcript Australian Broadcasting Commission 24 November 2008 Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Mei 2022 Diakses tanggal 26 Mei 2022 Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama abc net au didefinisikan berulang dengan isi berbeda Nevins p 108 UN approves Timor force BBC News 15 September 1999 New country East Timor is born UN which aided transition vows continued help Diarsipkan 10 Juli 2011 di Wayback Machine UN News Centre 19 Mei 2002 Diakses pada 26 Mei 2022 UN General Assembly admits Timor Leste as 191st member Diarsipkan 18 Desember 2007 di Wayback Machine UN News Centre 27 September 2002 Diakses pada 26 Mei 2022 Horner 2001 p 9 See Smith 2003 p 47 and 56 and Martin 2002 p 113 Nevins p 69 Schwarz 1994 p 207 208 Schwarz 1994 p 195 Schwarz 1994 p 195 196 Dunn pp 61 East Timor The Western Australian 29 November 1975 Australians evacuated Dili waits The West Australian 4 Desember 1975 hlm 1 Horta blames Australia for blood shed The West Australian 5 Desember 1975 a b c d e Schwarz 1994 p 207 Dunn 1996 p 345 Jardine pp 46 47 Taylor 1991 p 170 Aditjondro 1999 p 25 Nevins pp 62 64 Dunn 1996 pp 348 349 Chinkin p 286 Taylor 1991 pp 170 171 Kohen and Taylor p 107 Dunn 1996 p 120 Wesley Smith pp 85 86 Paul Keating Australia s PMs Australia s Prime Ministers Diarsipkan 7 Januari 2016 di Wayback Machine Primeministers naa gov au In office Paul Keating Australia s PMs Australia s Prime Ministers Diarsipkan 2 Desember 2010 di Wayback Machine Primeministers naa gov au Fitzpatrick Stephen 14 November 2006 Downer signs new Jakarta treaty The Australian Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Juni 2014 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c d e f Cribb Robert 2001 How many deaths Problems in the statistics ofmassacre in Indonesia 1965 1966 and EastTimor 1975 1980 The Australian National University Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2016 a b Fernandes Clinton 2004 Reluctant Saviour Australia Indonesia and East Timor Asean s commitment to East Timor faces tough test Diarsipkan 18 Januari 2017 di Wayback Machine Asia Times 1 Februari 2000 Jardine p 67 Schwarz 1994 p 207 Marker 2003 Benedict Andersen East Timor and Indonesia Some Implications paper delivered to the Social Science Research Council Workshop on East Timor Washington DC 25 26 April 1991 cited in Schwarz 1994 p 207 a b Nevins Joseph 2005 A Not So Distant Horror Mass Violence in East Timor Cornell University Press hlm 51 ISBN 978 0801489846 Pilger John Blood on Our Hands Diarsipkan 17 Maret 2017 di Wayback Machine 25 Januari 1999 Online at johnpilger com Diarsipkan 8 Februari 2017 di Wayback Machine Diakses tanggal 28 Mei 2022 a b c d East Timor Revisited Ford Kissinger and the Indonesian Invasion 1975 76 National Security Archive 6 Desember 2001 a b Report U S Arms Transfers to Indonesia 1975 1997 World Policy Institute Maret 1997 Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Februari 2017 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Indonesian Use of MAP Military Assistance Program Equipment in Timor Memorandum from Clinton E Granger to Brent Scowcroft PDF National Security Council 12 Desember 1975 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hertsgaard Mark 29 October 1990 The secret life of Henry Kissinger minutes of a 1975 meeting with Lawrence Eagleburger The Nation East Timor Action Network Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan How US trained butchers of Timor Diarsipkan 19 Mei 2017 di Wayback Machine Guardian 19 September 1999 East Timor truth commission finds U S political and military support were fundamental to the Indonesian invasion and occupation Diarsipkan 7 October 2016 di Wayback Machine George Washington University CAVR Responsibility Part 8 Responsibility and Accountability PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 17 June 2014 Diakses tanggal 3 July 2010 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Nunes Joe 1996 East Timor Acceptable Slaughters The architecture of modern political power Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Oktober 2018 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Indonesia Human Rights Are Not an Issue Mother Jones Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2008 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Quoted in Nevins p 72 Jardine pp 50 51 Jardine pp 48 49 Jardine p 49 50 Dunn 1996 p 312 The situations were different for many reasons including a long standing territorial claim by India to Goa the absence of a decolonization program in Goa and significant historic separations which existed in the case of East Timor which did not hold true with regard to Goa East Timor How It Happened Diarsipkan 30 September 2017 di Wayback Machine Heinz Arndt 23 April 1999 Dunn pp 311 312 Conflict related Deaths in Timor Leste 1954 1999 The Findings of the CAVR Report Chega PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 25 Januari 2020 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kiernan p 594 Center for Defense Information Project On Government Oversight Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2006 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Dunn pp 283 285 Budiardjo and Liong 1984 pp 49 51 Asia Watch Human Rights in Indonesia and East Timor Human Rights Watch New York 1989 p 253 Defert Gabriel Timor Est le Genocide Oublie L Hartman 1992 CIIR Report International Law and the Question of East Timor Catholic Institute of International Relations IPJET London 1995 a b c d e f Kiernan Ben 2003 The Demography of Genocide in Southeast Asia The Death Tolls in Cambodia 1975 79 and East Timor 1975 80 PDF Critical Asian Studies 35 4 585 597 doi 10 1080 1467271032000147041 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 9 Februari 2021 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Centi Kilo Murdering States Estimates Sources and Calculations University of Hawaii Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Oktober 2017 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jardine Taylor 1991 p ix Nevins cites a wide variety of sources discussing the question of genocide in East Timor on p 217 218 a b Saul Ben Was the Conflict in East Timor Genocide and Why Does It Matter Diarsipkan 9 Februari 2021 di Wayback Machine Melbourne Journal of International Law 2 2 2001 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Budiardjo and Liong 1984 p 49 CIIR p 117 Selayang Pandang Monumen Seroja Pelita 24 September 2015 Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan gt United Nations Security Council Resolution 1272 1999 Diarsipkan 27 Februari 2009 di Wayback Machine United Nations Security Council 25 Oktober 1999 Diakses tanggal 28 Mei 2022 UNTAET and Serious Crimes La o Hamutuk Bulletin 2 6 7 Oktober 2001 Diakses tanggal 28 Mei 2022 a b East Timor U N Security Council Must Ensure Justice Diarsipkan 28 Agustus 2008 di Wayback Machine Human Rights Watch 29 Juni 2005 Diakses tanggal 28 Mei 2022 In 2002 over 125 women from 14 countries signed a statement Diarsipkan 12 Oktober 2017 di Wayback Machine calling for an international tribunal Other such demands have been issued by ETAN US Diarsipkan 12 Oktober 2017 di Wayback Machine TAPOL and with qualifications Human Rights Watch Diarsipkan 7 Agustus 2020 di Wayback Machine and Amnesty International Editorial Time to Get Serious About Justice for East Timor Diarsipkan 9 February 2021 di Wayback Machine La o Hamutuk Bulletin 2 6 7 Oktober 2001 Diakses tanggal 28 Mei 2022 Chapter 4 Regime of Occupation Diarsipkan 18 Januari 2012 di Wayback Machine of Chega Report of Komisi Pengakuan Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Leste CAVR Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pendudukan Indonesia di Provinsi Timor Timur amp oldid 23400981