www.wikidata.id-id.nina.az
Prof Dr Soemitro Djojohadikoesoemo EYD Sumitro Joyohadikusumo 29 Mei 1917 9 Maret 2001 merupakan seorang ekonom dan politikus Indonesia Sebagai salah satu ekonom Indonesia paling terkemuka selama masanya Soemitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Menteri Keuangan dan Menteri Riset baik selama era Orde Lama maupun Orde Baru Dia juga pernah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dari 1951 hingga 1957 Soemitro DjojohadikoesoemoSumitro pada 1954Menteri Negara Riset Indonesia ke 3Masa jabatan 28 Maret 1973 28 Maret 1978PresidenSoehartoPendahuluSuhadi Reksowardojo 1966 a PenggantiB J Habibie b Menteri Keuangan Indonesia ke 8Masa jabatan 12 Agustus 1955 24 Maret 1956PresidenSoekarnoPerdana MenteriBurhanuddin HarahapPendahuluOng Eng DiePenggantiJusuf WibisonoMasa jabatan 3 April 1952 30 Juli 1953PresidenSoekarnoPerdana MenteriWilopoPendahuluJusuf WibisonoPenggantiOng Eng DieMenteri Perdagangan Indonesia ke 7Masa jabatan 6 Juni 1968 28 Maret 1973PresidenSoehartoPendahuluM JusufPenggantiRadius PrawiroMasa jabatan 6 September 1950 27 April 1951 c PresidenSoekarnoPerdana MenteriMohammad NatsirPendahuluTandiono ManuPenggantiSujono HadinotoInformasi pribadiLahir 1917 05 29 29 Mei 1917Kebumen Keresidenan Kedu Hindia BelandaMeninggal9 Maret 2001 2001 03 09 umur 83 Jakarta IndonesiaPartai politikPartai Sosialis Indonesia 1955 1960 Suami istriDora Marie SigarAnakBiantiningsih Miderawati DjiwandonoMarjani Ekowati le MaistrePrabowo Subianto Hashim DjojohadikusumoAlma materUniversitas SorbonneSekolah Tinggi Ekonomi BelandaPekerjaanEkonom politikusTanda tanganSoemitro berasal dari keluarga ningrat Jawa sebagai anak sulung dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo Dia menempuh pendidikan ekonomi di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda di Rotterdam Setelah Perang Dunia Kedua Soemitro kembali ke Indonesia dan turut dalam delegasi Indonesia untuk Perserikatan Bangsa Bangsa di Amerika Serikat Dalam misi diplomatik ini Soemitro berperan dalam menggalang dana dan dukungan internasional demi kemerdekaan Indonesia Dia juga turut serta dalam Konferensi Meja Bundar dan setelahnya bergabung dalam Partai Sosialis Indonesia sebelum menjabat Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir Soemitro merupakan pencetus program Benteng dan meluncurkan sejumlah kebijakan ekonomi yang mengarahkan Indonesia ke proses industrialisasi Dia kemudian juga menjabat Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo dan Kabinet Burhanuddin Harahap sembari mengembangkan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dekannya yang kedua Selama Orde Lama Soemitro merupakan salah satu menteri yang mendukung masuknya modal dan investor asing ke Indonesia Karena ini dia ditekan oleh Soekarno dan politisi politisi Partai Komunis Indonesia selama era Djuanda yang menyebabkan Soemitro bergabung ke Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PRRI di Sumatra Peranan Soemitro dalam PRRI dilangsungkan dari luar Indonesia melalui aktivitasnya menggalang dana dan dukungan luar negeri Setelah PRRI ditumpas Soemitro tidak pulang sampai tahun 1967 setelah Soeharto menjadi presiden Soeharto mengundangnya kembali ke Indonesia dan mengangkat Soemitro menjadi Menteri Perdagangan dan Industri dan belakangan sebagai Menteri Riset Banyak bekas muridnya di Universitas Indonesia juga terlibat dalam pemerintah Soeharto dan lebih dikenal sebagai mafia Berkeley Soemitro tetap aktif di bidang ekonomi setelah tidak menjadi menteri dan sering mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah sebelum krisis moneter melanda Indonesia Daftar isi 1 Masa muda 2 Karier awal 2 1 Awal revolusi 2 2 Diplomasi 3 Orde Lama 3 1 Mendag dan UI 3 2 Menteri Keuangan 4 Pemberontakan PRRI 4 1 Awal mula 4 2 Jatuhnya PRRI 5 Orde Baru 6 Kehidupan pribadi 7 Pandangan 8 Wafat 9 Penghargaan 9 1 Dalam Negeri 9 2 Luar Negeri 10 Catatan 11 Referensi 11 1 Catatan kaki 11 2 Sumber 12 Pranala luarMasa muda nbsp Soemitro berdiri ketiga dari kiri dalam tim sepakbola mahasiswa Indonesia di Belanda Soemitro terlahir di Kebumen Keresidenan Kedu pada tanggal 29 Mei 1917 Ia merupakan anak sulung dari Margono Djojohadikusumo seorang pegawai tingkat menengah dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang belakangan menjadi pendiri Bank Negara Indonesia 1 2 Ia memulai pendidikan di sekolah Europeesche Lagere School setara sekolah dasar dan belakangan Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren di Banyumas 3 Pada tahun 1935 setelah menyelesaikan pendidikan di Hindia Belanda Soemitro melanjutkan studinya ke Sekolah Tinggi Ekonomi Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam Belanda 2 Pada masa itu karena depresi besar tidak banyak putra Indonesia bahkan keturunan priyayi yang dapat berkuliah di luar negeri 4 Ia juga sempat menempuh kursus filosofi dan sejarah di Universitas Paris selama setahun antara 1937 hingga 1938 setelah ia mendapatkan gelar sarjana dari Rotterdam 2 5 Dalam autobiografinya Soemitro menulis bahwa ia berminat terjun dalam Perang Saudara Spanyol sebagai anggota satuan Brigade Internasional tetapi ia ditolak karena terlalu muda 6 Soemitro juga menulis bahwa ia masih mendukung pihak Republikan sebagai penggalang dana 7 Selama studinya ia turut bergabung dalam organisasi mahasiswa Indonesia yang bertujuan mempromosikan seni budaya Indonesia 8 Saat Soemitro sedang menyelesaikan disertasinya di Rotterdam pada bulan Mei 1940 Jerman Nazi menyerbu Belanda dan Soemitro nyaris terbunuh dalam pengeboman kota Rotterdam dinding kamar kosnya runtuh karena bom Luftwaffe 9 Ia tetap berhasil menyelesaikan disertasinya pada tahun 1943 yang berjudul Het Volkscredietwezen in de Depressie Kredit Rakyat di Masa Depresi dan ia memperoleh gelar doktor ekonomi 2 4 Antara kelulusannya sampai perang dunia berakhir Soemitro turut membantu sejumlah pelaut Indonesia yang terdampar di Rotterdam ketika sejumlah anggota Perhimpunan Indonesia PI ikut serta dalam perlawanan pasif dalam lingkup gerakan bawah tanah Belanda 10 Soemitro sendiri tidak bergabung dalam PI karena adanya sejumlah tokoh komunis seperti Abdulmadjid Djojoadiningrat dalam organisasi tersebut 5 Karena kondisi perang tidak memungkinkan Soemitro untuk pulang ia menghabiskan waktunya dengan mempelajari ekonomi Indonesia 11 Karier awalAwal revolusi Seusai perang berakhir Soemitro sempat menjadi anggota delegasi Belanda dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa di London pada bulan Januari 1946 sebelum pulang ke Indonesia pada bulan Maret 1946 12 13 Menurut laporan pemerintah Britania Raya pihak Belanda sengaja mengajak Soemitro demi memberikan kesan positif ke negara negara lain tetapi Soemitro merasa dikecewakan sehingga ia kembali ke Indonesia 14 Soemitro pulang ke Indonesia pada tahun 1946 dan diangkat menjadi staf oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan mulai aktif dalam Kementerian Keuangan 15 Ia sempat diculik kelompok Persatuan Perjuangan dalam peristiwa 3 Juli 1946 bersamaan dengan Sjahrir dan menteri kemakmuran Darmawan Mangunkusumo 16 Belakangan ia ditugaskan ke Amerika Serikat sebagai wakil ketua delegasi dan duta berkuasa penuh urusan ekonomi Indonesia di Perserikatan Bangsa Bangsa Jabatan jabatan ini dipegangnya sampai tahun 1950 2 17 Ia juga sempat menjabat kepala kedutaan besar Indonesia di AS bukan sebagai duta besar 18 Selama revolusi Angkatan Laut Kerajaan Belanda memblokade perdagangan internasional ke pelabuhan pelabuhan di Indonesia Soemitro ditugaskan untuk mencari cara melewati blokade ini Salah satu tindakan Soemitro adalah mengirimkan kapal kargo berbendera Amerika Serikat SS Martin Behrman Setelah kapal tersebut berlabuh dan mengisi muatan di Cirebon AL Belanda menyita kapal tersebut Tindakan ini memicu amarah Serikat Maritim Nasional Amerika Serikat en dan Kongres Amerika Serikat mempertimbangkan meluncurkan suatu penyidikan sehingga Belanda terpaksa melepaskan kapal tersebut Kejadian ini sesuai harapan Soemitro dan kawan kawan yang lebih menghargai perhatian media luar daripada nilai kargo itu sendiri Menurut Soemitro Sjahrir berkomentar bahwa kita kehilangan kargo 3 juta dolar namun kita tidak mungkin membeli perhatian rakyat Amerika Serikat 19 Soemitro juga menjalin kerjasama dengan Matthew Fox seorang pebisnis Amerika Serikat menandatangani kontrak untuk membentuk perusahaan perdagangan Soemitro setuju untuk memberikan perusahaan tersebut monopoli atas sebagian perdagangan Indonesia AS selama sepuluh tahun 20 21 Diplomasi nbsp Delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar Tampak Sumitro duduk di tepi kiri Setelah Agresi Militer Belanda II diluncurkan Soemitro beserta anggota delegasi Indonesia lainnya berperan penting dalam menggalang perhatian dan simpati dunia 17 Delegasi Indonesia di AS yang tadinya tidak dianggap mendadak menjadi pusat perhatian dan Soemitro diundang untuk bertemu Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Robert A Lovett Setelah pertemuan tersebut Soemitro menggelar konferensi pers yang diliput oleh berbagai media AS surat kabar The New York Times pada tanggal 21 Desember 1948 mencetak keseluruhan isi pernyataan Soemitro yang menuntut AS menghentikan bantuan Rencana Marshall untuk Belanda 22 23 Soemitro juga mengambil peran penting dalam Konferensi Meja Bundar selaku ketua panitia ekonomi dan keuangan Awalnya pihak Belanda menuntut Indonesia mengambil alih utang pemerintah Hindia Belanda sebesar 6 miliar gulden tetapi Soemitro menyampaikan pandangan sebaliknya bahwa pihak Belanda berutang sebesar 500 juta gulden ke Indonesia Menurut argumen Soemitro sebagian besar utang tersebut digunakan untuk membayar pengeluaran militer Belanda selama perang kemerdekaan dan tidak masuk akal bagi pihak Indonesia untuk membiayai perang melawan diri sendiri Setelah proses negosiasi disetujui bahwa pihak Indonesia akan mengambil alih utang sebesar 4 3 milyar gulden 24 yang harus dilunasi per bulan Juli 1964 25 Soemitro sebenarnya tidak setuju dengan ini dan ingin melanjutkan perundingan tetapi Wakil Presiden Mohammad Hatta menganulir keputusan Soemitro dan menyetujui angka tersebut 25 Soemitro juga ingin menyelesaikan urusan Papua Barat dalam konferensi tersebut tetapi sekali lagi Hatta memutuskan untuk menganulir Soemitro 26 Orde LamaMendag dan UI Setelah pengakuan kedaulatan Soemitro ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir sebagai anggota Partai Sosialis Indonesia PSI yang dipimpin Sjahrir 27 28 Kebijakan ekonomi Soemitro berfokus ke program industrialisasi berlawanan dengan arah Menteri Keuangan saat itu Syafruddin Prawiranegara yang lebih mengarah ke pengembangan pertanian Soemitro menyusun Rencana Urgensi Perekonomian alias Sumitro Plan yang diterbitkan pada bulan April 1951 setelah jatuhnya Kabinet Natsir Rencana ini mencakup pengunaan uang negara untuk membangun sejumlah fasilitas industri di pulau Jawa dan Sumatra dalam dua tahun termasuk pembangunan kembali sejumlah pabrik yang rusak karena perang 29 Dalam implementasinya tidak ada pabrik terencana yang sudah berdiri setelah dua tahun tersebut sehingga jangka rencana tersebut diperpanjang menjadi tiga tahun 30 31 Selama masa Kabinet Natsir Soemitro juga berkeliling Eropa khususnya di Belanda untuk menarik investasi asing dalam mendirikan pabrik di Indonesia 32 Salah satu program Soemitro lainnya merupakan Program Benteng yakni suatu program yang mengatur lisensi impor barang tertentu yang harus dimiliki oleh pengusaha pribumi meskipun Soemitro sendiri sebenarnya lebih menyukai mekanisme pasar bebas 33 Setelah jatuhnya Kabinet Natsir Soemitro menjadi dekan kedua fakultas ekonomi di Universitas Indonesia UI setelah dekan sebelumnya Soenarjo Kolopaking mengundurkan diri 34 35 Ia menjabat sebagai dekan antara 1951 sampai 1957 Selama masa jabatannya Soemitro mengundang sejumlah akademisi dari Belanda karena kurangnya staf pengajar di UI Soemitro juga mendirikan Lembaga Pendidikan Ekonomi dan Masyarakat sekarang LPEM FEUI yang belakangan sering diberdayakan untuk merumuskan kebijakan ekonomi Program afiliasi antara FE UI dan fakultas ekonomi Universitas California Berkeley juga dicetuskan oleh Soemitro 34 Dengan sokongan dana Ford Foundation Soemitro mengirimkan sejumlah mahasiswa Indonesia ke Amerika Serikat dalam program pertukaran mahasiswa Indonesia ke AS dan dosen AS ke Indonesia untuk memperluas wawasan pemikiran ekonomi di Indonesia yang sebelumnya didominasi pandangan pandangan ekonomis dari Eropa 36 Awalnya Soemitro juga mencoba menjalin hubungan pertukaran dengan Sekolah Ekonomi dan Ilmu Politik London namun karena British Council menolak memberikan beasiswa rencana ini dibatalkan 37 Di pertengahan tahun 1951 Soemitro mengundang mantan Menteri Keuangan Jerman Nazi Hjalmar Schacht ke Indonesia untuk meneliti situasi ekonomi nasional dan memberikan rekomendasi 38 Soemitro juga turut serta dalam proses nasionalisasi De Javasche Bank bekas bank sentral Hindia Belanda 39 Selain itu dalam periode ini Soemitro juga sering berdebat secara tertulis dengan Syafruddin mengenai pandangan pandangan ekonomi mereka sembari kedua pihak juga mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah 40 Menurut Soemitro standar kehidupan dalam struktur ekonomi agraria yang didukung Syafruddin cenderung rendah dan Soemitro juga tidak setuju dengan kebijakan penghematan anggaran Syafruddin 41 Meskipun begitu kedua tokoh ini sepakat bahwa investasi asing diperlukan untuk pengembangan ekonomi Indonesia meskipun banyak tokoh nasionalis pada masa itu menolak investor luar negeri 42 Soemitro juga mendukung program transmigrasi pemerintah dengan catatan diperlukannya pengembangan industri di kawasan kawasan baru 43 Menteri Keuangan nbsp Soemitro sekitar tahun 1952 Soemitro ditunjuk sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo 27 44 Kementerian Keuangan pada masa itu masih mencakup sejumlah besar pegawai berkebangsaan Belanda dan menurut Soemitro para pegawai ini ahli dalam administrasi tetapi tidak paham ilmu ekonomi 45 Selama masa Wilopo proses nasionalisasi Bank Indonesia selesai dan Soemitro mewajibkan semua anggota dewan direksi BI berkebangsaan Indonesia 46 Ia juga memperluas cakupan program Benteng dari sekitar 10 persen produk impor menjadi lebih dari 50 persen 47 Ini dilakukan meskipun Soemitro sendiri tahu bahwa implementasi program Benteng bermasalah dan Soemitro sendiri berkomentar bahwa sebagian besar pengusaha yang diuntungkan program Benteng bisa saja hanya parasit 48 Kabinet Wilopo jatuh pada tahun 1953 dan beberapa tokoh gagal membentuk kabinet setelahnya Soemitro ditunjuk sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet yang diajukan oleh Burhanuddin Harahap tetapi penunjukan Soemitro ditentang oleh Partai Nasional Indonesia sehingga Burhanuddin mengembalikan mandatnya Akhirnya Soemitro digantikan oleh Ong Eng Die dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I 49 Selama masa Ali Soemitro menjadi kritik pemerintah dan menuduh bahwa kebijakan kabinet tersebut bertujuan untuk mengusir modal asing dari Indonesia khususnya perusahaan Belanda 50 Ia kembali menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Burhanuddin Harahap pada tahun 1955 51 52 Karena inflasi yang merajalela pada masa itu Soemitro memutuskan untuk mengakhiri program Benteng demi stabilisasi ekonomi 53 Program Soemitro selama masa kabinet Burhanuddin mencakup pengurangan belanja pemerintah yang mengurangi defisit anggaran dan perlahan inflasi mulai terkendali 54 Karena jatuhnya kekuatan PSI setelah pemilu 1955 Soemitro mempertanyakan kepemimpinan Sjahrir atas partai tersebut 55 Soemitro dikirimkan ke Jenewa pada akhir tahun 1955 untuk merundingkan urusan Irian Barat dan meskipun proses negosiasi perlahan mulai bergerak tekanan politik dalam negeri menghentikan proses tersebut pada bulan Januari 1956 Kecewa atas tindakan pemerintah para delegasi Indonesia di Jenewa Soemitro Menteri Kesehatan Johannes Leimena dan Menteri Luar Negeri Ide Anak Agung Gde Agung sempat berniat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka 56 Beberapa bulan sebelum jatuhnya kabinet Burhanuddin Soemitro meminjamkan dana pemerintah ke sejumlah perusahaan perusahaan yang terkait partai partai politik Tindakan ini memicu partai partai oposisi untuk menuntut pembubaran kabinet Burhanuddin lebih cepat dari yang terjadwalkan 57 Para menteri dalam kabinet Burhanuddin termasuk Soemitro tidak diikutsertakan dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II 58 Soemitro dianggap sebagai menteri paling berkuasa dari PSI selama era Demokrasi Liberal 59 Dalam makalah yang diterbitkan tahun 1952 Soemitro menjabarkan tujuan kebijakannya yakni meningkatkan konsumsi dan investasi dalam negeri sembari memperbaiki neraca dagang negara Meskipun begitu ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia masa itu tidak cukup kuat secara administratif untuk meluncurkan program intervensi langsung dalam ekonomi 60 Soemitro juga mendukung investasi asing setelah disumpah sebagai menteri dalam kabinet Wilopo ia berkomentar bahwa mengusir investor asing sama saja menggali kubur sendiri 61 Soemitro juga melobi para investor asing tersebut untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia dengan iming iming keringanan pajak 62 Pemberontakan PRRIAwal mula Selama masa Kabinet Djuanda Presiden Soekarno secara terbuka bertentangan dengan ekonom ekonom yang belajar di institusi barat termasuk Soemitro Soekarno dalam hal ini didukung oleh Partai Komunis Indonesia yang dipimpin D N Aidit Aidit menuduh bahwa Soemitro memihak imperialisme dan feodalisme sembari memegang pandangan bahwa kebijakan ekonomi pro investor Soemitro tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia yang pada masa itu kebanyakan masyarakat desa Aidit menyalahkan kemiskinan di Indonesia kepada asing kapitalis dan tuan tanah yang memburu rente dan bukan karena rendahnya investasi domestik seperti pendapat Soemitro 63 Soemitro sendiri disalahkan karena membiarkan pihak pihak kapitalis asing masuk ke Indonesia 64 Sepanjang bulan Mei 1957 Soemitro dipanggil dua kali oleh pihak kepolisian karena tuduhan korupsi terkait penggalangan dana PSI untuk Pemilu 1955 65 dan karena hubungan Soemitro dengan seorang pengusaha yang dipenjara karena kasus suap Ia dipanggil untuk ketiga kalinya pada tanggal 8 Mei 1957 66 tetapi ia memutuskan untuk tidak datang dan bersembunyi Awalnya Soemitro bersembunyi di rumah kawannya di Tanah Abang sebelum berpindah ke Pulau Sumatra dengan bantuan Sjahrir 67 Selama Soemitro di Sumatra ia dikunjungi sejumlah politisi PSI yang mencoba membujuknya untuk tidak bergabung dengan gerakan anti pemerintah di sana sampai akhirnya Soemitro memutuskan untuk tidak bertemu lagi dengan utusan utusan PSI tersebut 67 Pada tanggal 13 Mei 1957 66 Soemitro tiba di Sumatra Tengah dan mulai menjalin hubungan dengan Dewan Banteng Dalam bulan bulan berikutnya hubungan antara pemimpin pemimpin Dewan Banteng dan pemerintah pusat semakin memanas dan tawaran kompromi yang mencakup kembalinya sejumlah tokoh moderat seperti Hatta ke pemerintah ditolak 68 Sejumlah tokoh partai Masyumi seperti Syafruddin Prawiranegara dan Mohammad Natsir belakangan bergabung dengan Soemitro di Sumatra 69 Soemitro mulai berpergian ke luar negeri untuk menggalang dukungan sembari menjalin hubungan dengan wartawan dan pemerintah asing termasuk dengan pihak Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat CIA di Singapura 66 Pada bulan September 1957 setelah pertemuan dengan sejumlah kolonel kolonel anti pemerintah Soemitro mengirimkan tuntutannya ke pemerintah pusat desentralisasi pencopotan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Abdul Haris Nasution kembalinya Hatta dalam struktur pemerintahan dan pelarangan komunisme internasional 70 Hubungan Soemitro dengan pihak Amerika Serikat kemungkinan meningkatkan kepercayaan diri pihak anti pemerintah dalam membentuk tuntutan mereka 71 Setelah pertemuan berikutnya di Padang Soemitro mengirimkan laporan hasil pertemuan tersebut ke pihak Amerika Serikat yang menggambarkan Dewan Banteng sebagai barisan anti komunisme Soemitro berencana untuk membiayai pergerakan tersebut dari pendapatan ekspor hasil bumi dari Sumatra 72 Jatuhnya PRRI Soemitro telah menjalin hubungan dengan pihak pemerintah AS Britania Raya Malaya Britania Filipina dan Thailand di akhir tahun 1957 ditambah lagi dengan perusahaan perusahaan Belanda dan Taiwan 73 Pihak Dewan Banteng telah memperoleh ribuan pucuk senjata dari dana hasil penjualan sumber daya alam dan bantuan tunai asing yang ditambahkan lagi oleh pengiriman senjata langsung dari Amerika Serikat 74 Dalam pertemuan di Sungai Dareh para tokoh Masyumi beserta Soemitro bertemu dengan para perwira tetapi pemberontakan belum diluncurkan karena keengganan Panglima Kodam IV Sriwijaya Kolonel Barlian untuk ikut serta 75 Setelah pertemuan di Sungai Dareh Soemitro berangkat ke Eropa untuk terus menggalang dana dan berbicara dengan media asing 75 Dalam wawancara wawancaranya Soemitro menyampaikan tuntutan tuntutan dari Dewan Banteng 75 Semakin lama tuntutan dan ancaman Soemitro terhadap pemerintah pusat semakin keras dan pada tanggal 2 Februari 1958 Soemitro di Jenewa mengancam kemungkinan pecahnya perang saudara 76 yang menurutnya akan menggulingkan Soekarno dalam sepuluh hari saja 77 Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dideklarasikan di Padang pada tanggal 15 Februari 1958 dibawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara selaku perdana menteri dan Soemitro dijadikan Menteri Perdagangan dan Komunikasi dalam kabinetnya 78 Keesokan harinya pada tanggal 16 Februari Soekarno memerintahkan penangkapan tokoh tokoh PRRI termasuk Soemitro 79 Tidak lama setelah PRRI dideklarasikan pemerintah pusat telah berhasil merebut kembali kota kota besar seperti Padang dan Pekanbaru Setelah jatuhnya Bukittinggi Syafruddin menunjuk Soemitro menjadi Pelaksana Tugas Menteri Luar Negeri dan menempatkan Soemitro di Manado beserta kelompok Permesta 80 Soemitro tidak setuju dengan deklarasi Republik Persatuan Indonesia oleh pihak PRRI di Sumatra pada bulan Februari 1960 karena ia tidak menyukai bentuk negara federal dan enggan bekerja sama dengan kelompok pemberontakan Negara Islam Indonesia 81 82 Setelah penumpasan PRRI Soemitro memutuskan untuk tetap tinggal di luar negeri 83 Keterlibatan Soemitro dalam PRRI menyebabkan pengucilan bekas murid muridnya di UI termasuk banyak mahasiswa yang telah belajar ke luar negeri 84 Selama tinggal di luar negeri Soemitro kebanyakan bekerja sebagai konsultan di Singapura 85 Ia juga beberapa kali bepergian ke Eropa dan ia bertemu Sjahrir di Swiss ketika Sjahrir dirawat disana 86 Soemitro juga sempat tinggal di Malaysia dan di Bangkok Thailand 87 Sembari di Malaysia Soemitro menulis mengenai sejarah ekonomi negara itu untuk mencari nafkah 88 sembari menjalin hubungan dengan sejumlah perwira militer anti komunis sewaktu Konfrontasi Indonesia Malaysia 89 Orde Baru nbsp Soemitro saat menjabat Menteri Riset 1973Setelah Soekarno jatuh dan digantikan oleh Soeharto sejumlah bekas murid Soemitro seperti Widjojo Nitisastro Mohammad Sadli dan Emil Salim ditunjuk sebagai menteri atau penasihat dalam pemerintah 90 91 Soeharto menugaskan Ali Murtopo untuk memulangkan Soemitro ke Indonesia dan Ali bertemu dengan Soemitro untuk membujuknya pulang di Bangkok pada bulan Maret 1967 Soemitro setuju untuk pulang dan ia kembali secara rahasia pada pertengahan tahun 1967 karena kekhawatiran pemerintah akan simpatisan Orde Lama 92 Soemitro diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Pembangunan I pada tanggal 10 Juni 1968 93 Sebagai Menperindag di era Orde Baru Soemitro mengimplementasikan sejumlah kebijakan dagang yang bertujuan untuk mendorong ekspor atau menekan impor produk tertentu 93 Sebagai contoh Soemitro mendirikan beberapa badan yang mengatur kualitas dan ekspor komoditas kopi dan kopra 94 sembari melarang ekspor karet alam berkualitas rendah untuk mendorong hilirisasi industri karet 95 Soemitro juga mendorong pengurangan impor barang konsumsi dan peningkatan impor barang modal dan bea masuk ditingkatkan sebagai pendapatan pemerintah 96 Kabinet Pembangunan I ini juga mencakup Mafia Berkeley sekumpulan ekonom yang belajar di universitas universitas barat dan sebagian pernah menjadi murid Soemitro 93 97 Selain sebagai Menperindag Soemitro juga menjadi salah satu penasihat ekonomi Soeharto 98 Pada tahun 1973 Soemitro dijadikan Menteri Riset dalam Kabinet Pembangunan II 99 Ada sejumlah pihak yang beranggapan bahwa perombakan ini disebabkan adanya pertidaksetujuan antara Soemitro dan Soeharto dalam kebijakan ekonomi 100 Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Riset Soemitro memulai program penelitian nasional dalam bidang ekonomi yang melibatkan fakultas fakultas ekonomi berbagai universitas di Indonesia dengan tujuan membantu penyusunan program ekonomi pemerintah Hal ini dilakukan Soemitro karena kekhawatirannya bahwa Rencana Pembangunan Lima Tahun Soeharto kurang memperhitungkan tren tren dan kondisi ekonomi jangka panjang di Indonesia Meskipun program ini berguna untuk pemerintah Soemitro digantikan oleh B J Habibie dalam Kabinet Pembangunan III sehingga program tersebut dihentikan 99 Di luar kariernya dalam struktur pemerintah Soemitro juga terlibat dalam dunia usaha Bersama dengan Mochtar Lubis ia mendirikan Indoconsult Associates pada tahun 1967 Indoconsult Associates merupakan salah satu firma konsultan bisnis pertama di Indonesia 101 Soemitro juga terlibat dalam naiknya Grup Astra sejak tahun 1968 ketika Soemitro membantu grup tersebut memperoleh lisensi importir tunggal mobil Toyota Keluarga Tjia pendiri Astra telah menjalin hubungan dengan Soemitro sejak jaman Orde Lama 102 Soemitro sempat menjabat presiden komisaris Astra pada tahun 1992 103 Dalam karier akademiknya Soemitro menjadi salah satu pendiri organisasi akademis East Asian Economic Association Asosiasi Ekonomi Asia Timur pada tahun 1984 dan ditunjuk secara aklamasi menjadi ketua umum pertama organisasi tersebut 104 Soemitro sering dianggap sebagai ekonom Indonesia yang paling berpengaruh baik selama periode Orde Lama maupun Orde Baru 13 105 106 107 Setelah tidak lagi menjabat menteri ia mulai khawatir akan struktur fundamental ekonomi Indonesia dibawah Soeharto Meskipun industrialisasi berjalan cepat Soemitro melihat munculnya kepentingan kepentingan yang menguasai sejumlah industri dan tidak setuju dengan kebijakan dagang pemerintah yang dianggapnya terlalu proteksionis 108 Ekonomi Indonesia pada masa itu dianggapnya rapuh dan hanya terlihat kuat di permukaan 109 Meskipun pengaruhnya dalam pemerintahan sudah turun drastis ia mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah seperti program mobil nasional Timor dan para pemburu rente Setelah krisis finansial Asia menghantam Indonesia pada 1997 1998 Soemitro menyalahkan korupsi dan institusi institusi nasional bermasalah atas kerasnya dampak krisis tersebut di Indonesia 108 Kehidupan pribadiSoemitro menikah dengan Dora Marie Sigar yang saat itu merupakan mahasiswa keperawatan di Utrecht ketika keduanya belajar di Belanda Mereka menikah pada 7 Januari 1947 meski berbeda agama Dora merupakan seorang beragama Kristen yang berasal dari Manado sementara Sumitro beragama Islam kemudian tinggal di daerah Matraman Jakarta 4 Anak pertama mereka Biantiningsih Miderawati menjadi sarjana pendidikan dari Universitas Harvard Anak kedua Mariani Ekowati menjadi ahli mikrobiologi Anak ketiga Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju dan juga sempat menikahi Titiek Soeharto putri Suharto Anak bungsu Hashim Djojohadikusumo menjadi pebisnis grup Arsari 4 Soemitro terkenal sebagai perokok berat Selama 1942 1994 Soemitro menulis sebanyak 130 buku dan makalah khususnya urusan ekonomi 110 PandanganSelama di Rotterdam Soemitro banyak membaca tulisan pemikir ekonomi seperti Karl Marx Joseph Schumpeter Eugen von Bohm Bawerk Irving Fisher dan lainnya 111 Ia juga terpengaruh oleh para pemikir dari Fabian Society 112 Meskipun secara ideologis Soemitro tidak menyukai pembatasan perdagangan ia juga menganggap bahwa kondisi politik dalam negeri tidak memungkinkan perdagangan bebas Kebijakan Soemitro selama menjabat sebagai menteri di era Orde Lama menurutnya bertujuan untuk mengurangi pengaruh Belanda dalam ekonomi Indonesia 113 Soemitro mengaku bahwa pertentangannya dengan Syafruddin Prawiranegara terjadi karena Soemitro melihat kebijakan Syafruddin sebagai kelanjutan dari pemerintah kolonial 114 Dalam pandangan Soemitro ekonomi kolonial Indonesia terbagi menjadi dua ekonomi agraris yang ala kadarnya dan ekonomi kapitalis yang terhubung dengan sistem perdagangan internasional Untuk mengembangkan ekonomi Soemitro mengikuti teori ekonomi William Arthur Lewis yang menyatakan bahwa pemerintah harus mendukung industrialisasi demi meningkatkan produktivitas tenaga kerja 115 Demi industrialisasi ini Soemitro menjadi pendukung investasi asing asalkan investasi tersebut disertai partisipasi modal dalam negeri peningkatan sumber daya manusia dan penginvestasian kembali sebagian laba dalam ekonomi Indonesia 116 Karena Soemitro mengejar industrialisasi dan menyukai teknokrasi ia lebih condong ke Blok Barat di dalam Perang Dingin dan juga menjadi anti komunis Meskipun Soemitro secara politik berada di bawah naungan Partai Sosialis ia tidak setuju dengan paham sosialisme demokratis yang umum di kalangan tokoh partai tersebut 112 Soemitro juga mendukung bentuk usaha koperasi untuk memajukan ekonomi pedesaan 117 Mengenai kebijakan pemerintah Soemitro mendukung anggaran yang berimbang karena kekhawatirannya bahwa anggaran dapat dihabiskan oleh politisi tanpa disiplin fiskal Meskipun begitu anggaran pembangunan dianggapnya penting dan ia menolak pemangkasan anggaran tersebut 118 Karena kondisi ekonomi dan birokrasi Indonesia yang masih muda pada masanya Soemitro berkesimpulan bahwa cara terbaik untuk memeratakan ekonomi adalah melalui serikat pekerja yang kuat bukan melalui perpajakan 119 WafatSoemitro meninggal dunia di Rumah Sakit Dharma Nugraha Rawamangun Jakarta Timur pada 9 Maret 2001 dalam usia 84 tahun Ia sudah cukup lama menderita penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah 110 Sesuai wasiatnya agar dimakamkan dengan cara dan di tempat sederhana Soemitro dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak 120 PenghargaanIa menerima penghargaan baik dari dalam dan luar negeri 121 Dalam Negeri nbsp Indonesia nbsp Bintang Mahaputera Adipradana 1973 122 Luar Negeri nbsp Malaysia nbsp Panglima Mangku Negara P M N 1977 123 nbsp Thailand nbsp Knight Grand Cross of the Most Exalted Order of the White Elephant of Thailand K C E nbsp Belgia nbsp Grand Cross of the Order of the Crown nbsp Tunisia nbsp Grand Officer of the Order of the Republic 1992 124 Catatan Sebagai Menteri Lembaga Research Nasional Sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Sebagai Menteri Perdagangan dan PerindustrianReferensiCatatan kaki Kementerian Keuangan 1991 hlm 55 a b c d e Thee Kian Wie 2001 hlm 173 Katoppo 2000 hlm 3 a b c d Kisah Sumitro Djojohadikusumo dalam Menghadapi Para Penguasa tirto id Diakses tanggal 2020 03 22 a b Niwandhono 2021 hlm 167 Katoppo 2000 hlm 15 Djojohadikusumo 1986 hlm 29 Poeze Dijk amp van der Meulen 2008 hlm 275 Katoppo 2000 hlm 21 Poeze Dijk amp van der Meulen 2008 hlm 317 Niwandhono 2021 hlm 168 Katoppo 2000 hlm 38 a b Sumitro Dies at 84 of Heart Failure The Jakarta Post 10 March 2001 Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 May 2014 Diakses tanggal 12 December 2021 British Documents 2008 hlm 323 Schrikker amp Touwen 2015 hlm 214 Toer Toer amp Kamil 2005 hlm 286 a b Kahin 2003 hlm 339 Gardner 2019 hlm 98 Gardner 2019 hlm 30 31 Thuỷ 2019 hlm 110 Niwandhono 2021 hlm 170 Gardner 2019 hlm 84 INDONESIANS URGE U S HALT DUTCH AID Envoy Calls for Political and Economic Help to Republic in Talk With Lovett The New York Times dalam bahasa Inggris 21 Desember 1948 Diakses tanggal 11 Mei 2022 Kahin 2003 hlm 439 443 a b Thee Kian Wie 2012 hlm 39 Gardner 2019 hlm 91 a b Lindblad 2008 hlm 44 Thuỷ 2019 hlm 122 Thee Kian Wie 2012 hlm 143 Lindblad 2008 hlm 80 81 Thuỷ 2019 hlm 141 144 Thuỷ 2019 hlm 137 Thee Kian Wie 2012 hlm 29 a b Thee Kian Wie 2001 hlm 174 176 Thuỷ 2019 hlm 124 Gardner 2019 hlm 193 194 Niwandhono 2021 hlm 185 Thuỷ 2019 hlm 138 Lindblad 2008 hlm 108 Thee Kian Wie 2012 hlm 46 Thee Kian Wie 2012 hlm 51 56 Thee Kian Wie 2012 hlm 62 Thee Kian Wie 2012 hlm 60 61 Feith 2006 hlm 229 Thee Kian Wie 2012 hlm 8 Lindblad 2008 hlm 111 Lindblad 2008 hlm 129 Thee Kian Wie 2012 hlm 33 Feith 2006 hlm 331 339 Lindblad 2008 hlm 179 Feith 2006 hlm 419 420 Thuỷ 2019 hlm 126 Thuỷ 2019 hlm 147 Setiono 2008 hlm 758 Feith 2006 hlm 479 Feith 2006 hlm 450 455 Feith 2006 hlm 458 Feith 2006 hlm 467 Mrazek 2018 hlm 406 Schrikker amp Touwen 2015 hlm 206 Lindblad 2008 hlm 171 Lindblad 2008 hlm 172 173 Schrikker amp Touwen 2015 hlm 218 220 Schrikker amp Touwen 2015 hlm 224 Dugaan Korupsi Menteri Sumitro Historia 17 November 2017 Diakses tanggal 13 Desember 2021 a b c Kahin amp Kahin 1997 hlm 70 71 a b Mrazek 2018 hlm 450 Kahin 1999 hlm 196 197 Gardner 2019 hlm 142 Kahin 1999 hlm 198 Kahin amp Kahin 1997 hlm 72 73 Kahin amp Kahin 1997 hlm 103 Kahin amp Kahin 1997 hlm 105 106 Kahin amp Kahin 1997 hlm 120 a b c Kahin 1999 hlm 206 207 Kahin 1999 hlm 208 209 Kahin amp Kahin 1997 hlm 137 Kahin amp Kahin 1997 hlm 140 Kahin amp Kahin 1997 hlm 145 Kahin amp Kahin 1997 hlm 197 Kahin amp Kahin 1997 hlm 202 Kahin 1999 hlm 224 Gardner 2019 hlm 162 Thuỷ 2019 hlm 168 Garrett amp Barkley 1971 hlm 134 Mrazek 2018 hlm 490 Katoppo 2000 hlm 252 Djojohadikusumo 1986 hlm 32 Niwandhono 2021 hlm 194 Gardner 2019 hlm 250 Ichimura 2016 hlm 442 Tempo 2020 hlm 36 39 a b c Rice 1969 hlm 183 187 Rice 1969 hlm 188 192 Rice 1969 hlm 193 Rice 1969 hlm 199 200 Hill 2011 hlm 118 Kementerian Keuangan 1991 hlm 62 a b Thee Kian Wie 2001 hlm 178 179 Hill 2011 hlm 226 Hill 2011 hlm 122 Setiono 2008 hlm 1032 Katoppo 2000 hlm 308 316 Ichimura 2016 hlm 443 Gardner 2019 hlm 162 Sumitro Djojohadikusumo Indonesia s premier economist Thee Kian Wie 2012 hlm 43 The four most influential economic policymakers in the period of 1950 57 were undoubtedly Sumitro Sjafruddin Hatta and Djuanda Rice 1969 hlm 183 Dr Sumitro Djojohadikusumo probably Indonesia s most prominent economist a b Thee Kian Wie 2001 hlm 179 180 Kementerian Keuangan 1991 hlm 56 a b Sumitro Djojohadikusumo Meninggal Dunia Liputan6 com 9 Maret 2001 Diakses tanggal 12 Mei 2022 Djojohadikusumo 1986 hlm 29 30 a b Niwandhono 2021 hlm 165 166 Djojohadikusumo 1986 hlm 35 36 Niwandhono 2021 hlm 177 Niwandhono 2021 hlm 173 176 Rice 1983 hlm 68 Rice 1983 hlm 64 Djojohadikusumo 1986 hlm 36 Rice 1983 hlm 79 Sumitro Minta Dimakamkan Secara Sederhana Tempo co 29 Oktober 2003 Diakses tanggal 16 Desember 2018 Detail Kabinet Menteri Situs Web Kepustakaan Presiden Presiden Republik Indonesia kepustakaan presiden perpusnas go id Diakses tanggal 2022 12 24 Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s d 2003 PDF Diakses tanggal 4 Oktober 2021 Senarai Penuh Penerima Darjah Kebesaran Bintang dan Pingat Persekutuan Tahun 1977 PDF Administrator 1992 09 05 Mendapat anugerah Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 25 Sumber Ali Moertopo dan Jejaknya Pada Peristiwa Bersejarah Indonesia Tempo Publishing 2020 ISBN 978 623 262 992 9 British Documents on Foreign Affairs Reports and Papers from the Foreign Office Confidential Print From 1951 through 1956 Asia 1951 1956 Part V Series E dalam bahasa Inggris LexisNexis 2008 ISBN 978 0 88692 723 3 Rupiah di tengah rentang sejarah 45 tahun uang Republik Indonesia 1946 1991 Kementerian Keuangan 1991 Djojohadikusumo Sumitro 1986 Recollections of My Career Bulletin of Indonesian Economic Studies dalam bahasa Inggris 22 3 27 39 doi 10 1080 00074918612331334874 ISSN 0007 4918 Feith Herbert 2006 The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia dalam bahasa Inggris Equinox Publishing ISBN 978 979 3780 45 0 Gardner Paul F 2019 Shared Hopes Separate Fears Fifty Years Of U S Indonesian Relations dalam bahasa Inggris Routledge ISBN 978 0 429 97697 1 Garrett Banning N Barkley Katherine 1971 Two Three Many Vietnams A Radical Reader on the Wars in Southeast Asia and the Conflicts at Home dalam bahasa Inggris Canfield Press ISBN 978 0 06 383867 3 Hill David T 2011 Jurnalisme dan Politik di Indonesia Biografi Kritis Mochtar Lubis 1922 2004 sebagai Pemimpin Redaksi dan Pengarang Yayasan Pustaka Obor Indonesia ISBN 978 979 461 788 5 Ichimura Shinichi 2016 Professor Dr Sumitro Djojohadikusumo An Obituary Asian Economic Journal dalam bahasa Inggris 30 4 439 444 doi 10 1111 asej 12108 ISSN 1351 3958 Kahin Audrey 1999 Rebellion to Integration West Sumatra and the Indonesian Polity 1926 1998 dalam bahasa Inggris Amsterdam University Press ISBN 978 90 5356 395 3 Kahin Audrey Kahin George McTurnan 1997 Subversion as Foreign Policy The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia dalam bahasa Inggris University of Washington Press ISBN 978 0 295 97618 1 Kahin George McTurnan 2003 Nationalism and Revolution in Indonesia dalam bahasa Inggris SEAP Publications ISBN 978 0 87727 734 7 Katoppo Aristides 2000 Sumitro Djojohadikusumo jejak perlawanan begawan pejuang Pustaka Sinar Harapan ISBN 978 979 416 632 1 Lindblad J Th 2008 Bridges to New Business The Economic Decolonization of Indonesia dalam bahasa Inggris BRILL ISBN 978 90 04 25397 1 Mrazek Rudolf 2018 Sjahrir Politics and Exile in Indonesia dalam bahasa Inggris Cornell University Press ISBN 978 1 5017 1881 6 Niwandhono Pradipto 2021 The Making of Modern Indonesian Intellectuals The Indonesian Socialist Party PSI and Democratic Socialist Ideas 1930s to mid 1970s tesis S3 dalam bahasa Inggris Universitas Sydney Poeze Harry A Dijk Cornelis van der Meulen Inge 2008 Di negeri penjajah orang Indonesia di negeri Belanda 1600 1950 Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 979 9101 23 5 Rice Robert 1969 Sumitro s Role in Foreign Trade Policy Indonesia 8 183 211 doi 10 2307 3350674 hdl 1813 53469 ISSN 0019 7289 JSTOR 3350674 Rice Robert 1983 The Origins of Basic Economic Ideas and Their Impact on New Order Policies Bulletin of Indonesian Economic Studies 19 2 60 82 doi 10 1080 00074918312331334389 Schrikker Alicia Touwen Jeroen 2015 Promises and Predicaments Trade and Entrepreneurship in Colonial and Independent Indonesia in the 19th and 20th Centuries dalam bahasa Inggris NUS Press ISBN 978 9971 69 851 5 Setiono Benny G 2008 Tionghoa Dalam Pusaran Politik TransMedia ISBN 978 979 799 052 7 Thee Kian Wie 2001 In Memoriam Professor Sumitro Djojohadikusumo 1917 2001 Bulletin of Indonesian Economic Studies 37 2 173 181 doi 10 1080 00074910152390865 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Thee Kian Wie 2012 Indonesia s Economy Since Independence dalam bahasa Inggris Institute of Southeast Asian Studies ISBN 978 981 4379 63 2 Thuỷ Phạm Văn 2019 Beyond Political Skin Colonial to National Economies in Indonesia and Vietnam 1910s 1960s dalam bahasa Inggris Springer ISBN 978 981 13 3711 6 Toer Pramoedya Ananta Toer Koesalah Soebagyo Kamil Ediati 2005 Kronik Revolusi Indonesia 2 1946 Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 979 9023 30 8 Pranala luar Indonesia Profil di TokohIndonesia com Diarsipkan 2010 07 02 di Wayback Machine Jabatan politikDidahului oleh Suhadi Reksowardojo 1966 sebagai Menteri Lembaga Research Nasional Menteri Negara Riset Indonesia1973 1978 Diteruskan oleh B J Habibie sebagai Menteri Negara Riset dan TeknologiDidahului oleh M Jusuf Menteri Perdagangan Indonesia1968 1973 Diteruskan oleh Radius PrawiroDidahului oleh Ong Eng Die Menteri Keuangan Indonesia1955 1956 Diteruskan oleh Jusuf WibisonoDidahului oleh Jusuf Wibisono Menteri Keuangan Indonesia1952 1953 Diteruskan oleh Ong Eng DieDidahului oleh Tandiono Manu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Indonesia1950 1951 Diteruskan oleh Sujono HadinotoJabatan akademikDidahului oleh Soenarjo Kolopaking Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia1951 1957 Diteruskan oleh Djokosoetono Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Soemitro Djojohadikoesoemo amp oldid 23824221