www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini mengenai Allah dalam istilah Kekristenan di Indonesia dan bukan mengenai Allah Tuhan dalam Islam Untuk pemahaman lebih lanjut lihat artikel Penggunaan Allah bagi umat Kristen Indonesia Sepuluh Perintah Allah merupakan rangkaian perintah moral dan religius yang diakui sebagai suatu landasan moral dalam beberapa agama Abrahamik termasuk Katolisisme 1 Menurut deskripsi dalam Kitab Keluaran dan Ulangan di Perjanjian Lama Perintah Allah ini merupakan bagian dari perjanjian yang ditawarkan Allah kepada suku Israel untuk membebaskan mereka dari perbudakan dosa 2 Menurut Katekismus Gereja Katolik uraian resmi dari keyakinan Kristiani Gereja Katolik Perintah Allah ini dipandang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan rohani yang baik 3 serta berfungsi sebagai dasar keadilan sosial Katolik 4 Tinjauan ke Sepuluh Perintah Allah merupakan salah satu cara paling umum dalam pemeriksaan batin yang dilakukan oleh umat Katolik sebelum menerima Sakramen Tobat 5 Musa Menerima Kedua Loh Batu lukisan karya Joao Zeferino da Costa 1868 Sepuluh Perintah Allah dibahas dalam tulisan tulisan Gereja yang paling awal 6 Katekismus menyatakan bahwa Sepuluh Perintah Allah telah menempati suatu tempat utama dalam pengajaran iman sejak zaman Agustinus dari Hippo tahun 354 430 M 7 8 Gereja belum memiliki standar resmi untuk pengajaran keagamaan hingga Konsili Lateran IV pada tahun 1215 9 bukti bukti mengemukakan bahwa Perintah ini digunakan pada pendidikan Kristen dalam Gereja perdana 10 dan sepanjang Abad Pertengahan tetapi dengan penekanan yang tidak konsisten 9 Kekurangan pengajaran tersebut di beberapa keuskupan menjadi dasar dari salah satu kritik yang dilansir terhadap Gereja oleh para reformis Protestan 11 Setelah itu katekismus pertama yang digunakan secara luas dalam Gereja pada tahun 1566 menyediakan pembahasan yang menyeluruh mengenai masing masing perintah tetapi memberikan penekanan yang lebih besar pada ketujuh sakramen 12 Katekismus terbaru menyediakan bagian cukup panjang yang menafsirkan masing masing perintah dalam Sepuluh Perintah Allah 7 Ajaran Gereja mengenai Sepuluh Perintah Allah utamanya didasarkan pada Perjanjian Baru dan Lama serta tulisan tulisan para Bapa Gereja awal 13 Dalam Perjanjian Baru Yesus mengakui keabsahannya dan menginstruksikan para murid Nya untuk berbuat lebih jauh menuntut suatu kebajikan melebihi yang dipegang oleh ahli kitab dan kaum Farisi 14 Sepuluh Perintah Allah menginstruksikan semua orang agar menjalin hubungan dalam kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama sesuai rangkuman oleh Yesus dalam dua Perintah yang Utama 7 Tiga perintah pertama dari Sepuluh Perintah Allah menuntut penghormatan terhadap nama Allah peringatan Hari Tuhan dan melarang pemujaan allah lain Perintah lainnya berkaitan dengan hubungan antar pribadi manusia misalnya antara orang tua dan anak perintah perintah lain ini termasuk larangan berbohong mencuri membunuh berzina dan keinginan akan hal hal yang dilarang Daftar isi 1 Penomoran 2 Sejarah 3 Perintah pertama 3 1 Patung berhala 4 Perintah kedua 5 Perintah ketiga 6 Perintah keempat 6 1 Perluasan oleh Yesus 7 Perintah kelima 7 1 Aborsi 7 1 1 Penggunaan embrio untuk penelitian atau pembuahan 7 2 Bunuh diri eutanasia 7 3 Hukuman mati 7 4 Kesehatan pribadi jenazah penguburan 7 5 Perang dan pertahanan diri 7 6 Penyesatan 8 Perintah keenam 8 1 Panggilan menuju kemurnian 8 1 1 Pelanggaran terhadap kemurnian 8 1 2 Homoseksualitas 8 2 Cinta antara suami dan istri 8 2 1 Kesuburan dalam perkawinan kenikmatan seksual pengaturan kelahiran 8 2 2 Pelanggaran terhadap martabat perkawinan 8 2 3 Hidup terpisah perceraian sipil anulasi perkawinan 9 Perintah ketujuh 9 1 Milik pribadi 9 2 Pencurian 9 3 Keadilan sosial 10 Perintah kedelapan 11 Perintah kesembilan 12 Perintah kesepuluh 13 Lihat pula 14 Catatan 15 Catatan kaki 16 ReferensiPenomoranInformasi lebih lanjut Sepuluh Perintah Allah Tradisi penomoran Perjanjian Lama mengacu ke sepuluh perintah individual 15 16 17 walaupun terdapat lebih dari sepuluh kalimat perintah moral dalam dua teks yang relevan di Keluaran 20 1 17 dan Ulangan 5 6 21 18 19 Perjanjian Lama tidak menjelaskan bagaimana teks teks tersebut seharusnya dibagi hingga menjadi sepuluh perintah Menurut tradisi pembagian yang digunakan oleh Gereja Katolik Roma dan Lutheran berasal dari Agustinus dari Hippo 354 430 seorang Bapa Gereja Latin dalam buku Pertanyaan Pertanyaan tentang Keluaran Quaestionum in Heptateuchum libri VII Buku II Pertanyaan lxxi karyanya 3 20 Komunitas Kristen lainnya seperti Gereja Ortodoks dan banyak gereja Protestan menggunakan rumusan yang dibakukan oleh para Bapa Gereja Yunani dari Kekristenan Timur Kedua bentuk tersebut sedikit berbeda penomorannya tetapi memiliki substansi yang persis sama kendati ada kalangan Protestan yang mengklaim sebaliknya 3 Penomoran Yahudi Rabinik lebih mirip dengan tradisi Gereja Timur menganggap teks penentangan terhadap keinginan sebagai satu larangan tunggal tetapi berbeda dengan denominasi denominasi Kristen dalam hal apa yang disebut prolog oleh banyak kalangan Kristen dipandang mereka sebagai keseluruhan perintah pertama 21 SejarahSepuluh Perintah Allah diakui sebagai suatu landasan moral oleh agama Yahudi Yudaisme Kristen dan Islam 1 Perintah perintah ini ditampilkan pertama kali dalam Kitab Keluaran yang di dalamnya dikisahkan bahwa Musa bertindak atas perintah dari Allah membebaskan suku Israel dari perbudakan fisik di Mesir Menurut ajaran Gereja Allah menawarkan suatu perjanjian yang mencakup Sepuluh Perintah Allah untuk membebaskan mereka juga dari perbudakan spiritual dosa 2 Beberapa sejarawan menggambarkan hal ini sebagai peristiwa sentral dalam sejarah Israel kuno 22 Menurut Peter Kreeft kedatangan Yesus dipandang oleh Gereja Katolik sebagai pemenuhan janji Allah kepada bangsa Yahudi yang terpilih untuk memperlihatkan Allah yang benar kepada dunia 23 Yesus mengakui adanya Perintah Allah tersebut dan mengajarkan para pengikut Nya untuk berbuat lebih jauh yang membutuhkan dalam kata kata Kreeft lebih tidak kurang suatu hidup keagamaan yang melebihi ahli ahli Taurat dan orang orang Farisi 3 24 Dengan menjelaskan ajaran Gereja Kreeft menyatakan Perintah Allah adalah untuk tatanan moral dari kisah penciptaan yang dikisahkan dalam Kejadian 1 sebagai tatanan alam Perintah perintah ini adalah tatanan Allah yang menaklukkan kekacauan Perintah perintah ini bukanlah gagasan manusia tentang Allah tetapi gagasan Allah tentang manusia 3 Gereja mengajarkan bahwa Yesus membebaskan manusia dari memelihara hukum Yahudi Taurat atau Hukum Musa yang memberatkan dengan 613 peraturannya yang berbeda tetapi tidak dari kewajiban untuk memelihara Sepuluh Perintah Allah 3 karena Kesepuluh Perintah itu dituliskan oleh jari Allah note 1 tidak seperti perintah perintah yang ditulis oleh Musa 3 Ajaran ini ditegaskan kembali dalam Konsili Trente 1545 1563 dan Konsili Vatikan II 1962 1965 7 Kendati tidak ada kejelasan mengenai peranan Sepuluh Perintah Allah dalam ibadah Kristen awal terdapat bukti yang menunjukkan bahwa perintah perintah tersebut dibacakan dalam beberapa ibadat dan digunakan dalam pendidikan Kristen 10 Sebagai contoh Perintah Allah termuat dalam salah satu tulisan Kristen tertua yang dikenal sebagai Ajaran Kedua Belas Rasul atau Didache 6 Para akademisi berpendapat bahwa Perintah Allah sangat dihormati oleh Gereja perdana sebagai suatu ringkasan dari hukum Allah 10 Klaus Bockmuehl seorang akademisi Protestan meyakini bahwa Gereja menggantikan Perintah Allah dengan daftar kebajikan dan cacat cela misalnya tujuh dosa mematikan antara tahun 400 1200 26 Para akademisi lainnya berpendapat bahwa sepanjang sejarah Gereja Perintah Allah telah digunakan sebagai suatu sarana untuk melakukan pemeriksaan batin dan banyak teolog telah menuliskannya 5 Terdapat bukti bahwa Perintah Allah merupakan bagian dari katekese di biara biara dan tempat tempat lain namun Gereja belum menunjukkan posisi resminya untuk mengembangkan metode metode khusus dalam pengajaran agama selama Abad Pertengahan Konsili Lateran IV tahun 1215 merupakan upaya pertama untuk mengatasi masalah ini Bukti yang masih ada sekarang menunjukkan bahwa beberapa upaya dari para uskup di keuskupan mereka masing masing untuk menerapkan keputusan konsili tersebut mencakup penekanan khusus pada Perintah Allah 9 Berabad abad kemudian kurangnya pengajaran mengenai Sepuluh Perintah Allah oleh beberapa keuskupan menjadi salah satu dasar kritikan yang dilansir terhadap Gereja oleh para reformis Protestan 11 Katekismus katekismus yang dibuat di keuskupan keuskupan tertentu pada pertengahan abad ke 14 menekankan Perintah Allah dan meletakkan dasar bagi katekismus resmi pertama yang digunakan secara luas dalam Gereja yaitu Katekismus Roma tahun 1566 27 Katekismus itu dibuat sesuai keputusan dalam Konsili Trente memuat pembahasan yang menyeluruh dari masing masing perintah tersebut tetapi memberi penekanan yang lebih besar pada ketujuh sakramen untuk menekankan keyakinan Katolik bahwa kehidupan Kristiani bergantung pada rahmat yang semata mata diperoleh melalui kehidupan sakramental yang disediakan oleh Gereja Katolik 12 Penekanan tersebut bertentangan dengan keyakinan Protestan yang berpegang pada Perintah Allah sebagai sumber rahmat ilahi 12 Berbagai ensiklik kepausan terbaru menyajikan penafsiran ajaran Gereja akan masing masing perintah ini sementara ajaran resmi Gereja sepanjang sejarah mengenai Perintah Allah didasarkan pada penyebutannya dalam Perjanjian Lama dan Baru serta tulisan tulisan para Bapa Gereja awal seperti Origenes Ireneus dan Agustinus 13 Kemudian hari para teolog seperti Thomas Aquinas dan Bonaventura membuat komentar komentar penting mengenai Perintah Allah Aquinas seorang Pujangga Gereja memandang perintah perintah tersebut sebagai sila sila utama dari keadilan dan semua hukum juga akal budi memberikan persetujuan langsung atasnya sebagai prinsip prinsip yang jelas nyata 28 Katekismus Gereja Katolik terbaru sebagai ringkasan resmi keyakinan Gereja mendedikasikan suatu bagian yang cukup panjang untuk membahas Perintah Allah 7 yang berfungsi sebagai dasar ajaran sosial Katolik 4 Menurut Katekismus tersebut Gereja telah menyediakan suatu tempat utama untuk Sepuluh Perintah Allah di dalam pengajaran iman sejak abad ke 5 7 Kreeft menjelaskan bahwa Gereja memandangnya sebagai jalan kehidupan dan jalan menuju kebebasan seperti halnya pagar sekolah melindungi anak anak dari bahaya bahaya yang mengancam hidup 3 Perintah pertamaLihat pula Latria Akulah Tuhan Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan Jangan ada padamu allah lain di hadapan Ku Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah atau yang ada di dalam air di bawah bumi Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya Perintah pertama menurut Katekismus Gereja Katolik 29 30 31 Perintah pertama menurut ajaran Gereja berarti bahwa umat harus menyembah dan memuja Allah saja karena Allah adalah satu 32 Katekismus menjelaskan bahwa perintah ini melarang pemujaan berhala dengan menyajikan contoh contoh praktik terlarang seperti pemujaan ciptaan apapun dan setan setan kekuasaan kenikmatan ras suku leluhur negara dan uang 32 Agustinus menafsirkan perintah ini sebagai Kasihilah Allah dan kemudian lakukan apa yang kamu kehendaki 33 Untuk menjelaskan sentimen ini Kreeft menyatakan bahwa semua dosa melayani allah lainnya menuruti komandan yang lain dunia atau kedagingan ataupun setan jika Allah benar benar dikasihi maka orang akan melakukan apa yang dikehendaki Allah 33 34 Katekismus mengaitkan perintah ini dengan tiga kebajikan teologal Kebajikan pertama yaitu iman menginstruksikan umat Katolik untuk percaya kepada Allah serta menghindari bidah murtad dan skisma Kebajikan kedua yaitu harapan memperingatkan umat Katolik agar tidak berputus asa dan membuat presumsi Menurut Katekismus kebajikan terakhir yaitu kasih hanya dapat terpenuhi jika umat Katolik tidak bersikap acuh tak acuh tahu berterima kasih kepada Allah menghindari kemalasan rohani dan kebencian kepada Allah akibat kesombongan 29 35 Katekismus menyebutkan pelanggaran pelanggaran spesifik terhadap perintah ini misalnya takhayul politeisme sakrilegi ateisme serta semua praktik magi dan sihir Selain itu juga tertulis larangan terhadap astrologi ramalan telapak tangan dan berkonsultasi dengan cenayang atau horoskop Katekismus menyebut tindakan tindakan terakhir itu sebagai suatu kehendak untuk berkuasa atas waktu sejarah dan pada akhirnya atas manusia lain juga suatu keinginan untuk melakukan konsiliasi dengan kekuatan tersembunyi 29 36 Patung berhala Lihat pula Venerasi dan Gambar religius dalam teologi Kristen nbsp Tabut Perjanjian dibawa ke dalam Bait YahudiUmat Katolik terkadang dituduh menyembah gambar gambar yang berarti pelanggaran terhadap perintah pertama ini 37 sementara Gereja mengatakan bahwa hal ini adalah suatu kesalahpahaman Menurut pendapat Gereja penghormatan yang diberikan kepada gambar gambar suci adalah suatu penghormatan yang khidmat bukan penyembahan karena penyembahan hanya dapat diberikan kepada Allah 37 38 Pada abad ke 8 timbul perdebatan mengenai apakah ikon religius dalam konteks ini yaitu lukisan dilarang oleh perintah pertama Perselisihan tersebut dapat dikatakan terbatas pada Gereja Timur saja kaum ikonoklas ingin melarang penggunaan ikon sedangkan kaum ikonodul mendukung penghormatan terhadapnya dan posisi ini secara konsisten didukung oleh Gereja Barat Pada Konsili Nicea II tahun 787 konsili ekumenis tersebut menetapkan bahwa penghormatan terhadap ikon dan patung tidak melanggar perintah pertama ini dan menyatakan bahwa siapapun yang menghormati gambar menghormati orang yang digambarkannya 39 note 2 Seputar masa kontroversi ikonoklasme Gereja Barat mulai menggunakan patung monumental yang dalam periode Romanesque menjadi suatu ciri utama seni Kristen Barat dan hingga sekarang tetap menjadi bagian dari tradisi Katolik berbeda dengan Kekristenan Timur yang menghindari penggunaan patung religius besar Katekismus dengan menggunakan argumen yang sangat tradisional menyebutkan bahwa Allah memberi izin penggunaan gambar yang melambangkan keselamatan Kristen melalui instruksi pembuatan simbol simbol seperti ular tembaga dan kerubim pada Tabut Perjanjian Katekismus menyatakan bahwa dengan menjelma menjadi manusia Putra Allah memperkenalkan suatu ekonomi gambar yang baru 37 38 Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat USCCB memberi penjelasan tentang isi Katekismus tersebut dalam buku karya mereka yang diterbitkan tahun 2006 dengan judul United States Catechism for Adults Mengenai patung berhala mereka menjelaskan bahwa perintah ini menyinggung pemujaan berhala pada zaman kuno yang diungkapkan dengan cara menyembah hal hal seperti matahari bulan bintang pohon sapi jantan elang dan ular serta kaisar dan raja Mereka menjelaskan bahwa saat ini pemberhalaan diungkapkan dengan cara menyembah atau memuja hal hal lain dan mencantumkan beberapa di antaranya seperti kekuasaan uang materialisme dan olahraga 41 Perintah keduaLihat pula Tetragrammaton Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan Perintah kedua menurut Katekismus Gereja Katolik 42 43 44 Perintah kedua melarang penggunaan nama Allah dengan sembarangan 3 Banyak budaya kuno yang meyakini bahwa nama adalah sakral beberapa budaya memiliki larangan larangan terkait kapan nama seseorang tidak dapat diucapkan Injil Yohanes menghubungkan suatu insiden di mana sekelompok orang Yahudi berupaya untuk melempari Yesus dengan batu setelah Ia menggunakan satu nama sakral Allah untuk menunjuk diri Nya Mereka menafsirkan pernyataan Nya sebagai suatu klaim keilahian Karena mereka tidak percaya bahwa Ia adalah Allah mereka menganggap hal ini penghujatan yang menurut hukum Musa dikenai hukuman mati 45 46 Kreeft menuliskan bahwa semua nama yang olehnya Allah dikenal adalah kudus dan dengan demikian semua nama itu dilindungi oleh perintah kedua 46 Katekismus menyatakan Menghormati nama Nya merupakan suatu ungkapan penghormatan yang patut diberikan kepada misteri Allah sendiri dan kepada seluruh realitas kekudusan yang disebabkannya 42 Katekismus juga menyebutkan perlunya penghormatan nama nama orang untuk menghormati martabat orang tersebut 39 Sentimen di balik perintah ini lebih lanjut dibakukan dalam Doa Bapa Kami yang dimulai dengan Bapa kami yang ada di surga dimuliakanlah nama Mu Menurut Paus Benediktus XVI ketika Allah mengungkapkan nama Nya kepada Musa Ia menjalin suatu relasi dengan umat manusia Paus Benediktus menyatakan bahwa Inkarnasi merupakan puncak dari suatu proses yang telah dimulai dengan pemberian nama ilahi tersebut 47 Ia menguraikan bahwa hal ini berarti nama ilahi tersebut dapat saja disalahgunakan dan bahwa disertakannya dimuliakanlah nama Mu oleh Yesus merupakan suatu permohonan untuk pengudusan nama Allah untuk melindungi misteri indah aksesibilitas Nya bagi kita dan menegaskan jati diri Nya secara terus menerus kontras dengan penyimpangan yang kita lakukan atasnya 47 Menurut ajaran Katolik perintah ini tidak melarang penggunaan nama Allah ketika mengucapkan sumpah khidmat yang diselenggarakan oleh otoritas yang sah Namun demikian berbohong ketika mengucapkan sumpah menyerukan nama Allah demi tujuan magis atau menyuarakan kata kata kebencian atau perlawanan terhadap Allah dipandang sebagai dosa penghujatan 39 42 Perintah ketigaLihat pula Sabat dalam Kekristenan Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan Perintah ketiga menurut Katekismus Gereja Katolik 48 49 50 Paus Benediktus XVI mengutip kata kata Jacob Neusner seorang akademisi dan rabi Yahudi untuk menjelaskan bahwa bagi Israel memelihara perintah ini adalah lebih dari sekadar ritual perintah ini merupakan suatu cara meneladani Allah yang beristirahat pada hari ketujuh setelah peristiwa penciptaan dunia Selain itu perintah ketiga ini juga membentuk inti dari tatanan sosial 51 nbsp Paus Benediktus XVI mempersembahkan Ekaristi suatu sakramen yang dirayakan dalam setiap Misa Katolik Kendati ada sedikit denominasi Kristen yang mengikuti praktik Yahudi dengan merayakan hari Sabat pada hari Sabtu umat Katolik bersama dengan sebagian besar umat Kristen merayakan hari Minggu sebagai suatu hari khusus yang mereka sebut Hari Tuhan Praktik ini dimulai pada abad pertama timbul dari keyakinan jemaat saat itu bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu tersebut note 3 52 Didache memuat seruan agar umat Kristen berkumpul bersama pada Hari Tuhan untuk memecahkan roti dan bersyukur Tertulianus adalah orang pertama yang menyebutkan istirahat pada hari Minggu 52 Bagaimanapun sebagaimana tradisi mengajarkan kita pada hari Kebangkitan Tuhan kita seharusnya tidak hanya berlutut tetapi juga memelihara setiap sikap dan kesadaran menangguhkan bahkan urusan urusan kita agar jangan sampai kita memberi suatu tempat bagi iblis De orat xxiii lih Ad nation I xiii Apolog xvi Pada abad ke 6 Sesarius dari Arles mengajarkan bahwa seluruh kemuliaan hari Sabat Yahudi telah dipindahkan ke hari Minggu dan umat Kristen harus memelihara hari Minggu dengan cara yang sama sebagaimana orang Yahudi diperintahkan untuk memelihara hari Sabat Konsili Orleans III pada tahun 538 mengecam kecenderungan ini yang menerapkan hukum Sabat Yahudi ke dalam perayaan hari Minggu Kristen karena bermotif Yahudi dan non Kristen 52 Pada abad abad berikutnya para pemimpin Gereja mencantumkan istirahat hari Minggu ke dalam ajaran resmi Gereja dan para pemerintah Kristen sepanjang sejarah telah berupaya untuk memberlakukan istirahat hari Minggu 52 Bagi umat Katolik ajaran Yesus bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat 53 berarti bahwa perbuatan perbuatan baik pada saat kebutuhan orang lain menuntutnya dapat menjadi bagian dari hari istirahat 54 Katekismus menyajikan panduan tentang bagaimana merayakan Hari Tuhan termasuk menghadiri Misa pada hari Minggu dan hari hari raya wajib 48 Pada hari hari tersebut umat Katolik mungkin tidak bekerja atau melakukan aktivitas yang menghalangi ibadah yang ditujukan kepada Allah tetapi karya karya belas kasih dan relaksasi yang pantas dalam semangat sukacita diizinkan 54 Menurut USCCB perintah ini telah diwujud nyatakan bagi umat Katolik sebagai salah satu dari aturan aturan Gereja Organisasi tersebut mengutip ensiklik kepausan Dies Domini Karena umat beriman diwajibkan untuk menghadiri Misa kecuali ada suatu halangan serius para pastor memiliki tugas untuk menawarkan kemungkinan nyata kepada semua orang agar dapat memenuhi aturan tersebut Namun lebih dari sekadar aturan perayaan Misa seharusnya dilihat sebagai suatu kebutuhan yang timbul dari kedalaman hidup Kristiani Adalah sangat penting bahwa semua umat beriman seharusnya yakin bahwa mereka tidak dapat menghidupi iman mereka atau berbagi secara penuh dalam kehidupan komunitas Kristiani kecuali mereka mengambil bagian secara teratur dalam persekutuan Ekaristis pada hari Minggu 55 Perintah keempat Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu Perintah keempat menurut Katekismus Gereja Katolik 56 57 58 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Rabi Neusner secara tepat memandang perintah ini sebagai penahan jantung tatanan sosial Perintah keempat memperkuat hubungan antargenerasi menjalin hubungan yang jelas antara tatanan keluarga dan stabilitas sosial serta mengungkapkan bahwa keluarga dikehendaki sekaligus dilindungi oleh Allah 59 Karena cinta tanpa syarat orang tua bagi anak anak mereka mencerminkan kasih Allah dan karena mereka memiliki suatu tugas untuk meneruskan iman kepada anak anak mereka Katekismus menyebut keluarga sebagai suatu gereja domestik gereja rumah tangga suatu komunitas istimewa dan sel awal mula kehidupan sosial 60 Katekismus menjelaskan bahwa perintah keempat ini mensyaratkan kewajiban anak anak terhadap orang tua mereka yang meliputi 56 Hormat kepada orang tua yang juga ditujukan kepada saudara saudari sekandung Rasa terima kasih sebagaimana diungkapkan dalam sebuah kutipan dari Kitab Sirakh Ingatlah bahwa engkau adalah anak mereka Bagaimana gerangan engkau dapat membalas budi atas apa yang mereka perbuat bagimu 60 61 Ketaatan kepada orang tua selama sang anak tinggal di rumah apabila itu adalah untuk kebaikannya atau kebaikan keluarga 60 kecuali jika ketaatan mengharuskan sang anak untuk melakukan sesuatu yang salah secara moral Dukungan yang mensyaratkan anak anak yang telah dewasa untuk menawarkan dukungan moril dan materiil bagi orang tua mereka yang lanjut usia terutama pada saat sakit kesepian atau menderita 56 60 Menurut Katekismus untuk memelihara perintah ini juga disyaratkan kewajiban orang tua terhadap anak anak yang meliputi Pendidikan moral pembentukan rohani dan pewartaan iman bagi anak anak mereka Menghormati anak anak mereka sebagai anak anak Allah dan pribadi pribadi manusia Disiplin yang tepat bagi anak anak dan berhati hati agar tidak membangkitkan amarah di dalam hati mereka Menghindari pemaksaan untuk memilih pasangan hidup ataupun pekerjaan tertentu tanpa mengesampingkan orang tua dari pemberian nasihat yang bijaksana 62 Menjadi contoh yang baik bagi anak anak mereka Mengakui kesalahan mereka sendiri kepada anak anak mereka agar lebih mudah membimbing dan memperbaiki kesalahan anak anak tersebut 56 62 Perluasan oleh Yesus Injil Matius mengisahkan bahwa ketika ibu Nya dan saudara saudara Nya sedang menanti untuk bertemu dengan Nya Yesus menjawab Siapa ibu Ku Dan siapa saudara saudara Ku Ia kemudian menunjuk ke arah murid murid Nya dan berkata Ini ibu Ku dan saudara saudara Ku Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa Ku di sorga dialah saudara Ku laki laki dialah saudara Ku perempuan dialah ibu Ku 63 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa pernyataan Yesus ini mengangkat perintah keempat ke suatu tingkatan yang baru dan lebih tinggi Dengan melakukan kehendak Allah setiap orang dapat menjadi bagian dari keluarga universal Yesus 64 Dengan demikian tanggung jawab yang tercakup dalam perintah keempat diperluas hingga masyarakat yang lebih besar dan mensyaratkan rasa hormat terhadap otoritas sosial yang sah Katekismus menyebutkan kewajiban dari warga negara dan bangsa dirangkum oleh Kreeft menjadi Ketaatan dan rasa hormat kepada semua orang yang demi kebaikan kita telah menerima otoritas dari Allah di dalam masyarakat Kewajiban warga negara untuk membayar pajak melaksanakan hak pilih dan membela negara Kewajiban untuk bersikap waspada dan kritis yang mengharuskan warga negara untuk menyampaikan kritik atas hal hal yang merugikan martabat manusia dan masyarakat Kewajiban untuk tidak mematuhi peraturan dan otoritas sipil yang bertentangan dengan tatanan moral Mempraktikkan amal kasih yang merupakan suatu keharusan bagi setiap keluarga yang bekerja atau masyarakat hal ini merupakan perintah sosial yang terbesar dan mengharuskan manusia untuk mengasihi Allah dan sesamanya Menampung orang asing yang membutuhkan keamanan dan penghidupan yang tidak mereka dapatkan di negara asalnya Kewajiban bagi negara negara kaya untuk membantu negara negara miskin terutama pada saat adanya kebutuhan yang mendesak Suatu harapan bagi keluarga keluarga untuk membantu keluarga lainnya 56 65 Perintah kelima Jangan membunuh Perintah kelima menurut Katekismus Gereja Katolik 66 67 68 Perintah kelima menuntut penghormatan atas kehidupan manusia dan secara lebih tepat dapat diterjemahkan menjadi jangan melakukan pembunuhan terencana di luar hukum murder Diarsipkan 2016 09 08 di Wayback Machine Membunuh kill Diarsipkan 2016 09 02 di Wayback Machine dalam keadaan tertentu dapat dibenarkan dalam Katolisisme Yesus memperluasnya dengan melarang kemarahan yang tidak dapat dibenarkan kebencian dan dendam serta mewajibkan umat Kristen untuk mengasihi musuh musuh mereka 69 70 Dasar dari semua ajaran Katolik seputar perintah kelima adalah etika kesakralan hidup yang menurut Kreeft secara filosofis bertentangan dengan etika kualitas hidup yaitu suatu filosofi yang ia cirikan diperkenalkan oleh sebuah buku berjudul Die Freigabe der Vernichtung des Lebensunwerten Lebens Izin untuk Mengakhiri Kehidupan yang Tidak Layak Hidup lih Kehidupan yang tidak layak hidup dan ia tegaskan sebagai yang pertama yang memenangkan penerimaan masyarakat oleh para dokter Jerman sebelum Perang Dunia II dasar dan awal mula praktik medis Nazi 71 Penafsiran ini didukung oleh jurnal jurnal medis modern yang membahas dilema akibat filosofi filosofi yang saling bertentangan ini bagi para dokter yang harus membuat keputusan antara hidup atau mati 72 Beberapa praktisi bioetika memandang penggunaan analogi Nazi tersebut tidak pantas jika diterapkan pada keputusan keputusan terkait kualitas hidup Arthur Caplan menyebut retorika ini kekeliruan yang memuakkan 73 Gereja terlibat secara aktif dalam perdebatan publik mengenai aborsi hukuman mati dan eutanasia serta mendorong umat beriman untuk mendukung undang undang dan politikus yang dideskripsikannya sebagai pro kehidupan 74 Aborsi Artikel utama Aborsi dan Gereja Katolik Katekismus menyatakan Kehidupan manusia adalah kudus karena sejak awal melibatkan tindakan penciptaan oleh Allah dan selamanya tetap dalam hubungan khusus dengan Penciptanya tidak ada seorang pun dapat mengklaim hak bagi dirinya sendiri dalam keadaan mana pun untuk secara langsung mengakhiri kehidupan manusia yang tidak bersalah 66 69 Membunuh secara sengaja dan langsung manusia yang tidak bersalah dipandang sebagai suatu dosa berat 66 Bahkan bobot dosanya dianggap lebih berat lagi jika melakukan pembunuhan anggota keluarga seperti pembunuhan bayi pembunuhan saudara pembunuhan orang tua pembunuhan pasangan hidup dan aborsi langsung yang dikehendaki 66 69 Katekismus menyatakan bahwa embrio yang terbentuk sejak pembuahan harus diperlakukan sebagai pribadi Dalam bahasa Latin kata asli untuk sebagai adalah tamquam yang artinya sebagaimana atau sama seperti 75 Meskipun Gereja tidak mendefinisikan secara resmi kapan kehidupan manusia benar benar dimulai Gereja telah menempuh arah untuk mempertahankan bahwa kehidupan manusia ada dari saat pembuahan atau fertilisasi menghormati kehidupan di semua tahapan bahkan potensi kehidupan umumnya merupakan konteks dokumen dokumen Gereja 76 Aborsi telah secara khusus dan terus menerus dikutuk oleh Gereja sejak abad pertama 66 77 note 4 Keterlibatan langsung atau secara aktif dalam aborsi menyebabkan hukuman ekskomunikasi yang berlaku dengan sendirinya saat pelanggaran dilakukan bahasa Latin latae sententiae hukuman telah yakni otomatis dikenakan 69 Katekismus menekankan bahwa hukuman ini tidak dimaksudkan untuk membatasi belas kasihan tetapi untuk menegaskan bobot kejahatan dan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi yang telah dilakukan terhadap anak tersebut sebagaimana terhadap orang tuanya dan masyarakat 66 69 Keterlibatan aktif dalam aborsi tidak hanya sebatas pada sang ibu yang dengan kehendak bebasnya menghendaki tetapi juga dokter perawat dan siapa saja yang secara langsung membantu dalam melakukan tindakan tersebut Gereja memiliki berbagai pelayanan rekonsiliasi misalnya Priests for Life bagi mereka yang sungguh sungguh bertobat dari dosa mereka atas keterlibatan aktif dalam aborsi 80 Ajaran resmi Gereja mengizinkan perawatan dan prosedur medis yang dimaksudkan untuk melindungi atau memulihkan kesehatan sang ibu apabila ia akan berada dalam bahaya maut tanpa dilakukannya hal hal tersebut 81 sekalipun prosedur tersebut menimbulkan suatu risiko kematian pada janin lih aborsi tidak langsung 82 Contoh contohnya seperti pengangkatan tuba fallopi dalam kasus kehamilan ektopik pengangkatan rahim yang terkena kanker pada saat kehamilan dan apendektomi 82 Penggunaan embrio untuk penelitian atau pembuahan United States Catechism for Adults memuat satu bagian khusus untuk membahas program bayi tabung penelitian sel punca dan kloning dalam kaitannya dengan perintah kelima karena hal hal ini sering kali menyebabkan pengakhiran hidup embrio manusia maka dipandang sebagai suatu bentuk pembunuhan dengan kadar dosa yang berat 83 Penelitian sel punca embrionik disebut sebagai suatu cara amoral untuk suatu hasil yang baik dan tidak dapat diterima secara moral 83 Para uskup Amerika Serikat mengutip Instruksi tentang Penghormatan pada Kehidupan Manusia dalam Asal Mulanya dan tentang Martabat Prokreasi yang dikeluarkan Kongregasi bagi Doktrin Iman Tidak ada tujuan yang mulia sekalipun seperti keuntungan masa mendatang untuk ilmu pengetahuan untuk manusia lainnya atau untuk masyarakat yang dapat dengan cara apapun membenarkan dilakukannya eksperimen pada janin atau embrio manusia hidup entah ia mampu bertahan hidup atau tidak baik di dalam atau di luar tubuh ibunya Para uskup tersebut menyampaikan bahwa penelitian sel punca dewasa menggunakan sel sel yang diperoleh dengan penjelasan dan persetujuan sepenuhnya adalah suatu bidang penelitian yang dapat diterima secara moral 83 Bunuh diri eutanasia Perintah kelima melarang bunuh diri dan pembunuhan karena belas kasihan atau eutanasia atas mereka yang sekarat sekalipun untuk menghilangkan penderitaan Menurut Gereja perawatan yang biasanya diberikan terhadap mereka yang menghadapi bahaya kematian secara moral tidak dapat dihentikan Perawatan yang biasanya diberikan mengacu pada makanan air dan penghilang rasa sakit namun tidak termasuk perawatan luar biasa yang mengacu pada penggunaan pipa makanan atau respirator yang dipandang bersifat opsional atau sukarela Mengizinkan orang yang menderita penyakit terminal sakit parah yang tidak dapat disembuhkan untuk meninggal dunia dengan menggunakan obat penghilang rasa sakit yang mungkin mempersingkat hidup mereka atau menolak perawatan luar biasa seperti kemoterapi ataupun radiasi dapat diterima secara moral dan tidak melanggar perintah kelima sesuai dengan prinsip akibat ganda 84 Hukuman mati Artikel utama Gereja Katolik dan hukuman mati Lihat pula Daftar orang yang dieksekusi di Negara Gereja Selama dua ratus tahun pertama orang orang Kristen menolak untuk membunuh di dalam militer dalam mempertahankan diri atau di dalam sistem peradilan 85 Ketika Gereja pertama kali diakui sebagai suatu lembaga publik pada tahun 313 sikapnya terhadap hukuman mati menjadi suatu bentuk toleransi meski bukan penerimaan secara langsung 85 Hukuman mati mendapat dukungan dari para teolog Katolik awal kendati demikian beberapa dari mereka seperti Ambrosius mendorong para klerus agar tidak memaklumkan atau melaksanakan hukuman mati Agustinus menjawab keberatan keberatan yang berakar pada perintah pertama dalam buku Kota Allah karyanya 86 Thomas Aquinas dan Duns Scotus berpendapat bahwa pelaksanaan hukuman mati oleh otoritas sipil didukung Kitab Suci 86 Sebagai prasyarat untuk rekonsiliasi dengan Gereja Paus Innosensius III mengharuskan Peter Waldo dan kaum Waldens agar menerima bahwa kekuasaan sekuler dapat tanpa berdosa berat melakukan penghakiman darah asalkan menghukum dengan keadilan bukan karena kebencian dengan kehati hatian bukan ketergesa gesaan 86 Paul J Surlis menyatakan bahwa ajaran ajaran resmi Gereja tidak secara mutlak mengutuk ataupun mendukung hukuman mati toleransi terhadap pelaksanaannya mengalami fluktuasi sepanjang zaman 85 Inkuisisi merupakan contoh yang paling sering dikenang terkait dukungan Gereja atas hukuman mati walaupun sejumlah sejarawan menganggapnya lebih lunak daripada pengadilan pengadilan sekuler pada zaman tersebut 87 88 Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa hukuman mati diizinkan dalam kasus kasus ekstrem Hal ini dimungkinkan jika tanggung jawab dan identitas pihak yang bersalah telah dipastikan sepenuhnya dan jika hukuman mati adalah satu satunya cara untuk mempertahankan kehidupan manusia lainnya dari pihak yang bersalah Namun demikian jika ada cara cara lain untuk membela orang orang dari penyerang yang tidak dapat dibenarkan cara cara tersebut lebih diutamakan karena dipandang lebih menghormati martabat manusia dan menjaga kebaikan bersama 66 Karena masyarakat modern telah memiliki cara cara efektif untuk mencegah kejahatan tanpa perlu eksekusi Katekismus menyatakan bahwa kasus kasus yang mutlak memerlukan eksekusi pelaku kejahatan adalah sangat langka atau bahkan tidak ada 66 Paus Yohanes Paulus II membahas dan menegaskan hal ini dalam Evangelium Vitae yang dipublikasikan pada tahun 1995 85 Kesehatan pribadi jenazah penguburan Menurut ajaran Gereja penghormatan atas kehidupan manusia mensyaratkan penghormatan tubuh sendiri menghindari perilaku yang tidak sehat penyalahgunaan terhadap makanan alkohol obat obatan obat obatan terlarang tato dan tindik tubuh 84 Gereja juga memperingatkan untuk tidak mengikuti kecenderungan perilaku yang sibuk secara berlebihan dengan kesehatan dan kepuasan tubuh yang memberhalakan kesempurnaan fisik kebugaran dan kesuksesan di bidang olahraga 69 Tindakan tindakan penculikan terorisme dan penyiksaan dilarang keras termasuk juga sterilisasi amputasi dan mutilasi yang dilakukan bukan karena alasan medis terapeutik yang kuat 66 69 Menurut Katekismus masyarakat memiliki kewajiban moral agar berusaha menyediakan kondisi kondisi hidup yang sehat bagi semua orang 84 Keyakinan Gereja akan kebangkitan badan menyebabkan adanya suatu larangan terhadap kremasi yang kemudian saat Konsili Vatikan II tahun 1960 an diubah secara pastoral dengan persyaratan kondisi kondisi tertentu misalnya tidak menyangkal keyakinan akan kebangkitan badan tetapi kondisi kondisi tersebut sering kali diabaikan bahkan oleh para klerus 89 Menurut Katekismus pemakaman orang yang telah meninggal dunia merupakan suatu karya belas kasih jasmaniah yang mengharuskan perlakuan terhadap tubuh dengan rasa hormat dan kasih sehingga praktik praktik seperti melarung abu jenazah yang dikremasi dan pemakaman di makam tak bertanda dilarang dalam Gereja Katolik Donasi organ tubuh setelah kematian dan transplantasi organ dengan persyaratan tertentu juga otopsi jenazah demi alasan hukum dan penyelidikan ilmiah diizinkan 90 Perang dan pertahanan diri Dalam Khotbah di Bukit Yesus Kristus mengingatkan adanya perintah Jangan membunuh 91 dan kemudian menambahnya dengan larangan larangan terhadap kemarahan kebencian serta dendam 92 Lebih lanjut lagi Kristus meminta murid murid Nya supaya mengasihi musuh musuh mereka 93 Katekismus menegaskan bahwa adalah sah seseorang menuntut penghormatan atas haknya sendiri untuk hidup 93 Kreeft mengatakan bahwa pertahanan diri adalah sah untuk alasan yang sama dengan tidak sahnya bunuh diri karena kehidupan seseorang merupakan anugerah dari Allah suatu harta yang wajib kita lestarikan dan pertahankan 94 Katekismus mengajarkan bahwa seseorang yang mempertahankan hidupnya tidak bersalah atas pembunuhan kendatipun ia terpaksa mengatasi penyerangnya dengan suatu pukulan mematikan 93 Pembelaan atau pertahanan yang sah dapat saja bukan sekadar hak tetapi kewajiban berat bagi seseorang yang bertanggung jawab atas kehidupan orang lain Pertahanan untuk kebaikan bersama mensyaratkan bahwa penyerang yang tidak dapat dibenarkan dijadikan tidak mampu menyebabkan bahaya Untuk alasan ini mereka yang memiliki kewenangan sah juga memiliki hak untuk menggunakan senjata demi menghalau para penyerang masyarakat sipil yang dipercayakan ke dalam tanggung jawab mereka 93 Gereja meminta semua orang untuk berdoa dan berupaya mencegah perang yang tidak adil atau tidak dibenarkan namun perang yang dapat dibenarkan dimungkinkan dengan kondisi kondisi tertentu Alasan untuk berperang adalah pembelaan diri defensif Kerugian yang diakibatkan oleh penyerang harus diketahui dengan pasti bersifat berat dan langgeng Merupakan pilihan terakhir yang diambil setelah semua cara lain untuk mengakhiri kerugian berat tersebut terbukti tidak efektif Tujuan utamanya adalah perdamaian dan ada kesempatan besar untuk meraih kesuksesan Tidak mengakibatkan kejahatan yang lebih buruk daripada kejahatan yang akan disingkirkan Hal ini termasuk larangan penggunaan senjata untuk memusnahkan seluruh kota dan daerah beserta para penduduknya Diperlukan penghormatan dan perlakuan manusiawi bagi para penduduk sipil tentara yang terluka dan tawanan perang Para tentara yang akan berperang wajib mengabaikan perintah untuk melakukan genosida dan semua tindakan yang melanggar prinsip prinsip universal 66 95 Penyesatan Katekismus mengklasifikasikan penyesatan atau skandal di dalam perintah kelima dan mendefinisikannya sebagai sikap atau perilaku yang menyebabkan orang lain melakukan kejahatan 96 Dalam Injil Matius Yesus menyatakan Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak anak kecil ini yang percaya kepada Ku lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut 97 Gereja memandangnya sebagai suatu kejahatan serius yang menyebabkan iman harapan dan kasih dalam diri orang lain menjadi lemah terutama jika hal ini dilakukan terhadap anak anak atau kaum muda dan pelakunya adalah pribadi dari pihak otoritas seperti orang tua guru atau imam 66 96 Perintah keenam Jangan berzina Perintah keenam menurut Katekismus Gereja Katolik 98 99 100 Lihat pula Ajaran Katolik mengenai moralitas seksual dan Teologi tubuh Katolik Menurut Gereja manusia adalah makhluk seksual yang identitas seksualnya harus diterima dalam kesatuan tubuh dan jiwanya 98 Perbedaan jenis kelamin dimaksudkan seturut rancangan ilahi untuk saling melengkapi masing masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan sesuai citra Allah 101 Tindakan seksual persetubuhan note 5 adalah suci di dalam konteks hubungan suami istri mencerminkan suatu anugerah bersama seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita 103 104 Karenanya dosa dosa seksual bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap tubuh tetapi terhadap seluruh keberadaan pribadi pelakunya 104 Dalam buku Crossing the Threshold of Hope yang ditulisnya pada tahun 1994 Paus Yohanes Paulus II merefleksikannya dalam kata kata berikut ini Bagaimanapun orang orang muda selalu mencari keindahan dalam cinta Mereka menginginkan cinta mereka menjadi indah Jika mereka menyerah pada kelemahan dengan mengikuti model perilaku yang secara tepat dapat dianggap sebagai suatu skandal dalam dunia masa kini dan sayangnya model ini menyebar luas dalam kedalaman hatinya mereka masih mendambakan suatu cinta yang murni dan indah Hal ini berlaku pada anak laki laki sebagaimana juga anak perempuan Pada akhirnya mereka menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memberikan mereka cinta semacam ini Alhasil mereka bersedia untuk mengikuti Kristus tanpa mempedulikan pengorbanan pengorbanan yang mungkin menuntutnya 105 Sebagaimana Yudaisme Ortodoks dan Islam Gereja Katolik memandang semua tindakan seksual di luar pernikahan sebagai dosa berat Konsekuensi dari seriusnya dosa tersebut membuat seseorang tidak dapat menerima Komuni Kudus sampai ia menyesal dan menerima pengampunan dalam Sakramen Tobat 104 Panggilan menuju kemurnian Ajaran Gereja tentang perintah keenam mencakup suatu pembahasan mengenai kemurnian Katekismus mendeskripsikan kemurnian sebagai suatu kebajikan moral suatu anugerah dari Allah suatu rahmat suatu buah dari upaya rohaniah 106 Gereja memandang seksualitas lebih dari sekadar tindakan fisik seksualitas berdampak pada seluruh tubuh dan jiwa sehingga Gereja mengajarkan bahwa kemurnian merupakan suatu kebajikan dan semua orang dipanggil untuk meraihnya 106 Kemurnian didefinisikan sebagai kesatuan batin seseorang dalam keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan rohani yang berhasil mengintegrasikan seksualitasnya dengan seluruh sifat manusia nya 106 Untuk memperoleh kebajikan ini umat dihimbau untuk masuk ke dalam pekerjaan sulit dan panjang penguasaan diri yang dibantu oleh pertemanan rahmat Allah kematangan serta pendidikan yang menghormati dimensi moral dan rohani kehidupan manusia 106 Katekismus mengkategorikan pelanggaran pelanggaran terhadap perintah keenam ke dalam dua kategori pelanggaran terhadap kemurnian dan pelanggaran terhadap martabat perkawinan 98 Pelanggaran terhadap kemurnian Katekismus menyebutkan pelanggaran terhadap kemurnian berikut ini 98 dengan urutan meningkat kadar keseriusannya menurut Peter Kreeft 107 Hawa nafsu Gereja mengajarkan bahwa kesenangan seksual adalah baik dan dimaksudkan demikian oleh Allah Pencipta bagi pasangan suami istri agar mengalami kesenangan serta kenikmatan tubuh dan jiwa Kreeft mengatakan Hawa nafsu tidak bertujuan pada kesenangan seksual seperti demikian bukan juga kegembiraan di dalamnya ataupun keinginan untuk itu dalam konteks yang benar 108 Hawa nafsu merupakan hasrat untuk sekadar menikmati kesenangan seksual di luar tujuan yang telah ditetapkan untuk prokreasi serta persatuan pria dan wanita tubuh dan jiwa dalam tindakan saling penyerahan diri secara bersama 107 Masturbasi dipandang berdosa dengan alasan yang sama sebagaimana hawa nafsu tetapi satu tingkat di atas hawa nafsu karena melibatkan suatu tindakan fisik bukan pikiran saja 107 Percabulan adalah hubungan seksual antara seorang pria dengan seorang wanita tanpa ikatan perkawinan Hal ini dipandang bertentangan dengan martabat manusia dan seksualitas manusia yang secara alamiah diarahkan kepada kebaikan pasangan suami istri serta keturunan dan pendidikan anak anak 107 Pornografi menempati peringkat lebih tinggi karena dipandang sebagai suatu penyimpangan tindakan seksual yang dimaksudkan untuk disebarkan kepada pihak ketiga untuk dilihat 107 Prostitusi dipandang berdosa baik bagi penjajanya maupun konsumennya tindakan ini merendahkan seseorang menjadi suatu alat kesenangan seksual melanggar martabat manusia dan membahayakan masyarakat Bobot dosa para penjajanya dapat berkurang jika dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut karena kemiskinan ekstrem pemerasan atau tekanan sosial 107 Pemerkosaan adalah suatu tindakan yang pada hakikatnya adalah jahat mengakibatkan kerugian serius bagi korbannya sepanjang hidupnya Inses hubungan sedarah dalam bentuk pemerkosaan anak anak oleh orang tuanya atau kerabat dewasa lainnya atau oleh mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan anak anak yang dipercayakan kepada mereka dipandang sebagai dosa seksual yang paling mengerikan 98 107 Homoseksualitas Katekismus menyajikan suatu bagian terpisah mengenai homoseksualitas beserta penjelasannya terkait perintah keenam Sama seperti tindakan heteroseksual di luar pernikahan tindakan homoseksual dipandang sebagai dosa Gereja membedakan antara kecenderungan atau ketertarikan homoseksual yang tidak dipandang sebagai dosa dengan tindakan homoseksual yang dipandang sebagai dosa Katekismus menyatakan bahwa tindakan ini melanggar hukum kodrat tidak dapat melahirkan anugerah kehidupan dan tidak berasal dari suatu kebutuhan asali untuk saling melengkapi secara seksual dan afektif Dalam situasi apapun juga tindakan ini tidak dapat dibenarkan 109 110 Gereja mengajarkan bahwa kecenderungan homoseksual sesungguhnya merupakan gangguan dan mungkin suatu cobaan berat bagi orang yang mengalaminya serta mengajarkan bahwa mereka harus diterima dengan rasa hormat kasih sayang dan kepekaan diskriminasi tidak adil terhadap mereka perlu dihindari 109 111 Para pribadi homoseksual menurut Gereja dipanggil untuk hidup dalam kemurnian Mereka diminta untuk berlatih kebajikan pengendalian diri yang mengajarkan kemerdekaan batin dengan dukungan dari teman teman doa dan rahmat yang diperoleh dari sakramen sakramen Gereja 109 Sarana sarana ini dimaksudkan untuk membantu mereka agar secara bertahap dan pasti menuju kesempurnaan Kristiani yang adalah suatu pernyataan panggilan bagi semua umat Kristen 109 Terdapat dua gerakan kaum awam yang mewakili filosofi filosofi berlawanan terkait homoseksualitas DignityUSA berupaya untuk mengubah ajaran Gereja untuk membenarkan tindakan seksual Courage International merupakan suatu organisasi yang terdiri dari para pribadi homoseksual yang saling mendukung dalam upaya tulus untuk hidup dalam kemurnian dan dalam kesetiaan kepada Kristus dan Gereja Nya 111 Cinta antara suami dan istri nbsp Menurut USCCB perintah keenam memerintahkan pasangan suami istri agar menjaga kesetiaan seksual dan emosional karena dipandang sangat penting dalam pernikahan serta merupakan cerminan kesetiaan Allah kepada kita 112 Menurut ajaran Gereja cinta suami istri dimaksudkan untuk membentuk tujuan ganda perkawinan yang tak terputus persatuan suami istri dan penerusan kehidupan 113 Aspek persatuan unitif meliputi pemberian keberadaan masing masing pribadi pasangan suami istri sehingga mereka bukan lagi dua melainkan satu 113 Sakramen Perkawinan dipandang sebagai penyegelan persetujuan oleh Allah yang mengikat pasangan suami istri secara bersama Ajaran Gereja mengenai status perkawinan mensyaratkan pasangan suami istri saling menerima kegagalan dan kesalahan pasangannya serta mengakui bahwa panggilan menuju kekudusan dalam perkawinan merupakan suatu hal yang memerlukan proses perubahan dan pertumbuhan rohani yang dapat berlangsung seumur hidup 113 Kesuburan dalam perkawinan kenikmatan seksual pengaturan kelahiran Posisi Gereja mengenai aktivitas seksual dapat dirangkum dengan kata kata aktivitas seksual hanyalah dimiliki dalam perkawinan sebagai suatu ungkapan persatuan dan penyerahan diri secara total serta selalu terbuka kepada kemungkinan adanya kehidupan baru Tindakan tindakan seksual dalam perkawinan dipandang luhur dan terhormat serta dimaksudkan untuk dinikmati dengan kegembiraan dan rasa syukur 113 Seksualitas diperuntukkan bagi perkawinan Dari kodratnya cinta dalam perkawinan menuntut kesetiaan yang tidak dapat diganggu gugat oleh suami istri Ini merupakan konsekuensi dari penyerahan diri yang mereka lakukan satu sama lain Cinta bersifat definitif bukan suatu pengaturan sampai pemberitahuan lebih lanjut Persatuan mesra dalam perkawinan sebagai suatu pemberian timbal balik antara dua pribadi dan kebaikan anak anak menuntut kesetiaan total suami istri serta mensyaratkan suatu persatuan yang tak terceraikan di antara mereka Gaudium et spes 48 1 114 Pengaturan kelahiran atau kontrasepsi buatan telah ada sebelum Kekristenan Gereja Katolik telah mengutuk metode metode ini sepanjang sejarahnya 115 Sebagai tanggapan terhadap Gereja Inggris yang menerima praktik kontrasepsi buatan pada tahun 1930 Gereja Katolik mengeluarkan ensiklik kepausan Casti connubii pada tanggal 31 Desember 1930 Ensiklik kepausan Humanae vitae tahun 1968 merupakan suatu penegasan kembali pandangan tradisional Gereja Katolik tentang perkawinan dan hubungan suami istri serta berisi kecaman lanjutan terhadap pengendalian kelahiran buatan artifisial 115 Gereja memandang keluarga besar sebagai suatu tanda berkat dari Allah Menurut hakikatnya kelembagaan perkawinan dan cinta kasih suami istri ditujukan untuk kelahiran keturunan serta pendidikan mereka dan di dalam merekalah ditemukan mahkota kemuliaannya Gaudium et spes 48 1 50 Anak anak merupakan anugerah yang luar biasa di dalam perkawinan dan besar sekali artinya bagi kebaikan orang tua mereka sendiri cinta kasih suami istri yang sejati dan seluruh struktur kehidupan berkeluarga yang dihasilkan darinya tanpa mengecilkan tujuan tujuan lainnya dalam perkawinan diarahkan untuk mendorong pasangan suami istri untuk bekerja sama secara gagah berani dengan cinta kasih Sang Pencipta dan Juruselamat yang melalui mereka akan menambah dan memperkaya keluarga Nya dari hari ke hari Gaudium et spes 50 1 116 Gereja mengakui bahwa orang tua yang bertanggung jawab terkadang membutuhkan pengaturan jarak yang wajar atau pembatasan kelahiran dan memandang keluarga berencana alami dapat diterima secara moral tetapi Gereja menolak semua metode kontrasepsi buatan 117 Gereja menolak segala bentuk pembuahan dan inseminasi buatan karena teknik teknik tersebut memisahkan tindakan seksual dari proses penciptaan seorang anak Katekismus menyatakan Anak bukanlah sesuatu yang dapat dituntut oleh seseorang tetapi merupakan suatu anugerah anugerah luar biasa dalam perkawinan 117 Banyak umat Katolik Barat dan non Katolik yang menyatakan ketidaksetujuan akan dukungan Gereja terhadap keluarga berencana alami serta berpendapat bahwa hal ini berkontribusi terhadap overpopulasi dan kemiskinan 118 119 Penolakan Gereja atas penggunaan kondom dikritik secara luas khususnya berkenaan dengan negara negara di mana insiden AIDS dan HIV telah mencapai tingkatan epidemi Dalam pembelaannya umat Katolik mencontohkan negara negara seperti Kenya dan Uganda di mana dianjurkan perubahan perilaku bukannya penggunaan kondom dan di mana telah diperoleh kemajuan yang lebih baik dalam mengendalikan penyakit tersebut daripada di negara negara yang mempromosikan penggunaan kondom saja 120 121 Pelanggaran terhadap martabat perkawinan Menurut Gereja perzinaan dan perceraian merupakan pelanggaran terhadap martabat perkawinan Gereja mendefinisikannya sebagai berikut Perzinaan adalah hubungan seksual antara seorang pria dan seorang wanita yang setidaknya salah seorang di antara mereka terikat dalam perkawinan dengan orang lain Karena alasan ini Gereja memandang perzinaan sebagai dosa yang lebih berat daripada percabulan 107 Kreeft menyatakan Pelaku perzinaan berdosa terhadap pasangannya masyarakat di lingkungannya dan anak anaknya sebagaimana juga terhadap tubuh dan jiwanya sendiri 122 Perceraian Menurut terjemahan New American Bible Katolik Yesus mengajarkan Barangsiapa menceraikan istrinya kecuali perkawinannya melanggar hukum menyebabkan istrinya berzina dan barangsiapa kawin dengan janda cerai ia berbuat zina 123 Peter Kreeft menjelaskan penafsiran Gereja mengenai ajaran ini dengan mengatakan bahwa Yesus memandang perceraian sebagai suatu pengaturan demi kenyamanan yang diselipkan ke dalam hukum Yahudi 122 Gereja mengajarkan bahwa Allah Pencipta menghendaki perkawinan yang tak terceraikan sebagaimana penciptaan seorang anak yang tidak dapat tak tercipta demikian juga satu daging dalam ikatan perkawinan 122 Katekismus menyatakan Perceraian adalah suatu pelanggaran berat terhadap hukum kodrat Perceraian mengklaim pemutusan perjanjian untuk hidup bersama sampai mati yang telah dibuat secara sukarela oleh pasangan suami istri 98 Dengan mengawini orang lain orang yang bercerai menambah berat pelanggaran yang dilakukannya karena pasangan yang kawin lagi dipandang berada dalam keadaan perzinaan publik dan permanen 122 Kompendium Katekismus 502 mendaftar pelanggaran pelanggaran lainnya terhadap martabat perkawinan yaitu poligami inses hubungan bebas hidup bersama atau kohabitasi pergundikan atau konkubinat dan hubungan seks sebelum ataupun di luar perkawinan 124 Hidup terpisah perceraian sipil anulasi perkawinan Menurut Gereja terdapat situasi situasi yang tidak sama dengan perceraian Dalam situasi situasi ekstrem seperti kekerasan dalam rumah tangga hidup terpisah diperbolehkan Hal ini tidak dianggap sebagai perceraian dan dapat dibenarkan 122 Perceraian sipil bukanlah suatu perceraian menurut pandangan Gereja Jika perceraian sipil merupakan satu satunya cara untuk menjamin hak hak hukum tertentu pemeliharaan anak anak atau perlindungan harta warisan Gereja memandangnya dapat diterima secara moral 122 125 Anulasi terkadang disebut pembatalan perkawinan bukanlah suatu perceraian hal ini merupakan suatu keputusan oleh Gereja bahwa perkawinan yang telah dilakukan tidak pernah valid Perkawinan dipandang tidak valid jika tidak mengandung salah satu saja dari lima elemen integral perkawinan mesti seutuhnya seumur hidup timbal balik suatu anugerah bebas serta antara seorang laki laki dan seorang perempuan 122 Dalam Address to the Roman Rota pada tanggal 22 Januari 1996 Paus Yohanes Paulus II menyampaikan bahwa pasangan suami istri tidak memiliki hak untuk suatu anulasi tetapi memiliki hak untuk mengajukan kasus mereka demi nulitas atau validitas di hadapan otoritas Gereja yang kompeten dan untuk memohon suatu keputusan dalam hal ini 126 Menurut Keuskupan Katolik Arlington tanda tanda yang mungkin mengindikasikan alasan untuk melakukan penyelidikan demi suatu anulasi adalah perkawinan yang mengecualikan hak untuk memiliki anak atau untuk suatu perkawinan permanen atau untuk suatu komitmen yang eksklusif Selain itu juga perkawinan dini perkawinan dengan jangka waktu yang sangat singkat perkawinan yang ditandai dengan penyalahgunaan obat fisik ataupun emosi yang serius penyimpangan praktik seksual kurangnya komitmen dan tidak adanya rasa tanggung jawab yang mendalam serta konsisten persetujuan bersyarat untuk suatu perkawinan penipuan atau kebohongan demi mendapatkan persetujuan suami istri penyakit kejiwaan yang serius atau ikatan perkawinan sebelumnya Penentuan dasar pengajuannya perlu dilakukan setelah konsultasi ekstensif dengan diakon atau pastor paroki dan berdasarkan bukti bukti yang ada 126 Perintah ketujuh Jangan mencuri Perintah ketujuh menurut Katekismus Gereja Katolik 29 127 128 129 nbsp Mengambil milik orang lain dalam keadaan darurat yang mendesak dan nyata sebagai satu satunya cara untuk memenuhi kebutuhan pokok tidak dipandang sebagai dosa yang melanggar perintah ketujuh 127 130 Katekismus menjelaskan bahwa perintah ketujuh mengatur tentang barang barang duniawi melarang perusakan penggunaan atau pengambilan secara tidak adil dan tidak benar atasnya yang adalah milik orang lain 127 131 Perintah ini menuntut mereka yang memiliki barang barang duniawi untuk menggunakannya secara bertanggung jawab dengan memperhatikan kebaikannya bagi masyarakat Katekismus membahas konsep pengelolaan ciptaan Allah oleh manusia di dalam penjelasan mengenai perintah ketujuh serta melarang penyalahgunaan hewan dan lingkungan hidup 127 Milik pribadi Menurut Gereja setiap orang memiliki hak atas milik pribadi Namun kepemilikan menjadikan seseorang sebagai pengurus atau pengelola yang diharapkan untuk membuat miliknya berbuah atau menguntungkan dengan suatu cara yang bermanfaat bagi orang lain setelah ia pertama tama mengurus keluarganya 127 130 Milik pribadi dan kebaikan bersama dipandang sebagai elemen elemen yang saling melengkapi yang keberadaannya dimaksudkan untuk mengukuhkan masyarakat 130 Mengambil milik orang lain dalam keadaan darurat yang mendesak dan nyata sebagai jalan satu satunya untuk memenuhi kebutuhan mendasar makanan tempat tinggal pakaian dan segera tidak dipandang sebagai pencurian oleh Gereja 127 130 Konsep perhambaan sebagai milik pribadi dikutuk oleh Gereja dan diklasifikasikan sebagai pencurian hak asasi seseorang 127 132 Pencurian Menurut Katekismus pencurian berarti merebut milik orang lain dengan melawan kehendak wajar pemiliknya kendati ada pengeculian bagi orang yang berada dalam kebutuhan darurat untuk bertahan hidup Secara tidak adil mengambil dan menahan milik orang lain dipandang sebagai pencurian meskipun tindakan tersebut berada di luar ruang lingkup hukum sipil 127 Kardinal Christoph Schonborn memberikan contoh dari kisah Santo Agustinus tertulis dalam Pengakuan Pengakuan karyanya yang mengambil buah pir dari kebun tetangga ketika ia masih kecil Schonborn mengatakan bahwa Agustinus masih merasakan kepedihan hati nurani atas pencurian kekanak kanakan yang dilakukannya bahkan sampai ketika ia telah bertumbuh dewasa sehingga menandakan bahwa hati nurani manusia sangat menyadari tindakan pencurian walaupun tindakan tersebut mungkin bukan pelanggaran terhadap hukum sipil 133 Tindakan tindakan berikut juga dipandang sebagai pelanggaran terhadap perintah ketujuh manipulasi harga demi mendapat keuntungan di atas penderitaan orang lain korupsi pemanfaatan tanpa izin atas barang publik demi kepentingan pribadi pekerjaan yang dilaksanakan dengan buruk penghindaran pajak pemalsuan cek atau alat pembayaran apapun segala bentuk pembajakan dan pelanggaran hak cipta serta pemborosan 127 134 Keadilan sosial Ensiklik kepausan Rerum novarum membahas hubungan dan kewajiban timbal balik antara tenaga kerja dan pemilik modal serta antara pemerintah dan warganya Yang menjadi perhatian utama adalah kebutuhan akan beberapa ameliorasi atau perbaikan terkait penderitaan dan kemalangan yang sedemikian menekan secara tidak adil dan tidak benar pada sebagian besar kelas pekerja 135 Ensiklik tersebut mendukung hak untuk membentuk serikat pekerja menolak sosialisme komunisme dan kapitalisme tanpa batas serta menegaskan hak atas milik pribadi 136 Interpretasi Gereja atas perintah ketujuh mengajarkan bahwa para pemilik bisnis harus menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh keuntungan yang akan menjamin masa depan bisnisnya dengan tanggung jawab terhadap kebaikan orang orang 137 Para pemilik bisnis atau pelaku usaha diwajibkan untuk membayar karyawan mereka dengan upah yang layak menghormati kontrak yang telah dibuat dan menjauhkan diri dari aktivitas yang tidak jujur seperti menyuap pejabat pemerintah Para karyawan diwajibkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan sungguh sungguh karena mereka telah dipekerjakan untuk melakukannya dan menghindari ketidakjujuran di tempat kerja seperti penggunaan tanpa izin atas aset atau barang kantor untuk kepentingan pribadi penggelapan Gereja mengajarkan bahwa harus ada keseimbangan antara regulasi pemerintah dan hukum pasar Ketergantungan mutlak pada pasar kapitalisme murni dipandang tidak cukup untuk memenuhi banyaknya kebutuhan masyarakat sementara ketergantungan mutlak pada regulasi pemerintah sosialisme murni merusak landasan ikatan ikatan sosial 137 Gereja memperingatkan akan bahaya kapitalisme ataupun sosialisme karena sistem sistem ini cenderung menggunakan ekstrem berlebihan yang mengakibatkan ketidakadilan bagi orang orang 137 138 Negara kaya sebagaimana juga orang kaya memiliki kewajiban moral untuk membantu negara dan orang miskin serta mengupayakan reformasi lembaga keuangan dan faktor ekonomi agar menguntungkan semua orang 137 Perintah kedelapan Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu Perintah kedelapan menurut Katekismus Gereja Katolik 139 140 141 Katekismus menjelaskan bahwa mengucapkan saksi dusta atau mengatakan kebohongan dengan maksud menipu mencakup seluruh pelanggaran akan kebenaran 139 Berat tidaknya pelanggaran pelanggaran ini tergantung pada niat dari orang yang berbohong dan kerugian yang diderita oleh korbannya 142 Berikut dicantumkan daftar pelanggaran ini Saksi dusta dan sumpah palsu pernyataan pernyataan yang dibuat di hadapan publik di dalam pengadilan yang menghalangi keadilan dengan mengutuk orang yang tidak bersalah atau mendukung orang yang bersalah ataupun yang dapat memperberat hukuman tertuduh terdakwa Penilaian yang gegabah tanpa bukti yang memadai meyakini bahwa orang lain telah melakukan kesalahan moral Umpatan mengungkapkan kesalahan orang lain tanpa alasan yang valid Fitnah atau pencemaran nama berbohong untuk merugikan reputasi seseorang dan membuka peluang bagi orang lain untuk membuat penilaian yang salah tentangnya Sanjungan berlebihan perkataan yang diucapkan untuk mengecoh orang lain demi kepentingan pribadi Bual mulut besar atau cemooh perkataan yang semata mata memegahkan diri ataupun meremehkan orang lain 139 143 Gereja mewajibkan mereka yang telah merusak reputasi orang lain untuk melakukan pemulihan atas ketidakbenaran yang telah mereka sampaikan 139 143 Meskipun demikian seseorang tidak memiliki kewajiban untuk mengungkapkan suatu kebenaran kepada orang yang tidak berhak mengetahuinya dan disyaratkan juga penghormatan terhadap hak atas privasi atau hal hal pribadi 139 143 Para imam dilarang melanggar kerahasiaan pengakuan dosa 143 betapa pun berat dosa yang diakukan oleh peniten ataupun dampaknya terhadap masyarakat Termasuk juga dalam ajaran Gereja mengenai perintah ini yaitu kewajiban umat Kristen untuk memberikan kesaksian iman mereka dengan jelas dalam situasi situasi yang menuntut demikian 139 144 Gereja mengecam penggunaan media modern untuk menyebarkan ketidakbenaran baik oleh individu institusi bisnis ataupun pemerintah 139 142 Perintah kesembilan Jangan mengingini rumah sesamamu jangan mengingini istrinya atau hambanya laki laki atau hambanya perempuan atau lembunya atau keledainya atau apapun yang dipunyai sesamamu note 6 Perintah kesembilan menurut Katekismus Gereja Katolik 146 148 Perintah kesembilan dan kesepuluh berhubungan dengan keinginan yang adalah suatu kecenderungan atau disposisi dalam diri seseorang dan bukan suatu tindakan fisik 149 Katekismus membedakan antara keinginan yang tidak teratur dari kedagingan hasrat seksual yang tidak benar dan keinginan yang tidak teratur atas milik duniawi orang lain Perintah kesembilan berkaitan dengan yang pertama disebutkan dan perintah kesepuluh dengan yang terakhir disebutkan 147 nbsp Batsyeba di pemandian karya Artemisia Gentileschi ca 1645 1650 Kisah Raja Daud dan Batsyeba memperlihatkan keinginan tidak teratur yang menyebabkan dosa perzinaan dan pembunuhan Yesus menegaskan perlunya kemurnian pikiran sebagaimana juga tindakan dan menyatakan Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzina dengan dia di dalam hatinya Matius 5 28 149 150 Katekismus menyatakan bahwa dengan bantuan rahmat Allah baik laki laki maupun perempuan dituntut untuk mengalahkan hawa nafsu dan keinginan badani untuk menjalin hubungan berdosa dengan pasangan orang lain 149 Dalam Teologi Tubuh yakni suatu rangkaian pengajaran yang diberikan oleh Paus Yohanes Paulus II pernyataan Yesus dalam Matius 5 28 ditafsirkan bahwa seseorang dapat melakukan perzinaan dalam hatinya tidak hanya dengan pasangan orang lain tetapi juga dengan pasangannya sendiri jika ia melihat kepadanya dengan hawa nafsu atau memperlakukannya hanya sebagai objek untuk memuaskan insting 151 152 Kemurnian hati dinyatakan sebagai kualitas penting yang diperlukan untuk mengerjakan tugas ini berbagai himne dan doa Katolik yang umum memuat suatu permohonan untuk memperoleh kebajikan ini 149 Gereja mengidentifikasi karunia karunia Allah yang memampukan seseorang untuk berjuang mengatasi nafsu kedagingan dan hasrat yang tidak teratur Kebajikan kemurnian yang memungkinkan seseorang untuk mencintai orang lain dengan hati yang lurus dan tak terbagi Maksud yang murni yang berupaya untuk memenuhi kehendak Allah dalam segala hal dan menyadari bahwa hanya itu saja yang akan mengarah pada tujuan akhir manusia yang sebenarnya Pandangan yang murni secara lahir batin mendisiplinkan perasaan dan imajinasi dengan menolak memikirkan hal hal yang cemar atau tidak senonoh Doa yang berupa penyerahan diri dan pengakuan atas kuasa Allah untuk memberikan seseorang kemampuan demi mengatasi hasrat seksual Sikap yang bersahaja atau ugahari baik dalam perasaan maupun tubuh yakni kearifan dalam pemilihan kata kata dan busana Yesus mengatakan Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah 153 154 Kemurnian hati diperkenalkan oleh perintah kesembilan merupakan prasyarat untuk memandang Allah serta memungkinkan seseorang untuk melihat situasi dan orang lain sebagaimana Allah melihatnya Katekismus mengajarkan bahwa terdapat hubungan antara kemurnian hati kemurnian tubuh dan kemurnian iman 146 154 Perintah kesepuluh Jangan menginginkan kepunyaan orang lain atau apa pun yang dimilikinya Jangan menginginkan kepunyaan orang lain rumahnya tanahnya hamba hambanya ternaknya keledainya atau apa saja yang dimilikinya Perintah kesepuluh menurut Katekismus Gereja Katolik 147 148 155 Kelepasan hati dari harta kekayaan merupakan tujuan dari perintah kesepuluh dan Sabda bahagia yang pertama berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena menurut Katekismus hal ini diperlukan agar dapat masuk ke dalam Kerajaan surga 156 157 Keinginan akan milik orang lain dilarang oleh perintah kesepuluh karena dipandang sebagai langkah pertama menuju tindakan pencurian perampokan dan penipuan segala keinginan mata ini menghantar pada kekerasan dan ketidakadilan 158 Gereja mendefinisikan keinginan atas milik orang lain sebagai suatu keinginan yang tidak teratur yang dapat berupa Keserakahan keinginan seseorang yang terlalu banyak sehingga ia menginginkan apa yang tidak dibutuhkannya Iri hati keinginan atas apa yang dimiliki orang lain 157 Para uskup Amerika Serikat mendefinisikan iri hati sebagai suatu sikap yang memenuhi hati kita dengan kesedihan saat melihat kemakmuran orang lain 159 Untuk menjelaskan ajaran Gereja mengenai perintah ini Kreeft mengutip Santo Thomas Aquinas yang menuliskan Suatu keinginan jahat hanya dapat diatasi dengan suatu keinginan baik yang lebih kuat 157 Para uskup Amerika Serikat mengemukakan bahwa hal ini dapat dicapai melalui pengembangan kemauan baik kerendahan hati dan rasa syukur atas berkat berkat yang dimiliki sendiri dan orang lain sembari bersandar pada rahmat Allah 159 Kreeft menjelaskan bahwa Santo Paulus Rasul menggambarkan konsep ini dalam Surat Filipi di mana ia menuliskan mandat duniawinya sebagai seorang Yahudi yang dihormati dan menyatakan Segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku lebih mulia daripada semuanya 160 Sebagaimana Yesus menyatakannya Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi ia kehilangan nyawanya 161 162 Ajaran Gereja tentang perintah kesepuluh diarahkan pada sikap yang sama ini atas barang barang duniawi umumnya disebut dengan istilah kemiskinan roh 163 Lihat pula nbsp Portal Katolik nbsp Portal Yahudi Hubungan antara Katolisisme dan Yudaisme Indeks artikel Gereja KatolikCatatan Menurut Sebuah Kamus Katolik Sepuluh Perintah Allah dituliskan langsung oleh Allah pada loh loh batu yang ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian serta membentuk pusat dan inti dari agama Yahudi Perintah perintah tersebut diberikan secara lebih langsung oleh Allah daripada bagian lain dari hukum Yahudi dan ditempatkan di dalam tempat tersuci hanya imam besar yang dapat masuk ke dalamnya serta hanya sekali setahun 25 Gereja Katolik meyakini bahwa hal ini secara berkelanjutan dipandu oleh Roh Kudus dan dengan demikian dilindungi dari kemungkinan terjadinya kesalahan doktrinal 40 Otoritas doktrinal tertinggi dalam Gereja terletak pada keputusan keputusan dari konsili ekumenis yang dipimpin oleh paus 39 Umat Kristen Yahudi merayakan hari Sabat pada hari terakhir setiap minggu dan tetap memelihara hukum hukum Yahudi terkait hari Sabat Namun sejak abad abad awal sebagian besar umat Kristen non Yahudi telah merayakannya pada hari pertama setiap minggu dengan pertimbangan bahwa mereka bebas dari ketentuan ketentuan hukum Yahudi yang banyak itu Beberapa pendukung pro pilihan menegaskan bahwa di masa lalu Gereja membedakan antara pengakhiran kehamilan sebelum dan sesudah quickening suatu tahap kehamilan ketika gerakan janin dapat dirasakan Mereka berpendapat bahwa Agustinus menerima konsep Pagan Yunani dari Aristoteles mengenai pemerolehan jiwa yang tertunda menuliskan bahwa jiwa manusia tidak dapat hidup dalam tubuh yang belum terbentuk Dikatakan Thomas Aquinas menegaskan bahwa janin belum sepenuhnya hidup hingga tahap quickening 78 Beberapa akademisi tidak setuju dengan penafsiran mengenai Aquinas dan Agustinus tersebut dengan mengatakan bahwa pernyataan pernyataan mereka tidak dapat digunakan untuk membenarkan praktik aborsi di masyarakat modern karena keduanya mengutuk praktik ini 79 Katekismus menggunakan istilah tindakan tindakan dalam pernikahan bahasa Inggris acts in marriage dan mengutipnya dari Gaudium et spes Tindakan tindakan dalam pernikahan yang olehnya suami istri dipersatukan secara mesra dan murni adalah luhur dan terhormat melakukan tindakan tindakan ini secara sungguh manusiawi memperkembangkan penyerahan diri yang ditandakannya serta memperkaya suami istri dalam kegembiraan dan rasa syukur 102 Kata kata dari perintah kesembilan dalam Katekismus hampir sama dengan perintah kesepuluh Dalam penjelasannya Katekismus menyatakan bahwa St Yohanes membedakan tiga jenis keinginan yang tidak teratur atau konkupisensi keinginan daging keinginan mata dan keangkuhan hidup 145 146 Dalam tradisi katekese Katolik perintah kesembilan melarang nafsu badani perintah kesepuluh melarang keinginan akan milik orang lain 146 Katekismus mendefinisikan nafsu badani sebagai suatu keinginan yang kuat dari kedagingan gerakan dari hasrat yang peka yang bertentangan dengan akal budi manusia dan pemberontakan dari daging melawan roh 146 Menurut penafsiran Gereja perintah kesepuluh berkaitan dengan segala bentuk hasrat yang kuat lainnya Katekismus menyatakan bahwa perintah kesepuluh menyingkapkan dan melengkapi perintah kesembilan Perintah ini melarang mengingini barang orang lain 147 Catatan kaki a b Pottenger p 13 a b Barry p 85 a b c d e f g h i Kreeft pp 201 203 a b Carmody p 82 a b O Toole p 146 a b Hardon pp 1 9 a b c d e f Schreck p 303 Inggris Paragraph number 2065 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana Diakses tanggal 1 Juni 2009 a b c Bast p 4 a b c Pelikan p 60 a b Bast p 3 a b c Brown p 79 a b Inggris Paragraph number 2052 2074 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 8 June 2009 Kreeft p 202 Keluaran 34 28 Ulangan 4 13 Ulangan 10 4 Keluaran 20 1 17 Ulangan 5 6 21 Stapleton The Ten Commandments Brown p 82 Noble p 53 Kreeft p 77 Matius 5 20 Addis p 195 Bockmuehl p 15 Bast p 6 Aquinas p 293 a b c d Inggris Paragraph number 2084 2128 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 2 April 2009 Keluaran 20 2 5 Ulangan 5 6 9 a b Kreeft p 207 a b Kreeft p 205 Inggris Kreeft Peter Discernment www peterkreeft com diakses tanggal 8 March 2016 Schreck p 304 Kreeft p 208 a b c Kreeft p 209 a b Inggris Paragraph number 2129 2132 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 2 April 2009 a b c d Schreck p 305 Schreck p 16 USCCB pp 343 344 a b c Inggris Paragraph number 2142 2167 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 7 Ulangan 5 11 Yohanes 8 58 a b Kreeft p 211 a b Benedict XVI Jesus of Nazareth pp 143 145 a b Inggris Paragraph number 2168 2195 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 8 10 Ulangan 5 12 15 Benedict p 108 a b c d Stapleton Sunday Markus 2 27 a b Schreck p 306 USCCB pp 366 367 a b c d e Inggris Paragraph number 2197 2257 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana Diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 12 Ulangan 5 16 Benedict XVI p 113 a b c d Kreeft p 217 219 Sirakh 7 27 28 a b Kreeft p 220 Matius 12 46 50 Benedict XVI p 117 Kreeft p 222 a b c d e f g h i j k Inggris Paragraph number 2258 2330 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 13 Ulangan 5 17 a b c d e f g Schreck pp 310 312 Matius 5 21 22 Kreeft pp 226 227 Bayertz p 233 Annas and Grodin p 262 Inggris Faithful Citizenship A Catholic Call to Political Responsibility United States Conference of Catholic Bishops 2003 diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 12 04 diakses tanggal 28 November 2008 Catechism CCC 2274 Rausch p 150 Kreeft p 232 Inggris Dern Charles D 2008 Catholic Politicians Don t Understand Biology or Theology PewSitter com diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 02 11 diakses tanggal 7 May 2009 Inggris Green Lauren 2008 The Speaker Blew It Nancy Pelosi and the Catholic Church on Abortion Fox News diakses tanggal 7 May 2009 Kreeft p 233 Posner p 278 a b Kelly pp 112 113 a b c USCCB pp 392 393 a b c Kreeft p 236 a b c d Inggris Suris Paul Church Teaching and the Death Penalty The Vincentian Center for Church and Society Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 06 29 Diakses tanggal 2009 05 05 a b c Dulles Avery April 2001 Catholicism and Capital Punishment First Things A Monthly Journal of Religion and Public Life 121 catholiceducation org hlm 30 35 Diakses tanggal 2016 02 26 Vidmar p 150 Peters p 112 Inggris Owen Richard 11 January 2008 Burial is best but you can scatter your ashes if you must rules Vatican London TimesOnline diakses tanggal 28 February 2009 Inggris Paragraph number 2299 2301 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 28 February 2009 Matius 5 21 Matius 5 22 39 a b c d Inggris Paragraph number 2263 2267 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 12 April 2009 Kreeft p 229 Kreeft p 238 a b Kreeft p 237 Matius 18 6 a b c d e f Inggris Paragraph number 2331 2400 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 14 Ulangan 5 18 Kreeft p 244 Inggris Paragraph number 2362 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 10 June 2009 Inggris Paragraph number 2337 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 10 June 2009 a b c Kreeft p 245 John Paul II p 123 a b c d USCCB pp 405 406 a b c d e f g h Kreeft pp 247 248 Kreeft p 246 a b c d Inggris Paragraph number 2357 2359 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Schreck p 314 a b Kreeft p 249 USCCB p 405 kutipan Perintah keenam menyerukan pasangan suami istri untuk mempraktikkan kesetiaan eksklusif dan permanen antara satu sama lain Kesetiaan emosional dan seksual sangatlah penting dalam komitmen yang dibuat pada perjanjian pernikahan Allah menetapkan pernikahan sebagai suatu cerminan kesetiaan Nya kepada kita a b c d USCCB p 408 Catechism CCC 1646 a b Inggris Saunders William 4 September 2008 Teachings about contraception found in Scripture The Catholic Herald diakses tanggal 13 May 2009 Catechism CCC 1652 a b Schreck p 315 Inggris Is the Vatican wrong on population control BBC News 9 July 1999 diakses tanggal 8 April 2009 Inggris Roderick Hindery The Evolution of Freedom as Catholicity in Catholic Ethics Anxiety Guilt and Freedom Eds Benjamin Hubbard and Brad Starr UPA 1990 Inggris Dugger Celia W 18 May 2006 Why is Kenya s AIDS rate plummeting The New York Times diakses tanggal 21 February 2008 Inggris Wilson Brenda 2004 Study Verbal Warnings Helped Curb AIDS in Uganda National Public Radio diakses tanggal 15 August 2008 a b c d e f g Kreeft p 252 Inggris Matthew 5 32 Kompendium Katekismus Gereja Katolik PDF edisi ke 2013 VIII Konferensi Waligereja Indonesia dan Penerbit Kanisius ISBN 978 979 21 2184 1 Inggris Paragraph number 2383 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 7 April 2009 a b Inggris Frequently Asked Questions Catholic Diocese of Arlington diarsipkan dari versi asli tanggal May 30 2008 diakses tanggal 7 April 2009 a b c d e f g h i Inggris Paragraph number 2401 2463 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 15 Ulangan 5 19 a b c d Kreeft pp 260 261 Kreeft p 258 Schreck p 317 Schonborn 2001 p 46 Schonborn 2011 Q 428 429 nbsp Paragraph 3 Rerum novarum Bokenkotter p 337 a b c d Kreeft pp 263 264 Inggris John A Farren O P ed 2001 The Seventh and Tenth Commandments Economic and Political Morality PDF Based on the Catechism of the Catholic Church by Peter Kreeft Knights of Columbus Supreme Council hlm 12 13 a b c d e f g Inggris Paragraph number 2464 2513 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 27 December 2008 Keluaran 20 16 Ulangan 5 20 a b Kreeft p 275 a b c d Schreck pp 318 319 Kreeft p 273 Yohanes 2 16 a b c d e Inggris Paragraph number 2514 2533 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 2 April 2009 a b c Inggris Paragraph number 2534 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 5 November 2015 a b Keluaran 20 17 a b c d Schreck p 320 Matius 5 28 Inggris Pope John Paul II 8 October 1980 Interpreting the Concept of Concupiscence L Osservatore Romano retrieved from EWTN diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 07 05 diakses tanggal 2016 03 10 McCormick pp 152 155 Matius 5 8 a b Kreeft p 255 Ulangan 5 21 Inggris Paragraph number 2534 2557 1994 Catechism of the Catholic Church Libreria Editrice Vaticana diakses tanggal 6 November 2015 a b c Kreeft pp 266 267 Schreck p 321 a b USCCB p 450 Filipi 3 4 9 Markus 8 36 Kreeft p 268 USCCB p 449Referensi Inggris Addis William Edward Arnold Thomas 1884 A Catholic Dictionary Princeton University Press Inggris Annas George Grodi Michael 1995 The Nazi doctors and the Nuremberg Code Oxford University Press ISBN 978 0 19 510106 5 Inggris Aquinas Thomas O Brien T C 2006 Virtues of Justice in the Human Community Cambridge University Press ISBN 978 0 521 02949 0 Inggris Barry Rev Msgr John F 2001 One Faith One Lord A Study of Basic Catholic Belief Gerard F Baumbach Ed D ISBN 0 8215 2207 8 Inggris Bast Robert James 1997 Honor your fathers Brill Publishers ISBN 978 90 04 10856 1 Inggris Bayertz Kurt 1996 Sanctity of Life and Human Dignity Springer ISBN 978 0 7923 3739 3 Inggris Benediktus XVI Paus 2008 Jesus of Nazareth Doubleday ISBN 978 0 385 52341 7 Inggris Bokenkotter Thomas 2004 A Concise History of the Catholic Church Doubleday ISBN 0 385 50584 1 Inggris Bockmuehl Klaus 1994 The Christian Way of Living An Ethics of the Ten Commandments Regent College Publishing ISBN 978 1 57383 023 2 Inggris Brown William P 2004 The Ten commandments Westminster John Knox Press ISBN 978 0 664 22323 6 Inggris Carmody Timothy R 2004 Reading the Bible Paulist Press ISBN 978 0 8091 4189 0 Inggris Gardella Peter 1985 Innocent ecstasy Oxford University Press ISBN 978 0 19 503612 1 Inggris Hardon John 1987 A Treasury of Catholic Wisdom Ignatius Press ISBN 0 89870 539 8 Inggris Kelly David F 2004 Contemporary Catholic Health Care Ethics Georgetown University Press ISBN 978 1 58901 030 7 Inggris Kreeft Peter 2001 Catholic Christianity Ignatius Press ISBN 0 89870 798 6 Inggris McCormick Richard A 1998 John Paul II and Moral Theology Paulist Press ISBN 9780809137978 pranala nonaktif permanen Inggris Noble Thomas Barry Strauss 2005 Western Civilization Houghton Mifflin Company ISBN 0 618 43277 9 Inggris O Toole James M 2005 Habits of Devotion Catholic Religious Practice in Twentieth Century America Cornell University Press ISBN 978 0 8014 7255 8 Inggris Pelikan Jaroslav 1971 The Christian tradition University of Chicago Press ISBN 978 0 226 65371 6 Inggris Yohanes Paulus II Paus 1995 Crossing the Threshold of Hope Alfred A Knopf Inc ISBN 0 679 76561 1 Inggris Peters Edward 1989 Inquisition University of California Press ISBN 978 0 520 06630 4 Inggris Posner Richard 1994 Sex and Reason Harvard University Press ISBN 978 0 674 80280 3 Inggris Pottenger John 2007 Reaping the Whirlwind Georgetown University Press ISBN 978 1 58901 162 5 Inggris Rausch Thomas P 2003 Catherine E Clifford ed Catholicism in the Third Millennium edisi ke 2nd Collegeville Liturgical Prress ISBN 9780814658994 Inggris Schonborn Christoph 2001 Living the Catechism of the Catholic Church 3 Ignatius Press ISBN 9780898708356 pranala nonaktif permanen Inggris Schonborn Christoph Cardinal 2011 YOUCAT Youth Catechism of the Catholic Church Ignatius Press ISBN 9781681496412 Inggris Schreck Alan 1999 The Essential Catholic Catechism Servant Publications ISBN 1 56955 128 6 Inggris nbsp Stapleton John 1913 The Ten Commandments Dalam Herbermann Charles Catholic Encyclopedia New York Robert Appleton Company Inggris nbsp Stapleton John 1913 Sunday Dalam Herbermann Charles Catholic Encyclopedia New York Robert Appleton Company Inggris Steinberg Avraham Rosner Fred 2003 Encyclopedia of Jewish Medical Ethics Feldheim Publishers ISBN 978 1 58330 592 8 Inggris USCCB United States Conference of Catholic Bishops 2008 United States Catechism for Adults USCCB Publishing ISBN 978 1 57455 450 2 Inggris Vidmar John 2005 The Catholic Church Through the Ages Paulist Press ISBN 0 8091 4234 1 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sepuluh Perintah dalam teologi Katolik amp oldid 24506601