www.wikidata.id-id.nina.az
Kesunanan Surakarta Hadiningrat adalah sebuah kerajaan di Pulau Jawa bagian tengah yang berdiri pada tahun 1745 yang merupakan penerus dari Kesultanan Mataram yang beribu kota di Kartasura Selanjutnya sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti 4 yang ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755 antara VOC Vereenigde Oostindische Compagnie dengan pihak pihak yang bersengketa di Kesultanan Mataram disepakati bahwa wilayah Mataram dibagi menjadi dua pemerintahan yaitu Surakarta dan Yogyakarta 5 Kesunanan Surakarta Hadiningratꦑꦱ ꦤꦤꦤ ꦯ ꦫꦏ ꦠꦲꦢ ꦤ ꦫꦠ Kasunanan Surakarta Hadiningrat1745 SekarangBendera Lambang Radya Laksana Lagu kerajaan Ladrang Sri Katon 1 Wilayah Kesunanan Surakarta pada tahun 1830 warna merah tua termasuk berbagai wilayah enklavenya serta wilayah Kadipaten Mangkunegaran warna merah muda yang merupakan wilayah vasal dari Kesunanan Surakarta 2 3 Ibu kotaSurakartaBahasa yang umum digunakanJawaAgamaIslam Resmi PemerintahanMonarkiSusuhunan Sunan 1745 1749Pakubuwana II 1823 1830Pakubuwana VI 1893 1939Pakubuwana X 1945 2004 1946 status diturunkan Pakubuwana XII 2004 PetahanaPakubuwana XIIIPatih Dalem Mantrimuka 1742 1755 pertama KRA Pringgalaya 1945 1946 terakhir KRMT YudhanagaraSejarah Hadeging Nagari Surakarta Hadiningrat20 Februari 1745 Pendirian Daerah Istimewa Surakarta19 Agustus 1945 Sekarang Pengundangan Penetapan Pemerintah No 16 SD tahun 1946 pembekuan DIS 16 Juni 1946Didahului oleh Digantikan olehKesultanan Mataram Daerah Istimewa SurakartaProvinsi Jawa TengahSekarang bagian dariKota Surakarta Jawa Tengah IndonesiaKabupaten Sukoharjo Jawa Tengah IndonesiaKabupaten Boyolali Jawa Tengah IndonesiaKabupaten Sragen Jawa Tengah IndonesiaKabupaten Klaten Jawa Tengah Indonesia Susuhunan SurakartaRadya Laksana Lambang Kerajaan Sedang berkuasaSri Susuhunan Pakubuwana XIIIsejak 10 September 2004PerincianPewaris sementaraKangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunagara Sudibya Rajaputra Narendra ing Mataram KGPH Purbaya Penguasa pertamaSri Susuhunan Pakubuwana IIPembentukan1745KediamanKeraton Surakarta HadiningratPenunjukHereditasBerlakunya Perjanjian Giyanti dan Perjanjian Jatisari 6 sejak tahun 1755 menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kesunanan Surakarta dengan rajanya Susuhunan Pakubuwana III sedangkan Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta dengan rajanya Sultan Hamengkubuwana I Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755 dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun Adanya Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757 turut memperkecil wilayah Kesunanan dengan diberikannya sebagian daerah apanase di dalam wilayah Nagara Agung wilayah inti di sekitar ibu kota kerajaan kepada pihak Pangeran Sambernyawa Adipati Mangkunegara I 7 Kesunanan Surakarta dianggap sebagai pengganti dan penerus Kesultanan Mataram bersama dengan Kesultanan Yogyakarta karena raja rajanya merupakan keturunan raja raja Mataram Setiap raja Kesunanan Surakarta bergelar susuhunan atau sunan sedangkan raja Kesultanan Yogyakarta bergelar sultan Daftar isi 1 Latar belakang 2 Pemindahan keraton dari Kartasura ke Sala 2 1 Alasan pemindahan 2 2 Proses pemindahan 3 Perkembangan 3 1 Pakubuwana III 3 2 Pakubuwana IV 3 3 Pakubuwana V dan Pakubuwana VI 3 4 Pakubuwana VII 3 5 Pakubuwana VIII dan Pakubuwana IX 3 6 Pakubuwana X 3 7 Pakubuwana XI 4 Masa perjuangan kemerdekaan 4 1 Pakubuwana XII 5 Era Indonesia 5 1 Setelah pembekuan Daerah Istimewa Surakarta 5 2 Pakubuwana XIII 6 Wilayah kekuasaan 6 1 Pada awal berdirinya 6 2 Perkembangan selanjutnya 7 Daftar Susuhunan Sunan Surakarta 8 Galeri 9 Lihat pula 10 Referensi 11 Pranala luarLatar belakang SuntingKesultanan Mataram yang beribu kota di Plered porak poranda akibat pemberontakan Trunajaya tahun 1677 8 ibu kotanya oleh Susuhunan Amangkurat II lalu dipindahkan ke Kartasura 9 Pada masa Susuhunan Pakubuwana II memegang tampuk pemerintahan Keraton Kartasura mendapat serbuan dari pemberontakan orang orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari orang orang Jawa anti VOC di tahun 1742 Peristiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah konflik panjang yang dikenal sebagai Geger Pacinan Kesultanan Mataram yang berpusat di Kartasura itu akhirnya mengalami keruntuhan Kota Kartasura kemudian berhasil direbut kembali berkat bantuan Adipati Cakraningrat IV seorang penguasa Bangkalan yang merupakan sekutu VOC namun keadaannya sudah rusak parah Pakubuwana II yang menyingkir ke Ponorogo akhirnya memutuskan untuk membangun istana baru di Desa Sala sebagai ibu kota Kerajaan Mataram yang baru Pemindahan keraton dari Kartasura ke Sala SuntingAlasan pemindahan Sunting Bangunan Keraton Kartasura yang sudah hancur kemudian dianggap tercemar Susuhunan Pakubuwana II lalu memerintahkan Tumenggung Hanggawangsa bernama kecil Jaka Sangrib atau Kentol Surawijaya kelak diberi gelar Tumenggung Arungbinang I bersama Tumenggung Mangkuyudha serta komandan pasukan Belanda J A B van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu kota dan keraton yang baru Untuk itu dibangunlah keraton baru di lokasi yang berjarak sekitar 20 km ke arah tenggara dari Kartasura tepatnya di Desa Sala sebuah desa yang terletak di tepi Bengawan Solo bahasa Jawa Bengawan Sala Untuk pembangunan keraton ini Pakubuwana II membeli tanah seharga selaksa keping emas 10 yang diberikan kepada akuwu lurah Desa Sala yang dikenal sebagai Ki Gedhe Sala Di tengah pembangunan keraton Ki Gedhe Sala meninggal dan dimakamkan di area keraton 11 12 Pemindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala dilakukan dengan berbagai pertimbangan Pertama menurut ahli nujum Raden Tumenggung Hanggawangsa kerajaan itu menjadi baik ramai makmur Walaupun kekuasaan raja tidak seberapa luas kekuasaan itu dapat berlangsung lama Kedua Desa Sala terletak di dekat tempuran artinya tempat bertemunya dua sungai yaitu Sungai Pepe dan Bengawan Solo Menurut mistik Jawa tempuran mempunyai arti magis dan tempat tempat di dekatnya dianggap keramat Ketiga letak Desa Sala dekat dengan Bengawan Solo sebuah sungai terbesar di Jawa yang sejak zaman dahulu mempunyai arti penting sebagai penghubung antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur Fungsi sebagai penghubung ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain ekonomi sosial politik dan militer Sampai abad ke 19 bepergian lewat sungai ternyata lebih aman daripada melewati jalur darat Selanjutnya yang keempat karena Sala telah menjadi desa sehingga untuk mendirikan keraton tidak diperlukan tenaga untuk pembabat hutan yang didatangkan dari tempat lain Selain Semanggi di dekat Sala juga terdapat desa desa penting yang telah ada sejak zaman Kartasura yaitu Baturana dan Gabudan Keduanya ditempati oleh abdidalem pembuat babud permadani Kelima supaya kebijakan VOC yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan mudah agar pusat kota Mataram yang baru itu mudah dicapai dari Semarang dan harus dijaga sehingga pemerintah mudah mengirim bala bantuannya karena Semarang dikenal sebagai jalan masuk menuju Mataram Keenam orang Jawa percaya bahwa keadaan tanah akan berpengaruh pada penghuni rumah kediaman yang didirikan di atas tanah itu Tanah di Desa Sala dianggap layak sehingga dibangun keraton di wilayah ini 13 Proses pemindahan Sunting Keraton Surakarta istana dan pusat pemerintahan Kesunanan Surakarta didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II Atas kehendak Susuhunan Pakubuwana II Tumenggung Secayudha dan Kyai Ageng Derpayudha diperintahkan supaya merencanakan serta menentukan urut urutan perjalanan perpindahan keraton dari Kartasura ke Surakarta 13 Setelah upacara tradisional selesai pada hari Rabu Pahing tanggal 17 Sura Muharam tahun Je 1670 Jawa Windu Sancaya atau tanggal 20 Februari 1745 Susuhunan pindah dari Kartasura ke keraton yang baru 11 14 Dalam Babad Giyanti I prosesi perpindahan Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta dituliskan bertepatan pada hari Rabu Pahing tanggal 17 Sura dengan candra sengkala Kumbuling Pudya Kapyarsih ing Nata Susuhunan berangkat dari Kartasura pindah ke Sala 13 Selanjutnya oleh Pakubuwana II nama Desa Sala kemudian diubah menjadi Surakarta Hadiningrat Kata sura dalam bahasa Jawa berarti keberanian dan karta berarti makmur 11 versi lain mengartikannya sebagai penuh atau sempurna 15 dengan harapan bahwa Surakarta menjadi tempat di mana penghuninya adalah orang orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta kemakmuran negara dan bangsa 11 Perkembangan Sunting Naskah Perjanjian Giyanti yang membagi wilayah Mataram menjadi dua Pendopo Dalem Kepatihan Kesunanan Surakarta pada tahun 1890 merupakan rumah dinas sekaligus kantor para patih perdana menteri dan lembaga kepatihan Kerajaan Mataram yang berpusat di Surakarta sebagai ibu kota pemerintahan kemudian dihadapkan pada pemberontakan yang besar karena Pangeran Mangkubumi adik Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1746 meninggalkan keraton dan menggabungkan diri dengan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa Di tengah ramainya peperangan Pakubuwana II meninggal karena sakit pada tahun 1749 Namun ia sempat menyerahkan kedaulatan negerinya kepada VOC yang diwakili oleh Baron von Hohendorff Sejak saat itu VOC yang dianggap berhak melantik raja raja Dinasti Mataram baik Surakarta maupun Yogyakarta setelah VOC bubar pada tahun 1799 kewenangan tersebut dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan berakhir pada masa Pendudukan Jepang di tahun 1942 Pakubuwana III Sunting Pada awal tahun 1755 pihak VOC yang sudah mengalami kebangkrutan berhasil mengajak Pangeran Mangkubumi berdamai untuk bersatu melawan pemberontakan Raden Mas Said yang tidak mau berdamai Semula Pangeran Mangkubumi bersekutu dengan Raden Mas Said Adanya Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 dan Perjanjian Jatisari 15 Februari 1755 yang ditandatangani oleh Susuhunan Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi mengakibatkan terbentuknya dua kerajaan baru yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta 16 Pangeran Mangkubumi sebagai raja di separuh wilayah Mataram mengambil gelar Sultan Hamengkubuwana sedangkan raja Kesunanan Surakarta melestarikan gelar Susuhunan Pakubuwana Seiring dengan berjalannya waktu negeri Mataram yang dipimpin oleh Hamengkubuwana kemudian lebih terkenal dengan nama Kesultanan Yogyakarta sedangkan negeri Mataram yang dipimpin oleh Pakubuwana terkenal dengan nama Kesunanan Surakarta Selanjutnya wilayah Nagara Agung wilayah inti di sekitar ibu kota Kesunanan Surakarta semakin berkurang karena Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757 menyebabkan Raden Mas Said diakui sebagai seorang pangeran miji alias pangeran utama yang otonom sekaligus diberi wilayah kekuasaan berupa tanah lungguh yang berasal dari hampir setengah wilayah Nagara Agung dengan status daerah vasal dan secara tradisional tetap berada di bawah Kesunanan Surakarta yang kemudian disebut dengan nama Kadipaten Mangkunegaran 2 Sebagai pangeran miji sekaligus penguasa di wilayahnya Raden Mas Said bergelar Adipati Mangkunegara I Wilayah Surakarta berkurang lebih jauh lagi usai berakhirnya Perang Diponegoro pada tahun 1830 di mana daerah daerah Mancanagara dirampas oleh Belanda sebagai ganti rugi atas biaya peperangan Pakubuwana IV Sunting Berbeda dengan Pakubuwana III yang agak patuh kepada VOC penerus takhta Kesunanan Surakarta berikutnya yakni Sri Susuhunan Pakubuwana IV 1788 1820 adalah sosok raja yang membenci penjajah dan penuh cita cita serta keberanian Pada November 1790 terjadi Peristiwa Pakepung yakni insiden pengepungan Keraton Surakarta oleh persekutuan VOC Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I Pengepungan ini terjadi karena Pakubuwana IV yang berpaham politik Islam dan dekat dengan kaum santri menyingkirkan para pejabat istana yang tidak sepaham dengannya Para pejabat istana yang merasa disingkirkan kemudian meminta bantuan VOC untuk menghadapi Pakubuwana IV VOC akhirnya bersekutu dengan Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I untuk menghadapi Pakubuwana IV Pada bulan November 1790 aliansi tersebut mengepung Keraton Surakarta Dari dalam istana sendiri para pejabat senior yang tersisih ikut menekan Pakubuwana IV agar menyingkirkan para penasehat politik dan rohaninya Pakubuwana IV akhirnya terpaksa mengalah pada tanggal 26 November 1790 dengan menyerahkan para penasehatnya yang terdiri dari para haji untuk dibuang VOC Pada era pemerintahan Pakubuwana IV inilah terjadi perundingan bersama yang isinya menerangkan bahwa Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta serta Kadipaten Mangkunegaran yang dalam hal ini adalah secara pemerintahan dan bukan secara adat memiliki kedudukan dan kedaulatan yang setara sehingga tidak boleh saling menyerang Pakubuwana V dan Pakubuwana VI Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana VI raja Kesunanan Surakarta tahun 1823 1830 salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia Pengganti Pakubuwana IV adalah Sri Susuhunan Pakubuwana V yang oleh masyarakat saat itu dijuluki sebagai Sunan Ngabehi karena baginda yang sangat kaya baik kaya harta maupun kesaktian Setelah wafat pengganti Pakubuwana V adalah Sri Susuhunan Pakubuwana VI Pakubuwana VI adalah pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro yang memberontak terhadap Kesultanan Yogyakarta dan pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1825 Penulis naskah naskah babad waktu itu sering menutupi pertemuan rahasia Pakubuwana VI dengan Pangeran Diponegoro menggunakan bahasa simbolis Misalnya Pakubuwana VI dikisahkan pergi bertapa ke Gunung Merbabu atau bertapa di Hutan Krendawahana Padahal sebenarnya ia pergi menemui Pangeran Diponegoro secara diam diam Dalam perang melawan Pangeran Diponegoro Pakubuwana VI menjalankan aksi ganda Di samping memberikan bantuan dan dukungan ia juga mengirim pasukan untuk pura pura membantu Belanda Pujangga besar Ranggawarsita mengaku semasa muda dirinya pernah ikut serta dalam pasukan sandiwara tersebut Setelah menangkap Pangeran Diponegoro Belanda tetap saja menangkap Pakubuwana VI dan membuangnya ke Ambon pada tanggal 8 Juni 1830 17 dengan alasan bahwa Mas Pajangswara sudah membocorkan semuanya dan kini ia hidup nyaman di Batavia Fitnah yang dilancarkan pihak Belanda ini kelak berakibat buruk pada hubungan antara putra Pakubuwana VI yaitu Pakubuwana IX dengan putra Mas Pajangswara yaitu Ranggawarsita Pakubuwana IX sendiri masih berada dalam kandungan ketika Pakubuwana VI berangkat ke Ambon Takhta Surakarta kemudian jatuh kepada paman Pakubuwana VI yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana VII Pakubuwana VII Sunting R Ng Ranggawarsita seorang sastrawan dan budayawan masyhur yang menjadi pujangga Kesunanan Surakarta pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana VII hingga Sri Susuhunan Pakubuwana IX Saat itu Perang Diponegoro baru saja berakhir Masa pemerintahan Pakubuwana VII relatif damai apabila dibandingkan masa raja raja sebelumya Keadaan yang damai itu mendorong tumbuhnya kegiatan sastra secara besar besaran di lingkungan keraton Masa pemerintahan Pakubuwana VII dianggap sebagai puncak kejayaan Sastra Jawa di Kesunanan Surakarta dengan pujangga besar Ranggawarsita sebagai pelopornya Pemerintahannya berakhir saat wafatnya dan karena tidak memiliki putra mahkota maka Pakubuwana VII digantikan oleh kakaknya lain ibu bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana VIII yang naik takhta pada usia 69 tahun Pakubuwana VIII dan Pakubuwana IX Sunting Pemerintahan Pakubuwana VIII berjalan selama tiga tahun hingga akhir hayatnya Pakubuwana VIII digantikan putra Pakubuwana VI sebagai raja Surakarta selanjutnya yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana IX Hubungan antara Pakubuwana IX dengan Ranggawarsita sendiri kurang harmonis karena fitnah pihak Belanda bahwa Mas Pajangswara ayah Ranggawarsita yang menjabat sebagai juru tulis keraton telah membocorkan rahasia persekutuan antara Pakubuwana VI dengan Pangeran Diponegoro Akibatnya Pakubuwana VI pun dibuang ke Ambon Hal ini membuat Pakubuwana IX membenci keluarga Mas Pajangswara padahal juru tulis tersebut ditemukan tewas mengenaskan karena disiksa dalam penjara oleh Belanda Ranggawarsita sendiri berusaha memperbaiki hubungannya dengan raja melalui persembahan naskah Serat Cemporet Pemerintahan Pakubuwana IX berakhir saat kematiannya pada tanggal 16 Maret 1893 Ia digantikan putranya sebagai raja Surakarta selanjutnya bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana X Pakubuwana X Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana X raja terbesar Kesunanan Surakarta dan salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia bersama permaisuri GKR Hemas dan putri GKR Pembayun Masa pemerintahan Pakubuwana X ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana politik kerajaan yang stabil Pada masa pemerintahannya yang cukup panjang Kesunanan Surakarta mengalami transisi dari kerajaan tradisional menuju era modern sejalan dengan perubahan politik di Hindia Belanda Meskipun berada dalam tekanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda Pakubuwana X memberikan kebebasan berorganisasi dan penerbitan media massa Ia mendukung pendirian organisasi Sarekat Islam salah satu organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia Kongres Bahasa Indonesia I di Surakarta 1938 diadakan pada masa pemerintahannya Infrastruktur modern Kesunanan Surakarta banyak dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwana X seperti bangunan Pasar Gedhe Harjanagara Stasiun Solo Jebres Stasiun Solo Kota Sangkrah Stadion Sriwedari Taman Sriwedari Taman Satwataru Jurug Jembatan Jurug yang melintasi Bengawan Solo di timur kota gapura gapura di batas Kota Surakarta Griya Wangkung rumah singgah bagi tunawisma Rumah Sakit Kadipala rumah perabuan pembakaran jenazah bagi warga Tionghoa rumah pemotongan hewan ternak di Jagalan saluran air bersih dan irigasi di kabupaten kabupaten serta berbagai infrastruktur dan fasilitas publik lainnya Pakubuwana X meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 1939 Sejak di masa keemasan pemerintahannya sampai ia wafat Pakubuwana X dikenal sebagai Sinuhun Ingkang Minulya saha Ingkang Wicaksana atau raja yang mulia dan bijaksana Pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana XI Pakubuwana XI Sunting Pemerintahan Pakubuwana XI terjadi pada masa sulit yaitu bertepatan dengan meletusnya Perang Dunia II Ia juga mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan Belanda kepada Jepang sejak tahun 1942 Pihak pemerintah Pendudukan Jepang menyebut Kesunanan Surakarta dengan nama Solo Kōchi Kōti dan Pakubuwana XI diakui serta diberi kedudukan sebagai Solo Kō Ia kemudian digantikan oleh putra termudanya yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana XII Masa perjuangan kemerdekaan SuntingPakubuwana XII Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana XII menerima kunjungan Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta para pejabat pemerintah Republik Indonesia di Keraton Surakarta tahun 1946 Plakat marmer Piagam Maklumat Keistimewaan Negeri Surakarta oleh Sri Susuhunan Pakubuwana XII dipajang di Museum Keraton Surakarta Awal pemerintahan Pakubuwana XII hampir bersamaan dengan lahirnya Republik Indonesia Di awal masa kemerdekaan 1945 1946 Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran sempat menjadi daerah istimewa yaitu Daerah Istimewa Surakarta DIS Akan tetapi karena kerusuhan dan agitasi politik saat itu maka pada tanggal 16 Juni 1946 oleh Pemerintah Indonesia statusnya diubah menjadi Keresidenan menyatu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Penetapan status Istimewa ini dilakukan Presiden Sukarno sebagai balas jasa atas pengakuan raja raja Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari Republik Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945 19 Kemudian pada tanggal 1 September 1945 Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran mengirimkan maklumat kepada Presiden Sukarno perihal pernyataan dari Susuhunan Pakubuwana XII dan Adipati Mangkunegara VIII yang menyatakan bahwasanya Negeri Surakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia di mana hubungan antara Negeri Surakarta dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung Atas dasar semua itulah maka Presiden Sukarno memberikan pengakuan resmi kepada Susuhunan Pakubuwana XII dan Adipati Mangkunegara VIII dengan diberikannya piagam kedudukan resmi masing masing sebagai kepala daerah istimewa 20 Sebagaimana diketahui barulah sekitar empat hari setelahnya yaitu pada tanggal 5 September 1945 Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman mengeluarkan maklumat serupa yang menjadi dasar dari pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Belanda yang tidak merelakan kemerdekaan Indonesia berusaha merebut kembali negeri ini dengan kekerasan Pada bulan Januari 1946 ibu kota Indonesia terpaksa pindah ke Yogyakarta karena Jakarta jatuh ke tangan Belanda Kemudian pada Oktober 1945 muncul gerakan anti swapraja anti monarki anti feodal di Surakarta di mana salah seorang pimpinannya adalah Tan Malaka pimpinan Partai Murba dan Persatuan Perjuangan 21 Barisan Banteng juga berhasil menguasai Surakarta sedangkan pemerintah Indonesia tidak menumpasnya karena pembelaan Jenderal Sudirman Bahkan Jenderal Sudirman juga berhasil mendesak pemerintah untuk mencabut status Daerah Istimewa Surakarta Tujuan gerakan ini adalah penghapusan DIS serta penurunan status kedudukan Susuhunan dan Mangkunegara termasuk perampasan tanah tanah pertanian milik pemerintah Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran untuk dibagi bagikan sesuai dengan kegiatan landreform oleh golongan sosialis komunis Tanggal 17 Oktober 1945 pepatihdalem perdana menteri Kesunanan yang juga seorang mantan anggota BPUPKI KRMH Sasradiningrat V diculik oleh gerombolan anti swapraja ia kemudian berhasil bebas dan wafat pada tahun 1967 22 Aksi ini diikuti pencopotan bupati bupati yang umumnya kerabat raja dan diganti orang orang yang pro gerakan anti swapraja Bulan Maret 1946 pepatihdalem yang baru KRMT Yudhanagara juga diculik Dan pada bulan April 1946 sembilan pejabat Kepatihan mengalami hal yang sama 23 Karena banyaknya kerusuhan penculikan dan pembunuhan untuk sementara waktu pemerintah Republik Indonesia membekukan status DIS dan menurunkan kekuasaan raja raja Kesunanan dan Mangkunegaran serta daerah Surakarta yang bersifat istimewa sebagai keresidenan sebelum bentuk dan susunannya ditetapkan undang undang Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegaran menjadi pemangku adat dan simbol pemersatu di tengah masyarakat Jawa dan warga negara Republik Indonesia serta Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran kemudian lebih berfungsi sebagai pusat pelestarian dan pengembangan budaya Jawa Era Indonesia SuntingSetelah pembekuan Daerah Istimewa Surakarta Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana XII menjenguk tentara yang terluka di tahun 1949 Terdapat pendapat yang menilai siapa bahwa pada awal pemerintahannya Pakubuwana XII gagal mengambil peran penting dan memanfaatkan situasi politik Republik Indonesia Pakubuwana XII saat itu dianggap kurang berdaya dalam menghadapi kelompok anti daerah istimewa yang gencar bermanuver dalam perpolitikan dan menyebarkan rumor bahwa para bangsawan Surakarta merupakan sekutu pemerintah Belanda sehingga sebagian rakyat merasa tidak percaya dan memberontak terhadap kekuasaan Kesunanan 24 Dalam buku seri Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jenderal Abdul Haris Nasution menulis bahwa raja raja Surakarta membelot dan mengkhianati Indonesia saat terjadi Agresi Militer Belanda II tahun 1948 1949 Bahkan pihak TNI sudah menyiapkan Kolonel GPH Jatikusuma KSAD pertama putra Pakubuwana X untuk diangkat menjadi Susuhunan yang baru dan Letkol Suryo Sularso untuk diangkat menjadi Mangkunegara yang baru Namun sebagian rakyat dan tentara semakin ingin menghapuskan monarki sama sekali Akhirnya Mayor Achmadi penguasa militer kota Surakarta hanya diberi tugas untuk langsung berhubungan dengan istana istana monarki Surakarta Kedua raja diminta untuk secara tegas memihak Republik Jika raja raja tersebut menolak akan diambil tindakan sesuai Instruksi Non Koperasi 25 Kedatangan Sri Susuhunan Pakubuwana XII Adipati Mangkunegara VIII dan Perdana Menteri Mohammad Hatta di Belanda dalam rangka mengikuti Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 Kenyataannya selama masa Revolusi Nasional Pakubuwana XII tetap memihak pemerintah Republik Indonesia Ia bahkan memperoleh pangkat militer letnan jenderal tituler dan pada tahun 1945 1948 beberapa kali turut mendampingi Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta mengunjungi berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur baik dalam rangka konsolidasi pemerintahan maupun meninjau garis depan pertempuran 26 Sebelum dan hingga peristiwa Serangan Umum Surakarta pada 7 10 Agustus 1948 Pakubuwana XII juga mengizinkan sepasukan TNI di bawah pimpinan Letkol Slamet Riyadi untuk menggunakan Pesanggrahan Pracimaharja di Boyolali sebagai markas sebelum akhirnya pesanggrahan peninggalan Pakubuwana VI tersebut dibakar untuk membendung manuver tentara Belanda yang hendak menduduki wilayah Surakarta 26 Selain itu Pakubuwana XII juga menjadi salah satu anggota delegasi yang diberi kedudukan setingkat menteri negara dalam rombongan delegasi Republik Indonesia pimpinan Mohammad Hatta pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949 27 Pada 17 Desember 1949 staf urusan sipil Komando Tentara dan Teritorial Kota Surakarta mewakili pemerintah Republik Indonesia bahkan memberikan surat tanda penghargaan dan terima kasih kepada Jawatan Pusat Karti Praja sebuah badan pekerjaan umum yang dibentuk Pakubuwana XII dalam rangka membuka lapangan kerja bagi masyarakat karena telah ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia selama Agresi Militer Belanda II 23 26 Meski demikian kedudukan Daerah Istimewa Surakarta saat itu tetap belum dapat dipertahankan karena ketidakstabilan politik dan pemerintahan di Surakarta yang berlangsung berlarut larut sejak tahun 1945 sampai 1949 Meskipun gagal secara politik namun Pakubuwana XII tetap menjadi figur pelindung kebudayaan Jawa Pada zaman reformasi para tokoh nasional misalnya Presiden Abdurrahman Wahid tetap menghormatinya sebagai salah satu sesepuh tanah Jawa 28 Pakubuwana XII wafat pada tanggal 11 Juni 2004 dan masa pemerintahannya merupakan yang paling lama di antara para raja raja Kesunanan terdahulu yaitu sejak tahun 1945 hingga 2004 Pakubuwana XIII Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana XIII dan KGPH Panembahan Agung Tejawulan bersama keluarga serta beberapa pejabat penting termasuk F X Hadi Rudyatmo wali kota Surakarta Ganjar Pranowo gubernur Jawa Tengah Subagyo Hadi Siswoyo anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam Upacara Tingalandalem Jumenengan ke 13 tahun 2017 Sepeninggal Susuhunan Pakubuwana XII sempat terjadi perebutan takhta antara KGPH Hangabehi dangan KGPH Tejawulan yang masing masing menyatakan diri sebagai Pakubuwana XIII keduanya mengklaim sebagai pemangku takhta yang sah dan masing masing menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah Akan tetapi konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar Sri Susuhunan Pakubuwana XIII Pada tahun 2012 konflik Raja Kembar telah usai setelah Pangeran Tejawulan melepaskan klaim takhta dan gelar Pakubuwana kepada kakaknya yakni Pangeran Hangabehi dalam sebuah rekonsiliasi resmi yang diprakarsai oleh Pemerintah Kota Surakarta bersama DPR RI dan Pangeran Tejawulan sendiri dilantik menjadi mahamenteri dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Harya Panembahan Agung 29 Rekonsiliasi damai antara Pakubuwana XIII dan Tejawulan awalnya sempat ditentang oleh Lembaga Dewan Adat LDA Keraton Surakarta yang dipimpin oleh GKR Wandansari 30 Sejak tahun 2013 Pakubuwana XIII bahkan tidak dapat memasuki kawasan inti Keraton Surakarta dan memimpin beberapa upacara adat karena adanya penutupan beberapa akses dari kediaman Susuhunan menuju kawasan inti keraton 31 Setelah TNI dan Kepolisian turun tangan serta adanya mediasi antara pihak Pakubuwana XIII dan Lembaga Dewan Adat 32 33 pada bulan April 2017 Pakubuwana XIII bisa kembali masuk ke dalam keraton dan menyelenggarakan upacara peringatan kenaikan takhta tingalandalem jumenengan yang dihadiri oleh keluarga abdidalem perwakilan masyarakat dan beberapa pejabat tinggi pemerintahan 34 Penyelesaian konflik antara Susuhunan Pakubuwana XIII dengan GKR Wandansari dan Lembaga Dewan Adat akhirnya terjadi pada tanggal 3 Januari 2023 usai kedua pihak berhasil dipertemukan dan dimediasi oleh KRAy Herniatie Sriana Munasari cucu dari R P Suroso mantan gubernur Jawa Tengah sekaligus komisaris tinggi pemerintah pusat untuk Daerah Istimewa Surakarta dan Polresta Surakarta 35 36 37 Menindaklanjuti rekonsiliasi tersebut wali kota Surakarta mengundang Susuhunan Pakubuwana XIII dan GKR Wandansari bersama beberapa kerabat keraton di Loji Gandrung rumah dinas wali kota Surakarta pada tanggal 4 Januari 2023 38 Pada pertemuan tersebut GKR Wandansari menyatakan bahwa ia telah bersatu dengan Susuhunan Pakubuwana XIII dan siap bersama sama melestarikan kebudayaan serta adat istiadat keraton 39 Wilayah kekuasaan SuntingPada awal berdirinya Sunting Pembagian wilayah Mancanagara Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta termasuk wilayah Kadipaten Mangkunegaran pada tahun 1757 Kompleks Candi Prambanan sekitar tahun 1900 1938 Percandian tersebut berada tepat di perbatasan wilayah Kesunanan Surakarta Kabupaten Klaten dan Kesultanan Yogyakarta Kabupaten Sleman Seperti di masa Kesultanan Mataram pada awal berdirinya semasa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana II dan Susuhunan Pakubuwana III wilayah Kesunanan Surakarta dibagi menjadi daerah Kuthagara atau Kuthanagara Nagara Agung Mancanagara dan Pasisiran 40 Daerah Kuthagara adalah ibu kota dan pusat pemerintahan kerajaan yang juga menjadi tempat tinggal raja beserta keluarganya termasuk para pejabat dan pegawai pemerintahan Daerah Kuthagara juga sering disebut sebagai Siti Narawita yang secara harfiah berarti daerah tempat orang orang mengabdi Daerah Nagara Agung adalah wilayah yang berada di sekitar Kuthagara yang merupakan daerah apanase atau tanah lungguh dari para keluarga raja dan abdidalem termasuk pula daerah Siti Narawita milik raja Sedangkan daerah Mancanagara dan Pasisiran merupakan wilayah di luar kawasan Nagara Agung di daerah ini tidak terdapat tanah lungguh namun pada saat perayaan grebeg dan tiap tiap waktu tertentu harus menyerahkan pajak ke keraton Secara keseluruhan wilayah Kesunanan Surakarta ketika itu memiliki luas 352 382 karya 40 Kuthagara Surakarta meliputi 40 1 Keraton Surakarta 2 Daerah sekitar keraton yaitu area bagian dalam tembok benteng Baluwarti serta kawasan sekitar Tugu Pamandengan dan Gapura Gladag di sebelah utara hingga Gapura Gading di sebelah selatan termasuk dua alun alun dan Masjid Agung Surakarta Nagara Agung meliputi 40 1 Daerah Panumping daerah Sukowati 2 Daerah Panekar daerah Pajang 3 Daerah Siti Ageng Tengen daerah di sisi kanan Jalan Besar Pajang Demak 4 Daerah Siti Ageng Kiwa daerah di sisi kiri Jalan Besar Pajang Demak 5 Daerah Bumi daerah Kedu di bagian barat Sungai Progo 6 Daerah Bumija daerah Kedu di bagian timur Sungai Progo 7 Daerah Sewu daerah Bagelen dan Cilacap 8 Daerah Numbak Anyar daerah di antara Sungai Bogowonto dan Sungai Progo Mancanagara meliputi 40 1 Daerah Mancanagara Kulon terdiri dari daerah Banyumas Bantar Brebes Lebaksiu dan Balapulang Tegal Kalibeber Wonosobo Karanganyar dan Karangbolong Kebumen Merden Banjarnegara Bobotsari dan Kertanegara Purbalingga 2 Daerah Mancanagara Wetan terdiri dari daerah Magetan Jogorogo Ngawi Madiun Caruban Ponorogo Kaduwang Wonogiri Pacitan Tulungagung Kediri Pace dan Berbek Nganjuk Wirasaba Jombang serta Japan Mojokerto Pasisiran meliputi 40 1 Daerah Pasisiran Kulon terdiri dari daerah pesisir Brebes dan Tegal serta daerah Pemalang Pekalongan Batang Kendal Kaliwungu dan Demak 2 Daerah Pasisiran Wetan terdiri dari daerah Jepara Kudus Pati termasuk daerah Cengkal dan Juwana Rembang Lasem Tuban Lamongan Sidayu Gresik Surabaya Bangil Pasuruan Blambangan Banyuwangi dan Pulau MaduraPerkembangan selanjutnya Sunting Peta Karesidenan Surakarta yang terdiri dari gabungan dari wilayah Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran tanpa daerah enklave pada tahun 1920 Wilayah administratif ini oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1928 dinaikkan statusnya menjadi kegubernuran gouvernement setingkat provinsi Setelah berdirinya Indonesia wilayah ini kemudian menjadi Daerah Istimewa Surakarta 1945 1946 Wilayah kekuasaan Kesunanan Surakarta selanjutnya semakin berkurang pada masa pemerintahan raja raja berikutnya termasuk setelah adanya Perjanjian Giyanti tahun 1755 dan Perjanjian Salatiga tahun 1757 yang mengakibatkan Kesunanan Surakarta harus menyerahkan beberapa wilayah kekuasaannya kepada Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Mangkunegaran serta menyerahkan wilayah Pasisiran kepada VOC Usai Perang Jawa pada tahun 1830 seluruh wilayah Mancanagara dirampas oleh pemerintah Hindia Belanda menyisakan wilayah Nagara Agung dan Kuthagara 40 Wilayah yang tersisa tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa kabupaten dan kawedanan Pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana X wilayah Kesunanan Surakarta meliputi kota Surakarta bagian timur selatan dan barat Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Kutha Surakarta Kabupaten Klaten Kabupaten Boyolali Kabupaten Sragen serta beberapa enklave daerah kantong yang tersebar di berbagai wilayah termasuk di dalam wilayah Yogyakarta Kotagede dan Imogiri Untuk kota Surakarta bagian utara serta Kabupaten Karanganyar Kabupaten Kutha Mangkunegaran dan Kabupaten Wonogiri termasuk enklave Ngawen dan Semin diperintah oleh Kadipaten Mangkunegaran yang merupakan vasal dari Kesunanan Surakarta 2 3 Di tahun 1928 pemerintah Hindia Belanda menjadikan wilayah gabungan Kesunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran sebagai sebuah kegubernuran setingkat provinsi Wilayah dan pembagian administratif tersebut tidak banyak mengalami perubahan hingga masa Pendudukan Jepang dan era pemerintahan Republik Indonesia 21 Setelahnya di masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana XII wilayah Kesunanan Surakarta mendapat kedudukan sebagai sebuah daerah istimewa dan menjadi Daerah Istimewa Surakarta yang bertahan selama beberapa bulan pada tahun 1945 1946 Usai pembekuan Daerah Istimewa Surakarta dan sejak kembali dibentuknya Karesidenan Surakarta hingga penggabungan karesidenan tersebut ke dalam Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1950 saat ini wilayah Kesunanan Surakarta secara administratif telah menyatu dengan Provinsi Jawa Tengah 21 Daftar Susuhunan Sunan Surakarta SuntingArtikel utama Daftar raja Jawa Kesunanan Surakarta Berikut adalah daftar raja raja Kesunanan Surakarta Nama Jangka Hidup Awal Memerintah Akhir Memerintah Keterangan Keluarga GambarSusuhunan Pakubuwana II Sunan Kumbul Raden Mas Prabasuyasa 18 Desember 1711 20 Desember 1749 umur 38 1745 1749 Pendiri Kesunanan Surakarta Susuhunan Amangkurat IV ayah Ratu Amangkurat GKR Kencana ibuSusuhunan Pakubuwana III Raden Mas Suryadi 17 Februari 1732 26 September 1788 umur 56 1749 1788 Susuhunan Pakubuwana II ayah GKR Hemas ibuSusuhunan Pakubuwana IV Sunan Bagus Sinuhun Wali Raden Mas Subadya 2 September 1768 2 Oktober 1820 umur 52 1788 1820 Susuhunan Pakubuwana III ayah GKR Kencana ibu Susuhunan Pakubuwana V Sunan Sugih Sinuhun Ngabehi Raden Mas Sugandi 3 Desember 1784 5 September 1823 umur 39 1820 1823 Susuhunan Pakubuwana IV ayah KRAy Handaya ibuSusuhunan Pakubuwana VI Sinuhun Bangun Tapa Raden Mas Sapardan 26 April 1807 2 Juni 1849 umur 42 1823 1830 Pahlawan Nasional Indonesia Susuhunan Pakubuwana V ayah KRAy Sasrakusuma ibu Susuhunan Pakubuwana VII Raden Mas Malikis Solikin 8 Juli 1796 10 Mei 1858 umur 61 1830 1858 Susuhunan Pakubuwana IV ayah GKR Kencanawungu ibu Susuhunan Pakubuwana VIII Raden Mas Kuseini 20 April 1789 28 Desember 1861 umur 72 1858 1861 Susuhunan Pakubuwana IV ayah KRAy Rantansari ibu Susuhunan Pakubuwana IX Sinuhun Bangun Kedhaton Raden Mas Duksina 22 Desember 1830 16 Maret 1893 umur 62 1861 1893 Susuhunan Pakubuwana VI ayah GKR Ageng ibu Susuhunan Pakubuwana X Sinuhun Ingkang Minulya saha Ingkang Wicaksana Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna 29 November 1866 20 Februari 1939 umur 72 1893 1939 Pahlawan Nasional Indonesia Susuhunan Pakubuwana IX ayah KRAy Kustiyah GKR Pakubuwana ibu Susuhunan Pakubuwana XI Raden Mas Ontoseno 1 Februari 1886 1 Juni 1945 umur 59 1939 1945 Susuhunan Pakubuwana X ayah KRAy Mandayaretna ibu Susuhunan Pakubuwana XII Sinuhun Hamardika Raden Mas Suryo Guritno 14 April 1925 11 Juni 2004 umur 79 1945 2004 Menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia Kepala Daerah Istimewa Surakarta 1945 1946 Susuhunan Pakubuwana XI ayah KRAy Kuspariyah GKR Pakubuwana ibu Susuhunan Pakubuwana XIII Raden Mas Suryo Partono 28 Juni 1948 umur 75 2004 Petahana Susuhunan Pakubuwana XII ayah KRAy Pradapaningrum ibu Galeri Sunting Sri Susuhunan Pakubuwana X bersama Raja Rama V dari Siam sekarang Thailand di Keraton Surakarta tahun 1901 Sri Susuhunan Pakubuwana X bersama para pejabat dan keluarga keraton saat meresmikan Pasar Gedhe Harjanagara Surakarta tahun 1929 Sri Susuhunan Pakubuwana XI dan Adipati Mangkunegara VII menghadiri acara peresmian Hoogere Burgerschool HBS Surakarta tahun 1940 Para tamu agung pada perhelatan ke 4 Pisowanan Ageng Tingalandalem Jumenengan Sri Susuhunan Pakubuwana XIII tahun 2008 Suasana Grebeg Mulud di Keraton Surakarta dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad tahun 2010 Lihat pula SuntingSejarah Nusantara Wangsa Mataram Keraton Surakarta Hadiningrat Daerah Istimewa Surakarta Kesultanan Yogyakarta Kadipaten Mangkunagaran Kadipaten PakualamanReferensi Sunting Ldr Sri Katon Pl Br Gamelan Kraton Kasunanan Surakarta a b c Wasino 2014 Modernisasi di Jantung Budaya Jawa Mangkunegaran 1896 1944 Jakarta Kompas Media Nusantara a b Soeratman Darsiti 1989 Kehidupan Dunia Kraton Surakrata 1830 1939 Yogyakarta Yayasan Penerbitan Tamansiswa Prasadana Muhammad Anggie Farizqi Gunawan Hendri 2019 06 17 KERUNTUHAN BIROKRASI TRADISIONAL DI KASUNANAN SURAKARTA Handep Jurnal Sejarah dan Budaya 2 2 187 200 doi 10 33652 handep v2i2 36 ISSN 2684 7256 Perjanjian Giyanti Membelah Mataram KERATON SOLO Temukan Situs Perjanjian Jatisari Bukti Keraton Solo Bukan Antek Belanda Eko Punto Hendro Strategi Kebudayaan Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo PDF Endogami Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi 42 54 Trunojoyo Melawan Mataram dan Dihukum Mati Siswanta 2019 Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered PDF Karmawibangga Historical Studies Journal 1 33 42 Resume Singkat Blusukan Ndalem Pangeran Diarsipkan 2015 01 05 di Wayback Machine Blusukan Solo Diakses 5 Januari 2015 a b c d Kompleks Bangunan Keraton Surakarta KGPH Puger Kyai Sala dan Ki Gede Sala adalah Dua Tokoh Berbeda Youtube com a b c Sarmino Husain Haikal 2001 Segi Kultural relijius Perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta 3 4 115 116 ISSN 2685 7111 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Hari Jadi Kota Solo Disebut Bukan 17 Februari 1745 Kok Bisa Solopos com Situs Resmi DPRD Kota Surakarta Selayang Pandang Kota Surakarta Perjanjian Jatisari 15 Februari 1755 Awal Mula Beda Budaya Surakarta dan Yogyakarta Kompas com Peran Ganda Raja Surakarta Berujung Petaka Seperti Surakarta Status Daerah Istimewa Dapat Dicabut Tempo co pranala nonaktif permanen Selanjutnya pada tanggal 19 Agustus 1945 di dalam rapat PPKI diputuskan bahwa wilayah Republik Indonesia dibagi atas sembilan provinsi dan dua daerah istimewa yaitu Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sunda Kecil Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Daerah Istimewa Surakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Pendapat tersebut bertentangan dengan Putusan PPKI sebagaimana terdapat dalam buku Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI yang diterbitkan oleh sekretariat negara baik edisi II 1993 maupun III 1995 sebagai Kepala Daerah Istimewa Surakarta yang setingkat jabatan Gubernur dengan posisi berada langsung di bawah Pemerintah Pusat Pendapat tersebut bertentangan dengan UU 22 1948 mengenai pemerintahan daerah dan fakta fakta sejarah di mana R P Suroso ditempatkan sebagai Komisaris Tinggi Indonesia untuk Kesunanan dan Mangkunegaran Lihat buku A H Nasution Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia dan Sudarisman Purwokusumo Daerah Istimewa Yogyakarta a b c Ranika Rosiana Belda 2013 Terbentuknya Birokrasi Modern di Surakarta tahun 1945 1950 PDF Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Julinar Said M P B Manus P Suryo Haryomo Sumardi dkk 1997 Tokoh Tokoh Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Jakarta Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia a b Daerah Istimewa Surakarta Tuduhan Pro Belanda dan Kesetiaannya kepada Republik Indonesia Putri Musaparsih Cahya 2005 Strategi Komite Nasional Indonesia Daerah Surakarta KNIDS dalam mengambil alih Swapraja 1945 1946 PDF Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Nasution Abdul Haris 1996 Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia perang gerilya semesta ii Jilid 10 Cet 8 Bandung Disjarah Angkatan Darat dan Penerbit Angkasa dan Soedarisman Poerwokoesoemo 1984 Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Gadjah Mada University Press a b c Bram Setiadi D S Trihandayani Qomarul Hadi 2001 Raja di Alam Republik Keraton Kesunanan Surakarta dan Paku Buwono XII Jakarta Bina Rena Pariwara I Gede Putu Wiranegara PAKU BUWONO XII Berjuang Untuk Sebuah Eksistensi Abdurrahman Wahid Keraton dan Perjalanan Budayanya Diarsipkan 2020 07 14 di Wayback Machine Dari situs Santri Gus Dur Komunitas Pemikiran Gusdur Akhirnya Keraton Surakarta Rekonsiliasi Kompas com Prosesi Jumenengan di Tengah Konflik Panjang Keraton Kasunanan Solo Diarsipkan 2014 09 08 di Wayback Machine Jpnn com Dilema Lembaga Dewan Adat Solopos com Brimob dan TNI Amankan Keraton Solo Tribun Solo Sekat Seng Keraton Dibongkar Media Indonesia Peringatan Naik Takhta Raja Solo CNN Indonesia Kronologi Pertemuan LDA dengan Sinuhun PB XIII yang berbuah DAMAI Solo Times Momen Langka Pertemuan Paku Buwono XIII dengan Gusti Moeng Siap Lestarikan Keraton Surakartaa Tribun Network Sosok Dibalik Perdamaian di Keraton Solo Raja Paku Buwono XIII Menangis Haru Kedaulatan Rakyat GIBRAN Undang 2 Kubu Keraton di Loji Gandrung usai Berdamai Solo Times Dua Kubu Keraton Solo Sepakat Bersatu di Era Gibran Langkah Selanjutnya Apa Solo Times a b c d e f g Dwi Ratna Nurhajarini Restu Gunawan Tugas Triwahyono 1999 Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta Jakarta Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pranala luar Sunting Indonesia Sejarah Kasunanan Surakarta Hadiningrat Indonesia Melihat Kemegahan Kraton Kasunanan Surakarta Diarsipkan 2011 10 12 di Wayback Machine Indonesia Pakoeboewono en familieDidahului oleh Kesultanan Mataram Kesunanan Surakarta Hadiningrat1745 1945 Diteruskan oleh Daerah Istimewa Surakarta Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kesunanan Surakarta Hadiningrat amp oldid 23922130