www.wikidata.id-id.nina.az
Bendara Raden Mas Mustahar atau biasa dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro nama yang berkaitan dengan fajar dalam istilah Jawa sehingga berarti Sang Bangsawan yang lahir pada Fajarnya lahir di Kaputren Keraton Yogyakarta pada pukul 3 30 4 00 11 November 1785 tepat menjelang fajar saat sahur pada 8 Muharam 1200 H Dalam tarikh Jawa hari kelahirannya itu sangat bertuah karena jatuh pada bulan Sura bulan pertama dalam tahun Jawa ketika secara tradisional kerajaan baru didirikan dan gelombang sejarah baru dimulai Lahir pada Jumat Wage merupakan hari penting dalam bacaan almanak atau primbon Jawa modern 1 Pangeran Diponegoro 11 November 1785 8 Januari 1855 adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda Pangeran DiponegoroSultan Abdul Hamid Herucakra Amirul Mukminin Sayyidin Panatagama Kalifatu Rosulillah ing Tanah JawaLukisan Pangeran DiponegoroKelahiranBendara Raden Mas Antawirya11 November 1785Ngayogyakarta HadiningratKematian8 Januari 1855 1855 01 08 umur 69 Makassar Hindia BelandaPemakamanKampung Melayu Wajo Makassar Sulawesi SelatanWangsaMataramAyahSultan Hamengkubuwana IIIIbuR A MangkarawatiPasanganRaden Ajeng Ratu Ratna NingsihAgamaIslamDikenal atasPahlawan Nasional Indonesia Panglima perang JawaSejarah mencatat Perang Diponegoro atau Perang Jawa dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia yakni 8 000 korban serdadu Hindia Belanda 7 000 pribumi dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta Gulden Daftar isi 1 Asal usul 2 Kehidupan pribadi 3 Perang Diponegoro 1825 1830 3 1 Sumpah Ati Rata 3 1 1 Dukungan Sunan Pakubuwana VI 3 1 2 Tumenggung Prawiradigdaya 3 2 Para panglima Diponegoro 3 2 1 Kiai Maja 3 2 2 Sentot Prawirodirdjo 3 2 3 Kerta Pengalasan 3 3 Para pendamping 3 3 1 Joyosuroto 3 3 2 Banthengwareng 3 4 Strategi perang sang Pangeran 3 5 Taktik Hindia Belanda 3 6 Negosiasi dan pengkhianatan 3 6 1 Lukisan Penangkapan Diponegoro 3 6 2 Lukisan Penyerahan Diponegoro 3 7 Keberlanjutan Perang 4 Akhir hayat Diponegoro 5 Peninggalan bersejarah 5 1 Babad Dipanagara 5 2 Keris 5 3 Tongkat 5 4 Tombak 5 5 Benda lainnya 5 6 Cap mohor 6 Penghargaan sebagai Pahlawan 7 Dalam budaya populer 7 1 Lukisan S Sudjojono 1979 8 Daftar pustaka 9 Referensi 10 Pranala luarAsal usul suntingDiponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dari ibu yang merupakan seorang selir garwa ampeyan bernama R A Mangkarawati dari Pacitan dan ayahnya bernama Gusti Raden Mas Suraja yang di kemudian hari naik takhta bergelar Hamengkubuwana III 2 Pangeran Diponegoro sewaktu dilahirkan bernama Bendara Raden Mas Mustahar kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya 3 Nama Islamnya adalah Abdul Hamid 4 Setelah ayahnya naik takhta Bendara Raden Mas Antawirya diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara Ketika dewasa Pangeran Diponegoro menolak keinginan sang ayah untuk menjadi raja Ia sendiri beralasan bahwa posisi ibunya yang bukan sebagai istri permaisuri membuat dirinya merasa tidak layak untuk menduduki jabatan tersebut 5 Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pribadi yang cerdas banyak membaca dan ahli di bidang hukum Islam Jawa 2 Dia juga lebih tertarik pada masalah masalah keagamaan ketimbang masalah pemerintahan keraton dan membaur dengan rakyat Sang Pangeran juga lebih memilih tinggal di Tegalrejo berdekatan dengan tempat tinggal eyang buyut putrinya yakni Gusti Kangjeng Ratu Tegalrejo permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I daripada tinggal di keraton 5 Pangeran Diponegoro adalah seorang yang menggemari kuda dan saat di Tegalrejo sebelum perang memiliki lebih dari 60 orang Jawa untuk memelihara kudanya Bak bak air besar dari tembok untuk memberi minum kudanya masih terlihat sampai kini 2021 Kandang kuda dan istal Pangeran begitu luas sampai Sentot muda yang datang untuk hidup di Tegalrejo saat berumur 6 tahun setelah kakak perempuannya Raden Ayu Maduretno menikah dengan Pangeran lebih mementingkan belajar naik kuda daripada menjadi santri Saat mulai pecahnya Perang Jawa kuda kekar hitam tunggangan Dipnegoro Kiai Gitayu Gentayu dan ketangkasannya dia tas pelana dicatat oleh komandan kavaleri Belanda Saat perang keahlian Pangeran menunggang kuda sangat membantu dirinya untuk selamat ketika sering bisa menghindari pengejaran di medan yang sulit terutama waktu menyeberang Kali Progo dimana Pangeran mengetahui semua area dangkal yang bisa dipakai untuk mengarungi sungai lebar itu tanpa dihanyutkan air 6 Pangeran Diponegoro mulai menaruh perhatian pada masalah keraton ketika dirinya ditunjuk menjadi salah satu anggota perwalian untuk mendampingi Sultan Hamengkubuwana V 1822 yang saat itu baru berusia 3 tahun Karena baru berusia 3 tahun pemerintahan keraton sehari hari dikendalikan oleh Patih Danureja IV dan Residen Belanda Pangeran Diponegoro tidak menyetujui cara perwalian seperti itu sehingga dia melakukan protes 5 Kehidupan pribadi suntingDalam kehidupan sehari harinya Pangeran Diponegoro adalah pribadi yang menyukai sirih dan rokok sigaret Jawa yang dilinting khusus dengan tangan mengoleksi emas dan berkebun Bahkan di tempat persemediannya di Selarejo dan Selarong kebun yang dimilikinya ditanami bunga sayur sayuran buah buahan ikan kura kura burung tekukur buaya hingga harimau 7 Dia juga dikenal sebagai pria yang romantis Pangeran Diponegoro setidaknya menikah beberapa kali dalam hidupnya 7 Sang Pangeran pertama kali menikah pada usia 27 tahun dengan Raden Ayu Retno Madubrongto seorang guru agama dan putri kedua dari Kiai Gede Dadapan Dari hasil pernikahan ini Diponegoro memiliki anak laki laki bernama Putra Diponegoro II 8 Pada 27 Februari 1807 Pangeran Diponegoro kembali menikah untuk kedua kalinya dengan putri dari Raden Tumenggung Natawijaya III seorang bupati dari Panolan Jipang Kesultanan Yogyakarta bernama Raden Ajeng Supadmi itupun atas permintaan Sultan Hamengkubuwana III 8 Diponegoro kemudian bercerai tiga tahun setelah pernikahannya tersebut dan dianugerahi seorang anak bernama Pangeran Diponingrat yang memiliki sifat arogan menurut Putra Diponegoro II 8 Pernikahan ketiga terjadi pada tahun 1808 dengan R A Retnadewati seorang putri kiai di wilayah selatan Yogyakarta Istri pertama dan ketiga Pangeran yakni Madubrongto dan Retnadewati meninggal ketika Diponegoro masih tinggal di Tegalrejo Sang Pangeran kemudian menikah kembali pada tahun 1810 dengan Raden Ayu Citrawati puteri dari Raden Tumenggung Rangga Parwirasentika dengan salah satu isteri selir Namun sang istri Raden Ayu Citrawati meninggal tidak lama setelah melahirkan anaknya akibat kerusuhan di Madiun Sang bayi kemudian diserahkan kepada Ki Tembi untuk diasuh dan diberi nama Singlon nama samaran dan terkenal dengan nama Raden Mas Singlon 9 Pangeran kembali menikah kelima kalinya pada 28 September 1814 dengan Raden Ayu Maduretno putri dari Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretna putri Hamengkubuwana II Sang istri Raden Ayu Maduretno merupakan saudara seayah dengan Sentot Prawiradirdja tetapi lain ibu Raden Ayu Maduretno diangkat menjadi permaisuri bergelar Kanjeng Ratu Kedaton I pada 18 Februari 1828 ketika Pangeran Diponegoro dinobatkan sebagai Sultan Abdulhamid Pada Januari 1828 sang Pangeran kembali menikah untuk keenam kalinya dengan Raden Ayu Retnoningrum putri Pangeran Penengah atau Dipawiyana II Ketujuh menikah dengan Raden Ayu Retnaningsih putri Raden Tumenggung Sumaprawira seorang bupati Jipang Kepadhangan dan kedelapan dengan R A Retnakumala putri Kiai Guru Kasongan 9 10 Dari hasil beberapa kali pernikahannya tersebut Pangeran Diponegoro memiliki 12 putra dan 5 orang putri yang saat ini seluruh keturunannya tersebut hidup tersebar di berbagai penjuru dunia termasuk Jawa Madura Sulawesi Maluku Australia Serbia Jerman Belanda dan Arab Saudi 11 Pangeran Diponegoro juga dikenal sebagai pribadi yang suka melucu dan bercanda Terkadang dia sangat benci dengan komandan tentaranya yang dianggapnya pengecut 7 Perang Diponegoro 1825 1830 suntingArtikel utama Perang JawaPerang Diponegoro atau Perang Jawa diawali dari keputusan dan tindakan Hindia Belanda yang memasang patok patok di atas lahan milik Diponegoro di Desa Tegalrejo Tindakan tersebut ditambah beberapa kelakuan Hindia Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan eksploitasi berlebihan terhadap rakyat dengan pajak tinggi membuat Pangeran Diponegoro semakin muak hingga mencetuskan sikap perlawanan sang Pangeran 12 Di beberapa literatur yang ditulis oleh Hindia Belanda menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Profesor Wardiman Djojonegoro terdapat pembelokan sejarah penyebab perlawanan Pangeran Diponegoro karena sakit hati terhadap pemerintahan Hindia Belanda dan keraton yang menolaknya menjadi raja Padahal perlawanan yang dilakukan disebabkan sang pangeran ingin melepaskan penderitaan rakyat miskin dari sistem pajak Hindia Belanda dan membebaskan istana dari madat 13 Keputusan dan sikap Pangeran Diponegoro yang menentang Hindia Belanda secara terbuka kemudian mendapat dukungan dan simpati dari rakyat Atas saran dari sang paman yakni GPH Mangkubumi Pangeran Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo dan membuat markas di Gua Selarong Saat itu Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil perlawanan menghadapi kaum kafir Semangat perang sabil yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu 12 Medan pertempuran Perang Diponegoro mencakup Yogyakarta Kedu Bagelen Surakarta dan beberapa daerah seperti Banyumas Wonosobo Banjarnegara Weleri Pekalongan Tegal Semarang Demak Kudus Purwodadi Parakan Magelang Madiun Pacitan Kediri Bojonegoro Tuban dan Surabaya 14 Sumpah Ati Rata sunting Sebelum dimulainya perang Pangeran Dipanegara mendapatkan dukungan dari Sunan Pakubuwana VI PB VI R M Saparan dan dibantu oleh Tumenggung Prawiradigdaya R M Panji Yudha Prawira bupati Gagatan saat itu Tanggal 23 Mei 1823 Pangeran Dipanegara menggalang kekuatan dengan para alim ulama dan tokoh tokoh yang berpengaruh di wilayah Mataram Orang pertama yang dikunjungi adalah Kiai Abdani dan Kiai Anom di Bayat Klaten selanjutnya bersama Pangeran Mangkubumi menemui Kiai Maja kiai kepercayaan Pakubuwana IV Kemudian dengan diantar Kiai Maja Pangeran Dipanegara menemui Tumenggung Prawiradigdaya di Gagatan Tumenggung Gagatan adalah kepercayaan Susuhunan Pakubuwono VI Pada tahun 1824 atas saran Kiai Maja dan Tumenggung Prawiradigdaya Pangeran Dipanegara menemui Susuhunan Pakubuwana VI Ternyata Raja Surakarta ini sangat mendukung perjuangan pamannya Ia tidak hanya memberi dukungan dalam bentuk dana perang tapi juga pasukan pasukan Keraton dan para Senopati terpilih disediakan 15 Dukungan tersebut dideklarasikan dalam Sumpah Ati Rata Sumpah Hati Rata pada Rabu Wage 17 Pasa 1239 H 1752 J 5 Mei 1825 bertempat di tempat yang saat ini masuk ke Dk Gagatan Ketoyan Wonosegoro Boyolali Ketiganya adalah tokoh penting tritunggal di balik siasat Perang Dipanegara Tempat dilakukannya Sumpah Atirata ini saat ini dinamakan Pesanggrahan Dinrah Isi Sumpah Atirata adalah Ha Setya Bekti Ing Gusti Hangayomi Sapadanig Urip Rila Lega Ing Pati Na Hamikukuhi Tan Kena Hamabuang Tilas Tan Gawe Wisuna Ca Tan Ngowahi Naluri Tanah Jawa Dadi Raharja 16 Dukungan Sunan Pakubuwana VI sunting Artikel utama Pakubuwana VI Perjuangan Pangeran Dipanegara juga didukung oleh Sunan Pakubuwana VI PB VI dan Sunan Pakubuwana VI mendukung peperangan dengan menyediakan logistik dan persenjataan yang diserahkan dengan menyamar sedang bepergian untuk bertapa di berbagai tempat sehingga dikenal sebagai Pangeran Bangun Tapa di antaranya di Gua Raja di lereng atas Gunung Merbabu yang masuk wilayah Sela Sesela nama kuno wilayah ini yang muncul di kumpulan Naskah Merapi Merbabu salah satunya Gita Sinangsaya 17 dan di Alas Krendhawahana Pertemuan pertemuan rahasia tersebut untuk membicarakan situasi terkini sekaligus membahas strategi perlawanan terhadap Belanda 18 Usai ditangkap dan diasingkannya Pangeran Dipanegara Belanda menangkap Mas Pajangswara juru tulis keraton yang juga orang kepercayaan Pakubawana VI ayahanda pujangga kenamaan Ranggawarsita yang kemudian disiksa dan dibunuh karena tidak mau mengaku rahasia keterlibatan Pakubuwana VI dengan Pangeran Dipanegara Meski tidak mengakui Belanda memfitnah bahwa Mas Pajangswara membongkar rahasia tersebut dan dijadikan alasan untuk menangkap Pakubuwana VI yang kemudian dibuang ke Ambon pada 8 Juni 1830 dan wafat pada 2 Juni 1849 19 Tumenggung Prawiradigdaya sunting Artikel utama Prawiradigdaya Tumenggung Prawiradigdaya dengan nama kecil Yudha Prawira Yudo Prawiro adalah cucu Ngabehi Prawirasakti Adimenggala dari Kadipaten Gagatan saat ini masuk di wilayah Kecamatan Wonosegoro Boyolali Jawa Tengah putra Raden Surataruna III Ibunya Raden Ayu Surataruna adalah putri Adipati Natakusuma Pangeran Juru patih kerajaan Surakarta yang dibuang Belanda ke Ceylon Sejak kecil Yudha diasuh oleh kakeknya yakni Ngabehi Prawirasakti Setelah berusia tiga belas tahun dia dikirim ke pondok pesantren Petingan di utara Yogyakarta menjadi murid Syekh Kaliko Jipang Syeh Kholik dari Jipang Penghulu Besar Kraton Ngabehi Prawirasakti dan Syekh Kalika merupakan orang kepercayaan Pangeran Mangkubumi Di pondok pesantren ini bertemu dengan Raden Mas Antawirya Pangeran Dipanegara yang saat itu berumur delapan tahun ketika Syekh Kalika meninggal tahun 1798 Antawirya dikirim ke pondok pesantren Mlangi asuhan Kiyai Taptajani Sebagai saudara seperguruan Antawirya lebih menguasai ilmu kepemimpinan ilmu hukum tarikh Islam dan filsafat sedangkan Yudha menguasai pengetahuan Islam dan puncak ilmu kesaktian yang kemudian menjadi tambahan bekalnya saat menjadi bupati pamajegan wilayah tanah raja yang menghasilkan pajak di Gagatan bergelar R T Prawiradigdaya 20 21 Pada masa Pakubuwana VI berkuasa wilayah Gagatan meliputi Karanggede Klego Wonosegoro hingga Juwangi Menjelang Perang Jawa Tumenggung Prawiradigdaya mempersiapkan pertemuan Pangeran Dipanegara bersama Pakubuwana VI melakukan Sumpah Ati Rata Dalam Perang Jawa Tumenggung Prawiradigdaya gugur dalam peperangan dan dimakamkan di tempat pemakaman gurunya Syekh Kalika di Blunyah Gedhe di utara Yogyakarta 22 Para panglima Diponegoro sunting Beberapa tokoh karismatik yang turut bergabung dengan Pangeran Diponegoro adalah Kiai Madja Pakubuwana VI dan Raden Tumenggung Prawiradigdaya 12 Pangeran Diponegoro juga dibantu oleh putranya bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewa Ki Sodewa melakukan peperangan di wilayah Kulonprogo dan Bagelen Selain itu ada beberapa ulama pendukung yakni Kiai Imam Rafi l Bagelen Kiai Imam Nawawi Ngluning Purwokerto Kiai Hasan Basori Banyumas dan kiai kiai lainnya 14 Kiai Maja sunting Artikel utama Kiai Madja Kiyai Maja IV Kiayi Mojo memiliki nama kecil Muslim Mochamad Khalifah merupakan buyut Kiyai Mojo I RT Citrosoma 1788 1820 cucu Kiayi Mojo II putra Kiayi Mojo III 23 Kiayi Maja III yang dikenal sebagai Kyai Baderan I memiliki nama Iman Abdul Arif Ngabdul Ngarep mendapat anugerah wilayah Maja Dk Mojowetan Desa Tegalrejo Kecamatan Sawit Boyolali dan Baderan saat ini masuk wilayah Sidowayah Polanharjo Klaten yang saat itu masuk wilayah Pajang bagian dari Kasunanan Surakarta sebagai tanah perdikan dari Pakubuwana IV Muslim Mochammad Khalifah yang kelahiran Maja meneruskan tugas ayahnya sebagai guru agama di pondok pesantren Maja dan banyak putra dan putri dari Kraton Surakarta belajar di pesantrennya Di kemudian hari beliau terkenal sebagai Kiayi Maja IV 24 Ibu Kiai Maja yakni R A Mursilah adalah saudara perempuan Sultan Hamengkubuwana III 25 Jalinan persaudaraan dirinya dengan Pangeran Dipanegara kian erat setelah Kiai Maja menikah dengan janda Pangeran Mangkubumi yang merupakan paman dari Dipanegara Tak heran Dipanegara memanggil Kiai Maja dengan sebutan paman meski relasi keduanya adalah saudara sepupu 26 Kiayi Maja turut bergabung sejak hari pertama pasukan Dipanegara tiba di Gua Selarong Pengaruh dukungan Kiai Maja terhadap perjuangan Diponegoro begitu kuat karena ia memiliki banyak pengikut dari berbagai lapisan masyarakat Kiai Maja yang dikenal sebagai ulama penegak ajaran Islam ini bercita cita tanah Jawa dipimpin oleh pemimpin yang mendasarkan hukumnya pada syariat Islam Semangat memerangi Belanda yang merupakan musuh Islam dijadikan taktik Perang Suci Oleh sebab itu kekuatan Diponegoro kian mendapat dukungan terutama dari tokoh tokoh agama yang berafiliasi dengan Kiai Madja 27 Menurut Peter Carey 2016 dalam Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 1855 disebutkan bahwa sebanyak 112 kiai 31 haji serta 15 syekh dan puluhan penghulu berhasil diajak bergabung 28 Pada tanggal 12 November 1828 Kyai Maja dan para pengikutnya disergap di daerah Mlangi Sleman dekat Sungai Bedog kemudian dibawa ke Salatiga Dalam penahanannya Kiai Maja meminta agar para pengikutnya dibebaskan dan menerima apapun keputusan Belanda terhadap dirinya Belanda mengabulkan permintaan tersebut dan hanya menyisakan Kiai Maja beserta orang orang dekatnya dan beberapa tokoh berpengaruh sementara sebagian besar pengikutnya dilepaskan 28 Tanggal 17 November 1828 Kyai Mojo beserta orang orang yang masih menyertainya dikirim ke Batavia dan diputuskan akan diasingkan ke Tondano Minahasa Sulawesi Utara 28 29 Di tanah pembuangan Kyai Maja terus berdakwah hingga wafat pada 20 Desember 1849 di usianya yang ke 57 tahun Perang Jawa sendiri berakhir dua tahun setelah tidak adanya kubu Kiai Maja dari pasukan Dipanegara 28 nbsp Diponegoro c 1830 Sentot Prawirodirdjo sunting nbsp Sentot Prawirodirdjo atau dikenal juga Sentot Ali Pasha Ali Basha adalah salah satu panglima Pangeran Diponegoro Pendukung lainnya adalah Sentot Ali Basha Abdul Mustopo Prawirodirdjo atau dikenal dengan Sentot Ali Pasha Sentot Ali Basha putra dari Ronggo Prawirodirjo III yang menjabat sebagai Bupati Montjonegoro Timur ipar Sultan Hamengkubuwana IV yang terbunuh oleh Hindia Belanda pada zaman pemerintahan Gubernur Daendels 30 Menurut sejarawan Soekanto Sentot bergabung pada 28 Juli 1826 sedangkan menurut Peter Carey Sentot bergabung ketika berumur 17 tahun pada Agustus 1825 di Selarong Pada Agustus 1828 salah satu panglima Diponegoro bernama Gusti Basah gugur dan sebelum meninggal ia meminta sang Pangeran menunjuk Sentot sebagai penggantinya Setelah diangkat menjadi senopati Sentot berhasil memukul mundur tentara Sollewijn di Progo Timur pada 5 September 1828 Beberapa minggu kemudian Sentot juga berhasil memenangkan peperangan di Bagelen dan Banyumas Strategi perang yang digunakan Sentot adalah penggerebekan dengan menggempur sekeras kerasnya dengan pasukan penuh Sentot juga dikenal pandai dalam perang gerilya 30 Gelar Basya atau Pasha diilhami oleh sosok Usamah bin Zaid panglima Turki yang memimpin perang melawan bangsa Romawi dalam usia 17 tahun juga Sentot Alibasha juga dijuluki Napoleon Jawa 14 Sentot memimpin pasukan sebanyak 1 000 orang dengan menyandang senjata dan mengenakan jubah dan sorban Struktur pasukannya pun mirip seperti pasukan Turki Utsmani 14 Sentot juga berhasil memenangkan peperangan di Kroya dan merampas 400 pucuk senjata meriam berikut mesiunya serta menawan ratusan serdadu Hindia Belanda 9 Untuk menangkap Sentot Jenderal De Kock membujuk bupati Madiun Prawirodiningrat yang merupakan kakaknya agar bersedia berunding dengan Hindia Belanda Atas bujukan kakaknya tersebut Sentot kemudian menerima tawaran Belanda untuk datang ke Yogyakarta dan disambut dengan upacara militer seperti seorang jenderal pada 24 Oktober 1829 hingga akhirnya disergap dan ditangkap 14 Setelah menyerah dalam Perang Diponegoro Sentot sempat dikirim ke Salatiga Batavia hingga akhirnya Hindia Belanda mengirimnya ke Sumatera Barat untuk membasmi pemberontakan ulama dalam Perang Padri Namun ini hanya strategi Sentot agar berhasil mendapatkan persenjataan untuk membantu perjuangan Tuanku Imam Bonjol Sentot akhirnya ditahan Hindia Belanda dan dikirim kembali ke Batavia pada Maret 1833 dan ke Bengkulu pada Agustus 1833 sebelum akhirnya wafat dalam usia 47 tahun dalam pengasingan di Bengkulu pada 17 April 1855 30 Kerta Pengalasan sunting Kerta Pengalasan lahir tahun 1795 dan wafat sekitar tahun 1866 adalah salah satu senopati Pangeran Diponegoro Dia dipercaya oleh Pangeran Diponegoro untuk memperkuat sistem pertahanan pusat negara di Plered 9 Sebelum perang Kerta Pengalasan adalah kepala desa di Desa Tanjung Nanggulan Kulon Progo Dia diperintah oleh Pangeran Blitar I salah satu putra Sultan Hamengkubuwono I untuk mendukung Pangeran Diponegoro 31 Para pendamping sunting Selain para panglima perang Pangeran Diponegoro juga didampingi oleh para pendamping yang sering disebut sebagai panakawan pengiring yakni Joyosuroto Roto Banthengwareng Sahiman Rujakbeling Kasimun Wangsadikrama dan Teplak Rujakgadhung 29 Mereka para panakawan disebut juga sebagai bocah becik anak baik dan berperan bergantian sebagai abdi pengiring guru penasihat peracik obat pembanyol hingga penafsir mimpi 32 Joyosuroto sunting Joyosuroto dipanggil Roto adalah panakawan yang selalu ada di setiap perjalanan sang Pangeran sejak awal perjuangan hingga perjalanan sebagai tahanan menuju pengasingan Roto bahkan ikut dalam kereta kuda residen Kedu menuju Semarang dan bertugas membawa kotak sirih Roto juga menjaga kamar Pangeran Diponegoro dengan tidur di depan pintu kamarnya ketika sang pangeran telah tiba dan menginap selama seminggu di Wisma Residen Bojong Semarang Dia menyajikan roti putih yang dipanggang setiap pagi berikut kentang walanda 32 Sebelum bergabung dengan Pangeran Diponegoro Roto adalah hanya seorang warga desa sekitar Tegalrejo Setelah perang dimulai Roto ikut bersama pasukan Diponegoro menuju perbukitan di Selarong pada tahun 1825 dan tinggal di Guwo Secang yang memiliki dapur Di tempat ini sang Pangeran kian mendalami ilmu mistik dan agamanya dengan tinggal di gua gua dan berziarah 32 Ketika perang berkecamuk dan sang pangeran menerapkan sistem pemerintahan keraton di Selarong Oktober 1825 dan di Kemusuk Kulon Progo November 1825 Agustus 1826 para panakawan tidak lagi menjadi satu satunya sahabat karib sang Pangeran Meski demikian para panawakan selalu mendampingi setiap langkah sang Pangeran Bahkan Roto bersama Banthengwareng menemani Pangeran Diponegoro ke hutan hutan di sebelah barat Bagelen ketika meloloskan diri dari kejaran pasukan AV Michiels Saat itu kondisi Diponegoro terkena sakit malaria terpaksa berpindah pindah dari gubug petani satu ke gubug lainnya dan Roto menghibur sang Pangeran yang sedang sakit dengan banyolan banyolan yang lucu 32 Sosok Roto hadir dalam lukisan Raden Saleh berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro Dia dilukiskan sedang berdiri di pilar bagian barat sosoknya tersembunyi di belakang seorang pasukan Hindia Belanda yang tengah memegang senjata tanpa mengenakan sorban dengan wajah tengah memandang ke arah tuannya 32 Roto juga ikut serta ketika Diponegoro diasingkan ke Manado dan tinggal bersama keluarganya selama tiga tahun sebelum pada tahun 1839 pemerintah Hindia Belanda mengirimnya ke Tondano dan bergabung dengan Kiai Modjo 29 Banthengwareng sunting Banthengwareng yang hidup antara tahun 1810 1858 disebut sebut sebagai panakawan yang paling setia Banthengwareng disebut sebagai panakawan yang paling setia karena dia ikut hingga Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar 29 Namanya tertulis dalam Babad Dipanagara dengan julukan lare bajang anak muda yang nakal dan cebol Tubuh cebolnya juga tergambar dalam lukisan koleksi Snouck Hurgronje yang tersimpan di Universitas Leiden yang menggambarkan Banthengwereng sebagai sosok bertubuh cebol buncit dan tak berbusana Di lukisan tersebut Banthengwereng berdiri di dekat Pangeran Diponegoro dan membantu sang Pangeran mengajarkan ilmu mistik Islam kepada putranya ketika berada dalam pengasingan tahun 1835 1855 29 Roto bersama Banthengwareng menemani Pangeran Diponegoro ke hutan hutan di sebelah barat Bagelen ketika meloloskan diri dari kejaran pasukan AV Michiels Saat itu kondisi Diponegoro terkena sakit malaria terpaksa berpindah pindah dari gubug petani satu ke gubug lainnya dan Roto menghibur sang Pangeran yang sedang sakit dengan banyolan banyolan yang lucu 32 Sejarawan Belanda George Nypels dalam bukunya yang berjudul De Oorlog in Midden Java van 1825 tot 1830 menuliskan bahwa Diponegoro ditemani dua pengiringnya dalam kondisi kekurangan dengan luka di kakinya dan sakit malaria harus berpindah pindah terkadang tidak memiliki tempat berteduh dan cukup makanan Pangeran Diponegoro bersembunyi selama tiga bulan antara pertengahan November 1829 hingga pertengahan Februari 1830 29 Strategi perang sang Pangeran sunting Pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon yang diberi nama berbeda beda seperti Turkiya Arkiya dan lain sebagainya Setiap batalyon dibekali dengan senjata api dan peluru peluru yang dibuat di hutan Pangeran Diponegoro bersama para panglimanya menerapkan strategi perang gerilya yang selalu berpindah pindah Markasnya di Selarong sering kali kosong ketika pasukan Belanda menyerang lokasi tersebut Sang Pangeran dan pasukannya baru kembali ke Selarong setelah pasukan Belanda pergi meninggalkan Selarong 9 Pusat pertahanan pasukan Diponegoro kemudian dipindahkan dari Selarang ke Daksa Sang Pangeran juga dinobatkan menjadi kepala negara bergelar Sultan Abdulhamid Herucakra Amirulmukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa dengan pusat negara berada di Plered dengan pertahanan yang kuat Sistem pertahanan daerah Plered dipercayakan penanganannya kepada Kerta Pengalasan 9 Kuatnya pertahanan di Plered dibuktikan dengan gagalnya serangan besar besaran pasukan Hindia Belanda pada tanggal 9 Juni 1826 Setelah penyerangan tersebut sang Pangeran mengganti posisi Kerta Pengalasan dengan Ali Basha Prawiradirja dan Prawirakusumah keduanya masih berusia 16 tahun 9 Setelah itu masih di bulan dan tahun yang sama pasukan Hindia Belanda menyerang markas Diponegoro di Daksa tetapi sudah dikosongkan Ketika pasukan Hindia Belanda kembali dari Daksa menuju Yogyakarta pasukan Diponegoro menyergap dan membinasakan seluruh pasukan dan menghilang dari Daksa 9 Pada Oktober 1826 pasukan Diponegoro menyerang pasukan Hindia Belanda di Gawok dan mendapat kemenangan Namun sang Pangeran terluka dan terpaksa harus ditandu ke lereng Gunung Merapi Pada 17 November 1826 sang Pangeran bertolak ke Pengasih sebelah barat Yogyakarta untuk menyerang pasukan Hindia Belanda Di lokasi ini sang Pangeran mendirikan keraton di Sambirata sebagai pusat negara baru Pasukan Belanda sempat menyerang Sambirata tetapi Diponegoro berhasil meloloskan diri Perang sempat berhenti akibat gencatan senjata pada 10 Oktober 1827 namun perundingan tidak menemui kesepakatan apa pun 9 Berkat dukungan dan simpatik rakyat pasukan Pangeran Diponegoro dapat dengan mudah memindah mindahkan markasnya dan mendapat pasokan logistik Selain itu pasukan Diponegoro dikenal sangat cepat dan lincah berkat semangat perang Sabilillah Akibatnya Hindia Belanda banyak mengirimkan jenderal kolonel dan mayor ke Pulau Jawa seperti Jenderal De Kock Jenderal Van Geen Jenderal Holsman dan Jenderal Bisschof 14 Para senopati menggunakan strategi dengan menjadikan kondisi alam sebagai senjata dan tameng yang tak terkalahkan Hal ini dilakukan dengan melakukan serangan serangan besar besaran pada saat bulan bulan penghujan Hujan tropis yang deras tersebut sering kali membuat gerak dari pasukan Hindia Belanda terhambat sehingga para gubernur Hindia Belanda akan melakukan berbagai usaha untuk melakukan gencatan senjata dan berunding Ancaman lainnya datang dari penyakit malaria disentri dan sebagainya yang menjadi musuh yang tak tampak bagi pasukan Hindia Belanda sehingga sering kali melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan Ketika gencatan senjata terjadi Belanda lantas memanfaatkan situasi dengan mengkonsolidasikan pasukannya dan menyebarkan mata mata serta provokator di desa desa dan kota kemudian menghasut memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah komando pangeran Diponegoro Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda Taktik Hindia Belanda sunting Bagi Hindia Belanda Perang Diponegoro adalah perang terbuka dengan mengerahkan berbagai jenis pasukan mulai dari pasukan infanteri kavaleri dan artileri yang sejak Perang Napoleon selalu menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal Front pertempuran terjadi di berbagai desa dan kota di seluruh Jawa dan berlangsung sanngat sengit Penguasaan suatu wilayah selalu silih berganti Jika ada suatu wilayah dikuasai pasukan Hindia Belanda pada siang hari maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi demikian pula sebaliknya Jalur jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang Berpuluh kilang mesiu dibangun di hutan hutan dan dasar jurang Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan berkencamuk Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun stategi perang Informasi mengenai kekuatan musuh jarak tempuh dan waktu kondisi medan curah hujan menjadi berita utama karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi Pada puncak peperangan tahun 1827 Belanda mengerahkan lebih dari 23 000 orang serdadu 12 suatu hal yang belum pernah ada suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur tetapi dijaga oleh puluhan ribu serdadu Dari sudut kemiliteran ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern Baik metode perang terbuka open warfare maupun metode perang gerilya guerilla warfare yang dilaksanakan melalui taktik hit and run dan pengadangan Ini bukan sebuah perang suku melainkan suatu perang modern yang memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktikkan Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat saraf psy war melalui insinuasi dan tekanan tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran dan kegiatan telik sandi spionase dengan kedua pihak saling memata matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawannya Berbagai cara licik juga terus dilakukan Hindia Belanda untuk menangkap Diponegoro Bahkan sayembara pun dipergunakan dengan mengeluarkan maklumat pada 21 September 1829 bahwa siapapun yang dapat menangap Pangeran Diponegoro baik hidup atau mati akan diberi hadiah sebesar 50 000 Gulden beserta tanah dan penghormatan 9 Perubahan strategi Hindia Belanda terjadi ketika Gubernur Jenderal De Kock diangkat menjadi panglima seluruh Hindia Belanda tahun 1827 Untuk membatasi ruang gerak dan strategi gerilya Pangeran Diponegoro De Kock menggunakan strategi perbentengan Benteng Stelsel Benteng benteng dengan kawat berduri didirikan begitu pasukan Hindia Belanda berhasil merebut daerah kekuasaan pasukan Diponegoro Tujuannya agar pasukan Diponegoro tidak dapat kembali dan mempersempit ruang geraknya Jarak antar bentang berdekatan dan dihubungkan dengan pasukan gerak cepat 9 Perlawanan Pangeran Diponegoro semakin melemah sejak akhir tahun 1828 setelah Kiai Madja pemimpin spiritual pemberontakan ditangkap pada 12 Oktober 1828 menyusul kemudian Sentot Prawirodirdjo dan pasukannya pada 16 Oktober 1828 karena kesulitan biaya dan tertangkapnya istri sang Pangeran yakni R A Ratnaningsih dan putranya pada 14 Oktober 1829 9 Negosiasi dan pengkhianatan sunting Pada 16 Februari 1830 Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal De Kock yakni Kolonel Jan Baptist Clereens dan mengutus Kiai Pekih Ibrahim dan Haji Badaruddin agar Clereens bisa datang ke Remo Kamal Bagelen sekarang masuk wilayah Kabupaten Purworejo di hulu sungai Cingcingguling Pertemuan pada 20 Februari 1830 tersebut tidak menghasilkan kesepakatan meski berjalan lancar dan akrab Akhirnya Diponegoro ingin bertemu langsung dengan De Kock yang ketika itu berada di Batavia dan bermaksud menunggunya di Bagelen Barat Namun Clereens menyarankan agar Diponegoro menunggu De Kock di Menoreh dan sang Pangeran tiba pada 21 Februari 1830 dan dielu elukan oleh 700 pengikutnya 4 Ketika itu bulan Ramadhan berlangsung mulai 25 Februari hingga 27 Maret 1830 dan Pangeran Diponegoro menegaskan kepada De Kock bahwa selama pertemuan di bulan puasa tidak akan ada diskusi yang serius dan hanya ramah tamah biasa hingga bulan Ramadhan berakhir De Kock menyetujuinya Selama tinggal di Magelang seluruh pasukan dan pengikut Pangeran Diponegoro ditandai dengan sorban dan jubah hitam yang diberikan oleh Clereens 4 Sikap manis ditunjukkan De Kock kepada Pangeran Diponegoro dengan memberikan hadiah seekor kuda berwarna abu abu dan uang f 10 000 yang dicicil dua kali untuk membiayai para pengikutnya selama bulan puasa Bahkan De Kock mengizinkan istri sang Pangeran ibunya kedua putra dan putrinya yang masih kecil yakni Raden Mas Joned dan Raden Mas Raib putra tertuanya bersama panglima Diponegoro di Kedu Utara Basah Imam Musbah hadir dan bergabung di Magelang 4 Dalam pikiran De Kock kedatangan Diponegoro dan pengikutnya secara sukarela menunjukkan Pangeran Diponegoro telah kalah secara de facto Sementara itu selama bulan puasa De Kock bertemu dengan sang Pangeran sebanyak tiga kali yakni sebanyak dua kali saat jalan subuh di taman karesidenan dan satu kali ketika De Kock datang sendiri ke pesanggarahan sang Pangeran Namun mata mata yang ditanamkan Residen Valck di kesatuan Diponegoro Tumenggung Mangunkusumo melaporkan bahwa sang Pangeran tetap bersikeras mendapatkan pengakuan Hindia Belanda sebagai sultan Jawa bagian selatan ataupun sebagai Ratu paneteg panatagama wonten ing Tanah Jawa sedaya Raja dan pengatur agama di seluruh tanah Jawa atau kepala agama Islam Setelah itu pada 25 Maret 1830 De Kock memberi perintah rahasia kepada dua komandannya yakni Letnan Kolonel Louis du Perron dan Mayor A V Michels mempersiapkan perlengkapan militer untuk mengamankan penangkapan sang Pangeran 4 Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830 bertepatan dengan Hari Idul Fitri Jenderal De Kock bertemu dengan Pangeran Diponegoro Jenderal De Kock didampingi Residen Kedu Valck Letkol Roest perwira De Kock Mayor F V H A de Stuers dan penerjemah bahasa Jawa Kapten J J Roefs Pangeran Diponegoro didampingi ketiga putranya penasihat agama dua punakawan dan panglima Basah Mertanegara De Kock memulai pertemuan dengan meminta agar Pangeran Diponegoro tidak usah kembali ke Metesih Sang Pangeran merasa heran dan mempertanyakan kembali kepada De Kock kenapa tidak diizinkan kembali padahal dia hanya bersilahturahmi menjelang akhir bulan puasa De Kock langsung bicara akan menahan Diponegoro dan suasana pun langsung berubah tegang 33 Diponegoro langsung meresponsnya dengan menanyakan ada masalah apa sehingga dirinya harus ditahan Dia merasa tidak bersalah dan tidak menaruh benci kepada siapapun Mertanegara menyela perbicaraan dan meminta agar masalah politik bisa diselesaikan lain waktu De Kock langsung memotong perbicaraan dan menegaskan dengan nada tinggi dengan mengatakan terserah Pangeran setuju atau tidak dia akan menuntaskan masalah politik hari itu juga Diponegoro langsung berbicara dan menuding Jenderal De Kock sangat dan hatinya busuk karena keputusannya terburu buru dan tidak pernah dibicarakan sebelumnya selama bulan puasa Sang Pangeran langsung berbicara bahwa dia tidak memiliki keinginan lain kecuali pemerintah Hindia Belanda mengakuinya sebagai kepada agama Islam di Jawa dan gelar sultan yang disandangnya 33 Jenderal De Kock kemudian memerintahkan Letkol Roest agar Du Perron menyiapkan pasukan Diponegoro kemudian berbicara dengan situasi seperti itu dan karena sifat jahatmu dirinya tidak takut mati Dia tidak takut dibunuh dan tidak bermaksud menghindarinya De Kock terhenyak mendengar sikap keras Pangeran Diponegoro dan dengan suara lirih berbicara bahwa dirinya tidak akan membunuh sang Pangeran tetapi juga tidak akan memenuhi keinginan sang Pangeran Sempat terbersit dalam benak Diponegoro untuk menghujam keris ke tubuh De Kock namun niatannya diurungkan karena akan merendahkan martabatnya Setelah meminum teh dan menghampiri pengikutnya sang Pangeran beranjak keluar dan Pangeran Diponegoro pun berhasil ditangkap 33 Sewaktu di Unggaran dalam perjalanannya ke Batavia menuju tempat pengasingan dengan dikawal oleh perwira Belanda Pangeran Diponegoro berbicara cukup panjang dengan Kapten Roeps dalam bahasa Jawa tentang berbagai hal mengenai negosiasi yang baru terjadi dan mengatakan bahwa mendapat kesan kalau dalam negosiasi itu dia tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Jenderal De Kock mereka akan mengizinkan dia kembali ke pegunungan Banyumas tanpa dihalang halangi Ini merujuk pada janji yang konon diberikan secara lisan kepada Pangeran Diponegoro dalam negosiasi damai awal di Remokamal Banyumas pada 16 Februari 1830 oleh Kolonel Jan Baptist Cleerens perwira Belanda yang bertangung jawab atas negosiasi tersebut Cleerens seakan berjanji kepada Pangeran Diponegoro bahwa Sang Pangeran akan diizinkan untuk kembali ke Pegunungan Banyumas seandainya negosiasi dengan Jenderal De Kock di Magelang tidak membuahkan hasil yang memuaskan baginya Jaminan ini diabaikan oleh Jenderal De Kock ketika dia menahan Pangeran Diponegoro tetapi Pangeran Diponegoro kemudian secara tidak langsung mengingatkan Cleerens melalui sepucuk surat yang dikirimkannya dari Makasar pada 14 Desember 1835 34 Sang Pangeran bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan Setelah ditangkap di Magelang Pangeran Diponegoro diasingkan ke Gedung Karesidenan Semarang di Ungaran lalu dibawa ke Batavia pada 5 April 1830 dengan menggunakan kapal Pollux Pangeran Diponegoro tiba di Batavia pada 11 April 1830 dan ditawan di Stadhuis Gedung Museum Fatahillah Selanjutnya pada 30 April 1830 Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado bersama istri keenamnya bersama Tumenggung Dipasena dan istrinya serta para pengikut lainnya seperti Mertaleksana Banteng Wereng dan Nyai Sotaruna Mereka tiba di Manado pada 3 Mei 1830 dan ditawan di Benteng Nieuw Amsterdam Tahun 1834 Diponegro dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855 12 Pangeran Hendrik yang ayahnya kelak menjadi Raja Willem II 1840 49 menulis dalam buku hariannya saat bertemu dengan Pangeran Diponegoro saat dalam penggasingannya di Benteng Rotterdam pada 7 Maret 1837 Didalamnya dia mengkritik cara pihak Belanda khususnya Jenderal De Kock memperlakukan Diponegoro karena memiliki dampak politik yang sangat buruk di daerah Hindia Belanda 35 Jika suatu hari kita menghadapi sebuah kondisi yang tidak diharapkan yaitu terjadi sebuah perang lagi di Jawa dimana salah satu diantara kita entah pihak kita atau orang Jawa akan kalah tentunya tidak akan ada lagi satu pun pemimpin mereka yang sudi bernegosiasi dengan kita Saya yakin bahwa penyebab kampung Boonjol di Sumatra menolak untuk menyerah tidak lain disebabkan oleh apa yang diucapkan salah seorang pemimpin orang Bonjol Tuanku Imam Bonjol Jika saya bersedia datang untuk berunding dengan Belanda saya yakin akan diperlakukan seperti Diponegoro Namun cukuplah tentang ini semua Lukisan Penangkapan Diponegoro sunting nbsp Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Markus de Kock tanggal 28 Maret 1830 karya Raden Saleh Peristiwa pada tanggal 28 Maret 1830 ditafsirkan berbeda antara pelukis Indonesia yang tinggal di Eropa Raden Saleh Syarif Bustaman dengan pelukis Belanda Nicolaas Pieneman 1809 1860 Raden Saleh menggambarkan peristiwa tanggal 28 Maret 1830 sebagai Penangkapan Diponegoro sedangkan Pienaman melukisnya sebagai Penyerahan Diponegoro 36 Lukisan Penangkapan Diponegoro dibuat oleh Raden Saleh ketika berada di Eropa pada tahun 1856 dari sketsa terlebih dahulu dan lukisan cat minyaknya baru selesai setahun kemudian Pada 12 Maret 1857 Raden Saleh menunjukkan lukisannya tersebut kepada temannya di Jerman bernama Duke Ernst II dengan judul Ein historisches Tableau die Gefangennahme des javanischen Hauptings Diepo Negoro lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro Raden Saleh kemudian memberikan lukisannya sebagai hadiah kepada Raja Belanda Willem III 36 Raden Saleh melukis peristiwa tersebut dari sisi kiri gedung sehingga Bendera Belanda yang dilukiskan oleh Pieneman tidak terlihat Selain itu Raden Saleh menggambarkan sosok Pangeran Diponegoro ketika ditangkap menggunakan sorban hijau berdiri dengan kepala tegak mendongak tegas menahan amarah 36 menunjukkan perlawanan 37 dan tegar meskipun para pengikutnya terlihat sedih dan dukacita yang mendalam 38 Lukisan Penyerahan Diponegoro suntingLukisan karya Nicolaas Pieneman menunjukkan ilustrasi gedung di sisi kanan dengan bendera Belanda terlihat jelas Sosok Pangeran Diponegoro dalam lukisannya terlihat lesu dan pasrah 36 meskipun tergambarkan tidak menunduk Sementara itu sosok Jenderal De Kock dilukiskan lebih tinggi tegas garang dan berwibawa 38 Sosok sang Pangeran dalam lukisan juga digambarkan terkesan mengikuti perintah De Kock dengan latar belakang tangisan para pengikutnya 37 Selain itu posisi anak tangga tempat berdiri sang Pangeran berada di bawah De Kock yang menyiratkan posisi perbedaan derajat di antara mereka dan posisi tawanan dan penguasa 37 nbsp Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock tanggal 28 Maret 1830 yang mengakhiri Perang Diponegoro 1825 1830 karya Nicolaas Pieneman Keberlanjutan Perang sunting Perang melawan penjajah lalu dilanjutkan oleh para putra Pangeran Diponegoro yakni Ki Sodewa atau Bagus Singlon Dipaningrat Dipanegara Anom dan Pangeran Joned yang terus menerus melakukan perlawanan walaupun harus berakhir tragis Empat putra Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon sedangkan Pangeran Joned dan Ki Sodewa terbunuh dalam peperangan Selama perang kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15 000 tentara terdiri atas 8 000 tentara Belanda dan 7 000 tentara pribumi serta kerugian materi sebesar 25 juta gulden 7 Berakhirnya Perang Jawa juga merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa Perang Jawa ini banyak memakan korban di pemerintah Hindia sebanyak 8 000 serdadu berkebangsaan Eropa 7 000 pribumi dan 200 000 orang Jawa Dampaknya setelah perang jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya Bagi sebagian kalangan di Kesultanan Ngayogyakarta Pangeran Diponegoro dianggap pemberontak sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke keraton Namun Sri Sultan Hamengkubuwana IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dimiliki Diponegoro kala itu Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk keraton terutama untuk mengurus silsilah bagi mereka tanpa rasa takut akan diusir Akhir hayat Diponegoro suntingLihat pula Makam Pangeran Diponegoro nbsp Lukisan tempat pengasingan Pangeran Diponegoro karya Adrianus Johannes sebelum 1872 nbsp Lukisan pemandangan alam di sekitar tempat pengasingan Pangeran Diponegoro karya Adrianus Johannes sebelum 1872 Ketika ditangkap dan akan diasingkan ke Manado dengan menggunakan Kapal Pollux kondisi Pangeran Diponegoro sudah dalam keadaan lemah muntah muntah akibat mabuk laut dan terkena malaria Di atas kapal Letnan Knooerle yang merupakan ajudan dari Gubernur Jenderal van den Bosch arsitek Tanam Paksa mengawal pengasingan Diponegoro Sering kali mereka berdua terlibat dalam percakapan dan salah satu percakapannya adalah ketika Diponegoro mempertanyakan kepada Knoorle apakah sudah menjadi kebiasaan bangsa Eropa untuk mengasingkan pemimpin yang kalah perang ke sebuah pulau terpencil yang jauh dari sanak saudaranya Mendapat pertanyaan itu Knoorle menjawab bahwa Pangeran Diponegoro diperlakukan sama dengan Napoleon Bonaparte yang sama sama diasingkan dalam usia 40 tahunan Knoorle mengatakan pemerintahan Hindia Belanda tidak ingin peristiwa Napoleon yang ditangkap dan diasingkan ke Pulau Elba berhasil kabur dan memimpin perang lagi lalu berhasil dikalahkan sehingga dibuang ke pulau yang lebih terasing lagi yakni St Helena hingga wafat 39 Pangeran Diponegoro dan rombongannya yakni istri dua anaknya dan 23 pengikutnya tiba di Manado pada 12 Juni 1830 Awalnya Diponegoro akan ditempatkan di Tondano tetapi Knoorle diberitahu oleh Pietermaat seorang residen setempat bahwa Kiai Madja beserta 62 pengikutnya baru saja tiba di Tondano dari Ambon sehingga akhirnya Knoorle memutuskan Diponegoro ditahan di Benteng Manado untuk sementara waktu agar tidak ketemu dengan Kiai Madja Diponegoro berada di Benteng Manado atau Fort Nieuw Amsterdam sejak Juni 1830 hingga Juni 1833 Setelah beberapa tahun di Manado ia dipindahkan ke Makassar pada Juli 1833 di mana ia ditahan di dalam Fort Rotterdam karena Belanda percaya bahwa penjara tidak cukup kuat untuk menampungnya Terlepas dari status tahanannya istrinya Ratnaningsih dan beberapa pengikutnya menemaninya ke pengasingan dan dia menerima pengunjung terkenal termasuk Pangeran Henry Belanda yang berusia 16 tahun pada tahun 1837 Diponegoro juga menyusun manuskrip tentang sejarah Jawa dan menulis otobiografinya Babad Dipanegara selama pengasingannya Kesehatannya Menurun karena usia tua Diponegoro kemudian meninggal pada 8 Januari 1855 pukul 06 30 pagi Tujuh hari kemudian anak dan istrinya memutuskan untuk tetap tinggal di Makassar Menurut Peter Carey Gubernur Jenderal AJ Duymaer van Twist mengeluarkan perintah rahasia bahwa keluarga Diponegoro tetap diperlakukan sebagai orang dalam pengasingan dan hanya diperbolehkan berada di Makassar tetapi mereka mendapatkan tunjangan 6000 gulden yang dibayarkan melalui keraton Yogyakarta 39 Pada tahun 1885 sang istri yakni Raden Ayu Retnoningsih meninggal dunia Raden Ayu Retnoningsih dimakamkan di kampung jera Kampung jera atau kampung pemakaman berada di lokasi kampung Melayu Raden Ayu Retnoningsih dimakamkan di samping makam Pangeran Diponegoro 39 Peninggalan bersejarah suntingBabad Dipanagara sunting Babad Dipanagara merupakan kumpulan puisi macapat atau puisi tradisional Jawa tembang setebal 1 170 halaman folio yang menceritakan sejarah nabi sejarah Pulau Jawa dari zaman Majapahit hingga Perjanjian Giyanti Mataram yang dituturkan langsung oleh Pangeran Diponegoro sendiri dan ditulis oleh juru tulis sejak Mei 1831 hingga Februari 1832 ketika sang Pangeran diasingkan di Manado Tulisannya menggunakan aksara Arab pegon tanpa tanda baca dan aksara Jawa Namun naskah asli Babad Dipanagara menurut sejarawan Peter Carey sudah hilang Yang ada hanyalah salinan yang saat ini tersimpan di Perpustakaan Nasional dan di Rotterdam Belanda 40 Babad Dipanagara kemudian diakui oleh Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan UNESCO pada Juni 2013 sebagai Memori Dunia Memory of the World MOW yakni sebuah program untuk menghargai dan merawat catatan catatan peristiwa kesejarahan dan budaya 41 Di Makassar sang Pangeran juga menulis dua naskah Primbon yakni tentang pengaruh Qadariyah dan Naqshabandiyah aliran tasawuf atas cara berpikir dan kebudayaan Jawa 40 Keris sunting Pangeran Diponegoro terkenal selalu membawa kerisnya Beberapa keris yang dimilikinya adalah Keris Kiai Omyang tersimpan di Museum Sasana Wiratama Yogyakarta Keris Kiai Wisa Bintulu tersimpan di Gedong Pusaka Keraton Yogyakarta dan Keris Kiai Naga Siluman Keris terakhir tersebut itulah yang paling terkenal karena sempat hilang tetapi ditemukan di Belanda dan sudah teregister dengan nomor RV 360 8084 42 Pada tanggal 10 Maret 2020 Keris Kiai Naga Siluman dikembalikan kepada Pemerintah Republik Indonesia secara langsung oleh Raja Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo 43 Dalam dokumen kesaksian dalam Bahasa Jawa Sentot Prawirodirdjo salah seorang Panglima Diponegoro Sentot mengaku melihat sendiri Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kiai Naga Siluman kepada Kolonel Cleerens utusan Jenderal De Kock ketika bertemu Tulisan Sentot tersebut berhasil dibaca oleh pelukis Raden Saleh yang juga pernah melukis tentang Pangeran Diponegoro 44 Keris ini kemudian oleh Cleerens menjadi persembahan hadiah kepada Raja Willem I pada tahun 1831 Setelah itu Keris Kiai Naga Siluman disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden KKVZ Setelah KKVZ dibubarkan pada tahun 1883 seluruh koleksi museumnya tersebar ke berbagai museum dan Keris Kiai Nogo Siluman kemudian tersimpan di Museum Volkenkunde Leiden 45 Penemuan dan pengembalian Keris Kiai Naga Siluman membutuhkan waktu yang lama Pada tahun 1983 Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lodewijk van Gorkom menginformasikan bahwa Keris Pangeran Diponegoro tersimpan di ruangan bawah tanah Rijksmuseum di Amsterdam dan meminta untuk dikembalikan Penggantinya yakni Frans van Dongen menulis surat kepada Pieter Pott direktur museum nasional etnologi pada tahun 1985 meminta agar keris tersebut harus ditemukan dan dikembalikan dalam rangka peringatan 40 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Van Dongen kemudian menerima balasan surat dari Pott yang mengaku sudah menemukan keberadaan keris tersebut tetapi ternyata Pott salah mengidentifikasinya 46 Adapun keris lainnya adalah Keris Kiai Bromo Kedali dan tombak Kiai Rodhan yang diserahkan Pangeran Diponegoro kepada Pangeran Diponegoro II Raden Mas Muhammad Ngarip Abdul Majid Keris Kiai Habit dan tombak Kiai Gagasono milik Raden Mas Joned Keris Kiai Blabar dan tombak Kiai Mundingwangi milik Raden Mas Raib Keris Kiai Wreso Gemilar dan tombak Kiai Tejo Raden Ayu Mertonegoro Keris Kiai Hatim dan tombak Kiai Simo milik Raden Ayu Joyokusumo tombak Kiai Dipoyono milik Raden Ajeng Impun dan tombak Kiai Bandung milik Raden Ajeng Munteng 47 Keris lain yang dianggap paling sakti adalah Keris Kiai Ageng Bondoyudo Keris ini hasil peleburan dari tiga pusaka yakni Keris Kiai Surotomo tombak Kiai Barutobo dan Keris Kiai Abijoyo Keris Kiai Ageng Bondoyudo ini selalu dirawat oleh Pangeran Diponegoro sendiri hingga akhir hayatnya dan dikuburkan bersamaan dengan jasadnya pada 8 Januari 1855 47 Tongkat sunting Pangeran Diponegoro juga memiliki tongkat yang dinamakan Kanjeng Kiai Tjokro yang saat ini disimpan di Galeri Nasional Indonesia Tongkat ini telah dikembalikan oleh Michiel dan Erica Lucia Baud kepada Mendikbud Anies Baswedan pada tahun 2015 48 Tongkat ini memiliki simbol cakra sepanjang 153 sentimeter yang terletak di ujung tongkatnya Tongkat ini diperoleh Pangeran Diponegoro dari hasil dari warga selama berziarah di selatan Jawa termasuk Yogyakarta pada tahun 1815 12 Tongkat ini selalu dibawa oleh sang Pangeran setiap berziarah ke tempat suci untuk berdoa Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap salah satu panglimanya yakni Pangeran Dipati Notoprojo cucu Nyi Ageng Serang memegang tongkat ini dan oleh Pangeran Dipati Notoprojo diberikan sebagai hadiah kepada Gubernur Jenderal J C Baud pada tahun 1834 untuk merebut hati pemerintah Hindia Belanda Tongkat ini kemudian disimpan oleh salah satu keluarga keturunan Gubernur Jenderal J C Baud selama 181 tahun 48 Tombak sunting Tombak Kiai Rodhan adalah salah satu senjata pusaka Pangeran Diponegoro yang telah dikembalikan ke Indonesia tahun 1978 dan saat ini tersimpan Tombak ini terbuat dari kayu dengan dilapisi benang hitam dan dipercaya dapat memberikan perlindungan dan peringatan datangnya bahaya Pada mata tombak terdapat bagian yang dilapisi emas dan pada bagian pangkal matanya terdapat empat relung yang berhias permata tetapi dua buah permatanya telah hilang ketika benda ini dikembalikan ke Indonesia 48 Tombak ini lepas dari genggaman Pangeran Diponegoro ketika ia disergap di pegunungan Gowong Kedu oleh pasukan gerak cepat ke 11 Mayor A V Michiels Tombak ini bersama dengan pelana kuda Pangeran Diponegoro dikirim ke Raja Belanda Willem I 1813 1840 sebagai rampasan perang 48 Benda lainnya sunting Menurut sejarawan Peter Carey selain keris dan tongkat saat ini masih ada dua peninggalan Pangeran Diponegoro yakni surat asli sang Pangeran kepada ibunda dan anak sulungnya dan tali kuda yang masih tersimpan di Belanda 45 Sementara itu menurut Direktur Museum Sejarah Kolonial Bronbeek di Arnhem Pauljac Verhoeven benda peninggalan Pangeran Diponegoro yakni tali kekang dan pelana yang telah memiliki nomor arsip telah dikembalikan kepada pemerintah Indonesia 46 Cap mohor sunting nbsp Pangeran Diponegoro memiliki sebuah cap mohor yaitu cap yang digunakan untuk menandatangi surat yang sah darinya Yang tertera dalam cap mohornya ialah Dalam Arab Pegon اڠکڠ سنوهن کڠجڠ سلطان عبد الحامد ڠيرچکر كبير المؤمنين سيد ڤنتاݢام خليفه رسول الله ص ايڠ تنه جاويDalam Latin Ingkang Sinuhun Kan g jeng Sultan Abdul Hamid Ngerucakra Kabir al Mukminin Sayid Panatagama Khalifah Rasulullah s aw ing Tanah Jawi 49 Penghargaan sebagai Pahlawan sunting nbsp Mata uang kertas Rp100 00 bergambar Pangeran Diponegoro diterbitkan tahun 1952 setelah kemerdekaan Atas penghormatan terhadap jasa jasa Diponegoro melawan penjajahan Hindia Belanda kota kota besar di Indonesia banyak yang memiliki nama Jalan Pangeran Diponegoro seperti di Kota Semarang terdapat nama Jalan Pangeran Diponegoro Stadion Diponegoro dan Kodam IV Diponegoro Selain itu ada beberapa patung yang dibuat sebagai penghargaan seperti Patung Diponegoro di Undip Pleburan Patung Diponegoro di Kodam IV Diponegoro dan di pintu masuk Undip Tembalang Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pemerintah pernah menyelenggarakan Haul Nasional memperingati 100 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro pada tanggal 8 Januari 1955 sedangkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional diperoleh Pangeran Diponegoro pada tanggal 6 November 1973 melalui Keppres No 87 TK 1973 Penghargaan tertinggi justru diberikan oleh Dunia pada 21 Juni 2013 UNESCO menetapkan Babad Diponegoro sebagai Warisan Ingatan Dunia Memory of the World Babad Diponegoro merupakan naskah klasik yang dibuat sendiri oleh Pangeran Diponegoro ketika diasingkan di Manado Sulawesi Utara pada 1832 1833 Babad ini bercerita mengenai kisah hidup Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Antawirya 50 51 Selain itu untuk mengenang jasa Pangeran Diponegoro dalam memperjuangkan kemerdekaan didirikanlah Museum Monumen Pangeran Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sasana Wiratama di Tegalrejo Yogyakarta yang menempati bekas kediaman Pangeran Diponegoro Dalam budaya populer suntingDalam film Pahlawan Goa Selarong 1972 Diponegoro diperankan oleh Ratno Timoer Dalam Novel Sang Pangeran dan Janissary Terakhir 2019 Salim A FillahLukisan S Sudjojono 1979 sunting Pelukis Modern tersohor Indonesia S Sudjojono 1913 1985 pernah melukis kekalahan Belanda dalam pertempuran di desa Kejiwan antara Kalasan dan Prambanan pada 9 Agustus 1826 dalam sebuah gambar cat minyak yang mengedepankan figur Diponegoro berserban serta berbaju putih dan Mayor Sollewijn berberewok merah 52 Gambar berjudul Pasukan kita yang dipimpin Pangeran Diponegoro 1979 dijual di Sotheby s Hongkong pada 6 April 2014 dengan harga yang cukup menghebohkan yaitu 7 5 juta dolar AS lukisan tersebut memecahkan rekor untuk karya pelukis Asia Tenggara 53 dalam catatan katalognya lukisan tersebut dibuat sebagai ajakan bagi masyarakat Indonesia untuk mengenang pahlawan yang telah gugur dan sebagai bentuk keprihatinannya kepada bangsa yang terjebak dalam pertarungan pengaruh asing dan cita cita revolusioner di kala itu Lukisan tersebut dalam laman Sotheby s tertulis berubah menjadi sebuah kritik sosial tentang kekuatan iman manusia di tengah tirani politik dan emosional dengan memberikan gambaran kesejajaran antara penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia 54 Daftar pustaka suntingCarey P B R 1981 Babad Dipanagara an account of the outbreak of the Java War 1825 30 the Surakarta court version of the Babad Dipanagara Kuala Lumpur Printed for the Council of the M B R A S by Art Printing Works Monograph Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland Malaysian Branch no 9 Sagimun M D 1976 Pangeran Diponegoro Pahlawan Nasional Jakarta Proyek Biografi Pahlawan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Yamin M 1950 Sedjarah Peperangan Diponegoro Pahlawan Kemerdekaan Indonesia Jakarta Pembangunan Referensi sunting Carey Peter 2022 Percakapan dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 157 ISBN 978 602 481 900 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Memenuhi Ramalan Pangeran Diponegoro Historia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 08 27 Diakses tanggal 2020 03 20 Raditya Iswara N Intrik Keraton dan Misteri Kematian Sultan Hamengkubuwana IV tirto id Diakses tanggal 2017 12 06 a b c d e Pangeran Diponegoro Syaratkan Perang Jawa Libur Selama Ramadan Liputan6 com 2016 06 07 Diakses tanggal 2020 03 21 a b c Pangeran Diponegoro Komandan Perang Jawa Tagar id 2017 12 23 Diakses tanggal 2020 03 21 Carey Peter 2022 Percakapan dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 162 ISBN 978 602 481 900 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c d Tujuh Kebiasaan Pangeran Diponegoro yang Belum Diketahui Banyak Orang Historia id Diakses tanggal 2020 03 20 a b c Perempuan perempuan di Hidup Pangeran Diponegoro Kumparan com Diakses tanggal 2020 03 21 a b c d e f g h i j k l Biografi terkait Diponegoro diponegoro pahlawan perpusnas go id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 03 22 Diakses tanggal 2020 03 22 Kisah Pangeran Diponegoro dan Wanita wanita di Sekelilingnya SINDOnews com Diakses tanggal 2020 03 22 Pangeran Diponegoro dan Wanita wanita Cantik Liputan6 com 2016 04 27 Diakses tanggal 2020 03 22 a b c d e f Biografi Pangeran Diponegoro Pemimpin Perang Jawa Kompas com Diakses tanggal 2020 03 20 Meluruskan Fakta dalam Sejarah Pangeran Diponegoro Republika Online 2019 07 13 Diakses tanggal 2020 03 21 a b c d e f Sentot Ali Basya Panglima Perang Diponegoro yang Dijuluki Napoleon Jawa SINDOnews com Diakses tanggal 2020 03 21 Al Latif Ibnu Khan 2010 04 22 Ibnu Khan al Latif Menelusuri KRT Prawirodigdoyo I Ibnu Khan al Latif Diakses tanggal 2023 03 02 Purnama Aji Ardhiatama 2019 04 14 Sejarah Lisan Meletusnya Perang Diponegoro di Boyolali Kalamkopi Diakses tanggal 2023 03 02 Kriswanto Agung Gita Sinangsaya Handayani Maulida Sri Peran Ganda Raja Surakarta Berujung Petaka tirto id Diakses tanggal 2023 03 02 Purwadi 2001 Babad Tanah Jawi Menelusuri Jejak Konflik hlm 85 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Supriyo Priyanto 2010 11 11 PANGERAN DIPONEGORO Sebagai Seorang Bangsawan Jawa Arsitek dan Sastrawan Pangran Diponegoro Singgih Tri Sulistiyono Singgih 2018 02 14 MENGGALI NILAI NILAI PERJUANGAN PANGERAN DIPANEGARA BINTALDAM IV DIPONEGORO Adinoto Suwarno 1986 Menyingkap Kepahlawanan T Prawirodigdoyo Sawung Gagatan Jakarta Pamong Perwakilan Paguyuban Trah Gagatan Jakarta hlm 12 14 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan iMNews 2023 02 20 Kyai Mojo IV Ulama Mataram Surakarta yang Baru Terlacak Jati Dirinya Istana Mataram News dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 03 02 Jaton Diposting oleh Tou Selamat datang Di Halaman Kyai Modjo Diakses tanggal 2023 03 02 Heru Basuki 2007 Dakwah dinasti Mataram dalam Perang Diponegoro Kyai Mojo amp Perang Sabil Sentot Ali Basah edisi ke Cet 1 Yogyakarta Samodra Ilmu ISBN 9786028014014 OCLC 302187891 1947 Babcock Tim G 1989 Kampung Jawa Tondano religion and cultural identity Yogyakarta Indonesia Gadjah Mada University Press ISBN 9789794201206 OCLC 21212549 R Carey P B Bambang Murtianto Gramedia PT Takdir riwayat Pangeran Diponogoro 1785 1855 Jakarta ISBN 9789797097998 OCLC 883389465 a b c d Raditya Iswara N Pecah Kongsi Pangeran Diponegoro dan Kyai Mojo tirto id Diakses tanggal 2020 03 22 a b c d e f Si Bantheng Pengiring Diponegoro yang Paling Setia Historia Diakses tanggal 2020 03 28 a b c Sentot Alibasah Panglima Perang Termuda Pangeran Diponegoro Historia Diakses tanggal 2020 03 21 Carey Peter 2017 Judul Sisi Lain Diponegoro Babat Kedung Kedo dan Historiografi Perang Jawa Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 602 424 680 8 a b c d e f Roto Jenaka Pengiring Diponegoro Historia Diakses tanggal 2020 03 28 a b c Detik detik Menegangkan Saat Belanda Menjebak Diponegoro Historia Diakses tanggal 2020 03 22 Carey Peter 2022 Percakapan dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 51 52 ISBN 978 602 481 901 9 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Carey Peter 2022 Percakapan dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 256 266 ISBN 978 602 481 900 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c d Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro caramedika com Diakses tanggal 2020 03 21 pranala nonaktif permanen a b c 2 Wajah Pangeran Diponegoro Saat Penangkapan 188 Tahun Lalu Liputan6 com 2018 03 28 Diakses tanggal 2020 03 22 a b Penangkapan Diponegoro Jebakan Silaturahim di Hari Lebaran Republika Online 2019 06 10 Diakses tanggal 2020 03 21 a b c Matanasi Petrik Akhir Hidup Diponegoro Napoleon van Java tirto id Diakses tanggal 2020 03 21 a b Naskah Asli Babad Diponegoro yang Diakui UNESCO Hilang Ke Mana detiknews Diakses tanggal 2020 03 27 Saat dunia mengakui otobiografi Diponegoro Antara News 2013 07 05 Diakses tanggal 2020 03 27 Keris Pangeran Diponegoro yang Dijual Historia Diakses tanggal 2020 03 20 detikcom Tim Keris Pangeran Diponegoro Dikembalikan oleh Belanda Asli atau Palsu detiknews Diakses tanggal 2020 03 20 Kembalinya Keris Naga Siluman Milik Pangeran Diponegoro Republika Online 2020 03 10 Diakses tanggal 2020 03 21 a b Memastikan Keaslian Keris Diponegoro Republika Online 2020 03 13 Diakses tanggal 2020 03 21 a b Kembalinya Keris Pangeran Diponegoro Republika Online 2020 03 05 Diakses tanggal 2020 03 21 a b Wiratama Syailendra Hafiz Kisah Diponegoro Dikubur Bersama Kerisnya detikx Diakses tanggal 2020 03 20 a b c d Selain Keris Ini Dua Pusaka Pangeran Diponegoro yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia Kompas com Diakses tanggal 2020 03 21 Gallop A T 2019 Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia 1st ed Singapura Universitas Nasional Singapura Indonesia Indonesia travel Babad Diponegoro dan Negarakertagama Masuk Memory of The World UNESCO Informasi dari situs web UNESCO mengenai Babad Mataram Carey Peter 2022 Percakapan dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 167 ISBN 978 602 481 900 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Saat Diponegoro Mengguncang Sotheby s Tempo dalam bahasa Inggris 2014 04 21 Diakses tanggal 2023 09 14 Modern Contemporary Asian Art Evening Sale Lot 115 Sotheby s Diakses tanggal 14 September 2023 Pranala luar sunting Indonesia Sebelum Dibuang ke Manado Pangeran Diponegoro Ditahan di Museum Sejarah Kompasflint Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Diponegoro amp oldid 24929930