www.wikidata.id-id.nina.az
Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa Inggris The Java War Belanda De Java Oorlog adalah perang besar dan berlangsung selama lima tahun 1825 1830 di Pulau Jawa Hindia Belanda sekarang Indonesia Perang ini melibatkan pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro Akibat perang ini penduduk Jawa yang tewas mencapai 200 000 jiwa sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8 000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi Akhir perang menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa 7 Perang DiponegoroLukisan Peristiwa Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Raden SalehTanggal21 Juli 1825 9 Februari 1830LokasiYogyakarta Jawa Tengah dan Jawa TimurHasilKemenangan Belanda Penangkapan dan pengasingan Pangeran Diponegoro ke Makassar 1 Pihak terlibatBelandaKesultanan YogyakartaPasukan TulunganPasukan JawaTokoh dan pemimpinHendrik M de KockHermanus W DotulongDiponegoroSentot PrawirodirdjoKiai MadjaNyi Ageng SerangPakubuwana VITumenggung PrawirodigdoyoKekuatan50 000100 000Korban15 000Serdadu Jawa 20 000 tewas dalam perang 2 Milisi dan sipil 200 000 korban jiwa 3 4 5 6 Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15 tahun sebelumnya pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah Jawa sebagai target penyerangan Namun meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas melarang pasukannya untuk bersekutu dengan masyarakat Tionghoa sebagian pasukan Jawa yang berada di pesisir utara sekitar Rembang dan Lasem menerima bantuan dari penduduk Tionghoa setempat yang rata rata beragama Islam 7 Daftar isi 1 Latar belakang 1 1 Latar belakang 1 2 Pengangkatan Hamengkubuwana V dan pemerintahan Smissaert 1 3 Mulainya perang 1 4 Perang sabil 2 Jalan peperangan 3 Dampak Akhir Perang 3 1 Perang Padri II 3 2 Sinofobia Xenophobia 4 Referensi 5 Lihat pula 6 Pranala luarLatar belakang SuntingLatar belakang Sunting Perseteruan pihak keraton Jawa dengan Belanda dimulai semenjak kedatangan Marsekal Herman Willem Daendels di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808 Meskipun ia hanya ditugaskan untuk mempersiapkan Jawa sebagai basis pertahanan Prancis melawan Inggris saat itu Belanda dikuasai oleh Prancis tetapi Daendels juga mengubah etiket dan tata upacara yang menyebabkan terjadinya kebencian dari pihak keraton Jawa Ia memaksa pihak Keraton Yogyakarta untuk memberinya akses terhadap berbagai sumber daya alam dan manusia dengan mengerahkan kekuatan militernya membangun jalur antara Anyer dan Panarukan hingga akhirnya terjadi insiden perdagangan kayu jati di daerah mancanegara wilayah Jawa di timur Yogyakarta yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Raden Ronggo Setelah kegagalan pemberontakan Raden Ronggo 1810 Daendels memaksa Sultan Hamengkubuwana II membayar kerugian perang serta melakukan berbagai penghinaan lain yang menyebabkan terjadinya perseteruan antar keluarga keraton 1811 Namun pada tahun yang sama pasukan Inggris mendarat di Jawa dan mengalahkan pasukan Belanda 7 Meskipun pada mulanya Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Bingley Raffles memberikan dukungan kepada Sultan Hamengkubuwana II pasukan Inggris akhirnya menyerbu Keraton Yogyakarta 19 20 Juni 1812 yang menyebabkan Sultan Hamengkubuwana II turun tahta secara tidak hormat dan digantikan putra sulungnya yaitu Sultan Hamengkubuwana III Perisitwa ini dikenal dengan nama Geger Sepehi Inggris memerintah hingga tahun 1815 dan mengembalikan Jawa kepada Belanda sesuai isi Konvensi London 1814 di bawah Gubernur Jenderal Belanda van der Capellen Pada masa pemerintahan Inggris Hamengkubuwana III wafat dan digantikan putranya adik tiri Pangeran Diponegoro yaitu Hamengkubuwana IV yang berusia 10 tahun 1814 sementara Paku Alam I menjadi adipati di Puro Kadipaten Pakualaman sekaligus wali raja sedangkan Patih Danuredjo III bertindak sebagai wali raja mio Pengangkatan Hamengkubuwana V dan pemerintahan Smissaert Sunting Pada tanggal 6 Desember 1822 Hamengkubuwana IV meninggal pada usia 19 tahun Ratu Ageng permaisuri Hamengkubuwana II dan Gusti Kangjeng Ratu Kencono permaisuri Hamengkubuwana IV memohon dengan sangat kepada pemerintah Belanda untuk mengukuhkan putra Hamengkubuwana IV yang masih berusia 2 tahun untuk menjadi Hamengkubuwana V serta tidak lagi menjadikan Paku Alam sebagai wali Pangeran Diponegoro selanjutnya diangkat menjadi wali bagi keponakannya bersama dengan Mangkubumi Residen baru Yogyakarta pengganti Nahuys Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert bertindak keterlaluan dengan terlibat dalam penunjukkan Sultan pada bulan Juni 1823 Penunjukan itu untuk menggantikan Sultan Hamengku Buwono IV yang meninggal mendadak Smissaert duduk di atas tahta seraya menerima sembah dan bakti para bupati mancanagara dalam lima upacara Garebeg selama 31 bulan masa jabatannya sebagai Residen Di mata orang Jawa hal ini adalah penghinaan terhadap martabat mereka Peter Carey 2014 Pangeran Diponegoro memang tetap menerima posisi sebagai Wali Sultan bersama Mangkubumi Ratu Ageng dan Ratu Kencono Ibunda Sultan balita Namun posisi Pangeran semakin tidak dianggap Smissaert mengabaikan pendapat Pangeran Diponegoro dalam persoalan ganti rugi sewa tanah yang dapat membawa Kesultanan pada kebangkrutan 7 Menindaklanjuti pengamatan Van der Graaf pada tahun 1821 yang melihat para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda Inggris Prancis dan Jerman van der Capellen mengeluarkan dekret pada tanggal 6 Mei 1823 bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824 Namun pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa Keraton Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton sehingga Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di Yogyakarta pada masa itu Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan keraton Putusnya hubungan tersebut terutama disebabkan tindakan Ratu Ageng ibu tiri pangeran dan Patih Danurejo yang pro kepada Belanda Pada 29 Oktober 1824 Pangeran Diponegoro mengadakan pertemuan di rumahnya yang berada di Tegalrejo untuk membahas mengenai kemungkinan pemberontakan pada pertengahan Agustus Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan 7 Mulainya perang Sunting Pada pertengahan bulan Mei 1825 Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan jalan kecil di sekitar Yogyakarta Namun pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan dibelokkan melewati pagar sebelah timur Tegalrejo Pada salah satu sektor patok patok jalan yang dipasang orang orang kepatihan melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui setelah patok patok dipasang Perseteruan terjadi antara para petani penggarap lahan dengan anak buah Patih Danurejo sehingga memuncak pada bulan Juli Patok patok yang telah dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti patok patok dengan tombak sebagai pernyataan perang 7 Pada hari Rabu 20 Juli 1825 pihak istana mengutus dua bupati keraton senior Raden Tumenggung Sindunegoro II dan Mas Ario Manduro yang memimpin pasukan Jawa Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah pasukan ini diperkuat dengan satu pasukan keraton gabungan Belanda dan Jawa berupa 50 pasukan berkuda 25 dragonder dari keraton dan 25 hussar serta 50 serdadu infanteri yang dibentuk oleh Asisten Residen Chevallier Tampaknya Chevallier berharap dapat memenjarakan Diponegoro maupun Mangkubumi dan dengan demikian dapat mengakhiri pergolakan yang siap pecah dengan kata lain mengakhiri Perang Jawa yang bahkan belum dimulai Tibanya pasukan itu memicu perkelahian sengit permukiman Pangeran jatuh ke tangan pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Chevallier dan Letnan Kavaleri Jean Nicolaas de Thierry lalu langsung dibakar Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo Mereka beranggapan pangeran berhasil lolos bersama sebagian besar pendukung mereka dengan mengambil jalan setapak sawah sawah yang senantiasa berisi air mereka dengan cepat mendahului pasukan yang mengejar Selain itu pengerahan pasukan oleh pasukan gabungan ternyata telah diketahui oleh sang Pangeran karena telah diperingatkan sebelumnya oleh para pandai besi di Yogyakarta yang telah membantu memasang ladam kuda kuda kavaleri dan persiapan senjata 8 Pelukis Belgia Antoine Auguste Joseph Payen menerima laporan lengkap tentang operasi mliter yang gagal itu dari kawan sekaligus teman sebangsanya dari Walloon pasca 1830 Belgia De Thierry Dengan kavaleri di satu sisi dan bergerak mengitari desa yang mencakup pemukiman Tegalrejo Mereka dapat melihat para pemberontak mundur pelan pelan melewati sawah sawah Pangeran Diponegoro berada tidak jauh menunggang seekor kuda hitam gagah Kiai Gitayu dengan perlengkapan sangat bagus Dia berpakaian putih seluruhnya gaya Arab Ujung serbannya melambai diterpa angin selagi dia membuat kudanya berjingkrak Tali kekang diikatkan ke sabuknya dia tampak bagai menari nari tandak di tengah pasukan kawalnya yang menyandang tombak Payen 8 Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor Guwosari Pajangan Bantul sebagai basisnya Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung sedangkan Raden Ayu Retnaningsih selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun Diponegoro memimpin masyarakat Jawa dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang barang berharga lainnya sebagai dana perang dengan semangat Sadumuk bathuk sanyari bumi ditohi tekan pati sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati Se banyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri 7 Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I S K S Pakubuwana VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan Perang sabil Sunting Bagi Diponegoro dan para pengikutinya perang ini merupakan perang jihad melawan Belanda dan orang Jawa murtad Sebagai seorang muslim yang saleh Diponegoro merasa tidak senang terhadap religiusitas yang kendur di istana Yogyakarta akibat pengaruh masuknya Belanda disamping kebijakan kebaijakan pro Belanda yang dikeluarkan istana 9 Infiltrasi pihak Belanda di istana telah membuat Keraton Yogyakarta seperti rumah bordil 7 Dalam laporannya Letnan Jean Nicolaas de Thierry menggambarkan Pangeran Diponegoro mengenakan busana bergaya Arab dan serban yang seluruhnya berwarna putih Busana tersebut juga dikenakan oleh pasukan Diponegoro dan dianggap lebih penting dibandingkan busana adat Jawa meskipun perang telah berakhir Laporan Paulus Daniel Portier seorang indo menyebutkan bahwa para tawanan perang Belanda memperoleh ancaman nyawa jika tidak bersedia masuk Islam 7 Jalan peperangan Sunting nbsp Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830 nbsp Diponegoro nbsp Alibasah SentotPertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan pasukan infantri kavaleri dan artileri yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi begitu pula sebaliknya Jalur jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang Berpuluh puluh kilang mesiu dibangun di hutan hutan dan di dasar jurang Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi perang Informasi mengenai kekuatan musuh jarak tempuh dan waktu kondisi medan curah hujan menjadi berita utama karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi Serangan serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan bulan penghujan Bila musim penghujan tiba gubernur Belanda akan melakukan usaha usaha untuk gencatan senjata dan berunding karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat Penyakit malaria disentri dan sebagainya merupakan musuh yang tak tampak melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka Ketika gencatan senjata terjadi Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota menghasut memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah komando Pangeran Diponegoro Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda Selain sosok Pangeran Diponegoro diawal perang terdapat seorang bangsawan pendukung Diponegoro lain yang bernama Pangeran Serang II Pada bulan Agustus hingga September 1825 ia menyerang posisi posisi pertahanan Belanda di Pantai Utara 10 Pada 28 November 1827 adik ipar Diponegoro yang bernama Raden Tumenggung Sosrodilogo ikut memberontak di Bojonegoro 11 menuju pesisir utara di mana ia berhasil merebut Rembang Lasem dan Tuban Sayangnya pada Oktober 1828 Raden Sosrodilogo terpaksa menyerah kepada Belanda setelah ia kehabisan pasukan nbsp Pencarian Diponegoro di Magelang Pada tahun 1827 Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit Pada tahun 1829 Kyai Mojo pemimpin spiritual pemberontakan ditangkap Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830 Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang Di sana Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan Oleh karena itu Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855 nbsp Pertempuran di Pluntaran Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8 000 serdadu berkebangsaan Eropa 7 000 pribumi dan 200 000 orang Jawa 12 Setelah perang berakhir jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya Karena bagi sebagian orang Keraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak konon keturunan Diponegoro tidak diperbolehkan lagi masuk ke keraton hingga Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk keraton terutama untuk mengurus silsilah bagi mereka tanpa rasa takut akan diusir Dampak Akhir Perang SuntingSetelah perang Diponegoro pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III justru hendak menyerang seluruh kantor belanda yang berada di kota kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti Wonogori karanganyar yang banyak di huni oleh Warok 13 Dalam catatan Belanda para Warok yang memiliki kemampuan berperang sangat tangguh bagi pasukan Belanda Maka dari itu untuk menghindari yang merugikan pihak Belanda terjadi sebuah kesepakatan untuk di buatkanlah kantor Bupati di pusat Kota Ponorogo serta fasilatas penunjang seperti jalan beraspal rel kereta api kendaran langsung dari Eropa seperti Mobil motor hingga sepeda angin berbagai merek maka tidak heran hingga saat ini kota dengan jumlah sepeda tua terbanyak berada di Ponorogo yang kala itu di gunakan oleh para Warok juga 14 Perang Padri II Sunting Di sisi lain sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatra Barat Penyebab Perang Padri adalah perselisihan antara Kaum Padri alim ulama dengan Kaum Adat orang adat yang mempermasalahkan soal agama Islam ajaran ajaran agama mabuk mabukan judi maternalisme dan paternalisme Saat inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan Namun pada akhirnya Belanda harus melawan baik kaum adat dan kaum paderi yang belakangan bersatu Perang Paderi berlangsung dalam dua babak babak I antara 1821 1825 dan babak II antara 1831 1838 Untuk menghadapi Perang Diponegoro Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatra Barat untuk menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825 dan sebagian besar pasukan dari Sumatra Barat dialihkan ke Jawa Namun setelah Perang Diponegoro berakhir 1830 kertas perjanjian gencatan senjata itu disobek dan terjadilah Perang Padri babak kedua Pada tahun 1837 pemimpin Perang Padri Tuanku Imam Bonjol akhirnya ditangkap Berakhirlah Perang Padri Sinofobia Xenophobia Sunting Masyarakat Tionghoa yang dipandang sebagai sekutu oleh Raden Ronggo dalam pemberontakannya berubah menjadi musuh dalam peperangan Diponegoro Hal tersebut disebabkan mencuatnya sikap anti tionghoa oleh masyarakat Jawa yang disebabkan oleh beberapa hal berikut Kebijakan ekonomi yang memberatkan rakyat oleh Keraton Yogyakarta akibat intervensi pemerintah Belanda dijalankan melalui perantaraan etnis Tionghoa 15 Monopoli perdagangan kayu jati yang dipaksakan oleh Daendels 1809 menyebabkan bupati bupati lokal kehilangan pemasukannya yang jatuh ke tangan pengusaha pengusaha Tionghoa 7 Bantuan yang diberikan Kapitan Tionghoa di Yogyakarta Tan Jin Sing saat penyerbuan tentara Inggris sepoy dan pasukan Notokusumo ke Keraton Yogyakarta Juni 1812 7 Kebijakan pajak Raffles 1812 1813 agar petani membayar pajak tanah dalam bentuk uang tunai dan menghilangkan kerja rodi tidak tepat sasaran karena para petani Jawa pada saat itu terbiasa dengan barter Akibatnya mereka terjerumus hutang kepada para renternir Tionghoa setempat yang diberi wewenang dalam mengurus pajak 7 Kebijakan monopoli gerbang cukai bandar oleh Belanda 1816 menyebabkan biaya fiskal yang harus dikeluarkan pengusaha Tionghoa meningkat tajam dan berdampak pada para petani Jawa yang mereka pekerjakan 7 Larangan Pangeran Diponegoro untuk menjalin relasi politik dengan etnis Tionghoa sesuai peringatan leluhurnya yaitu Sultan Mangkubumi 7 Kekalahan Tumenggung Sosrodilogo bupati Bojonegoro sekaligus saudara ipar pangeran pada bulan Januari 1828 dianggap Diponegoro disebabkan Sosrodilogo telah menjamahi seorang peranakan Tionghoa di Lasem 7 Penyerangan terhadap etnis Tionghoa di Jawa Tengah dan Jawa Timur terjadi semenjak awal peperangan Catatan Payen seorang arsitek di Yogyakarta menyebutkan bahwa komunitas Tionghoa di Yogyakarta dibantai tanpa mempedulikan wanita maupun anak anak Komunitas Tionghoa di Bagelen sempat bertahan hingga tahun 1827 sebelum akhirnya diungsikan ke Wonosobo Meskipun demikian masyarakat Tionghoa di pesisir pantai utara sekitar Tuban dan Lasem ikut memasok pasukan Diponegoro dengan senjata uang dan opium pada masa tersebut penduduk Jawa banyak yang kecanduan opium termasuk pasukan Diponegoro Setelah perang berakhir kerukunan antara komunitas Tionghoa dan masyarakat lain di Jawa tidak dapat kembali seperti semula karena timbulnya rasa saling curiga akibat trauma selama perang misalnya peristiwa di Bagelen saat penduduk Jawa lokal meminta komunitas Tionghoa yang mengungsi agar kembali 7 nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Java War nbsp Portal IndonesiaReferensi Sunting Toby Alice Volkman Sulawesi island crossroads of Indonesia Passport Books 1990 ISBN 0844299065 page 73 Clodfelter Michael Warfare and Armed Conflict A Statistical Reference to Casualty and Other Figures 1618 1991 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama Djamhari S A 2004 Strategi menjinakkan Diponegoro stelsel benteng 1827 1830 Komunitas Bambu Eric Oey Java Volume 3 Tuttle Publishing 2000 ISBN 9625932445 page 146 Renate Loose Stefan Loose Werner Mlyneck Travel Handbuch Bali amp Lombok CQ Press 2010 ISBN 0872894347 page 61 Dan La Botz Made in Indonesia Indonesian Workers Since Suharto South End Press 2001 ISBN 0896086429 page 69 a b c d e f g h i j k l m n o p Peter Carey 2014 Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 1855 Penerjemah Bambang Murtianto Editor Mulyawan Karim Jakarta Penerbit Buku Kompas ISBN 978 979 709 799 8 a b Carey Peter 2022 Percakapan Dengan Diponegoro Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia hlm 61 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan J Kathirithamby Wells 1998 The Old and the New Dalam Mackerras Colin Culture and Society in the Asia Pacific Routledge hlm 23 Carey Peter 2014 Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 1855 Jakarta Kompas hlm p 308 ISBN 978 602 412 215 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link Carey Peter 2014 Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 1855 Jakarta Kompas hlm p 192 p 309 ISBN 978 602 412 215 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link M C Ricklefs A History of modern Indonesia since 1300 p 117 Warok Ponorogo dari rebutan gemblak lalu merebut kemerdekaan merdeka com dalam bahasa Inggris 2014 05 11 Diakses tanggal 2022 08 31 Ponorogo Tempatnya Sepeda Onthel Kuno Tribunnews com Diakses tanggal 2022 08 31 Budi Susanto editor 2003 Identitas dan Postkolonialitas di Indonesia Yogyakarta Penerbit Kanisius ISBN 979 21 0851 3 Lihat pula SuntingPerang Jawa Britania Belanda Perang Jawa 1741 1743 Pranala luar Sunting Indonesia Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro Diarsipkan 2006 02 23 di Wayback Machine oleh Yanto Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Perang Diponegoro amp oldid 24223526