www.wikidata.id-id.nina.az
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Disentri berasal dari bahasa Yunani yaitu dys gangguan dan enteron usus yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas tinja lendir bercampur darah 1 Gejala gejala disentri antara lain adalah Buang air besar dengan tinja berdarah Diare encer dengan volume sedikit Buang air besar dengan tinja bercampur lendir mucus Nyeri saat buang air besar tenesmus Daftar isi 1 Etiologi 2 Patofisiologi 2 1 Disentri basiler 2 1 1 Shigella dan EIEC 2 1 2 Salmonella 2 1 3 Campylobacter jejuni 2 2 Disentri amoeba 2 3 Komplikasi 3 Diagnosis 3 1 Simtoma klinis 3 1 1 Disentri basiler 3 1 2 Disentri amoeba 4 Penanganan 5 Referensi dan pranala luarEtiologi SuntingBakteri Disentri basiler Shigella penyebab disentri yang terpenting dan tersering 60 kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella 2 Escherichia coli enteroinvasif EIEC Salmonella Campylobacter jejuni terutama pada bayi Amoeba Disentri amoeba disebabkan Entamoeba hystolitica lebih sering pada anak usia gt 5 tahunPatofisiologi SuntingReferensi 3 4 5 6 Transmisi fecal oral melalui makanan air yang terkontaminasi kontak dari orang ke orang Disentri basiler Sunting Shigella dan EIEC Sunting MO gt kolonisasi di ileum terminalis kolon terutama kolon distal gt invasi ke sel epitel mukosa usus gt multiplikasi gt penyebaran intrasel dan intersel gt produksi enterotoksin gt cAMP gt hipersekresi usus diare cair diare sekresi gt produksi eksotoksin Shiga toxin gt sitotoksik gt infiltrasi sel radang gt nekrosis sel epitel mukosa gt ulkus ulkus kecil gt eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus gt tinja bercampur darah gt invasi ke lamina propia gt bakteremia terutama pada infeksi S dysenteriae serotype 1 Salmonella Sunting MO gt kolonisasi di jejunum ileum kolon gt invasi ke sel epitel mukosa usus gt invasi ke lamina propia gt infiltrasi sel sel radang gt sintesis Prostaglandin gt produksi heat labile cholera like enterotoksin gt invasi ke Plak Peyeri gt penyebaran ke KGB mesenterium gt hipertrofi gt penurunan aliran darah ke mukosa gt nekrosis mukosa gt ulkus menggaung gt eritrosit dan plasma keluar ke lumen gt tinja bercampur darah Campylobacter jejuni Sunting MO gt kolonisasi di jejunum ileum kolon gt invasi ke sel epitel mukosa usus gt invasi ke lamina propia gt infiltrasi sel sel radang gt Prostaglandin gt produksi heat stabile cholera like enterotoksin gt produksi sitotoksin gt nekrosis mukosa gt ulkus gt eritrosit dan plasma keluar ke lumen gt tinja bercampur darah gt masuk ke sirkulasi bakteremia Disentri amoeba Sunting Bentuk histolitika trofozoit gt invasi ke sel epitel mukosa usus gt produksi enzim histolisin nekrosis jaringan mukosa usus gt invasi ke jaringan submukosa gt ulkus amoeba gt ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus sinus submukosa gt kerusakan permukaan absorpsi malabsorpsi gt massa intraluminal gt tekanan osmotik intraluminal gt diare osmotik Komplikasi Sunting Referensi 2 3 4 7 Dehidrasi Gangguan elektrolit terutama hiponatremia Kejang Kehilangan protein enteropati Sepsis dan DIC Sindroma Hemolitik Uremik Malnutrisi malabsorpsi Hipoglikemia Prolapsus rektum Arthritis reaktif Sindroma Guillain Barre Ameboma Megakolon toksik Perforasi lokal PeritonitisDiagnosis SuntingReferensi 2 3 4 7 6 Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata mata dengan menemukan tinja bercampur darah Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab sering kali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama minimal 2 hari dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan Pemeriksaan tinja Makroskopis suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam tinja Benzidin test Mikroskopis leukosit fecal petanda adanya kolitis darah fecal Biakan tinja Media agar MacConkey xylose lysine deoxycholate XLD agar SS Pemeriksaan darah rutin leukositosis 5 000 15 000 sel mm3 kadang kadang dapat ditemukan leukopenia Simtoma klinis Sunting Disentri basiler Sunting Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja Pada disentri shigellosis pada permulaan sakit bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6 24 jam pertama dan setelah 12 72 jam sesudah permulaan sakit didapatkan darah dan lendir dalam tinja Panas tinggi 39 5 40 0 C kelihatan toksik Muntah muntah Anoreksia Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB Kadang kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis kejang sakit kepala letargi kaku kuduk halusinasi Disentri amoeba Sunting Diare disertai darah dan lendir dalam tinja Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler 10x hari Sakit perut hebat kolik Gejala konstitusional biasanya tidak ada panas hanya ditemukan pada 1 3 kasus Penanganan SuntingReferensi 2 3 4 7 8 9 10 6 1 Perhatikan keadaan umum anak bila anak kelihatan toksik status gizi kurang lakukan pemeriksaan darah bila memungkinkan disertai dengan biakan darah untuk mendeteksi adanya bakteremia Bila dicurigai adanya sepsis berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak Waspadai adanya syok sepsis 2 Komponen terapi disentri a Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit b Diet c Antibiotika d SanitasiAd a Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolitSeperti pada kasus diare akut secara umum hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit Ad b DietAnak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi Dosis tunggal tinggi vitamin A 200 000 IU dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi Untuk mempersingkat perjalanan penyakit dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8 9 Dalam pemberian obat obatan harus diperhatikan bahwa obat obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit Ad c Antibiotika Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian Pilihan utama untuk Shigelosis menurut anjuran WHO Kotrimoksazol trimetoprim 10mg kbBB hari dan sulfametoksazol 50mg kgBB hari dibagi dalam 2 dosis selama 5 hari Dari hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan plasebo10 Alternatif yang dapat diberikan o Ampisilin 100mg kgBB hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg kgBB hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg kgBB hari dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg kgBB hari dibagi dalam 4 dosis Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari misalnya panas turun sakit dan darah dalam tinja berkurang frekuensi BAB berkurang dll Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut turut masing masing diberikan untuk 2 hari yang biasanya efektif untuk disentri basiler Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30 50mg kgBB hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari Bila disentri memang disebabkan oleh E hystolistica keadaan akan membaik dalam 2 3 hari terapi Ad d Sanitasi Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi Referensi dan pranala luar Sunting Kamus Kedokteran Edisi Ketiga Jakarta FK UI 2001 a b c d Dharma Andi Pratama Buku Saku Diare Edisi 1 Bandung Bagian SMF IKA FK UP RSHS 2001 a b c d Behrman et al Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition UK Saunders 2004 a b c d Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1 Jakarta Bagian IKA FK UI 1998 Gandahusada Srisasi et al Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga Jakarta FK UI 2000 a b c Kumpulan catatan kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2004 2005 a b c Lengkong John B Prosedur Tetap Standard Operating Procedure Ilmu Kesehatan Anak Jakarta 2004 A Dini et al Pengaruh Pemberian Preparat Seng Oral Terhadap Perjalanan Diare Akut dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia Batam 2004 Nafianti Selvi et al Efektivitas Pemberian Trimetoprim Sulfametoksazol pada Anak dengan Diare Disentri Akut dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia Batam 2004 Cahyono Haryudi Aji et al Manipulasi Perjalanan Diare Pada Anak dengan Bakteri Hidup dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia Batam 2004 Sigelosis Disentri Basiler Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Disentri amp oldid 24014277