www.wikidata.id-id.nina.az
Halaman ini berisi artikel tentang tokoh Buddhis Untuk kegunaan lain lihat Angulimala disambiguasi Angulimala Bahasa Pali artinya untaian jari 1 2 adalah salah satu tokoh penting dalam agama Buddha terutama dalam tradisi Theravada Ia digambarkan sebagai perampok bengis yang sepenuhnya bertobat setelah mengikuti ajaran Sang Buddha Kisahnya menjadi contoh terkemuka dalam hal pertobatan dan contoh kecakapan Sang Buddha sebagai guru Angulimala dipandang oleh umat Buddha sebagai pelindung bagi wanita yang sedang melahirkan dan dikaitkan dengan kesuburan di Asia Selatan dan Tenggara AngulimalaIlustrasi Angulimala sedang mencoba mengejar Buddha Gautama Nama lainAhiṃsaka Gagga MantaniputtaInformasi pribadiLahirSawati Magadha atau AṅgaAgamaBuddhismeKebangsaanIndiaPendidikanTaxilaKedudukan seniorGuruBuddha GautamaTerjemahan dariAngulimalaIndonesiaarti harfiah Untaian Jari InggrisFinger NecklacePaliAṅgulimalaSanskritAṅgulimaliya Aṅgulimalya 1 Tionghoa央掘魔羅 Pinyin Yangjuemoluo Myanmarအင ဂ လ မ လ MLCTS ʔɪ ɴɡṵlḭmala Thaixngkhulimal xngkhulimal RTGS Ongkhuliman Khmerអង គ ល ម ល Ankulimea Sinhalaඅ ග ල ම ලDaftar Istilah Buddhis lihatbicarasuntingCerita Angulimala dapat ditemukan pada sejumlah pustaka berbahasa Pali Sanskerta Tibet dan Tionghoa Angulimala lahir dengan nama Ahiṃsaka Ia tumbuh sebagai pemuda cerdas di Sawati dan saat bersekolah ia menjadi murid kesayangan guru Karena teman temannya iri ia dijebak agar diusir gurunya Dalam upaya menyingkirkan Angulimala sang guru memberinya misi berbahaya yaitu mengumpulkan seribu jari manusia sebagai syarat menamatkan pendidikan Dalam upaya menuntaskan misi tersebut Angulimala akhirnya menjadi perampok keji membunuh banyak orang dan menyebabkan seluruh warga desa mengungsi Peristiwa tersebut menyebabkan Raja Pasenadi dari Kosala mengirim tentara untuk menangkapnya Sementara itu ibu Angulimala berniat turun tangan yang membuatnya nyaris dibunuh oleh Angulimala Sang Buddha mencegah hal itu terjadi dengan memakai kesaktian dan ajarannya untuk membawa Angulimala ke jalan yang benar Angulimala kemudian menjadi pengikut Buddha dan menjadi seorang bhikkhu di bawah bimbingan Sang Buddha sehingga mengejutkan raja dan masyarakat Meskipun telah bertobat para penduduk desa masih marah dengan apa yang telah dilakukan oleh Angulimala tetapi keadaan membaik saat Angulimala menolong seorang ibu yang sedang melahirkan dengan sebuah tindak kebajikan Para cendekiawan berteori bahwa Angulimala adalah bagian dari kultus kekerasan sebelum ia bertobat Indolog Richard Gombrich menyatakan bahwa ia adalah pengikut bentuk awal ajaran Tantra tetapi klaim tersebut telah dibantah Umat Buddha menganggap Angulimala sebagai lambang transformasi spiritual dan ceritanya adalah sebuah pelajaran bahwa kehidupan setiap orang dapat menjadi lebih baik bahkan bagi orang orang yang tampaknya tidak memiliki kemungkinan begitu Selain itu cerita Angulimala menjadi bahan diskusi tentang keadilan dan rehabilitasi di kalangan cendekiawan dan dipandang oleh teolog John Thompson sebagai contoh bagus dalam mengatasi luka moral serta etika kepedulian Angulimala menjadi subjek film dan sastra seperti film Thailand yang berjudul Angulimala 2003 Sementara itu buku The Buddha and the Terrorist karya Satish Kumar mengadaptasi cerita tersebut sebagai tanggapan tanpa kekerasan terhadap perang melawan terorisme Daftar isi 1 Sumber pustaka dan epigrafi 2 Cerita 2 1 Kelahiran sebelumnya 2 2 Masa muda 2 3 Hidup sebagai perampok 2 4 Bertemu Sang Buddha 2 5 Pertobatan dan kematian 3 Analisis 3 1 Sejarah 3 2 Ajaran 3 3 Perilaku 4 Dalam budaya modern 5 Catatan penjelas 6 Referensi 7 Daftar pustaka 8 Pranala luarSumber pustaka dan epigrafi nbsp Buddhaghoṣa salah satu pengulas kisah Angulimala dari abad ke 5 M ia digambarkan di bagian kananCerita Angulimala sangat dikenal dalam tradisi Buddhis terutama Theravada 3 Dua naskah dalam pustaka Buddhis berbahasa Pali mencatat kisah Angulimala dengan Sang Buddha dari pertemuan pertama mereka hingga pertobatan Angulimala dan diyakini merupakan versi tertua dari cerita tersebut 4 5 note 1 Naskah pertama adalah Theragatha kemungkinan merupakan karya yang tertua 3 dan yang kedua adalah Sutta Aṅgulimala dalam Majjhima Nikaya 7 Kedua naskah tersebut memberikan uraian singkat tentang pertemuan Angulimala dengan Sang Buddha dan tak mencatat berbagai kisah latar belakang yang kemudian digabungkan ke dalam cerita tersebut seperti Angulimala menyatakan sumpah kepada gurunya 8 3 Selain naskah naskah Pali kehidupan Angulimala juga disebutkan dalam naskah berbahasa Tibet dan Tionghoa yang bermula dari Sanskerta 8 5 Kumpulan cerita Sanskerta berjudul Saṃyuktagama dari mazhab Mulasarwastiwada kuno telah diterjemahkan ke dalam dua naskah Tionghoa pada abad ke 4 sampai ke 5 Masehi oleh mazhab Sarwastiwada dan Kasyapiya kuno dan juga memuat berbagai versi dari cerita tersebut 9 5 10 Sebuah naskah yang diterjemahkan ke bahasa Tionghoa dari naskah Sanskerta Ekottara Agama oleh mazhab Mahasaṃghika juga diketahui Selain itu tiga naskah Tionghoa lainnya yang berkisah tentang Angulimala juga ditemukan yang tak diketahui asal usulnya tetapi berbeda dengan tiga naskah Tionghoa pertama 11 Selain naskah naskah kuno tersebut ada juga kisah tambahan berikutnya yang muncul dalam ulasan tentang Majjhima Nikaya yang diatribusikan kepada Buddhaghosa abad ke 5 M dan ulasan tentang Theragatha yang diatribusikan kepada Dhammapala abad ke 6 M 8 Dua ulasan tersebut tampaknya tidak dibuat sendiri sendiri Dhammapala tampaknya telah menyalin atau hampir menafsirkan tulisan Buddhaghosa meskipun menambahkan penjelasan tentang sejumlah inkonsistensi 4 5 Kisah terawal tentang kehidupan Angulimala menekankan sifat kejamnya dan menyandingkannya dengan sifat damai Sang Buddha Kisah kisah berikutnya dimaksudkan untuk menambahkan detail dan mengklarifikasi hal hal yang tak sesuai dengan ajaran Buddha 12 Sebagai contoh suatu masalah yang mungkin menimbulkan pertanyaan adalah perubahan mendadak dari seorang pembunuh menjadi murid tercerahkan kisah kisah berikutnya mencoba untuk menjelaskan hal tersebut 13 Namun kisah kisah berikutnya juga mencantumkan berbagai mukjizat dengan sejumlah detail peristiwa yang cenderung mengalihkan maksud utama cerita 14 Pustaka pustaka Pali kuno bahasa Pali sutta tak menjelaskan alasan atas tindakan Angulimala selain kekejaman belaka 15 Sejumlah naskah pada masa berikutnya menunjukkan usaha para cendekiawan untuk memperbaiki karakter Angulimala menjadikannya tampak sebagai manusia yang pada dasarnya baik tetapi terjebak oleh keadaan daripada sekadar pembunuh keji semata 16 17 Selain sutta dan paritta ada pula kisah kisah Jataka Milindapanha dan sebagian peraturan bagi biksu dan biksuni yang berkaitan dengan Angulimala serta kronik Mahawaṃsa pada masa berikutnya 18 Naskah naskah pada masa berikutnya dalam berbagai bahasa yang berkaitan dengan kehidupan Angulimala meliputi naskah Awadana berjudul Sataka 19 serta kumpulan cerita berikutnya yang berjudul Kisah tentang Orang Bijaksana dan Orang Dungu yang tersedia dalam bahasa Tibet dan Tionghoa 20 Ada pula catatan perjalanan para peziarah Tionghoa yang menyebut Angulimala secara singkat 21 Selain uraian kehidupan Angulimala terdapat pustaka Mahayana berjudul Sutra Aṅgulimaliya yang berisi ceramah Buddha Gautama kepada Angulimala Ini adalah salah satu Sutra Tathagatagarbha sekelompok pustaka yang menjelaskan tentang sifat kebuddhaan 1 22 Terdapat sutra lain dengan judul yang sama yang disebut sebut dalam berbagai naskah Tionghoa yang dipakai untuk mendukung pantangan umat Buddha dalam mengkonsumsi minuman beralkohol Namun naskah tersebut tak ditemukan 23 Selain bukti tekstual bukti epigrafi kuno juga ditemukan Salah satu relief kuno yang menggambarkan Angulimala dibuat sekitar abad ke 3 SM 24 CeritaKelahiran sebelumnya Berbagai pustaka mengisahkan kehidupan masa lampau sebelum Angulimala lahir dan bertemu Buddha Gautama Pada kehidupan sebelumnya ia lahir sebagai raja pemakan manusia yang berubah menjadi yaksa sejenis siluman bahasa Pali yakkha Sanskerta yakṣa 25 26 yang tercatat dalam sejumlah pustaka dengan nama Saudasa 27 Saudasa mulai gemar menyantap daging manusia setelah dihidangkan daging jenazah bayi Setelah ketagihan rakyatnya mulai mengkhawatirkan keselamatan anak anak mereka sehingga ia diusir dari kerajaannya sendiri 28 note 2 Setelah berubah menjadi siluman Saudasa bertemu seorang dewa yang berjanji dapat memulihkan status Saudasa sebagai raja jika ia berhasil mengurbankan seratus raja 26 Ketika 99 raja telah dikurbankan raja ke 100 yang bernama Sutasoma berhasil mengubah pikiran Saudasa menjadikannya orang yang religius dan membuatnya berhenti melakukan tindak kekerasan Dalam pustaka Sutasoma diidentifikasikan sebagai bakal Buddha Gautama 26 27 dan Saudasa sebagai bakal dari Angulimala 29 Namun menurut Ekottara Agama pada kehidupan sebelumnya Angulimala adalah seorang putra mahkota yang bersifat baik sehingga membuat iri para musuhnya Sebelum menghembuskan nafas terakhir di tangan musuh musuhnya ia bersumpah akan membalas dendam dan mencapai Nirwana di bawah bimbingan seorang guru pada kehidupan berikutnya Versi tersebut kesannya memberikan pembenaran atas tindak pembunuhan yang dilakukan Angulimala 30 Masa muda nbsp Reruntuhan Taxila sekarang di Pakistan Taxila adalah tempat Angulimala berguru Menurut sebagian besar pustaka Angulimala lahir di Sawati sekarang di Uttar Pradesh India 27 note 3 dalam keluarga brahmana agamawan dari klan Gagga Ayahnya bernama Bhaggava seorang pendeta yang mengabdi pada Raja Pasenadi penguasa Kosala sedangkan ibunya bernama Mantani 19 Menurut kitab kitab ulasan sejumlah pertanda yang mengiringi kelahiran anak tersebut senjata senjata mengeluarkan cahaya dan kemunculan rasi bintang maling di langit 19 memberi isyarat bahwa ia akan menjadi penjahat 25 31 Saat ayahnya menafsirkan pertanda pertanda tersebut sang raja bertanya apakah anak tersebut akan menjadi perampok tunggal atau memimpin kelompok penjahat Setelah Bhaggava menjawab bahwa ia akan menjadi perampok tunggal raja memutuskan untuk membiarkannya hidup 31 Buddhaghosa menyatakan bahwa sang ayah menamai anaknya Ahiṃsaka yang artinya orang tak berbahaya 19 Ini berasal dari kata ahiṃsa tanpa kekerasan karena tak ada orang yang tersakiti pada masa kelahirannya meskipun ada pertanda pertanda buruk 1 Menurut ulasan dari Dhammapala awalnya ia dinamai Hiṃsaka orang berbahaya oleh sang raja yang khawatir tetapi nama tersebut kemudian diganti 19 Saat dewasa Ahiṃsaka menjadi orang yang tampan cerdas dan berperilaku baik 25 9 Sebagai pengakuan atas prestasi akademiknya yang luar biasa dan latar belakang keluarganya dari Brahmana yang terhormat ia terpilih masuk ke Universitas Taxila yang tersohor Selain itu ia diberi hak istimewa untuk belajar di bawah bimbingan guru terkemuka Acariya Disapamuk 32 Di sana ia unggul dalam pelajaran dan menjadi murid kesayangan gurunya serta mendapatkan hak hak khusus di rumah gurunya Namun murid murid yang lain menjadi iri dengan kemampuan Ahiṃsaka dan berusaha agar ia dimusuhi guru 19 Akhirnya mereka menuduh Ahiṃsaka menggoda istri gurunya 25 Karena tak berniat atau tak dapat menyerang Ahiṃsaka secara langsung note 4 sang guru berkata bahwa pendidikan Ahiṃsaka sebenarnya hampir selesai tetapi ia harus memberikan tanda terima kasih kepada gurunya sebelum sang guru menyatakan kelulusannya Sebagai pembayaran sang guru meminta seribu jari manusia masing masing diambil dari orang yang berbeda karena berpikir bahwa Angulimala pasti terbunuh dalam upaya memenuhi permintaan yang mengerikan itu 19 9 note 5 Menurut Buddhaghosa Ahiṃsaka menentangnya dengan berkata bahwa ia berasal dari keluarga baik baik tetapi sang guru membujuknya 36 Namun menurut sumber sumber lain Ahiṃsaka tak menentang perintah gurunya 25 Dalam versi lain diceritakan bahwa istri gurunya berniat untuk menggoda Ahiṃsaka Karena Ahiṃsaka menolak ia menjadi tak senang dan berkata kepada suaminya bahwa Ahiṃsaka telah berusaha untuk menggodanya Kemudian kisah tersebut berlanjut ke jalan cerita yang sama 1 9 Hidup sebagai perampok nbsp Relief Angulimala sedang mengejar sang Buddha dari kuil Wat Maisuwankiri di Tumpat Malaysia Setelah diperintahkan oleh gurunya akhirnya Angulimala menjadi seorang penyamun berdiam di ngarai di tengah hutan bernama Jalini untuk mengintai orang orang berlalu lalang lalu membunuh atau melukai mereka 38 19 25 Ia masyhur akan kecakapannya dalam membegal para korbannya 39 Setelah orang orang menghindari jalur tersebut ia memasuki pemukiman dan menyeret warga dari rumah mereka untuk dibunuh Akhirnya seluruh warga mengungsi 19 36 Ia tak pernah merampas baju atau perhiasan dari para korbannya melainkan hanya jari jari mereka saja 36 Sebagai pengingat berapa jumlah korban yang didapatkan ia menguntai jari jari tersebut lalu menggantungnya di pohon Namun karena sisa daging pada jari jari tersebut menjadi incaran burung burung ia mengenakannya seperti sebuah kalung Akhirnya ia dikenal sebagai Angulimala yang artinya kalung jari atau untaian jari 1 36 Dalam beberapa relief ia digambarkan mengenakan hiasan kepala dari jari bukan kalung 40 Bertemu Sang Buddha nbsp Lukisan di sebuah wihara di Sravasti India yang menggambarkan Angulimala sedang mencoba mengejar Buddha Gautama Para penduduk desa yang masih hidup akhirnya mengungsi dari wilayah tersebut dan mengeluh kepada Pasenadi raja Kosala 41 42 Pasenadi menanggapinya dengan mengirim 500 prajurit untuk memburu Angulimala 43 Sementara itu orang tua Angulimala mendengar kabar bahwa Pasenadi memburu seorang penjahat Karena Angulimala lahir dengan pertanda pertanda buruk mereka berpikir bahwa yang diburu pasti dia Kendati ayahnya tidak mau ikut campur note 6 ibunya tetap cemas 41 42 note 7 Karena mengkhawatirkan keselamatan putranya ia memutuskan untuk menemukan Angulimala agar dapat memberi tahu niat sang raja serta mengajak putranya pulang 44 25 Menurut Buddhaghosa dengan menggunakan mata batin bahasa Pali abhinna Sang Buddha mengetahui bahwa Angulimala telah menjagal 999 orang dan bersusah payah mendapatkan yang ke 1000 45 note 8 Jika Sang Buddha mendatangi Angulimala pada hari itu Angulimala akan menjadi biksu lalu meraih abhinna 45 Namun jika Angulimala malah membunuh ibunya sang ibu akan menjadi korban ke 1000 sementara Angulimala tak akan terselamatkan 1 42 karena menurut ajaran Buddha pembunuhan terhadap ibu sendiri diyakini sebagai salah satu dari lima macam karma terburuk yang dapat dilakukan seseorang 47 48 Sang Buddha memutuskan untuk mendatangi Angulimala 19 meskipun diperingati oleh para warga desa agar mengurungkan niatnya 15 49 Di tengah jalan yang menembus hutan Kosala mula mula Angulimala melihat ibunya 1 Menurut beberapa versi cerita ia jadi teringat kembali akan ibunya yang dulu senantiasa menyediakan makanan untuknya 50 Namun setelah melakukan pertimbangan ia memutuskan untuk menjadikan ibunya sebagai korban ke 1000 Namun saat Sang Buddha juga datang ia memilih Sang Buddha sebagai pengganti ibunya Setelah menghunus pedang ia berlari ke arah Sang Buddha Berdasarkan kepercayaan Buddhisme meskipun Angulimala berlari secepat mungkin ia tak kunjung berhasil menggapai Sang Buddha yang berjalan tenang 1 Diyakini penyebabnya adalah sejumlah kesaktian bahasa Pali iddhi Sanskerta ṛddhi yang dipakai Buddha untuk menghadapi Angulimala 39 5 dalam suatu pustaka dinyatakan bahwa Sang Buddha memakai kekuatan tersebut untuk mengendalikan dan meregangkan ruang di antara mereka sehingga dapat menjaga jarak dengan Angulimala 51 Akhirnya Angulimala putus asa sehingga ia meminta Sang Buddha untuk berhenti Sang Buddha kemudian berkata bahwa ia sendiri telah berhenti dan seharusnya Angulimala lah yang berhenti 1 52 Angulimala aku telah berhenti selamanya bahasa Pali ṭhita aku bebas dari kekerasan terhadap makhluk hidup bahasa Pali daṇḍa tetapi engkau tidak punya pengendalian diri bahasa Pali asannato terhadap makhluk makhluk hidup itulah sebabnya aku telah berhenti dan engkau belum 39 53 Angulimala bertanya untuk penjelasan lebih lanjut dan akhirnya Sang Buddha berkata bahwa seorang biksu yang baik harus mengendalikan keinginannya 54 Angulimala terkesima oleh keberanian Sang Buddha 55 dan menyadari kesalahan yang telah dilakukannya 56 Setelah mendengarkan khotbah Buddha akhirnya Angulimala bertobat lalu bersumpah untuk meletakkan senjata dan bergabung dengan Sangha Buddha 57 58 59 Ia ditahbiskan di biara Jetawana 44 Pertobatan dan kematian nbsp Ilustrasi Angulimala meletakkan senjata di hadapan Sang Buddha menunjukkan pertobatannya Lukisan di sebuah wihara di Hat Yai Thailand Selatan Sementara itu Raja Pasenadi masih berniat untuk membunuh Angulimala Mula mula ia mengunjungi Sang Buddha dan para pengikutnya di Jetavana 11 Ia menjelaskan keperluannya kepada Sang Buddha dan Sang Buddha menanyakan bagaimana tanggapan sang raja apabila ia mendapati bahwa Angulimala telah bertobat dan menjadi biksu Sang raja berkata bahwa ia akan menghormati Angulimala dan menanggung kehidupannya di wihara Lalu Sang Buddha menyatakan bahwa Angulimala dengan rambut dan jenggot yang telah dipotong sedang duduk dengan jarak beberapa kaki darinya sebagai anggota Sangha Buddha Dengan perasaan takjub bercampur senang sang raja memanggil Angulimala dengan nama klan dan ibunya bahasa Pali Gagga Mantaniputta dan menyumbangkan jubah kepadanya Namun Angulimala tidak mau menerima hadiah tersebut karena sedang menjalankan pengendalian diri 19 9 Pada akhirnya sang raja mengampuni Angulimala Pernyataan tersebut diakui oleh ahli agama Buddha Andre Bareau yang mengamati bahwa terdapat kesepakatan tak tertulis untuk tidak saling turut campur antara Sang Buddha dengan para raja dan penguasa pada masa itu 60 Kemudian Angulimala melihat seorang wanita muda yang mengalami kesulitan saat melahirkan note 9 Angulimala merasa tergerak dan memahami rasa sakit serta belas kasihan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya saat masih menjadi perampok 61 59 46 Ia mendatangi Sang Buddha dan menanyakan apakah ia dapat mengurangi penderitaan wanita tersebut Sang Buddha menganjurkan Angulimala untuk pergi mendatangi wanita tersebut dan berkata Saudari sejak saya terlahir saya tidak ingat pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup Dengan kebenaran ini semoga Anda sejahtera dan bayi Anda sejahtera 53 Angulimala menekankan bahwa ini akan menjadi ketidakbenaran baginya untuk berkata demikian sehingga Sang Buddha menanggapinya dengan kalimat berbeda Saudari sejak saya terlahir dengan kelahiran mulia saya tidak ingat pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup Dengan kebenaran ini semoga Anda sejahtera dan bayi Anda sejahtera 53 1 Di sini Sang Buddha menekankan tekad Angulimala yang memilih untuk menjadi seorang biksu 1 menyatakannya sebagai kelahiran kedua yang bertolak belakang dengan kehidupan sebelumnya sebagai perampok 62 15 Jati artinya kelahiran tetapi kata tersebut juga diberi keterangan dalam ulasan pustaka berbahasa Pali sebagai klan atau garis keturunan bahasa Pali gotta Oleh sebab itu kata jati disini juga merujuk kepada garis perguruan para Buddha yaitu komunitas Sangha 63 Setelah Angulimala melakukan tindak kebajikan tersebut sang wanita melahirkan anaknya dengan selamat Paritta tersebut kemudian menjadi salah satu paritta perlindungan yang umumnya disebut paritta Aṅgulimala 64 1 Sejumlah anggota Sangha senantiasa membacakan paritta tersebut saat memberkati wanita hamil di negara negara berpenganut Theravada 65 66 dan kerap menghafalkannya sebagai bagian dari pelatihan Sangha 50 Maka Angulimala sering dipandang sebagai pelindung persalinan oleh para pengikut Buddha Perubahan dari seorang pembunuh menjadi orang yang memberikan perlindungan atas kelahiran merupakan transformasi besar 7 Peristiwa tersebut membantu Angulimala menemukan kedamaian 61 Setelah menunjukkan tindak kebajikan ia dianggap memberikan kehidupan daripada kematian bagi penduduk 61 dan masyarakat mulai menerimanya serta berderma makanan 67 Namun beberapa orang masih tak dapat melupakan bahwa ia bertanggung jawab atas kematian orang orang yang mereka cintai Dengan tongkat dan batu mereka menyerangnya saat ia meminta minta sumbangan Dalam kondisi kepala berdarah jubah luar robek dan pata mangkuk amal pecah Angulimala berhasil kembali ke wihara Sang Buddha menasihati Angulimala agar menerima siksaan tersebut dengan ikhlas hati ia menyatakan bahwa Angulimala sudah merasakan akibat dari karma yang seharusnya dapat membuatnya terlahir di neraka 19 1 68 Sebagai murid tercerahkan batin Angulimala tetap tenang dan tak tergoyahkan 1 Menurut ajaran Buddha murid murid tercerahkan tidak dapat membuat karma baru tetapi masih dapat merasakan akibat dari karma lama yang pernah mereka lakukan 69 59 Hasil karma tak terhindarkan bahkan Sang Buddha pun tak dapat menghentikannya 70 Setelah memperbolehkan Angulimala bergabung dengan Sangha Sang Buddha mengeluarkan aturan yang berlaku sejak saat itu yaitu melarang diterimanya penjahat sebagai biksu dalam Sangha Hal ini dikarenakan protes masyarakat terhadap penahbisan perampok beruntai jari tersebut 19 71 Buddhaghosa menyatakan bahwa Angulimala meninggal tak lama setelah menjadi biksu 19 71 Setelah kematiannya sebuah diskusi timbul di kalangan biksu tentang alam kehidupan apakah yang dicapai oleh Angulimala Saat Sang Buddha menyatakan bahwa Angulimala telah mencapai Nirwana hal tersebut mengejutkan beberapa biksu Mereka terkejut dan bertanya bagaimana mungkin seseorang yang membunuh banyak orang masih bisa mencapai pencerahan Sang Buddha menjawab bahwa bahkan setelah melakukan banyak kejahatan seseorang masih memiliki kemungkinan untuk berubah menjadi lebih baik dan meraih pencerahan 72 Analisis nbsp Stupa Angulimala bagian dari biara Jetawana di Srawasti Uttar Pradesh IndiaSejarah Pemberian kenang kenangan kepada seorang guru merupakan hal yang lazim pada zaman India Kuno Terdapat contoh dalam Pausyaparwa note 10 dari wiracarita Mahabharata Diceritakan bahwa seorang guru menugaskan muridnya yang bernama Utangka untuk pergi setelah Utangka menyatakan bahwa dirinya layak untuk dipercaya serta menguasai ajaran Weda dan Dharmasastra Utangka berkata kepada gurunya Apakah yang dapat saya lakukan untuk menyenangkan hatimu Sanskerta kiṃ te priyaṃ karavani karena pernah dikatakan Barang siapa menjawab tanpa selaras dengan darma dan barang siapa yang bertanya tanpa selaras dengan darma maka yang terjadi seseorang mati atau seseorang memicu permusuhan Indolog Friedrich Wilhelm menyatakan bahwa kalimat yang sama tercantum dalam Manusmerti II 111 dan dalam Wisnusmerti Menurut ajaran berbasis Weda dengan berpamitan kepada guru serta berjanji untuk melakukan apapun yang guru mau dapat memberikan pencerahan atau pencapaian semacam itu Maka dari itu tidak mengherankan apabila Angulimala diceritakan mau melaksanakan perintah kejam dari gurunya meskipun sebenarnya ia orang baik dan murah hati karena pada akhirnya ia akan meraih pencapaian tertinggi 73 nbsp Ilustrasi Xuan Zang peziarah dari Tiongkok 602 64 M Gagasan bahwa Angulimala adalah bagian dari kultus kekerasan dikemukakan olehnya Indolog Richard Gombrich menyatakan bahwa kisah Angulimala bisa jadi sesungguhnya merupakan pertemuan antara Sang Buddha dan seorang pengikut ajaran tantra aliran Saiwa atau Sakta 74 Gombrich menarik kesimpulan tersebut atas dasar sejumlah inkonsistensi dalam manuskrip yang mengindikasikan adanya pengubahan 75 serta penjelasan kurang memuaskan tentang perilaku Angulimala yang diuraikan oleh para penafsir 76 77 Ia menyatakan bahwa terdapat beberapa rujukan lain dalam kanon Pali yang tampaknya mengindikasikan keberadaan para pengikut Siwa Kali dan dewa dewi lainnya yang berkaitan dengan ritual berdarah ajaran tantra 78 Inkonsistensi tekstual yang ditemukan dapat dijelaskan melalui teori tersebut 79 Gagasan bahwa Angulimala adalah bagian dari kultus kekerasan dikemukakan oleh peziarah Tionghoa Xuan Zang 602 64 M Dalam catatan perjalanannya Xuan Zang menyatakan bahwa Angulimala diajari oleh gurunya bahwa ia akan lahir di alam Brahma jika berhasil membunuh seorang Buddha Sebuah manuskrip Tionghoa kuno memberikan penjelasan serupa menyatakan bahwa guru dari gurunya Angulimala memberikan ajaran kejam tersebut untuk mencapai keabadian 80 Pernyataan Xuan Zang kemudian dikembangkan oleh orang orang Barat yang menerjemahkan catatan perjalanan Xuan Zang pada awal abad ke 20 tetapi sebagian berdasarkan pada kesalahan terjemahan 81 82 Terlepas dari itu Gombrich merupakan cendekiawan modern yang pertama kali mengemukakan gagasan tersebut Namun pernyataannya bahwa praktik tantra telah ada sebelum selesainya penyusunan kitab kitab Buddhis dua sampai tiga abad Sebelum Masehi bertolak belakang dengan pengetahuan umum Konsensus ilmiah menetapkan kebangkitan kultus tantra perdana pada masa sekitar seribu tahun kemudian dan tak ada bukti kuat yang ditemukan baik bukti tertulis atau lainnya tentang praktik tantra berdarah pada masa sebelumnya 77 83 Dalam terjemahan Tionghoa dari Damamukawadana oleh Hui chiao 84 demikian pula dalam temuan temuan arkeologis 27 Angulimala diidentifikasikan dengan Raja Kalmasapada atau Saudasa dalam mitologi Hindu yang dikenal sejak zaman Weda Manuskrip kuno sering kali menceritakan kehidupan Saudasa sebagai kehidupan Angulimala sebelumnya dan kedua tokoh tersebut menghadapi masalah untuk menjadi seorang brahmana yang baik 27 Dalam berbagai penggambaran Angulimala mengenakan hiasan kepala Sejarawan seni rupa Pia Brancaccio berpendapat bahwa hiasan kepala adalah penanda khas India untuk figur yang berkaitan dengan alam liar atau perburuan 40 Brancaccio juga meyakini bahwa hiasan tersebut dipakai oleh para seniman untuk memberi ciri bahwa Angulimala berasal dari suku pedalaman dan ditakuti oleh umat Buddha awal yang sebagian besar merupakan masyarakat perkotaan 85 Ajaran Aṅgulimala Sutta Dan walaupun aku dulu hidup sebagai bandit Dengan nama Untaian Jari Orang yang disapu banjir deras Aku telah pergi untuk perlindungan kepada Buddha Jadi silakan datang pada pilihanku itu Dan biarlah hal itu bertahan karena ia tidak salah dibuat Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan melaksanakan semua yang diajarkan Sang Buddha Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Dra Wena Cintiawati Dra Lanny Anggawati 53 Di kalangan umat Buddha Angulimala adalah salah satu cerita paling terkenal 57 Tak hanya pada masa kini pada zaman kuno dua peziarah asal Tionghoa yang datang dari India membuat laporan berisi cerita tersebut serta memberitahukan tempat tempat yang mereka kunjungi yang berkaitan dengan kehidupan Angulimala 44 Dari sudut pandang umat Buddha cerita Angulimala dijadikan contoh bahwa orang bertabiat buruk sekalipun dapat mengatasi kesalahan mereka dan kembali ke jalan yang benar 86 Sejumlah tafsiran memakai cerita tersebut sebagai contoh karma baik dapat mengatasi karma buruk 19 Umat Buddha menganggap Angulimala sebagai simbol transformasi menyeluruh 25 dan sebagai contoh bahwa ajaran Buddha dapat mengubah orang yang tampaknya tidak memungkinkan 87 Umat Buddha mengangkat cerita Angulimala sebagai contoh tindakan welas asih bahasa Pali karuṇa dan kekuatan adikodrati bahasa Pali iddhi dari Sang Buddha 19 Pertobatan Angulimala dikutip sebagai pengakuan akan kecakapan Sang Buddha sebagai guru 10 dan contoh kemanjuran dari ajaran Buddha darma 88 Melalui jawabannya kepada Angulimala Sang Buddha menghubungkan sikap henti dengan gagasan menahan diri dari kekerasan bahasa Pali avihiṃsa Walaupun seseorang tak dapat menghindari hukum karma yang kekal setidaknya seseorang dapat memperkecil karma dengan cara berhenti melakukan kekerasan Pustaka pustaka menafsirkan hal ini sebagai bentuk diam 89 Selain itu kisah Angulimala mengilustrasikan bahwa terdapat kekuatan spiritual dalam sikap henti yaitu saat Sang Buddha digambarkan tak mampu dikejar Angulimala yang penuh kekerasan Meskipun itu dijelaskan sebagai akibat dari pencapaian adikodrati Sang Buddha makna yang mendalam adalah bahwa orang yang berhenti secara spiritual dapat bergerak lebih cepat ketimbang orang yang aktif secara konvensional Dengan kata lain pencapaian spiritual hanya memungkinkan melalui tindakan tanpa kekerasan 39 Perilaku nbsp Raja Pasenadi menanam sebuah Pohon Bodhi untuk menghormati Sang Buddha Cerita Angulimala menggambarkan bagaimana para penjahat dapat terpengaruh oleh lingkungan psikososial dan lingkungan fisik mereka 90 Psikolog analitis Dale Mathers berteori bahwa Ahiṃsaka mulai membunuh karena harga dirinya telah runtuh Ia tak lagi diapresiasi sebagai orang yang bertalenta dalam hal akademik Sikapnya dapat disimpulkan bahwa Aku tak memiliki harga diri maka dari itu aku bisa membunuh Jika aku membunuh itu membuktikan bahwa aku tak memiliki harga diri 52 Dalam menyimpulkan kehidupan Angulimala Mathers menulis ia adalah seorang figur yang menjembatani pemberian dan pencabutan nyawa 91 Senada dengan hal tersebut dengan merujuk kepada konsep psikologi tentang luka moral teolog John Thompson mendeskripsikan Angulimala sebagai seseorang yang dikhianati oleh seorang sosok berpengaruh tetapi berhasil memulihkan prinsip moralnya yang terkikis maupun masyarakat yang menjadi korbannya 92 Para korban luka moral memerlukan seorang penyembuh dan komunitas yang berjuang bersama sama tetapi melakukannya dengan cara yang aman demikian pula Angulimala dapat pulih dari luka moralnya karena Sang Buddha menjadi pemandu spiritualnya serta komunitas biksu Sangha yang menuntun hidup dalam kedisiplinan sabar menghadapi kesukaran 93 Thompson kemudian berpendapat bahwa cerita Angulimala dapat dipakai sebagai terapi naratif 92 dan menyebut etika yang terdapat dalam cerita ini sebagai pertanggungjawaban yang menginspirasi Cerita tersebut bukan tentang diselamatkan tetapi lebih kepada menyelamatkan seseorang dengan bantuan dari orang lain 94 Ahli etika David Loy menulis secara ekstensif tentang cerita Angulimala dan implikasinya terhadap sistem keadilan Ia meyakini bahwa dalam etika Buddhis satu satunya alasan seorang pelanggar penjahat dihukum adalah untuk memperbaiki tingkah laku mereka Jika seorang penjahat seperti Angulimala telah sadar untuk mengubah perilakunya sendiri maka tak ada alasan untuk menghukumnya bahkan sebagai tindakan pencegahan Selain itu Loy berpendapat bahwa cerita Angulimala tak mengandung bentuk keadilan restoratif maupun transformatif sehingga cerita tersebut dianggap sebagai contoh keadilan yang cacat 95 Di sisi lain mantan politikus dan ahli kesehatan masyarakat Mathura Shrestha menyebut cerita Angulimala mungkin merupakan konsep pertama dari keadilan transformatif merujuk kepada pertobatan Angulimala dari kehidupan lamanya sebagai perampok dan pemaafan yang ia terima dari para kerabat korban 96 Dalam tulisannya tentang hukuman mati cendekiawan Damien Horigan menyatakan bahwa rehabilitasi adalah tema utama dari cerita Angulimala dan rehabilitasi yang telah disaksikan merupakan alasan Raja Pasenadi tidak menghukum Angulimala 97 Dalam ritual pra kelahiran di Sri Lanka saat Sutta Aṅgulimala dibacakan untuk wanita hamil merupakan suatu adat istiadat di sana untuk menaruh benda benda sebagai lambang kesuburan dan reproduksi di sekeliling wanita tersebut seperti potongan pohon kelapa dan periuk tanah liat 98 Para cendekiawan menekankan bahwa dalam mitologi di Asia Tenggara terdapat kaitan antara sosok haus darah dengan tema kesuburan 61 99 Penumpahan darah dapat ditemukan dalam tindak kekerasan dan juga kelahiran anak yang menjelaskan mengapa Angulimala digambarkan sebagai pembunuh sekaligus penyembuh yang berkenaan dengan kelahiran 99 Terkait cerita pertemuan Sang Buddha dengan Angulimala tokoh feminis Liz Wilson menyimpulkan bahwa cerita tersebut adalah contoh kerja sama dan saling ketergantungan antara lawan jenis Sang Buddha dan ibu Angulimala sama sama mencoba untuk menghentikannya 100 Hal senada diungkapkan Thompson bahwa kaum ibu memainkan peran penting dalam cerita tersebut merujuk pada bagian saat sang ibu berusaha untuk menghentikan Angulimala serta pertolongan Angulimala terhadap seorang ibu yang akan melahirkan Selain itu baik Sang Buddha maupun Angulimala mengambil peran keibuan dalam cerita tersebut 101 Meskipun banyak cerita India kuno yang menghubungkan kaum wanita dengan sifat sifat bebal dan lemah cerita Angulimala mengakui sifat sifat kewanitaan dan Sang Buddha bertindak sebagai penasihat bijak untuk menerapkan sifat sifat tersebut dengan cara yang konstruktif 102 Meskipun demikian Thompson tak menganggap cerita tersebut menganjurkan feminisme tetapi lebih berpendapat bahwa cerita tersebut mengandung etika kepedulian yang feminis yang berakar kepada agama Buddha 88 Dalam budaya modern nbsp Satish Kumar seorang aktivis yang mengadaptasi cerita Angulimala dalam buku pendeknya The Buddha and the Terrorist Sepanjang sejarah agama Buddha cerita Angulimala telah digambarkan ke dalam berbagai bentuk kesenian 10 beberapa di antaranya dapat ditemukan di museum dan situs cagar budaya Buddha Dalam budaya modern Angulimala masih memainkan peran penting 22 Pada tahun 1985 biksu Theravada kelahiran Inggris Ajahn Khemadhammo mendirikan Aṅgulimala sebuah organisasi pelayanan kapelan Buddhis di penjara di Inggris 103 104 Organisasi tersebut diakui oleh pemerintah Inggris sebagai perwakilan resmi dari agama Buddha dalam segala urusan terkait lembaga pemasyarakatan di Inggris dan menyediakan kapelan layanan konseling ajaran agama Buddha dan meditasi kepada para tahanan di seluruh Inggris Wales dan Skotlandia 103 Nama organisasi tersebut merujuk kepada kekuatan transformasi yang dicontohkan dalam cerita Angulimala 25 22 Menurut situs web organisasi tersebut Cerita Angulimala mengajarkan kita bahwa peluang meraih pencerahan dapat terjadi dalam keadaan yang sangat ekstrem bahwa orang orang mampu dan melakukan perubahan serta bahwa orang orang sangat dipengaruhi oleh persuasi dan yang lebih penting ialah percontohan 105 Dalam budaya populer legenda Angulimala telah meraih perhatian luas Cerita tersebut telah menjadi subjek utama dari sekurang kurangnya tiga film 22 Pada tahun 2003 sutradara asal Thailand Suthep Tannirat berupaya merilis film berjudul Angulimala Namun lebih dari 20 organisasi Buddha konservatif di Thailand melayangkan protes karena film tersebut dianggap menyimpang dari ajaran dan sejarah agama Buddha serta menampilkan pengaruh Hindu dan teisme yang tak ditemukan dalam kitab kitab Buddhis 106 Badan penyensoran film Thai menolak permintaan untuk mencekal film tersebut dengan alasan bahwa film tersebut tak menyimpang dari ajaran Buddha Mereka menyatakan bahwa sutradara telah memotong dua adegan berunsur kekerasan 107 Kelompok kelompok konservatif merasa tak senang dengan penggambaran Angulimala sebagai pembunuh brutal tanpa menampilkan cerita yang menjelaskan mengapa ia menjadi penjahat semacam itu Namun Tannirat membela dirinya sendiri dengan berpendapat bahwa meskipun ia mengabaikan penafsiran dari ulasan para cendekiawan ia mengikuti sumber sumber Buddhis terdahulu dengan teliti 106 Pilihan Tannirat untuk memakai sumber sejarah awal saja alih alih cerita populer dari ulasan para cendekiawan merupakan hal yang menimbulkan protes tersebut 22 108 Angulimala juga menjadi subjek karya sastra 109 Pada tahun 2006 aktivis perdamaian Satish Kumar menulis kembali cerita Angulimala dalam buku pendeknya The Buddha and the Terrorist Buku tersebut membahas tentang perang melawan terorisme dengan mereka ulang dan memadukan berbagai cerita tentang Angulimala yang dideskripsikan sebagai teroris 109 Buku tersebut mempertegas cerita saat Sang Buddha menerima Angulimala dalam sangha yang berakibat terhindarnya hukuman dari Raja Pasenadi Dalam buku Kumar tindakan tersebut berujung pada kemarahan masyarakat yang menuntut penahanan Angulimala dan Sang Buddha Pasenadi mengadakan pengadilan terbuka di hadapan warga desa dan dewan kerajaan agar majelis dapat memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan terhadap kedua terdakwa Namun pada akhirnya majelis memutuskan untuk membebaskan keduanya setelah Angulimala mengakui kejahatannya dan Pasenadi memberi pidato yang menegaskan pengampunan alih alih hukuman 109 Pelintiran cerita tersebut memberikan pemahaman berbeda terhadap Angulimala yang tindak kekerasannya berujung pada pengadilan serta masyarakat yang lebih adil dan tanpa kekerasan 110 Dalam tulisan tentang pustaka Buddhis dan buku Kumar Thompson membayangkan bahwa ahiṃsa dalam agama Buddha mungkin memiliki pemahaman yang berbeda menurut konteks yang berbeda dan sering kali tak berarti diam secara pasif atau tanpa kekerasan sebagaimana pemahaman pada umumnya 111 88 Catatan penjelas Sebagai perbandingan hingga 1994 update para cendekiawan memperkirakan Sang Buddha hidup antara abad ke 5 dan ke 4 SM 6 Kisah tentang penyantapan jenazah bayi hanya ditemukan dalam satu kisah versi Tionghoa dan ditulis untuk mengkritik praktik semacam itu yang terjadi di Tiongkok pada abad ke 5 28 Menurut dua teks Tionghoa kuno Angulimala lahir di Magadha atau Aṅga dan Raja Pasenadi sama sekali tak disebutkan 9 11 Dhammapala menyatakan bahwa Ahiṃsaka sekuat tujuh gajah sementara pustaka lain menyatakan bahwa sang guru khawatir reputasinya akan jatuh jika diketahui bahwa ia membunuh murid 33 34 Beberapa versi cerita menyebut ratusan jari sementara sumber lain menyebut ribuan 33 35 Dhammapala menyatakan bahwa Angulimala diwajibkan untuk mengambil seribu jari dari tangan kanan saja 36 tampaknya tak menyadari bahwa itu dapat dicapai dengan membunuh 200 orang 36 atau dengan mengambil jari jari dari jenazah 12 Di sisi lain Buddhaghosa menyatakan bahwa Angulimala dikisahkan membunuh seribu kaki dan hanya mengumpulkan jari jari sebagai alat bantu agar hitungannya akurat 37 Buddhaghosa berkata bahwa ia tak peduli sementara Dhammapala berkata bahwa ia meyakini bahwa ia tak berguna untuk putra semacam itu 42 Ahli agama Buddha Andre Bareau dan teolog John Thompson berpendapat bahwa kisah ibunya yang berniat untuk ikut campur merupakan tambahan pada cerita aslinya tetapi cendekiawan kajian Asia Monika Zin menyatakan bahwa ibunya telah muncul dalam seni rupa Buddhis awal 33 44 Namun menurut beberapa versi Sang Buddha mendengar tentang Angulimala dari para biarawan yang datang untuk mengumpulkan amal dan melihat para penduduk desa yang berkeluh kesah di istana Pasenadi 46 Penggalan kisah ini tak muncul dalam seluruh versi Tripitaka 9 Pausyaparwa Mahabharata jilid 1 Adiparwa bagian ke 3 Referensi a b c d e f g h i j k l m n o Buswell amp Lopez 2013 Gombrich 2006 hlm 135 n 1 a b c Thompson 2015 hlm 161 a b Gombrich 2006 hlm 137 a b c d e Thompson 2015 hlm 162 Norman 1994 hlm 39 a b Wilson 2016 hlm 285 a b c Wilson 2016 hlm 288 a b c d e f g Zin 2005 hlm 707 a b c Analayo 2008 hlm 135 a b c Bareau 1986 hlm 655 a b Thompson 2017 hlm 176 Bareau 1986 hlm 654 Analayo 2008 hlm 147 a b c Gombrich 2006 hlm 136 Gombrich 2006 hlm 141 Kosuta 2017 hlm 36 Thompson 2015 hlm 161 2 a b c d e f g h i j k l m n o p Malalasekera 1960 Analayo 2008 hlm 140 Brancaccio 1999 hlm 105 a b c d e Thompson 2015 hlm 164 Wang Toutain 1999 hlm 101 2 105 112 5 Zin 2005 hlm 709 a b c d e f g h i Wilson 2016 hlm 286 a b c Barrett 2004 hlm 180 a b c d e Zin 2005 hlm 706 a b Barrett 2004 hlm 181 Wilkens 2004 hlm 169 Bareau 1986 hlm 656 7 a b Gombrich 2006 hlm 138 Kumarasiri 2004 hlm 8 a b c Zin 2005 hlm 708 Gombrich 2006 hlm 138 9 Analayo 2008 hlm 141 a b c d e f Gombrich 2006 hlm 139 Gombrich 2006 hlm 142 Lamotte 1988 hlm 22 a b c d Wiltshire 1984 hlm 91 a b Brancaccio 1999 hlm 108 12 a b Wilson 2016 hlm 293 4 a b c d Gombrich 2006 hlm 140 Loy 2009 hlm 1246 a b c d Thompson 2015 hlm 163 a b Wilson 2016 hlm 298 n 30 a b Bareau 1986 hlm 656 Kosuta 2017 hlm 40 1 Analayo 2008 hlm 146 van Oosten 2008 hlm 251 a b Thompson 2017 hlm 183 Analayo 2008 hlm 142 a b Mathers 2013 hlm 127 a b c d Cintiawati amp Anggawati 2008 Thompson 2015 hlm 162 3 Analayo 2008 hlm 145 Thompson 2017 hlm 177 a b Gombrich 2006 hlm 135 Analayo 2008 hlm 142 3 a b c van Oosten 2008 hlm 252 Thompson 2015 hlm 166 7 a b c d Langenberg 2013 hlm 351 Wilson 2016 hlm 293 Wilson 2016 hlm 297 8 n 24 Swearer 2010 hlm 253 Appleton 2013 hlm 141 Eckel 2001 hlm 67 8 Parkum amp Stultz 2012 Harvey 2010 Loy 2008 hlm 230 Attwood 2014 hlm 522 a b Kosuta 2017 hlm 42 van Oosten 2008 hlm 252 3 Wilhelm 1965 hlm 11 Gombrich 2006 hlm 151 Gombrich 2006 hlm 144 51 Gombrich 2006 hlm 136 141 a b Mudagamuwa amp Von Rospatt 1998 hlm 170 Gombrich 2006 hlm 155 62 Gombrich 2006 hlm 152 4 Brancaccio 1999 hlm 105 6 Mudagamuwa amp Von Rospatt 1998 hlm 177 n 25 Analayo 2008 hlm 143 4 n 42 Gombrich 2006 hlm 152 n 7 155 Malalasekera 2003 hlm 628 Brancaccio 1999 hlm 115 6 Harvey 2013 hlm 266 Juergensmeyer Kitts amp Jerryson 2013 hlm 58 a b c Thompson 2017 hlm 188 Wiltshire 1984 hlm 95 Kangkanagme amp Keerthirathne 2016 hlm 36 Mathers 2013 hlm 129 a b McDonald 2017 hlm 29 Thompson 2017 hlm 182 Thompson 2017 hlm 189 Loy 2009 hlm 1247 Shrestha 2007 Horigan 1996 hlm 282 Van Daele 2013 hlm 100 102 3 a b Wilson 2016 hlm 289 Wilson 2016 hlm 295 6 Thompson 2017 hlm 184 Thompson 2017 hlm 185 6 a b Fernquest 2011 Harvey 2013 hlm 450 Khemadhammo 2018 a b Ngamkham 1 2003 Ngamkham 2 2003 Thompson 2017 hlm 175 n 15 a b c Thompson 2015 hlm 168 Thompson 2015 hlm 169 Thompson 2015 hlm 172 3 Daftar pustakaAnalayo Bhikkhu 2008 The Conversion of Angulimala in the Saṃyukta agama Buddhist Studies Review 25 2 135 48 doi 10 1558 bsrv v25i2 135 Bareau Andre 1986 Etude du bouddhisme Aspects du bouddhisme indien decrits par les pelerins chinois suite II La legende d Angulimala dans les ancients textes canoniques Study of Buddhism Aspects of Indian Buddhism as Described by the Chinese Pilgrims continued 2 The Legend of Angulimala in the Ancient Canonical Texts Annuaire du College de France 1985 86 dalam bahasa Prancis 86 647 58 ISSN 0069 5580 Appleton Naomi 2013 Jataka Stories in Theravada Buddhism Narrating the Bodhisatta Path Ashgate Publishing ISBN 978 1 4094 8131 7 Attwood Jayarava 2014 Escaping the Inescapable Changes in Buddhist Karma PDF Journal of Buddhist Ethics 21 ISSN 1076 9005 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2018 07 25 Diakses tanggal 2018 09 12 Barrett Timothy H 2004 The Madness of Emperor Wuzong Cahiers d Extreme Asie 14 1 173 86 doi 10 3406 asie 2004 1206 Brancaccio Pia 1999 Aṅgulimala or the Taming of the Forest East and West 49 1 4 105 18 JSTOR 29757423 Buswell Robert E Jr Lopez Donald S Jr 2013 Aṅgulimala Princeton Dictionary of Buddhism PDF Princeton University Press ISBN 978 0 691 15786 3 Parameter refs yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Cintiawati Wena Anggawati Lanny 2008 ANGULIMALA SUTTA Vihara Bodhivamsa Wisma Dhammaguna Eckel Malcolm David 2001 Epistemological Truth Dalam Neville Robert Cummings Religious Truth A Volume in the Comparative Religious Ideas Albany SUNY Press ISBN 0 7914 4777 4 Fernquest Jon 13 April 2011 Buddhism in UK prisons Bangkok Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 05 07 Diakses tanggal 2 May 2018 via Bangkok Post Learning Jerryson Michael 2013 Buddhist Traditions and Violence Dalam Juergensmeyer Mark Kitts Margo Jerryson Michael The Oxford Handbook of Religion and Violence Oxford University Press hlm 58 ISBN 978 0 19 975999 6 Gombrich Richard 2006 1996 How Buddhism Began The Conditioned Genesis of the Early Teachings PDF edisi ke 2nd Routledge ISBN 0 415 37123 6 diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2018 05 01 diakses tanggal 2018 09 10 ringkasan Angulimala and Tantric Buddhism 22 April 2011 Harvey Peter 2010 Buddhist Perspectives on Crime and Punishment Dalam Powers John Prebish Charles S Destroying Mara Forever Buddhist Ethics Essays in Honor of Damien Keown Snow Lion Publications ISBN 978 1 55939 788 9 Harvey Peter 2013 An introduction to Buddhism teachings history and practices PDF edisi ke 2nd New York Cambridge University Press ISBN 978 0 521 85942 4 Horigan D P 1 January 1996 Of Compassion and Capital Punishment A Buddhist Perspective on the Death Penalty The American Journal of Jurisprudence 41 1 doi 10 1093 ajj 41 1 271 Kangkanagme Wickrama Keerthirathne Don 27 July 2016 A Comparative Study of Punishment in Buddhist and Western Educational Psychology The International Journal of Indian Psychology 3 4 57 Khemadhammo Ajahn The Story of Angulimala Angulimala the Buddhist Prison Chaplaincy Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2018 Diakses tanggal 3 May 2018 Kosuta M 2017 The Aṅgulimala Sutta The Power of the Fourth Kamma Journal of International Buddhist Studies 8 2 35 47 Kumarasiri G K Ananda 2004 Angulimala PDF Ambassador Dato Dr G K Ananda Kumarasiri Buddha Dharma Education Association Inc ISBN 983 40966 1 5 Lamotte Etienne 1988 History of Indian Buddhism From the Origins to the Saka Era Universite catholique de Louvain Institut orientaliste ISBN 906831100X Langenberg Amy Paris 2013 Pregnant Words South Asian Buddhist Tales of Fertility and Child Protection History of Religions 52 4 351 doi 10 1086 669645 JSTOR 10 1086 669645 Loy David R 2008 Awareness Bound and Unbound Realizing the Nature of Attention Philosophy East and West 58 2 230 JSTOR 20109462 Loy D R 2009 A Different Enlightened Jurisprudence PDF Saint Louis University Law Journal 54 1239 56 diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 7 May 2018 ringkasan Healing Justice A Buddhist Perspective in The Spiritual Roots of Restorative Justice pp 81 97 2001 Malalasekera G P 1960 Dictionary of Pali Proper Names 1 Delhi Pali Text Society OCLC 793535195 Malalasekera G P Weeraratne W G ed 2003 Aṅgulimala Encyclopaedia of Buddhism 1 Pemerintah Sri Lanka OCLC 2863845613 Mathers Dale 2013 Stop Running dalam Mathers Dale Miller Melvin E Ando Osamu Self and No Self Continuing the Dialogue Between Buddhism and Psychotherapy Hoboken Taylor and Francis hlm 121 131 ISBN 978 1 317 72386 8 McDonald Joseph 2017 Introduction Dalam McDonald Joseph Exploring Moral Injury in Sacred Texts Jessica Kingsley Publishers ISBN 978 1 78450 591 2 Mudagamuwa Maithrimurthi Von Rospatt Alexander 1998 Review of How Buddhism Began The Conditioned Genesis of the Early Teachings Indo Iranian Journal 41 2 164 179 JSTOR 24663383 Wang Toutain Francoise 1999 Pas de boissons alcoolisees pas de viande une particularite du bouddhisme chinois vue a travers les manuscrits de Dunhuang No alcoholic beverages no meat one particular characteristic of Chinese Buddhism seen through the manuscripts of Dunhuang Cahiers d Extreme Asie dalam bahasa Prancis 11 1 doi 10 3406 asie 1999 1151 Ngamkham Wassayos 2 April 2003 Movie based on Buddhist character needs new title Bangkok Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2003 Ngamkham Wassayos 10 April 2003 Censors allow film to be shown Asia Africa Intelligence Wire Norman K R 1994 A Philological Approach to Buddhism The Bukkyō Dendō Kyōkai Lectures PDF School of Oriental and African Studies University of London Parkum Virginia Cohn Stultz J Anthony 2012 The Aṅgulimala Lineage Buddhist Prison Ministries Dalam Queen Christopher S Engaged Buddhism in the West Wisdom Publications ISBN 978 0 86171 841 2 Shrestha Mathura P 9 January 2007 Human Rights including Economic Social and Cultural Rights Theoretical and Philosophical Basis Canada Foundation for Nepal Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 May 2018 Diakses tanggal 4 May 2018 Swearer D K 2010 The Buddhist World of Southeast Asia PDF SUNY Press ISBN 978 1 4384 3251 9 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2018 06 12 Diakses tanggal 2018 09 12 Thompson John 3 January 2015 Ahimsa and its Ambiguities Reading the Story of Buddha and Aṅgulimala Open Theology 1 1 160 74 doi 10 1515 opth 2015 0005 Thompson John 2017 Buddhist Scripture and Moral Injury dalam McDonald Joseph Exploring Moral Injury in Sacred Texts Jessica Kingsley Publishers hlm 169 90 ISBN 978 1 78450 591 2 Van Daele W 2013 Fusing Worlds of Coconuts The Regenerative Practice in Precarious Life Sustenance and Fragile Relationality in Sri Lanka The South Asianist 2 2 ISSN 2050 487X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 05 07 Diakses tanggal 2018 09 19 van Oosten Karel 1 June 2008 Kamma and Forgiveness with some Thoughts on Cambodia Exchange 37 3 237 62 doi 10 1163 157254308X311974 Wilkens Jens 2004 Studien Zur Altturkischen Dasakarmapathavadanamala 2 Die Legende Vom Menschenfresser Kalmaṣapada Studies of the Old Turkish Dasakarmapathavadanamala 2 The Legend of the Man eater Kalmaṣapada Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae dalam bahasa Jerman 57 2 JSTOR 23658630 Wilson Liz 2016 Murderer Saint and Midwife dalam Holdrege Barbara A Pechilis Karen Refiguring the Body Embodiment in South Asian Religions SUNY Press hlm 285 300 ISBN 978 1 4384 6315 5 Wilhelm Cf F 1965 Prufung und Initiation im Buche Pausya und in der Biographie des Naropa Test and Initiation in the Book Pauṣya and in the Biography of Naropa dalam bahasa Jerman Wiesbaden Wiltshire M G 1984 Ascetic Figures before and in Early Buddhism PDF Mouton de Gruyter ISBN 3 11 009896 2 diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2018 05 07 diakses tanggal 2018 09 10 Zin Monika 2005 Jarrige Catherine Levefre Vincent ed The Unknown Ajanta Painting of the Aṅgulimala Story Proceedings of the sixteenth international conference of the European Association of South Asian Archaeologists held in the College de France Paris 2 6 July 2001 2 Editions Recherche sur les Civilisations hlm 705 13 ISBN 2865383016 diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 05 07 diakses tanggal 2018 09 10 Pranala luar nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Angulimala Theragatha diterjemahkan dari bahasa Pali oleh Thanissaro Bhikkhu Aṅgulimala Sutta About Aṅgulimala diterjemahkan dari bahasa Pali oleh Thanissaro Bhikkhu Film tahun 2003 tentang Aṅgulimala Angulimala A Murderer s Road to Sainthood ditulis oleh Hellmuth Hecker berdasarkan sumber sumber Pali Angulimala ditulis oleh G K Ananda Kumarasiri Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Angulimala amp oldid 25158308