www.wikidata.id-id.nina.az
Theravada Negara Sri LankaKamboja LaosMyanmar Thailand Naskah Kanon PaliKitab KomentarKitab Subkomentar Sejarah Buddhisme pra sektarianMazhab mazhab awal SthaviraAsoka Dewan KetigaVibhajjavadaMahinda SanghamittaDipavamsa MahavamsaBuddhaghosa Ajaran Saṃsara NibbaṇaJalan TengahJalan Utama Berunsur DelapanEmpat Kebenaran MuliaTahap PencerahanPedoman Tiga Mustika lihatbicarasuntingTheravada Pali थ रव द theravada Sanskerta स थव रव द sthaviravada secara harafiah berarti Ajaran Sesepuh atau Pengajaran Dahulu merupakan penggolongan tua Agama Buddha yang masih bertahan Ditemukan di India Theravada merupakan ajaran yang konservatif dan secara menyeluruh merupakan ajaran terdekat dengan Agama Buddha pada awalnya 1 dan selama berabad abad menjadi kepercayaan yang berkuasa di Sri Lanka sekitar 70 dari penduduk 2 dan sebagian besar benua di Asia Tenggara Kamboja Laos Myanmar Thailand dan Indonesia Mazhab Theravada juga dijalankan oleh sebagian minoritas dari Barat Daya Cina oleh etnik Shan dan Tai Vietnam oleh Khmer Krom Bangladesh oleh etnik group dari Barua Chakma dan Magh Malaysia dan Indonesia dan yang belakangan ini mendapatkan lebih banyak popularitas di Singapura dan Negara Barat Sekarang ini mazhab Theravada dari Agama Buddha mencapai lebih dari 100 juta pengikut di seluruh dunia dan dalam dekade terakhir ini mazhab Theravada telah menanamkan akarnya di Negara Barat dan di India 3 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Asal usul 1 2 Perpindahan ke Sri Lanka 1 3 Cabang Theravada 1 4 Pengaruh Mahayana 1 5 Garis turunan bhikkhuni 1 6 Menyebar ke Asia Tenggara 1 7 Modernisasi dan menyebar ke Barat 1 7 1 Reaksi terhadap kolonialisme Barat 2 Ajaran 2 1 Prinsip dasar theravada 2 1 1 Empat kebenaran mulia 2 1 2 Tiga corak umum 2 1 3 Sebab dan Akibat 2 2 Praktik 2 2 1 Jalan utama berunsur delapan 2 2 2 Meditasi 2 2 2 1 Meditasi Samatha 2 2 2 2 Meditasi Vipassana 2 3 Pencapaian 2 3 1 Jalan dan buah 2 3 2 Empat tingkat pencerahan 2 3 3 Nirwana 3 Kitab Suci 3 1 Kanon Pali 3 2 Komentar 4 Kehidupan awam dan kehidupan biara 4 1 Perbedaan antara kehidupan awam dan kehidupan biara 4 2 Bhikkhu sekolahan dan bhikkhu pedesaan 4 3 Pentahbisan 4 4 Praktik monastik 4 5 Umat awam 4 6 Ordo monastik dalam Theravada 5 Referensi 6 Sumber 7 Lihat pula 8 Pranala luarSejarah SuntingAsal usul Sunting Theravadin Penganut Theravada mengklaim bahwa nama Theravada berasal dari keturunan leluhur Sthaviravada Setelah tidak berhasil mencoba untuk memodifikasi Vinaya yaitu kelompok kecil yang terdiri dari para sesepuh sthavira lalu memisahkan diri dari mayoritas Mahasaṃghika selama dewan Buddha Kedua mengakibatkan munculnya Sthaviravada 4 Menurut catatan yang dimilikinya aliran Theravada pada dasarnya berasal dari pengelompokan Vibhajjavada atau doktrin analisis yang merupakan suatu divisi dari Sthaviravada Catatan catatan Theravadin mengenai asal usul Theravada menyebutkan bahwa aliran ini menerima ajaran yang disepakati selama Konsili Buddha Ketiga di bawah perlindungan Raja Asoka dari India sekitar tahun 250 SM Ajaran ajaran ini dikenal sebagai Vibhajjavada 5 Para penganut Vibhajjavada Vibhajjavadin pada gilirannya dibagi menjadi empat kelompok Mahisasaka Kasyapiya Dharmaguptaka dan Tamraparṇiya Theravada diturunkan dari mazhab Tamraparṇiya yang berarti garis keturunan bangsa Sri Lanka Pada abad ke 7 Masehi peziarah Cina bernama Xuanzang dan Yijing merujuk aliran aliran Buddhis di Sri Lanka sebagai Shangzuobu sesuai dengan bahasa Sansekerta Sthavira Nikaya dan bahasa Pali Thera Nikaya 6 7 Aliran ini telah menggunakan nama Theravada dalam bentuk tertulis setidaknya sejak abad ke 4 ketika istilah tersebut muncul dalam Dipavaṁsa 8 Perpindahan ke Sri Lanka Sunting Menurut cendekiawan agama Buddha A K Warder Theravada menyebar dengan cepat ke selatan dari Avanti ke Maharastra dan Andhra dan turun ke negara Chola Kanchi serta Sri Lanka Untuk beberapa waktu aliran ini bertahan di Avanti serta di wilayah wilayah baru yang telah didudukinya namun secara bertahap aliran ini cenderung berkumpul kembali di selatan Wihara Agung Mahavihara di Anuradhapura ibu kota kuno Sri Lanka menjadi pusat utama tradisinya Kanchi sebagai pusat sekunder dan daerah daerah utara tampaknya menyerah ke aliran lain 9 Menurut babad Pali dari tradisi suku bangsa Sinhala Buddhisme pertama kali dibawa ke Sri Lanka oleh Arahat Mahinda yang diyakini telah menjadi putra Raja Asoka dari bangsa Mauryan pada abad ketiga SM sebagai bagian dari kegiatan dhammaduta misionaris era Asoka Di Sri Lanka Arahat Mahinda mendirikan Biara Mahavihara di Anuradhapura Cabang Theravada Sunting Selama sebagian besar sejarah awal agama Buddha di Sri Lanka tiga cabang Theravada ada di Sri Lanka yang terdiri dari para bhikkhu dari Mahavihara Abhayagiri Vihara dan Jetavana Vihara Mahavihara merupakan tradisi pertama yang didirikan sementara Abhayagiri Vihara dan Jetavana Vihara didirikan oleh para bhikkhu yang telah memisahkan diri dari tradisi Mahavihara Menurut A K Warder mazhab India Mahisasaka juga mendirikan alirannya sendiri di Sri Lanka berdampingan dengan Theravada dan kemudian terserap masuk ke dalamnya Wilayah utara Sri Lanka juga tampaknya telah diserahkan ke mazhab mazhab dari India pada waktu tertentu 10 Ketika bhikkhu Faxian dari Cina mengunjungi pulau tersebut pada awal abad ke 5 M ia mencatat ada 5000 bhikkhu di Abhayagiri 3000 bhikkhu di Mahavihara dan 2000 bhikkhu di Cetiyapabbatavihara 11 Pengaruh Mahayana Sunting Selama berabad abad para Theravadin Abhayagiri memelihara hubungan erat dengan Buddhis India dan mengadopsi banyak ajaran baru dari India 12 termasuk banyak unsur dari ajaran Mahayana sedangkan Theravadin Jetavana mengadopsi Mahayana pada tingkatan yang lebih rendah 13 Xuanzang menulis mengenai dua divisi utama Theravada di Sri Lanka dengan mengacu pada tradisi Abhayagiri sebagai Sthavira Mahayana dan tradisi Mahavihara sebagai Sthavira Hinayana 14 Xuanzang lebih lanjut menulis 15 Kaum Mahaviharavasin menolak Mahayana dan mengamalkan Hinayana sedangkan kaum Abhayagiriviharavasin mempelajari kedua ajaran tersebut baik dari aliran Hinayana maupun Mahayana dan menyebarkan Tipitaka Akira Hirakawa mencatat bahwa penjelasan penjelasan berbahasa Pali Atthakatha yang masih ada dari aliran Mahavihara ketika diteliti dengan saksama juga mencakup sejumlah posisi yang sesuai dengan ajaran Mahayana 16 Kalupahana mencatat hal yang sama untuk Visuddhimagga yang merupakan penjelasan Theravada paling penting 17 Pada abad ke 8 M diketahui bahwa bentuk Buddhisme esoteris Mahayana dan Vajrayana dipraktikkan di Sri Lanka dan dua bhikkhu India yang bertanggung jawab untuk menyebarkan Buddhisme Esoteris di China yaitu Vajrabodhi dan Amoghavajra mengunjungi pulau tersebut selama masa itu 18 Wihara Abhayagiri tampaknya telah menjadi pusat bagi ajaran Theravada Mahayana dan Vajrayana 19 Garis turunan bhikkhuni Sunting Beberapa tahun setelah kedatangan Sthavira Mahinda Bhikkhuni Sanghamitta yang juga diyakini sebagai putri Kaisar Asoka datang ke Sri Lanka Dia memulai urutan bhikkhuni pertama di Sri Lanka tetapi ordo bhikkhuni ini mati di Sri Lanka pada abad ke 11 dan di Burma pada abad ke 13 Pada tahun 429 M atas permintaan Kaisar Cina para bhikkhuni dari Anuradhapura dikirim ke Cina untuk mendirikan Ordo Bhikkhuni Ordo ini kemudian menyebar ke Korea Pada tahun 1996 11 bhikkhuni Sri Lanka pilihan ditahbiskan secara penuh sebagai Bhikkhuni oleh tim yang terdiri dari para bhikkhu Theravada dalam konser dengan tim Bhikkhuni dari Korea di India Ada ketidaksepakatan di antara otoritas Theravada vinaya mengenai apakah pentahbisan tersebut valid Dalam beberapa tahun terakhir kepala cabang Dambulla dari Siyam Nikaya di Sri Lanka telah melaksanakan upacara pentahbisan untuk ratusan bhikkhuni Hal ini telah dikritik oleh tokoh tokoh terkemuka lainnya di Siyam Nikaya dan Amarapura Nikaya dan dewan pemerintahan Buddhisme Burma telah menyatakan bahwa tidak ada pentahbisan valid untuk para bhikkhuni di zaman modern meskipun beberapa bhikkhu Burma tidak setuju dengan hal tersebut 20 Menyebar ke Asia Tenggara Sunting Menurut Mahavamsa sebuah babad Sri Lanka setelah kesimpulan dari Konsili Buddha Ketiga seorang misionaris juga dikirim ke Suvannabhumi di mana dua bhikkhu yaitu Sona dan Uttara dikatakan telah menjadi misionaris di daerah itu 21 Pendapat dari para cendekiawan berbeda beda mengenai di mana tepatnya letak dari tanah Suvannabhumi ini tetapi Suvannabhumi diyakini terletak di suatu tempat di daerah yang sekarang termasuk dataran Burma Thailand Semenanjung Malaya dan pulau Sumatra Sebelum abad ke 12 daerah daerah di Thailand Burma Laos dan Kamboja didominasi oleh berbagai mazhab Buddha dari India dan termasuk ajaran Buddhisme Mahayana Pada abad ke 7 Yijing mencatat dalam perjalanannya bahwa di wilayah wilayah ini semua mazhab utama Buddhisme India berkembang 22 Meskipun ada beberapa catatan awal yang telah ditafsirkan sebagai Theravada di Burma catatan hidup menunjukkan bahwa sebagian besar Buddhisme bangsa Burma tergabung dalam Mahayana dan menggunakan bahasa Sansekerta bukannya bahasa Pali 23 Setelah agama Buddha di India menurun misi para bhikkhu dari Sri Lanka secara bertahap mengkonversi Buddhisme Burma ke Theravada dan dalam dua abad berikutnya juga membawa Buddhisme Theravada ke daerah daerah di Thailand Laos dan Kamboja di mana aliran ini menggantikan bentuk Buddhisme sebelumnya 24 Bangsa Mon dan bangsa Pyu berada di antara orang orang yang paling awal yang mendiami Burma Penelitian arkeologi baru baru ini di sebuah pemukiman Pyu di Lembah Samon sekitar 100 km tenggara Bagan telah menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan perdagangan dengan India dari tahun 500 400 SM dan dengan Cina sekitar tahun 200 SM 25 Sumber sumber Cina yang berasal dari sekitar tahun 240 M menyebutkan sebuah kerajaan Buddha dengan nama Lin Yang yang beberapa orang cendekiawan telah mengidentifikasikannya sebagai kerajaan Pyu kuno dari Beikthano sejauh 300 km sebelah utara Yangon 26 Teks Buddhis tertua yaitu Sri Ksetra yang ditulis dalam bahasa Pali berasal dari kota Pyu teks yang berasal dari pertengahan tahun ke 5 M hingga pertengahan tahun ke 6 M tertulis di atas dua puluh lembar naskah emas padat 27 Bangsa Burma perlahan lahan menjadi penganut Theravada ketika mereka menjalin kontak dengan peradaban bangsa Pyu dan bangsa Mon Bangsa Thai juga perlahan lahan menjadi penganut Theravada setelah mereka menjalin kontak dengan peradaban bangsa Mon Meskipun berhasil di Asia Tenggara Buddhisme Theravada di Cina secara umum terbatas pada daerah daerah yang berbatasan dengan negara negara Theravada Modernisasi dan menyebar ke Barat Sunting Pada abad ke 19 dimulailah proses saling pengaruh dari kedua Theravadin Asia dan masyarakat Barat tertarik pada kebijaksanaan kuno Terutama Helena Blavatsky dan Henry Steel Olcott pendiri dari Perhimpunan Teosofi yang memiliki peran besar dalam proses ini Di negara negara Theravada praktik vipassana awam berkembang Dari tahun 1970 an kepentingan Barat memberi jalan untuk pertumbuhan gerakan yang biasa disebut Vipassana di barat 28 Reaksi terhadap kolonialisme Barat Sunting Revivalisme Buddhis juga telah bereaksi terhadap perubahan dalam Buddhisme yang disebabkan oleh rezim kolonialis Kolonialis Barat dan misionaris Kristen secara sengaja memberlakukan jenis tertentu dari monastisisme Kristen pada pendeta Buddha di Sri Lanka dan pada koloni di Asia Tenggara membatasi kegiatan para bhikkhu untuk pemurnian individu dan layanan layanan biara 29 Sebelum kontrol kolonial Inggris para bhikkhu yang ada di Sri Lanka dan Burma telah bertanggung jawab atas pendidikan anak anak dari golongan orang orang awam dan telah menghasilkan banyak sekali kepustakaan Setelah pengambilalihan Inggris kuil Buddha dikelola secara ketat dan hanya diizinkan untuk menggunakan dana yang mereka miliki untuk kegiatan kegiatan keagamaan yang ketat Pendeta Kristen diberi kontrol untuk sistem pendidikan dan gaji mereka menjadi anggaran negara untuk kepentingan misi 30 Peraturan asing terutama Inggris memiliki efek melemahkan terhadap Sangha Menurut Walpola Rahula misionaris misionaris Kristen menggantikan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan sosial dan kesejahteraan para bhikkhu dan menamankan pergeseran permanen dalam pandangan mengenai posisi yang tepat para bhikkhu di masyarakat melalui pengaruh kelembagaannya terhadap kalangan elit Banyak bhikkhu pada masa pasca kolonial telah mendedikasikan dirinya untuk menghancurkan perubahan ini Gerakan gerakan yang bertujuan untuk mengembalikan tempat Buddhisme di dalam masyarakat telah berkembang baik di Sri Lanka maupun Burma 31 Salah satu konsekuensi dari reaksi terhadap kolonialisme Barat ini telah menjadi modernisasi terhadap Buddhisme Theravada unsur unsur barat telah dimasukkan dan praktik meditasi telah dibuka untuk khalayak awam Bentuk modern dari praktik Theravada telah menyebar ke barat 32 Ajaran SuntingTheravada mempromosikan konsep Vibhajjavada Pali yang secara harfiah berarti Pengajaran Analisis Doktrin ini mengatakan bahwa wawasan harus datang dari pengalaman penerapan pengetahuan dan penalaran kritis siswa Namun kitab suci dari tradisi Theravada juga menekankan perhatian terhadap nasihat orang bijak mengingat nasihat tersebut dan evaluasi terhadap pengalaman yang dimiliki seseorang menjadi dua uji yang dengannya amalan amalan harus dinilai Ortodoksi Theravada mengambil tujuh tahap pemurnian sebagai garis dasar dari jalan yang harus diikuti Jalan Theravada dimulai dengan belajar diikuti dengan pengamalan yang berpuncak pada pencapaian Nirwana 33 Prinsip dasar theravada Sunting Empat kebenaran mulia Sunting Artikel utama Empat Kebenaran Mulia Garis besar empat kebenaran mulia adalah sebagai berikut Dukkha Duka atau Penderitaan Dukkha bisa diklasifikasikan secara lebih luas menjadi tiga kategori Pertama penderitaan yang melekat atau penderitaan yang dialami seseorang dalam semua kegiatan duniawi apa yang diderita seseorang dalam kehidupan sehari hari kelahiran penuaan penyakit kematian kesedihan dan sebagainya Singkatnya semua yang seseorang rasakan mulai dari pemisahan pada kelengkapan kasih sayang dan atau berhubungan dengan kebencian dimasukkan ke dalam istilah ini Kelas kedua dari penderitaan disebut sebagai Penderitaan karena Perubahan menyiratkan bahwa banyak hal menjadikan seseorang menderita karena ia melekatkan dirinya ke keadaan sesaat yang dianggap baik ketika keadaan itu berubah maka hal itu menjadi penyebab timbulnya penderitaan Kelas yang ketiga disebut Sankhara Dukkha merupakan dukkha yang paling halus Makhluk menderita hanya karena tidak menyadari bahwa mereka hanya merupakan himpunan identitas yang tak pasti dan tak ajeg Dukkha Samudaya Sebab Penderitaan Pengidaman yang membawa pada Kelekatan dan Keterikatan merupakan penyebab penderitaan Secara formal ini disebut sebagai Tanha Tanha ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga dorongan naluriah Kama Tanha merupakan Pengidaman terhadap setiap objek indria yang menyenangkan yang melibatkan penglihatan suara sentuhan rasa bau dan perseptif perseptif mental Bhava Tanha merupakan Pengidaman terhadap kelekatan pada proses proses berkelanjutan yang muncul dalam berbagai bentuk termasuk kerinduan terhadap eksistensi Vibhava Tanha merupakan Pengidaman untuk lepas dari suatu proses yang mencakup non keberadaan dan yang menyebabkan kerinduan terhadap pemusnahan diri Dukkha Nirodha Berakhirnya Penderitaan Seseorang tidak mungkin mengatur seluruh dunia menurut seleranya guna menghilangkan penderitaan dan berharap bahwa hal itu akan tetap demikian selamanya Ini akan melanggar prinsip utama Perubahan Sebaliknya seseorang menyesuaikan pikiran yang dimilikinya melalui keterlepasan sehingga Perubahan tersebut dalam bentuk apapun tidak berpengaruh pada ketenangan pikirannya Secara singkat dikatakan Kebenaran Mulia ketiga menyiratkan bahwa penghapusan terhadap penyebab pengidaman menghilangkan hasil penderitaan Hal ini disiratkan dalam kutipan kitab suci oleh Sang Buddha Apa pun yang bisa berasal dari suatu sebab harus dihilangkan dengan penghapusan penyebab tersebut Dukkha Nirodha Gamini Patipada Cara Menghentikan Penderitaan Dukkha Nirodha Gamini Patipada jalan untuk bebas dari penderitaan Ini merupakan Jalan Mulia Beruas Delapan menuju kebebasan atau Nirwana Jalan ini secara kasar dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai right view pandangan benar right intention tujuan benar right speech ucapan benar right action perbuatan benar right livelihood mata pencaharian benar right effort usaha benar right mindfulness perhatian benar dan right concentration konsentrasi benar Tiga corak umum Sunting Artikel utama Tilakkhana Di seluruh kanon Pali dua karakteristik dari semua fenomena yang berkondisi dan salah satu karakteristik dari semua dharmma sedang disebutkan Tradisi Theravada telah mengelompokkannya bersama Wawasan di dalam tiga karakteristik ini merupakan jalan masuk ke jalan Buddhis Ketidak kekalan adalah satu dari Tiga Corak Kehidupan Istilah ini menggambarkan pendapat Agama Buddha bahwa segala hal atau gejala yang berkondisi materi atau pengalaman adalah tidak tetap senantiasa berubah dan tidak kekal Segala sesuatu yang kita alami melalui indra kita terbentuk dari bagian bagian yang keberadaannya terbentuk dari kondisi kondisi luar Segala sesuatu berubah senantiasa demikian juga dengan kondisi dan hal itu sendiri berubah tanpa henti Segala hal berubah menjadi sesuatu dan berhenti Tidak ada yang abadi Derita walaupun dukkha sering kali diterjemahkan sebagai penderitaan arti filosofisnya lebih menyerupai kegelisahan selayaknya berada dalam keadaan terganggu Dengan demikian penderitaan merupakan artian yang terlalu sempit untuk konotasi emosional yang negatif Jeffrey Po 34 yang dapat memberikan kesan akan pandangan Buddhis yang kurang yakin tetapi Agama Buddha bukanlah mengenai keyakinan atau ketidak yakinan tetapi kenyataan Dengan demikian banyak dari naskah atau tulisan tulisan Agama Buddha kata Dukkha dibiarkan demikian adanya tanpa pemberian arti guna memberikan arti yang lebih luas Tanpa Inti dalam filosofi India pengertian akan diri disebut atman yang lebih mengarah kepada Jiwa atau diri metafisik yang merujuk pada keadaan yang tidak berubah bersifat tetap lewat pemahaman akan keberadaan Agama Buddha tidak menerima pemahaman akan atman pada penekanan ketidak kekalan tetapi kemampuan untuk berubah Oleh karena itu seluruh pemahaman akan diri secara keseluruhan adalah tidak benar dan terbentuk di alam ketidak tahuan Sebab dan Akibat Sunting Artikel utama Paticcasamuppada Konsep Sebab Akibat atau Kausalitas merupakan konsep kunci dalam Theravada dan demikian juga dalam Buddhisme secara keseluruhan Konsep ini diungkapkan dalam beberapa cara termasuk di dalamnya Empat Kebenaran Mulia dan yang paling penting Paticcasamuppada tergantung pada apa yang menyertai ketika timbul Abhidharma dalam kanon Theravada membedakan antara akar penyebab Hetu dan penyebab pendukung Pacca Oleh interaksi gabungan dari keduanya ini efeknya pun timbul Di atas pandangan ini logika dibangun dan diuraikan yang bentuk paling lenturnya dapat dilihat pada Paticcasamuppada Konsep ini kemudian digunakan untuk mempertanyakan sifat penderitaan dan untuk menjelaskan jalan keluar dari penderitaan itu seperti yang diungkapkan dalam Empat Kebenaran Mulia Hal ini juga digunakan dalam beberapa sutta guna membantah beberapa filosofi atau sistem kepercayaan manapun yang membutuhkan pikiran mantap atau keyakinan mutlak mengenai hakikat kenyataan Dengan menjauhi penyebab akibat juga akan hilang Dari sini ikutilah jalan Buddha untuk mengakhiri penderitaan dan keberadaan dalam samsara Praktik Sunting Ortodoksi Theravada mengambil tujuh tahap pemurnian sebagai garis dasar jalan yang harus diikuti Garis dasar ini didasarkan pada disiplin Sila beruas tiga etika atau disiplin Samadhi konsentrasi meditatif Panna pemahaman atau kebijaksanaan Penekanannya adalah pada pemahaman terhadap tiga tanda eksistensi yang menghilangkan vijnana ketidaktahuan Pemahaman menghancurkan Sepuluh Belenggu dan membawa pada Nirwana Theravadin percaya bahwa setiap individu secara pribadi bertanggung jawab atas kebangkitan dan pembebasan diri mereka sendiri karena mereka adalah orang orang yang bertanggung jawab atas perbuatan dan konsekuensi perbuatannya Sansekerta karma Pali kamma Penekanan besar ditempatkan pada penerapan pengetahuan melalui pengalaman langsung dan realisasi pribadi daripada mempercayai informasi yang diketahui tentang sifat realitas seperti dikatakan oleh Buddha Jalan utama berunsur delapan Sunting Artikel utama Jalan Utama Berunsur Delapan Dalam Sutta Pitaka jalan menuju pembebasan digambarkan oleh Jalan Mulia Berunsur Delapan Sang Begawan Berkata Sekarang apakah para bhikkhu Jalan Mulia Berunsur Delapan itu Pandangan benar ketetapan hati benar ucapan benar perbuatan benar mata pencaharian benar usaha benar perhatian benar konsentrasi benar 35 Jalan Utama Berunsur Delapan sering kali dibagi menjadi tiga bagian Kebijaksanaan Pali Panna Sanskerta prajna Pengertian Benar samma diṭṭhi Pikiran Benar samma saṅkappa Kemoralan Pali Sila Ucapan Benar samma vaca Perbuatan Benar samma kammanta Pencaharian Benar samma ajiva Konsentrasi Pali Samadhi Daya upaya Benar samma vayama Perhatian Benar samma sati Keteguhan Benar samma samadhi Meditasi Sunting Praktik meditasi Buddhis Theravada jatuh ke dalam dua kategori besar samatha dan vipassana 36 Perbedaan ini tidak dibuat dalam sutta tetapi dalam Visuddhimagga Beberapa istilah umum yang dihadapi dalam praktik meditasi Theravada yaitu Anapanasati Metta Kammatthana Samatha VipassanaMeditasi Pali bhavana berarti penguatan positif terhadap pikiran seseorang Secara luas dikategorikan ke dalam samatha dan vipassana Meditasi merupakan alat kunci yang diimplementasikan dalam mencapai jhana dhyana Samatha secara harfiah berarti untuk membuat terampil dan memiliki arti lain juga di antaranya adalah meredakan menenangkan memvisualisasikan dan mencapai Vipassana berarti wawasan atau pemahaman abstrak Dalam konteks ini Meditasi samatha membuat seseorang terampil dalam konsentrasi pikiran Setelah pikiran cukup terkonsentrasi vipassana memungkinkan seseorang untuk melihat melalui selubung ketidaktahuan Dalam rangka untuk terbebas dari penderitaan dan tekanan Theravadin percaya bahwa kekotoran batin harus dicabut secara permanen Awalnya kekotoran batin dikendalikan melalui perhatian untuk mencegahnya dari mengambil alih tindakan mental dan fisik Kekotoran batin ini kemudian tumbang melalui penyelidikan analisis pengalaman dan pemahaman internal tentang sifat sejati yang dimilikinya dengan menggunakan jhana Proses ini perlu diulang untuk setiap kekotoran yang ada Praktik ini kemudian akan membawa meditator untuk mencapai Nibbana Nirwana Meditasi Samatha Sunting Artikel utama Samatha Meditasi samatha dalam Theravada biasanya terlibat dengan konsep Kammatthana yang secara harfiah berarti tempat kerja dalam konteks ini meditasi merupakan tempat atau objek konsentrasi Pali Arammana di mana pikiran sedang bekerja Dalam meditasi samatha pikiran diatur di tempat kerja dengan terkonsentrasi pada satu entitas tertentu Ada empat puluh 40 objek entitas klasik seperti itu yang digunakan dalam meditasi samatha yang disebut Kammatthana Dengan memperoleh Kammatthana dan berlatih meditasi samatha seseorang akan mampu untuk mencapai keadaan peningkatan kesadaran dan keterampilan pikiran tertentu yang disebut Dhyana Mempraktikkan samatha memiliki samadhi konsentrasi sebagai tujuan utamanya Perlu dicatat bahwa samatha bukanlah metode yang unik bagi Buddhisme Di dalam sutta dikatakan metode ini diterapkan pada agama agama kontemporer lainnya di India pada masa Buddha Bahkan guru pertama dari Siddhartha sebelum mereka mencapai keadaan kesadaran Pali Bodhi dikatakan telah cukup terampil dalam samatha meskipun istilah tersebut belum diciptakan pada masa itu Dalam wacana Hukum Pali sang Buddha sering memerintahkan murid muridnya untuk berlatih samadhi konsentrasi dalam rangka membangun dan mengembangkan Dhyana konsentrasi penuh Dhyana merupakan instrumen yang digunakan oleh Sang Buddha sendiri untuk menembus hakikat fenomena melalui penyelidikan dan pengalaman langsung dan untuk mencapai Pencerahan 37 Konsentrasi Benar samma samadhi adalah salah satu unsur dalam Jalan Mulia Beruas Delapan Samadhi dapat dikembangkan dari kesadaran dikembangkan dengan kammatthana seperti konsentrasi pada pernapasan anapanasati dari benda benda visual kasina dan pengulangan frase Daftar tradisional mengandung 40 objek meditasi kammatthana yang akan digunakan untuk meditasi samatha Setiap benda memiliki tujuan tertentu misalnya meditasi pada bagian tubuh kayanupassanaatau kayagathasathi akan menghasilkan berkurangnya keterikatan pada tubuh kita sendiri dan orang lain menghasilkan penurunan terhadap hasrat sensual Metta mencintai kebaikan menghasilkan perasaan keinginan baik dan kebahagiaan terhadap diri kita sendiri dan makhluk lain praktik metta berfungsi sebagai penangkal keinginan buruk angkara murka dan ketakutan Meditasi Vipassana Sunting Artikel utama Vipassana Vipassana adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya Vi dalam bahasa Pali berarti untuk menembus seperti sebilah pedang atau untuk melepaskan helaian sementara passana berarti untuk melihat Vipassana ini selanjutnya berkonsentrasi dengan melihat melalui selubung ketidaktahuan Pali Avijja Sementara semua agama besar memiliki tradisi mistik yang berkaitan dengan proses ini sentralitas praktik praktik dalam agama adalah unik bagi Buddhisme Terutama vipassana terlibat dalam memecahkan sepuluh belenggu yang mengikat seseorang kepada siklus kelahiran dan kematian yang terus menerus yaitu samsara Beberapa guru tidak membedakan antara dua metode ini tetapi meresepkan metode metode meditasi yang mengembangkan baik itu konsentrasi dan juga wawasan Pencapaian Sunting Jalan dan buah Sunting Praktik membawa pada kebijaksanaan duniawi dan adi duniawi yang membawa ke Nirwana Istilah adi duniawi lokuttara berlaku khusus bagi hal hal yang melampaui dunia yaitu sembilan keadaan adi duniawi Nibbana empat jalan mulia magga menuju Nibbana dan buah buahan yang berhubungan dengannya phala yang mengalami kebahagiaan Nibbana 38 Kebijaksanaan duniawi adalah wawasan dalam tiga tanda eksistensi Pengembangan terhadap wawasan ini membawa pada empat jalan dan buah adi duniawi Setiap jalan merupakan pengalaman puncak sesaat yang secara langsung menahan Nibbana dan secara permanen memotong kekotoran batin tertentu Masing masing jalan diikuti oleh buah adi duniawinya Sementara jalan tersebut melakukan fungsi aktif memotong kekotoran batin buah yang dipanen hanya menghasilkan kebahagiaan dan kedamaian yang terjadi ketika jalan tersebut telah menyelesaikan tugasnya Juga di mana jalan itu terbatas pada momen kesadaran tunggal buah yang dipanen dari jalan tersebut bertahan selama dua atau tiga momen Dan ketika masing masing dari keempat jalan itu hanya terjadi sekali dan tidak pernah dapat diulang buah yang dipanen tetap dapat diakses oleh siswa yang mulia Empat tingkat pencerahan Sunting Artikel utama Empat tingkat pencerahan Melalui pelatihan dan pembelajaran pengikut mazhab Theravada dapat mencapai salah satu dari empat tingkat pencerahan Pemasuk Arus Mereka yang telah mematahkan ketiga belenggu Pandangan salah tentang Aku keraguan kemelekatan terhadap peraturan dan ritual tidak akan terlahirkan kembali ke dalam keadaan atau kelahiran sebagai binatang preta atau di neraka Ia hanya dapat dilahirkan sebagai manusia atau di surga Mereka paling tidak akan dilahirkan sebanyak tujuh kali sebelum mencapai pencerahan Kembali Sekali Mereka yang telah melenyapkan ketiga belenggu utama dan melemahkan belenggu akan nafsu indria dan dendam atau dengki akan kembali ke alam manusia satu kali lagi sebelum mencapai Nirwana dalam kehidupan tersebut Tidak Kembali Mereka yang telah melenyapkan kelima belenggu yang mengikat mahluk hidup pada alam perasaan Seorang Tidak Kembali Anagami tidak akan kembali ke dalam alam manusia setelah meninggal dunia mereka akan terlahirkan kembali di alam yang lebih tinggi guna mencapai Nirwana Arahat Mereka yang telah mencapai Pencerahan mengalami Nirwana dan telah mencapai keadaaan akan tanpa kematian terbebas dari segala bentuk kekotoran batin yang tersisa Kebodohan kegemaran dan keterikatan mereka tidak ada lagi Mencapai tingkat Arahat digambarkan pada naskah terdahulu sebagai tujuan kehidupan biara Nirwana Sunting Artikel utama Nirwana Nirwana Sansekerta न र व ण Nirvaṇa Pali न ब ब न Nibbana Thai niphphan Nipphaan adalah tujuan akhir dari Theravadin Ini merupakan keadaan di mana api hawa nafsu telah ditiup hingga padam dan orang tersebut dibebaskan dari siklus berulang kelahiran penyakit penuaan dan kematian Dalam Sutta Saṃyojanapuggala dari Aṅgutarra Nikaya Sang Buddha menjelaskan empat jenis orang dan mengatakan kepada kita bahwa orang terakhir Arahat telah mencapai Nirwana dengan menghapus seluruh 10 belenggu yang mengikat makhluk kepada samsara Dalam Arahat tersebut Pada orang ini para bhikkhu semua belenggu saṃyojanani disingkirkan dari keberhubungannya dengan dunia ini menimbulkan kelahiran kembali dan menimbulkan kepantasan 39 Menurut kitab suci awal Nirwana yang dicapai oleh para Arahat adalah identik dengan yang dicapai oleh Sang Buddha sendiri karena hanya ada satu jenis Nirwana 40 Theravadin percaya Sang Buddha lebih unggul dari Arahat karena Sang Buddha menemukan sendiri semua jalan itu dan mengajarkannya kepada orang lain yaitu secara metaforis dengan memutar roda Dharma Arahat di sisi lain mencapai Nirwana sebagiannya karena ajaran Buddha Theravadin menghormati Sang Buddha sebagai orang yang sangat berbakat tetapi juga mengakui keberadaan orang lain seperti pada Buddha pada masa lalu dan masa depan Maitreya Pali Metteyya misalnya disebutkan dengan sangat singkat dalam Kanon Pali sebagai Buddha yang akan muncul pada masa depan Kitab Suci SuntingKanon Pali Sunting Artikel utama Kanon Pali Aliran Theravada menjunjung tinggi Kanon Pali atau Tipitaka sebagai koleksi teks yang paling otoritatif pada ajaran Buddha Gautama Sutta dan Vinaya bagian dari Tipitaka menunjukkan banyak sekali tumpang tindih dalam isi Agama agama ini koleksi paralel yang digunakan oleh aliran aliran non Theravada di India dipelihara dalam bahasa Cina dan sebagian dalam bahasa Sanskerta Prakrit dan Tibet dan berbagai Vinaya non Theravada Atas dasar ini kedua kumpulan teks itu umumnya diyakini sebagai teks tertua dan paling otoritatif tentang Buddhisme oleh para cendekiawan Hal ini juga dipercaya bahwa banyak dari Kanon Pali yang masih digunakan oleh masyarakat Theravada disebarkan ke Sri Lanka selama masa pemerintahan Asoka Setelah disebarkan secara lisan seperti kebiasaan pada masa itu untuk teks teks keagamaan untuk beberapa abad pada akhirnya dilakukan dalam bentuk tulisan pada abad terakhir SM pada apa yang Theravada biasanya anggap sebagai dewan keempat di Sri Lanka Theravada adalah salah satu aliran Buddhis pertama yang membukukan seluruh paket lengkap kanon Buddhis ke dalam tulisan 41 Banyak materi di dalam Kanon tersebut tidak secara khusus merupakan Theravada melainkan hanya berupa kumpulan ajaran yang dipelihara aliran ini dari awal ajaran ajaran badan non sektarian Menurut Peter Harvey Para penganut Theravada kemudian mungkin telah menambahkan teks kepada Kanon tersebut untuk beberapa waktu tetapi teks teks ini tidak tampak adanya pengubahan dari masa awal dituliskan 42 Tipitaka Pali terdiri dari tiga bagian Vinaya Pitaka Sutta Pitaka dan Abhidhamma Piṭaka Dari jumlah tersebut Abhidhamma Pitaka diyakini menjadi tambahan yang datang kemudian untuk dua pitaka pertama yang menurut pendapat banyak ahli hanya dua duanya pitaka pada saat Dewan Buddhis Pertama Abhidhamma Pali tidak diakui di luar aliran Theravada Tipitaka terdiri dari 45 jilid dalam edisi berbahasa Thai 40 dalam bahasa Burma dan 58 dalam bahasa Sinhala dan satu set Tipitaka lengkap biasanya disimpan di dalam lemari tersendiri yang berukuran sedang Komentar Sunting Artikel utama Atthakatha Pada abad ke 4 atau 5 Buddhaghosa Thera menulis penjelasan berbahasa Pali pertama mengenai banyak Tipitaka yang didasarkan pada naskah yang jauh lebih tua terutama dalam bahasa Sinhala kuno Setelah dia banyak bhikkhu lain menulis berbagai penjelasan yang telah menjadi bagian dari warisan Theravada Teks teks ini tidak memiliki otoritas yang sama dengan yang dimiliki Tipitaka meskipun Buddhaghosas Visuddhimagga merupakan landasan untuk tradisi pemberian komentar tersebut Penjelasan penjelasan itu bersama sama dengan Abhidhamma mendefinisikan warisan Theravada tertentu Versi terkait Sutta Pitaka dan Vinaya Pitaka yang umum untuk semua aliran Buddhis masa masa awal dan karenanya tidak hanya mendefinisikan Theravada saja tetapi juga aliran aliran Buddhis masa awal lainnya dan mungkin ajaran Buddha Gautama sendiri Buddhis Theravada banyak mempertimbangkan apa yang ditemukan dalam koleksi kitab suci Mahayana berbahasa Cina dan Tibet yang dianggap tidak asli yang berarti bahwa kitab kitab suci ini tidak berupa kata kata asli dari Sang Buddha 43 Kehidupan awam dan kehidupan biara Sunting Seorang bhikkhu di Sri Lanka Perbedaan antara kehidupan awam dan kehidupan biara Sunting Secara tradisional Buddhisme Theravada telah mengamati perbedaan antara praktik praktik yang cocok untuk orang awam dan praktik yang dilakukan oleh para bhikkhu yang telah ditahbis di zaman kuno ada lembaga praktik yang terpisah untuk para bhikkhuni Sementara kemungkinan pencapaian signifikan oleh orang awam tidak sepenuhnya diabaikan oleh Theravada umumnya menempati posisi kurang menonjol dibandingkan dengan yang ada pada tradisi Mahayana dan Vajrayana dengan kehidupan monastik yang dielu elukan sebagai suatu metode unggul untuk mencapai Nirwana 44 Pandangan bahwa Theravada tidak seperti aliran Buddha lainnya terutama sekali yang dimiliki tradisi monastik bagaimanapun telah diperdebatkan 45 Perbedaan antara bhikkhu yang sudah ditahbiskan dengan orang awam sama halnya dengan perbedaan antara praktik praktik yang dianjurkan oleh Kanon Pali dan unsur unsur kisah keagamaan rakyat yang dianut oleh banyak bhikkhu telah memotivasi beberapa ahli untuk mempertimbangkan Buddhisme Theravada yang akan terdiri dari beberapa tradisi terpisah yang bertumpang tindih meskipun masih berbeda Paling mencolok antropolog Melford Spiro dalam karyanya Buddhism and Society memisahkan Theravada Burma menjadi tiga kelompok Buddhisme Apotropaik berkenaan dengan memberikan perlindungan dari roh roh jahat Buddhisme Kammatik berkenaan dengan membuat kebaikan untuk kelahiran pada masa depan danBuddhisme Nibbanik berkenaan dengan mencapai pembebasan Nirwana seperti yang digambarkan dalam Tipitaka Ia menekankan bahwa ketiganya berakar kuat dalam Kanon Pali Kategori kategori ini tidak diterima oleh semua cendekiawan dan biasanya dianggap non eksklusif oleh mereka yang mempekerjakan para cendekiawan tersebut Peran orang awam secara tradisional terutama sekali berkenaan dengan kegiatan kegiatan yang biasanya disebut melakukan kebaikan yang jatuh di bawah kategori Buddhisme kammatik dalam perumusan Spiro Kegiatan melakukan kebaikan tersebut termasuk menawarkan makanan dan kebutuhan dasar lainnya untuk para bhikkhu membuat sumbangan untuk kuil kuil dan biara biara membakar dupa atau menyalakan lilin di depan patung Sang Buddha dan merapalkan mantra mantra perlindungan atau melakukan kebaikan menurut Kanon Pali Beberapa praktisi awam selalu memilih untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam urusan agama tetapi masih mempertahankan status awam mereka Laki laki dan perempuan awam yang berdedikasi terkadang bertindak sebagai wali atau penjaga untuk kuil mereka mengambil bagian dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan kuil tersebut Orang lain mungkin merelakan waktu yang signifikan dalam merawat kebutuhan duniawi para bhikkhu lokal dengan memasak bersih bersih memelihara fasilitas kuil dll Kegiatan awam secara tradisional tidak diperpanjang dengan pelajaran terhadap kitab suci Pali maupun latihan meditasi meskipun pada abad ke 20 daerah ini telah menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat awam khususnya di Thailand Sejumlah bhikkhu senior dalam Tradisi Hutan Thailand termasuk Ajahn Buddhadasa Luang Ta Maha Bua Ajahn Plien Panyapatipo Ajahn Pasanno dan Ajahn Jayasaro telah mulai mengajar retret meditasi di luar biara bagi siswa awam Ajahn Chah murid dari Ajahn Mun mendirikan garis turunan monastik yang disebut Cittaviveka dengan muridnya Ajahn Sumedho di Chithurst di West Sussex Inggris Ajahn Sumedho kemudian mendirikan Biara Buddha Amaravati di Hertfordshire yang memiliki pusat retret khusus untuk retret awam Sumedho memperluasnya hingga ke Harnham di Northumberland sebagai Aruna Ratanagiri di bawah bimbingan Ajahn Munindo murid lain dari Ajahn Chah Bhikkhu sekolahan dan bhikkhu pedesaan Sunting Nibbana nirwana tujuan tertinggi dari Buddhisme Theravada dicapai melalui pembelajaran dan praktik moralitas meditasi dan kebijaksanaan sila samadhi panna Tujuan dari Nirwana dan teknik yang terkait secara tradisional telah dipandang sebagai domain dari biara yang telah ditahbiskan sepenuhnya sedangkan banyak teknik yang sama dapat digunakan oleh orang awam untuk menghasilkan kebahagiaan dalam hidup mereka tanpa berfokus pada Nirwana Peranan monastik pada Theravada dapat secara luas digambarkan sebagai pembagian antara peran bhikkhu sekolahan sering kali perkotaan dan bhikkhu meditasi sering kali pedesaan atau hutan Kedua jenis bhikkhu ini melayani masyarakat mereka sebagai guru dan pekerja spiritual dengan memimpin upacara upacara spiritual dan memberikan instruksi dalam moralitas dan ajaran Buddhis dasar Bhikkhu sekolahan mengambil jalan belajar dan melestarikan pustaka Theravada Pali Mereka mungkin mencurahkan sedikit waktu untuk latihan meditasi tetapi bisa mendapatkan penghargaan yang besar dan mahsyur dengan menjadi ahli bagian tertentu dari Kanon Pali ataupun komentar penjelasnya Para ahli Abhidhamma disebut Abhidhammika secara khusus dihormati dalam tradisi skolastik Bhikkhu meditasi sering kali disebut sebagai bhikkhu hutan karena hubungannya dengan tradisi tinggal di alam liar dianggap spesialis dalam meditasi Sementara beberapa bhikkhu hutan dapat pula belajar Kanon Pali pada umumnya bhikkhu meditasi diharapkan untuk belajar terutama dari pengalaman meditasi dan guru guru pribadinya dan boleh tidak tahu lebih banyak tentang Tipitaka daripada yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan liturgis dan untuk menyediakan dasar bagi ajaran ajaran Buddha yang mendasar Lebih daripada tradisi skolastik tradisi meditasi dikaitkan dengan pencapaian kekuatan gaib tertentu yang dijelaskan baik dalam sumber Pali maupun tradisi rakyat Kekuatan ini termasuk pencapaian Nirwana membaca pikiran kekuatan supranatural atas benda material dan badan ragawi mereka sendiri melihat dan bercakap cakap dengan dewa dewa dan makhluk hidup yang ada di neraka dan mengingat kehidupan lampau mereka Kekuatan ini disebut abhinna Kadang kadang serpihan tulang kremasi yang tersisa dari seorang bhikkhu hutan yang telah mencapai kesempuranaan diyakini bisa berubah menjadi relik relik seperti kristal sarira dhatu Pentahbisan Sunting Usia minimal untuk ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu adalah 20 tahun dihitung dari konsepsi Namun anak laki laki di bawah usia juga diperkenankan untuk ditahbiskan sebagai pemula samanera dengan melakukan upacara seperti Shinbyu di Burma Pemula mencukur kepala mereka mengenakan jubah kuning dan mengamati sepuluh sila dasar Meskipun tidak ada usia minimal khusus untuk pemula yang disebutkan dalam kitab suci secara tradisional anak laki laki berusia tujuh tahun sudah diterima Tradisi ini mengikuti kisah putra Sang Buddha Rahula yang diperkenankan menjadi pemula pada usia tujuh tahun Para bhikkhu mengikuti 227 aturan disiplin sedangkan bhikkhuni mengikuti 311 aturan Di sebagian besar negara Theravada adalah menjadi praktik yang lazim bagi laki laki muda untuk ditahbiskan sebagai bhikkhu untuk jangka waktu yang tetap Di Thailand dan Burma laki laki muda biasanya ditahbiskan selama 3 bulan Retret Hujan vassa meskipun periode pentahbisan yang lebih pendek atau lebih panjang pun kerap terjadi Secara tradisional pentahbisan sementara bahkan lebih fleksibel di antara bangsa Laos Begitu mereka telah menjalani pentahbisan awal sebagai laki laki muda laki laki Laos diizinkan untuk secara temporer ditahbiskan lagi kapanpun meskipun laki laki yang telah menikah diharapkan untuk meminta izin istri mereka terlebih dahulu Di seluruh Asia Tenggara ada sedikit stigma yang melekat untuk meninggalkan kehidupan monastik Para bhikkhu secara teratur menanggalkan jubah setelah memperoleh pendidikan atau ketika dipaksa oleh kewajiban keluarga atau kesehatan yang buruk Dengan ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu bahkan untuk waktu yang singkat dipandang sebagai memiliki banyak kebajikan Dalam banyak budaya Asia Tenggara terlihat sebagai sarana bagi seorang laki laki muda untuk membayar orang tuanya karena telah mengasuh dan membesarkannya karena kebaikan dari pentahbisannya menjadi hak mereka juga Laki laki Thailand yang telah ditahbiskan sebagai seorang bhikkhu dapat dipandang sebagai suami yang lebih cocok untuk perempuan Thailand yang merujuk pada laki laki yang pernah ditahbiskan sebagai bhikkhu dengan istilah sehari hari yang bermakna matang untuk menunjukkan bahwa mereka lebih matang dan siap untuk menikah Khususnya di daerah pedesaan pentahbisan sementara anak laki laki dan laki laki muda secara tradisional memberi anak laki laki petani kesempatan untuk memperoleh pendidikan di sekolah sekolah kuil tanpa menjalani kehidupan monastik permanen Praktik monastik Sunting Praktik monastik atau kebiaraan biasanya bervariasi dalam aliran aliran dan biara biara dalam Theravada Namun dalam biara hutan yang paling ortodoks bhikkhu biasanya meniru praktik dan gaya hidup Sang Buddha dan para murid generasi pertama melalui hidup dekat dengan alam di hutan gunung dan gua Biara hutan masih tetap menghidupkan tradisi kuno dengan mengikuti kode disiplin monastik Buddhis dalam semua detail dan mengembangkan meditasi di hutan hutan terpencil Dalam rutinitas sehari hari yang khas di biara selama periode vassa 3 bulan bhikkhu akan bangun sebelum fajar dan akan memulai hari dengan kelompok rapalan dan meditasi Saat fajar para bhikkhu akan pergi ke desa desa sekitar bertelanjang kaki untuk mencari sedekah dan hanya diperkenankan makan pada hari itu sebelum tengah hari dengan makan dari mangkuk dan menggunakan tangan Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk belajar Dharma dan meditasi Kadang kadang kepala biara atau bhikkhu senior akan memberi ceramah Dharma kepada para pengunjung Orang awam yang tinggal di biara harus mematuhi delapan ajaran tradisional Buddhis Kehidupan bhikkhu ataupun bhikkhuni dalam sebuah komunitas jauh lebih kompleks daripada kehidupan bhikkhu hutan Dalam masyarakat Buddhis Sri Lanka sebagian besar bhikkhu menghabiskan berjam jam setiap hari dalam mengurus kebutuhan orang orang awam seperti berkhotbah bana 46 menerima sedekah mengurus pemakaman mengajarkan dharma untuk orang dewasa dan anak anak di samping memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat Setelah akhir periode Vassa banyak bhikkhu akan keluar jauh dari biara untuk menemukan sebuah tempat terpencil biasanya di hutan di mana mereka dapat menggantung tenda payung mereka dan di mana sangat cocok untuk urusan pengembangan diri Ketika mereka pergi mengembara mereka berjalan tanpa alas kaki dan pergi ke mana pun kaki melangkah Hanya syarat yang diperlukan saja yang akan dibawa Syarat syarat itu umumnya terdiri dari mangkuk tiga jubah kain mandi tenda payung kelambu ketel air saringan air pisau cukur sandal beberapa lilin kecil dan lentera lilin Para bhikkhu tidak memastikan waktu mereka untuk berjalan dan duduk bermeditasi karena begitu mereka terbebas mereka baru saja memulainya mereka juga tidak menentukan berapa lama mereka akan pergi untuk bermeditasi Beberapa dari mereka kadang kadang berjalan kaki dari senja hingga fajar sedangkan di lain waktu mereka bisa berjalan kaki dari antara dua sampai tujuh jam Beberapa orang mungkin memutuskan untuk berpuasa selama berhari hari atau tinggal di tempat tempat berbahaya di mana binatang binatang buas hidup dalam rangka untuk membantu meditasi mereka Para bhikkhu yang telah mampu mendapatkan pencapaian tingkat tinggi akan dapat membimbing para bhikkhu junior dan umat Buddha awam pada empat derajat pencapaian spiritual Umat awam Sunting Dalam bahasa Pali kata untuk umat awam laki laki adalah Upasaka Upasika adalah kata untuk umat awam perempuan Salah satu tugas dari pengikut awam seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah mengurus kebutuhan para bhikkhu bhikkhuni Mereka harus memastikan bahwa para bhikkhu bhikkhuni tidak menderita kekurangan empat syarat makanan pakaian tempat tinggal dan obat obatan Karena baik bhikkhu ataupun bhikkhuni itu tidak diperbolehkan untuk memiliki pekerjaan mereka sepenuhnya tergantung pada kaum awam untuk kebutuhan mereka Sebagai imbalan atas amal ini mereka diharapkan untuk menjalani kehidupan yang patut dicontoh Di Burma dan Thailand biara itu sedari dahulu hingga sekarang masih dianggap sebagai tempat belajar Bahkan saat ini sekitar setengah dari sekolah dasar di Thailand berada di biara biara Ritual dan upacara keagamaan diadakan di biara selalu disertai dengan kegiatan sosial Dalam masa krisis kepada para bhikkhu lah orang orang mengkonsultasikan permasalahan mereka Secara tradisional seorang bhikkhu peringkat akan memberikan khotbah empat kali sebulan ketika bulan bertambah besar dan bertambah kecil dan hari sebelum bulan baru dan bulan penuh Orang awam juga memiliki kesempatan untuk belajar meditasi dari para bhikkhu selama masa masa ini Hal ini juga mungkin bagi seorang murid awam untuk menjadi tercerahkan Seperti yang dicatat Bhikkhu Bodhi Kitab kitab Sutta dan penjelasannya benar benar memberikan catatan beberapa kasus murid awam yang mencapai tujuan akhir ke Nirwana Namun murid murid tersebut juga mencapai keadaan Arahat di ambang kematian atau memasuki ordo monastik segera setelah pencapaian mereka Mereka tidak terus tinggal di rumah sebagai Arahat rumahan karena tinggal di rumah itu tidak sesuai dengan keadaan orang yang telah memutuskan semua pengidaman 47 Ordo monastik dalam Theravada Sunting Para bhikkhu Theravada secara khas merupakan bagian dari nikaya tertentu secara beragam dirujuk sebagai ordo atau persaudaraan monastik Ordo ordo yang berbeda ini tidak mengembangkan doktrin doktrin yang terpisah tetapi mungkin berbeda dalam hal di mana mereka menjalankan aturan monastik Ordo monastik ini menunjukkan garis keturunan pentahbisan biasanya menelusuri asal usul mereka ke kelompok bhikkhu tertentu yang mendirikan tradisi pentahbisan baru di dalam suatu negara atau wilayah geografis tertentu Di Sri Lanka kasta memainkan peran utama dalam pembagian nikaya Beberapa negara Buddhis Theravada menunjuk atau memilih seorang sangharaja atau Patriark Tertinggi dari Sangha sebagai bhikkhu peringkat tertinggi atau paling senior di daerah tertentu atau dari nikaya tertentu Runtuhnya monarki telah mengakibatkan penangguhan pos pos ini di beberapa negara tetapi patriark terus ditunjuk di Thailand Burma dan Kamboja mengakhiri praktik penunjukan sangharaja untuk beberapa waktu namun posisi tersebut kemudian dikembalikan meskipun di Kamboja hal itu menghilang kembali Referensi Sunting Inggris Gethin Foundations page 1 The World Factbook Sri Lanka CIA World Factbook Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 12 24 Diakses tanggal 2006 08 12 Inggris Adherants com Diarsipkan 2017 06 30 di Wayback Machine See the citations under Theravada Buddhism World Skilton Andrew A Concise History of Buddhism 2004 hal 49 64 Hirakawa Akira diterjemahkan dan disunting oleh Paul Groner 1993 A History Of India Buddhism Delhi Motilal Banarsidass Publishers hal 109 Hiuen Tsiang mengacu pada umat Buddha di Sri Lanka sebagai Mereka terutama mengikuti ajaran Buddha menurut dharma dari sekolah Sthavira Shang tso pu Samuel Beal Si Yu Ki Buddhist Records of the Western World Translated from the Chinese of Hiuen Tsiang AD 629 diterbitkan oleh Tuebner and Co London 1884 dicetak ulang oleh Oriental Book Reprint Corporation New Delhi 1983 Versi digital Chung hwa Institute of Buddhist Studies Taipei I Tsing mengacu pada situasi di Sri Lanka sebagai Di Sri Lanka sekolah Sthavira sajalah yang berkembang sedangkan Mahasanghika terasingkan Samuel Beal The Life of Hiuen Tsiang By the Shaman Hwui Li With an introduction containing an account of the works of I tsing diterbitkan oleh Tuebner and Co London 1911 Versi digital University of Michigan Ini digunakan dalam Dipavamsa dikutip dalam Debates Commentary Pali Text society hal 4 yang umumnya tertanggal abad ke 4 Warder 2000 hal 278 Warder A K Indian Buddhism 2000 hal 280 Hirakawa Akira Groner Paul A History of Indian Buddhism From Sakyamuni to Early Mahayana 2007 hal 121 Hirakawa Akira Groner Paul A History of Indian Buddhism From Sakyamuni to Early Mahayana 2007 halaman 124 Gombrich Richard Francis Theravada Buddhism A Social History 1988 halaman 158 Baruah Bibhuti Buddhist Sects and Sectarianism 2008 halaman 53 Hirakawa Akira Groner Paul A History of Indian Buddhism From Sakyamuni to Early Mahayana 2007 halaman 121 Hirakawa Akira Groner Paul A History of Indian Buddhism From Sakyamuni to Early Mahayana 2007 halaman 257 Kalupahana 1994 halaman 206 208 Hirakawa Akira Groner Paul A History of Indian Buddhism From Sakyamuni to Early Mahayana 2007 halaman 125 126 Esoteric Buddhism in Southeast Asia in the Light of Recent Scholarship oleh Hiram Woodward Journal of Southeast Asian Studies Vol 35 No 2 Juni 2004 halaman 341 Buddhist Studies Review 24 2 2007 Mahavamsa The great chronicle of Ceylon tr Wilhelm Geiger Pali Text Society 1912 halaman 82 dan 86 Sujato Bhikkhu Sects amp Sectarianism The Origins of Buddhist Schools 2006 hal 72 Smith Huston amp Novak Philip Buddhism A Concise Introduction New York HarperCollins Publishers 2003 Gombrich Richard Francis Theravada Buddhism A Social History 1988 hal 3 Bob Hudson The Origins of Bagan Thesis for University of Sydney 2004 hal 95 Elizabeth Moore Interpreting Pyu material culture Royal chronologies and finger marked bricks Myanmar Historical Research Journal No 13 June 2004 hal 1 57 6 amp 7 Professor Janice Stargardt Historical Geography of Burma Creation of enduring patterns in the Pyu period IIAS Newsletter Online No 25 Theme Burmese Heritage McMahan David L 2008 The Making of Buddhist Modernism Oxford University Press Edmund F Perry s introduction to Walpola Rahula s The Heritage of the Bhikkhu A Short History of the Bhikkhu in the Educational Cultural Social and Policital Life Grove Press New York 1974 halaman xii Stanley Jeyaraja Tambiah Buddhism Betrayed The University of Chicago Press 1992 halaman 35 36 Stanley Jeyaraja Tambiah Buddhism Betrayed The University of Chicago Press 1992 halaman 28 29 63 64 McMahan David L 2008 The Making of Buddhist Modernism Oxford University Press ISBN 9780195183276 Gombrich 1996 halaman 150 Jeffrey Po Is Buddhism a Pessimistic Way of Life Diarsipkan 2009 04 18 di Wayback Machine Magga vibhanga Sutta An Analysis of the Path The Pali Text Society s Pali English dictionary Diarsipkan 2014 07 24 di Wayback Machine Dsal uchicago edu A Sketch of the Buddha s Life Access to Insight Henepola Gunaratana The Jhanas in Theravada Buddhist Meditation Woodward F L 2008 The Book of Gradual Sayings Aṇguttara Nikaya Pali Text Society Oxford halaman 137 Bodhi A Treatise on the Paramis From the Commentary to the Cariyapitaka Harvey Introduction to Buddhism Cambridge University Press 1990 halaman 3 Peter Harvey The Selfless Mind Curzon Press 1995 halaman 9 Macmillan Encyclopedia of Buddhism 2004 Volume Two halaman 756 Glossary of Buddhism Buddhist Art and the Trade Routes Asia Society 2003 Epstein Ron 1999 02 Clearing Up Some Misconceptions about Buddhism Vajra Bodhi Sea A Monthly Journal of Orthodox Buddhism Dharma Realm Buddhist Association 41 43 Mahinda Deegalle Popularizing Buddhism Preaching as Performance in Sri Lanka State University of New York Press Albany NY 2006 Bhikkhu Bodhi In the Buddha s Words Wisdom Publications 2005 halaman 376Sumber SuntingChapman David 2011 Theravada reinvents meditation Dutt Nalinaksha 1998 Buddhist Sects in India Delhi Motilal Banarsidass Publishers Private Limited Gombrich Richard F 1996 Theravada Buddhism A Social History from Ancient Benares to Modern Colombo London and New York Routledge Gomez Luis O 1991 Purifying Gold The Metaphor of Effort and Intuition in Buddhist Thought and Practice Dalam Peter N Gregory editor 1991 Sudden and Gradual Approaches to Enlightenment in Chinese Thought Delhi Motilal Banarsidass Publishers Private Limited Gunaratana Henepola 1994 The Path of Serenity and Insight Delhi Motilal Banarsidass Publishers Private Limited Kalupahana David J 1994 A history of Buddhist philosophy Delhi Motilal Banarsidass Publishers Private Limited McMahan David L 2008 The Making of Buddhist Modernism Oxford University Press ISBN 978 0 19 518327 6 Tuchrello William P The Society and Its Environment bagian Religion Historical Background Federal Research Division Library of Congress Tiyavanich K 1997 Forest Recollections Wandering Monks in Twentieth Century Thailand University of Hawaii Press Warder A K 2000 Indian Buddhism Delhi Motilal Banarsidass PublishersLihat pula SuntingBuddha Siddhartha Gautama HinayanaPranala luar Sunting Indonesia Samaggi Phala Indonesia Bicara Dhamma Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Theravada amp oldid 23793628