www.wikidata.id-id.nina.az
Mahabharata Dewanagari मह भ रतम IAST Mahabharatam मह भ रतम adalah salah satu dari dua wiracarita besar India Kuno yang ditulis dalam bahasa Sanskerta yang satunya lagi adalah Ramayana 1 Mahabharata menceritakan kisah perang antara Pandawa dan Korawa Kurawa memperebutkan takhta Hastinapura Mahabharataमह भ रतम Ilustrasi perang KurukshetraInformasiAgamaHinduPenulisKresna Dwaipayana Byasa Byasa BahasaSanskertaAyat200 000Mahabharata banyak memuat filsafat dan peribadatan Hindu dan membahas Empat Tujuan Hidup Manusia 12 161 Di antara karya dan cerita yang termuat dalam Mahabharata adalah Bhagawadgita kisah Nala dan Damayanti kisah Satyawan dan Sawitri kisah Kaca dan Dewayani kisah Resyasrengga dan rangkuman Ramayaṇa sering dianggap sebagai karya yang berdiri sendiri Secara tradisional Mahabharata dikarang oleh Kresna Dwaipayana Byasa Telah banyak upaya membongkar perkembangan sejarah dan komposisinya Sebagian besar naskah Mahabharata kemungkinan disusun pada abad ke 3 sebelum Masehi hingga abad ke 3 Masehi dan bagian tertua yang dilestarikan disusun tidak sampai 400 SM 2 3 Peristiwa asli yang berhubungan dengan wiracarita tersebut kemungkinan terjadi antara abad ke 9 hingga ke 8 SM 3 Bentuk final dari naskah tersebut diduga dibuat pada periode Gupta sekitar abad ke 4 M 4 5 Mahabharata menjadi salah satu wiracarita terpanjang di dunia dan juga disebut sebagai puisi terpanjang yang pernah dibuat 6 7 Versi terpanjangnya memiliki lebih dari 100 000 sloka atau lebih dari 200 000 baris satu sloka sama dengan dua baris dan prosa yang sangat panjang Dengan sekitar 1 8 juta kata naskah Mahabharata memiliki jumlah kata sekira sepuluh kali lipat gabungan antara Iliad dan Odisseia atau empat kali lipat lebih panjang daripada Ramayana 8 9 W J Johnson telah membandingkan peranan Mahabharata dalam sejarah peradaban manusia dengan Alkitab karya William Shakespeare karya Homeros drama Yunani dan juga al Qur an 10 Dalam tradisi India naskah Mahabharata sering disebut juga Weda kelima Daftar isi 1 Sejarah dan struktur tekstual 2 Suntingan teks 3 Daftar parwa 4 Penokohan 4 1 Dinasti Kuru 4 2 Bangsa Yadawa 4 3 Tokoh lainnya 4 4 Silsilah 5 Ringkasan cerita 5 1 Leluhur Pandawa dan Korawa 5 2 Santanu dan keturunannya 5 3 Perselisihan Pandawa dan Korawa 5 4 Pernikahan Pandawa 5 5 Permainan dadu 5 6 Pengasingan Pandawa 5 7 Perang Kurukshetra 5 8 Pascaperang 5 9 Pengunduran diri para sesepuh 5 10 Kehancuran kaum Yadawa 5 11 Akhir kisah 6 Konteks sejarah 7 Pengaruh dalam budaya 8 Catatan kaki 9 Daftar pustaka 10 Pranala luarSejarah dan struktur tekstual SuntingReferensi paling awal yang diketahui tentang bharata dan kata majemuk mahabharata berasal dari Aṣṭadhyayi sutra 6 2 38 dari Paṇini abad ke 4 SM dan Asvalayana Gṛhyasutra 3 4 4 Albrecht Weber sempat menyebutkan tentang suku Rgvedic dari Bharatas di mana seorang yang ternama mungkin pernah ditunjuk sebagai Maha Bharata Suntingan teks SuntingAntara tahun 1919 dan 1966 para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute Pune membandingkan banyak naskah dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari Mahabharata Suntingan teks ini terdiri dari 13 000 halaman yang dibagi menjadi 19 jilid Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai Mahabharata 11 Daftar parwa SuntingArtikel utama Astadasaparwa Mahabharata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa Rangkaian kitab menceritakan sejumlah cerita berbingkai terutama kisah kilas balik leluhur para tokoh utama Mahabharata Yayati Yadu Puru Kuru Duswanta Sakuntala Bharata Kemudian cerita utama tersusun secara kronologis mulai dari kelahiran Pandawa dan Korawa Adiparwa sampai kisah diterimanya mereka di surga Swargarohanaparwa 1 Adiparwa आद पर व Kitab Tentang PermulaanKitab Adiparwa berisi sejumlah cerita sisipan interpolasi yang mengandung mitologi Hindu Beberapa di antaranya meliputi kisah pemutaran Mandaragiri Samudramantana kisah Bagawan Domya yang menguji ketiga muridnya kisah Kaca dan Dewayani serta kisah Jaratkaru dan Manasa Kisah sisipan yang berkaitan dengan plot utama meliputi cerita tentang para leluhur Pandawa dan Korawa Yayati Puru Pratipa kisah kelahiran Resi Byasa serta kisah Santanu dan kedua istrinya Gangga dan Satyawati Cerita utama dimulai dengan kisah kelahiran Dretarastra ayah para Korawa Pandu ayah lima Pandawa dan Widura perdana menteri yang berlanjut dengan kelahiran para Pandawa dan Korawa kisah masa kanak kanak dan pendidikan mereka kisah percobaan pembunuhan kepada Pandawa kisah pernikahan Pandawa dengan Dropadi kisah petualangan Arjuna Pandawa ketiga dan kisah pembakaran hutan Kandawa 2 Sabhaparwa सभ पर व Kitab Tentang Pertemuan AkbarKitab Sabhaparwa berisi kisah utama tentang pertemuan para Pandawa dan Korawa di sebuah balairung untuk bermain judi yang digagas oleh Duryodana Korawa sulung dan Sangkuni paman para Korawa Perjudian tersebut dilakukan agar harta dan istana Yudistira Pandawa sulung jatuh ke tangan Duryodana Karena usaha licik Sangkuni permainan dimenangkan oleh Korawa tetapi Dretarastra membatalkan seluruh taruhan Atas desakan Duryodana permainan diselenggarakan lagi dengan taruhan menjalani pengasingan selama 12 tahun disusul masa penyamaran selama setahun Apabila penyamaran terbongkar sebelum genap setahun maka masa pengasingan diulangi lagi Sebagaimana permainan sebelumnya Pandawa pun kalah 3 Wanaparwa वनपर व Kitab Tentang di HutanKitab Wanaparwa berisi kisah utama tentang bagaimana para Pandawa menjalani kehidupan di hutan selama masa 12 tahun Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti pasupati dari Dewa Siwa Kisah tersebut menjadi bahan cerita Kakawin Arjunawiwaha dalam kesusastraan Indonesia 4 Wirataparwa व र टपर व Kitab Tentang Keraton WirataKitab Wirataparwa berisi kisah utama tentang penyamaran Pandawa selama satu tahun di keraton Wirata Kerajaan Matsya setelah selesai menjalani pengasingan di hutan selama 12 tahun Adapun rincian penyamaran para Pandawa sebagai berikut Yudistira menyamar sebagai ahli agama bernama Kangka Bima menyamar sebagai juru masak bernama Balawa Arjuna menyamar sebagai guru tari bernama Wrehanala Nakula menyamar sebagai pegurus kuda bernama Grantika Sadewa menyamar sebagai penggembala sapi bernama Aristanemi atau Tantripala Sementara itu istri mereka yaitu Dropadi menyamar sebagai pelayan sairandri bernama Malini 5 Udyogaparwa उद य गपर व Kitab Tentang IkhtiarKitab Udyogaparwa berisi kisah utama tentang upaya untuk mendamaikan para Pandawa dengan Korawa Setelah menjalani penyamaran selama setahun para Pandawa kembali ke Hastinapura dan Yudistira sebagai putra sulung menuntut haknya sebagai pewaris takhta Tuntutan Yudistira ditolak oleh Duryodana Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa Sebelumnya para Pandawa dan Korawa telah mencari sekutu sebanyak banyaknya di penjuru Bharatawarsha Tanah India dan hampir seluruh kerajaan pada zaman India kuno terbagi menjadi dua kelompok Bagian akhir dari Udyogaparwa berisi dialog antara Destarata dan Kumara Sanatasugata lebih dikenal sebagai Sanatasugatya yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya 6 Bhismaparwa भ ष मपर व Kitab Tentang BismaKitab Bhismaparwa merupakan kitab yang menceritakan tentang bermulanya pertempuran di Kurukshetra akibat kegagalan perundingan damai antara Pandawa dan Korawa Pada beberapa bagian awalnya terselip suatu interpolasi tentang percakapan antara Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung Oleh umat Hindu percakapan tersebut dirangkum menjadi sebuah kitab tersendiri yang dikenal sebagai kitab Bhagawadgita Bhagavad Gita Cerita dalam kitab Bhismaparwa diakhiri dengan tumbangnya Bisma pada pertempuran di hari kesepuluh karena serangan bertubi tubi dari Arjuna yang dibantu oleh Srikandi 7 Dronaparwa द र णपर व Kitab Tentang DronaKitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima perang tentara Korawa Diceritakan bahwa untuk mengakhiri perang secepat mungkin maka Drona berusaha menangkap Yudistira selaku pemimpin tertinggi laskar Pandawa tetapi usahanya selalu gagal Akhirnya Drona gugur di medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika sedang tertunduk lemas setelah mendengar berita palsu tentang kematian anaknya Aswatama Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah gugurnya dua kesatria unggulan pihak Pandawa Abimanyu dan Gatotkaca 8 Karnaparwa कर णपर व Kitab Tentang KarnaKitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang setelah gugurnya Drona Dalam kitab tersebut diceritakan gugurnya Dursasana di tangan Bima Saat menjabat sebagai panglima Salya menjadi kusir kereta Karna kemudian terjadi pertengkaran di antara mereka Akhirnya Karna gugur di tangan Arjuna dengan menggunakan senjata Pasupati pada pertempuran di hari ke 17 9 Salyaparwa शल यपर व Kitab Tentang SalyaKitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Salya sebagai panglima perang Korawa pada hari ke 18 menggantikan Karna yang telah gugur Pada hari itu juga Salya gugur di medan perang Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya Duryodana menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa Hal itu menjadi ejekan para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bima Dalam perkelahian tersebut Duryodana kalah sehingga perang pun berakhir Namun ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima untuk membalaskan dendamnya 10 Sauptikaparwa स प त कपर व Kitab Tentang Serangan MalamKitab Sauptikaparwa berisi kisah utama tentang pembalasan dendam Aswatama kepada tentara Pandawa Pada malam hari ia bersama Krepa dan Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang kecuali para Pandawa yang sedang tidak berada di sana Setelah itu Aswatama melarikan diri ke pertapaan Byasa Keesokan harinya ia disusul oleh Pandawa dan terjadi perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna Byasa dan Kresna dapat menyelesaikan permasalahan itu Akhirnya Kresna mengutuk Aswatama 11 Striparwa स त र पर व Kitab Tentang Para WanitaKitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada leluhur Pada hari itu pula Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya Diceritakan pula bahwa Gandari mengutuk keluarga Kresna bangsa Yadawa agar binasa dalam perang saudara 12 Santiparwa श न त पर व Kitab Tentang KedamaianKitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudistira karena telah membunuh saudara saudaranya di medan pertempuran Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Byasa dan Kresna Mereka menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu agar Yudistira dapat melaksanakan kewajibannya sebagai raja Kitab ini merupakan salah satu kitab Mahabharata yang mengalami banyak interpolasi sehingga sloka ayat ayat yang terkandung di dalamnya sangat banyak Berbagai ajaran India Kuno terkandung dalam interpolasi tersebut mulai dari ilmu sosial ritual ekonomi hingga politik 13 Anusasanaparwa अन श सनपर व Kitab Tentang WejanganKitab Anusasanaparwa berisi kisah utama tentang penyerahan diri Yudistira kepada Bisma untuk menerima ajarannya anusasana Bisma mengajarkan tentang ajaran darma arta aturan tentang berbagai upacara kewajiban seorang raja dan sebagainya Akhirnya Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang Sebagaimana Santiparwa kitab ini juga mengandung banyak interpolasi dan merupakan salah satu kitab Mahabharata yang jumlah slokanya sangat banyak 14 Aswamedhikaparwa अश वम ध क पर व Kitab Tentang Upacara AswamedhaKitab Aswamedhikaparwa berisi kisah utama tentang pelaksanaan upacara Aswamedha oleh Yudistira yang telah menjabat sebagai raja Kitab tersebut juga menceritakan kisah pertempuran Arjuna dengan para raja di dunia selama ia menuntun jalannya kuda yang dipakai sebagai sarana upacara tersebut Dalam kitab ini dikisahkan pula kelahiran Parikesit yang semula tewas dalam kandungan karena senjata sakti Aswatama tetapi dihidupkan kembali oleh Sri Kresna Kemudian terdapat pula kisah pertemuan Arjuna dengan Babruwahana putranya dengan Citranggada dari Manipur 15 Asramawasikaparwa आश रमव स क पर व Kitab Tentang KhalwatKitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Dretarastra Gandari Kunti Widura dan Sanjaya ke tengah hutan untuk menjalani masa pensiun mereka Bertahun tahun setelah menjalani kehidupan di hutan Resi Narada datang ke istana Hastinapura untuk membawa kabar bahwa Dretarastra dan yang lainnya telah pergi ke surga tewas terbakar oleh api ritual yang melalap asrama mereka 16 Mosalaparwa म सलपर व Kitab Tentang Senjata MosalaKitab Mosalaparwa menceritakan perang saudara yang terjadi di antara klan klan bangsa Yadawa yaitu keluarga besar Kresna Setelah keluarganya binasa Kresna meninggalkan kerajaannya lalu pergi ke tengah hutan Arjuna mengunjungi Dwaraka kediaman Kresna dan mendapati bahwa kota tersebut telah kosong Atas nasihat Byasa Pandawa dan Dropadi menempuh hidup sebagai sanyasin atau menjalani pensiun dengan meninggalkan kesibukan duniawi 17 Prasthanikaparwa प रस थ न कपर व Kitab Tentang PerjalananKitab Prasthanikaparwa atau Mahaprasthanikaparwa menceritakan kisah perjalanan Pandawa dan Dropadi ke puncak gunung Himalaya sebagai tujuan akhir kehidupan mereka sementara takhta kerajaan telah diserahkan kepada Parikesit cucu Arjuna Dalam pengembaraannya Dropadi dan para Pandawa kecuali Yudistira meninggal dalam perjalanan 18 Swargarohanaparwa स वर ग र हणपर व Kitab Tentang Pengangkatan ke SurgaKitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudistira yang telah mencapai puncak gunung Himalaya dan dijemput oleh Dewa Indra untuk memasuki surga Sebelum memasuki surga sang dewa menguji Yudistira dan akhirnya ia mampu melewati ujian tersebut Kisah diakhiri dengan berkumpulnya kembali para tokoh utama di surga Penokohan SuntingDinasti Kuru Sunting nbsp Lukisan imajinatif tentang sosok Pandawa bersama istri mereka Keterangan Yudistira dan Dropadi duduk di tengah Arjuna dan Bima bersimpuh bawah serta Nakula dan Sadewa berdiri di samping kiri kanan Santanu Penguasa Tanah Kuru yang bertakhta di Hastinapura Ia memiliki 2 istri Dewi Gangga dan Satyawati Dari Dewa Gangga ia berputra Bisma sedangkan dari Satyawati ia memiliki dua putra Citranggada dan Wicitrawirya Ia berjanji untuk mewariskan takhta Hastinapura hanya kepada keturunan Satyawati Bisma putra ke 8 Santanu dengan Dewi Gangga Ia bersumpah tidak akan menjabat sebagai raja dan tidak mau memiliki keturunan supaya tidak terjadi perebutan kekuasaan dengan keturunan Citranggada dan Wicitrawirya saudara tirinya Ia merupakan seorang kesatria yang tangguh serta bijaksana dan mengayomi keturunan saudara tirinya Citranggada dan Wicitrawirya putra Santanu dan Satyawati Keduanya wafat tanpa memiliki keturunan Sebelumnya Wicitrawirya menikah dengan putri Kasi bernama Ambika dan Ambalika Kedua janda tersebut diserahkan kepada Resi Byasa agar memperoleh keturunan Dretarastra putra Ambika yang terlahir buta Kebutaan membuatnya tidak berhak mewarisi takhta sehingga adiknya yang bernama Pandu mengambil alih kuasa Setelah kematian Pandu ia menjadi penjabat raja Dretarastra menikah dengan Gandari dari Gandhara Pandu putra Ambalika Ia mewarisi takhta karena kakaknya yang buta tidak berhak menjadi raja Ia memiliki dua istri Kunti dan Madri Dari Kunti Pandu memiliki 3 putra Yudistira Bima dan Arjuna Dari Madri Pandu memiliki 2 putra kembar Nakula dan Sadewa Widura perdana menteri Hastinapura Ia merupakan anak seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Byasa Ia berada dalam generasi yang sama dengan Dretarastra dan Pandu Dikisahkan bahwa wataknya bijaksana dan merupakan penitisan Dewa Darma Yama Pandawa sebutan untuk lima putra Pandu yaitu Yudistira berperilaku adil dan jujur Bima sangar dan bertenaga paling kuat Arjuna pemanah ulung Nakula berwajah sangat tampan dan Sadewa cerdas dan mampu meramal Di antara keturunan Dretarastra dan Pandu Yudistira merupakan yang tertua dan dicalonkan untuk mewarisi takhta ayahnya Menurut Mahabharata kelima Pandawa menikah dengan Dropadi putri Drupada dari Panchala Korawa sebutan untuk anak anak Dretarastra Yang utama berjumlah seratus putra dan dilahirkan Gandari dengan Duryodana sebagai putra sulung Si bungsu merupakan perempuan bernama Dursala yang menjadi anak Gandari ke 101 Selain anak anak Gandari Dretarastra juga memiliki seorang putra yang lahir dari dayang berkasta waisya namanya Yuyutsu Ia merupakan satu satunya putra Dretarastra yang tidak berniat untuk memusuhi para Pandawa Parikesit cucu Arjuna salah satu Pandawa Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Yudistira turun takhta Dikisahkan bahwa ia tewas akibat gigitan ular naga Taksaka setelah berbuat tidak sopan kepada seorang petapa bernama Samiti Janamejaya putra Parikesit Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Parikesit mangkat Setelah mengetahui latar belakang penyebab kematian ayahnya Janamejaya pun melangsungkan upacara untuk membantai seluruh ular di dunia Namun usahanya dicegah oleh brahmana bernama Astika putra dewi ular Untuk menghibur duka sang raja Resi Byasa meminta salah satu muridnya yang bernama Wesampayana untuk menceritakan kisah kejayaan para leluhur sang raja Kisah tersebut adalah Mahabharata 12 13 Bangsa Yadawa Sunting nbsp Lukisan Baladewa alias Balarama dan Kresna berkulit biru Basudewa ayah bagi Baladewa dan Kresna Ia memiliki beberapa istri yang terkemuka ialah Dewaki dan Rohini Baladewa putra Basudewa dan Rohini Kesatria perkasa bersenjata luku alat bajak sawah Ia merupakan kakak Kresna dan guru bela diri bagi Duryodana dan Bima Dikisahkan bahwa Baladewa sangat kuat dan disegani oleh pihak Korawa maupun Pandawa Pada saat konflik antara Pandawa dan Korawa memuncak menjadi perang di Kurukshetra Baladewa memilih untuk bersikap netral sebab kasih sayangnya setara untuk kedua belah pihak Kresna putra Basudewa dan Dewaki Menurut sastra Hindu ia merupakan awatara Wisnu Dengan kesaktiannya ia sering memberi pertolongan secara gaib kepada Pandawa Sejumlah jalan cerita dalam Mahabharata melibatkan Kresna sebagai pemecah masalah dan ahli siasat Dalam Perang Kurukshetra ia tidak bertarung secara langsung melainkan menjadi pengatur siasat agar kemenangan bisa diraih oleh Pandawa Samba putra Kresna dan Jembawati Karena kejahilannya dan para pemuda Yadawa lainnya maka para resi mengutuk agar kaum Yadawa hancur dalam suatu bentrokan antarsesama Satyaki kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana Ilmu perangnya sangat tangguh Meskipun laskar Narayana seharusnya memihak Korawa tetapi Satyaki setia kepada para Pandawa sehingga divisi pimpinannya bertarung demi Pandawa pada saat Perang Kurukshetra Kertawarma kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana Sebagai hasil dari misi diplomatis Duryodana tentara Narayana memihak Korawa pada saat Perang Kurukshetra Sebagaimana kaum Yadawa lainnya Kertawarma sangat tangguh Tokoh lainnya Sunting nbsp Ilustrasi Byasa mendikte kisah Mahabharata agar dapat ditulis oleh Dewa Ganesa yang berkepala gajah Resi dan brahmanaByasa seorang resi putra Satyawati dengan Parasara Ia merupakan anak Satyawati sebelum menikah dengan Santanu Byasa diceritakan sebagai seseorang yang suci memiliki kesaktian dan hidup abadi Ia merupakan orang yang menyambung garis keturunan Dinasti Kuru Perannya sangat signifikan dalam wiracarita Mahabharata mulai dari penasihat penolong hingga narator dalam kisah tersebut Secara tradisional kisah Mahabharata diyakini oleh umat Hindu sebagai catatan sejarah yang ditulis Resi Byasa Krepa guru para pangeran Kuru di keraton Hastinapura Ia berperan sebagai pembimbing dan pengatur upacara Menurut kepercayaan Hindu ia merupakan salah satu makhluk abadi Drona guru militer para pangeran Kuru Ia mengabdi kepada pemerintah Hastinapura dan disegani oleh Korawa maupun Pandawa Ia merupakan ahli bela diri dan pemakai berbagai senjata yang sangat tangguh Aswatama putra Drona Ia bersahabat dengan Duryodana dan sering membantu Duryodana dalam rencana mengalahkan para Pandawa Setelah Perang Kurukshetra berakhir ia melakukan serangan malam lalu berencana memusnahkan garis keturunan Kuru Namun usaha tersebut digagalkan oleh Kresna Sebagai akibatnya ia dikutuk agar hidup abadi dan mengembara di Bumi tetapi dalam kondisi berpenyakit Narada seorang resi pengelana memiliki kesaktian untuk terbang sesuka hati dan muncul secara tiba tiba Ia kerap memberi nasihat dan petuah bagi para Pandawa saat mereka menghadapi masa masa sulit ataupun saat merasakan kejayaan Selain itu Narada berperan sebagai pemberi kabar bagi para Pandawa tentang kejadian kejadian penting di dunia yang harus mereka ketahui Kesatria dan perwiraSangkuni Raja Gandhara Diceritakan bahwa karena dendamnya kepada Dinasti Kuru ia bersumpah untuk menghancurkan para keturunan Kuru Untuk melaksanakan sumpahnya ia mengadu domba para Korawa dengan para Pandawa Maka dari itu Sangkuni sering diceritakan terlibat dalam sejumlah plot tentang usaha Korawa menyingkirkan para Pandawa Karna Raja Anga yang merupakan putra Kunti Saat lahir ia dibuang oleh ibunya lalu dipungut oleh kusir bernama Adirata Saat dewasa ia menjalin persahabatan dengan Duryodana lalu dinobatkan sebagai penguasa Anga Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa persahabatannya dengan Duryodana sangat erat ia rela melakukan apa pun demi membahagiakan Duryodana sehingga ia sering terlibat dalam usaha menyingkirkan para Pandawa Drupada Raja Panchala ayah bagi Dropadi mertua bagi para Pandawa Diceritakan bahwa ia memiliki dendam kesumat terhadap Drona guru para Pandawa Maka dari itu ia menyelenggarakan suatu upacara untuk memohon anak yang bakal menjadi pembunuh Drona Dari upacara tersebut lahirlah Drestadyumna yang di kemudian hari menjabat sebagai panglima tentara Pandawa dalam Perang Kurukshetra Karena kekagumannya akan ketangkasan Arjuna Drupada juga memohon anugerah seorang anak perempuan yang akan menjadi istri Arjuna sehingga lahirlah Dropadi Salya Raja Madra Ia merupakan kakak Madri istri Pandu Sebelum perang Kurukshetra dimulai Salya memutuskan untuk memihak kubu Pandawa sebab keponakannya ada di sana Namun Salya merasa berhutang budi kepada Duryodana sehingga ia pun memihak Korawa Menjelang pertempuran hatinya tetap tertuju kepada Pandawa dan ia berdoa agar kemenangan diraih oleh Pandawa Wirata Raja Matsya Ia menyediakan tempat bernaung bagi para Pandawa saat mereka menjalani masa penyamaran selama setahun Wirata menikah dengan Sudesna dan memiliki sejumlah anak Sweta Wratsangka Utara dan Utari Utari dijodohkan kepada Abimanyu putra Arjuna lalu melahirkan putra bernama Parikesit yang melanjutkan garis Dinasti Kuru Yayati Seorang raja keturunan Dewa Candra yang merupakan leluhur Pandawa dan Korawa Ia memiliki dua istri bernama Dewayani dan Sarmista Salah satu keturunan Dewayani merupakan bangsa Yadawa sementara salah satu keturunan Sarmista merupakan keluarga kesatria yang disebut Paurawa meliputi keluarga besar Dinasti Kuru Silsilah Sunting Sukra Jayanti Nahusa Asokasundari Wresaparwa Dewayani Yayati Sarmista Yadu Turwasu Madawi Druhyu Anu Puru BangsaYadawa SukuYawana 4 putra DinastiWaiboja BangsaMleccha WangsaPaurawa KeturunanYayati WangsaPaurawa Sakuntala Duswanta Watsa Bharata DinastiBharata KeluargaBharata Kuru Yamadi Para RajaHastinapura DinastiKuru Sunanda Pratipa Gangga Santanu Satyawati Parasara Bisma Citranggada Wicitrawirya 2 istri Byasa Gandari Dretarastra Kunti Pandu Madri 100 Korawa Dursala Yuyutsu 5 Pandawa Ringkasan cerita Sunting nbsp Peta Bharatawarsha India Kuno atau wilayah kekuasaan Maharaja Bharata Dalam naskah berbahasa Sanskerta Mahabharata disajikan sebagai cerita berbingkai cerita di dalam cerita dengan tiga narator Ugrasrawa Wesampayana dan Sanjaya Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah Mahabharata pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja Janamejaya dari Hastinapura Pada awalnya sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular Untuk melipur duka sang maharaja murid Byasa yang bernama Wesampayana diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja yaitu raja raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan di antaranya Pururawa Yayati Puru Bharata dan Kuru Cerita utama Mahabharata berpusat pada riwayat seratus Korawa dan lima Pandawa yang merupakan keturunan raja raja tersebut di atas dengan konflik utama yaitu perang saudara di Kurukshetra Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari Dinasti Kuru yang tinggal di keraton Hastinapura India Utara Korawa merupakan putra putra Dretarastra sedangkan Pandawa merupakan putra putra Pandu adik Dretarastra Meskipun Korawa merupakan putra putra keturunan Kuru yang lebih tua tetapi usia mereka semua termasuk Duryodana Korawa sulung lebih muda daripada Yudistira Pandawa sulung Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama Pertikaian memuncak menjadi sebuah perang di Kurukshetra yang dimenangkan oleh pihak Pandawa Kisah Mahabharata diakhiri dengan wafatnya Kresna kehancuran klan klan Yadawa dan diangkatnya para Pandawa ke surga Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan Hindu sebagai permulaan zaman Kaliyuga yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir zaman ketika nilai nilai yang mulia dan berharga mulai luntur dan orang orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran moralitas dan kejujuran Leluhur Pandawa dan Korawa Sunting nbsp Lukisan imajinatif tentang Pururawa leluhur Pandawa dan Korawa karya Kshitindranath Mazumdar 1914 Narasi tentang leluhur Pandawa dan Korawa tokoh utama Mahabharata dibawakan oleh seorang narator bernama Wesampayana dalam bentuk cerita berbingkai kadangkala tidak kronologis karena berupa kilas balik Apabila dirunut secara kronologis kisah diawali dengan riwayat Raja Pururawa leluhur trah Candrawangsa yang diturunkan oleh Candra sang dewa bulan Cicit Pururawa ialah Yayati Yayati memiliki dua istri Dewayani dan Sarmista dan lima putra dua di antaranya Yadu dan Puru menurunkan dua kaum kesatria termasyhur dalam legenda India yaitu Yadawa diturunkan oleh Yadu dan Paurawa diturunkan oleh Puru Dalam garis keturunan Puru lahirlah Duswanta Ia menikah dengan Sakuntala putri angkat Resi Kanwa Dari pernikahannya Duswanta berputra Bharata Di kemudian hari Bharata menaklukkan daratan India Kuno Setelah ditaklukkan wilayah kekuasaanya disebut Bharatawarsha yang berarti wilayah kekuasaan Maharaja Bharata meliputi Asia Selatan 14 Bharata menurunkan Hasti yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura Sang Hasti menurunkan para raja Hastinapura Dari keluarga tersebut lahirlah Kuru yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra terletak di negara bagian Haryana India Utara Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa Dalam Dinasti tersebut lahirlah Pratipa yang menjadi ayah Prabu Santanu kakek buyut Pandawa dan Korawa Kerabat Wangsa Kaurawa adalah Yadawa karena kedua wangsa tersebut berasal dari leluhur yang sama yakni Yayati Dalam silsilah Wangsa Yadawa lahirlah Basudewa raja di Kerajaan Surasena yang kemudian berputra Kresna yang mendirikan Kerajaan Dwaraka Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa Santanu dan keturunannya Sunting nbsp Ilustrasi Prabu Santanu dan Satyawati leluhur para Pandawa dan Korawa dalam lukisan karya Raja Ravi Varma Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa Santanu adalah seorang raja mahsyur dari kalangan Dinasti Kuru yang memerintah kerajaan Kuru dengan ibukota Hastinapura Ia menikah dengan Dewi Gangga tetapi sang dewi meninggalkannya karena Santanu melanggar janji pernikahan Hubungan Santanu dengan Dewi Gangga membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma Beberapa tahun kemudian saat Bisma telah dewasa Santanu menikahi Satyawati putri nelayan Dari hubungannya Santanu berputra Citranggada dan Wicitrawirya Karena terikat akan janji pernikahan antara Santanu dengan Satyawati Bisma tidak berhak menjadi raja takhta diserahkan kepada keturunan Satyawati bukan Bisma Maka dari itu setelah Santanu mangkat Citranggada diangkat menjadi raja dengan Bisma sebagai pelindungnya Akan tetapi Citranggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran sehingga ia digantikan oleh adiknya Wicitrawirya Namun Wicitrawirya juga wafat di usia muda sebelum memiliki keturunan Atas bantuan seorang petapa sakti bernama Byasa kedua istri Wicitrawirya yaitu Ambika dan Ambalika dapat memperoleh keturunan masing masing seorang putra yang diberi nama Dretarastra dari Ambika dan Pandu dari Ambalika Selain mereka ada seorang anak lagi bernama Widura terlahir dari seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Resi Byasa Karena Dretarastra terlahir buta takhta kerajaan diserahkan kepada Pandu Pandu memiliki dua istri yang pertama ialah Kunti putri dari kaum Yadawa yang kedua ialah Madri putri dari kerajaan Madra Karena memanah seorang pendeta yang sedang bersenggama Pandu dikutuk agar mati apabila melakukan hubungan seksual Kutukan tersebut telah memupus semangat Pandu untuk menjadi raja sebab ia merasa tidak akan mampu memiliki keturunan tanpa melakukan hubungan seksual Pandu pun memakzulkan diri lalu mengajak kedua istrinya untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan Sebelum pergi ia menyerahkan kekuasaan kepada Dretarastra Di dalam hutan Kunti teringat akan kemampuannya untuk memanggil dewa dewa lalu memperoleh keturunan dari dewa yang dipanggil Dari pemanggilan Dewa Yama Darma Bayu dan Indra Kunti memperoleh tiga putra masing masing diberi nama Yudistira Bima dan Arjuna Kunti juga membantu Madri memanggil dewa tertentu agar memperoleh keturunan Dari Dewa Aswin yang dipanggil Madri lahirlah Nakula dan Sadewa Kelima putra Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa Sementara itu Dretarastra yang buta menikahi Gandari Setelah Yudistira lahir Gandari akhirnya mampu memiliki keturunan berkat bantuan Resi Byasa Keturunan Gandari berjumlah seratus orang putra dan seorang putri yang dikenal dengan istilah Korawa yang sulung bernama Duryodana Suyodana dan yang perempuan bernama Dursala atau Dursilawati Selain keturunan dari Gandari Dretaratra masih memiliki seorang putra lagi hasil hubungannya dengan seorang wanita waisya yang menjadi dayang gandari Putra tersebut bernama Yuyutsu Perselisihan Pandawa dan Korawa Sunting nbsp Ilustrasi terbakarnya Laksagreha buatan Purocana yang dimaksudkan untuk membunuh para Pandawa Dalam Mahabharata diceritakan bahwa pada suatu ketika Pandu lupa akan kutukan yang menimpa dirinya sehingga ia pun berhubungan badan dengan Madri Akibatnya ia pun meregang nyawa Saat upacara pembakaran jenazah Pandu Madri melakukan sati menceburkan diri ke api kremasi Kemudian Kunti dan kelima Pandawa diajak kembali ke keraton Hastinapura Mereka hidup di bawah perlindungan sesepuh Dinasti Kuru Bisma Widura perdana menteri dan Krepa guru keraton Hastinapura Sebagai pangeran Dinasti Kuru yang tertua Yudistira hendak dicalonkan sebagai pewaris takhta Namun terjadi hubungan yang tidak baik antara kelima putra Pandu dengan seratus putra Dretarastra Menurut kitab Mahabharata para Korawa khususnya Duryodana bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa sedangkan Pandawa bersifat tenang dan bersabar ketika ditindas kecuali Bima Pandawa yang bertenaga paling kuat Meskipun demikian di antara para putra Dretarastra hanya Yuyutsu yang tidak memusuhi Pandawa Karena Dretarastra sangat memanjakan putra putranya ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni saudara Gandari dan kerap tidak menghentikan ambisi Duryodana yang berniat melakukan rencana jahat untuk menyingkirkan para Pandawa Pada suatu ketika Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk berlibur di Waranawata Di sana mereka menginap di sebuah istana Laksagreha yang sudah disediakan oleh Duryodana dibangun oleh arsitek bernama Purocana Duryodana memerintahkan Purocana untuk membakar Laksagreha tanpa diketahui oleh Pandawa Namun rencana Purocana akhirnya terbongkar Pada waktu yang telah ditentukan Pandawa melumpuhkan Purocana lalu Bima membakar Laksagreha dari dalam Berita pun disampaikan ke Hastinapura lalu Kunti dan para Pandawa dinyatakan telah tewas dalam kebakaran 15 Secara diam diam para Pandawa berhasil selamat berkat terowongan yang digali oleh para penambang yang telah diutus oleh Widura Dalam perjalanan menyelamatkan diri para Pandawa dan Kunti masuk ke sebuah hutan Di hutan tersebut Bima bertemu dengan raksasa bernama Hidimba dan membunuhnya Lalu ia menikahi adik raksasa tersebut yang bernama Hidimbi Dari pernikahan itu Bima memiliki putra yang diberi nama Gatotkaca Pernikahan Pandawa Sunting nbsp Kartu pos dengan lukisan pernikahan Pandawa dengan Dropadi Setelah melewati hutan rimba para Pandawa menuju ke Kerajaan Panchala Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dropadi Karna sahabat Duryodana mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkan sayembara tetapi keberhasilannya ditolak oleh Dropadi sebab Karna merupakan anak kusir 16 17 Tanpa diketahui oleh para Korawa Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu tetapi mereka menyamar sebagai kaum brahmana Pandawa yang diwakili oleh Arjuna mengikuti sayembara dan berhasil memenangkannya Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri sesampainya di rumah mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta minta Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya Namun ia tidak melihat bahwa anak anaknya tidak hanya membawa hasil meminta minta tetapi juga seorang wanita Akhirnya Dropadi menikahi kelima Pandawa 18 Permainan dadu Sunting nbsp Dursasana menarik pakaian Dropadi setelah para Pandawa kalah main dadu Lukisan karya R G Chonker Setelah para Pandawa menikahi Dropadi para tetua Dinasti Kuru menyambut mereka kembali di keraton Hastinapura Agar tidak terjadi lagi permusuhan di antara sesama saudara Kerajaan Kuru dibagi dua kepada Pandawa dan Korawa Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk pusat dengan ibu kota Hastinapura sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota Indraprastha Istana Indraprastha dibangun oleh Mayasura dan dikenal sebagai istana ilusi 19 Kemegahannya membuat Duryodana dan Sangkuni terkagum kagum Karena ilusinya Duryodana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi para Pandawa kecuali Yudistira 20 Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira Duryodana mengundang Yudistira untuk main dadu Pada saat permainan dadu Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk mengatur angka dadu yang ia inginkan Seiring kekalahan Yudistira taruhan permainan terus meningkat hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan kerajaannya sendiri Kemudian Yudistira mempertaruhkan kebebasan saudara saudaranya hingga akhirnya ia mempertaruhkan kebebasan dirinya sendiri Dalam kondisi tidak memiliki apa apa lagi pihak Korawa menghasut Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi Sebagaimana permainan sebelumnya taruhan itu pun dimenangkan oleh Korawa Dalam peristiwa tersebut karena para Pandawa dan Dropadi sudah menjadi milik Duryodana mereka diminta untuk melucuti pakaian Dropadi tidak mau melakukannya sehingga pakaiannya ditarik paksa oleh Dursasana Namun ia tidak berhasil membuka pakaian Dropadi berkat pertolongan gaib dari Sri Kresna Melihat istrinya dihina Bima bersumpah akan membunuh Dursasana dan membantai para Korawa Setelah mengucapkan sumpah tersebut pertanda alam yang buruk muncul di Hastinapura Dretarastra mendapat firasat bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya sehingga ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan Duryodana merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya Atas desakan Duryodana permainan dadu diselenggarakan untuk yang kedua kali Kali ini pihak yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya Apabila penyamaran terbongkar sebelum genap setahun maka pihak yang kalah harus mengulang kembali masa pengasingan selama 12 tahun Untuk yang kedua kalinya Yudistira mengikuti permainan tersebut dan tetap kalah Sesuai perjanjian Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun Pengasingan Pandawa Sunting Kisah pengasingan Pandawa dan istri mereka selama 12 tahun diceritakan dalam kitab Wanaparwa Selama menjalani masa pengasingan di hutan ada banyak hal yang ditemui oleh para Pandawa dan Dropadi Selama masa pengasingan itu Arjuna pergi ke swargaloka dan memperoleh berbagai ilmu serta senjata sakti Akhir masa pengasingan para Pandawa ditutup dengan cerita pertemuan Yudistira dengan yaksa yang membunuh keempat Pandawa dengan cara meracuni air yang mereka minum Yaksa tersebut mengajukan banyak pertanyaan kepada Yudistira apabila ingin para Pandawa hidup kembali Yudistira menjawab pertanyaan sang yaksa dengan benar sehingga saudara saudaranya berhasil dihidupkan Setelah para Pandawa dan Dropadi menjalani masa pengasingan selama 12 tahun mereka harus menjalani masa penyamaran selama setahun dan tidak boleh terbongkar sebelum genap setahun Kisah penyamaran mereka tercatat dalam Wirataparwa Dikisahkan bahwa mereka memilih kerajaan Matsya yang dipimpin Wirata sebagai tempat penyamaran Di sana Yudistira menyamar sebagai seorang ahli agama dan permainan dadu yang bernama Kangka Bima menyamar sebagai juru masak yang bernama Balawa Arjuna menyamar sebagai kasim pelatih tari di keputren bernama Wrehanala Nakula menyamar sebagai pengurus kuda yang bernama Grantika Sadewa menyamar sebagai penggembala sapi bernama Tantipala alias Aristanemi Dropadi menyamar sebagai seorang pelayan sairandri bernama Malini Menjelang masa penyamaran tersebut berakhir pasukan Kuru yang dipimpin Duryodana menginvasi kerajaan Matsya setelah Susarma dari Trigarta memprediksi kehadiran para Pandawa di kerajaan tersebut Pada hari saat berakhirnya masa penyamaran Arjuna menampakkan diri di hadapan para prajurit Kuru Ia pun berhasil menggagalkan invasi Kuru di Matsya Perang Kurukshetra Sunting nbsp Lukisan tentara Korawa kiri berhadapan dengan tentara Pandawa Suatu ilustrasi dari naskah Mahabharata abad ke 18 dari Mewar India nbsp Lukisan abad ke 19 yang menggambarkan Perang Kurukshetra berasal dari Kashmir Artikel utama Perang Kurukshetra Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah para Pandawa kembali ke Hastinapura dan berusaha mengambil alih Indraprastha yang dikuasai sementara oleh Duryodana selama 13 tahun Namun Duryodana menganggap bahwa penyamaran Arjuna telah terbongkar saat pasukan Kuru menyerang kerajaan Matsya sehingga para Pandawa seharusnya menjalani pengasingan lagi Sedangkan menurut perhitungan Bisma penyamaran Arjuna terbongkar setelah masa penyamaran sudah genap setahun Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut para sesepuh kerajaan menganjurkan agar Duryodana berdamai dengan para Pandawa Misi damai dilakukan oleh Kresna yang mengusulkan agar Pandawa diberikan lima desa saja sebagai pengganti Indraprastha Namun Duryodana kukuh akan pendiriannya dan tidak mau menyerahkan sebidang tanah kepada Pandawa walaupun hanya seluas ujung jarum Karena perundingan damai tidak menemui mufakat akhirnya kedua pihak bersepakat untuk menempuh jalur kekerasan dengan lapangan Kurukshetra sebagai medan pertempuran Sebelum perang meletus Pandawa telah berusaha mencari sekutu Mereka mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya Kerajaan Matsya Kerajaan Pandya Kerajaan Chola Kerajaan Kerala Kerajaan Magadha Kerajaan Dwaraka dan laskar Narayana pimpinan Satyaki dari kaum Yadawa Para kesatria besar dari Panchala memihak Pandawa meliputi Drupada Drestadyumna Srikandi Yudamanyu dan Utamoja Pandawa juga memperoleh bantuan berupa pasukan raksasa yang dipimpin Gatotkaca serta pasukan naga yang dipimpin Irawan 21 Pandawa memilih Drestadyumna sebagai panglima sementara Kresna sebagai ahli strategi yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran Di pihak Korawa Duryodana memohon Bisma untuk memimpin pasukannya sementara Sangkuni ditunjuk sebagai ahli strategi yang terlibat langsung dalam pertempuran Laskar Korawa dibantu oleh guru militer Drona beserta putranya Aswatama Korawa juga mengajak saudara ipar mereka yaitu Jayadrata Raja Sindhu Selain itu kesatria yang turut membantu Korawa meliputi guru Krepa purohita Hastinapura Kertawarma dari Yadawa panglima laskar Narayana Salya Raja Madra Bahlika Raja Bahlika dan Burisrawa Uluka dari Gandhara Susarma dari Trigarta Wrehadbala dari Kosala Sudaksina dari Kamboja Bagadata dari Pragjyotisha dan masih banyak lagi 21 Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh Dalam pertempuran itu banyak kesatria yang gugur di kedua belah pihak Perang diakhiri dengan duel antara Duryodana melawan Bima yang dimenangkan oleh Bima Namun Duryodana masih sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima pasukannya untuk membalas dendam Pada malam hari setelah perang berakhir Aswatama menyusup ke perkemahan Pandawa untuk membunuh para kesatria yang masih hidup Setelah serangan malam tersebut hanya sepuluh kesatria yang bertahan hidup di kedua belah pihak Dari pihak Pandawa kesatria yang sintas yaitu Yudistira Bima Arjuna Nakula Sadewa Yuyutsu dan Satyaki Dari pihak Korawa ada tiga kesatria yang sintas Aswatama Krepa dan Kertawarma Pascaperang Sunting nbsp Ilustrasi ritual Aswamedha dari buku History of India 1906 Vol 1 Setelah perang berakhir upacara keagamaan segera dilangsungkan bagi mereka yang telah gugur di medan perang Kurukshetra Janda janda para kesatria yang gugur meratapi nasib suami dan anak anak mereka yang berpartisipasi dalam perang tersebut Gandari mengetahui bahwa Kresna dapat menghentikan perang tetapi Kresna malah tidak melakukannya Ia pun mengutuk agar keluarga Kresna binasa dalam pertikaian dengan sesama sebab ia ingin Kresna merasakan bagaimana kehilangan keluarga dalam suatu perang saudara Kresna menerima kutukan tersebut dengan lapang dada 22 Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa era baru dimulai dengan penobatan Yudistira sebagai Raja Hastinapura sedangkan Yuyutsu diberi kuasa atas kota Indraprastha Meskipun sudah menjabat sebagai raja hatinya gundah gulana sebab jabatan yang diraihnya tersebut ditebus oleh pengorbanan nyawa yang sangat banyak Untuk menghapuskan kegalauan sang raja Resi Narada dan Byasa memberikan wejangan yang sangat panjang kepadanya Wejangan tersebut merupakan bagian terpanjang dalam wiracarita ini 23 Setelah menerima wejangan dari para resi Yudistira menerima wejangan terakhir dari Bisma yang masih hidup dan berbaring sekarat di medang perang Kurukshetra berkat kesaktian yang dianugerahkan Santanu kepadanya Akhirnya Bisma menghembuskan napas terakhir setelah ia memberikan petuah kepada Yudistira 24 Atas saran dari Kresna Yudistira menyelenggarakan upacara aswamedha demi menegakkan hegemoninya di Bharatawarsha Dalam upacara tersebut seekor kuda dilepas dan dibiarkan berlari bebas sementara pasukan Kuru yang dipimpin Arjuna mengikuti kuda tersebut dari belakang Apabila kuda tersebut ditangkap saat memasuki wilayah kerajaan tertentu maka Arjuna akan menantang penguasa kerajaan tersebut Apabila kuda tersebut tidak ditangkap maka itu pertanda bahwa penguasa kerajaan telah mengakui wibawa Yudistira Wilayah sejauh jangkauan kuda tersebut berlari akan diakui sebagai wilayah hegemoni kerajaan yang dipimpin Yudistira 25 26 Pengunduran diri para sesepuh Sunting nbsp Kembalinya para kesatria yang telah gugur di Kurukshetra Ilustrasi tentang suatu cerita Mahabharata dari buku Indian Myth and Legend 1913 Lima belas tahun setelah Yudistira dinobatkan sebagai raja Dretarastra memutuskan untuk meninggalkan istana Hastinapura Sebelumnya ia dan Yudistira hidup berdampingan secara damai sejak perang berakhir Yudistira pun sering berkonsultasi kepada Dretarastra tentang masalah tata negara Dretarastra memutuskan untuk pergi karena tidak tahan lagi dengan sindiran dan kata kata yang menyelekit dari Bima yang dulu telah membunuh seluruh putranya dalam perang Kurukshetra Atas nasihat dari Resi Byasa Yudistira pun memaklumi keputusan Dretarastra dan mengizinkannya pergi Gandari Kunti Widura dan Sanjaya memutuskan untuk mengikuti Dretarastra Para sesepuh memutuskan untuk hidup di hutan sebagai petapa demi menuntaskan jenjang kehidupan mereka yang keempat sanyasin 27 Mereka menetap di hutan kediaman Resi Byasa Yang pertama meninggal dunia adalah Widura jenazahnya pertama kali ditemukan oleh Yudistira Mengetahui bahwa Dretarastra masih diliputi duka akan kematian putra putranya Resi Byasa menunjukkan sebuah mukjizat kepada anggota Dinasti Kuru yang masih hidup pada saat itu Mula mula ia menyuruh mereka berkumpul di tepi sungai Gangga kemudian dengan kesaktiannya ia memanggil roh para kesatria yang gugur di medan perang Kurukshetra dan membuat mereka menampakkan wujud Dretarastra yang buta pun diberi penglihatan pada saat itu agar dapat menyaksikan wajah putra putranya untuk yang pertama kalinya Pada kesempatan itu pula roh para putra Dretarastra dan Karna berdamai dengan para Pandawa 28 29 Bertahun tahun kemudian Resi Narada datang ke Hastinapura dan mengabarkan bahwa Dretarastra Gandari dan Kunti telah wafat karena terbakar oleh api suci yang melahap asrama kediaman mereka dan atma mereka telah mencapai kondisi moksa 30 Sanjaya berhasil menyelamatkan diri atas permohonan mereka Kemudian Yudistira menyelenggarakan upacara bagi mereka yang wafat dalam peristiwa kebakaran tersebut Kehancuran kaum Yadawa Sunting nbsp Lukisan kehancuran kaum Yadawa karya M V Dhurandhar 1922 Diceritakan bahwa 36 tahun setelah Yudistira naik takhta Kresna merasa bahwa kejayaan bangsanya akan berakhir sebab ia melihat bahwa banyak pemuda klan Wresni Boja dan Andaka semuanya kaum Yadawa yang berkelakuan buruk Pada suatu hari Narada beserta beberapa resi berkunjung ke Dwaraka kediaman para Yadawa Beberapa pemuda mempermainkan para resi dengan cara mengarak Samba yang menyamar menjadi wanita hamil lalu mereka memohon agar para resi memprediksi jenis kelamin bayi yang dikandung Para resi tahu bahwa mereka sedang dipermainkan Mereka pun mengutuk Samba bahwa ia akan melahirkan mosala gada yang akan memusnahkan kaum Yadawa Tak lama kemudian Samba pun melahirkan gada besi Atas perintah Raja Ugrasena senjata itu kemudian dihancurkan sampai menjadi serbuk lalu dibuang ke laut 31 Serbuk serbuk tersebut kembali ke pantai dan dari serbuk tersebut tumbuhlah tanaman eraka seperti rumput tetapi memiliki daun yang tajam bagai pedang 32 Atas saran Kresna para Yadawa melakukan perjalanan suci menuju Prabhastirtha dan mereka melangsungkan upacara di pinggir pantai Di pantai mereka minum arak sampai mabuk Dalam kondisi mabuk mereka bertikai sambil melempar benda apa pun yang ada di dekat mereka Rumput eraka yang tumbuh di sekitar tempat itu mereka cabut untuk digunakan sebagai senjata 33 Akhirnya para Yadawa bertarung dengan sesamanya secara membabi buta Setelah kekacauan berakhir hanya beberapa Yadawa yang selamat sebagian besar merupakan wanita Tak lama kemudian Baladewa wafat Kematiannya disusul oleh Kresna yang wafat setelah telapak kakinya dipanah seorang pemburu 34 35 Arjuna yang menerima kabar tersebut segera berangkat menuju Dwaraka untuk mengungsikan para wanita dan kesatria yang masih sintas Setelah wafatnya Kresna Dwaraka ditelan oleh samudra Para wanita yang diungsikan oleh Arjuna ditempatkan di sekitar Kurukshetra Akhir kisah Sunting Setelah kemusnahan klan Wresni dan Andaka serta atas nasihat dari Byasa Yudistira memutuskan untuk makzul 36 Ia menyerahkan takhta kepada cucu Arjuna yaitu Parikesit dengan Yuyutsu menjabat sebagai penasihat raja Sementara itu Bajra putra Aniruda dari kaum Yadawa diberi kuasa atas kota Indraprastha Kemudian Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mengembara ke berbagai tempat tempat suci di penjuru India lalu mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka Dalam perjalanan satu per satu meninggal dunia diawali dari Dropadi disusul oleh para Pandawa mulai dari yang bungsu Sadewa Hanya Yudistira yang sintas dan mampu mencapai puncak gunung Dewa Indra menjemputnya ke surga dengan kereta kencana Sebelum mencapai surga sang dewa memberikan ujian terakhir bagi Yudistira Yudistira berhasil lolos dalam ujian tersebut dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan 37 38 Kitab Mahabharata terjemahan naskah Sanskerta ditutup dengan akhir yang bahagia bagi pihak Pandawa dan Korawa 39 Dalam narasi yang dituturkan Wesampayana disebutkan bahwa Pandawa Dropadi Karna para putra Dretarastra para sesepuh Dinasti Kuru serta para kesatria yang gugur di Kurukshetra telah mencapai surga dan kediaman para dewa berkumpul bersama sama damai dan bebas dari segala angkara murka 40 Konteks sejarah SuntingInformasi lebih lanjut Bharatakhanda Tidak jelas mengenai kapan terjadinya Perang Kurukshetra Banyak sejarawan memperkirakan perang ini terjadi pada Zaman Besi di India pada abad ke 10 SM 41 Latar wiracarita tersebut memiliki perkiraan historis pada Zaman Besi Weda di India yakni saat Kerajaan Kuru menjadi pusat kekuasaan politik selama kurang lebih 1200 hingga 800 SM 42 Konflik internal dinasti Kuru pada masa itu kemudian menjadi sumber inspirasi Jaya yang menjadi peletak dasar naskah Mahabharata dengan klimaksnya berupa perang yang akhirnya dipandang sebagai peristiwa penting Naskah Purana menyebutkan genealogi tokoh tokoh Mahabharata Bukti keberadaannya pada Purana memiliki dua versi Versi pertama ada pernyataan bahwa pengangkatan Mahapadma Nanda 400 329 SM terjadi 1 015 atau 1 050 tahun setelah kelahiran Parikesit cucu Arjuna sehingga Baratayuda diperkirakan terjadi pada 1400 SM 43 Namun tersirat bahwa periode raja raja memerintah berdasarkan genealogi tersebut sangat singkat 44 Versi kedua adalah analisis genealogis paralel dalam Purana antara masa pemerintahan Adisimakresna cicit Parikesit dan Mahapadma Nanda Pargiter memperkirakan 26 generasi dengan merata rata daftar sepuluh dinasti yang berbeda dan berasumsi 18 tahun masa pemerintahan raja raja itu Hasilnya Adisimakresna diperkirakan memerintah pada 850 SM dan Baratayuda kira kira terjadi pada 950 SM 45 nbsp Peta situs Painted Grey Ware PGW B B Lal menggunakan pendekatan yang sama dengan asumsi lebih konservatif terkait masa pemerintahan rata rata dengan perkiraan hingga 836 SM dan mengaitkannya dengan bukti arkeologis situs Painted Grey Ware yang menjadi keterkaitan kuat antara artefak PGW dan tempat yang disebut dalam wiracarita 46 John Keay mengonfirmasinya dan memberikan tanggal 950 SM untuk Baratayuda 47 Upaya penentuan tanggal menggunakan metode arkeoastronomi menghasilkan perkiraan antara akhir milenium ke 4 hingga ke 2 SM bergantung bagian mana yang dipilih dan bagaimana interpretasinya 48 Akhir milenium ke 4 SM ditentukan berdasarkan perhitungan zaman Kaliyuga berdasarkan konjungsi planet oleh Aryabhata abad ke 6 Tanggal perang Mahabharata menurut Aryabhata 18 Februari 3102 SM dikenal luas dalam tradisi India Sejumlah sumber menandakan ini sebagai menghilangnya Kresna dari Bumi 49 Prasasti Aihole dari zaman Pulikeshi II tertanggal 556 Saka 634 M mengeklaim bahwa Perang Baratayuda dimulai pada 3 735 tahun lalu sehingga perang tersebut diperkirakan terjadi pada 3137 SM 50 51 Sejumlah mazhab astronom dan sejarawan tradisional diwakili oleh Vriddha Garga Varahamihira pengarang Brhatsamhita dan Kalhana pengarang Rajatarangini menyatakan bahwa Baratayuda terjadi 653 tahun setelah zaman Kaliyuga atau sekitar 2449 SM 52 Pengaruh dalam budaya Sunting nbsp Ilustrasi pada sebuah naskah bersungging mengenai perang Bharatayuddha di Kurusetra Selain berisi cerita kepahlawanan wiracarita Mahabharata juga mengandung nilai nilai Hindu mitologi dan berbagai petunjuk lainnya Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci teristimewa oleh pemeluk agama Hindu Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia termasuk di Asia Tenggara Di Indonesia salinan berbagai bagian dari Mahabharata seperti Adiparwa Wirataparwa Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain diketahui telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi Jawa Kuno semenjak akhir abad ke 10 Masehi Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh 991 1016 M dari Kadiri Karena sifatnya itu bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa Yang terlebih populer dalam masa masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno Salah satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha Arjunawiwaha perkawinan Arjuna gubahan mpu Kanwa Karya yang diduga ditulis antara 1028 1035 M ini Zoetmulder 1984 dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan menantu raja Dharmawangsa Karya sastra lain yang juga terkenal adalah Kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh Panaluh Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya 1135 1157 M ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha Kediri tersebut Di luar itu mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangsa pada masa Jayabaya dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacasraya pada masa raja Kertajaya 1194 1222 M dari Kediri Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut di antaranya adalah Kŗsnayana karya mpu Triguna dan Bhomantaka pengarang tak dikenal keduanya dari zaman kerajaan Kediri dan Parthayajna mpu Tanakung di akhir zaman Majapahit Salinan naskah naskah kuno yang tertulis dalam lembar lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di Bali Di samping itu mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan terutama di Jawa dan Bali mulai dari seni patung dan seni ukir relief pada candi candi seni tari seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang Di dalam masa yang lebih belakangan kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke 18 Dalam dunia sastra populer Indonesia cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam Salah satu yang terkenal adalah karya dari R A Kosasih Pada era budaya populer khususnya di bidang pertelevisian kisah Mahabharata ditayangkan oleh STAR Plus dan antv dengan judul Mahabharat Catatan kaki Sunting Datta Amaresh 1 January 2006 The Encyclopaedia of Indian Literature Volume Two Devraj to Jyoti ISBN 978 81 260 1194 0 Austin Christopher R 2019 Pradyumna Lover Magician and Son of the Avatara dalam bahasa Inggris Oxford University Press hlm 21 ISBN 978 0 19 005411 3 a b Brockington 1998 p 26 Pattanaik Devdutt How did the Ramayana and Mahabharata come to be and what has dharma got to do with it Scroll in Van Buitenen The Mahabharata 1 The Book of the Beginning Introduction Authorship and Date James G Lochtefeld 2002 The Illustrated Encyclopedia of Hinduism A M The Rosen Publishing Group hlm 399 ISBN 978 0 8239 3179 8 T R S Sharma June Gaur Sahitya Akademi New Delhi Inde 2000 Ancient Indian Literature An Anthology Sahitya Akademi hlm 137 ISBN 978 81 260 0794 3 Spodek Howard Richard Mason The World s History Pearson Education 2006 New Jersey 224 0 13 177318 6 Amartya Sen The Argumentative Indian Writings on Indian Culture History and Identity London Penguin Books 2005 W J Johnson 1998 The Sauptikaparvan of the Mahabharata The Massacre at Night Oxford University Press hlm ix ISBN 978 0 19 282361 8 Bhandarkar Institute Pune Diarsipkan 2018 10 19 di Wayback Machine Virtual Pune Davis Richard H 2014 The Bhagavad Gita A Biography Princeton University Press hlm 38 ISBN 978 1 4008 5197 3 Krishnan Bal 1978 Kurukshetra Political and Cultural History B R Publishing Corporation hlm 50 ISBN 9788170180333 History of Bharatavarsha Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005 07 16 Diakses tanggal 2005 07 16 Book 1 Adi Parva Jatugriha Parva Sacred texts com Diakses tanggal 1 September 2010 VISHNU S SUKTHANKAR 11 March 2018 THE MAHABHARATHA BHANDARKAR ORIENTAL RESEARCH INSTITUTE POONA via Internet Archive The Bhandarkar Oriental Research Institute Mahabharata Project bori ac in Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 20 Diakses tanggal 2021 07 04 Johnson W J 2009 Arjuna A Dictionary of Hinduism Oxford University Press doi 10 1093 acref 9780198610250 001 0001 ISBN 978 0 19861 025 0 Book 2 Sabha Parva Sabhakriya Parva Sacred texts com Diakses tanggal 1 September 2010 Sabha parva Sacred texts com Diakses tanggal 13 July 2015 a b Ganguli K M 1883 1896 Bishma Parva in The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa 12 Volumes Calcutta Doniger Wendy 1980 10 13 The Origins of Evil in Hindu Mythology University of California hlm 263 ISBN 9780520040984 Diakses tanggal 17 October 2013 S N Mishra 2003 Public governance and decentralisation Vol 1 Mittal Publications hlm 935 ISBN 81 7099 918 9 Dutt M N 1903 The Mahabharata Volume 13 Anushasana Parva Calcutta Elysium Press Ganguli K M 1883 1896 Aswamedha Parva in The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa 12 Volumes Calcutta Dutt M N 1905 The Mahabharata Volume 14 Ashwamedha Parva Calcutta Elysium Press John Murdoch 1898 The Mahabharata An English Abridgment Christian Literature Society for India London pages 125 128 Ganguli K M 1883 1896 Asramavasika Parva in The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa 12 Volumes Calcutta Dutt M N 1905 The Mahabharata Volume 15 Ashramavasika Parva Calcutta Elysium Press Pattanaik Devdutt Tears of Gandhari Devdutt Ushasri 2001 Bharatam Dviteeya Bhagam Telugu Edition Tirumala Tirupati Devasthanam s Religious Publication Series No 111 Page 493 C Rajagopalachari 2008 Mahabharata 52nd Edition Bhavan s Book University ISBN 81 7276 368 9 Page 436 Monier Monier Williams A Sanskrit English Dictionary hlm 186 di Google Books see Column 1 entry for Eraka Bhagvata Purana Mahabharata John Murdoch 1898 The Mahabharata An English Abridgment Christian Literature Society for India London pages 132 137 Ganguli K M 1883 1896 Svargarohanika Parva in The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa 12 Volumes Calcutta Dutt M N 1905 The Mahabharata Volume 18 Swargarohanika Parva Calcutta Elysium Press Ganguli K M Svargarohanika Parva Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa Calcutta Sacred Text com Rajagopalachari Chakravarti 2005 Yudhishthira s final trial nbsp Mahabharata edisi ke 45th Mumbai Bharatiya Vidya Bhavan ISBN 978 81 7276 368 8 In discussing the dating question historian A L Basham says According to the most popular later tradition the Mahabharata War took place in 3102 BCE which in the light of all evidence is quite impossible More reasonable is another tradition placing it in the 15th century BCE but this is also several centuries too early in the light of our archaeological knowledge Probably the war took place around the beginning of the 9th century BCE such a date seems to fit well with the scanty archaeological remains of the period and there is some evidence in the Brahmana literature itself to show that it cannot have been much earlier Basham p 40 citing HC Raychaudhuri Political History of Ancient India pp 27ff M Witzel Early Sanskritization Origin and Development of the Kuru state EJVS vol 1 no 4 1995 also in B Kolver ed Recht Staat und Verwaltung im klassischen Indien The state the Law and Administration in Classical India Munchen R Oldenbourg 1997 p 27 52 A D Pusalker History and Culture of the Indian People Vol I Chapter XIV p 273 FE Pargiter Ancient Indian Historical Tradition p 180 He shows estimates of the average as 47 50 31 and 35 for various versions of the lists Pargiter op cit p 180 182 B B Lal Mahabharata and Archaeology in Gupta and Ramachandran 1976 p 57 58 Keay John 2000 India A History New York City Grove Press hlm 42 ISBN 978 0 8021 3797 5 Gupta and Ramachandran 1976 p 246 who summarize as follows Astronomical calculations favor 15th century BCE as the date of the war while the Puranic data place it in the 10th 9th century BCE Archaeological evidence points towards the latter p 254 Lord Krishna lived for 125 years India News Times of India The Times of India 5151 years of Gita 19 January 2014 Gupta and Ramachandran 1976 p 55 AD Pusalker HCIP Vol I p 272 AD Pusalker op cit p 272Daftar pustaka SuntingS Pendit Nyoman 2003 Mahabharata PT Gramedia Pustaka Utama ISBN 979 22 0352 4 Haryanto S 1988 Pratiwimba Adiluhung sejarah dan perkembangan wayang Jakarta Penerbit Djambatan Zoetmulder P J 1983 Kalangwan sastra Jawa Kuno selayang pandang Penerbit DjambatanPranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Mahabharata nbsp Wikisource Sanskerta memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini Mahabharata Kitab Mahabharata menurut versi India situs tentang Mahabharata Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Mahabharata amp oldid 24458238