www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Bisma disambiguasi Bisma Dewanagari भ ष म IAST Bhiṣma भ ष म adalah salah satu tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata putra dari Prabu Santanu dan Dewi Gangga Ia juga merupakan kakek dari Pandawa maupun Korawa Semasa muda ia bernama Dewabrata Dewanagari द वव रत IAST Devavrata द वव रत tetapi berganti nama menjadi Bisma semenjak bersumpah bahwa ia tidak akan menikah seumur hidup Bisma ahli dalam segala modus peperangan dan sangat disegani oleh Pandawa dan Korawa Menurut Mahabharata ia gugur dalam sebuah pertempuran besar di Kurukshetra oleh panah dahsyat yang dilepaskan oleh Srikandi dengan bantuan Arjuna Dalam kitab Bhismaparwa dikisahkan bahwa ia tidak meninggal seketika Ia sempat hidup selama beberapa hari dan menyaksikan kehancuran para Korawa Bisma menghembuskan napas terakhirnya saat garis balik matahari berada di utara Uttarayana Bismaभ ष मDewi Gangga menyerahkan Dewabrata Bisma kepada Prabu Santanu Tokoh MahabharataNamaBismaEjaan Dewanagariभ ष मEjaan IASTBhiṣmaNama lainDewabrata Ganggaputra Pitamaha Swetawira Kitab referensiMahabharataAsalHastinapura Kerajaan KuruKediamanHastinapuraKastakesatriaDinastiKuruSenjatapanahAyahSantanuIbuDewi Gangga Daftar isi 1 Arti nama 2 Kelahiran 3 Pendidikan 4 Sumpah Bisma 5 Peran dalam Dinasti Kuru 6 Perang di Kurukshetra 7 Kematian 8 Pewayangan Jawa 8 1 Riwayat 9 Silsilah 10 Lihat pula 11 Referensi 12 Pranala luarArti nama SuntingNama bhiṣma dalam bahasa Sanskerta berarti mengerikan atau mengundang ketakutan karena ia amat disegani musuh musuhnya dan keberaniannya ditakuti oleh para kesatria pada masanya Dewabrata berarti disukai para dewa Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma semenjak ia melakukan bhishan pratigya yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya Maka dari itu bhiṣma dapat pula berarti yang sumpahnya dahsyat hebat karena ia bersumpah untuk hidup membujang selamanya dan tidak mewarisi takhta kerajaannya untuk mencegah terjadinya perselisihan antara keturunannya dengan keturunan Satyawati ibu tirinya Kelahiran Sunting nbsp Dewi Gangga membawa anak yang baru dilahirkannya ke tepi sungai Gangga Lukisan karya Raja Ravi Varma 1890 Menurut kitab Adiparwa Bisma merupakan reinkarnasi dari salah satu Delapan Wasu yang bernama Prabasa Karena Prabasa dan para Wasu lainnya berusaha mencuri sapi milik Resi Wasista maka mereka dikutuk agar terlahir sebagai anak manusia Dalam perjalanan menuju Bumi mereka bertemu dengan Dewi Gangga yang juga dikutuk untuk turun ke dunia sebagai istri putra Raja Pratipa yaitu Santanu Kemudian Para Wasu membuat kesepakatan dengan sang dewi bahwa mereka akan menjelma sebagai delapan putra Prabu Santanu dan dilahirkan oleh Dewi Gangga Dalam Adiparwa diceritakan bahwa Prabu Santanu menikah dengan Dewi Gangga setelah menyetujui syarat bahwa sang prabu tidak akan melarang istrinya apabila melakukan sesuatu yang mengejutkannya Tak lama setelah menikah sang dewi melahirkan tetapi ia segera menenggelamkan anaknya ke sungai Gangga Sesuai perjanjian Santanu tidak melarang perbuatan tersebut Setelah tujuh kali melakukan perbuatan yang sama anak kedelapan berhasil selamat karena tindakan Dewi Gangga dicegah oleh Santanu yang kesabarannya telah habis Setelah didesak Dewi Gangga pun menjelaskan bahwa anak anak yang dilahirkannya adalah reinkarnasi Delapan Wasu yang dikutuk karena berusaha mencuri sapi milik Resi Wasista Untuk meringankan penderitaan yang harus mereka tanggung di dunia manusia sang dewi hanya membiarkan mereka hidup sementara Namun anak yang kedelapan yang kemudian diberi nama Dewabrata merupakan Wasu yang paling bertanggung jawab atas usaha pencurian sapi tersebut Maka dari itu sang dewi pun membiarkannya hidup lebih lama dibandingkan Wasu lainnya Pada akhirnya Dewi Gangga pun meninggalkan Santanu dengan membawa anak kedelapan tersebut karena Santanu telah melanggar janjinya Pendidikan SuntingDalam kitab Santiparwa dikisahkan bahwa Dewi Gangga membawa Dewabrata yang masih kecil ke beberapa tempat untuk berguru dengan para dewa dan resi terkemuka Beberapa guru dan ilmu yang diterima Dewabrata antara lain Wrehaspati putra Anggirasa dan penasihat para dewa mengajarkan ilmu kepemimpinan dan politik dandaniti serta sejumlah sastra Sukra putra Bregu dan penasihat para asura mengajarkan susastra Hindu dan ilmu lainnya Wasistha dan Cyawana mengajarkan Caturweda Wedangga dan kitab suci lainnya Sanatkumara putra sulung Brahma mengajarkan ilmu kebatinan yang juga disebut Anvikshiki Markandeya putra Merkandu keturunan Bregu mengajarkan kewajiban para brahmana Parasurama putra Jamadagni keturunan Bregu mengajarkan ilmu perang dan militer Indra pemimpin para dewa disebutkan bahwa Bisma juga mendapatkan pusaka sakti darinya Sumpah Bisma Sunting nbsp Bisma kanan bersumpah tak akan menikah seumur hidupnya Lukisan karya Raja Ravi Varma Dalam Adiparwa diceritakan bahwa 36 tahun setelah kepergian Dewi Gangga Santanu menemukan putranya secara tidak sengaja di hilir sungai Gangga Kemudian Dewi Gangga muncul untuk menyerahkan hak asuh anak tersebut kepada sang prabu dan memberi tahu namanya adalah Dewabrata Singkat cerita Dewabrata dicalonkan sebagai pewaris takhta Hastinapura Beberapa tahun kemudian Santanu jatuh cinta kepada putri nelayan bernama Satyawati Ayah Satyawati bersedia menyerahkan putrinya dengan syarat bahwa keturunan Satywati diberikan hak atas takhta Hastinapura Santanu tidak bisa menyanggupi syarat tersebut karena telanjur mencalonkan Bisma sebagai penerus takhta Dengan berat hati Santanu kembali ke kerajaannya Tak lama kemudian ia jatuh sakit karena kegagalannya untuk menikahi Satyawati Dewabrata mengorek informasi dari kusir pribadi sang prabu dan menemukan sumber penyakit ayahnya Ia segera berangkat menuju kediaman Satyawati Di hadapan ayah Satyawati Dewabrata bersumpah untuk tidak mewarisi takhta Hatsinapura dan menyerahkan hak tersebut kepada keturunan Satyawati Meskipun demikian ayah Satyawati masih meragukan pengorbanannya sebab pertikaian untuk memperebutkan takhta mungkin saja terjadi antara keturunan Bisma dengan keturunan Satyawati Demi meyakinkan bahwa hal itu tidak akan terjadi maka Dewabrata juga bersumpah untuk tidak menikah seumur hidup agar tidak memiliki keturunan demi menghindari perebutkan takhta kerajaan Akhirnya Satywati pun diserahkan untuk menjadi istri Santanu Karena pengorbanannya Dewabrata diberi nama Bisma oleh ayahnya dan dianugerahi agar mampu bersahabat dengan Sang Dewa Waktu sehingga ia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri Bisma memiliki dua adik dari ibu tirinya yang bernama Citranggada dan Wicitrawirya Bisma mendidik dan melindungi mereka sebagai penerus Dinasti Kuru di Hastinapura Sayangnya Citranggada gugur dalam suatu pertempuran sehingga Wicitrawirya dinobatkan sebagai pewaris takhta Demi kebahagiaan adiknya ia pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang putri bernama Amba Ambika dan Ambalika untuk dinikahkan kepada Wicitrawirya Namun Amba mencintai Bisma sementara Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan menikah seumur hidup Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba Sebelum menghembuskan napas terakhirnya Amba berdoa agar dapat bereinkarnasi menjadi orang yang akan membunuh Bisma Peran dalam Dinasti Kuru SuntingDi lingkungan keraton Hastinapura Bisma sangat dihormati oleh anak cucunya Tidak hanya karena ia tua tetapi juga karena kemahirannya dalam bidang militer dan peperangan Dalam setiap pertempuran pastilah ia selalu menang karena sudah sangat berpengalaman Yudistira juga pernah mengatakan bahwa tidak ada yang sanggup menaklukkan Bisma dalam pertempuran bahkan apabila laskar Dewa dan laskar Asura menggabungkan kekuatan dan dipimpin oleh Indra Sang Dewa Perang 1 Bisma sangat dicintai oleh Pandawa maupun Korawa Mereka menghormatinya sebagai seorang kakek sekaligus kepala keluarga yang bijaksana Kadang kala Pandawa menganggap Bisma sebagai ayah mereka Pandu yang sebenarnya telah wafat Perang di Kurukshetra SuntingArtikel utama Bhismaparwa Saat perang antara Pandawa dan Korawa meletus Bisma berada di pihak Korawa Sesaat sebelum pertempuran ia berkata kepada Yudistira bahwa dirinya telah diperbudak oleh kekayaan dan dengan kekayaannya Korawa mengikat Bisma Meskipun demikian karena Yudistira telah melakukan penghormatan sebelum pertempuran maka Bisma merestui Yudistira dan berdoa agar kemenangan berada di pihak Pandawa meskipun Bisma sangat sulit untuk ditaklukkan Bisma juga pernah berkata kepada Duryodana bahwa meski dirinya Bisma memihak Korawa kemenangan sudah pasti berada di pihak Pandawa karena Kresna berada di sana dan dimanapun ada Kresna maka di sanalah terdapat kebenaran serta keberuntungan dan dimanapun ada Arjuna di sanalah terdapat kejayaan 1 Dalam pertempuran akbar di dataran keramat Kurukshetra Bisma bertarung dengan dahsyat Prajurit dan ksatria yang melawannya pasti binasa atau mengalami luka berat Dalam kitab Bismaparwa dikatakan bahwa di dunia ini para ksatria sulit menandingi kekuatannya dan tidak ada yang mampu melawannya selain Arjuna dan Kresna Meskipun Arjuna mendapatkan kesempatan untuk melawan Bisma tetapi ia sering bertarung dengan setengah hati mengingat bahwa Bisma adalah kakek kandungnya sendiri Hal yang sama juga dirasakan oleh Bisma yang masih sayang dengan Arjuna cucu yang sangat dicintainya Kresna yang menjadi kusir kereta Arjuna dalam peperangan menjadi marah dengan sikap Arjuna yang masih segan untuk menghabisi nyawa Bisma dan ia nekat untuk menghabisi nyawa Bisma dengan tangannya sendiri Dengan mata yang menyorot tajam memancarkan kemarahan ia memutar mutar Chakra di atas tangannya dan memusatkan perhatian untuk membidik leher Bisma Bisma tidak menghindar dan justru bahagia jika gugur di tangan Kresna Melihat hal itu Arjuna menyusul Kresna dan berusaha menghentikannya Kresna mengurungkan niatnya dan naik kembali ke atas kereta Kematian SuntingSebelum hari kematiannya Pandawa dan Kresna mendatangi kemah Bisma di malam hari untuk mencari tahu kelemahannya Bisma mengetahui bahwa Pandawa dan Kresna telah masuk ke dalam kemahnya dan ia menyambut mereka dengan ramah Ketika Yudistira menanyakan apa yang bisa diperbuat untuk menaklukkan Bisma yang sangat mereka hormati Bisma menjawab ketahuilah pantanganku ini bahwa aku tidak akan menyerang seseorang yang telah membuang senjata juga yang terjatuh dari keretanya Aku juga tidak akan menyerang mereka yang senjatanya terlepas dari tangan tidak akan menyerang orang yang bendera lambang kebesarannya hancur orang yang melarikan diri orang dalam keadaan ketakutan orang yang takluk dan mengatakan bahwa ia menyerah dan aku pun tidak akan menyerang seorang wanita juga seseorang yang namanya seperti wanita orang yang lemah dan tak mampu menjaga diri orang yang hanya memiliki seorang anak lelaki ataupun orang yang sedang mabuk Dengan itu semua aku enggan bertarung 1 Bisma juga mengatakan apabila pihak Pandawa ingin mengalahkannya mereka harus menempatkan seseorang yang membuat Bisma enggan untuk bertarung di depan kereta Arjuna karena ia yakin hanya Arjuna dan Kresna yang mampu mengalahkannya dalam peperangan Dengan bersembunyi di belakang orang yang membuat Bisma enggan berperang Arjuna harus mampu melumpuhkan Bisma dengan panah panahnya Berpedoman kepada pernyataan tersebut Kresna menyadarkan Arjuna akan kewajibannya Meski Arjuna masih segan tetapi ia menuntaskan tugas tersebut Pada hari kesepuluh Srikandi menyerang Bisma tetapi Bisma tidak melawan Di belakang Srikandi Arjuna menembakkan panah panahnya yang dahsyat dan melumpuhkan Bisma Panah panah tersebut menancap dan menembus baju zirahnya kemudian Bisma terjatuh dari keretanya tetapi badannya tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh puluhan panah yang menancap di tubuhnya Namun Bisma tidak gugur seketika karena ia boleh menentukan waktu kematiannya sendiri Bisma menghembuskan napasnya setelah ia menyaksikan kehancuran pasukan Korawa dan setelah ia memberikan wejangan suci kepada Yudistira setelah perang Bharatayuddha selesai Pewayangan Jawa SuntingAntara Bisma dalam kitab Mahabharata dan pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan tetapi tidak terlalu besar karena inti ceritanya sama Perbedaan perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh proses Jawanisasi yaitu membuat kisah wiracarita dari India bagaikan terjadi di pulau Jawa Riwayat Sunting Bisma adalah anak Prabu Santanu Raja Astina dengan Dewi Gangga alias Dewi Jahnawi dalam versi Jawa Waktu kecil bernama Raden Dewabrata yang berarti keturunan Bharata yang luhur Ia juga mempunyai nama lain Ganggadata Dia adalah salah satu tokoh wayang yang tidak menikah yang disebut dengan istilah Brahmacarin Berkediaman di pertapaan Talkanda Bisma dalam tokoh perwayangan digambarkan seorang yang sakti di mana sebenarnya ia berhak atas tahta Astina akan tetapi karena keinginan yang luhur dari dirinya demi menghindari perpecahan dalam negara Astina ia rela tidak menjadi raja Resi Bisma sangat sakti mandraguna dan banyak yang bertekuk lutut kepadanya Ia mengikuti sayembara untuk mendapatkan putri bagi Raja Hastina dan memboyong 3 Dewi Salah satu putri yang dimenangkannya adalah Dewi Amba dan Dewi Amba ternyata mencintai Bisma Bisma tidak bisa menerima cinta Dewi Amba karena dia hanya wakil untuk mendapatkan Dewi Amba Namun Dewi Amba tetap berkeras hanya mau menikah dengan Bisma Bisma pun menakut nakuti Dewi Amba dengan senjata saktinya yang justru tidak sengaja membunuh Dewi Amba Dewi Amba yang sedang sekarat dipeluk oleh Bisma sambil menyatakan bahwa sesungguhnya dirinya juga mencintai Dewi Amba Setelah roh Dewi Amba keluar dari jasadnya kemudian mengatakan bahwa dia akan menjemput Bisma suatu saat agar bisa bersama di alam lain dan Bisma pun menyangupinya Diceritakan roh Dewi Amba menitis kepada Srikandi yang akan membunuh Bisma dalam perang Bharatayuddha Dikisahkan saat ia lahir ibunya moksa ke alam baka meninggalkan Dewabrata yang masih bayi Ayahnya prabu Santanu kemudian mencari wanita yang bersedia menyusui Dewabrata hingga ke negara Wirata bertemu dengan Dewi Durgandini atau Dewi Satyawati istri Parasara yang telah berputra Resi Wyasa Setelah Durgandini bercerai ia dijadikan permaisuri Prabu Santanu dan melahirkan Citranggada dan Wicitrawirya yang menjadi saudara Bisma seayah lain ibu Setelah menikahkan Citranggada dan Wicitrawirya Prabu Santanu turun tahta menjadi pertapa dan digantikan anaknya Sayang kedua anaknya kemudian meninggal secara berurutan sehingga tahta kerajaan Astina dan janda Citranggada dan Wicitrawirya diserahkan pada Byasa putra Durgandini dari suami pertama Byasa lah yang kemudian menurunkan Pandu dan Dretarastra orang tua Pandawa dan Korawa Demi janjinya membela Astina Bisma berpihak pada Korawa dan mati terbunuh oleh Srikandi di perang Bharatayuddha Bisma memiliki kesaktian tertentu yaitu ia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri Maka ketika sudah sekarat terkena panah ia minta sebuah tempat untuk berbaring Korawa memberinya tempat pembaringan mewah namun ditolaknya akhirnya Pandawa memberikan ujung panah sebagai alas tidurnya kasur panah sarpatala Namun ia belum ingin meninggal ingin melihat akhir daripada perang Bharatayuddha Silsilah Sunting Pratipa Sunanda Dewapi Bahlika Gangga Santanu Satyawati Parasara Somadata Bisma Citranggada Wicitrawirya 2 istri Byasa pelayan 2 putra Burisrawa Gandari Dretarastra pelayan Kunti Pandu Madri 100 Korawa Dursilawati Yuyutsu 5 Pandawa WiduraLihat pula SuntingBismaparwaReferensi Sunting a b c The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Wyasa Buku VI Bismaparwa Pranala luar Sunting Inggris Tokoh dan cerita dalam Mahabharata Inggris Kisah yang menunjukkan keagungan Bisma Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bisma amp oldid 23741241