www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis Perhatian Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya zoonosis 12 Leptospirosis dikenal juga dengan nama penyakit Weil demam ikterohemoragi penyakit Swineherd demam pesawah ricefield fever demam pemotong tebu cane cutter fever demam lumpur jaundis berdarah penyakit Stuttgart demam kanikola 13 penyakit kuning nonvirus penyakit air merah pada anak sapi dan tifus anjing 12 LeptospirosisLeptospira perbesaran 200 kali lipat dengan mikroskop bidang gelap Informasi umumNama lainDemam tikus 1 field fever 2 rat catcher s yellows 3 pretibial fever 4 SpesialisasiPenyakit infeksiPenyebabBakteri Leptospira yang umumnya disebarkan oleh rodensia 5 Faktor risikoTerpapar hewan terinfeksi atau air terkontaminasi 5 Aspek klinisGejala dan tandaTidak ada sakit kepala nyeri otot demam 6 KomplikasiPerdarahan paru meningitis gagal ginjal 6 7 Awal munculSatu hingga dua pekan 8 DiagnosisPemeriksaan antibodi terhadap bakteri dan deteksi DNA bakteri 6 Kondisi serupaMalaria demam tifoid rickettsiosis demam berdarah dengue 9 Tata laksanaPencegahanAlat pelindung diri menjaga higiene doksisiklin 8 PerawatanDoksisiklin penisilin ceftriaxone 5 PrognosisRisiko kematian 7 5 10 Distribusi dan frekuensiPrevalensiSatu juta orang per tahun 8 11 Kematian58 900 per tahun 11 Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis radang ginjal interstisial anemia hemolitik radang hati dan keguguran 14 Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis 15 Dalam keadaan ini penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit 15 Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya 15 Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari 15 Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi 15 Daftar isi 1 Gejala dan tanda klinis 1 1 Pada manusia 1 1 1 Fase septisemik 1 1 2 Fase imun 1 1 3 Sindrom Weil 1 2 Pada hewan 2 Penyebab 3 Epidemiologi 4 Penularan 5 Patogenesis 6 Diagnosis 7 Pengobatan dan pengendalian 7 1 Pada manusia 7 2 Pada hewan 8 Sejarah 9 Referensi 10 Pranala luarGejala dan tanda klinis suntingPada manusia sunting nbsp Jaundis kulit dan mukosa menjadi kuningMasa inkubasi penyakit ini pada manusia yaitu 2 26 hari 16 Infeksi Leptospira mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang tanpa gejala sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis 16 Infeksi L interrogans dapat berupa infeksi subklinis yang ditandai dengan pilek ringan sampai berat 17 Hampir 15 40 persen penderita terpapar infeksi tidak bergejala tetapi serologis positif 16 Sekitar 90 persen penderita jaundis ringan sedangkan 5 10 persen jaundis berat yang sering dikenal sebagai penyakit Weil 16 Perjalanan leptospirosis terdiri atas dua fase yaitu fase septisemik dan fase imun 15 16 Pada periode peralihan fase selama 1 3 hari kondisi penderita membaik 16 Selain itu ada sindrom Weil yang merupakan bentuk infeksi leptospirosis yang berat 16 Fase septisemik sunting Fase septisemik dikenal sebagai fase awal atau fase leptospiremik karena bakteri dapat diisolasi dari darah cairan serebrospinal dan sebagian besar jaringan tubuh 16 Pada stadium ini penderita akan mengalami gejala mirip flu selama 4 7 hari yang ditandai dengan demam kedinginan dan kelemahan otot 15 Gejala lain adalah sakit tenggorokan batuk nyeri dada muntah darah nyeri kepala takut cahaya gangguan mental radang selaput otak serta pembesaran limpa dan hati 16 Fase imun sunting Fase imun sering disebut fase kedua atau leptospirurik karena sirkulasi antibodi dapat dideteksi dengan isolasi kuman dari urine dan mungkin tidak dapat didapatkan lagi dari darah atau cairan serebrospinalis 16 Fase ini terjadi pada 0 30 hari akibat respons pertahanan tubuh terhadap infeksi 16 Gejala tergantung organ tubuh yang terganggu seperti selaput otak hati mata atau ginjal 16 Jika yang diserang adalah selaput otak maka akan terjadi depresi kecemasan dan sakit kepala 15 Pada pemeriksaan fungsi hati didapatkan jaundis pembesaran hati hepatomegali dan tanda koagulopati 16 Gangguan paru paru berupa batuk batuk darah dan sulit bernapas 15 Abnormalitas hematologi berupa peradarahan dan pembesaran limpa splenomegali Kelainan jantung ditandai gagal jantung atau perikarditis 16 Meningitis aseptik merupakan manifestasi klinis paling penting pada fase imun 16 Leptospira dapat diisolasi dari darah selama 24 48 jam setelah timbul jaundis 15 Pada 30 persen pasien terjadi diare atau kesulitan buang air besar konstipasi muntah lemah dan kadang kadang penurunan nafsu makan 15 Kadang kadang terjadi perdarahan di bawah kelopak mata dan gangguan ginjal pada 50 persen pasien dan gangguan paru paru pada 20 70 persen pasien 15 Gejala juga ditentukan oleh serovar yang menginfeksi 16 Sebanyak 83 persen penderita infeksi L icterohaemorrhagiae mengalami jaundis dan 30 persen pada L pomona 16 Infeksi L grippotyphosa umumnya menyebabkan gangguan sistem pencernaan Sedangkam L pomona atau L canicola sering menyebabkan radang selaput otak meningitis 16 Sindrom Weil sunting Sindrom Weil adalah bentuk leptospirosis berat ditandai jaundis disfungsi ginjal nekrosis hati disfungsi paru paru dan diathesis perdarahan 15 Kondisi ini terjadi pada akhir fase awal dan meningkat pada fase kedua tetapi bisa memburuk setiap waktu 16 Kriteria penyakit Weil tidak dapat didefinisikan dengan baik Manifestasi paru meliputi batuk kesulitan bernapas nyeri dada batuk darah dan gagal napas 15 Disfungsi ginjal dikaitkan dengan timbulnya jaundis 4 9 hari setelah gejala awal 16 Penderita dengan jaundis berat lebih mudah terkena gagal ginjal perdarahan dan kolap kardiovaskular Kasus berat dengan gangguan hati dan ginjal mengakibatkan kematian sebesar 20 40 persen yang akan meningkat pada lanjut usia 16 nbsp Jaundis pada kucing telinga dan mukosa mata menjadi kuningPada hewan sunting Pada hewan leptospirosis kadang kala tidak menunjukkan tanda klinis bersifat subklinis dalam arti hewan akan tetap terlihat sehat walaupun sebenarnya dia sudah terserang leptospirosis 15 Kucing yang terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala walaupun ia mampu menyebarkan bakteri ini ke lingkungan untuk jangka waktu yang tidak pasti 14 Tanda klinis yang dapat tampak yaitu ikterus atau jaundis yakni warna kekuningan karena pecahnya butir darah merah eritrosit sehingga ada hemoglobin dalam urin 12 Gejala ini terjadi pada 50 persen kasus terutama jika penyababnya L pomona 12 Gejala lain yaitu demam tidak nafsu makan depresi nyeri pada bagian bagian tubuh 12 gagal ginjal gangguan kesuburan dan kadang kematian 15 Apabila penyakit ini menyerang ginjal atau hati secara akut maka gejala yang timbul yaitu konjungtivitis rhinitis tonsillitis batuk dan sesak napas 14 Pada babi muncul gejala kelainan saraf seperti berjalan kaku dan berputar putar 12 Pada anjing yang sembuh dari infeksi akut kadang kala tetap mengalami radang ginjal interstitial kronis atau hepatitis kronis 14 Dalam keadaan demikian tanda yang muncul yaitu asites banyak minum banyak urinasi turun berat badan dan gangguan saraf 14 Pada sapi infeksi leptospirosis lebih parah dan lebih banyak terjadi pada pedet anak sapi dibandingkan sapi dewasa dengan gejala demam jaundis anemia warna telinga maupun hidung yang menjadi hitam dan kematian 18 Angka kematian mortalitas akibat leptospirosis pada hewan mencapai 5 15 persen sedangkan angka kesakitannya morbiditas mencapai lebih dari 75 persen 12 Pada hewan peliharaan leptospirosis sering menyerang pada anjing dari pada kucing Oleh karena itu vaksinasi leptospirosis dilakukan kepada hewan anjing Leptospira pada anjing diakibatkan oleh 19 Leptospira canicola Leptospira icterohaemorrhagiae Leptospira pomona Leptospira grippotyphosa Leptospira copenhagenii Leptospira australis Leptospira autumnalis Leptospira ballum Leptospira bataviae Penyebab suntingBakteri penyebab Leptosirosis yaitu bakteri Leptospira sp 12 15 20 Bakteri Leptospira merupakan Spirochaeta aerobik membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup motil dapat bergerak Gram negatif bentuknya dapat berkerut kerut dan terpilin dengan ketat 20 Bakteri Lepstospira berukuran panjang 6 20 µm dan diameter 0 1 0 2 µm 12 Sebagai pembanding ukuran sel darah merah hanya 7 µm 20 Jadi ukuran bakteri ini relatif kecil dan panjang sehingga sulit terlihat bila menggunakan mikroskop cahaya dan untuk melihat bakteri ini diperlukan mikroskop dengan teknik kontras 20 Bakteri ini dapat bergerak maju dan mundur 12 Leptospira mempunyai 175 serovar 14 bahkan ada yang mengatakan Leptospira memiliki lebih dari 200 serovar 20 Infeksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih serovar sekaligus 14 Bila infeksi terjadi maka pada tubuh penderita dalam waktu 6 12 hari akan terbentuk zat kebal aglutinasi 12 Leptospirosis pada anjing disebabkan oleh infeksi satu atau lebih serovar dari Leptospira interrogans 14 Serovar yang telah diketahui dapat menyerang anjing yaitu L australis L autumnalis L ballum L batislava L canicola L grippotyphosa L hardjo L ichterohemorarhagica L pomona dan L tarassovi 14 15 Pada anjing telah tersedia vaksin terhadap Leptospira yang mengandung biakan serovar L canicola dan L icterohemorrhagica yang telah dimatikan 14 Serovar yang dapat menyerang sapi yaitu L pamona dan L gryptosa 15 Serovar yang diketahui terdapat pada kucing adalah L bratislava L canicola L gryppothyphosa dan L pomona 14 Babi dapat terserang L pamona dan L interogans sedangkan tikus dapat terserang L ballum dan L ichterohaemorhagicae 15 Bila terkena bahan kimia atau dimakan oleh fagosit bakteri dapat kolaps menjadi bola berbentuk kubah dan tipis 20 Pada kondisi ini Leptospira tidak memiliki aktivitas patogenik 20 Leptospira dapat hidup dalam waktu lama di air tanah yang lembap tanaman dan lumpur 21 Epidemiologi suntingLeptospirosis terjadi di seluruh dunia 21 22 baik di daerah perdesaan maupun perkotaan di daerah tropis maupun subtropis 22 Penyakit ini terutama berisiko terhadap orang yang bekerja di luar ruangan bersama hewan misalnya peternak petani penjahit dokter hewan dan personel militer 22 Selain itu Leptospirosis juga berisiko terhadap individu yang terpapar air yang terkontaminasi 23 22 Di daerah endemis puncak kejadian leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan banjir 22 Iklim yang sesuai untuk perkembangan Leptospira adalah udara yang hangat tanah yang basah dan pH alkalis kondisi ini banyak ditemukan di negara beriklim tropis 23 Oleh sebab itu kasus leptospirosis 1 000 kali lebih banyak ditemukan di negara beriklim tropis dibandingkan dengan negara subtropis dengan risiko penyakit yang lebih berat 24 Angka kejadian leptospirosis di negara tropis basah 5 20 100 000 penduduk per tahun 25 Organisasi Kesehatan Dunia mencatat kasus leptospirosis di daerah beriklim subtropis diperkirakan berjumlah 0 1 1 per 100 000 orang setiap tahun sedangkan di daerah beriklim tropis kasus ini meningkat menjadi lebih dari 10 per 100 000 orang setiap tahun 22 Pada saat wabah sebanyak lebih dari 100 orang dari kelompok berisiko tinggi di antara 100 000 orang dapat terinfeksi 22 Di Indonesia leptospirosis tersebar antara lain di Provinsi Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Lampung Sumatera Selatan Bengkulu Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Bali NTB Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat 26 Angka kematian leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi mencapai 2 5 hingga 16 45 persen 26 Pada usia lebih dari 50 tahun kematian mencapai 56 persen 26 Di beberapa publikasi angka kematian dilaporkan antara 3 54 persen tergantung sistem organ yang terinfeksi 27 Penularan sunting nbsp Urin tikus merupakan sumber penularan LeptospirosisLeptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air 12 22 Urine dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan baik pada manusia maupun pada hewan 15 Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang yang baru 20 Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini terutama di daerah banjir 21 Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang 20 Di Indonesia penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir 16 28 Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air lingkungan menjadi becek berlumpur serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak 28 Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka selaput lendir mata dan hidung 16 Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama leptospirosis 16 karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi 29 Beberapa hewan lain seperti sapi kambing domba kuda babi anjing dapat terserang leptospirosis tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus 16 Bentuk penularan Leptospira dapat terjadi secara langsung dari penderita ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media 12 15 Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan konjungtiva 15 kontak luka di kulit mulut cairan urine 22 kontak seksual dan cairan abortus gugur kandungan 12 Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi 22 Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau manusia dengan barang barang yang telah tercemar urin penderita misalnya alas kandang hewan tanah makanan minuman dan jaringan tubuh 15 Kejadian leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada pekerja pembersih selokan karena selokan banyak tercemar bakteri Leptospira 15 Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam 15 Patogenesis suntingSetelah bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir maka bakteri akan mengalami multiplikasi perbanyakan di dalam darah dan jaringan 16 Selanjutnya akan terjadi leptospiremia yakni penimbunan bakteri Leptospira di dalam darah sehingga bakteri akan menyebar ke berbagai jaringan tubuh terutama ginjal dan hati 15 Di ginjal kuman akan migrasi ke interstitium tubulus renal dan tubular lumen menyebabkan nefritis interstitial radang ginjal interstitial dan nekrosis tubular kematian tubuli ginjal 15 Gagal ginjal biasanya terjadi karena kerusakan tubulus hipovolemia karena dehidrasi dan peningkatan permeabilitas kapiler 16 Gangguan hati berupa nekrosis sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer 16 Pada konsisi ini akan terjadi perbanyakan sel Kupffer dalam hati 15 Leptospira juga dapat menginvasi otot skeletal menyebabkan edema vakuolisasi miofibril dan nekrosis fokal 16 Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemia sirkulasi 16 Pada kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler dan radang pada pembuluh darah 15 Leptospira juga dapat menginvasi akuos humor mata dan menetap dalam beberapa bulan sering mengakibatkan uveitis kronis dan berulang 16 Setelah infeksi menyerang seekor hewan meskipun hewan tersebut telah sembuh biasaya dalam tubuhnya akan tetap menyimpan bakteri Leptospira di dalam ginjal atau organ reproduksinya untuk dikeluarkan dalam urin selama beberapa bulan bahkan tahun 15 Diagnosis sunting nbsp Bakteri Leptospira secara mikroskopis pada jaringan ginjal menggunakan metode pewarnaan perakUntuk mendiagnosis leptospirosis maka hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit gejala klinis dan diagnosa penunjang 15 16 30 Sebagai diagnosa penunjang antara lain dapat dilakukan pemeriksaan urin dan darah 30 Pemeriksaan urin sangat bermanfaat untuk mendiagnosis leptospirosis karena bakteri Leptospira terdapat dalam urin sejak awal penyakit dan akan menetap hingga minggu ketiga 30 Cairan tubuh lainnya yang mengandung Leptospira adalah darah serebrospinal 30 tetapi rentang peluang untuk isolasi bakteri sangat pendek 16 Selain itu dapat dilakukan isolasi bakteri Leptospira dari jaringan lunak atau cairan tubuh penderita misalnya jaringan hati otot kulit dan mata Namun isolasi Leptospira termasuk sulit dan membutuhkan waktu beberapa bulan 16 Untuk mengukuhkan diagnosis leptospirosis biasanya dilakukan pemeriksaan serologis 30 Antibodi dapat ditemukan di dalam darah pada hari ke 5 7 sesudah adanya gejala klinis 30 Kultur atau pengamatan bakteri Leptospira di bawah mikroskop berlatar gelap umumnya tidak sensitif 30 Tes serologis untuk mengonfirmasi infeksi Leptospira yaitu microscopic agglutination test MAT 15 Tes ini mengukur kemampuan serum darah pasien untuk mengagglutinasi bakteri Leptospira yang hidup 17 Namun MAT tidak dapat digunakan secara spesifik pada kasus yang akut yakni kasus yang terjadi secara cepat dengan gejala klinis yang parah 30 Selain itu diagnosa juga dapat dilakukan melalui pengamatan bakteri Leptospira pada spesimen organ yang terinfeksi menggunakan imunofloresen 30 Pengobatan dan pengendalian suntingPada manusia sunting Leptospirosis yang ringan dapat diobati dengan antibiotik doksisiklin ampisilin atau amoksisilin Sedangkan leptospirosis yang berat dapat diobati dengan penisillin G ampisillin amoksisillin dan eritromisin 15 Manusia rawan oleh infeksi semua serovar Leptospira sehingga manusia harus mewaspadai cemaran urin dari semua hewan 15 Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan cara utama untuk menanggulangi leptospirosis tanpa biaya 12 Manusia yang memelihara hewan kesayangan hendaknya selalu membersihkan diri dengan antiseptik setelah kontak dengan hewan kesayangan kandang maupun lingkungan di mana hewan berada 15 Manusia harus mewaspadai tikus sebagai pembawa utama dan alami penyakit ini 23 Pemberantasan tikus terkait langsung dengan pemberantasan leptospirosis 28 Selain itu para peternak babi dihimbau untuk mengandangkan ternaknya jauh dari sumber air 12 Feses ternak perlu diarahkan ke suatu sumber khusus sehingga tidak mencemari lingkungan terutama sumber air 12 Pada hewan sunting Hewan terutama hewan kesayangan yang terinfeksi parah perlu diberikan perawatan intensif untuk menjamin kesehatan masyarakat dan mengoptimalkan perawatan 31 Antibiotik yang dapat diberikan yaitu doksisiklin enrofloksasin siprofloksasin atau kombinasi penisilin streptomisin 31 Selain itu diperlukan terapi suportif dengan pemberian antidiare antimuntah dan infus 31 Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin Leptospira 12 31 Vaksin Leptospira untuk hewan adalah vaksin inaktif dalam bentuk cair bakterin yang sekaligus bertindak sebagai pelarut karena umumnya vaksin Leptospira dikombinasikan dengan vaksin lainnya misalnya distemper dan hepatitis 12 Vaksin Leptospira pada anjing yang beredar di Indonesia terdiri atas dua macam serovar yaitu L canicola dan L ichterohemorrhagiae 12 Vaksin Leptospira pada anjing diberikan saat anjing berumur 12 minggu dan diulang saat anjing berumur 14 16 minggu 31 Sistem kekebalan sesudah vaksinasi bertahan selama 6 bulan sehingga anjing perlu divaksin lagi setiap enam bulan 31 Sejarah suntingPenyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil dengan gejala panas tinggi disertai beberapa gejala saraf serta pembesaran hati dan limpa 23 Penyakit dengan gejala tersebut oleh Goldsmith 1887 disebut sebagai Weil s Disease butuh rujukan Pada tahun 1915 Inada berhasil membuktikan bahwa Weil s Disease disebabkan oleh bakteri Leptospira icterohemorrhagiae 23 Referensi sunting Berger Stephen 2018 Leptospirosis Global Status dalam bahasa Inggris GIDEON Informatics Inc hlm 7 ISBN 9781498820318 Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Mosby s Medical Dictionary edisi ke 9 Elsevier Health Sciences 2013 hlm 697 ISBN 9780323112581 Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2017 Diakses tanggal 21 February 2016 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan McKay James E 2001 Comprehensive Health Care for Dogs Minnetonka MN Creative Pub International hlm 97 ISBN 9781559717830 Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan James William D Elston Dirk M Berger Timothy G Andrews George Clinton 2006 Andrews Diseases of the Skin Clinical Dermatology Saunders Elsevier ISBN 978 0 7216 2921 6 Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan 290 a b c Lane Alison B Dore Michael M 2016 Leptospirosis A clinical review of evidence based diagnosis treatment and prevention World Journal of Clinical Infectious Diseases 6 4 61 doi 10 5495 wjcid v6 i4 61 nbsp ISSN 2220 3176 a b c Soo ZM Khan NA Siddiqui R January 2020 Leptospirosis Increasing importance in developing countries Acta Tropica 201 105183 doi 10 1016 j actatropica 2019 105183 nbsp PMID 31542372 McBride AJ Athanazio DA Reis MG Ko AI October 2005 Leptospirosis Current Opinion in Infectious Diseases 18 5 376 86 doi 10 1097 01 qco 0000178824 05715 2c PMID 16148523 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c Karpagam KB Ganesh B January 2020 Leptospirosis a neglected tropical zoonotic infection of public health importance an updated review European Journal of Clinical Microbiology amp Infectious Diseases 39 5 835 846 doi 10 1007 s10096 019 03797 4 PMID 31898795 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Farrar Jeremy Hotez Peter Junghanss Thomas Kang Gagandeep Lalloo David White Nicholas J 2013 Manson s Tropical Diseases E Book dalam bahasa Inggris Elsevier Health Sciences hlm 438 ISBN 9780702053061 Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2017 Diakses tanggal 2 September 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter name list style yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Evangelista KV Coburn J September 2010 Leptospira as an emerging pathogen a review of its biology pathogenesis and host immune responses Future Microbiology 5 9 1413 25 doi 10 2217 fmb 10 102 PMC 3037011 nbsp PMID 20860485 a b Costa F Hagan JE Calcagno J Kane M Torgerson P Martinez Silveira MS et al 2015 Global Morbidity and Mortality of Leptospirosis A Systematic Review PLOS Neglected Tropical Diseases 9 9 e0003898 doi 10 1371 journal pntd 0003898 PMC 4574773 nbsp PMID 26379143 a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Dharmojono 1 Leptospirosis Antthrax Mulut dan Kuku Sapi Gila Waspadailah Akibatnya dalam bahasa Indonesia edisi ke 1 Jakarta Pustaka Populer Obor hlm 1 10 ISBN 979 461 397 5 Parameter origmonth yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Penyakit Dewasa Leptospirosis PDF Bahagian Pendidikan Kesihatan Kemintrian Kesihatan Malaysia 2008 Diarsipkan dari versi asli Pdf tanggal 2010 08 21 Diakses tanggal 15 April 2010 a b c d e f g h i j k Subronto 1 Dalam Nunung Prajanto Penyakit Infeksi Parasit dan Mikrob pada Anjing dan Kucing dalam bahasa Indonesia edisi ke 1 Yogyakarta Gadjah Mada University Press hlm 188 192 ISBN 979 420 611 3 Parameter origmonth yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj Yuliarti Nurheti 1 Dalam Agnes Heni Triyuliana Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan dalam bahasa Indonesia edisi ke 1 Yogyakarta Andi Offset hlm 243 250 ISBN 979 763 842 1 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah Widodo Judarwanto 2009 Leptospirosis pada Manusia PDF dalam bahasa Indonesia Jakarta Allergy Behaviour Clinic Picky Eaters Clinic Klinik Kesulitan Makan Rumah Sakit Bunda Diakses tanggal 2010 04 18 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link pranala nonaktif permanen a b A Ebrahimi L Alijani G R Abdollahpour 2003 Serological Survey of Human Leptospirosis in tribal Areas of West Central Iran PDF IJMS 2 dalam bahasa English 28 Diakses tanggal 2010 04 17 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link pranala nonaktif permanen Bovine Leptospirosis PDF Texas Agriculture Extension Service Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2010 06 10 Diakses tanggal 2010 04 20 https www pethealthspecialist com 2023 02 leptospirosis pada hewan gejala html a b c d e f g h i Overview of the leptospira bacterium itself The Leptospirosis Information Center 2009 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 07 26 Diakses tanggal 2010 04 12 a b c Directors of health Promotion and Education Leptospirosis Directors of health Promotion and Education Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 04 11 Diakses tanggal 2010 04 15 a b c d e f g h i j WHO 2001 Water Related Diseases Leptospirosis World Health Organization Diakses tanggal 2010 04 15 a b c d e Priyanto Agus 2008 Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Leptospirosis Studi Kasus di Kabupaten Demak PDF Program Magister Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Diakses tanggal 2010 04 15 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan line feed character di title pada posisi 70 bantuan Hatta M 2002 Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang Leptodipstick Method Jurnal Kedokteran dan Kesehatan FK Universitas Tarumanegara 1 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bovet P 1999 Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis A Population Based Control Study in Seychelles American Journal Tropical Medicine and Hygiene 583 590 a b c Widarso HS dan Wilfried 2002 Kebijaksanaan Departemen Kesehatan dalam Penanggulangan Leptospirosis di Indonesia Kumpulan Makalah Simposium Leptospirosis Badan Penerbit Universitas Diponegoro Esen Saban 2004 Impact of Clinical and Laboratory Findings on Prognosis in Leptospirosis Swiss Medical Weekly 347 352 a b c Mari Okatini Rachmadhi Purwana I Made Djaja Juni Hubungan Faktor Lingkungan dan Karakteristik Individu terhadap Kejadian Penyakit Leptospirosis di Jakarta 2003 2005 PDF Makara kesehatan 1 dalam bahasa Indonesia Jakarta 11 17 24 Diakses tanggal 2010 04 17 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Periksa nilai tanggal di year bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link pranala nonaktif permanen Farida Dwi Handayani dan Ristiyanto Rapid assessment Inang Reservoir Leptospirosis di Daerah Pasca Gempa Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten Jawa Tengah PDF dalam bahasa Indonesia Jakarta Litbang Departemen Kesehatan Diakses tanggal 2010 04 18 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link pranala nonaktif permanen a b c d e f g h i Stoddard Robyn 2009 07 27 Other Infectious Diseases Related to Travel Leptospirosis Centers for Disease Control and Prevention Diakses tanggal 2010 04 17 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan a b c d e f Eldredge Debra M 1 Dalam Beth Adelman Dog owner s Home Veterinary Handbook dalam bahasa English edisi ke 4th Hoboken Willey Publishing Inc hlm 66 67 96 ISBN 978 0 470 06785 7 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Pranala luar sunting Indonesia Situs Kalbe Leptospirosis pada Manusia oleh Widodo Judarwanto pranala nonaktif permanen Inggris Situs CDC Other Infectious Disease Related to Travel Leptospirosis Oleh Centers for Disease Control and Prevention CDC Inggris The Leptospirosis Information Centre Inggris World Health Organization WHO Leptospirosis Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Leptospirosis amp oldid 24352551