www.wikidata.id-id.nina.az
Jenderal TNI Purn Leonardus Benyamin Moerdani atau L B Moerdani atau kerap disebut Benny Moerdani 2 Oktober 1932 29 Agustus 2004 adalah salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh pada era Orde Baru Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen sehingga sosoknya banyak dianggap misterius Selain itu Ia juga memiliki julukan yang merupakan antitesis dari Soeharto yaitu Unsmiling General 2 Leonardus Benyamin MoerdaniFoto Resmi Benyamin Moerdani 1985Menteri Pertahanan dan Keamanan ke 17Masa jabatan 21 Maret 1988 17 Maret 1993PresidenSoehartoPendahuluPonimanPenggantiEdi SudradjatPanglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ke 6Masa jabatan 29 Maret 1983 5 September 1988PendahuluSoedomoPenggantiTidak ada jabatan dihapuskanPanglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke 8Masa jabatan 28 Maret 1983 27 Februari 1988PendahuluM JusufPenggantiTry SutrisnoInformasi pribadiLahir 1932 10 02 2 Oktober 1932Cepu Blora Jawa Tengah Hindia BelandaMeninggal29 Agustus 2004 2004 08 29 umur 71 Jakarta IndonesiaSuami istriHartini MoerdaniAnakIrene Ria MoerdaniOrang tuaR G Moerdani Sosrodirjo ayah Jeanne Roech ibu Karier militerPihak IndonesiaDinas cabangTNI Angkatan DaratMasa dinas1952 1988PangkatJenderal TNINRP289461 1 SatuanInfanteri Kopassus Pertempuran perangRevolusi Nasional IndonesiaPembebasan Irian BaratKonfrontasi Indonesia MalaysiaOperasi SerojaMoerdani merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang Bangkok Kerajaan Thai pada tanggal 28 Maret 1981 peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia Ia juga dianggap banyak kalangan sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius pada tahun 1980 an Dalam posisi pemerintahan selain sebagai Panglima ABRI ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib Daftar isi 1 Awal kehidupan 2 Karier militer 2 1 Karier militer awal 2 2 KKAD RPKAD 2 3 Kostrad 2 4 Karier diplomatik 2 5 Perwira intelijen 3 Panglima ABRI 3 1 Penunjukan 3 2 Reorganisasi ABRI 3 3 Peristiwa Tanjung Priok 3 4 Penghentian 4 Karier politik 4 1 Sidang Umum MPR 1988 4 2 Menteri Pertahanan dan Keamanan 4 3 Sidang Umum MPR 1993 5 Kehidupan Pribadi 6 Wafat 7 Penghargaan 7 1 Tanda jasa 8 Referensi 9 Daftar pustaka 10 Pranala luarAwal kehidupanMoerdani lahir pada 2 Oktober 1932 di Cepu Blora Jawa Tengah dari pasangan R G Moerdani Sosrodirjo seorang pekerja kereta api dan istrinya yang seorang Indo Eurasia Jeanne Roech yang memiliki darah setengah Jerman Moerdani adalah anak ke 3 dari 11 bersaudara Meskipun seorang Muslim Moerdani Sosrodirjo mentolerir istrinya dan iman Katolik anak anaknya 3 Karier militerKarier militer awal Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 Moerdani terjebak dalam gelombang nasionalisme Pada bulan Oktober 1945 ketika berusia 13 Moerdani mengambil bagian dalam serangan terhadap markas Kempetai di Solo setelah Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia 4 Ketika Tentara Keamanan Rakyat TKR cikal bakal ABRI dibentuk Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI Dari brigade ini Moerdani mengambil bagian dalam Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda dia berpartisipasi dalam sebuah serangan umum yang sukses di Solo Setelah kemerdekaan Indonesia situasi berangsur aman Moerdani mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke sekolah menengah atas sementara itu ia mengambil pekerjaan paruh waktu untuk membantu pamannya menjual barang 5 Pada tahun 1951 Pemerintah Indonesia mulai melakukan demobilisasi brigade Moerdani dianggap telah melakukan tugas cukup baik dan para prajuritnya terus bertugas dengan ABRI Moerdani bersama dengan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat P3AD dan mulai pelatihan pada bulan Januari 1951 Pada saat yang sama Moerdani juga mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri SPI Moerdani menyelesaikan pendidikan militernya dari P3AD pada bulan April 1952 dan dari SPI Mei 1952 6 Ia juga diberi pangkat Pembantu Letnan Satu 2 tahun kemudian pada tahun 1954 Moerdani menerima pangkat Letnan Dua dan ditempatkan di TT III Siliwangi yang memelihara keamanan Jawa Barat KKAD RPKAD Dalam upaya untuk menghadapi ancaman dari Darul Islam Kolonel Alex Evert Kawilarang Panglima TT III Siliwangi membentuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III Siliwangi KESKO TT III Keberhasilan mereka menarik Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta untuk mendukung pembentukan Satuan Pasukan Khusus Dengan demikian pada tahun 1954 Kesatuan Komando Angkatan Darat KKAD dibentuk Moerdani ditugaskan sebagai pelatih bagi para prajurit yang ingin bergabung dengan KKAD dan diangkat sebagai Kepala Biro Pengajaran Pada tahun 1956 KKAD mengalami perubahan nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat RPKAD Tidak lama setelah itu Moerdani diangkat menjadi Komandan Kompi 7 Sebagai anggota RPKAD Moerdani menjadi bagian dari pertempuran untuk menekan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI kelompok separatis yang berbasis di Sumatra Pada bulan Maret 1958 Moerdani diterjunkan ke bawah di belakang garis musuh di Pekanbaru dan Medan untuk mempersiapkan dasar bagi ABRI untuk mengambil alih dua kota Sebulan kemudian pada tanggal 17 April 1958 Moerdani mengambil bagian dalam Operasi 17 Agustus sebuah operasi yang memukul para pemberontak PRRI 8 Tugas Moerdani berikutnya adalah untuk mengurus Piagam Perjuangan Semesta Permesta kelompok separatis lain di Sulawesi Mirip dengan apa yang dia lakukan di Sumatra Moerdani dan pasukannya meletakkan dasar bagi semua serangan terhadap Permesta yang kemudian menyerah pada bulan Juni 1958 Setelah penyerahan diri PRRI dan Permesta Moerdani ditempatkan di Aceh Pada awal 1960 ia mempertimbangkan untuk menjadi pilot pesawat Angkatan Darat tetapi dibujuk oleh Ahmad Yani yang mengirimnya ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan Sekolah Infanteri Angkatan Darat Amerika Serikat di Fort Benning Di sana Moerdani mengambil bagian dalam Kursus Lanjutan Perwira Infanteri dan berlatih dengan 101st Airborne Division Moerdani kembali ke Indonesia pada tahun 1961 ketika ABRI sedang mempersiapkan diri untuk pengambilalihan Irian Barat Tugas pertamanya adalah melatih pasukan terjun payung yang seharusnya mendarat di belakang garis musuh dan menyusup Bulan bulan pun berlalu infiltrasi tidak membawa hasil yang nyata Pada bulan Mei 1962 Moerdani ditugaskan untuk memimpin penurunan pasukan terjun payung yang terdiri dari tentara RPKAD dan Kostrad 9 Setelah mendarat di Irian Barat pada akhir Juni 1962 Moerdani memimpin pasukannya dalam pertempuran pertempuran melawan anggota Angkatan Laut Belanda sampai PBB ikut campur pada bulan Agustus 1962 dan memutuskan memberikan Irian Barat ke Indonesia Setelah ada gencatan senjata Moerdani ditempatkan untuk bertanggung jawab atas semua pasukan gerilya di Irian Barat Pada tahun 1964 Moerdani kembali ke Jakarta lagi Prestasinya selama kampanye pembebasan Irian Barat telah menarik perhatian dari Presiden Soekarno yang ingin merekrutnya sebagai Ajudan Presiden dan menikahkannya dengan salah satu putrinya 10 namun Moerdani menolak kedua penawaran tersebut Pada tahun 1964 Moerdani dan Batalyon RPKAD dikirim ke Kalimantan untuk bertempur dalam perang gerilya melawan tentara Malaysia dan Inggris sebagai bagian dari konfrontasi Indonesia Malaysia Namun ia tidak menghabiskan waktu yang lama di Kalimantan kembali ke Jakarta pada bulan September Pada tahap ini Moerdani sekali lagi memikirkan pada perluasan kariernya kali ini ia mencoba untuk memutuskan antara karier sebagai komandan teritorial di Kalimantan atau sebagai atase militer Dia memilih yang terakhir dan telah meminta untuk ditempatkan di Beijing Pada akhir 1964 sebuah pertemuan perwira RPKAD diadakan dan Moerdani diundang bersama Topik dari pertemuan ini adalah untuk membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD namun Moerdani keberatan 11 Berita keberatan Moerdani sampai ke Yani yang telah menjadi Panglima Angkatan Darat Yani memanggil Moerdani dan menuduhnya melakukan pembangkangan Pertemuan diakhiri dengan Yani memerintahkan Moerdani untuk berpindah dari RPKAD ke Kostrad Moerdani menyerahkan komando batalyon RPKAD nya pada tanggal 6 Januari 1965 Kostrad Langkah Moerdani dari RPKAD ke Kostrad adalah hal yang tiba tiba dan belum ada posisi yang disiapkan untuknya Posisi pertamanya adalah sebagai seorang perwira Operasi dan Biro Pelatihan Peruntungannya berubah ketika Letnan Kolonel Ali Moertopo mengetahui bahwa ia adalah bagian dari Kostrad Setelah berkenalan dengan Moerdani selama operasi di Irian Barat Ali mengakui potensi Moerdani dan ingin lebih mengembangkan hal itu Kebetulan Ali pada saat itu adalah Asisten Intelijen Komando Tempur 1 salah satu unit Kostrad yang ditempatkan di Sumatra dalam persiapan untuk menginvasi Malaysia Ali merekrut Moerdani menjadi Wakil Asisten Intelijen dan memberinya pengalaman pertama kerja intelijen Selain menjadi Wakil Asisten Intelijen Moerdani juga menjadi bagian dari tim intelijen Operasi Khusus Opsus Tugasnya adalah untuk mengumpulkan informasi intelijen di Malaysia dari Bangkok ia menyamar menjadi penjual tiket Garuda Indonesia 12 Setelah Gerakan 30 September hancur pada 1 Oktober 1965 oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto kegiatan Moerdani diintensifkan Dia bergabung dengan Ali dan bersama sama mereka mulai bekerja meletakkan dasar untuk mengakhiri Konfrontasi tersebut Upaya mereka memuncak pada tanggal 11 Agustus 1966 ketika Pemerintah Indonesia dan Malaysia menandatangani kesepakatan untuk menormalkan hubungan antara kedua negara Karier diplomatik Meskipun perdamaian telah tercapai Moerdani tinggal di Malaysia sebagai charge d affaires Tugas pertamanya adalah untuk menjamin pembebasan tentara Indonesia dan para pejuang gerilya yang telah tertangkap selama Konfrontasi 13 Pada bulan Maret 1968 bersama seorang duta besar akhirnya ia ditugaskan di Malaysia Moerdani menjadi kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat Pada saat yang sama ia terus menjadi bagian dari Opsus dengan tugas melakukan pengawasan terhadap kejadian di dalam Perang Vietnam Pada akhir tahun 1969 Moerdani dipindahkan ke Seoul untuk menjadi Konsul Jenderal Indonesia di Korea Selatan Pada tahun 1973 status Moerdani ditingkatkan dari Konsul Jenderal menjadi charge d affaires Perwira intelijen Karier diplomatik Moerdani berakhir tiba tiba ketika terjadi Peristiwa Malari di Jakarta pada bulan Januari 1974 dan dalam waktu seminggu setelah peristiwa itu Moerdani telah kembali ke Jakarta Presiden Soeharto segera memberinya posisi yang membuatnya memiliki banyak kekuasaan Moerdani menjadi Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Kopkamtib Kepala Pusat Intelijen Strategis Pusintelstrat dan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara Bakin 14 Pada tahun 1975 Moerdani menjadi sangat terlibat dengan masalah dekolonisasi Timor Timur Pada bulan Agustus 1975 Moerdani mulai mengirimkan tentara Indonesia dengan kedok relawan untuk mulai menyusup ke Timor Timur 13 Situasi diintensifkan pada tanggal 28 November 1975 ketika Fretilin memproklamasikan kemerdekaan Timor Timur Operasi intelijen berhenti dan operasi militer Operasi Seroja dimulai sebagai gantinya Meskipun operasi itu bukan sebuah operasi intelijen Moerdani terus terlibat kali ini sebagai perencana invasi Metodenya dalam merencanakan invasi memicu kemarahan dari rekan rekan karena dilakukan tanpa sepengetahuan perwira komando tinggi seperti Wakil Panglima ABRI Surono Reksodimedjo dan Pangkostrad Leo Lopulisa yang seharusnya terlibat dalam proses perencanaan 15 Pada 28 Maret 1981 Garuda Indonesia Penerbangan 206 yang seharusnya terbang dari Jakarta ke Medan dibajak Berita itu tiba ketika Moerdani di Ambon di mana ia menghadiri pertemuan Pemimpin ABRI bersama Panglima ABRI M Jusuf Moerdani segera meninggalkan pertemuan itu untuk pergi ke Jakarta dan mempersiapkan untuk mengambil tindakan pesawat yang dibajak telah mendarat di Bandara Don Mueang Bangkok Moerdani bertemu dengan Soeharto dan atas izin Presiden ia menggunakan kekuatan dalam upaya untuk membebaskan para sandera dasar pemikirannya adalah bahwa para pembajak seharusnya tidak diperbolehkan untuk mengintimidasi pilot pesawat untuk terbang ke negara negara lain 16 Didampingi oleh pasukan dari Kopassandha sebelumnya bernama RPKAD Moerdani berangkat ke Thailand Meskipun rencananya mengalami beberapa hambatan terutama dari Pemerintah Thailand pada akhirnya kesepakatan terjadi untuk mengambil tindakan militer Pada pagi hari tanggal 31 Maret 1981 Moerdani secara pribadi memimpin pasukan Kopassandha menyerbu pesawat mengambil kembali kendali itu dan menyelamatkan para sandera Panglima ABRI nbsp Jenderal TNI L B Moerdani menjadi warga kehormatan Korps Marinir Penunjukan Pada bulan Maret 1983 Moerdani mencapai puncak karier militernya ketika Soeharto menunjuknya sebagai Panglima ABRI dan mempromosikan dirinya menjadi Jenderal Moerdani mencapai posisi ini dengan sedikit agak berbeda karena ia tidak pernah memerintah di unit yang lebih besar dari batalyon dan tidak menjabat sebagai Panglima Daerah Militer Kodam dan Kepala Staf Angkatan Darat Selain sebagai pemimpin ABRI Moerdani juga ditunjuk menjadi Pangkopkamtib dan mempertahankan posisinya di Pusintelstrat yang berganti nama menjadi Badan Intelijen Strategis BAIS Tidak seperti Panglima ABRI Orde Baru sebelumnya Moerdani tidak memegang Departemen Pertahanan dan Keamanan Reorganisasi ABRI Moerdani segera mengambil langkah untuk membenahi ABRI pemotongan anggaran meningkatkan efisiensi dan meningkatkan profesionalisme sebagai tujuan langsungnya 17 Berkaitan dengan struktur komando pertama Moerdani likuidasi Komando Wilayah Pertahanan Kowilhan struktur komando yang telah ada sejak 1969 Ia kemudian mengubah sistem komando daerah untuk Angkatan Darat Angkatan Laut dan Angkatan Udara Komando Daerah Militer Kodam dikurangi dari 16 menjadi 10 8 Komando Daerah Angkatan Laut Kodaeral dirampingkan menjadi 2 Komando Armada dan 8 Komando Daerah Angkatan Udara Kodau sama sama dirampingkan menjadi 2 Komando Operasi 18 Polisi juga melakukan reorganisasi dengan pita merah yang dipotong untuk memungkinkan pasukan polisi di tingkat terendah untuk mengambil tindakan segera Moerdani juga mengurangi porsi kurikulum non militer Akabri Untuk meningkatkan kualitas input Akademi serta untuk memperkuat basis nasionalis Moerdani mengonsep sekolah menengah atas untuk melatih bakat bangsa yang cerah untuk kemudian menjadi anggota kelompok elit nasional SMA Taruna Nusantara sekarang berjalan dan terletak bersamaan dengan Akademi ABRI di Magelang Moerdani juga meningkatkan kerja sama antara Angkatan Bersenjata negara negara ASEAN 19 Peristiwa Tanjung Priok Latar belakang Benny Moerdani yang beragama Katolik akan mencuat ke permukaan pada tahun 1984 ketika bersama sama dengan Panglima Kodam V Jayakarta Mayor Jenderal TNI Try Sutrisno memerintahkan untuk menggunakan tindakan keras terhadap demonstran Islam di Tanjung Priok Jakarta yang mengakibatkan kematian Moerdani mengklaim bahwa para demonstran telah terprovokasi dan tidak bisa dikendalikan secara damai dan sebagai hasilnya ia memerintahkan tindakan keras 20 Moerdani bersikeras bahwa dia tidak pernah ingin menganiaya Muslim dan melakukan kunjungan ke sekolah sekolah Muslim di seluruh Jawa untuk meningkatkan citranya dengan Muslim Sebagai Panglima ABRI Moerdani bisa dibilang sebagai orang paling kuat kedua secara de facto dalam aspek sosial dan politik di Republik Indonesia saat itu setelah Soeharto Penghentian Ia tidak lagi menjabat sebagai Panglima ABRI per 10 Februari 1988 dengan diganti oleh Try Soetrisno yang kemudian menjadi Wakil Presiden untuk periode selanjutnya 21 Banyak pihak menduga bahwa tindakan ini dilakukan sebagai akibat kecurigaan Soeharto bahwa Benny Moerdani mendukung PDI Partai Demokrasi Indonesia pada Pemilihan umum 1987 serta dugaan bahwa Ia akan mensabotase jabatan yang akan diberikan kepada Soedharmono Karier politikSidang Umum MPR 1988 Pada tahun 1988 hubungan Moerdani dengan Soeharto telah memburuk Meskipun ia setia kepada Soeharto Moerdani cukup tegas untuk mengkritik Presiden soal korupsi dan nepotisme dalam rezimnya Pada saat ini Moerdani menjadi musuh dari Prabowo Subianto menantu Soeharto Tahun 1988 merupakan tahun yang penting karena itu adalah tahun digelarnya Sidang Umum MPR tempat di mana Presiden dan Wakil Presiden terpilih Sidang Umum hampir tiba Soeharto mulai membuat tanda tanda bahwa ia ingin Sudharmono sebagai Wakil Presidennya Menurut Kivlan Zen rekan dekat Prabowo hal ini berlawanan dengan Moerdani yang ingin agar dirinya menjadi Wakil Presiden 22 Dengan demikian hal ini tampaknya telah menjadi alasan pemberhentian Moerdani dari posisi Panglima ABRI pada Februari 1988 meskipun menurut Robert Elson hal ini dilakukan lebih karena Soeharto tidak ingin Moerdani mengendalikan ABRI ketika Sudharmono dinominasikan Robert Elson berteori kemungkinan masa Wakil Kepresidenan Sudharmono menjadi langkah terakhir sebelum dirinya menjadi Presiden Indonesia 23 Moerdani tampaknya tidak menyerah Pada bulan yang sama petinggi Golkar bertemu untuk membahas Sidang Umum MPR Soal calon Wakil Presiden fraksi fraksi sepakat untuk mencalonkan Sudharmono Nominasi fraksi ABRI ditunda Moerdani terus menunda nunda dengan mengklaim bahwa ia tidak membahas pencalonan Wakil Presiden Soeharto Ketika ditekan Moerdani menyatakan keprihatinan tentang pencalonan Sudharmono meskipun ia tidak memberikan alasan tertentu Pada satu tahap ia mulai memberikan sinyal bawah sadar bahwa Try Sutrisno harus dinominasikan sebagai Wakil Presiden Try tidak menangkap ini dan bersama dengan perwira lainnya meyakinkan Moerdani bahwa calon Wakil Presiden fraksi ABRI adalah Sudharmono Banyak yang percaya bahwa Moerdani bertanggung jawab atas kontroversi pencalonan Sudharmono Diyakini bahwa serangan Brigjen Ibrahim Saleh kepada Sudharmono dan pencalonan Ketua Partai Persatuan Pembangunan PPP Djaelani Naro sebagai Wakil Presiden adalah pekerjaan Moerdani Namun keinginan Suharto terwujud pada akhirnya Sudharmono terpilih menjadi Wakil Presiden Menteri Pertahanan dan Keamanan Meskipun ada upaya untuk menggagalkan Sudharmono Soeharto tidak menurunkan Moerdani dan menunjuknya sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Namun Moerdani kehilangan sebagian dari kekuasaannya pada bulan September 1988 dengan dibubarkannya Kopkamtib Selama masa jabatannya sebagai Menteri Moerdani dituduh merencanakan kudeta terhadap Soeharto 24 Hal ini mendorong Soeharto menjanjikan tindakan keras terhadap siapa saja yang berani menggantikannya secara inkonstitusional Sidang Umum MPR 1993 Sebelum Sidang Umum MPR 1993 Moerdani dipandang sebagai insinyur pencalonan Try Sutrisno sebagai Wakil Presiden Soeharto tidak senang dengan pencalonan itu dan menerima Try dengan berat hati Penghiburan bagi Soeharto adalah bahwa ia tidak memasukan nama Moerdani ke kabinet berikutnya Kehidupan PribadiMoerdani menikah dengan Hartini seorang pramugari Garuda Indonesia pada 12 Desember 1964 di catatan sipil setelah melalui masa pacaran yang tak mudah selama delapan tahun Sebagai seorang kepala keluarga ia termasuk orang yang gila kerja Diketahui ia memiliki kamar sendiri di kantor lengkap dengan segala kebutuhannya Ia jarang berada di rumah pribadinya karena sering menjalankan misi rahasia bahkan tanpa pamit pada sang istri Saat hendak melahirkan pun Hartini tidak mengetahui keberadan suaminya Hampir saja anak mereka diberi nama Harbeni Takariana oleh Presiden Soekarno namun akhirnya Moerdani segera pulang dan mengubah nama anaknya menjadi Ria Moerdani Meski terkesan dingin Moerdani adalah sosok yang romantis Ia selalu memakan bekal buatan istrinya yang ia bawa dari rumah atau diantar ke kantor Pada hari menjelang pernikahan anak semata wayangnya ia sebenarnya sedang sakit pingang namun ngotot untuk memasang sendiri bleketepe Ketika menyaksikan misa pemberkatan putrinya di Gereja Katedral Moerdani tak kuasa menahan tangis haru ketika lagu Ave Maria dilantunkan Tangis Moerdani kembali pecah ketika ia memberi nasihat pernikahan kepada anak dan menantunya 25 Ada dugaan bahwa keretakan hubungan Soeharto dengan Benny Moerdani diakibatkan oleh keberanian Benny Moerdani untuk menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang tidak menyukai keikutsertaan anak anak Soeharto di dalam dunia bisnis ketika mereka berdua sedang bermain biliar di kediaman pribadi Soeharto di Jalan Cendana 26 WafatMoerdani meninggal dunia sekitar pukul 01 00 WIB Minggu 29 Agustus 2004 di RSPAD Gatot Subroto Moerdani sudah dirawat di rumah sakit tersebut sejak 7 Juli 2004 karena stroke dan infeksi paru paru 27 Dia meninggalkan seorang istri satu putri dan lima cucu Jenazahnya disemayamkan rumah duka Jalan Terusan Hang Lekir IV 43 Jakarta Selatan dan kemudian di Markas Besar TNI Angkatan Darat Upacara penghormatan jenazah di Mabes AD dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu Ia dimakamkan hari itu pula pukul 13 45 WIB di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan inspektur upacara Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto 28 PenghargaanTanda jasa Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri diantaranya 29 nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Baris ke 1 Bintang Mahaputera Adipradana 10 Agustus 1987 30 Bintang Mahaputera Utama 27 Juli 1982 30 Bintang Sakti 19 Februari 1963 31 Bintang GerilyaBaris ke 2 Bintang Dharma Bintang Yudha Dharma Utama 1987 32 Bintang Kartika Eka Paksi Utama 1987 33 Bintang Jalasena Utama 1987 33 Baris ke 3 Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama 1987 33 Bintang Bhayangkara Utama 1987 33 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama Bintang Yudha Dharma NararyaBaris ke 4 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan Satyalancana Kesetiaan 24 TahunBaris ke 5 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G O M V Satyalancana G O M VIIBaris ke 6 Satyalancana Sapta Marga Satyalancana Satya Dharma Satyalancana Wira Dharma Satyalancana PenegakBaris ke 7 Satyalancana Seroja Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia 1989 34 Order of the Yugoslav Star with Golden Wreath Yugoslavia Order of Diplomatic Service Merit 3rd Class Heung in Medal Korea SelatanBaris ke 8 Order of the Republic 2nd Class Mesir Knight Grand Cross of the Most Exalted Order of the White Elephant Thailand Order of National Security Merit 2nd Class Gukseon Medal Korea Selatan Distinguished Service Star FilipinaBaris ke 9 Commander of the Philippine Legion of Honor Filipina 1988 35 Panglima Mangku Negara P M N Malaysia 1984 36 Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang Peringkat Pertama D P K T Brunei Grand Cordon of the Order of Independence YordaniaBaris ke 10 Pingat Panglima Gagah Angkatan Tentera P G A T Malaysia 1986 37 Sri Paduka Mahkota Johor S P M J Johor 1986 38 39 Datuk Patinggi Bintang Kenyalang D P Sarawak 1986 Darjah Utama Bakti Cemerlang Tentera D U B C Singapura 30 Juni 1987 40 41 Referensi Lembaga Pemilihan Umum 1988 hlm 753 Administrator 2014 10 06 Misi misi Muskil Unsmiling General Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 06 14 Pour 2007 hlm 13 14 Pour 2007 hlm 18 Pour 2007 hlm 33 Pour 2007 hlm 36 Pour 2007 hlm 42 Pour 2007 hlm 60 69 Pour 2007 hlm 87 Pour 2007 hlm 104 105 Pour 2007 hlm 132 Pour 2007 hlm 141 142 a b Pour 2007 hlm 163 Pour 2007 hlm 184 Area Studies East Timor r Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 06 05 Diakses tanggal 2008 06 05 Pour 2007 hlm 213 Pour 2007 hlm 239 Pour 2007 hlm 243 Pour 2007 hlm 242 Pour 2007 hlm 264 Jalan Try Sutrisno ke Kursi RI 2 Historia Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia 2023 06 12 Diakses tanggal 2023 06 14 Uba 30 August 2004 Arsitek Intelijen Itu Telah Pergi Republika diakses tanggal 2007 01 13 Elson 2001 hlm 258 259 SIB 5 Oktober 2006 Kivlan dan Prabowo Dukung Habibie Cegah Benny Moerdani Jadi Presiden Sinar Indonesia pranala nonaktif permanen Benny Moerdani yang belum terungkap Kepustakaan Populer Gramedia edisi ke Cetakan pertama Jakarta 2015 ISBN 978 979 9108 29 6 OCLC 908556191 TAWA Presiden Soeharto di Meja Biliar Berubah Murka Gegara Teguran LB Moerdani Belakangan Terbukti Tribunnewsmaker com Diakses tanggal 2023 06 14 In Memoriam Benny Moerdani Sosok Intelijen yang Misterius Suara Merdeka Online Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 01 24 Diakses tanggal 2014 06 15 Hari Ini L B Moerdani Dimakamkan Lembaga Pemilihan Umum 1988 hlm 754 755 a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s d 2003 PDF Diakses tanggal 3 September 2021 Matanasi Petrik 22 Juni 2017 Anugrah Dea ed Bintang Sakti Untung Sjamsuri dan Benny Moerdani Tirto Diakses tanggal 7 Oktober 2022 Administrator 1987 08 22 Penghargaan penyerahan Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 18 a b c d Administrator 1987 04 11 Menerima empat bintang utama Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 18 Tempomedia Penghargaan bintang LVRI majalah tempo co dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 18 Administrator 1988 03 05 Penghargaan Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 18 SENARAI PENUH PENERIMA DARJAH KEBESARAN BINTANG DAN PINGAT PERSEKUTUAN TAHUN 1984 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 30 Mei 2019 Diakses tanggal 7 Oktober 2022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan line feed character di title pada posisi 41 bantuan Bersenjata Indonesia Angkatan 1985 Mimbar kekaryaan ABRI Departemen Pertahanan Keamanan Staf Pembinan Karyawan Honours for 177 on Sultan s 54th birthday New Straits Times 8 April 1986 Administrator 1986 04 12 Menerima bintang kehormatan Tempo dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 25 President Wee Kim Wee conferring Singapore s highest military award to General Benny Moerdani on 30 June 1987 BookSG National Library Board Singapore eresources nlb gov sg Diakses tanggal 2023 02 05 Indonesian Armed Forces Commander in Chief General Benny www nas gov sg Diakses tanggal 2023 02 05 Daftar pustakaPour Julius 2007 Benny Tragedi Seorang Loyalis dalam bahasa Indonesia Jakarta Kata Hasta Pustaka ISBN 978 979 1056 10 6 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Elson Robert 2001 Suharto A Political Biography UK The Press Syndicate of the University of Cambridge hlm 258 259 ISBN 0 521 77326 1 Lembaga Pemilihan Umum 1988 Buku Pelengkap IX Pemilihan Umum 1987 Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987 XVIII Pranala luar Indonesia Profil L B Moerdani di Tokoh Indonesia Diarsipkan 2012 02 22 di Wayback Machine Indonesia Berita wafatnya Moerdani Indonesia Artikel tentang keengganan ABRI mencalonkan Sudharmono sebagai Wakil Presiden Diarsipkan 2008 06 24 di Wayback Machine Jabatan politikDidahului oleh Poniman Menteri Pertahanan dan Keamanan1988 1993 Diteruskan oleh Edi SudradjatJabatan militerDidahului oleh M Jusuf Panglima ABRI1983 1988 Diteruskan oleh Try SutrisnoDidahului oleh Sudomo Pangkopkamtib1983 1988 Diteruskan oleh Tidak ada jabatan dihapuskan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Leonardus Benyamin Moerdani amp oldid 24366468