www.wikidata.id-id.nina.az
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih dari 1 yang bukan hasilkali dari dua bilangan asli yang lebih kecil Bilangan asli yang lebih dari 1 dan bukan bilangan prima disebut bilangan komposit Misalnya 5 adalah bilangan prima karena 5 dapat ditulis sebagai 1 5 displaystyle 1 times 5 atau 5 1 displaystyle 5 times 1 sedangkan 4 bukanlah bilangan prima karena hasilkalinya 2 2 displaystyle 2 times 2 dimana kedua bilangan lebih kecil dari 4 Bilangan prima merupakan bagian pusat dari teori bilangan karena melibatkan teorema dasar aritmetika setiap bilangan asli lebih besar dari 1 adalah bilangan prima itu sendiri atau dapat difaktorkan sebagai hasil kali tunggal hingga urutannya Bilangan komposit dapat disusun menjadi persegi panjang sedangkan bilangan prima tidak dapat Sifat sifat yang menjadikan bilangan prima disebut primalitas Metode sederhana namun lambat yang memeriksa primalitas untuk bilangan n displaystyle n disebut pembagian percobaan Metode ini menguji apakah n displaystyle n kelipatan dari suatu bilangan bulat antara 2 displaystyle 2 dan n displaystyle sqrt n Algoritma lebih cepatnya adalah uji primalitas Miller Rabin algoritma cepat namun memiliki kesempatan galat kecil dan uji primalitas Agrawal Kayal Saxena algoritma yang selalu memberikan solusi yang benar dalam waktu polinomial namun sangat lambat bila dipraktekkan Metode cepat khususnya tersedia dalam bilangan bentuk khusus seperti bilangan Mersenne Hingga pada Desember 2018 bilangan prima terbesar yang diketahui merupakan bilangan prima Mersenne dengan 24 862 048 digit 1 Sekitar 300 SM Euklides menjelaskan bahwa ada tak berhingga banyaknya bilangan prima Tidak ada rumus sederhana yang memisahkan bilangan prima dari bilangan komposit Akan tetapi sebaran bilangan prima dalam jumlah bilangan asli yang sangat banyak dapat digambar secara statistik Hasil pertama sebaran bilangan prima tersebut mengarah pada teorema bilangan prima yang dibuktikan pada akhir abad ke 19 Teorema ini mengatakan bilangan terbesar yang dipilih secara acak menjadi bilangan prima berbanding terbalik dengan jumlah digitnya yaitu logaritma Beberapa masalah masalah bersejarah yang melibatkan bilangan prima masih belum terpecahkan Masalah di antaranya konjektur Goldbach yang menyatakan bahwa setiap bilangan bulat lebih besar dari 2 dapat dibentuk sebagai jumlah dua bilangan prima dan konjektur bilangan prima kembar menyatakan bahwa ada tak berhingga banyaknya pasangan bilangan prima yang memiliki sebuah bilangan genap di antaranya Masalah masalah tersebut mendorong pengembangan berbagai cabang dalam teori bilangan yang fokus pada aspek bilangan analitik atau bilangan aljabar Dalam kehidupan sehari hari bilangan prima dipakai dalam teknologi informasi seperti kriptografi kunci publik yang bergantung pada kesulitan memfaktorkan bilangan yang lebih besar menjadi faktor bilangan prima Dalam aljabar abstrak objek yang umumnya berperilaku sebagai bilangan prima di antaranya elemen bilangan prima dan ideal bilangan prima Daftar isi 1 Definisi dan contoh 2 Sejarah 2 1 Primalitas dari 1 3 Sifat sifat dasar 3 1 Faktorisasi tunggal 3 2 Ketakterhinggaan 3 3 Rumus untuk bilangan prima 3 4 Pertanyaan terbuka 4 Sifat sifat analitik 4 1 Bukti analitik teorema Euklides 4 2 Jumlah bilangan prima di bawah batas tertentu 4 3 Barisan aritmetika 5 Dalam aljabar abstrak 5 1 Aritmetika modular dan medan berhingga 5 2 Bilangan p adik 5 3 Anggota bilangan prima dalam gelanggang 5 4 Ideal prima 5 5 Teori grup 6 Catatan 7 Referensi 8 Pranala luar 8 1 Generator dan kalkulatorDefinisi dan contoh SuntingBilangan asli 1 2 3 4 5 dst dapat dikatakan bilangan prima jika bilangan asli lebih besar dari 1 dan tidak dapat ditulis sebagai hasil kali bilangan asli yang lebih kecil Bilangan asli yang lebih dari 1 namun bukan merupakan bilangan prima disebut bilangan komposit 2 Dengan kata lain n displaystyle n nbsp dikatakan bilangan prima jika terdapat n displaystyle n nbsp benda tidak dapat dibagi menjadi kelompok dengan jumlah yang sama yang terdiri dari satu benda 3 Bilangan prima juga diilustrasikan sebagai susunan n displaystyle n nbsp titik menjadi persegi panjang yang lebar dan tingginya lebih dari satu titik 4 Misalnya bilangan di antara 1 sampai 6 bilangan primanya adalah 2 3 dan 5 5 karena tidak ada bilangan lain yang membagi ketiga bilangan tersebut tanpa adanya sisa 1 bukan bilangan prima karena merupakan pengecualian yang khusus dalam definisi di atas 4 2 2 dan 6 2 3 merupakan bilangan komposit nbsp Gambaran melalui batang Cuisenaire bahwa 7 adalah bilangan prima Karena 2 3 4 5 atau 6 yang tidak dapat membagi 7 secara merata Pembagi bilangan asli n displaystyle n nbsp adalah bilangan asli yang membagi n displaystyle n nbsp sama rata Pembagi pada setiap bilangan asli tersebut adalah 1 dan dirinya sendiri Jika n displaystyle n nbsp memiliki pembagi lain maka n displaystyle n nbsp bukanlah bilangan prima Gagasan ini merujuk ke sebuah definisi bilangan prima yang berbeda namun ekuivalen terdapat bilangan setidaknya dua pembagi bilangan positif 1 dan dirinya sendiri 6 Ada cara lain untuk menjelaskan hal tersebut yaitu n displaystyle n nbsp adalah bilangan prima jika n displaystyle n nbsp lebih besar dari 1 dan tidak ada bilangan 2 3 n 1 displaystyle 2 3 dots n 1 nbsp yang membagi n displaystyle n nbsp sama rata 7 Berikut adalah 25 bilangan prima pertama semua bilangan prima yang lebih kecil dari 100 8 1 2 3 5 7 11 13 17 19 23 29 31 37 41 43 47 53 59 61 67 71 73 79 83 89 97 barisan A000040 pada OEIS Tidak ada bilangan genap n displaystyle n nbsp yang lebih besar dari 2 adalah bilangan prima karena bilangannya dapat dibentuk sebagai hasil kali 2 n 2 textstyle 2 times frac n 2 nbsp Karena itu setiap bilangan prima selain dari 2 adalah bilangan ganjil dan bilangan tersebut disebut bilangan prima ganjil 9 Ketika ditulis dalam sistem desimal biasa dengan cara yang serupa semua bilangan prima yang lebih besar dari 5 berakhir dengan digit satuan 1 3 7 atau 9 Bilangan yang berakhir dengan digit satuan yang berbeda adalah bilangan komposit bilangan desimal yang digit satuannya adalah 0 2 4 6 atau 8 adalah bilangan genap dan bilangan desimal yang berakhir dengan digit satuan 0 dan 5 habis dibagi 5 10 Himpunan bilangan prima terkadang dilambangkan P displaystyle mathbf P nbsp 11 atau P displaystyle mathbb P nbsp 12 Sejarah Sunting nbsp Papirus Matematika RhindPapirus Matematika Rhind dari sekitar tahun 1550 SM memiliki perluasan pecahan Mesir dalam bentuk yang berbeda untuk bilangan prima dan bilangan komposit 13 Namun catatan sejarah pertama kali yang mempelajari bilangan prima dengan eksplisit berasal dari matematika Yunani kuno Elemen dari Euklides 300 SM membuktikan bilangan prima tak hingga dan teorema dasar aritmetika dan menunjukkan cara membuat bilangan sempurna dari prima Mersenne 14 Penemuan Yunani lainnya yaitu tapis Eratosthenes masih digunakan untuk menyusun daftar bilangan prima 15 16 Sekitar 1000 M matematikawan Islam Ibn al Haytham Alhazen menemukan teorema Wilson dengan mencirikan bilangan prima sebagai bilangan n displaystyle n nbsp yang membagi rata n 1 1 displaystyle n 1 1 nbsp Ia juga menduga bahwa semua bilangan sempurna genap berasal dari konstruksi Euklides yang menggunakan bilangan prima Mersenne tetapi tidak dapat membuktikannya 17 Matematikawan Islam lainnya Ibn al Banna al Marrakushi mengamati bahwa pitas Eratosthenes dapat dipercepat dengan menguji hanya pembagi hingga akar kuadrat dari bilangan terbesar yang akan diuji Fibonacci membawa inovasi dari matematika Islam kembali ke Eropa Liber Abaci 1202 dalam bukunya yang pertama mendeskripsikan pembagian percobaan untuk menguji primalitas sekali lagi menggunakan pembagi hanya akar kuadrat hingga 16 Pada 1640 Pierre de Fermat menyatakan teorema kecil Fermat tanpa bukti yang kemudian dibuktikan oleh Leibniz dan Euler 18 Fermat juga menyelidiki primalitas dari bilangan Fermat 2 2 n 1 displaystyle 2 2 n 1 nbsp 19 dan Marin Mersenne mempelajari prima Mersenne bilangan prima dari bentuk 2 p 1 displaystyle 2 p 1 nbsp dengan p displaystyle p nbsp sendiri adalah bilangan prima 20 Dalam surat tahun 1742 untuk Euler Christian Goldbach merumuskan konjektur Goldbach bahwa setiap bilangan genap adalah jumlah dari dua bilangan prima 21 Euler membuktikan konjektur Alhazen yang saat ini disebut teorema Euklides Euler bahwa semua bilangan sempurna genap dapat dibangun dari bilangan prima Mersenne 14 Ia memperkenalkan metode dari analisis matematis ke cabang ini dalam bukti ketakterhinggaan bilangan prima dan kedivergenan jumlah timbal balik bilangan prima 1 2 1 3 1 5 1 7 1 11 displaystyle tfrac 1 2 tfrac 1 3 tfrac 1 5 tfrac 1 7 tfrac 1 11 cdots nbsp 22 Pada awal abad ke 19 Legendre dan Gauss menduga bahwa ketika x displaystyle x nbsp menuju ke takhingga jumlah bilangan prima hingga x displaystyle x nbsp asimptotik ke x log x displaystyle tfrac x log x nbsp dimana log x displaystyle log x nbsp melambangkan logaritma natural dari x displaystyle x nbsp Versi lemah postulat Bertrand yang mengatakan bahwa untuk setiap n gt 1 displaystyle n gt 1 nbsp terdapat bilangan prima di antara n displaystyle n nbsp dan 2 n displaystyle 2n nbsp dibuktikan oleh Pafnuty Chebyshev pada tahun 1852 23 Gagasan Bernhard Riemann dalam makalahnya tahun 1859 tentang fungsi zeta menggambarkan sebuah garis besar dalam membuktikan konjektur Legendre dan Gauss Walaupun gagasannya yang berkaitan dengan hipotesis Riemann masih belum terpecahkan namun garis besar Riemann diselesaikan oleh Hadamard dan de la Vallee Poussin pada tahun 1896 dan hasilnya saat ini dikenal sebagai teorema bilangan prima 24 Hasil penting lainnya pada abad ke 19 adalah teorema Dirichlet tentang barisan aritmetika barisan aritmetika pasti memuat tak berhingga banyaknya bilangan prima 25 Beberapa matematikawan telah melakukan uji primalitas untuk bilangan lebih besar dari bilangan penerapan uji pembagian Metode yang membatasi bentuk bilangan khusus di antaranya uji Pepin untuk bilangan Fermat 1877 26 teorema Proth sekitar 1878 27 uji primalitas Lucas Lehmer berasal dari 1856 dan uji primalitas Lucas rampat 28 Sejak tahun 1951 semua bilangan prima terbesar yang diketahui telah ditemukan menggunakan uji ini pada komputer a Pencarian bilangan prima besar telah membangkitkan minat pada luar lingkaran matematika melalui Great Internet Mersenne Prime Search dan proyek komputasi distribusi lainnya 8 30 Gagasan bahwa bilangan prima memiliki beberapa penerapan diluar matematika murni b sekitar tahun 1970 an ketika kriptografi kunci publik dan RSA sistem kripto ditemukan dengan menggunakan bilangan prima sebagai basisnya 33 Meningkatnya kepentingan praktis dari pengujian dan faktorisasi primalitas terkomputerisasi menyebabkan pengembangan metode menjadi lebih baik yang mampu menangani sejumlah besar bentuk ketakhinggaan 15 34 35 Teori matematika bilangan prima juga terus berkembang dengan teorema Green Tao 2004 bahwa barisan aritmetika panjang yang cenderung dari bilangan prima dan pembuktian pada tahun 2013 Yitang Zhang bahwa memiliki banyak uji celah prima ketakhinggaan 36 Primalitas dari 1 Sunting Hampir seluruh matematikawan Yunani kuno bahkan tidak menganggap 1 sebagai bilangan 37 38 sehingga mereka tidak menganggap primalitas Beberapa matematikawan pada kala ini juga menganggap bilangan prima adalah subpembagian bilangan ganjil sehingga mereka menganggap 2 bukanlah bilangan prima Namun Euklides dan sebagian besar matematikawan Yunani lainnya menganggap 2 sebagai bilangan prima Sebagian besar matematikawan Islam pada abad pertengahan mengikuti pandangan matematikawan Yunani bahwa 1 bukanlah sebuah bilangan 37 Pada masa abad pertengahan dan masa Reinsans para matematikawan mulai memperlakukan 1 sebagai bilangan dan ada pula dari mereka memperlakukan 1 sebagai bilangan prima pertama 39 Dalam suratnya untuk Leonhard Euler pada pertengahan abad ke 18 Christian Goldbach menganggap 1 sebagai bilangan prima namun Euler tidak 40 Pada abad ke 19 banyak para matematikawan masih menganggap 1 sebagai bilangan prima 41 dan yang memuat 1 sebagai daftar bilangan prima terus diterbitkan hingga tahun 1956 42 43 Jika definisi bilangan prima mengatakan bahwa 1 adalah bilangan prima maka banyak pernyataan yang melibatkan bilangan prima akan ditulis ulang dalam cara yang aneh Sebagai contoh teorema dasar aritmetika akan perlu ditulis ulang dalam bentuk faktorisasi menjadi bilangan prima lebih besar dari 1 karena setiap bilangan mempunyai banyak kelipatan dengan jumlah salinan dari 1 yang berbeda 41 Mirip dengan contoh sebelumnya saringan Eratosthenes tidak akan bekerja dengan benar jika saringan tersebut memperlakukan 1 sebagai sebuah bilangan prima karena saringan Eratosthenes akan mengeliminasi semua kelipatan 1 yaitu semua bilangan lainnya dan memberikan hasil hanya satu bilangan saja yaitu 1 43 Ada beberapa sifat bilangan prima lebih teknis yang juga tidak berlaku untuk 1 sebagai contoh rumus fungsi phi Euler atau fungsi jumlah pembagi berbeda untuk bilangan prima dengan 1 yang didefinisikan sebagai bilangan prima 44 Pada awal abad ke 20 para matematikawan mulai menyetujui bahwa 1 tidak ditulis sebagai bilangan prima melainkan dikategorikan istimewa sebagai satuan 41 Sifat sifat dasar SuntingFaktorisasi tunggal Sunting Artikel utama Teorema dasar aritmetika Suatu bilangan dapat ditulis sebagai hasil kali bilangan prima disebut faktorisasi bilangan prima Misalnya 34886 2 3 3 13 149 2 3 2 13 149 displaystyle begin aligned 34886 amp 2 cdot 3 cdot 3 cdot 13 cdot 149 amp 2 cdot 3 2 cdot 13 cdot 149 end aligned nbsp Bentuk yang ditulis dalam hasil kali disebut faktor bilangan prima Faktor bilangan prima yang sama seringkali muncul lebih dari satu Contoh di atas memiliki dua salinan faktor bilangan prima 3 displaystyle 3 nbsp Ketika sebuah bilangan prima sering muncul berkali kali eksponen dapat dipakai untuk mengumpulkan salinan faktor bilangan prima Misalnya dalam menulis hasil kali di atas yakni pada barisan kedua 3 2 displaystyle 3 2 nbsp dilambangkan sebagai tiga pangkat dua Pentingnya bilangan prima dalam teori bilangan dan matematika umumnya berasal dari teorema dasar aritmetika 45 Teorema ini mengatakan bahwa setiap bilangan bulat yang lebih besar dari 1 dapat ditulis sebagai hasil kali dari satu bilangan prima atau lebih Lebih lanjut hasil kalinya adalah tunggal dalam artian bahwa dua faktorisasi bilangan prima dari bilangan yang sama akan memiliki jumlah salinan yang sama dari bilangan prima yang sama meski urutannya berbeda 46 Walaupun ada banyak cara mencari faktorisasi melalui algoritma faktorisasi bilangan bulat hasil yang diperoleh adalah sama Jadi bilangan prima dapat dianggap sebagai satuan dasar bilangan asli 47 Bukti bukti mengenai ketunggalan faktorisasi bilangan prima dijelaskan melalui lema Euklides Jika p displaystyle p nbsp bilangan prima dan p displaystyle p nbsp membagi hasil kali a b displaystyle ab nbsp dimana a displaystyle a nbsp dan b displaystyle b nbsp bilangan bulat maka p displaystyle p nbsp membagi a displaystyle a nbsp atau p displaystyle p nbsp membagi b displaystyle b nbsp atau membagi keduanya 48 Sebaliknya jika p displaystyle p nbsp memiliki sifat ketika dibagi hasil kalinya p displaystyle p nbsp selalu membagi setidaknya salah satu dari faktor hasil kali tersebut maka p displaystyle p nbsp haruslah bilangan prima 49 Ketakterhinggaan Sunting Artikel utama Teorema Euklides Ada tak berhingga banyaknya bilangan prima Dengan kata lain barisan bilangan prima 2 3 5 7 11 13 tidak pernah berakhir Karena pertama kali yang membuktikan pernyataan ini adalah Euklides pernyataan tersebut disebut teorema Euklides untuk menghormati matematikawan Yunani Kuno Euklides Masih ada bukti mengenai ketakterhinggaan bilangan prima diantaranya bukti analitik oleh Euler bukti Goldbach berdasarkan bilangan Fermat 50 bukti Furstenberg melalui topologi umum 51 dan bukti elegan Kummer 52 Bukti Euler 53 menunjukkan bahwa setiap daftar bilangan prima terhingga belum lengkap Kunci utamanya adalah mengalikan bilangan prima pada daftar tertentu dan ditambah 1 displaystyle 1 nbsp Jikalau terdiri dari bilangan prima p 1 p 2 p n displaystyle p 1 p 2 ldots p n nbsp maka N 1 p 1 p 2 p n displaystyle N 1 p 1 cdot p 2 cdots p n nbsp Menurut teorema dasar aritmetika N displaystyle N nbsp memiliki faktorisasi bilangan prima yang faktornya berjumlah satu atau lebih N p 1 p 2 p m displaystyle N p 1 cdot p 2 cdots p m nbsp N displaystyle N nbsp dibagi habis secara merata oleh setiap faktor faktor tersebut tetapi N displaystyle N nbsp mempunyai sisa yaitu satu ketika dibagi oleh suatu bilangan prima pada daftar tertentu sehingga tidak ada faktor bilangan prima N displaystyle N nbsp yang terdapat pada daftar tersebut Karena tidak ada daftar bilangan prima terhingga maka pasti ada tak berhingga banyaknya bilangan prima Bilangan yang dibentuk dengan menambahkan 1 pada hasil kali dari bilangan prima terkecil disebut bilangan Euklides 54 Lima bilangan pertama adalah bilangan prima tetapi yang keenam 1 2 3 5 7 11 13 30031 59 509 displaystyle 1 big 2 cdot 3 cdot 5 cdot 7 cdot 11 cdot 13 big 30031 59 cdot 509 nbsp adalah bilangan komposit Rumus untuk bilangan prima Sunting Artikel utama Rumus untuk bilangan prima Tidak ada rumus cepat yang diketahui untuk bilangan prima Contoh tidak ada polinomial takkonstan bahkan dalam beberapa variabel yang hanya memakai nilai bilangan prima 55 Namun ada banyak bentuk rumus yang mengodekan semua bilangan prima atau hanya bilangan prima Ada rumus yang dapat didasari pada teorema Wilson dan rumus tersebut menghasilkan 2 berkali kali dan sisa bilangan prima dihasilkan sekali 56 Adapula himpunan persamaan Diophantus dalam sembilan variabel dan satu parameter dengan sifat berikut parameter adalah bilangan prima jika dan hanya jika sistem persamaan yang dihasilkan adalah solusi bilangan asli Hal tersebut dapat dipakai untuk memperoleh rumus tunggal dengan sifat bahwa semua nilai positif adalah bilangan prima 57 Contoh rumus yang menghasilkan bilangan prima lainnya berasal dari teorema Mills dan teorema Wright Rumus ini mengatakan bahwa terdapat suatu konstanta real A gt 1 displaystyle A gt 1 nbsp dan m displaystyle mu nbsp sehingga A 3 n displaystyle left lfloor A 3 n right rfloor nbsp dan 2 2 2 m displaystyle left lfloor 2 cdots 2 2 mu right rfloor nbsp adalah bilangan prima untuk suatu bilangan asli n displaystyle n nbsp dalam rumus yang pertama dan suatu bilangan eksponen dalam rumus yang kedua 58 displaystyle lfloor cdot rfloor nbsp merepresentasikan fungsi bilangan bulat terbesar Akan tetapi rumus rumus tersebut tidak dapat digunakan untuk menghasilkan bilangan prima karena bilangan prima harus dihasilkan terlebih dahulu agar memperoleh nilai A displaystyle A nbsp atau m displaystyle mu nbsp Pertanyaan terbuka Sunting Banyak konjektur yang melibatkan bilangan prima telah diajukan Seringkali memiliki perumusan dasar banyak konjektur konjektur tersebut memiliki bukti yang bertahan selama beberapa dekade empat masalah Landau yang berasal dari tahun 1912 masih belum terpecahkan 59 Salah satu masalah Landau adalah konjektur Goldbach yang menyatakan bahwa setiap bilangan bulat genap n displaystyle n nbsp lebih besar dari 2 dapat ditulis sebagai jumlah dari dua bilangan prima 60 Hingga pada 2014 konjektur ini telah dibenarkan untuk semua bilangan hingga n 4 10 18 displaystyle n 4 cdot 10 18 nbsp 61 Pernyataan yang lebih lemah dari konjektur tersebut telah dibuktikan seperti teorema Vinogradov yang mengatakan bahwa setiap bilangan bulat ganjil yang cukup besar dapat ditulis sebagai jumlah dari tiga bilangan prima 62 teorema Chen yang mengatakan bahwa setiap bilangan genap yang cukup besar dapat dinyatakan sebagai jumlah dari bilangan prima dan semiprima hasil kali dari dua bilangan prima 63 serta suatu bilangan bulat genap yang lebih besar dari 10 dapat ditulis sebagai jumlah dari enam bilangan prima 64 Cabang teori bilangan yang mempelajari masalah tersebut disebut teori bilangan aditif 65 Sifat sifat analitik SuntingTeori bilangan analitik adalah studi cabang teori bilangan yang berfokus mengenai fungsi kontinu limit deret takhingga dan kaitan matematika tentang takhingga dan infinitesimal Cabang ini dimulai dengan Leonhard Euler yang menemukan solusi dari masalah yang sangat penting yaitu masalah Basel Masalah ini menanyakan berapakah nilai dari deret takhingga 1 1 4 1 9 1 16 displaystyle 1 tfrac 1 4 tfrac 1 9 tfrac 1 16 dots nbsp dan nilai deret saat ini dapat dianggap sebagai nilai z 2 displaystyle zeta 2 nbsp dimana z displaystyle zeta nbsp adalah fungsi zeta Riemann Fungsi ini sangat terkait erat dengan bilangan prima dan fungsi ini merupakan salah satu masalah yang belum terpecahkan yang sangat penting dalam matematika hipotesis Riemann Euler memperlihatkan bahwa z 2 p 2 6 textstyle zeta 2 frac pi 2 6 nbsp 66 Kebalikannya 6 p 2 displaystyle tfrac 6 pi 2 nbsp merupakan probabilitas batas yang menyatakan bahwa dua bilangan acak dipilih secara seragam dari kisaran relatif prima yang besar relatif prima berarti tidak memiliki kesamaan faktor 67 Sebaran bilangan prima masih dicari seperti pertanyaan yang menanyakan berapa banyak bilangan prima yang lebih kecil dari sebuah batas yang lebih besar dijelaskan melalui teorema bilangan prima namun rumus efisien bilangan prima ke n displaystyle n nbsp belum diketahui Teorema Dirichlet tentang barisan aritmetika dalam bentuk dasar mengatakan bahwa polinomial linear p n a b n displaystyle p n a bn nbsp dengan a displaystyle a nbsp dan b displaystyle b nbsp saling relatif prima mengambil tak berhingga banyaknya nilai bilangan prima Bentuk teorema yang lebih kuat mengatakan bahwa jumlah timbal balik dari nilai bilangan prima tersebut adalah divergen dan bahwa polinomial linear yang berbeda dengan b displaystyle b nbsp yang sama kira kira sama dengan perbandingan bilangan prima yang sama Walaupun konjektur tersebut dirumuskan mengenai perbandingan bilangan prima dalam polinomial berderajat tinggi konjektur tersebut masih belum terpecahkan dan belum diketahui adakah polinomial kuadratik bahwa untuk nilai nilai bilangan bulat merupakan sering tak berhingga bilangan prima Bukti analitik teorema Euklides Sunting Bukti Euler yang mengatakan ada tak berhingga banyaknya bilangan prima meninjau jumlah dari timbal balik bilangan prima 1 2 1 3 1 5 1 7 1 p displaystyle frac 1 2 frac 1 3 frac 1 5 frac 1 7 cdots frac 1 p nbsp Euler memperlihatkan bahwa untuk suatu x displaystyle x nbsp bilangan real sembarang terdapat bilangan prima p displaystyle p nbsp yang jumlahnya lebih besar dari x displaystyle x nbsp 68 Bukti tersebut memperlihatkan bahwa ada tak berhingga banyaknya bilangan prima Karena jika terdapat berhingga banyaknya bilangan prima maka jumlahnya akan mencapai nilai maksimum di bilangan prima terbesar daripada naik melalui setiap x displaystyle x nbsp Laju pertumbuhan dari jumlah ini digambarkan melalui teorema kedua Mertens 69 Bandingkan jumlah 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 n 2 displaystyle frac 1 1 2 frac 1 2 2 frac 1 3 2 cdots frac 1 n 2 nbsp yang tidak naik menuju takhingga ketika n displaystyle n nbsp menuju takhingga lihat masalah Basel Ini berarti bilangan prima sering kali muncul daripada bilangan asli yang dikuadratkan meskipun kedua himpunan adalah takhingga 70 Teorema Brun menyatakan bahwa jumlah timbal balik bilangan prima kembar 1 3 1 5 1 5 1 7 1 11 1 13 displaystyle left frac 1 3 frac 1 5 right left frac 1 5 frac 1 7 right left frac 1 11 frac 1 13 right cdots nbsp adalah terhingga Karena teorema Brun bukti di atas tidak dapat menggunakan metode Euler untuk menyelesaikan bilangan prima kembar yang ada tak berhingga banyaknya bilangan prima 70 Jumlah bilangan prima di bawah batas tertentu Sunting Artikel utama Teorema bilangan prima dan Fungsi penghitungan bilangan prima nbsp Galat relatif dari n log n displaystyle tfrac n log n nbsp dan integral logaritmik Li n displaystyle operatorname Li n nbsp merupakan aproksimasi fungsi penghitungan bilangan prima Ketika n displaystyle n nbsp membesar kedua galat relatif tersebut menurun ke nol tetapi untuk integral logaritmik konvergensi ke nol semakin cepat Fungsi penghitungan bilangan prima p n displaystyle pi n nbsp didefinisikan sebagai jumlah bilangan prima yang lebih kecil dari n displaystyle n nbsp 71 Contohnya p 11 5 displaystyle pi 11 5 nbsp karena ada lima bilangan prima yang lebih kecil atau sama dengan 11 yakni 2 3 5 7 11 Metode seperti algoritma Meissel Lehmer dapat menghitung nilai eksak p n displaystyle pi n nbsp lebih cepat daripada menulis setiap bilangan prima sampai dengan n displaystyle n nbsp Teorema bilangan prima menyatakan bahwa p n displaystyle pi n nbsp asimtotik dengan n log n displaystyle tfrac n log n nbsp Teorema ini ditulis sebagai p n n log n displaystyle pi n sim frac n log n nbsp Ini berarti bahwa rasio p n displaystyle pi n nbsp terhadap pecahan di ruas kanan mendekati 1 ketika n displaystyle n nbsp menuju takhingga 72 Teorema ini menyiratkan bahwa kemungkinan bilangan yang lebih kecil dari n displaystyle n nbsp yang dipilih secara acak adalah bilangan prima kira kira berbanding terbalik dengan jumlah digit n displaystyle n nbsp 73 Teorema ini juga menyiratkan bahwa bilangan prima ke n displaystyle n nbsp sebanding dengan n log n displaystyle n log n nbsp 74 dan demikian bahwa ukuran rata rata dari celah bilangan prima sebanding dengan log n displaystyle log n nbsp 75 Pendekatan lebih akuratnya adalah p n displaystyle pi n nbsp sebanding dengan integral logaritmik Euler 72 p n Li n 2 n d t log t displaystyle pi n sim operatorname Li n int 2 n frac mathrm d t log t nbsp Barisan aritmetika Sunting Artikel utama Teorema Dirichlet tentang barisan aritmetika dan Teorema Green Tao Barisan aritmetika ialah barisan bilangan yang hingga maupun takhingga sehingga bilangan berurutan dalam barisan tersebut memiliki beda atau selisih yang sama 76 Selisih barisan aritmetika disebut modulus barisan 77 Misalnya 3 12 21 30 39 displaystyle 3 12 21 30 39 nbsp adalah barisan aritmetika takhingga dengan modulus 9 Dalam barisan aritmetika semua bilangan memiliki sisa yang sama ketika dibagi oleh modulus Contoh di atas sisanya adalah 3 Karena modulus adalah 9 dan sisanya merupakan kelipatan 3 dan begitu pula untuk setiap anggota pada barisan tersebut Karena itu barisan tersebut memiliki satu bilangan prima yakni 3 Pada umumnya barisan takhingga a a q a 2 q a 3 q displaystyle a a q a 2q a 3q dots nbsp dapat memiliki bilangan prima yang lebih dari satu ketika sisa a displaystyle a nbsp dan modulus q displaystyle q nbsp relatif prima Jika a displaystyle a nbsp dan q displaystyle q nbsp relatif prima teorema Dirichlet tentang barisan aritmetika mengatakan bahwa barisan memuat tak terhingga banyaknya bilangan prima 78 nbsp Bilangan prima dalam barisan aritmetika merupakan modulo 9 Setiap baris dari pita horizontal yang tipis memperlihatkan salah satu dari sembilan barisan yang modulo 9 yang mungkin dengan bilangan prima ditandai berwarna merah Barisan bilangan yaitu 0 3 atau 6 mod 9 memuat setidaknya satu bilangan prima yaitu 3 sisa barisan bilangan yaitu 2 4 5 7 dan 8 mod 9 mempunyai tak berhingga banyaknya bilangan prima dengan bilangan prima yang serupa pada masing masing barisanTeorema Green Tao memperlihatkan bahwa ada barisan aritmetika hingga panjang sembarang yang hanya terdiri dari bilangan prima 79 80 Dalam aljabar abstrak SuntingAritmetika modular dan medan berhingga Sunting Artikel utama Aritmetika modular Aritmetika modular memodifikasi aritmetika biasa hanya saja dengan menggunakan bilangan 0 1 2 n 1 displaystyle 0 1 2 dots n 1 nbsp untuk bilangan asli n displaystyle n nbsp yang disebut modulus Bilangan asli lainnya dapat dipetakan ke dalam sistem ini dengan menggantinya dengan sisa setelah pembagian dengan n displaystyle n nbsp 81 Penjumlahan pengurangan dan perkalian modular dihitung dengan melakukan penggantian yang sama dengan sisa hasil penjumlahan pengurangan atau perkalian bilangan bulat 82 Kesamaan bilangan bulat sesuai dengan kongruensi dalam aritmetika modular x displaystyle x nbsp dan y displaystyle y nbsp adalah kongruen ditulis x y displaystyle x equiv y nbsp mod n displaystyle n nbsp ketika mereka memiliki sisa yang sama setelah dibagi dengan n displaystyle n nbsp 83 Namun dalam sistem bilangan ini pembagian dengan semua bilangan bukan nol dimungkinkan jika dan hanya jika modulusnya adalah prima Misalnya dengan bilangan prima 7 displaystyle 7 nbsp sebagai modulus pembagian dengan 3 displaystyle 3 nbsp adalah dimungkinkan 2 3 3 mod 7 displaystyle 2 3 equiv 3 bmod 7 nbsp karena kemungkinan menghapus penyebut dengan mengalikan kedua ruas dengan 3 displaystyle 3 nbsp diberikan rumus yang valid 2 9 mod 7 displaystyle 2 equiv 9 bmod 7 nbsp Namun dengan modulus komposit 6 displaystyle 6 nbsp pembagian dengan 3 displaystyle 3 nbsp adalah hal mustahil Tidak ada solusi yang valid untuk 2 3 x mod 6 displaystyle 2 3 equiv x bmod 6 nbsp menghapus penyebut dengan mengalikan dengan 3 displaystyle 3 nbsp menyebabkan ruas kiri menjadi 2 displaystyle 2 nbsp sedangkan ruas kanan menjadi 0 displaystyle 0 nbsp atau 3 displaystyle 3 nbsp Dalam terminologi aljabar abstrak kemampuan untuk melakukan pembagian berarti bahwa modulo aritmatika modular bilangan prima membentuk medan atau medan berhingga sedangkan modulus lainnya hanya memberikan gelanggang tetapi bukan sebuah medan 84 Beberapa teorema tentang bilangan prima dirumuskan menggunakan aritmetika modular Misalnya teorema kecil Fermat menyatakan bahwa jika a 0 displaystyle a not equiv 0 nbsp mod p displaystyle p nbsp maka a p 1 1 displaystyle a p 1 equiv 1 nbsp mod p displaystyle p nbsp 85 Menjumlahkan dari semua pilihan a displaystyle a nbsp diberikan persamaan a 1 p 1 a p 1 p 1 1 1 mod p displaystyle sum a 1 p 1 a p 1 equiv p 1 cdot 1 equiv 1 pmod p nbsp valid jika p displaystyle p nbsp adalah bilangan prima Konjektur Giuga menyebutkan bahwa persamaan ini juga merupakan syarat yang cukup untuk p displaystyle p nbsp menjadi prima 86 Teorema Wilson menyebutkan bahwa sebuah bilangan bulat p gt 1 displaystyle p gt 1 nbsp adalah bilangan prima jika dan hanya jika faktorial p 1 displaystyle p 1 nbsp kongruen dengan 1 displaystyle 1 nbsp mod p displaystyle p nbsp Untuk bilangan n r s displaystyle n r cdot s nbsp ini tidak berlaku karena salah satu faktornya membagi n dan n 1 displaystyle n 1 nbsp dan jadi n 1 1 mod n displaystyle n 1 equiv 1 pmod n nbsp adalah hal mustahil 87 Bilangan p adik Sunting Artikel utama bilangan P adik Urutan p displaystyle p nbsp adik n p n displaystyle nu p n nbsp dari sebuah bilangan bulat n displaystyle n nbsp adalah jumlah salinan dari p displaystyle p nbsp dalam faktorisasi prima dari n displaystyle n nbsp Konsep yang sama diperluas dari bilangan bulat ke bilangan rasional dengan mendefinisikan urutan p displaystyle p nbsp adik dari pecahan m n displaystyle m n nbsp menjadi n p m n p n displaystyle nu p m nu p n nbsp Nilai absolut p displaystyle p nbsp adik q p displaystyle q p nbsp dari sembarang bilangan rasional q displaystyle q nbsp kemudian didefinisikan sebagai q p p n p q displaystyle q p p nu p q nbsp Mengalikan bilangan bulat dengan nilai absolut p displaystyle p nbsp adik nya akan membatalkan faktor p displaystyle p nbsp dalam faktorisasinya dan hanya menyisakan bilangan prima lainnya Sama seperti jarak antara dua bilangan real yang dapat diukur dengan nilai absolut jaraknya jarak antara dua bilangan rasional dapat diukur dengan jarak p displaystyle p nbsp adik nya nilai absolut p displaystyle p nbsp adik dari selisihnya Untuk definisi jarak ini dua bilangan dikatakan berdekatan memiliki jarak yang kecil ketika selisihnya habis dibagi dengan pangkat p displaystyle p nbsp yang tinggi Dengan cara yang sama bahwa bilangan real dapat dibentuk dari bilangan rasional dan jaraknya dengan menambahkan nilai pembatas ekstra untuk membentuk medan lengkap bilangan rasional dengan jarak p displaystyle p nbsp adik diperluas ke medan lengkap yang berbeda 88 89 Urutan dari sebuah gambar nilai absolut dan medan lengkap yang diturunkan dari bilangan p displaystyle p nbsp adik digeneralisasikan ke medan bilangan aljabar dan penilaian penilaian tersebut pemetaan tertentu dari Medan grup perkalian ke grup aditif terurut total disebut juga sebagai urutan nilai absolut pemetaan perkalian tertentu dari medan ke bilangan real disebut juga sebagai norma 88 dan tempat ekstensi ke medan lengkap dimana medan yang diberikan adalah himpunan rapat disebut juga sebagai pelengkapan 90 Perluasan dari bilangan rasional ke bilangan real misalnya adalah tempat dimana jarak antara bilangan adalah nilai absolut biasa dari perbedaannya Pemetaan yang sesuai ke grup aditif akan menjadi logaritma dari nilai absolut meskipun ini tidak memenuhi semua persyaratan penilaian Menurut teorema Ostrowski gagasan ekuivalen alami berhingga bilangan real dan bilangan p displaystyle p nbsp adik dengan urutan dan nilai absolutnya adalah satu satunya penilaian nilai absolut dan tempat pada bilangan rasional 88 Prinsip lokal global memungkinkan masalah tertentu atas bilangan rasional untuk diselesaikan dengan menyatukan solusi dari masing masing tempat sekali lagi menggarisbawahi pentingnya bilangan prima untuk teori bilangan 91 Anggota bilangan prima dalam gelanggang Sunting Artikel utama Anggota bilangan prima dan Anggota taktereduksi nbsp Bilangan prima Gauss dengan norma yang kurang dari 500Gelanggang komutatif merupakan struktur aljabar dimana penambahan pengurangan dan perkalian didefinisikan Bilangan bulatnya merupakan sebuah gelanggang dan bilangan prima dalam bilangan bulat telah dirampat menjadi gelanggang melalui dua cara seperti anggota bilangan prima dan anggota taktereduksi Sebuah anggota p displaystyle p nbsp dari sebuah gelanggang R displaystyle R nbsp dikatakan bilangan prima jika p displaystyle p nbsp adalah bilangan taknol tidak mempunyai invers perkalian yang berarti gelanggang bukanlah sebuah unit dan memenuhi syarat berikut jika p displaystyle p nbsp membagi hasil kali x y displaystyle xy nbsp dari dua anggota R displaystyle R nbsp maka p displaystyle p nbsp juga membagi setidaknya x displaystyle x nbsp ataupun y displaystyle y nbsp Sebuah anggota adalah taktereduksi jika sebuah anggota bukan merupakan sebuah unit maupun hasil kali dari dua anggota takunit lainnya Dalam gelanggang bilangan bulat anggota bilangan prima dan anggota taktereduksi membentuk himpunan yang sama 11 7 5 3 2 2 3 5 7 11 displaystyle dots 11 7 5 3 2 2 3 5 7 11 dots nbsp Dalam sebuah gelanggang sembarang semua anggota bilangan prima adalah taktereduksi Kebalikannya tidak berlaku pada umumnya namun berlaku untuk domain faktorisasi tunggal 92 Teorema dasar aritmetika tetap berlaku menurut definisi dalam domain faktorisasi tunggal Contoh mengenai domain faktorisasi tunggal adalah bilangan bulat Gauss Z i displaystyle mathbb Z i nbsp gelanggang dari bilangan kompleks berbentuk a b i displaystyle a bi nbsp dimana i displaystyle i nbsp menyatakan satuan imajiner a displaystyle a nbsp dan b displaystyle b nbsp merupakan bilangan bulat sembarang Anggota bilangan primanya dikenal sebagai bilangan prima Gauss Tidak semua bilangan yang merupakan bilangan prima di antara bilangan bulat tetap merupakan bilangan prima dalam bilangan bulat Gauss Sebagai contoh bilangan 2 dapat ditulis sebagai hasil kali dari dua bilangan prima Gauss yaitu 1 i displaystyle 1 i nbsp dan 1 i displaystyle 1 i nbsp Bilangan prima rasional anggota bilangan prima dalam bilangan bulat kongruen dengan 3 mod 4 adalah bilangan prima Gauss namun bilangan prima rasional kongruen dengan 1 mod 4 bukan bilangan prima Gauss 93 Contoh tersebut merupakan akibat dari teorema Fermat tentang jumlah dari dua bilangan kuadrat yang mengatakan bahwa sebuah bilangan prima ganjil p displaystyle p nbsp dapat dinyatakan sebagai jumlah dari dua bilangan kuadrat p x 2 y 2 displaystyle p x 2 y 2 nbsp dan demikian dapat difaktorkan sebagai p x i y x i y displaystyle p x iy x iy nbsp tepat ketika p displaystyle p nbsp kongruen dengan 1 mod 4 94 Ideal prima Sunting Artikel utama Ideal prima Tidak semua gelanggang merupakan ranah faktorisasi unik Misalnya dalam bilangan gelanggang a b 5 displaystyle a b sqrt 5 nbsp untuk bilangan bulat a displaystyle a nbsp dan b displaystyle b nbsp angka 21 displaystyle 21 nbsp memiliki dua faktorisasi 21 3 7 1 2 5 1 2 5 displaystyle 21 3 cdot 7 1 2 sqrt 5 1 2 sqrt 5 nbsp tidak satu pun dari keempat faktor tersebut bisa direduksi lebih jauh sehingga tidak memiliki faktorisasi unik Untuk memperluas faktorisasi unik pada kelas gelanggang terbesar gagasan tentang bilangan bisa diganti dengan ideal sebuah himpunan bagian dari elemen gelanggang yang memuat semua jumlah pasangan elemennya dan semua hasil kali elemennya dengan elemen gelanggang Ideal prima yang dimana generalisasi elemen prima dalam arti bahwa ideal utama yang dihasilkan oleh elemen prima adalah ideal prima adalah alat dan objek studi penting dalam aljabar komutatif teori bilangan aljabar dan geometri aljabar Ideal prima dari gelanggang bilangan bulat adalah ideal 0 2 3 5 7 11 Teorema dasar aritmetika digeneralisasikan ke teorema Lasker Noether disebutkan setiap ideal dalam gelanggang komutatif Noetherian sebagai perpotongan ideal prima yang merupakan generalisasi yang tepat dari prima kuasa 95 Spektrum gelanggang adalah ruang geometris yang titik titiknya merupakan ideal prima dari gelanggang tersebut 96 Geometri aritmetika juga mendapat manfaat dari gagasan ini dan banyak konsep yang ada baik dalam geometri maupun teori bilangan Misalnya faktorisasi atau percabangan dari ideal prima ketika diangkat sebagai medan perluasan masalah dasar teori bilangan aljabar memiliki beberapa kemiripan dengan percabangan dalam geometri Konsep konsep ini bahkan dapat membantu dalam pertanyaan teori bilangan yang hanya berkaitan dengan bilangan bulat Misalnya ideal prima dalam gelanggang bilangan bulat dari medan bilangan kuadrat dapat digunakan untuk penggunaan ketimbalbalikan kuadrat pernyataan yang menyangkut keberadaan akar kuadrat modulo bilangan prima bilangan bulat 97 Upaya awal untuk membuktikan Teorema Terakhir Fermat menyebabkan pengenalan Kummer dari prima regular bilangan prima bilangan bulat terhubung dengan kegagalan faktorisasi unik pada bilangan bulat siklotomi 98 Pertanyaan tentang berapa banyak bilangan prima bilangan bulat faktor menjadi darab dari beberapa ideal prima dalam medan bilangan aljabar ditangani oleh teorema kerapatan Chebotarev yang bila diterapkan pada bilangan bulat siklotomi mana memiliki teorema Dirichlet pada bilangan prima dalam deret aritmatika sebagai kasus khusus 99 Teori grup Sunting Dalam teori grup hingga teorema Sylow menyiratkan bahwa jika perpangkatan bilangan prima p n displaystyle p n nbsp membagi tingkat grup maka grup memiliki subgrup tingkat p n displaystyle p n nbsp Menurut teorema Lagrange suatu grup tingkat bilangan prima adalah grup siklik dan menurut teorema Burnside suatu grup yang tingkatnya dibagi oleh dua bilangan prima merupakan grup terselesaikan 100 Catatan Sunting Sebuah bilangan prima 44 digit yang ditemukan pada tahun 1951 oleh Aime Ferrier dengan kalkulator mekanik tetap merupakan bilangan prima terbesar yang tidak ditemukan dengan bantuan komputer elektronik 29 Misalnya Beiler menulis bahwa ahli teori bilangan Ernst Kummer menyukai bilangan ideal miliknya yang terkait erat dengan bilangan prima karena mereka tidak mengotori diri mereka dengan aplikasi praktis apa pun 31 bahkan Katz menulis bahwa Edmund Landau yang dikenal karena karyanya tentang distribusi bilangan prima yaitu loathed practical applications of mathematics dan untuk alasan tersebut untuk menghindari subjek seperti geometri yang telah terbukti berguna 32 Referensi Sunting 51st Known Mersenne Prime Discovered www mersenne org Diakses tanggal 21 Desember 2018 Cahyo Dhea Arokhman Yusufi 2020 05 10 Heuristic For Mathematical Olympiad Approach Math Heuristic hlm 18 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Henderson Anne 2014 06 20 Dyslexia Dyscalculia and Mathematics A practical guide dalam bahasa Inggris Routledge hlm 62 ISBN 978 1 136 63662 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Adler Irving 1960 The giant golden book of mathematics exploring the world of numbers and space Internet Archive New York Golden Press Lawrence S Leff 2000 Barron s math workbook for the SAT I Internet Archive Barron s ISBN 978 0 7641 0768 9 Dudley Underwood 1978 Section 2 Unique factorization Elementary number theory 2nd ed W H Freeman and Co hlm 10 ISBN 978 0 7167 0076 0 Sierpinski Waclaw 1988 Elementary Theory of Numbers North Holland Mathematical Library 31 2nd ed Elsevier hlm 113 ISBN 978 0 08 096019 7 a b Ziegler Gunter M 2004 The great prime number record races Notices of the American Mathematical Society 51 4 414 416 MR 2039814 Stillwell John 1997 10 30 Numbers and Geometry dalam bahasa Inggris Springer Science amp Business Media hlm 9 ISBN 978 0 387 98289 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Sierpinski Waclaw 1964 A Selection of Problems in the Theory of Numbers New York Macmillan hlm 40 MR 0170843 Nathanson Melvyn B 2008 01 11 Elementary Methods in Number Theory dalam bahasa Inggris Springer Science amp Business Media ISBN 978 0 387 22738 2 Faticoni Theodore G 2012 04 23 The Mathematics of Infinity A Guide to Great Ideas dalam bahasa Inggris John Wiley amp Sons hlm 44 ISBN 978 1 118 24382 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bruins Evert Marie review in Mathematical Reviews of Gillings R J 1974 The recto of the Rhind Mathematical Papyrus How did the ancient Egyptian scribe prepare it Archive for History of Exact Sciences 12 4 291 298 doi 10 1007 BF01307175 MR 0497458 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Stillwell John 2010 Mathematics and Its History Undergraduate Texts in Mathematics edisi ke 3rd Springer hlm 40 ISBN 978 1 4419 6052 8 a b Pomerance Carl December 1982 The Search for Prime Numbers Scientific American 247 6 136 147 Bibcode 1982SciAm 247f 136P doi 10 1038 scientificamerican1282 136 JSTOR 24966751 a b Mollin Richard A 2002 A brief history of factoring and primality testing B C before computers Mathematics Magazine 75 1 18 29 doi 10 2307 3219180 JSTOR 3219180 MR 2107288 John J O Connor and Edmund F Robertson Abu Ali al Hasan ibn al Haytham di MacTutor archive Sandifer 2007 8 Fermat s Little Theorem November 2003 hal 45 Sandifer C Edward 2014 How Euler Did Even More Mathematical Association of America hlm 42 ISBN 978 0 88385 584 3 Koshy Thomas 2002 Elementary Number Theory with Applications Academic Press hlm 369 ISBN 978 0 12 421171 1 Yuan Wang 2002 Goldbach Conjecture Series In Pure Mathematics 4 edisi ke 2nd World Scientific hlm 21 ISBN 978 981 4487 52 8 Narkiewicz Wladyslaw 2000 1 2 Sum of Reciprocals of Primes The Development of Prime Number Theory From Euclid to Hardy and Littlewood Springer Monographs in Mathematics Springer hlm 11 ISBN 978 3 540 66289 1 Tchebychev P 1852 Memoire sur les nombres premiers PDF Journal de mathematiques pures et appliquees Serie 1 dalam bahasa Prancis 366 390 Proof of the postulate 371 382 Also see Memoires de l Academie Imperiale des Sciences de St Petersbourg vol 7 pp 15 33 1854 Apostol Tom M 2000 A centennial history of the prime number theorem Dalam Bambah R P Dumir V C Hans Gill R J Number Theory Trends in Mathematics Basel Birkhauser hlm 1 14 MR 1764793 Apostol Tom M 1976 7 Dirichlet s Theorem on Primes in Arithmetical Progressions Introduction to Analytic Number Theory New York Heidelberg Springer Verlag hlm 146 156 MR 0434929 Chabert Jean Luc 2012 A History of Algorithms From the Pebble to the Microchip Springer hlm 261 ISBN 978 3 642 18192 4 Rosen Kenneth H 2000 Theorem 9 20 Proth s Primality Test Elementary Number Theory and Its Applications edisi ke 4th Addison Wesley hlm 342 ISBN 978 0 201 87073 2 Mollin Richard A 2002 A brief history of factoring and primality testing B C before computers Mathematics Magazine 75 1 18 29 doi 10 2307 3219180 JSTOR 3219180 MR 2107288 Cooper S Barry Hodges Andrew 2016 The Once and Future Turing Cambridge University Press hlm 37 38 ISBN 978 1 107 01083 3 Rosen 2000 hal 245 Beiler Albert H 1999 1966 Recreations in the Theory of Numbers The Queen of Mathematics Entertains Dover hlm 2 ISBN 978 0 486 21096 4 OCLC 444171535 Katz Shaul 2004 Berlin roots Zionist incarnation the ethos of pure mathematics and the beginnings of the Einstein Institute of Mathematics at the Hebrew University of Jerusalem Science in Context 17 1 2 199 234 doi 10 1017 S0269889704000092 MR 2089305 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kraft James S Washington Lawrence C 2014 Elementary Number Theory Textbooks in mathematics CRC Press hlm 7 ISBN 978 1 4987 0269 0 Bauer Craig P 2013 Secret History The Story of Cryptology Discrete Mathematics and Its Applications CRC Press hlm 468 ISBN 978 1 4665 6186 1 Klee Victor Wagon Stan 1991 Old and New Unsolved Problems in Plane Geometry and Number Theory Dolciani mathematical expositions 11 Cambridge University Press hlm 224 ISBN 978 0 88385 315 3 Neale 2017 pp 18 47 a b Caldwell Chris K Reddick Angela Xiong Yeng Keller Wilfrid 2012 The history of the primality of one a selection of sources Journal of Integer Sequences 15 9 Article 12 9 8 MR 3005523 For a selection of quotes from and about the ancient Greek positions on this issue see in particular pp 3 4 For the Islamic mathematicians see p 6 Taran Leonardo 1981 Speusippus of Athens A Critical Study With a Collection of the Related Texts and Commentary Philosophia Antiqua A Series of Monographs on Ancient Philosophy 39 Brill hlm 35 38 ISBN 978 90 04 06505 5 Caldwell et al 2012 pp 7 13 See in particular the entries for Stevin Brancker Wallis and Prestet Caldwell et al 2012 p 15 a b c Caldwell Chris K Xiong Yeng 2012 What is the smallest prime PDF Journal of Integer Sequences 15 9 Article 12 9 7 MR 3005530 Riesel Hans 1994 Prime Numbers and Computer Methods for Factorization edisi ke 2nd Basel Switzerland Birkhauser hlm 36 doi 10 1007 978 1 4612 0251 6 ISBN 978 0 8176 3743 9 MR 1292250 a b Conway John Horton Guy Richard K 1996 The Book of Numbers nbsp New York Copernicus hlm 129 130 doi 10 1007 978 1 4612 4072 3 ISBN 978 0 387 97993 9 MR 1411676 For the totient see Sierpinski 1988 p 245 For the sum of divisors see Sandifer C Edward 2007 How Euler Did It MAA Spectrum Mathematical Association of America hlm 59 ISBN 978 0 88385 563 8 Smith Karl J 2011 The Nature of Mathematics edisi ke 12th Cengage Learning hlm 188 ISBN 978 0 538 73758 6 Dudley 1978 Section 2 Theorem 2 p 16 Neale Vicky 2017 Closing the Gap The Quest to Understand Prime Numbers Oxford University Press p 107 ISBN 978 0 19 109243 5 du Sautoy Marcus 2003 The Music of the Primes Searching to Solve the Greatest Mystery in Mathematics nbsp Harper Collins hlm 23 ISBN 978 0 06 093558 0 Dudley 1978 Section 2 Lemma 5 p 15 Higgins Peter M 1998 Mathematics for the Curious Oxford University Press hlm 77 78 ISBN 978 0 19 150050 3 Rotman Joseph J 2000 A First Course in Abstract Algebra edisi ke 2nd Prentice Hall Problem 1 40 p 56 ISBN 978 0 13 011584 3 Letter in Latin from Goldbach to Euler July 1730 Furstenberg Harry 1955 On the infinitude of primes American Mathematical Monthly 62 5 353 doi 10 2307 2307043 JSTOR 2307043 MR 0068566 Ribenboim Paulo 2004 The little book of bigger primes Berlin New York Springer Verlag hlm 4 ISBN 978 0 387 20169 6 Euclid s Elements Book IX Proposition 20 See David Joyce s English translation of Euclid s proof or Williamson James 1782 The Elements of Euclid With Dissertations Oxford Clarendon Press hlm 63 OCLC 642232959 Vardi Ilan 1991 Computational Recreations in Mathematica Addison Wesley hlm 82 89 ISBN 978 0 201 52989 0 Matiyasevich Yuri V 1999 Formulas for prime numbers In Tabachnikov Serge ed Kvant Selecta Algebra and Analysis Vol II American Mathematical Society hlm 13 24 ISBN 978 0 8218 1915 9 Mackinnon Nick June 1987 Prime number formulae The Mathematical Gazette 71 456 113 114 doi 10 2307 3616496 JSTOR 3616496 Matiyasevich Yuri V 1999 Formulas for prime numbers Dalam Tabachnikov Serge Kvant Selecta Algebra and Analysis II American Mathematical Society hlm 13 24 ISBN 978 0 8218 1915 9 Wright E M 1951 A prime representing function American Mathematical Monthly 58 9 616 618 doi 10 2307 2306356 JSTOR 2306356 Guy 2013 hlm vii Guy 2013 C1 Goldbach s conjecture hlm 105 107 Oliveira e Silva Tomas Herzog Siegfried Pardi Silvio 2014 Empirical verification of the even Goldbach conjecture and computation of prime gaps up to 4 10 18 displaystyle 4 cdot 10 18 nbsp Mathematics of Computation 83 288 2033 2060 doi 10 1090 S0025 5718 2013 02787 1 nbsp MR 3194140 Tao 2009 3 1 Structure and randomness in the prime numbers pp 239 247 See especially p 239 Guy 2013 p 159 Ramare Olivier 1995 On Snirel man s constant Annali della Scuola Normale Superiore di Pisa 22 4 645 706 MR 1375315 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 02 09 Diakses tanggal 2022 03 13 Rassias Michael Th 2017 Goldbach s Problem Selected Topics Cham Springer hlm vii doi 10 1007 978 3 319 57914 6 ISBN 978 3 319 57912 2 MR 3674356 Sandifer 2007 Chapter 35 Estimating the Basel problem pp 205 208 Ogilvy C S Anderson J T 1988 Excursions in Number Theory Dover Publications Inc hlm 29 35 ISBN 978 0 486 25778 5 Apostol 1976 Section 1 6 Theorem 1 13 Apostol 1976 Section 4 8 Theorem 4 12 a b Miller Steven J Takloo Bighash Ramin 2006 An Invitation to Modern Number Theory Princeton University Press hlm 43 44 ISBN 978 0 691 12060 7 Crandall amp Pomerance 2005 hlm 6 a b Crandall amp Pomerance 2005 p 10 du Sautoy Marcus 2011 What are the odds that your telephone number is prime The Number Mysteries A Mathematical Odyssey through Everyday Life St Martin s Press hlm 50 52 ISBN 978 0 230 12028 0 Apostol 1976 Section 4 6 Theorem 4 7 Riesel 1994 Large gaps between consecutive primes pp 78 79 Gelfand I M Shen Alexander 2003 Algebra Springer hlm 37 ISBN 978 0 8176 3677 7 Mollin Richard A 1997 Fundamental Number Theory with Applications Discrete Mathematics and Its Applications CRC Press hlm 76 ISBN 978 0 8493 3987 5 Crandall amp Pomerance 2005 Theorem 1 1 5 p 12 Neale 2017 hlm 18 47 Green Ben Tao Terence 2008 The primes contain arbitrarily long arithmetic progressions Annals of Mathematics 167 2 481 547 arXiv math NT 0404188 nbsp doi 10 4007 annals 2008 167 481 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kraft amp Washington 2014 Proposisi 5 3 hal 96 Shahriari Shahriar 2017 Algebra in Action A Course in Groups Rings and Fields Pure and Applied Undergraduate Texts 27 American Mathematical Society hlm 20 21 ISBN 978 1 4704 2849 5 Dudley 1978 Teorema 3 hal 28 Shahriari 2017 hal 27 28 Ribenboim 2004 Teorema kecil Fermat dan akar primitif modulo a prima hal 17 21 Ribenboim 2004 The property of Giuga hal 21 22 Ribenboim 2004 The theorem of Wilson hal 21 a b c Childress Nancy 2009 Class Field Theory Universitext Springer New York hlm 8 11 doi 10 1007 978 0 387 72490 4 ISBN 978 0 387 72489 8 MR 2462595 Lihat pula hal 64 Erickson Marty Vazzana Anthony Garth David 2016 Introduction to Number Theory Textbooks in Mathematics edisi ke 2nd Boca Raton FL CRC Press hlm 200 ISBN 978 1 4987 1749 6 MR 3468748 Weil Andre 1995 Basic Number Theory nbsp Classics in Mathematics Berlin Springer Verlag hlm 43 ISBN 978 3 540 58655 5 MR 1344916 Namun perhatikan bahwa beberapa penulis seperti Childress 2009 malah menggunakan tempat untuk mengartikan kelas norma yang setara Koch H 1997 Algebraic Number Theory Berlin Springer Verlag hlm 136 CiteSeerX 10 1 1 309 8812 nbsp doi 10 1007 978 3 642 58095 6 ISBN 978 3 540 63003 6 MR 1474965 Lauritzen Niels 2003 Concrete Abstract Algebra From numbers to Grobner bases Cambridge Cambridge University Press hlm 127 doi 10 1017 CBO9780511804229 ISBN 978 0 521 53410 9 MR 2014325 Lauritzen 2003 Corollary 3 5 14 p 133 Lemma 3 5 18 p 136 Kraft amp Washington 2014 Section 12 1 Sums of two squares pp 297 301 Eisenbud David 1995 Commutative Algebra Graduate Texts in Mathematics 150 Berlin New York Springer Verlag Section 3 3 doi 10 1007 978 1 4612 5350 1 ISBN 978 0 387 94268 1 MR 1322960 Shafarevich Igor R 2013 Definition of Spec A displaystyle operatorname Spec A nbsp Basic Algebraic Geometry 2 Schemes and Complex Manifolds edisi ke 3rd Springer Heidelberg hlm 5 doi 10 1007 978 3 642 38010 5 ISBN 978 3 642 38009 9 MR 3100288 Neukirch Jurgen 1999 Algebraic Number Theory Grundlehren der Mathematischen Wissenschaften Fundamental Principles of Mathematical Sciences 322 Berlin Springer Verlag Section I 8 hal 50 doi 10 1007 978 3 662 03983 0 ISBN 978 3 540 65399 8 MR 1697859 Neukirch 1999 Bagian I 7 hal 38 Stevenhagen P Lenstra H W Jr 1996 Chebotarev and his density theorem The Mathematical Intelligencer 18 2 26 37 CiteSeerX 10 1 1 116 9409 nbsp doi 10 1007 BF03027290 MR 1395088 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hall Marshan 2018 The Theory of Groups Dover Books on Mathematics Courier Dover Publications ISBN 978 0 486 81690 6 Untuk teorema Sylow lihat hlm 43 Untuk teorema Lagrange lihat hlm 12 Untuk teorema Burnside lihat hlm 143 Pranala luar SuntingCari tahu mengenai Bilangan prima pada proyek proyek Wikimedia lainnya nbsp Definisi dan terjemahan dari Wiktionary nbsp Gambar dan media dari Commons nbsp Berita dari Wikinews nbsp Kutipan dari Wikiquote nbsp Teks sumber dari Wikisource nbsp Buku dari WikibukuHazewinkel Michiel ed 2001 1994 Prime number Encyclopedia of Mathematics Springer Science Business Media B V Kluwer Academic Publishers ISBN 978 1 55608 010 4 Caldwell Chris The Prime Pages di primes utm edu Prime Numbers di In Our Time di BBC Tambahan paket guru dan murid bilangan prima dari Plus majalah matematika online gratis yang diproduksi oleh Millennium Mathematics Project di University of Cambridge Generator dan kalkulator Sunting Kalkulator faktor prima bisa memfaktorkan bilangan bulat positif apa pun hingga 20 digit Tes primalitas Online Cepat dengan faktorisasi menggunakan Metode Kurva Elliptik hingga angka seribu digit memerlukan Java Basis data bilangan prima terbesar Bilangan Prima hingga 1 triliun Diarsipkan 2021 02 27 di Wayback Machine Templat Teori bilangan Templat Kelas pembagian Templat Kelas bilangan prima Templat Kelas bilangan asli Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bilangan prima amp oldid 24169064