www.wikidata.id-id.nina.az
Suku Aceh Aksara Jawoe اورڠ اچيه atau yang dalam bahasa Aceh yang ditulis dengan huruf latin dibaca Ureueng Aceh adalah nama sebuah suku penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Provinsi Aceh Indonesia Suku Aceh mayoritas beragama Islam 4 Suku Aceh mempunyai beberapa nama lain yaitu Lam Muri Lambri Akhir Achin Asji A tse dan Atse 5 6 Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Aceh yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu Polinesia Barat dan berkerabat dekat dengan bahasa Cham yang dipertuturkan di Vietnam dan Kamboja 4 7 Suku Aceh sesungguhnya merupakan keturunan berbagai suku kaum dan bangsa yang menetap di tanah Aceh Pengikat kesatuan budaya suku Aceh terutama ialah dalam bahasa agama dan adat khas Aceh Suku Aceh Ureueng Aceh اورڠ اچيهPara lelaki Aceh dalam kesenian Rapa i PaseDaerah dengan populasi signifikanIndonesia 3 404 000 2010 1 3 500 000 2015 2 Malaysia 640 000 3 BahasaAceh Indonesia MelayuAgamaIslam SunniKelompok etnik terkaitChampa Melayu GayoBerdasarkan perkiraan terkini jumlah suku Aceh mencapai 3 526 000 jiwa yang sebagian besar bertempat tinggal di Provinsi Aceh Indonesia Sedangkan menurut hasil olahan data sensus BPS 2010 oleh Aris Ananta dkk jumlah suku Aceh di Indonesia adalah sebanyak 3 404 000 jiwa 1 Selain di Indonesia terdapat pula minoritas diaspora yang cukup banyak di Malaysia 8 Singapura 9 Kamboja 10 Arab Saudi 11 Qatar 12 Australia 13 Kanada 14 Amerika Serikat 15 Jerman 16 Belanda dan juga pada negara negara Skandinavia 17 18 Suku Aceh pada masa pra modern hidup secara matrilokal dan komunal Mereka tinggal di permukiman yang disebut gampong Persekutuan dari gampong gampong membentuk mukim Masa keemasan budaya Aceh dimulai pada abad ke 16 seiring kejayaan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kemudian mencapai puncaknya pada abad ke 17 4 Suku Aceh pada umumnya dikenal sebagai pemegang teguh ajaran agama Islam dan juga sebagai pejuang Daftar isi 1 Asal keturunan 1 1 Asal Muasal Suku Di Aceh 1 2 India 1 3 Arab Persia dan Turki 1 4 Portugis 2 Budaya 2 1 Bahasa 2 2 Tarian 2 3 Makanan khas 3 Tokoh 4 Lihat pula 5 Referensi 5 1 Catatan kaki 5 2 Bacaan lanjutanAsal keturunan SuntingArtikel utama Sejarah AcehBukti bukti arkeologis terawal penghuni Aceh adalah dari masa pasca Plestosen di mana mereka tinggal di pantai timur Aceh daerah Langsa dan Tamiang dan menunjukkan ciri ciri Australomelanesid 19 Mereka terutama hidup dari hasil laut terutama berbagai jenis kerang serta hewan hewan darat seperti babi dan badak 20 Mereka sudah memakai api dan menguburkan mayat dengan upacara tertentu 20 Sebuah ilustrasi dari Portugis yang terdapat dalam buku Codice Casanatense tahun 1540 yang menggambarkan orang Aceh Inskripsi yang tertulis Orang orang yang mendiami pulau Sumatra yang dikenal sebagai Orang Aceh mereka adalah orang orang kafir sangat gemar perang yang bertempur dengan sumpit beracun dari pulau Sumatra ini dikenal hasil cendana kemenyan dan banyak emas dan perak sungguh pulau ini sangatlah kaya Selanjutnya terjadi perpindahan suku suku asli Mantir 21 dan Lhan proto Melayu serta suku suku Champa Melayu dan Minang deutro Melayu yang datang belakangan turut membentuk penduduk pribumi Aceh Bangsa asing terutama bangsa India selatan serta sebagian kecil bangsa Arab Persia Turki dan Portugis juga adalah komponen pembentuk suku Aceh Posisi strategis Aceh di bagian utara pulau Sumatra selama beribu tahun telah menjadi tempat persinggahan dan percampuran berbagai suku bangsa yaitu dalam jalur perdagangan laut dari Timur Tengah hingga ke Cina Asal Muasal Suku Di Aceh Sunting Legenda rakyat Aceh menyebutkan bahwa penduduk Aceh pertama berasal dari suku Mante amp Suku Lhan Suku Mante merupakan etnis lokal yang merupakan bagian dari Suku Alas amp Suku Karo sedangkan suku Lhan diduga masih berkerabat dengan suku Semang yang bermigrasi dari Semenanjung Malaya atau Hindia Belakang Champa Burma 22 Suku Mante pada mulanya mendiami wilayah Aceh Besar dan kemudian menyebar ke tempat tempat lainnya Ada pula dugaan secara etnologi tentang hubungan suku Mante dengan bangsa Funisia di Babilonia atau Dravida di lembah sungai Indus dan Gangga namun hal tersebut belum dapat ditetapkan oleh para ahli kepastiannya 23 Ketika Kerajaan Sriwijaya memasuki masa kemundurannya diperkirakan sekelompok suku Melayu mulai berpindah ke tanah Aceh 24 Di lembah sungai Tamiang yang subur mereka kemudian menetap dan selanjutnya dikenal dengan sebutan suku Tamiang 25 Setelah mereka ditaklukkan oleh Kerajaan Samudera Pasai 1330 mulailah integrasi mereka ke dalam masyarakat Aceh walau secara adat dan dialek tetap terdapat kedekatan dengan budaya Melayu Suku Minang yang bermigrasi ke Aceh banyak yang menetap di sekitar Meulaboh dan lembah Krueng Seunagan 26 Umumnya daerah subur ini mereka kelola sebagai persawahan basah dan kebun lada serta sebagian lagi juga berdagang 26 Penduduk campuran Aceh Minang ini banyak pula terdapat di wilayah bagian selatan yaitu di daerah sekitar Susoh Tapaktuan dan Labuhan Haji Mereka banyak yang sehari harinya berbicara baik dalam bahasa Aceh maupun bahasa Aneuk Jamee yaitu dialek khusus mereka sendiri Bendera Kesultanan Aceh Akibat politik ekspansi dan hubungan diplomatik Kesultanan Aceh Darussalam ke wilayah sekitarnya maka suku Aceh juga bercampur dengan suku suku Gayo Nias dan Kluet Pengikat kesatuan budaya suku Aceh yang berasal dari berbagai keturunan itu terutama ialah dalam bahasa Aceh agama Islam dan adat istiadat khas setempat sebagaimana yang dirumuskan oleh Sultan Iskandar Muda dalam undang undang Adat Makuta Alam 27 India Sunting Banyak pula terdapat keturunan bangsa India di tanah Aceh yang erat hubungannya dengan perdagangan dan penyebaran agama Hindu Buddha dan Islam 28 di tanah Aceh Bangsa India kebanyakan dari Tamil 29 dan Gujarat 30 yang keturunannya dapat ditemukan tersebar di seluruh Aceh Pengaruh bangsa India terlihat antara lain dari penampilan budaya dan fisik pada sebagian orang Aceh serta variasi makanan Aceh yang banyak menggunakan kari 31 Banyak pula nama nama desa yang diambil dari bahasa Hindi contoh Indra Puri yang mencerminkan warisan kebudayaan Hindu masa lalu Arab Persia dan Turki Sunting Sukee Lhee Reutōih ban aneu drang Sukee Ja Sandang jra haleuba Sukee Ja Batee na bachut bachut Sukee Imeum Peuet nyang gō gō dōnya Puisi lisan hadih maja dalam De Atjeher Snouck Hurgronje 32 Bangsa Arab yang datang ke Aceh banyak yang berasal dari Hadramaut Yaman Di antara para pendatang tersebut terdapat antara lain marga marga al Aydrus al Habsyi al Attas al Kathiri Badjubier Sungkar Bawazier dan lain lain yang semuanya merupakan marga marga bangsa Arab asal Yaman 33 Mereka datang sebagai ulama penyebar agama Islam dan sebagai perdagang 28 Daerah Seunagan misalnya hingga kini terkenal banyak memiliki ulama ulama keturunan sayyid yang oleh masyarakat setempat dihormati dengan sebutan Teungku Jetatau Habib 26 di Seunagan banyak keturunan dari ulama besar Al Qutb Wujud Habib Abdurrahim bin Sayid Abdul Qadir Al Qadiri Al Jailani yang dikenal dengan Habib Seunagan Demikian pula sebagian Sultan Aceh adalah juga keturunan sayyid 34 Keturunan mereka pada masa kini banyak yang sudah kawin campur dengan penduduk asli suku Aceh dan menghilangkan nama marganya Terdapat pula keturunan bangsa Persia yang umumnya datang untuk menyebarkan agama dan berdagang 28 sedangkan bangsa Turki umumnya diundang datang untuk menjadi ulama pedagang senjata pelatih prajurit dan serdadu perang kerajaan Aceh 35 36 Saat ini keturunan bangsa Persia dan Turki kebanyakan tersebar di wilayah Aceh Besar butuh rujukan Nama nama warisan Persia dan Turki masih tetap digunakan oleh orang Aceh untuk menamai anak anak mereka bahkan sebutan Banda dalam nama kota Banda Aceh juga adalah kata serapan dari bahasa Persia Bandar artinya pelabuhan Portugis Sunting Keturunan bangsa Portugis terutama terdapat di wilayah Kuala Daya Lam No pesisir barat Aceh 37 Pelaut pelaut Portugis di bawah pimpinan nakhoda Kapten Pinto yang berlayar hendak menuju Malaka sempat singgah dan berdagang di wilayah Lam No di mana sebagian di antara mereka lalu tinggal menetap di sana Sejarah mencatat peristiwa ini terjadi antara tahun 1492 1511 pada saat itu Lam No di bawah kekuasaan kerajaan kecil Lam No pimpinan Raja Meureuhom Daya Hingga saat ini masih dapat dilihat keturunan mereka yang masih memiliki profil wajah Eropa Budaya SuntingBahasa Sunting Artikel utama Bahasa Aceh Kabupaten Kota di Aceh yang mayoritas penduduknya berbahasa Aceh Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Aceh Chamik cabang dari rumpun bahasa Melayu Polinesia cabang dari rumpun bahasa Austronesia 38 Bahasa bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham Roglai Jarai Rhade Chru Utset dan bahasa bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamik yang dipertuturkan di Kamboja Vietnam dan Hainan 38 Adanya kata kata pinjaman dari bahasa bahasa Mon Khmer menunjukkan kemungkinan nenek moyang suku Aceh berdiam di Semenanjung Melayu atau Thailand selatan yang berbatasan dengan para penutur Mon Khmer sebelum bermigrasi ke Sumatra 39 Kosakata bahasa Aceh banyak diperkaya oleh serapan dari bahasa Sanskerta dan bahasa Arab yang terutama dalam bidang bidang agama hukum pemerintahan perang seni dan ilmu 40 Selama berabad abad bahasa Aceh juga banyak menyerap dari bahasa Melayu 40 Bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau adalah kerabat bahasa Aceh Chamik yang selanjutnya yaitu sama sama tergolong dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia Barat Rencong senjata tradisional orang Atjeh Sekelompok imigran berbahasa Chamik tersebut mulanya diduga hanya menguasai daerah yang kecil saja yaitu pelabuhan Banda Aceh di Aceh Besar 41 Marco Polo 1292 menyatakan bahwa di Aceh saat itu terdapat 8 kerajaan kerajaan kecil yang masing masing memiliki bahasanya sendiri 41 Perluasan kekuasaan terhadap kerajaan kerajaan pantai lainnya terutama Pedir atau Pidie Pasai dan Daya dan penyerapan penduduk secara perlahan selama 400 tahun akhirnya membuat bahasa penduduk Banda Aceh ini menjadi dominan di daerah pesisir Aceh 41 Para penutur bahasa asli lainnya kemudian juga terdesak ke pedalaman oleh para penutur berbahasa Aceh yang membuka perladangan 41 Dialek dialek bahasa Aceh yang terdapat di lembah Aceh Besar terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Tunong untuk dialek dialek di dataran tinggi dan Baroh untuk dialek dialek dataran rendah 40 Banyaknya dialek yang terdapat di Aceh Besar dan Daya menunjukkan lebih lamanya wilayah wilayah tersebut dihuni daripada wilayah wilayah lainnya 40 Di wilayah Pidie juga terdapat cukup banyak dialek walaupun tidak sebanyak di Aceh Besar atau Daya 40 Dialek dialek di sebelah timur Pidie dan di selatan Daya lebih homogen sehingga dihubungkan dengan migrasi yang datang kemudian seiring dengan peluasan kekuasaan Kerajaan Aceh pasca tahun 1500 40 Pemerintah daerah Aceh antara lain melalui SK Gubernur No 430 543 1986 dan Perda No 2 tahun 1990 membentuk Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh LAKA dengan mandat membina pengembangan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat dan lembaga adat di Aceh 42 Secara tidak langsung lembaga ini turut menjaga lestarinya bahasa Aceh karena pada setiap kegiatan adat dan budaya penyampaian kegiatan kegiatan tersebut adalah dalam bahasa Aceh 42 Demikian pula bahasa Aceh umum digunakan dalam berbagai urusan sehari hari yang diselenggarakan oleh instansi instansi pemerintahan di Aceh 42 Tarian Sunting Tari Seudati di Samalanga Bireuen 1907 Tarian tradisional Aceh menggambarkan warisan adat agama dan cerita rakyat setempat 43 Tari tarian Aceh umumnya dibawakan secara berkelompok di mana sekelompok penari berasal dari jenis kelamin yang sama dan posisi menarikannya ada yang berdiri maupun duduk 44 Bila dilihat dari musik pengiringnya tari tarian tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu yang diiringi dengan vokal dan perkusi tubuh penarinya sendiri serta yang diiringi dengan ensambel alat musik 44 Tari Seudati Tari Rateb Meuseukat Tari Likok Pulo Tari Laweut Tari Pho Tari Ratoh Duek Tari Tarek Pukat Tari Rabbani Wahed Tari Ranup lam Puan Tari Rapa i Geleng Makanan khas Sunting Artikel utama Daftar makanan Aceh Mie Aceh Masakan Aceh terkenal banyak menggunakan kombinasi rempah rempah sebagaimana yang biasa terdapat pada masakan India dan Arab yaitu jahe merica ketumbar jintan cengkih kayu manis kapulaga dan adas 45 Berbagai macam makanan Aceh dimasak dengan bumbu gulai atau bumbu kari serta santan yang umumnya dikombinasikan dengan daging seperti daging kerbau sapi kambing ikan dan ayam 46 Beberapa resep tertentu secara tradisional ada yang memakai ganja sebagai bumbu racikan penyedap hal mana juga ditemui pada beberapa masakan Asia Tenggara lainnya seperti misalnya di Laos 47 namun kini bahan tersebut sudah tidak lagi dipakai 48 Makanan Ayam Tangkap Nasi Guri Eungkot Paya Kuwah Eungkot Yee Kuah Beulangong Kanji Rumbi Keumamah Kuwah Pliek U Martabak Aceh Masam Keu eueng Mie Aceh Sambai Asam Udeueng Sate Matang Sie Reuboh Mie Caluk Sop Sumsum Kudapan Timphan Keukarah Meuseukat Kanji Rumbi Pulot Rujak Aceh Adee BhoiTokoh SuntingArtikel utama Daftar tokoh Aceh Sultan Iskandar Muda sultan Aceh terbesar Teungku Chik Di Tiro mujahid besar penghidup kembali perjuangan Aceh melawan Belanda Tuanku Hasyim Banta Muda panglima besar angkatan perang Aceh melawan Belanda Teuku Umar pahlawan melawan Belanda Cut Nyak Dhien pahlawan perempuan melawan Belanda Cut Nyak Meutia pahlawan perempuan melawan Belanda Teungku Fakinah ulama perempuan dan pahlawan Aceh melawan Belanda Daud Beureu eh pemimpin gerakan DI TII Aceh Teuku Mohammad Hasan gubernur Sumatra pertama Teuku Nyak Arief gubernur pertama Aceh Hasan Tiro pendiri Gerakan Aceh Merdeka Ismail al Asyi ulama besar Aceh Teuku Jacob bapak paleoantropologi Indonesia Teuku Markam pejuang kemerdekaan pengusaha dan penyumbang 38 kg emas Monas Ibrahim Alfian sejarawan dan mantan dekan Fakultas Sastra UGM P Ramlee artis legenda Malaysia Tan Sri Sanusi Juned mantan menteri Malaysia Surya Paloh Pengusaha dan Politikus Laksamana Malahayati Laksamana Perang Wanita Pertama di Dunia Sultan Malikussaleh Sultan Kerajaan Islam Pertama di Nusantara Tun Sri Lanang penyusun Sulalatus Salatin Sayid Muhammad Yasin Lihat pula SuntingAcehReferensi SuntingCatatan kaki Sunting a b Changing Ethnic Composition Indonesia 2000 2010 halaman 14 Acehnese in Indonesia c 2016 Joshua Project Diakses pada 8 Juli 2016 Dinamika Yarmen Warga Aceh di Malaysia Capai 640 Ribu Orang 25 Ribu di Antaranya Sudah Punya Kedai Tribunnews com Diakses tanggal 2022 05 14 a b c Minahan 2012 Hidayah Zulyani 2015 Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia hlm 3 ISBN 978 979 461 929 2 Project Joshua Abui Barue in Indonesia Diakses tanggal 2016 11 19 Graf Schroter amp Wieringa 2010 hlm 159 Haslinda binti Haji Hasan Sejarah Migrasi Penduduk Acheh ke Kedah Dalam konteks hubungan Kedah Acheh Bakri 2013 12 18 Mutia binti Malik Saya akan Menjaga Ayah Tribunnews com Diakses tanggal 2018 07 24 https www acehtrend com news ada aceh di kamboja index html Jejak Aceh di Tanah Arab kliksatu co id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 07 24 Diakses tanggal 2018 07 24 Azhari Dubes puji peran warga Aceh di Qatar ANTARA News Diakses tanggal 2019 11 23 Mengenal Masyarakat aceh di Australia Aceh Malaysia Vancouver Settlement Among Acehnese Refugees Five Years On pranala nonaktif permanen Acehnese in New York PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2012 02 19 Diakses tanggal 2010 02 21 Bakri 2017 02 15 Teuku Marc Jadi Anggota Parlemen di Jerman Tribunnews com Diakses tanggal 2018 07 24 Tanjung Eka 2005 06 05 Masyarakat Aceh di Skandinavia Ranesi nl dalam bahasa Indonesia Hak Cipta Radio Nederland Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 12 11 Diakses tanggal 2011 02 07 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Making Noise The Politics of Aceh and East Timor in the Diaspora PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2014 08 12 Diakses tanggal 2010 02 21 Poesponegoro amp Notosusanto 2008 hlm 147 a b Poesponegoro amp Notosusanto 2008 hlm 148 Ion amp Errington 1993 hlm 61 Alamsyah 2008 hlm 201 M Zainuddin 1961 Tarich Atjeh dan Nusantara Medan Pustaka Iskandar Muda Usman Abdul Rani 2003 Sejarah peradaban Aceh suatu analisis interaksionis integrasi dan konflik Yayasan Obor Indonesia ISBN 9789794614280 hlm 40 Suny Ismail 1980 Bunga rampai tentang Aceh Bhratara Karya Aksara hlm 146 a b c Kuhnt Saptodewo Grabowsky amp Grossheim 1997 hlm 183 Suku Aceh RomaDecade 2019 04 16 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 01 26 Diakses tanggal 2019 11 23 a b c Graf Schroter amp Wieringa 2010 hlm 182 Reid 2006 hlm 25 30 Reid 2006 hlm 30 59 Graf Schroter amp Wieringa 2010 hlm 183 Hurgronje 1984 hlm 57 Adan Hasanuddin Yusuf 2006 Politik dan tamaddun Aceh Adnin Foundation Aceh ISBN 9789792594805 Hlm 4 Hurgronje 1984 hlm 47 48 Graf Schroter amp Wieringa 2010 hlm 26 43 Reid 2006 hlm 56 57 Muammar Fikire Muhajir Abdul Aziz Telusur Jejak Turunan Portugis di Aceh Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 11 26 Diakses tanggal 18 September 2020 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link a b Tyron 1995 hlm 407 408 Tyron 1995 hlm 408 409 a b c d e f Tyron 1995 hlm 410 a b c d Reid 2006 hlm 8 a b c Bahasa Nusanta Suatu Pemetaan Awal 1999 Rosidi Ajip ed Pagelaran Bahasa Nusantara 1999 Program Pemetaan Bahasa bahasa Nusantara hlm 67 68 Diakses 9 Juni 2014 Geografi budaya Daerah Istimewa Aceh Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1977 hlm 58 a b Kartomi 2012 hlm 288 291 Brissenden Rosemary 2007 Southeast Asian Food Classic and Modern Dishes from Indonesia Malaysia Singapore Thailand Laos Cambodia and Vietnam Tuttle Publishing ISBN 9780794604882 hlm 69 Witton Patrick 2002 World Food Indonesia Lonely Planet ISBN 9781740590099 hlm 163 Davidson Alan 2002 The Penguin Companion to Food Penguin Reference ISBN 9780142001639 hlm 452 Ahmad Arif Budi Suwarna Aryo Wisanggeni Gentong 2 April 2013 Asdhiana I Made ed Inilah Rahasia Kelezatan Kari Aceh Kompas com Kompas Diakses tanggal 16 Juni 2014 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Bacaan lanjutan Sunting Alamsyah 2008 Ensiklopedi Aceh Adat Bahasa Geografi Kesenian Sejarah Badan Rehabilitasi amp Rekonstruksi Satker Pemulihan dan Pengembangan Bidang Agama Sosial dan Budaya Darrell T Tryon ed 1995 Comparative Austronesian Dictionary An Introduction to Austronesian Studies Part 1 Berlin Walter de Gruyter ISBN 9783110127294 Graf Arndt Schroter Susanne Wieringa Edwin 2010 Aceh History Politics and Culture 9 Santa Barbara California Institute of Southeast Asian ISBN 9789814279123 Hurgronje C Snouck 1984 The Achehnese 1 Leiden Brill Archive Ion A Hamish Errington Elizabeth Jane 1993 Great Powers and Little Wars The Limits of Power Greenwood Publishing Group ISBN 9780275939656 Kartomi Margaret J 2012 Musical Journeys in Sumatra University of Illinois Press ISBN 9780252036712 Kuhnt Saptodewo Sri Grabowsky Volker Grossheim Martin 1997 Nationalism and Cultural Revival in Southeast Asia Perspectives from the Centre and the Region Wiesbaden Otto Harrassowitz Verlag ISBN 9783447039581 Minahan James B 2012 Ethnic Groups of South Asia and the Pacific An Encyclopedia An Encyclopedia Santa Barbara California ABC CLIO LLC ISBN 978 1 59884 660 7 Poesponegoro Marwati Djoened Notosusanto Nugroho 2008 Sejarah nasional Indonesia Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan kerajaan Islam di Indonesia 1 Jakarta Balai Pustaka ISBN 9789794074077 diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 14 diakses tanggal 2014 06 12 Poesponegoro Marwati Djoened Notosusanto Nugroho 2008 Sejarah nasional Indonesia Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan kerajaan Islam di Indonesia 3 Jakarta Balai Pustaka ISBN 9789794074091 diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 06 02 diakses tanggal 2014 06 02 Reid Anthony 2006 Verandah of Violence The Background to the Aceh Problem Singapore NUS Press ISBN 9789971693312 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Aceh amp oldid 23671580