www.wikidata.id-id.nina.az
Gayo adalah salah satu suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku Gayo yang mendiami provinsi Aceh mencapai 336 856 jiwa 1 Wilayah tradisional suku Gayo meliputi Kabupaten Aceh Tengah Kabupaten Bener Meriah Kabupaten Gayo Lues dan beberapa sebarannya di Kabupaten Aceh Tenggara Urang GayoSekelompok orang Gayo di Takengon tahun 1922Daerah dengan populasi signifikanAceh Tengah Bener Meriah Gayo LuesBahasaGayoAgamaMayoritas IslamKelompok etnik terkaitAlas Kluet Batak Singkil Devayan Nias Enggano Aceh Daftar isi 1 Bahasa 2 Marga 3 Sejarah 3 1 Dinasti Lingga 4 Kehidupan sosial 5 Seni budaya 6 Seni dan tarian 7 Makanan khas 8 Galeri 9 Sumber 10 Bacaan lanjutanBahasa SuntingArtikel utama Bahasa Gayo Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa sehari hari oleh masyarakat Gayo Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang disebut Northwest Sumatra Barrier Islands dari rumpun bahasa Austronesia Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut mempengaruhi variasi dialek tersebut Bahasa Gayo yang ada di Lokop sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul Gayo Lut Linge dan Gayo Lues Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul di Aceh Tamiang sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatra Utara Kemudian Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh bahasa Alas karena interaksi yang lebih banyak dengan masyarakat Alas Dialek pada suku Gayo menurut M J Melalatoa dialek Gayo Lut terdiri dari subdialek Gayo Lut dan Deret sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub subdialek Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari subdialek Gayo Lues Gayo Alas Gayo Serbejadi Subdialek Serbejadi sendiri meliputi sub subdialek Serbejadi Lokop dan Kalul 1981 53 Sementara Baihaqi Ak dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi Gayo Lut Deret Gayo Lues Gayo Alas Gayo Lokop Serbejadi dan Gayo Kalul Namun demikian dialek Gayo Lues Gayo Alas Gayo Lut Gayo Lukup Serbejadi Gayo Kalul dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang di sana dinamakan dialek Bukit dan Cik 1981 1 Dalam bahasa Gayo memanggil seseorang dengan panggilan yang berbeda untuk menunjukan tata krama sopan santun dan rasa hormat Pemakaian ko dan kam yang keduanya berarti kamu Anda Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan atau lebih tua kepada yang lebih muda Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko Bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya Marga Sunting Pacuan kuda tradisional Gayo Walaupun sebagian besar masyarakat Gayo tidak mencantumkan nama marganya tetapi sebagian kecil masih ada yang menabalkan atau mencantumkan nama marga marganya terutama yang bermukim di wilayah Bebesen Sebenarnya marga itu hanya untuk mengetahui asal garis keturunan individu itu sendiri makanya di suku gayo marga tidak terlalu di pentingkan Berikut daftar marga marga pada suku Gayo Marga Uken Bukit Bukit Eweh Bukit Lah Jongok Gunung KalaMarga Toa Ariga Cibero Melala Munte TebeMarga lain lain Alga Linge Gading Uning Reje Guru LotSejarah SuntingPada abad ke 11 Kerajaan Linge didirikan oleh orang orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesen dan dari Zainuddin yaitu dari raja raja Kejurun Bukit yang kedua duanya pernah berkuasa sebagai raja pada era kolonial Belanda Raja Linge I disebutkan mempunyai 4 orang anak Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru yang lain Sebayak Lingga Ali Syah Meurah Johan Johan Syah dan Meurah Lingga Malamsyah Sebayak Lingga kemudian merantau ke Tanah Karo dan membuka negeri di sana Ia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau Kerajaan Lamuri Ini berarti Kerajaan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge Gayo yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge Aceh Tengah Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk Penyebab migrasi tidak diketahui Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Linge lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege Sehingga membuat anak anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara 2 Dinasti Lingga Sunting Adi Genali Raja Linge I di Gayo Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo Menjadi Raja Karo Raja Meurah Johan pendiri Kesultanan Lamuri Meurah Silu anak dari Meurah Sinabung pendiri Kesultanan Samudera Pasai dan Raja Linge II alias Marah Lingga di Gayo Raja Lingga III XII di Gayo Raja Lingga XIII menjadi Amir al Harb Kesultanan Aceh Pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau pulau Lingga yang kedaulatannya mencakup Riau Indonesia Temasek Singapura dan sedikit wilayah Malaysia Raja raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi Pada era Belanda kembali diangkat raja rajanya tetapi hanya dua era Raja Sendi Sibayak Lingga pilihan Belanda Raja Kalilong Sibayak LinggaKehidupan sosial Sunting Rumah tradisional masyarakat Gayo Pitu Ruang Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman yang dipimpin oleh mukim Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat terdiri dari reje raja petue petua imem imam dan rayat rakyat Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan dengan unsur unsur kepemimpinan terdiri atas gecik wakil gecik imem dan cerdik pandai yang mewakili rakyat Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah klan Anggota anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang masih saling mengenal dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal juelen atau matrilokal angkap Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine keluarga inti Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang sehingga disebut sara umah Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah klan Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan mata pencaharian bertani di sawah dan beternak dengan adat istiadat mata pencaharian yang rumit Selain itu ada penduduk yang berkebun menangkap ikan dan meramu hasil hutan Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik menganyam dan menenun Kini mata pencaharian yang dominan adalah berkebun terutama tanaman kopi gayo Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas Kerajianan ini menjadi salah satu sumber perekonomian masayarakat suku Gayo Banyak wisatawan yang berkunjung ke gayo dan menjadikan kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat Gayo sebagai oleh oleh mereka ketika berkunjung Seni budaya Sunting Kuburan tradisional masyarakat Gayo Motif tradisional Gayo Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang Bentuk kesenian Gayo yang terkenal antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut Didong Selain untuk hiburan dan rekreasi bentuk bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual pendidikan penerangan sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines tari Guel tari Munalu Sebuku Pepongoten seni meratap dalam bentuk prosa guru didong dan melengkan seni berpidato berdasarkan adat Dalam seluruh segi kehidupan orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban disiplin kesetiakawanan gotong royong dan rajin mutentu Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri mukemel Nilai nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam bidang ekonomi kesenian kekerabatan dan pendidikan Sumber dari nilai nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo Seni dan tarian SuntingBeberapa seni dan tarian Gayo di antaranya adalah Didong Didong Niet Tari saman Tari bines Tari guel Tari munalu Tari sining Tari turun ku aih aunen Tari resam berume Tuah Kukur Melengkanu Didong Tari Saman Tari Guel Makanan khas SuntingBeberapa makanan khas Gayo di antaranya adalah Masam jaeng Pulut bekuah Cecah agur Cecah terong Apam Pengat Gegaloh Lepat petukel GutelGaleri Sunting Orang Gayo Urang Gayo Danau Laut Tawar di Kabupaten Aceh Tengah Sumber Sunting Aris Ananta Evi Nurvidya Arifin M Sairi Hasbullah Nur Budi Handayani dan Agus Pramono 2015 Demography of Indonesia s Ethnicity Institute of Southeast Asian Studies dan BPS Statistics Indonesia hlm 120 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link M Junus Djamil 1959 Gajah Putih Lembaga Kebudayaan Atjeh KutarajaBacaan lanjutan SuntingBowen John Richard 1991 Sumatran Politics and Poetics Gayo History 1900 1989 New Haven Yale University Press Bowen John Richard 1993 Return to Sender A Muslim Discourse of Sorcery in a Relatively Egalitarian Society the Gayo of Nothern Sumatra in C W Watson and Roy Ellen Eds Understanding Witchcraft and Sorcery in Southeast Asia Honolulu Hawaii University of Hawaii Press Bowen John Richard 1993 Muslims Through Discourse Religion and Ritual in Gayo Society Princeton N J Princeton University Press SNOUCK HURGRONJE C Het Gajoland en zijne bewoners Ibrahim Mahmud 2007 Mujahid Dataran Tinggi Gayo Yayasan Maqamammahmuda Wiradyana Ketut dan Setiawan Taufiqurrahman 2011 Gayo Merangkai Identitas Gudang Penerbit Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Gayo amp oldid 23997859